Shalat Merupakan Salah Satu Kewajiban Bagi Kaum

20
MACAM-MACAM SHOLAT DALAM ISLAM Shalat merupakan salah satu kewajiban bagi kaum muslimin yang sudah mukallaf dan harus dikerjakan baik bagi mukimin maupun dalam perjalanan. Shalat merupakan rukun Islam kedua setelah syahadat. Islam didirikan atas lima sendi (tiang) salah satunya adalah shalat, sehingga barang siapa mendirikan shalat ,maka ia mendirikan agama (Islam), dan barang siapa meninggalkan shalat,maka ia meruntuhkan agama (Islam). Shalat merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan dalam kondisi dan situasi apapun tanpa terkecuali bagi muslim mukallaf baik sedang sehat maupun sakit. A. SHOLAT SAFAR: PENGERTIAN, CARA, DAN SYARAT-SYARATNYA 1. Pengertian Sholat dalam perjalanan, atau disebut “sholatus safar“, dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut : a. Dilakukan seperti biasanya saat dirumah. b. Di qoshor. Yakni sholat yang semestinya empat roka’at diringkas menjadi dua roka’at. c. Di jama’. Yakni mengumpulkan dua sholat, dhuhur dengan ashar atau maghrib dengan isya’, dalam salah satu waktunya. Sholat dengan cara jama’ ada dua macam: 1) Jama’ taqdim. Yaitu mengumpulkan sholat dhuhur dan sholat ashar dalam waktu zhuhur, atau sholat maghrib dan sholat isya’ dalam waktu maghrib. 2) Jama’ ta’khir. Yaitu mengumpulkan sholat dhuhur dan sholat ashar dalam waktu ashar, atau sholat maghrib dan sholat isya’ dalam waktu isya’. Apabila seorang musafir telah sampai pada suatu tempat tujuan, kemudian berniat tinggal selama minimal empat hari, maka dianggap sudah bukan sebagai musafir lagi, oleh karenanya tidak boleh melakukan jama’ ataupun qoshor . 2. Cara Sholat Qashar Pelaksanaan sholat qoshor sama seperti sholat biasa, hanya saja, sholat yang semestinya empat roka’at yaitu dhuhur, ashar, dan isya’, di ringkas menjadi dua roka’at dengan niat qoshor pada waktu takbirotul ihram. Contoh lafadz niat qoshor : 1 | PAI/SEMESTER 2/FK-UISU- MEDAN/2014

description

ada

Transcript of Shalat Merupakan Salah Satu Kewajiban Bagi Kaum

MACAM-MACAM SHOLAT DALAM ISLAMShalat merupakan salah satu kewajiban bagi kaummuslimin yang sudah mukallaf dan harus dikerjakan baik bagi mukimin maupun dalam perjalanan. Shalat merupakan rukun Islam kedua setelah syahadat. Islam didirikan atas lima sendi (tiang) salah satunya adalah shalat, sehingga barang siapa mendirikan shalat ,maka ia mendirikan agama (Islam), dan barang siapa meninggalkan shalat,maka ia meruntuhkan agama (Islam).Shalat merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan dalam kondisi dan situasi apapun tanpa terkecuali bagi muslim mukallaf baik sedang sehat maupun sakit.

A. SHOLAT SAFAR: PENGERTIAN, CARA, DAN SYARAT-SYARATNYA1. Pengertian

Sholat dalam perjalanan, atau disebut sholatus safar, dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut :

a. Dilakukan seperti biasanya saat dirumah.

b. Di qoshor. Yakni sholat yang semestinya empat rokaat diringkas menjadi dua rokaat.

c. Di jama. Yakni mengumpulkan dua sholat, dhuhur dengan ashar atau maghrib dengan isya, dalam salah satu waktunya. Sholat dengan cara jama ada dua macam:

1) Jama taqdim. Yaitu mengumpulkan sholat dhuhur dan sholat ashar dalam waktu zhuhur, atau sholat maghrib dan sholat isya dalam waktu maghrib.

2) Jama takhir. Yaitu mengumpulkan sholat dhuhur dan sholat ashar dalam waktu ashar, atau sholat maghrib dan sholat isya dalam waktu isya.

Apabila seorang musafir telah sampai pada suatu tempat tujuan, kemudian berniat tinggal selama minimal empat hari, maka dianggap sudah bukan sebagai musafir lagi, oleh karenanya tidak boleh melakukan jama ataupun qoshor .

2. Cara Sholat QasharPelaksanaan sholat qoshor sama seperti sholat biasa, hanya saja, sholat yang semestinya empat rokaat yaitu dhuhur, ashar, dan isya, di ringkas menjadi dua rokaat dengan niat qoshor pada waktu takbirotul ihram. Contoh lafadz niat qoshor :

Usholli fardlod-zhuhri rokataini qoshron lillahi taala. Artinya : saya niat sholat dhuhur dengan diqoshor dua rokaat karena Allah.3. Syarat-syarat QasharOrang yang sedang bepergian (musafir), diperbolehkan melakukan sholat dengan qoshor, apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

a. Bukan bepergian maksiat, seperti bepergian dengan tujuan mencuri, dan lain-lain.

b. Jarak yang akan ditempuh, sedikitnya berjarak 80,64 km .

c. Mengetahui hukum diperbolehkannya qoshor.

d. Sholat yang di qoshor berupa sholat empat rokaat. Yakni dhuhur, ashar dan isya .

e. Niat qoshor pada saat takbirotul ihram.

6. Tidak bermakmum/berjama ah kepada orang yang tidak sedang mengqoshor sholat.

Dalam perjalanan yang jauhnya 120,96 km (tiga marhalah) ke atas, lebih utama melaksanakan sholat dengan cara qoshor. Musafir yang sudah memenuhi syarat-syarat qoshor, boleh melakukan jama sekaligus qoshor.

4. Cara Jama TaqdimYang dimaksud dengan sholat jama taqdim adalah, melakukan sholat ashar dalam waktunya sholat dhuhur, atau melakukan sholat isya dalam waktunya sholat maghrib. Sholat shubuh tidak dapat dijama dengan sholat isya. Pelaksanaan sholat dengan jama taqdim antara sholat dhuhur dengan ashar, dilakukan dengan cara, setelah masuk waktu dhuhur, terlebih dahulu melakukan sholat dhuhur, dan ketika takbirotul ihram, berniat menjama sholat dhuhur dengan ashar. Contoh :Usholli fardlod-dhuhri jaman bil ashri taqdiman lillahi taala

Artinya:Saya berniat sholat zhuhur jama taqdim dengan ashar karena AllahNiat jama taqdim, dapat juga dilakukan di tengah-tengah sholat dhuhur sebelum salam, dengan cara berniat didalam hati tanpa diucapkan, menjama taqdim antara ashar dengan dhuhur. Kemudian setelah salam dari sholat dhuhur, cepat-cepat melakukan sholat ashar. Demikian juga cara sholat jama taqdim antara sholat maghrib dengan sholat isya, sama dengan cara jama taqdim antara sholat dhuhur dengan ashar, dan lafadz dhuhur diganti dengan maghrib, lafadz ashar diganti dengan isya.

Jika sholat jama taqdim dilakukan dengan qoshor, maka sholat yang empat rokaat, yaitu dhuhur, ashar, dan isya, diringkas menjadi dua rokaat. Contoh niat jama taqdim serta qoshor:Usholli fardlod-dhuhri rokataini jaman bil ashri taqdiman wa qoshron lillahi taalaArtinya : Saya berniat sholat dhuhur dua rokaat dengan jama taqdim ashar dan qoshor karena Allah 5. Syara-syarat Jama TaqdimOrang yang sedang bepergian, diperbolehkan melakukan sholat jama taqdim, dengan syarat sebagai berikut :a. Bukan berpergian maksiat .

b. Jarak yang akan ditempuh, sedikitnya berjarak 80,64 km.

c. Berniat jama taqdim dalam sholat yang pertama ( Dhuhur / Maghrib).

d. Tartib, yakni mendahulukan sholat dhuhur sebelum sholat ashar dan mendahulukan sholat maghrib sebelum sholat isya.

e. Wila, yakni setelah salam dari sholat pertama, segera cepat-cepat melakukan sholat kedua.Sebagian ulama berpendapat, jama (bukan qoshor), di perbolehkan meskipun tempat tujuan berjarak kurang dari 80,64 km, namun tidak kurang dari 1,66 km . Perjalanan yang jauhnya 120,96 km (tiga marhalah) ke atas, lebih utama melakukan sholat dengan qoshor .

6. Cara Jama TakhirYang dimaksud dengan jama takhir adalah, melakukan sholat zhuhur dalam waktunya sholat ashar, atau melakukan sholat maghrib dalam waktunya sholat, isya. Sholat shubuh tidak dapat dijama dengan sholat zhuhur. Pelaksanaan sholat jama takhir antara sholat zhuhur dan ashar, dilakukan dengan cara, apabila telah masuk waktu zhuhur, maka dalam hati niat mengakhirkan sholat zhuhur untuk dijama dengan sholat ashar dalam waktu sholat ashar. Kemudian setelah masuk waktu ashar, melakukan sholat zhuhur dan sholat ashar seperti biasa tanpa harus mengulangi niat jama takhir. Demikian juga cara melakukan jama takhir sholat magrib dengan sholat isya. Ketika masuk waktu maghrib berniat dalam hati mengakhirkan sholat maghrib untuk di jamapada waktu sholat isya.

7. Syarat-syarat Jama TakhirOrang yang sedang bepergian, diperbolehkan melakukan jama takhir apabila memenuhi syarat sebagai berikut :a. Bukan bepergian maksiat.

b. Jarak yang ditempuh, sedikitnya berjarak 80,64 km.

c. Berniat jama takhir didalam waktu dhuhur atau waktu maghrib.

B. SHOLAT JUMAT: PENGERTIAN, HUKUM, SYARAT, KETENTUAN, HIKMAH, DAN SUNAHNYA1. Pergertian Shalat Jumat

Sholat Jum'at adalah ibadah salat yang dikerjakan di hari jum'at dua rakaat secara berjamaah dan dilaksanakan setelah khutbah.2. Hukum Sholat Jum'atShalah Jum'at memiliki hukum wajib 'ain bagi laki-laki / pria dewasa beragama islam, merdeka dan menetap di dalam negeri atau tempat tertentu. Jadi bagi para wanita / perempuan, anak-anak, orang sakit dan budak, solat jumat tidaklah wajib hukumnya.

Dalil Al-qur'an Surah Al Jum'ah ayat 9 :" Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari jum'at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui."3. Syarat Sah Melaksanakan Solat Jumata. Shalat jumat diadakan di tempat yang memang diperuntukkan untuk sholat jumat. Tidak perlu mengadakan pelaksanaan solat jum'at di tempat sementara seperti tanah kosong, ladang, kebun, dll.

b. Minimal jumlah jamaah peserta salat jum'at adalah 40 orang.

c. Shalat Jum'at dilaksanakan pada waktu shalat dhuhur / zuhur dan setelah dua khutbah dari khatib.4. Ketentuan Khuthbah JumatShalat jumat memiliki isi kegiatan sebagai berikut :a. Mengucapkan hamdalah.b. Mengucapkan shalawat Rasulullah SAW.c. Mengucapkan dua kalimat syahadat.d. Memberikan nasihat kepada para jamaah.e. Membaca ayat-ayat suci Al-quran.f. Membaca doa.5. Sunat-Sunat Shalat Jumata. Mandi sebelum datang ke tempat pelaksanaan sholat jum at.b. Memakai pakaian yang baik (diutamakan putih) dan berhias dengan rapi seperti bersisir, mencukur kumis dan memotong kuku.c. Memakai pengaharum / pewangi (non alkohol).d. Menyegerakan datang ke tempat salat jumat. e. Memperbanyak doa dan salawat nabi.f. Membaca Alquran dan zikir sebelum khutbah jumat dimulai.C. SHOLAT KHAUF: PENGERTIAN, HUKUM, SYARAT, DAN TATA CARANYAshalatkhauf, secara bahasa berarti takut. Sedangkan menurut terminologi,khaufberarti kegoncangan di dalam diri karena khawatir terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan, atau hilangnya sesuatu yang disukai. Diantara hal itu adalah rasa takut di jalanan. Jadi, shalat khauf dapat dipahami bahwa ia adalah penunaian shalat yang di fardhukan (diwajibkan) yang dilakukan pada saat-saat genting atau kondisi yang mengkhawatirkan dengan cara tertentu.

1. Hukumnya

Shalat khauf disyariatkan dalam setiap peperangan yang dibolehkan, seperti memerangi orang-orang kafir, pemberontak, dan para perampok atau penyamun sebagaimana firman Allah yang artinya,Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa kamu menqasar shalat(mu), jika kamu takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang kafir itu musuh yang nyata bagimu.(QS. An-Nisaa : 101)

Shalat khauf adalah disyariatkan hal itu berdasarkan Alquran, As-Sunnah dan Ijma.

Dari al-Quran, Yaitu firman Allah Taala yang artinya, Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan shalat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (shalat) besertamu dan menyandang senjata, kemudian apabila mereka (yang shalat besertamu) sujud (telah menyempurnakan seraka'at), maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang golongan yang kedua yang belum bershalat,lalu bershalatlah mereka denganmu, dan hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang senjata. Orang-orang kafir ingin supaya kamu lengah terhadap senjatamu dan harta bendamu, lalu mereka menyerbu kamu dengan sekaligus. Dan tidak ada dosa atasmu meletakkan senjata-senjatamu, jika kamu mendapat sesuatu kesusahan karena hujan atau karena karena kamu memang sakit; dan siap siagalah kamu. Sesungguhnya Allah telah menyediakan azab yang menghinakan bagi orang-orang kafir itu.(QS. An-Nisaa : 102)

Dari Sunnah, sebagaimana Imam Ahmad rahimahullah berkata, Telah shahih shalat khauf dari nabi SAW., dalam 5 atau 6 bentuk (cara) yang semuanya adalah dibolehkan.

Dan hal itu adalah telah disyariatkan pada zaman Nabi SAW., dan hal itu terus berlangsung hingga akhir zaman.

Dalil ijma, para sahabat dan seluruh imam telah ijma terhadap disyariatkannya shalat khauf, kecuali beberapa gelintir saja yang menyelisihinya yang tidak dianggap.

Shalat khauf dilakukan ketika dibutuhkan, baik dalam kondisi safar atau mukim (tidak safar), apabila dikhawatirkan musuh menyerang kaummuslimin. Karena yang menyebabkan bolehnya shalat khauf itu adalah karena ada rasa takut bukan sebab safar, akan tetapi shalat khauf yang dilakukan ketika mukim adalah tanpa mengurangi jumlah rekaat dari yag telah ditentukan, hanya saja yang dikurangi dalam shalat tersebut adalah kaifiyah (tata cara) shalatnya. Dan shalat khauf dalam kondisi safar dilakukan dengan mengqosor jumlah rokaat yang 4 rokaat, dan dikurangi pula kaifiyah shalatnya.

2. Syarat-Syaratnya

Shalat khauf disyariatkan dengan dua syarat:

a. Hendaknya musuh yang diperangi adalah musuh yang halal (dibolehkan) untuk diperangi, seperti orang kafir harbi, pemberontak, dan para perampok atau yang lainnya.

b. Dikhawatirkan musuh menyerang kaum muslimin disaat sedang shalat.

3. Kaifiyah Shalat Khauf

Ada beberapa cara shalat khauf, diantaranya adalah cara yang diajarkan oleh rasulullah shallallahu alaihi wasallam dalam hadits riwayat Sahl bin Abu Hatsmah Al-Anshari r.a, yang mirip dengan tata cara yang disebutkan dalam Al-Quran surat An-Nisaa ayat 102. Yang di dalamnya hati-hati dalam shalat dan waspada dalam perang, di dalamnya juga siaga terhadap musuh. Rasulullah SAW., telah melakukan shalat khauf dengan cara ini pada peperangan Dzatur Riqa.

Adapun tata caranya sebagaimana dalam riwayat Sahl bin Hatsmah,Bahwa sekelompok pasukan membentuk shaf untuk berjamaah bersama rasulullah SAW., dan sekelompok pasukan lagi menghadap musuh, lalu beliau shalat bersama pasukan yang bersamanya satu rokaat, kemudian beliau tetap berdiri dan pasukan tersebut pun menyelesaikan shalat mereka sendiri-sendiri, kemudian mereka bergegas menuju menghadap musuh. Lalu kelompok (yang awalnya menghadap musuh) datang bergabung dengan shalat rasulullah, maka rasulullah shalat bersama mereka satu rekaat yang tersisa kemudian beliau tetap duduk, lalu pasukan tersebut menyempurnakan shalat masing-masing, kemudian rasulullah salam bersama mereka.(HR Muslim no. 841)

D. SHOLAT IED: HUKUM, WAKTU, TEMPAT, TUNTUNAN, DAN TATA CARANYA

1. Hukum Sholat Ied Ada tiga hukum tentang dua hari raya (Iedul Fithri dan Iedul Adhha):

Pertama, bahwa ia sunnah muakkad. Ini adalah pendapat Imam Malik dan Imam Syafii.

Kedua, fardu kifayah. Ini mazhab Imam Ahmad.Ketiga, Diwajibkan kepada seluruh orang Islam laki-laki. Berdosa meninggalkannya tanpa ada uzur. Ini pendapat Imam Abu Hanifah.

2. Waktu Pelaksanaan Shalat IedMenurut mayoritas ulama ulama Hanafiyah, Malikiyah dan Hambali-, waktu shalat ied dimulai dari matahari setinggi tombak sampai waktu zawal(matahari bergeser ke barat)

Ibnul Qayyim mengatakan, Nabi SAW., biasamengakhirkan shalat Idul Fitri dan mempercepat pelaksanaan shalat Idul Adha. Ibnu Umar yang sangat dikenal mencontoh ajaran Nabi SAW., tidaklah keluar menuju lapangan kecuali hingga matahari meninggi.

Tujuan mengapa shalat Idul Adha dikerjakan lebih awal adalah agar orang-orang dapat segera menyembelih qurbannya. Sedangkan shalat Idul Fitri agak diundur bertujuan agar kaum muslimin masih punya kesempatan untuk menunaikan zakat fithri.

3. Tempat Pelaksanaan Shalat IedTempat pelaksanaan shalat ied lebih utama (lebih afdhol) dilakukan di tanah lapang, kecuali jika ada udzur seperti hujan. Abu Said Al Khudri mengatakan,

Rasulullah SAW., biasa keluar pada hari raya Idul Fithri dan Idul Adha menuju tanah lapang.

An Nawawi mengatakan, Hadits Abu Said Al Khudri di atas adalah dalil bagi orang yang menganjurkan bahwa shalat ied sebaiknya dilakukan di tanah lapang dan ini lebih afdhol (lebih utama) daripada melakukannya di masjid. Inilah yang dipraktekkan oleh kaum muslimin di berbagai negeri. Adapun penduduk Makkah, maka sejak masa silam shalat ied mereka selalu dilakukan di Masjidil Haram.

4. Tuntunan Ketika Hendak Keluar Melaksanakan Shalat IedPertama: Dianjurkan untuk mandi sebelum berangkat shalat. Ibnul Qayyim mengatakan, Terdapat riwayat yang shahih yang menceritakan bahwa Ibnu Umar yang dikenal sangat mencontoh ajaran Nabi SAW., biasa mandi pada hari ied sebelum berangkat shalat.

Kedua: Berhias diri dan memakai pakaian yang terbaik. Ibnul Qayyim mengatakan, Nabi SAW., biasa keluar ketika shalat Idul Fithri dan Idul Adha dengan pakaiannya yang terbaik.

Ketiga: Makan sebelum keluar menuju shalat ied khusus untuk shalat Idul Fithri.

: Rasulullah SAW., biasa berangkat shalat ied pada hari Idul Fithri dan beliau makan terlebih dahulu. Sedangkan pada hari Idul Adha, beliau tidak makan lebih dulu kecuali setelah pulang dari shalat ied baru beliau menyantap hasil qurbannya.

Hikmah dianjurkan makan sebelum berangkat shalat Idul Fithri adalah agar tidak disangka bahwa hari tersebut masih hari berpuasa. Sedangkan untuk shalat Idul Adha dianjurkan untuk tidak makan terlebih dahulu adalah agar daging qurban bisa segera disembelih dan dinikmati setelah shalat ied.

Keempat: Bertakbir ketika keluar hendak shalat ied. Dalam suatu riwayat disebutkan,

Nabi SAW., biasa keluar hendak shalat pada hari raya Idul Fithri, lantas beliau bertakbir sampai di lapangan dan sampai shalat hendak dilaksanakan. Ketika shalat hendak dilaksanakan, beliau berhenti dari bertakbir.Tata Cara Takbir Ketika Berangkat Sholat, disyariatkan dilakukan oleh setiap orang dengan menjaharkan (mengeraskan) bacaan takbir. Ini berdasarkan kesepakatan empat madzhab, di antara lafazh takbir adalah, (Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar selain Allah, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, segala pujian hanya untuk-Nya)

Syaikhul Islam juga menerangkan bahwa jika seseorang mengucapkan Allahu Akbar, Allahu akbar, Allahu akbar, itu juga diperbolehkan.

Kelima: Menyuruh wanita dan anak kecil untuk berangkat shalat ied. Namun wanita tetap harus memperhatikan adab-adab ketika keluar rumah, yaitu tidak berhias diri dan tidak memakai harum-haruman.

Sedangkan dalil mengenai anak kecil, Ibnu Abbas yang ketika itu masih kecil- pernah ditanya, Apakah engkau pernah menghadiri shalat ied bersama Nabishallallahu alaihi wa sallam? Ia menjawab,

Iya, aku menghadirinya. Seandainya bukan karena kedudukanku yang termasuk sahabat-sahabat junior, tentu aku tidak akan menghadirinya.

Keenam: Melewati jalan pergi dan pulang yang berbeda. Dari Jabir, beliau mengatakan,

Nabi shallallahu alaihi wa sallam ketika shalat ied, beliau lewat jalan yang berbeda ketika berangkat dan pulang.

Ketujuh: Dianjurkan berjalan kaki sampai ke tempat shalat dan tidak memakai kendaraan kecuali jika ada hajat. Dari Ibnu Umar, beliau mengatakan,

- - .

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam biasa berangkat shalat ied dengan berjalan kaki, begitu pula ketika pulang dengan berjalan kaki.

Tidak Ada Shalat Sunnah Qobliyah Ied dan Badiyah IedDari Ibnu Abbas, ia berkata,

- - Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah keluar pada hari Idul Adha atau Idul Fithri, lalu beliau mengerjakan shalat ied dua rakaat, namun beliau tidak mengerjakan shalat qobliyah maupun badiyah ied.

Tidak Ada Adzan dan Iqomah Ketika Shalat IedDari Jabir bin Samuroh, ia berkata,

.

Aku pernah melaksanakan shalat ied (Idul Fithri dan Idul Adha) bersama Rasulullahshallallahu alaihi wa sallambukan hanya sekali atau dua kali, ketika itu tidak ada adzan maupun iqomah.

5. Tata Cara Shalat IedJumlah rakaat shalat Idul Fithri dan Idul Adha adalah dua rakaat. Adapun tata caranya adalah sebagai berikut.

Pertama: Memulai dengan takbiratul ihrom, sebagaimana shalat-shalat lainnya.

Kedua: Kemudian bertakbir (takbir zawaid/tambahan) sebanyak tujuh kali takbir selain takbiratul ihrom sebelum memulai membaca Al Fatihah.

Ketiga: Di antara takbir-takbir (takbir zawaid) yang ada tadi tidak ada bacaan dzikir tertentu. Namun ada sebuah riwayat dari Ibnu Masud, ia mengatakan, Di antara tiap takbir, hendaklah menyanjung dan memuji Allah. Syaikhul Islam mengatakan bahwa sebagian salaf di antara tiap takbir membaca bacaan: . (Maha suci Allah, segala pujian bagi-Nya, tidak ada sesembahan yang benar untuk disembah selain Allah. Ya Allah, ampunilah aku dan rahmatilah aku). Namun bacaannya tidak dibatasi dengan bacaan ini saja. Boleh juga membaca bacaan lainnya asalkan di dalamnya berisi pujian pada AllahTaala.

Keempat: Kemudian membaca Al Fatihah, dilanjutkan dengan membaca surat lainnya. Surat yang dibaca oleh Nabi SAW.,adalah surat Qaaf pada rakaat pertama dan surat Al Qomar pada rakaat kedua. Ada riwayat bahwa Umar bin Al Khattab pernah menanyakan pada Waqid Al Laitsiy mengenai surat apa yang dibaca oleh Rasulullah SAW., ketika shalat Idul Adha dan Idul Fithri. Ia pun menjawab,

( ) ( (Nabishallallahu alaihi wa sallambiasa membaca Qaaf, wal quranil majiid (surat Qaaf) dan Iqtarobatis saaatu wan syaqqol qomar (surat Al Qomar).

Boleh juga membaca surat Al Alaa pada rakaat pertama dan surat Al Ghosiyah pada rakaat kedua. Nabishallallahu alaihi wa sallambersabda, ( ) ( ) .

Rasulullah SAW., biasa membaca dalam shalat ied maupun shalat Jumat Sabbihisma robbikal ala(surat Al Alaa)danHal ataka haditsul ghosiyah(surat Al Ghosiyah).

Kelima: Setelah membaca surat, kemudian melakukan gerakan shalat seperti biasa (ruku, itidal, sujud, dst).

Keenam: Bertakbir ketika bangkit untuk mengerjakan rakaat kedua.

Ketujuh: Kemudian bertakbir (takbir zawa-id/tambahan) sebanyak lima kali takbir -selain takbir bangkit dari sujud- sebelum memulai membaca Al Fatihah.

Kedelapan: Kemudian membaca surat Al Fatihah dan surat lainnya sebagaimana yang telah disebutkan di atas.

Kesembilan: Mengerjakan gerakan lainnya hingga salam.

6. Khutbah Setelah Shalat IedDari Ibnu Umar, ia mengatakan,

Nabi SAW., dan Abu Bakr, begitu pula Umar biasa melaksanakan shalat ied sebelum khutbah.

Setelah melaksanakan shalat ied, imam berdiri untuk melaksanakan khutbah ied. Nabi SAW.,melaksanakan khutbah di atas tanah dan tanpa memakai mimbar. Beliau pun memulai khutbah dengan hamdalah (ucapan alhamdulillah) sebagaimana khutbah-khutbah beliau yang lainnya.

Jamaah boleh memilih mengikuti khutbah ied ataukah tidak. Dari Abdullah bin As Sa-ib, ia berkata bahwa ia pernah menghadiri shalat ied bersama Rasulullah SAW., tatkala beliau selesai menunaikan shalat, beliau bersabda,

Aku saat ini akan berkhutbah. Siapa yang mau tetap duduk untuk mendengarkan khutbah, silakan ia duduk. Siapa yang ingin pergi, silakan ia pergi.7. Ucapan Selamat Hari RayaSyaikhul Islam Ibnu Taimiyah menjelaskan, Adapun tentang ucapan selamat (tahniyah) ketika hari ied seperti sebagian orang mengatakan pada yang lainnya ketika berjumpa setelahshalat ied, Taqobbalallahu minna wa minkum wa ahaalallahu alaika dan semacamnya, maka seperti ini telah diriwayatkan oleh beberapa sahabat Nabi.

8. Bila Hari Ied Jatuh pada Hari JumatBila hari ied jatuh pada hari Jumat, maka bagi orang yang telah melaksanakan shalat ied, ia punya pilihan untuk menghadiri shalat Jumat atau tidak. Namun imam masjid dianjurkan untuk tetap melaksanakan shalat Jumat agar orang-orang yang punya keinginan menunaikan shalat Jumat bisa hadir, begitu pula orang yang tidak shalat ied bisa turut hadir. Pendapat ini dipilih oleh mayoritas ulama Hambali. Dan pendapat ini terdapat riwayat dari Umar, Utsman, Ali, Ibnu Umar, Ibnu Abbas dan Ibnu Az Zubair.

Diriwayatkan dari Iyas bin Abi Romlah Asy-Syamiy, ia berkata, Aku pernah menemani Muawiyah bin Abi Sufyan dan ia bertanya pada Zaid bin Arqom,

. ) (Apakah engkau pernah menyaksikan Rasulullah SAW.,bertemu dengan dua ied (hari Idul Fithri atau Idul Adha bertemu dengan hari Jumat) dalam satu hari? Iya, jawab Zaid. Kemudian Muawiyah bertanya lagi, Apa yang beliau lakukan ketika itu? Beliau melaksanakan shalat ied dan memberi keringanan untuk meninggalkan shalat Jumat, jawab Zaid lagi. Nabi SAW.,bersabda, Siapa yang mau shalat Jumat, maka silakan melaksanakannya.E. SHOLAT GERHANA : HUKUM, WAKTU, DAN TATA CARANYAGerhana adalah salah satu tanda kekuasaan Allah SWT. Ketika ada gerhana matahari maupun bulan, Islam mensyariatkan shalat gerhana.1. Hukum Shalat Gerhana Para ulama sepakat bahwa shalat gerhana, termasuk shalat gerhana matahari (kusuf) adalah sunnah muakad (sangat dianjurkan), baik untuk laki-laki maupun perempuan.2. Waktu Shalat Gerhana

Waktu untuk mengerjakan shalat gerhana adalah terbentang sejak mulainya gerhana hingga gerhana berakhir (matahari/bulan kembali ke kondisi semula).

3. Tata Cara Shalat Gerhana

Shalat gerhana, baik gerhana bulan maupun matahari, lebih utama dikerjakan secara berjamaah, meskipun menunaikannya secara berjamaah bukan termasuk syarat utama syahnya shalat tersebut. Ketika menjelang pelaksanaan shalat gerhana, hendaklah muadzin mengumandangkan lafazh "Ash shalaatu jaami'ah". Jumhur ulama mengatakan bahwa shalat gerhana dilakukan sebanyak dua rakaat. Setiap rakaat harus dilakukan dua kali ruku'. Sebagaimana tersebut dalam hadis:

Pada saat Nabi hidup, terjadi gerhana matahari. Rasulullah keluar ke masjid, berdiri dan membaca takbir. Orang-orang pun berdatangan dan berbaris di belakang beliau. Beliau membaca surat yang panjang. Selanjutnya beliau bertakbir dan ruku'. Beliau memanjangkan waktu ruku' hampir menyerupai waktu berdiri. Selanjutnya beliau mengangkat kepala dan membaca "Sami'allaahu liman hamidah, rabbanaa walakal hamdu". Lalu berdiri lagi dan membaca surat yang panjang, tapi lebih pendek daripada bacaan surat yang pertama. Kemudian beliau bertakbir dan ruku'. Waktu ruku' ini lebih pendek daripada ruku' pertama. Setelah itu beliau sujud. Pada rakaat berikutnya, beliau melakukan perbuatan yang sama hingga sempurnalah empat ruku' dan empat sujud. Setelah itu matahari muncul seperti biasanya, yaitu sebelum beliau pulang ke rumah. Beliau terus berdiri dan menyampaikan khutbah, memuji Allah dengan puji-pujian yang layak bagi-Nya. Tak lama kemudian, beliau bersabda, "Sesungguhnya matahari dan bulan merupakan dua tanda kekuasaan Allah Azza wa Jalla. Terjadinya gerhana matahari atau bulan itu bukanlah karena kematian seseorang atau kehidupannya. Oleh karena itu, jika kau menyaksikan gerhana bergegaslah untuk mengerjakan shalat."(HR. Muslim)

Sebelum shalat gerhana, tidak perlu dikumandangkan adzan dan iqamat, tetapi cukup "Ash shalaatu jaami'ah" Setelah selesai shalat gerhana, khatib memberikan khutbah yang berisi pesan ketaqwaan.F. SHOLAT ISTISQA: PENGERTIAN, HUKUM, WAKTU, DAN TATA CARANYA

1. Pengertian

Istisqa secara bahasa adalah meminta turun hujan. Secara terminologi yaitu meminta kepada Allah SWT., agar menurunkan hujan dengan cara tertentu ketika dibutuhkan hamba-Nya.

2. Hukum Sholat Istisqa

Hukum shalat Istisqa adalah sunnah muakkadah bagi yang terkena musibah kelangkaan air untuk minum dan kebutuhan lainnya. Dan dianjurkan bagi kaum Muslimin lainnya yang masih mendapatkan air,sebagai bentuk ukhuwah dan tolong menolong dalam kebaikan dan ketakwaan. Firman Allah SWT: . .

Maka aku katakan kepada mereka: Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun,niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai(QS. Nuh: 10-12)

Hadits Rasulullah SAW.: : ( , , , , , , , ) , Ibnu Abbas Radhiyallaahu anhu berkata: Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam keluar dengan rendah diri, berpakaian sederhana, khusyu, tenang, berdoa kepada Allah, lalu beliau shalat dua rakaat seperti pada shalat hari raya, beliau tidak berkhutbah seperti pada shalat hari raya, beliau tidak berkhutbah seperti khutbahmu ini. (HR. al-Khomsah di shahih oleh Tirmidzi.3. Macam-Macam IstisqaIstisqa memiliki tiga macam, yaitu:

a. Istisqa yang paling ringan, yaitu doa tanpa shalat dan tidak juga setelah shalat di masjid atau selain masjid, sendiri atau jamaah. Dan sebaiknya dilakukan oleh orang-orang yang shalih.

b. Istisqa pertengahan, yaitu doa setelah shalat Jumat atau shalat lainnya, ketika khutbah Jumat atau khutbah yang lain.

c. Istisqa yang paling utama adalah Istisqa dengan di dahului shalat dua rakaat dan dua khutbah. Dilakukan oleh Muslim, baik musafir atau muqim, penduduk kampung atau kota.

4. Waktu IstisqaJika hanya doa, maka dapat dilakukan kapan saja, dan lebih baik jika dilakukan saat khutbah Jumat. Jika doa dan shalat maka dapat dilakukan kapan saja, tetapi jangan dilakukan pada waktu yang dimakruhkan shalat. Waktuyang utama adalah pada waktu Dhuha sampai Zhuhur sebagaimana shalat Id. Shalat Istisqa dapat dilakukan di masjid atau di luar masjid.5. Adab Sebelum Shalat Istisqaa. Memperbanyak istighfar dan taubat di hari-hari sebelumnya

b. Menghindari perbuatan zhalim dan mengembalikan hak-hak orang yang terzhalimi

c. Didahului dengan berpuasa tiga hari

d. Hari pelaksanaan dianjurkan puasa.

e. Memperbanyak sedekah.

f. Sebelum pelaksanaan, disunnahkan melakukan thaharah seperti, mandi, bersiwak,menjauhkan perhiasan dan wangi-wangian, memakai baju yang sederhana.

g. Berangkat ke tempat dalam keadaan tawadhu, khusyu, berharap pada Allah.

6. Tata Cara Pelaksanaan Shalat Istisqaa. Shalat dua rakaat, sebagaimana shalat Id, rakaat pertama takbir tujuh kali dan kedua lima kali. Ibnu Abbas berkata: lakukan pada Istisqa seperti pada waktu Id.

b. Rakaat pertama disunnahkan membaca surat Al-Ala dan rakaat kedua surat Al-Ghasiyah

c. Setelah shalat, diteruskan dengan khutbahdua kali.

d. Berdoa menghadap kiblat danmengangkat dua tangan.

e. Dianjurkan doa Istisqa dibacakan oleh Ahli Bait dan orang shalih

f. Bertawasul dengan amal shalih

g. Khusus untuk kaum lelaki disunnahkan memindahkan dan membalikkan selendang atau sorbannya.

h. Dianjurkan imam keluar bersama masyarakat.

i. Dianjurkan membawa binatang ternak.

7. Doa Istisqa : , , , , , , , , , . . . .

Segala puji bagi Allah Rabbul alamin yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang merajai hari pembalasan, tidak ada Tuhan selain Allah yang melakukan apa yang Ia kehendaki, ya Allah Engkaulah Allah tidak ada Tuhan selain Engkau, Engkau Mahakaya dan kami orang-orang fakir, turunkanlah pada kami hujan, dan jadikan apa yang Engkau turunkan sebagai kekuatan dan bekal hingga suatu batas yang lama.

Ya Allah, turunkan bagi kami hujan 3x, Ya Allah, turunkan bagi kami hujan yang menyuburkan, menyejahterakan, bermanfaat, mengalir dari atas ke bawah merata, dan terus-menerus kebaikannya bagi negeri dan penghuninya. Ya Allah pada pegunungan, Shalallahu Alaihi wa Sallamah ladang dan danau-danau. Ya Allah kami beristighfar kepada-Mu, sesungguhnya Engkau penerima ampun, turunkan kepada hujan dari langit yang terus menerus memberikan kebaikan. Ya Allah turunkanlah hujan dan jangan jadikan kami termasuk orang-orang yang putus asa. Ya Allah negeri dan penduduknya mengalami kesulitan, kesengsaraan, kesempitan dan kami tidak mengadu kecuali kepada-Mu. Ya Allah tumbuhkanlah bagi kami tanaman, suburkanlah susu-sus ternak kami, turunkanlah hujan dari keberkahan langit dan tumbuhkanlah tanaman dari keberkahan bumi. Ya Allah angkatlah dari kami kesusahan, kelaparan, dan terbukanya aurat, singkapkan dari kami musibah dan tidak ada yang dapat menyingkapkannya kecuali Engkau

Ya Allah turunkanlah hujan dan tolonglah kami atas musuh. Ya Allah Engkau telah memerintahkan kami untuk berdoa, dan berjanji untuk mengabulkan. Dan kami telah berdoa sebagaimana engkau perintahkan, maka kabulkanlah sebagaimana Engkau telah janjikan. Ya Allah berikanlah anugerah ampunan-Mu atas kesalahan kami, dan kabulkan hujan untuk kami dan kelapangan rezeki.

8. Doa Ketika Hujan Telah Turun . .: Ya Allah jadikan hujan yang menyejahterakan dan bermanfaat. Ya Allah turunkan di sekeliling kami bukan adzab bagi kami. Dan jamaah mengucapkan: Hujan turun dengan karunia dan rahmat Allah.

G. SHOLAT JANAZAH: PENGERTIAN HUKUM, RUKUN, DAN TATA CARANYA1. Pengertian

Sholat jenazah merupakan sholat yang dilaksanakan ketika ada seorang muslim yang meninggal dunia, tata cara shalat jenazah tidak perlu melakukan rukuk dan sujud, cukup dengan keadaan berdiri saja, lalu takbir sebanyak 4 kali diselingi dengan bacaan doa tertentu, lalu kemudian diakhiri dengan salam. hukum melaksanakannya adalah fardhu kifayah. Meski begitu terkadang jarang umat islam yang mengetahui persis bagaimana tata cara pengerjaan shalat jenazah yang baik dan benar, maka dari itu artikel kali ini akan membahasnya secara detail dan lengkap mengenai panduan dan tata cara sholat jenazah, hukum melaksanakan sholat jenazah, bacaan doa sholat jenazah beserta artinya baik dalam versi arab maupun versi latin/indonesia, lalu juga disertai rukun, syarat, dan dalil tentang sholat jenazah/sholat mayit serta manfaat dan keutamaan sholat jenazah. semuanya dibahas secara lengkap di artikel kali ini.2. Hukum Sholat Jenazah

Hukum Sholat Jenazah adalah Fardhu Kifayah artinya wajib bagi kita umat muslim untuk mensholati muslim lainnya yang telah meninggal, jika tidak dilaksanakan maka ini menjadi tanggung jawab seluruh umat muslim.

Nabi Muhamad SAW bersabda dalam hadistnyatentang keutamaan sholat jenazah :

Barangsiapa yang menghadiri jenazah hingga ikut menshalatkannya, maka dia mendapatkan satu qirath, dan barangsiapa yang menyaksikannya hingga ikut mengantar ke kubur, maka mendapatkan dua qirath. Ditanyakan, Apakah yang dimaksudkan dengan dua qirath itu? Beliau menjawab, Seperti dua gunung yang besar. (HR. Muttafaq alaih)

3. Rukun Sholat Jenazah :a. Niat

b. Berdiri bila mampu

c. Empat kali takbir yang diselingi oleh beberapa bacaan

d. Membaca al-Fatihah secara sirr setelah takbir pertama berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Nasai, bahwa: Menurut sunnah, bahwa dalam shalat jenazah hendaknya membaca Ummil Quran (al-Fatihah) dengan pelan-pelan dalam takbir pertama

e. Membaca shalawat kepada Nabi saw setelah takbir kedua

f. Mendoakan mayat setelah takbir ketiga

g. salam

Niat Sholat Jenazah : Niat untuk jenazah laki-laki :

"Ushalli 'alaa haadzal mayyiti arba'a takbiiraatin fardhal kifaayati makmuuman/imaaman lillaahi ta'aalaa"Artinya : Saya niat shalat atas mayyit (laki-laki) ini empat takbir fardhu kifayah karena Allah SWT. Niat untuk jenazah perempuan :"Ushalli 'alaa haadzihil maytati arba'a takbiiraatin fardhal kifaayati makmuuman/imaaman lillaahi ta'aalaa"Artinya : Saya niat shalat atas mayyit (perempuan) ini empat takbir fardhu kifayah karena Allah SWT.3. Tata Cara Sholat Jenazah :a. Takbir Pertama

Setelah takbir dilanjutkan dengan membaca ta'awudz lalu dilanjutkan dengan membaca al fatihah, tanpa disertai dengan doa iftitah ataupun surat pendek seperti sholat pada umumnya. b. Takbir kedua

Bacaan setelah takbir kedua yaitu membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. berikut bacaan doanya:

Artinya :Ya Allah, berilah rahmat kepada Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau telah memberikan rahmat kepada Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung. Berilah berkah kepada Muhammad dan keluarganya (termasuk anak dan istri atau umatnya), sebagaimana Engkau telah memberi berkah kepada Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung.c. Takbir ketiga

Bacaan doa setelah melakukan takbir ketiga adalah sebagai berikut:

Artinya :Ya Allah, ampunilah dia, rahmatilah dia, maafkanlah dia, ampunilah kesalahannya, muliakanlah kematiannya, lapangkanlah kuburannya, cucilah kesalahannya dengan air, es dan embun sebagaimana mencuci pakaian putih dari kotoran, gantilah rumahnya dengan rumah yang lebih baik, gantilah keluarganya dengan keluarga yang lebih baik, gantilah istrinya dengan isri yang lebih baik, hindarkanlah dari fitnah kubur dan siksa neraka.d. Takbir ke empat

Bacaan doa setelah takbir ke empat yaitu membaca doa: Artinya : Ya Allah, janganlah Engkau haramkan Kami dari pahalanya, dan janganlah Engkau beri fitnah pada kami setelah kematiannya. Salam15 | PAI/SEMESTER 2/FK-UISU- MEDAN/2014