Setetes Embun Di Pagi Hari

download Setetes Embun Di Pagi Hari

of 10

Transcript of Setetes Embun Di Pagi Hari

  • 8/19/2019 Setetes Embun Di Pagi Hari

    1/24

  • 8/19/2019 Setetes Embun Di Pagi Hari

    2/24

  • 8/19/2019 Setetes Embun Di Pagi Hari

    3/24

    /

    Penderitaan adalah lambang kekuatan jiwa, tak akan aku tu ka r ka n

    penderitaan ini dengan sukacita manusia. Jiwaku m e n e m u ka n

    ketenangan manakala hatiku bersukacita menerima h im p ita n

    kesusahan dan kesesakan kehidupan. Hatiku te r p e nuh i

    kegembiraan, manakala aku bersukaria dalam derita-Nya. Ha n ya

    satu tujuan hidupku, membuat DIA selalu tersenyum di s e p a n ja ng

    ke h idup a n

    …..AndiSuryadi….

    Pagi yang cerah mengiringi hari ini, sinar mentari dengan hangat dan penuh

    kelembutan meresap dalam setubuh seorang kakek tua, ia begitu menikmati

    belaian hangat sang mentari. Dalam keterbatasan fisiknya, tak terlihat wajah

    kelemahan terpancar dari wajahnya. Padahal ia kini hanya dapat terduduk lemah

    di atas kursi rodanya, kakinya sudah tak dapat lagi menopang tubuhnya.

    Tangannya tak lagi sekuat dulu, bahkan hanya bagian yang kiri saja yang

    masih dapat ia gerakkan. Pandangannya telah menjadi kabur di akibatkan

    penyakit katarak yang kini hinggap. Penyakit sroke yang ia derita telah

    menyebabkan sebagian tubuhnya tidak dapat digerakkan secara normal. Di

    tambah dengan penyakit diabetes yang telah lama hinggap di dalam tubuhnya,

    yang tak kunjung ada kesembuhan.

  • 8/19/2019 Setetes Embun Di Pagi Hari

    4/24

    Sepeninggal istrinya yang begitu menyayangi dan setia menemaninya, kini ia

    tinggal di sebuah panti jompo. alaupun ia memiliki tiga orang anak yang terdiri

    dari dua orang laki!laki dan satu orang perempuan, namun tak seorangpun yang

    mau merawatnya. Semuanya mundur secara teratur manakala di tunjuk untuk

    merawatnya, mereka beralasan hanya merepotkan mengurus seorang tua

    renta yang sakit!sakitan. "leh sebab itu mereka kemudian mengirim laki!laki tua

    itu di sebuah panti jompo yang bernama #Panti $asih Tiada %atas& yang di

    asuh oleh sepasang keluarga muda yang telah mengabdikan diri sejak sepuluh

    tahun yang lalu. Panti ini dahulunya adalah rumah tempat tinggal mereka yang

    asri dan luas. Panti ini terletak di jalan kecil yang bernama 'alan (otong

    )oyong dengan akses jalan besarnya yaitu jalan Sudirman.

    #Selamat pagi pak Andi& sebuah sapaan lembut menyapa kakek tua yang

    ternyata bernama pak Andi,

    #Se..se.lamat pagi, nak Aryo dan nak pipit& 'awabnya dengan nada

    yang terbata!bata,

    #%agaimana kabarnya pak* Tadi sudah sarapan*& Tanya pipit penuh

    kelmbutan, Pak Andi hanya menganggukkan kepalanya,

    #Sudah di minum obatnya, pak*& lanjutnya #'ika sudah, sekarang bapak

    istirahat yah, sebab matahari sudah mulai terik&

    #%aik nak Pipit, terimakasih& Pak Andi pun menjawab, dan Pipit kemudian

    membantunya mendorongkan kursi rodanya menuju ruang pa+iliun.

  • 8/19/2019 Setetes Embun Di Pagi Hari

    5/24

    Disana ada pula beberapa orang kakek dan nenek tua yang sedang asyik

    menonton acara tele+isi, di antaranya pak uharam, pak -iem, pak akaria

    dan ibu $ulsum serta ibu /anti. Tampak keceriaan hadir disana, manakalamereka menonton sebuah film komedi yang di bintangi oleh almarhum

    %enyamin. Pak Andi pun larut dalam keceriaan dan hal itu telah mengobati

    kerinduan di hatinya yang berharap dapat bersama dengan anak dan cucunya,

    dalam sisa masa hidupnya.

    Sore itu setelah melaksanakan sembahyang, pak Andi duduk di pinggir

    jendela. Tampak tatapan matanya kosong, ia menerawang alam sekelilingseakan ia mencari sesuatu yang teramat berarti dalam hidupnya. Sesekali terlihat

    linangan airmata membasahi pipinya dan tarikan nafasnya yang panjang pun

    terdengar begitu berat…Aku rindu engkau 0iona istriku, aku tahu engkau kini

    bahagia di surga!1ya. Sungguh 0iona, engkau adalah yang terbaik yang

    telah Allah anugerahkan dalam hidupku. $esetiaan dan kasihmu begitu terasa

    olehku, aku teramat bersyukur telah Allah titipkan engkau dalam

    kehidupanku. -ihatlah aku sekarang kasihku*, di senja usiaku, kini aku dalam

    kesunyian, dimanakah mereka buah cinta kita* 2anya engkau yang setia danmengasihiku apa adanya bukan ada apanya. Sayang, bawalah aku serta di

    taman surga yang telah Allah berikan kepadamu…ti..tidak, aku tidak boleh

    menangisi apa yang telah dan sedang terjadi padaku, engkau kini telah bahagia

    dan tak selayaknya aku menghancurkan kebahagianmu. Aku tahu engkau pun

    menantikan kedatanganku…pasti sayang, aku akan datang kepadamu dan kita

    akan bersama kembali…0iona sayang, bersabarlah suatu saat nanti aku pasti akan

    datang menemui engkau dan bahkan engkau yang akan menjemput dan

    mengahantarku di tanah perhentian…namun, Allah masih memberikan padaku

    untuk sebuah tugas terakhir sebelum masa waktuku berakhir…dan aku masih

    belum mengerti dan memahami akan tugas itu..namun aku akan tetap

    melakukannya tanpa harus aku memahami…dalam tarikan nafas yang ku hirup,

    aku masih dapat merasakan cinta dan kasihmu…terimakasih sayang atas semua

    kasih yang telah engkau curahkan kepadaku, anak!anak dan seluruh keluarga

  • 8/19/2019 Setetes Embun Di Pagi Hari

    6/24

  • 8/19/2019 Setetes Embun Di Pagi Hari

    7/24

    membasahi pipinya…ia pun terhanyut dalam elegi rindunya…

    # alam pak Andi, bagaimana sudah makan malam*& tanya

    Aryo,

    # alam nak Aryo, sudah tadi& 'awabnya sambil menganggukkankepala,

    #Sekarang di minum obatnya yah pak& lanjutnya dengan penuhperhatian

    Setelah meminum obatnya, pak Andi menarik tangan Aryo, danberkata,

    #1ak Aryo, terimakasih yah atas semuanya. Andai saja putra!putri saya

    memiliki hati yang penuh perhatian seperti nak Aryo tentunya bahagia sekali hati

    ini& $atanya sambil mengelus air mata yang mulai berlinang membasahi pipinya,

    #Sungguh nak Aryo, saya tidak meminta uang atau pun harta, cukup bagi

    saya adalah perhatian dan kasih mereka. Dan saya pun masih memiliki sedikit

    simpanan, sisa setelah saya bagikan harta yang saya punyai kepada mereka. Saya

    tidak ingin harta mereka..…nak Aryo, apa benar saya hanya merepotkan*&

    tanyanya dengan lirih,

    #Tidak pak Andi, sungguh bapak tidak merepotkan. alah membuat hati

    kami bahagia dan kami sangat senang apalagi kami masih diberi kesempatan

    untuk berbagi kasih& 'awab Aryo sambil mengusap airmata yang membasahi

    pipi pak Andi, lanjutnya,

  • 8/19/2019 Setetes Embun Di Pagi Hari

    8/24

    #Pak, saya dan istri telah di tinggal oleh kedua orangtua kami masing!

    masing semenjak usia kami masih muda. Dan kami berharap untuk dapat

    merawat mereka

  • 8/19/2019 Setetes Embun Di Pagi Hari

    9/24

    pada masa tuanya, namun Tuhan berkehendak lain. Tetapi kerinduan hati

    kami terjawab sudah oleh!1ya, dengan merawat bapak dan yang lainnya seakan!

    akan telah menghadirkan kembali soso k kedua orangtua kami. %apak jangan

    banyak memikirkan yang lain yah pak, lebih baik bapak bersukacita dan nikmati

    sisa hidup ini, kami bangga dapat merawat bapak& Dengan penuh perhatian dan

    kelembutan Aryo menjawab

    #3ya nak Aryo, maaf bapak yang terbawa dalam kerinduan

    hati….terimakasih banyak nak4 Telah menguatkan hati bapak& Pak Andi pun

    berucap,

    #%aiklah pak, sekarang istirahat yah, mari saya bantu ke kasur& $ata Aryo sambil

    mengulurkan tangannya,

    #Tidak usah nak Aryo, saya harus terus belajar untuk dapat mandiri& $ilah pak

    Andi, dan dengan halus menolak bantuan Aryo,

    Dengan agak susah payah ia geser kursi rodanya untuk lebih dekat pada bibir

    kasur, dan dengan semangat yang tinggi ia berusaha keras merengkuh kasur dan

    mendorongkan badannya. Dengan usahanya yang keras akhirnya tubuh pak

    Andi pun dengan lembut mendarat di atas kasur, Aryo yang sedari tadi

    memperhatikan tersenyum dalam hati ia bergumam #…luarbiasa pak Andi ini,

    semangat hidupnya begitu tinggi&

    #Pak Andi, sekarang tidur yah, saya hendak menengok yang lain. Selamat tidurpak

    Andi& 5cap Aryo sambil berlalu meninggalkan Pak Andi dalam keheninganmalam.

  • 8/19/2019 Setetes Embun Di Pagi Hari

    10/24

    alam mulai larut, namun tiba!tiba mata Pak Andi terbuka dan ia terbangunkan

    dari sebuah mimpi…ada apakah ini* pikirnya dalam hati. 3a pun merenungkan dari

    mimpi yang telah terjadi, dimana dalam mimpinya, ia melihat salah satu cucunya

    tertabrak kendaraan dan saat itu ia melintas di sekitar tempat kejadian, ia

    memangku cucunya dan membawanya, namun nyawa cucunya tak

    tertolong, ia menghebuskan nafasnya yang terakhir dalam pangkuannya.

    Apakah arti mipiku ini* begitulah pikirannya menerawang. 3a pun lantas

    berdoa kepada Tuhan memohonkan untuk menjauhkan hal!hal buruk

    menimpa semua cucu dan anak!anaknya.

    3ngatannya membawa kembali pada perlakuan anak!anaknya terhadap

    dirinya dimana tiga tahun yang lalu sebelum ia terdampar di panti asuhan ini. 3a

    tinggal di rumah anaknya yang tertua yang adalah seorang pengusaha dan telah

    di karunia tiga orang anak yang lucu dan manis. 1amun hanya karena ia

    senantiasa menyenggol perabotan hingga suatu ketika sebuah guci kesayangan

    anaknya, tak sengaja tersenggol dan akhirnya pecah. Dan ia pun masih

    mengingat bagaimana kata!katanya,

    #Pa4 tahu ngga berapa harga guci ini* di bayar dengan seluruh uang pensiun

    papa pun tak akan kebayar, dasar tua bangka4 Saya, untuk mendapatkan guci ini

    saja sangat susah payah, tahu nggak ini barang antik dan langka…seharusnya

    papa tahu diri4 dan lebih hati!hati. 3ni, sudah nggak bisa apa!apa masih saja mau

    keluyuran, kenapa tidak diam saja di kamar*& umpat anaknya,

    #3ya nih tua bangka4 $emarin!kemarin gelas kristalku yang berharga jutaanrupiah, kini guci antik yang harganya saja selangit. Papa kan sudah tahu dilarang

    masuk ruangan keluarga, kenapa bandel juga*& 3stri Ardy pun ikut menghardiknya

  • 8/19/2019 Setetes Embun Di Pagi Hari

    11/24

    # a…ma..ma..maafkan papa, Ardy dan 1ancy, papa hanya ingin bermaindengan

    itchel. Apakah6& %elum bicaranya selesai, dengan kasarnya Ardymemotong,

    #Sudah4...sudah…4 Saya tidak mau dengar lagi alasan4…mulai hari ini juga

    beresin pakaian papa4, Ardy sudah tidak mau melihat papa lagi….tua bangka4

    2anya merepotkan saja& %entaknya sambil mendorong kursi roda ayahnya

    menuju kamar dan membereskan seluruh pakaian ayahnya.

    #%enar Pih4 Aku sangat setuju dengan pendat papi& 1ancy pun turut mendukungsuaminya

    3a pun membawa ayahnya ke rumah adik nya. Andryansah adalah seorang

    pengacara yang banyak menangani kasus!kasus korupsi besar dan kasus

    besar lainnya, namun setelah mendengar apa yang sudah terjadi di rumah

    kakaknya ia pun dengan keras menolak untuk merawat ayah mereka. Akhirnya

    mereka menelepon adik mereka yang bungsu, yang di wakili oleh yang sulung.

    #2alo…De+i, kamu lagi dimana*& Ardy langsungbertanya,

    #/ah halo kak Ardy, ada apa kak*& De+i berkata dan kemudian

    bertanya,

    #%egini, kamu bisa kan datang ke rumah Andry sekarang*& -anjutArdy,

  • 8/19/2019 Setetes Embun Di Pagi Hari

    12/24

    #Saya lagi di mall kak4 Tapi tidak jauh dari tempat kak Andry, memang ada apa.

    Sepertinya serius sekali& De+i menjawab sambil mereka!reka

  • 8/19/2019 Setetes Embun Di Pagi Hari

    13/24

    #Pokoknya kamu sekarang kesini, penting4& PerintahArdy,

    #%aik!baik $ak4 Saya segera kesana& lanjut De+i dengan sedikit kesal, namun iamenahannya sebab selama ini kedua kakaknya selalu membantu

    kehidupannya, dimana suaminya hanyalah seorang pegawai biasa yang dapat

    mencukupi kebiasaannya yang konsumtif.

    Sesampainya di tempat Andry, tanpa basa!basi lagi mereka sepakat untuk

    menyimpan papa mereka di panti asuhan dan untuk biaya selama di sana

    mereka membebankan kepada papa mereka sendiri. Sisa uang yang ada di

    tabungan papanya, mereka paksa kepada papanya untuk dikeluarkan dengan

    alasan untuk biaya berobat. Papanya hanya terdiam dengan perlakuan mereka

    dan ia hanya dapat menangis di dalam hatinya.

    Ahhhh…Aku sudah mengampuni mereka Tuhan….Aku telah mengampuni perlakuan

    mereka….ampuni mereka Tuhan sebab mereka tidak mengerti…jauhkan

    padaku untuk ingatan!ingatan seperti ini…Tuhan, 7ngkau adalah Tuhan yang

    mahapengampun, ampuni anak!anak hamba!mu ini…perbuatlah apa yang 7ngkau

    kehendaki kepada tubuh dan hidup hamba! u ini, dan jangan 7ngkau timpakan

    kehangatan murka! u kepada anak!anakku, cucu!cucuku dan seluruh

    keluarganya…cukuplah hanya kepada aku, hamba! u ini..ia pun kembali

    berusaha untuk memejamkan matanya dan berharap sang fajar segera menyapa

    tubuhnya dengan penuh kelembutan.

    888888

    Pagi ini tidak seperti biasanya Pak Andi tidak pergi ke halaman belakang untuk

    berjemur, setelah sarapan pagi ia lebih banyak berdiam diri di kamarnya dengan

    sesekali berusaha membaca $itab Suci yang agak samar untuk di baca. 1amun

    ia berusaha keras untuk dapat membacanya, dengan lebih banyak

  • 8/19/2019 Setetes Embun Di Pagi Hari

    14/24

    menggunakan

  • 8/19/2019 Setetes Embun Di Pagi Hari

    15/24

    '

    mata kirinya yang masih agak sedikit normal, ia terus berupaya dan

    sesekali terdengar permohonannya kepada Tuhan agar diberikan

    kemudahan dalam membaca $itab Suci ini. Ditengah kekhusuannya, terdengar

    ketukan kecil dan suara dari balik pintu dengan penuh kelembutan,

    #Selamat pagi Pak Andi, maaf apabila saya mengganggu sejenak& 5cap

    sebuah suara dari balik pintu,

    Pak Andi pun menghentikan sejenak kegiatannya dan menghampiri suara itu, dan

    ia pun membuka pintu sambil berkata,

    #Selamat pagi, sama sekali tidak mengganggu #

    #7h, nak Pipit dan nak Aryo, silahkan masuk*& lanjutnya, mempersilakanmasuk

    #Terimakasih pak Andi& 'awab Aryo #"h, yah pak, kenalkan ini adalah Dokter

    Agung dokter spesialis bedah, yang bertugas di rumah sakit terkenal di kota

    ini& yang kemudian memperkenalkan seseorang kepada pak Andi,

    Pak Andi nampak kebingungan dan ini trelihat dari lipatan yang nampak di

    dahinya. Dalam hatinya bertanya, #….apakah aku hendak dioperasi, tapi

    apanya yang di operasi*....& %elum hilang rasa bingungnya, pria yang bernama

    Agung itu kemudian menghampiri pak Andi. Dengan berjongkok ia raih tangan

    kiri pak Andi dan menempelkannya di dahinya, seraya berkata,

  • 8/19/2019 Setetes Embun Di Pagi Hari

    16/24

    #Pak, saya Agung…mudah!mudahan bapak masih dapat mengingat akan saya,

    dulu sewaktu saya masih kecil pernah di tolong oleh bapak&

    #….& %ertambah bingung lah pak Andi setelah mendengar ucapan itu kemudian

    iapun mencari!cari dalam memori ingatannya, tentang siapakah gerangan

    orang yang berada dihadapannya ini.

    # aaf nak, siapatadi*&

    #Saya Agung, pakAndi&

    #Agung…Agung….yang mana yah…dan yang pernah saya tolong* Dimana dan

    kapan*...maaf nak Agung, sungguh saya tak dapat mengingatnya karena,

    saya tidak pernah mau mengingat apa, dimana dan siapa yang telah saya tolong

    dalam kehidupan saya&

    # aaf pak Andi, mungkin bapak akan mengingatnya manakala dulu di

    depan Statsiun $ereta Api tepatnya di kedai bu anti. Setiap makan siang bapak

    selalu menyemirkan sepatu bapak kepada seorang anak kecil, walaupun sepatu

    bapak masih bersih, masih saja bapak menginginkan anak itu untuk

    membersihkan sepatu bapak. Selain memberi uang jasa yang sungguh pak4 lebih

    dari tarip, bapak juga memberikan anak itu makan siang gratis& kembali Agung

    berkata sambil memceritakan sebuah kisah sebagai sarana untuk membantu

    ingatan pak Andi.

    #$edai 3bu anti….depan statsiun….anak kecil…..anak kecil….anak kecil….tan…tan…

  • 8/19/2019 Setetes Embun Di Pagi Hari

    17/24

    iya..ya..saya ingat sekarang, anak kecil yang mempunyai tanda

  • 8/19/2019 Setetes Embun Di Pagi Hari

    18/24

  • 8/19/2019 Setetes Embun Di Pagi Hari

    19/24

    #Terimakasih ayah, lima belas tahun yang lalu saat itu saya sudah putussekolah

  • 8/19/2019 Setetes Embun Di Pagi Hari

    20/24

    dan kehidupan kami sangat susah. Ayah telah meninggalkan kami saat aku

    masih berumur tujuh tahun, kemudian tinggalah saya dengan ibu yang waktu itu

    bekerja sebagai buruh cuci dan bersih!bersih rumah. Sampai saya duduk di

    bangku kelas lima sekolah dasar saya masih dapat bersekolah, namun saat saya

    duduk di kelas enam sekolah dasar, ibu sakit!sakitan sehingga tidak dapat bekerja

    lagi, ibu terkena T%9. Dan saya memutuskan untuk berhenti sekolah dan

    membantu ibu mencari nafkah dengan menjadi tukang semir, yang akhirnya

    membawa saya bertemu dengan ayah yang baik ini& Sesaat Agung

    menghentikan kisahnya untuk mngusap air mata yang menetes di pipinya,

    #Dari beberapa kali pertemuan, suatu saat ayah menanyakan tentang seko lah dan

    cita!citaku, aku jawab aku telah putus sekolah dan bercita!cita untukmenjadi seorang dokter bedah, agar dapat mengoperasi penyakit ibu dan

    menyembuhkan penyakitnya. Dan ayah juga memperhatikan perilaku saya yang

    selalu menyembunyikan tangan kiri, saya waktu itu menolak dikarenakan malu,

    setelah ayah melihatnya, ayah bilang jangan malu nak4 Tanda yang ada di

    tanganmu adalah tanda dari Allah yang telah menetapkan lewat tanganmu banyak

    orang yang akan engkau selamatkan. Sungguh4 Ayah kata!kata itu adalah doa

    bagi saya dan yang telah membangkitkan semangat untuk giat belajar. Dan diluar

    dugaanku, ayah pun dengan sukarela mau menjadi ayah angkatku. %ahkanayah pula yang membawa ibu berobat hingga ibu mendapatkan bantuan

    pengobatan gratis dari suatu yayasan yang ayah kenal. Terimakasih ayah, atas

    semua budi baikmu yang tak ternilai oleh harta bahkan nyawa sekalipun, aku

    dapat menjadi seperti semua bukan karena kepintaran dan kerja keras ku,

    namun semua berkat jasa dan doa dari ayah& $embali ia mengusap airmatanya,

    #Ayah, tiga tahun yang lalu, saat saya ada seminar di kota ini, saya mencari!

    cari akan keberadaan ayah. Saya menanyakan ketempat dulu ayah bekerja,

    dan mereka katakan jikalau ayah sempat dipindahkan kebeberapa kota, lalu

    mereka menyarankan agar mencari data!data tentang ayah di sekertariat

    pensiunan. Dan saya pun meminta alamatnya lalu saya melanjutkan pencarian

    tentang ayah ke

  • 8/19/2019 Setetes Embun Di Pagi Hari

    21/24

    '

    kantor sekertariat. Dari sanalah saya temukan alamat ayah, namun sayang

    ternyata rumah ayah telah di jual dan pemilik yang baru tidak mengetahui akan

    keberadaan ayah. 2ampir!hampir saya putus asa di buatnya, namun

    perjuangan saya akhirnya membuahkan hasil juga, ini semua berkat

    pertolongan Allah, seminggu yang lalu, Andi anak kami yang baru berumur

    lima tahun. Di tengah malam terbangun dan ia menangis, herannya ia

    mengatakan kepada kami bertemu seorang kakek duduk dikursi roda dan

    memangkunya serta berkata ini aku kakekmu. Setelah kejadian itu ia

    senatiasa meminta kami untuk menemui kakeknya, kami ajak untuk menemui

    ayah mertua saya, dia bilang bukan kakek yang ini, ia bilang kakek Andi.

    Saya tidak menyadari pada saat itu, jika yang dikatakan anak kami adalah

    kakek yang namanya Andi, setelah saya renungkan akhirnya menemukan

    jawabannya bahwa kakek yang dimaksud anak kami adalah ayah. Saya pun

    mencari kembali ke kantor pensiunan ayah dan melacak dari beberapa data

    mungkin ayah dirawat di sebuah rumah sakit. 'ika berdasarkan dari mimpi anak

    kami yang mengatakan ayah duduk di kursi roda. Setelah dilacak melalui

    jaminan kesehatan milik yayasan pensiun tempat ayah dulu mengabdi,

    menunjukkan bahwa ayah pernah di rawat beberapa kali di rumah sakit yang kini

    saya bekerja di sana. Dan disana terdapat data nomor telepon dari seseorang

    yang bernama Ardy 0irmansyah, kemudian saya menelepon nomor tersebut

    namun yang menerima adalah asisten rumah tangga pak Ardy. Saya katakan

    bahwa, saya dari pihak rumah sakit dan hendak menanyakan perihal kesehatan

    Pak Andy untuk data asuransi. Akhirnya asisten itu menceritakan tentang ayah

    dan memberikan alamat ini kepada saya& Agung pun mengahiri kisahnya yang

    begitu panjang,

    Pak Andi terlihat menangis penuh haru dan tampak pula mata Arya dan pipit yang

    sejak tadi duduk di pinggir kasur dan menyimak kisah tersebut ikut larut dalam

    keharuan, dan mata mereka pun berkaca!kaca .

    #Ayah, tujuan saya kemari dan menemui ayah adalah salahsatunya menunaikan

  • 8/19/2019 Setetes Embun Di Pagi Hari

    22/24

    '

    amanah dari almarhumah ibu yang mengatakan kepada saya, agar saya mencari

    ayah untuk mengucapkan terimakasih atas semua yang telah ayah lakukan

    kepada

  • 8/19/2019 Setetes Embun Di Pagi Hari

    23/24

    saya dan ibu& -anjutAgung,

    #1ak Agung, nggak perlu sampai repot!repot seperti ini, sebab sudah kewajibankita untuk saling menolong dan berbagi bukan saja dengan saudara dan orang

    yang kita kenal. 1amun kepada semua sesama kita, wajib bagi kita untuk murah

    hati dan ringan tangan dalam menolong serta membantu. Dan dalam

    membantu terus terang, saya tak mengharapkan pamrih apapun& 5cap pak Andi

    Sebelum Agung mengucapkan kata!katanya muncullah dari balik pintu

    seorang anak laki!laki dan dengan lincahnya ia berlari dan menghampiri pak Andi,

    seraya memeluk kedua pahanya dan mengucap,

    #Papa..ini kakekku…& 5capnya, dan ia pun memegang tangan pak Andi dan

    menempelkan di dahinya sebagai tanda hormat,

    #…….& Pak Andi hanyut dalam kesedihan, haru dan bahagia. 3a begitu

    bahagia manakala seorang anak kecil menyebutnya kakek dan memeluknya

    dengan hangat, tiga tahun lamanya ia menahan kerinduan akan cucunya hadir dan

    berkata #kakek& serta memeluknya, kini bagaikan hujan sehari yang telah

    menghidupkan tanah yang telah mati, terobati sudah dahaga kerinduanya oleh

    setetes embun di pagi hari….terimakasih Tuhan atas segala nikmat yang telah

    7ngkau berikan…kini aku mengerti, inilah tugas yang terakhir dari! u yaitu

    menantikan kedatangan satu keluarga kecil yang akan menghapuskan dahaga

    kerinduanku, satu keluarga yang akan menghidupkan jiwa dan hati yang telah

    kering….terimakasih Tuhan atas segala kesempatan yang telah 7ngkau berikan…..

  • 8/19/2019 Setetes Embun Di Pagi Hari

    24/24