Sharing IT Solution 2011 - almuhibbin

45
Membedah Teknologi Sistem Telekomunikasi PT Telkom Indonesia www.almuhibbin.com MEMBEDAH TEKNOLOGI SISTEM TELEKOMUNIKASI PT TELKOM INDONESIA BACKBONE NETWORK - INFRASTRUKTUR TELKOM

description

The daily technology we have know, and you must to know about. Currently using by PT Telekomunikasi Indonesia, the largest IT Business Provider in Indonesia.

Transcript of Sharing IT Solution 2011 - almuhibbin

Page 1: Sharing IT Solution 2011 - almuhibbin

Membedah Teknologi Sistem Telekomunikasi PT Telkom Indonesia www.almuhibbin.com

MEMBEDAH TEKNOLOGI SISTEM TELEKOMUNIKASI

PT TELKOM INDONESIA

BACKBONE NETWORK - INFRASTRUKTUR TELKOM

Page 2: Sharing IT Solution 2011 - almuhibbin

Membedah Teknologi Sistem Telekomunikasi PT Telkom Indonesia www.almuhibbin.com

Metro Ethernet RingHigh capacity, Flexibility, simplicity & effectiveness

Video

Training

Video

Training

Online Office

Applications

Online Office

ApplicationsIP PhoneIP Phone

Video

Conference

Video

Conference

TV BroadcastTV Broadcast

1. Layanan Metro Ethernet

Merupakan Layanan yang menyediakan akses internet dan komunikai data dalam suatu kota Metropolitan dengan kecepatan dan kehandalan tinggi. dengan Layanan Metro, satu perusahaan yang kantornya tersebar namun masih dalam satu kota Metropolitan dapat saling tehubung seolah-olah dalam satu jaringan LAN (Local Area Network).

Ilustrasi Layanan TELKOM Metro

Ethernet Service Type

Dua macam ethernet service type : - E-Line : Point to Point EVC (Ethernet Virtual Connection) - E-LAN : Multipoint to Multipoint EVC (Ethernet Virtual Connection)

a. E-Line Service menggunakan point to point EVC

CE : Customer Equipment MEN : Metro Ethernet Network UNI : User Network Interface EVC : Ethernet Virtual Connection

Page 3: Sharing IT Solution 2011 - almuhibbin

Membedah Teknologi Sistem Telekomunikasi PT Telkom Indonesia www.almuhibbin.com

STO

HRB

Topologi Point To Point

Core MPLS

Network

A

B

C

Type-1

Type-1 Type-2 Type-2

Type-2 Type-1

PE

PE

CPE

CPE

CPE

Koneksi dibentuk menggunakan “Point-to-point EVC (Ethernet Virtual Connection)”

P2P EVC

b. E-LAN Service menggunakan multipoint EVC

Ethernet Physical Interface At the UNI, the Ethernet physical interface has several service attributes :

Physical Medium

physical interface as defined by the IEEE 802.3-2000 standard. Example Physical Media includes 10BaseT,100BaseT and 1000BaseSX

Speed

Standard Ethernet speeds of 10Mbps, 100Mbps, 1Gbps and 10Gbps.

Mode

whether the UNI supports full or half duplex or can perform auto speed negotiation.

MAC Layer

supported MAC layers are specified in IEEE 802.3-2002.

Parameter Bandwidth profile

committed information rate (CIR) : Bandwidth yang dijaminkan, dengan satuan bits/second.

committed burst size (CBS) : jumlah bit maksimum yang dapat ditransfer selama interval waktu T.

EIR ( Excess Information Rate) : Tambahan bandwidth yang diperoleh pelanggan jika jaringan tidak sibuk. T = CBS/CIR = EBS/EIR

CM (Color Mode) menentukan bagaimana “packet color markings” per CoS (Class of Service) : diterima atau ditolak

Jitter disebut juga variasi delay (delay variation), Parameter ini merupakan

parameter critical untuk aplikasi voice dan video.

Page 4: Sharing IT Solution 2011 - almuhibbin

Membedah Teknologi Sistem Telekomunikasi PT Telkom Indonesia www.almuhibbin.com

STOHRB

Topologi Multipoint To Multipoint

Core MPLS

Network

A

B

C

Type-1

Type-1Type-2Type-2

Type-2Type-1

PE

PE

CPE

CPE

CPE

MP2MP EVC

STOHRB

Topologi Point To Multipoint

Core MPLS

Network

A

B

C

Type-1

Type-1Type-2Type-2

Type-2Type-1

PE

PE

CPE

CPE

CPE

Koneksi dibentuk menggunakan

“Point-to-point EVC (Ethernet Virtual Connection)”

P2P EVC P2P EVC

STOHRB

Metro Highspeed Internet

A

B

C

Type-1

Type-1Type-2Type-2

Type-2

Type-1

PE

CPE

CPE

CPE

Internet

Gateway

Core MPLS

NetworkInternet VPN (vrf)

PE

Page 5: Sharing IT Solution 2011 - almuhibbin

Membedah Teknologi Sistem Telekomunikasi PT Telkom Indonesia www.almuhibbin.com

Konsep RDC: Tipe Solusi In-Building HRB

10 Base-T (UTP) / GE based EFM Copper Short Reach

(VDSL2)

EFM Copper Long Reach

(G.SHDSL.bis)

EFM Fiber (GPON)

Speed up to 100 Mbps / 1

Gbps

Simetrik : maks 100 Mbps

Asimetrik : US 2-10 Mbps

DS 25-50 Mbps

Speed up to 5.7 Mbps (1 pair)

dan 45 Mbps (8 pair bonding)

Speed up to 1 Gbps / ONT

Jangkauan up to 100 meter

(UTP) dan 850 m (MM Fiber)

Jangkauan up to 750 meter Jangkauan up to 5 km Jangkauan 20 km

Butuh L2-SW Remote DSLAM VDSL2 &

modem + copper exis

Modem dan perangkat aktif

G.SHDSL.bis + bonding Cu

Jaringan IKG fiber optik

10 Base-T (UTP) / GE based EFM Copper Short Reach

(VDSL2)

EFM Copper Long Reach

(G.SHDSL.bis)

EFM Fiber (GPON)

Speed up to 100 Mbps / 1

Gbps

Simetrik : maks 100 Mbps

Asimetrik : US 2-10 Mbps

DS 25-50 Mbps

Speed up to 5.7 Mbps (1 pair)

dan 45 Mbps (8 pair bonding)

Speed up to 1 Gbps / ONT

Jangkauan up to 100 meter

(UTP) dan 850 m (MM Fiber)

Jangkauan up to 750 meter Jangkauan up to 5 km Jangkauan 20 km

Butuh L2-SW Remote DSLAM VDSL2 &

modem + copper exis

Modem dan perangkat aktif

G.SHDSL.bis + bonding Cu

Jaringan IKG fiber optik

Model Physical Distribution (HRB and Non HRB)

Gmabar Konfigurasi Standard Metro Ethernet

Page 6: Sharing IT Solution 2011 - almuhibbin

Membedah Teknologi Sistem Telekomunikasi PT Telkom Indonesia www.almuhibbin.com

Model Distribusi

Layanan di HRB (Without Enterprise Gateway)

Jenis CPE:

1. Distribution Switch on Each

Floor (Owned and Managed

by TELKOM)

2. LAN Switch or Router on

Customer Edge (Owned by

Customer)

Jenis Saluran Akses: Ethernet

Over Fiber Optic or Copper

UTP Cat6 Gambar Fiber Driver

Page 7: Sharing IT Solution 2011 - almuhibbin

Membedah Teknologi Sistem Telekomunikasi PT Telkom Indonesia www.almuhibbin.com

Model Distribusi

Layanan di NON HRB (With Enterprise Gateway)

Jenis CPE:

1. Enterprise Gateway (Owned and Managed by TELKOM)

2. Distribution Switch on Each Floor (Owned and Managed

by TELKOM)

3. LAN Switch or Router on Customer Edge (Owned by

Customer)

Jenis Saluran Akses: Ethernet Over Fiber Optic or Copper

Konfigurasi

Metro Ethernet

Access (HRB)

Page 8: Sharing IT Solution 2011 - almuhibbin

Membedah Teknologi Sistem Telekomunikasi PT Telkom Indonesia www.almuhibbin.com

Page 9: Sharing IT Solution 2011 - almuhibbin

Membedah Teknologi Sistem Telekomunikasi PT Telkom Indonesia www.almuhibbin.com

Tiap-tiap node memiliki IP loopback dengan alokasi 172.30.129.XXX Node metro di lokasi-lokasi utama terhubung dengan router PE setempat Bila ada switch yg diinstall setelah metro, switch tersebut terhubung dengan metro Pelanggan dengan BW < 100 Mbps diusahakan untuk terhubung via switch Akses ke pelanggan:

Optic end to end (interface pelanggan optic)‏ Optic dengan fo driver diujung pelanggan dan metro/switch

Optic dengan fo driver hanya di sisi pelanggan Bila ada Metro pada gedung, maka pelangaan gedung akan menggunakan node tsb,

bila tidak akan digunakan akses dari sto terdekat (bukan gedung terdekat yang ada

node metro-nya)‏

2. Layanan VPN IP

VPN (Virtual Private Network) IP adalah Layanan komunikasi data internal any to any connection (dari dan ke satu atau lebih sumber ke dan dari satu atau lebih tujuan)

yang berbasis Internet Protocol Multi Protocol Label Switching (MPLS). Layanan ini memiliki kelebihan dibandingkan dengan layanan komunikasi data melalui leased line maupun layanan VPN berbasis frame relay, yaitu :

- Dapat melayani informasi berupa Data, Voice dan Video; dan support banyak aplikasi bisnis : ERP, CRM, dll.

- Flexible, mulai dari kebutuhan jaringan yang kecil dan dikembangkan sesuai kebutuhan

- Dapat di manage End to End, Satu NMS dan mengurangi kompleksitas - Tarif ringan berdasarkan jarak,Customer Premise Equipment terutilisasi dan

terintegrasi

Page 10: Sharing IT Solution 2011 - almuhibbin

Membedah Teknologi Sistem Telekomunikasi PT Telkom Indonesia www.almuhibbin.com

Sistel Dasar VPN_IP dengan akses Kabel Tembaga

Page 11: Sharing IT Solution 2011 - almuhibbin

Membedah Teknologi Sistem Telekomunikasi PT Telkom Indonesia www.almuhibbin.com

Sistel Dasar VPN_IP dengan akses Fiber Optik

Perangkat Imux (Intelegent Multiplexer – Kabel Tembaga) dan Omux (Optical Multiplexer – Kebel Optik)

TelkomNet CLOUD

PE

SWITCH

CE

Customer Cloud

Fiber Driver Fiber

Driver

Transmisi Fiber Optik

Ethernet

Ethernet

Patch Core

UTP

UTP

Page 12: Sharing IT Solution 2011 - almuhibbin

Membedah Teknologi Sistem Telekomunikasi PT Telkom Indonesia www.almuhibbin.com

3. Layanan ASTINET

ASTINet (Access Service Dedicated To Internet) adalah Layanan akses ke global internet yang dapat menghubungkan lokasi customer ke global internet melalui jaringan TCP/IP TelkomNet secara dedicated access (unlimited), dengan kecepatan mulai dari 64 Kbps s/d 2 Mbps. Fasilitas ini dapat digunakan untuk akses Internet secara dedicated (available 24 hours) dengan menggunakan beragam fasilitas saluran akses yang tersedia, misalnya melalui akses leased line, akses DSL (HSMA), dedicated VSAT, akses radio dan sebagainya.

Sistel (Sistem Telekomunikasi) Dasar Astinet

Page 13: Sharing IT Solution 2011 - almuhibbin

Membedah Teknologi Sistem Telekomunikasi PT Telkom Indonesia www.almuhibbin.com

Modem Tellabs

Modem Zyxel

Page 14: Sharing IT Solution 2011 - almuhibbin

Membedah Teknologi Sistem Telekomunikasi PT Telkom Indonesia www.almuhibbin.com

4. Layanan IP TRANSIT

Layanan IP TRANSIT adalah Layanan interkoneksi trafik ke global internet dengan fitur Full Route BGP (Border Gateway Protocol) Internet dan menggunakan blok IP dan AS (Autonomous System) number milik pelanggan dan juga memiliki jaminan

ratio bandwith ke Gateway Internet adalah 1 : 1 sampai ke upstream provider TELKOM.

Produk Benefit • Pelanggan dapat mengelola IP dalam networknya sendiri • Efisiensi biaya dan administrasi international gateway • Pelanggan Transit Global mendapatkan alternatif yang lebih banyak di dalam

memilih Upstream Provider (Best Path atau Dedicated) sehingga dapat meningkatkan performansi network ISP dengan pola redundan GW

4 (empat) Jenis Layanan IP Transit : a. Transit Global

Layanan layanan interkoneksi ke global internet dengan fitur Full Route BGP Internet dan menggunakan blok IP dan AS (Autonomous System) Pelanggan (non TELKOM) serta jaminan ratio bandwith ke gateway internet adalah 1 : 1 sampai ke upstream provider TELKOM.

b. Transit Domestik

Layanan interkoneksi ke domestik internet (IIX) dengan fitur Full Route BGP Internet dan menggunakan blok IP dan AS (Autonomous System) pelanggan (Non Telkom) serta jaminan ratio bandwith sebesar 1 : 1 sampai ke POP TelkomNet yang secara logic terhubung ke IIX.

c. Transit Sama Bandwidth

Layanan IP Transit yang mengakomodasi interkoneksi ke Global dan Domestik dengan besaran bandwidth yang sama ke global Internet dan domestic (IIX).

d. Transit Beda Bandwidth (In Progress to Launch)

adalah layanan IP Transit yang mengakomodasi interkoneksi ke Global dan Domestik (IIX) dengan besaran bandwidth yang berbeda ke global Internet dan domestic (IIX).

Transit Global terbagi menjadi 2 jenis layanan berdasarkan pilihan tipe akses ke arah upstream provider :

• Transit Global Best Path Optic

Layanan IP Transit yang menggunakan routing best path (jalur terbaik) di antara

gateway multi upstream provider Telkom dengan media kabel optik. • Transit Global Dedicated Gateway Optic

Layanan IP Transit yang menggunakan routing dedicated melalui gateway salah satu upstream Provider dengan media kabel optik.

Eksisting Upstream Provider : STIX - Singapore TM - Malaysia

Page 15: Sharing IT Solution 2011 - almuhibbin

Membedah Teknologi Sistem Telekomunikasi PT Telkom Indonesia www.almuhibbin.com

Gambar Konfigurasi IP Transit

Page 16: Sharing IT Solution 2011 - almuhibbin

Membedah Teknologi Sistem Telekomunikasi PT Telkom Indonesia www.almuhibbin.com

Konfigurasi melalui Fiber Driver (sejenis modem untuk kabel optic)

Gambar Fiber Driver

Page 17: Sharing IT Solution 2011 - almuhibbin

Membedah Teknologi Sistem Telekomunikasi PT Telkom Indonesia www.almuhibbin.com

5. Layanan DINA ACCESS

Dina Access Adalah Layanan prasarana komunikasi data koneksi 2 LAN atau lebih berupa dedicated leased channel dengan kecepatan bervariasi antara 64 s/d 2048 kbps. Dina Access dapat difungsikan untuk hubungan antar LAN (Local Area Network) atau MAN (Metropolitan Area Network) yang dapat dilewati traffik data, suara, maupun gambar.

Sistel Dasar Dina Access

Page 18: Sharing IT Solution 2011 - almuhibbin

Membedah Teknologi Sistem Telekomunikasi PT Telkom Indonesia www.almuhibbin.com

Troubleshooting Dina Access

Layanan DINA dalam jaringan TelkomNet menempati Layer 1 yang menggunakan

jaringan Backbone IMUX (Intellegent Multiplexer). Monitoring layanan ini dapat di lakukan menggunakan NMS (Network Monitoring System) untuk kedua lokasi pelanggan dari modem di satu sisi sampai modem di sisi lainnya. Layanan DINA menggunakan modem Martis dari Tellabs. Hubungan antara modem dengan node terdekat adalah melalui jaringan lokal (jarlok), sedangkan hubungan antar node menggunakan trunking.

6. Layanan VSAT IP

VSAT (Very Small Aperture Terminal) IP adalah adalah layanan penyaluran voice, data, fax, image, dan video menggunakan media transmisi satelit dengan menggunakan antena berdiameter kecil (1.2 meter s/d 1,8 meter), konfigurasi point to point atau point to multi point dengan Teknologi berbasis IP. Konfigurasi suatu sistem komunikasi satelit terbagi atas dua bagian, yaitu: ruas bumi (ground segment) dan ruas angkasa (space segment). Ruas bumi terdiri dari beberapa stasiun bumi yang berfungsi sebagai stasiun bumi pengirim dan stasiun bumi penerima, sedangkan ruas angkasa berupa satelit yang menerima sinyal yang dipancarkan dari stasiun bumi pengirim, kemudian memperkuatnya dan mengirimkan

sinyal tersebut ke stasiun bumi penerima.

Pada sistem komunikasi satelit yang menggunakan orbit geosinkron, jarak yang harus ditempuh sangat jauh, yaitu sekitar 36.000 km. Hal ini menyebabkan redaman lintasan menjadi sangat besar, sehingga level daya terima sangat lemah. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan peralatan yang mempunyai kehandalan tinggi, baik dari segmen angkasa maupun segmen bumi. Sesuai dengan ketinggian orbitnya, sistem komunikasi satelit

bergerak terdiri dari tiga jenis orbit, yaitu :

- LEO (Low Earth Orbit) pada ketinggian 500 km sampai dengan 2.000 km - MEO (Medium Earth Orbit) pada ketinggian 5.000 km sampai dengan 20.000 km. - GEO (Geosynchronous Earth Orbit) pada ketinggian 35.786 km.

Dalam link komunikasi satelit terdapat dua lintasan utama, yaitu uplink dan downlink. Uplink merupakan lintasan dari stasiun bumi ke satelit, sedangkan downlink merupakan lintasan dari satelit ke stasiun bumi. Untuk hubungan link komunikasi dapat dilakukan melalui beberapa konfigurasi, yaitu: hubungan point-to-point, point-to-multipoint, multipoint-to-poit, dan multipoint-to-multipoint. Dalam sistem komunikasi satelit, untuk uplink biasa digunakan konfigurasi multipoint-to-point, sedangkan untuk downlink biasanya menggunakan konfigurasi point-to-multipoint (broadcast). Hubungan dalam komunikasi satelit dapat dikelompokkan dalam tiga bagian yaitu :

- Uplink, yaitu hubungan dari stasiun bumi ke satelit - Downlink, yaitu hubungan dari satelit ke stasiun bumi.

- Inter Satellite Link (ISL), yaitu lintasan full duplex antara dua satelit

Keuntungan VSAT

• Topologi jaringan sederhana • Fleksibilitas yang besar

Page 19: Sharing IT Solution 2011 - almuhibbin

Membedah Teknologi Sistem Telekomunikasi PT Telkom Indonesia www.almuhibbin.com

Ke Receive

Antena (SAT.IN)

LAN dihubungkan ke

Ethernet Hub/Switch

atau ke PC (LAN)

Ke Listrik

dengan Adaptor

(DC IN)

Ke Transmit

Antena (SAT.OUT)

– Bandwidth dapat disesuaikan dengan kebutuhan – Area cakupan yang luas sesuai footprint satelit sehingga dapat digunakan

untuk lokasi yang belum ada jaringan teresterial – Dapat diintegrasikan dengan Jaringan Telkom lainnya ( VPN-IP)

• Keuntungan ekonomis – Tidak terpengaruh jarak

Konfigurasi VSAT IP

Tampak Belakang Indoor Unit VSAT-IP

Page 20: Sharing IT Solution 2011 - almuhibbin

Membedah Teknologi Sistem Telekomunikasi PT Telkom Indonesia www.almuhibbin.com

7. Layanan VPN Dial Layanan akses yang efektif untuk Closed User Group / intranet Perusahaan yang menjamin solusi scalable, secure, dan flexible untuk lingkungan bisnis yang dinamis dan mempunyai cabang tersebar di cakupan nasional dengan transfer data yang tidak besar melalui PSTN Berbasis proses forward call di STO lokal ke RAS terdekat Bukan berbasis Intelligent Network (IN) Forward di tiap STO lokal ke RAS terdekat Beberapa STO harus SLJJ

Menggunakan teknologi Layer 2 Tunneling Protocol (L2TP) Domain : user_id@nama_domain 2 kali autentifikasi

• TELKOM : nomor akses, kuota port, dan domain • Pelanggan : user id

Membutuhkan perangkat RADIUS server di sisi jaringan pelanggan

Kebutuhan :

- Diperlukan satu numbering unik untuk setiap Korporasi menggunakan alokasi numbering 080988XXX (XXX = 400 – 999)

- Diperlukan satu domain unique untuk setiap Korporasi sebagai contoh @nama_korporasi.com

- Diperlukan Radius di sisi Korporasi yang support untuk pengalokasian IP address secara dinamis

- Diperlukan link yang menghubungkan Network TELKOMNet dengan Router Korporasi atau dapat dilakukan Colocation di Network TELKOMNet

Aplikasi dan Equiptment

Aplikasi : • Enterprise Resource Planning (ERP) Portal : SAP, Oracle, PeopleSoft, Baan, JD

Edwards, Lawson dsb • I - Telex • Billing statement (dalam penagihan) • Remote printing • Transfer file • Aplikasi Host to Host, Billing settlement Equipment : • Router di head quarter • Radius di head quarter • Modem dial up di branch office

Page 21: Sharing IT Solution 2011 - almuhibbin

Membedah Teknologi Sistem Telekomunikasi PT Telkom Indonesia www.almuhibbin.com

VPN DIAL FLOWVPN DIAL FLOW

Pengecekan no dial

dan otorisasi domain

Workstation

PSTN CLOUDPSTN CLOUD

TelkomNetTelkomNet CLOUDCLOUD

RASRAS CPMCPM

RADIUS RADIUS

TelkomNetTelkomNet

USER DIALUSER DIAL

CUSTUMER CLOUDCUSTUMER CLOUD

LNSLNS

DINACCESS

Frame Relay

VPN IP

RADIUSRADIUSSERVERSERVER

Modem

Dial Up Tunneling

dengan L2TP

Customer

Router

Koneksi yang terbentuk

setelah terbentuk tunnel

dari RAS ke LNS

Pengecekan user

ID dan password

pendial

penghitungan kuota

port yang digunakan

VPN DIAL FLOWVPN DIAL FLOW

Pengecekan no dial

dan otorisasi domain

Workstation

PSTN CLOUDPSTN CLOUD

TelkomNetTelkomNet CLOUDCLOUD

RASRAS CPMCPM

RADIUS RADIUS

TelkomNetTelkomNet

USER DIALUSER DIAL

CUSTUMER CLOUDCUSTUMER CLOUD

LNSLNS

DINACCESS

Frame Relay

VPN IP

RADIUSRADIUSSERVERSERVER

Modem

Dial Up Tunneling

dengan L2TP

Customer

Router

Koneksi yang terbentuk

setelah terbentuk tunnel

dari RAS ke LNS

Pengecekan user

ID dan password

pendial

penghitungan kuota

port yang digunakan

Internal Capability

Page 22: Sharing IT Solution 2011 - almuhibbin

Membedah Teknologi Sistem Telekomunikasi PT Telkom Indonesia www.almuhibbin.com

Konfigurasi VPN Dial

Lokasi

Data Center Lokasi

Remote

TELKOMLink

VPN Dial

RADIUS

Server

Akses Backhaul

(VPN IP, FR, DINAccess)

BW : ____ kbps

VPN Dial dengan spesifikasi :

jumlah port : _____ port nasional

domain : xxx@______________

nomor akses : 0809 88 ____

BW backhaul : ___ kbps

Catatan : Konfigurasi HQ adalah ilustrasi dan tidah harus sama persisPC

LAN

Server

Aplikasi

Bay Networks

Server

Aplikasi

PC

PC

Lokasi

RemoteTELKOMLink

PC

PC

RAS/LAC

STO

STO

LNS

Lokasi

Remote

RAS/LAC

LNS : L2TP Network Server LAC : L2TP Access Concentrator

ke Data Center

Pelanggan

Trunk PSTN

Quata

Enforcement &

Radius Server

Page 23: Sharing IT Solution 2011 - almuhibbin

Membedah Teknologi Sistem Telekomunikasi PT Telkom Indonesia www.almuhibbin.com

8. Layanan VPN_GOLD (Frame Relay) Frame Relay adalah salah satu layanan Komunikasi Data akses efektif Closed User

Group untuk koneksi point to point/multi-point dengan basis teknologi frame relay, serta bandwidth on demand berdasar akses koneksi per PVC (Permanent Virtual Circuit) atau CIR (Comitted Information Rate). Beroperasi dalam Wide area Network (WAN). Sistem pengiriman datanya adalah dengan membagi -bagi informasi dalam bentuk paket/frame dalam ukuran yang variabel. Tingkat kecepatan pengiriman informasi / data pada VPNGold tidak fixed seperti pada DINAccess tetapi ada kecepatan minimum yang dijanjikan pada saat sibuk. Misalnya pelanggan menggunakan Layanan 512/128. Artinya BW yang diperoleh min 128.

Telkomlink VPN Frame Relay menggunakan kapasitas bandwidth yang besar dan konfigurasinya semi-Mesh sebagai jaminan reliabilty, bentuk transfer frame Bi-directional (full-duplex), deteksi error saat transmissi, format and operational DLCI (Data Link Connection Identifier).

Konfigurasi VPN_GOLD (Frame Relay)

7. VPN INSTAN

8. VPN INSTAN

VPN Instan adalah layanan yang menjadi solusi bagi pelanggan korporasi yang memerlukan solusi akses ke dalam resource jaringan privat-nya melalui media internet secara aman dan mudah.

Akses ke resource jaringan privat antara lain : – Akses ke e-mail (web based atau exchange server), web portal internal suatu

korporasi. – Akses data/database yang tersimpan di dalam server internal suatu

perusahaan, baik dalam bentuk ftp server, file sharing, lotus domino. – Akses ke fasilitas komunikasi suatu korporasi misalnya IP PaBX / VoIP, web

meeting. – Akses kontrol ke suatu perangkat di internal suatu perusahaan.

Page 24: Sharing IT Solution 2011 - almuhibbin

Membedah Teknologi Sistem Telekomunikasi PT Telkom Indonesia www.almuhibbin.com

IVE

(authentifikasi Server)

SSL / IPSec

VPN Gateway

Astinet /

Internet MPLS

Speedy

Telkomnet

Instan /

Flexy Net

Hotspot /

others ISPs

PE

PE

VPN B

VPN A

PE

Firewall

IPS

VoIP Gateway

Radius

Firewall, NAT

BM

VPN Instan adalah produk yang memberikan solusi bagi pelanggan korporasi untuk dapat melakukan akses ke sumber daya sistem informasinya yang bersifat private network/ intranet dan menggunakan VPN IP TELKOM, melalui media internet secara

aman dan mudah. Sistem koneksi dan keamanan yang digunakan adalah protokol keamanan Internet SSL.

Application-access remote VPN : – Variasi layanan ini memungkinkan suatu enterprise membuka akses terhadap

resource private network berupa aplikasi-aplikasi tertentu untuk dapat di akses dari internet secara fleksibel (mobile user).

– Aplikasi tersebut di antaranya: e-mail, terminal service (telnet/ssh), lotus domino, ftp, internal korporate web service.

Network-access remote VPN :

– Variasi layanan ini memungkinkan remote site/telecommuter dari lokasi tertentu mengakses ke jaringan private networknya melalui jaringan internet.

– Potensi aplikasi jaringan yang dapat digunakan lebih besar di antaranya exchange, VoIP (SIP/H.323).

Fitur • Customable access level (level previlege user). • Controlable access (pembatasan akses terhadap resource tertentu, Jumlah &

jenis aplikasi, jaringan, authentifikasi server dikelola oleh user/operator) • Application support:

– Web forwarding (proxy): portal, web mail. – Hosted java applet (remote desktop, telnet/ssh) – Sharing files – Network connect

• Remote site security: – Hosts checker – Cache cleaner

• Monitored user resources

Page 25: Sharing IT Solution 2011 - almuhibbin

Membedah Teknologi Sistem Telekomunikasi PT Telkom Indonesia www.almuhibbin.com

• Secure Socket Layer ( SSL) VPN

Adalah protokol kriptografi yang digunakan sebagai protokol keamanan komunikasi data di internet. Fase SSL terdiri dari :

– negosiasi antar peer terhadap algoritma yang didukung oleh masing-masing peer/endpoint tersebut.

– Pertukaran Public key (PKI) untuk mekanisme enkripsi dan autentifikasi berbasis sertifikat.

– Enkripsi simetris enkripsi.

Konfigurasi Layanan IP/data via TDM (tellabs martis)

Page 26: Sharing IT Solution 2011 - almuhibbin

Membedah Teknologi Sistem Telekomunikasi PT Telkom Indonesia www.almuhibbin.com

Konfigurasi Layanan IP/data via DSLAM (IP Base)

LAYANAN POTS

SISTEM TELEKOMUNIKASI (SISTEL) DASAR

ISTILAH : KTB : KOTAK PEMBAGI IKG/R : INSTALASI KABEL GEDUNG/RUMAH

RK

KABEL PRIMER

MDFSENTRAL (STO)

MULTIPLEX

TRANSMISI

MEDIA TRANSMISI BACKBONE SKSO, SKKL, GMD, SAT TR (TX/RX)

MUX

SENTRAL (STO)

MODULASI

MOD

TRANSMISI (+MUX, MOD) DAN SENTRAL DIOPERASIKAN OLEH DIVISI INFRATEL (ARNET-NETRE)

ROSET

KTB

RJ 11

IKG/R

DW

DP

KABEL SEKUNDER

RK

SISI CUSTOMER

TIANG TELP

Page 27: Sharing IT Solution 2011 - almuhibbin

Membedah Teknologi Sistem Telekomunikasi PT Telkom Indonesia www.almuhibbin.com

DW : KABEL DROP WIRE DP : DISTRIBUTION POINT RK : RUMAH KABEL MDF : MAIN DISTRIBUTION FRAME STO : SENTRAL TELEPON OTOMAT MUX : MULTIPLEX DEMUX : DEMULTIPLEX TX : BAGIAN TRANSMISI SEBAGAI TRAMSITTER RX : BAGIAN TRANSMSI SBG RECEIVER MEDIA TRANSMISI : FISIK (FO, COAXIAL) NON FISIK (RADIO/GMD, SATELIT)

Konfigurasi Jaringan Kabel Telepon

Jaringan kabel yang menghubungkan sentral telepon ke pelanggan menggunakan kabel tembaga dengan jumlah 1 pasang (pair) untuk 1 pelanggan. Kabel ditarik dari MDF (di sentral) melalui konstruksi kabel primer (terdiri dari manhole dan duct) dan diterminasi ke titik distribusi sekunder (RK), yang kemudian didistribusikan ke rumah penduduk melalui tiang dan Distribution Point (DP). Dari DP ditarik ke rumah menggunakan drop wire dan diterminasi dilokasi tertentu di rumah. Selanjutnya dengan menggunakan IKR/G jaringan dihubungkan dengan pesawat telepon.

MDF (Main Distribution Frame)

Rangka Pembagi Utama yaitu tempat terminasi antara kabel telepon ke sentral dan kabel telepon ke pelanggan (kabel primer).

Terminal Horizontal MDF

Page 28: Sharing IT Solution 2011 - almuhibbin

Membedah Teknologi Sistem Telekomunikasi PT Telkom Indonesia www.almuhibbin.com

Kabel Primer Ditempatkan dan didistribusikan dari MDF di dalam gedung sentral ke arah rumah kabel (RK). Penempatan kabel melalui tanam langsung atau duct, dan menggunakan titik penarikan manhole atau handhole, serta terdapat daerah yang dicatu secara langsung (DCL).

Main Hole – Kabel bawah tanah

Rumah Kabel

Rumah Kabel atau Cross Connect cabinet menjadikan distribusi kabel primer fleksibel dan menghubungkan jaringan kabel primer dengan jaringan kabel sekunder.

Page 29: Sharing IT Solution 2011 - almuhibbin

Membedah Teknologi Sistem Telekomunikasi PT Telkom Indonesia www.almuhibbin.com

DCL DCL atau Daerah Catuan Langsung adalah daerah layanan dimana kabel dari MDF langsung dicatukan ke DP. Kabel Sekunder Ditempatkan dan didistribusikan dari Rumah Kabel (RK) ke arah Distribution Point (DP). Pendistribusiannya melalui sistem kabel udara dan sistem kabel bawah tanah. Distribusi sekunder menggunakan tiang.

Kabel Sekunder Bawah Tanah yang menjadi terminasi ratusan kabel untuk berbagai kebutuhan

Page 30: Sharing IT Solution 2011 - almuhibbin

Membedah Teknologi Sistem Telekomunikasi PT Telkom Indonesia www.almuhibbin.com

Distribution Point

Digunakan untuk menghubungkan kabel sekunder ke saluran dropwire ke rumah pelanggan, yang nantinya diteruskan ke pesawat telepon. DP diletakkan di atas tiang maupun di dinding.

Gambar Distribution Point

IKR/G Instalasi Kabel Rumah/Gedung adalah tatacara pemasangan jaringan telepon di dalam rumah atau gedung. Titik hubungannya dimulai dari Kotak Titik Bagi (KTB) sampai ke pesawat telepon.

Pemakaian Jaringan Catu Langsung

• Kota besar dekat sentral

• Kota kecil yang jumlah pelanggan sedikit

• Daerah dengan demand terpusat

• Daerah dengan pelanggan VIP

Page 31: Sharing IT Solution 2011 - almuhibbin

Membedah Teknologi Sistem Telekomunikasi PT Telkom Indonesia www.almuhibbin.com

PABX (Private Automatic Brance Exchange)

Merupakan suatu teknologi komunikasi yang mengatur hubungan telephone antar pelanggan tanpa harus melalui sentral lokal, serta berfungsi sebagai gateway dalam menghubungkan ke jaringan PSTN. Switch / Router berfungsi mengarahkan paket data yang datang ke

jaringan data sesuai dengan alamat tujuannya. Secara konvensional terdapat 2 jaringan yang berbeda yaitu jaringan suara (Circuit Network) dan jaringan paket data (Packet Data Network). Akan tetapi seiring dengan perkembangan teknologi telekomunikasi, terdapat suatu teknologi yang memungkinkan komunikasi suara dan faksimili mengalami proses paketisasi dan dikirimkan melalui jaringan paket data yang dikenal dengan teknologi Voice over Internet Protocol (VoIP).

Gambar PABX

DID (Direct Inward Dialing) Adalah fasilitas tambahan dari TelkomPhone yang dapat dimanfaatkan PABX agar setiap cabang (extention) nya dapat dihubungi langsung tanpa bantuan operator. Relasi dapat secara langsung menghubungi setiap cabang pada PABX anda. Relasi dapat dihubungi setiap telepon dari PABX anda dengan cepat, karena tanpa

harus menunggu.

Integrated System Digital Network (ISDN) Adalah sistem yang bekerja dengan bandwidth yang lebih lebar dan sistem digital dari ujung ke ujung sehingga mampu mengirimkan suara, data & video sekaligus dengan Kecepatan , kualitas dan kapasitas tinggi.

BRA (Basic Rate Access),

* Terdiri dari 2 kanal B dan 1 kanal D, 2B+D16, * Setiap kanal B mampu menyalurkan data dengan kecepatan 64 Kbps, * Kanal D digunakan untuk signalling dengan kecepatan 16 Kbps.

Page 32: Sharing IT Solution 2011 - almuhibbin

Membedah Teknologi Sistem Telekomunikasi PT Telkom Indonesia www.almuhibbin.com

PRA (Primary Rate Access),

* Mempunyai kapasitas total 1984 Kbps td. 30B+D64, * Dapat digunakan untuk menghubungkan PABX, dan komputer mainframe ke

jaringan PASOPATI, serta hubungan antar LAN.

Server Server merupakan komputer yang berfungsi sebagai penyedia layanan untuk seluruh pemakai (user). Komputer ini memiliki spesifikasi yang lebih tinggi daripada komputer workstation yang terhubung padanya. Berikut adalah beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam memilih komputer server:

A) Tempat penyimpanan yang besar. Tempat yang besar bukan hanya dibutuhkan untuk menampung data berbagai aplikasi yang hendak disimpan tetapi juga untuk menampung data aplikasi antarmuka jaringan.

B) Random Access Memory (RAM) yang besar.

RAM dalam jumlah besar dibutuhkan untuk menyimpan instruksi pemrosesan data dalam jumlah besar.

Hub Hub merupakan perangkat penghubung dalam jaringan yang berfungsi mengatur jalannya komunikasi dan transfer data dalam jaringan tersebut[. Ada dua jenis hub, yaitu hub aktif dan hub pasif. Hub aktif merupakan hub yang mempunyai Kemampuan untuk menguatkan sinyal yang diterima, sehingga jarak atau jangkauan kabel dari hub ini bisa lebih panjang. Sedangkan hub pasif tidak mempunyai fasilitas penguatan data sehingga data yang dibagi menjadi lebih lemah dan akibatnya jarak atau jangkauan kabel dari hub menjadi lebih pendek. Ukuran hub ditentukan oleh jumlah port jaringan yang tersedia. Ada hub yang memiliki 4 port, 8 port, 12 port, 16 port, dan seterusnya. Penggunaan jumlah port tersebut tergantung pada besar kecilnya jaringan. Semakin besar jaringan, maka dibutuhkan hub dengan jumlah port yang lebih banyak.

Bridge Bridge adalah perangkat yang berfungsi untuk menghubungkan beberapa jaringan yang

terpisah sehingga perangkat-perangkat yang terdapat pada LAN-LAN yang berbeda dapat terkoneksi dan berkomunikasi seolah-olah perangkat-perangkat tersebut berada di dalam satu LAN. Bridge dapat menghubungkan jenis jaringan yang sama, misalnya menghubungkan dua jaringan Ethernet seperti terlihat pada Gambar, dan jenis jaringan yang berbeda, misalnya menghubungkan jaringan Ethernet dengan Token Ring seperti yang

terlihat pada Gambar.

Page 33: Sharing IT Solution 2011 - almuhibbin

Membedah Teknologi Sistem Telekomunikasi PT Telkom Indonesia www.almuhibbin.com

Gambar Bridge Menghubungkan Tipe Jaringan yang Sama

Gambar 6.10 Bridge Menghubungkan Tipe Jaringan yang Berbeda

Beberapa alasan penggunaan bridge sebagai penghubung LAN yaitu:

1. Keterbatasan LAN baik jumlah stasiun, panjang segmen maksimum, maupun rentang jaringan. 2. Memiliki keandalan dan keamanan lalu-lintas data karena bridge dapat menyaring lalulintas data antar dua segmen jaringan. 3. Mempertahankan unjuk kerja jaringan yang sudah baik. 4. Menyatukan keterpisahan geografis.

Switch Switch merupakan perluasan dari konsep bridge, sehingga pada dasarnya prinsip kerja bridge dan switch sama. Port-port pada switch bisa berupa bagian tetap (fixed part) atau

berupa modul-modul ekspansi yang harus dipasangkan terlebih dahulu pada slot yang tersedia pada switch.

Page 34: Sharing IT Solution 2011 - almuhibbin

Membedah Teknologi Sistem Telekomunikasi PT Telkom Indonesia www.almuhibbin.com

Kelebihan dari switch jenis terakhir adalah pemasangan jenis port dapat disesuaikan dan

diubah ubah sesuai dengan kebutuhan jaringan (fleksibel). Ada dua jenis switch berdasarkan arsitektur dasarnya, yaitu cut-through switch dan store-andforward switch. Cut-through Switch memiliki kelebihan di sisi kecepatan karena ketika sebuah paket datang, switch hanya memperhatikan alamat tujuannya sebelum meneruskan paket ke segmen tujuan. Sedangkan store-and-forward switch adalah switch yang menerima

paket dan menganalisa isi paket terlebih dahulu sebelum meneruskannya ke alamat tujuan. Untuk memeriksa paket butuh waktu, tapi hal ini memungkinkan switch untuk mengetahui adanya kerusakan pada paket dan mencegahnya agar tidak mengganggu kerja jaringan. Dengan teknologi terbaru, kecepatan switch store-and-forward ditingkatkan sehingga mendekati kecepatan switch cut-through.

Gambar Switch Managable (yang ada di Jakarta – Area Semanggi)

Router Router bekerja dengan cara yang mirip dengan bridge dan switch. Perbedaannya, router

dapat menyaring lalu lintas data. Penyaringan dilakukan bukan dengan melihat alamat paket data, tapi dengan menggunakan protokol tertentu. Router menangani pembagian jaringan secara logikal, bukan fisikal. Router dapat membagi sebuah internet protokol (IP) jaringan

menjadi beberapa subjaringan sehingga hanya lalu lintas yang ditujukan untuk alamat IP tertentu yang bias mengalir dari satu segmen ke segmen lain. Biasanya router digunakan pada jaringan berskala luas seperti Metropolitan Area Network (MAN), Wide Area Network

(WAN), ataupun jaringan public internet.

Page 35: Sharing IT Solution 2011 - almuhibbin

Membedah Teknologi Sistem Telekomunikasi PT Telkom Indonesia www.almuhibbin.com

Gambar Router (yang ada di Jakarta – Area Semanggi)

Media Transmisi Media transmisi dalam hal ini kabel merupakan komponen pokok dalam sebuah jaringan karena tanpa adanya media ini sebuah jaringan tidak bisa beroperasi dan tidak bisa disebut sebagai sebuah jaringan. Kabel merupakan komponen fisik jaringan yang paling rentan sehingga instalasinya harus dilakukan secara cermat dan teliti. Bila jaringan mengalami suatu masalah maka kabel merupakan komponen pertama yang diperiksa, karena kemungkinan besar masalah yang timbul adalah pada komponen ini. Dengan memahami kabel secara garis besar, diharapkan permasalahan yang timbul dapat diidentifikasi dan diatasi. Secara mendasar, kabel dibedakan menjadi dua golongan, yaitu : 1. Kabel Baseband (Base), yang hanya dapat mengirim satu sinyal. 2. Kabel Broadband yang dapat mengirim beberapa sinyal sekaligus dengan frekuensi yang berbeda

Page 36: Sharing IT Solution 2011 - almuhibbin

Membedah Teknologi Sistem Telekomunikasi PT Telkom Indonesia www.almuhibbin.com

Gambar Macam2 Kabel Fiber Optik (yang ada di Lab Jawara Jakarta Pusat)

Gambar Patch Core atau kabel penghubung serat optic (FO)

Page 37: Sharing IT Solution 2011 - almuhibbin

Membedah Teknologi Sistem Telekomunikasi PT Telkom Indonesia www.almuhibbin.com

Rumah Kabel (MDF Telkom – Khusus untuk pelanggan Speedy)

Rumah Kabel (MDF Telkom – Khusus untuk pelanggan Telepon Rumah)

Page 38: Sharing IT Solution 2011 - almuhibbin

Membedah Teknologi Sistem Telekomunikasi PT Telkom Indonesia www.almuhibbin.com

OSI dan TCP/IP

Di dunia ini dikenal dua standar penting dalam komunikasi data, yaitu OSI (Open System Interconnection) yang dikembangkan oleh ISO (International Organization for Standardization), dan TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol) yang dikembangkan oleh DARPA (Defense Advanced Research Project Agency). Standar TCP/IP merupakan standar defacto jaringan internet saat ini.

Open System Interconection (OSI) Model OSI dikembangkan oleh ISO (International Organization for Standardization) sebagai model untuk arsitektur komunikasi komputer, serta sebagai kerangka kerja bagi pengembangan standar - standar protokol. Model ini memberikan gambaran tentang fungsi, tujuan dan kerangka kerja suatu struktur model referensi untuk proses yang bersifat logis dalam sistem komunikasi. Open System Interconnection merupakan suatu sistem yang terbuka untuk berkomunikasi dengan sistem-sistem yang lainnya. Model referensi OSI memiliki tujuh lapisan seperti terlihat pada Gambar 6.11.

Fungsi masing – masing lapisan pada Gambar 6.11 di atas ialah: 1. Lapisan 7 : lapisan Aplikasi, bertanggungjawab dalam menyediakan pelayanan jaringan untuk proses aplikasi. 2. Lapisan 6 : Lapisan Presentasi, memastikan bahwa suatu data dapat terbaca oleh suatu sistem. 3. Lapisan 5 : Lapisan Session, bertanggungjawab dalam membuka, mengatur dan menutup suatu hubungan komunikasi antar end-system. 4. Lapisan 4 : Lapisan Transport, bertanggungjawab memastikan transportasi data dilakukan dengan baik dalam koneksi end-sysem 5. Lapisan 3 : Lapisan Network, bertanggungjawab dalam pengalamatan dan routing antar end-system. 6. Lapisan 2 : Lapisan Data Link, bertanggungjawab memberikan transfer data yang terjamin bebas dari kesalahan. 7. Lapisan 1 : Lapisan Fisik, bertanggungjawab transmisi data dalam bit secara elektrik.

Page 39: Sharing IT Solution 2011 - almuhibbin

Membedah Teknologi Sistem Telekomunikasi PT Telkom Indonesia www.almuhibbin.com

Transmission Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP) Pada TCP/IP tidak ada model protokol yang resmi sebagaimana yang ada dalam OSI. Pada saat ini, TCP/IP memiliki keunggulan sehubungan dengan kompatibilitasnya dengan berbagai perangkat keras dan sistem operasi. Bila didasarkan pada standar-standar protokol yang telah dikembangkan, lapisan TCP/IP terdiri dari empat lapisan seperti terlihat pada Gambar 6.12.

Gambar 6.12 Lapisan TCP/IP

Fungsi lapisan – lapisan yang terlihat pada Gambar 6.12 di atas yaitu:

1. Lapisan Aplikasi (Application Layer) Layer ini berisi bermacam-macam protokol tingkat tinggi. Protokol-protokol terdahulu terdiri dari terminal virtual (TELNET), transfer file (FTP), surat elektronik (SMTP). Pada lapisan ini berisikan logik yang dibutuhkan untuk mendukung berbagai aplikasi user.

2. Lapisan Host-to-host atau transport Pada layer ini menyediakan layanan transfer data ujung ke ujung, lapisan ini meliputi mekanisme keandalan, menyembunyikan detail-detail jaringan dari lapisan aplikasi. Pada lapisan ini terdapat dua protokol, yaitu TCP (Transmission Control Protocol) dan UDP (User Datagram Protocol).

3. Lapisan internet (Internet Layer) Internet layer berfungsi untuk menghubungkan dua perangkat ke jaringan yang berbeda, diperlukan prosedur-prosedur tertentu agar data dapat melalui yang bermacam-macam. Pada lapisan ini dipergunakan Internet Protocol (IP) untuk menyediakan fungsi routing melintasi jaringan yang bermacam-macam. Protokol ini diterapkan tidak hanya pada ujung system namun juga pada jalur-jalurnya. Tugas internet layer adalah untuk mengirimkan paket-paket IP ke tempat tujuan seharusnya.

4. Lapisan Akses Jaringan (Network Acces Layer) Lapisan ini bertanggung jawab untuk menyediakan akses ke jaringan komunikasi. Lapisan ini juga bertanggungjawab untuk mengirimkan data ke node – node yang terletak pada jaringan yang sama.

Page 40: Sharing IT Solution 2011 - almuhibbin

Membedah Teknologi Sistem Telekomunikasi PT Telkom Indonesia www.almuhibbin.com

Struktur Kanal Dalam komunikasi data, secara logik kanal dikenal sebagai suatu saluran tempat sinyal mengalir dapat membawa sinyal digital atau analaog yang berisi data informasi (voice/data) dari user atau pesan pensinyalan (siganlling mesage). Pada network telepon konvensional, hubungan antara user dan sentral lokal baik untuk pensinyalan mupun data informasi dilewatkan pada sebuah kanal analog tunggal (konsep CAS). ISDN terdiri dari beberapa kanal logika untuk keperluan saluran pensinyalan dan saluran data informasi (konsep CCS). Berdasarkan fungsi dan kecepatannya terdapat 3 tipe dasar kanal yaitu kanal B, kanal D dan kanal H

1. Kanal B Fungsi utama kanal B untuk membawa sinyal informasi dari user ke jaringan dalam bentuk suara, data atau video. Kecepatan kanal B adalah 64 kbps yaitu kecepatan yang dibutuhkan untuk aplikasi data digital, kanal B juga dapat digunakan untuk aplikasi circuit switch ISDN, packet switch atau non-switched. Kanal B juga dapat digunakan untuk menyalurkan voice (suara) hi-fi band lebar (7 khz atau 15 khz) yang diproses menjadi 64 kbps. Bisa juga dengan menggunakan multipleks untuk dua sinyal dengan kecepatan 32 kbps menjadi satu sinyal 64 kbps.

2. Kanal D Fungsi utama kanal D adalah untuk membawa pesan pensinyalan dari suatu terminal ISDN ke jaringan melalui konektor pisik (physical connector) dan sistem pesan pensinyalan (signalling message) standard. Kanal D mempunyai kapasitas yang sangat tinggi dan selalu tetap tersedia. Dapat juga digunakan untuk pengiriman low bitrate data seperti telemetry dan user-to-user information. Kanal D beroperasi pada kecepatan 16 kbps atau 64 kbps tergantung pada interface akses user yang digunakan (Basic rate Acces atau Primary rate Access)

3. Kanal H Kanal H sama dengan kanal B, tetapi beroperasi pada kecepatan diatas 64 kbps. Contoh aplikasi kanal H adalah untuk high-speed data, high quality audio, teleconferencing dan viodeo Servis. Kanal H terdiri dari (khusus untuk N-ISDN): HO : 384 kbps H11 : 1536 kbps H12 : 1920 kbps

Basic Access

Basic Access dengan struktur kanal 2B + D dimana B = 64 kbps D = 16 kbps Basik Akses disediakan untuk pelanggan residensial, kedua kanal B dapat digunakan secara terpisah untuk penyambungan satu atau lebih terminal dengan jurusan yang berbeda pada saat yang bersamaan.

Page 41: Sharing IT Solution 2011 - almuhibbin

Membedah Teknologi Sistem Telekomunikasi PT Telkom Indonesia www.almuhibbin.com

Primary Access

Primary Access dengan struktur kanal : 30 B + D (untuk system PCM-30) 23 B + D (untuk system PCM-24) dimana kanal B maupun D sebesar 64 kbps, Jalur akses ke sentral ISDN (titik referensi U) menggunakan 2 balance wire pair atau fiber optik. Primary akses disediakan untuk kalangan bisnis dengan dukungan akses melalui PABX.

DSLAM (Digital Subscriber Line Access Multiplexer)

DSLAM ditempatkan di sentral telepon dan menerima semua line dari modem ADSL di terminal pelanggan. DSLAM mengumpulkan koneksi dari pelanggan dan meneruskan melalui jalur kecepatan tinggi ke Internet Service Provider (ISP). Akses dari end-user melalui

DSLAM akan tersentralisasi melalui BRAS. DSLAM dapat mengakomodir banyak pelanggan yang dihubungkan dengan satu jaringan backbone kecepatan tinggi, baik ATM switch maupun IP base. DSLAM menyediakan layanan transmisi data kecepatan tinggi dengan

memanfaatkan kabel tembaga yang sudah ada. Pada saat sentral telepon menerima sinyal DSL, maka modem ADSL akan mendeteksi suara dan data. Suara akan dikirim ke PSTN, sedangkan data akan dikirimkan ke DSLAM, yang akan melewati ATM atau IP menuju

internet. Prinsip kerja DSLAM pada prinsipnya sama dengan ADSL.

DSLAM memisahkan frekuensi sinyal suara dari trafik data kecepatan tinggi, serta mengontrol dan merutekan trafik digital subcriber line (xDSL) antara pengkat end–user, seperti: router, modem, dan network interface card, dengan jaringan penyedia layanan. DSLAM menyalurkan data digital memasuki jaringan suara (POTS). DSLAM mengalihkan kanal suara (biasanya dengan menggunakan splitter) sehingga sinyal tersebut dapat dikirimkan melalui PSTN, dan kanal data yang sudah ada kemudian ditransmisikan melalui DSLAM yang sebenarnya adalah kumpulan modem DSL. Setelah menghilangkan sinyal suara analog, DSLAM mengumpulkan sinyal-sinyal yang berasal dari end-user dan menyatukan menjadi sinyal tunggal dan bandwidth lebar, melalui proses multiplexing. Sinyal yang sudah disatukan ini disalurkan dengan kecepatan Mbps ke dalam kanal oleh peralatan switching backbone melalui jaringan akses (AN) yang biasa disebut network service provider

(NSP). Sinyal yang dikirimkan melalui internet atau jaringan lain muncul kembali pada sentral telepon yang dituju, dimana DSLAM yang lain menunggu.

DSLAM bersifat flexible dan dapat mendukung berbagai macam DSL yang terdapat dalam sebuah sentral telepon, yang juga menyediakan routing maupun penomoran IP secara dinamik untuk pelanggan (enduser). Jika tidak tersedia tempat di dalam MDF atau ternyata

jarak antara sentral dengan pelanggan terlalu jauh maka solusinya dengan menggunakan mini DSLAM. Mini DSLAM ini dapat diletakkan pada RK yang terdapat di antara STO dengan

pelanggan.

Page 42: Sharing IT Solution 2011 - almuhibbin

Membedah Teknologi Sistem Telekomunikasi PT Telkom Indonesia www.almuhibbin.com

Page 43: Sharing IT Solution 2011 - almuhibbin

Membedah Teknologi Sistem Telekomunikasi PT Telkom Indonesia www.almuhibbin.com

DSLAM di STO Jakarta Pusat

DSLAM terdiri dari:

a. Splitter – Low Pass Filter untuk melewatkan band suara dan high pass filter untuk

melewatkan band ADSL.

b. Modul-modul pelanggan dapat berupa modul ADSL, SDSL, VDSL, dan lain-lain. Untuk layanan speedy dipergunakan modul ADSL. Modul ADSL di sisi DSLAM disebut ATU-C, sedangkan ADSL di sisi pelanggan disebut ATUR. ADSL Transceiver Unit – Central Office (ATU-C), melakukan multiplexing dasar, demultiplexing, receiving, fungsi kontrol system dan menyediakan interface untuk loop, jaringan transport serta sistem operasi dan switching. ADSL Transceiver Unit – Remote (ATU-R), menyediakan interface untuk distribusi lokal yang digunakan untuk layanan broadband melalui service module.

Page 44: Sharing IT Solution 2011 - almuhibbin

Membedah Teknologi Sistem Telekomunikasi PT Telkom Indonesia www.almuhibbin.com

Fungsi DSLAM antara lain :

- Sebagai filter voice dan data

- Sebagai modulator / demodulator DSL

- Sebagai multiplexer.

Adapun parameter-parameter yang digunakan untuk menentukan performansi DSLAM

adalah sebagai berikut :

a. Throughput, yaitu kecepatan (rate) transfer data efektif, yang diukur dalam bps. Troughput

juga mengacu pada banyaknya data yang dapat dikirimkan dalam suatu waktu. Hal ini sangat bergantung pada ketersediaan bandwidth pada jaringan.

b. Kecepatan upstream dan downstream, yaitu kecepatan saat melakukan upload dan

download.

c. SNR (Signal to noise ratio), yaitu perbandingan puncak sinyal dengan noise yang diukur. Nilai SNR dipengaruhi oleh kekuatan signal dan besarnya noise. Secara kasar tanpa melihat nilai power signal dan noise, semakin besar nilai SNR maka kualitas yang didapat akan

semakin baik (bisa jadi signalnya yang besar atau noisenya yang kecil).

d. Attenuation (dB), yaitu besarnya faktor redaman kabel. Kabel mempunyai velocity factor

yang menyebabkan semakin panjang kabel maka loss-nya akan semakin besar. Setiap kabel memiliki nilai yang berbeda - beda tergantung dari bahan dan luas penampang kabel. Dengan begitu, semakin kecil nilai Line Attenuation maka akan semakin baik.

e. Output power, yaitu besarnya power yang dihasilkan dari suatu perangkat.

Page 45: Sharing IT Solution 2011 - almuhibbin

Membedah Teknologi Sistem Telekomunikasi PT Telkom Indonesia www.almuhibbin.com