SENI LUKIS KARIKATUR KARYA GM. SUDARTA - Jurnal

9
Jimin Budiyono: Seni Lukis Karikatur Karya GM. Sudarta Volume 15 Nomor 2, Desember 2017 113 A. Pengantar Sosok seniman tumbuh di tengah masyarakat karena dedikasi dan pengabdiannya melalui kerja kreatif atau melalui karya seni yang diwujudkan. Kehadiran seniman dan karyanya adalah proyeksi dan refleksi atas kehidupan yang dijalani bersama lingkungan beserta masyarakat sekitar. Seni adalah karya cipta manusia yang diwujudkan di atas media dan dapat dinikmati keindahannya, yang tidak meninggalkan prinsip dan unsur atau kaidah-kaidah berkesenian, dengan tujuan Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19 Kentingan, Jebres, Surakarta, 57126 ISI Surakarta ABSTRACT “Seni Lukis Karikatur Karya GM. Sudarta.” This issue focuses on how the background of GM Sudarta’s caricature painting, why GM Sudarta painting is a caricature style and how the aesthetic forms of caricature paintings by GM Sudarta. The purpose of this research is to understand and explain the background of art caricature paintings by GM Sudarta, to understand and to explain the carikatural style GM Sudarta paintings, to understand and to explain and analyze the aesthetics of caricature paintings by GM Sudarta. The method or steps of this research use qualitative methods. Research location at GM Sudarta Cisarua painting studio, Bogor, West Java. Data is obtained through observation, interviews and documentation (archives). Data analy- sis uses the interaction of analysis and interpretation of analysis with Dharsono Sony Kartika’s art criticism approach, to find out the anesthetics using Monroe Beardsley’s aesthetic theory. The results of the research show the concern of the nation’s love of an artist (GM Sudarta) to the people, nation and country (Indonesia) which has just been hit by a moral crisis , full of ignorance of corruption and justice that has not been upheld, with the cry of the visual language “we are not too late” there is still time for improvement. Keywords: Background, Caricature, Aesthetics. untuk mencapai kepuasan lahir maupun batin. Seperti yang dijelaskan Agus Sachari bahwa seni (art) adalah hal-hal yang diciptakan dan diwujudkan oleh manusia, yang dapat memberi rasa kesenangan dan kepuasan dengan pencapaian rasa indah (Sachari, 2001 : 14). Seni lukis karikatur adalah karya cipta manusia yang diekspresikan di atas media dua di- mensional yang tidak meninggalkan prinsip dan unsur seni rupa, yang bergaya karikatur yakni mengutakan penonjolan yang berlebihan untuk mengkritisi seorang tokoh atau peristiwa penting. Jimin Budiyono Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia Surakarta Dharsono Sony Kartika SENI LUKIS KARIKATUR KARYA GM. SUDARTA ABSTRAK “Seni Lukis Karikatur Karya GM. Sudarta.”ini memfokuskan permasalahan pada bagaimana latar belakang seni lukis karikatur GM. Sudarta, mengapa seni lukis GM. Sudarta bergaya karikatural dan bagaimana bentuk estetik seni lukis karikatur karya GM. Sudarta.Tujuan penelitian ini untuk memahami dan menjelaskan latar belakang seni lukis karikatur karya GM.Sudarta, memahami dan menjelaskan seni lukis GM. Sudarta yang bergaya karikatural, memahami dan menjelaskan serta menganalisa estetika seni lukis karikatur GM. Sudarta.Metode atau langkah-langkah penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Lokasi penelitian di studio lukis GM.Sudarta Cisarua, Bogor Jawa Barat. Data yang diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi (arsip). Analisis data menggunakan interaksi analisis dan interpretasi analisis dengan pendekatan kritik seni Dharsono Sony Kartika, untuk mengetahui makna estetiknya menggunakan teori estetika Monroe Beardsley.Hasil penelitian menunjukkan kepeduliannya rasa cinta bangsa seorang seniman (GM.Sudarta) kepada masyarakat, bangsa dan negara (Indonesia) yang baru dilanda krisis moral, penuh aib korupsi dan keadilan yang belum ditegakkan, dengan teriakan bahasa rupa “kita belum terlambat” masih ada waktu untuk perbaikan. Kata kunci: Latar belakang, Karikatural, Estetika.

Transcript of SENI LUKIS KARIKATUR KARYA GM. SUDARTA - Jurnal

Page 1: SENI LUKIS KARIKATUR KARYA GM. SUDARTA - Jurnal

Jimin Budiyono: Seni Lukis Karikatur Karya GM. Sudarta

Volume 15 Nomor 2, Desember 2017 113

A. Pengantar

Sosok seniman tumbuh di tengah masyarakatkarena dedikasi dan pengabdiannya melalui kerjakreatif atau melalui karya seni yang diwujudkan.Kehadiran seniman dan karyanya adalah proyeksi danrefleksi atas kehidupan yang dijalani bersamalingkungan beserta masyarakat sekitar.

Seni adalah karya cipta manusia yangdiwujudkan di atas media dan dapat dinikmatikeindahannya, yang tidak meninggalkan prinsip danunsur atau kaidah-kaidah berkesenian, dengan tujuan

Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19 Kentingan, Jebres, Surakarta, 57126

ISI Surakarta

ABSTRACT

“Seni Lukis Karikatur Karya GM. Sudarta.” This issue focuses on how the background of GM Sudarta’scaricature painting, why GM Sudarta painting is a caricature style and how the aesthetic forms of caricaturepaintings by GM Sudarta. The purpose of this research is to understand and explain the background of artcaricature paintings by GM Sudarta, to understand and to explain the carikatural style GM Sudarta paintings,to understand and to explain and analyze the aesthetics of caricature paintings by GM Sudarta. The method orsteps of this research use qualitative methods. Research location at GM Sudarta Cisarua painting studio,Bogor, West Java. Data is obtained through observation, interviews and documentation (archives). Data analy-sis uses the interaction of analysis and interpretation of analysis with Dharsono Sony Kartika’s art criticismapproach, to find out the anesthetics using Monroe Beardsley’s aesthetic theory. The results of the researchshow the concern of the nation’s love of an artist (GM Sudarta) to the people, nation and country (Indonesia)which has just been hit by a moral crisis , full of ignorance of corruption and justice that has not been upheld,with the cry of the visual language “we are not too late” there is still time for improvement.

Keywords: Background, Caricature, Aesthetics.

untuk mencapai kepuasan lahir maupun batin. Sepertiyang dijelaskan Agus Sachari bahwa seni (art) adalahhal-hal yang diciptakan dan diwujudkan oleh manusia,yang dapat memberi rasa kesenangan dan kepuasandengan pencapaian rasa indah (Sachari, 2001 : 14).

Seni lukis karikatur adalah karya ciptamanusia yang diekspresikan di atas media dua di-mensional yang tidak meninggalkan prinsip dan unsurseni rupa, yang bergaya karikatur yakni mengutakanpenonjolan yang berlebihan untuk mengkritisi seorangtokoh atau peristiwa penting.

Jimin BudiyonoProgram Pascasarjana

Institut Seni Indonesia Surakarta

Dharsono Sony Kartika

SENI LUKIS KARIKATUR KARYA GM. SUDARTA

ABSTRAK

“Seni Lukis Karikatur Karya GM. Sudarta.”ini memfokuskan permasalahan pada bagaimana latar belakangseni lukis karikatur GM. Sudarta, mengapa seni lukis GM. Sudarta bergaya karikatural dan bagaimana bentukestetik seni lukis karikatur karya GM. Sudarta.Tujuan penelitian ini untuk memahami dan menjelaskan latarbelakang seni lukis karikatur karya GM.Sudarta, memahami dan menjelaskan seni lukis GM. Sudarta yangbergaya karikatural, memahami dan menjelaskan serta menganalisa estetika seni lukis karikatur GM.Sudarta.Metode atau langkah-langkah penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Lokasi penelitian distudio lukis GM.Sudarta Cisarua, Bogor Jawa Barat. Data yang diperoleh melalui observasi, wawancara dandokumentasi (arsip). Analisis data menggunakan interaksi analisis dan interpretasi analisis dengan pendekatankritik seni Dharsono Sony Kartika, untuk mengetahui makna estetiknya menggunakan teori estetika MonroeBeardsley.Hasil penelitian menunjukkan kepeduliannya rasa cinta bangsa seorang seniman (GM.Sudarta)kepada masyarakat, bangsa dan negara (Indonesia) yang baru dilanda krisis moral, penuh aib korupsi dankeadilan yang belum ditegakkan, dengan teriakan bahasa rupa “kita belum terlambat” masih ada waktu untukperbaikan.

Kata kunci: Latar belakang, Karikatural, Estetika.

Page 2: SENI LUKIS KARIKATUR KARYA GM. SUDARTA - Jurnal

Jurnal Seni Budaya

114 Volume 15 Nomor 2, Desember 2017

Seni lukis karikatural diwujudkan seorangseniman untuk mengkritisi suatu fenomena ataukejanggalan yang terjadi dalam masyarakat bangasadan Negara, untuk dimengerti isi dan maknaestetiknya. Manfaat diwujudkan karya tersebut supayamasyarakat mengetahui contoh-contoh perilaku yangkurang baik supaya tidak ditiru dan dibudayakan.

Pendekatan yang digunakan adalah kritiksosial menggunakan metode analisis interpretatif datalapangan.yang menekankan pada sisi kualitasnya.

Seperti karya Seni lukis karikatur GM.Sudartamenarik untuk diteliti dan dikaji karena merupakancatatan pahit-getirnya fenomena kehidupanmasyarakat Indonesia yang penuh aib korupsi,keadilan belum bisa ditegakkan, para pejabatberperilaku hewani, rakus dan hanya mementingkandirinya sendiri. Karya seni lukis karikatur tersebutsangat menarik untuk diteliti dan dikaji karena di dalamkarya tersebut mengandung pesan persoalankehidupan manusia yang ada di muka bumi ini,terutama bangsa Indonesia yang serba runyam,konyol, penuh aib korupsi,sehingga pesan moraltersebut perlu disampaikan kepada masyarakat,dengan harapan supaya masyarakat mengetahuicontoh–contoh perilaku yang kurang baik yangtidakpantas untuk ditiru dan dibudayakan. Karya-karya senilukis karikatural tersbut mempunyai bentuk yangspesifik, dibanding karya-karya GM. Sudarta yang lainsehingga perlu diteliti untuk mendapatkan maknaestetiknya.

1. Seni LukisDharsono menjelaskan, seni lukis adalahsuatu ungkapan pengalaman estetikseseorang yang dituangkan dalam bidang duadimensi (dua matra), dengan menggunakanmedium rupa, yaitu garis, warna tekstur, shapedan sebagainya (Dharsono, 2014 : 36).

Jadi karya seni lukis merupakan ungkapanjiwa yang berdasarkan pengalaman estetik maupunideologis yang menggunakan unsur garis dan warna,yang didapat dari memperhatikan fenomena kehidupanmanusia yang ada di muka bumi ini, yang dituangkandiatas media dua dimensi.

2. KarikaturKarikatur menurut kamus lengkap bahasa

Indonesia mengandung arti gambar sindiran, gambarolok-olok (yang biasa diterbikan dikoran atau majalah)(A.K. Muda, 2006 : 292). Namun Agus Sacharimenjelaskan sebagai berkut.

Karikatur adalah seni gambar yangmenggunakan penonjolan yang berlebihanuntuk memperlihatkan ciri khas dari seorangtokoh, atau makna khas suatu peristiwa yangpenting. Suatu ciri khas karikatur yang mutuadalah permainan goresan yang sedikitmungkin, yang jelas tanpa banyak hiasandan sederhana. Kesederhanaan justrumenciptakan komunikasi yang jelas, tegasdan efektif (Sachari, 2001:55-56).

Jadi seni gambar karikatur mengutamakanpenonjolan suatu bentuk tertentu secara berlebihandari seorang tokoh dengan goresan yang sedikit dansederhana yang bisa menciptakan komunikasi yangjelas dan tegas.

Karikatur menurut Alex Sobur adalah, produksuatu keahlian seorang karikaturis, baik darisegi pengetahuan, intelektual, bacaanmaupun bagaimana dia memilih topik yangtepat. Karena itu kita bisa mendeteksi tingkatintelektual seorang karikaturis dari sudutpandang ini. Juga cara dia mengkritik yangsecara langsung membuat orang yang dikritikjustru tersenyum (Sobur,2013:140).

Jadi karikatur adalah gambar yang mudahdiingat dengan komentar satiris pendek yang bisamenghibur, dan di dalamnya mengandung kritikan, danbertujuan mengejek untuk mendapatkan kehidupanyang lebih baik.

3. Seni Lukis KarikaturalEfix Mulyadi mengatakan, meski setiap kalidisela dengan istirahat panjang untuk tetapbisa menjaga kondisi tubuh, toh ia mampumenyelesaikan 15 lukisan. Hampir semualukisan tersebut berupa satir yang tajam,mengiris, dan membawa suasana yangmuram. Karena rasa cinta bangsa yang sangatbesar itulah ia melukiskannya, dengan hatiteriris namun dibaliknya penuh harapan.....Bedanya, humor selalu utama di dalamkarikaturnya sehingga betapapun keras kritiktak akan membuat marah secara berlebihan,sedang di dalam lukisannya kadar humorsangat tipis (Mulyadi, 2011:6).

Berkaitan dengan itu menurut Efik Mulyadi,seni lukis karikatural adalah karya seni yang disajikandi atas media dua dimensi dengan kadar humor yangsedikit/tipis, dan mengandung kritikan yang pedas dantajam.

Page 3: SENI LUKIS KARIKATUR KARYA GM. SUDARTA - Jurnal

Jimin Budiyono: Seni Lukis Karikatur Karya GM. Sudarta

Volume 15 Nomor 2, Desember 2017 115

Keterangan Efix Mulyadi, dan Agus Sacharidapat disimpulkan bahwa, seni lukis karikatural adalahkarya seni yang dituangkan di atas media dua dimensidan menggunakan penonjolan yang berlebihan untukmemperlihatkan ciri khas seorang tokoh atau maknakhas suatu peristiwa yang penting dengan sajian yangsatir/lucu dengan kadar humornya yang sedikit atautipis, namun mengandung kritik dengan tujuanmengejek seseorang untuk mendapatkan kehidupanyang baik. Perwujudan karya seni lukis tersebutmenggunakan permainan goresan yang sedikit tanpabanyak hiasan dan sederhana, yang justrumenciptakan komunikasi yang jelas dan tegas.

4. EstetikaAgus Sachari menjelaskan, penangkapan

kesan dari luar yang menimbulkan nikmat-indah terjadimelalui dua panca indera kita, yakni melalui mata dantelinga. Yang melalui mata kita sebut kesan visualdan yang melalui telinga kesan akustis atau auditif.

Selanjutnya Agus Sachari menjelaskan,pengertian wujud, mengacu pada kenyataanyang nampak secara kongkrit (berarti dapatdipersepsi dengan mata atau telinga) maupunkenyataan yang tidak nampak secarakongkrit, yang abstrak, yang hanya bisadibayangkan, seperti suatu yang diceritakanatau dibaca dalam buku (Sachari, 2001:2 - 17).

Seperti karya seni lukis tersebut, dapatditangkap dengan kesan dari luar dan menimbulkannikmat dan indah melalui mata disebut kesan Visual.Namun mengacu pada kenyataan yang nampak secarakongkrit juga disebut wujud karya seni lukis.

Selebihnya Sachari menjelaskan, IlmuEstetika adalah ilmu yang mempelajari segalasesuatu yang berkaitan dengan keindahan,mempelajari semua aspek dari apa yang kitasebut keindahan (Sachari, 2001:7).

Jadi mengkaji/meneliti seni lukis berartimempelajari segala sesuatu yang indah padaperwujudan/visual karya tersebut.

A.A. M. Djelantik menjelaskan bahwa, semuabenda atau peristiwa kesenian mengandungtiga aspek yang mendasar, yakni wujud ataurupa (appearance), bobot atau isi (content,substance) dan penampilan, penyajian(presentation) (Djelantik, 1999 : 17).

Jadi setiap kegiatan atau aktivitas berkesenianyang menghasilkan karya atau benda seni memilikitiga aspek yang mendasar yaitu, wujud, isi atau bobotdan penampilan sehingga karya seni tersebutmempunyai nilai estetik yang tinggi dan bukan hanyabenda yang kosong belaka. Seperti karya seni lukiskarikatur GM. Sudarta memiliki wujud, isi danpenampilan sehingga nikmat dipandang mata danterkesan bila dihayati.

Peneliti menggunakan teknik analisis interaktifyang meliputi tiga variabel terhadap data-data hasilwawancara, studi pustaka dan dokumen atau arsip,yaitu penyajian data, reduksi data dan penarikankesimpulan dengan tujuan untuk memudahkan prosesjalannya penelitian yang dilakukan, sehingga penelitimembuat skema prosedur anlasis data yang disajikandalam bentuk siklus.

Gambar 1.Skema analisis interaktif.

Proses analisis data dalam penelitian inimenekankan pada interaksi analisis denganpendekatan kritik seni Dharsono Sony Kartikaterhadap karya seni lukis GM.Sudarta yang bergayakarikatural, mejelaskan dan memahami sertamenganalisa karya seni lukis karikatural GM.Sudarta,yang menekankan pada interpretasi analisis denganpendekatan teori Estetika Monroe Beardsley yangmengarah pada bentuk estetik seni lukis GM.Sudartayang bergaya karikatural, yang meliputi tiga unsuryakni:kesatuan (Unity), kerumitan (Complexity),kesungguhan (Intensity).

Skema analisis interpretasi dibawah inisebagai berikut.

Gambar 2.Skema interpretasi analisis.

Page 4: SENI LUKIS KARIKATUR KARYA GM. SUDARTA - Jurnal

Jurnal Seni Budaya

116 Volume 15 Nomor 2, Desember 2017

B. Kelahiran Seni Lukis Karikatur GM. Sudarta

Seperti halnya karya seni lukis karikatur GM.Sudarta, dapat dipahami dan dimengerti denganpendekatan sejarah dan dianalisa menggunakananalisis interaktif yang melatarbelakangi kelahiran ataskarya-karyanya.Seperti yang dikatakan oleh JakobSumardjo sebagai berikut:

Manusia kreatif adalah manusia yang memilikikemampuan kreatif. Kemampuan kreatif antaralain kesigapan menghasilkan gagasan baru.Gagasan baru itu tentu baru muncul kalauseseorang telah mengenal secara jelasgagasan yang telah ada dan tersedia dalamlingkungan hidupnya. Tanpa mengenal danmenguasai budaya ditempat dia hidup takmungkin muncul gagasan baru (Sumardjo,2000:81-82).

Pendapat Sumardjo tersebut sangatmendukung lahirnya karya seni lukis karikatural karyaGM. Sudarta yang dipengaruhi dan mengenal lebihjauh tentang karikatur di tempat bekerjanya pada suratkabar Kompas. Bab ini membahas latar belakangkelahiran seni lukis karikatur karya GM.Sudartadengan pendekatan Sejarah,mengenai asal-usulpengalaman dan pengetauan yang dimiliki, yangdimulai dari menguraikan tentang gagasan awalmunculnya seni lukis karikatur tersebut, konseppenciptaan karya, dan proses kreasinya karya tersebutdiwujudkan. Uraian ini akan dibahas dan dianalisamenggunakan analisis interpretative berdasarkan data-data yang ditemukan dilapangan dan keterangan dariberbagai narasumber yang sekaligus sebagai temandekatnya.

1. Sebelum Tahun 2009Kontribusi yang sangat besar dan berharga

terhadap munculnya bentuk-bentuk yang satiris padakarya seni lukis karikatur GM. Sudarta berasal daripengalamannya selama bekerja menjadi seorangkartunis dan karikaturis pada sebuah perusahaan suratkabar Kompas di Jakarta, yang kurang lebih memakanwaktu selama 38 tahun, dan berakhir pada tahun 2005.Namun sampai sekarang GM. Sudarta masih menjadikontributor karikatur pada perusahaan surat kabartersebut.

Di bawah ini contoh gambar karya karikaturGM. Sudarta yang telah dimuat dalam suratkabar Kompas pada tanggal 18 juli tahun 2000.

Gambar 3.Karya Karikatur GM. Sudarta, Kompas 18 juli 2000.Bentrok antar warga dan amuk masa yang semakin

merebak dimana-mana mencerminkan adanyaketidakpastian hukum dan tekanan ekonomi

(Sudarta, 2007:176). (Repro foto, Budiyono : 2015)

Karikatur itu disajikan dalam bentukyang lucu,untuk mengkritisi fenomena yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.Karya dibuat hitam putih dengangaris yang tegas dan tulisan ditampilkan untukmemperjelas suasana gambar. Hal ini mempengaruhidan mendasari munculnya gagasan karya seni lukiskarikatur menjadi bentuk baru yang lebih estetis.

Gambar 4.Karya Karikatur GM. Sudarta, Kompas 15 juli 2000.

Rencana pertemuan empat tokoh, Presiden KH.Abdurrahman Wahid, Wakil Presiden Megawati,

Ketua MPR Amin Rais, KetuaDPR Akbar Tanjung diHotel Mulia ditunda dengan alasan yang tidak jelas(Sudarta, 2007 : 176). (Repro foto: Budiyono, 2015)

Karikatur GM. Sudarta menggunakanpenonjolan yang berlebihan pada karakter tokohdengan maksud mengkritisi suatu peristiwa untukmemperlihatkan ciri khas tokoh tersebut. Garis dibuatlebih tegas dan sempurna dengan tinta hitam, dan

Page 5: SENI LUKIS KARIKATUR KARYA GM. SUDARTA - Jurnal

Jimin Budiyono: Seni Lukis Karikatur Karya GM. Sudarta

Volume 15 Nomor 2, Desember 2017 117

latar belakang dibiarkan kososng, diperjelas dengantulisan untuk membuat lebih terang suasana dalamkarya tersebut.Tokoh yang diambil selain OomPasikom, adalah para pejabat yang berperan dalamsuatu peristiwa tersebut dengan cara mendisformasimenjadi bentuk baru dalam sajian yang lucu.

Pengalaman dan pengetahuan di bidang kartundan karikatur selama bekerja di Kompas, yangmelatarbelakangi munculnya karya seni lukisGM.Sudarta bergaya karikatural.

2. Tahun 2009 Munculnya Seni Lukis KarikaturalSetelah purna tugas dari pengabdiannya di

surat kabar Kompas tahun 2005, GM. Sudarta kembalimenekuni karya seni lukisnya, karena dengan melukisakan mendapatkan adanya keseimbangan jiwa.Sehingga mendorong untuk selalu berkarya.

Jadi gagasan yang mendorong memunculkankarya seni lukis karikatural adalah rasa prihatin melihatkeadaan bangsanya yang dalam keadaan serbarunyam karena banyak para pejabat yang terkena krisismoral.

Gambar 5. GM. Sudarta (2009) Petruk Topo Bisu,90x 110 cm. Cat minyak di atas kanvas.

( Foto: Budiyono, 2015)

3. Sesudah Tahun 2009Berkat pengabdiannya di Perusahaan Surat

Kabar Kompas, pengalaman dan pengetahuan GM.Sudarta semakin bertambah, dan menjadikan modaldalam menjalani kehidupan berkeseniannya selamapurna tugas dari perusahaan surat kabar tersebut.Seorang seniman berkarya merupakan panggilan jiwa,yang rela berkorban demi kepentingan umat manusia,dengan harapan perbaikan perilaku moral manusiamenjadi lebih baik demi ketentraman, kedamaian dankesejahteraan dalam menjalani kehidupan di tengah-tengah masyarakat.

Gejolak yang terjadi di tengah masyarakat,menbuat prihatin terhadap seorang seniman sepertiGM. Sudarta, yang selalu memperhatikan fenomenakehidupan di masyarakat tersebut, dan kemudiandiekspresikan di atas kanvas menjadi bentuk seni lukisyang bergaya karikatural. Sesudah tahun 2009 mulaibermunculan karya seni lukisnya yang bergayakarikatur, karena gejolak atau peristiwa yang terjadidi tengah masyarakat semakin runyam, keadilan dankebenaran belum bisa ditegakkan, sifat rakus dankeangkaramurkaan para pemegang kekuasaan masihmenjadi budaya di kalangan pejabat pemerintahan.

Terdapat empat pokok dalam konsepmenciptakan karya seni lukis karikatural.1. Kritikan

Kritikan, mengandung maksud mengkritisiperilaku persoalan manusia yang telah menyimpangdari adat, budaya, agama atau aturan hukum yangberlaku, supaya mereka sadar dan mengetahuibahwa perilakunya tidak pantas diterapkan dalamlingkungan masyarakat, sehingga menimbulkanrasa ketidaknyamanan, ketidaktentraman danketidakadilan.2. Kecemasan

Kecemasan, mengandung arti terlalu cemas,gelisah, khawatir terhadap sesuatu yang bakal terjadi,sehingga ada kewaspadaan supaya tidak terjadisesuatu yang tidak diinginkan yang berdampak kurangbaik.3. Keprihatinan

Keprihatinan, yang berarti sedih memikirkansesuatu dan berusaha berjuang berbuat untukmenanggulangi seatu yang tidak diinginkan tidakterjadi, dalam hal ini seorang karikaturis berteriak lewatkarya seni supaya didengar oleh mereka yaitu tokohyang dikritsi.

Page 6: SENI LUKIS KARIKATUR KARYA GM. SUDARTA - Jurnal

Jurnal Seni Budaya

118 Volume 15 Nomor 2, Desember 2017

4. HarapanHarapan yang dimaksud adalah mengharap

sesuatu tentang apa yang dinginkan demi kebaikanbersama umat manusia yang menyangkut keadilan,kebenaran, ketentraman, kesejahteraan, kemakmuran,keamanan dan kenyamanan dalam menjalanikehidupan ditengah masyarakat.

Seni menurut Susanne K. Langer Sumardjomenjelaskan, seni mengenal tiga prinsip, yakniekspresi, kreasi dan bentuk seni. Selebihnyamengatakan sebagai berikut:

Karya seni adalah bentuk ekspresi yangdiciptakan bagi persepsi kita lewat indera danpencitraan, dan yang diekspresikan adalahperasaan manusia.Pengertian perasaandalam lingkup yang luas, yakni sesuatu yangdapat dirasakan, sensasi fisik, penderitaan dankegembiraan, gairah dan ketenangan, tekananpikiran, emosi yang kompleks yang berkaitandengan kehidupan manusia (Sumardjo,2000:66).

Penjelasan Sumardjo tersebut memberikandukungan terhadap karya seni lukis karikatural GM.Sudarta. Perwujudan karya tersebut yangdiekspresikan adalah perasaan manusia tentangpenderitaan dan tekanan pikiran bangsa Indonesia yangmana keadilan dan kebenaran dalam melangsungkankehidupan ditengah-tengah masyarakat belum bisaditegakkan, yang kemudian divisualkan dalambahasa rupa menjadi karya seni lukis karikaturaldengan tujuan mengharapkan perbaikan sesuatuketidakberesan yang melanda bangsa Indonesiatersebut.

C. Seni Lukis GM. Sudarta Karikatural

Karya seni lukis karikatural GM. Sudarta akandibahas mengguakan pendekatan sejarah dandianalisa menggunakan analisis interaktif. Karya senilukis tersebut dapat terwujud karena rasa sosialnyaseorang seniman yang sangat tinggi, sehingga peduliuntuk mengekspresikan peristiwa apa yang terjadi didalam masyarakat tersebut.

1. Karya Seni Lukis Karikatur GM. SudartaSebuah Kritik

Karya seni lukis karikatur merupakan karyaseni yang punya tujuan untuk mengkritisi seseorangtokoh dan penyampaian pesan moral dengan misiperbaikan. Jadi GM.Sudarta membuat karya seni lukis

karikatur dengan tujuan mengingatkan seseorangsupaya sadar, bahwa perilaku seseorang tersebutkurang pantas untuk diterapkan dalam lingkunganmasyarakat. Hal tersebut kalau dibiarkan terus-menerus berkembang di masyarakat, dan membuattidak nyaman dalam menjalin hubungan sesama umatmanusia. Maka dengan bahasa rupa GM.Sudartaangkat bicara lewat karya-karyanya yang divisualkandiatas kanvas, dalam hal ini GM.Sudarta (70 tahun)mengatakan sebagai berikut:

Kartun atau karikatur itu, kan punya misiperbaikan, dengan karya seni mengingatkansupaya mereka sadar untuk memperbaikikeadaan apa saja yang kurang baik, terutamaperistiwa bangsa Indonesia ini yang barumengalami pahit dan getir, dan kita masihbanyak kesempatan untuk merubahnya(Sudarta, wawancara: 8 Juni 2015).

Gambar 6. GM. Sudarta (2011) A-Tribute To Gayus,120 x 100 cm, cat minyak di atas kanvas. (Foto :

Budiyono, 2015)

Contoh gambar tersebut di atas merupakansebuah kritik terhadap aparat penegak hukum yaknijaksa, hakim, polisi dan terdakwa semuanya berwajahGayus. Maksudnya terdakwa dan para aparat penegakhukum semuanya koruptor, mereka punya maksudyang sama. Sehingga keadilan dan kebenaran belumbisa ditegakkan.

Page 7: SENI LUKIS KARIKATUR KARYA GM. SUDARTA - Jurnal

Jimin Budiyono: Seni Lukis Karikatur Karya GM. Sudarta

Volume 15 Nomor 2, Desember 2017 119

2. Karya Seni LukisKarikatur GM. SudartaSatirdan Menghibur

Sebuah karya seni perlu diabadikan karenamerupakan catatan fenomena kehidupan yang adadimuka bumi ini, sehingga suatu peristiwa masih dapatdikenali, walau kejadiannya sudah berpuluh-puluhtahun yang silam. Apalagi karya seni tersebut dengansajian yang lucu, padahal di dalamnya mengandungkritikan yang pedas, sehingga para penikmat ataupenghayat merasa nyaman dan terhibur, lagi pula or-ang yang dikritik tetap masih bisa tersenyum walaupunsenyuman tersebut ternyata kecut.

Gambar 7. GM. Sudarta (2011) Ubi Est Veritas, 90x 120 cm, mix media. (Foto : Budiyono, 2015)

Contoh gambar di atas disajikan dalam bentukyang satir dan menghibur.Karena digambarkanseseorang terdepan sebagai penunjuk jalan orang butadi tengah kegelapan, yang membawa lampupenerangan tetapi matanya ditutup dengankain.Visualisasi karya tersebut sangat lucu, unik danmenghibur, walaupun isi atau maknanya merupakankritikan yang pedas, sehingga penikmat melihat karyaseni tersebut langsung bisa tersenyum.

3. Seni Lukis Karikatur GM. Sudarta MemberiSenyuman Kecut

Seni lukis karikatur yang div isualkanGM.Sudarta cukup memberi suasana yangmenggembirakan, setiap orang yang melihatnya akantersenyum walaupun senyuman itu kecut, karenakarya yang disajikan tersebut biasanya mengandungkritikan yang sangat pedas. Senyuman kecut yangdiberikan oleh orang yang terkena kritik, bagi GM.Sudarta sangat berarti, karena komunikasi yang

dilakukan lewat bahasa rupa dapat diterima. Makadengan karya seni lukis karikatur bisa menghiburorang lain walaupun isi atau maknanya sangatmenyakitkan. Bagi mereka yang tersindir akan sakithati, karena aibnya dibaca atau diketahui orang lain,namun para penikmat bisa tertawa berbahak-bahakkarena perilaku seseorang yang kurang baikditampilkan menjadi bentuk karya seni yang lucu.

Gambar 8. GM. Sudarta (2011) HargaDiri 2,80 x 90 cm, acrylic di atas kanvas.

(Foto: Budiyono, 2015)

Karya seni lukis Harga Diri 2 memberikansenyum kecut terhadap aparat penegak hukum,yang bersangkutan tidak sepantasnya mengenakanseragam yang saling bertukar dengan narapidana.Karya seni lukis tersebut merupakan kritik terhadappolisi penjara atau petugas keamanan yangmenyalahgunakan wewenangnya, sehingga keadilanbelum bisa ditegakkan.

D. Estetika Seni Lukis karikatur Karya GM. Sudarta

Karya tersebut akan dibahas denganpendekatan kritik seni Dharsono Sony Kartika, dandianalisis menggunakan teori Monroe Beardsley yangmeliputi Kesatuan (Unity), kerumitan (Complexity) dankesungguhan (Intensity).

Seni Lukis PetrukTopo BisuKarya seni lukis karikatur berjudul Petruk Topo

Bisu terbuat dari bahan cat minyak di atas kanvasdengan ukuran 90 cm x 110 cm dibuat pada tahun2009 (lihat gambar : 5 halaman 39). Lukisan tersebutmenunjukkan empat figur manusia yang mempunyaibentuk yang berbeda. Pertama.Seorang manusia

Page 8: SENI LUKIS KARIKATUR KARYA GM. SUDARTA - Jurnal

Jurnal Seni Budaya

120 Volume 15 Nomor 2, Desember 2017

berjas biru, berbaju putih dengan dasi merah danberkepala buaya sedang memegang gelas berisianggur merah yang memberi konotasi seorang buayadarat. Kedua, seorang perempuan mengenakan rokmerah sambil memegang alat penghisap, danberkepala babi, memberi konotasi wanita yang rakus.Ketiga, seorang pria berjas dan berdasi hijau sambilmemegang gelas bersi anggur merah, berkepalabadak, memberi konotasi seorang yang jahat.Keempat, seorang pria berjas coklat sambil memeganggelas bersi anggur merah dan berkepala srigalamemberi konotasi orang yang jahat dan kejam.Kelima, seorang pria berwajah petruk warna putihmemberi konotasi rakyat jelata yang jujur. Keenam,seorang pria berjas abu-abu, berdasi dan memegangsegelas anggur merah yang berkepala ular memberikonotasi manusia penjilat. Background dibuat denganwarna kuning kecoklatan yang memberi kesanpanas.

Karya seni lukis karikatur tersebut diciptakanuntuk mengkritisi keadaan atau fenomena bangsaIndonesia yang baru carut marut, sebagian parapejabatnya penuh aib korupsi, rakus, suka foya-foyadan hanya mementingkan dirinya sendiri ataupunkelompok. Keadilan dan kebenaran belum bisaditegakkan. Peristiwa tesebut dilukiskan dengan caramentransformasi bentuk binatang dan manusia denganbahasa metafora, yang divisualkan dalam bentukmanusia berkepala binatang yang sedang berpestamiras.

Unity (kesatuan) unsur-unsur visual sepertigaris, bidang, warna, tekstur, gradasi membentukkesatuan yang harmonis di atas media dua dimensiatau kanvas dengan ukuran empat persegi panjang.Kualitas unsur garis tepi atau kontur dibuat tegas,gradasi warna sedikit flat atau datar.Gradasi warnayang membentuk tekstur semu menghasilkan volumesehingga menimbulkan nuansa kontras.Pembentukanlatarbelakang dengan warna kuning kecoklatan yangdibuat datar dan tanpa mengenal perspektif,warnabackground terkesan panas.Komposisi atau prinsiptata susun antara garis, warna, tekstur, gradasimenyatu dalam satu bidang dua dimensional sehinggasesuai dengan asas tata susun unsur seni rupa,pembuatan komposisi dari bentuk-bentuk manusiaberkepala binatang disusun secara asimetri, sehinggamenimbulkan kesan dinamis, dalam hal tersebutmenghasilkan karya seni yang indah dipandang mata.Kesan yang dicapai pada penyusunan anatara garis,warna, tekstur, dan gradasi membentuk karya seniyang terkesan dekoratif, dan menunjukkan karakteristiktersendiri.

Complexity (kerumitan) yang dicapai terletakpada penyusunan antara garis dan warna yang dibuatpenuh kesabaran dan berhati-hati, tekstur dan gradasiwalaupun kurang memperhatikan gelap terang dansedikit flat dalam pembuatan bentuk-bentuk manusiayang bekepala binatang dibuat cukup rumit sehinggamenghasilkan karya seni yang estetik.

Intensity (kesungguhan) yang nampakkepermukaan karya tersebut terlihat pada penyusunangaris yang kuat, warna yang kontras, dan bentuk yangmenyatu dalam satu bidang. Karya seni lukis tersebutdibuat dengan sungguh-sungguh dan memperhatikanprinsip seni rupa. Latar belakang dibuat datar karenaGM. Sudarta masih berpegang teguh pada prinsippembuatan karikatur yakni sedikit goresan dan tidakbanyak hiasan yang menghadirkan suasana jelas dantegas. Keunikan karya seni lukis karikatur tersebutadalah transformasi antara binatang dan manusiamenjadi bentuk baru yang lucu sehingga menghasilkankarya seni yang nikmat dipandang mata dan terasaunik bila dihayati mengenai isi yang terkandung didalamnya.

Makna dari lukisan tersebut adalah rakyatjelata yang menunjukkan kekesalannya dan tidak mauberkata sepatahpun yang dilambangkan denganperwujudan Petruk yang mulutnya dijahit dan berdiriditengah-tengah para pejabat yang sedang pestamiras, hal ini merupakan peringatan yang sangatkeras terhadap para pejabat dan konglomerat diIndonesia yang sudah rakus tidak punya perasaandan berperilaku hewani/seperti binatang, maunyamenang sendiri, yang sudah tidak peduli pada rakyatkecil.

E. Kesimpulan

Hasil penelitian yang telah dipaparkan padabab-bab sebelumnya, merupakan jawaban ataspermasalahan yang dirumuskan, yang sesuai denganmetode dan analisis yang digunakan, serta dapatdisimpulkan sebagai berikut:a. Perwujudan karya seni lukis karikatural

GM.Sudarta dipengaruhi pengalaman danpengetahuannya waktu bekerja di Surat KabarKompas sebagai seorang kartunis dan karikaturis,sehingga membentuk karya seni yang baru danpunya karakteristik tersendiri.

b. Karya seni lukis karikatural GM.Sudarta, diciptakanuntuk mengkritisi fenomena kehidupan manusiayang ada di muka bumi ini, karena para pelakuyang dikritik telah menyimpang dari disiplin aturanhukum yang berlaku, dan meresahkan masyarakat.

Page 9: SENI LUKIS KARIKATUR KARYA GM. SUDARTA - Jurnal

Jimin Budiyono: Seni Lukis Karikatur Karya GM. Sudarta

Volume 15 Nomor 2, Desember 2017 121

c. Karya seni lukis karikatural GM.Sudarta diciptakankarena pengabdiannya yang tinggi sebagai seorangseniman terhadap bangsa dan tanah air, sehinggamengingatkan para pelaku yang menyimpang dariaturan/hukum yang ada dengan bahasa rupa yangsatir, supaya sadar untuk memperbaiki perilakunyayang kurang baik.

KEPUSTAKAAN

Dwi Marianto, M. Dinamika Bentuk dan Ruang.Jakarta: Fajar Sidik, 2006.

Mulyadi, Efix. Dan Sindhunata, Asam Garam Bentara,Jakarta : Bentara Budaya, 2014.

Mualyadi, Efix. Pameran Cinta GM. Sudarta, Jakarta:Rosemata, 2011.

Sachari, Agus. Estetika. Bandung: ITB, 2001.

Sony Karika, Dharsono. Kritik Seni. Bandung:Rekayasa Sains, 2007.

Sony Kartika, Dharsono. Seni Rupa Modern, Bandung:Rekayasa Sains, 2004.

Sudarta, GM. Indonesia 1967-1980. Jakarta:PT.Gramedia,1980.

Sumardjo, Jakob. Filsafat Seni, Bandung: ITB,2000.

Sobur, Alex. Semiotika Komunikasi, Bandung: RosaKarya, 2003.

Djelantik, A.A.M. Estetika Sebuah Pengantar,Bandung: MSPI,1999.