sgrgr erg jrkg ke gje gjk eg eg

4
Bandung merupakan salah satu kota besar di Indonesia sebagai pusat perbelanjaan, wisata alam, maupun pendidikan. Dengan tingkat kedatangan mahasiswa baru setiap tahunnya dan juga wisatawan domestic maupun mancanegara, mengakibatkan peningkatan kepadatan penduduk di Kota Bandung. Tentunya hal ini meningkatkan kebutuhan akan transportasi umum untuk bepergian di dalam kota. Transportasi dalam kota yang ada di Kota Bandung meliputi taksi, bus dalam kota, angkutan kota yang lebih dikenal dengan istilah angkot. Angkot merupakan transportasi dalam kota yang paling banyak digunakan di Kota Bandung. Dengan kondisi yang sama seperti di Bali, yakni pusat wisata, perbelanjaan dan juga pendidikan, angkot di Bali tidak bisa survive sehingga sudah jarang ditemukan angkot di Bali. Essay ini akan membahas opini dan analisis penulis mengenai kondisi ini. Keberadaan angkot di suatu daerah tentu berkaitan dengan adanya demand daerah tersebut. Oleh karena itu, penulis akan membahas mengenai kondisi keberadaan angkot yang berbeda di Kota Bandung dan Bali dari sisi demand angkot di kedua daerah tersebut. 1. Demand Angkot di Bali Bali sangat terkenal dengan wisata alamnya, terutama wisata pantai, yang menarik banyak wisatawan

description

errg rhkg ergie gergiehgiiu iogorg urghia gaerg

Transcript of sgrgr erg jrkg ke gje gjk eg eg

Page 1: sgrgr  erg jrkg ke gje gjk eg eg

Bandung merupakan salah satu kota besar di Indonesia sebagai pusat

perbelanjaan, wisata alam, maupun pendidikan. Dengan tingkat kedatangan

mahasiswa baru setiap tahunnya dan juga wisatawan domestic maupun mancanegara,

mengakibatkan peningkatan kepadatan penduduk di Kota Bandung. Tentunya hal ini

meningkatkan kebutuhan akan transportasi umum untuk bepergian di dalam kota.

Transportasi dalam kota yang ada di Kota Bandung meliputi taksi, bus dalam kota,

angkutan kota yang lebih dikenal dengan istilah angkot. Angkot merupakan

transportasi dalam kota yang paling banyak digunakan di Kota Bandung. Dengan

kondisi yang sama seperti di Bali, yakni pusat wisata, perbelanjaan dan juga

pendidikan, angkot di Bali tidak bisa survive sehingga sudah jarang ditemukan angkot

di Bali. Essay ini akan membahas opini dan analisis penulis mengenai kondisi ini.

Keberadaan angkot di suatu daerah tentu berkaitan dengan adanya demand

daerah tersebut. Oleh karena itu, penulis akan membahas mengenai kondisi

keberadaan angkot yang berbeda di Kota Bandung dan Bali dari sisi demand angkot

di kedua daerah tersebut.

1. Demand Angkot di Bali

Bali sangat terkenal dengan wisata alamnya, terutama wisata pantai, yang

menarik banyak wisatawan mancanegara dan domestik untuk liburan dan menetap

disana. Berdasarkan pengetahuan penulis, keberadaan angkot di Bali tidak banyak

ditemukan, hanya 40% yang masih beroperasi, hanya 10% yang layak digunakan

dan diperkirakan jumlahnya akan terus menurun. Hal ini disebabkan karena

kurangnya permintaan yang disebabkan oleh hal-hal berikut ini:

- Karakteristik wisatawan asing yang yang lebih memilih moda transportasi

sepeda ataupun jalan kaki di daerahnya untuk tempat dengan jangkauan yang

tidak terlalu jauh, atau juga dengan menyewa kendaraan sepeda motor untuk

jangkauan tempat yang jauh

- Kondisi udara di Bali yang belum tercemar polusi udara dalam tingkat yang

parah, sehingga masih “adem” untuk berjalan kaki ataupun bersepeda

Page 2: sgrgr  erg jrkg ke gje gjk eg eg

- Lokasi wisata dan pusat perbelanjaan yang jaraknya jauh antartempat,

sementara konektivitas angkot yang rendah, artinya pengguna angkot harus

naik beberapa angkot dengan rute yang berbeda untuk sampai ke tempat

tujuan.

- Untuk wisatawan domestik, pada umumnya lebih memilih untuk menyewa

mobil beserta sopir untuk bepergian di Bali

2. Demand Angkot di Bandung

Berbeda dengan kondisi angkot di Bali, angkot masih menjadi salah satu

angkutan umum yang favorit digunakan di Kota Bandung. Hal ini dikarenakan

tempat-tempat tujuan wisata, perbelanjaan, maupun tempat pendidikan yang tidak

terlalu jauh dan juga tersedia angkot dengan berbagai rute yang mempermudah

seseorang untuk mencapai tempat tujuan. Selain itu Bandung yang dikenal sebagai

pusat pendidikan dengan murid/mahasiswa yang bertambah setiap tahunnya.

Walaupun begitu, keberadaan angkot di Bandung juga menjadi salah satu

penyebab utama kemacetan, yang disebabkan faktor muat (load factor) yang rendah.

Artinya, satu angkot tidak membawa penumpang maksimal dalam sekali jalan. Ini

disebabkan karena jumlah angkot (supply) yang jauh lebih banyak dibanding

pengguna angkot (demand) baik pada jam sibuk maupun bukan jam sibuk, sehinga

para sopir angkot saling bersaing untuk mendapatkan penumpang. Selain masalah

faktor muat, kemacetan akibat angkot juga disebabkan karena angkot yang sering

“ngetem” untuk menunggu penumpang, juga saat mau menaikkan atau menurunkan

penumpang, yang menambah hambatan pada arus lalu lintas yang menyebabkan

kemacetan.

Page 3: sgrgr  erg jrkg ke gje gjk eg eg

Pustaka:

http://sp.beritasatu.com/home/hanya-40-persen-angkot-di-bali-beroperasi/24889