PERANCANGAN SISTEM PENGOLAHAN SAMPAH …mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS VIII/MI/25. Prosiding...

12
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Agustus 2008 PERANCANGAN SISTEM PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK DENGAN INOVASI KOMPOSTER YANG ERGONOMIS MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) Ida Kusnawati Tjahjani, Sritomo Wignjosoebroto dan Udisubakti Ciptomulyono Jurusan Teknik Industri – ITS, Kampus ITS Surabaya e-mail : [email protected] ABSTRAK Kualitas sampah sangat buruk dan menjijikkan karena tercampurnya sampah an -organik dengan organik sehingga menimbulkan lindi yang berdampak negatif terhadap kesehatan dan lingkungan. Padahal sebenarnya mengandung komponen yang bernilai ekonomi tinggi bila sudah dipisahkan sejak dari sumbernya, sampah anorganik seperti besi, kertas, gelas dan plastik didaur ulang sebagai bahan baku industri sedangkan sampah organik dibuat pupuk, biogas dan sumber energi listrik dengan suatu alat bernama komposter Terdapat bermacam komposter dengan model, kapasitas dan perbedaan mekanisme proses yang ditawarkan, namun kurang sesuai dengan ketentuan Badan Standardisasi Nasional tentang Spesifikasi Komposter. Namun standardisasi tersebut ternyata berpotensi mencemari lingkungan karena komposter ditanam dalam tanah dan dibiarkannya lindi terbuang tanpa dikaji dulu kadar COD dan BOD apakah sudah sesuai dengan baku mutu limbah cair yang ditetapkan jika dibuang ke badan jalan. Inovasi terhadap komposter secara ergonomis dengan QFD menghasilkan atribut yang harus dipertimbangkan untuk diperbaiki adalah harga dan kesesuaian kapasitas karena belum memenuhi harapan konsumen sebagai suatu alternatif teknologi pengolahan sampah organik yang akan menghasilkan lindi yang bermanfaat sebagai pupuk cair dengan kuantitas banyak dan kualitas yang bagus. Kata kunci : lindi, inovasi komposter, ergonomis, QFD PENDAHULUAN Bermasalahnya pengelolaan sampah kota di Indonesia bukan sekedar karena keterbatasan teknis-teknologis dan ekonomis melainkan lebih dari adanya budaya, kebiasaan lama, perilaku dan cara pandang masyarakat yang tidak proporsional sehingga harus diubah (Kencana, 2005). Untuk itu pemilahan dan penanganan yang benar sejak dari sumbernya, sudah menjadi keharusan bila melihat dampaknya yang begitu membahayakan kesehatan, karena sampah yang dibuang ke TPA sebagian besar berasal dari rumah tangga dengan perbandingan komposisi antara sampah basah (organik, 80%) dan anorganik (kering, 20%). Hal inilah yang menggerakkan Puslitbang Pemukiman Badan Penelitian dan Pengembangan DPU membuat teknologi sederhana pengolahan sampah rumah tangga bernama komposter yang merupakan solusi tepat penanganan sampah organik seperti sisa makanan, sayuran, kulit buah, sisa ikan, daging dan lain-lain menjadi sesuatu yang bermanfaat yaitu gas metan sebagai bahan bakar alternatif atau biogas (Simamora, dkk, 2006) dan sumber energi listrik (Sinar Harapan, 2007), kompos sebagai pupuk organik padat serta lindi yang memiliki 2 sisi kontradiktif, yaitu dituding sebagai penyebab terjadinya pencemaran lingkungan namun

Transcript of PERANCANGAN SISTEM PENGOLAHAN SAMPAH …mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS VIII/MI/25. Prosiding...

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Agustus 2008

PERANCANGAN SISTEM PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK

DENGAN INOVASI KOMPOSTER YANG ERGONOMIS

MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

(QFD)

Ida Kusnawati Tjahjani, Sritomo Wignjosoebroto dan Udisubakti Ciptomulyono

Jurusan Teknik Industri – ITS, Kampus ITS Surabaya e-mail : [email protected]

ABSTRAK

Kualitas sampah sangat buruk dan menjijikkan karena tercampurnya sampah an -organik dengan organik sehingga menimbulkan lindi yang berdampak negatif terhadap kesehatan dan lingkungan. Padahal sebenarnya mengandung komponen yang bernilai ekonomi tinggi bila sudah dipisahkan sejak dari sumbernya, sampah anorganik seperti besi, kertas, gelas dan plastik didaur ulang sebagai bahan baku industri sedangkan sampah organik dibuat pupuk, biogas dan sumber energi listrik dengan suatu alat bernama komposter

Terdapat bermacam komposter dengan model, kapasitas dan perbedaan mekanisme proses yang ditawarkan, namun kurang sesuai dengan ketentuan Badan Standardisasi Nasional tentang Spesifikasi Komposter. Namun standardisasi tersebut ternyata berpotensi mencemari lingkungan karena komposter ditanam dalam tanah dan dibiarkannya lindi terbuang tanpa dikaji dulu kadar COD dan BOD apakah sudah sesuai dengan baku mutu limbah cair yang ditetapkan jika dibuang ke badan jalan.

Inovasi terhadap komposter secara ergonomis dengan QFD menghasilkan atribut yang harus dipertimbangkan untuk diperbaiki adalah harga dan kesesuaian kapasitas karena belum memenuhi harapan konsumen sebagai suatu alternatif teknologi pengolahan sampah organik yang akan menghasilkan lindi yang bermanfaat sebagai pupuk cair dengan kuantitas banyak dan kualitas yang bagus.

Kata kunci : lindi, inovasi komposter, ergonomis, QFD PENDAHULUAN

Bermasalahnya pengelolaan sampah kota di Indonesia bukan sekedar karena keterbatasan teknis-teknologis dan ekonomis melainkan lebih dari adanya budaya, kebiasaan lama, perilaku dan cara pandang masyarakat yang tidak proporsional sehingga harus diubah (Kencana, 2005). Untuk itu pemilahan dan penanganan yang benar sejak dari sumbernya, sudah menjadi keharusan bila melihat dampaknya yang begitu membahayakan kesehatan, karena sampah yang dibuang ke TPA sebagian besar berasal dari rumah tangga dengan perbandingan komposisi antara sampah basah (organik, 80%) dan anorganik (kering, 20%). Hal inilah yang menggerakkan Puslitbang Pemukiman Badan Penelitian dan Pengembangan DPU membuat teknologi sederhana pengolahan sampah rumah tangga bernama komposter yang merupakan solusi tepat penanganan sampah organik seperti sisa makanan, sayuran, kulit buah, sisa ikan, daging dan lain-lain menjadi sesuatu yang bermanfaat yaitu gas metan sebagai bahan bakar alternatif atau biogas (Simamora, dkk, 2006) dan sumber energi listrik (Sinar Harapan, 2007), kompos sebagai pupuk organik padat serta lindi yang memiliki 2 sisi kontradiktif, yaitu dituding sebagai penyebab terjadinya pencemaran lingkungan namun

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Agustus 2008

ISBN : 978-979-99735-6-6 A-25-2

di sisi lain bermanfaat sebagai pupuk cair organik (Hadisuwito, 2007) yang bernilai jual lebih tinggi bila dibandingkan dengan kompos, yaitu Rp. 40.000 /liter sedang kan kompos Rp. 3.500/kg (Batam Pos, 2006). Mengapa demikian ? Ternyata hal tersebut terjadi karena proses yang berbeda yang telah dialami oleh sampah organik.

Meskipun saat ini terdapat berbagai model inovasi komposter yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu mulai dari tahun 2005 sampai sekarang dengan segala kelebihan, kekurangan yang dimiliki serta fungsi yang berbeda yaitu penghasil kompos atau lindi, namun peneliti berkeinginan mengembangkan model yang telah ada sehingga sesuai dengan fungsinya yaitu sebagai penghasil lindi yang banyak dan bagus dengan menggunakan metode QFD dan fokus pada desain yang ergonomis, karena menurut peneliti masih terdapat beberapa atribut dari produk yang ada tidak ergonomis. Oleh sebab itu perlu ditinjau dari sisi ergonomi karena ergonomi secara umum tidak hanya dikenal untuk memecahkan permasalahan secara fisik tetapi juga berhubungan dengan aspek sosial dan psikologis manusia dan pekerjaannya

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah : (1). Mengidentifikasi state

of the art paradigma pengelolaan sampah dalam sistem daur ulang yang menyeluruh, (2). Merancang model komposter yang ergonomis sebagai salah satu alternatif teknologi tepat guna untuk menangani permasalahan sampah di Kota Surabaya, (3) Memberikan alternatif solusi dari permasalahan sampah khususnya sampah organik sehingga dapat bermanfaat sebagai pupuk cair organik dengan kuantitas banyak dan kualitas bagus. Penelitian ini dibatasi oleh asumsi : (1). Obyek sampah organik yang dihasilkan oleh rumah tangga karena memiliki prosentase terbesar dari seluruh jumlah sampah yang dihasilkan Kota Surabaya, (2). Penelitian dilakukan di Kelurahan Gunungsari Surabaya sebagai suatu daerah yang baru mereduksi sampah dan mengenal komposter. (3). Inovasi komposter dilakukan pada komposter aerob berbentuk tabung (4) Penekanan pada konsep dasar ekologi yaitu sustainability, siklus biogeo kimiawi dan carrying capacity. (5). Sampah yang dihasilkan dari aktivitas rumah tangga setiap orang per hari berkisar antara 0,7 – 0,8 kg sehingga pemakaian komposter dapat dilakukan secara komunal dengan kapasitas 60 kg.

METODA

Tahap awal dari penelitian yang akan dilakukan adalah mengidentifikasi dan merumuskan masalah. Perumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana melakukan inovasi terhadap komposter yang ada sebagai salah satu alternatif teknologi tepat guna pengolahan sampah organik di Surabaya yang akan menghasilkan air lindi yang bermanfaat sebagai pupuk cair organik dengan kuantitas banyak dan kualitas yang bagus. Prosedur pengumpulan data melalui 2 cara yaitu pengumpulan data primer dan data sekunder untuk memperoleh data QFD dan data ergonomi yang selanjutnya akan diolah, dianalisa dan dievalusi secara ergonomis. Bila sudah sesuai dengan standart ergonomis, maka akan sege ra dilakukan desain dan diimplementasikan. Namun bila tidak, maka harus dievaluasi ulang sampai memperoleh produk yang ergonomis dan tercipta kondisi Enase.

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Agustus 2008

ISBN : 978-979-99735-6-6 A-25-3

Adapun pendekatan penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut :

Tahap Persiapan

Tahap Pengumpulan Data

Tahap Pengolahan Data

Test/Trial

Tidak

Tidak Ya

Gambar 1. Pendekatan Penelitian Yang Digunakan

Data Quality Function Deployment (QFD)

Adalah data dari suatu metode pengembangan produk berdasarkan pada keinginan konsumen yang dimulai dengan merancang produk, proses manufaktur sampai produk tersebut dijual ke konsumen. QFD pertama kali digunakan tahun 1966 di departemen Quality Assurance oleh Prof. Yoji Akao dan Mr. Oshiumi dari Bridgestone Tire untuk menunjukkan hubungan antara kualitas, karakteristik kualitas dan karakteristik proses dengan menerapkan fishbone diagram dimana kualitas dalam arti sebenarnya lebih diperhatikan daripada karakteristik kualitas atau karakteristik proses. Langkah yang dilakukan adalah : a. Pengelompokkan berdasarkan kebutuhan pelanggan (Voice of Customer) : b. Membuat matrik perencanaan terdiri atas : (1).Importance to customer, (2)

Customer sa tisfaction performance, (3).Customer expected performance, (4).Gap, (5) Goal, (6).Im provement ratio, (7).Sales point, (8).Raw weight dan normalized raw weight

c. Pembuatan respon teknis d. Matrik hubungan dan prioritas

Identifikasi dan Perumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Pengumpulan Data

Pengumpulan Data Sekunder / Studi Literatur

Evaluasi Ergonomis

Implementasi

Desain

Pengumpulan Data Primer / Observasi Lapangan

Data QFD dan Data Ergonomi

Analisis Data QFD

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Agustus 2008

ISBN : 978-979-99735-6-6 A-25-4

e. Korelasi teknis f. Benchmarking dan penetapan target DATA ERGONOMIS

Data yang diperoleh dengan cara pengukuran langsung terhadap sampel penelitian. Untuk memperoleh data yang akurat dilakukan pengujian dengan metode statistik, meliputi 1. Data Antropometri tubuh 2. Data Dimensi Komposter Sebelum Perancangan 3. Data Denyut Nadi 4. Data Keluhan Kerja 5. Data Nordic Body Map

HASIL DAN DISKUSI

Setelah data diolah dengan metode QFD kemudian dilakukan analisa sebagai berikut : Analisa Data QFD

Analisa Keinginan Konsumen

Tabel 1. Tingkat Kepentingan Setiap Atribut Yang Dipentingkan Pengguna Komposter

Peringkat Atribut Skala

Kepentingan

1 Multifungsi (kompos dan lindi) 4,440

2 Pengaduk semi permanen 4,400

3 Tahan lama 4,360

4 Proses pengisian sekaligus 4,320

5 Aman dan nyaman 4,320

6 Harga 4,280

7 Kesesuaian tinggi 4,280

8 Lubang hasil 4,240

9 Lubang sirkulasi udara 4,200

10 Mudah digunakan 4,200

11 Mudah diletakkan 4,160

12 Tidak menjijikkan 4,160

13 Kesesuaian kapasitas (60 kg) 3,960

14 Warna menarik 3,760

15 Keunikan desain 3,400

Analisa Tingkat Kepuasan Pelanggan

0,000

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

Kepuasan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Atribut ke -

Performansi Inovasi KomposterInovasiDKPTongci

Gambar 2. Performansi inovasi komposter dibandingkan dengan pesaingnya

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Agustus 2008

ISBN : 978-979-99735-6-6 A-25-5

Analisa Gap

Tabel 2. Gap Antara Kepuasan dan Harapan Untuk Masing-masing Atribut

Peringkat Atribut Gap

1 Harga -2,560

2 Kesesuaian tinggi -2,280

3 Kesesuaian kapasitas (60 kg) -1,640

4 Lubang hasil -1,480

5 Mudah diletakkan -1,080

6 Mudah digunakan -1,040

7 Lubang sirkulasi udara -0,880

8 Keunikan desain -0,840

9 Proses pengisian -0,560

10 Aman dan nyaman -0,400

11 Tahan lama -0,040

12 F u n g s i 0,080

13 Warna menarik 0,160

14 Pengaduk semi permanen 0,320

15 Tidak menjijikkan 0,320

Analisa Improvement Ratio dan Raw Weight

Tabel 3. Urutan Prioritas Kebutuhan Konsumen Menurut Raw Weight

No Atribut Raw Weight

1 Harga 9,877

2 Kesesuaian tinggi 8,957

3 Proses pengisian 8,307

4 F u n g s i 8,125

5 Tahan lama 8,097

6 Pengaduk semi permanen 7,300

7 Aman dan nyaman 7,122

8 Mudah digunakan 6,809

9 Kesesuaian kapasitas (60 kg) 5,999

10 Lubang hasil 5,872

11 Mudah diletakkan 5,267

12 Lubang sirkulasi udara 4,395

13 Keunikan desain 4,182

14 Tidak menjijikkan 3,715

15 Warna menarik 3,279

Analisa Respon Teknis

1. Material utama dan pendukung terhadap harga (kuat), tahan lama (sedang) dan keseuaian kapasistas (rendah).

2. Diameter pipa terhadap pengaduk (kuat), mudah digunakan (sedang) dan lubang sirkulasi udara (rendah).

3. Tinggi komposter terhadap kesesuaian tinggi (kuat), mudah digunakan (sedang), aman dan nyaman (rendah).

4. Tinggi pengaduk terhadap pengaduk semi permanen (kuat), kesesuaian tinggi (sedang) dan keunikan desain (rendah).

5. Ukuran komposter terhadap kesesuaian kapasitas (kuat), mudah digunakan (sedang) dan proses pengisian sekaligus (rendah).

6. Umur terhadap tahan lama (kuat), harga (sedang) dan keunikan desain (rendah). 7. Variasi desain terhadap keunikan desain (kuat), harga (sedang) dan multifungsi

(rendah). 8. Penyangga komposter terhadap kesesuaian tinggi (kuat), mudah digunakan

(sedang) dan keunikan desain (rendah).

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Agustus 2008

ISBN : 978-979-99735-6-6 A-25-6

9. Kasa penutup lubang terhadap tidak menjijikkan (kuat), aman dan nyaman (sedang) dan lubang sirkulasi udara (rendah).

10. Kran putar terhadap multifungsi (kuat), mudah digunakan (sedang) dan keunikan desain (rendah).

11. Saringan pemisah terhadap multifungsi (kuat), mudah digunakan (sedang) dan lubang hasil (rendah).

12. Penampung lindi terhadap multifungsi (kuat), mudah digunakan (sedang) dan kesesuaian tinggi (rendah).

Analisa Korelasi Antar Respon Teknis

1. Korelasi pengaruhnya positif sangat kuat ;

• Material utama dan pendukung kuat terhadap ukuran komposter, tinggi komposter, umur, penampung lindi, variasi desain, penyangga komposter, saringan, kran dan kasa penutup lubang. Karena pemilihan material merupakan kunci utama proses perancangan komposter yang ergonomis.

• Penyangga komposter terhadap penampung lindi dan tinggi pengaduk. Karena ukuran yang tidak tepat dari penyangga akan mempengaruhi tinggi pengaduk, penampung lindi dan kran putar.

• Variasi desain mempunyai korelasi positif sangat kuat terhadap penampung lindi, penyangga komposter, saringan pemisah, kran dan ketinggian pengaduk karena respon teknis tersebut merupakan unsur utama dari variasi desain yang akan diterapkan.

2. Korelasi pengaruhnya positif cukup kuat.

• Variasi desain mempunyai korelasi cukup kuat dengan umur pakai karena semakin unik suatu desain terdapat kecenderungan konsumen untuk merawatnya sehingga umur pakainya lebih lama.

• Kasa penutup lubang berkorelasi cukup kuat terhadap diameter pipa dan kran putar karenanya ukuran kasa yang akan digunakan harus sesuai.

• Kran putar dengan penampung lindi karena ketinggian penampung lindi harus disesuaikan dengan ketinggian kran putar.

• Saringan pemisah terhadap ukuran komposter karena saringan ditempatkan di dalam komposter sehingga jenis bahan yang dipilih, diameter dan ketebalan saringan harus sesuai dan cukup kuat menampung sampah organik yang dimasukkan ke dalam komposter.

Analisa Data Ergonomis

Analisa Antropometri

1. Tinggi siku : 88,13 cm untuk menentukan tinggi pengaduk 2. Diameter genggam : 3,91 cm untuk menentukan ukuran diameter pengaduk. 3. Panjang siku : 40,93 cm jarak minimum pengguna dengan pengaduk. 4. Panjang tangan : 16,72 cm untuk menentukan dimensi ukuran lubang hasil. 5. Lebar telapak tangan : 7,27 cm untuk menentukan dimensi ukuran lubang hasil.

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Agustus 2008

ISBN : 978-979-99735-6-6 A-25-7

Analisa Kinerja Fisik

1. Analisa berdasarkan Nordic Body Map (NBM)

4%

24%

12%

32%

12%

4% 4% 4% 4%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

Pro

senta

se

Jenis Keluhan

Jenis Keluhan Yang Dirasakan

leher baw ah

bahu kanan

punggung

lengan atas kanan

pinggang

siku kanan

lengan baw ah kanan

paha kiri

paha kanan

Gambar 5. Jenis Keluhan Yang Dirasakan

2. Analisa Denyut Nadi Kerja

30

30,5

31

31,5

32

32,5

33

Pro

senta

se C

VL

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25

Responden

Gambar 6. Nilai CVL Responden

Analisa Biomekanik

Dari perhitungan biomekanik tersebut dapat diketahui bahwa momen pada tangan kanan saat melakukan pengadukan komposter yaitu 0,72 Nm, tetapi setelah diredesain menjadi lebih kecil yaitu Mb = 0,07 Nm.

Analisa Lingkungan Kerja

Tabel 4. Analisa Lingkungan Intern

No Lingkungan Intern Sebelum Redesain Setelah Redesain

1 Kualitas Udara terkait dengan atribut :

• Lubang sirkulasi udara

• Pengaduk semi per- manen

Nilai mean dari data ting- kat kepuasan :

• Lubang sirkulasi uda- ra = 3,280

• Pengaduk semi perma- nen = 2,000

Nilai mean dari data ting- kat kepuasan :

• Lubang sirkulasi udara = 3,440

• Pengaduk semi perma- nen = 4,520

2 Faktor Psikologis ter -kait dengan : � Aman dan nyaman � Mudah digunakan � Mudah diletakkan � Tidak menjijikkan

Dari data tingkat kepua - san yang dirasakan : � Mean = 3,040 � Mean = 2,760 � Mean = 2,800 � Mean = 2,160

Dari data tingkat kepua - san yang dirasakan : � Mean = 3,640 � Mean = 2,960 � Mean = 3,160 � Mean = 4,480

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Agustus 2008

ISBN : 978-979-99735-6-6 A-25-8

Analisa Keluhan Subyektif

Frekuensi Tingkat Keluhan

0

1

2

3

4

5

6

7

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27Jenis Keluhan

Jum

ah R

esponden

Skala 1Skala 2Skala 3

Gambar 7. Frekuensi Tingkat Keluhan Yang Dialami

Tabel 5. Rangkuman Hasil Analisa Ergonomi

No Analisa Hasil Penelitian Seharusnya Ergonomis

1 Analisa NBM Ada Tidak Ada Tidak

2 Denyut Nadi Kerja CVL > 30% CVL < 30% Tidak

3 Keluhan Kerja Ada Tidak Ada Tidak Setelah terbukti tidak ergonomis, maka langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi keinginan dari 25 orang responden terhadap proses pengolahan sampah organik dengan komposter yang ada sehingga muncullah atribut yang diinginkan untuk diredesain agar lebih ergonomis dan dapat tercipta kondisi efektif, nyaman, aman dan sehat (Enase).

Analisa Hasil Perancangan Produk

1. Penyangga Komposter, terdiri atas :

• Besi dengan 4 roda agar mudah dipindahkan

• 8 kait besi (dari paku) untuk tahanan komposter agar tidak mudah goyah

• Papan kayu dengan ketebalan 2 cm sebagai alas komposter.

2. Tempat Botol Lindi, terdiri atas :

� Bekas tempat rokok (slepen) sebagai tempat botol lindi yang telah

disesuaikan dengan diameter botol penampung agar botol tidak mudah jatuh.

� Kayu sebagai tempat slepen yang dihubungkan dengan penyangga kompos ter agar mudah dipindahkan dan diletakkan.

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Agustus 2008

ISBN : 978-979-99735-6-6 A-25-9

3. Saringan Pemisah dan Kain Parasut Hitam, terdiri atas :

� Saringan plastik yang berlubang-lubang sebagai sarana pemisah kompos

dan lindi yang terbentuk agar tidak tercampur. � Kain parasut hitam sebagai sarana agar butiran kompos yang kecil tidak

ter- campur dalam lindi.

4. Kran Air Putar

Dipilih yang bentuknya putar dan bukan pencet adalah agar lindi yang terben- tuk dapat segera mengalir ke botol penampung bila telah sampai pada ketinggian tertentu tanpa perlu memencetnya.

5. Lubang Udara, terdiri atas :

• 4 buah pipa Ø ± 6 cm yang diletakkan secara terpisah agar terjadi

sirkulasi udara (proses aerob).

• Dilengkapi dengan kain kasa agar tidak ada hewan yang masuk ke dalam.

6. Pematus atau Lubang Hasil, terdiri atas :

� 2 buah engsel sebagai sarana agar lubang hasil dapat terbuka dan tertutup � Pegangan untuk pembuka dan penutupnya.

7. Pengaduk Semi Permanen, terdiri atas :

Pipa paralon Ø 3,20 cm dilengkapi dengan knee sebagai pegangan agar mudah ketika melakukan pengadukan.

8. Tutup Komposter, terdiri atas :

Tutup dilengkapi dengan sock yang disesuaikan dengan diameter pengaduk agar posisinya tidak goyah.

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Agustus 2008

ISBN : 978-979-99735-6-6 A-25-10

Berikut ini gambar inovasi komposter yang ergonomis secara keseluruhan :

Gambar 8. Inovasi Komposter Yang Ergonomis

Analisa Biaya Perancangan Produk

Terdiri atas : - Biaya Material Langsung = Rp. 152.000,- - Biaya Material Pelengkap = Rp. 29.500,- - Biaya Tenaga Kerja = Rp. 50.000,- ------------------- + Total Biaya = Rp. 231.500,-

Analisa Hasil Percobaan

Tabel 6. Data Analisa Lindi

No Parameter Satuan Hasil Analisa Metode Analisa

1. pH 6,45 pH meter

2. Nitrogen mg/L NH4 – N 5.285,36 Spektropotometri

3. Pospat mg/L PO4 – P 511,54 Spektropotometri

4. Kalium mg/L K 855,40 AAS

Analisa Produtvity dan Non Productivity

Tabel 7. Perbandingan Kinerja Sebelum dan Setelah Redesain

Parameter Sebelum Redesain Sesudah Redesain Atribut : - Penyangga - Kran Air Putar - Tempat Botol Lindi - Pematus - Pengaduk semi per –

manen - Saringan pemisah

Komposter sulit dipindahkan dan diletakkan, lindi yang terbentuk ti- dak dapat keluar sendiri bila kran tidak dipencet, botol lindi harus di pegangi, tutup sering dibuka un - tuk sampah baru dan pengadukan serta tercampurnya kompos dan lindi yang terbentuk.

Komposter mudah dipindahkan dan diletakkan, lindi yang terben – tuk dapat keluar sendiri bila men- capai ketinggian tertentu, botol ti- dak perlu dipegangi namun tidak jatuh, tidak perlu buka tutup kom- poster ketika membuang sampah dan mengaduk.

Proses Pengisian Sampah dapat dimasukkan sewak- tu-waktu sehingga sering buka tu- tup komposter, timbul bau dan muncul rasa jijik bagi yang belum terbiasa.

Sekaligus agar tidak mengganggu proses yang sedang berlangsung, tidak bau dan tidak menjijikkan..

Waktu Panen Lindi Agak lama dengan hasil sedikit ka- rena tergantung dari sampah yang dimasukkan

Lebih cepat dan hasilnya lebih ba- nyak karena proses pengisiannya sekaligus

Proses Pengadukam Menjijikkan karena harus buka tu- tup komposter, timbul keluhan di beberapa bagian tubuh dan pening katan CVL > 30%

Keluhan banyak berkurang, terasa nyaman saat melakukan pengadu - kan karena tinggi pengaduk dise -suaikan dengan tinggi pengguna.

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Agustus 2008

ISBN : 978-979-99735-6-6 A-25-11

Tabel 7. Perbandingan Kinerja Sebelum dan Setelah Redesain

Parameter Sebelum Redesain Sesudah Redesain Posisi Tubuh Sedikit jinjit atau membungkuk se-

hingga tidak nyaman dan timbul keluhan (lurang ergonomis)

Berdiri tegak, nayaman dan lebih ergonomis sehingga keluhan ber -kurang.

Kondisi Enase Kurang diperhatikan, timbul kelu- han, tidak nyaman, bau dan menji- jikkan.

Lebih diperhatikan, keluhan sudah banyak berkurang karena posisi tu buh lebih ergonomis, nyaman, ti- dak bau dan tidak menjijikkan.

Lingkungan Kerja Kurang higienis terkait dengan ku- alitas udara dan pengaruhnya pada faktor psikologis pengguna.

Lebih hiegienis dan berkurangnya pengaruh psikologis pengguna.

Lingkungan Sosial Lebih individualis karena kurang – nya interaksi antar warga.

Lebih sosialis karena pemakaian komposter dapat dilakukan secara komunal

Output Lindi yang dihasilkan 200 ml/hari Lindi yang dihasilkan 643 ml/hari, berarti ada peningkatan produkti –vitas sebesar 200%

Gaya dan Momen 0,72 N 0,07 N berarti ada efisiensi sebe sar = 9,7%

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan, baik analisa data QFD maupun ana- lisa data ergonomi, maka dapat diperoleh kesimpulan : 1. Keinginan responden berdasarkan Voice Of Customer (VOC) untuk inovasi

komposter yang ergonomis dapat dikelompokkan menjadi 7 dimensi yaitu bahan, harga, desain, kemudahan, fungsi, estetika dan ukuran.

2. Faktor yang paling dipentingkan oleh responden dari inovasi komposter adalah multifungsi, pengaduk semi permanen, tahan lama, proses pengisian, aman dan nyaman, harga, kesesuaian tinggi, lubang hasil, lubang sirkulasi udara, mudah digunakan, mudah diletakkan, tidak menjijikkan, kesesuaian kapasitas, warna menarik dan keunikan desain

3. Setelah mempertimbangkan nilai tingkat prioritas kompetitif dari masing-masing faktor yang dipentingkan, maka diperoleh faktor-faktor yang diprioritaskan untuk segera diperbaiki karena faktor tersebut tingkat performansinya tidak berbeda jauh dengan para pesaingnya sehingga akan lebih menguntungkan jika diperbaiki antara lain ; harga dan kesesuaian kapasitas.

4. Kualitas inovasi komposter yang ergonomis masih dapat diterima oleh responden, karena tidak semua atribut memiliki nilai gap negatif.

5. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang dipentingkan maka muncullah respon teknis yang diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan antara lain; material utama dan pendukung, diameter pipa, tinggi komposter, tinggi pengaduk, ukuran komposter, umur pakai, variasi desain, penyangga komposter, kasa penutup lubang, kran putar, saringan pemisah dan penam pung lindi.

6. Dimensi tubuh yang digunakan untuk merancang inovasi komposter yang ergonomis adalah tinggi siku, diameter genggam, panjang siku, panjang tangan dan lebar telapak tangan yang bertujuan untuk mengurangi kelelahan pada beberapa bagian tubuh antara lain bahu kanan (24%), punggung (12%), pinggang (12%), leher bawah, siku kanan, lengan bawah kanan, paha kiri, paha kanan (4%) dan peningkatan nilai CVL > 30%.

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Agustus 2008

ISBN : 978-979-99735-6-6 A-25-12

7. Redesain dilakukan untuk beberapa parameter antara lain atribut, proses pengisian, waktu panen, proses pengadukan, posisi tubuh, kondisi enase, lingkungan kerja, lingkungan sosial, output, serta gaya dan momen sehingga produktivitas output meningkat sebesar 200% (lindi) dan efisiensi sebesar 9,7%

8. Sistem pengolahan sampah dirancang sedemikian rupa terkait dengan mekanisme, pihak yang berkepentingan dengan bermacam cara dan pendekatan.

SARAN

Saran yang diusulkan untuk peneliti selanjutnya adalah sebagai berikut : 1. Perbaikan pada atribut yang dianggap kurang sempurna yaitu pengaduk semi

permanen karena tinggi pengaduk yang kurang fleksibel dengan harapan agar pengaduk dapat diatur ketinggiannya dan sesuai dengan tinggi siku pengguna komposter (prinsip kerja mirip antena radio)

2. Proses pengadukan sebaiknya sering dilakukan, untuk memperbaiki kualitas lindi misal tiap pagi dan sore hari.

3. Agar memperoleh hasil lindi sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu diperhatikan komposisi sampah organik yang akan digunakan.

4. Perhitungan benefit cost dari sampah organik belum dapat terealisir karena hasilnya masih untuk konsumsi warga, oleh karena itu saran untuk penelitian selanjutnya adalah dapat diketahuinya nilai benefit cost dari pengolahan sampah organik sehingga warga memiliki tambahan pendapatan dari sektor kebersihan disamping lingkungan hidup di sekitarnya menjadi bersih dan sehat.

DAFTAR PUSTAKA

Batam Pos (2006), Ayo Tuntaskan Sampah dengan Komposter

Cohen, Lou (1995), ”Quality Function Deployment, How to Make QFD Work for You”, Addison-Wesley Publishing Company

Dinas Kebersihan (2007), Manajemen Sampah Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, ITS, Surabaya

Hadisuwito, .S (2007), Kiat Praktis Membuat Pupuk Kompos Cair, Agromedia Pustaka, Jakarta

Kecana (2005), Dengan Komposter, Membuat Kompos di Kota Jadi Mudah

Simamora, dkk (2005), Kiat Mengatasi Permasalahan Praktis, Membuat Biogas,

Agromedia Pustaka, Jakarta

Simamora (2006), Kiat Mengatasi Permasalahan Praktis, Meningkatkan Kualitas

Kompos, Agromedia Pustaka, Jakarta

Sinar Harapan (2007), Dari Sampah ke Energi Listrik