SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus...

109
SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus pada Teater Wadas Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang) SKRIPSI untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Yusuf Afandi 051211014 FAKULTAS DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2012

Transcript of SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus...

Page 1: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH

(Studi Kasus pada Teater Wadas Fakultas Dakwah

IAIN Walisongo Semarang)

SKRIPSI

untuk memenuhi sebagian persyaratan

mencapai gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)

Yusuf Afandi

051211014

FAKULTAS DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2012

Page 2: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

ii

Page 3: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

iii

Page 4: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

iv

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya

sendiri dan di dalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk

memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi di lembaga pendidikan

lainnya. Pengetahuan yang diperoleh dari hasil penerbitan maupun yang

belum/tidak diterbitkan, sumbernya dijelaskan di dalam tulisan dan daftar pustaka.

Semarang, 16 Januari 2012

Penulis

Yusuf Afandi

NIM: 051211014

Page 5: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

v

MOTTO

Sebelum waktumu terasa terbuang

Sebelum lelahmu menutup mata

Adakah langkahmu terisik membisik

Apakah kalbumu terasa sunyi

Luangkanlah sejenak detik dalam hidupmu

Berikanlah rindumu pada denting waktu

Luangkanlah sejenak detik dalam sibukmu

Dan lihatlah warna kemesraan dan cinta

(Dari "Sejenak" oleh Letto)

Page 6: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

vi

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya tulis skripsi ini bagi mereka yang selalu setia

menemaniku di kala senang dan sedih.

Almamaterku

Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang. “Tiada kata yang dapat ku

ucap selain terima kasih, dan skripsi ini sebagai wujud rasa terima kasih

untuk semuanya”.

Ayahanda dan Ibunda

Nur Rofiq dan Sri Mas'udah “Yang selalu mencurahkan kasih sayang,

perhatian yang tiada pernah henti, serta do’a dan restu yang selalu ananda

harapkan dalam segala hal”.

Adik-adikku

Qurrotul Ain dan Idham Kholid. “Yang senantiasa memberikan motifasi

dan senyum kebahagiaan”.

Istri dan Anakku

Misiyanah dan Bilqis Kumala Zhafira. “Yang selalu memberikan motivasi

dan semangat, serta senantiasa setia menemaniku”.

Sedulur-sedulur Sanggar WADAS

“Yang telah menciptakan suasana keakraban sehingga sulit untuk

mengucapkan kata berpisah”.

Teman-Temanku UKM Musik dan WSC

"Yang senantiasa menghiburku dalam keadaan senang maupun susah".

Sahabat-sahabatku

Petruk, Agung, Siro, Chamid, Demak, Gendruk, Adib, Emen, Tessy,

Halim dan Suyuti . “Thank’s for All, ma’af saya selalu merepoti kalian”.

Page 7: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

vii

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul “Seni Drama sebagai Media Dakwah (Studi Kasus

pada Teater Wadas Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang)”. Tujuan yang

hendak dicapai dalam penelitian skripsi ini adalah untuk mengetahui seni drama

dipergunakan sebagai media dakwah dan Teater Wadas Fakultas Dakwah IAIN

Walisongo Semarang berdakwah melalui seni drama.

Untuk mencapai tujuan tersebut metode yang digunakan adalah penelitian

lapangan yaitu dengan mengumpulkan data yang dilakukan dengan penelitian di

tempat pelaksanaan kegiatan yang diteliti. Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah

penelitian kualitatif, dengan pendekatan media dakwah, sedangkan spesifikasi

penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Teknik pengumpulan data yang

digunakan adalah: metode interview (wawancara) dan metode dokumentasi.

Adapun metode analisis yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif kualitatif, yang bertujuan melukiskan secara sistematis fakta dan

karakteristik bidang-bidang tertentu secara faktual dan cermat dengan

menggambarkan keadaan atau status fenomena.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Teater Wadas Fakultas Dakwah

IAIN Walisongo Semarang menggunakan seni drama sebagai media untuk

berdakwah. Hal itu terbukti pada pementasan-pementasan seni drama Teater

Wadas yang di dalamnya mengandung banyak pesan yang mengajak kepada

kebaikan serta mengandung nilai-nilai ajaran Islam, seperti pada pementasan

drama "Adila" yang dipentaskan di Auditorium II IAIN Walisongo Semarang,

Kudus, dan Pati; pementasan drama "Kembang" yang dipentaskan di Pendopo

IAIN Walisongo Semarang; pementasan drama "Ya Fatimah" yang dipentaskan di

Auditorium I IAIN Walisongo Semarang. Pementasan-pementasan tersebut

menceritakan tentang realitas sosial kehidupan manusia serta terdapat ajaran-

ajaran yang bisa diambil manfa'atnya, diantaranya yaitu pertama ajaran tentang

aqidah yang terdapat pada dialog pementasan drama "Kembang" yang berisi

bahwa manusia harus mempunyai keyakinan terhadap yang ghoib, kedua ajaran

tentang syari'at yang terdapat pada dialog pementasan drama "Kembang" dan "Ya

Fatimah" yang berisi larangan memfitnah dan berburuk sangka, serta ajaran untuk

berbuat adil, dan yang ketiga ajaran tentang akhlak yang terdapat pada dialog

pementasan drama "Adila", "Kembang" dan "Ya Fatimah" yang berisi ajaran-

ajaran untuk memiliki rasa kasih sayang, bersikap tenang, serta mengintrospeksi

diri.

Pementasan-pementasan seni drama Teater Wadas di dalamnya terdapat

unsur-unsur dan komponen-komponen dalam seni drama. Hal ini terbukti dalam

pelaksanaannya terdapat beberapa komponen yaitu naskah drama, aktor,

sutradara, tata rias, tata busana atau kostum, tata panggung atau setting panggung,

tata lampu, tata suara dan penonton.

Page 8: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

viii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah serta inayahNya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas skripsi ini. Sholawat serta salam senantiasa penulis

sanjungkan kepada nabi Muhammad SAW yang memberikan cahaya terang bagi

umat Islam dalam mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh

gelar sarjana srata satu (S1) pada jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)

Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang.

Dalam perjalanan penulisan skripsi ini telah banyak hal yang dilalui oleh

penulis yang bersifat cobaan, godaan, tantangan, dan lain sebagainya yang sangat

menguras energi cukup banyak. Dan Alhamdulillah akhirnya dapat membuahkan

hasil selesainya skripsi ini dengan judul “Seni Drama sebagai Media Dakwah

(Studi Kasus pada Teater Wadas Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang)”.

Untuk itu tidak ada kata yang pantas penulis ucapkan kepada pihak-pihak yang

telah membantu proses pembuatan skripsi ini kecuali dengan Jazakum Allah

Ahsan al Jaza’ Jaza’an Katsira. Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. H. Muhibbin, M.Ag., selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang.

2. Dr. M. Sulthon, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Dakwah beserta Pembantu

Dekan I, II dan III.

3. Drs. H. Najahan Musyafak, MA. dan H. M. Alfandi M.Ag., selaku

pembimbing I dan II yang selalu meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk

memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

4. H. M. Alfandi M.Ag., selaku dosen wali studi sejak saya masuk dan tercatat

sebagai mahasiswa Dakwah yang selalu memberikan motivasi, pengarahan

dan bimbingan kepada penulis.

5. Kajur dan Sekjur Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah IAIN

Walisongo Semarang.

Page 9: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

ix

6. Drs. H. Ahmad Anas, M.Ag. dan Drs. Amelia Rahmi, M.Pd., selaku penguji 1

dan 2.

7. Para Dosen pengajar dan staf karyawan di lingkungan Fakultas Dakwah IAIN

Walisongo Semarang yang telah membantu dalam penyelesaian proses

perkuliahan, urusan birokrtasi dan lain sebagainya selama menuntut ilmu di

Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang.

8. Segenap Pengurus Teater Wadas Fakultas Dakwah IAIN Walisongo

Semarang, terimakasih yang tak terhingga atas bantuannya dalam penyusunan

skripsi ini.

9. Ayahanda, Ibunda, Adinda, serta Saudara-saudaraku yang senantiasa

memberikan motivasi dan mendo’akan disetiap perjalanan penulis dalam

menjalani hidup.

10. Adinda Misiyanah, tidak ada kata yang patut kuucapkan selain ucapan terima

kasih atas kebersamaan, bimbingan dan motivasinya.

11. Dan semua saja yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini

yang tidak dapat penulis sebutkan dalam lembaran kertas kecil ini. Sekali lagi

penulis ucapkan: Jazakum Allah Ahsan al Jaza’ Jaza’an Katsira.

Semoga kebaikan dan keikhlasan semua pihak yang telah membantu

dalam proses penyusunan skripsi ini mendapat balasan dari Allah SWT. Akhirnya

kepada Allah penulis berharap, semoga apa yang telah ada dalam skripsi ini bisa

bermanfaat bagi penulis secara pribadi dan para pembaca pada umumnya. Amin.

Semarang, 16 Januari 2012

Penulis

Yusuf Afandi

Page 10: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN NOTA PEMBIMBING .............................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ iv

HALAMAN MOTTO ..................................................................................... v

PERSEMBAHAN ........................................................................................... vi

ABSTRAKSI .................................................................................................. vii

HALAMAN KATA PENGANTAR ............................................................... viii

HALAMAN DAFTAR ISI ............................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .......................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ..................................................................... 7

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 7

1.4. Tinjauan Pustaka ....................................................................... 8

1.5. Metode Penelitian ...................................................................... 10

1.6. Sistematika Penulisan ............................................................... 15

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH

DAN DRAMA

2.1. Konsep Dakwah ........................................................................ 17

2.1.1. Pengertian dan Dasar Hukum Dakwah ............................ 17

2.1.2. Unsur-unsur Dakwah ....................................................... 20

2.2. Konsep Media Dakwah ............................................................. 25

Page 11: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

xi

2.2.1. Pengertian dan Macam-macam Media Dakwah .............. 25

2.2.2. Prinsip-prinsip Media Dakwah ........................................ 27

2.2. Konsep Drama ........................................................................... 29

2.2.1. Pengertian dan Jenis-jenis Drama ..................................... 29

2.2.2. Unsur-unsur Drama ........................................................... 35

2.2.3. Prinsip-prinsip Drama ...................................................... 38

2.2.4. Drama sebagai Media Dakwah ........................................ 39

BAB III SENI DRAMA TEATER WADAS FAKULTAS DAKWAH IAIN

WALISONGO SEMARANG

3.1. Deskripsi Teater Wadas ............................................................. 42

3.1.1. Sejarah Berdirinya Teater Wadas ..................................... 42

3.1.2. Tujuan Didirikannya Teater Wadas ................................. 44

3.1.3. Sruktur Kepengurusan Teater Wadas ............................... 44

3.1.4. Pementasan-pementasan Teater Wadas Periode 1980-2011 46

3.2. Deskripsi Pementasan Drama Teater Wadas Periode 2009-2011 54

3.2.1. Pementasan Drama "Adila" .............................................. 54

3.2.2. Pementasan Drama "Kembang" ....................................... 56

3.2.3. Pementasan Drama "Ya Fatimah" .................................... 60

BAB IV ANALISIS TERHADAP SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA

DAKWAH

4.1 Analisis Terhadap Pementasan Seni Drama Teater Wadas ....... 65

4.2. Analisis Terhadap Seni Drama sebagai Media Dakwah ............ 77

Page 12: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

xii

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan ............................................................................... 82

5.2. Saran-saran ................................................................................ 88

5.3. Kata Penutup ............................................................................. 88

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 13: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Islam adalah agama yang berisi dengan petunjuk-petunjuk agar

manusia secara individual menjadi manusia yang baik, beradab, dan

berkualitas, selalu berbuat baik sehingga mampu membangun sebuah

peradaban yang maju, sebuah tatanan kehidupan yang manusiawi dalam arti

kehidupan yang adil, maju bebas dari berbagai ancaman, penindasan, dan

berbagai kekhawatiran. Agar mencapai yang diinginkan tersebut diperlukan

apa yang dinamakan sebagai dakwah. Karena dengan masuknya Islam dalam

sejarah umat manusia, agama ini mencoba meyakinkan umat manusia tentang

kebenarannya dan menyeru manusia agar menjadi penganutnya (Aziz, 2004:

1).

Di samping itu, Islam juga merupakan agama dakwah, yaitu agama

yang menugaskan umatnya untuk menyebarkan dan menyiarkan Islam kepada

seluruh umat manusia sebagai rahmat bagi seluruh alam. Islam dapat

menjamin terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan umat manusia,

bilamana ajaran Islam yang mencakup segenap aspek kehidupan itu dijadikan

sebagai pedoman hidup dan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Usaha

menyebarluaskan Islam dan realisasi terhadap ajarannya yaitu dengan

berdakwah (Shaleh, 1977: 1). Sebagaimana dalam firman Allah SWT. yang

berbunyi sebagai berikut :

Page 14: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

2

.

Artinya : “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan

pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang

baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui

tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih

mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk” (Q.S. An-

Nahl: 125). (Depag RI, 2001: 748).

Dakwah adalah aktivitas untuk mengajak manusia menuju suatu

tujuan. Ia memerlukan kiat-kiat khusus agar dapat diterima secara efektif dan

efisien (Syabibi, 2008: 135). Dakwah dalam konteks perkembangan dan

penyebaran ajaran Islam menjadi aspek kegiatan yang cukup fundamental.

Islam tidak mungkin dikenal dan dipahami serta dianut tanpa adanya proses

dakwah Rasul. Kegiatan dakwah dalam perkembangannya ditradisikan oleh

para ulama’ dari satu generasi ke generasi hingga sekarang (Syabibi, 2008:

20). Untuk menyampaikan pesan dakwah, seorang juru dakwah (da'i) dapat

menggunakan berbagai macam media dakwah, baik itu media modern (media

elektronika) maupun media tradisional (Baroroh, dkk., 2009: 4).

Perwujudan dakwah bukan sekedar usaha peningkatan pemahaman

dalam tingkah laku dan pandangan hidup saja, tetapi juga menuju sasaran

yang lebih luas. Apabila pada masa sekarang ini, ia harus lebih berperan

menuju kepada pelaksanaan ajaran Islam secara lebih menyeluruh dan

berbagai aspek kehidupan.

Page 15: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

3

Dalam melaksanakan dakwah Islam untuk menyesuaikan suatu

keadaan dalam masyarakat yang akan dihadapi, seorang da'i harus memakai

sebuah media, agar dalam melaksanakan dakwahnya akan sampai ke sasaran

yang diharapkan (Arifin, 2005: 3).

Dakwah dengan media tradisional dapat menggunakan berbagai

macam seni pertunjukan yang dipentaskan di depan umum terutama sebagai

sarana hiburan yang memiliki sifat komunikatif, seperti seni ketoprak,

karawitan, wayang, seni teater dan sebagainya. Dengan demikian

mempermudah bagi juru dakwah untuk menyampaikan dakwah dan juga agar

mudah dipahami oleh sasaran dakwah (mad'u), maka sebaiknya dakwah

dilakukan dengan menggunakan salah satu media yang ada. Hal ini untuk

menyesuaikan keadaan masyarakat yang tidak sama, disatu sisi sudah modern

disisi lain masih tradisional. Oleh karena itu dalam berdakwah walaupun

sudah menggunakan media modern namun tidak menghilangkan media

tradisional yang masih digunakan dengan baik, sehingga dalam berdakwah

penggunaan media tersebut dapat disesuaikan dengan keadaan masyarakat

setempat. Oleh karena keadaan lingkungan masing-masing masyarakat tidak

selalu sama, maka materinya juga harus bervariasi menyesuaikan keadaan

dimana juru dakwah harus mencari masalah-masalah yang dihadapi dan

sekaligus memikirkan pemecahannya yang nantinya menjadi bahan

pembicaraan dalam berdakwah (Baroroh, dkk., 2009: 4).

Seni merupakan media yang mempunyai peran yang sangat penting

dalam pelaksanaan dakwah Islam, karena media tersebut memiliki daya tarik

Page 16: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

4

yang dapat mengesankan hati pendengar maupun penontonnya. Melihat

kenyataan yang demikian maka kesenian memiliki peranan yang tepat guna

sehingga dapat mengajak kepada khalayak untuk menikmati dan menjalankan

isi yang terkandung didalamnya. Seni dapat digunakan sebagai media dakwah

karena syair yang terpancar bernilai dakwah sehingga dikatakan bahwa seni

sebagai media untuk berdakwah. Kuntowijoyo mengemukan bahwa kesenian

yang merupakan ekspresi dari keislaman itu setidaknya mempunyai

karakteristik Islam yang mencerminkan karakteristik dakwah Islam seperti: a).

berfungsi sebagai ibadah, tazkiyah, dan tasbih, b). menjadi identitas

kelompok, c). berfungsi sebagai syair (Baroroh, dkk., 2009: 4).

Beberapa group kesenian maupun kebudayaan diakhir-akhir ini

nampak sekali peranannya dalam usaha penyebaran Islam. Seperti group

qosidah, dangdut, musik band, drama, wayang kulit dan sebagainya.

Sebenarnya pada mulanya group-group kesenian tersebut bergerak

hanya pada lingkup hiburan. Yang mana para artis hanya komersil lagunya

atau sandiwaranya demi memenuhi kebutuhan hidupnya. Akan tetapi di saat

sekarang ini mereka sudah sadar bahwasanya group yang dipimpinnya atau

profesinya itu dapat pula dimanfaatkan sebagai media dakwah. Seperti Ki

Anom Suroto dengan wayang kulitnya, Emha Ainun Najib dengan kelompok

teaternya, H. Fatholah Akbar dengan Seni Ludruk Sari Warninya mampu

membawa missi dakwahnya menuju kelestarian dan pengembangan Islam

(Syukir, 1983: 179).

Page 17: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

5

Drama merupakan tiruan kehidupan manusia yang diproyeksikan di

atas pentas. Melihat drama, penonton seolah melihat kejadian dalam

masyarakat. Kadang-kadang konflik yang disajikan dalam drama sama dengan

konflik batin mereka sendiri. Lakon drama sebenarnya mengandung pesan

atau ajaran (terutama ajaran moral) bagi penontonnya. Penonton menemukan

ajaran itu secara tersirat dalam lakon drama (Waluyo, 2002: 1).

Drama dengan seperangkat ide-ide dan gagasan yang meliputi, baik

dalam diskursus budaya maupun estetis, secara kreatif dapat dibangun sebagai

jalan untuk menyebarkan dogma-dogma, tujuan, harapan dan mimpi para

pendukungnya melalui prosedur-prosedur individual, sosial, maupun

teologikal sekaligus memiliki kemungkinan yang ikhlas untuk direproduksi ke

dalam idiom-idiom komunikasi visual yang bersifat verbal maupun non verbal

(Arifin, 2005: 8).

Drama tidak lepas dari naskah, maka baik naskah maupun pentas

berhubungan dengan bahasa sastra. Telaah drama harus dikaitkan dengan

sastra. Sebagai karya sastra, bahasa drama adalah bahasa sastra, karena itu

sifat konotatif juga dimiliki. Pemakaian lambang, kiasan, irama, pemilihan

kata yang khas dan sebagainya berprinsip sama dengan karya sastra yang lain

(Waluyo, 2000: 2).

Waktu menonton suatu drama sering terjadi penonton atau mad'u dapat

memahami jalan cerita sungguhpun ada kata-kata atau kalimat yang kurang

dipahami. Ini dimungkinkan karena pembicaraan dalam dialog suatu drama

diikuti oleh mimik dan gerak-gerik serta intonasi yang jelas oleh pelaku yang

Page 18: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

6

memainkan perannya dengan baik. Melalui drama, selain dapat mempelajari

dan menikmati isinya, orang juga dapat memahami masalah yang disodorkan

di dalamnya tentang masyakat melalui dialog-dialog pelaku sekaligus belajar

tentang isi drama tersebut dan juga mempertinggi pengertian mereka tentang

bahasa lisan. Sehingga nilai-nilai dakwah yang terkandung di dalamnya

mudah diserap oleh penonton atau mad'u (Waluyo, 2002: 158).

Melihat betapa pentingnya seni drama sebagai media untuk

berdakwah, maka dalam hal ini khususnya pada sebuah organisasi kesenian

yaitu teater Wadas Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang berusaha

menerapkan media tersebut dalam suatu kegiatan dakwah, untuk tercapainya

suatu tujuan yang diinginkan.

Teater Wadas merupakan salah satu dari beberapa teater yang ada di

IAIN Walisongo Semarang, yang di dalamnya terdapat mahasiswa dan

mahasiswi yang memiliki minat dan potensi untuk berkarya seni di Fakultas

Dakwah. Dalam setiap pementasannya selama ini, teater Wadas banyak

menggarap seni drama yang bertemakan dakwah. Hal ini terbukti dengan

pementasan-pementasan seni drama di lingkungan IAIN Walisongo

Semarang, Taman Budaya Raden Saleh (TBRS), dan diberbagai kota lainnya

seperti: Demak, Kudus, Jepara, Pati dan masih banyak lagi tempat yang

lainnya.

Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti ingin mengetahui tentang

bagaimana seni drama pada teater Wadas Fakultas Dakwah IAIN Walisongo

Semarang dipergunakan sebagai media dakwah. Oleh karena itu, penelitian ini

Page 19: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

7

mengambil judul: “Seni Drama sebagai Media Dakwah (Studi Kasus pada

Teater Wadas Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang)”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah bagaimanakah Teater Wadas Fakultas Dakwah IAIN

Walisongo Semarang berdakwah melalui seni drama?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui Teater Wadas Fakultas Dakwah IAIN

Walisongo Semarang berdakwah melalui seni drama.

1.3.2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran

dalam membangun ilmu pengetahuan khususnya di bidang kesenian

melalui seni drama yang mempunyai nilai-nilai dakwah Islam.

b. Manfaat Praktis

Manfaat praktis yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah dapat

menambah wacana dan memberikan wawasan tentang ilmu kesenian

serta efektifitasnya dalam pelaksanaan dakwah kepada para pembaca

dan pelaku dakwah dalam rangka pengembangan dakwah.

Page 20: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

8

1.4. Tinjauan Pustaka

Untuk menghindari kesamaan penulisan dan plagiatisme, maka berikut

ini penulis sampaikan beberapa hasil penelitian sebelumnya yang memiliki

relevansi dengan penelitian ini, antara lain sebagai berikut;

Pertama, skripsi yang telah disusun oleh Galih Fathul Arifin (Tahun:

2005): “Pesan Dakwah dalam Naskah Teater (Analisis Naskah Pementasan

Teater Wadas Periode 2000-2003)”. Dalam skipsi ini membahas tentang

bagaimana pesan dakwah yang terkandung dalam naskah teater Wadas serta

relevansi pesan dakwah melalui pementasan teater dikaitkan dengan kondisi

saat ini. Pesan-pesan dakwah yang terkandung dalam naskah teater Wadas

yaitu terdiri dari masalah aqidah, syari'ah, dan akhlak. Sedangkan relevansinya

dengan kondisi saat ini adalah karena pementasan teater atau naskah-naskah

teater Wadas merupakan suatu bentuk refleksi kehidupan sosial dari para

penyair dengan melihat realitas masyarakat. Adapun metode pengumpulan

data yang digunakan adalah wawancara, dan dokumentasi.

Kedua, skripsi yang disusun oleh Azis Muslim (Tahun: 1995):

“Aktualisasi Missi Dakwah Lewat Teater (Studi Kasus pada Kelompok Teater

di IAIN Walisongo Semarang)”. Dalam Skripsi tersebut dibahas mengenai

kegiatan teater di empat Fakultas di IAIN Walisongo Semarang yang meliputi

beberapa bentuk, antara lain : pementasan teater, musik, dan lain-lain. Dalam

bentuk-bentuk kegiatan tersebut, teater IAIN Walisongo disamping bernuansa

seni juga bernuansa Islam. Visualisasi dari naskah harus mencerminkan suatu

bentuk kesenian yang Islami mulai dari make-up, kostum, akting dan

Page 21: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

9

sebagainya. Kelompok teater IAIN Walisongo telah menerapkan seni untuk

berdakwah, sehingga dalam pengemasannya harus didasarkan dan dipadukan

antara nilai estetika dengan nilai etika Islam. Untuk mengimplementasikan

amanat tersebut teater IAIN Walisongo melakukan pembinaan komunitas

dengan berbagai bentuk aktivitas yang selaras dengan misi dakwah Islam.

Ketiga, skripsi yang telah disusun oleh Ahmad Daim (Tahun: 2001):

“Dakwah Melalui Media Wayang Kulit (Studi Kasus Dalang Ki H. Manteb

Soedarsono)”. Dalam skripsi tersebut disimpulkan bahwa dakwah melalui

media Wayang Kulit disamping sebagai media dakwah dan sakral, juga bisa

digunakan sebagai media dakwah dengan metode infiltrasi yang efektif.

Wayang kulit yang ditampilkan oleh Ki Manteb digarap secara menarik,

kreatif, dan sesuai dengan kondisi dan budaya yang ada. Nilai-nilai Islam yang

ditampilkan Ki Manteb dalam pementasan pagelarannya antara lain: aqidah,

syari'at, dan akhlak. Metode yang digunakan dalam mengumpulkan data yaitu

dengan cara observasi dan wawancara.

Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut meskipun sedikit banyaknya

ada kesamaan dengan penelitian sebelumnya, namun pendekatan penelitian

yang disusun saat ini memiliki perbedaan. Dalam hal ini peneliti lebih

difokuskan pada persoalan seni drama sebagai media dakwah (studi kasus

pada teater Wadas Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang). Sedangkan

penelitian yang pertama fokus pembahasannya pada pesan-pesan dakwah yang

terkandung dalam naskah teater Wadas serta relevansinya dengan kondisi saat

ini. Penelitian yang kedua fokus pembahasannya hanya pada

Page 22: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

10

pengaktualisasian misi dakwah melalui teater dengan melakukan pembinaan

komunitas dengan berbagai bentuk aktivitas. Sedangkan penelitian yang ketiga

juga menfokuskan pada penyampaian dakwah melalui media Wayang Kulit.

Dari ketiga penelitian di atas, jelas memiliki perbedaan dengan penelitian yang

akan di susun saat ini, karena penelitian yang akan disusun saat ini fokus pada

seni drama dipergunakan sebagai media dakwah dan teater Wadas Fakultas

Dakwah IAIN Walisongo Semarang berdakwah melalui seni drama. Adapun

metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, dan

dokumentasi.

1.5. Metode Penelitian

1.5.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian kualitatif, yang

dimaksud adalah sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya

dideskripsikan dan dianalisis dengan kata-kata atau kalimat. Pendekatan

ini menggunakan pendekatan media dakwah, sedangkan spesifikasi

penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif yang bertujuan

mengumpulkan informasi ataupun data untuk disusun, dijelaskan dan

dianalisis (Muhtadi dan Safei, 2003: 128), dan penelitian kualitatif

deskriptif ini merupakan penelitian yang tidak dimaksudkan untuk menguji

hipotesis tertentu tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang sesuatu

variabel, gejala atau keadaan (Arikunto, 1993: 310).

Page 23: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

11

1.5.2. Sumber dan Jenis Data

Sumber data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu data

primer dan data sekunder, menurut Lexy J. Moleong sumber data utama

dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya

adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lainnya (Moleong, 2004:

157).

Data primer, yaitu sumber data utama yang diperoleh melalui kata-

kata atau tindakan orang-orang yang diamati dan diwawancarai. Dalam

penelitian ini, sumber data berupa CD dan foto pementasan drama Teater

Wadas periode 2009-2011 yang berjumlah 3 pementasan dengan perincian

sebagai berikut : 1) "Adila" terdapat 3 babak (dipentaskan pada tanggal 16

Februari 2009), 2) "Kembang" terdapat 5 babak (dipentaskan pada tanggal

4 Mei 2010), 3) "Ya Fatimah" terdapat 2 babak (dipentaskan pada tanggal

7 Maret 2011). Yang menjadi subyek wawancara, antara lain: penulis,

aktor, sutradara, sebagian anggota dan pengurus teater Wadas. Metode ini

penulis gunakan untuk mendapatkan informasi dan data-data tentang seni

drama sebagai media dakwah pada teater Wadas Fakultas Dakwah IAIN

Walisongo Semarang.

Data sekunder yaitu sumber data tertulis yang merupakan sumber

data yang tidak bisa diabaikan, karena melalui sumber data tertulis akan

diperoleh data yang dapat dipertanggung jawabkan validitasnya (Moleong,

2004: 113). Data ini berupa literatur baik yang berasal dari buku-buku,

catatan, arsip, dan dokumentasi yang ada kaitannya dengan penelitian ini.

Page 24: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

12

1.5.3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data menggunakan beberapa

metode, diantaranya sebagai berikut:

a. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode mencari data mengenai hal-

hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,

majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya (Moleong,

2004: 218). Peneliti menggunakan metode ini untuk memperoleh

dokumen-dokumen, CD, Foto-foto dan arsip yang ada di teater Wadas

Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang serta yang berkaitan

dengan masalah yang penulis bahas.

b. Metode Interview (Wawancara)

Metode interview adalah suatu metode pengumpulan data dengan

cara mengajukan pertanyaan secara langsung kepada seseorang yang

berwenang tentang suatu masalah (Arikunto, 1993: 231).

Peneliti dalam hal ini berkedudukan sebagai interviewer,

mengajukan pertanyaan, menilai jawaban, meminta penjelasan,

mencatat dan menggali pertanyaan lebih dalam. Di pihak lain, sumber

informasi (interview) menjawab pertanyaan, memberi penjelasan dan

kadang-kadang juga membalas pertanyaan (Hadi, 2004: 218). Metode

ini dipergunakan untuk mendapatkan data dan menggali data tentang

sesuatu yang berkaitan dengan seni drama sebagai media dakwah pada

teater Wadas Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang.

Page 25: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

13

Dalam wawancara ini peneliti menggunakan wawancara

tersruktur yaitu wawancara yang terdiri dari suatu daftar pertanyaan

yang telah direncanakan dan telah disusun sebelumnya. Semua

responden yang diwawancarai diajukan pertanyaan-pertanyaan yang

sama, dengan kata-kata dan dalam tata urutan secara uniform. Di

samping itu sebagai bentuk pertanyaannya digunakan wawancara

terbuka yaitu terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang sedemikian rupa

bentuknya sehingga responden atau informan diberi kebebasan untuk

menjawabnya.

Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah

penulis naskah, sebagian aktor, dan sutradara drama Adila, Kembang

dan Ya Fatimah, serta sebagian anggota dan pengurus teater Wadas.

1.5.4. Teknik Analisis Data

Setelah memperoleh data dari dokumentasi dan interview, langkah

selanjutnya adalah mengklasifikasikan sesuai dengan permasalahan yang

diteliti, kemudian data tersebut disusun dan dianalisis. Metode analisis

data adalah jalan yang ditempuh untuk mendapatkan ilmu pengetahuan

ilmiah dengan mengadakan perincian terhadap obyek yang diteliti atau

cara penanganan terhadap suatu objek tertentu dengan jalan memilah-

milah antara penelitian yang satu dengan penelitian yang lain guna

memperoleh kejelasan mengenai halnya (Sudarto, 1997: 59).

Dalam metode analisis data kualitatif ini terdapat beberapa langkah

yaitu :

Page 26: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

14

Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi

kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri,

Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensintesiskan,

membuat ikhtisar, dan membuat indeksnya,

Berpikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai

makna, mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan

membuat temuan-temuan umum (Moleong, 2006: 248).

Metode analisis yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah

analisis deskriptif dan analisis induktif. Metode analisis deskriptif ini

bertujuan menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik

bidang-bidang tertentu secara faktual dan cermat dengan menggambarkan

keadaan atau status fenomena (Arikunto, 1993: 228).

Metode ini secara aplikatif digunakan untuk mendeskripsikan

tentang obyek penelitian yang sedang dikaji, dalam hal ini adalah seni

drama sebagai media dakwah pada teater Wadas Fakultas Dakwah IAIN

Walisongo Semarang. Setelah data terdeskripsikan langkah selanjutnya

adalah menganalisisnya dengan menggunakan metode analisis induktif

yaitu berangkat dari fakta-fakta atau peristiwa yang khusus, ditarik

generalisasi yang bersifat umum (Hadi, 2004: 42).

Dengan menggunakan metode tersebut pertama kali akan dianalisa

pementasan drama teater wadas sebagai representasi pemikiran pengarang

yang dituangkan dalam bentuk tanda, simbol, dan indeks dari beragam

makna. Kemudian dari analisa yang pertama, baru akan dianalisa

Page 27: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

15

keterkaitan antara pengarang dengan realitas sosial. Dari kedua langkah

analisa tersebut kemudian akan dicari keterkaitan antara teater, lingkungan

masyarakat dan aktifitas dakwah.

1.6. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi merupakan hal yang penting karena

mempunyai fungsi untuk menyatakan garis-garis besar dari masing-masing

bab yang saling berkaitan dan berurutan. Hal ini dimaksudkan agar tidak

terjadi kekeliruan dalam penyusunannya.

Untuk mempermudah penulisan skripsi ini, penulis membagi skripsi

ini menjadi 5 bab, yaitu:

Bab pertama adalah pendahuluan yang meliputi latar belakang,

rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode

penelitian serta sistematika penulisan skripsi.

Bab kedua meliputi dua sub bab. Tinjauan umum tentang dakwah yang

meliputi pengertian dan dasar hukum dakwah, dan unsur-unsur dakwah; media

dakwah yang meliputi pengertian dan macam-macam media dakwah, dan

prinsip-prinsip media dakwah; dan drama yang meliputi pengertian drama,

jenis-jenis drama, unsur-unsur drama, prinsip-prinsip drama dan drama

sebagai media dakwah.

Bab ketiga berisi tentang seni drama Teater Wadas Fakultas Dakwah

IAIN Walisongo Semarang yang meliputi; deskripsi teater Wadas yang

meliputi sejarah berdirinya, tujuan didirikannya, struktur kepengurusan,

Page 28: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

16

pementasan-pementasan Teater Wadas periode 1980-2011; dan deskripsi

pementasan drama teater Wadas periode 2009-2011 yang meliputi pementasan

drama "Adila", "Kembang" dan "Ya Fatimah".

Bab keempat berisi tentang analisis terhadap seni drama sebagai Media

Dakwah yang meliputi; analisis terhadap pementasan seni drama Teater

Wadas dan analisis terhadap seni drama sebagai media dakwah.

Bab kelima adalah penutup yang meliputi kesimpulan, saran-saran dan

kata penutup.

Page 29: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

17

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH

DAN DRAMA

2.1. Konsep Dakwah

2.1.1. Pengertian dan Dasar Hukum Dakwah

Secara etimologis, kata dakwah merupakan bentuk masdar dari

kata yad’u (fiil mudhari’) dan da’a (fiil madli) yang artinya adalah

memanggil (to call), mengundang (to invite), mengajak (to summer),

menyeru (to propo), mendorong (to urge), dan memohon (to pray).

Selain kata “dakwah”, Al-Qur'an juga menyebutkan kata yang memiliki

pengertian yang hampir sama dengan “dakwah”, yakni kata “tabligh”

yang berarti penyampaian, dan “bayan” yang berarti penjelasan (Pimay,

2006: 2).

Secara terminologi dakwah dapat diartikan sebagai sisi positif

dari ajakan untuk menuju keselamatan dunia dan akhirat. Sedangkan

menurut istilah para ulama’ memberikan definisi yang bermacam-

macam, antara lain:

1. Syeikh Ali Mahfudz dalam kitabnya Hidayatul Mursyidin

memberikan definisi dakwah sebagai berikut:

الخير والهذي واالمر بالمعروف والنهي عن المنكر حث الناس عل

. ليفىزوا بسعادة العاجل واالجل

"Mendorong manusia agar memperbuat kebaikan dan menurut

petunjuk, menyeru mereka berbuat kebajikan dan melarang

Page 30: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

18

mereka dari perbuatan mungkar agar mereka mendapat

kebahagiaan di dunia dan akhirat".

2. Muhammad Natsir mendefinisikan dakwah sebagai usaha-usaha

menyerukan dan menyampaikan kepada perorangan manusia dan

seluruh umat konsepsi Islam tentang pandangan dan tujuan hidup

manusia di dunia ini, yang meliputi amar ma’ruf nahi munkar,

dengan berbagai macam media dan cara yang diperbolehkan akhlak

dan membimbing pengalamannya dalam perikehidupan

perseorangan, perikehidupan berumah tangga, perikehidupan

bermasyarakat dan perikehidupan bernegara (Shaleh, 1977: 8).

3. H.S.M. Nasaruddin Latif dalam bukunya Teori dan Praktek

Dakwah Islamiyah, mendefinisikan dakwah sebagai setiap usaha

atau aktivita dengan lisan atau tulisan dan lainnya, yang bersifat

menyeru, mengajak, memanggil manusia lainnya untuk beriman dan

mentaati Allah s.w.t., sesuai dengan garis-garis aqidah dan syari’at

serta akhlak Islamiyah (Pimay, 2006: 6).

4. Syekh Muhammad Khidr Husain dalam bukunya Al-Dakwah ila al

Ishlah mengatakan, dakwah adalah “Upaya untuk memotivasi orang

agar berbuat baik dan mengikuti jalan petunjuk, dan melakukan

amar ma’ruf nahi munkar dengan tujuan mendapatkan kebahagiaan

di dunia dan akhirat.”

5. Toha Yahya Oemar mengatakan bahwa, dakwah adalah mengajak

manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai

Page 31: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

19

dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan

mereka di dunia dan akhirat (Munir & Ilaihi, 2006: 20).

Beberapa pengertian dakwah tersebut, meskipun dituangkan

dalam bahasa dan kalimat yang berbeda, tetapi kandungan isinya sama

bahwa dakwah dipahami sebagai seruan, ajakan dan panggilan dalam

rangka membangun masyarakat Islami berdasarkan kebenaran ajaran

Islam yang hakiki. Dengan kata lain, dakwah merupakan upaya atau

perjuangan untuk menyampaikan ajaran agama yang benar kepada umat

manusia dengan cara yang simpatik, adil, jujur, tabah dan terbuka, serta

menghidupkan jiwa mereka dengan janji-janji Allah SWT tentang

kehidupan yang membahagiakan, serta menggetarkan hati mereka

dengan ancaman-ancaman Allah SWT terhadap segala perbuatan

tercela, melalui nasehat-nasehat dan peringatan-peringatan (Pimay,

2006: 5-7).

Pada hakikatnya dakwah adalah menyeru kepada umat manusia

untuk menuju kepada jalan kebaikan, memerintahkan yang ma’ruf dan

mencegah dari yang mungkar dalam rangka memperoleh kebahagiaan

di dunia dan kesejahteraan di akhirat. Karena itu, dakwah memiliki

pengertian yang luas. Ia tidak hanya berarti mengajak dan menyeru

umat manusia agar memeluk Islam, lebih dari itu dakwah juga berarti

upaya membina masyarakat Islam agar menjadi masyarakat yang lebih

berkualitas yang dibina dengan ruh tauhid dan ketinggian nilai-nilai

Islam.

Page 32: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

20

Jadi, setiap muslim diwajibkan menyampaikan dakwah Islam

kepada seluruh umat manusia, sehingga mereka dapat merasakan

ketentraman dan kedamaian (Pimay, 2006: 13-14). Dasar hukum

kewajiban dakwah tersebut banyak disebutkan dalam Al-Qur'an di

antaranya adalah surat An-Nahl ayat 125:

Artinya: "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah

dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara

yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih

mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan

dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat

petunjuk".

2.1.2. Unsur-unsur Dakwah

Unsur-unsur dakwah adalah komponen-komponen yang selalu

ada dalam setiap kegiatan dakwah. Unsur-unsur tersebut adalah subyek

dakwah (da’i), obyek dakwah (mad’u), materi dakwah (maddah),

metode dakwah (thariqah) dan media dakwah (wasilah).

1. Subyek Dakwah (Da’i)

Subyek dakwah atau da'i merupakan orang yang

melaksanakan suatu proses kegiatan untuk menyeru kepada sesama

umat manusia. Pada prinsipnya umat muslim wajib untuk

melakukan amar ma'ruf nahi munkar. Tapi karena pengetahuan

yang berbeda-beda tidak semua muslim bisa berdakwah. Subyek

dakwah ini merupakan unsur terpenting dalam pelaksanaan dakwah,

Page 33: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

21

karena da'i merupakan seorang pemimpin yang memberi

keteladanan bagi orang lain. Diantara sifat-sifat yang perlu dimiliki

oleh seorang da'i atau mubaligh adalah:

- Mengetahui tentang Al-Qur'an dan Sunnah Rasul sebagai

pokok agama Islam.

- Memiliki pengetahuan Islam seperti tafsir, ilmu hadits, sejarah

kebudayaan Islam dan lain-lainnya.

- Memiliki pengetahuan yang menjadi alat kelengkapan dakwah

seperti teknik dakwah, sejarah, perbandingan agama dan

sebagainya.

- Memahami bahasa umat yang akan diajak kejalan yang diridhoi

Allah.

- Penyantun dan lapang dada.

- Berani kepada siapa saja dalam menyatakan, membela dan

mempertahankan kebenaran.

- Memberi contoh dalam setiap medan kebajikan.

- Berakhlak baik sebagai seorang Muslim.

- Memiliki ketahanan mental yang kuat (kesabaran), keras

kemauan, optimis walaupun menghadapi berbagai rintangan

dan kesulitan.

- Berdakwah karena Allah.

- Mencintai tugas kewajibannya sebagai da'i dan tidak gampang

meninggalkan tugas tersebut karena pengaruh-pengaruh

keduniaan (Ya'qub, 1992: 38)

Apabila seorang da'i memiliki sifat-sifat tersebut di atas

maka akan mempermudah bagi da'i untuk memberikan materinya

kepada mad'u, dan juga apabila terdapat suatu halangan dalam

penyampaian materi dakwah maka akan segera mudah untuk diatasi

dalam pelaksanaannya.

2. Obyek Dakwah (Mad'u)

Seluruh umat manusia merupakan penerima dakwah tanpa

kecuali dan tidak membedakan status sosial, umur, pekerjaan, asal

daerah, dan ukuran biologis baik itu pria maupun wanita. Jadi obyek

Page 34: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

22

disini merupakan sasaran da’i untuk melakukan dakwahnya.

Muhammad Abduh membagi mad’u menjadi tiga golongan, yaitu:

- Golongan cerdik cendekiawan yang cinta kebenaran, dan

berfikir secara kritis dan cepat menangkap persoalan.

- Golongan awam, yaitu orang kebanyakan yang belum dapat

berfikir secara kritis dan mendalam, serta belum dapat

menangkap pengertian-pengertian yang tinggi.

- Golongan yang berbeda dengan kedua golongan tersebut.

Mereka senang membahas sesuatu tetapi hanya dalam batas

tertentu saja, dan tidak mampu membahas secara mendalam

(Munir dan Ilaihi, 2006: 23)

Dengan mengetahui bagian-bagian dari obyek tersebut,

maka materi dan metode yang akan disampaikan kepada mereka

pun berbeda, dengan menyesuaikan menurut perbedaan mereka.

3. Materi Dakwah (Maddah)

Materi merupakan bahan yang dipergunakan da’i untuk

disampaikan kepada mad’u. Materi tersebut menekankan pada

materi agama atau ajaran Islam, yaitu Al-Qur'an dan Sunnah rasul.

Pokok-pokok materi dakwah atau ajaran Islam antara lain:

- Aqidah Islam, tauhid dan keimanan.

- Pembentukan pribadi yang sempurna.

- Pembangunan masyarakat yang adil dan makmur.

Page 35: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

23

- Kemakmuran dan kesejahteraan dunia dan akhirat (Ya’qub,

1992: 30)

Dalam penyampaian materi maka da’i hendaknya tidak

melupakan kondisi dan situasi keadaan dari mad’u, dan dalam

penyampaian materi harus sesuai dengan kemampuan da’i.

4. Metode Dakwah (Thariqah)

Metode dakwah adalah jalan atau cara yang dipakai juru

dakwah untuk menyampaikan ajaran materi dakwah Islam. Dalam

menyampaikan suatu pesan dakwah, metode sangat penting

peranannya, karena suatu pesan walaupun baik, tetapi disampaikan

lewat metode yang tidak benar, maka pesan itu bisa saja ditolak oleh

si penerima pesan. Adapun metode ini terdiri dari, yaitu:

- Bi al-Hikmah, yaitu berdakwah dengan memperhatikan situasi

dan kondisi sasaran dakwah dengan menitikberatkan pada

kemampuan mad’u, sehingga mad’u tidak merasa terpaksa atau

keberatan dalam menerima materi serta menjalankan ajaran-

ajaran Islam.

- Mau’izatul Hasanah, yaitu berdakwah dengan memberikan

nasihat-nasihat atau menyampaikan ajaran-ajaran Islam dengan

rasa kasih sayang, sehingga apa yang disampaikan dapat

menyentuh hati mereka.

- Mujadalah Billati Hiya Ahsan, yaitu berdakwah dengan cara

bertukar pikiran dan membantah dengan cara yang sebaik-

Page 36: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

24

baiknya dengan tidak memberikan tekanan-tekanan yang

memberatkan pada komunitas yang menjadi sasaran dakwah

(Munir & Ilaihi, 2006: 34).

5. Media Dakwah (Wasilah)

Media dakwah adalah sarana yang digunakan oleh da'i

untuk menyampaikan materi dakwah. Pada masa kehidupan Nabi

Muhammad SAW, media yang paling banyak digunakan adalah

media audiatif; yakni menyampaikan dakwah dengan lisan. Dalam

perkembangan selanjutnya, terdapat media-media dakwah yang

efektif. Ada yang berupa media visual, audiatif, audio visual, buku-

buku, koran, radio, televisi, drama dan sebagainya (Pimay, 2006:

36).

Media dalam arti alat, secara garis besar dapat dibagi

menjadi tiga macam, yaitu:

a. Pers, yaitu segala media yang tercetak, seperti surat kabar,

buletin, majalah, selebaran dan sebagainya.

b. Audio, yaitu media yang dapat merangsang pendengaran, seperti

radio.

c. Audio visual, yaitu media yang dapat merangsang indera

pendengaran dan penglihatan, seperti televisi, film, sandiwara,

drama dan sebagainya. Media ini sekaligus bisa dilihat dan

didengar (Sanwar, 1986: 77).

Page 37: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

25

2.2. Konsep Media Dakwah

2.2.1. Pengertian dan Macam-macam Media Dakwah

Arti istilah media bila dilihat dari asal katanya (etimologi),

berasal dari Bahasa Latin yaitu "median", yang berarti alat perantara.

Sedangkan kata media merupakan jamak daripada kata median tersebut.

Pengertian semantiknya media berarti segala sesuatu yang dapat

dijadikan sebagai alat (perantara) untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Dengan demikian, media dakwah adalah segala sesuatu yang dapat

dipergunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan dakwah yang telah

ditentukan. Media dakwah ini dapat berupa barang (material), orang,

tempat, kondisi tertentu dan sebagainya (Syukir, 1983: 163).

Media dakwah adalah alat yang digunakan untuk

menyampaikan materi dakwah (ajaran Islam) kepada mad'u. Hamzah

Ya’kub membagi media dakwah menjadi lima macam, yaitu:

a. Lisan adalah media dakwah yang paling sederhana yang

menggunakan lidah dan suara, dakwah dengan media ini dapat

berbentuk pidato, ceramah, kuliah, bimbingan, penyuluhan, dan

sebagainya.

b. Tulisan adalah media dakwah melalui tulisan, buku, majalah, surat

kabar, surat-menyurat, spanduk, dan sebagainya.

c. Lukisan adalah media dakwah melalui gambar, karikatur, dan

sebagainya.

Page 38: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

26

d. Audio visual adalah media dakwah yang dapat merangsang indra

pendengaran, penglihatan atau kedua-duanya, seperti televisi,

drama, film slide, OHP, internet, dan sebagainya.

e. Akhlak, yaitu media dakwah melalui perbuatan-perbuatan nyata

yang mencerminkan ajaran Islam yang secara langsung dapat

dilihat dan didengarkan oleh mad’u (Munir & Ilaihi, 2006: 32).

Dari pembagian wasilah dakwah tersebut di atas, drama

merupakan wasilah dakwah tradisional yang berbentuk audio visual,

baik dalam bentuk pertunjukan secara langsung maupun yang disajikan

dalam televisi, radio dan sebagainya.

Pada dasarnya dakwah dapat menggunakan berbagai wasilah

yang dapat merangsang indra-indra manusia serta dapat menimbulkan

perhatian untuk menerima dakwah. Semakin tepat dan efektif wasilah

yang dipakai semakin efektif pula upaya pemahaman ajaran Islam pada

masyarakat yang menjadi sasaran dakwah. Dari segi pesan

penyampaian dakwah, media dakwah dibagi tiga golongan yaitu:

1) The Spoken Words (yang berbentuk ucapan)

Yang termasuk kategori ini ialah alat yang dapat

mengeluarkan bunyi. Karena hanya dapat ditangkap oleh telinga;

disebut juga dengan the audial media yang biasa dipergunakan

sehari-hari seperti telepon, radio, dan sejenisnya.

Page 39: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

27

2) The Printed Writing (yang berbentuk tulisan)

Yang termasuk di dalamnya adalah barang-barang tercetak,

gambar-gambar tercetak, lukisan-lukisan, buku, surat kabar,

majalah, brosur, pamflet, dan sebagainya.

3) The Audio Visual (yang berbentuk gambar hidup)

Yaitu merupakan penggabungan dari golongan di atas, yang

termasuk ini adalah film, televisi, video, dan sebagainya (Aziz,

2004: 121).

Di samping penggolongan wasilah di atas, wasilah dakwah dari

segi sifatnya juga dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu:

1. Media tradisional, yaitu berbagai macam seni pertunjukan yang

secara tradisional dipentaskan di depan umum (khalayak) terutama

sebagai sarana hiburan yang memiliki sifat komunikatif, seperti

ludruk, wayang, drama, dan sebagainya.

2. Media modern, yang diistilahkan juga dengan "media elektronika"

yaitu media yang dilahirkan dari teknologi. Yang termasuk media

modern ini antara lain: televisi, radio, pers, dan sebagainya (Aziz,

2004: 149).

2.2.2. Prinsip-prinsip Media Dakwah

Media dakwah dapat berfungsi sebagaimana mestinya apabila

tepat dengan prinsip-prinsip pemilihan dan penggunaannya. Prinsip-

prinsip pemilihan media adalah sebagai berikut :

Page 40: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

28

a. Tidak ada satu mediapun yang paling baik untuk keseluruhan

masalah atau tujuan dakwah, sebab setiap media memiliki

karakteristik yang berbeda-beda.

b. Media yang dipilih sesuai dengan tujuan dakwah yang hendak

dicapai.

c. Media yang dipilih sesuai dengan kemampuan sasaran dakwahnya.

d. Media yang dipilih sesuai dengan sifat materi dakwahnya.

e. Pemilihan media hendaknya dilakukan dengan cara obyektif,

artinya pemilihan media bukan atas dasar kesukaan da'i.

f. Kesempatan dan ketersediaan media perlu mendapat perhatian.

g. Efektifitas dan efisiensi harus diperhatikan.

Sedangkan prinsip-prinsip yang dapat digunakan sebagai

pedoman umum dalam mempergunakan media dakwah adalah :

a. Penggunaan media dakwah bukan dimaksudkan untuk mengganti

pekerjaan da'I atau mengurangi peranan da'i.

b. Tiada media satupun yang harus dipakai dengan meniadakan media

yang lain.

c. Setiap media memiliki kelebihan dan kelemahan.

d. Gunakanlah media sesuai dengan karakteristiknya.

e. Setiap hendak menggunakan media harus benar-benar dipersiapkan

dan atau diperkirakan apa yang dilakukan sebelum, selama dan

sesudahnya.

Page 41: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

29

f. Keserasian antara media, tujuan, materi dan obyek dakwah harus

mendapatkan perhatian yang serius (Syukir, 1983: 166-167).

2.3. Konsep Drama

2.3.1. Pengertian dan Jenis-jenis Drama

Secara etimologis, kata drama berasal dari Bahasa Yunani

“draomai” berarti berbuat, berlaku, bertindak, atau beraksi. Drama

berarti perbuatan, tindakan, atau beraksi. Terminologi istilah drama

biasanya didasarkan pada wilayah pembicaraan, apakah yang

dimaksud drama naskah atau drama pentas. Drama naskah dapat diberi

batasan sebagai salah satu jenis karya sastra yang ditulis dalam bentuk

dialog yang didasarkan atas konflik batin dan mempunyai

kemungkinan dipentaskan (Waluyo, 2002: 2).

Moulton memberikan definisi drama (pentas) sebagai hidup

manusia yang dilukiskan dengan action. Hidup manusia yang

dilukiskan dengan action itu terlebih dulu dituliskan, maka drama baik

naskah maupun pentas selalu berhubungan dengan bahasa sastra.

Perkataan drama sering dihubungkan dengan teater. Sebenarnya

perkatan “teater” mempuyai makna yang lebih luas karena dapat

berarti drama, gedung pertunjukan, panggung, group pemain drama,

dan dapat juga berarti segala bentuk tontonan yag dipentaskan di depan

orang banyak (Waluyo, 2002: 3).

Page 42: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

30

Jadi, drama atau sandiwara adalah seni yang mengungkapkan

pikiran, atau perasaan orang dengan mempergunakan laku jasmani,

atau ucapan kata-kata (Sulaiman, 1982: 5)

Menurut Herman J. Waluyo (2002: 45) jenis-jenis drama dibagi

menjadi beberapa macam, yaitu:

1. Drama Pendidikan

Istilah drama pendidikan disebut juga drama ajaran atau

drama didaktis. Pada abad pertengahan, lakon menunjukan pelaku-

pelaku yang dipergunakan untuk melambangkan kebaikan atau

keburukan, kematian, kegembiraan, persahabatan, permusuhan,

dan sebagainya. Pelaku-pelaku drama dijadikan cermin bagi

penonton dengan maksud untuk mendidik.

2. Drama Duka (Tragedy)

Drama duka adalah drama yang pada akhir cerita tokohnya

mengalami kedukaan. Contoh: Romeo-juliet, Machbeth, Hamlet,

Roro mendut-Pronocitro, dan sebagainya.

3. Drama Ria (Comedy)

Drama ria adalah drama yang menyenangkan, cara

memperoleh kesenangan pembaca tidak dengan mengorbankan

struktur dramatik.

4. Closed Drama (Drama untuk Dibaca)

Drama jenis ini hanya indah untuk bahan bacaan. Para

sastrawan yang tidak berpengalaman mementaskan drama biasanya

Page 43: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

31

menulis closed drama yang tidak mempunyai kemungkinan pentas

atau kemungkinan pentasnya kecil.

5. Drama Teatrikal (Drama untuk Dipentaskan)

Dalam drama teatrikal mungkin nilai literernya tidak tinggi,

tetapi kemungkinan untuk dapat dipentaskan sangat tinggi. Drama

teatrikal memang menciptakan untuk dipentaskan.

6. Drama Romantik

Jenis drama ini juga disebut drama puitis, drama lirik, dan

juga disebut drama puisi atau drama berbentuk sajak. Sifat

romantik terletak pada sifat lakon dan para pelakunya. Biasanya

digambarkan kisah percintaan, petualangan, cita-cita yang muluk-

muluk yang semuanya menggambarkan menonjolnya unsur

perasaan.

7. Drama Adat

Drama adat mementingkan penggambaran adat istiadat di

dalam suatu masyarakat atau daerah atau suku tertentu. Dalam hal

ini, drama tidak boleh bersifat imajinatif, sepanjang memotret adat

suatu daerah, tata cara hidup, cara berpakaian, cara

mengungkapkan sesuatu, adat perkawinan, pemakaman, dan

sebagainya harus diungkapkan sejujur mungkin karena merupakan

potret adat suatu tempat atau masyarakat.

Page 44: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

32

8. Drama Liturgi

Drama liturgi maksudnya adalah drama yang dikaitkan

dengan pelaksanaan upacara agama, baik dalam liturgi inti,

maupun hanya sebagai alat memperoleh daya tarik saja. Drama ini

dimaksudkan untuk mempertebal iman pemeluknya.

9. Drama Simbolis

Drama simbolis atau drama lambang adalah drama yang

menggunakan lambang artinya pelukisan lakon tidak langsung ke

sasaran. Kejadian yang dilukiskan dipergunakan untuk

melambangkan kejadian lain. Nama pelaku tertentu digunakan

untuk melambangkan tokoh lain dalam masyarakat.

10. Monolog

Jenis monolog dalam drama modern berbeda dengan

monolog lawakan. Dalam drama modern, prinsip-prinsip lakon

harus dipertahankan. Seorang pelaku monolog harus menyadari

bahwa lakonnya adalah merupakan konflik manusia. Konflik tetap

merupakan hakikat lakon. Naskahpun harus dipatuhi, agar struktur

dramatiknya tetap dapat dipertahankan. Jadi, monolog dalam

drama modern tetap terikat akan naskah.

11. Drama Lingkungan

Drama lingkungan disebut juga teater lingkungan, yaitu

jenis drama modern yang melibatkan penonton. Dialog drama

dapat ditambah oleh pemain sehingga penonton dilibatkan dengan

Page 45: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

33

lakon. Tujuan utama teater lingkungan adalah membuat

tontonannya akrab dengan penonton.

12. Komedi Intrik (Intrique Comedy)

Komedi intrik adalah jenis komedi yang mengundang

ketawa secara langsung dengan melalui penciptaan situasi yang

lucu dan bukan dari watak atau dialognya. Mungkin dialognya

tidak lucu, tetapi ceritanya menciptakan situasi lucu sehingga

melahirkan komedi intrik.

13. Drama Mini Kata (Teater Mini Kata)

Drama mini kata adalah jenis drama dengan kata-kata

seminim mungkin.

14. Drama Radio

Drama radio mementingkan dialog yang diucapkan lewat

media radio. Jenis drama ini biasanya direkam melalui kaset.

Drama radio dapat juga diklasifikasikan sebagai sandiwara radio.

15. Drama Televisi

Penyusunan drama televisi sama dengan penyusunan

naskah film. Sebab itu, drama televisi membutuhkan skenario. Dan

dalam penyajiannya pun benar-benar menggambarkan pergolakan

psikis para pemirsa.

16. Drama Eksperimental

Penamaan drama eksperimental disebabkan oleh kenyataan

bahwa drama tersebut merupakan hasil eksperimen pengarangnya

Page 46: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

34

dan belum memasyarakat. Biasanya jenis drama ini adalah drama

nonkonvensional yang menyimpang dari kaidah-kaidah umum

struktur lakon, baik dalam hal struktur tematik maupun dalam hal

struktur kebahasaan.

17. Sosio Drama

Sosio drama adalah bentuk pendramatisan peristiwa-

peristiwa kehidupan sehari-hari yang terjadi dalam masyarakat.

Bentuk sosio drama merupakan bentuk drama yang paling

elementer.

18. Melodrama

Seringkali disebut juga drama melodis, dengan ciri-ciri

sebagai berikut:

lakon serius, tetapi tokohnya tidak otentik.

dalam melodrama terdapat unsur-unsur perubahan.

mencerminkan timbulnya rasa kasihan yang sentimentil.

tokoh utamanya adalah pahlawan yang biasanya memang di

dalam perjuangan.

19. Drama Absurd

Nama absurd sebenarnya berhubungan dengan sifat lakon

dan sifat tokoh-tokohnya. Absurditas adalah sifat yang muncul dari

aliran filsafat eksistensialisme yang memandang kehidupan ini

mencekam, tanpa makna, memuakkan.

Page 47: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

35

20. Drama Improvisasi

Kata "improvisasi" sebenarnya berarti spontanitas. Kata ini

digunakan untuk memberi nama jenis drama mutakhir yang

mementingkan gerak-gerakan (acting) yang bersifat tiba-tiba dan

penuh kejutan. Drama improvisasi biasanya digunakan untuk

melatih kepekaan pemain sehingga pemain dapat memerankan

tokoh yang dibawakan lebih hidup dan realistis.

21. Drama Sejarah

Drama sejarah juga disebut chronical play, yaitu drama

yang disusun berdasarkan bahan-bahan sejarah, tetapi peristiwa

dan karakter tokoh-tokohnya bersifat lebih bebas (longgar).

2.3.2. Unsur-unsur Drama

Unsur-unsur yang terdapat dalam seni drama adalah sebagai

berikut :

1) Naskah Drama

Naskah drama adalah karangan yang berisi cerita. Dalam

naskah tersebut termuat: nama-nama tokoh dalam cerita, dialog

yang diucapkan para tokoh, dan keadaan panggung yang

diperlukan.

2) Pemain (Aktor)

Pemain adalah orang yang memeragakan cerita. Banyaknya

pemain sesuai dengan banyaknya tokoh yang ada dalam naskah

Page 48: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

36

drama yang akan dipertunjukkan itu. Sebab, setiap tokoh akan

diperagakan oleh seorang pemain.

3) Sutradara

Sutradara adalah pemimpin dalam pementasan drama.

Sutradara harus memilih naskah, memilih pemain, melatih pemain,

bekerja dengan staf, dan mengkoordinasikan setiap bagian.

4) Tata Rias

Yang dimaksud tata rias adalah cara merias (mendandani)

pemain. Orang yang mengerjakan tata rias disebut penata rias.

Tugasnya merias wajah pemain agar pemain itu menampakkan

rupa seperti tokoh yang diperankan.

5) Tata Busana

Tata busana adalah pengaturan pakaian (busana) pemain

baik bahan, model maupun cara mengenakannya (Wiyanto,2005:

129).

6) Tata Panggung

Tata panggung adalah keadaan panggung yang dibutuhkan

untuk permainan drama. Panggung menggambarkan tempat,

waktu, dan suasana terjadinya suatu peristiwa. Peristiwa yang

terjadi dalam suatu babak berada dalam tempat, waktu, dan suasana

yang berbeda dengan peristiwa dalam babak yang lain. Penata

panggung tugasnya hanya menuruti apa yang diminta naskah.

Page 49: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

37

7) Tata Lampu

Yang dimaksud tata lampu adalah pengaturan cahaya di

panggung. Pengaturan cahaya di panggung harus disesuaikan

dengan keadaan panggung yang digambarkan. Yang mengatur

seluk-beluk penacahayaan di panggung adalah penata lampu. Tata

lampu biasanya selalu berhubungan dengan listrik, sebaiknya

penata lampu mengerti teknik kelistrikan.

8) Tata Suara

Yang dimaksud tata suara adalah musik pengiring dalam

permainan drama. Musik pengiring diperlukan agar suasana yang

digambarkan terasa lebih meyakinkan dan lebih mantap bagi para

penonton. Musik pengiring dimainkan di balik layar agar tidak

terlihat penonton.

9) Penonton

Penonton adalah orang-orang yang mau datang ke tempat

pertunjukan. Banyak sedikitnya penonton menjadi ukuran

keberhasilan pertunjukan drama. Penonton drama terdiri dari

berbagai macam latar belakang, baik pendidikan, ekonomi,

kemampuan mengapresiasi, maupun motivasi. Dilihat dari segi

motivasinya, sedikitnya ada tiga ragam penonton, yaitu penonton

peminat, penonton iseng, dan penonton penasaran (Wiyanto, 2002:

40).

Page 50: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

38

2.3.3. Prinsip-prinsip Drama

Menurut RMA. Harymawan (1988: 22) dalam bukunya

"Dramaturgi", mengemukakan tiga unsur prinsip dalam drama, yaitu:

1) Unsur kesatuan; perhatikan Trilogi Aristoteles; tentang kesatuan

waktu, tempat, dan kejadian.

a. Kesatuan waktu; peristiwa harus terjadi berturut-turut selama

24 jam tanpa suatu selingan.

b. Kesatuan tempat; peristiwa seluruhnya terlaksana dalam satu

tempat saja.

c. Kesatuan kejadian; membatasi rentetan peristiwa yang berjalan

erat, tidak menyimpang dari pokoknya. Sering juga disebut

dengan kesatuan ide.

2) Unsur penghematan; karena waktu terbatas, maka usahakanlah

agar dalam waktu yang sesingkat itu dituangkan masalah-masalah

pokok yang terpenting saja.

3) Unsur keharusan psikis; fungsi psikis dalam dramaturgi klasik

ialah:

a. Protagonis; peran utama yang menjadi pusat cerita.

b. Antagonis; peran lawan, sering juga menjadi musuh yang

menyebabkan konflik.

c. Tritagonis; peran penengah, bertugas mendamaikan atau

menjadi pengantara protagonis dan antagonis.

Page 51: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

39

d. Peran pembantu; peran yang tidak secara langsung terlibat di

dalam konflik, tetapi diperlukan guna penyelesaian cerita.

2.3.4. Drama sebagai Media Dakwah

Seni merupakan media yang mempunyai peran yang sangat

penting dalam pelaksanaan dakwah Islam, karena media tersebut

memiliki daya tarik yang dapat mengesankan hati pendengar maupun

penontonnya. Melihat kenyataan yang demikian maka kesenian

memiliki peranan yang tepat guna sehingga dapat mengajak kepada

khalayak untuk menikmati dan menjalankan isi yang terkandung

didalamnya. Seni dapat digunakan sebagai media dakwah karena syair

yang terpancar bernilai dakwah sehingga dikatakan bahwa seni sebagai

media untuk berdakwah. Kuntowijoyo mengemukan bahwa kesenian

yang merupakan ekspresi dari keislaman itu setidaknya mempunyai

karakteristik Islam yang mencerminkan karakteristik dakwah Islam

seperti: a). berfungsi sebagai ibadah, tazkiyah, dan tasbih, b). menjadi

identitas kelompok, c). berfungsi sebagai syair (Baroroh, dkk., 2009:

4).

Beberapa group kesenian maupun kebudayaan diakhir-akhir ini

nampak sekali peranannya dalam usaha penyebaran Islam. Seperti

group qosidah, dangdut, musik band, drama, wayang kulit dan

sebagainya.

Drama merupakan tiruan kehidupan manusia yang

diproyeksikan di atas pentas. Melihat drama, penonton seolah melihat

Page 52: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

40

kejadian dalam masyarakat. Kadang-kadang konflik yang disajikan

dalam drama sama dengan konflik batin mereka sendiri. Lakon drama

sebenarnya mengandung pesan atau ajaran (terutama ajaran moral)

bagi penontonnya. Penonton menemukan ajaran itu secara tersirat

dalam lakon drama (Waluyo, 2002: 1).

Pesan atau amanat sebuah drama akan lebih mudah dihayati

penikmat, jika drama itu dipentaskan. Amanat itu biasanya

memberikan manfaat dalam kehidupan secara praktis, amanat itu

menyoroti masalah manfaat yang dapat dipetik dengan karya drama

itu. Dalam keadaan demikian, karya yang jelek sekalipun akan

memberikan manfaat kepada kita, jika kita mamu memetik manfaatnya

(Waluyo, 2002: 28).

Melalui drama, selain dapat mempelajari dan menikmati isinya,

orang juga dapat memahami masalah yang disodorkan di dalamnya

tentang masyakat melalui dialog-dialog pelaku sekaligus belajar

tentang isi drama tersebut dan juga mempertinggi pengertian mereka

tentang bahasa lisan. Sehingga nilai-nilai dakwah yang terkandung di

dalamnya mudah diserap oleh penonton atau mad'u (Waluyo, 2002:

158).

Aktualisasi misi dakwah lewat drama atau teater merupakan

gabungan antara kesenian dan dakwah, sehingga dalam

pengembangannya mengacu kreatifitas berdasarkan kaidah-kaidah

Page 53: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

41

Islam, serta harus mampu menjadi da'i yang berprofesi sebagai

seniman atau seniman yang berprofesi sebagai da'i secara profesional.

Dengan demikian penggunaan drama sebagai media dakwah

sangat efektif, karena melalui perkataan, gerakan dan adegan yang

terangkai dalam suatu pementasan drama, maka pesan-pesan dakwah

dapat disampaikan kepada masyarakat serta dapat dijadikan sebagai

tontonan sekaligus tuntunan yang bermanfaat.

Page 54: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

42

BAB III

SENI DRAMA TEATER WADAS FAKULTAS DAKWAH

IAIN WALISONGO SEMARANG

3.1. Deskripsi Teater Wadas

3.1.1. Sejarah Berdirinya Teater Wadas

Teater Wadas berdiri pada tahun 1979, yang didirikan oleh para

aktivis mahasiswa Fakultas Dakwah yaitu Masrukhan Samsuri (Giok),

M. Yassin, dan M. Nafis Junalia. Pada awalnya, berdirinya Teater

Wadas ini berasal dari gagasan serta keinginan para aktivis tersebut

untuk dapat menyalurkan bakat atau kemampuan mereka dalam bidang

seni. Mereka mempunyai pemikiran bahwa di dalam berdakwah atau

mengapresiasikan dakwah itu tidak hanya melalui media lisan tetapi

dapat melalui berbagai macam media, salah satunya yaitu lewat media

audio-visual dalam hal ini adalah media kesenian.

Agar gagasan, keinginan serta pemikiran tersebut dapat

terpenuhi, kemudian para aktivis tersebut mengajukan usulan kepada

dekanat untuk dapat mendirikan organisasi kesenian. Sehingga

berdirilah sebuah organisasi yang bernama "Teater Wadas" yaitu

"Wadah Mahasiswa Anak Semarang".

Seiring berjalannya waktu, kemudian pada tahun 1985

singkatan nama Teater Wadas yang awalnya "Wadah Mahasiswa Anak

Semarang" dirubah menjadi "Wahana Aspirasi Dakwah dan Seni",

Page 55: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

43

karena sesuai dengan tujuan awal yang berhubungan dengan dakwah

dan seni. Serta dilengkapi dengan sebuah lambang bukit (batu Wadas)

yang di atasnya ada sebuah rembulan yang mempunyai makna

simbolisasi. Wadas dalam pengertian fisiknya, dimaknai bahwa wadas

itu terdapat banyak benjolan-benjolannya yang naik-turun

dimaksudkan dengan harapan benar-benar ada peningkatan sampai atas

(puncak). Peningkatan ini sama juga sebuah kenaikan, dan kenaikan ini

merupakan sebuah pencarian.

Periode pertama kepemimpinan Teater Wadas dipegang oleh

M. Yasin (1980-1984) dengan pembagian kerja sebagai berikut :

- Masrukhan Samsuri : Konsep materi (naskah).

- M. Nafis Junalia : Konsep pengembangan institusi.

- M. Yassin : Leadership dan pengembangan anggota.

Kemudian pada priode selanjutnya berturut-turut yang

memegang jabatan sebagai lurah atau ketua adalah : Hambali (1984-

1986), Ahmad Faozi (1986-1988), Haris Fuadi (1988-1989), Budi

Sulistyo (1989-1990), Ajang ZA (1990-1992), Ahmad Muzamil (1992-

1993), Aziz Muslim (1993-1995), Pipiek Isfianti (1995-1996), Suripto

(1996-1997), Daim (1997-1998), Syariful Imadudin (1998-1999), Ali

Rosyidi (1999-2002), Akrom Wahyudi (2002-2003), Zaenal Arifin

(2003-2004), Akrom Wahyudi (2004-2005), Septi Zamzamah (2005-

2006), Azwar Anas (2006-2008), Yusuf Afandi (2008-2009), Ahmad

Saerozi (2009-2010), Abdullah Adib (2010-sekarang) (Diambil dari

Page 56: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

44

dokumentasi Teater Wadas).

3.1.2. Tujuan Teater Wadas

Adapun tujuan didirikannya Teater Wadas adalah sebagai

berikut :

1. Untuk mewadahi potensi-potensi para mahasiswa khususnya

Fakultas Dakwah yang memiliki bakat atau kemampuan dalam

bidang seni.

2. Untuk mempererat tali persaudaraan, dan menjalin Ukhuwah

Islamiyah.

3. Untuk berdakwah lewat seni.

3.1.3. Sruktur Kepengurusan Teater Wadas

Untuk menjalankan suatu organisasi dibutuhkan struktur

kepengurusan. Begitu halnya dengan organisasi kesenian juga

membutuhkan stuktur kepungurusan dalam menjalankannya. Adapun

struktur kepengurusan Teater Wadas adalah sebagai berikut :

Struktur Kepengurusan Teater Wadas Periode 2010-2011

Litbang : Fariz Zaenal Mubarok

Albert Hidayat

Chamid Ihsanuddin

Lurah/Ketua : Abdullah Adib

Carik/Sekretaris : Ahmad Saerozi

Suyanti

Page 57: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

45

Bendahara : Luluk Fikhusni

Koordinator : Ahmad Zaeni

Devisi Musik : Ahmad Ja'far

Nur Solikin

Devisi Teater : Agustin Sri Sulastri

Eka Resti

Tivani Shorfulayla

Devisi Kine Club : Imron Solikhin

M. Yuda Laksana

Devisi Panembromo : Afif Nur Hidayah

Ayu Isnaini

Adapun pembagian tugas pengurus Teater Wadas adalah

sebagai berikut :

1. Lurah/Ketua

- Memimpin dan mengadakan rapat.

- Membagi tugas pelaksanaan kegiatan atau program kerja kepada

anggota.

- Memantau tugas para anggota.

- Mempertanggungjawabkan pelaksanaan program kerja kepada

Litbang.

2. Carik/Sekretaris

- Mewakili ketua sepanjang mandat yang diterima.

- Mempersiapkan bahan rapat.

Page 58: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

46

- Memimpin tugas kesekretariatan.

- Mengatur pembukuan bersama bendahara mengenai keuangan.

- Bertanggung jawab kepada ketua.

3. Bendahara

- Mengatur pemasukan dan pengeluaran.

- Membuat dan mempertanggungjawabkan pembukuan keuangan.

- Bertanggung jawab kepada ketua.

4. Koordinator

- Mengatur dan mengawasi pelaksanakan kegiatan dan program

kerja per-devisi.

- Bertanggung jawab kepada ketua.

5. Devisi

- Membuat dan melaksanakan program kerja.

- Membuat laporan pertanggung jawaban kepada ketua (Diambil

dari dokumentasi Teater Wadas).

3.1.4. Pementasan-pementasan Teater Wadas Periode Tahun 1980-2011

Untuk memberikan gambaran tentang produksi pementasan

drama Teater Wadas, di bawah ini akan dicantumkan beberapa

pementasan drama Teater Wadas dari periode tahun 1980 sampai

2011. Akan tetapi peneliti hanya memfokuskan penelitian pada

pementasan drama Teater Wadas periode tahun 2009 sampai 2011

yang terdiri dari 3 pementasan yaitu pementasan drama "Adila",

"Kembang" dan "Ya Fatimah".

Page 59: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

47

Naskah-naskah yang pernah dipentaskan oleh Teater Wadas

pada umumnya produk atau karya sendiri, namun ada juga yang

mengangkat karya dari luar. Berikut adalah pementasan-pementasan

yang pernah dilakukan oleh Teater Wadas berdasarkan dokumentasi

yang diperoleh dari sanggar Teater Wadas.

1. Pada periode awal (1980-1986)

a. Judul : "Maria Zaitun Namanya" (Dramatisasi puisi "Nyanyian

Angsa", karya WS. Rendra. Skenario : Masrukhan Samsuri,

dipentaskan di IAIN Walisongo.

b. Judul : "Ikhsan" skenario ditulis oleh Masrukhan Samsuri,

sutradara M. Yassin, dipentaskan di TVRI stasiun Yogyakarta.

c. Judul : "Yang Kian Terbuang" karya Masrukhan Samsuri,

sutradara M. Yassin, dipentaskan di kampus IAIN Walisongo

Semarang.

d. Judul : "Orok-Orok" karya dan sutradara M. Yassin,

dipentaskan di IAIN Walisongo Semarang.

e. Judul : "Jembatan Atawa W O T" karya Putu Wijaya,

disutradarai oleh M. Yassin, dipentaskan di IAIN Walisongo

Semarang.

f. Judul : "Socrates" (Dramatisasi dari buku dialog Socrates dan

Plato) skenario Masrukhan Samsuri, dipentaskan di IAIN

Walisongo Semarang.

Page 60: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

48

2. Periode tahun 1986-1991

a. Judul : "Lautan Jilbab" karya Emha Ainun Najib, sutradara M.

Fauzi, dipentaskan di IAIN Walisongo Semarang pada tahun

1987.

b. Judul : "Keadilan" karya dan sutradara M. Fauzi, dipentaskan

di IAIN Walisongo Semarang pada tahun 1989.

c. Judul : "Berdepan-Depan dengan Ka'bah" karya dan sutradara

Ajang ZA, dipentaskan di IAIN Walisongo Semarang pada

tahun 1988.

d. Judul : "Intrik-Intrik Firman" karya dan sutradara Ajang ZA,

dipentaskan pertama kali di Gedung Juang 45 Semarang pada

tanggal 14 Oktober 1989 dalam rangka Festival Teater Se-

Jateng-DIY dan mendapat piagam sutradara terbaik II, naskah

terbaik III, dan aktris terbaik II. Pementasan kedua dipentaskan

di Taman Budaya Raden Saleh (TBRS) Semarang.

e. Judul : "Lautan Jilbab" karya Emha Ainun Najib yang sudah

dimodifikasi. Sutradara Ajang ZA, dipentaskan di IAIN

Walisongo Semarang pada tahun 1987.

f. Judul : "Ki Sastro" karya dan sutradara Haris Fuadi,

dipentaskan di IAIN Walisongo Semarang.

g. Judul : "Pengadilan Cinta I" karya dan sutradara Ajang ZA,

dipentaskan pada tahun 1989 di IAIN Walisongo Semarang.

h. Judul : "Pengadilan Cinta II" karya dan sutradara Ajang ZA,

Page 61: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

49

dipentaskan di IAIN Walisongo Semarang pada tahun 1989.

i. Judul : "Sayembara Sang Ratu" karya dan sutradara Haris

Fuadi, dipentaskan pada tahun 1987 di IAIN Walisongo

Semarang.

3. Periode tahun 1991-1993

a. Judul : "Opera Orang-Orang Lapar" (Teatrikalisasi puisi WS.

Rendra) sutradara Budi Brewok, dipentaskan kerjasama dengan

KMB Banyumas di SMA Pandanaran Semarang tahun 1992.

b. Judul : "Coeroet" karya dan sutradara Budi Brewok, kerjasama

dengan UKM Kordais dan TPA Mangkang, dipentaskan di

IAIN Walisongo Semarang pada tahun 1993.

c. Judul : "Kapai-Kapai" karya Arifin C. Noor, sutradara

Djawahir Muhammad, dipentaskan pertama di Taman Budaya

Raden Saleh (TBRS) pada tanggal 25 September 1993 dalam

"Pesta Teater 93 DKJT".

d. Judul : "Kapai-Kapai" karya Arifin C. Noor, sutradara

Djawahir Muhammad, dipentaskan yang kedua dalam Festival

Teater Se-Jateng-DIY di TBRS pada tanggal 19 November

1993. Teater Wadas dalam event ini mendapat dua tropi,

masing-masing sebagai artis terbaik I dan pementasan terbaik

III.

4. Periode tahun 1993-1995

a. Judul : "Mahkamah" karya Djawahir Muhammad, sutradara

Page 62: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

50

Pipiek Isfianti, dipentaskan pertama di IAIN Walisongo

Semarang, pentas yang kedua di IAIN Sunan Gunung Jati

Bandung dan pentas yang ketiga di Temanggung pada tanggal

2 Februari 1994.

b. Judul : "Dajjal" karya Agung Waskito, sutradara Anasom,

dipentaskan di IAIN Walisongo Semarang pada tanggal 24

Januari 1995.

c. Judul : "Belenggu" karya dan sutradara Azis Muslim,

dipentaskan di IAIN Walisongo tahun 1993.

d. Judul : "Orang-Orang Lapar" (Teatrikalisasi puisi WS.

Rendra), sutradara Pipiek Isfianti, dipentaskan di IAIN

Walisongo Semarang.

e. Judul : "Dhemit" karya Heru Kesawa Murti, sutradara Azis

Muslim, dipentaskan dalam Pasar Seni IAIN Walisongo tahun

1993.

f. Judul : "Orang-Orang Rangkasblitung" (Teatrikalisasi puisi

WS. Rendra), dipentaskan di IAIN Walisongo Semarang tahun

1995.

5. Periode tahun 1995-1999

a. Judul : "..." karya dan sutradara Taufik MN, dipentaskan di

IAIN Walisongo Semarang pada tahun 1995.

b. Judul : "Rintrik" karya dan sutradara Susmintarto, yang

pertama dipentaskan di IAIN Walisongo Semarang, yang kedua

Page 63: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

51

dipentaskan di IKAHA Jombang, dan yang ketiga dipentaskan

di Universitas Darul Ulum Jombang pada tahun 1996.

c. Judul : "Suara dari Kaleng" karya dan sutradara Anwar

Susanto, dipentaskan di IAIN Walisongo Semarang pada tahun

1998.

d. Judul : "Babak 3" karya dan sutradara Anwar Susanto,

dipentaskan di IAIN Walisongo Semarang pada tahun 1998.

e. Judul : "Kematian itu Bernama Coca-Cola" karya dan

sutradara Anwar Susanto, dipentaskan di IAIN Walisongo

Semarang pada tahun 1998.

f. Judul : "Kau Panggil Aku dari Jauh" karya dan sutradara

Anwar Susanto, dipentaskan di Gedung Pemuda Kudus pada

tahun 1999.

6. Periode tahun 1999-2004

a. Judul : "Konstitusi Pilu" saduran dari pilihan lurah karya Taju

Tisna sutradara Ali Rosyidi, yang pertama dipentaskan di

Gedung Koni Demak, yang kedua dipentaskan di Gedung

Korpri Jepara, yang ketiga dipentaskan di Gedung Pemuda

Kudus, yang keempat dipentaskan di Auditorium II IAIN

Walisongo Semarang dan yang kelima dipentaskan di Salatiga

pada tahun 2001.

b. Judul : "On Air" karya dan sutradara Arqom Tsulasa,

dipentaskan di halaman Fakultas Dakwah IAIN Walisongo

Page 64: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

52

Semarang pada tahun 2000.

c. Judul : "Teluh Sang Presiden" karya dan sutradara Anwar

Susanto, yang pertama dipentaskan di Auditorium II IAIN

Walisongo dan yang kedua dipentaskan di halaman Fakultas

Dakwah IAIN Walisongo Semarang pada tahun 2001.

d. Judul : "Bayi Itukah" karya dan sutradara Anwar Susanto,

dipentaskan di Taman Budaya Raden Saleh (TBRS) Semarang

pada tahun 2003.

e. Judul : "Mendikte Indonesia" karya dan sutradara Amiruddin,

dipentaskan di halaman Fakultas Syari'ah IAIN Walisongo

Semarang pada tahun 2003.

f. Judul : "Monolog Mangir" karya dan sutradara Amiruddin,

dipentaskan di PKM lama IAIN Walisongo Semarang pada

tahun 2004.

g. Judul : "Petruk Mencari Cinta" karya ipang dan sutradara Septi

Zamzamah, dipentaskan di Auditorium II IAIN Walisongo

Semarang.

7. Periode tahun 2005-2006

a. Judul : "Kesambet" karya dan sutradara Agung Hendriyono,

dipentaskan di PKM lama IAIN Walisongo Semarang.

b. Judul : "Eksekusi Beringin" karya dan sutradara Agung

Hendriyono, dipentaskan di PKM lama IAIN Walisongo

Semarang.

Page 65: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

53

c. Judul : "Zoom" karya dan sutradara Nur Syahid, dipentaskan di

PKM lama IAIN Walisongo Semarang.

d. Judul : "Adam Hawa" karya dan sutradara Bagus Pamungkas,

dipentaskan di Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang.

8. Periode tahun 2006-2008

a. Judul : "Eksekusi Beringin" karya dan sutradara Agung

Hendriyono, pementasan kedua dan dipentaskan di Pendopo

IAIN Walisongo Semarang.

b. Judul : "H" karya dan sutradara Agung Hendriyono,

dipentaskan di Pendopo IAIN Walisongo.

c. Judul : "On Air" karya Arqom Tsulasa dan sutradara Andi,

pementasan kedua dipentaskan di Pendopo IAIN Walisongo.

d. Judul : "Terpasung" karya dan sutradara Ika Prihatin,

dipentaskan pertama di Fakultas Dakwah IAIN Walisongo

Semarang.

9. Periode tahun 2008-2009

a. Judul : "Savana dalam Tempurung" karya dan sutradara Ipang,

dipentaskan di Taman Budaya Raden Saleh (TBRS) Semarang.

b. Judul : "Terpasung" karya Ika Prihatin dan sutradara Petruk,

pementasan kedua di Auditorium II IAIN Walisongo

Semarang.

c. Judul : "Sekte Pelarian" karya Ipang dan sutradara Ainit

Tahkim, dipentaskan di Auditorium II IAIN Walisongo

Page 66: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

54

Semarang.

10. Periode tahun 2009-2010

a. Judul : "Adila" karya dan sutradara Mega Dirgantari,

pementasan pertama di Auditorium II IAIN Walisongo

Semarang, yang kedua dipentaskan di Kudus dengan sutradara

Saerozi dan yang ketiga dipentaskan di Pati.

11. Periode tahun 2010-2011

a. Judul : "Kembang" karya Abdullah Adib dan sutradara Hisyam,

dipentaskan di Pendopo IAIN Walisongo Semarang.

b. Judul : "Ya Fatimah" karya Abdullah Adib dan sutradara

Angga, dipentaskan di Auditorium I IAIN Walisongo

Semarang (Diambil dari dokumentasi Teater Wadas)..

3.2. Deskripsi Pementasan Drama Teater Wadas Periode Tahun 2009-2011

Dalam hal ini Penulis akan mendeskripsikan tentang pementasan drama

Teater Wadas pada periode tahun 2009-2011 yang terdiri dari 3 pementasan,

diantaranya yaitu :

3.2.1. Pementasan Drama "Adila"

Naskah ini ditulis dan disutradarai oleh Mega Dirgantari.

Naskah ini bertemakan realitas sosial yang menceritakan tentang

kekerasan seorang ibu terhadap seorang anak. Naskah ini dibuat

karena pada saat itu lagi gempar-gemparnya terjadi kekerasan oleh

seorang ibu kepada seorang anak, yang seharusnya ibu sebagai

pemberi kasih sayang kepada seorang anak tetapi malah sebaliknya.

Page 67: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

55

Pementasan naskah ini terdapat satu babak dan terdiri dari tiga aktor.

Pementasan drama ini pertama kali dipentaskan pada tanggal 16

Februari 2009 di Auditorium II IAIN Walisongo Semarang, yang

kedua dipentaskan di Kudus, dan yang ketiga dipentaskan di Pati.

Pementasan diawali dengan sebuah narasi tentang suasana panggung,

yang kemudian muncul seorang gadis muda yang bernama Adila yang

sedang menyalakan lilin tiap malam dengan perasaan sedih, takut dan

geram karena tiap harinya selalu dimarahi oleh ibunya. Proses dialog

dimulai ketika seorang gadis tersebut sedang berbicara sendiri dengan

menirukan cara bicara ibunya yang selalu memarahinya dan cara

bicara ayahnya yang selalu memanjakannya.

Dalam hal ini penulis mengajak penonton untuk dapat

merasakan kesedihan, kegelisahan, kepedihan, dan ketakutan seorang

anak yang seharusnya mendapatkan kasih sayang, ketenangan, dan

kebahagiaan. Hal ini terlihat ketika muncul seorang Sosok gadis yang

digambarkan sebagai seseorang yang dapat memberikan ketenangan,

kebahagiaan dan solusi kematian kepada Adila (seorang anak), yang

diciptakan dari antara kesedihan dan keceriaan Adila. Hal ini dapat

dilihat dari dialog sebagai berikut: (Wawancara dengan Mega

Dirgantari sebagai penulis naskah dan sutradara)

"Kasihan… anak manis, kenapa menangis? Sedari tadi mataku

terus mengikuti gerak-gerikmu, disini sangat dingin".

(Kemudian Sosok gadis berjalan mendekat ke- Adila). "Kau

tidak sendirian sayang, ada aku. Jika kau ingin aku bisa

membahagiakanmu". Aku bisa memberimu surga yang ingin kau

tuju selama ini.

Page 68: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

56

Kemudian muncul Sosok pahlawan yang digambarkan sebagai

seorang yang selalu menghantui, yang diciptakan dari kegelisahan dan

kebencian Adila. Hal ini tergambar dalam dialognya sebagai berikut:

Aku pahlawan ciptaanmu Adila, kau yang menciptakan aku!

(Meyakinkan Adila yang kebingungan). Kau menciptakan aku

dengan kebencian-kebencianmu, tapi kau tak pernah memberiku

kesempatan untuk hadir di alam ini. Kau tak melahirkan aku

menjadi bijak, kau mengurungku dalam ruang hitam yang

sempit, terkunci rapat dan pengap (kesal). Kau egois Adila…

Dalam kondisi tertekan dan kebingungan Adila yang tidak

menentu, pada puncaknya adalah terciptanya sebuah kondisi keputus-

asaan, kepasrahan dan pemberontakan. Sebagaimana yang dikatakan

oleh penulis naskah melalui dialog Adila berikut:

Kalian?! Mengapa kalian tidak pergi saja dari sini (mengusir),

enyahlah! Kenapa kalian masih disini! (menyentak). Kenapa,

kenapa kalian harus ada? Aku tak pernah meminta kehadiran

kalian, aku bahkan tak tau makhluk seperti apa kalian.

Mengapa kalian tak bisa melepaskan belenggu ini dariku

(menunjukkan kedua genggaman tangannya), bebaskan aku dari

keterikatan ini…(Adila semakin tertekan dengan keadaannya).

Dalam pementasan ini penulis mengajak penonton dan pembaca

untuk dapat menyadari bahwa kekerasan terhadap anak dapat

menimbulkan gangguan kejiwaan dan tidak menyelesaikan masalah.

Seorang anak harus diberi kasih sayang dan pendidikan, karena anak

adalah penerus bangsa.

3.2.2. Pementasan Drama "Kembang"

Naskah ini ditulis oleh Abdullah Adib dan disutradarai oleh

Hisyam. Naskah ini bertemakan realitas sosial dan politik yang

Page 69: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

57

menceritakan tentang perebutan pergantian pemimpin atau kekuasaan,

yang seharusnya pemimpin sebagai contoh masyarakat yang dapat

menentramkan serta memberikan keamanan dan kenyamanan

masyarakat malah justru sebaliknya saling berebut kekuasaan dan

mudah diadu-domba. Pementasan ini terdapat lima babak dan terdiri

dari empat aktor.

Banyak ajaran-ajaran yang hendak disampaikan pada

masyarakat dalam pementasan ini, yakni tentang kejujuran,

kebijaksanaan dan keyakinan. Pementasan drama ini pertama kali

dipentaskan pada tanggal 4 Mei 2010 di Pendopo IAIN Walisongo

Semarang (Wawancara dengan Hisyam sebagai Sutradara).

Pementasan diawali dengan kondisi panggung yang terdapat

seorang suami calon kepala desa bernama Mas Yok yang sedang

duduk sambil merokok dan istrinya yang sedang membersihkan ruang

tamu. Proses dialog dimulai ketika datang beberapa orang dibalik

layar yang ingin mencari simpati kepada Calon Kades dengan suara

keras saling bersautan "Kulo Nuwun".

Dalam hal ini penulis mengajak penonton untuk dapat

menyadari bahwa menjadi seorang pemimpin tidak semudah yang

dikira, karena seorang pemimpin memiliki tanggung jawab yang besar

serta mempertanggung jawabkan kepemimpinannya dihadapan Allah..

Hal ini terlihat pada dialog babak pertama berikut:

"(Menarik nafas panjang dengan disertai hisapan berlahan

rokok yang terselip di ruas jari diisap dalam-dalam): itulah

Page 70: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

58

yang membuatku khawatir…hhh ternyata nyalon kades tidak

semudah yang aku kira, kalau saja ini bukan wasiat dari

bapakku … aku masih berfikir seribu kali jika disuruh nyalon".

Selanjutnya pada babak kedua dan ketiga menceritakan tentang

keyakinan dan kepercayaan seorang calon kades bersama istrinya

yang mendapatkan teror yang berhubungan serta masih kental dengan

mitos kepercayaan adat jawa tentang santet. Meskipun calon kades

tersebut sudah sarjanawan yang seharusnya segala sesuatu memakai

logika akal pikiran, tetapi mau tidak mau harus mempercayai mitos

tersebut.

Penulis mencoba menyampaikan ajaran bahwa manusia harus

mempunyai keyakinan terhadap yang ghoib. Dalam hal ini terdapat

pada dialog sebagai berikut:

Istri : Mas ada bau wangi semerbak dari bungkusan itu,

hi… aku jadi merinding mas.

Mas yok : (Menyentuh bungkusan itu) iya Sur… baunya

wangi… (Dengan penuh keberanian kain putih itu

dibuka dan ketika melihat isinya, mas yok terduduk

lemas dan kembang setaman jatuh berhamburan

ketika tangan mas yok bergetar tak terkendali).

Selain itu juga terdapat pada dialog berikut:

Mas yok : "Sur… dulu… dua puluh tahun yang lalu, ayahku

juga pernah menerima kiriman bunga seperti ini.

Pada malam menjelang acara pemilihan kepala desa

dan ke-esokan harinya ayahku jatuh pingsan di

tengah arena pemilihan, serta beliau menghembuskan

nafasnya yang terakhir dalam perjalanan pulang ke

rumah setelah sebelumnya berwasiat kepadaku…"

(berkata sendu)

Dalam adegan lain, pada babak ketiga ajaran moral dalam

naskah ini dihadirkan melalui tokoh istri yang menenangkan suami

Page 71: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

59

ketika situasi sedang kacau setelah mendapatkan teror tersebut.

Istri : (Menenangkan mas yok) iya Mas siapa lagi yang

berbuat seperti ini… apa salah kita ya Mas…, tapi

kita coba tenang dulu Mas dalam menghadapi

masalah ini, kita hadapi dengan tenang dulu Mas

(Memandang Mas Yok setelah melihat ke halaman).

Ajaran moral dan syari'at dalam pementasan naskah ini juga

dimunculkan adegan ketika Mas Yok menanggapi perkataan Wagino

yang sedang mengadu domba dan menuduh orang sembarangan.

"Sst…jangan keras-keras menuduh orang sembarangan, dosa

lho… tapi aku merasa tak punya musuh…(kebingungan)"

Disini penulis juga mencoba menghadirkan ajaran syari'at

dalam babak keempat yang terdapat pada dialog seorang istri yang

sedang mengingatkan suaminya.

"(Tangis semakin keras)…"apa mas tak sadar, apa yang mas

lakukan iltu?" Mas sadar… mas.. itu adalah perbuatan yang

dilaknat Allah (Surti meninggalkan Mas Yok, masuk ke kamar,

menyesali perbuatan suaminya, Mas Yok masih asyik dengan

barang-barangnya)"

Dalam babak keempat ini menceritakan tentang kesalah

pahaman antara Mas Yok dengan Pak Kodir sebagai saingannya dalam

pemilihan calon Kades. Hal ini terlihat pada dialog berikut:

Pak Kodir : lho kok sama persis dengan yang saya alami. Kalau

begitu pasti ada pihak ketiga yang sengaja mengadu

domba kita. Ma'afkan saya ya mas, habis saya tadi

bagitu percaya dan yakin kalau yang mengirim

kembang itu sampean, (Berjabat tangan dengan mas

yok) ma'af ya… kalau begitu saya mau pulang saja

sekarang… (Berkata gugup sambil menahan malu,

bergegas meninggalkan Mas Yok yang juga

terlongong-longong.)

Pementasan ini ditutup dengan adegan pada babak kelima yang

Page 72: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

60

ternyata sudah ketahuan bahwa biang kerok yang mengadu domba

antara Mas Yok dan Pak Kodir semua ini adalah Mbah Diran dan

Wagino.

Dalam akhir adegan, Mas Yok hanya bisa merenungi dan

menyesali dirinya karena tidak mengikuti perkataan istrinya

(Wawancara dengan Abdullah Adib sebagai penulis naskah).

"(Merenung jengkel, berdiri seketika)… Tiga ratus lima puluh

ribu rupiah milikku amblas gara-gara permainan dukun sialan

itu dengan kamu No…harga diriku taruhannya."

3.2.3. Pementasan Drama "Ya Fatimah"

Naskah ini ditulis oleh Abdullah Adib dan disutradarai oleh

Angga. Menurut penulis naskah, tema yang dibahas dalam naskah ini

adalah tentang Negara dan Perempuan, yang menceritakan tentang

seorang perempuan sebagai bunga desa yang selalu dibuat

pembicaraan, perdebatan dan pendiskusian. Perempuan tersebut

diibaratkan sebagai salah satu persoalan negara yang selalu

diperdebatkan dan hanya fokus pada persoalan tersebut, padahal

masih banyak persoalan lain dalam negara yang masih perlu

dibicarakan dan diselesaikan. Dalam hal ini pada waktu itu pejabat

negara hanya fokus membicarakan dan memperdebatkan pada

persoalan masalah Bank Century yang sampai sekarang belum selesai-

selesai. Pementasan ini terdapat dua babak, enam adegan dan terdiri

dari 15 aktor. Serta pertama kali dipentaskan pada tanggal 7 Maret

2011 di Auditorium I IAIN Walisongo Semarang (Wawancara dengan

Page 73: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

61

Abdullah Adib sebagai penulis naskah).

Pementasan diawali dengan sebuah narasi tentang seorang

Fatimah. Dalam suasana panggung berada di sebuah jalan

perkampungan desa, dialog dimulai pada adegan pertama antara

Sarmani dan Suripah yang meributkan masalah Fatimah. Pada adegan

pertama ini penulis mencoba menghadirkan ajaran syari'at tentang

larangan berburuk sangka. Yang terdapat pada dialog :

"Ah pitenah itu, negatip tingking, berburuk sangka… su'udhzon,

ora pareng kuwi mbokne…"

Pada dialog lain juga terdapat ajaran moral tentang bersyukur.

"Wha lha dalah, lak tenan tho. Hanya mung pingin ketemu si

fatimah, seperti halnya lelaki-lelaki lain, pakne...pakne, apa

pakne kurang bersyukur dianugerahi istri yang cantik seperti

aku ini…!"

Di lain tempat pada adegan kedua, penulis juga menghadirkan

ajakan untuk bekerja keras. Yang terdapat pada dialog antara Lek

Kalan dengan Yu Sainah yang juga lagi ribut masalah Fatimah.

"Duwitnya mbahmu opo? Wong lanang kok ora gablek duwit,

kerjane mung njagong, tura-turu, ora duwe planing yang jelas,

pikirane mbok ditata tho pak…! Mbok bekerja, apa kek, nguli

kek, dagang kek, ngamen kek, mburuh kek…"

Pada adegan ketiga terdapat dialog antara Darmin dan Asih

tunangannya serta Lastri. Mereka juga lagi membicarakan dan

penasaran dengan Fatimah. Dalam adegan ini penulis mengajak

penonton untuk saling percaya dan tidak saling curiga serta penasaran.

Ajakan tersebut terdapat pada dialog :

"Lha ya begitu saja, yang aman, dari pada saya penasaran tapi

Page 74: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

62

kamu larang, atau dari pada saya berangkat sendiri, tapi kamu

selalu curiga? Lebih baik kita bersama-sama saja, supaya tidak

ada prasangka."

Kemudian dalam adegan keempat dan kelima menceritakan

tentang seseorang yang suka mengompor-ngompori orang lain supaya

dagangannya lebih laris karena tidak suka dengan saingan dagangnya.

Dalam hal ini yaitu Mas Suro sebagai saingan dagang Fatimah. Dalam

adegan ini terdapat beberapa pesan dakwah, yang pertama tentang

ajaran hukum keadilan yang terdapat pada dialog berikut:

"Nah… ini yang harus ditegakkan, keadilan yang ini harus

dijejegkan, masak orang-orang kecil seperti kita tak pernah

diperhatikan… Betul?"

Yang kedua tentang ajaran moral yang tidak main hakim sendiri.

Terdapat pada dialognya Mas Suro :

"Lha iya, ini berarti sudah meresahkan masyarakat, dan

keresahan masyarakat adalah sudah urusan aparat, tapi jangan

main hakim sendiri. Jadi mari kita bulatkan tekad, kita giring

Fatimah ke hadapan Denmas Lukito, pimpinan kita".

Yang ketiga mengajak untuk berpikir sebelum bertindak. Yang

dikatakan oleh Wanita 1:

"Saya ada usul, bagaimana kalau kita berkonsultasi dulu pada

mbah radikin, jelek-jelek begitu dia itu sesepuh kita lho, dia

sekelas paranormal, tahu banyak hal."

Selanjutnya tentang ajakan untuk mengintrospeksi diri dan

jangan mudah menyalahkan orang lain. Dalam hal ini terdapat pada

dialog perkataan Mbah Radikin kepada Para Wanita.

"Ya introspeksi, kita kembali melihat kepada diri kita sendiri,

apa tho yang kurang pada diri kita, sehingga suamiku

Page 75: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

63

meninggalkan aku, sehingga suamiku bosan dengan ku, apa kita

kurang bersolek, kurang ayu. Dulu waktu masih pacaran

dandan mati-matian, dan setelah nikah malah nglombrot blas

ora tau dandan…, Kok suami suka sarapan di luar, apa

masakan kita kurang enak? Kalau kurang enak ya belajar

masak, biar suami dan anak betah dan suka makan di rumah.

Tak ada salahnya kita melihat kembali pada diri kita, tidak asal

menyalahkan orang lain. Tapi cobalah menghargai orang lain."

Pada puncaknya terdapat dalam babak kedua pada adegan

keenam, yaitu Para Wanita beserta Fatimah berbondong-bondong

pergi ke rumah Denmas Lukito untuk menyelesaikan masalah mereka

masing-masing. Dalam hal ini Fatimah sebagai bahan omongan

mengajukan protes dan unek-uneknya. Dalam dialognya mengandung

ajaran kebebasan hak asasi manusia.

"Ya, saya dan para mbak yu ini akan curhat, mengeluarkan isi

hati kami, kami ingin mempertanyakan, kenapa kami para

wanita ini, hanya dijadikan bahan omongan, bahan gunjingan,

dirasani sana-sini. Apa salah kami, kami toh hanya

menjalankan tugas kami, saya hanya berjualan lontong untuk

menghidupi ibu dan adik-adik saya kok dijadikan obyek

kesalahan. Apa saya salah, apa jual lontong itu salah, apa saya

tidak boleh jualan lagi, terus keluarga kami harus makan apa?

Saya tak punya keahlian lain selain masak lontong."

Dalam akhir adegan, Denmas Lukito menanggapi dan mencoba

menyelesaikan masalah mereka masing-masing, yang diakhiri dengan

saling bercanda dan bersalam-salaman. Dalam dialog tanggapan

Denmas Lukito terdapat pesan ajakan untuk bersama-sama

membangun negara (Wawancara dengan Angga sebagai sutradara).

"Ehm… kalau memang begitu selesailah, mbak yu Fatimah

tetap tenang ya… ini Cuma kesalahan teknis, cekak pikir, ya

semua biarkan berjalan dengan sendirinya. Kenapa kita hanya

ngurusi hal-hal sepele, ayo pada eling, sing edan ayo pada

dandan, sing kentir ayo pada mikir, sing brutal liar ayo pada

Page 76: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

64

sadar, sementara masih banyak hal-hal penting negara yang

belum terurusi. Kita songsong hari depan dengan harapan,

bukan dengan tiduran. Nyengkuyung bareng mbangun

negarane."

Page 77: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

65

BAB IV

ANALISIS TERHADAP SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH

4.1 Analisis Terhadap Pementasan Seni Drama Teater Wadas

Pementasan seni drama merupakan seni pertunjukan yang secara

tradisional dipentaskan di depan umum (khalayak) terutama sebagai sarana

hiburan yang memiliki sifat komunikatif. Setelah penulis mengambil

beberapa pementasan drama Teater Wadas yang menurut penulis

mengandung makna dan pesan-pesan dakwah Islam dengan membuat

penafsiran. Kemudian disini penulis akan menganalisis pementasan drama

Teater Wadas yang terdiri dari beberapa unsur drama.

4.1.1 Naskah Drama

Teater Wadas memiliki beberapa naskah drama yang sudah

dipentaskan, akan tetapi dalam penelitian ini hanya mengambil 3

naskah drama yang sudah pernah dipentaskan oleh Teater Wadas pada

tahun 2009-2011. Naskah drama tersebut yaitu :

Pertama, naskah drama "Adila" yang ditulis oleh Mega

Dirgantari dan digarap dalam pementasan drama serta pertama kali

dipentaskan pada tanggal 16 Februari 2009 di Auditorium II IAIN

Walisongo Semarang, yang kedua dipentaskan di Kudus, dan yang

ketiga dipentaskan di Pati. Naskah ini bertemakan realitas sosial yang

menceritakan tentang kekerasan seorang ibu terhadap seorang anak.

Page 78: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

66

Naskah ini memberikan ajaran tentang akhlak sebagai

pelengkap keimanan dan keislaman seseorang yang tercermin dalam

tingkah laku sehari-hari. Ajaran ini terdapat pada dialog berikut :

Gadis : "Kasihan… anak manis, kenapa menangis? Sedari

tadi mataku terus mengikuti gerak-gerikmu, disini

sangat dingin". (Kemudian Sosok gadis berjalan

mendekat ke- Adila). "Kau tidak sendirian sayang, ada

aku. Jika kau ingin aku bisa membahagiakanmu". Aku

bisa memberimu surga yang ingin kau tuju selama ini.

Pada dialog tersebut penulis naskah mencoba menyampaikan

ajaran bahwa manusia harus mempunyai rasa kasih sayang kepada

sesama terutama kepada seorang anak.

Kedua, naskah drama "Kembang" yang ditulis oleh Abdullah

Adib dan digarap oleh Hisyam sebagai sutradara dalam pementasan

drama serta pertama kali dipentaskan pada tanggal 4 Mei 2010 di

Pendopo IAIN Walisongo Semarang. Naskah ini bertemakan realitas

sosial dan politik yang menceritakan tentang perebutan pergantian

pemimpin atau kekuasaan.

Naskah ini mengandung ajaran tentang aqidah yang bersifat

batiniah yang mencakup masalah-masalah yang erat hubungannya

dengan rukun iman. Dalam hal ini terdapat pada dialog yang berbunyi:

Istri : Mas ada bau wangi semerbak dari bungkusan itu,

hi… aku jadi merinding mas.

Mas yok : (Menyentuh bungkusan itu) iya Sur… baunya

wangi… (Dengan penuh keberanian kain putih itu

dibuka dan ketika melihat isinya, mas yok terduduk

lemas dan kembang setaman jatuh berhamburan ketika

tangan mas yok bergetar tak terkendali).

Selain itu juga terdapat pada dialog berikut:

Page 79: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

67

Mas yok : "Sur… dulu… dua puluh tahun yang lalu, ayahku juga

pernah menerima kiriman bunga seperti ini. Pada

malam menjelang acara pemilihan kepala desa dan ke-

esokan harinya ayahku jatuh pingsan di tengah arena

pemilihan, serta beliau menghembuskan nafasnya yang

terakhir dalam perjalanan pulang ke rumah setelah

sebelumnya berwasiat kepadaku…" (berkata sendu)

Pada dialog tersebut penulis naskah mencoba menyampaikan

ajaran bahwa manusia harus mempunyai keyakinan terhadap yang

ghoib.

Selain itu, naskah ini juga mengandung ajaran tentang akhlak

yang mengajak manusia untuk bersikap tenang dalam menghadapi

masalah. Ajaran ini terdapat pada dialog :

Istri : (Menenangkan mas yok) iya Mas siapa lagi yang

berbuat seperti ini… apa salah kita ya Mas…, tapi kita

coba tenang dulu Mas dalam menghadapi masalah ini,

kita hadapi dengan tenang dulu Mas (Memandang Mas

Yok setelah melihat ke halaman).

Ketiga, naskah drama "Ya Fatimah" yang ditulis oleh Abdullah

Adib dan digarap oleh Angga sebagai sutradara dalam pementasan

drama serta pertama kali dipentaskan pada tanggal 7 Maret 2011 di

Auditorium I IAIN Walisongo Semarang. Naskah ini bertemakan

tentang Negara dan Perempuan, yang menceritakan tentang seorang

perempuan sebagai bunga desa yang selalu dibuat pembicaraan,

perdebatan dan pendiskusian.

Naskah ini mengandung ajaran tentang syari'at yang erat

hubungannya dengan amal lahir (nyata) dalam rangka mentaati semua

peraturan atau hukum Allah guna mengatur hubungan antara manusia

Page 80: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

68

dengan Tuhannya dan mengatur pergaulan hidup antar sesama

manusia. Ajaran tersebut terdapat pada dialog :

Sarmani : "Ah pitenah itu, negatip tingking, berburuk sangka…

su'udhzon, ora pareng kuwi mbokne…"

Juga terdapat pada dialog :

Mas Suro : "Nah… ini yang harus ditegakkan, keadilan yang ini

harus dijejegkan, masak orang-orang kecil seperti kita

tak pernah diperhatikan… Betul?"

Pada dialog-dialog tersebut penulis naskah menyampaikan

ajaran larangan memfitnah dan berburuk sangka, serta ajaran untuk

berbuat adil.

Selain itu, naskah ini juga mengandung ajaran tentang akhlak

yang mengajak untuk mengintrospeksi diri. Ajaran tersebut terdapat

pada dialog berikut :

Mbah Rakidin : "Ya introspeksi, kita kembali melihat kepada diri

kita sendiri, apa tho yang kurang pada diri kita,

sehingga suamiku meninggalkan aku, sehingga

suamiku bosan dengan ku, apa kita kurang bersolek,

kurang ayu. Dulu waktu masih pacaran dandan mati-

matian, dan setelah nikah malah nglombrot blas ora

tau dandan…, Kok suami suka sarapan di luar, apa

masakan kita kurang enak? Kalau kurang enak ya

belajar masak, biar suami dan anak betah dan suka

makan di rumah. Tak ada salahnya kita melihat

kembali pada diri kita, tidak asal menyalahkan orang

lain. Tapi cobalah menghargai orang lain."

Dari uraian ketiga naskah drama tersebut di atas dapat diambil

kesimpulan bahwa naskah-naskah tersebut menceritakan tentang

realitas sosial kehidupan manusia, serta di dalamnya terdapat pesan-

pesan yang mengandung ajaran dakwah Islam yang dapat diambil

Page 81: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

69

manfa'atnya. Diantaranya yaitu ajaran tentang aqidah, syari'at dan

akhlak.

4.1.2 Aktor

Dalam pementasan drama Teater Wadas juga terdapat

beberapa aktor. Dalam hal ini aktor merupakan tulang punggung

pementasan. Dengan aktor yang tepat dan berpengalaman dapat

dimungkinkan pementasan yang bermutu. Sang aktor atau pemain

harus mengahafalkan percakapan yang tertulis dalam naskah drama.

Bukan hanya itu, ia juga harus menafsirkan watak tokoh yang

diperankan, seraya mencoba memeragakan gerak-geriknya. Karena

itu, pemain harus berlatih berulang-ulang agar peragaan yang

dilakukannya benar-benar sesuai dengan yang dikehendaki.

Dalam pemilihan aktor harus berdasarkan kecakapan atau

kemahiran yang sama, atau atas kecocokan fisik, atau bertentangan

dengan watak dan ciri fisik, atau berdasarkan observasi kehidupan

pribadi, dan atau dengan maksud untuk penyembuhan terhadap

ketidakseimbangan psikologis dalam diri seseorang. Dalam hal ini

aktor yang dipilih dalam pementasan drama Teater Wadas sesuai

dengan keahliannya masing-masing. Masing-masing aktor

melaksanakan peran yang telah ditentukan oleh sutradara.

Kaitannya dengan dakwah, aktor merupakan unsur terpenting

dalam pelaksanaan dakwah. Aktor dalam pementasan drama Teater

Wadas memainkan bagian adegan serta dialog yang di dalamnya

Page 82: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

70

terdapat nilai ajaran dakwah Islamiyah. Sehingga disini aktor harus

memiliki pengetahuan dan sifat-sifat sebagai seorang da'i. Aktor

dalam pementasan drama Teater Wadas memiliki pengetahuan dan

sifat-sifat yang berbeda-beda, ada yang pengetahuannya luas dan juga

ada yang kurang, ada yang sifatnya baik dan juga ada yang jelek,

sehingga tidak semua aktor bisa berdakwah. Tetapi dalam hal ini

seorang aktor dalam pementasan drama Teater Wadas juga sekaligus

belajar berlatih untuk berbicara, menambah ilmu pengetahuan, serta

menguji dan melatih ketahanan mental.

Dilihat dari keseharian seorang aktor dalam Teater Wadas,

sebagian ada yang sudah pantas untuk berdakwah atau menjadi

seorang da'i karena memiliki sifat yang baik serta pengetahuan yang

luas, seperti: melaksanakan ibadah sholat, mengaji Al-Qur'an dan

kitab, mengajar TPQ dan TK, membantu orang lain, berdiskusi, dan

lain-lain; dan juga sebagian ada yang belum pantas untuk berdakwah

atau menjadi seorang da'i karena memiliki sifat yang jelek serta

pengetahuan yang masih sedikit, seperti: jarang melaksanakan sholat,

jarang mengaji Al-Qur'an, suka mengganggu orang lain, berpacaran,

kurang memiliki pengetahuan tentang agama, dan lain-lain.

4.1.3 Sutradara

Tugas sutradara dalam hal ini adalah mengkoordinasikan

segala analisir pementasan, sejak latihan dimulai sampai dengan

pementasan selesai. Sutradara mempunyai tugas sentral yang berat,

Page 83: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

71

tidak hanya acting para pemain yang harus diurusnya, tetapi juga

kebutuhan yang berhubungan dengan artistik dan teknis. Sutradara

harus memilih naskah, memilih pemain, melatih pemain, bekerja

dengan staf, dan mengkoordinasikan setiap bagian.

Demi terlaksananya pementasan drama, maka sutradara harus

semaksimal mungkin dalam melatih dan bekerjasama dengan staf-

stafnya. Sehingga memberikan pertunjukan yang baik dan

memuaskan.

Sutradara yang dipilih dalam pementasan drama Teater Wadas

biasanya yang memiliki sifat seorang pemimpin dan mempunyai

pengetahuan yang luas, sehingga berani mengatur, memberikan

arahan, masukan dan kritikan kepada para aktor dan staf-stafnya.

Dalam Teater Wadas seorang sutradara selalu memimpin do'a

dahulu sebelum mulai pementasan atau latihan drama. Hal ini sudah

menjadi kebiasaan bahwa setiap kali akan latihan, pentas dan

membuka sesuatu selalu diawali dengan do'a. Selain do'a, sutradara

selalu menegaskan dan mengajarkan kepada aktor untuk menjadi

orang yang berakhlaqul karimah, rasa tawadhu', bersifat jujur, tidak

takabur atau sombong, dan lain-lain.

Kaitannya dengan dakwah, dilihat dari kesehariannya seorang

sutradara dalam Teater Wadas adalah yang memiliki sifat seorang da'i

dan seorang pemimpin. Diantaranya seperti: memiliki banyak

pengetahuan tentang keagamaan, melaksanakan ibadah sholat,

Page 84: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

72

mengaji Al-Qur'an, memiliki jabatan penting dalam organisasi,

pemberani serta tegas, dan lain-lain.

4.1.4 Tata Rias

Tata rias merupakan seni menggunakan bahan kosmetik untuk

menciptakan wajah peran sesuai dengan tuntutan lakon. Fungsi pokok

dari rias adalah mengubah watak seseorang, baik dari segi fisik,

psikis, dan sosial. Jika rias menuntut berperan sebagai fungsi pokok,

maka berarti mengubah diri aktor ke dalam peran yang lain dari

dirinya sendiri.

Tata rias ini senantiasa dilakukan oleh perias yang akan merias

secara langsung aktor-aktor yang mendapatkan tugas peran masing-

masing, apakah sudah sesuai dengan perannya masing-masing atau

belum. Dan juga melihat langsung proses latihan agar dapat

mengetahui hal-hal bila terjadi perubahan peran, yang kemudian dapat

mengambil gambaran terhadap perubahan peran tersebut dan

melakukan perbaikan. Serta selalu berkoordinasi dengan sutradara.

Penata rias pada pementasan drama Teater Wadas biasanya

adalah seorang wanita dalam merias seorang aktor tidak terlalu

mencolok serta sesuai dengan perannya masing-masing. Begitu pula

penata rias sendiri pada Teater Wadas dalam kesehariannya juga tidak

terlalu mencolok serta biasa-biasa saja dalam merias dirinya sendiri.

Karena agar tidak kelihatan berlebih-lebihan bila dilihat orang lain

Page 85: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

73

serta mencerminkan sikap seorang da'i dan memberikan contoh yang

baik.

4.1.5 Tata Busana

Seperti halnya tata rias, tata busana atau kostum membantu

aktor membawakan perannya sesuai dengan tuntutan lakon. Fungsi

tata busana disini adalah menunjukkan asal-usul dan status sosial

orang tersebut, apakah sudah memenuhi peran yang telah ditetapkan

atau bahkan belum sama sekali. Untuk dapat menyediakan kostum

yang sesuai dan tepat bagi aktor, maka juru kostum harus mempelajari

watak peran.

Dalam pementasan drama Teater Wadas, penata busana selalu

siap siaga dalam penyediaan kostum dan mencari apabila masih ada

kostum yang masih kurang. Kostum harus sudah siap semua sebelum

pementasan dimulai. Tetapi kebiasaan penata busana selalu mengulur-

ngulur waktu dalam pencarian kostum, sehingga ketika waktu

mendekati hari pementasan penata busana terombang-ambing mencari

kostum kesana-kemari sehingga kostum tidak sesuai dengan yang

diharapkan. Oleh karena itu, penata busana harus benar-benar

memanfa'atkan waktu yang ada.

Kaitannya dengan dakwah, tata busana adalah sebagai

pelengkap untuk berdakwah. Dalam pementasan drama Teater Wadas

bagi para aktor wanita selalu memakai busana atau kostum yang

Page 86: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

74

berjilbab, walaupun yang berperan sebagai tokoh antagonis. Karena

agar tidak mengurangi nilai yang mencerminkan sebagai seorang da'i.

Begitu pula penata busana pada Teater Wadas biasanya adalah

seorang wanita, dalam kesehariannya juga selalu memakai jilbab.

Karena di samping sebagai penutup aurat juga sebagai pencerminan

seorang da'i.

4.1.6 Tata Panggung

Tata panggung adalah keadaan panggung yang dibutuhkan

untuk permainan drama. Misalnya, panggung harus menggambarkan

keadaan ruang tamu. Supaya panggung seperti ruang tamu, tentu

panggung diisi peralatan, seperti meja, kursi, hiasan dinding, dan lain-

lain. Semua peralatan itu diatur demikian rupa sehingga seperti ruang

tamu. Dalam hal ini penata panggung dalam pementasan seni drama

Teater Wadas sudah mempunyai gambaran dalam setting panggung

yang diharapkan oleh sutradara, sehingga sesuai dengan gambaran

sutradara, serta mempersiapkan semua keperluan yang ada kaitannya

dengan panggung.

Tata panggung juga merupakan sebagai pelengkap untuk

berdakwah. Dalam pementasan drama Teater Wadas, seorang penata

panggung selalu menata tempat atau panggung sesuai dengan adegan

yang dipentaskan. Penata panggung pada Teater Wadas dalam

kesehariannya di samping selalu menggeluti hal yang berkaitan

dengan panggung juga menggeluti hal yang berkaitan dengan musik.

Page 87: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

75

Selain itu juga melakukan kegiatan-kegiatan lain seperti kegiatan

ibadah, diskusi, dan lain-lain. Dan sebagian juga ada yang suka

bermalas-malasan semaunya sendiri, tidak mau melakukan kegiatan

yang bermanfa'at tetapi malah sebaliknya.

4.1.7 Tata Lampu

Dalam pementasan seni drama juga terdapat setting lampu

yang disebut tata lampu. Lampu dapat memberikan pengaruh

psikologis pada aktor dan juga dapat berfungsi sebagai ilustrasi

(hiasan) atau penunjuk waktu dan suasanan pentas. Dengan fungsi ini,

pentas dengan segala isinya dapat terlihat jelas oleh penonton.

Lampu yang digunakan dalam pementasan drama Teater

Wadas berwarna-warni, agar mampu memberikan efek psikologis dan

variasi. Juru lampu harus membuat alat tata lampu ini semudah

mungkin dan juga harus disertai perencanaan tata lampu yang

mendetail untuk suatu lakon yang dipersiapkan, sehingga sesuai

dengan arahan sutradara.

Juru lampu dalam pementasan drama Teater Wadas selalu

menata dan mengatur lampu sesuai dengan tuntutan naskah dan

arahan dari sutradara. Disamping itu, juru lampu juga memiliki

gambaran sendiri dan selalu berkoordinasi dengan sutradara bila

terjadi perubahan dalam tata lampu. Sehingga tidak terjadi kesalahan

dalam pementasan.

Page 88: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

76

4.1.8 Tata Suara

Selanjutnya adalah tata suara, dalam kaitannya pementasan

seni drama adalah pengeras suara atau musik pengiring. Suara yang

mengiringi suatu adegan atau sebelum dan sesudah adegan adalah

sesuatu yang harus disiapkan secara matang dan menyuarakannya

harus tepat waktu. Peranan suara ini benar-benar menentukan jika

menjadi pelengkap adegan yang ikut diucapkan dalam dialog para

pelakunya.

Peranan musik dalam pertunjukan drama sangatlah penting.

Musik dapat menjadi bagian lakon dan sebagai ilustrasi. Dalam

pementasan drama Teater Wadas, juru musik mempersiapkan dan

memberikan efek suara yang diperlukan lakon, seperti suara tangis,

suara anjing melolong, suara air terjun, dan sebagainya. Suara-suara

itu akan meyakinkan penonton terhadap adegan yang sedang ditonton.

Ilustrasi musik yang digunakan oleh penata suara dalam

pementasan drama teater wadas menyesuaikan adegan yang

dipentaskan, biasanya menggunakan musik religi sebagi ilustrasi

musiknya karena terdapat unsur religinya. Dan kadang pula memakai

ilustrasi musik yang masih tradisional yaitu musik jawa seperti

gamelan. Penata suara dalam kesehariannya juga selalu menggeluti

berbagai musik seperti musik pop, religi, campursari, dangdut, musik

sholawat, dan lain-lain. Dan juga menggeluti berbagai alat musik

seperti gitar, bas, piano, gamelan, angklung, dan lain-lain.

Page 89: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

77

4.1.9 Penonton

Penonton sebagai unsur terakhir adalah sebagai penikmat dan

penerima pesan dalam pementasan seni drama. Pementasan drama

Teater Wadas selalu menyesuaikan keadaan dan kondisi penonton

dalam pementasannya. Karena setiap penonton memiliki karakteristik

dan pemahaman yang berbeda. Sehingga penonton dapat benar-benar

menikmati dan merasakan pementasan tersebut.

Penonton yang hadir dalam pementasan drama Teater Wadas

terdiri dari berbagai kalangan seperti rakyat biasa, pejabat, mahasiswa,

orang tua, muda, kaya dan miskin ini berbaur menjadi satu. Para

penonton yang hadir tidak dibeda-bedakan antara penonton satu

dengan lainnya, baik dari fasilitas tempat duduk mereka pun sama.

4.2 Analisis Terhadap Seni Drama sebagai Media Dakwah

Seni merupakan media yang mempunyai peran yang sangat penting

dalam pelaksanaan dakwah Islam, karena media tersebut memiliki daya tarik

yang dapat mengesankan hati pendengar maupun penontonnya. Melihat

kenyataan yang demikian maka kesenian memiliki peranan yang tepat guna

sehingga dapat mengajak kepada khalayak untuk menikmati dan

menjalankan isi yang terkandung di dalamnya.

Drama adalah tiruan kehidupan manusia yang diproyeksikan di atas

pentas. Melihat drama, penonton seolah melihat kejadian dalam masyarakat.

Kadang-kadang konflik yang disajikan dalam drama sama dengan konflik

Page 90: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

78

batin mereka sendiri. Lakon drama sebenarnya mengandung pesan atau

ajaran (terutama ajaran moral) bagi penontonnya. Penonton menemukan

ajaran itu secara tersirat dalam lakon drama (Waluyo, 2002: 1).

Media dakwah adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan

materi dakwah (ajaran Islam) kepada mad'u. Menurut Hamzah Ya'kub, seni

drama merupakan media dakwah audio visual yang dapat merangsang indra

pendengaran, penglihatan atau kedua-duanya (Munir & Ilaihi, 2006: 32).

Dalam hal ini Teater Wadas yang merupakan salah satu dari

beberapa teater yang ada di IAIN Walisongo Semarang, yang di dalamnya

terdapat mahasiswa dan mahasiswi yang memiliki minat dan potensi untuk

berkarya seni di Fakultas Dakwah memakai atau menggunakan seni drama

sebagai media untuk berdakwah. Dalam setiap pementasannya selama ini,

Teater Wadas banyak menggarap seni drama yang bertemakan dakwah. Hal

ini terbukti dengan pementasan-pementasan seni drama Teater Wadas tahun

2009-2011 yaitu sebagai berikut :

Pertama, pementasan drama "Adila" yang ditulis dan disutradarai

oleh Mega Dirgantari serta pertama kali dipentaskan pada tanggal 16

Februari 2009 di Auditorium II IAIN Walisongo Semarang, yang kedua

dipentaskan di Kudus, dan yang ketiga dipentaskan di Pati. Pementasan ini

bertemakan realitas sosial yang menceritakan tentang kekerasan seorang ibu

terhadap seorang anak.

Dalam adegan dan dialognya, pementasan drama ini memberikan

ajaran tentang akhlak sebagai pelengkap keimanan dan keislaman seseorang

Page 91: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

79

yang tercermin dalam tingkah laku sehari-hari. Serta menyampaikan ajaran

bahwa manusia harus mempunyai rasa kasih sayang kepada sesama terutama

kepada seorang anak.

Kedua, Pementasan drama "Kembang" yang ditulis oleh Abdullah

Adib dan disutradarai oleh Hisyam serta pertama kali dipentaskan pada

tanggal 4 Mei 2010 di Pendopo IAIN Walisongo Semarang. Pementasan ini

bertemakan realitas sosial dan politik yang menceritakan tentang perebutan

pergantian pemimpin atau kekuasaan.

Pementasan drama ini dalam adegan dan dialognya mengandung

ajaran tentang aqidah yang bersifat batiniah yang mencakup masalah-

masalah yang erat hubungannya dengan rukun iman. Serta menyampaikan

ajaran bahwa manusia harus mempunyai keyakinan terhadap yang ghoib.

Selain itu, Pementasan drama ini juga mengandung ajaran tentang

akhlak yang mengajak manusia untuk bersikap tenang dalam menghadapi

masalah.

Ketiga, Pementasan drama "Ya Fatimah" yang ditulis oleh Abdullah

Adib dan disutradarai oleh Angga serta pertama kali dipentaskan pada

tanggal 7 Maret 2011 di Auditorium I IAIN Walisongo Semarang.

Pementasan ini bertemakan tentang Negara dan Perempuan, yang

menceritakan tentang seorang perempuan sebagai bunga desa yang selalu

dibuat pembicaraan, perdebatan dan pendiskusian.

Dalam adegan dan dialognya, pementasan drama ini mengandung

ajaran tentang syari'at yang erat hubungannya dengan amal lahir (nyata)

Page 92: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

80

dalam rangka mentaati semua peraturan atau hukum Allah guna mengatur

hubungan antara manusia dengan Tuhannya dan mengatur pergaulan hidup

antar sesama manusia. Serta menyampaikan ajaran tentang larangan

memfitnah dan berburuk sangka, serta ajaran untuk berbuat adil. Selain itu,

Pementasan drama ini juga mengandung ajaran tentang akhlak yang

mengajak untuk mengintrospeksi diri.

Dari uraian ketiga pementasan drama di atas dapat diambil

kesimpulan bahwa pementasan-pementasan tersebut menceritakan tentang

realitas sosial kehidupan manusia, serta di dalamnya terdapat pesan-pesan

yang mengandung ajaran dakwah Islam diantaranya yaitu ajaran tentang

aqidah, syari'at dan akhlak.

Teater Wadas memanfa'atkan seni drama sebagai media untuk

berdakwah. Dakwah dengan media tradisional seperti seni drama tersebut

selain sebagai sarana hiburan yang memiliki sifat komunikatif, juga sebagai

sarana untuk menyampaikan pesan ajaran-ajaran Islam. Dengan demikian

mempermudah bagi juru dakwah untuk menyampaikan dakwah dan juga

agar mudah dipahami oleh sasaran dakwah (mad'u) serta tercapainya tujuan

dakwah.

Selain itu juga, Teater Wadas dalam menyampaikan dan

mementaskan pementasan seni drama juga menyesuaikan keadaan

masyarakat, penonton atau mad'u. Karena setiap masyarakat atau penonton

memiliki karakteristik yang berbeda, disatu sisi sudah modern dan disisi lain

masih tradisional.

Page 93: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

81

Oleh karena itu dalam berdakwah dengan menggunakan seni drama

harus menyesuaikan keadaan penonton atau masyarakat setempat. Oleh

karena keadaan lingkungan masing-masing masyarakat atau penonton tidak

selalu sama, maka materi atau tema dan pementasannya juga harus

bervariasi menyesuaikan keadaan dimana juru dakwah dalam hal ini penulis

naskah atau sutradara harus mencari masalah-masalah yang dihadapi dan

sekaligus memikirkan pemecahannya yang nantinya menjadi bahan

pembicaraan dalam pementasan.

Dengan demikian penggunaan drama sebagai media dakwah sangat

efektif, karena melalui perkataan, gerakan dan adegan yang terangkai dalam

suatu pementasan drama, maka pesan-pesan dakwah dapat disampaikan

kepada masyarakat serta dapat dijadikan sebagai tontonan sekaligus

tuntunan yang bermanfaat.

Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa, Teater Wadas telah

menerapkan dan menggunakan seni drama sebagai media untuk berdakwah

sesuai dengan teori Hamzah Ya'kub tentang media dakwah. Karena dalam

pementasannya terdapat adegan, dialog dan syair yang bernilai dakwah. Hal

itu terbukti pada pementasan-pementasan seni drama Teater Wadas yang di

dalamnya mengandung banyak pesan yang mengajak kepada kebaikan serta

mengandung nilai-nilai ajaran Islam.

Page 94: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

82

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dari bab-bab terdahulu, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Pementasan seni drama Teater Wadas memiliki karakteristik tersendiri

yang di dalamnya terdapat banyak pesan yang mengajak kepada

kebaikan serta mengandung nilai-nilai ajaran Islam. Teater Wadas

memanfa'atkan seni drama sebagai media untuk berdakwah. Dakwah

dengan media tradisional seperti seni drama tersebut selain sebagai

sarana hiburan yang memiliki sifat komunikatif, juga sebagai sarana

untuk menyampaikan pesan ajaran-ajaran Islam. Dengan demikian

mempermudah bagi juru dakwah untuk menyampaikan dakwah dan juga

agar mudah dipahami oleh sasaran dakwah (mad'u) serta tercapainya

tujuan dakwah. Teater Wadas merupakan salah satu dari beberapa teater

yang ada di IAIN Walisongo Semarang, yang di dalamnya terdapat

mahasiswa dan mahasiswi yang memiliki minat dan potensi untuk

berkarya seni di Fakultas Dakwah. Dilihat dari keseharianya, anggota

dalam Teater Wadas sebagian ada yang sudah pantas untuk berdakwah

atau menjadi seorang da'i karena memiliki sifat yang baik serta

pengetahuan yang luas, seperti: melaksanakan ibadah sholat, mengaji Al-

Qur'an dan kitab, mengajar TPQ dan TK, membantu orang lain,

Page 95: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

83

berdiskusi, dan lain-lain; dan juga sebagian ada yang belum pantas untuk

berdakwah atau menjadi seorang da'i karena memiliki sifat yang jelek

serta pengetahuan yang masih sedikit, seperti: jarang melaksanakan

sholat, jarang mengaji Al-Qur'an, suka mengganggu orang lain,

berpacaran, kurang memiliki pengetahuan tentang agama, dan lain-lain.

2. Dalam seni drama terdapat beberapa unsur atau komponen drama.

Pementasan seni drama Teater Wadas memiliki unsur-unsur atau

komponen yang sesuai dengan seni drama, yaitu terdiri dari :

a. Naskah drama; dalam pementasan drama Teater Wadas tahun 2009-

2011 memakai naskah drama "Adila", "Kembang" dan "Ya Fatimah"

yang di dalamnya menceritakan tentang realitas sosial kehidupan

manusia serta terdapat pesan-pesan atau ajaran-ajaran yang dapat

diambil manfa'atnya. Diantaranya yaitu ajaran tentang aqidah,

syari'at dan akhlak. Dalam proses pemilihan naskah drama, ketua

teater Wadas mengadakan rapat untuk pemilihan naskah. Dalam

pemilihan naskah, pertama kali dengan mengumpulkan beberapa

naskah yang kemudian dipilah-pilah yang sesuai dengan tema.

Naskah yang dipilih biasanya menyesuaikan dengan tema yang akan

diangkat serta lebih mengutamakan memakai naskah karya anggota

teater Wadas sendiri.

Page 96: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

84

b. Aktor; aktor yang dipilih dalam pementasan drama Teater Wadas

sesuai dengan keahliannya masing-masing. Masing-masing aktor

melaksanakan peran yang telah ditentukan oleh sutradara. Aktor

dalam pementasan drama Teater Wadas memiliki pengetahuan dan

sifat-sifat yang berbeda-beda, ada yang pengetahuannya luas dan

juga ada yang kurang, ada yang sifatnya baik dan juga ada yang

jelek, sehingga tidak semua aktor bisa berdakwah. Tetapi dalam hal

ini seorang aktor dalam pementasan drama Teater Wadas juga

sekaligus belajar berlatih untuk berbicara, menambah ilmu

pengetahuan, serta menguji dan melatih ketahanan mental.

c. Sutradara; sutradara mengkoordinasikan segala analisir pementasan,

sejak latihan dimulai sampai dengan pementasan selesai serta harus

memilih naskah, memilih pemain, melatih pemain, bekerja dengan

staf. Sutradara dalam Teater Wadas adalah yang memiliki sifat

seorang da'i dan seorang pemimpin. Diantaranya seperti: memiliki

banyak pengetahuan tentang keagamaan, melaksanakan ibadah

sholat, mengaji Al-Qur'an, memiliki jabatan penting dalam

organisasi, pemberani serta tegas, dan lain-lain. Dalam Teater Wadas

seorang sutradara selalu memimpin do'a dahulu sebelum mulai

pementasan atau latihan drama. Hal ini sudah menjadi kebiasaan

bahwa setiap kali akan latihan, pentas dan membuka sesuatu selalu

diawali dengan do'a. Selain do'a, sutradara selalu menegaskan dan

mengajarkan kepada aktor untuk menjadi orang yang berakhlaqul

Page 97: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

85

karimah, rasa tawadhu', bersifat jujur, tidak takabur atau sombong,

dan lain-lain

d. Tata rias; tata rias senantiasa dilakukan oleh perias yang akan merias

secara langsung aktor-aktor yang mendapatkan tugas peran masing-

masing, apakah sudah sesuai dengan perannya masing-masing atau

belum. Penata rias pada pementasan drama Teater Wadas biasanya

adalah seorang wanita dalam merias seorang aktor tidak terlalu

mencolok serta sesuai dengan perannya masing-masing. Begitu pula

penata rias sendiri pada Teater Wadas dalam kesehariannya juga

tidak terlalu mencolok serta biasa-biasa saja dalam merias dirinya

sendiri. Karena agar tidak kelihatan berlebih-lebihan bila dilihat

orang lain serta mencerminkan sikap seorang da'i dan memberikan

contoh yang baik.

e. Tata busana; tata busana atau kostum membantu aktor membawakan

perannya sesuai dengan tuntutan lakon. Serta sebagai pendukung

dalam tujuan dakwah. Dalam pementasan drama Teater Wadas,

penata busana selalu siap siaga dalam penyediaan kostum dan

mencari apabila masih ada kostum yang masih kurang. Dalam

pementasan drama Teater Wadas bagi para aktor wanita selalu

memakai busana atau kostum yang berjilbab, walaupun yang

berperan sebagai tokoh antagonis. Karena agar tidak mengurangi

nilai yang mencerminkan sebagai seorang da'i. Begitu pula penata

busana pada Teater Wadas biasanya adalah seorang wanita, dalam

Page 98: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

86

kesehariannya juga selalu memakai jilbab. Karena di samping

sebagai penutup aurat juga sebagai pencerminan seorang da'i.

f. Tata panggung; dalam hal tata panggung dalam pementasan seni

drama Teater Wadas, penata panggung sudah mempunyai gambaran

dalam setting panggung yang diharapkan oleh sutradara, sehingga

sesuai dengan gambaran sutradara. Penata panggung pada Teater

Wadas dalam kesehariannya di samping selalu menggeluti hal yang

berkaitan dengan panggung juga menggeluti hal yang berkaitan

dengan musik. Selain itu juga melakukan kegiatan-kegiatan lain

seperti kegiatan ibadah, diskusi, dan lain-lain. Dan sebagian juga ada

yang suka bermalas-malasan semaunya sendiri, tidak mau melakukan

kegiatan yang bermanfa'at tetapi malah sebaliknya.

g. Tata lampu; lampu yang digunakan dalam pementasan drama Teater

Wadas berwarna-warni, agar mampu memberikan efek psikologis

dan variasi. Juru lampu harus membuat alat tata lampu ini semudah

mungkin dan juga harus disertai perencanaan tata lampu yang

mendetail untuk suatu lakon yang dipersiapkan, sehingga sesuai

dengan arahan sutradara. Juru lampu dalam pementasan drama

Teater Wadas selalu menata dan mengatur lampu sesuai dengan

tuntutan naskah dan arahan dari sutradara. Disamping itu, juru lampu

juga memiliki gambaran sendiri dan selalu berkoordinasi dengan

sutradara bila terjadi perubahan dalam tata lampu. Sehingga tidak

terjadi kesalahan dalam pementasan.

Page 99: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

87

h. Tata suara; tata suara adalah sebagai ilustrasi. Juru suara

mempersiapkan dan memberikan efek suara yang diperlukan lakon,

seperti suara tangis, suara anjing melolong, suara air terjun, dan

sebagainya. Suara-suara itu akan meyakinkan penonton terhadap

adegan yang sedang ditonton. Ilustrasi musik yang digunakan oleh

penata suara dalam pementasan drama teater wadas menyesuaikan

adegan yang dipentaskan, biasanya menggunakan musik religi sebagi

ilustrasi musiknya karena terdapat unsur religinya. Dan kadang pula

memakai ilustrasi musik yang masih tradisional yaitu musik jawa

seperti gamelan. Penata suara dalam kesehariannya juga selalu

menggeluti berbagai musik seperti musik pop, religi, campursari,

dangdut, musik sholawat, dan lain-lain. Dan juga menggeluti

berbagai alat musik seperti gitar, bas, piano, gamelan, angklung,

dan lain-lain.

i. Penonton; dalam pementasan seni drama Teater Wadas selalu

menyesuaikan keadaan dan kondisi penonton, sehingga penonton

dapat benar-benar menikmati dan merasakan pementasan tersebut.

Penonton yang hadir dalam pementasan drama Teater Wadas terdiri

dari berbagai kalangan seperti rakyat biasa, pejabat, mahasiswa,

orang tua, muda, kaya dan miskin ini berbaur menjadi satu.

Page 100: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

88

5.2. Saran-Saran

Sehubungan dengan telah selesainya penulisan skripsi ini, ada

beberapa hal yang menjadi catatan penulis, baik itu bagi pengurus dan

anggota teater Wadas maupun bagi peneliti selanjutnya. Maka dari itu

penulis memberikan saran-saran sebagai berikut :

1. Teater Wadas sebagai wadah atau wahana aspirasi dakwah dan seni

hendaklah dapat mempertahankan mutu pementasan atau penampilannya

dengan tetap memperhatikan masukan yang datang dari berbagai

kalangan, serta selalu membuat karya dan pementasan yang lebih baik

serta terdapat nilai-nilai dakwahnya.

2. Para komunitas seni kampus baik pengurus maupun anggota hendaknya

tetap dalam penampilan yang mencerminkan pribadi muslim sebagai

tauladan bagi para penonton (mad'u).

3. Berkaitan dengan teknis penelitian, penulis mengalami banyak hambatan

dalam penyediaan literatur, untuk itu penulis memberikan saran bagi

peneliti di kemudian hari untuk dapat mempersiapkan segala sesuatunya

dengan baik.

5.3. Penutup

Dengan rasa syukur yang tak terhingga saya ucapkan alhamdulillah

penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala

rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya, sehingga penulis dapat

Page 101: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

89

menyelesaikan tugas, yaitu penulisan skripsi walaupun dalam penulisan

skripsi ini belum mencapai hasil yang sempurna.

Akhirnya kepada semua pihak yang telah memberikan sumbangsih

baik berupa pikiran, tenaga maupun do’a, penulis mengucapkan terima kasih

dan penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat

bagi kita semua. Amin.

Page 102: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Galih Fathul. 2005. Pesan-Pesan Dakwah dalam Naskah Teater (Analisis

Naskah Pementasan Teater Wadas Periode 2000-2003). Semarang:

Fakultas Dakwah IAIN Walisongo.

Arikunto, Suharsimi. 1993. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan praktek.

Jakarta: Rineka Cipta.

Aziz, Ali. 2004. Ilmu Dakwah. Jakarta: Kencana.

Baroroh, Umul, dkk. 2009. Efek Berdakwah Melalui Media Tradisional.

Semarang: IAIN Walisongo Semarang.

Depag RI. 2001. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Semarang: CV. Asy Syifa’.

Hadi, Sutrisno. 2004. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset Edisi 2.

Harymawan, RMA. 1988. Dramaturgi. Bandung: CV. ROSDA.

Moleong, Lexi J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Karya.

. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Karya.

Muhtadi, Asep Saeful dan Safei, Agus Ahmad. 2003. Metode Penelitian Dakwah.

Bandung: Pustaka Setia.

Munir dan Ilaihi, Wahyu. 2006. Manajemen Dakwah. Jakarta : Kencana.

Pimay, Awaludin. 2006. Metodologi Dakwah. Semarang: RaSAIL.

Sanwar, Aminuddin. 1986. Pengantar Ilmu Dakwah. Semarang: Fakultas Dakwah

IAIN Walisongo.

Shaleh, Rosyad. 1977. Manajemen Dakwah Islam. Jakarta: Bulan Bintang.

Sudarto. 1997. Metode Penelitian Filsafat. Jakarta: Grafindo Persada.

Sulaiman, Wahyu. 1982. Seni Drama. Jakarta: PT. KARYA UNI PRESS

Syabibi, Ridlo. 2008. Metodologi Ilmu Dakwah Kajian Ontologis Dakwah Ikhwan

Al-Syafa’. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Syukir, Asmuni. 1983. Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya: Al Ikhlas.

Page 103: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

Waluyo, Herman J. 2002. Drama: Teori dan Pengajarannya. Yogyakarta: PT.

Hanindita Draha Widya.

Wiyanto, Asul. 2002. Terampil Bermain Drama. Jakarta: PT. Gramedia

Widiasarana Indonesia.

. 2005. Kesusastraan Sekolah. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana

Indonesia.

Ya’qub, Hamzah. 1992. Publistik Islam. Bandung : CV. Diponegoro.

Page 104: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

DRAF WAWANCARA

UNTUK ANGGOTA DAN PENGURUS TEATER WADAS

A. Teater Wadas Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang.

1. Bagaimana sejarah berdirinya teater Wadas?

2. Apakah visi, misi dan tujuan didirikannya teater Wadas?

3. Apa saja program kegiatan teater Wadas periode 2009-2011?

4. Naskah apa saja yang telah dipentaskan oleh teater Wadas?

5. Ada berapa pementasan seni drama yang telah dipentaskan oleh teater

Wadas pada periode 2009-2011? Sebutkan!

6. Bentuk kegiatan apa saja yang telah dilakukan oleh teater Wadas yang

berkaitan dengan aktivitas dakwah?

7. Apa saja faktor penghambat dan pendukung proses pementasan seni

drama teater Wadas?

8. Menurut Anda bagaimanakah seni drama teater Wadas dipergunakan

sebagai media dakwah?

9. Menurut Anda bagaimanakah teater Wadas Fakultas Dakwah IAIN

Walisongo Semarang berdakwah melalui seni drama?

Page 105: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

DRAF WAWANCARA

UNTUK PENULIS, AKTOR DAN SUTRADARA

B. Pementasan Seni Drama Teater Wadas Fakultas Dakwah IAIN Walisongo

Semarang sebagai Media Dakwah.

1. Bagaimanakah isi alur cerita pementasan seni drama tersebut?

2. Apakah tujuan pementasan seni drama tersebut?

3. Ada berapa babak dalam pementasan seni drama tersebut?

4. Pesan-pesan dakwah apa saja yang disampaikan dalam pementasan seni

drama tersebut per-babaknya?

5. Ada berapa aktor dalam pementasan seni drama tersebut?

6. Apa kaitannya pementasan seni drama tersebut dengan media dakwah?

7. Apa saja faktor penghambat dan pendukung proses pementasan seni

drama tersebut?

8. Menurut Anda bagaimanakah seni drama teater Wadas dipergunakan

sebagai media dakwah?

9. Menurut Anda bagaimanakah teater Wadas Fakultas Dakwah IAIN

Walisongo Semarang berdakwah melalui seni drama?

Page 106: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

DOKUMENTASI FOTO PEMENTASAN DRAMA ADILA

Page 107: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

DOKUMENTASI FOTO PEMENTASAN DRAMA KEMBANG

Page 108: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

DOKUMENTASI PEMENTASAN DRAMA YA FATIMAH

Page 109: SENI DRAMA SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain... · BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH, MEDIA DAKWAH DAN DRAMA 2.1. Konsep

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Yusuf Afandi

NIM : 05121101

Tempat / tgl. Lahir : Semarang, 28 Oktober 1986

Alamat Asal : Rowosari Krasak Rt 04 Rw 03 Tembalang Semarang

Jenjang Pendidikan:

1. MI Miftahul Ulum Rowosari Tembalang, Lulus Tahun 2000

2. MTs Husnul Khotimah Rowosari Tembalang, Lulus Tahun 2002

3. MA Futuhiyyah-1 Mranggen, Lulus Tahun 2005

4. Fakultas Dakwah Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN

Walisongo Semarang Angkatan 2005

Pengalaman Organisasi:

1. Ketua UKMF KSK WADAS Tahun 2007-2008

2. Anggota UKMI Musik Tahun 2006

3. Anggota UKMF Kordais Tahun 2006

4. Anggota FOTKAS (Forum Teater Kampus Semarang) Tahun 2007

Demikian daftar riwayat hidup saya buat dengan sebenar-benarnya,

mohon maklum adanya.

Semarang, Desember 2011

Penulis

Yusuf Afandi

NIM: 05121101