SHIGELLOSIS.doc

18
SHIGELLOSIS Shigellosis adalah penyakit bakteri akut yang menyerang usus besar dan bagian distal usus halus ditandai dengan diare disertai demam, nausea dan kadang-kadang toksemia, muntah, kram dan tenesmus. (1) Pada kasus-kasus yang khas kotoran mengandung darah dan lendir (disenteri) sebagai akibat adanya ulcerasi pada mukosa usus, terbentuknya koloni kripte mikroabses yang konfluen disebabkan oleh invasi organisme, tetapi kebanyakan kasus datang dengan diare cair. Konvulsi mungkin merupakan kompliksi yang sering terjadi pada anak-anak. Bakteriemia jarang terjadi. Ada juga kasus ringan dan tanpa gejala. Penyakit akan sembuh dengan sendirinya rata-rata setelah 4 – 7 hari. Berat ringannya penyakit dan “case fatality rate” merupakan fungsi dari inang (umur dan status gizi dari inang) serta sero tipe dari Shigella. Shigella dysenteriae 1 (Shiga bacillus) sering menyebabkan penyakit serius dan komplikasi berat seperti toksix megakolon dan sindroma

Transcript of SHIGELLOSIS.doc

Page 1: SHIGELLOSIS.doc

SHIGELLOSIS

Shigellosis adalah penyakit bakteri akut yang menyerang usus besar dan

bagian distal usus halus ditandai dengan diare disertai demam, nausea dan

kadang-kadang toksemia, muntah, kram dan tenesmus. (1)

Pada kasus-kasus yang khas kotoran mengandung darah dan lendir

(disenteri) sebagai akibat adanya ulcerasi pada mukosa usus, terbentuknya koloni

kripte mikroabses yang konfluen disebabkan oleh invasi organisme, tetapi

kebanyakan kasus datang dengan diare cair. Konvulsi mungkin merupakan

kompliksi yang sering terjadi pada anak-anak. Bakteriemia jarang terjadi. Ada

juga kasus ringan dan tanpa gejala. Penyakit akan sembuh dengan sendirinya rata-

rata setelah 4 – 7 hari. Berat ringannya penyakit dan “case fatality rate”

merupakan fungsi dari inang (umur dan status gizi dari inang) serta sero tipe dari

Shigella. Shigella dysenteriae 1 (Shiga bacillus) sering menyebabkan penyakit

serius dan komplikasi berat seperti toksix megakolon dan sindroma uremia

hemolitik; angka kematian rata-rata dari kasus berat mencapai 20% dari kasus

yang dirawat dirumah sakit tahun belakangan ini. Sebaliknya banyak infeksi oleh

S. Sonnei menimbulkan penyakit dengan gejala klinik yang pendek dan hampair

tidak dan kematian kecuali pada orang dengan masalah kekebalan tubuh. Strain

tertentu dari S. flexnery dapat menyebabkan Reactive arthropathy (sindroma

Reiter) khususnya pada orang yang secara genetis mempunyai antigen HLA-B27.

(1,3,4)

Penyebab

Page 2: SHIGELLOSIS.doc

Penyebab penyakit adalah genus Shigella yang terdiri dari 4 spesies atau

sero grup: grup A, S. Dysenteriae; group B, S. flexneri; group C, S. boydii; group

D, S.sonnei.

Grup A, B, C dan D selanjutnya dibagi dalam 12, 14 dan 18 serotipe dan sub tipe,

masing-masing ditulis dengan bilangan arab dan huruf kecil (contoh S. flexneri

2a). Sebaliknya S. sonei terdiri dari hanya satu sero tipe. Tingkat virulensi spesifik

dari plasmid sangat menentukan tingkat kemampuan invasif dari Shigella. Dosis

yang diperlukan untuk menimbulkan kesakitan pada manusia cukup rendah yaitu

10 – 100 bakteri, dibuktikan melalui percobaan pada sukarelawan. (1,5)

Bakteri penyebab diare Shigella terjadi melalui salah sau mekanisme yang

berhubungan dengan pengaturan transport ion dalam sel-sel usus. (4)

Patogenesis

Patogenesis terjadinya diare oleh shigella spp. ialah disebabkan oleh

kemampuan shigella mengadakan invasi ke epitel sel mukosa usus, berkembang

biak di daerah invasi tersebut serta mengeluarkan eksotoksin yang selain

merangsang terjadinya perubahan system enzim di dalam sel mukosa usus halus

( adenil siklase) juga mempunyai sifat sitotoksik. daer ah yang sering diserang

adalah daerah ileum terminalis dan usus besar, akibat dari invasi bakeri ini terjadi

infiltrasi sel-sel polimorfonuklear dan menyebabkan matinya sel-sel epitel

tersebut, sehingga terjadilah tukak-tukak kecil di daerah invasi yang menyebabkan

sel-sel darah merah dan plasma protein ke luar dari sel dan masuk ke lumen usus

serta akhirnya ke luar bersama tinja.(2,3)

Page 3: SHIGELLOSIS.doc

Bakteri Shigella yang mengadakan invasi (menembus) sel mukosa usus

halus sehingga dapat menyebabkan reaksi sistemik (demam, kram perut). Toksin

Shigella spp juga dapat masuk kedalam serabut saraf otak dan juga menyebabkan

kejang. (4)

Cara penularan

Cara penularan utama adalah secara langsung atau tidak langsung melalui

rute oro fekal dari penderita dengan gejala atau dari asymptomatic carrier jangka

pendek. Penularan terjadi setelah menelan organisme dalam jumlah yang sangat

kecil (10-100). Mereka yang bertanggung jawab terjadinya penularan penyakit

adalah mereka yang tidak memotong kuku dan tidak mencuci tangan setelah

buang air besar. Mereka dapat menularkan penyakit kepada orang lain secara

langsung dengan kontak fisik atau tidak langsung melalui kontaminasi makanan

dengan tinja; air dan susu dapat menjadi sumber penularan karena terkontaminasi

langsung dengan tinja; serangga dapat menularkan organisme dari tinja ke

makanan yang tidak tertutup. (1,4)

Pemeriksaan laboratorium.

1. Pemeriksaan tinja

Makroskopis dan mikroskopis

pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet clinitest,

bila diduga terdapat intoleransi gula.

Bila perlu dilakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi.

Page 4: SHIGELLOSIS.doc

2. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam-basa dalam darah, dengan

menentukan pH dan cadangan alkali atau lebih tepat lagi dengan pemeriksaan

analisa gas darah menurut ASTRUP.

3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal

4. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar natrium, kalium, kalsium dan fosfor

dalam serum (terutama pada penderita diare dengan kejang).

5. Pemeriksaan intubasi duodenum untuk mengetahui jenis jasad renik atau parasit

secara kualitatif dan kuantitatif, terutama pada diare kronik. (2)

Pengobatan

Dasar pengobatan diare adalah:

Pemberian cairan

Dietetik (Pemberian makanan)

Obat-obatan

Pemberian cairan

1. Jenis cairan

a. cairan rehidrasi oral (oral rehidrasi salts)

formula lengkap mengandung NaCL, NaHCO3, KCL dan glukosa.

b. Cairan Parenteral

2. Jalan pemberian cairan

Peroral untuk dehidrasi ringan, sedang dan tanpa dehidrasi dan bila anak

mau minum serta kesadaran baik.

Intragastrik untuk dehidrasi ringan, sedang atau tanpa dehidrasi, tetapi

anak tidak mau minum, atau kesadaran menurun.

Page 5: SHIGELLOSIS.doc

Intravena untuk dehidrasi berat

3. Jumlah cairan

Pengobatan dietetik

Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat badan

kurang dari 7 kg.

Jenis makanan:

- Susu (ASI dan atau susu formula yang mengandung laktosa rendah dan

asam lemak tidak jenuh)

- Makanan setengah padat (bubur susu) atau makanan padat (nasi tim) bila

anak tidak mau minum susu karena di rumah sudah biasa diberikan

makanan padat

- Susu khusus yaitu susu yang tidak mengandung laktosa atau susu dengan

asam lemak berantai sedang/tidak jenuh, sesuai dengan kelainan yang

ditemukan.

Untuk anak diatas 1 tahun dengan berat badan lebih dari 7 kg .

Jenis makanan :

- Makanan padat atau makanan cair/susu sesuai dengan kebiasaan makanan

di rumah

Obat-obatan

Page 6: SHIGELLOSIS.doc

Prinsip pengobatan diare adalah menggantikan cairan yang hilang melalui

tinja dengan atau tanpa muntah, dengan cairan yang mengandung elektrolit dan

glukosa atau karbohidrat lain (gula, air tajin, tepus beras dan sebagainya).

1. Obat anti sekresi

a. Asetosal

Dosis : 25mg/tahun dengan dosis minimum 30 mg.

b. Klorpromazin

Dosis 0,5-1 mg/kgbb/hari

2. Obat anti spasmolitik

Pada umumnya obat anti spasmolitk seperti papeverine,beladona tidak

diperlukan untuk mengatasi diare akut.

3. Obat pengeras tinja

Obat pengeras tinja seperti kaolin, pektin, charcoal, tabonal dan

sebagainya tidak ada manfaatnya untuk mengatasi diare.

4. Antibiotika

Pada umumnya antibiotika tidak diperlukan untuk mengatasi diare akut,

kecuali bila penyebabnya jelas seperti:

- Kolera, diberikan tetrasiklin 25-50mg/kgbb/hari

- Campylobacter, diberikan eritromisin 40-50 mg/kgbb/hari.

Pemilihan antimikroba yang tepat juga tergantung kepada gambaran resistensi

setempat. Misalnya dibanyak tempat prevalensi Shigella yang resisten terhadap

TMP-SMX, ampisilin dan tetrasiklin sangat tinggi sehingga orang beralih ke

derivat fluoroquinolones seperti ciprofloxacin untuk pengobatan lini pertama.

Page 7: SHIGELLOSIS.doc

Penggunaan spasmolitika seperti loperamide merupakan kontra indikasi pada

anak-anak dan tidak dianjurkan untuk digunakan pada orang dewasa karena akan

memperpanjang lamanya sakit. (2)

Komplikasi

Sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak dapat

terjadi berbagai macam komplikasi :

1. Dehidrasi ( ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik)

2. Renjatan hipovolemik

3. Hipoglikemia

4. Hipokalemia

5. Intoleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase karena

kerusakan vili mukosa usus halus.

6. kejang, terutama pada dehidrasi hipertonik

7. Malnutrisi energi protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga

mengalami kelaparan.(2)

Pencegahan

1) Segera laporkan kepada Dinkes setempat, bila ditemukan sekelompok

penderita diare akut walaupun belum diketahui penyebabnya.

Page 8: SHIGELLOSIS.doc

2) Lakukan investigasi terhadap makanan, air susu yang mungkin

tercemar dan terapkan prinsip-prinsip umum dari sanitasi lingkungan

dan kebersihan perorangan.

3) Pencegahan menggunakan antibiotika tidak dianjurkan

4) Sebar luaskan kepada masyarakat tenang manfaat mencuci tangan

dengan air dan sabun setelah defekasi. Sediakan sabun dan air yang

cukup serta kertas tissue di WC/toilet. (1)

Page 9: SHIGELLOSIS.doc

DAFTAR PUSTAKA

1. Http:/ www.Ditjen Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan -

Departemen Kesehatan R.I.com. 22 Oktober 2006. Shigellosis

2. Staf pengajar Ilmu Kesehatan Anak FK UI. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak

1 Jakarta: Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK-UI, 1995

3. Hendra Rahardja, Buku ajar Ilmu Penyakit dalam, Jilid I Edisi 3. Jakarta :

Balai Penerbit Fakultas Kedokteran UI. 1996.

4. Soegijanto, Soegeng, Ilmu Penyakit Anak. Jakarta : Salemba Medika.2002.

5. Mansjoer A, Suprohaita, Wardhani WI, Setiowulan W. Kapita Selekta

Kedokteran Ilmu Kesehatan Anak, Jilid II edisi 3. Jakarta : Media Asclapeus

FK-UI, 2000

Page 10: SHIGELLOSIS.doc

Daftar hadir pembacaan PKMRS

Judul : Shigellosis Tempat : RS

WS

Hari/tanggal : Kamis 24 oktober 2007

No Nama Alamat TTD

Pembimbing Coass

dr. H. M. Rizqa Hanan

Zubaidi

Page 11: SHIGELLOSIS.doc

Halaman pengesahan

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Hanan Zubaidi

STB : C 111 03 042

Universitas : Hasanuddin

Adalah benar telah menyelesaikan tugas kepaniteraan klinik dengan judul

PKMRS Shigellosis pada bagian ilmu kesehatan anak fakultas kedokteran

universitas Hasanuddin

Makassar, Oktober

2007

Mengetahui

Pembimbing Coass

dr. H. M. Rizqa Hanan

Zubaidi

Page 12: SHIGELLOSIS.doc

Bagian Radiologi PKMRS Fakultas Kedokteran November 2007Universitas Hasanuddin

INTRACEREBRAL HEMATOMA

Oleh :

Hanan ZubaidiC 111 03 042

Pembimbing :dr. Rahmayanti Arief

Konsulen:dr. Junus A.B. BAAN, Sp.Rad

Peguji:

dr. Ahmad Dala,Sp. Rad

Dibawakan Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan KlinikBagian Ilmu Kesehatan Anak

Fakultas Kedokteran Universitas HasanuddinMakassar

2007

Page 13: SHIGELLOSIS.doc

Daftar isi

Sampul

Halaman pengesahan

Daftar isi

Pendahuluan

Penyebab

Pemeriksaan laboratorium

Pengobatan

Komplikasi

Pencegahan

Daftar Pustaka

Daftar Hadir

Lampiran