Pikiran Rakyat -...

2
Pikiran Rakyat o Selasa 0 Rabu 0 Kamis Jumat 0 Sabtu 0 Minggu -----~-----4--~~~5~--6---7--------------~------~~----~~~~---------\ ~ 8 9 10 11 12 13 14 15 23 24 25 26 27 28 29 30 31 OJun OJul • Ags OSep OOkt ONov ODes Efek pomino Politik Nazarud In == Oleh SUWANDI SUMARTIAS P RO-KONTRA ter- hadap wacana pembu- baran Komisi Pembe- rantasan Korupsi (KPK)benar- benar telah memperkuat ang- gapan betapa para politisi Par- tai Demokrat, bukan hanya me- nunjukkan perpecahan di dalam internal partai, tetapi ju- ga Ketua DPR Marzuki Alie telah menggali lubang sendiri, karena tak tahan dengan efek domino pascagencarnya "se- rangan, tembakan, dan atau nyanyian" M. Nazaruddin ter- hadap "teman" politiknya di Demokrat. Rasa takut yang berlebih dan silang pendapat untuk mencoba meredam efek negatif dari aksi Nazaruddin, maka muncul wacana KPK mesti dibubarkan. Sungguh satu wacana yang .antiklimaks dari misi dan tu- juan Partai Demokrat didiri- kan. Sebagai orang yang mera- sa telah "dikorbankan", Na- zaruddin benar-benar "menye- rang ba1ik"setelah dirinya dipe- cat dan ditinggalkan oleh Partai Demokrat. Dia ingin me- negaskan bahwa pertama, beta- pa praktik politik di era refor- masi benar-benar masih kental dengan berbagai intrik, per- mainan, dan perebutan kekua- saan dan politik uang. Kedua, era kebebasan informasi, keku- atan media dimanfaatkan betul menjadi media yang. sangat efektif untuk membangun opi- ni masyarakat luas. Ketiga, se- bagai warga negara dan sekali- gus politisi, Nazaruddin memi- liki hak asasi dan kebebasan untuk membela dan menyela- matkan diri, serta membeber- kan apa yang dianggap pen- ting. Keempat, Nazaruddin me- mahami benar, tak ada lemba- ga hukum dan politik yang bersih dari korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) dan tak da- pat dipercaya keberadaannya. Kelima, Partai Demokrat seba- gai partai penguasa peme- rintahan ditantang untuk membuktikan baik secara hu- kum maupun politik,jika tidak, kredibilitas partai ini tidak hanya akan mengalami ke- hancuran, juga menyisakan berbagai opini negatif luar bi- asa di masyarakat. Keenam, "nyanyian" Nazaruddin memi- liki relevansi kuat dengan prak- tik kebohongan politik seba- gaimana pernah disampaikan para tokoh lintas agama. Ketu- juh, siapa yang dapat men- jamin bukti- bukti dan kesela- matan Nazaruddin dan keluar- ga,jika apa yang disampaikan- nya memiliki kebenaran dan fakta hukum? Sandiwara Apa yang ditampilkan media televisi, tempat Nazaruddin hanya mau berkomunikasi dan ditayangkan langsung, tentu- nya tidak hanya menampar lembaga-lembaga hukum dan politik, juga betapa lembaga- lembaga hukum- formal ben- tukan pemerintahan (antara lain kejaksaan, Polri, dan KPK) seakan tidak memiliki nyali dan kompetensi untuk bisa meng- hadirkan Nazaruddin. Malah melalui kekuatan media massa- lah, Nazaruddin menyampai- kan berbagai wacana yang membuat kuping masyarakat dan pihak terkait merasa gun- dah. Situasi ini menimbulkan berbagai keraguan masyarakat akan kesungguhan pemerintah terhadap kasus Nazaruddin sekaligus menguatkan betapa birokrasi, hukum dan politik . yang dijalankan elite negeri ini benar-benar karut marut. Dalam kondisi seperti ini, penulis sempat merenung, apa yang sedang terjadi dengan lembaga hukum dan politik di negeri ini? Yang terpikir, ten- tunya, para elite yang diwa- canakan Nazaruddin telah siap- siap dengan berbagai sanggah- an dan sikap yang berlawanan. Pro-kontra opini di media akhirnya tak bisa dihindari, dan membuat berba/iai spekulasi opini dalam masyarakat sulit dikontrol, bahkan demikian liar. Konflik internal Partai Demokrat, bukan hanya kebe- tulan, tetapi juga menyiratkan berbagai praktik politik yang kental dengan berbagai "per- Kliping Humas Unpad 2011

Transcript of Pikiran Rakyat -...

Page 1: Pikiran Rakyat - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/08/pikiranrakyat...tikkan politisi dan birokrat Dengan adanya bahasa verbal yang taklagimengusung mo-

Pikiran Rakyato Selasa 0 Rabu 0 Kamis • Jumat 0 Sabtu 0 Minggu-----~-----4--~~~5~--6---7--------------~------~~----~~~~---------\~ 8 9 10 11 12 13 14 15

23 24 25 26 27 28 29 30 31OJun OJul • Ags OSep OOkt ONov ODes

Efek pomino Politik Nazarud •In

==Oleh SUWANDI SUMARTIAS

PRO-KONTRA ter-hadap wacana pembu-baran Komisi Pembe-

rantasan Korupsi (KPK)benar-benar telah memperkuat ang-gapan betapa para politisi Par-tai Demokrat, bukan hanya me-nunjukkan perpecahan didalam internal partai, tetapi ju-ga Ketua DPR Marzuki Alietelah menggali lubang sendiri,karena tak tahan dengan efekdomino pascagencarnya "se-rangan, tembakan, dan ataunyanyian" M. Nazaruddin ter-hadap "teman" politiknya diDemokrat. Rasa takut yangberlebih dan silang pendapatuntuk mencoba meredam efeknegatif dari aksi Nazaruddin,maka muncul wacana KPKmesti dibubarkan.

Sungguh satu wacana yang.antiklimaks dari misi dan tu-juan Partai Demokrat didiri-kan. Sebagai orang yang mera-sa telah "dikorbankan", Na-zaruddin benar-benar "menye-rang ba1ik"setelah dirinya dipe-cat dan ditinggalkan oleh PartaiDemokrat. Dia ingin me-negaskan bahwa pertama, beta-pa praktik politik di era refor-masi benar-benar masih kentaldengan berbagai intrik, per-mainan, dan perebutan kekua-saan dan politik uang. Kedua,era kebebasan informasi, keku-atan media dimanfaatkan betulmenjadi media yang. sangatefektif untuk membangun opi-ni masyarakat luas. Ketiga, se-bagai warga negara dan sekali-gus politisi, Nazaruddin memi-liki hak asasi dan kebebasanuntuk membela dan menyela-matkan diri, serta membeber-kan apa yang dianggap pen-ting. Keempat, Nazaruddin me-mahami benar, tak ada lemba-ga hukum dan politik yangbersih dari korupsi, kolusi, dannepotisme (KKN) dan tak da-pat dipercaya keberadaannya.Kelima, Partai Demokrat seba-gai partai penguasa peme-rintahan ditantang untukmembuktikan baik secara hu-kum maupun politik, jika tidak,kredibilitas partai ini tidakhanya akan mengalami ke-hancuran, juga menyisakanberbagai opini negatif luar bi-asa di masyarakat. Keenam,"nyanyian" Nazaruddin memi-liki relevansi kuat dengan prak-tik kebohongan politik seba-gaimana pernah disampaikan

para tokoh lintas agama. Ketu-juh, siapa yang dapat men-jamin bukti- bukti dan kesela-matan Nazaruddin dan keluar-ga, jika apa yang disampaikan-nya memiliki kebenaran danfakta hukum?

SandiwaraApa yang ditampilkan media

televisi, tempat Nazaruddinhanya mau berkomunikasi danditayangkan langsung, tentu-nya tidak hanya menamparlembaga-lembaga hukum danpolitik, juga betapa lembaga-lembaga hukum- formal ben-tukan pemerintahan (antaralain kejaksaan, Polri, dan KPK)seakan tidak memiliki nyali dankompetensi untuk bisa meng-hadirkan Nazaruddin. Malahmelalui kekuatan media massa-lah, Nazaruddin menyampai-kan berbagai wacana yangmembuat kuping masyarakatdan pihak terkait merasa gun-dah. Situasi ini menimbulkanberbagai keraguan masyarakatakan kesungguhan pemerintahterhadap kasus Nazaruddinsekaligus menguatkan betapabirokrasi, hukum dan politik .yang dijalankan elite negeri inibenar-benar karut marut.

Dalam kondisi seperti ini,penulis sempat merenung, apayang sedang terjadi denganlembaga hukum dan politik dinegeri ini? Yang terpikir, ten-tunya, para elite yang diwa-canakan Nazaruddin telah siap-siap dengan berbagai sanggah-an dan sikap yang berlawanan.Pro-kontra opini di mediaakhirnya tak bisa dihindari, danmembuat berba/iai spekulasiopini dalam masyarakat sulitdikontrol, bahkan demikianliar. Konflik internal PartaiDemokrat, bukan hanya kebe-tulan, tetapi juga menyiratkanberbagai praktik politik yangkental dengan berbagai "per-

Kliping Humas Unpad 2011

Page 2: Pikiran Rakyat - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/08/pikiranrakyat...tikkan politisi dan birokrat Dengan adanya bahasa verbal yang taklagimengusung mo-

mainan" yang awalnya rapi di- harapkan dalam kekuasaannya.tutupi, kemudian meneuat Untuk memainkan peran, pe-menjadi konsumsi masyarakat main atau aktor memainkanluas, karena upaya media mas- perannya dangan mengguna-sa yang peduli pada perubahan. kan pesan verbal sekaligus ber-Sandiwara politik yang diprak- bagai atribut yang sulit di duga.tikkan politisi dan birokrat Dengan adanya bahasa verbalyang tak lagi mengusung mo- maupun nonverbal para pe-ralitas politik, cepat atau lam- main dapat mengendalikan ke-bat merupakan ''born waktu". san-kesan di atas panggungInilah yang dialami Partai kekuasaan. Wilayah depanDemokrat, konflik politik ber- (front stage) merupakan arenaubah menjadi tontonan yang pertunjukan yang dapat diton-teramat menyakitkan dan me- ton oleh khalayak ramai. Se-nyedihkan, karena sebagai par- dangkan wilayah belakangtai pemenang pemilu, tam- (back stage) ibarat tempat ataupaknya tak luput dari "per- kamar rias, tempat para aktormainan kotor" yang dibalut de- dipersiapkan untuk memain-ngan politik pencitraan. Politik kan peranannya di hadapanpasang badan yang dilakukan penonton. Panggung depansejumlah politisi Partai Demo- adalah bagiarfpenampilan parakrat tidak hanya memperkeruh elite politisi atau birokrat secarakonflik, tetapi juga reputasi teratur berfungsi dalam modepartai semakin terpuruk, yang yang umum dan tetap untukpada gilirannya berimbas pada mendefujaikan situasi bagikegagalan pemerintah menja- mereka ~g menyaksikan pe-lankan amanat reformasi. nampilan itu.Era reformasi yang telah di- Praksis politik kekuasaan di

wujudkan bersama melalui tingkat elite dengan multipartaiidealisme dan pengorbanan kembali menjadi sorotan mediayang luar biasa, kini mengalami massa. Tidak hanya karenaantiklimaks. Wewenang dan menyangkut keterlibatan elitekekuasaan yang diemban se- politik dan atau pejabat negarabagai amanah dan tanggung dalam ranah birokrasi yangjawab, barn berada di atas ker- seyogianya mengemban ama-tas dan sumpah jabatan sema- nat dan kepercayaan rakyatta. Jutaan rakyat menyimak untuk menjalankan roda nega-dengan penuh kebingungan, ra dalam koridor hukum positifbosan, amarah berkeeamuk, dan profesional, malah kinibetapa buruknya sosok para menjadi bulan-bulanan pem-elite politisi negeri ini. Kemana beritaan secara langsung kare-negeri ini akan dibawa? Keper- na perilaku politiknya yangcayaan dan kebenaran atas belum meneerminkan kepeka-hukum positif yang menjadi an dan tanggungjawab sosial.pedoman bersama dalam me- Rakyat adalah penonton kritisnata dan mengawal tertib sosi- dan aktif yang selalu meneer-al dalam mencapai masyarakat mati semua sepak terjang paraadil dan sejahtera semakinjauh elitenya. Kasus Nazaruddin ter-dari harapan. amat relevan untuk menjadiOptimisme rakyat yang prototipe jenis ini. Nazaruddin

harus dikelola dan dibangun telah berhasil menjadi komu-bersama semakin sulit diwu- nikator politik yang cerdas danjudkan lagi, kecuali sikap sinis mampu menyedot perhatiandan frustasi sosial yang mulai masyarakat luas dan negaramengemuka. Kemiskinan sosial tentunya, terlepas dari maraba-dan anarkisme sesama anggota haya yang bisa diperoleh seba-masyarakat semakin hari se- gai efek politiknya dan ataumakin marak, sementara di kebenaran informasi yang dis-tingkat elite pun, sedang gen- ampaikannya. Namun, palingear-gencarnya bongkar mem- tidak, Nazaruddin telah suksesbongkar dan menyelamatkan memanfaatkan media massadiri dari kejaran hukum. sebagi kekuatan barn dalamUntuk memahami korupsi, alam demokrasi.

meminjam pemikiran Irving Dalam praksis politik demi-Goffman melalui Teori Dra- kian, reputasi dan peneitraanmaturgis (1970), praksis ko- elite politik belum akan ber-rupsi yang dilakukan elite ubah secara fungsional danbirokrasi, laksana panggung substanstif, kecuali sekadarsandiwara, sang aktor (korup- wacana dan olok-olok politik.tor) memainkan perannya se- Kini, praksis politik kekuasaansuai dengan keinginan y.;...an-'g,!.-di;...·_-__ m-'e~nJ"-·a_di_'satu altruisme, yang

menurut John Lazarus (1999),merupakan wujud tindakanpengorbanan seseorang demiorang lain dengan sukarela, se-kalipun mengorbankan nyawa-nya sendiri, muncul dalam kon-teks sejarah evolusi manusiadan budaya. Idealnya, altru-isme berkembang dengan baikdalam lingkungan masyarakatkeeil yang egaliter dan inter-aksinya sangat kental, di manasumber daya dan lingkung-annya sangat terbatas dan tidakmenjadi ajang perebutan. Na-mun dalam ranah praktis,kekuasaan menjadi komoditasyang amat mudah, sehingga al-truisme jenis ini pada hakikat-nya sama dengan pola-polakanibalisme dan egoisme poli-tiksemata.Komisi Pemberantasan Ko-

rupsi (KPK) sebagai lembagabentukan pemerintah yangkhusus menangani korupsi,semestinya didukung semuaelemen politisi dan birokrasiyang reformis. Namun karenaposisi Partai Demokrat yangsedang terancam kredibilitasdan reputasinya, maka usulanMarzuki Alie yang hendakmembubarkannya, tidak hanyaakan menenggelamkan partaipenguasa ini, juga betapa poli-tisi tak lagi memiliki niat baikuntuk mengedepankan morali-,tas dan tangggungjawab sosialdari peran yang diemban dandimainkannya. Sikap elite poli-tik Partai Demokrat yang seo-lah menutup pandangan dantelinga dari permasalahan yangsedang dihadapi, hanya akanmenjadi akumulasi kekecewaanyang luar biasa, dan berdam-pak pada persoalan-persoalanyang tak kunjung ada solusi-nya. Energi sosial rakyat se-makin tersedot dengan ulahpara politisi yang tak lagi me-miliki keberpihakan pada pene-gakan hukum, kecuali aksi pe-nyelamatan diri dan partainyadari berbagai pelanggaran yangbenar-benar transparan disak-sikan masyarakat luas. Rakyatakhirnya menyaksikan berba-gai keterpurukan sosial politikdan hukum yang terus beru-lang dan berulang. Kehadiranlembaga politik negara (ekseku-tif, legislatif, dan yudikatif)tidak lebih sebagai wacana se-mata yang dimainkan sesuaidengan selera dan kepentinganpara elite di dalamnya. ***

Penulis, pengajar Komu-nikasi Politik di Fikom Unpad.