SENIN, 20 DESEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA Presiden … · membeli seragam dan lencana sendiri. Kim...

1
D I lorong utama Universitas Sook- myung, Seoul, Korea Selatan, sejumlah perempuan duduk merapatkan lutut. Mereka semuanya berseragam angkatan laut lengkap dengan segala atributnya. Hanya eyeliner hitam penghias sudut mata yang dapat membeda- kan kepribadian mereka. Setelah musik pengiring penyambutan mereka selesai dimainkan, Hyun-jin dan 29 perempuan muda lainnya berdiri dan memberi hormat. Mereka adalah para maha- siswi pertama di Korsel yang mengikuti pendidikan militer pada Jumat (17/12). Program pelatihan ini meru- pakan bagian dari cara pemerintah ‘Negeri Ginseng’ itu untuk melipatgandakan keterlibatan perempuan dalam militer. Di Korsel, hanya laki-laki yang mengikuti wajib militer. Jadi, mereka (para perempuan ini) adalah sukarelawan. Menjalani wajib militer beberapa tahun adalah satu cara untuk menggapai cita-cita sekaligus membela negara. Pelatihan Hyun-jin dan teman-temannya bersamaan dengan memanasnya konik di Semenanjung Korea. Serangan Korut ke pulau terluar Korsel, Yeonpyong, telah menewaskan empat korban jiwa. “Sebelum serangan, saya selalu berpikir Korut adalah saudara kami. Namun, kini saya telah disadarkan untuk lebih mewaspadai ancaman dari mereka,” kata Hyun-jin. “Sebagai perempuan dan sebagai anggota militer, saya kini harus lebih waspada.” Menurut militer, sejak Pulau Yeonpyong diserang bulan lalu, warga yang melamar untuk bergabung dengan unit elite marinir terus bertambah. Banyak warga yakin militer butuh bantuan mereka. Di tempat terpisah, dalam sebuah forum tak resmi di pusat Kota Seoul, sejumlah anggota tentara pembebasan berkumpul mendiskusikan ancaman Korut. Mereka, laki-laki dan perempuan, adalah warga Korut yang membelot ke Korsel. Mereka berpengalaman dan sangat ingin melawan negaranya. Untuk itu, mereka telah membeli seragam dan lencana sendiri. Kim Sung-min mengabdi di militer Korut selama 15 tahun. Dia dilatih untuk mematuhi setiap perintah dari pemimpin negeri komunis itu, Kim Jong-il. “Saat masih di Korut, saya berpikir bahwa Kim Jong-il itu hebat. Saya kira gaya Korut dan komunis yang terhebat,” kata Sung-min. “Kalau saya tidak mende- ngar radio dan mengetahui keadaan di luar Korut, mungkin saya masih berpikir Korut hebat.” (Yan/BBC/I-2) P RESIDEN incumbent Pantai Gading Laurent Gbagbo, kemarin, mengusir pasukan penjaga perdamaian PBB dan Prancis yang bertugas di negeri itu. Gbagbo menuding PBB se- bagai agen destabilisasi karena telah mengesahkan kemenang- an rivalnya dalam pemilu. Dalam pernyataan yang diba- cakan juru bicara pemerintah Jacqueline Oble, Gbagbo meng- inginkan UNOCI dan LICORNE segera meninggalkan negeri Afrika Barat itu. Ia juga menolak semua upaya perpanjangan mandat mereka. “UNOCI telah terlalu dalam mencampuri urusan dalam negeri Pantai Ga- ding,” kata Oble membacakan pernyataan pemerintah yang disiarkan langsung televisi ne- geri itu. Misi PBB di Pantai Gading melibatkan 10 ribu tentara dan polisi. Mereka didukung pasuk- an Prancis, LICORNE, yang merupakan mantan koloni ne- geri produsen utama kakao itu. Pasukan tersebut telah mende- sak Gbagbo mengakui kekalah- annya dalam pemilu 28 Novem- ber dari pemimpin oposisi Alassane Ouattara. PBB juga telah mengesahkan Ouattara sebagai pemenang pemilu tersebut. Namun, Gbag- bo tidak mau mengakui kepu- tusan itu dengan alasan telah terjadi kecurangan masif yang dilakukan kelompok oposisi bekerja sama dengan pem- berontak. Sekjen PBB Ban Ki-moon menolak pengusiran tersebut. Ban menegaskan pasukan UN- OCI tidak akan keluar dari Pantai Gading dan akan men- jalankan tugasnya sampai ram- pung. “UNOCI akan memenuhi mandatnya dan akan terus me- mantau serta mendokumentasi- kan semua pelanggaran hak asasi manusia, penebar keben- cian, dan kekerasan, atau se- rangan terhadap pasukan PBB,” ujar Ban yang dibacakan juru bicaranya, Farhan Haq. Para diplomat Barat di New York, Amerika Serikat, menga- takan Gbagbo tidak punya otoritas legal mengusir pasukan penjaga perdamaian PBB dan Prancis sejak kalah dalam pemi- lu tersebut. Sementara itu, Ban telah memperingatkan potensi pecah- nya perang saudara di negeri itu. Ia telah meminta kubu Gbagbo maupun Ouattara un- tuk saling menahan diri. Haq mengatakan Ban sangat prihatin dengan sejumlah serang an terhadap pasukan ‘Topi Biru’, julukan bagi pasu- kan PBB tersebut, oleh para pendukung Gbagbo. Pemimpin milisi Patriot Muda, Ble Goude, mengancam akan menggeruduk hotel tempat Ouattara bermarkas untuk me- maksanya hengkang dari negeri itu. Milisi pendukung Gbagbo itu juga telah bertekad akan ‘membebaskan’ negeri itu dari pasukan asing. Potensi perang saudara yang ditakutkan Ban amat mungkin terjadi. Sebab Ouattara dan para pendukungnya telah menegas- kan akan terus menebar protes sampai Gbagbo menyerahkan kekuasaan. Kisruh pemilu Pantai Gading telah menewaskan sedikitnya 20 orang. Pemilu tersebut tadinya dimaksudkan untuk menda- maikan negeri itu sebab legalitas Gbagbo sebagai presiden masih dipertentangkan. Gbagbo mulai menjabat sejak 2000 setelah mengalahkan pemimpin kudeta Robert Guei. (AP/Reuters/I-4) [email protected] Internasional | 9 SENIN, 20 DESEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA Sebelum serangan, saya selalu berpikir Korut adalah saudara kami. Namun, kini saya telah disadarkan untuk lebih mewaspadai ancaman dari mereka.” PATROLI: Pasukan PBB berpatroli di depan hotel tempat pemimpin oposisi Alassane Quattara menginap di Abidjan, Pantai Gading, beberapa waktu lalu. Ban menegaskan, pasukan UNOCI tidak akan keluar dari Pantai Gading dan akan menjalankan tugasnya sampai rampung. Heryadi AP/SUNDAY ALAMBA REUTERS/JO YONG-HAK Presiden Gbagbo Usir Pasukan PBB Ramai-Ramai Mendaſtar Relawan untuk Melawan Korut PELANTIKAN: Kadet sedang melakukan sesi pemotretan setelah upacara pelantikan Women Reserve Officers’ Training Corps (ROTC) di universitas khusus perempuan, Sookmyung, di Seoul, Korea Selatan, Jumat (10/12).

Transcript of SENIN, 20 DESEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA Presiden … · membeli seragam dan lencana sendiri. Kim...

Page 1: SENIN, 20 DESEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA Presiden … · membeli seragam dan lencana sendiri. Kim Sung-min mengabdi di militer Korut selama 15 tahun. Dia dilatih untuk mematuhi setiap

DI lorong utama Universitas Sook-myung, Seoul, Korea

Selatan, sejumlah perempuan duduk merapatkan lutut. Mereka semuanya berseragam angkatan laut lengkap dengan segala atributnya. Hanya eyeliner hitam penghias sudut mata yang dapat membeda-kan kepribadian mereka.

Setelah musik pengiring penyambutan mereka selesai dimainkan, Hyun-jin dan 29 perempuan muda lainnya berdiri dan memberi hormat. Mereka adalah para maha-siswi pertama di Korsel yang mengikuti pendidikan militer pada Jumat (17/12).

Program pelatihan ini meru-pakan bagian dari cara pemerintah ‘Negeri Ginseng’ itu untuk melipatgandakan keterlibatan perempuan dalam militer.

Di Korsel, hanya laki-laki yang mengikuti wajib militer. Jadi, mereka (para perempuan ini) adalah sukarelawan. Menjalani wajib militer beberapa tahun adalah satu cara untuk menggapai cita-cita sekaligus membela negara.

Pelatihan Hyun-jin dan teman-temannya bersamaan dengan memanasnya konfl ik di Semenanjung Korea. Serangan Korut ke pulau terluar Korsel, Yeonpyong, telah menewaskan empat korban jiwa.

“Sebelum serangan, saya selalu berpikir Korut adalah saudara kami. Namun, kini saya telah disadarkan untuk lebih mewaspadai ancaman dari mereka,” kata Hyun-jin. “Sebagai perempuan dan sebagai anggota militer, saya kini harus lebih waspada.”

Menurut militer, sejak Pulau

Yeonpyong diserang bulan lalu, warga yang melamar untuk bergabung dengan unit elite marinir terus bertambah. Banyak warga yakin militer butuh bantuan mereka.

Di tempat terpisah, dalam sebuah forum tak resmi di pusat Kota Seoul, sejumlah anggota tentara pembebasan berkumpul mendiskusikan ancaman Korut. Mereka, laki-laki dan perempuan, adalah warga Korut yang membelot ke Korsel. Mereka berpengalaman dan sangat ingin melawan negaranya. Untuk itu, mereka telah membeli seragam dan lencana sendiri.

Kim Sung-min mengabdi di militer Korut selama 15 tahun. Dia dilatih untuk mematuhi setiap perintah dari pemimpin negeri komunis itu, Kim Jong-il. “Saat masih di Korut, saya berpikir bahwa Kim Jong-il itu hebat. Saya kira gaya Korut dan komunis yang terhebat,” kata Sung-min.

“Kalau saya tidak mende-ngar radio dan mengetahui keadaan di luar Korut, mungkin saya masih berpikir Korut hebat.” (Yan/BBC/I-2)

PRESIDEN incumbent Pantai Gading Laurent Gbagbo, kemarin, meng usir pasukan

penjaga perdamaian PBB dan Prancis yang bertugas di negeri itu. Gbagbo menuding PBB se-bagai agen destabilisasi karena telah mengesahkan kemenang-an rivalnya dalam pemilu.

Dalam pernyataan yang diba-cakan juru bicara pemerintah Jacqueline Oble, Gbagbo meng-inginkan UNOCI dan LICORNE segera meninggalkan negeri Afrika Barat itu. Ia juga menolak semua upaya perpanjangan mandat mereka. “UNOCI telah terlalu dalam mencampuri urus an dalam negeri Pantai Ga-ding,” kata Oble membacakan pernyataan pemerintah yang disiarkan langsung televisi ne-geri itu.

Misi PBB di Pantai Gading melibatkan 10 ribu tentara dan polisi. Mereka didukung pasuk-an Prancis, LICORNE, yang merupakan mantan koloni ne-geri produsen utama kakao itu. Pasukan tersebut telah mende-sak Gbagbo mengakui kekalah-annya dalam pemilu 28 Novem-ber dari pemimpin oposisi Alassane Ouattara.

PBB juga telah mengesahkan Ouattara sebagai pemenang pemilu tersebut. Namun, Gbag-

bo tidak mau mengakui kepu-tusan itu dengan alasan telah terjadi kecurangan masif yang dilakukan kelompok oposisi bekerja sama dengan pem-berontak.

Sekjen PBB Ban Ki-moon menolak pengusiran tersebut. Ban menegaskan pasukan UN-OCI tidak akan keluar dari Pantai Gading dan akan men-jalankan tugasnya sampai ram-pung.

“UNOCI akan memenuhi mandatnya dan akan terus me-mantau serta mendokumentasi-kan semua pelanggaran hak asasi manusia, penebar keben-cian, dan kekerasan, atau se-rang an terhadap pasukan PBB,” ujar Ban yang dibacakan juru bicaranya, Farhan Haq.

Para diplomat Barat di New

York, Amerika Serikat, menga-takan Gbagbo tidak punya otoritas legal mengusir pasukan penjaga perdamaian PBB dan Prancis sejak kalah dalam pemi-lu tersebut.

Sementara itu, Ban telah memperingatkan potensi pecah-nya perang saudara di negeri itu. Ia telah meminta kubu Gbagbo maupun Ouattara un-tuk saling menahan diri.

Haq mengatakan Ban sangat prihatin dengan sejumlah serang an terhadap pasukan ‘Topi Biru’, julukan bagi pasu-kan PBB tersebut, oleh para pendukung Gbagbo.

Pemimpin milisi Patriot Muda, Ble Goude, mengancam akan menggeruduk hotel tempat Ouattara bermarkas untuk me-maksanya hengkang dari negeri

itu. Milisi pendukung Gbagbo itu juga telah bertekad akan ‘membebaskan’ negeri itu dari pasuk an asing.

Potensi perang saudara yang ditakutkan Ban amat mungkin terjadi. Sebab Ouattara dan para pendukungnya telah menegas-kan akan terus menebar protes sampai Gbagbo menyerahkan kekuasaan.

Kisruh pemilu Pantai Gading telah menewaskan sedikitnya 20 orang. Pemilu tersebut tadinya dimaksudkan untuk menda-maikan negeri itu sebab legalitas Gbagbo sebagai presiden masih dipertentangkan. Gbagbo mulai menjabat sejak 2000 setelah mengalahkan pemimpin kudeta Robert Guei. (AP/Reuters/I-4)

[email protected]

Internasional | 9SENIN, 20 DESEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA

Sebelum serangan, saya selalu berpikir Korut adalah saudara kami. Namun, kini saya telah disadarkan untuk lebih mewaspadai ancaman dari mereka.”

PATROLI: Pasukan PBB berpatroli di depan hotel tempat pemimpin oposisi Alassane Quattara menginap di Abidjan, Pantai Gading, beberapa waktu lalu.

Ban menegaskan, pasukan UNOCI tidak akan keluar dari Pantai Gading dan akan menjalankan tugasnya sampai rampung.

Heryadi

AP/SUNDAY ALAMBA

REUTERS/JO YONG-HAK

Presiden Gbagbo Usir Pasukan PBB

Ramai-Ramai Mendaft ar Relawan untuk Melawan Korut

PELANTIKAN: Kadet sedang melakukan sesi pemotretan setelah upacara pelantikan Women Reserve Officers’ Training Corps (ROTC) di universitas khusus perempuan, Sookmyung, di Seoul, Korea Selatan, Jumat (10/12).