Semnas Teknik Sipil VIII-2012 Bidang MRSA Abstrak
-
Upload
dimas-w-l-pamungkas -
Category
Documents
-
view
136 -
download
7
description
Transcript of Semnas Teknik Sipil VIII-2012 Bidang MRSA Abstrak
Seminar Nasional VIII - 2012 Teknik Sipil ITS Surabaya
Pembangunan Berkelanjutan Transportasi dan Infrastruktur
Kumpulan Abstrak Bidang Manajemen dan Rekayasa Sumber Air - 1
KETERSEDIAAN POS STASIUN HUJAN SEBAGAI
TOLOK UKUR AKURASI DATA HIDROLOGI
DI WILAYAH SUNGAI PROPINSI NTT
Denik Sri Krisnayanti1, Judi K.Nasdjono2 dan Dolly W. Karels3
1 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fak. Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana Kupang, Telp.0380-
881559/08123794142, email : [email protected] 2 Dosen Jurusan Teknik Sipil, FST Undana Kupang, email : [email protected] 3 Dosen Jurusan Teknik Sipil, FST UNdana Kupang, email : [email protected]
ABSTRAK
Hujan merupakan satu komponen yang penting dalam sistem wilayah sungai karena hujan
merupakan masukan utama dalam satu wilayah sungai. Kebutuhan akan data hujan untuk analisis
hidrologi berkaitan dengan jumlah pos stasiun hujan yang tersedia. Sehingga semakin banyak jumlah pos
stasiun hujan maka perkiraan terhadap hujan rancangan pada suatu DAS akan semakin baik.
Propinsi Nusa Tengggara Timur memiliki enam wilayah sungai yakni WS Noelmina, WS
Benanain, WS Wae Jamal, WS Aesesa, WS Flotim Lembata Alor dan WS Sumba dengan jumlah pos
stasiun hujan ± 232 buah, yang aktif 109 buah (47%) sedangkan sisanya tidak aktif adalah 123 buah
(53%). Luas daerah tangkapan hujan untuk keenam wilayah sungai tersebut di atas seluas ± 55.974 Ha.
Berdasar dari hasil analisis Kagan secara garis besar pada beberapa DAS di 4 WS didapatkan
bahwa untuk kesalahan 10% pada curah hujan hujan bulanan didapatkan selisih pos stasiun hujan yang
ada hingga 74,43%. Kerapatan jaringan stasiun hujan pada beberapa DAS yang ada adalah 533,77
km2/stasiun. Untuk perencanaan penempatan stasiun hujan dengan cara Kagan didapatkan, untuk
kesalahan 10% pada hujan bulanan memiliki kerapatan 271.38 km2/stasiun. Sehingga perlu penambahan
jumlah stasiun hujan dan mengoperasikan kembali stasiun-stasiun yang tidak berfungsi dengan baik,
dengan memperhatikan pola penyebaran.
Kata Kunci : pos stasiun hujan, wilayah sungai, curah hujan
KARAKTERISTIK HIDROLOGI SUB-DAS
KLAPA SAWIT, DIDASARKAN PADA PEMODELAN
HUJAN ALIRAN
Entin Hidayah
1Dosen Entin Hidayah
Dosen JurusanTeknikSipil, Fakultas Teknik Universitas Jember, email:[email protected]
ABSTRAK Pada artikel ini akan mendiskusikan mengenai karakteristik hujan menjadi aliran pada sub Daerah Aliran
Sungai (DAS) Klapa Sawit. Sub-DAS ini merupakan daerah resapan air yang dimanfaatkan untuk
memenuhi irigasi dan PLTA dan kebutuhan air penduduk sehari-hari. Kejadian aliran sesaat selama
periode 5 tahun yang dipilih secara random untuk menentukan hubungan antara hujan dengan aliran.
Sub-DAS seluas 666,64 km2 yang diasumsikan dengan model lump dengan data hujan jam-jaman yang
digunakan merupakan hasil disagregasi, peta tataguna lahan menggunakan peta topografi digital. Total
bangkitan debit diestimasi dan dianalisis yang dipilih dari kejadian hujan sesaat secara random
menggunakan the Hydrologic Engineering Centre–Hydrologic Modelling System (HEC-HMS).
Seminar Nasional VII 2011 Teknik Sipil ITS Surabaya
Penanganan Kegagalan Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur
Kumpulan Abstrak Bidang Manajemen dan Rekayasa Sumber Air - 2
Berdasarkan regresi linear antara tinggi hujan dengan besar debit maka dapatdiindikasikan nilai
impervious area sub, estimasi depression storage, estimasi waktu konsentrasi (tc) dan proporsi baseflow
dari total runoff.
Kata kunci: , hidrologi, pemodelan, hujan, aliran
PEMODELAN NUMERIK TURBULENT BOUNDARY
LAYER DAN TRANSPORTASI SEDIMEN UNTUK
GELOMBANG SOLITER
Feriana Rahmadhani1, Suntoyo2 dan Kriyo Sambodho2
1 Mahasiswi Pascasarjana Bidang Keahlian Teknik Manajemen Pantai, Fakultas Teknologi Kelautan,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, 60111, Indonesia, email:
[email protected] 2 Dosen Pascasarjana Bidang Keahlian Teknik Manajemen Pantai, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut
Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, 60111
ABSTRAK
Sedimentasi di daerah pantai sangat mempengaruhi morfologi profil pantai, dalam penelitian ini mengkaji
karakteristik-karakteristik turbulent boundary layer untuk gelombang soliter (dimana gelombang soliter
mempunyai kemiripan dengan gelombang tsunami), dimana kajian ini menggunakan pemodelan numerik
BSL k-ω model sebagai validasi dari data eksperimen yang dilakukan oleh Tanaka et.al, dimana dari data
eksperimen tersebut dilakukan analisa menggunakan fitting logaritmik distribusi kecepatan terhadap
pengukuran untuk kondisi dasar halus (smooth bed). Kondisi hidrodinamika dari gelombang soliter juga
dikaji dan diinterprestasikan secara berturut-turut dengan menggunakan metode-metode energi kinetik
turbulen, distribusi profil kecepatan, tegangan geser dasar, faktor gesekan dan beda fase antara tegangan
geser dasar dan kecepatan aliran bebas (free stream velocity). Tegangan geser dasar yang sudah divalidasi
dengan tegangan geser dasar pemodelan akan di gunakan untuk memberikan metode baru yang dapat di
gunakan untuk mengestimasi tegangan geser dasar yang lebih efisien yang hasilnya harus mendekati data
percobaan, kemudian estimasi tegangan geser dasar yang telah diusulkan akan digunakan sebagai inputan
pada model transportasi sedimen yang selanjutnya diaplikasikan untuk memprediksi transportasi sedimen
dasar dibawah gerakan gelombang soliter.
Kata kunci: Turbulent boundary layer; Tegangan geser dasar; Gelombang soliter
Seminar Nasional VII 2011 Teknik Sipil ITS Surabaya
Penanganan Kegagalan Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur
Kumpulan Abstrak Bidang Manajemen dan Rekayasa Sumber Air - 3
UJI PARAMETER DAERAH ALIRAN SUNGAI UNTUK
PREDIKSI DEBIT BANJIR
(STUDI KASUS DAERAH ALIRAN SUNGAI DELUWANG
BONDOWOSO)
Mahendra Andiek M1
1 Dosen Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS Surabaya, Kampus ITS Sukolilo Surabaya
ABSTRAK
Permasalahan banjir seringkali melanda kawasan Pantura Jawa setiap tahun. Masalah banjir pada
umumnya disebabkan oleh buruknya sistem drainase dan yang lebih besar pengaruhnya adalah akibat
rusaknya daerah aliran sungai. Daerah aliran sungai yang seharusnya menjadi konservasi air telah
mengalami perubahan tata guna lahan akibat campur tangan manusia. Akibat dari perubahan tat guna
lahan yang dapat dilihat secara langsung adalah seringkali terjadi debit yang tidak dapat diprediksi
mengalir di sungai-sungai tempat daerah aliran sungai tersebut mengalami kerusakan. Untuk itu kajian
mengenai model hujan debit perlu dikembangkan untuk dapat memprediksi besaran debit air yang
melimpah pada saluran baik alam maupun buatan suatu daerah aliran sungai.
Model pengembangan hujan debit pada penelitian ini secara garis besar akan memodelkan hujan
menjadi debit dengan mengambil lokasi di DAS Deluwang Bondowoso. Dengan menggunakan data hujan
harian tahun 2001 akan ditransformasikan menjadi debit harian dengan memasukkan beberapa parameter
seperti luasan sub das, evaporasi, nilai manning dan kemiringan lahan. Luasan sub das akan dijadikan
fokus penelitian dengan mendasarkan pembagian sub das atas beberapa hal, yaitu membagi DAS
Deluwang menjadi 1 sub das, membagi berdsarkan analsa peta topografi dan membagi berdasarkan orde
sungai. Hasil yang diperoleh dari masing-masing pemodelan tersebut akan di kalibrasi dengan
menggunakan data debit harian yang tercatat pada stasiun AWLR.
Pemodelan dengan membagi DAS Deluwang menjadi 1 sub das memberikan hasil kalibrasi -
0.508 untuk metode Nash dan 2.652 untuk metode RMSE dimana data curah hujan menggunakan analisa
aritmatik. Untuk pemodelan dengan 1 sub das dengan memasukkan nilai Thiessen diperoleh hasil
kalibrasi -0.499 untuk metode Nash dan 2.645 untuk metode RMSE. Untuk pemodelan dengan membagi
sub das berdasarkan analisa peta topografi diperoleh hasil -2.51 untuk Nash dan 4.04 untuk RMSE. Hasil
pemodelan yang lebih baik ditunjukkan melalui pemodelan dengan pembagian sub das berdsarkan orde
sungai dimana untuk orde 2 diperoleh hasil Nash 0.97 dan RMSE 0.3211 sedangkan untuk pemodelan
dengan orde 1 diperoleh hasil Nash 0.98 dan RMSE 0.2981.
Kata kunci : DAS Deluwang, Bondowoso, model hujan-debit, SWMM
Seminar Nasional VII 2011 Teknik Sipil ITS Surabaya
Penanganan Kegagalan Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur
Kumpulan Abstrak Bidang Manajemen dan Rekayasa Sumber Air - 4
PEMODELAN MATEMATIS ANGKUTAN SEDIMEN
DI KALI LAMONG
Risma Zarlita1, Bambang Sarwono2, dan Sudiwaluyo2
1Mahasiswa Program StudiMRSA, Pasca Sarjana Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS
Sukolilo Surabaya, Telp 031-5946094, email: [email protected] 2Dosen Pascasarjana Program Studi MRSA FTSP, ITS, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp 031-
5946094, email: [email protected]
ABSTRAK
Kali Lamong digunakan untuk berbagai kepentingan seperti dimanfaatkan untuk irigasi sawah
serta air baku penduduk dan industri, sehingga Kali Lamong mempunyai nilai yang sangat penting bagi
masyarakat di wilayah tersebut. Proses sedimentasi yang terjadi di Kali Lamong mengakibatkan kondisi
Kali Lamong menjadi kritis dan menghawatirkan. Perlu suatu upaya pencegahan dan penanganan yang
tepat untuk mengatasi masalah sedimentasi di sungai tersebut. Pengenalan perilaku proses sedimentasi di
sungai merupakan langkah awal yang sangat penting dalam menentukan langkah penanganannya.
Hydrologic Engineering Center-River Analysis System (HEC-RAS) merupakan suatu perangkat
lunak (software) yang diciptakan untuk melakukan kalkulasi hidrolis secara satu dimensi, angkutan
sedimen dan pemodelan pergerakan dasar saluran, serta analisa temperatur air. SMS 8.0 merupakan salah
satu program untuk memecahkan model matematika yang dibangun berdasarkan konsep gerak air dan
gerak sedimen dengan menggunakan metode elemen hingga (finite element) melalui pendekatan dua
dimensi. Untuk menganalisa bagian sungai yang lurus digunakan program HEC-RAS 4.0 Beta, sedangkan
di posisi belokan (meander) digunakan program SMS 8.0.
Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui tingkat kesesuaian model matematika yang
dikembangkan dalam program HEC-RAS 4.0 Beta dan SMS 8.0 dalam memecahkan masalah angkutan
sedimen di Kali Lamong, mengidentifikasi parameter-parameter model apa saja yang mempunyai
pengaruh signifikan terhadap perubahan morfologi sungai di Kali Lamong, mengetahui sejauh mana
tingkat kesesuaian model matematik yang dikembangkan dalam sistem program HEC-RAS dan SMS
dapat diaplikasikan untuk menganalisis perubahan morfologi sungai yang terjadi akibat proses
sedimentasi di Kali Lamong, mengetahui perilaku proses sedimentasi yang terjadi pada Kali Lamong
berdasarkan hasil simulasi model dengan menggunakan input data historik. Hasil yang diperoleh dari
penelitian ini diharapkan dapat mengatasi masalah angkutan sedimen di Kali Lamong dan dapat
mengetahui pola angkutan sedimen di Kali Lamong dan parameter-parameter yang signifikan terhadap
angkutan sedimen di Kali tersebut.
Kata kunci : angkutan sedimen, SMS 8.0, Kali Lamong, HEC-RAS 4.0 Beta.
Seminar Nasional VII 2011 Teknik Sipil ITS Surabaya
Penanganan Kegagalan Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur
Kumpulan Abstrak Bidang Manajemen dan Rekayasa Sumber Air - 5
MEDIA PEMBELAJARAN
DESAIN STRUKTUR PEMECAH GELOMBANG
SEBAGAI PELINDUNG PANTAI
Sinatra1, Olga Pattipawaej2, dan Kanjalia Tjandrapuspa Tanamal3
1Mahasiswa Program Studi Dual Degrre, Teknik Sipil-Sistem Informasi, Universitas Kristen Maranatha,
Jl. Prof. drg. Suria Sumatri, MPH No. 65, Bandung 40164, email: [email protected] 2Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha, Jl. Prof. drg. Suria
Sumatri, MPH No. 65, Bandung 40164, email: [email protected] 3Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha, Jl. Prof. drg. Suria
Sumatri, MPH No. 65, Bandung 40164, email: [email protected]
ABSTRAK
Pemecah gelombang merupakan bangunan yang digunakan untuk mengamankan daerah
perairan pada pelabuhan buatan dari serangan gelombang, dengan memperkecil tinggi gelombang laut
sehingga kapal dapat berlabuh dengan tenang. Pemecah gelombang yang banyak digunakan di Indonesia
adalah pemecah gelombang sisi miring dengan material berupa batu merupakan bahan utama pembuatan
struktur pelindung pantai ini. Dalam mendesain sebuah pemecah gelombang melibatkan beberapa nilai
variabel yang diantaranya bergantung pada grafik dan tabel yang sudah ditentukan. Hal ini dapat
membuat kekeliruan dalam perhitungan desain pemecah gelombang, sehingga struktur pelindung pantai
ini menjadi tidak kuat dan tidak stabil. Untuk menghindari kekeliruan dalam perhitungan, solusi
mendesain pemecah gelombang yang benar dan cepat adalah melalui perhitungan secara komputerisasi.
Dalam tulisan ini, program komputer ini diharapkan dapat mengefisiensi waktu dan mengurangi
kesalahan manusia dalam perhitungan desain pemecah gelombang serta berguna sebagai media dalam
pembelajaran.
Kata kunci: struktur pemecah gelombang, pelindung pantai, program komputer, media pembelajaran.
PERILAKU PROSES SEDIMENTASI PADA HULU
BENDUNG DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
LABORATORIUM DAN PROGRAM HECRAS 4.0
Susanti1, Sofyan Rasyid2 dan Sudiwaluyo3
1Mahasiswa Pascasarjana MRSA, Konsentrasi Hidroinformatika, Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi
Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, email: [email protected] 2Dosen Jurusan Teknik Sipil FTSP, ITS, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp 031-5946094, email:
[email protected] 3Dosen Jurusan Teknik Sipil FTSP, ITS, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp 031-5946094, email:
ABSTRAK
Sedimentasi yang terjadi pada suatu waduk merupakan hal yang mendapat perhatian lebih pada
saat perencanaan. Karena besarnya sedimentasi menentukan umur rencana suatu waduk. Dalam
penelitian ini akan dibuat suatu permodelan sedimentasi di hulu bendung dengan tujuan dapat digunakan
sebagai sumbangan pemikiran pengelolaan dan perawatan waduk agar dapat berfungsi normal sesuai
umur rencananya.
Seminar Nasional VII 2011 Teknik Sipil ITS Surabaya
Penanganan Kegagalan Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur
Kumpulan Abstrak Bidang Manajemen dan Rekayasa Sumber Air - 6
Untuk mengakomodasi parameter-parameter yang sedemikian kompleks, maka perlu dibuat
suatu permodelan dengan bantuan software, agar dapat dilakukan perubahan parameter untuk
memperoleh hasil yang sesuai dengan kondisi di lapangan. Untuk mendapatkan parameter yang tepat
yang dijadikan input dalam program bantú yang dipakai maka diperlukan suatu pemodelan laboratorium
yaitu flume yang dilakukan pembendungan sehingga menyerupai waduk. Flume dirancang untuk
ditirukan dari kondisi yang asli, sehingga dapat dilihat terjadinya proses sedimentasi di dalam waduk
tersebut.
Dalam hal ini yang menjadi permasalahan adalah dalam melakukan simulasi dengan software
HEC-RAS, parameter-parameter apa saja yang dibutuhkan dan berapa nilainya agar simulasi model dapat
memberikan hasil yang baik sesuai dengan yang diharapkan. Batasan dan tingkat keakurasian simulasi
model dari software ini juga perlu diuji agar software ini bisa lebih meningkatkan kepercayaan bagi
penggunanya. Oleh sebab itu dilakukan penelitian untuk mengetahui parameter-parameter penting yang
ada di dalam pemodelan aliran dan angkutan sedimen pada flume di laboratorium dengan menggunakan
program tersebut.
Kata kunci : sedimen, flume, HEC-RAS, parameter aliran
ANALISIS TINDAKAN KONSERVASI TERHADAP
TINGKAT LAJU EROSI DENGAN FUZZY LOGIC
(Studi Kasus Daerah Aliran Sungai Sampean Baru
Kabupaten Bondowoso)
Zulis Erwanto
Dosen Program Studi Teknik Sipil, Politeknik Banyuwangi, Jl. Raya Jember Km.13 Labanasem,
Kabat, Banyuwangi (e-mail : [email protected] atau [email protected])
ABSTRAK Di Daerah Aliran Sungai Sampean Baru Kabupaten Bondowoso terjadinya perubahan tata guna
lahan. Hal ini menyebabkan lahan di kawasan tersebut menjadi kritis dan meningkatkan laju erosi,
sehingga menyebabkan pendangkalan di DAM Sampean Baru. Oleh karena itu, perlu diambil suatu
tindakan konservasi lahan di DAS Sampean Baru tersebut untuk menanggulangi masalah kekritisan lahan
dan erosi yang terjadi.
Penerapan aplikasi fuzzy logic digunakan dalam pengambilan keputusan untuk tindakan
konservasi terhadap tingkat laju erosi di DAS Sampean Baru. Metode yang digunakan adalah metode
Mamdani yang diujikan terhadap hasil analisis tingkat laju erosi yang terjadi di DAS Sampean Baru.
Parameter input yang digunakan untuk menganalisis tingkat laju erosi pada DAS Sampean Baru
di dalam aplikasi fuzzy logic antara lain : besarnya koefisien limpasan permukaan (Surface Runoff),
erosivitas hujan, erodibilitas tanah, dan faktor topografi. Output yang dihasilkan berupa klasifikasi
tingkat laju erosi (Erosion Rate). Tingkat laju erosi rata-rata tahunan klasifikasi rendah (0 – 0,367 mm/th)
memiliki nilai fuzzy logic Mamdani sebesar 0 – 0,363 mm/th, untuk tingkat laju erosi klasifikasi sedang
(0,367 – 2,67 mm/th) didapatkan nilai fuzzy logic Mamdani sebesar 0,363 – 2,66 mm/th, sedangkan pada
tingkat laju erosi klasifikasi tinggi (2,67 – 15,269 mm/th) didapatkan nilai fuzzy logic > 2,66 mm/th.
Tingkat kesalahan pemodelan fuzzy logic terhadap tingkat laju erosi sebesar 6,53%. Dari hasil klasifikasi
tersebut, direkomendasikan untuk pengambilan keputusan dalam suatu tindakan konservasi lahan di DAS
Sampean Baru Kabupaten Bondowoso sesuai dengan pola zonasi laju erosi yang terjadi.
Kata kunci : Fuzzy Logic, Mamdani, DAS Sampean Baru, Laju Erosi, Konservasi.