Shobana

4
SHOBANA AN AUGUSTIN 04111401101 ANALISIS MASALAH : 1) Patogenesis kasus Pada bentuk palpebral, jaringan epitel membesar pada beberapa area dan menular ke area lainnya. Kadangkala, eosinofil (warna kemerahan) tampak kuat di antara sel-sel jaringan epitel. Perubahan yang menonjol dan parah terjadi pada substansi propria (jaringan urat). Pada tahap awal jaringan terinfiltrasi dengan limfosit, sel plasma, eosinofil, dan basofil. Sejalan dengan perkembangan penyakit, semakin banyak sel yang berakumulasi dan kolagen baru terbentuk, sehingga menghasilkan bongkol-bongkol besar pada jaringan yang timbul dari lempeng tarsal. Terkait dengan perubahan-perubahan tersebut adalah adanya pembentukan pembuluh darah baru dalam jumlah yang banyak. Peningkatan jumlah kolagen berlangsung cepat dan menyolok. 6 Pada bentuk limbal terdapat perubahan yang sama, yaitu: perkembangbiakan jaringan ikat, peningkatan jumlah kolagen, dan infiltrasi sel plasma, limfosit, eosinofil dan basofil ke dalam stroma. Penggunaan jaringan yang dilapisi plastik yang ditampilkan melalui mikroskopi cahaya dan elektron dapat memungkinkan beberapa observasi tambahan. Basofil sebagai ciri tetap dari penyakit ini, tampak dalam jaringan epitel sebagaimana juga pada substansi propria. Walaupun sebagian besar sel merupakan komponen normal dari substansi propia, namun tidak terdapat jaringan epitel konjungtiva normal. 6 Walaupun karakteristik klinis dan patologi konjungtivitis vernal telah digambarkan secara luas, namun

description

hfgjhfjhjdtjk

Transcript of Shobana

Page 1: Shobana

SHOBANA AN AUGUSTIN04111401101

ANALISIS MASALAH :1) Patogenesis kasus

Pada bentuk palpebral, jaringan epitel membesar pada beberapa area dan menular ke

area lainnya. Kadangkala, eosinofil (warna kemerahan) tampak kuat di antara sel-sel

jaringan epitel. Perubahan yang menonjol dan parah terjadi pada substansi propria

(jaringan urat). Pada tahap awal jaringan terinfiltrasi dengan limfosit, sel plasma,

eosinofil, dan basofil. Sejalan dengan perkembangan penyakit, semakin banyak sel yang

berakumulasi dan kolagen baru terbentuk, sehingga menghasilkan bongkol-bongkol

besar pada jaringan yang timbul dari lempeng tarsal. Terkait dengan perubahan-

perubahan tersebut adalah adanya pembentukan pembuluh darah baru dalam jumlah

yang banyak. Peningkatan jumlah kolagen berlangsung cepat dan menyolok.6

Pada bentuk limbal terdapat perubahan yang sama, yaitu: perkembangbiakan

jaringan ikat, peningkatan jumlah kolagen, dan infiltrasi sel plasma, limfosit, eosinofil

dan basofil ke dalam stroma. Penggunaan jaringan yang dilapisi plastik yang

ditampilkan melalui mikroskopi cahaya dan elektron dapat memungkinkan beberapa

observasi tambahan. Basofil sebagai ciri tetap dari penyakit ini, tampak dalam jaringan

epitel sebagaimana juga pada substansi propria. Walaupun sebagian besar sel

merupakan komponen normal dari substansi propia, namun tidak terdapat jaringan

epitel konjungtiva normal.6

Walaupun karakteristik klinis dan patologi konjungtivitis vernal telah

digambarkan secara luas, namun patogenesis spesifik masih belum dikenali.

2) DDDiagnosis banding :

Konjuntivitis alergika musimanKeratokonjungtivitis alergikaKonjuntivitis atopikKonjuntivitis virus

3) PenatalaksanaanKarena konjungtivitis vernalis adalah penyakit yang sembuh sendiri, perlu diingat bahwa

medikasi yang dipakai terhadap gejala hanya memberi hasil jangka pendek, berbahaya jika dipakai

jangka panjang.(2)

Opsi perawatan konjungtivitis vernalis berdasarkan luasnya symptom yang muncul dan

durasinya. Opsi perawatan konjungtivitis vernalis yaitu :

1. Tindakan Umum

Page 2: Shobana

Dalam hal ini mencakup tindakan-tindakan konsultatif yang membantu mengurangi keluhan

pasien berdasarkan informasi hasil anamnesis. Beberapa tindakan tersebut antara lain:

- Menghindari tindakan menggosok-gosok mata dengan tangan atau jari tangan, karena

telah terbukti dapat merangsang pembebasan mekanis dari mediator-mediator sel mast.

Di samping itu, juga untuk mencegah superinfeksi yang pada akhirnya berpotensi ikut

menunjang terjadinya glaukoma sekunder dan katarak.

- Pemakaian mesin pendingin ruangan berfilter;

- Menghindari daerah berangin kencang yang biasanya juga membawa serbuksari;

- Menggunakan kaca mata berpenutup total untuk mengurangi kontak dengan alergen di

udara terbuka. Pemakaian lensa kontak justru harus dihindari karena lensa kontak akan

membantu retensi allergen;

- Kompres dingin di daerah mata;

- Pengganti air mata (artifisial). Selain bermanfaat untuk cuci mata juga berfungsi

protektif karena membantu menghalau allergen;

- Memindahkan pasien ke daerah beriklim dingin yang sering juga disebut sebagai

climato-therapy.

2. Terapi topikal

- Untuk menghilangkan sekresi mucus, dapat digunakan irigasi saline steril dan mukolitik

seperti asetil sistein 10%–20% tetes mata. Dosisnya tergantung pada kuantitas eksudat

serta beratnya gejala. Dalam hal ini, larutan 10% lebih dapat ditoleransi daripada larutan

20%. Larutan alkalin seperti 1-2% sodium karbonat monohidrat dapat membantu

melarutkan atau mengencerkan musin, sekalipun tidak efektif sepenuhnya.

- dekongestan

- antihistamin

- NSAID (Non-Steroid Anti-Inflamasi Drugs)

- Untuk konjungtivitis vernalis yang berat, bisa diberikan steroid topikal prednisolone

fosfat 1%, 6-8 kali sehari selama satu minggu. Kemudian dilanjutkan dengan reduksi

dosis sampai ke dosis terendah yang dibutuhkan oleh pasien tersebut. Bila sudah

terdapat ulkus kornea maka kombinasi antibiotik steroid terbukti sangat efektif.

- Antihistamin

Page 3: Shobana

- antibakteri

- Siklosporin

- Stabilisator sel mast seperti Sodium kromolin 4% dan Lodoksamid 0,l%.

3. Terapi Sistemik

- Pada kasus yang lebih parah, bisa juga digunakan steroid sistemik seperti prednisolone

asetat, prednisolone fosfat, atau deksamethason fosfat 2–3 tablet 4 kali sehari selama 1–2

minggu. Satu hal yang perlu diingat dalam kaitan dengan pemakaian preparat steroid

adalah “gunakan dosis serendah mungkin dan sesingkat mungkin”.

- Antihistamin, baik lokal maupun sistemik, dapat dipertimbangkan sebagai pilihan lain,

karena kemampuannya untuk mengurangi rasa gatal yang dialami pasien. Apabila

dikombinasi dengan vasokonstriktor, dapat memberikan kontrol yang memadai pada

kasus yang ringan atau memungkinkan reduksi dosis.

4. Tindakan Bedah

- Berbagai terapi pembedahan, krioterapi, dan diatermi pada papil raksasa konjungtiva

tarsal kini sudah ditinggalkan mengingat banyaknya efek samping dan terbukti tidak

efektif, karena dalam waktu dekat akan tumbuh lagi.