Seri 1 APA ITU KEWIRAUSAHAAN SOSIALrepositori.kemdikbud.go.id/4651/1/Model 2016-Kursus-Model...

30
Program KEMEN DIREKTORAT JENDERAL PENDID PUSAT PENGEMBAN Seri 1 Modul Pelatihan APA ITU KEWIRAUSAHAAN SOSIAL ? m Penyelenggaraan Kewirausahaan Sosial Berbasis Masalah Lingkungan Bagi Kelompok Usia Produktf NTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT NGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT (PP-PAUD DAN DIKMAS) JAWA BARAT 2016

Transcript of Seri 1 APA ITU KEWIRAUSAHAAN SOSIALrepositori.kemdikbud.go.id/4651/1/Model 2016-Kursus-Model...

Page 1: Seri 1 APA ITU KEWIRAUSAHAAN SOSIALrepositori.kemdikbud.go.id/4651/1/Model 2016-Kursus-Model Kewira… · Kewirausahaan Sosial Berbasis Masalah Lingkungan Bagi Kelompok Usia Produktif

Program

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN

PUSAT PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN

Seri 1

Modul Pelatihan

APA ITU KEWIRAUSAHAAN SOSIAL ?

Program Penyelenggaraan Kewirausahaan Sosial

Berbasis Masalah Lingkungan

Bagi Kelompok Usia Produktf

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN

MASYARAKAT

PUSAT PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN

PENDIDIKAN MASYARAKAT

(PP-PAUD DAN DIKMAS) JAWA BARAT

2016

Page 2: Seri 1 APA ITU KEWIRAUSAHAAN SOSIALrepositori.kemdikbud.go.id/4651/1/Model 2016-Kursus-Model Kewira… · Kewirausahaan Sosial Berbasis Masalah Lingkungan Bagi Kelompok Usia Produktif

APA ITU KEWIRAUSAHAAN SOSIAL?

Seri 1 Modul Pelatihan

Kewirausahaan Sosial Berbasis Masalah Lingkungan

Bagi Kelompok Usia Produktif

Pengarah : Dr.Muhammad hasbi, S.Sos.,M.Pd

Penanggung Jawab :

Drs. Dadang Sudarman ST

Tim Pengembang: Dr. Kuswara, M.Pd.

Yuyun Nurfalah, S.Sos. Apipudin, M.Pd

Penulis:

Yuyun Nurfalah, S.Sos.

Kontributor: PKBM Sukamulya Kec Cinambo Kota Bandung

PKBM Al-Maa’uun Kec Mande Kab Cianjur PKBM Al-Barokah Kecamatan Cibeureunm Wetan Kab Sumedang

Pos Daya Flamboyan Kabupaten Bandung Barat Yayasan Rancage Kabupaten Sumedang

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (PP-PAUD& DIKMAS) Jawa Barat

Tahun 2016

Page 3: Seri 1 APA ITU KEWIRAUSAHAAN SOSIALrepositori.kemdikbud.go.id/4651/1/Model 2016-Kursus-Model Kewira… · Kewirausahaan Sosial Berbasis Masalah Lingkungan Bagi Kelompok Usia Produktif

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan ke hadirat Allah swt. Yang telah

memberikan kekuatan bagi kami untuk dapat menyelesaikan Modul tentang “Apa Itu

Kewirausahaan Sosial?”

Modul ini disusun dengan tujuan sebagai bahan ajar untuk mendukung pengayaan

materi program pelatihan Kewirausahaan Sosial Berbasis Masalah Lingkungan Bagi

Kelompok Usia Produktif.

Melalui Modul ini diharapkan peserta didik, khususnya masyarakat yang menjadi

wirausahawan sosial baru dapat memahami pengertian, tujuan, manfaat, bentuk-bentuk

kegiatan, serta prinsip kewirausahaan sosial serta dapat menerapkan pengetahuan yang

diperoleh dalam kegiatan usaha yang sedang dirintisnya.

Modul ini masih banyak kekurangan, baik dari segi isi mauun tata bahasanya. Oleh

karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi perbaikan

di masa yang akan datang.

Akhirnya, kami sampaikan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada semua

fihak yang telah membantu penulisan Modul ini.

Jayagiri, Desember 2016

Mengetahui Penyusun,

Kepala,

Dr. Muhammmad Hasbi, M.Pd Yuyun Nurfalah

NIP. 197306251999031001 NIP 197104202001122001

Page 4: Seri 1 APA ITU KEWIRAUSAHAAN SOSIALrepositori.kemdikbud.go.id/4651/1/Model 2016-Kursus-Model Kewira… · Kewirausahaan Sosial Berbasis Masalah Lingkungan Bagi Kelompok Usia Produktif

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

A. Petunjuk Belajar

B. Tujuan Belajar

C. Uraian Materi

A. 1. Pengertian Kewirausahaan Sosial

B. 2. Tujuan Kewirausahaan Sosial

C. 3. Komponen Kewirausahaan Sosial

D. 4. Prinsip-prinsip Kewirausahaan Sosial

E. 5. Syarat/Kriteria Kewirausahaan Sosial

F. D. Rangkuman

G. E. Evaluasi

H. F. Kunci Jawaban

Daftar Pustaka

Page 5: Seri 1 APA ITU KEWIRAUSAHAAN SOSIALrepositori.kemdikbud.go.id/4651/1/Model 2016-Kursus-Model Kewira… · Kewirausahaan Sosial Berbasis Masalah Lingkungan Bagi Kelompok Usia Produktif

A. PETUNJUK BELAJAR

Modul ini merupakan bahan belajar yang telah dirancang untuk dipelajari secara

mandiri oleh peserta peserta didik pelatihan atau calon wirausaha sosial baru yang ingin

menguasai prinsip-prinsip kewirausahaan sosial.

Bahan ajar ini akan dapat dipahami dengan optimal, apabila anda bersungguh-

sungguh dalam mempelajari isinya, sekaligus mencoba untuk mempraktekannya. Untuk

mencapai hal tersebut, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan, yaitu :

1. Baca dan pahami secara mendalam tujuan yang harus dicapai sebelum melakukan

pembelajaran.

2. Bacalah uraian materi secara seksama dan berurutan

3. Jangan berpindah ke materi berikutnya sebelum materi awal dapat dipahami dengan

baik

4. Diskusikan materi-materi yang belum dipahami dengan teman, instruktur/pendamping,

dan/atau orang yang dianggap ahli dalam bidang ini

5. Kerjakan soal evaluasi untuk mengukur tingkat pemahaman dan keterampilan sebagai

hasil pembelajaran.

6. Carilah sumber atau bacaan lain yang relevan dengan untuk menunjang pemahaman

dan wawasan tentang materi yang sedang anda pelajari.

B. TUJUAN KEGIATAN BELAJAR

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari Modul ini adalah agar peserta didik pelatihan atau calon wirausaha

sosial baru dapat memahami dan memiliki kemampuan untuk melaksanakan prinsip-

prinsip kewirausahaan sosial.

2. Tujuan Khusus

Setelah mempelajari Modul ini peserta usaha atau pembaca dapat :

a. Memahami pengertiankewirausahaan sosial

b. Memahami Tujuan Kewirausahaan Sosial

Page 6: Seri 1 APA ITU KEWIRAUSAHAAN SOSIALrepositori.kemdikbud.go.id/4651/1/Model 2016-Kursus-Model Kewira… · Kewirausahaan Sosial Berbasis Masalah Lingkungan Bagi Kelompok Usia Produktif

c. Menyusun Komponen Kewirausahaan Sosial

d. Menganalisis Prinsip-prinsip Kewirausahaan Sosial

e. Melaksanaka Syarat/Kriteria Kewirausahaan Sosial

Page 7: Seri 1 APA ITU KEWIRAUSAHAAN SOSIALrepositori.kemdikbud.go.id/4651/1/Model 2016-Kursus-Model Kewira… · Kewirausahaan Sosial Berbasis Masalah Lingkungan Bagi Kelompok Usia Produktif

PEMETAAN KEMAMPUAN YANG INGIN DICAPAI DALAM PEMBELAJARAN

Pengetahuan:

1. Peserta didik dapat menjelaskan prinsip dasar pemasaran,

meliputi pengertian pemasaran, tujuan, acuan dalam

pemasaran,macam-macam strategi pemasaran,dan

keterampilan yang harus dikuasai

2. Peserta didik memahamstrategi produk

3. Peserta didik memahami strategi harga

4. Peserta didik memahami strategi promosi

5. Peserta didik memahami strategi lokasi/tempat usaha

6. Peserta didik memahami strategi sumber daya manusia

STRATEGI

EFEKTIF

PEMASARAN

PRODUK

Keterampilan:

Peserta didik mampu memasarkan produk hasil kegiatan usaha yang

dikembangkan secara efektif

Sikap:

1. Bekerja penuh semangat 4. Bertanggung jawab

2. Ulet/pantang menyerah 5. Kreatif dan inovatif

3. Disipin 6. Berani menanggung resiko

Problem:

1. Kurang percaya diri/takut gagal

2. Mudah putus asa

3. Kurang jeli melihat peluang

4. Kurang luwes dalam menjalin kerjasama/kemitraan

Page 8: Seri 1 APA ITU KEWIRAUSAHAAN SOSIALrepositori.kemdikbud.go.id/4651/1/Model 2016-Kursus-Model Kewira… · Kewirausahaan Sosial Berbasis Masalah Lingkungan Bagi Kelompok Usia Produktif

C. URAIAN MATERI

APA ITU KEWIRAUSAHAAN SOSIAL?

A. PENGERTIAN KEWIRAUSAHAAN

Secara sederhana, Hery Wibowo, (2010) membagi kewirausahaan dalam dua

dimensi besar yaitu pola pikir (mindset) dan pola tindak (method). Pola pikir,

berkenaan dengan cara pandang kita terhadap sesuatu, sikap optimis, pantang

menyerah, inisiatif, inovatif dan lain-lain. Pola tindak berkenaan dengan cara untuk

melaksanakan kegiatan kewirausahaan itu sendiri seperti manajemen produksi,

strategi pemasaran, keuangan dll.

Orang dengan entrepreneurship mindset, dipercaya mampu memandang masalah

sebagai peluang (problem as opportunity), bukan sebaliknya melihat peluang sebagai

masalah. Mereka juga dicirikan dengan kemampuannya untuk melihat pintu (peluang)

disetiap tembok, bukan melihat tembok di setiap pintu (peluang). Oleh karenanya,

dengan pola pikir ini, mereka selalu siap untuk menghadapi tantangan demi tantangan

untuk mewujudkan asa dan citanya. Artinya, mereka sadar sepenuhnya bahwa tidak ada

kesuksesan (baik uang/jabatan/kedudukan) yang turun dari langit. Mereka tidak percaya

proses instan. Dengan kata lain, Pola pikir wirausaha setidaknya menanamkan pada diri

kita keyakian bahwa: (1) Siapa yang bekerja keras, maka dialah yang akan menuai

hasilnya, (2) Tuhan telah menganugrahi kekayaan alam yang berlimpah dan hampir tidak

terbatas yang dapat diolah oleh manusia, (3) Untuk bisa mengolah kekayaan tersebut

Allah telah memberikan bekal kemampuan olah pikir, olah rasa dan olah raga, yang

membedakan manusia dengan mahluk lainnya.

Sebagai bidang yang relatif baru berkembang, akan terdapat sejumlah pendapat

yang tidak seragam tentang apa itu kewirausahaan sosial dan siapa yang disebut sebagai

wirausaha sosial. Pendapat atau rumusan yang ada cenderung menggambarkan suatu

jenis wirausaha sosial yang unggul beserta karakteristik peran dan kegiatannya.

Page 9: Seri 1 APA ITU KEWIRAUSAHAAN SOSIALrepositori.kemdikbud.go.id/4651/1/Model 2016-Kursus-Model Kewira… · Kewirausahaan Sosial Berbasis Masalah Lingkungan Bagi Kelompok Usia Produktif

B. PENGERTIAN KEWIRAUSAHAAN SOSIAL

Pengertian Kewirausahaan SosialPada konteks kewirausahaan sosial, paling tidak

akan ditemukan tiga istilah yang saling berkaitan yaitu social enterpreneurship

(kewirausahaan sosial), social enterpreneur (wirausaha sosial atau orang yang

melakukannya) dan social enterprise (lembaga/institusi atau perusahaan sosial yang

menaungi aktivitas kewirausahaan sosial).

Menurut Nicholls, istilah kewirausahaan sosial dimaknai sebagai aktivitas inovatif

dan efektif yang secara fokus berusaha memperbaiki kegagalan pasar, menciptakan

peluang-peluang baru secara untuk menambah nilai sosial (social value) secara

sistematis dengan menggunakan sejumlah sumber daya dan format organisasi untuk

memaksimalkan dampak sosial dan mendorong perubahan (Nicholls, 2008).

Kewirausahaan sosial adalah kewirausahaan yang ditujukan untuk kepentingan

masyarakat bukan sekedar memaksimalkan keuntungan pribadi. Kewirausahaan sosial

biasa disebut ‘pengembangan masyarakat’ atau ‘organisasi bertujuan sosial’ atau

‘pemberdayaan masyarakat’ dalam balutan kegiatan usaha.

Wirausaha adalah seorang pembuat keputusan yang membantu terbentuknya

sistem ekonomi perusahaan yang bebas. Sebagaian besar pendorong perubahan,

inovasi, dan kemajuan di perkonomian kita akan datang dari para wirausaha; orang-

orang yang memiliki kemampuan untuk mengambil reasiko dan mempercepat

pertumbuhan ekonomi.

Wirausaha sosial melihat masalah sebagai peluang untuk membentuk sebuah model

bisnis baru yang bermanfaat bagi pemberdayaan masyarakat sekitar. Hibbert, Hogg, and

Quinn (2005) mengungkapkan bahwa kewirausahaan sosial adalah pemanfaatan

perilaku kewirausahaan yang lebih berorientasi untuk pencapaian tujuan sosial dan tidak

mengutamakan perolehan laba, atau laba yang diperoleh dimanfaatkan untuk

kepentingan sosial.

Jadi, menurut Dees (2001) seorang wirausaha sosial bertindak sebagai agen

perubahan di sektor sosial dengan bertingkah laku seperti berikut ini: (1) Memegang

teguh visi untuk menciptakan nilai sosial, (2) mengenali dan selalu mencari alternatif dan

peluang baru untuk mencapai misi tersebut, (3) Meleburkan diri dalam proses inovasi

berkelanjutan, adaptasi dan belajar, (4) Bertindak aktif, tanpa terbelenggu dengan

Page 10: Seri 1 APA ITU KEWIRAUSAHAAN SOSIALrepositori.kemdikbud.go.id/4651/1/Model 2016-Kursus-Model Kewira… · Kewirausahaan Sosial Berbasis Masalah Lingkungan Bagi Kelompok Usia Produktif

kepemilikan sumber daya dan (5) Memiliki akuntabilitas tinggi pada konstituen dan

terhadap target yang ingin diraih.

Kewirausahaan sosial, adalah sebuah aktivitas dengan memiliki logikanya sendiri.

Logikanya yang dibangun, berbeda dengan logika kewirausahaan ‘tradisional’, yang

cenderung mencari keuntungan untuk diri sendiri. Alih-alih untuk kesejahteraan pribadi,

para pelaku kewirausahaan sosial mendedikasikan waktu dan tenaga untuk peningkatan

kesejahteraan pihak-pihak lain.Kewirausahaan Sosial secara sederhana dapat diartikan

sebagai upaya yang bermisi sosial namun memanfaatkan praktik bisnis sebagai

kendaraannya.

Kewirausahaan sosial merupakan sebuah alternatif usaha berbasis masyarakat yang

berpotensi menyempurnakan proses pembangunan. Germak & Singh (2010:80)

menyatakan bahwa kewirausahaan sosial memgkombinasikan ide-ide inovatif untuk

perubahan sosial, yang dilakukan dengan mengaplikasikan strategi dan keterampilan

bisnis. Lebih dalam dari pemahaman tersebut, Dhewanto (2013:47) menjelaskan bahwa

kewirausahaan sosial bekerja dengan mendefinisikan masalah sosial tertentu dan

kemudian mengatur, membuat dan mengelola usaha sosial untuk mencapai perubahan

yang diinginkan.

Senada dengan pemahaman tersebut, Alvord (2004) menjelaskan bahwa

kewirausahaan sosial, sebagai sebuah konsep, dikembangkan dengan sedikit ‘keluar’

keluar dari keumuman, yaitu usaha penemuan solusi yang efektif dan berkelanjutan

untuk penyelesaian masalah sosial, dimana solusi tersebut membutuhkan banyak

elemen-elemen yang terkait dengan inovasi bisnis yang sukses.

Semangat dari kewirausahaan sosial adalah usaha untuk merespon tantangan-

tantangan sosial, dimana setiap orang diharapkan mampu menjadi agen perubahan yang

percaya diri dalam mengatasi masalah sosial dan mendorong perubahan sosial dengan

dukungan penuh dari lingkungan sosialnya.

Jadi, spirit kewirausahaan sosial yaitu sebuah upaya untuk memanfaatkan mental

entrepreuneur (yaitu mental inovatif, kerja keras, berani ambil resiko dll) untuk sebesar-

besarnya kebermanfaatan bagi masyarakat. Atau dengan kata lain, dapat dikatakan

bahwa kewirausahaan sosial adalah sebuah praktik kewirausahaan (bisnis) yang

bertujuan untuk sebesar-besarnya kebermanfaatan sosial.

Page 11: Seri 1 APA ITU KEWIRAUSAHAAN SOSIALrepositori.kemdikbud.go.id/4651/1/Model 2016-Kursus-Model Kewira… · Kewirausahaan Sosial Berbasis Masalah Lingkungan Bagi Kelompok Usia Produktif

Wirausaha sosial tidak puas hanya memberi “ikan” atau mengajarkan cara

“memancing ikan”. Ia tidak akan diam hingga “industri perikanan” pun

berubah.Wirausaha sosial melihat masalah sebagai peluang untuk membentuk sebuah

model bisnis baru yang bermanfaat bagi pemberdayaan masyarakat sekitar. Hibbert,

Hogg, and Quinn (2005) mengungkapkan bahwa kewirausahaan sosial adalah

pemanfaatan perilaku kewirausahaan yang lebih berorientasi untuk pencapaian tujuan

sosial dan tidak mengutamakan perolehan laba, atau laba yang diperoleh dimanfaatkan

untuk kepentingan soaial. Menurut Rhenald (2008), banyak orang bicara tentang

wirausaha, namun mereka belum paham. Saat ini banyak mentor yang mengajarkan

kewirausahaan dengan cara cepat kaya. Padahal dalam kewirausahaan sosial hal yang

menjadi pegangan yakni misi sosial, produk atau servis yang ditukar, dan keuntungan

yang dicari didistribusikan bukan untuk kepentingan diri sendiri, serta harus dapat

mempertanggungjawabkan terhadap apa yang disalurkan. “Dalam kewirausahaan sosial,

tidak hanya orang kaya yang bisa berbagi. Disini, orang miskinpun bisa berbagi”.

Untuk menekuni dunia social entrepreneurship, membutuhkan komitmen tinggi dan

rela berkorban dalam segala hal, mulai dari finansial (uang), waktu, bahkan korban

perasaan. Hal itu disampaikan Adnan Mahmud dari kedutaan Besar Amerika Serikat (AS )

dalam diskusi “Social Entrepreneurship and Pitching Business Ideas” (Suara Merdeka, 31

Agustus 2013). “Seseorang yang terjun di dunia social entrepreneurship lebih berat dari

entrepreneur itu sendiri. Mereka harus banyak berkorban, baik uang, waktu, juga

perasaan”. Katanya dihadapan ratusan mahapeserta didik pelatihan. Persyaratan lain

yaitu mampu menghitung kemampuan dan mempertanggungjawabkan sesuatu yang

ditekuni, punya keinginan kuat mengubah dunia, dan bisa mempengaruhi lingkungan.

Hal lain yang perlu dimiliki seorang social entrepreneurship adalah harus pantang

menyerah. Jika ada seratus persoalan, maka seseorang harus memiliki seratus ide untuk

memecahkan. Adnan Mahmud memberikan berbagai tips bagi mereka yang ingin terjun

di dunia social entrepreneurship, yaitu memiliki pelanggan sebelum membuat produk,

menghargai waktu, jangan sibuk dengan ide yang gagal, melainkan lebih cepat gagal

lebih baik sehingga bisa lebih cepat mengambil solusi dan mencari ide lain. Yang tidak

kalah penting lagi, yaitu patner yang bisa diajak kerja sama, dan bekerjalah dengan

enjoy.

Page 12: Seri 1 APA ITU KEWIRAUSAHAAN SOSIALrepositori.kemdikbud.go.id/4651/1/Model 2016-Kursus-Model Kewira… · Kewirausahaan Sosial Berbasis Masalah Lingkungan Bagi Kelompok Usia Produktif

C. TUJUAN KEWIRAUSAHAAN SOSIAL

Skoll (2009:3) menyatakan bahwa kewirausahaan sosial telah membawa dampak

bagi masyarakat, seperti meningkatkan akses kesehatan bagi kaum miskin, mendorong

perdamaian pada daerah konflik, membantu petani keluar dari kemiskinan dan lain-lain.

Majalah SWA (swa.co.id diunduh 6/3/2011) menyatakan bahwa kewirausahaan

sosial di Indonesia kian terbukti mampu menyembuhkan berbagai penyakit sosial seperti

kemiskinan, keterbelakangan, dan kesehatan masyarakat. Hal ini membuktikan bahwa,

kewirausahaan telah telah dapat memberikan manfaat serta harapan baru bagi

masyarakat luas untuk perbaikan taraf kehidupan.

Berbagai output dari beragam aktivitas kewirausahaan sosial, dapat dikelompokkan

ke dalam beberapa sektor yaitu :

1. Menyediakan jasa dan produk dimana pasar atau sektor publik tidak bersedia

menyediakan atau tidak mampu menyediakan

2. Membangun keterampilan

3. Menciptakan lapangan kerja

4. Membangun jalan untuk menghubungkan orang-orang yang terpisah secara sosial

D. CIRI-CIRI KEWIRAUSAHAAN SOSIAL

Kegiatan kewirausahaan tidak hanya terbatas dalam bidang bisnis dengan tujuan

mencari laba. Yang membuat kewirausahaan menjadi menarik banyak pihak untuk

memahaminya ialah kontribusi istimewa yang dihadirkan oleh mereka yang melakukan

tindakan berkewirausahaan. Misalnya, Timmons dan Spinelliv membuat pengelompokan

yang diperlukan untuk tindakan kewirausahaan dalam enam (6) hal, yakni:

a. Komitmen dan determinasi.

b. Kepemimpinan.

c. Obsesi pada peluang.

d. Toleransi pada risiko, ambiguitas, dan ketidakpastian.

e. Kreativitas, keandalan, dan daya beradaptasi.

f. Motivasi untuk unggul.

Seiring dengan perkembangan gerakan kewirausahaan itu sendiri, dimensi sosial dari

kewirausahaan sosial mulai mendapatkan sorotan yang lebih tajam.

Page 13: Seri 1 APA ITU KEWIRAUSAHAAN SOSIALrepositori.kemdikbud.go.id/4651/1/Model 2016-Kursus-Model Kewira… · Kewirausahaan Sosial Berbasis Masalah Lingkungan Bagi Kelompok Usia Produktif

Berikut ini adalah ciri-ciri kewirausahaan sosial:

1. Memiliki tujuan/target kebermanfaatan sosial yang eksplisit

2. Inisiatif dikeluarkan oleh sejumlah atau sekelompok warga masyarakat

3. Pengambilan keputusan tidak didasarkan pada kepemilikan saham/kapital

4. Terdapat gerakan partisipasi secara alamiah, yang melibatkan orang-orang yang

terkena/terlibat dalam aktivitas

5. Distribusi keuntungan yang terbatas (Defourny 2001: 16-18 dalam Ridlye-Duff and

Bull, 2011:62)

Menurut Bill Drayton tahun 1980, menyebutkan ciri-ciri kegiatanwirausaha sosial

sebagai berikut:

Tugas wirausaha sosial ialah mengenali adanya kemacetan ataukemandegan dalam

kehidupan masyarakat dan menyediakan jalan keluardari kemacetan atau kemandegan

itu. Ia menemukan apa yang tidakberfungsi, memecahkan masalah dengan mengubah

sistemnya,menyebarluaskan pemecahannya, dan meyakinkan seluruh masyarakatuntuk

berani melakukan perubahan.

Sedangkan menurut MacGrath & McMillan (2000:3) menjelaskan bahwa wirausaha

memiliki lima karakteristik umum yaitu: (1) Mereka sangat bersemangat dalam mencari

peluang-peluang baru, (2) Mereka berusaha memanfaatkan peluang dengan disiplin

yang kuat, (3) Mereka hanya mengejar peluang terbaik dan menghindari berlelah-lelah

mengejar setiap alternatif, (4) Fokus pada eksekusi atu tindakan dan (5) membangkitkan

dan mengikat energi setiap orang di wilayahnya.

Menurut Kim Alter (2004: 11)kewirausahaan sosial menggunakan kewirausahaan,

inovasi dan pendekatan pasar untuk mencipatkan nilai/manfaat sosial dan perubahan,

maka mereka biasanya mengikuti karakteristik sebagai berikut (Alter, 2004:11):

1. Tujuan Sosial: diciptakan untuk mencapai/membuat dampak dan perubahan sosial

atau mencegah kegagalan pasar

2. Pendekatan enterprise: menggunakan teknik/mesin bisnis, kewirausahaan, inovasi,

pendekatan pasar, orientasi strategi, disiplin dan determinasi dari bisnis profit (yang

menghasilkan uang)

Page 14: Seri 1 APA ITU KEWIRAUSAHAAN SOSIALrepositori.kemdikbud.go.id/4651/1/Model 2016-Kursus-Model Kewira… · Kewirausahaan Sosial Berbasis Masalah Lingkungan Bagi Kelompok Usia Produktif

3. Kepemilikan sosial: dengan fokus pada pelayanan barang dan jasa kepada publik,

walaupun tidak harus disertai dengan legalisasi badan hukum

Berikut adalah gambaran umum ciri-ciri kewirausahaan sosial

Indikator Contoh Keterangan

Kontek dari Usaha

Sosial Kesejahteraan publik, hal-hal

terkait penyelamatan

linkungan, pembangunan dan

sumbangan/bantuan sosial

Bertindak sebagai agen

privatisasi dari barang-

barang publik, tidak

membawa isu-isu politik,

fokus yang sempit dapat

mendorong ketergantungan

Proses dari usaha sosial Ikatan yang kuat dengan

stakeholders; memperkerjakan

dan melatih disenfranchised;

bertindak sebagai

penengah/penjembatan

perdagangan

Stakeholder selection

criteria/terpisah dari

proses; pemberdayaan

stakeholder

Capaian dan implikasi Peningkatan kesejahteraan

publik; individu yang lebih

berdaya; pengurangan krisis

Kadang kali dampak sosial

tidak terukur, dan program

sering kali jangka pendek

E. PERBEDAAN KEWIRAUSAHAAN NON LABA & KEWIRAUSAHAAN SOSIAL

Terdapat aspek-aspek yang berbeda antara kewirausahaan sosial dengan usaha kecil

menengah (Small Medium Entreprise) pada umumnya, seperti :

1. Aspek motivasi,

2. Inovasi,

3. Dukungan, serta

4. Kepemimpinan.

Sementara itu Gregory Dees, seorang professor di Stanford University dan pakar di

bidangkewirausahaan sosial menyatakan bahwa kewirausahaan sosial

merupakankombinasi dari semangat besar dalam misi sosial dengan disiplin, inovasi,

danketeguhan seperti yang lazim berlaku di dunia bisnis. Kegiatan kewirausahaan

sosialdapat meliputi kegiatan: a) yang tidak bertujuan mencari laba, b) melakukan

bisnisuntuk tujuan sosial, dan c) campuran dari kedua tujuan itu, yakni tidak

untukmencari laba, dan mencari laba, namun untuk tujuan sosial.

Page 15: Seri 1 APA ITU KEWIRAUSAHAAN SOSIALrepositori.kemdikbud.go.id/4651/1/Model 2016-Kursus-Model Kewira… · Kewirausahaan Sosial Berbasis Masalah Lingkungan Bagi Kelompok Usia Produktif

Usaha non profit yang sudah mulai bergerak mencari pendapatan, (2) usaha

bertujuan sosial yang mendanai dirinya dengan usaha-usaha mencari pendapatan, (3)

usaha profit yang memiliki rasa/nilai sosial yang tinggi dan (4) usaha profit yang

menyisihkan sebagian dananya untuk manfaat sosial.(5) Kewirausahaan Sosial memiliki

tujuan sosial namun menggunakan aplikasi bisnis untuk memenuhi kebutuhan

operasionalnya.

F. PERBEDAAN KEWIRAUSAHAAN TRADISIONAL & KEWIRAUSAHAAN SOSIAL

Kewirausahaan biasa (mainstream) yang pada umumnya, hanya bertujuan profit dan

kesejahteraan bagi pemegang saham. Sedangkan pada kewirausahaan sosial, manfaat

sosial adalah tujuan utama yang tertera jelas dalam visi dan misi organisasi.

Boschee and Mc Clurg (2003) menjelaskan perbedaan wirausaha bisnis (tradisional)

dengan wirausaha sosial sebagai berikut :

1. Biasanya wirausaha bisnis juga melakukan tindakan tanggungjawab sosial seperti :

menyumbangkan uang untuk organisasi nirlaba, menolak untuk terlibat dalam jenis

usaha tertentu, menggunakan bahan yang ramah lingkungan dan praktek, mereka

memperlakukan karyawannya baik dan layak. Wirausaha sosial bekerja lebih dari itu,

berusaha mengatasi akar masalah sosial, penghasilannya didapatkan dari menjalankan

misi nya tersebut, misalnya: mempekerjakan orang cacat fisik atau mental, miskin atau

penyandang masalah sosial tertentu (PSK, anak jalanan, tuna wisma), menjual produk

atau jasa untuk mengatasi masalah sosial (memproduksi alat bantu untuk orang cacat,

bank masyarakat miskin, panti sosial, balai latihan kerja, pendidikan untuk kelompok

marjinal).

2. Ukuran keberhasilan wirausaha bisnis adalah kinerja keuangan (nilai perusahaan,

keuntungan bagi pemegang saham/pemilik). Ukuran keberhasilan wirausaha sosial

adalah hasil keuangan dan sosial. Ukuran keuangannya adalah pendanaan yang terus

menerus sehingga menjamin keberlangsungan organisasi. Keuntungan finansial

diarahkan untuk meningkatkan skala kegiatan bukan dibagikan pada pemegang

saham. Sedangkan hasil sosial yang diharapkan adalah masalah sosial teratasi atau

setidaknya berkurang.

Page 16: Seri 1 APA ITU KEWIRAUSAHAAN SOSIALrepositori.kemdikbud.go.id/4651/1/Model 2016-Kursus-Model Kewira… · Kewirausahaan Sosial Berbasis Masalah Lingkungan Bagi Kelompok Usia Produktif

Sedangkan Kewirausaan biasa

1. Memiliki tujuan sosial namun menggunakan aplikasi bisnis untuk memenuhi

kebutuhan operasionalnya adalah keuntungan,

2. Akuntabilitas hanya dipertanggungjawabkan pada tingkat pemegang saham

(shareholder), dan (3) pendapatan didistribusikan kepada pemegang saham.

G. PRINSIP KEWIRAUSAHAAN SOSIAL

Timmons dan Spinelliv membuat pengelompokan yang diperlukan untuk tindakan

kewirausahaan dalam enam (6) hal, yakni:

1. Komitmen dan determinasi.

2. Kepemimpinan.

3. Obsesi pada peluang.

4. Toleransi pada risiko, ambiguitas, dan ketidakpastian.

5. Kreativitas, keandalan, dan daya beradaptasi.

6. Motivasi untuk unggul.

Selain itu,Ciputra (2009:19)menggambarkan kewirausahaan sebagai semangat untuk

(1) Menciptakan peluang, (2) melakukan inovasi produk dan (3) berani mengambil resiko

yang terukur. Artinya, kewirausahaan dianggap sebagai sebuah pola pikir atau asumsi

yang mendasari tingkah laku.

Bill Drayton (pendiri Ashoka Foundation) selaku penggagas kewirausahaan sosial

menegaskan bahwa ada dua kunci kewirausahaan sosial, yaitu :

1. Adanya inovasi sosial yang mampu mengubah sistem yang ada di masyarakat.

2. Hadirnya individu yang bervisi, kreatif, berjiwa wirausaha (entrepreneurial) dan

beretika dibelakang gagasan inovatif tersebut.

H. BIDANG-BIDANG DALAM KEWIRAUSAHAAN SOSIAL

Menurut Hulgard (2010) kewirausahaan sosial terdiri dari empat elemen utama yakni

social value, civil society, innovation, and economic activity : (Hulgard, 2010)

1. Social Value. Ini merupakan elemen paling khas dari kewirausahaan sosial yakni

menciptakan manfaat sosial yang nyata bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.

Page 17: Seri 1 APA ITU KEWIRAUSAHAAN SOSIALrepositori.kemdikbud.go.id/4651/1/Model 2016-Kursus-Model Kewira… · Kewirausahaan Sosial Berbasis Masalah Lingkungan Bagi Kelompok Usia Produktif

2. Civil Society. Kewirausahaan sosial pada umumnya berasal dari inisiatif dan

partisipasi masyarakat sipil dengan mengoptimalkan modal sosial yang ada di

masyarakat.

3. Innovation. Kewirausahaan sosial memecahkan masalah sosial dengan cara-cara

inovatif antara lain dengan memadukan kearifan lokal dan inovasi sosial.

4. Economic Activity. Kewirausahaan sosial yang berhasil pada umumnya dengan

menyeimbangkan antara aktivitas sosial dan aktivitas bisnis. Aktivitas bisnis/ekonomi

dikembangkan untuk menjamin kemandirian dan berkelanjutan misi sosial

organisasi.

I. TARGET CAPAIAN KEWIRAUSAHAAN SOSIAL

Smallbone (2001:8, dalam Nicholls 2008:14) menyatakan bahwa proses dari aktivitas

kewirausahaan sosial merupakan sebuah proses yang dimulai dari input sampai

kemudian menghasilkan output yang berbeda dengan yang lain. Salah satu kekhasan

output dari kewirausahaan sosial adalah dihasilkan nilai sosial yang merupakan sumber

manfaat bagi masyarakat.

Secara umum dalam aktivitasnya, kegiatan kewirausahaan sosial memiliki targer yang

diharapkan dapat dicapai, antara lain:

1. Nilai Sosial (sosial value)

Nilai sosial dalam hal ini merupakan satu terminologi yang agak sukar untuk

didefinisikan. Dewey (1939, dalam Lumpkin 2011:5) menyatakan bahwa secara umum

penciptaan nilai sosial adalah hal-hal yang dapat meningkatan kesejahteraan secara

umum. Istilah nilai sosial digunakan untuk membedakannya dengan istilah

peningkatan nilai ekonomi (economic value creation), yang cenderung membatasi diri

pada ukuran pendapatan finansial.

2. Usaha pemuasan beragam stakeholder

Salah satu keunikan dari kewirausahaan sosial adalah bahwa aktivitas ini memiliki

banyak stakeholder. Stakeholder-nya tidak hanya pelanggan, pemasok, karyawan

Page 18: Seri 1 APA ITU KEWIRAUSAHAAN SOSIALrepositori.kemdikbud.go.id/4651/1/Model 2016-Kursus-Model Kewira… · Kewirausahaan Sosial Berbasis Masalah Lingkungan Bagi Kelompok Usia Produktif

namun jauh lebih luas dari itu, dapat meliputi anggota masyarakat, komunitas

tertentu dan lain-lain.

3. Kesinambungan Solusi

Berdasarkan berbagai uraian dimuka, tampak bahwa salah satu tantangan terbesar

bagi kewirausahaan sosial adalah kesinambungan solusi. Wirausaha sosial (Prasojo

dalam Bornstein, 2006) oleh Bill Drayton digambarkan sebagai manusia yang tidak

hanya puas memberi ‘ikan’ bagi si miskin, atau puas mengajari mereka ‘cara

memancing’, tetapi orang-orang yang terus berjuang, tanpa mengenal lelah,

melakukan perubahan sistemik –tidak sekedar memberik ‘ikan’ atau ‘pancing’, tetapi

mengubah sistem ‘industri perikanan’ untuk terciptanya keadilan dan kemakmuran

lebih luas. Artinya bahwa, semangat dari kewirausahaan sosial adalah solusi yang

berkesinambungan. Lumpkin (2011:7) menyatakan bahwa ada dua

argumen/penjelasan terkait pentingnya kesinambungan yang perlu diperhatikan,

yaitu kesinambungan aktivitas dari perspektif sumber daya (Dees dan Anderson 2003)

dan institualisasi dari solusi perubahan sosial (Mair and Marti, 2006). Artinya,

berbicara tentang kesinambungan berarti tidak hanya memberi perhatian pada

keberlanjutan solusi, namun juga sumber dayanya. David McClellan (dalam Borstein,

2006:18) menyatakan bahwa mereka lebih menghargai pertimbangan jangka panjang

di atas perolehan jangka pendek.

J. INDIKATOR KEBERHASILAN KEWIRAUSAHAAN SOSIAL

Menurut Dees (2002: xxxi), cara terbaik mengukur kesuksesan kewirausahaan sosial

adalah bukan dengan menghitung jumlah profit yang dihasilkan, melainkan pada ti ngkat

dimana mereka telah menghasilkan nilai-nilai sosial (social value). Para wirausaha sosial

bertindak sebagai agen perubahan dalam sektor sosial dengan:

1. Mengadopsi sebuah misi untuk menciptakan dan mempertahankan nilai-nilai sosial.

2. Mengenali dan mengusahakan peluang-peluang baru untuk menjamin

keberlangsungan misi tersebut.

3. Melibatkan diri dalam sebuah proses inovasi, adaptasi dan belajar yang

berkelanjutan.

4. Bertindak penuh semangat walaupun dengan keterbatasan sumber.

Page 19: Seri 1 APA ITU KEWIRAUSAHAAN SOSIALrepositori.kemdikbud.go.id/4651/1/Model 2016-Kursus-Model Kewira… · Kewirausahaan Sosial Berbasis Masalah Lingkungan Bagi Kelompok Usia Produktif

5. Penuh intensitas dalam semangat akuntabilitas kepada konstituen dan pada usaha-

usaha untuk menghasilkan target yang telah ditetapkan. (Dees dkk, 2002:xxxi)

Menurut Bill Drayton (pendiri Ashoka Foundation) selaku penggagas kewirausahaan

sosial menegaskan bahwa ada dua kunci kewirausahaan sosial, yaitu :

1. Adanya inovasi sosial yang mampu mengubah sistem yang ada di masyarakat.

2. Hadirnya individu yang bervisi, kreatif, berjiwa wirausaha (entrepreneurial) dan

beretika dibelakang gagasan inovatif tersebut.

K. CONTOH KEGIATAN KEWIRAUSAHAAN SOSIAL TERINTEGRASI

Kegiatan Kewirausahaan Sosial bisa dintegrasikan dengan bidang–bidang lain, seperti

pendidikan, kesehatan, sosial budaya, dll.Berikut ini contoh kegiatan Kewirausahaan

sosial Berbasis Budaya, yaitu : “Saung Udjo”. Aktivitas yang dilakukan oleh Saung Udjo

dengan inovasi dan modivikasi pertunjukan angklungnya. Saung Udjo, tidak hanya terus

berupaya mengembangkan budaya sunda melalui terobosan-terobosan dalam

musikalitas angklung, namun juga memberdayakan pengrajin bambo untuk memastikan

pasokan angklung. Selain itu, mereka juga membantu masyarakat sekitar lokasi

pertunjukan untuk masalah air bersih, pengembangan keterampilan dan lain-lain. Maka

jelaslah bahwa sentuhan kewirausahaan sosial (pola pikir positif yang dikombinasikan

dengan strategi bisnis yang penuh inovasi untuk tujuan sosial) dapat menjadi instrument

utama dalam upaya pelestarian budaya lokal/daerah untuk menangkal budaya asing yang

tidak sesuai dengan nilai dan norma yang dianut. Pola pikir dan strategi kewirausahaan

sosial dibutuhkan, agar upaya pelestarian menjadi jauh lebih inovatif dan sesuai dengan

tuntutan jaman dan terutama gaya hidup generasi mudah saat ini.

L. CONTOH MANFAAT DAN DAMPAK KEWIRAUSAHAAN SOSIAL

Dalam bangunan perekonomian Indonesia saat ini, tingkat pengangguran pemuda

masih cukup tinggi, sehingga akan mengakibatkan masalah sosial yang cukup tinggi pula

Page 20: Seri 1 APA ITU KEWIRAUSAHAAN SOSIALrepositori.kemdikbud.go.id/4651/1/Model 2016-Kursus-Model Kewira… · Kewirausahaan Sosial Berbasis Masalah Lingkungan Bagi Kelompok Usia Produktif

apabila tidak memperoleh perhatian yang serius. Beberapa sosial yang dipengaruhi oleh

tingginya pengangguran diantaranya kemiskinan, penyalahgunaan narkoba, kriminalitas,

pergaulan bebas, premanisme, jual beli manusia (human trafficking), dan lain

sebagainya. Kondisi tersebut akan menggganggu pembangunan di segala bidang dan

stabilitas nasional. Oleh karena itu, yang dibutuhkan saat ini adalah suatu solusi nyata

yang dapat membantu mengatasi permasalahan di atas. Salah satu solusi tersebut

adalah dengan meningkatkan semangat kewirausahaan sosial pada setiap individu yang

ada di masyarakat, terutama kaum muda sebagai tulang punggung bangsa.

Adapun beberapa contoh manfaat dengan tumbuhnya semangat kewirausahaan

sosial pada sekelompok masyarakat.

1. Klinik Asuransi Sampah (KAS)

Konsep yang dikembangkan Gamal Albinsaid di Malang Jawa Timur, ini adalah

Sistem asuransi kesehatan mikro berbasis komunitas dengan semangat gotong

royong. Sampah yang dikumpulkan diolah. Sampah organik diolah menjadi kompos.

Sampah anorganik seperti plastik dan kertas diolah menjadi bahan kerajinan tangan.

Dana yang terhimpun dari usaha tersebut digunakan untuk menopang pelayanan

kesehatan secara komprehenship, mencakup promotif (meningkatkan kesehatan),

preventif, kuratif (mengobati sakit), dan rehabilitatif. Walaupun tidak sakit,

masyarakat tak akan rugi karena mendapat berbagai program peningkatan

kesehatan.

Sarjana kedokteran yang magang di rumah sakit Saiful Anwar Malang ini

menghimpun potensi sumber daya masyarakat, lalu mengembalikannya dalam akses

pelayanan kesehatan secara holistik dan berkelanjutan. Konsep kewirausahaan sosial

(Social entrepreneurship) ini menjadi inovasi pembiayaan kesehatan bagi warga

miskin. Pada saat bersamaan, tumpukan sampah yang menjadi masalah lingkungan

sekaligus teratasi secara perlahan. Kilinik yang dia rintis tahun 2009 terus

berkembang hingga mewujudkan sebagai badan usaha PT Indonesia medika.

Perusahaan ini menghimpun akademisi asal sejumlah universitas Brawijaya,

Universitas Gajah Mada, Universitas Airlangga, Universitas Negeri Jember, Universitas

Indonesia, dan Universitas Udayana (Kompas, 25 Juni 2014).

Page 21: Seri 1 APA ITU KEWIRAUSAHAAN SOSIALrepositori.kemdikbud.go.id/4651/1/Model 2016-Kursus-Model Kewira… · Kewirausahaan Sosial Berbasis Masalah Lingkungan Bagi Kelompok Usia Produktif

2. Konsep gotong royong di kota London

Coin Street Community Builders (CSCB) sejak tahun 1980 an berhasil menyulap

kawasan kumuh di tepi sungai Thames menjadi lokasi hunian kaum pekerja lokal

dengan memanfaatkan bangunan-bangunan tua. Kawasan 5 hektar tersebut di kelola

dengan konsep komersial, tetapi tetap menyediakan ruang publik, termasuk taman

bermain untuk anak. Restoran dan kafe dengan panorama perairan sungai hadir

berdampingan secara harmoni dengan hunian warga. Tetap tersedia ruang bersepeda

atau jalan-jalan santai untuk menikmati suasana tanpa terganggu jubelan wisatawan

dari sejumlah negara.

Christine Jakovski, pengelola CSCB, mengakui uang sewa perumahan dikelola

melalui koperasi dan ditopang perbankan. Hasil usaha digunakan untuk

mengembangkan kawasan komersial, tetapi sebagian besar keuntungannya

digunakan kembali untuk menambah hunian dan kapasitasnya. Penjelasan Christine

sejalan dengan teori yang dikembangkan di Universitas Northampton. Dalam

penjelasan pimpinan kampus dan para pakar, antara lain Dr. Ian Brooks, FrTimoty

Curtis, dan Chris Durkin, terungkap bahwa kewirausahaan sosial menjadi solusi untuk

mengatasi permasalahan sosial, termasuk pemukiman, kemiskinan, dan

pengangguran. Studi kewirausahaan di kampus tersebut mendorong mahapeserta

didik pelatihan tumbuh dan berkembang dalam masyarakat yang peduli terhadap

persoalan masyarakat secara inklusif. Setelah dibekali teori dikampus, mahapeserta

didik pelatihan diarahkan memiiliki pengalaman praktis di lapangan dalam bentuk

penelitian dan usaha konkret. Intinya, sekitar 85 persen dari keuntungan wirausaha

sosial diarahkan kembali untuk pengembangan komunitas dan itu menantang untuk

berpikir kreatif.

Kreativitas yang merespons isu global juga tampak pada pengolahan minyak

jelantah menjadi bahan bakar biodiesel untuk kebutuhan taksi. Aktivitas Nigel Jelison

bersama karyawannya yang tak sampai 10 orang dan bekerja di kolong jembatan

kereta api itu rata-rata menghasilkan 10.000 liter biodiesel perhari. Proses

pengolahan minyak nabati tersebut diawali dengan menghimpun minyak goreng

buangan dari restoran dan rumah makan sekitar. Setelah dinetralkan dan suling,

minyak goreng yang tadinya kecoklatan berubah menjadi bening dan siap dipakai

Page 22: Seri 1 APA ITU KEWIRAUSAHAAN SOSIALrepositori.kemdikbud.go.id/4651/1/Model 2016-Kursus-Model Kewira… · Kewirausahaan Sosial Berbasis Masalah Lingkungan Bagi Kelompok Usia Produktif

menggerakkan mesin kendaraan tanpa jelaga. Harganya lebih murah 10

poundsterling dari bahan bakar fosil dan dijamin tenaga mesin tetap stabil. Nigel dan

komunitasnya tersebut tak sekedar bermain di ranah komersial, tetapi bahkan juga

merespons isu global yang diresahkan banyak orang.

Lain lagi cara yang ditempuh Paul Smyth. Untuk membangun kesadaran

lingkungan dan pemanfaatan ruang. Tiga tahun terakhir dia membuat kafe berkonsep

taman dengan membidik kaum muda sebagai pengunjung. Kafe bernama The Farm

Shop itu terletak di Dalston Lane, tak jauh dari deretan toko buku dan perpustakaan

Menu utamanya adalah sandwich yang bahan bakunya berupa daun selada yang

dipetik dari taman. Meja dan kursi berdempetan dengan jejeran pot berisi aneka

tanaman sayur. Bahkan salah satu ruang ditata menyerupai rumah pembibitan. Paul

sengaja mematok harga yang terjangkau bagi pelajar, yakni rata-rata 4 poundsterling

per menu. Informasi seputar inovasi dari komunitas-komunitas tersebut disebarkan

melalui media massa.

3. Qoriyah Thoyibah,

Salah satu kegiatan usaha yang dijalankan oleh Qoriyah Thoyibah adalah KBQT

(Kelompok Bermain Qoriyah Thoyibah), yang didirikan oleh bapak. Bahrudin. KBQT

bertujuan untuk menyelesaikan masalah praktis masyarakat Desa Kalibening, yakni

kebutuhan akan sekolah yang berkualitas dan murah. KBQT menyelenggarakan

pendidikan yang mengembangkan kecerdasan-kecerdasan warga belajar berbasis

komunitas dalam rangka mengatasi masalah-masalah masyarakat dengan

memanfaatkan sumber daya di Desa Kalibening dan sekitarnya. Dalam jangka

panjang, KBQT bertujuan untuk mengembangkan dan membangun learning society

dan advanced society, masyarakat yang secara terus-menerus belajar bersama-sama

untuk menyelesaikan masalah-masalah dan memajukan kehidupan mereka dengan

swadaya.

4. Jarimatika, Yayasan lebah putih, dan Komunitas ibu profesional

Jarimatika adalah cara mudah untuk berhitung matematika dengan menggunakan

jari-jari tangan. Cara ini telah ditemukan oleh Ibu.Septi Peni Wulandari, yang mampu

memberikan sumbangsih terhadap dunia pendidikan, sehingga dia layak

Page 23: Seri 1 APA ITU KEWIRAUSAHAAN SOSIALrepositori.kemdikbud.go.id/4651/1/Model 2016-Kursus-Model Kewira… · Kewirausahaan Sosial Berbasis Masalah Lingkungan Bagi Kelompok Usia Produktif

mendapatkan predikat sebagai aktivis sosial. Selain itu dia juga pendiri yayasan lebah

putih dan pimpinan komunitas ibu profesional. Penghargaan yang diperoleh ibu Septi

Peni Wulandari, Seperti : Pemenang Danamon Award 2006 sebagai individu

pemberdaya Masyarakat, dari Ashoka Fellowship 2007 sebagai Woman of

entrepreneur, Tokoh pilihan majalah tempo tahun 2007 sebagai 10 tokoh yang

mengubah Indonesia, Penghargaan Menpora tahun2007 sebagai 20 Pemuda yang

mengukir Prestasi, Nominator International Entrepreneurof the year dari Ernst and

Young tahun2007, Ikon 2008 majalah Gatra untuk bidang ilmu pengetahuan dan

Teknologi, dan Kartini Award versi majalah kartini tahun 2009.

5. Penangkaran burung hantu

Bapak Sutejo seorang Kades Tlogoweu Kec.Guntur Kab.demak, telah mampu

mengembangbiakkan burung hantu (Tyto Alba) dan memberikan dorongan kepada

masyarakat yang dipimpinnya untuk kemudian bersama-sama (swadaya)

mengembangbiakkan burung hantu (tyto alba) sebagai solusi untuk mengatasi hama

tikus yang merajarela di desa Tlogoweru.

Kepala Investasi sosial dan keuangan kantor kabinet Inggris Kieron Boyle

menegaskan, kewirausahaan sosial adalah paradigma yang sudah dianut oleh semua

kalangan di negeri tersebut. Pemerintah dan swasta bersinergi menjadi penjamin

keberlanjutan kewirausahaan sosial. Sebab, pada dasarnya muara dari itu semua

adalah perbaikan kehidupan masyarakat yang menopang capaian kerja pemerintah

dan menggairahkan perekonomian. Manager program senior british council Indonesia

Ari Sutanti menilai bahwa semangat kewirausahaan sosial pun sebetulnya punya akar

yang kuat di tanah air. Ia merujuk pada sejarah koperasi yang hadir sebelum era

kemerdekaan dan dijalankan organisasi kemasyarakatan. Tantangannya adalah

bagaimana menjadikan kewirausahaan sosial sebagai gerakan masif, terstruktur, dan

berkelanjutan.

Bornstein & Susan (2010) menyatakan bahwa kewirausahaan sosial adalah sebuah

proses yang dilakukan oleh warga negara dengan membangun atau

mentransformasikan institusi untuk meningkatkan solusi pada permasalahan sosial,

seperti kemiskinan, penyakit, buta huruf, kerusakan lingkungan, pelanggaran hak

asasi dan korupsi, dalam rangka membangun kehidupan yang lebih baik bagi semua.

Page 24: Seri 1 APA ITU KEWIRAUSAHAAN SOSIALrepositori.kemdikbud.go.id/4651/1/Model 2016-Kursus-Model Kewira… · Kewirausahaan Sosial Berbasis Masalah Lingkungan Bagi Kelompok Usia Produktif

Skoll (2009:3) menyatakan bahwa kewirausahaan sosial telah membawa dampak

bagi masyarakat, seperti meningkatkan akses kesehatan bagi kaum miskin,

mendorong perdamaian pada daerah konflik, membantu petani keluar dari

kemiskinan dan lain-lain. Lebih jauh Skoll (2009:3) menjelaskan gerakan ini

merupakan antitesis dari program pembangunan berbasis sosial politik yang

cenderung memaksakan model top down kepada masyarakat.

Munculnya gerakan kewirausahaan sosial dapat dimaknai sebagai sebuah kondisi

di mana masyarakat sudah ateul ingin berperan menyelesaikan beragam masalah

sosial di sekitarnya melalui apa yang dapat mereka lakukan. Hadirnya praktik ini juga

menunjukkan

M. PENTINGNYA PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN BAGI KELOMPOK USIA PRODUKTIF

Pendidikan kewirausahaan akan membuka mata dan wawasan mereka akan luasnya

peluang yang mereka miliki setelah mereka lulus. Ketiadaan pendidikan kewirausahaan,

akan membuat generasi penerus seperti katak dalam tempurung, dan menganggap

dunia begitu sempit dan kecil. Maka jangan sampai para pendidik kemudian mengurangi

hak mereka akan wawasan tentang besarnya jendela peluang (window of opportunity)

yang dapat mereka raih, dengan tidak memperkenalkan kewirausahaan.

Dengan munculnya generasi muda berjiwa entrepreneur (jika berusaha

menumbuhkembangkan usaha mandiri) dan intrapreneur (menerapkan entrepreneuship

mindset dalam konteks dunia kerja) sangat diharapkan.

Selanjutnya, kita juga dapat berharap bahwa dengan adanya pelatihan kewiraushaan

sosial diharpkan akan muncul angkatan baru yang berpikir bahwa korupsi adalah bukan

satu-satunya jalan menjadi kaya raya. Sebaliknya, kewirausahaan adalah salah satu

alternatif yang sangat layak untuk dipertimbangkan sebagai anak tangga menuju masa

depan gemilang, yang bukan hanya mampu merubah nasib pribadi, namun juga

keluarga, komunitas, masyarakat dan bahkan nasib bangsa

Model pendidikan kewirausahaan berbasis praktik ini diharapkan akan mendorong

peserta didik untuk memahami bahwa kegagalan adalah bukan akhir segalanya

melainkan sebagai batu loncatan untuk keberhasilan yang lebih besar. Pendidikan

kewirausahaan, juga memungkinkan individu bekerja dan berkarya di bidang yang

diminati, karena mereka berusaha menciptakan pekerjaan mereka sendiri. Implikasinya,

Page 25: Seri 1 APA ITU KEWIRAUSAHAAN SOSIALrepositori.kemdikbud.go.id/4651/1/Model 2016-Kursus-Model Kewira… · Kewirausahaan Sosial Berbasis Masalah Lingkungan Bagi Kelompok Usia Produktif

tentu akan meningkatkan etos dan durabilitas kinerja. Hal ini, disisi lain, akan

menghindari jumlah karyawan yang bekerja dengan perasaan terpaksa dan cenderung

berprinsip ABS (asal bapak senang), sehingga membuat perahu perusahaan berat untuk

berlayar karena banyak pekerjaan tambalan yang harus dilakukan.

Pola pendidikan kewirausahaan yang dianjurkan, adalah yang mendorong peserta

didik pelatihan tidak sekedar mengenal (to know) atau mempelajari konsep-konsep (to

learn) tentang kewirausahaan, namun yang mendorong mereka untuk menjadi

wirausaha (to be entrepreneur). Artinya, titik tekan kurikulum didorong untuk lebih

berat kepada praktik (practices) daripada sekedar berkutat di ranah kognitif. Selain itu

pendidikan berbasis praktik dan pengalaman (experiental based learning) akan lebih

mendorong terciptanya softskill peserta didik, karena mereka akan selalu ditantang

untuk mengambil keputusan, mengarungi ketidakpastian resiko, memimpin, bekerja

sama dalam tim dan lain-lain.

Page 26: Seri 1 APA ITU KEWIRAUSAHAAN SOSIALrepositori.kemdikbud.go.id/4651/1/Model 2016-Kursus-Model Kewira… · Kewirausahaan Sosial Berbasis Masalah Lingkungan Bagi Kelompok Usia Produktif

DAFTAR PUSTAKA

Nugroho, Adie & tim. “Menumbuhkembangkan Socioecopreneur Melalui Kerjasama

Strategis” . Penebar Swadaya. Jakarta 2013.

Rangkuti, Freddy, 2009. “Analisis SWOT Teknik Membedah KasusBisnis”. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama

Leonardus Saiman Edisi 2. 2014.“Kewiraushaan teori, Praktik, dan Kasus-kasus” Penerbit

Salemba Emapat

Ulum, Khafidul. “Prinsip-Prinsip Kewirausahaan”. 21-11-2016. http://siapbisnis.net/12-

prinsip-dalam-ber-wirausaha-yang-harus-anda-ketahui/URL

Machyudin, Dhidiek D. “7 Prinsip Kewirausahaan”. 21/11/2016. http://siapbisnis.net/12-

prinsip-dalam-ber-wirausaha-yang-harus-anda-ketahui/URL

Dr. Soni A. Nulhaqim & Dr Hery Wibowo, dalam Disertasinya tentang ewrausahaan Sosial,

Fisip Unpad, Bandung 2014

lahir di Garut 4 Februari 1968, berkeluarga dengan satu istri dan tiga anak. Pendidikan S1

Kesejahteraan Sosial UNPAD, S2 Sosiologi kekhususan Kesejahteraan Sosial UI dan S3

Ilmu-ilmu Sosial UNPAD. Staf Pengajar di Program Studi Kesejahteraan Sosial UNPAD

sejak 1993. Pernah menjadi Pembantu Dekan III FISIP UNPAD tahun 2006-2010 dan

Pembantu Dekan I FISIP UNPAD tahun 2010-2014. Saat ini diamanahi sebagai Ketua

Ikatan Pekerjaan Sosial/Kesejahteraan Sosial Indonesia sejak tahun 2012. Aktif

menjadi pemakalah pada seminar dan pertemuan nasional serta internasional

Albany. 2005. The Sociology of Entrepreneurship. State University of New York Press.

Diunduh dari http://www.sunypress.edu/pdf/60832.pdf

Benedicta Prihatin Dwi Riyanti. 2003. Kewirausahaan dari Sudut Pandang Psikologi

Kepribadian. Grasindo, Penerbit PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Bornstein, David & Susan. 2011. Social Entrepreneurship: What Everyone Needs to Know.

Diunduh dari http://ashokau.org/wp-content/uploads/2010/12/Social-

Entrepreneurship-What-Everyone-Needs-to-Know-Teaching-notes-final.pdf

Bornstein, David. 2006. Mengubah Dunia: Kewirausahaan Sosial dan Kekuatan Gagasan

Baru. InsistPress-Nurani Dunia

Braun, Karen. 2009. Social Entrepreneurship: Perspectives on an Academic Discipline.

Essay.Theory in Action, Vol 2. No.2 April 2009. Diunduh dari

http://www.transformativestudies.org/wp-content/uploads/103798tia1937-

023709006.pdf

Bryant Coralie & Louise G. White. 1987. Manajemen Pembangunan untuk Negara

Berkembang. Bandung. LP3ES

Page 27: Seri 1 APA ITU KEWIRAUSAHAAN SOSIALrepositori.kemdikbud.go.id/4651/1/Model 2016-Kursus-Model Kewira… · Kewirausahaan Sosial Berbasis Masalah Lingkungan Bagi Kelompok Usia Produktif

Ciputra. 2009. Ciputra Quantum Leap: Entrepreneurship mengubah masa depan Bangsa dan

masa depan Anda, Elx Media Computindo, Jakarta, cetakan keempat

Dess, J. Gregory, Jed Emerson & Peter Economy. 2001. Enterprising Non Profit: A tool for

Social Entrepreneur. Wiley Non Profit Series.

Europe Commision. 2013. Policy Brief and Social Entrepreneurship. Entrepreneurial

Activities in Europe. Diunduh dari

http://www.oecd.org/cfe/leed/Social%20entrepreneurship%20policy%20brief%20E

N_FINAL.pdf

Feaster, Monika & Sara Rago. Social Entrepreneurship or how open is social innovation is

possible in establish structure. Diunduh dari

http://www.euricse.eu/sites/default/files/db_uploads/documents/1254842156_n19

5.pdf pada februari 2014

Gibb, Lucio Carlos Freiere & Kristian Nielsen. 2010. Entrepreneurship within Urban and Rural

Areas Individual Creativity and Social Network. Danish Research Unit for Industrial

Dynamic. Druid Society. Diunduh dari http://www3.druid.dk/wp/20110001.pdf

Hisrich, Robert D, Michael P. Peters & Dean E. Shepherd. 2005. Entrepreneurship:Six Edition.

Mc Graw Hill (international Edition)

J.Dwi Narwoko & Bagong Suyanto. 2007. Sosiologi: Teks Pengantar dan Terapan. Kencana

Prenada Media Group.

Jayasinghe, Kelum N. 2003. Structure and agency in entrepreneurship research - An

alternative research framework International Conference on Sri Lanka Studies Full

Paper Number 075. Diunduh dari

http://archive.cmb.ac.lk/research/bitstream/70130/2237/1/fullp075.pdf pada

November 2013

Kim Alter, Sutia. 2008. Social Enterprise Models and Their Mission and Money Relationship

dalam Alex Nichols (ed). 2008. Social Entrepreneurship: New Models of Sustainable

Social Change. Oxford Press

Koluthungan, Italy. 2009. From Intention Formation to Intentional Action – the Situational

Logic of Social Enterprise Formation. Centre for Instutional Studies University of East

London United Kingdom, diunduh dari

http://www.euricse.eu/sites/default/files/db_uploads/documents/1254747560_n15

4.pdf pada November 2013

Kompas.com (diunduh 23 Juli 2009)

Leeuw, Evelyne De. 1999. Healthy Cities: Urban Social Entrepreneurship for Health. Health

Promotion International. Vol 14 No.3. Oxford University Press. Diunduh dari

http://www.bvsde.paho.org/bvsacd/cd26/promocion/v14n3/261.pdf

Light, Paul.C. 2008. The Search for Social Entrepreneurship. Brooking Institution Press-

Washington DC.

Page 28: Seri 1 APA ITU KEWIRAUSAHAAN SOSIALrepositori.kemdikbud.go.id/4651/1/Model 2016-Kursus-Model Kewira… · Kewirausahaan Sosial Berbasis Masalah Lingkungan Bagi Kelompok Usia Produktif

Lumpkin, G.T. Todd W. Moss. David M.Gras. Shoko Kato. Alejandro S.M. 2011.

Entrepreneurial processes in Social Context: how are they different, if at all? Small

Busines Econ. DOI 10.1007/s11187-011-9399-3.

Mair, Johanna & Ignasi Marti.2004. Social Entrepreneurship Research: A source of

Explanation, Prediction and Delight: Working Paper. IESE Business School –

University of Navarra

http://www.gemconsortium.org/assets/uploads/1325198134SEJ_2009_SE_Past_Res

earch_Future_Opportunities.pdf

Mair, Johanna. 2010. Social Entrepreneurship: Taking Stock and Looking Ahead. Working

Paper WP-888 IESE Business School – University of Navarra diunduh dari

http://www.iese.edu/research/pdfs/DI-0888-E.pdf

Maja lah SWA melalui web: www.swa.co.id (diunduh 6 Januari 2011)

McGrath, Rita Gunter & Ian MacMillan. 2000. The Entrepreneurial Mindset: Strategy for

continuosly Creating Opportunity in an Age of Uncertainty. Harvard Businees School

Press. Daniel Hjorth. 2006. Entrepreneurship as Social Change. Edward Elgar

Publishing Limited

Miro, Joseph. 2007. Topics in Social Entrepreneurship: Blending Economic and Social Value,

or Doing Well While Also Doing Good. SSRN Working paper series. (E Journal diunduh

dari

http://search.proquest.com/docview/1095296682/175C2EF39D9249E2PQ/1?accoun

tid=48290) pada Februari 2014

Morato, Eduardo A. 2005. Pengembangan dan Daur Hidup Usaha Sosial, dalam

Kewiraswataan Sosial: Strategi Pengembangan Bisnis Berwawasan Sosial bagi

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

Neal Thornberry. 2006. Lead Like an Entrepreneur. Mc Graw Hill Companies. Printed and

bound by Quebecor Fairfield.

Neal Thornberry. 2006. Lead Like an Entrepreneur. Mc Graw Hill Companies. Printed and

bound by Quebecor Fairfield.

Nichols, Alex. 2008. Social Entrepreneurship: New Models of Sustainable Social Change.

Oxford

Oghojafor, B.E.A. S.A Aduloju, F.F. Olowokudejo. 2011. Social Enttrepreneurship as an

instrment for curbing youth gangsterism: A Study of Nigerian Urban Communities.

Journal of Economic and International Finance. Vol 3 (11) diunduh dari

http://www.academicjournals.org/article/article1379757507_Oghojafor%20et%20al.

pdf

Orhei, Loredana. 2011. The Competence of Social Entrepreneurship. A Multidimensional

Competence Approach. HAN Business Publications, Number 6, pp 87-106. HAN Press

Arnhem Nederland. Diunduh dari www.han.nl/hanbusinesspublications.

Page 29: Seri 1 APA ITU KEWIRAUSAHAAN SOSIALrepositori.kemdikbud.go.id/4651/1/Model 2016-Kursus-Model Kewira… · Kewirausahaan Sosial Berbasis Masalah Lingkungan Bagi Kelompok Usia Produktif

Porter, Alejandro. 2010. Economic Sociology: A Systematic Inqiury. Princenton Univerisity

Press. Princenton and Oxford

Ruef, Martin & Michael Lounsbury. 2007. Introduction: The Sociology of Entrepreneurship.

Research in the Sociology of Organization, volume 25, 1-29. Copyright by Elsevier Ltd.

Seelos, Chirstian, Johanna Mair, Julie Battilana & M. Tina Dacin. 2010. The Embeddedness of

Social Entrepreneurship: Understanding Variation Across Local Communities. IESE

Business Scholl University of Navara

Situs Grameen Bank, melalui web: www.grameen-info.org (diunduh 4 Januari 2010)

Situs Lembaga Kewirausahaan Sosial ASHOKA, melalui web: ashoka.org (diunduh 2 Maret

2012)

Situs Social Entrepreneur, melalui web: www.london.edu (diunduh 4 Januari 2010)

Skoll Jeff. 2009. Social Entrepreneurship: Power to Change, Power to Inspire. Skoll World

Forum. Diuduh dari http://www-tc.pbs.org/now/shows/537/Shifting-Power-

Dynamics.pdf

Soo Gwan Do. 2003. Impacts of Social Capital on Entrepreneurship, Innovation and

Economics Development in the Knowledge Economy.(Disertation) George Mason

University, Fairfax, VA

Swa Sembada. No. ISSN 0215-0050. No. 03/XXVI/4-17 Februari 2010

Thompson, Jhon & Bob Doherty.2006. The Diverse world of Social Enterprise: A collection of

social enterprise stories. International Journal of Social Economic. Emerald. Volume

33 Number 5/6

Thornton, Patricia. 1999. The Sociology of Entrepreneurship. Annual Riview Sociologi. 25:

19-46 Diunduh dari http: //www.patriciathornton.com/files/Thornton_ARS_1999.pdf

Van Putten, Paul II; Green, Robert D. 2011. Does it take an economic recession to advance

social entrepreneurship? Reseach in Business and Economics Journal. Diunduh dari

http://search.proquest.com/docview/879503622/175C2EF39D9249E2PQ/2?accounti

d=48290 pada Februari 2014

Yadgar. 2003. SHAS as a strauggle to create a new field: A Bourdieuan Perspective of a

Israeli Phenomenon. Sociology of Religion. diunduh dari

http://www.users.drew.edu/omaduro/bourdieu/YadgarIsrael.pdf

Zikou, Evangelia, Paraskevi Gatzioufa & Aikaterini. Social Entrepreneurship in Times of

Economic Austerity: A Sparkle of Light for the Economic in Crisis?. Scientific Buletin –

Eonomic Sciences

Page 30: Seri 1 APA ITU KEWIRAUSAHAAN SOSIALrepositori.kemdikbud.go.id/4651/1/Model 2016-Kursus-Model Kewira… · Kewirausahaan Sosial Berbasis Masalah Lingkungan Bagi Kelompok Usia Produktif