SENIN, 18 OKTOBER 2010 I MEDIA INDONESIA Memenuhi … filenasabah. Pada 2007, seiring de-ngan...

1
Memenuhi Gaya Hidup Memberikan Penghargaan Kartu kredit bukan lagi sekadar alat pembayaran, melainkan juga suatu gaya hidup. Marchelo SHARIQ MUKHTAR Dalam kompetisi perbankan yang kian ketat, kami harus selalu memberikan yang terbaik.” tersebut yakin kompetisi antar- bank semakin ketat. Namun, Shariq melihat hal tersebut merupakan hal yang baik. Kompetisi akan ‘memak- sa’ bank untuk lebih inovatif dan kreatif. ”Bank tidak meng- ambil serta-merta tabungan konsumen,” ujar Shariq. Saat ini, menurut dia, terda- pat dua macam kompetisi dalam dunia perbankan. Perta- ma, bank berkompetisi de- ngan mengedepankan nilai dan fokus untuk mengembangkan nilainya kepada konsumen. Kompetisi seperti itu dianggap Shariq merupakan kompetisi yang baik. Kedua, bank berkompetisi dengan cara memberikan dis- kon. Kompetisi seperti itu dini- lainya mengkhawatirkan kare- na para konsumen diberikan diskon untuk mendapatkan pangsa pasar yang besar. “Itu kompetisi yang saya khawatirkan, seperti Anda me lihat apa yang terjadi di AS dan Eropa. Mereka ingin mendapatkan pangsa pasar yang sangat banyak dan mere- ka mengabaikan syarat-syarat kredit sehingga kalian melihat hasilnya,” kata Shariq. Meski akan semakin ketat, Shariq melihat kompetisi dalam dunia perbankan merupakan sebuah hal yang sehat, asal dilakukan dengan cara yang bertanggung jawab. Citibank Indonesia di ba- wah kepemimpinannya pun menyukai kompetisi agar da- pat terus bertumbuh di masa depan. Semua ini semata-mata demi kepentingan nasabah yang merupakan mitra bisnis Citibank. “So bring it on,” seru Shariq. (E-1) marchelo @mediaindonesia.com Dengan teknologi ini, selu- ruh catatan rekening transaksi finansial nasabah dapat diakses secara online tanpa harus lewat jalur pengiriman rekening ko- ran sehingga lebih praktis dan aman. Pada 2008, Citibank bahkan sudah mengadopsi teknologi Visa Pay Wave. Fitur pemba- yaran yang satu ini memung- kinkan pemilik kartu memba- yar barang yang ia beli dengan hanya melambaikan kartunya di depan sebuah alat pembaca (secure reader). Teknologi ini diyakini akan memberikan keamanan lebih bagi nasabah ketika melakukan pembayaran. “Dalam kompeti- si perbankan yang kian ketat, kami harus selalu memberikan yang terbaik,” ujarnya. Meski inovasi diutamakan, Shariq tahu betul layanan ter- hadap kepuasan ataupun ke- luhan pelanggan tidak boleh diabaikan. Bank yang menjadi pelopor kartu kredit di Indonesia se- jak 1989 tersebut menekan- kan pentingnya ketenangan sebagai salah satu prioritas perusahaan. “Kami memiliki sistem dan staf khusus yang bertugas un- tuk memonitor pola transaksi, kebutuhan dan keluhan nasa- bah. Banyak bank yang lupa untuk memperhatikan layanan konsumen yang satu ini,” ucap pria yang menjabat sebagai Citi Country Officer of Indonesia sejak 2008 tersebut. Kompetisi Ke depan, dengan prospek pertumbuhan ekonomi Indone- sia yang berada di atas 6%, inflasi yang terkendali, nilai tukar rupiah yang stabil, dan kondisi perbankan Indonesia yang baik, bapak dua anak pada tahun 2005 Citibank me- luncurkan Ultima Card, Choice Card, dan bekerja sama de- ngan provider jaringan mobile phone, Citibank menerbitkan Telkomsel Card, serta Garuda Indonesia Citi Card, dan Cash Back Card pada 2006. Pada 2009, bank yang perta- ma kali hadir di Indonesia pada 1918 tersebut kembali melun- curkan kartu kredit co-brand Citi Giant Card, bekerja sama dengan hipermarket Giant. Tidak hanya di kartu kredit, inovasi pun dilakukan terha- dap catatan transaksi finansial nasabah. Pada 2007, seiring de- ngan kemajuan teknologi online banking, Citibank menjadi bank pertama yang memperkenal- kan fasilitas e-statement (paper- less statements). untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup konsumen, sekali- gus memberikan penghargaan bagi si konsumen itu sendiri. Inovasi Sejak pertama kali mengenal- kan kartu kredit pada konsumen Indonesia pada 1989, Citibank terus berinovasi mengembang- kan kartu kreditnya. Pada 1998, bank asal Amerika tersebut me- luncurkan Citi Platinum Card yang menyasar pasar premium. Lima tahun kemudian, Citi bank memperkenalkan sebuah ino va si baru pada industri kartu kredit yang dikenal de- ngan sebutan Citi Clear Card. Jenis kartu ini menyasar kala- ngan profesional muda. Inovasi tanpa henti Citibank terus berlanjut. Berturut-turut an konsumennya yang terus berubah dari waktu ke waktu. Mengusung moto ‘Lebih dari Sekadar Kartu Kredit’, Shariq percaya bahwa kartu kredit bukan hanya sekadar alat pem- bayaran, melainkan juga suatu gaya hidup. Karena itu, Citibank selalu menghadirkan beragam kartu kredit yang dapat membantu kepada saya waktu kecil, bah- wa kita harus menjawab tidak untuk beberapa kali, sebelum akhirnya menerima sebuah tawaran. Ternyata si ibu meng- ambil jawaban tidak meski saya baru katakan untuk pertama kalinya, sebagai jawaban final,” ujarnya. “Akhirnya, malam itu saya tidur dalam keadaan lapar. Namun, dari kejadian itu saya mendapat pelajaran berharga bahwa saya harus cepat bera- daptasi dengan nilai-nilai bu- daya di mana saya tinggal,” kenang Shariq. Pelajaran itu pula yang ia ta namkan dalam bisnisnya. Keberagaman masyarakat di Indonesia membuat Citibank harus cepat beradaptasi dan berinova si sesuai kebutuh- T IDAK dapat dimung- kiri, saat ini peran kartu kredit dalam bisnis ritel perbankan se makin penting. Tak mengherankan jika setidaknya ada 22 penerbit kartu kredit, baik dari perbankan maupun institusi finansial, yang berjibaku memperebutkan pe- langgan baru ataupun memper- tahankan pelanggan yang sudah ada. Kompetisi antarpenerbit kartu kredit pun menyengit, tak kalah dari kompetisi di bisnis ritel. Sebagai pionir kartu kredit di Indonesia, posisi Citibank (Citi) menjadi incaran banyak bank dalam persaingan mempere- butkan konsumen. Agar dapat bertahan, Citi- bank tentu wajib terus berino- vasi dalam memberikan servis serta produk-produk baru yang disinergikan dengan teknologi perbankan teranyar saat ini. Citi Country Officer of Indo- nesia Shariq Mukhtar pun pa- ham benar bahwa inovasi tanpa henti menjadi satu kewajiban. Lebih dari 23 tahun makan asam garam perbankan, Shariq paham inovasi menjadi sebuah proses yang terus berjalan. “Itu sebabnya kami terus ber- usaha memperbaikinya setiap hari. Hasilnya, konsumen kami sangat loyal terhadap kami. Mereka menemukan nilai yang lebih baik dalam produk kami,” kata Shariq. Lahir dan besar di Karachi, Pakistan, Shariq pergi mening- galkan kampung halamannya untuk mengejar pendidikan yang lebih tinggi di Universi- ty of Minnesota, Minneapolis, Amerika Serikat. Segera setelah meraih gelar sarjana akuntansi dan keuangan pada 1981, pria ini juga tercatat sebagai akuntan publik teserti- fikasi (certified public accountant/ CPA). Pengalaman masa mudanya ketika menumpang tinggal dalam sebuah keluarga ala Amerika telah memberikan pelajaran hidup yang sangat berharga bagi Shariq muda. Pelajaran yang berbeda dengan nilai-nilai yang diterimanya sewaktu kecil. “Saya ingat ketika ibu pemilik rumah menanyakan apakah saya ingin makan atau tidak. Saya menjawab tidak, sesuai dengan nilai yang diajarkan Tempat & tanggal lahir: Pakistan, 5 Agustus 1955 Tinggal di Jakarta Istri: Seeme Anak: Sabrina, 20, dan Samaih, 18 Karier: 1987 : Citibank, Nevada Member of Management Team Responsible for Starting Up the Consumer Banking Business in Nevada 1989 : Citibank, Nevada Head of Operation and Technology 1990 : Citibank, Nevada Business Manager 1995 : Citibank, California Head of Asset Marketing 1997 : ABN Amro, Asia Pasific SVP Head of Regional Marketing 2001 - November 2004: Citibank, Taiwan Cards Business Manager Desember 2004-Agustus 2005: Citibank, Thailand Chief Executive Officer Consumer Banking September 2005-2008: Citibank, Indonesia Chief Executive Officer of the Consumer Bank 2008-sekarang: Citibank, Indonesia Citi Country Officer CEO Talks | 19 SENIN, 18 OKTOBER 2010 I MEDIA INDONESIA MI/ADAM DWI PUTRA

Transcript of SENIN, 18 OKTOBER 2010 I MEDIA INDONESIA Memenuhi … filenasabah. Pada 2007, seiring de-ngan...

Memenuhi Gaya HidupMemberikan Penghargaan

Kartu kredit bukan lagi sekadar alat pembayaran, melainkan juga suatu gaya hidup.

Marchelo

SHARIQ MUKHTAR“Dalam kompetisi perbankan yang kian ketat, kami harus selalu memberikan yang terbaik.”

ter sebut yakin kompetisi antar-bank semakin ketat.

Namun, Shariq melihat hal tersebut merupakan hal yang baik. Kompetisi akan ‘memak-sa’ bank untuk lebih inovatif dan kreatif. ”Bank tidak meng-ambil serta-merta tabungan kon sumen,” ujar Shariq.

Saat ini, menurut dia, terda-pat dua macam kompetisi dalam dunia perbankan. Perta-ma, bank berkompetisi de-ngan mengedepankan nilai dan fokus untuk mengembangkan nilainya kepada konsumen. Kompetisi seperti itu dianggap Shariq merupakan kompetisi yang baik.

Kedua, bank berkompetisi dengan cara memberikan dis-kon. Kompetisi seperti itu dini-lainya mengkhawatirkan kare-na para konsumen diberikan diskon untuk mendapatkan pangsa pasar yang besar.

“Itu kompetisi yang saya khawatirkan, seperti Anda me lihat apa yang terjadi di AS dan Eropa. Mereka ingin mendapatkan pangsa pasar yang sangat banyak dan mere-ka mengabaikan syarat-syarat kredit sehingga kalian melihat hasilnya,” kata Shariq.

Meski akan semakin ketat, Shariq melihat kompetisi dalam dunia perbankan merupakan sebuah hal yang sehat, asal di lakukan dengan cara yang bertanggung jawab.

Citibank Indonesia di ba-wah kepemimpinannya pun menyukai kompetisi agar da-pat terus bertumbuh di masa depan. Semua ini semata-mata demi kepentingan nasabah yang merupakan mitra bisnis Citibank. “So bring it on,” seru Shariq. (E-1)

[email protected]

Dengan teknologi ini, selu-ruh catatan rekening transaksi fi nansial nasabah dapat diakses secara online tanpa harus lewat jalur pengiriman rekening ko-ran sehingga lebih praktis dan aman.

Pada 2008, Citibank bahkan sudah mengadopsi teknologi Visa Pay Wave. Fitur pemba-yaran yang satu ini memung-kinkan pemilik kartu memba-yar barang yang ia beli dengan hanya melambaikan kartunya di depan sebuah alat pembaca (secure reader).

Teknologi ini diyakini akan memberikan keamanan lebih bagi nasabah ketika melakukan pembayaran. “Dalam kompeti-si perbankan yang kian ketat, kami harus selalu memberikan yang terbaik,” ujarnya.

Meski inovasi diutamakan, Shariq tahu betul layanan ter-ha dap kepuasan ataupun ke-luh an pelanggan tidak boleh diabaikan.

Bank yang menjadi pelopor kartu kredit di Indonesia se-jak 1989 tersebut menekan-kan pentingnya ketenangan sebagai salah satu prioritas per usahaan.

“Kami memiliki sistem dan staf khusus yang bertugas un-tuk memonitor pola transaksi, kebutuhan dan keluhan nasa-bah. Banyak bank yang lupa untuk memperhatikan layanan konsumen yang satu ini,” ucap pria yang menjabat sebagai Citi Country Offi cer of Indonesia sejak 2008 tersebut.

KompetisiKe depan, dengan prospek

pertumbuhan ekonomi Indone-sia yang berada di atas 6%, inflasi yang terkendali, nilai tukar rupiah yang stabil, dan kondisi perbankan Indonesia yang baik, bapak dua anak

pada tahun 2005 Citibank me-luncurkan Ultima Card, Choice Card, dan bekerja sama de-ngan provi der jaringan mobile phone, Citibank menerbitkan Telkomsel Card, serta Garuda Indonesia Citi Card, dan Cash Back Card pa da 2006.

Pada 2009, bank yang perta-ma kali hadir di Indonesia pada 1918 tersebut kembali melun-curkan kartu kredit co-brand Citi Giant Card, bekerja sama dengan hipermarket Giant.

Tidak hanya di kartu kredit, inovasi pun dilakukan terha-dap catatan transaksi fi nansial nasabah. Pada 2007, seiring de-ngan kemajuan teknologi online banking, Citibank menjadi bank pertama yang memperkenal-kan fasilitas e-statement (paper-less statements).

untuk memenuhi kebutuhan gaya hi dup konsumen, sekali-gus mem berikan penghargaan bagi si konsumen itu sendiri.

InovasiSejak pertama kali mengenal-

kan kartu kredit pada konsu men Indonesia pada 1989, Citibank terus berinovasi mengembang-kan kartu kreditnya. Pada 1998, bank asal Amerika tersebut me-luncurkan Citi Platinum Card yang menyasar pasar pre mium.

Lima tahun kemudian, Citi bank memperkenalkan sebuah ino va si baru pada industri kartu kre dit yang dikenal de-ngan sebutan Citi Clear Card. Jenis kartu ini menyasar kala-ngan profesional muda.

Inovasi tanpa henti Citibank terus berlanjut. Berturut-turut

an konsumennya yang terus berubah dari waktu ke waktu.

Mengusung moto ‘Lebih dari Sekadar Kartu Kredit’, Shariq percaya bahwa kartu kredit bu kan hanya sekadar alat pem-bayaran, melainkan juga suatu gaya hidup.

Karena itu, Citibank selalu menghadirkan beragam kartu kredit yang dapat membantu

kepada saya waktu kecil, bah-wa kita harus menjawab tidak untuk beberapa kali, sebelum akhirnya menerima sebuah ta waran. Ternyata si ibu meng-ambil jawaban tidak meski saya baru katakan untuk pertama kalinya, sebagai jawaban fi nal,” ujarnya.

“Akhirnya, malam itu saya tidur dalam keadaan lapar. Na mun, dari kejadian itu saya mendapat pelajaran berharga bahwa saya harus cepat bera-daptasi dengan nilai-nilai bu-daya di mana saya tinggal,” ke nang Shariq.

Pelajaran itu pula yang ia ta namkan dalam bisnisnya. Ke beragaman masyarakat di Indonesia membuat Citibank harus cepat beradaptasi dan berinova si sesuai kebutuh-

TIDAK dapat dimung-kiri, saat ini peran kar tu kredit dalam b is nis ritel perbankan se makin

penting. Tak mengherankan ji ka setidaknya ada 22 penerbit kartu kredit, baik dari perbankan maupun institusi fi nansial, yang berjibaku memperebutkan pe-langgan baru ataupun memper-tahankan pelanggan yang sudah ada. Kompetisi antarpenerbit kartu kredit pun menyengit, tak kalah dari kompetisi di bisnis ritel.

Sebagai pionir kartu kredit di Indonesia, posisi Citibank (Citi) menjadi incaran banyak bank dalam persaingan mempe re-but kan konsumen.

Agar dapat bertahan, Citi-bank ten tu wajib terus berino-vasi da lam memberikan servis serta produk-produk baru yang disinergikan dengan teknologi perbankan teranyar saat ini.

Citi Country Offi cer of Indo-nesia Shariq Mukhtar pun pa-ham benar bahwa inovasi tanpa henti menjadi satu kewajiban. Lebih dari 23 tahun makan asam garam perbankan, Shariq paham inovasi menjadi sebuah proses yang terus berjalan.

“Itu sebabnya kami terus ber-usaha memperbaikinya setiap hari. Hasilnya, konsumen kami sa ngat loyal terhadap kami. Mereka menemukan nilai yang lebih baik dalam produk kami,” kata Shariq.

Lahir dan besar di Karachi, Pakistan, Shariq pergi mening-galkan kampung halamannya untuk mengejar pendidikan yang lebih tinggi di Universi-ty of Minnesota, Minneapolis, Amerika Serikat.

Segera setelah meraih gelar sarjana akuntansi dan keuangan pada 1981, pria ini juga tercatat sebagai akuntan publik teserti-fi kasi (certifi ed public accountant/CPA).

Pengalaman masa mudanya ketika menumpang tinggal dalam sebuah keluarga ala Ame rika telah memberikan pe la jaran hidup yang sangat ber harga bagi Shariq muda. Pelajaran yang ber beda dengan nilai-nilai yang diterimanya sewaktu kecil.

“Saya ingat ketika ibu pemilik rumah menanyakan apakah saya ingin makan atau tidak. Saya menjawab tidak, sesuai dengan nilai yang diajarkan

Tempat & tanggal lahir: Pakistan, 5 Agustus 1955Tinggal di Jakarta

Istri: SeemeAnak: Sabrina, 20, dan Samaih, 18

Karier:1987 : Citibank, Nevada Member of Management Team Responsible for Starting Up the Consumer Banking Business in Nevada1989 : Citibank, Nevada Head of Operation and Technology1990 : Citibank, Nevada Business Manager1995 : Citibank, California Head of Asset Marketing1997 : ABN Amro, Asia Pasific SVP Head of Regional Marketing2001 - November 2004: Citibank, Taiwan Cards Business ManagerDesember 2004-Agustus 2005: Citibank, Thailand Chief Executive Officer Consumer BankingSeptember 2005-2008: Citibank, Indonesia Chief Executive Officer of the Consumer Bank2008-sekarang: Citibank, Indonesia Citi Country Officer

CEO Talks | 19SENIN, 18 OKTOBER 2010 I MEDIA INDONESIA

MI/ADAM DWI PUTRA