sianosis.docx

6
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sianosis adalah warna kebiru-biruan pada kulit dan selaput lendir yang terjadi akibat peningkatan jumlah absolut Hb tereduksi (Hb yang tak berikatan dengan O 2 ). Sianosis dapat tanda insufisien pernapasan, meskipun bukan merupakan tanda yang dapat diandalkan. Ada dua jenis sianosis: sianosis sentral dan sianosis periper. Sianosis sentral disebabkan oleh insufisiensi oksigenasi Hb dalam paru, dan paling mudah diketahui pada wajah, bibir, cuping telinga, serta bagian bawah lidah. Sianosis biasanya tak diketahui sebelum jumlah absolut Hb tereduksi mencapai 5 g per 100ml atau lebih pada seseorang dengan konsentrasi Hb yang normal (saturasi oksigen [SaO 2 ] kurang dari 90%). Jumlah normal Hb tereduksi dalam jaringan kapiler adalah 2,5 g per 100ml. Pada orang dengan konsentrasi Hb yang normal, sianosis akan pertama kali terdeteksi pada SaO 2 kira-kira 75% dan PaO 2 50 mm Hg atau kurang. Penderita anemia (konsentrasi Hb rendah) mungkin tak pernah mengalami sianosis walaupun mereka menderita hipoksia jaringan yang berat karena jumlah absolut Hb tereduksi kemungkinan tidak dapat mencapai 5 g per 100ml. Sebaliknya, orang yang menderita polisitemia (konsentrasi Hb yang tinggi) dengan mudah mempunyai kadar Hb tereduksi 5 g per 100ml walaupun hanya mengalami hipoksia yang ringan sekali. Faktor-faktor

description

good

Transcript of sianosis.docx

Page 1: sianosis.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Sianosis adalah warna kebiru-biruan pada kulit dan selaput lendir yang terjadi akibat

peningkatan jumlah absolut Hb tereduksi (Hb yang tak berikatan dengan O2). Sianosis

dapat tanda insufisien pernapasan, meskipun bukan merupakan tanda yang dapat

diandalkan. Ada dua jenis sianosis: sianosis sentral dan sianosis periper. Sianosis sentral

disebabkan oleh insufisiensi oksigenasi Hb dalam paru, dan paling mudah diketahui pada

wajah, bibir, cuping telinga, serta bagian bawah lidah. Sianosis biasanya tak diketahui

sebelum jumlah absolut Hb tereduksi mencapai 5 g per 100ml atau lebih pada seseorang

dengan konsentrasi Hb yang normal (saturasi oksigen [SaO2] kurang dari 90%). Jumlah

normal Hb tereduksi dalam jaringan kapiler adalah 2,5 g per 100ml. Pada orang dengan

konsentrasi Hb yang normal, sianosis akan pertama kali terdeteksi pada SaO2 kira-kira

75% dan PaO2 50 mm Hg atau kurang. Penderita anemia (konsentrasi Hb rendah)

mungkin tak pernah mengalami sianosis walaupun mereka menderita hipoksia jaringan

yang berat karena jumlah absolut Hb tereduksi kemungkinan tidak dapat mencapai 5 g

per 100ml. Sebaliknya, orang yang menderita polisitemia (konsentrasi Hb yang tinggi)

dengan mudah mempunyai kadar Hb tereduksi 5 g per 100ml walaupun hanya

mengalami hipoksia yang ringan sekali. Faktor-faktor lain yang menyulitkan pengenalan

sianosis adalah variasi ketebalan kulit, pigmentasi dan kondisi penerangan. (Sylvia,

2005)

Selain sianosis yang disebabkan oleh insufisiensi pernapasan (sianosis sentral), akan

terjadi sianosis perifer bila aliran darah banyak berkurang sehingga sangat menurunkan

saturasi darah vena, dan akan menyebabkan suatu daerah menjadi biru. Sianosis perifer

dapat terjadi akibat insufisiensi jantung, sumbatan pada aliran darah, atau vasokonstriksi

pembuluh darah akibat suhu yang dingin. (Sylvia, 2005)

Sejumlah kecil methemoglobin atau sulfhemoglobin dalam sirkulasi dapat

menimbulkan sianosis, walaupun jarang terjadi. Ada banyak hal yang mengakibatkan

sianosis (dan sianosis sulit dikenali) sehingga sianosis merupakan petunjuk insufisiensi

paru yang tidak dapat diandalkan. (Sylvia, 2005)

Page 2: sianosis.docx

1.2 Tujuan dan Manfaat

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diambil beberapa tujuan dan manfaat yang

sesuai dengan topik yang akan dibahas. Tujuan dan manfaat yang didapat diantaranya :

1.2.1 Tujuan Umum :

Untuk mengetahui tentang sianosis

1.2.2 Tujuan Khusus :

Untuk menjelaskan tentang sianosis itu sendiri, macam-macam sianosis dan

mekanisme patofisiologi serta struktur yang terlibat, penegakan diagnosis penyakit

yang menimbulkan sianosis, penatalaksanaan secara komprehensif dan

komplikasinya.

1.2.3 Manfaat :

Memberikan wawasan kepada pembaca, mahasiswa dan penulis setelah

mempelajari referat ini mahasiswa, pembaca dan penulis lebih memahami.

Page 3: sianosis.docx

BAB II

PEMBAHASAN

I. Penegakan Diagnosis

Sianosis adalah deskripsi klinis dan mengacu pada adanya warna biru pada bibir,

lidah (sentral), atau jari tangan (perifer). Sianosis sentral hampir selalu disebabkan

oleh adanya penurunan hemoglobin tereduksi dalam kapiler. Biasanya lebih dari 3

g/dL sebelum sianosis semia berat bisa timbul tanpa sianosis.

Lihat pasien (sianosis) ini seringkali sulit untuk mengatakan ada tidaknya

sianosis. Perbandingan warna lidah atau bantalan kuku pasien dengan bantalan kuku

Anda sendiri (dianggap normal) bisa membantu jika kedua tangan hangat.

Lihat lidah pasien. Jika terlihat sianotik, maka sianosis tersebut bersifat sentral

dan sekunder akibat:

Bronkitis kronis dan emfisema, seringkali disertai kor pulmonal.

Penyakit jantung kongenital (sianosis bisa hanya timbul setelah aktivitas fisik).

Polisitemia; atau

Emboli paru masif.

Pada sianosis sentral selalu terdapat sianosis di perifer.

Jika lidah tidak mengalami sianosis namun jari-jari tangan, jari kaki, atau cuping

telinga sianosis, maka sianosis tersebut bersifat perifer:

Fisiologi timbul akibat udara dingin; dan

Patologis pada penyakit vaskular perifer (bagian yang mengalami sianosis terasa

dingin).

NB kegagalan ventrikel kiri bisa menyebabkan sianosis yang sebagian sentral

(pulmonal) dan sebagian perifer (sirkulasi perifer buruk).

Penyebab sianosis yang jarang, yang tidak disebabkan oleh meningkatnya

hemoglobin tereduksi dalam sirkulasi, adalah adanya methemoglobin (dan/atau

sulfhemoglobin). Pasien relatif sehat dan tidak selalu sesak. Methemoglobinemia

Page 4: sianosis.docx

biasanya timbul akibat penggunaan jenis obat tertentu, misalnya sulfonamid,

primakuin (suatu kuinolin 8-amino), atau nitrit.

Sianosis merupakan tanda yang tak bisa diandalkan untuk menentukan derajat

hipoksemia. (Rubenstein, 2007)

Keluhan biru-biru pada bibir, selaput lendir mulut dan ujung-ujung jari mengarah

ke penyakit saluran pernapasan atau penyakit jantung bawaan sianotik. Sianosis yang

jelas tanpa gejala pernapasan lebih mengarah ke penyakit jantung, sedangkan bila

disertai gejala pernapasan mungkin disebabkan penyakit paru atau penyakit jantung.

Perlu ditanyakan bilakah sianosis timbul, dan apakah berhubungan dengan aktivitas

fisis anak (setelah minum, menetek, atau lari-lari). Perlu diingat bahwa sianosis

derajat ringan seringkali tidak disadari oleh orang tua pasien. (FKUI, 1991)

Pada penyakit jantung bawaan sianotik, sianosis tidak selalu tampak sejak masa

neonatus. Hanya sebagian kecil yang sudah tampak biru pada hari-hari pertama,

sebagian besar biru baru tampak setelah pasien berumar beberapa minggu, beberapa

bulan, bahkan kadang-kadang setelah pasien berumur lebih dari 1 tahun. Perlu

ditanyakan apakah ada penurunan toleransi latihan, apakah pasien jongkok setelah

berjalan beberapa puluh meter (squatting), yang sering terjadi pada penderita tetralogi

Fallot yang sudah bisa berjalan. Penderita penyakit jantung bawaan sianotik,

khususnya tetralogi Fallot, juga sering mengalami serangan sianotik (cyanotic spells).

Serangan ini biasanya terjadi pada pagi hari setelah bangun tidur, atau setelah

melakukan aktivitas fisis. Gejala yang khas ialah pasien menjadi lebih biru daripada

biasanya, dengan takipne serta hiperpne, tampak lemah, kadang-kadang dapat disertai

kejang, koma, bahkan dapat meninggal. (FKUI, 1991)

Gejala lain yang perlu ditelusuri ialah apakah ada kelumpuhan, penurunan

kesadaran, rasa sakit kepala yang hebat serta kejang-kejang. (FKUI, 1991)