Serunya Menonton di Dalam Layar - ftp.unpad.ac.id filemenjadi lebih interaktif, media kampus juga...

1
Maraknya program televisi memberi angin segar tak hanya bagi penonton di rumah, tapi juga mereka yang hadir di studio. SELAMAT untuk Fajar Adhi Putra dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, yang terpilih sebagai pemenang Move Quiz edisi 20 November 2011 tentang rubrik-rubrik seru media kampus. Menurut Fajar, rubrik tentang isu kampus harus ada karena pembaca media kampus adalah warga kampus itu sendiri. Isunya tidak selalu dari internal kampus, tapi juga bisa dari eksternal, tetapi kemudian dikaitkan dengan dunia kampus. Selain mengangkat isu serius, Fajar juga mengusulkan perlunya rubrik yang lebih ‘ringan’ seperti selebritas kampus. Informasi peluang beasiswa dan karier juga dirasa perlu hadir sebagai rubrik tetap. Untuk membuat hubungan dengan pembaca menjadi lebih interaktif, media kampus juga bisa mengadakan rubrik kuis serta lomba penulisan. Sekali lagi selamat buat Fajar. Bagi Sahabat Move lainnya, jangan ketinggalan untuk mengikuti tantangan Move Quiz selanjutnya, ya! (Dip/M-6) 15 MINGGU, 11 DESEMBER 2011 DOK. PRIBADI DOK. PRIBADI Persiapan sebelum taping dimulai. HOW TO ? FOTO-FOTO: DOK. RULLY FIRDAUS Rubrik Media Kampus M ALAM itu, studio di daerah Jakarta Selatan tersebut kem- bali penuh dengan mahasiswa. Deretan kamera di tengah ruangan berjejer rapi memisahkan penon- ton dengan empat set panggung para artis. Mereka yang tidak bisa menyaksikan adegan di panggung berukuran 4x4 meter itu dapat menikmati apa yang ditangkap kamera lewat televisi di kiri dan kanan ruangan. Satu demi satu lelucon yang dihadirkan dengan konsep gabungan opera ala Srimulat itu berhasil mengocok perut sekitar 300 pe- nonton yang hadir. Tanpa arahan floor director, penonton yang 70% adalah mahasiswa itu pun kompak melakukan seruan dan tepukan tangan bersama dengan iringan musik Jawa, mengikuti candaan si artis, yang muncul hampir setiap menit. Sejak ditayangkan pertama kali pada 2000, program TV berdurasi 1,5 jam ini memang telah menarik minat banyak penonton, khususnya mahasiswa. “Setiap episode selalu ada mahasiswa, mulai dari Jakarta, Bandung, Yogya, hingga Makassar,” ujar Bremoro, pro- duser program tersebut. Banyaknya orang yang ingin menonton langsung membuat pihak kampus harus memasukkan jad- wal mereka 2 hingga 3 bulan sebelum hari produksi. Lalu, apa yang membuat para mahasiswa begitu antusias untuk meluangkan waktu mereka berada di studio sejak pukul 13.00 hingga 22.00? Imam Adli, salah satu mahasiswa Universi- tas Padjadjaran, Bandung, yang hadir malam itu, mengemukakan keseruan yang ia dapat saat menjadi penonton di studio. “Kalau di rumah, kadang kita bisa bosan pas jeda iklan. Kalau di sini, enggak sempat bosan. Malahan kita tertawa terus, hehe,” ujar Imam. Menarik Daya tarik menonton langsung di studio juga dirasakan Abdurrahman Fadillah. Setelah beberapa kali mengikuti diskusi off- air yang melibatkan mahasiswa kampusnya, Oman--sapaan akrabnya--jadi berkeinginan menyaksikan diskusi langsung yang sering dihadirkan di televisi. Tak lama setelahnya, Oman mendapat tawaran menjadi penonton dari teman yang sedang praktik magang di salah satu stasiun televisi swasta. Via pesan singkat (SMS), Oman menyampaikan ajakan itu kepada teman-temannya, yang ternyata diteruskan kembali kepada mahasiswa tingkat bawah. “Akhirnya total ada 50 teman yang ikutan,” tuturnya. Dari kehadirannya dalam dialog ber- sama politisi negeri yang membahas per- industrian baja Indonesia waktu itu, Oman belajar bagaimana menghadapi mereka yang punya ‘nama’. “Selain bisa bertemu langsung dengan para menteri, kita juga punya kesempatan untuk bertanya,” ujar mahasiswa jurusan pendidikan bahasa Arab itu. Karena itulah Oman selalu mencari tahu informasi tentang topik yang dibahas sebagai bahan referensi. Senada dengan Oman, Irene Nelvita Simbolon, mahasiswa Institut Teknologi Bandung juga mendapatkan cerita menarik saat menonton salah satu program televisi bersama 80 temannya. Pengorbanan Rp30 ribu dan 2 jam perjalanan Bandung-Jakarta seolah terbayar seusai mengikuti acara terse- but. “Topik berbagi dalam keterbatasan yang dibahas waktu itu jadi reeksi banget deh untuk aku dan kawan-kawan,” kenang Irene. Seusai memenuhi keinginannya tersebut, Irene menyatakan harapannya untuk bisa datang kembali ke acara televisi lainnya di Jakarta. Eksis Bagi sebagian orang, menonton syuting program secara langsung telah menjadi keasyikan tersendiri. Selain bisa bertemu dengan tokoh yang hanya bisa dilihat di layar kaca, mereka juga berkesempatan kenal lebih dekat, bahkan berteman dengan artis yang mereka kagumi. “Semacam mimpi yang terwujud, karena aku bisa dekat dengan idolaku,” ucap Zia yang hampir tidak pernah absen dari konser sang idola, The Virgin. Selain mendapat banyak teman baru dan lebih tahu jalan karena mendatangi banyak tempat, mahasiswi jurusan psikologi Uni- versitas Bina Nusantara, Jakarta, itu tidak menyangkal cap ‘eksis’ yang ia dapat dari kehadirannya tersebut. “Jadi kenal juga lo dengan Rafdan Olga, hehe,” ungkapnya. Padatnya jadwal band idola membuat ma- hasiswi semester 5 itu harus pintar-pintar mengatur waktu untuk menonton dan berku- liah. “Kalau lagi masa ujian, satu bulan aku tidak akan nonton. Pokoknya jangan sampai ganggu jadwal kuliah deh,” ujar Zia. (M-6) OPINI MUDA HERVINNY WONGSO Belajar di Mana Saja APA yang kita lihat di televisi sangat berbeda dengan kenyataan di studio. Misalnya, luas ruangan studio ternyata tidak sebesar dengan yang dilihat di layar kaca. Selain itu, aku juga baru tahu kalau jumlah penonton itu terlihat ramai karena angle yang ditangkap cameraman. Padahal, di lapangan tidak seramai itu, hehe. Tapi, tetap seru sih. Dari jadi penonton, kita bisa melihat kegiatan si artis di sela-sela iklan. Jadinya, waktu iklan benar-benar tidak terasa kalau kita di studio televisi. Fransisca Purnamasari, Universitas Atma Jaya Jakarta JADI penonton di studio televisi ternyata seru! Pertama, kita bisa lihat proses produksinya secara langsung. Dari lampu, panggung, tim produksi, yang enggak bisa kita lihat kalau nonton TV dari rumah. Di samping itu, nonton bersama juga jadi seru karena kita bareng teman-teman. Kebayang kan kita ketawa dan seru-seruan bareng teman selama syuting. Seru, deh! Kalau ada kesempatan buat nonton lagi, aku mau juga ikutan, hehe. Yeremia HP, Universitas Padjadjaran Bandung Serunya Serunya Menonton Menonton di Dalam di Dalam Layar Layar ADA yang bilang, jadi penonton acara televisi langsung di studio bisa menjadi refreshing gaya baru, sebab kita menda- pat suguhan penampilan para artis serta bertemu dengan mereka yang tadinya hanya hadir di layar kaca. Sebagian lagi berpendapat bahwa itu bisa menjadi kebanggaan tersendiri, karena label eksis yang bisa kita ‘pamerkan’ kepada teman-teman yang lain. Sebagai seorang pelajar, kesempatan untuk bisa hadir ke studio televisi juga bisa dijadikan sarana untuk bela- jar. Apalagi jika Sahabat Move tertarik untuk bekerja di industri televisi. Misalnya, untuk satu program televisi berdurasi 60 menit, persiapan tim produksi biasanya telah dilakukan beberapa hari sebelumnya. Hal yang disiapkan antara lain rundown acara, naskah, teknis kamera, studio, hingga penonton. Mereka yang hadir di studio juga disiapkan oleh de- partemen khusus. Ada stasiun yang menyebutnya ‘com- munity development’, ada juga yang disiapkan oleh asisten produser. Bagian itulah yang akan mengomunikasikan masalah jadwal, akomodasi, hingga transportasi kepada para penonton. Nah, ibarat peribahasa sambil menyelam minum air, kita juga bisa memanfaatkan kesempatan ini sebagai media hiburan sekaligus belajar. Masih banyak lo pelajaran seru yang bisa kita dapatkan, bermula dari menjadi penonton langsung di studio. Lagi pula, seru juga kan bisa menam- bah pengetahuan baru, di luar ruang kelas? (*/M-6) FOTO-FOTO: DOK. PRIBADI MI/HERVINNY WONGSO Ratusan mahasiswa mengikuti syuting program diskusi televisi bersama politisi.

Transcript of Serunya Menonton di Dalam Layar - ftp.unpad.ac.id filemenjadi lebih interaktif, media kampus juga...

Page 1: Serunya Menonton di Dalam Layar - ftp.unpad.ac.id filemenjadi lebih interaktif, media kampus juga bisa mengadakan ... Dari kehadirannya dalam dialog ber-sama politisi negeri yang membahas

Maraknya program televisi memberi angin segar tak hanya bagi penonton

di rumah, tapi juga mereka yang hadir di studio.

SELAMAT untuk Fajar Adhi Putra dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, yang terpilih sebagai pemenang Move Quiz edisi 20 November 2011 tentang rubrik-rubrik seru media kampus. Menurut Fajar, rubrik tentang isu kampus harus ada karena pembaca media kampus adalah warga kampus itu sendiri. Isunya tidak selalu dari internal kampus, tapi juga bisa dari eksternal, tetapi kemudian dikaitkan dengan dunia kampus. Selain mengangkat isu serius, Fajar juga mengusulkan perlunya rubrik yang lebih ‘ringan’ seperti selebritas kampus. Informasi peluang beasiswa dan karier juga dirasa perlu hadir sebagai rubrik tetap. Untuk membuat hubungan dengan pembaca menjadi lebih interaktif, media kampus juga bisa mengadakan rubrik kuis serta lomba penulisan. Sekali lagi selamat buat Fajar. Bagi Sahabat Move lainnya, jangan ketinggalan untuk mengikuti tantangan Move Quiz selanjutnya, ya! (Dip/M-6)

15 MINGGU, 11 DESEMBER 2011

DOK. PRIBADIDOK. PRIBADI

Persiapan sebelum taping dimulai.

HOW TO?FOTO-FOTO: DOK. RULLY FIRDAUS

Rubrik Media Kampus

MALAM itu, studio di daerah Jakarta Selatan tersebut kem-bali penuh dengan mahasiswa. Deretan kamera di tengah

ruangan berjejer rapi memisahkan penon-ton dengan empat set panggung para artis. Mereka yang tidak bisa menyaksikan adegan di panggung berukuran 4x4 meter itu dapat menikmati apa yang ditangkap kamera lewat televisi di kiri dan kanan ruangan.

Satu demi satu lelucon yang dihadirkan dengan konsep gabungan opera ala Srimulat itu berhasil mengocok perut sekitar 300 pe-nonton yang hadir. Tanpa arahan fl oor director, penonton yang 70% adalah mahasiswa itu pun kompak melakukan seruan dan tepukan tangan bersama dengan iringan musik Jawa,

mengikuti candaan si artis, yang muncul hampir setiap menit.

Sejak ditayangkan pertama kali pada 2000, program TV berdurasi 1,5 jam ini memang telah menarik minat banyak penonton, khususnya mahasiswa. “Setiap episode selalu ada mahasiswa, mulai dari Jakarta, Bandung, Yogya, hingga Makassar,” ujar Bremoro, pro-duser program tersebut. Banyaknya orang yang ingin menonton langsung membuat pihak kampus harus memasukkan jad-wal mereka 2 hingga 3 bulan sebelum hari produksi.

Lalu, apa yang membuat para mahasiswa begitu antusias untuk meluangkan waktu mereka berada di studio sejak pukul 13.00 hingga 22.00?

Imam Adli, salah satu mahasiswa Universi-tas Padjadjaran, Bandung, yang hadir malam itu, mengemukakan keseruan yang ia dapat saat menjadi penonton di studio. “Kalau di rumah, kadang kita bisa bosan pas jeda iklan. Kalau di sini, enggak sempat bosan. Malahan kita tertawa terus, hehe,” ujar Imam.

MenarikDaya tarik menonton langsung di studio

juga dirasakan Abdurrahman Fadillah. Setelah beberapa kali mengikuti diskusi off-air yang melibatkan mahasiswa kampusnya,

Oman--sapaan akrabnya--jadi berkeinginan menyaksikan diskusi langsung yang sering dihadirkan di televisi.

Tak lama setelahnya, Oman mendapat tawaran menjadi penonton dari teman yang sedang praktik magang di salah satu stasiun televisi swasta. Via pesan singkat (SMS), Oman menyampaikan ajakan itu kepada teman-temannya, yang ternyata diteruskan kembali kepada mahasiswa tingkat bawah. “Akhirnya total ada 50 teman yang ikutan,” tuturnya.

Dari kehadirannya dalam dialog ber-sama politisi negeri yang membahas per-industrian baja Indonesia waktu itu, Oman belajar bagaimana menghadapi mereka yang punya ‘nama’. “Selain bisa bertemu langsung dengan para menteri, kita juga punya kesempatan untuk bertanya,” ujar mahasiswa jurusan pendidikan bahasa Arab itu. Karena itulah Oman selalu mencari tahu informasi tentang topik yang dibahas sebagai bahan referensi.

Senada dengan Oman, Irene Nelvita Simbolon, mahasiswa Institut Teknologi Bandung juga mendapatkan cerita menarik saat menonton salah satu program televisi bersama 80 temannya. Pengorbanan Rp30 ribu dan 2 jam perjalanan Bandung-Jakarta seolah terbayar seusai mengikuti acara terse-but. “Topik berbagi dalam keterbatasan yang dibahas waktu itu jadi refl eksi banget deh untuk aku dan kawan-kawan,” kenang Irene. Seusai memenuhi keinginannya tersebut, Irene menyatakan harapannya untuk bisa datang kembali ke acara televisi lainnya di Jakarta.

EksisBagi sebagian orang, menonton syuting

program secara langsung telah menjadi keasyikan tersendiri. Selain bisa bertemu dengan tokoh yang hanya bisa dilihat di layar kaca, mereka juga berkesempatan kenal lebih dekat, bahkan berteman dengan artis yang mereka kagumi. “Semacam mimpi yang terwujud, karena aku bisa dekat dengan idolaku,” ucap Zia yang hampir tidak pernah absen dari konser sang idola, The Virgin.

Selain mendapat banyak teman baru dan lebih tahu jalan karena mendatangi banyak tempat, mahasiswi jurusan psikologi Uni-versitas Bina Nusantara, Jakarta, itu tidak menyangkal cap ‘eksis’ yang ia dapat dari kehadirannya tersebut. “Jadi kenal juga lo dengan Raffi dan Olga, hehe,” ungkapnya.

Padatnya jadwal band idola membuat ma-hasiswi semester 5 itu harus pintar-pintar mengatur waktu untuk menonton dan berku-liah. “Kalau lagi masa ujian, satu bulan aku tidak akan nonton. Pokoknya jangan sampai ganggu jadwal kuliah deh,” ujar Zia. (M-6)

OP

INI

MU

DA

HERVINNY WONGSO

Belajar di Mana Saja

APA yang kita lihat di televisi sangat berbeda dengan kenyataan di studio. Misalnya, luas ruangan studio ternyata tidak sebesar dengan yang dilihat di layar kaca. Selain itu, aku juga baru tahu kalau jumlah penonton itu terlihat ramai karena angle yang ditangkap cameraman. Padahal, di lapangan tidak seramai itu, hehe. Tapi, tetap seru sih. Dari jadi penonton, kita bisa melihat kegiatan si artis di sela-sela iklan. Jadinya, waktu iklan benar-benar tidak terasa kalau kita di studio televisi.

Fransisca Purnamasari, Universitas Atma Jaya Jakarta

JADI penonton di studio televisi ternyata seru! Pertama, kita bisa lihat proses produksinya secara langsung. Dari lampu, panggung, tim produksi, yang enggak bisa kita lihat kalau nonton TV dari rumah. Di samping itu, nonton bersama juga jadi seru karena kita bareng teman-teman. Kebayang kan kita ketawa dan seru-seruan bareng teman selama syuting. Seru, deh! Kalau ada kesempatan buat nonton lagi, aku mau juga ikutan, hehe.

Yeremia HP, Universitas Padjadjaran Bandung

Serunya Serunya Menonton Menonton di Dalam di Dalam

LayarLayar

ADA yang bilang, jadi penonton acara televisi langsung di studio bisa menjadi refreshing gaya baru, sebab kita menda-pat suguhan penampilan para artis serta bertemu dengan mereka yang tadinya hanya hadir di layar kaca.

Sebagian lagi berpendapat bahwa itu bisa menjadi kebanggaan tersendiri, karena label eksis yang bisa kita ‘pamerkan’ kepada teman-teman yang lain.

Sebagai seorang pelajar, kesempatan untuk bisa hadir ke studio televisi juga bisa dijadikan sarana untuk bela-jar. Apalagi jika Sahabat Move tertarik untuk bekerja di industri televisi.

Misalnya, untuk satu program televisi berdurasi 60 menit, persiapan tim produksi biasanya telah dilakukan beberapa hari sebelumnya. Hal yang disiapkan antara lain rundown acara, naskah, teknis kamera, studio, hingga penonton.

Mereka yang hadir di studio juga disiapkan oleh de-partemen khusus. Ada stasiun yang menyebutnya ‘com-munity development’, ada juga yang disiapkan oleh asisten produser. Bagian itulah yang akan mengomunikasikan masalah jadwal, akomodasi, hingga transportasi kepada para penonton.

Nah, ibarat peribahasa sambil menyelam minum air, kita juga bisa memanfaatkan kesempatan ini sebagai media hiburan sekaligus belajar. Masih banyak lo pelajaran seru yang bisa kita dapatkan, bermula dari menjadi penonton langsung di studio. Lagi pula, seru juga kan bisa menam-bah pengetahuan baru, di luar ruang kelas? (*/M-6)

FOTO-FOTO: DOK. PRIBADI

MI/HERVINNY WONGSO

Ratusan mahasiswa mengikuti syuting program diskusi televisi bersama politisi.