sgrgr erg jrkg ke gje gjk eg eg
-
Upload
michael-freddy -
Category
Documents
-
view
217 -
download
3
description
Transcript of sgrgr erg jrkg ke gje gjk eg eg
Bandung merupakan salah satu kota besar di Indonesia sebagai pusat
perbelanjaan, wisata alam, maupun pendidikan. Dengan tingkat kedatangan
mahasiswa baru setiap tahunnya dan juga wisatawan domestic maupun mancanegara,
mengakibatkan peningkatan kepadatan penduduk di Kota Bandung. Tentunya hal ini
meningkatkan kebutuhan akan transportasi umum untuk bepergian di dalam kota.
Transportasi dalam kota yang ada di Kota Bandung meliputi taksi, bus dalam kota,
angkutan kota yang lebih dikenal dengan istilah angkot. Angkot merupakan
transportasi dalam kota yang paling banyak digunakan di Kota Bandung. Dengan
kondisi yang sama seperti di Bali, yakni pusat wisata, perbelanjaan dan juga
pendidikan, angkot di Bali tidak bisa survive sehingga sudah jarang ditemukan angkot
di Bali. Essay ini akan membahas opini dan analisis penulis mengenai kondisi ini.
Keberadaan angkot di suatu daerah tentu berkaitan dengan adanya demand
daerah tersebut. Oleh karena itu, penulis akan membahas mengenai kondisi
keberadaan angkot yang berbeda di Kota Bandung dan Bali dari sisi demand angkot
di kedua daerah tersebut.
1. Demand Angkot di Bali
Bali sangat terkenal dengan wisata alamnya, terutama wisata pantai, yang
menarik banyak wisatawan mancanegara dan domestik untuk liburan dan menetap
disana. Berdasarkan pengetahuan penulis, keberadaan angkot di Bali tidak banyak
ditemukan, hanya 40% yang masih beroperasi, hanya 10% yang layak digunakan
dan diperkirakan jumlahnya akan terus menurun. Hal ini disebabkan karena
kurangnya permintaan yang disebabkan oleh hal-hal berikut ini:
- Karakteristik wisatawan asing yang yang lebih memilih moda transportasi
sepeda ataupun jalan kaki di daerahnya untuk tempat dengan jangkauan yang
tidak terlalu jauh, atau juga dengan menyewa kendaraan sepeda motor untuk
jangkauan tempat yang jauh
- Kondisi udara di Bali yang belum tercemar polusi udara dalam tingkat yang
parah, sehingga masih “adem” untuk berjalan kaki ataupun bersepeda
- Lokasi wisata dan pusat perbelanjaan yang jaraknya jauh antartempat,
sementara konektivitas angkot yang rendah, artinya pengguna angkot harus
naik beberapa angkot dengan rute yang berbeda untuk sampai ke tempat
tujuan.
- Untuk wisatawan domestik, pada umumnya lebih memilih untuk menyewa
mobil beserta sopir untuk bepergian di Bali
2. Demand Angkot di Bandung
Berbeda dengan kondisi angkot di Bali, angkot masih menjadi salah satu
angkutan umum yang favorit digunakan di Kota Bandung. Hal ini dikarenakan
tempat-tempat tujuan wisata, perbelanjaan, maupun tempat pendidikan yang tidak
terlalu jauh dan juga tersedia angkot dengan berbagai rute yang mempermudah
seseorang untuk mencapai tempat tujuan. Selain itu Bandung yang dikenal sebagai
pusat pendidikan dengan murid/mahasiswa yang bertambah setiap tahunnya.
Walaupun begitu, keberadaan angkot di Bandung juga menjadi salah satu
penyebab utama kemacetan, yang disebabkan faktor muat (load factor) yang rendah.
Artinya, satu angkot tidak membawa penumpang maksimal dalam sekali jalan. Ini
disebabkan karena jumlah angkot (supply) yang jauh lebih banyak dibanding
pengguna angkot (demand) baik pada jam sibuk maupun bukan jam sibuk, sehinga
para sopir angkot saling bersaing untuk mendapatkan penumpang. Selain masalah
faktor muat, kemacetan akibat angkot juga disebabkan karena angkot yang sering
“ngetem” untuk menunggu penumpang, juga saat mau menaikkan atau menurunkan
penumpang, yang menambah hambatan pada arus lalu lintas yang menyebabkan
kemacetan.
Pustaka:
http://sp.beritasatu.com/home/hanya-40-persen-angkot-di-bali-beroperasi/24889