Seni Tradisional Unggulan Jabar · Seni Tradisional Unggulan Jabar 2 Jumlah pemain angklung antara...

28
Seni Tradisional Unggulan Jabar 1 Saung Angklung Udjo (SAU) didirikan pada tahun 1967 oleh Mang Udjo dan istrinya Uum Sumiati Udjo. SAU terletak di jalan Padasuka nomor 118 Bandung. Di tempat inilah kesenian musik angklung dilestarikan. Nama Udjo sendiri diambil dari nama pendiri sekaligus pemilik tempat. Berdirinya padepokan ini juga tidak lepas dari bantuan dan dorongan bapak Daeng Soetigna, seorang tokoh angklung yang juga merupakan guru dari Mang Udjo. Angklung adalah sejenis alat musik yang terbuat dari bahan bambu yang mempunyai suara dan irama yang khas. Angklung merupakan gabungan dari beberapa instrumen yang terdiri atas pipa bambu dengan ukuran yang berbeda-beda dan ditempatkan di suatu bingkai yang kecil dan di guncangkan untuk mengeluarkan bunyi. Selain tempatnya yang sangat khas dengan ornamen yang serba bambu serta dikelilingi rumah-rumah penduduk, SAU juga menawarkan daya tarik wisata dengan menampilkan pertunjukan angklung dan demonstrasi berbagai kesenian Sunda lainnya yang dibawakan oleh kelompok anak-anak. Tempat wisata ini selalu siap menyambut dan memberi ruang apresiasi bagi setiap pengunjung dengan melihat pertunjukan kesenian, belajar singkat bermain angklung dan melihat proses pembuatan alat musik angklung. Angklung adalah sebuah alat atau waditra kesenian yang terbuat dari bambu khusus yang ditemukan oleh Bapak Daeng Sutigna sekitar tahun 1938. Ketika awal penggunaannya angklung masih sebatas kepentingan kesenian local atau tradisional. Namun karena bunyi-bunyian yang ditimbulkan dari angklung memiliki kandungan local dan internasional seperti bunyi yang bertangga nada duremi fa so la si du dan daminatilada maka angklung cepat berkembang tidak saja dipertunjukkan pada kelompok local tapi juga dipertunjukkan pada kelompok regional, nasional dan internasional. Bahkan konon khabarnya pertunjukan angklung pernah dipertunjukan didepan Para pemimpin Negara pada Konferensi Asia Afika di Gedung Merdeka Bandung pada tahun 1955.

Transcript of Seni Tradisional Unggulan Jabar · Seni Tradisional Unggulan Jabar 2 Jumlah pemain angklung antara...

Page 1: Seni Tradisional Unggulan Jabar · Seni Tradisional Unggulan Jabar 2 Jumlah pemain angklung antara satu orang sampai banyak orang bahkan bisa dimainkan pada kelompok 50 orang sampai

Seni Tradisional Unggulan Jabar 1

Saung Angklung Udjo (SAU) didirikan pada tahun 1967 oleh Mang Udjo dan istrinya Uum Sumiati Udjo. SAU terletak di jalan Padasuka nomor 118 Bandung. Di tempat inilah kesenian musik angklung dilestarikan. Nama Udjo sendiri diambil dari nama pendiri sekaligus pemilik tempat. Berdirinya padepokan ini juga tidak lepas dari bantuan dan dorongan bapak Daeng Soetigna, seorang tokoh angklung yang juga merupakan guru dari Mang Udjo. Angklung adalah sejenis alat musik yang terbuat dari bahan bambu yang mempunyai suara dan irama yang khas. Angklung merupakan gabungan dari beberapa instrumen yang terdiri atas pipa bambu dengan ukuran yang berbeda-beda dan ditempatkan di suatu bingkai yang kecil dan di guncangkan untuk mengeluarkan bunyi. Selain tempatnya yang sangat khas dengan ornamen yang serba bambu serta dikelilingi rumah-rumah penduduk, SAU juga menawarkan daya tarik wisata dengan menampilkan pertunjukan angklung dan demonstrasi berbagai kesenian Sunda lainnya yang dibawakan oleh kelompok anak-anak. Tempat wisata ini selalu siap menyambut dan memberi ruang apresiasi bagi setiap pengunjung dengan melihat pertunjukan kesenian, belajar singkat bermain angklung dan melihat proses pembuatan alat musik angklung.

Angklung adalah sebuah alat atau waditra kesenian yang terbuat dari bambu khusus yang ditemukan oleh Bapak Daeng Sutigna sekitar tahun 1938. Ketika awal penggunaannya angklung masih sebatas kepentingan kesenian local atau tradisional. Namun karena bunyi-bunyian yang ditimbulkan dari angklung memiliki kandungan local dan internasional seperti bunyi yang bertangga nada duremi fa so la si du dan daminatilada maka angklung cepat berkembang tidak saja dipertunjukkan pada kelompok local tapi juga dipertunjukkan pada kelompok regional, nasional dan internasional. Bahkan konon khabarnya pertunjukan angklung pernah dipertunjukan didepan Para pemimpin Negara pada Konferensi Asia Afika di Gedung Merdeka Bandung pada tahun 1955.

Page 2: Seni Tradisional Unggulan Jabar · Seni Tradisional Unggulan Jabar 2 Jumlah pemain angklung antara satu orang sampai banyak orang bahkan bisa dimainkan pada kelompok 50 orang sampai

Seni Tradisional Unggulan Jabar 2

Jumlah pemain angklung antara satu orang sampai banyak orang bahkan bisa dimainkan pada kelompok 50 orang sampai 100 orang dan dapat diintegrasikan dengan alat lainnya seperti; piano, organ, gitar, drum, dll Atau pertunjukannya dapat dikombinasikan dengan kelompok; band, dan orkestra. Selain sebagai alat seni dan kesenian, angklung juga digunakan sebagai souvenir atau buah tangan setelah dihiasi berbagai asasories lainnya. Sepeninggal Daeng Sutigna kreasi kesenian angklung diteruskan oleh Mang Ujo dan Erwin Anwar. Bahkan Mang Ujo telah membuat pusat pembuatan dan pengembangan kreasi kesenian angklung yang disebut Saung angklung Mang Ujo" yang berlokasi di Padasuka Cicaheum Bandung. Salah satu program yang ia lakukan khususya untuk mempertahankan "kesenian angklung" adalah memperkenalkan angklung kepada para siswa mulai TK, sd. SLTA dan bahkan telah menjadi salah satu kurikulum pada pada mata pelajaran local (mulok). Angkung menurut mitologi Bali berasal dari kata "Angk" adalah angka (= nada ) dan Lung artinya patah/ hilang . Angklung dapat juga dikatakan nada / laras yang tidak lengkap sesuai dengan istilah Cumang Kirang ( Bahasa Bali ) yang artinya nada kurang / surupan 4 nada . Terciptanya alat musik angklung yang terbuat dari bambu berasal dari pandangan hidup masyarakat Sunda yang agraris dengan kehidupan yang bersumber pada makanan pokok berupa padi ( pare ) ini dilahirkan dari mitos pada Nji Sri Pohaci sebagai Dewi Sri pemberi kehidupan ( hirup hurip ) perenungan

masyarakat Sunda dahulu dalam mengelola Pertanian (tetaten) terutama pertanian sawah dan ladang ( huma ) telah melahirkan syair lagu sebagai penghormatan dan persembahan kepada Nyi Sri Pohaci dan sebagai tolak bala agar bercocok tanam mereka tidak mendatangkan malapetaka . Dalam perkembangannya lagu-lagu tersebut diiringi dengan bunyi tetabuhan yang terbuat dari batang-batang bambu yang kemudian kita kenal dengan nama angklung dan calung Dibeberapa Kecamatan Kab Bandung seperti Kecamatan Soreang dan Kecamatan Pangalengan jenis kesenian ini dipergunakan untuk arak-arakan upacara adat Nyungkruk Hulu Wotan ( menyelusuri hulu sungai ) dimana masyarakat membawa angklung dan dog-dog pergi ke hulu sungai membawa makanan seperti nasi tumpeng, lauk pauk serta membawa sesajen untuk upacara tersebut . Setelah sampai ke hulu sungai diadakan upacara lengkap dengan sesajen dan dupa dan berdoa kepada nenek moyangnya sambil menyembelih kambing hitam sebagai tumbal dan kepala kambing dikubur bersama sesajen dengan dipimpin oleh sesepuh kampung setelah makan bersama maka pulang sambil membunyikan angklung. Angklung yang ada di Kabupaten Bandung terdiri dari 9 yaitu

1. Singgul 2. Jongjorang 3. Ambrug 4. Ambrug Penerus 5. Pancer 6. Pancer Penerus 7. Engklong 8. Ro

Page 3: Seni Tradisional Unggulan Jabar · Seni Tradisional Unggulan Jabar 2 Jumlah pemain angklung antara satu orang sampai banyak orang bahkan bisa dimainkan pada kelompok 50 orang sampai

Seni Tradisional Unggulan Jabar 3

Jenis Angklung yang ada di Jawa Barat adalah sebagai berikut 1. Angklung Baduy 2. Angklung Dogdog Lojor 3. Angklung Gubrag 4. Angklung Badeng 5. Angklung Buncis 6. Angklung Bungko 7. Angklung Soetigna Rampak Kendang adalah salah satu kreasi musik tradional yang dimainkan bersama-sama oleh sekitar dua sampai puluhan pemain. Ditabuh secara bersamaan sesuai musik yang dilantunkan. Tabuhannya memiliki efek suara yang keras sehingga menimbulkan perhatian para penonton. Dalam Rampak Kendang, instrumennya tidak hanya kendang saja, tapi dapat divariasikan dengan alat-alat lainnya, seperti : alat gamelan, Rebab, gitar, dlsb. Dalam memainkannya, dapat berdiri sendiri, artinya dari rampak kendang itulah membentuk lantunan lagu sendiri, atau sebagai pengiring dari suatu tari Jaipongan. Dalam seni pertunjukan, Seni Rampak Kendang telah diterima sebagai salah satu seni kreasi dan telah dipertunjukan pada acara-acara resmi, baik dilingkup Pemerintahan, lingkup swasta maupun masyarakat umum.

Gamelan salendro terdiri atas perangkat saron, penerus, boning, rincik, jenglong, selentem, peking, rebab, kendang, gong. Gamelan ini biasa digunakan untuk mengiringi pertunjukan wayang golek, ketuk tilu, jaipongan, atau kliningan. LS. Dangiang Pajajaran, Jl. Peta No. 6 LS. Daya Sunda, Jl. Kebon Binatang No. 6 LS. Panca Warna, Jl. Jatihandap RT. 06 RW. 04 LS. Srikandi Priangan, Jl. Moh. Toha Gg. Ciseureuh Timur No. 79/204 Sanggar Sari Panggugah, Jl. Moh. Toha No. 341

Page 4: Seni Tradisional Unggulan Jabar · Seni Tradisional Unggulan Jabar 2 Jumlah pemain angklung antara satu orang sampai banyak orang bahkan bisa dimainkan pada kelompok 50 orang sampai

Seni Tradisional Unggulan Jabar 4

Seni Degung adalah suatu seni karawitan Sunda yang menggunakan perangkat gamelan berlaras degung (lebih umum berlaras pelog). Pada umumnya gamelan ini terdiri atas saron, panerus, bonang, jengglong, gong, kendang, goong, serta suling. Seni kacapian adalah seni kawih Sunda yang menggunakan alat musik kacapi siter, suling, kendang, dan goong. Kadang-kadang menggunakan waditra rebab jika diperlukan. Bahkan, seni ini sangat potensial ketika harus diiringi hanya dengan sebuah alat kecapi siter saja. LS. Guriang, Babakan Cihapit II LS. Mekar Wangi, Jl. Soekarno Hatta Cidurian Selatan No. 24 RT. 01 RW. 05 LS. Prameswari Blk., Jl. Jend. A. Yani No. 767 RT. 02 RW. 05 No. 42 B/208 C Padepokan Guruminda, Jl. Sadang Serang No. 11 B LS. Gandamekar, Jl. Jakapurwa A No. 16

Seni Wayang Golek adalah bentuk pertunjukan boneka kayu dengan ukiran berkarakter Sunda. Pertunjukan ini biasanya dilakukan malam hari mulai pukul 22.00 hingga dini hari atau sekitar pukul 04.00, mengambil cerita dari evos Ramayana karya Valmiki atau Mahabrata karya Vyasa. Kesenian ini kerap dipergelarkan dalam rangka perayaan khitanan atau perkawinan. Pada perkembangannya, pertunjukan wayang golek ini pun kerap dipentaskan untuk event peresmian sebuah gedung atau institusi atau dalam event ulang tahun sebuah institusi. Giri Wangi, Jl. Moh. Toha Karasak RT. 02/02 Munggul Pawenang, Jl. Padasuka No. 122

Page 5: Seni Tradisional Unggulan Jabar · Seni Tradisional Unggulan Jabar 2 Jumlah pemain angklung antara satu orang sampai banyak orang bahkan bisa dimainkan pada kelompok 50 orang sampai

Seni Tradisional Unggulan Jabar 5

Munggul Pawenang Putra, Kp. Parakan Saat Bandung. Kec. Rancasari Surya Medal, Jl. Malabar II RT. 01/09. Kec. Batununggal

Sumber Artikel (http://www.bandung.go.id) Wayang Golek Dalam catatan sejarah kemunculan wayang golek semasa Kerajaan Pajajaran ada dua fungsi yaitu 1. untuk upacara ritual yaitu untuk ruwatan 2. untuk hiburan Wayang golek untuk ruwatan dipakai pada ruwatan rumah, anak, nanggung bugang ( seorang adik yang kakaknya meninggal dunia ), surambi ( 4 orang putra), pandawa lima ( 5 putra ), pandawi ( 5 putri ), talaga tanggal kausak ( seorang putra diapit 2 putri ) samudra hapit sindang ( seorang putri diapit 2 putra ) yang sampai saat ini masih digunakan oleh masyarakat yang mempercayainya. Wayang Golek untuk hiburan dipergunakan untuk upacara dan perayaan khusus seperti khitanan, perkawinan, perayaan karawitan , hari jadi , hari-hari besar dan penyambutan tamu- tamu negara. wayang golek yang dikenal kita dalah wayang golek purwa , wayangnya terbuat dari kayu menyerupai bentuk manusia yang disebut golek oleh karna itu disebut wayang golek. Ada 2 macam wayang golek di tatar Sunda : wayang golek papak (cepak) / wayang golek menak dan wayang golek purwa . wayang golek adalah bentuk teater rakyat yang sangat populer di masyarakat . lakon- lakon wayang golek memiliki lakon galur dan carangan yang semuanya bersumber dari cerita ramayana dan Mahabrata. Pembawa cerita disebut Dalang sekaligus

pemimpin pertunjukan menyuarakan anatwacana , mengatur gamelan, mengatur lagu dll. wayang golek purwa memakai bahasa Sunda , karawitan pengiringnya berlaras salendro yang terdiri dari waditra dua saron , satu peking, satu salentem, satu bonang, satu rincik, satu perangkat kenong, sepasang goong * kempul goong ) dan seperangkat kendang ( satu indung 3 kulanter ) , gambang, rebab, wira suara ( juru alok ), sinden . Kemunculan sinden dalam wayang golek sekitar tahun1920an pada sekitar tahun 1960an yang terkenal diantaranya adalah Upit sarimanah, Titom Patimah sedangkan dalang yang terkenal diantaranya : R.U . Partasuanda, Abah sunarya, Entah Tiryana, Apek Tarkim, Asep Sunandar Sunarya, ade Kosasih, Dede Amung, Cecep Supriyadi dll. Pertunjukan Wayang golek biasanya ditempat terbuka dengan memakai panggung yang ditinggikan ( balandongan ) sehingga penonton dapat melihat satu arah dan berkonsentrasi pada pertunjukannya.

Page 6: Seni Tradisional Unggulan Jabar · Seni Tradisional Unggulan Jabar 2 Jumlah pemain angklung antara satu orang sampai banyak orang bahkan bisa dimainkan pada kelompok 50 orang sampai

Seni Tradisional Unggulan Jabar 6

Wayang Golek Banyak orang beranggapan bahwa seni wayang berasal dari Negeri India. Padahal menurut R.Gunawan Djajakusumah dalam bukunya Pengenalan Wayang Golek Purwa di Jawa Barat, hal itu tidak benar. Menurutnya, wayang adalah kebudayaan asli Indonesia (khususnya di Pulau Jawa). Perkataan wayang berasal dari Wad an Hyang, artinya ¿leluhur¿,tapi ada juga yang berpendapat yaitu dari kata¿bayangan¿. Adapun yang berpendapat bahwa wayang berasal dari negri India mungkin melihat dari asal ceritanya yaitu mengambil dari cerita Ramayana dan Mahabrata (berasal dari Kitab Suci Hindu). Tetapi selanjutnya cerita-cerita itu diubah dan direkayasa disesuaikan dengan kebudayaan di Jawa. Di Jawa Barat seni wayang dinamakan ¿Wayang Golek¿. Artinya, menjalankan seni wayang dengan menggunakan boneka terbuat dari kayu hampir menyerupai muka dan tubuh sosok manusia gambaran wayang. Ada empat macam figure pada wayang golek, yaitu; figure Rahwana ( goleknya memakai makuta dengan model sekar kluwih dan ukirannya menyerupai ukiran jaman Kerajaan Pajajaran dan Mataram dengan keturunannya yaitu; Suyudana dan Dursasana), figure Arjuna (menggambarkan sosok pejuang sejati yang tampan dan gagah berani bajunya memakai supit urang ¿ seangkatannya seperti; Bima dan Gatotkaca), figure Garuda Mungkur (direka muka garuda dengan lidahnya keluar), figure Bineka Sari (seperti pohon cemara disusun ke atas seperti pada wayang Kresna, Baladewa, Arimbi, Rama dan Indra, figure Kuluk, asesoris bajunya memakai gambar garuda atau sumping seperti terdapat pada wayang Batara guru, Karna dan Kumbangkarna. Figur-figur wayang golek tersebut dibuat

ada yang menggunakan patokan (ugaran) dan berdasarekan seni bakatnya sendiri (berdasarkan selera masing-masing). Pembuat wayang selama ini terdapat di daerah Bogor (Batujajar) dan Cibiru Bandung. Bagian-bagian seni wayang golek terdiri dari : Dalang (yang memainkan boneka ¿ golek berdasarkan ceritanya), goleknya itu sendiri (jumlahnya ratusan), nayaga ¿group atau orang yang memainkan gamelan, kendang, goong, rebab (alat musk gesek) dan juru kawih serta juru alok). SEmua bagian tersebut menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Satudengan lainnya bersinergi sesuai irama dan jalan ceritannya. Pertunjukan wayang biasanya dilakukan pada saat adanya kenduri baik kawinan maupun hajatan sunatan, Agustusan atau karena hal tertentu (bisanya ini dinamakan ruwatan). Waktunya bisa semalam suntuk atau hanya beberapa jaman saja.

Page 7: Seni Tradisional Unggulan Jabar · Seni Tradisional Unggulan Jabar 2 Jumlah pemain angklung antara satu orang sampai banyak orang bahkan bisa dimainkan pada kelompok 50 orang sampai

Seni Tradisional Unggulan Jabar 7

Isi ceritanya ada yang menganut prinsip galur (diambil secara utuh berdasarkan cerita Ramayana dan Mahabrata) dan ada yang menggunakan prinsip sempalan (mengambil bagian-bagian tertentu yang biasanya menarik penonton seperti; peperangan, dan dialog humor). Pertujukan wayang yang menggunakan prinsip galur waktunya semalam suntuk sedangkan yang sempalan biasanya hanya satu sampai dua jam saja. Apalagi apabila pertunjukannya melalui media televise yang jamtayangnya sangat terbatas mungkin hanya 45 menit saja. Dalam kondisi masyarakat yang aktifitas socialnya tinggi dan menuntut waktu serba cepat, maka pertunjukan yang singkat tapi padat ceritanya dan dialog humornya menarik akan sangat diminati dibandingkan yang menggunakan jalan cerita prinsip galur ¿ dengan lama hingga waktu subuh. Bagi masyarakat dari golongan generasi tua dan fanatic terhadapprinsip galur wayang ia akan menyenangi jalan cerita aslinya walaupun ia dengar dan lihat berulang-ulang. Tapi, bagi generasi muda yang haus hiburan serba instant, maka cerita-cerita sempalan adalah paling disukai.

Berapa jumlah tokoh wayang yang juga sekaligus jumlah boneka wayangnya? Jawabnya, bahwa menurut R.Gunawan Djajakusumah terdapat 623 tokoh wayang dan tidak semuanya terpangpang dalam satu pertunjukan. Menurut pengamatan kami (redaksi) dalam satu pertunjukan biasanya menghadirkan antara 20 sampai 30 boneka wayang dan yang sering muncul kebanyakan figure-figur yang akrab di masyarakat seperti; arjuna, pandawa lima khsusnya ¿siCepot¿, gatotkaca, bima, rahwana, anggota pasukan Kurawa. Jumlah dalang yang tercatat hingga tahun 2002 ini diperkirakan jumlahnya tidak melebih seratusan dan yang digemari masyarakat adalah seperti; Asep Sunarya, Ade Sunarya, Dede Amung. Dalang-dalang ini memiliki kamampuan teknis memainkan wayang yang tinggi, mampu melantunkan jalan ceritanya, sentilan humornya menarik dan komunikatif dengan penonton.

Page 8: Seni Tradisional Unggulan Jabar · Seni Tradisional Unggulan Jabar 2 Jumlah pemain angklung antara satu orang sampai banyak orang bahkan bisa dimainkan pada kelompok 50 orang sampai

Seni Tradisional Unggulan Jabar 8

Tembang Sunda Cianjuran dalam sejarahnya hanya dikenal di kalangan bangsawan yang berda di lingkungan Pendopo Kab Cianjur tokoh terkenal yang menciptakan adalah Kajeng Dalem Pancaniti nama aslinya R.AA. Kusumaningrat yang merupakan Bupati Cianjur ke 7 pada tahun 1834-1864 dengan menyebarkan ke seluruh Jawa Barat Tembang Sunda Cianjuran didalam istilah ilmu Karawitan termasuk Sekar gending yaitu perpaduan antara sekaran dan gending , Karawitan sekar gending merupakan antara sekaran dan gending. dalam istilah sekaran seni suara yang bersal dari manusia . Wadirta dalam Cianjuran yaitu berupa 2 kecapi dan satu suling / rebab , dalam Waditra kecapi yang dipakai ada 2 jenis yaitu kecapi indung / perahu 9 (yang dominan ) yang ke 2 disebut kecapi rincik juga diiringi dengan suling Cianjuran yang berlubang 6 yang panjangnya 59-63 cm yang fungsinya memberikan hiasan pada lagu selain itu diiringi oleh Rebab fungsinya untuk mengiringi lagu-lagu panambih yang bersurupan salendro saja, seniman yang memainkan alat tersebut disebut juru pirig/ pamirig.

Lagu - lagu Tembang Sunda Cianjuran dikelompokan ke dalam 6 jenis yang lazim disebut Wanda yaitu 1. Papantunan 2. Jejemplangan 3. Dedegungan 4. Rarancangan 5. Kakawen (dadalangan) 6. Panambih Ciri-ciri khusus dari Tembang Sunda Cianjuran 1. Bentuk ajaran merupakan sekar gending lengkap baik sekar

maupun gendingnya sudah diciptakan penuh pada setiap lagu mempunyai pirigan khusus

2. Lirik lagu diambil dari lirik cerita pantun mundinglaya di Kusumah sekalipun sekarang sudah banyak digunakan lirik pupuh

3. Senggol-senggol atau ornamen dari kedua wanda ini mewarnai / mendasari wanda -wanda lainnya dalam Cianjuran

4. Disajikan hanya dalam laras pelog saja.

Page 9: Seni Tradisional Unggulan Jabar · Seni Tradisional Unggulan Jabar 2 Jumlah pemain angklung antara satu orang sampai banyak orang bahkan bisa dimainkan pada kelompok 50 orang sampai

Seni Tradisional Unggulan Jabar 9

Kesenian beluk banyak terdapat di daerah pegunungan Kabupaten Bandung dan Daerah Kabupaten lainnya yang artinya sora dieluk-eluk seorang pemain beluk harus kuat dalam memainkan suara keras panjang. Beluk dapat juga disebut Macapat/membaca cepat -cepat/membaca bari ngajepat (membaca sambil terlentang) nenek moyang kita menyimbolkan badan manusia terdiri 4 zat Aip, api, Angin, tanah yang kesemuanya pemberian Tuhan yang harus dipelihara. Macapat biasanya dipergunakan dalam acara40 bayi lahir mengadakan syukuran kepada Tuhan YME dan diselenggarakan malam hari, Beluk diambil dari pupuh yang 17 diantaranya : Kinanti, Sinom, Asmarandana, Dangdanggula KSAD, ceritanya bersumber pada naskah Wawacan yaitu : wawacan, Ogin,wawacan Ahmad Muhamad, Ali Muhtar, Angling darama, Arjuna Sastrabahu, Damar wulan, Danu Maya, Dewa Ruci,Ekalaya, Gandamanah, Rangga Pulung, Panji wulung, Sangkuriang, Sulanjana, surya Ningrat, Udayana Walang sangsang dll. Di Kab Bandung yaitu daerah Cileuttik seorang Banjaran seorang tokoh seni yaitu Mama Sukma yang melestarikan buhun di antaranya kesenian Beluk, Kesenian Angklung, Calung, Reog, Gondang, Ketuk Tilu, karena Mama Sukma sudah meninggal dunia sekarang sudah tidak ada lagi generasi penerusnya

Pertunjukan Beluk dilakukan oleh 4 orang atau lebih,satu orang bertugas sebagai pembaca kalimat-kalimat dari wawacan,kemudian juru Ilo yang menyanyikan dari bacaan tersebut dengan lagu pupuh 17 (KSAD) satu persatu.Kostum biasanya memakai baju kampret atau takwa,sarung/celana panjang,kopeah/iket,karena naskah wawacan panjang biasanya membawa buku /naskah wawacan.Yang menarik dari pertunjukan Beluk adalah di mana para juru Ilo menyajikan dengan suara yang keras dan panjang,sehingga menambah suasana yang khas pedesaan yang penuh dengan keakraban dan harmoni dengan lingkungan alam nya.Beluk adalah salah satu jenis kesenian rakyat yang tumbuh di Kabupaten Bandung yang sampai saat ini masih ada beberapa gelintir orang yang peduli terhadap keberadaan kesenian Beluk.

Page 10: Seni Tradisional Unggulan Jabar · Seni Tradisional Unggulan Jabar 2 Jumlah pemain angklung antara satu orang sampai banyak orang bahkan bisa dimainkan pada kelompok 50 orang sampai

Seni Tradisional Unggulan Jabar 10

Dikalangn rakyat pada waktu itu dikenal ketuk tilu yang dalam sejarahnya adalah kesenian yang berfungsi sebagai upacara menyambut panen padi yang merupakan ungkapan rasa syukur terhadap Dewi Sri ( dewi padi ) upacara dilakukan pada malam hari yang mengarak seorang gadis sebagai lambang dewi sri dengan diiringi bunyi- bunyian dan arak- arakan yang berhenti pada suatu tempat biasanya di lapangan/ tempat yang luas dimana gadis akan duduk di bambu dekat oncor ( lampu minyak tanah). Ketuk tilu merupakan perkembangan dari skanisme yang pada masa itu masyarakat menganut paham animisme dan dinamisme. Nama ketuk tilu diambil dari alat musik pengiringnya yaitu 3 buah ketuk ( bonang ) sebagai pemberi pola irama rebab sebagai memainkan lagu , kendang indung ( besar ) dan kulanter ( kecil ) untuk mengatur dinamika tari/ kendang yang didampingi kecrek sebagai pengiring irama dan gong pemberi batas - batas kalimat lagu.dalam perkembangannya tarian tersebut menjadi tarian pergaulan di mana pria dan wanita menari berpasangan diman penari wanita disebut ronggeng. Bentuk pertunjukan ketuk tilu terdapat beberapa jenis tarian yang sesuai dengan lagu pengiringnya penyajian tarian tersebut diawali dengan tatalu- arang-arang fungsinya untuk membuka dan menutup peralihan lagu dan istirahat, tatalu berfungsi juga sebagai pengumpul penonton/ tanggara bahwa ada pertunjukan

ketuk tilu selanjutnya ronggeng memasuki areena panggung dengan mengawali gerak jajangkungan kemudian wawyangan dimana ronggeng menyanyi dan menari, dengan munculnya ronggeng lulugu kemudian diikuti oleh ronggeng pangberep sebagai primadonanya sebelum nya diperdengarkan lagu kidung kembang gadung lagu tersebut sebagai persembahan untuk karuhun agar kita diberi keselamatan dalam pertunjukan tersebut . Sebelum menari ( laki dan wanita) bersama biasanya diawali dengan ibing tunggal / ibing jago terdiri dari 3 lagu diantaranya lagu Cikeruhan , Cijagran, dan mamang. di daerah kaleran disebut ewag . mengahiri tarian pamogoran dengan tari oray- orayan dan diiringi lagu ucing- ucingan. Gerak tari ketuk tilu diantaranya goyang , pencak, muncid, gitek dan geol ditambah dengan gerak sehari-hari (spontaniatas) , cingeus . nama gerak ketuk tilu antara lain: depog/ ewag, ban karet, bajing luncat, bongbang, meulit kacang , oray -orayan, kalawit , jerete, torondol, balik bandung, balungbang, dll. lagu-lagu yang digunakan adalah lagu kidung, erang, kagok, kaji-kaji, polontosmo, golektrak, tunggul kawung, sorong dll. Kostum yang dipakai menggunakan kebaya / apok, sinanjang sabuk dan asesoris seperti gelang dan kalung warna pakaian biasanya yang mencolok . Untuk laki- laki baju kampret, celana pangsi , ikat kepala , sabuk kulit , golok sebagai lambang kejantanan biasanya para jawara memakai gelang bahar dan warna baju gelap.

Page 11: Seni Tradisional Unggulan Jabar · Seni Tradisional Unggulan Jabar 2 Jumlah pemain angklung antara satu orang sampai banyak orang bahkan bisa dimainkan pada kelompok 50 orang sampai

Seni Tradisional Unggulan Jabar 11

Jaipongan adalah sebuah genre kesenian yang lahir dari kreativitas seorang seniman Bandung, yakni Gugum Gumbira. Perhatiannya pada kesenian rakyat yang salah satunya adalah Ketuk Tilu membuat seorang Gugum Gumbira mengetahui dan mengenal betul perbendaharaan pola-pola gerak tari tradisi yang ada pada Kilininga/ Bajidoran atau Ketuk Tilu. Gerak - gerak bukaan, Pencugan, nibakeun dan beberapa ragam gerak minced dari beberapa kesenian di atas cukup memiliki inspirasi untuk mengembangkan tari atau kesenian yang kini dikenal dengan nama Jaipongan. Namun sebelum bentuk seni pertunjukkan itu muncul ada pengaruh yang melatar belakangi bentuk dari pergaulan tersebut. Di Jawa Barat misalnya, tari pergaulan merupakan pengaruh dari Ball Room, yang biasanya dalam pertunjukkan tari-tari pergaulan tak lepas dari keberadaan Ronggeng dan Pamogoran. Ronggeng dalam tari pergaulan tak lagi berfungsi untuk kegiatan upacara, tetapi untuk hiburan atau cara gaul. Keberadaan Ronggeng dalam seni pertunjukkan memilki daya tarik yang mengundang simpati kaum pamogoran. Misalnya pada tari Ketuk Tilu yang begitu dikenal oleh masyarakat Sunda, diperkirakan kesenian ini popular sekitar tahun 1916. Sebagai seni pertunjukkan rakyat, kesenian ini hanya didukung oleh unsur-unsur yang sederhana, seperti waditra yang meliputi

rebab, kendang, dua buah kulanter, tiga buah ketuk dar goong. Demikian pula dengar gerak-gerak tarinya yang tidaN memiliki pola gerak yang baku kostum penari yang sederhanz sebagai cerminan kerakyatan. Seiring dengar rnemudarnya jenis kesenian d atas, mantan pamogorar (penonton yang berperan akti dalam seni pertunjukkan Ketuk Tilu/Doper/Tayub), beralih perhatiannya pada seni pertunjukkan Kiliningan, yang di daerah Pantai Utara Jawa Barat (Karawang, Purwakarta, Bekasi, Indramayu dan Subang ) dikenal dengan sebutan Kiliningar, Bajidoran yang pola ibingnya maupun peristiwa pertunjukkannya mempunyai kemiripan dengar kesenian sebelumnya (Ketuk Tilu/ Doger/ Tayub). Dalam pada itu eksistensi tari-tarian dalam Topeng Banjet cukup digemari, khususnya di Karawang, dimana beberapa pola gerak Bajidoran diambil dari tarian Topeng Banjet ini. Secara koreografi tarian itu masih menampakan pola-pola tradisi (Ketuk Tilu) dimana terdapat gerak-gerak bukaan, pencugan, nibakeun dan beberapa ragam gerak mincid yang pada gilirannya menjadi dasar penciptaan tari Jaipongan_ Beberapa gerak-gerak dasar tari Jaipongan selain Ketuk Tilu, Ibing Bajidor serta Topeng Banjet adalah Tayuban dan Pencak Silat. Kemunculan tarian hasil karya Gugum Gumbira pada awalanya disebut Ketuk Tilu perkembangan, yang memang karena dasar tarian itu merupakan pengembangan dari Ketuk Tiiu. Karya pertama Gugum Gumbira masih sangat kental dengan warna ibing Ketuk Tilu, baik dari segi koreografi maupun iringannya, yang kemudian tarian itu menjadi popular dengan sebutan Jaipongan.

Page 12: Seni Tradisional Unggulan Jabar · Seni Tradisional Unggulan Jabar 2 Jumlah pemain angklung antara satu orang sampai banyak orang bahkan bisa dimainkan pada kelompok 50 orang sampai

Seni Tradisional Unggulan Jabar 12

Karya Jaipongan pertama yang dikenal oleh masyarakat adalah tari Daun Pufus Keser Bojong dan tari Rendeng Bojong, yang keduanya merupakan jenis tai putrid dan berpasangan (putra dan putri). Dari tarian itu muncul beberapa nama penari Jaipongan yang handal seperti Tati Saleh, Yeti Mamat, Eli Somali dan Pepen Dedi Kurnaedi. Awal kemunculan tarian tersebut sempat menjadi perbincangan, dimana isu sentralnya adalah gerakan yang erotis dart vulgar. Namun dari ekspos beberapa media cetak, nama Gugum Gumbira mulai dikenal masyarakat, apalagi setelah Tari Jaipongan pada tahun 1980 dipentaskan di TVRI Stasiun Pusat Jakarta. Dampak dari kepopuleran tersebut lebih meningkatkan frekuensi pertunjukkan, baik di media televisi, hajatan maupun perayaan-perayaan yang diselenggarakan oleh pihak swasta dan pemerintah. Kehadiran Tari Jaipongan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap para penggarap seni tari untuk lebih aktif lagi menggali jenis tarian rakyat yang sebelumnya kurang perhatian. Dengan munculnya Tarl Jaipongan, dimanfaatkan oleh para penggiat seni taxi unttuk menyelenggarakan kursus-kursus tari Jaipongan dan dimanfaatkan pula oleh pengusaha-pengusaha Pub-pub malam sebagai pemikat tamu undangan, dimana perkembangan lebih lanjut peluang usaha semacarn ini dibentuk oleh para penggiat taxi sebagai usaha pemberdayaan ekonomi dengan nama Sanggar Tan atau grup-grup di beberapa daerah wilayah Jawa Barat, misalnya di Subang dengan Jaipongan gaya kaleran. Ciri khas Jaipongan gaya kaleran, yakni keceriaan, erotis, humoris, semangat, spontanitas dan kesederhanaan (alami/apa adanya). Hal itu tercermin dalam pola penyajian taxi pada

pertunjukkannya, ada yang diberi pola (Ibing Pola) seperti pada seni Jaipongan yang ada di Bandung, juga ada tarian yang tidak dipola (Ibing Saka), misalnya pada Seni jaipongan Subang dan Karawang. Istilah ini dapat kita temui pada Jaipongan gaya Kaleran, terutama di daerah Subang. Dalam penyajiannya, Jaipongan gaya kaleran ini sebagai berikut : 1) Tatalu ; 2) Kembang Gadung 3) Buah Kawung Gopar ; 4) Tari Pembukaan (Ibing Pola), biasanya dibawakan oleh penari tunggal atau Sinde Tatandakan (seorang Sinden tetapi tidak menyanyi melainkan menarikan lagu sinden/juru kawih); 5) Jeblokan dan Jabanan, merupakan bagian pertunjukkan ketika para penonton (Bajidor) sawer uang (Jabanan) sambil salam temple. Istilah Jeblokan diartikan sebagai pasangan yang menetap antara sinden dan penonton (bajidor). Perkembangan selanjutnya dari Jaipongan terjadi pada tahun 1980-1990-an, dimana Gugum Gumbira menciptakan tari lainnya seperti Toka-toka, Setra Sari, Sonteng, Pencug, Kuntul Man gut, Iring-firing Daun Puring, Rawayan dan Tari Kawung Anten. Dari taritarian tersebut muncul beberapa penari Jaipongan yang handal antara lain Iceu Effendi, Yumiati Mandiri, Miming Mintarsih, Nani, Erna, Mira Tejaningrum, Ine Dinar, Ega, Nuni, Cepi, Agah, Aa Suryabrata dan Asep Safaat. Dewasa ini Tari Jaipongan boleh disebut sebagai salah satu identitas kesenian Jawa Barat, hal ini nampak pada beberapa acaraacara penting yang berkenaan dengan tamu dari negara asing yang datang ke Jawa Barat, maka disambut dengan Tari Jaipongan. Demikian pula dengan misi-misi kesenian ke mancanegara senantiasa dilengkapi dengan Tari Jaipongan. Tari Jaipongan banyak mempengaruhi kesenian-kesenian lain yang ada di masyarakat Jawa Barat, baik pada seni pertunjukkan

Page 13: Seni Tradisional Unggulan Jabar · Seni Tradisional Unggulan Jabar 2 Jumlah pemain angklung antara satu orang sampai banyak orang bahkan bisa dimainkan pada kelompok 50 orang sampai

Seni Tradisional Unggulan Jabar 13

wayang, degung, genjring/terebangan. kacapi jaipong dan hampir semua pertunjukkan rakyat maupun pada musik dangdut modern yang dikolaborasikan dengan Jaipong menjadi kesenian Pong-Dut. (Sumber : www.westjavatourism.com). Istilah Pencak silat terdiri dari kata majemuk yaitu Pencak dan Silat walaupun ada yang mengartikan berbeda namun pada umumnya sama yaitu seni beladiri yang tumbuh dan berkembang di Indonesia saat ini Penca silat juga diklaim sebagai beladiri khas Melayu yakni Indonesia Malaysia dan Brunei Darusalam Istilah Pencak pada umumnya digunakan oleh masyarakat di Pulau jawa, madura dan Bali. Aliran Pencak Silat yang bersal dari Jawa barat adalah Cimande, Cikalong, sabandar dan sera. Dari aliran tersebut terangkum dalam suatu sistem yang utuh terdiri dari sejarah landasan sosiologis, strategi, taktik dan teknik. benerapa perguruan pencak silat diantaranya Tajimalela, Mande muda, Manderaga, Pager kencana dll. Aliran pencak silat di tatar Sunda terdiri dari: Aliran Cimande : Pendiri/ pencipta dari aliran ini biasa dipanggil Ayah kahir sering juga dipanggil embah Kaer/ Eyang Khoer. Sekitar tahun 1760 beliau mulai memperkenalkan kepada murid- muridnya oleh karna itu ia dianggap sebagai pendiri

penca silat aliran Cimande walaupun pada sejarahnya belum terunggkap secara jelas Embah Kaer yang menciptakan jurus-jurus tersebut. Menurut catatan sejarah dalam naskah Kidung Sunda disebutkan bahwa pada jaman Kerjaan Padjajaran sudah terdapat 7 Penca Silat. Sisislah para tokoh Cimande diantaranya : Embah Kahir, Embang Rangga, Embah Ace Naseha, Embah Haji Abdul Shamad, Embah Haji Idris, Embah Hajo Ajid, Embah haji Zarqasih, Haji Niftah , Haji, R. A Sutisna. Aliran Cikalong : Sejarah perkembangan aliran Cikalong ( Raden Ateng ) dalah salah satu seorang putra Bupati yang sangat tertarik dengan Pencak Silat yang juga pernah menjadi murid Abah Kahir.Pembinaan fisik dan penggunaan rasa ekspresi banyak persamaanya hanya penggunaanya yang berbeda pada pencak silat dalah olah tubuh dari rasa yang digunakan berdiri sedangkan tari sebagai media ekspresi melahirkan gerak yang menggunakan keindahan nyang dilahirkan oleh jiwa para seniman. Pencak silat sebagai tari dan sebagai kebutuhan estetika / keindahan seni istilah pencak silat di tatar Sunda dikenal dengan istilah buah dan Eusi dan Kembang / ibing penca. contoh ibing pencak yang bersumber dari beladiri cimande adalah tepak dua salancar ( Cimande Tari kolot) Tepak dua sorongdayung, tepak dua buangkelid, tepak dua kampung baru bdan tarian bersumber pada Cimande . Cimande biasanya dibawakan dengan irama tepak dua temponya ancak ( lambat) namun ada yang beraliran irama Paleredan ibingnya bersumber pada aliran Cikalong yang pada umumnya menggunakan irama tepak tilu temponya cepat ( gancang ). Tepak tilu Cikalong dan tepak Tilu jalamuka dari aliran tersebut banyak kereografi dari aliran Cimande, Cikalong dan sabandar . Karawitan Penca terdiri dari 2 buah kendang besar dan 2 buah kandang kecil ( kulanter) kendang bertugas mengisi gerak serta

Page 14: Seni Tradisional Unggulan Jabar · Seni Tradisional Unggulan Jabar 2 Jumlah pemain angklung antara satu orang sampai banyak orang bahkan bisa dimainkan pada kelompok 50 orang sampai

Seni Tradisional Unggulan Jabar 14

mengatur tempo sedangkan terompet sebagai melodi , gong kecil sebagai pengatur irama . Jenis Irama pada dasarnya ada empat yaitu : 1. Tepak Dua 2. Tepak Tilu 3. Golempang 4. Padungdung Nama lagu dalam penca Tepak Dua, Kembang Gadung, Ayun Ambing, Polos, Gedong Kulon, Tunggul Kawung, Bata Rubuh, Kidung, Sorong Dayung sedangkan Tepak Tilu Ucing-ucingan, Kembang Beureum, Bardin, Sintren, Papare, Bendrong Petit, Gendu, Kapuk Kapas, Garungan, Joher, Maniang, Kacang Asin Oyong-oyong bangkong, Ciwaringin, Mainang. Pleredan, Ayun ambing, Bela Pati, Sasalimpetan, Buah Kawung Karawang, Gendu, Gaya, Sari, Kembang Beureum, Padungdung, Banon Dari, Kidung, Koleran, Lengleang, Ceurik Rahmana. Di Kabupaten Bandung tercatat hampir 38 grup pencak silat yang tersebar ditiap Kecamatan dan desa- desa diantaranya grup Panglipur , Pusaka Sinar muda, sari kencana , Sinar pusaka , mekar kencana , wargi medal , purwa panghegar , galur sawargi , putra kiwari , tali kencana dll.

Menyebaran agama Islam di Jawa Barat yang dibawa para Wali berkembang seiring dengan berkembangnya bentuk seni Islam terdiri dari seni vokal dan tari, seni drama/ teater, kaligrafi dan arsitektur Islam. Alkulturasi budaya Islam dengan budaya Hindu dan animisme menghasilkan beberapa bentuk seni pertunjukan yang khas. Seni musik Islami di Indonesia ialah permainan rebana/ terebangyang tersebar di seluruh Indonesia. Seni vokal biasanya dimasukan ke seni musik karena lagu-lagu pujian yang dilantunkan sering diiringi musik / lagu-lagu yang dinyanyikan untuk menyebarkan Agama Islam yang diambil dari Kitab Berjanji. Kesenian Terbang tumbuh dilingkungan Masyarakat dan lingkungan masyarakat dan diakui sebagai kesenian Rakyat kesenian rakyat, kesenian terebang disebut juga dengan Terebang Gede, Terebang gebes, terebang ageung dll. di Kab Bandung tepatnya di Desa Karang Kecamatan Paseh masyarakat masih mengadakan upacara untuk menghindari malapetaka dengan mengadakan kesenian terebang yang khas dan unik yang diturunkan dari generasi ke generasi. Dengan bergesernya kesenian terebang menjadi hiburan yang lebih luas maka kesenian tersebut mengalami perubahan alat musik dan lagu-lagu nya, penambahan alat musik seperti

Page 15: Seni Tradisional Unggulan Jabar · Seni Tradisional Unggulan Jabar 2 Jumlah pemain angklung antara satu orang sampai banyak orang bahkan bisa dimainkan pada kelompok 50 orang sampai

Seni Tradisional Unggulan Jabar 15

kendang , terompet, goong bahkan alat musik moderen seperti organ dan gitar lagu yang asalnya bernafaskan Islam bergeser menjadi lagu rakyat seperti lagu botol kecap , tepang sono , buah kawung , ayun ambing , kukupu hiber dll juga menjadi lagu npop Sunda seperti lagu botol kecap dll Gerak tari dalam kesenian terebang buhun diantaranya mengambil gerak-gerak pencak silat dan gerak keseharian . kostum terebang buhun memakai celana pangsi , baju kampret, iket bentuk bebas. nama alat musik kesenian terebang di setiap daerah berbeda seperti daerah Paseh Majalaya terebang paling besar terebang brung , terebang yang ke 2 disebut terebang

Kempring terebang ke 3 disebut terebang prok terebang ke 4 disebut terebang gembrung lagu - lagu dalam terebang diantaranyari pupujian yang bersumber dari AL QURAn seperti :

Shalawat nabi

Asalamu

Yakaphi

Abi Bakri

Ya Nabi

Wulidan Di Kab Bandung seni terebang tersebar melalui pesantren dan di luar Pesantren berjumlah kira - kira 20 grup yang ada di Kecamatan dan Desa dintaranya grup pusaka Sawargi , Al Huda, Gentra Pusaka Iswani Sekar, Sari Mekar dll.Perkembangan seni terebang yang ada sekarang biasanya diselingi dengan acara Debus.

Ibing Tayub berubah menjadi Ibing Keurseus,seorang pelopornya adalah kerabat Kabupaten Sumedang yaitu R.Gandakusumah yang di kenal dengan Aom Doyot, yang pada waktu itu menjadi Camat Leuwiliang,Bogor, salah satu penganut gaya Aom Doyot adalah R.Sambas Wira kusumah,yang juga masih kerabat Kabupaten Sumedang.Baik susunan maupun patokannya lebih di tingkatkan lagi oleh R.Sambas Wirakusumah, sehingga lebih mudah untuk di sebar luaskan, oleh karena itu muncullah tari Keurseus.Tari Keurseus disususn oleh R. Sambas Wirakosoemah diajarkan di Cursukan di sekolah-sekolah menak ( sekolah kaum priyai) karena seorang pejabat dituntut untuk bisa menari tarian keurseus mempunyai tingkat -tingkat dengan embat (tempo) masing-masing : lelenyepan ( lenyep/ liyep )bertempo sedang dengan karakter tari ladak / lanyap ( tangkas/ lincah) Monggawa bertempo gancang ( cepat) dengan karakter gagah dan kuat dan ngalana berte,po gancang ( sangat cepat ) dengan karakter gagah dan kuat. Tingkatan tersebut berhubungan dengan watak gerak dan lagu /musik tari gerakan tersebut mempunyai nama yaitu gerak adeg-adeg, sembahan, sila mando, selut, baplang, gendut, jangkung ilo, gedig, minced layer, tindak tilu, langkah 4 engkeg gigir dlll.gamelan yang dipakai ialah gamelan pelog/ salendro dengan sinden. Pakaian

Page 16: Seni Tradisional Unggulan Jabar · Seni Tradisional Unggulan Jabar 2 Jumlah pemain angklung antara satu orang sampai banyak orang bahkan bisa dimainkan pada kelompok 50 orang sampai

Seni Tradisional Unggulan Jabar 16

tari keurseus sama dengan tari tayub ialah pakaian menak pd masa itu yaitu pakaian dengan model takwa tutup, parangwadana / jas buka. Sinjang yg dipakai sinjang motif terbuat dari kain batik yang ada di priangan / Cirebon dan tutup kepala model ikat lohen ( polontosan ) / bendo citak yang dihiasi bros , keris biasanya diselipkan di pinggang bagian belakang solder ( selendang ) diselipkan antara keris dan banten ( sabuk ) tari keurseus mempunyai ciri khas sehingga sebagai bahan pengembangan tari-tari Sunda yang berpola tradisi.

Di Priangan diperoleh keterangan bahwa Tayuban sampai abad ke 20 popularitasnya cukup tinggi , data tertulis mengenai popularitas Tayuban muncul pada masa Bupati Sumedang ke 18 yaitu pangeran Kusuma Adinata ( 1836-1882) di Kabupaten Bandung sendiri tari Tayub sangat digemari pada Pemerintahan Bupati R.A.A. Martanegara (1893-1919) kemudian R.A.A. Wiranatakusumah yang juga sangat menggemari tari tayub. Gerak tarian pada Tayub menari menurut keterampilan para penarinya masing-masing denga istilah gerak bebas asal sesuai dengan irama gamelan yang mengiringinya biasanya susunannya tidak menetap karena struktur koeografinya ( susunan gerak tari) ibing tayub mempunyai patokan gerak- gerak seperti bukaan/adeg-adeg, jangkung Iilo, aced, mincid, keupat, engkek gigir, galayar dan baksaan.

Page 17: Seni Tradisional Unggulan Jabar · Seni Tradisional Unggulan Jabar 2 Jumlah pemain angklung antara satu orang sampai banyak orang bahkan bisa dimainkan pada kelompok 50 orang sampai

Seni Tradisional Unggulan Jabar 17

Asap pedupaan masih mengepul di antara nayaga saat seorang ronggeng (penari) wanita dengan mengenakan toka-toka, apok, kebaya, sinjang dan ampreng dengan warna cerah kuning, hijau dan merah setengah membungkuk pertanda memberi salam muncul dari balik tirai. Selangkah kemudian mulai melakukan gerakan dengan tangan dikembangkan dan kaki setengah maju mundur beberapa gerakan dasar tarian pembuka semisal rapat nindak, tenggang rapat, pakbang dan blongter dilakukannya dengan sangat baik. Terkadang ayunan badannya yang luwes diiringi senyum simpul godaan para nayaga yang tepat berada di balik tirai. Sejurus kemudian sang penari membalikkan badannya membelakangi penonton dengan tidak henti-hentinya menggoyangkan bagian pinggulnya. Diambilnya topeng berwarna putih sebagai tarian topeng pembuka dari tiga tarian yang akan dimainkannya dalam tarian Topeng Tunggal. Sepuluh pemusik mengiringi dengan rebab, kecrek, kulanter, ketuk, gendang, goong, bende, berikut seorang sinden dan tiga penari yang menunggu giliran tampil. Mereka tergabung dalam Paguyuban Kesenian Tradisional Topeng Cisalak Grup Kinang Putra pimpinan Dalih Jioen, satu dari sekira delapan paguyuban Topeng Cisalak yang masih bertahan di Depok.

Setelah beberapa saat menimang - nimang dengan tangan kirinya, dikenakannya topeng berwarna putih tersebut. Topeng Panji yang melambangkan kelembutan tersebut dibawakannya lewat tarian yang lemah lembut. Konon, kelembutan tarian topeng itu sekaligus sebagai tarian untuk menyambut penonton setiap pegelaran tari topeng Cisalak maupun Topeng Betawi. Usai mengenakan topeng Panji, sang penari pun kembali berbalik membelakangi penonton. Ditaruhnya topeng tersebut dan dikenakannya topeng berwarna merah muda (topeng Sanggah). Gerakan penari terlihat lebih atraktif dan agresif. Demikian halnya dengan para nayaga memainkan musik pengiring dengan intonasi yang makin naik dan menanjak. Sikap beringas dan kasar saat topeng yang dikenakan berwarna merah menyala (topeng jingga) bermotif raksasa dengan lagu pengiringnya Gonjing. Gerakan tangan lentik berubah menepal diacungkan ke atas, sementara gerakan kakinya terbuka memasang kuda-kuda hingga musik kembali mengalun dan penari kembali ke balik tirai diganti tiga penari lainnya yang memainkan tarian Ajeng di sambung tarian Lipet Gandes dan ditutup bodoran. Menyaksikan rangkaian pagelaran Topeng Cisalak tidak ubahnya menyaksikan Topeng Banjer dari Karawang atau Topeng Bekasi yang biasa disebut Topeng Betawi. Pada umumnya mereka mengawali pertunjukan dengan tiga tahapan meliputi tahapan persiapan, pelaksanaan dan penutup.

Page 18: Seni Tradisional Unggulan Jabar · Seni Tradisional Unggulan Jabar 2 Jumlah pemain angklung antara satu orang sampai banyak orang bahkan bisa dimainkan pada kelompok 50 orang sampai

Seni Tradisional Unggulan Jabar 18

Dalam pagelaran Topeng Cisalak, tehapan pertama diawali dengan melakukan pemasangan spanduk dan tirai tertanda identitas rombongan yang akan menggelar pertunjukkan. Sementara di atas panggung dilakukan penataan waditra (alat musik) di bawah panggung sejumlah penari dan lakin acara berias diri. Tahapan kedua yaitu tahapan pelaksanaan diawali dengan ngukus dan sesaji yang dilakukan di depan waditra bende seusai azan magrib berkumandang. Sesaji yang disediakan berupa kemenyan dan serutu untuk dibakar, tujuh macam minuman (seperti teh, kopi, air putih), tujuh macam bunga, rujakan, beras, perawanten, nasi dan bakakak ayam. Dalam prosesi tersebut waditra rebab, kendang dan goong dikukusi dengan harapan pertunjukan berjalan lancar. Sementara waditra bende di perlakukan secara khusus dengan di beri air kembang tujuh macam. Biasanya pada acara ini banyak pedagang maupun warga yang memberikan air untuk mendapat berkah disertai memberikan sejumlah uang ala kadarnya. Pedagang pada umumnya mengharapkan keuntungan yang berlimpah pada saat berdagang malam itu. Sementara sejumlah warga umumnya menggunakan air dengan maksud untuk diminumkan kepada anak-anaknya dengan maksud agas cepat jalan, bicara atau pintar.

Tahapan berikutnya adalah pelaksanaan yang diawali dengan memukul goong sesuai hari pementasan. Untuk hari Sabtu goong dipukul 9 kali, Jumat 6 kali, Kamis 8 kali, Rabu 7 kali, Selasa 3 kali, Senin 4 kali dan Minggu 5 kali diikuti tatalu berupa permainan semua waditra tanpa irama. Kemudian disambung tembang/kawih bubuka yang biasanya berupa arang-arang yang disambung dengan Tari Topeng tunggal yang dimainkan ronggeng topeng. Disambung tari Lipet Gades, tarian pasangan antara ronggeng topeng dengan penari bodor dilanjutkan dengan acara bodoran sebagai bagian penutup. Dikatakan Dalih Jioen salah seorang tokoh Topeng Cisalak yang masih hidup, dulunya masih banyak yang nanggap, Topeng Cisalak pimpinan orang tuanya Jioen bin Dorak sering berkeliling di kawasan Jakarta, Bekasi, Bogor dan Tanggerang, bahkan terkadang sampai Karawang. "Biasanya di masa paceklik mau tidak mau kita keliling perkampungan untuk sekedar nyari uang." Dalih sisela-sela pegelaranTopeng Cisalak, Sabtu pekan lalu di Cimanggis Depok.

Page 19: Seni Tradisional Unggulan Jabar · Seni Tradisional Unggulan Jabar 2 Jumlah pemain angklung antara satu orang sampai banyak orang bahkan bisa dimainkan pada kelompok 50 orang sampai

Seni Tradisional Unggulan Jabar 19

Nama Topeng Cisalak sendiri diberi orang tuanya berdasarkan tempat menetap dan kesenian topeng berkembang saat itu di Kampung Cisalak, Cimanggis Depok Jawa Barat. Padahal pertama kali muncul tahun 1918 Topeng Cisalak bernama topeng Kinang oleh dua pelopornya Djioen dan Mak Kinang. Karena latar belakang pelopornya merupakan pemain Topeng Ubrug, maka Topeng Cisalak banyak dipengaruhi Topeng Ubrug. Topeng Ubrug sendiri merupakan pemisahan dengan Topeng Blantek yang artinya topeng yang tidak beraturan atau tidak sama persis dengan topeng aslinya. Secara administratif Kecamatan Cimanggis berada di wilayah Depok sebelah timur. Luas wilayah sebesar 12.111.596 Ha, Kec. Cimanggis terbagi dalam 13 kelurahan yaitu Kelurahan Cilangkap, Tugu, Cisalak Pasar, Sukatani, Cimpaeun, Leuwinanggung, Pasir Gunung Selatan, Jati Jajar, Tapos, Sukamaju Baru, Mekar Sari, Harja Mukti dan Curug. Namun pada kenyataannya Topeng Cisalak seringkali disebut sebagai Topeng Betawi sebagaimana dikatakan Mandra, Ibeng, Mastur dan sejumlah putra Bokir dan Dalih yang merupakan generasi ketiga Topeng Cisalak. Hal ini tidak dapat dibantah kalau topeng Cisalak masuk dalam lingkup Budaya Betawi. "Meskipun nyanyian dan waditra yang dipergunakan asli Sunda tapi dialek yang dimainkan lebih banyak Betawinya dan juga Tionghoa atau Betawi Ora (Betawi Pinggiran) di mana seni topeng berkembang," ujar Dalih. Di Betawi sendiri pada waktu itu terdapat tiga jenis seni topeng, yaitu Topeng Ubrug, Topeng dan Topeng Blantek.

Topeng Ubrug merupakan seni topeng yang menampilkan teater tradisional Betawi dengan diiringi waditra terompet, kendang, biang (rebana besar) dan kempul. Seluruh pemainannya adalah pria yang menyajikan tarian, nyanyian, lawakan, akrobatik dan sulap. Sementara kesenian Topeng merupakan kesenian tradisional Betawi pinggiran yang mengandung unsur tari, musik dan seni rupa. Kesenian ini berkembang di kawasan Gandaria, yang menampilkan topeng putih, kuning dan jingga. Sedangkan Topeng Blantek merupakan pengembangan dari Topeng yang didirikan oleh Naim putra pertama Djioen. Topeng Blantek mempunyai arti tidak beraturan, tidak kesampaian menirukan topeng aslinya. Kini kondisi para seniman Topeng semakin mengkhawatirkan. Selain kurang minatnya generasi penerus akan seni tradisi leluhur mereka juga tidak mendapat dukungan dari pihak pemerintah. " Anehnya kalau di luar negeri kita benar-benar disanjung, kok di negeri sendiri sampai hanya dilihat sebelah mata bahkan mungkin tidak sama sekali," ujar Dalih. Suatu kondisi yang benar-benar memprihatinkan. Sumber:www.sundanet.com

Page 20: Seni Tradisional Unggulan Jabar · Seni Tradisional Unggulan Jabar 2 Jumlah pemain angklung antara satu orang sampai banyak orang bahkan bisa dimainkan pada kelompok 50 orang sampai

Seni Tradisional Unggulan Jabar 20

Tayuban konon lahir di lingkungan kraton dan digunakan untuk menghormati tamu-tamu agung juga digunakan untuk acara-acara penting seperti pelakrama agung (perkawinan keluarga Sultan), tanggap warsa, peringatan ulang tahun, papakan, atau sunatan putra dalem. Tayuban kemudian menyebar dan berkembang di masyarakat dengan pengaruh negatif baik datangnya dari luar maupun dari dalam. Waditra yang digunakan adalah laras pelog, gendang, bedug, saron, bonang dsb. Wiyaga berjumlah 15 orang. Busana Wiyaga bendo, baju taqwa, kain batik dan celana sontok. Busana Ronggeng kembang goyang, melati suren, sanggung bokor, cinatok, sangsangan, krestagen dan alat perhiasan. TARI KLASIK Tari klasik adalah salah satu jenis tarian yang berkembang pada zaman kejayaan Kesultanan Cirebon. Secara garis besar Tari Klasik ada 3 jenis : 1. Tari Tradisional (tari Baksa, Sintren, Lais dsb) 2. Tari Klasik Cirebon (tari topeng, Ludaya, lengep, gatot kaca,

dsb.) 3. Tari Kreasi Modern (tari Merak, Kijang, Kupu kap, dsb.)

Waditra yang digunakan kendang, saron, penerus, bonang, jengglang, tutukan gong, dsb. Daerah penyekarannya terutama di lingkungan Kraton Kesepuhan Cirebon Daerah Wilayah III. Fungsi kesenian sebagai hiburan untuk menghormati tamu-tamu agung atau dalam resepsi kenegaraan. TARI TOPENG TUMENGGUNG MAGANG DIRAJA DAN JINGGANANOM GAYA LOSARI Kedua tarian ini berkarakter putra bersifat gagah dengan ciri-ciri kualitas tenaga kuat dan jangkauan ruang yang luas dengan tempo cepat. Gending yang mengiringi tari Tumenggung Magang Diraja adalah Gending Tumenggung atau Barlen, sedangkan tari Jinggananom diiringi dengan musik Bendrong.

Page 21: Seni Tradisional Unggulan Jabar · Seni Tradisional Unggulan Jabar 2 Jumlah pemain angklung antara satu orang sampai banyak orang bahkan bisa dimainkan pada kelompok 50 orang sampai

Seni Tradisional Unggulan Jabar 21

Tari topeng Cirebon adalah salah satu tarian di tatar Parahyangan. Tari Topeng Cirebon, kesenian ini merupakan kesenian asli daerah Cirebon, termasuk Indramayu dan Jatibarang. Disebut tari topeng, karena penarinya menggunakan topeng di saat menari. Tari topeng ini sendiri banyak sekali ragamnya, dan mengalami perkembangan dalam hal gerakan, maupun cerita yang ingin disampaikan. Terkadang tari topeng dimainkan oleh saru penari tarian solo, atau bisa juga dimainkan oleh beberapa orang. Jenis Salah satu jenis lainnya dari tari topeng ini adalah tari topeng kelana kencana wungu merupakan rangkaian tari topeng gaya Parahyangan yang menceritakan ratu Kencana wungu yang dikejar-kejar oleh prabu Minakjingga yang tergila-tergila padanya. Pada dasarnya masing-masing topeng yang mewakili masing-masing karakter menggambarkan perwatakan manusia. Kencana Wungu, dengan topeng warna biru, mewakili karakter yang lincah namun anggun. Minakjingga (disebut juga kelana), dengan topeng warna merah mewakili karakter yang berangasan, tempramental dan tidak sabaran. Tari ini karya Nugraha Soeradiredja.

Perkembangan Gerakan tangan dan tubuh yang gemulai, serta iringan musik yang didominasi oleh kendang dan rebab, merupakan ciri khas lain dari tari topeng. Kesenian Tari Topeng ini masih eksis dipelajari di sanggar-sanggar tari yang ada, dan masih sering dipentaskan pada acara-acara resmi daerah, ataupun pada momen tradisional daerah lainnya. Salah satu maestro tari topeng adalah Mimi Rasinah, yang aktif menari dan mengajarkan kesenian Tari Topeng di sanggar Tari Topeng Mimi Rasinah yang terletak di desa Pekandangan, Indramayu, Indramayu.[1] Sejak tahun 2006 Mimi Rasinah menderita lumpuh, namun ia masih tetap bersemangat untuk berpentas, menari dan mengajarkan tari topeng hingga akhir hayatnya, Mimi Rasinah wafat pada bulan Agustus 2010 pada usia 80 tahun. Kuda Renggong Kuda Renggong atau Kuda Depok ialah salah satu jenis kesenian helaran yang terdapat di Kabupaten Sumedang, Majalengka dan Karawang. Cara penyajiannya yaitu, seekor kuda atau lebih di hias warna-warni, budak sunat dinaikkan ke atas punggung kuda tersebut, Budak sunat tersebut dihias seperti seorang Raja atau Satria, bisa pula meniru pakaian para Dalem Baheula, memakai Bendo, takwa dan pakai kain serta selop.

Page 22: Seni Tradisional Unggulan Jabar · Seni Tradisional Unggulan Jabar 2 Jumlah pemain angklung antara satu orang sampai banyak orang bahkan bisa dimainkan pada kelompok 50 orang sampai

Seni Tradisional Unggulan Jabar 22

Di depan rombongan Kuda Renggong ada seorang Pelatuk, yaitu saiah seorang pemain Kuda Renggong, yang bertindak sebagai penunjuk jalan dan pimpinan koordinator firing-iringan tersebut. Tetabuhannya berupa Kendang besar, Goong,Tarompet, Genjring atau Terbang Gede atau Dulag, bahkan disertakan pula Sinden dan beberapa penari laki-laki dan perempuan. Maka arak-arakan tersebut berjalan menurut arah yang telah ditentukan sebelumnya.

Kuda Renggongnya bergerakgerak seperti menari, karena sudah terlatih dan terbiasa mendengar tetabuhan. Gerakannya seirama dengan bu:nyi yang dimainkan. Apabila iramanya lambat, Kuda Renggong akan menggerakan tubuhnya dengan lambat pula, begitu pula apabila iramanya cepat Kuda Renggong akan menggerakan tubuhnya dengan cepat pula.

Gerakanya selain gerakan kaki Kuda yang berjingkrak-jingkrak, juga kepala Kuda Renggong pun ikut pula terangguk-angguk. Di depan atau di pinggir Kuda Renggong ada beberapa penari, baik dari rombongan Kuda Renggong sendiri maupun dari para penonton atau kerabat yang punya hajatan. Mereka dengan suka citanya ikut berjoget atau menari sebisanya, dan hal inilah yang menambah semaraknya pertunjukkan Kuda Renggong.

Konon pemeiiharaan kuda untuk Kuda Renggong sangat diutarnakan. Selain diberi makan rumput, ongok juga diberi madu, susu, dan telur. Surai nyapun dipelihara dengan baik pula, diuntun dengan memakai pita serta dipasangkan perhiasan yang cerah dengan warna-warni yang indah.*** Source : www.westjava-indonesia.com

Keseniaan Sisingaan merupakan salah satu kesenian daerah yang sampai sekarang masih berkembang dengan baik di daerah Subang, bahkan kesenian ini sudah terkenal sampai ke manca negara. Kesenian Sisingaan telah dimainkan oleh rakyat Subang pada saat melawan penjajahan dulu sebagai symbol pelecehan terhadap penjajah, yang pada waktu itu adalah negara agraris. Dimana lambang negara itu adalah Singa atau Negara yang ditakuti yang dinaiki oleh seorang anak kecil diatas punggungnya yang melambangkan bahwa rakyat Subang tidak takut melawan penjajahan pada saat itu. Sekarang kesenian sisingaan dimainkan untuk acara-acara khusus seperti penerimaan tamu kehormatan, acara khitanan anak dan sebagainya. Setiap tahunnya diadakan Festival Sisingaan yang diikuti oleh semua Kecamatan yang ada di Subang untuk memeriahkan acara peringatan hari jadi Kabupaten Subang pada tanggal 5 April.

Page 23: Seni Tradisional Unggulan Jabar · Seni Tradisional Unggulan Jabar 2 Jumlah pemain angklung antara satu orang sampai banyak orang bahkan bisa dimainkan pada kelompok 50 orang sampai

Seni Tradisional Unggulan Jabar 23

Kesenian Lais Diambil Dari Nama Seseorang Yang Sangat Terampil Dalam Memanjat Pohon Kelapa Yang Bernama ‘Laisan” yang sehari – hari dipanggil Pak Lais. Atraksi yng ditontonkan mula-mula pelais memanjat bambu lalu pindah ke tambang sambil menari-nari dan berputar di udara tanpa menggunakan sabuk pengaman, sambil diiringi tetabuhan seperti dog-dog, gendang, kempul dan terompet. Kesenian ini sudah ada sejak Jaman Penjajahan Belanda. Kesenian ini merupakan sebuah kesenian pertunjukan akrobatik dalam seutas tali sepanjang 6 meter yang dibentangkan dan dikaitkan diantara dua buah bamboo dengan ketinggian 12 sampai 13 meter. Kesenian Lais di ambil dari nama seseorang yang sangat terampil memanjat pohon kelapa yang bernama ”Laisan” yang sehari-hari di panggil Pak Lais. Lais ini sudah dikenal sejak zaman penjajahan Belanda, tempatnya di Kampung Nangka Pait, Kec. Sukawening. Atraksi yang di tontonkan mula-mula pelais memanjat bambu lalu pindah ke tambang sambil menari-nari dan berputar di udara tanpa menggunakan sabuk pengaman dengan diiringi musik reog, kendang penca, dog-dog dan terompet.

Page 24: Seni Tradisional Unggulan Jabar · Seni Tradisional Unggulan Jabar 2 Jumlah pemain angklung antara satu orang sampai banyak orang bahkan bisa dimainkan pada kelompok 50 orang sampai

Seni Tradisional Unggulan Jabar 24

Lais Lais merupakan suatu jenis pertunjukan rakyat di Jawa Barat yang mirip akrobat Tetapi, karena kegiatan apa pun dalam masyarakat Sunda tradisional ini selalu tidak lepas dari kepercayaan penduduknya, maka keterampilan akrobatik yang dilakukan oleh pemain-pemain lais itu pun dipercaya mendapat bantuan gaib. Selain itu, tentu saja lais juga diberi nafas seni dengan dimasukkannya tetabuhan dan dilantunkannya lagu-lagu selama pertunjukan. Pertunjukan lais terutama mempertontonkan keterampilan satu atau dua orang pemain lais yang berjalan atau duduk di atas tali tambang yang direntangkan di antara dua ujung bambu. Tali tambang tersebut selalu bergoyang dan bambunya pun bergerak-gerak selagi menyangga beban dan gerakan pemain lais tersebut. Lais terdapat di Kabupaten Sumedang, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Cirebon dan Bandung. Lais dapat disaksikan pada acara-acara kenegaraan, hajatan, pernikahan ataupun khitanan. Cara penyajian pertunjukan lais dilakukan dengan terlebih dahulu memancangkan dua leunjeur (batang) awi gombong (bambu berbumbung besar) di tanah serta merentangkan tali tambang pada kedua ujung bambu tersebut. Tali tambang kemudian diikatkan pada kedua ujung bambu yang dipancangkan tersebut lalu tetabuhan pun dibunyikan sebagai pembukaan juga sebagai pemberitahuan bahwa permainan akan segera dimulai. Hal ini dilakukan untuk mengundang penonton dan sebagai pemanasan suasana. Ketika permainan dimulai, sang dukun (pawang) lais pun siap dengan perlengkapan upacaranya, yaitu sesajen (sesajian) dan

pedupaan (kukusan). Bersamaan dengan bunyi tetabuhan, dibakarlah kemenyan dalampedupaan tadi serta mantera-mantera pun dibacakan. Upacara ini dimaksudkan agar si pemain lais diberi kekuatan, kelincahan, keterampilan serta keselamatan di dalam permainannya. Busana yang dikenakan oleh pemain lais yaitu busana yang biasa dipakai oleh wanita seperti kain dan kebaya, terutama pemain lais di Priangan. Dengan langkah gemulai, pemain lais yang menurut kepercayaan mulai kemasukan roh gaib itu menari-nari mendekati salah satu tiang bambu. Ia menyelipkan sebuah payung di pinggangnya. Pada saat itu terjadilah percakapan antara pemain lais dan pawang. Percakapannya yaitu sebagai berikut: Pawang: “Rek ka mana, Nu Geulis?”(Mau ke mana, Cantik?) Si Lais : “Apan rek ulin.” (Kan mau main.) Pawang: “Nyandak naon?” (Membawa apa?) Si Lais : “Ieu payung bisi panas jeung duwegan bisi halabhab.” (Ini payung kalau-kalau kepanasan dan kelapa muda kalau-kalau kehausan. Pawang: “Pek atuh geura amengan.” (Silakan kalau mau main) Sambil menari lagi, Si Lias terus mendekati tiang bambu lalu dengan cekatan memanjat tiang bambu tersebut seperti seekor kera. Cara memanjatnya yaitu dengan tidak merapatkan tubuh ke ke batang bambu, melainkan dengan menggunakan tangan dan kakinya.

Page 25: Seni Tradisional Unggulan Jabar · Seni Tradisional Unggulan Jabar 2 Jumlah pemain angklung antara satu orang sampai banyak orang bahkan bisa dimainkan pada kelompok 50 orang sampai

Seni Tradisional Unggulan Jabar 25

Ketika Si Lais memanjat batang bambu, tabuhan pengiring dibunyikan semakin keras sampai Si Lais tersebut mencapai puncak batang bambu. Setelah sampai pada tali tambang yang direntangkan, kemudian Si Lais pun duduk di ujung bambu dengan santai dan berleha-leha, lalu ia menyanyi namun hanya suara gumamnya saja tanpa kata-kata. Pawang yang berada di bawah bertanya lagi sambil menengadahkan kepalanya. Pawang : “Hey, Geulis, keur naon?” (Hey, Cantik, sedang apa?) Si Lais : “Apan ieu keur senang-senang!” (Kan ini lagi bersenang-senang.) Pawang : “Cing, Geulis, ngojay kawas bangkong.” (Cobalah, Cantik, kamu berenang seperi katak.) Si Lais : “Mangga,” sambil tersenyum Kemudian Si Lais pun menelungkup pada ujung bambu dan menekankan perutnya serta membuat gerakan seperti sedang berenang. Si Lais : “Aduh capejeung hanaang.” (Aduh ,saya capek dan haus). Si Lais kemudian duduk lagi pada ujung bambu, lalu membelah kelapa muda yang dibawanya dengan golok. Selain gerak-gerik Si Lais yang terampil itu, kelakuannya pun membuat hati penonton berdebar terutama para penonton wanita. Ketika Si Lais membelah kelapa muda, yang digunakan sebagai tahanan adalah lututnya dan air kelapa itu pun diminum sambil lalagedayan (berleha-leha atau berbaring dengan santai sambil bergoyang kaki). Setelah meminum habis air kelapa muda itu, Si Lais pun turun dengan cara menyusuri bambu dengan meluncur. Setelah sampai di bawah, Si Lais menari-nari dan golok yang dibawanya diletakkan di dekat para penabuh, kemudian ia naik kembali sampai ke puncak tiang bambu dan berdiri di sana. Ia

mengambil payung yang diselipkan di pinggangnya. Dengan menggunakan payung itu, ia meniti (berjalan) di atas tali tambang yang direntangkan tadi. Di tengah-tengah tambang tersebut ia menari, menyanyi dan mengayun-ayunkan badannya. Atraksi tersebut merupakan puncak dari permainan lais. Banyak diantara penonton yang menahan nafas dan ada pula yang berteriak karena merasa khawatir Si Lais jatuh terutama para penonton wanita. Si Lais berpura-pura memperlihatkan gerakan kalau ia terpelesest, sehingga membuat penonton menjadi histeris. Dalam kepura-puraannya itu ia berceloteh. “Aduuh …… Wah …… Awas,” dan … “La la la,” ia bernyanyi tak henti-hentinya. Setelah puas mempermainkan penonton, ia pun berjalan menuju ujung yang lain, kemudian sambil berdiri di ujung tersebut ia pun menari mengikuti irama tetabuhan dari bawah.

Page 26: Seni Tradisional Unggulan Jabar · Seni Tradisional Unggulan Jabar 2 Jumlah pemain angklung antara satu orang sampai banyak orang bahkan bisa dimainkan pada kelompok 50 orang sampai

Seni Tradisional Unggulan Jabar 26

Setelah selesai, Si Lais pun turun dengan cara meluncur. Tetabuhan dari bawah terus dibunyikan dan peniup terompet pun meniup tarompetnya dengan lagu-lagu yang riang. Hal ini dilakukan untuk memberikan waktu kepada pemain lais untuk beristirahat. Setelah selesai beristirahat, Si Lais pun kembali memanjat bambu tersebut. Ia memperlihatkan permainannya yaitu dengan berayun-ayun di tengah tambang dengan kaki tergantung. Sambil berjalan di atas tambang, ia membuka pakaian wanita yang dipakainya dengan ngorondang (merangkak). Setelah menyelesaikan pertunjukannya, ia pun turun kembali menyusuri tambang dan ini merupakan akhir dari pertunjukan lais Si Lais kemudian dibawa ke dalam rumah oleh pawang. Ketika keluar, Si Lais tersebut bersikap seperti biasa dan pakaiannya sudah diganti dengan pakaian biasa.

Pertunjukan lais memakan waktu setengah hari atau bahkan sehari penuh, tergantung kepada yang mengundangnya. Waditra yang digunakan untuk mengiringi pertunjukkan lais sama dengan waditra yang digunakan dalam kendang penca, tetapi ditambah dengan dogdog dan angklung. Para pemain lais terdiri dari laki-laki yang sudah dewasa sebanyak 6 orang, yaitu satu orang pemain lais, satu orang pawang yang kadang-kadang merangkap menjadi pimpinan lais dan yang lainnya adalah para penabuh. Permainan lais biasanya diadakan di arena terbuka seperti di lapangan atau alun-alun yang tempatnya dianggap luas untuk menancapkan tiang bambu dengan jarak 10-15 meter antara tiang bambu yang satu dengan tiang bambu yang lainnya. Pertunjukan lais bukan merupakan bagian dari suatu upacara. Oleh karena itu, dapat dipanggil setiap saat. Permainan lais ini diturunkan oleh keluarga ke setiap generasi penerusnya.

Page 27: Seni Tradisional Unggulan Jabar · Seni Tradisional Unggulan Jabar 2 Jumlah pemain angklung antara satu orang sampai banyak orang bahkan bisa dimainkan pada kelompok 50 orang sampai

Seni Tradisional Unggulan Jabar 27

Lais adalah pentas serupa sintren, tetapi penarinya laki-laki. Berbekal tekad dan bekal keturunan seniman sintren, Indah pun memantapkan hati. Dia belajar dengan tekun dalam sehari agar bisa semaksimal mungkin mementaskan sintren. “Belajarnya dua kali, malam dan pagi hari. Akhirnya, pentas berjalan lancar,” ujar Indah diamini Kursilah. Saat itu, “guru kilat” Indah adalah sang kakak, Didi Suhandi (40),yang telah sebelumnya sering berperan sebagai lais. Darah kesenian tradisional Cirebonan memang kental pada keluarga itu. Putra bungsu Kursilah, Diding Ruhandi, juga ambil bagian dalam pentas lais dan sintren, sebagai pemain musik. Kursilah mengatakan, meski sekarang banyak dimainkan anak-anak remaja, faktor keturunan berpengaruh penting dalam kesakralan pentas sintren. “Jika memang ada keturunan, latihan mudah dan hasilnya bagus,” ujarnya. Sebagai sesepuh Kelompok Suryanegara, Kursilah berusaha mendidik beberapa orang untuk menjadi sintren. “Sejauh ini

belum berhasil. Selalu ada kekurangan, seperti gerakan yang tidak luwes,” tuturnya. Oleh sebab itu, Kursilah maupun Indah mengatakan, tidak mudah mendidik seseorang menjadi sintren atau lais. Selain faktor keturunan, ketekunan juga harus dijalani seorang sintren dan lais. “Sebelum berhasil, calon harus puasa,” kata Diding Ruhandi, yang juga staf di Badan Komunikasi dan Pariwisata Kabupaten Cirebon. Sebagai pemain, Indah mengatakan ada unsur magis dalam pentas sintren. Tanpa unsur itu, sulit bagi seseorang-dalam kondisi terikat- ganti baju, dan mendandani muka dalam waktu singkat. Terlebih, aktivitas itu dilakukan dalam kurungan ayam yang ukurannya terbatas. “Untuk berdiri saja tidak bisa,” kata Indah, yang sehari-hari menjadi pengolah rajungan. Pegiat seni Indramayu, Acep Syahril, berpendapat, ada teknik tertentu yang bisa dipelajari dalam melepas tali dan berdandan. Namun, menurut Indah, setiap saat “menjadi” sintren, ia dalam kondisi setengah sadar. Kondisi itulah yang memungkinkan dirinya berdandan total dalam waktu sangat singkat, sekitar tiga menit. “Dalam kondisi normal, waktu segitu tidak cukup meski untuk ganti baju saja,” ujar Indah. Sintren “buhun” “Kursilah mengatakan, sejauh ini kelompoknya mempertahankan keaslian kesenian sintren. “Makanya dinamakan sintren buhun (kuno),” ujar Kursilah. Hal itu ditunjukkan dengan terbatasnya alat musik yang digunakan, hanya lima jenis, yaitu buyung kecil dan buyung besar, tutukan, kecrek, dan keneng. Selain mempertahankan keaslian, Kursilah juga membatasi jumlah pementasan, hanya untuk acara resmi. “Kami tidak melayani permohonan tampil pada acara hajatan,” ujarnya.

Page 28: Seni Tradisional Unggulan Jabar · Seni Tradisional Unggulan Jabar 2 Jumlah pemain angklung antara satu orang sampai banyak orang bahkan bisa dimainkan pada kelompok 50 orang sampai

Seni Tradisional Unggulan Jabar 28

Mereka tidak hanya tampil di Cirebon, tetapi juga di Bandung dan Jakarta. Sering tampil di depan tamu kabupaten membuat Indah merasa bangga. “Waktu ada acara yang dihadiri orang Mesir, mereka kagum dan sempat tidak percaya. Namun, setelah melihat ikatan talinya, mereka percaya,” kata Indah. Bila tampil dalam acara resmi, waktu pentas terbatas. “Paling setengah jam saja, padahal penonton ingin lebih lama,” kata Kursilah. “Padahal, bila pentas lebih lama, sawernya tambah banyak,” katanya. Sekali pentas, saweran bisa sampai jutaan rupiah. (LIS DHANIATI) Konon khabarnya Kesenian Sintren memiliki keunikan, keanehan dan keindahan. Hal tersebut terlihat dari penggunaan alat-alat musiknya yang terbuat dari tembikar atau gembyung dan kipas dari bamboo yang ketika ditabuh dengan cara tertentu menimbulkan suara yang khas. Menurut Bpk. Warnali (dh. Penilik Kebudayaan Kec. Indramayu Kota), istilah Sintren berasal dari dua kata, "Sinyo" dan "trennen". Sinyo yang berarti pemuda dan trennen artinya latihan, jadi pemuda-pemuda indramayuyang sedang berlatih kesenian. Cara memainkan sintren ini mirip dengan pertunjukan sulap, yaitu seorang penari perempuan yang awalnya menggunakan pakaian

sehari-hari setelah di masukan ke dalam kurungan sebesar kurungan ayam dan kemudian dimasukan busana tari ke dalam kurungan tersebut, maka dalam beberapa saat sipenari tersebut pakaiannya telah berubah menjadi pakaian tari khusus. Ketika proses pergantian pakaian "dupa" terus mengepul pertanda adanya dorongan magis dalam pertunjukannya. Setelah itu, dilakukan tari-tarian yang berbau magis hingga pertunjukan selesai. Kesenian ini sudah sangat jarang dan tidak setiap saat dijumpai pertunjukannya, karenanya kesenian ini dijadikan seni tradisional yang memilki ciri khas dan berkembang di wilayah Indramayu dan juga di Kabupaten Cirebon. Wayang Kulit adalah pertunjukan yang garapannya terdiri dari gabungan beberapa cabang seni (satu dengan yang lainnya saling menunjang, serempak dan harmonis). Sebagai pokok/penonjolan yang diutamakan memakai peraga wayang. Pagelaran wayang bersifat universal (gabungan dari beberapa seni). unsur yang melengkapi dalam garapan pertunjukan wayang adalah seni sastra, karawitan, drama, seni rupa dan seni pentas.