Korut K Buat Korsel Cemas - ftp.unpad.ac.id · Utara semakin meningkat dan kini telah mencapai...

1
MENTERI Dalam Negeri Ekua- dor Gustavo Jalkh mengatakan 57 polisi telah ditangkap karena diduga terlibat bentrokan mela- wan Presiden Rafael Correa minggu lalu. Peristiwa itu me- makan lima korban jiwa. Seorang pengacara dari bebe- rapa polisi itu, Patricio Armijos, mengatakan 57 orang sedang ditanyai dan ditahan. Kepada AP, Armijos mengatakan mere- ka yang ditangkap itu ditahan di sebuah pusat pelatihan an- jing polisi. Armijos menambah- kan, mereka sama sekali tidak boleh dikunjungi. Saat ini, kejaksaan telah dili- batkan untuk melakukan pe- nyelidikan awal. “Ini berarti kasusnya akan dilanjutkan se- bagai tindak kriminal. Namun kami belum tahu apa tuntutan- nya,” jelas Armijos. Sementara itu menurut de- partemen dalam negeri, apa yang ter jadi Kamis minggu lalu itu sungguh di luar dugaan pemerintah. Ketika itu, para polisi secara spontan melawan karena marah bonus promosi mereka akan dihapus sebagai bagian dari peraturan baru pengetatan anggaran. Selain menangkap 57 polisi, seorang pensiunan mayor ten- tara yang sedang berada di ba rak polisi saat bentrokan terjadi juga ditangkap. Dia di- duga turut memprovokasi para polisi saat Correa mengunjungi barak itu. Secara terpisah, Presiden Ekuador Rafael Correa telah memperpanjang status darurat hingga hari ini (Jumat, 8/10). Correa melakukan itu sebagai respons atas pertanyaan ang- gota Kongres yang meragukan kepolisian akan tunduk pada pemerintah. “Saya telah kehi- langan kepercayaan terhadap polisi,” kata Presiden Kongres Fernando Cordero. Bentrokan itu berakhir sete- lah tentara mengevakuasi Cor- rea. Namun pada Rabu (6/10), Correa mengatakan upaya kup belum berakhir. “Kami akan menyelidiki... semua hal ini dan berusaha mencegahnya sehing- ga kejadian serupa tidak akan terulang lagi,” kata Correa. (Yan/AP/Reuters/I-2) K OREA Selatan se- makin mencemas- kan ancaman nuklir dari Korea Utara yang dinilai telah mencapai ‘level sangat berbahaya’. Nege- ri komunis itu kini makin men- dekati kemampuan meluncur- kan hulu ledak nuklir. “Ancaman nuklir Korea Utara semakin meningkat dan kini telah mencapai level sangat berbahaya,” ungkap Kim Tae-hyo, deputi penasihat keamanan nasional Presiden Korsel Lee Myung-bak, seperti dilansir surat kabar JoongAng Ilbo, kemarin. Kepada The Associated Press, Kim menegaskan komentar itu disampaikannya dalam suatu forum di Asia Timur Laut yang digelar Selasa (5/10). Namun ia tidak menjelaskan apakah pernyataannya itu berdasarkan pada data intelijen yang baru. Namun pekan lalu, Insti- tute for Science and Interna- tional Security (ISI), lemba- ga kajian yang bermarkas di Washington, Amerika Serikat, menampilkan foto-foto satelit yang menunjukkan adanya ak- tivitas konstruksi baru di area dekat reaktor nuklir Korut. Dalam foto itu terlihat alat- alat berat termasuk ekskavator dan truk-truk besar beraktivitas di lokasi pembangkit listrik nuklir Yongbyon yang pernah dibekukan pada 2007. Korsel bersama dengan AS, China, Jepang, dan Rusia sejak 2003 telah membujuk Korut untuk membongkar fasilitas nuklirnya melalui berbagai perundingan. Namun Korut hengkang dari perundingan itu tahun lalu sebagai protes atas kecaman dunia internasional terhadap uji coba rudal jarak jauhnya yang diyakini mampu membawa hulu ledak nuklir. Negeri terkucil itu kini te- ngah mendapat sanksi inter- nasional akibat melakukan uji coba nuklir bawah tanah pada 2006 dan 2009. “Kalaupun Korut sampai mengurangi ukuran hulu ledak nuklirnya dan menggunakannya dalam perang, tindakan (peluncuran nuklir) itu akan menimbulkan kehancuran,” pungkas Kim. Ia menambahkan Korut tidak hanya mengoperasikan fasilitas produksi plutonium, tetapi juga melakukan pengayaan uranium hingga level tinggi di berbagai wilayah negeri itu. Selain peningkatan aktivitas nuklir, suksesi kepemimpinan di Korut juga memperbesar ancaman itu. Kim Jong-un yang bakal mewarisi kepempimpi- nan Kim Jong-il diperkirakan bakal memperbesar ancam- an dari Korut. Jong-un yang masih hijau diperkirakan bakal melakukan provokasi untuk menunjukkan kemampuannya pada dunia. Kemampuan Korut Bertolak belakang dengan kekhawatiran Korsel, para pa- kar keamanan menilai sampai saat ini Korut masih belum memiliki kemampuan untuk meluncurkan rudal berhulu ledak nuklir. Namun mereka yakin Korut terus mengem- bangkan kapabilitasnya. “Meskipun Korea Utara su- dah melakukan dua kali uji coba nuklir, para analis di Ba- rat tidak yakin mereka sudah mampu mengisi hulu ledak di rudal,” ujar Kim Tae-woo, peneliti senior di Korea Insti- tute for Defense Analysis yang berkantor di Seoul. “Namun saya bisa pastikan mereka su- dah sangat dekat. Mungkin juga mereka sudah mencapai kemampuan itu.” (AP/I-4) heryadi@ mediaindonesia.com 10 | Internasional JUMAT, 8 OKTOBER 2010 | MEDIA INDONESIA Kim Jong-un yang bakal mewarisi kepempimpinan Kim Jong-il diperkirakan bakal memperbesar ancaman Korut. Korut Buat Korsel Cemas Heryadi Sarodji MoU TKI Tunggu Persetujuan Malaysia NOTA kesepahaman (MoU) tenaga kerja Indonesia (TKI) an- tara pemerintah Indonesia dan Malaysia masih belum juga ter- wujud. Padahal, menurut letter of intent yang ditandatangani di Putrajaya, Malaysia, Mei lalu, MoU seharusnya selesai dalam kurun waktu dua bulan. Itu terungkap lewat penutur- an Duta Besar RI untuk Ma- laysia Dai Bachtiar di sela dis- kusi Optimalisasi Hubungan Indonesia-Malaysia di Jakarta, kemarin. Pemerintah Indone- sia, menurut Dai, berprinsip harus ada jaminan bahwa gaji TKI tidak banyak dipotong pihak mana pun, baik oleh perusahaan atau agensi tenaga kerja. “Maksimum (potongan) itu RM1.800 saja yang dibebankan kepada tenaga kerja. Selebihnya menjadi tanggungan majikan untuk membayar kepada pihak perusahaan,” papar Dai. Dia mengaku pemerintah Malaysia sudah sependapat, tapi MoU masih terganjal faktor redak- sional. Indonesia saat ini masih memberlakukan moratorium pengiriman TKI ke Malaysia se- jak 26 Juni 2010. Namun, menu- rut data yang didapatkan KBRI dari imigrasi Malaysia, negara tersebut telah memberi izin kerja kepada lebih dari 5.000 TKI tanpa terdaftar di KBRI. Artinya, moratorium itu tidak benar-benar berlangsung. “Ini seperti moratorium ‘ga- tot kaca’, gagal total cuma cuap- cuap,” tukas Anis Hidayah dari LSM buruh Migrant Care. Anis mempersoalkan ketidaktegasan sikap politik Indonesia yang membuat moratorium tidak bisa menjadi posisi tawar TKI. Namun, Dai menolak menga- takan moratorium gagal. “Ja- ngan dinilai gagal soal adanya sekian ribu orang yang ke sana. Tetapi ada tuntutan-tuntutan yang ingin melindungi tenaga kerja kita yang disepakati,” ka- tanya. Salah satu keberhasilan moratorium, menurut Dai, ada- lah terwujudnya pembicaraan MoU. Indonesia mengirimkan ba- nyak tenaga kerja ke berbagai negara di dunia. Sepanjang 2009. Jumlah TKI bermasalah mencapai 60.000 orang. (*/I-5) 57 Polisi Ditahan Pascabentrokan Ekuador T IDAK ada yang bisa menghentikan banjir lumpur merah yang beracun itu. Hempasannya mendobrak pintu rumah Kati Holczer di Kota Kolontar, Hongaria, menjebaknya ber- sama anaknya. Kati menyelamatkan Bence, yang berusia 3 tahun, dengan menaruhnya di atas sofa yang mengambang di atas lumpur. Perempuan itu kemudian menelepon suaminya, Balazs, yang sedang bekerja di Aus- tria. “Selamat tinggal, kami mungkin tidak bisa selamat,” ujar Kati sambil terisak-isak. Untung saja tim penolong ke- mudian masih bisa menyela- matkan dia dan anaknya. Seperti warga di tiga kota lainnya, Kati adalah korban lumpur beracun akibat jebol- nya bendungan penampung limbah aluminium dari pabrik aluminium Ajkai Timfoldgyar pada Senin (4/10). Lumpur itu kini mengalir di Sungai Marcal dan mulai masuk ke Sungai Danube. Ratusan orang harus diungsikan karena bencana lingkungan tersebut, sedangkan penyebab jebolnya bendungan masih belum diketahui. Banjir lumpur itu menye- babkan sungai berwarna kemerahan. Warga menga- takan tidak ada lagi ikan di sungai. Meski demikian, Wali Kota Kolontar Karoly Tili mengatakan kepada Associated Press bahwa lumpur itu tidak mengandung radio aktif. Rabu (6/10) waktu setem- pat, warga yang marah berkumpul di luar kantor wali kota. Mereka menge- cam pengusaha perusahaan aluminium MAL Rt yang memiliki pabrik Ajkai sekali- gus meminta uang kompen- sasi. Manajer operasi MAL Rt sendiri sudah berjanji akan bertanggung jawab. Warga menyatakan bencana itu telah merusak hidup mere- ka dan membuat rumah mere- ka tidak berharga. “Seluruh permukiman harus dibuldo- ser hingga rata dengan tanah,” kata seorang warga, Janos Potza. “Kami akan pindah dari Kolontar. Kota ini sekarang bakal jadi kota mati,” kecam warga lainnya, Beata Gasko Monek. Uni Eropa menyatakan kha- watir kalau banjir beracun itu akan berubah menjadi ben- cana lingkungan, sedangkan kelompok lingkungan Green- peace bersuara lebih keras. “Lumpur beracun Hongaria termasuk salah satu bencana lingkungan terburuk di Eropa dalam 20-30 tahun terakhir,” tegas Herwit Schuster sebagai juru bicara Greenpeace Inter- national. (War/AO/I-4) Lumpur Beracun Hancurkan Kehidupan Warga Hongaria KOMPLEKS NUKLIR YONGBYON: Foto dari satelit ini memperlihatkan kompleks nuklir Yongbyon (kiri) saat masih memiliki menara pendingin pada 2008 dan foto kompleks nuklir Yongbyon (kanan) yang sudah tidak memiliki menara pendingin karena dihancurkan, di Korea Utara, Rabu (29/9). AKIBAT LUMPUR BERACUN: Petugas pemadam kebakaran berdiri di dekat mobil yang menumpuk akibat banjir lumpur beracun di Devecser, Hongaria, Rabu (6/10). AP/DOLORES OCHOA ISTRI POLISI: Istri seorang polisi yang dipenjara histeris saat polisi menahan aksi mereka di depan Gedung Jaksa Agung di Quito, Ekuador, Rabu (6/10). AP/BELA SZANDELSZKY AP/DIGITALGLOBE

Transcript of Korut K Buat Korsel Cemas - ftp.unpad.ac.id · Utara semakin meningkat dan kini telah mencapai...

MENTERI Dalam Negeri Ekua-dor Gustavo Jalkh mengatakan 57 polisi telah ditangkap karena diduga terlibat bentrokan mela-wan Presiden Rafael Correa minggu lalu. Peristiwa itu me-ma kan lima korban jiwa.

Seorang pengacara dari be be-rapa polisi itu, Patricio Armijos, mengatakan 57 orang sedang ditanyai dan ditahan. Kepada AP, Armijos mengatakan mere-ka yang ditangkap itu ditahan di sebuah pusat pelatihan an-jing polisi. Armijos menambah-kan, mereka sama sekali tidak

boleh dikunjungi.Saat ini, kejaksaan telah dili-

bat kan untuk melakukan pe-nye lidikan awal. “Ini berarti ka susnya akan dilanjutkan se-bagai tindak kriminal. Namun kami belum tahu apa tuntutan-nya,” jelas Armijos.

Sementara itu menurut de-partemen dalam negeri, apa yang ter jadi Kamis minggu lalu itu sungguh di luar dugaan pe merintah. Ketika itu, para po lisi secara spontan melawan karena marah bonus promosi mereka akan dihapus sebagai

bagian dari peraturan baru penge tatan anggaran.

Selain menangkap 57 polisi, seorang pensiunan mayor ten-tara yang sedang berada di ba rak polisi saat bentrokan ter jadi juga ditangkap. Dia di-duga turut memprovokasi pa ra polisi saat Correa mengunjungi barak itu.

Secara terpisah, Presiden Ekuador Rafael Correa telah memperpanjang status darurat hingga hari ini (Jumat, 8/10). Correa melakukan itu sebagai respons atas pertanyaan ang-

gota Kongres yang meragukan kepolisian akan tunduk pada pemerintah. “Saya telah kehi-langan kepercayaan terhadap polisi,” kata Presiden Kongres Fernando Cordero.

Bentrokan itu berakhir sete-lah tentara mengevakuasi Cor-rea. Namun pada Rabu (6/10), Correa mengatakan upaya kup belum berakhir. “Kami akan menyelidiki... semua hal ini dan berusaha mencegahnya sehing-ga kejadian serupa tidak akan terulang lagi,” kata Correa.(Yan/AP/Reuters/I-2)

KOREA Selatan se-makin mencemas-kan ancaman nuklir dari Korea Utara

yang dinilai telah mencapai ‘level sangat berbahaya’. Ne ge-ri komunis itu kini makin men-dekati kemampuan meluncur-kan hulu ledak nuklir.

“Ancaman nuklir Korea Utara semakin meningkat dan kini telah mencapai level sangat berbahaya,” ungkap Kim Tae-hyo, deputi penasihat keamanan nasional Presiden Korsel Lee Myung-bak, seperti dilansir surat kabar JoongAng Ilbo, kemarin.

Kepada The Associated Press, Kim menegaskan komentar itu disampaikannya dalam suatu forum di Asia Timur Laut yang digelar Selasa (5/10). Namun ia tidak menjelaskan apakah pernyataannya itu berdasarkan

pada data intelijen yang baru. Namun pekan lalu, Insti-

tute for Science and Interna-tional Security (ISI), lemba-ga kajian yang bermarkas di Washington, Amerika Serikat, menampilkan foto-foto satelit yang menunjukkan adanya ak-tivitas konstruksi baru di area dekat reaktor nuklir Korut.

Dalam foto itu terlihat alat-alat berat termasuk ekskavator dan truk-truk besar beraktivitas di lokasi pembangkit listrik nuklir Yongbyon yang pernah dibekukan pada 2007.

Korsel bersama dengan AS, China, Jepang, dan Rusia sejak 2003 telah membujuk Korut untuk membongkar fasilitas nuklirnya melalui berbagai perundingan. Namun Korut hengkang dari perundingan itu tahun lalu sebagai protes atas kecaman dunia internasional terhadap uji coba rudal jarak jauhnya yang diyakini mampu membawa hulu ledak nuklir.

Negeri terkucil itu kini te-ngah mendapat sanksi inter-nasional akibat melakukan uji coba nuklir bawah tanah pada 2006 dan 2009. “Kalaupun Korut sampai mengurangi ukuran hulu ledak nuklirnya dan menggunakannya dalam perang, tindakan (peluncuran nuklir) itu akan menimbulkan kehancuran,” pungkas Kim.

Ia menambahkan Korut tidak hanya mengoperasikan fasilitas produksi plutonium, tetapi juga melakukan pengayaan uranium hingga level tinggi di berbagai wilayah negeri itu.

Selain peningkatan aktivitas nuklir, suksesi kepemimpinan di Korut juga memperbesar ancaman itu. Kim Jong-un yang bakal mewarisi kepempimpi-nan Kim Jong-il diperkirakan bakal memperbesar ancam-an dari Korut. Jong-un yang masih hijau diperkirakan bakal melakukan provokasi untuk menunjukkan kemampuannya

pada dunia.

Kemampuan KorutBertolak belakang dengan

kekhawatiran Korsel, para pa-kar keamanan menilai sampai saat ini Korut masih belum memiliki kemampuan untuk meluncurkan rudal berhulu ledak nuklir. Namun mereka yakin Korut terus mengem-bangkan kapabilitasnya.

“Meskipun Korea Utara su-dah melakukan dua kali uji coba nuklir, para analis di Ba-rat tidak yakin mereka sudah mampu mengisi hulu ledak di rudal,” ujar Kim Tae-woo, peneliti senior di Korea Insti-tute for Defense Analysis yang berkantor di Seoul. “Namun saya bisa pastikan mereka su-dah sangat dekat. Mungkin juga mereka sudah mencapai kemampuan itu.” (AP/I-4)

[email protected]

10 | Internasional JUMAT, 8 OKTOBER 2010 | MEDIA INDONESIA

Kim Jong-un yang bakal mewarisi kepempimpinan Kim Jong-il diperkirakan bakal memperbesar ancaman Korut.

Korut Buat Korsel Cemas

Heryadi Sarodji

MoU TKI TungguPersetujuanMalaysiaNOTA kesepahaman (MoU) tenaga kerja Indonesia (TKI) an-tara pemerintah Indonesia dan Malaysia masih belum juga ter-wujud. Padahal, menurut letter of intent yang ditandatangani di Putrajaya, Malaysia, Mei lalu, MoU seharusnya selesai dalam kurun waktu dua bulan.

Itu terungkap lewat penutur-an Duta Besar RI untuk Ma-laysia Dai Bachtiar di sela dis-ku si Optimalisasi Hubungan Indonesia-Malaysia di Jakarta, kemarin. Pemerintah Indone-sia, menurut Dai, berprinsip harus ada jaminan bahwa gaji TKI tidak banyak dipotong pihak mana pun, baik oleh per u sahaan atau agensi tenaga kerja.

“Maksimum (potongan) itu RM1.800 saja yang dibebankan kepada tenaga kerja. Selebihnya menjadi tanggungan majikan untuk membayar kepada pihak perusahaan,” papar Dai. Dia mengaku pemerintah Malaysia sudah sependapat, tapi MoU masih terganjal faktor redak-sional.

Indonesia saat ini masih memberlakukan moratorium pengiriman TKI ke Malaysia se-jak 26 Juni 2010. Namun, menu-rut data yang didapatkan KBRI dari imigrasi Malaysia, negara tersebut telah memberi izin kerja kepada lebih dari 5.000 TKI tanpa terdaftar di KBRI. Artinya, moratorium itu tidak benar-benar berlangsung.

“Ini seperti moratorium ‘ga-tot kaca’, gagal total cuma cuap-cuap,” tukas Anis Hidayah dari LSM buruh Migrant Care. Anis mempersoalkan ketidaktegasan sikap politik Indonesia yang membuat moratorium tidak bisa menjadi posisi tawar TKI.

Namun, Dai menolak menga-takan moratorium gagal. “Ja-ngan dinilai gagal soal adanya sekian ribu orang yang ke sana. Tetapi ada tuntutan-tuntutan yang ingin melindungi tenaga kerja kita yang disepakati,” ka-tanya. Salah satu keberhasilan moratorium, menurut Dai, ada-lah terwujudnya pembicaraan MoU.

Indonesia mengirimkan ba-nyak tenaga kerja ke berbagai negara di dunia. Sepanjang 2009. Jumlah TKI bermasalah mencapai 60.000 orang. (*/I-5)

57 Polisi Ditahan Pascabentrokan Ekuador

TIDAK ada yang bisa menghentikan banjir lumpur merah yang

beracun itu. Hempasannya mendobrak pintu rumah Kati Holczer di Kota Kolontar, Hongaria, menjebaknya ber-sama anaknya.

Kati menyelamatkan Bence, yang berusia 3 tahun, dengan menaruhnya di atas sofa yang mengambang di atas lumpur. Perempuan itu kemudian me nelepon suaminya, Balazs, yang sedang bekerja di Aus-tria. “Selamat tinggal, kami mungkin tidak bisa selamat,” ujar Kati sambil terisak-isak. Untung saja tim penolong ke-mudian masih bisa menyela-matkan dia dan anaknya.

Seperti warga di tiga kota lainnya, Kati adalah korban lumpur beracun akibat jebol-nya bendungan penampung limbah aluminium dari pabrik aluminium Ajkai Timfoldgyar

pada Senin (4/10). Lumpur itu kini mengalir di Sungai Mar cal dan mulai masuk ke Sungai Danube. Ratusan orang harus diungsikan karena bencana lingkungan tersebut, sedangkan penyebab jebolnya bendungan masih belum diketahui.

Banjir lumpur itu menye-bab kan sungai berwarna kemerahan. Warga menga-takan tidak ada lagi ikan di sungai. Meski demikian, Wali Kota Kolontar Karoly Tili mengata kan kepada Associated Press bahwa lumpur itu tidak mengan dung radio aktif.

Rabu (6/10) waktu setem-pat, warga yang marah ber kumpul di luar kantor wa li kota. Mereka menge-cam pengusaha perusahaan aluminium MAL Rt yang memiliki pabrik Ajkai sekali-gus meminta uang kompen-sasi. Manajer operasi MAL Rt

sendiri sudah berjanji akan bertanggung jawab.

Warga menyatakan bencana itu telah merusak hidup mere-ka dan membuat rumah mere-ka tidak berharga. “Seluruh per mukiman harus dibuldo-ser hingga rata dengan tanah,” kata seorang warga, Janos Potza. “Kami akan pindah dari Ko lontar. Kota ini sekarang bakal jadi kota mati,” kecam warga lainnya, Beata Gasko Monek.

Uni Eropa menyatakan kha-wa tir kalau banjir beracun itu akan berubah menjadi ben-cana lingkungan, sedangkan kelompok lingkungan Green-peace bersuara lebih keras. “Lumpur beracun Hongaria termasuk salah satu bencana lingkungan terburuk di Eropa dalam 20-30 tahun terakhir,” tegas Herwit Schuster sebagai juru bicara Greenpeace Inter-national. (War/AO/I-4)

Lumpur Beracun Hancurkan Kehidupan Warga Hongaria

KOMPLEKS NUKLIR YONGBYON: Foto dari satelit ini memperlihatkan kompleks nuklir Yongbyon (kiri) saat masih memiliki menara pendingin pada 2008 dan foto kompleks nuklir Yongbyon (kanan) yang sudah tidak memiliki menara pendingin karena dihancurkan, di Korea Utara, Rabu (29/9).

AKIBAT LUMPUR BERACUN: Petugas pemadam kebakaran berdiri di dekat mobil yang menumpuk akibat banjir lumpur beracun di Devecser, Hongaria, Rabu (6/10).

AP/DOLORES OCHOA

ISTRI POLISI: Istri seorang polisi yang dipenjara histeris saat polisi menahan aksi mereka di depan Gedung Jaksa Agung di Quito, Ekuador, Rabu (6/10).

AP/BELA SZANDELSZKY

AP/DIGITALGLOBE