short story
-
Upload
abenq-yya-abenx -
Category
Education
-
view
96 -
download
1
Transcript of short story
First Love Karya Herlina Zna
Aku mengenalnya semenjak aku berusia 5 tahun, tapi mulainya rasa itu ada ketika aku duduk di
kelas 4 SD, semenjak itu aku merasa aneh, karena usiaku juga masih terbilang kanak2. Entah apa
yang aku rasa saat itu, aku tak mengerti apa yang sedang terjadi kala itu, aku seperti orang yang
tak tentu arah.
Saat aku sadari ternyata aku mulai suka, ya aku suka untuk yang pertama kali pada seseorang.
Namun aku tak mampu melakukan apa yang ingin aku lakukan. Aku hanya mengaguminya dari
kejauhan, aku hanya mampu melihat senyumnya dari sini dari tempatku duduk kala itu. Aku
melihatnya tertawa dan melihat bermain bola di lapangan itu, apa lagi saat kita bermain dan
kejar2an. Aku sungguh suka... Laki laki yang aku pandang terlihat tampan dengan gayanya yg
khas dan aku suka itu. Matanya sangat indah, rambutnya yang agak kriting menambah getaran
dalam dada ini. Huuuuh aku suka dia, benar-benar suka dia...
Rasa ini semakin hari semakin dalam. Setiap hari yang aku ingin hanya memandang wajahnya.
Suatu hari aku melihat tatapan matanya, tatapan mata yang sangat sejuk. Yang mampu membuat
jantung ini berdegup lebih cepat. Dan akhirnya aku mulai bisa dekat dgn dia, karena saat itu aku
dukuk 1 bangku dengannya,1 minggu itu. sangat menyenangkan, aku merasa sangat bahagia.
Hingga suatu hari, apa yang aku takutkan terjadi, dia pergi. Pergi tanpa pesan terakhir. Kini,
hanya ada aku dan kenangan itu. Aku hanya mampu mengingatnya, mengingat semua
senyumnya dan tatapan indah itu. Aku berjalan gontai sambil meneteskan air mata, air mata
kehilangan. Dia, takkan pernah tau betapa sakitnya aku saat itu, saat dia pergi dariku. Aku tak
mampu berkata apapun, aku hanya menangis dalam diam, menyesali semuanya. Aku mencoba
tegar, aku mencoba terus untuk menutup luka ini, luka yang kau beri. Aku mencoba bahagia dgn
apa yg aku milikki saat itu. Aku mencoba bertahan dgn senyumanku.
"Yaa Allah, jaga dia selama dia jauh dari sisiku". Dan saat itu aku mulai sadar, inilah cinta
pertamaku. Di dalam penantianku, ada seorang pria datang dgn membawa sejuta cinta. Aku
masih ingin diam, dan diam menunggu cintaku kembali dalam pelukku. Namun kehadirannya
membuat aku tertawa seperti dulu, tetapi sungguh dalam hati ini masih ada nama cinta
pertamaku. Aku hanya mampu tertawa sesaat saja, setelah itu kembali menangis dalam diamku,
dalam penantianku. Untuk sementara waktu, sakitku terobati oleh kehadirannya di dalam sepiku.
Namun hanya sementara dan setelah itu kami berpisah.
Tahun pun telah berganti namun cintaku tak pernah kembali. Aku tetap menunggu, menunggu
dalam ketidakpastian ini. Sampai suatu hari, aku tau dia sudah tak sendiri lagi, dia mempunyai
seorang kekasih. Aku hancuuuur saat itu. Aku harus melihat cinta pertamaku bersama wanitanya
itu. Aku menangis sejadi-jadinya :’( Aku terus menangis dalam diamku, aku tak mampu lagi
tersenyum saat itu. Rasanya hatiku sangat sakit saat itu, hatiku ada 1 dan akhirnya hancur
berkeping-keping. "Yaa Allah , mengapa ini terjadi padaku??" Aku menutupi rapuhnya hatiku
dgn caraku sendiri. Dan aku mencoba berpaling tapi selalu saja gagal.
Akhirnya aku menemukan seorang pria, yang sangat aku harapkan bisa menggantikan dia.
Namun ternyata aku salah, semua yg aku usahakan gagal. Entah apa yg aku rasakan saat itu, Aku
galau... Aku kecewa... Aku harus rela DIA bersama wanitanya. Namun aku tak sekuat yang aku
kira, aku berharap aku mampu namun ternyata aku tak mampu. Aku terlalu rapuh untuk itu..
Namun aku tak putus asa, aku terus menunggunya dan aku hanya menangis dalam diamku. Aku
berdoa, suatu hari nanti DIA bisa mengerti rasaku ini A.
Setelah tahun berganti.. ALLAH mendengar doaku, aku kembali bisa dekat dengan cinta
pertamaku itu. Ahhh, senangnya aku ini :D Lama-kelamaan aku semakin dekat dengan dia. Tak
ku sangka sekarang dia membawa perempuan barunya lagi, :( untuk yang kedua kalinya hatiku
benar-benar patah. Tapi ini adalah KENYATAAN. yang harus aku terima. dan 1 minggu setelah
itu, aku mengundurkan diri atas penantianku, walaupun dia tak merespon atau membalas kata-
kata ku, tapi aku tau, mungkin dia bisa bahagia hanya bersama perempuannya yang Dia pilih.
Perjuanganku selama 9 tahun ini HANYA sia2 atau TIDAK sia2, aku pun tidak tau. yang pasti
aku takan bisa untuk melupakan dia, aku akan menyimpanya di kotak bernama hati, hingga suatu
saat semoga dia yang dapat membukanya lagi.
Terima kasih ya Allah :* karena engkau telah memperkenankanku mencintai seseorang .. I will
be loved you, until the end of time my Boy A
Melati Cerpen Romantis karya Ani Anadi
"Mas kesini bentar nak"
"Iya ma" Kata dimas sambil duduk disamping mama nya
"Umur kamu sekarang berapa mas" Tanya mama nya lagi
"Bulan ini masuk dua lapan, Emang kenapa ma"???
"Mas" Kata papa nya sambil memgang pundak dimas,
"Papa dan mama mu ini udah tua, Dan kita juga udah pengen menimang cucu" Kata papa nya,
Dimas langsung tau arah pembicaraan papa dan mama nya, Mereka berdua mengingin kan diri
nya cepet cepet menikah,
"Dimas belom siap untuk menikah ma, pa" Kata dimas sambil memandang ke arah mama dan
papa nya,
"Kamu tunggu apa lagi mas, Kamu kan udah punya jabatan di kantor, Untuk memenuhi
kebutuhan seorang istri mama pasti udah cukup"
"Ma, Pa, Kalau dimas udah siap dimas pasti akan menikah kok, Udah ya ma pa, Dimas capek
mau tidur" Kata dimas sambil berdiri dan berjalan ke kamar nya,
Dimas langsung membanting kan tubuh nya dikasur, Udah empat kali ini papa dan mama nya
menyuruh nya untuk menikah, tapi semenjak diri putus sama ririn tujuh bulan yang lalu, Baru
dua minggu ini dimas seket lagi sama melati temen kantor nya, Dan hubungan mereka juga baru
berumur jagung, Masa udah mau ngajakin kawin, Ntar pasti di pikir melati diri nya udah kebelet
banget pengen kawin, Tapi enak juga kali ya kalau udah menikah, Semua kebutuhan nya udah
ada yang nyiapin, Dimas tersenyum kecil dengan lamunan nya sendiri, hingga ia tidur dengan
pulas nya,,
"Melati" Kata dimas pagi itu,
"Iya" Kata melati sambil menghentikan langkah nya dan menoleh ke arah dimas,
" Ntar malem kamu ada acara nggak"???
"Nggak ada,, Kenapa"???
"Aku ajak kamu makan malem mau nggak"
"Mau ngajakin ngedet nich" Kata melati sambil tersenyum,
"Gmana mau nggak" Kata dimas sambil membalas senyuman melati,
"Iya mau"
"Yaudah sampe nanti malem ya" Kata dimas sambil masuk ke ruangan nya,
Malam itu dimas dateng kerumah melati, Dan mengajak nya keluar setelah sebelum nya pamit
sama orang tua melati,
"Emang kita mau makan malem dimana"
"Kamu tenang aja aku udah mempersiap kan tempat nya kok"
Dimas pun langsung mempersilah kan melati duduk saat mereka udah sampai ditempat nya,
"Wah tempat nya bagus banget" Kata melati memuji, Ruangan yang dipenuhi tirai berwarna
putih, Dan dimeja makan nya ditemani lilin yang membuat suasana di tempat itu terasa damai,
Dimas pun langsung berlutut disamping melati dan memberikan seikat melati putih,
"Melati mau kah kamu jadi pacar ku"
Melati diam nggak percaya kalau dimas melakukan semua itu hanya untuk mendapat kan simpati
dari nya,
"Kalau kamu mau, Kamu ambil melati ini dan kemudian kamu cium, Tapi kalau kamu nggak
mau, Kamu ambil melati ini dan kemudian kamu buang"
Melati memandang dimas, Melati bener bener nggak nyangka terhadap apa yang di laku kan
dimas, Dimas melakukan semua ini hanya untuk mengungkap kan perasaan nya kalau dimas
suka sama melati,
Melati pun langsung mengambil bunga itu dan langsung mencium nya,
"Aku mau jadi pacar kamu" Kata melati dengan senyum yang menghiasi bibir nya,
***
Malam ini dimas bisa tidur dengan tenang,
Dan hari hari nya kini pun dilalui nya dengan senyum yang indah,
"Melati aku seneng banget bisa memiliki kamu" Kat dimas malem itu sambil memberikan
segelas aiskrim,
"Aku juga seneng"
"Mas, Makasih ya aiskrim nya, Kamu tau kalau strowbery adalah buah kesukaan ku"
Dimas hanya tersenyum mendengar ucapan melati
"Apaan nich" Kata melati saat ia memasuk kan sesuap aiskrim ke dalam mulut nya,
"Cincin" Kata melati sambil memandang dimas, Nggak percaya kalau di dalam aiskrim itu ada
cincin nya,
Dimas pun mengambil cincin itu dari tangan melati dan memakai kan nya di jari melati,
"Melati mau kah kamu jadi istri ku" Kata dimas sambil tetap memegang tangan melati,
Melati bener bener merasa tersanjung terhadap semua yang di lakukan dimas, Dengan mata yang
mulai berkaca kaca melati mengangguk kan kepala nya, Sungguh sesuatu nggak pernah
terbayang kan sebelum nya, Melati mendapat lamaran dengan cara yang sangat special, Dan
mereka pun berpelukan dengan gembira..
"Mas, Ksini pap mau ngomong sama kamu" Kata papa nya dimas malam itu,
"Kenapa pa" Kata dimas sambil duduk disampin mama nya,
"Papa akan menjodoh kan kamu sama anak temen nya pap"
"Apa"!!!! Kata dimas dengan kenceng, nggak percaya kalau diri nya akan di jodoh kan sama
orang tua nya,
"Kamu pasyi suka kok mas, Anak baik, Sopan, Dan mama harap kali ini kamu nggak akan
menolak nya"
"Tapi ma, pa, Dimas udah punya pacar"
"Mas, Mama sama papa kali ini mohon banget sama kamu" Kata mam nya dengan serius
"Tapi ma" kata dimas nggak menerus kan kata kata nya, Karna di lihat nya wajah mama dan
papa nya yang memelas, Dimas menarik nafas panjang dan masuk ke kamar nya dengan gontai,
Dimas bener bener-bener bingung apa yang harus ia lakukan, Satu sisi dia nggak mau khilangan
melati, Dan di sisi lain nya dia nggak mau melihat mama dan papa nya kecewa,
"Mas bangun, Ayo mandi dan berpakaian yang rapi" Kata mama nya membangun kan dimas,
"Eeeh" Dimas menggeliat kan badan nya, Dan bangun,
"Kenapa si ma, Ini kan hari minggu, Dimas masih ngantuk" Kata dimas mulai membaringkan
tubuh nya lagi,
"Papa sama temen nya pap udah menunggu kamu di bawah",
"Hah"!!!! Dimas kaget, Baru aja dia bangun pagi itu udah di kaget kan dengan berita yang di
sampai kan mama nya,
"Udah sana mandi dan pake pakaian yang rapi terus turun kebawah",
Dengan perasaan yang berat dimas pun mulai melaksanakan perintah mama nya, Dengan wajah
yang murung dimas pun turun kebawah,
"Melati" kata dimas saat dia udah turun kebawah, Wajah nya yang murung pun langsung
berubah menjadi ceria,
Dimas bener-bener nggak nyangka kalau orang yang akan di jodoh kan sama diri nya ada lah
melati, ternyata bener apa kata mama nya kalau dia akan suka dengan perempuan yang akan di
jodoh kan sama diri nya.....
***
Selesai
Sahabatku Kekasihku
Betapa enak menjadi orang kaya. Semua serba ada. Segala keinginan terpenuhi. Karena semua
tersedia. Seperti Iwan. Ia anak konglomerat. Berangkat dan pulang sekolah selalu diantar mobil
mewah dengan supir pribadi.
Meskipun demikian ia tidaklah sombong. Juga sikap orang tuanya. Mereka sangat ramah.
Mereka tidak pilih-pilih dalam soal bergaul. Seperti pada kawan kawan Iwan yang datang ke
rumahnya. Mereka menyambut seolah keluarga. Sehingga kawan-kawan banyak yang betah
kalau main di rumah Iwan.
Iwan sebenarnya mempunyai sahabat setia. Namanya Momon. Rumahnya masih satu kelurahan
dengan rumah Iwan. Hanya beda RT. Namun, sudah hampir dua minggu Momon tidak main ke
rumah Iwan.
“Ke mana, ya,Ma, Momon. Lama tidak muncul. Biasanya tiap hari ia tidak pernah absen. Selalu
datang.”
“Mungkin sakit!” jawab Mama.
“Ih, iya, siapa tahu, ya, Ma? Kalau begitu nanti sore aku ingin menengoknya!” katanya
bersemangat
Sudah tiga kali pintu rumah Momon diketuk Iwan. Tapi lama tak ada yang membuka. Kemudian
Iwan menanyakan ke tetangga sebelah rumah Momon. Iamendapat keterangan bahwa momon
sudah dua minggu ikut orang tuanya pulang ke desa. Menurut kabar, bapak Momon di-PHK dari
pekerjaannya. Rencananya mereka akan menjadi petani saja. Meskipun akhirnya mengorbankan
kepentingan Momon. Terpaksa Momon tidak bisa melanjutkan sekolah lagi.
“Oh, kasihan Momon,” ucapnya dalam hati,
Di rumah Iwan tampak melamun. Ia memikirkan nasib sahabatnya itu. Setiap pulang sekolah ia
selalu murung.
“Ada apa, Wan? Kamu seperti tampak lesu. Tidak seperti biasa. Kalau pulang sekolah selalu
tegar dan ceria!” Papa menegur
“Momon, Pa.”
“Memangnya kenapa dengan sahabatmu itu. Sakitkah ia?” Iwan menggeleng.
“Lantas!” Papa penasaran ingin tahu.
“Momon sekarang sudah pindah rumah. Kata tetangganya ia ikut orang tuanya pulang ke desa.
Kabarnya bapaknya di-PHK. Mereka katanya ingin menjadi petani saja”.
Papa menatap wajah Iwan tampak tertegun seperti kurang percaya dengan omongan Iwan.
“Kalau Papa tidak percaya, Tanya, deh, ke Pak RT atau ke tetangga sebelah!” ujarnya.
“Lalu apa rencana kamu?”
“Aku harap Papa bisa menolong Momon!”
“Maksudmu?”
“Saya ingin Momon bisa berkumpul kembali dengan aku!” Iwan memohon dengan agak
mendesak.
“Baiklah kalau begitu. Tapi, kamu harus mencari alamat Momon di desa itu!” kata Papa.
Dua hari kemudian Iwan baru berhasil memperoleh alamat rumah Momon di desa. Ia merasa
senang. Ini karena berkat pertolongan pemilik rumah yang pernah dikontrak keluarga Momon.
Kemudian Iwan bersama Papa datang ke rumah Momon di wilayah Kadipaten. Namun lokasi
rumahnya masih masuk ke dalam. Bisa di tempuh dengan jalan kaki dua kilometer. Kedatangan
kami disambut orang tua Momon dan Momon sendiri. Betapa gembira hati Momon ketika
bertemu dengan Iwan. Mereka berpelukan cukup lama untuk melepas rasa rindu. Semula Momon
agak kaget dengan kedatangan Iwan secara mendadak. Soalnya ia tidak memberi tahu lebih dulu
kalau Iwan inginberkunjung ke rumah Momon di desa.
“Sorry, ya, Wan. Aku tak sempat memberi tahu kamu!”
“Ah, tidak apa-apa. Yang penting aku merasa gembira. Karena kita bisa berjumpa kembali!”
Setelah omong-omong cukup lama, Papa menjelaskan tujuan kedatangannya kepada orang tua
Momon. Ternyata orang tua Momon tidak keberatan, dan menyerahkan segala keputusan kepada
Momon sendiri.
“Begini, Mon, kedatangan kami kemari, ingin mengajak kamu agar mau ikut kami ke Bandung.
Kami menganggap kamu itu sudah seperti keluarga kami sendiri. Gimana Mon, apakah kamu
mau?” Tanya Papa.
“Soal sekolah kamu,” lanjut Papa, “kamu tak usah khawatir. Segala biaya pendidikan kamu saya
yang akan menanggung.”
“Baiklah kalau memang Bapak dan Iwan menghendaki demikian, saya bersedia. Saya
mengucapkan banyak terima kasih atas kebaikan Bapak yang mau membantu saya.”
Kemudian Iwan bangkit dari tempat duduk lalu mendekat memeluk Momon. Tampak mata Iwan
berkaca-kaca. Karena merasa bahagia.Akhirnya mereka dapat berkumpul kembali. Ternyata
mereka adalah sahabat sejati yang tak terpisahkan. Kini Momon tinggal di rumah Iwan.
Sementara orang tuanya tetap di desa. Selain mengerjakan sawah, mereka juga merawat nenek
Momon yang sudah tua.
Sahabat Sejati
Ketika seorang sahabat sejati bertanya kepada sahabatnya, “apakah aku pernah melakukan salah
padamu?“.
Sahabatnya akan menjawab, “ya, tapi aku sudah melupakan kesalahanmu“.
Ketika seorang sahabat sejati berbalik bertanya kepada sahabatnya, “apakah aku pernah bersalah
padamu?“.
Sahabatnya akan menjawab, “ya, tapi aku sudah lupa akan hal itu“.
Ketika seorang bertanya, “Apa yang telah kau lakukan untuk sahabatmu?“
Seorang sahabat akan menjawab, “Aku tidak tahu.” sebab seorang sahabat tidak pernah meminta
imbalan dari apa yang telah di perbuatnya dengan tulus.
Ketika seorang sahabat sejati memarahi sahabatnya, dan sahabatnya bertanya, “mengapa kamu
memarahiku?“
Sahabatnya akan menjawab, “demi kebaikanmu“.
Ketika seseorang bertanya, “apakah alasanmu menjadi sahabatnya?“
Ia akan menjawab, “tidak tahu“. Sebab sahabat yang sejati tidak pernah memanfaatkan, tidak
pernah memandang kelemahan dan kelebihan.
Ketika kau jatuh, ia akan berusaha menopangkan tangannya supaya kau tidak tergeletak.
Ketika kau bersuka, ia akan berada disisimu dan turut merasakan kebahagiaanmu.
Ketika kau berduka, ia akan berada disampingmu, meskipun ia tidak tahu bagaimana cara
menghiburmu. Tetap mendengarkanmu, mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulutmu,
meskipun kau hanya mengaduh dan meskipun ia tidak tahu bagaimana solusi masalahmu.
Ketika kau mengatakan cita – citamu, ia akan mendukung dan berdoa untukmu.
Ketika ia bersuka, kau juga akan bersuka karenanya.
Ketika ia berduka, kau yang ada di sampingnya.
Sahabat adalah memberi tanpa ada maksud di belakangnya, bukan hanya menerima.
Sahabat tidak pernah membungkus racun dengan permen manis.
Persahabatan tidak diukur oleh berapa lamanya waktu, tetapi berapa besar arti ‘persahabatan’ itu
sendiri.
Persahabatan tidak diukur oleh materi, tetapi berapa besar pengorbanan.
Persahabatan tidak diukur dari kesuksesan yang di peroleh, tetapi dari berapa besar dukungan
yang di berikan.
Ia dapat menyayangimu, bahkan lebih dari dirinya sendiri.
Persahabatan tidak pernah mulus. Tetapi yang membuat indah adalah ketika mereka berhasil
menjalaninya bersama, meskipun harus melalui pertumpahan air mata.
Hal yang paling membuat sahabatmu sedih adalah ketika kamu, sebagai seorang sahabat,
membohonginya dengan alasan apapun. Sebab ia sangat percaya padamu.
Hanya satu yang sahabatmu minta kepadamu : supaya ia menjadi bagian hidupmu.
Persahabatan Terbaik
Acara televisi sore ini tak satupun membuat aku tertarik. Kalau sudah begini aku bingung entah
apa yang harus aku lakukan. Tio bersama Sany kekasihnya, sahabatku Ricky entah kemana?
Mall, bioskop ataupun perpustakaan, bukan tempat yang aku suka, apalagi mesti pergi sendirian.
mmm…Pantai.
Ya pantai. kayaknya hanya pantailah, tempat yang mampu membuat aku merasa damai dan tak
aneh jika aku pergi sendirian.
Kuambil jaket, lalu kusamber kunci dan pergi menuju garasi. Kukendarai mobil mama yang
nganggur di sana. Papa dan mama lagi keluar kota, jadi aku bisa keluar dan mengendari
mobilnya dengan leluasa.
Terik panas masih menyengat, walaupun waktu sudah menjelang sore. Namun tak membuat
manusia-manusia di Ibukota berhenti beraktivitas meskipun di bawah terik matahari yang
mampu membakar kulit. Jalan-jalan macet seperti biasanya. Dipenuhi mobil dari merek ternama
ataupun yang sudah tak layak dikendarai.
Lalu di depan kulihat pemandangan lain lagi. Pedagang kaki lima duduk lesu menunggu
pelangannya.
Krisis yang melanda membuat banyak orang hati-hati melakukan pengeluaran, bahkan untuk
membeli jajan pasar.Walaupun tak seorang yang menghampirinya, namun dia tetap semangat
menyapa orang-orang yang lewat dan akhirnya ada juga satu pembeli yang menuju arahnya.
Sekilas kulihat orang itu kok mirip sekali dengan Ricky. Kugosok-gosok mataku, menyakinkan
pandanganku. Kutepikan mobilku, lalu aku berhenti di tepi jalan itu. Dengan setengah berlari,
aku mengejar sosok itu.
Ah…kendaraan sore ini banyak sekali, sehingga membuat aku kesulitan untuk menyeberang
jalan ini. Tapi akhirnya terkejar juga, dengan nafas tersengal-sengal, kujamah bahunya.
“Ky!” seruku tiba-tiba, sehingga membuatnya terkejut.
“Anda siapa?” tanya Ricky pura-pura tak mengenalku.
“Ky. Sekalipun kamu jadi gembel , aku akan tetap menggenalmu.” jelasku mendenggus kesal.
“Sudahlah, Sophia, jangan membuat aku terluka lagi.” tukasnya begitu sinis seraya beranjak
pergi.
“Ky…Ky…knapa kamu tak pernah mau mendengarkan penjelasanku!” teriakku sekeras-
kerasnya. Namun bayangan Ricky semakin menjauh dan akhirnya tak kelihatan.
-----
Ricky, Tio dan aku adalah sahabat karib dari kecil. Setelah tumbuh besar, aku tetap
mengganggap Ricky adalah sahabat terbaikku, tapi Ricky punya rasa berbeda dari persahabatan
kami. Yang aku cintai adalah Tio. Ini yang membuat Ricky menjauhiku. Tapi yang Tio cintai
bukan aku, tapi Sany, teman sekelasnya.
Cinta, sulit di tebak kapan dan di mana berlabuh!
Banyak orang tak bisa terima, jika cintanya ditolak, tapi bukankah cinta tak mungkin dipaksa?
Tak mendapatkan cinta Tio, tak membuatku menjauh darinya, tapi aku akan tetap menjadi
sahabat baiknya. Walaupun ada sedikit rasa tidak puas, kadang rasa cemburu menganggu hati
kecilku, saat kutahu untuk pertama kali, orang yang Tio cintai adalah orang lain.
Aku harus bisa menerima keputusannya , walaupun terasa berat . Bukankah, kebahagian kita
adalah melihat orang yang kita cintai hidup berbahagia, baik bersama kita atau tidak?
Tapi tidak dengan Ricky, dia lebih memilih, meninggalkanku, mengakhiri persahabatan manis
kami. Pergi dan aku tak pernah tahu kabarnya. Tapi apapun yang terjadi, aku akan selalu
berharap suatu saat kami akan dipertemukan lagi.
Karena bagiku, cinta dan persahabatan adalah dua ikatan yang sama. Ikatan yang tak satupun
membuat aku bisa memilih satu diantaranya.
-----
Sudah seminggu, setiap hari, aku datang kepersimpangan ini. Berharap bisa melihat sosok Ricky
lewat disekitar sini lagi. Tapi, Ricky hilang bagai ditelan bumi. Aku hampir putus asa.
Aku sudah capek menunggu, akhirnya aku bangun dan ingin beranjak pergi. Knapa tiba-tiba,
indera keenamku, memberiku insting, kalau Ricky ada di sekitarku.
Kubalikan kepala, kulihat sosok Ricky setengah berlari menyeberang jalan di belakang posisiku.
Aku berlari menggejar sosok itu. Kuikuti dia dari belakang. Aku pingin tahu dimana dia berada
sekarang.
Akhirnya kulihat Ricky, masuk ke sebuah gang kecil, kuikuti terus , sampai akhirnya dia masuk
ke sebuah rumah yang sangat sederhana.
“Knapa Ricky lebih memilih hidup disini, daripada di rumah megah orangtuanya?”
”Knapa dia, tinggalkan kehidupannya, yang didambakan banyak orang?”
”Knapa semua ini dia lakukan?”
“Knapa?”
Banyak pertanyaan yang tiba-tiba muncul di kepalaku.
Setelah dia masuk kurang lebih 10 menit, aku masih berdiri terpaku dalam lamunanku, dengan
pertanyaan-pertanyan yang jawabanya ada pada Ricky. Aku dikejutkan suara seekor anak anjing
jalanan, yang tiba-tiba menggonggong.
Aku memberanikan diri memencet bel di depan rumahnya itu.
“Siapa?” terdengar suara dari balik pintu.
Aku diam, tak memberi jawaban. Setelah beberapa saat aku lihat Ricky pelan-pelan membuka
pintu. Nampak keterkejutannya saat melihatku, berada di depannya.
“Ky…boleh aku masuk?” tanyaku hati-hati.
“Maukah kamu memberikan sahabatmu ini, segelas air putih.” ujarku lagi.
Tanpa bicara, Ricky mengisyaratkan tangannya mempersilahkan aku masuk. Aku masuk
keruangan tamu. Aku terpana, kulihat rumah yang tertata rapi. Rumah kecil dan sederhana ini
ditatanya begitu rapi, begitu nyaman. Kulihat serangkai bunga matahari plastik terpajang di sudut
ruangan itu.
“Ricky, kamu tak pernah lupa, aku adalah penggagum bunga -bunga matahari.” gumanku.
Dan sebuah akuarium yang di penuhi ikan berwarna-warni, rumput-rumput dari plastik dan
karang-karang di dalamnya. Ricky tahu betul aku penggagum keindahan pantai dan laut.
Walaupun hal-hal ini dulunya, setahuku, kamu tak menyukainya. Kulihat juga banyak foto
persahabatan kami yang di bingkainya dalam bingkai kayu yang sangat indah, terpajang di
dinding ruang tamu ini.
Bulir-bulir air mataku, perlahan-lahan mulai tak mampu aku bendung. Aku benar-benar terharu
dengan semua yang Ricky lakukan. Begitu besar cinta Ricky buatku. Kupeluk dia, yang aku
sendiri tak tahu, apakah pelukan ini adalah pelukkan seorang sahabat ataupun sudah berubah
menjadi pelukan yang berbeda?
Ricky kaget, namun akhirnya dia membalas pelukanku, dan memelukku lebih erat lagi , seakan-
akan ingin menumpahkan segala rindu yang sudah hampir tak terbendung dalam hatinya.
Kami menghabiskan sore ini dengan berbagi cerita, pengalaman kami masing-masing selama
perpisahan yang hampir 2 tahun lamanya dan akhirnya Ricky mengajakku makan, ke sebuah
restoran kecil yang sering dikunjunginya seorang diri, di dekat rumahnya. Terdengar alunan
tembang-tembang romatis , suasana hening, membuat kami terbuai dalam hangatnya suasana
malam itu.
---------
Sekarang Ricky sudah tahu, Tio sudah bersama Sany. Kami sekarang menjadi 4 sekawan. Sany
juga telah menjadi anggota genk kami.
Ternyata setelah aku mengenalnya lebih lama, Sany adalah sosok yang sangat baik hati,
menyenangkan, ramah dan peduli dengan sahabat. Ah…menyesal aku tak mengenalinya lebih
dalam sejak dulu.
“Ky , biarlah semua berjalan apa adanya, mungkin cinta akan pelan-pelan muncul dari hatiku.”
ujarku suatu hari, saat Ricky mengungkit masalah ini lagi.
“Oke, aku akan selalu menunggumu. Sampai kapapun. Karena tak akan ada seorangpun yang
mampu membuatku jatuh cinta . Hanya kamu yang mampu membuat aku damai, tenang dan
bahagia.” jelasnya panjang lebar
Sekarang aku memiliki tiga orang sahabat baik. Tak akan ada lagi hari-hariku yang kulalui
dengan kesendirian, kesepian dan kerinduan.
Hampir setiap akhir pekan, kami menghabiskan waktu bersama, ke pantai, ke puncak ataupun
hanya sekedar berkaroke di rumah sederhana Ricky. Hidup dengan tali persahabatan yang
hangat, membuat hidup semakin berarti dan lebih bahagia.
-----
Waktu berjalan begitu cepat. Tiga tahun sudah berlalu. Kebaikan-kebaikan Ricky mampu
membuat aku merasa butuh dan suka akan keberadaannya di sampingku. Rasa itu pelan-pelan
tumbuh tanpa kusadari dalam hatiku.
Aku jatuh hati padanya setelah melalui banyak peristiwa. Cinta datang, dalam dan dengan
kebersamaan.
Apalagi dengan sikap dan perbuatan yang ditunjukannya. Membuat aku merasa, tak akan ada
cinta laki-laki lain yang sedalam cinta Riky.