Seri Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam; pandangan islam tentang perkembangan ekonomi

10
Bagian 3 Pandangan Islam Tentang Perkembagan Ekonomi Muhammad Jamhuri

description

Berisi tentang pandangan Islam dalam faktor utama perkembangan ekonomi Islam, karakteristik pribadi muslim, karakteristik masyarakat muslim dan kaitannya dengan ekonomi

Transcript of Seri Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam; pandangan islam tentang perkembangan ekonomi

Page 1: Seri Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam; pandangan islam tentang perkembangan ekonomi

Bagian 3

Pandangan Islam TentangPerkembagan Ekonomi

Muhammad Jamhuri

Page 2: Seri Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam; pandangan islam tentang perkembangan ekonomi

Manusia Adalah Unsur Utama Perkembangan

• Ketika kaum kapitalis menganggap bahwa penggerak utama adalah kapital/modal, maka sebenarnya mereka telah mengenyampingkan peran manusia. Sebab kapital itu sendiri adalah hasil kerja manusia. Demikian juga halnya kaum marxisme yang menganggap bahwa penggerak utama perkembagan adalah kekuatan materi, mereka lupa bahwa manusia –dengan karunia Allah- adalah yang memberi pengaruh, penggerak materi itu dan menjadikannya sebagai kekuatan produksi.

• Oleh karena itu, Islam datang dengan misi meletakkan manusia pada kedudukannya yang pantas sebagai fomdasi peradaban. Tugas manusia di bumi telah jelas sejak sebelum diciptakannya. Firman Allah SWT, “Dan ingatlah ketika Tuhanmu berkata kepada para malaikat sesungguhnya Aku menjadikan di muka bumi seorang khalifah..” Ibnu katsir menyatakan dalam menafsirkan ayat ini, “Berkata Ibnu Jarir, ‘tafsir ayat ni; sesungguhnya Aku menjadikan di muka bumi seorang khalifah darKu sebagai wakilKu dalam penegakkan hukum dengan adil di antara makhluk-makhlukKu, dan sesunggunya khalifah itu adalah Adam, dan orang yang menduduki kedudukannya dalam ketaatan kepada Allah, dan menegakkan hukum dengan adil di tengah makhlukKu.”.(QS. Al-Baqarah: 30)(Ibnu Katsir, Ismail, Tafsir Ibnu Katsir, j. 1 h. 70, daar Ihya al-kutub al-Arabiyah, Mesir)

Page 3: Seri Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam; pandangan islam tentang perkembangan ekonomi

Manusia Adalah Unsur Utama Perkembangan

• Dari sini dapat diadakan dialog antara visi Islam dan visi Materi. Sebagaimana dijelaskan di muka bahwa visi materi –yang diwakili kapitalis dan marxis- menyatakan bahwa faktor utama yang menggerakkan manusia adalah tekanan/faktor eksternal, yang menurut kaum kapitalis, berupa ketundukkan manusia pada kebutuhan primer. Sedang menurut kaum marxis berupa ketundukkan manusia pada kekuatan produksi barang.

• Sedangkan menurut Islam, faktor itu adalah faktor aqidah/keyakinan yang lahir dari diri manusia. Dengan demikian, tekanan/faktor eksternal, baik berupa politik, ekonomi atau lainnya, tidak memiliki pengaruh kecuali bila telah masuk ke dalam diri manusia yang terjadi melalui syahwat hawa nafsu, keinginan-keinginan dan ketakutan-ketakutan. Seperti takut disiksa, takut mati, ingin aman dan lain sebagainya

Page 4: Seri Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam; pandangan islam tentang perkembangan ekonomi

Kriteria Pribadi muslim dan Pengaruhnya Terhadap Proses Perkembangan

1. Pribadi muslim percaya akan keberadaan Allah dan bahwa Dia selalu mengawasinya. Firman Allah SWT, “Apakah tiada kamu perhatikan, bahwa Allah sesungguhnya mengetahui apa-apa yang ada di langit dan apa-apa yang ada di bumi. Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah yang keempatnya. Dan tiada (pembicaraan) antara lima orang melainkan Dia-lah yang keenamnya. Dan tiada (pula) pembicaraan antara (jumlah)yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia ada bersama mereka di manapun mereka berada. Dia akan memberitakan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan”.

2. Seorang muslim juga meyakini bahwa setelah kematian ada hari kebangkitan dan akan dihisab segala ucapan dan perbuatan yang telah dilakukan. Firman Allah SWT, “Tiada satu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir”. Firman Allah lagi, “Dan diletakkanlah kitab lalu kamu akan melihat orang-orang yang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata, ‘Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar,melainkan ia mencatat semuanya, dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang juapun”.

• Dua sifat itu jelas mempunyai pengaruh terhadap proses perkembangan, dimana jika orang tersebut sebagai pekerja atau pegawai lalu merasa diawasi dalam pekerjaannya, dan merasa akan diberi sangsi bila salah, merasa berpahala jika baik, maka akan membuatnya profesional, minimal saat merasa diawasi.

Page 5: Seri Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam; pandangan islam tentang perkembangan ekonomi

Kriteria Pribadi muslim dan Pengaruhnya Terhadap Proses Perkembangan

3. Seorang muslim meyakini bahwa hidupnya di dunia hanya sementara dan sebentar. Dia juga meyakini akan beralih ke kehidupan abadi. Dengan demikian dia akan bekerja untuk orang lain dalam membangun peradaban sehingga dapat berguna untuk orang lain sepeninggal dirinya. Faktor ini sangat berpengaruh pada perkembangan peradaban karena tidak adanya sifat individualistik pada masyarakat maupun individu dan itu menjadi bagian aturan yang mengikat dalam proses perkembangan.

4. Seorang muslim selalu menjaga waktu, harta, potensi dan ilmunya. Maka ia tidak menghabiskannya kecuali pada sesuatu yang berguna baginya atau umatnya. Berdasarka sabda Rasululah saw, “Dua nikmat yang kebanyakan manusia terlena padanya; nikmat sehat dan kesempatan.”. Dan sabda Nabi saw, “Tidak berjalan kedua kaki seorang hamba sehingga ia ditanya tentang usianya untuk apa dihabiskan, tentang ilmunya untuk apa dilakukan, tentang hartanya pada apa dibelanjakan, dan tentang tubuhnya untuk apa digunakan?”Bila waktu dan potensi terpelihara dari kesia-siaan, demikian juga harta terpelihara secara perbelanjaan serta ilmu menyebar dalam bentuk teori dan aplikasi, maka masyarakat akan tinggal landas dengan cepat dalam perkembangan.

Page 6: Seri Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam; pandangan islam tentang perkembangan ekonomi

Kriteria Pribadi muslim dan Pengaruhnya Terhadap Proses Perkembangan

5. Seorang muslim menjauhi sikap israf (berlebih-lebihan). Firman Alah SWT, “Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian” Al-Qurthubi berkata, “sesungguhnya pembelanjaan pada barang yang diharamkan telah dilarang syariat, dan itu tidak akan terjadi pada orang yang disifati ayat tersebut. Ayat ini menjelaskan batasan moral dalam belanja yang diperbolehkan dan belanja dalam ketaatan. Maka adabnya adalah, seseorang tidak boleh berlebih-lebihan sehingga meghabiskan hak orang lain atau keluarga. Dia juga tidak kikir hingga jatuh pada sifat kikir sampai menyulitkan keluarganya”. Kalimat “sehingga tidak meghabiskan hak orang lain” termasuk di dalamnya hak masyarakat pada harta itu, dimana pembangunan menuntut hal itu dan menutut pemeliharaan dan tidak memubadzirkannya. Jika hal itu tidak dilakukan, maka ia adalah orang safih (idiot) yang tidak berhak membelanjakan hartanya.

Page 7: Seri Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam; pandangan islam tentang perkembangan ekonomi

Karakteristik Masyarakat Muslim

1. Masyarakat muslim memiliki pemimpin yang dapat menyatukan mereka. Ia wajib ditaati selama memerintah pada kebaikan. Firman Allah SWT, “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul dan orang yang mengurus urusan di antara kalian”. Kepemimpinanan ini memiliki syarat dan ketentuan tertentu yang harus dipenuhi dalam mengangkat dan mencopotnya. Demikian juga tidak boleh ada dua pemimpin, sebagaimana hadits yang diriwayatkan Amr bin ash. Rasululla saw bersabda, “Barangsiapa telah mengambil sumpah seorang pemimpin, maka dia wajib memberikan loyalitasnya dan mentaatinya jika dia taat. Jika ada orang lain yang melangkahinya maka penggallah lehernya.” Jika kepemimpinan berada di tangan pemimpin yang shaleh itu berlangsung, maka dia akan menegakkan hukum Allah di tengah-tengah masyarakat. Dan masyarakat akan menikmati stabilitas politik dan sosial sehingga hal itu telah memenuhi syarat perkembangan ekonomi. Tidak ada gejolak politik maupun sosial yang dapat mengancam investasi serta tidak ada pengeluaran untuk mengatasi gejolak. Bahkan iklim itu mendorong investasi dan mendorong berlanjutnya pembangunan.

Page 8: Seri Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam; pandangan islam tentang perkembangan ekonomi

Karakteristik Masyarakat Muslim

2. Kebebasan ekonomi dalam Islam bukan berarti kebebasan mutlak seperti yang yang terdapat pada sistem kapitalis. Juga bukan kebebasan yang diberangus seperti pada sistem sosialis. Akan tetapi ia adalah kebebasan yang terikat dengan ajaran Islam. Seorang produsen muslim bebas dalam meng-collect berbagai sumber ekonomi dan memproduksi sesuai keinginannya. Akan tetapi dia tidak boleh mengambil keuntungan di luar ketentuan syariat islam. Oleh karena itu seorang pemilik ladang umpamanya, tidak boleh menyia-nyiakan sumber alam yang dimilikinya atau sebagian miliknya, seperi menanamnya dengan tembakau atau pohon ganja dengan alasan karena hal itu banyak menghasilkan keuntungan. Demikian juga tidak boleh terjadi salah penggunaan yang dilakukan produsen, seperti menanam anggur untuk dibuat minuman keras (khomr) denga alasan yang sama. Atau memusnahkan tanaman agar langka sehingga harganya naik.

• Demikian juga halnya bagi konsumen. Dia bebas mengkonsumsi apapun sesuai keinginannya, tapi harus berada dalam koridor mubah. Dengan begini tertutuplah saluran-saluran yang menghisap sumber ekonomi masyarakat, sehingga dapat dialihkan pada investasi yang berguna untuk masyarakat dan dapat membuat percepatan perkembangan.

Page 9: Seri Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam; pandangan islam tentang perkembangan ekonomi

Karakteristik Masyarakat Muslim

3. Di antara karakteristik sistem ekonomi islam adalah mengakui adanya kepemilikan umum (publik) dan kepemilikan pribadi (privat), dimana keduanya saling menopang.. Sumber-sumber ekonomi publik yang memang dibutuhkan manusia menjadi milik publik dan penggunaannya diserahkan kepada pemerintah sesuai dengan kepentingan masyarakat. Sebagaimana sabda Nabi saw, “Orang-orang muslim itu berserikat dalam tiga hal; air, rumput dan api (sumber energi), dan harga (dijual)nya adalah haram.”. Di sisi lain, kepemilikian privat yang dihasilkan oleh pemiliknya dengan cara legal harus dilindungi sepenuhnya. Sebagai sabda Rasulullah saw yang diriwayatkan Abu Hurairah, “Setiap muslim atas muslim lain adalah haram (terpelihara); darah (jiwa)nya, hartanya dan harga dirinya.”

• Dengan demikian, dalam Islam tidak dikenal kepemilikian publik dan kepemilikan privat secara mutlak, tetapi ada dua wilayah, yakni wilayah kepemilikan publik dan wilayah kepemilkian privat. Keduanya memiliki peran sama dalam pengembangan masyarakat, dan tidak saling berbenturan Untuklengkapnya lihat Abdus Salam Daud al-Ubbadi, Al-milkiyah fi al-syariah al-islamiyah thobiatuha wa wadzifatuha wa quyuduha;dirosah muqoronah bi al-nudzum al-wadh’iyyah. Cet.1, jil. 1, hal. 244, Maktabah Al-qsho, Yordania, 1394H/1974M

Page 10: Seri Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam; pandangan islam tentang perkembangan ekonomi

Karakteristik Masyarakat Muslim

4. Adanya Takaful Ijtima’i (solidaritas sosial) yang menghapus sifat iri dan dengki yang selalu menimbulkan gejolak antar status masyarakat. Hal ini disebabkan karena masyarakat muslim memiliki ciri khas berupa pengalihan sumber ekonomi dari orang kaya kepada orang miskin. Sumber ini tidak sepenuhnya dikuasai para pengusaha. Tetapi di sana ada hak orang fakir yang diwajibkan bagi orang kaya mengeluarkan zakatnya. Dan individu muslim bertanggungjwab terhadap orang yang wajib dinafkahinya seperti isteri, anak dan kedua orang tua. Sabda Rasulullah saw, “Cukup berdosa bagi seseorang yang menyia-nyiakan orang yang harus dinafkahinya.” Demikian juga hadits Rasulullah saw, “Setiap kamu adalah pemimpin dan akan ditanyai atas kepemimpinannya.”

• Masysrakat muslim bertanggungjawab terhadap orang-orang fakir miskin, dimana negera wajib menarik zakat dan sumber lainnya lalu didistrubusikannya kepada mereka. Di sisi lain terdapat distribusi juga pada kekayaan orang-orang kaya berupa sedekah, hibah, warisan dan pembayaran kaffarat serta lainnya kepada fakir miskin. Dengan demikian tercipta kestabilan sosial dalam masyarakat muslim, dan tercipta sistem distribusi yang baik, yang membantu lebih besar pertumbuhan ekonomi.