SENIN, 28 FEBRUARI 2011 | MEDIA INDONESIA Tunisia … · gambar bulan bintang di tengahnya itu...

1
B ENDERA merah hitam hijau dengan gambar bulan bintang di tengahnya itu berkibar di gedung bekas markas polisi. Tidak ada yang bisa membayangkan bendera Libia era sebelum Moamar Khadaberkuasa tersebut bisa bertengger di sana. Nyatanya, begitulah kondisi terkini Kota Benghazi setelah kubu demonstran berhasil menyingkirkan loyalis Khada. Keberhasilan para demonstran, ironisnya, terletak di sebelah gedung markas polisi. Di bangunan itu, Ahmed Sanalla dan sejumlah rekannya berkutat di depan komputer jinjing yang terhubung dengan dunia maya. Kumpulan pemuda itu mampu mengakali penutupan fasilitas internet di Libia dengan menggunakan antena parabola. Namun, koneksi hari itu lambat akibat gangguan cuaca. “Percuma, kita hanya bisa memperoleh dua kilobyte per detik,” sahut Sanalla kepada sejumlah rekannya yang mencoba mengunggah video ke laman Youtube. Namun, itu tidak menghentikan kerja mereka. Di sudut ruangan lainnya, Ahmed Yacoub, 26, tengah merancang blog Wordpress berbahasa Arab. Blog itu bertajuk The Voice of the February 17 Revolution, merujuk hari ketika demonstrasi di Libia berubah menjadi ajang pembantaian massal. Yacoub yang mengenyam studi media dan pemrograman di Universitas Garyounis, Benghazi, mengaku terinspirasi oleh keberanian para pemuda Mesir dan Tunisia. Bahkan, Yacoub merasa berutang kepada pemuda Mesir lantaran mereka berjasa menyelundupkan rekaman video aksi kekerasan aparat Libia ke negeri jiran. Di kota-kota perbatasan Mesir itulah, video bisa diunggah ke Youtube. Selagi Yacoub berbicara, beberapa rekannya bersorak kegirangan. Mereka baru saja mengakali sambungan telepon melalui koneksi satelit sehingga panggilan melalui Skype bisa dilakoni. Berkat sambungan itu, kini mereka dapat menelepon ke luar Libia. Sementara itu, di bangunan sebelah, aktivitas lain sedang berlangsung. Di suatu ruangan yang hanya diterangi lampu bohlam 10 watt, selusin pemuda tengah menyortir tumpukan foto dan video kiriman dari para rekan demonstran di lapangan. Berkas-berkas itu dikumpulkan lalu disunting menjadi sebuah lm. Mereka mengaku telah menyimpan 40 gigabyte data berupa foto dan video. Di seberang ruangan itu, sebuah mesin cetak sedang bekerja. Mesin itu adalah yang biasa digunakan di kantor arsitek. Mohammed al-Zawam, 25, menarik sehelai spanduk yang baru dicetak. Berbalut warna merah, hijau, dan hitam, spanduk itu menyerukan pemilihan bebas dan keadilan untuk seluruh rakyat. Seruan itu boleh jadi diamini penduduk Kota Benghazi. Sebab, mereka rela merogoh kocek dan bergotong royong untuk membantu para pemuda demi mewujudkan seruan tersebut. (Jer/Al Jazeera/I-3) JEROME E WIRAWAN S EDIKITNYA empat orang tewas dalam ben- trokan terbaru antara demonstran dan aparat keamanan Tunisia di Tunis. Dalam keterangan resmi, Ke- menterian Dalam Negeri me- nyatakan tiga orang tewas dalam unjuk rasa pada Sabtu (26/2). Satu korban tewas tamba- han, menurut laporan stasiun televisi pemerintah, merupa- kan pemuda berusia 19 tahun yang terkena tembakan dalam demonstrasi sehari sebelum- nya. Aksi unjuk rasa di Tunis berlangsung lantaran para demonstran menilai pemerin- tahan sementara yang dipimpin Perdana Menteri Mohamed Ghannouchi telah membajak revolusi yang menumbangkan kekuasaan Presiden Zine al- Abidine Ben Ali. Karena itu, mereka menghendaki agar Ghannouchi turut mundur dan menyerahkan kekuasaan kepada rakyat. Ghannouchi merupakan orang dekat Ben Ali. Dia telah menjabat sebagai perdana men- teri sejak 1999 silam. Setelah Ben Ali kabur ke Arab Saudi, Ghannouchi meraih tampuk kekuasaan seraya berikrar akan lengser begitu selesai mengge- lar pemilihan umum pada Juli mendatang. Sementara itu, kementerian dalam negeri menuduh para demonstran sengaja mem- provokasi aparat keamanan untuk menciptakan kekacauan di Tunis. Bahkan, menurut seorang pejabat Tunisia yang menolak disebut namanya, kerusuhan diatur para loyalis presiden terguling Zine al-Abidine Ben Ali. Dia mengatakan sekitar 100 orang telah ditangkap. “Mereka yang ditangkap te- lah mengakui mereka diminta sejumlah orang dekat Ben Ali,” kata sang pejabat tersebut. Peja- bat lainnya mengatakan bahwa para demonstran merupakan orang bayaran kroni Ben Ali. Dalam aksi unjuk rasa pada Jumat (25/2) dan Sabtu (26/2), sejumlah saksi mata mengaku melihat tentara Tunisia me- lepas tembakan ke udara dan menggunakan gas air mata untuk membubarkan puluhan pemuda. Para pemuda tersebut mem- bawa tongkat dan memecahkan jendela toko-toko dekat Stasiun Tunis Barcelona. Untuk menghindari hal seru- pa terjadi, aparat memutuskan untuk melarang semua ken- daraan melintasi ruas utama Kota Tunis, Bourguiba Avenue, hingga dini hari tadi. Cabut sokongan Dari Yaman dilaporkan, dua ketua suku terbesar di negara jazirah Arab itu mencabut sokongan mereka terhadap Presiden Ali Abdullah Saleh. Selama 32 tahun berkuasa, kekuatan utama Saleh memang terletak pada kemampuan- nya memanfaatkan rivalitas antarsuku. Namun, kekuatan tersebut memudar setelah suku Saleh sendiri, suku Hashid, meng- alihkan dukungan mereka ke pihak oposisi. Tindakan itu diikuti suku Baqil, yang meru- pakan suku terbesar kedua setelah suku Hashid. “Saya meminta setiap rakyat Yaman untuk berupaya menumbangkan rezim. Rezim ini harus mundur dan diganti dengan lembaga negara,” cetus Sheikh Hussein bin Abdullah al-Ahmar, ketua suku Hashid sekaligus teman lama Saleh. Pernyataan tersebut meng- undang puluhan ribu warga suku Hashid dan Baqil turun ke jalan di Kota Emran, di Yaman sebelah utara, guna menuntut pengunduran Saleh. Aksi mere- ka seiring dengan demonstrasi 80 ribu orang di ibu kota Yaman, Sana’a, 150 ribu orang di Kota Taiz, dan 30 ribu orang di Kota Aden. (Jer/AP/Reuters/I-3) [email protected] PARTAI oposisi Irlandia, Fine Gael, mencatat sejarah de- ngan memenangi pemilihan legislatif pada Sabtu (26/2). Mereka mampu memanfaatkan kekecewaan rakyat Irlandia terhadap Partai Fianna Fail, yang dinilai gagal mengatasi krisis keuangan. Dalam pemilihan tersebut, Fine Gael, yang meraih keme- nangan paling meyakinkan sejak Irlandia merdeka dari Inggris pada 1921, berhasil merebut 75 kursi lebih dari 166 kursi di majelis rendah parlemen. Untuk membentuk pemerintahan kuat, Fine Gael diyakini akan mendekati Par- tai Buruh yang meraih kursi terbanyak kedua. Kendati sempat berbeda pendapat dalam kampanye pemilu, Partai Fine Gael dan Partai Buruh mampu bekerja sama saat beberapa kali me- merintah Irlandia. Dengan du- kungan mayoritas penduduk, kedua partai diharapkan mem- bawa stabilitas terutama sete- lah kekisruhan melanda partai berkuasa, Fianna Fail. Sementara itu, Ketua Partai Fine Gale, Enda Kenny, ber- harap bisa segera membentuk pemerintah baru. Pria yang bakal menjadi perdana men- teri Irlandia itu bertekad akan kembali bernegosiasi untuk mengatasi utang negara sebe- sar 85 miliar euro. “Kami tidak punya waktu untuk kalah. Negara tidak bisa mengutang, bank-bank tidak bisa meminjam uang. Kita bergantung pada leher kita sendiri,” kata Kenny. Pada akhir tahun lalu, para menteri keuangan negara peng- guna mata uang euro sepakat mengucurkan dana talangan sebesar 85 miliar euro. Peme- rintah Irlandia menyatakan akan membayar dana talangan dengan bunga 5,8% saban ta- hun. Adapun perincian dana itu berasal dari Uni Eropa sebesar 45 miliar euro, 22,5 miliar euro dari IMF, serta 17,5 miliar euro merupakan uang cadangan dan dana pensiun nasional Irlandia. (Drd/Reuters/I-5) 8 SENIN, 28 FEBRUARI 2011 | MEDIA INDONESIA I NTER NASIONAL KOREA Utara (Korut) mengan- cam akan menggempur Korea Selatan (Korsel) jika Seoul melanjutkan perang urat saraf. Pihak Korut juga menuduh Korsel melakukan provokasi menuju konfrontasi. “Jika tindakan ini terus di- lakukan kendati telah dipe- ringati secara berulang, kami secara resmi memberitahukan bahwa militer kami akan me- nembaki daerah tempat kam- panye-kampanye psikologis itu berasal,” sebut pernyataan pemerintah Korut sebagaimana dirilis kantor berita KCNA. “Termasuk pula Paviliun Rimjin, atas dasar pertahanan diri,” tambah pihak Korut seraya merujuk suatu daerah di Korsel dekat Zona Demili- terisasi (DMZ). Lebih jauh, Pyongyang menuduh Seoul telah men- dorong Semenanjung Korea menuju konfrontasi. Ancaman dan tuduhan itu merupakan reaksi pihak Korut setelah mi- liter Korsel menjatuhkan ber- bagai selebaran ke wilayah Korut berisi berita mengenai gelombang demonstrasi di Mesir dan Tunisia. Sebagai bagian dari perang urat saraf, militer Korsel juga mengirim pangan, obat-obatan, dan radio untuk warga Korut sehingga warga Korut diharap berpikir untuk melakoni peru- bahan. Guna mengantisipasi aksi massa, Korut terus mengawasi komunikasi rakyat mereka dengan ketat, termasuk menya- dap pembicaraan telepon dan menyensor pemberitaan. Menurut sejumlah pengamat kepada kantor berita Korsel Yonhap, gesekan antarmiliter kedua negara tersebut terus meningkat lantaran perunding- an belum mencapai titik temu. Gesekan juga dipicu provokasi melalui perang urat saraf yang kerap digunakan. Seorang analis berpenda- pat, militer Korut sangat sen- sitif terhadap perang urat saraf lantaran mereka meyakini dampak strategi itu lebih kuat ketimbang bom nuklir. Ketegangan di Semenanjung Korea sampai mencapai ke tingkat tertinggi dalam bebe- rapa tahun terakhir setelah Korut melancarkan serangan artileri ke Pulau Yeonpyeong dekat perbatasan. Sebelumnya, satu kapal perang Korsel teng- gelam pada Maret tahun lalu dan mengakibatkan 46 pelaut tewas. Korsel menuduh Korut menembak kapal itu. (Jer/ Reuters/I-3) Dua kepala suku paling berpengaruh di Yaman mencabut dukungan terhadap Presiden Ali Abdullah Saleh. Tunisia kembali Rusuh Akibat Terprovokasi Korut Ancam Korsel Oposisi Menangi Pemilu di Irlandia Militer kami akan menembaki daerah tempat kampanye- kampanye psikologis itu berasal.” Enda Kenny Ketua Partai Fine Gale Revolusi Media dari Benghazi AP REUTERS/ SUHAIB SALEM REUTERS/ ZOUBEIR SOUISSI BENTROK: Demonstran melarikan diri saat terjadi bentrok dengan aparat kepolisian di pusat Kota Tunis, Tunisia, Sabtu (26/2). KARIKATUR: Demonstran menggambar karikatur pemimpin Libia Moamar Khadafi dengan komputer di sebuah gedung keamanan pemerintah yang terbakar di Benghazi, Sabtu (26/2).

Transcript of SENIN, 28 FEBRUARI 2011 | MEDIA INDONESIA Tunisia … · gambar bulan bintang di tengahnya itu...

BENDERA merah hitam hijau dengan gambar bulan bintang

di tengahnya itu berkibar di gedung bekas markas polisi. Tidak ada yang bisa membayangkan bendera Libia era sebelum Moamar

Khadafi berkuasa tersebut bisa bertengger di sana. Nyatanya, begitulah kondisi terkini Kota Benghazi setelah kubu demonstran berhasil menyingkirkan loyalis Khadafi .

Keberhasilan para

demonstran, ironisnya, terletak di sebelah gedung markas polisi. Di bangunan itu, Ahmed Sanalla dan sejumlah rekannya berkutat di depan komputer jinjing yang terhubung dengan dunia maya. Kumpulan pemuda itu mampu mengakali penutupan fasilitas internet di Libia dengan menggunakan antena parabola. Namun, koneksi hari itu lambat akibat gangguan cuaca.

“Percuma, kita hanya bisa memperoleh dua kilobyte per detik,” sahut Sanalla kepada sejumlah rekannya yang mencoba mengunggah video ke laman Youtube.

Namun, itu tidak menghentikan kerja mereka. Di sudut ruangan lainnya, Ahmed Yacoub, 26, tengah merancang blog Wordpress berbahasa Arab. Blog itu bertajuk The Voice of the February 17 Revolution, merujuk hari ketika demonstrasi di Libia berubah menjadi ajang pembantaian

massal. Yacoub yang mengenyam

studi media dan pemrograman di Universitas Garyounis, Benghazi, mengaku terinspirasi oleh keberanian para pemuda Mesir dan Tunisia. Bahkan, Yacoub merasa berutang kepada pemuda Mesir lantaran mereka berjasa menyelundupkan rekaman video aksi kekerasan aparat Libia ke negeri jiran. Di kota-kota perbatasan Mesir itulah, video bisa diunggah ke Youtube.

Selagi Yacoub berbicara, beberapa rekannya bersorak kegirangan. Mereka baru saja mengakali sambungan telepon melalui koneksi satelit sehingga panggilan melalui Skype bisa dilakoni. Berkat sambungan itu, kini mereka dapat menelepon ke luar Libia.

Sementara itu, di bangunan sebelah, aktivitas lain sedang berlangsung. Di suatu ruangan yang hanya

diterangi lampu bohlam 10 watt, selusin pemuda tengah menyortir tumpukan foto dan video kiriman dari para rekan demonstran di lapangan. Berkas-berkas itu dikumpulkan lalu disunting menjadi sebuah fi lm. Mereka mengaku telah menyimpan 40 gigabyte data berupa foto dan video.

Di seberang ruangan itu, sebuah mesin cetak sedang bekerja. Mesin itu adalah yang biasa digunakan di kantor arsitek. Mohammed al-Zawam, 25, menarik sehelai spanduk yang baru dicetak. Berbalut warna merah, hijau, dan hitam, spanduk itu menyerukan pemilihan bebas dan keadilan untuk seluruh rakyat.

Seruan itu boleh jadi diamini penduduk Kota Benghazi. Sebab, mereka rela merogoh kocek dan bergotong royong untuk membantu para pemuda demi mewujudkan seruan tersebut. (Jer/Al Jazeera/I-3)

JEROME E WIRAWAN

SEDIKITNYA empat orang tewas dalam ben-trokan terbaru antara demonstran dan aparat

keamanan Tunisia di Tunis. Dalam keterangan resmi, Ke-menterian Dalam Negeri me-nyatakan tiga orang tewas dalam unjuk rasa pada Sabtu (26/2).

Satu korban tewas tamba-han, menurut laporan stasiun televisi pemerintah, merupa-kan pemuda berusia 19 tahun yang terkena tembakan dalam demonstrasi sehari sebelum-nya.

Aksi unjuk rasa di Tunis berlangsung lantaran para demonstran menilai pemerin-tahan sementara yang dipimpin Perdana Menteri Mohamed Ghannouchi telah membajak revolusi yang menumbangkan kekuasaan Presiden Zine al-Abidine Ben Ali. Karena itu, mereka menghendaki agar Ghannouchi turut mundur dan menyerahkan kekuasaan kepada rakyat.

Ghannouchi merupakan orang dekat Ben Ali. Dia telah menjabat sebagai perdana men-teri sejak 1999 silam. Setelah Ben Ali kabur ke Arab Saudi, Ghannouchi meraih tampuk kekuasaan seraya berikrar akan lengser begitu selesai mengge-

lar pemilihan umum pada Juli mendatang.

Sementara itu, kementerian dalam negeri menuduh para demonstran sengaja mem-provokasi aparat keamanan untuk menciptakan kekacauan di Tunis.

Bahkan, menurut seorang pejabat Tunisia yang menolak disebut namanya, kerusuhan diatur para loyalis presiden terguling Zine al-Abidine Ben Ali. Dia mengatakan sekitar 100 orang telah ditangkap.

“Mereka yang ditangkap te-lah mengakui mereka diminta sejumlah orang dekat Ben Ali,” kata sang pejabat tersebut. Peja-bat lainnya mengatakan bahwa

para demonstran merupakan orang bayaran kroni Ben Ali.

Dalam aksi unjuk rasa pada Jumat (25/2) dan Sabtu (26/2), sejumlah saksi mata mengaku melihat tentara Tunisia me-lepas tembakan ke udara dan menggunakan gas air mata untuk membubarkan puluhan pemuda.

Para pemuda tersebut mem-bawa tongkat dan memecahkan jendela toko-toko dekat Stasiun Tunis Barcelona.

Untuk menghindari hal seru-pa terjadi, aparat memutuskan untuk melarang semua ken-daraan melintasi ruas utama Kota Tunis, Bourguiba Avenue, hingga dini hari tadi.

Cabut sokonganDari Yaman dilaporkan, dua

ketua suku terbesar di negara jazirah Arab itu mencabut sokongan mereka terhadap Presiden Ali Abdullah Saleh. Selama 32 tahun berkuasa, kekuatan utama Saleh memang terletak pada kemampuan-nya memanfaatkan rivalitas antarsuku.

Namun, kekuatan tersebut memudar setelah suku Saleh sendiri, suku Hashid, meng-alihkan dukungan mereka ke pihak oposisi. Tindakan itu diikuti suku Baqil, yang meru-pakan suku terbesar kedua setelah suku Hashid.

“ S a y a m e m i n t a s e t i a p

rakyat Yaman untuk berupaya menumbangkan rezim. Rezim ini harus mundur dan diganti dengan lembaga negara,” cetus Sheikh Hussein bin Abdullah al-Ahmar, ketua suku Hashid sekaligus teman lama Saleh.

Pernyataan tersebut me ng-undang puluhan ribu warga suku Hashid dan Baqil turun ke jalan di Kota Emran, di Yaman sebelah utara, guna menuntut pengunduran Saleh. Aksi mere-ka seiring dengan demonstrasi 80 ribu orang di ibu kota Yaman, Sana’a, 150 ribu orang di Kota Taiz, dan 30 ribu orang di Kota Aden. (Jer/AP/Reuters/I-3)

[email protected]

PARTAI oposisi Irlandia, Fine Gael, mencatat sejarah de-ngan memenangi pemilihan legislatif pada Sabtu (26/2). Mereka mampu memanfaatkan kekecewaan rakyat Irlandia terhadap Partai Fianna Fail, yang dinilai gagal mengatasi krisis keuangan.

Dalam pemilihan tersebut, Fine Gael, yang meraih keme-nangan paling meyakinkan sejak Irlandia merdeka dari Inggris pada 1921, berhasil merebut 75 kursi lebih dari 166 kursi di majelis rendah parlemen. Untuk membentuk pemerintahan kuat, Fine Gael diyakini akan mendekati Par-tai Buruh yang meraih kursi terbanyak kedua.

Kendati sempat berbeda pendapat dalam kampanye pemilu, Partai Fine Gael dan Partai Buruh mampu bekerja sama saat beberapa kali me-merintah Irlandia. Dengan du-kungan mayoritas penduduk, kedua partai diharapkan mem-bawa stabilitas terutama sete-lah kekisruhan melanda partai berkuasa, Fianna Fail.

Sementara itu, Ketua Partai Fine Gale, Enda Kenny, ber-harap bisa segera membentuk pemerintah baru. Pria yang bakal menjadi perdana men-

teri Irlandia itu bertekad akan kembali bernegosiasi untuk mengatasi utang negara sebe-sar 85 miliar euro.

“Kami tidak punya waktu untuk kalah. Negara tidak bisa mengutang, bank-bank tidak bisa meminjam uang. Kita bergantung pada leher kita sendiri,” kata Kenny.

Pada akhir tahun lalu, para menteri keuangan negara peng-guna mata uang euro sepakat mengucurkan dana talangan sebesar 85 miliar euro. Peme-rintah Irlandia menyatakan akan membayar dana talangan dengan bunga 5,8% saban ta-hun. Adapun perincian dana itu berasal dari Uni Eropa sebesar 45 miliar euro, 22,5 miliar euro dari IMF, serta 17,5 miliar euro merupakan uang cadangan dan dana pensiun nasional Irlandia. (Drd/Reuters/I-5)

8 SENIN, 28 FEBRUARI 2011 | MEDIA INDONESIAINTERNASIONAL

KOREA Utara (Korut) mengan-cam akan menggempur Korea Selatan (Korsel) jika Seoul melanjutkan perang urat saraf. Pihak Korut juga menuduh Korsel melakukan provokasi menuju konfrontasi.

“Jika tindakan ini terus di-lakukan kendati telah dipe-ringati secara berulang, kami secara resmi memberitahukan bahwa militer kami akan me-nembaki daerah tempat kam-panye-kampanye psikologis itu berasal,” sebut pernyataan pemerintah Korut sebagaimana dirilis kantor berita KCNA.

“Termasuk pula Paviliun Rimjin, atas dasar pertahanan diri,” tambah pihak Korut seraya merujuk suatu daerah di Korsel dekat Zona Demili-terisasi (DMZ).

Lebih jauh, Pyongyang menuduh Seoul telah men-dorong Semenanjung Korea menuju konfrontasi. Ancaman dan tuduhan itu merupakan reaksi pihak Korut setelah mi-liter Korsel menjatuhkan ber-bagai selebaran ke wilayah Korut berisi berita mengenai gelombang demonstrasi di Mesir dan Tunisia.

Sebagai bagian dari perang urat saraf, militer Korsel juga mengirim pangan, obat-obatan, dan radio untuk warga Korut sehingga warga Korut diharap berpikir untuk melakoni peru-bahan.

Guna mengantisipasi aksi

massa, Korut terus mengawasi komunikasi rakyat mereka dengan ketat, termasuk menya-dap pembicaraan telepon dan menyensor pemberitaan.

Menurut sejumlah pengamat kepada kantor berita Korsel Yonhap, gesekan antarmiliter kedua negara tersebut terus meningkat lantaran perunding-an belum mencapai titik temu. Gesekan juga dipicu provokasi melalui perang urat saraf yang kerap digunakan.

Seorang analis berpenda-pat, militer Korut sangat sen-sitif terhadap perang urat saraf lantaran mereka meyakini dampak strategi itu lebih kuat ketimbang bom nuklir.

Ketegangan di Semenanjung Korea sampai mencapai ke tingkat tertinggi dalam bebe-rapa tahun terakhir setelah Korut melancarkan serangan arti leri ke Pulau Yeonpyeong dekat perbatasan. Sebelumnya, satu kapal perang Korsel teng-gelam pada Maret tahun lalu dan mengakibatkan 46 pelaut tewas. Korsel menuduh Korut menembak kapal itu. (Jer/Reuters/I-3)

Dua kepala suku paling berpengaruh di Yaman mencabut dukungan terhadap Presiden Ali Abdullah Saleh.

Tunisia kembali Rusuh Akibat TerprovokasiKorut Ancam Korsel

Oposisi Menangi Pemilu di Irlandia

Militer kami akan menembaki

daerah tempat kampanye-kampanye psikologis itu berasal.”

Enda KennyKetua Partai Fine Gale

Revolusi Media dari BenghaziAP

REUTERS/ SUHAIB SALEM

REUTERS/ ZOUBEIR SOUISSI

BENTROK: Demonstran melarikan diri saat terjadi bentrok dengan aparat kepolisian di pusat Kota Tunis, Tunisia, Sabtu (26/2).

KARIKATUR: Demonstran menggambar karikatur pemimpin Libia Moamar Khadafi dengan komputer di sebuah gedung keamanan pemerintah yang terbakar di Benghazi, Sabtu (26/2).