Seminar Tugas Akhir Juni 2015digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...dibidang alat...
Transcript of Seminar Tugas Akhir Juni 2015digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY...dibidang alat...
Seminar Tugas Akhir Juni 2015
INCUBATOR ANALYZER PORTABEL BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA32
(SENSOR SUHU DAN SENSOR ALIRAN UDARA)
(Ahmad Syaifudin, Tri Bowo Indrato, Triwiyanto)
Jurusan Teknik Elektromedik Politeknik Kesehatan Surabaya
Jln. Pucang Jajar Timur No. 10 Surabaya
ABSTRAK
Incubator analyzer merupakan perangkat yang dirancang untuk memverifikasi pengoperasian
dan kondisi lingkungan inkubator bayi yang dapat melakukan perekaman parameter seperti aliran
udara (air flow), kebisingan (noise), suhu (temperature) dengan empat mode pengukuran individual,
dan kelembaban relatif (relative humidity) dengan tingkat kelayakan kebocoran suhu luar ± 1°C,
tingkat kelembaban >70%, laju aliran udara <0,35 m/s, dan tingkat kebisingan di dalam inkubator <60
dBA.
‘Incubator Analyzer Portabel Berbasis Mikrokontroler ATMEGA32’ ini memiliki parameter
suhu menggunakan sensor LM 35 untuk pembacaan T1, T2, T3 dan T4 dengan range pembacaan 30-
50°C, kelembaban menggunakan sensor HSM 20G dengan range 50-90 %RH, kebisingan dengan
range 40-60 dB, dan air flow meter dengan rang 0-0,7 m/s yang kemudian diolah oleh mikrokontroller
ATMEGA32 dan ditampilkan pada LCD 4x20. Perhitungan kalibrasi dapat dilakukan oleh modul,
tetapi hanya sebatas nilai error pada suhu, nilai rata-rata pengukuran tiap 6x pengukuran, dan
standart deviasi untuk setiap pengukuran parameter.
Berdasarkan dari hasil pengujian pada Baby Incubator dengan suhu setting 350C, dan 370C,
didapatkan nilai rata – rata yang tidak jauh berbeda dengan nilai pembanding, yaitu dengan rata –
rata error pengukuran sebesar untuk data suhu, dan rata-rata error pengukuran sebesar untuk air
flow.
Setelah melakukan proses studi literature, perencanaan, percobaan, pembuatan modul,
pengujian alat, dan pendataan, secara umum dapat disimpulkan bahwa alat ‘Incubator Analyzer
Portabel Berbasis Mikrokontroler ATMEGA32’ dapat digunakan dan sesuai dengan perencanaan.
1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Incubator analyzer merupakan perangkat
yang dirancang untuk memverifikasi
pengoperasian dan kondisi lingkungan inkubator
bayi yang dapat melakukan perekaman
parameter seperti aliran udara / air velocity / air
flow, kebisingan / noise, suhu / temperature (
dengan empat mode pengukuran individual ),
dan kelembaban relatif / relative humidity
(Flukebiomedical). Inkubator bayi berfungsi
menjaga temperatur di sekitar bayi supaya tetap
stabil, atau dengan kata lain dapat
mempertahankan suhu tubuh bayi dalam batas
normal. Selain itu, di inkubator bayi juga perlu
diperhatikan kebisingan ruang inkubator,
kelembaban, dan aliran udara. Untuk
memverifikasi seluruh parameter pada inkubator
bayi, maka perlu dilakukan pengkalibrasian alat.
Dewan Standarisasi Nasional (DSN/1990)
mendefinisikan bahwa kalibrasi adalah kegiatan
untuk menentukan kebenaran konvensional
penunjukan instrumen ukur dan bahan ukur
dengan cara membandingkannya terhadap
standart ukurannya yang ditelusuri (traceable) ke
standart Nasional atau Internasional. Definisi
Seminar Tugas Akhir Juni 2015
lain kalibrasi adalah kegiatan penerapan untuk
menentukan kebenaran nilai penunjukan alat
ukur dan data bahan ukur (Permenkes No. 363
Tahun 1998).
Menurut pengamatan penulis pada alat
incu analyzer yang ada di labolatorium kalibrasi
Teknik Elektromedik Surabayapada saat
digunakan untuk praktek pengukuran (kalibrasi),
untuk melihat nilai per-parameter pintu
inkubator bayi harus dibuka tutup, sedangkan
untuk melihat hasil perhitungan error maupun
standart deviasi masih menggunakan
perhitungan secara manual,belum ada
fitur/fasilitas perhitungan otomatis nilai error,
standart deviasi, dan masih menggunakan 1
display tampilan parameter. Kondisi seperti ini
menyebabkan proses pengkalibrasian
membutuhkan waktu yang lama karena harus
menunggu 1 menit untuk stabilisasi pengukuran
serta masih harus menghitung manual error alat
dan standart deviasi (stdv). (pengalaman
praktikum di lab. kalibrasi teknik elektromedik).
Untuk meminimalisir hal tersebut, maka
diharapkan hasil pengukuran dalam Incu
Analyzer dapat ditampilkan pada display secara
bersamaan yang mencakup seluruh parameter
serta hasil error dan standart deviasi (stdv).
Alat Incubator Analyzer sebelumnya
pernah dibuat oleh Herlina Candra Putri dan
Rohmantus Sholihah (Tahun 2006) dengan 3
parameter (suhu, kebisingan, kelembaban) yang
tampil bersamaan dalam satu display. Alat
tersebut menurut pengamatan penulis masih
memiliki kelemahan karena belum portable
(masih menggunakan kabel power)dan belum
ada parameter air flow. Kemudian
dikembangkan oleh Aljaziroh JannatulMaghfiroh
dan GhafurSlamet (Tahun 2014) dengan
penambahan baterai (dibuat portabel). Alat ini
masih memiliki kekurangan, dimana sensor
kebisingan tidak dapat mendeteksi range 30 dB -
44 dB (yang terbaca range 45 dB – 60 dB)dan
belum ada parameter air flow.
Berdasarkan identifikasi masalah diatas,
maka penulis ingin mengembangkan modul yang
sebelumnya sudah pernah dibuatdengan
penambahan perhitungan otomatis nilai kalibrasi
dan menambahkan parameter aliran udara / air
flow.
1.2. Batasan Masalah
1.2.1. LM35 sebagai sensor suhu pada 4 titik
pengukuran suhu I (konveksi), suhu II
(konveksi), suhu III (konveksi), suhu IV
(konduksi) berbasis mikrokontroller yang
kemudian ditampilkan pada LCD
1.2.2. Range suhu yang dapat diukur adalah 300
– 500C
1.2.3. Range air flow yang dapat diukur
maksimal 0,7 m/s
1.2.4. Resolusi tampilan (display) suhu dua digit
dibelakang koma dan resolusi tampilan
(display)air flowsatu digit di belakang
koma
1.2.5. Menggunakan display LCD Karakter 4x20
1.2.6. Hasil perhitungan kalibrasi hanya
mencakup nilai koreksi (Error) dan nilai
ketidakpastian (stdv), nilai koreksi hanya
berlaku untuk parameter suhu
1.3. Rumusan Masalah
Dapatkah dikembangkan Incubator
Analyzer Portabel Berbasis Mikrokontroler
ATMEGA32?
1.4. Tujuan
1.4.1. Tujuan Umum
Dikembangkannya Incubator Analyzer
Portabel Berbasis Mikrokontroler
ATMEGA32.
1.4.2. Tujuan khusus
1.4.2.1. Membuat rangkaian sensor suhu yang
dapat mengukur suhu dari 300 – 500C
1.4.2.2. Membuat rangkaian sensor air flow
1.4.2.3. Membuat rangkaian minimum sistem
1.4.2.4. Membuat rangkaian LCD karakter 4x20
1.4.2.5. Membuat program display suhu,
perhitungan error dan perhitungan
ketidakpastian pengukuran
1.4.2.6. Melakukan uji fungsi sensor suhu,
sensor air flow, perhitungan error dan
perhitungan ketidakpastian pengukuran
1.5. Manfaat
1.5.1. Manfaat Teoritis
Diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan mahasiswa Teknik Elektromedik
dibidang alat kalibrasi terutama Incubator
Seminar Tugas Akhir Juni 2015
Analyzer dan dapat menjadi acuan / referensi
penelitian berikutnya.
1.5.2. Manfaat Praktis
1.5.2.1. Memberikan informasi tentang nilai
suhu dan kecepatan aliran udara dalam
baby incubator
1.5.2.2. Meningkatkan efisiensi waktu dalam
melakukan praktek pengkalibrasian baby
incubator
2. Tinjauan Pustaka
2.1 Baby Incubator
Baby Incubator / Inkubator Bayi adalah
suatu wadah yang tertutup, dikondisikan untuk
bayi dengan temperatur lingkungan terkontrol (
Badan Pengamanan Fasilitas Kesehatan ).
Pada Baby Incubator meliputi beberapa
parameter yaitu temperatur, kelembaban, aliran
udara dan kebisingan dengan tingkat kelayakan
kebocoran suhu luar ±1o C, tingkat kelembaban
relatif antara ≥ 70 % , laju aliran udara < 0,35
m/s, dan tingkat kebisingan didalam Incubator <
60 dBA . Dalam artian bahwa persyaratan
tersebut harus terpenuhi untuk mendapatkan
kriteria keselamatan dan keamanan dalam
penggunaannya (Freddy Artadima Silaban).
2.2. Kalibrasi
2.2.1. Definisi Kalibrasi
Kalibrasi menurut definisi Per-
Menkes. No. 363 Tahun 1998 adalah adalah
kegiatan peneraan untuk menentukan kebenaran
nilai penunjukan alat ukur dan atau bahan ukur.
Dengan kata lain, kalibrasi adalah kegiatan yang
membandingkan suatu alat ukur terhadap
standart ukurnya yang tertelusur (ke standart
nasional dan/atau internasional) untuk
menentukan besaran konvensionalnya.
Dikatakan kalibrasi jika kegiatan
tersebut menghasilkan :
a) Sertifikat Kalibrasi
b) Lembar Hasil / laporan kalibrasi yang berisi
angka koreksi, deviasi/penyimpangan,
ketidakpastian, dan batasan – batasan atau
standar penyimpangan yang diperkenankan.
c) Label / Penandaan
\
Gambar 2.1. Contoh Label Merah dan Hijau
2.2.1.1. Alat Ukur Kinerja Baby Incubator
Pada Pasal 16 ayat 2 ditegaskan bahwa
Peralatan medis harus diuji dan dikalibrasi
secara berkala oleh Balai Pengujian Fasilitas
Kesehatan dan/atau Institusi Penguji Yang
Berwenang. Balai Pengamanan Fasilitas
Kesehatan (BPFK) sebagai institusi penguji dan
kalibrasi alat kesehatan berdasarkan Peraturan
Menteri Kesehatan (Permenkes)
No.363/Menkes/Per/IV/1998, diberi tugas
melakukan pengujian dan kalibrasi peralatan
kesehatan di sarana pelayanan kesehatan untuk
menjamin mutu (ketelitian, ketepatan dan
keamanan) peralatan kesehatan. Oleh karena itu,
perlu dilakukan kalibrasi untuk menjaga kondisi
baby incubator agar tetap dalam kondisi baik.
Alat ukur yang digunakan untuk
kalibrasi baby incubator adalah Incubator
Analyzer. Incubator Analyzer merupakan alat
yang difungsikan untuk menguji kerja dan
lingkungan baby incubator. Terdiri dari
pengukuran parameter yang sangat penting bagi
keamanan baby incubator yaitu aliran udara,
kebisingan, kelembaban relatif, dan temperatur
(4 titik ukur).
1) Temperature Sensor T1 : Untuk pengukuran
konveksi
2) Temperature Sensor T2 : Untuk pengukuran
konveksi atau radiasi
3) Temperature Sensor T3 : Untuk pegukuran
konveksi
4) Relative Humidity : Untuk mengukur
kelembaban relatif
5) Air Flow : Untuk mengukur
laju aliran udara
6) ON/OFF switch : Jika cover
ditutup, maka secara otomatis alat pada
posisi OFF, dan sebaliknya
Seminar Tugas Akhir Juni 2015
7) Temperature Probe Holder : Digunakan untuk
menahan pemeriksaan suhu T2 ketika
melakukan pengukuran konveksi. Hanya
mekanik koneksi saja; tidak ada sambungan
listrik
8) Sound Sensor :Internal
Microphone untuk mengukur tingkat
kebisingan ruangan
9) Temperatur Sensor T4 : Untuk mengukur
suhu matras.
Gambar 2.2 Incubator Analyzer
2.4 Sensor Air Flow
Dalam rancangan ini, sensor air flow
yang digunakan merupakan perpaduan dari
sensor suhu LM35 dan resistor yang didekatkan
pada LM35. Dimana resistor merupakan
“heater” yang berperan sebagai penghasil panas,
dan LM35 sebagai pemonitor suhu heater. Suhu
heater dikondisikan pada suhu 500C dengan
driver yang dikendalikan oleh mikrokontroller.
Nilai air flow didapatkan dari konversi
hasil perubahan tegangan sensor suhu LM35
dengan membandingkan pada standar alat
ukurnya. Rumus yang digunakan untuk konversi
ke nilai Air Flow adalah dengan menggunakan
rumus linieritas:
y= nilai air flow yang dicari (m/s)
m= gradient (linieritas)
x= nilai tegangan output LM35
c= konstanta
Dengan rumus tersebut nantinya akan
diperoleh hasil konversi nilai Air Flow/aliran
udara.
2.5 Sensor Suhu IC LM35
Sensor suhu IC LM 35 merupakan chip IC yang
berfungsi untuk mengetahui temperature suatu
objek atau ruangan dalam bentuk besaran
elektrik, atau dapat juga didefinisikan sebagai
komponen elektronika yang berfungsi untuk
mengubah perubahan temperature yang diterima
dalam perubahan besaran elektrik.
Bentuk fisik sensor suhu LM 35
merupakan chip IC dengan kemasan yang
berfariasi, pada umumnya kemasan sensor suhu
LM35 adalah kemasan TO-92 seperti terlihat
pada gambar dibawah.
Gambar 2.3 Sensor Suhu LM 35
Sensor suhu IC LM35 memiliki
keakuratan cukup tinggi dan mudah dalam
perancangan jika dibandingkan dengan sensor
suhu yang lain, sensor suhu LM35 juga
mempunyai keluaran impedansi yang rendah dan
linieritas yang cukup tinggi sehingga dapat
dengan mudah dihubungkan dengan rangkaian
kontrol khusus serta tidak memerlukan setting
tambahan karena output dari sensor suhu LM35
memiliki karakter yang linier dengan perubahan
10 mV / °C. Tegangan output sensor suhu IC
LM35 dapat diformulasikan sebagai berikut :
Vout LM35 =Temperature º x 10 mV
y=mx + c
Seminar Tugas Akhir Juni 2015
2.6. Minimum sistem
Pada penelitain ini, peneliti
menggunakan ATmega32 yang terdapat elemen
tambahan ( optional ), yaitu rangkaian
pengendalian ADC: AGND ( = GND ADC ),
AVCC ( VCC ADC ), dan AREF (= Tegangan
Referensi ADC). Jangan lupa tambahkan
konektor ISP untuk mengunduh ( download )
program ke mikrokontroler.
Gambar 2.4 Minimum Sistem ATmega32
3. Metodologi
3.1 Diagram Blok
Cara Kerja Blok Diagram:
Ketika alat dinyalakan, maka sensor
suhu 1, 2, 3, 4, kelembaban, dan kebisingan akan
melakukan pembacaan (pendeteksian). Data
hasil pembacaan kemudian masuk ke port ADC
pada IC Mikrokontroler ATMEGA32 yang
sudah diberi program dan diolah sedemikian
rupa sehingga mendapatkan hasil (output) yang
ditampilkan ke LCD karakter 4x20. Sedangkan
ketika tombol start ditekan, maka proses
perhitungan nilai error dan ketidakpastian
dimulai dan hasilnya ditampilkan ke LCD
karakter 4x20.
J10
Program
mer
123456
R4
4K7
MU
LTITUN
1
100k
2 3
1
J11enb V
CC
12
J6
PB.0 - PB.7
12345678
VC
C
R3
220
SW
8
Y1
J18
PC.7 - PC.0
12345678 J8
PA.0 - PA.7
12345678
VC
C
C622pF
+
C1
10uf
J17
PD.0 - PD.7
12345678
VC
C
D6DIO
DE
ZE
NE
R
VC
C
VC
C
J7
ATM
EG
A 16
135791113 1517192123 25 27 29 31 33 35 37 39
24681012 1416182022 24 26 2830 32 34 36 38 40
PB
0 ( XCK
/T0 )
PB
2 (INT1/A
IN0)
PB
4 (SS
)
PB
6 (MIS
O)
RE
SE
TG
ND
XTAL1
PD
1 (TXD)
PD
3 (INT1)
PD
5 (OC
1A)
PD
7 (OC
2)(S
DA
) PC
1
PC
3
PC
5
(TOS
C2) P
C7
GN
D
(AD
C7) P
A7
(AD
C5) P
A5
(AD
C3) P
A3
(AD
C1) P
A1
PB
1 (T1)
PB
3 (OC
0/AIN
1)
PB
5 (MO
SI)
PB
7 (SC
K)
VC
C
XTAL2
PD
0 (RXD
)
PD
2 (INT0)
PD
4 (OC
1B)
PD
6 (ICP
1)(S
CL) P
C0
PC
2
PC
4
(TOS
C1) P
C6
AV
CC
AR
EF
(AD
C6) P
A6
(AD
C4) P
A4
(AD
C2) P
A2
(AD
C0) P
A0
SW
5
RE
SE
T
12
C5
22pF
SW
8
Seminar Tugas Akhir Juni 2015
3.2 Diagram Alir
Cara Kerja Diagram Alir:
Saat program dimulai , mikrokontroler
akan melakukan inisialisasi pada LCD dan mulai
melakukan pembacaan sensor. Kemudian saat
tombol pilih setting suhu ditekan, maka
mikrokontroler akan melakukan penyimpanan
perintah untuk menggunakan setting suhu yang
mana ketika menentukan nilai error
suhu.Tombol start ditekan, jika YA maka akan
Tidak Tekan Start
?
Begin
Insialisasi
Baca sensor suhu, sensor
air flow
Pilih Suhu
Setting
A
Ya
Tidak
A
Delay 2 menit
Ambil data
Delay 1 menit
Ambil data
6 kali
pengambilan
data?
Tampilkan data kalibrasi suhu,
air flow
End
Ya
Seminar Tugas Akhir Juni 2015
terjadi delay 2 menit sebelum
pengambilan data sensor suhu dan sensor air
flow, setelah itu delay 1 menit untuk
pengambilan data dan berulang sampai tercapai
6 kali pengambilan data. Jika pengambilan data
selesai, maka hasil kalibrasi akan ditampilkan
pada display LCD.
3.3 Diagram Mekanis Sistem
Gambar 2.5 Diagram Mekanis Sistem
3.4 Urutan Kegiatan
1. Pengajuan proposal
2. Ujian dan Revisi proposal
3. Pembuatan modul
4. PKL
5. Uji kelayakan
6. Seminar awal
7. Ujian sidang KTI dan revisi
8. Pengesahan dan pengumpulan Karya
Tulis Ilmiah
3.5 Tempat dan Jadwal Penelitian
3.5.1 Tempat Penelitian
Peneliti melakukan penelitian ini di
kampus teknik elektromedik Surabaya.
3.5.2 Jadwal Penelitian
Penulis menyusun kegiatan jadwal
kegiatan menurut kalender Akademik yang ada
di Politeknik Kesehatan Jurusan Teknik
Elektromedik Surabaya.
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan
Seminar Tugas Akhir Juni 2015
4. Pengambilan Data Dan Pengujian
4.1 Hasil Pengukuran Test Poin
Tabel 4.1 Tes Point Rangkaian Pada Suhu
350C
T1
TP1 (Volt) TP2 (Volt) TP3 (Volt)
0.345 -0.1 0.989
0.351 -0.105 1.028
0.352 -0.107 1.051
0.354 -0.11 1.082
0.357 -0.112 1.1
0.359 -0.115 1.126
T2
TP1
(Volt) TP2 (Volt) TP3 (Volt)
0.342 -0.093 0.969
0.345 -0.909 0.933
0.347 -0.96 1.023
0.351 -0.1 1.045
0.352 -0.102 1.059
0.354 -0.104 1.087
T3
TP1
(Volt) TP2 (Volt) TP3 (Volt)
0.35 -0.102 1.02
0.349 -0.101 1.014
0.348 -0.1 1.007
0.347 -0.1 1.004
0.347 -0.99 0.993
0.346 -0.98 0.986
T4
TP1
(Volt) TP2 (Volt) TP3 (Volt)
0.376 -0.129 1.277
0.376 -0.129 1.279
0.376 -0.129 1.276
0.376 -0.129 1.28
0.376 -0.129 1.276
0.376 -0.129 1.279
Tabel 4.2 Tes Point Rangkaian Pada Suhu
370C
T1
TP1
(Volt) TP2 (Volt) TP3 (Volt)
0.37 -0.215 2.184
0.368 -0.212 2.153
0.368 -0.115 1.185
0.364 -0.111 1.158
0.362 -0.11 1.149
0.361 -0.109 1.095
T2
TP1
(Volt) TP2 (Volt) TP3 (Volt)
0.367 -0.115 1.185
0.365 -0.114 1.183
0.363 -0.112 1.165
0.365 -0.111 1.158
0.362 -0.11 1.149
0.361 -0.11 1.145
Seminar Tugas Akhir Juni 2015
T3
TP1
(Volt) TP2 (Volt) TP3 (Volt)
0.379 -0.131 1.321
0.378 -0.131 1.307
0.377 -0.13 1.308
0.378 -0.13 1.309
0.378 -0.131 1.311
0.378 -0.131 1.316
T4
TP1
(Volt) TP2 (Volt) TP3 (Volt)
0.391 -0.143 1.425
0.391 -0.143 1.424
0.391 -0.144 1.427
0.391 -0.143 1.427
0.391 -0.144 1.427
0.391 -0.143 1.425
4.2 Tabel Pengukuran
Tabel 4.3 Pengukuran Suhu pada Setting
Baby Incubator 370C untuk T1
Pengukura
n Modul
Termomete
r
LM35
(Volt)
X1 37.21 37.2 0.37
X2 37.01 37.1 0.368
X3 36.98 37.1 0.368
X4 36.49 36.5 0.364
X5 36.26 36.2 0.362
X6 36.13 36.1 0.362
Rata-rata 36.680 36.700 0.366
%Error 0.05
Tabel 4.4 Pengukuran Suhu pada Setting
Baby Incubator 370C untuk T2
Pengukura
n Modul
Termomete
r
LM35
(Volt)
X1 36.85 37 0.367
X2 36.65 36.7 0.365
X3 36.49 36.5 0.363
X4 36.46 36.5 0.365
X5 36.36 36.4 0.362
X6 36.36 36.3 0.361
Rata-rata 36.53 36.57 36.38
%Error 0.05
Tabel 4.5 Pengukuran Suhu pada Setting
Baby Incubator 370C untuk T3
Pengukura
n Modul
Termomet
er
LM35
(Volt)
X1 38.12 38.6 0.379
X2 37.99 38.5 0.378
X3 37.96 38.4 0.377
X4 38.02 38.5 0.378
X5 38.02 38.5 0.378
X6 38.2 38 0.378
Rata-rata 38.052 38.417 0.378
%Error 0.93
Seminar Tugas Akhir Juni 2015
Tabel 4.6 Pengukuran Suhu pada Setting
Baby Incubator 370C untuk T4
Pengukura
n Modul
Termomet
er
LM35
(Volt)
X1 39.02 38.8 0.91
X2 39.03 38.6 0.91
X3 39.03 39 0.91
X4 39.06 38.8 0.91
X5 39.06 38.8 0.91
X6 39.06 38.7 0.91
Rata-rata 39.043 38.783 0.910
%Error 0.66
Tabel 4.7 Pengukuran Air Flow pada
Setting Baby Incubator 370C
Pengukuran Modul
(m/s)
Anemometer
(m/s)
X1 0 0
X2 0 0
X3 0 0
X4 0 0
X5 0 0
X6 0 0
Rata-rata 0 0
%Error 0
Tabel 4.8 Pengukuran Suhu pada Setting
Baby Incubator 350C untuk T1
Pengukura
n Modul
Termomet
er
LM35
(Volt)
X1 34.73 34.4 0.345
X2 35.12 34.7 0.351
X3 35.32 35 0.352
X4 35.61 35.4 0.354
X5 35.77 35.5 0.357
X6 36.7 35.9 0.359
Rata-rata 35.542 35.150 0.353
%Error 1.097
Tabel 4.9 Pengukuran Suhu pada Setting
Baby Incubator 350C untuk T2
Pengukura
n Modul
Termomet
er
LM35
(Volt)
X1 34.5 34.5 0.342
X2 34.8 34.8 0.345
X3 35.06 35.2 0.347
X4 35.22 35.4 0.351
X5 35.48 35.5 0.352
X6 35.64 35.9 0.354
Rata-rata 35.117 35.217 0.349
%Error 0.285
Seminar Tugas Akhir Juni 2015
Tabel 4.10 Pengukuran Suhu pada Setting
Baby Incubator 350C untuk T3
Pengukura
n Modul
Termomet
er
LM35
(Volt)
X1 35.03 34.9 0.35
X2 34.99 34.8 0.349
X3 34.96 34.8 0.348
X4 34.83 34.7 0.347
X5 34.77 34.6 0.347
X6 34.67 34.5 0.346
Rata-rata 34.875 34.717 0.348
%Error 0.452
Tabel 4.11 Pengukuran Suhu pada Setting
Baby Incubator 350C untuk T4
Pengukuran Modul Termometer LM35
(Volt)
X1 37.6 37.7 0.376
X2 37.6 37.2 0.376
X3 37.6 37.2 0.376
X4 37.6 37.3 0.376
X5 37.66 37.3 0.376
X6 37.63 37.3 0.376
Rata-rata 37.615 37.333 0.376
%Error 0.82
Tabel 4.12 Pengukuran Air Flow pada
Setting Baby Incubator 350C
Pengukuran Modul
(m/s)
Anemometer
(m/s)
X1 0 0
X2 0 0
X3 0 0
X4 0 0
X5 0 0
X6 0 0
Rata-rata 0 0
%Error 0
Tabel 4.11 Pengukuran Air Flow pada
Lab. Mikro suhu 27.70C dengan
hembusan blower/fan
Pengukuran Modul
(m/s)
Anemometer
(m/s)
X1 0.80 0.9
X2 0.85 0.9
X3 0.87 0.9
X4 0.90 0.9
X5 1 0.9
X6 0.80 0.72
Rata-rata 0.87 0.72
%Error 0.208
Seminar Tugas Akhir Juni 2015
Tabel 4.11 Pengukuran Air Flow pada Lab.
Mikro suhu 27.70C dengan hembusan
Hairdryer dengan suhu udara diatas 38
Pengukuran Modul (m/s) Anemometer
(m/s)
X1 0.80 0.9
X2 0.85 0.9
X3 0.87 0.9
X4 0.90 0.9
X5 1 0.9
X6 0.80 0.72
Rata-rata 0.87 0.72
%Error 0.208
5. Pembahasan
5.1 Pembahasan Blok Hardware dan Software
5.1.1 Rangkaian Minimum Sistem
ATMEGA32
Spesifikasi modul rangkaian
minimum system Atmega 8 yang
diperlukan adalah:
1) Tegangan kerja yang dibutuhkan
maksimum 5 VDC dan ground
2) IC Mikrokontroller yang digunakan
adalah Atmega32 dengan fitur ADC
internal dan Timer internal
3) Membutuhkan sambungan MISO,
MOSI, SCK, dan RESET untuk
dapat memprogram Atmega32
4) Menggunakan push button sebagai
input pada PORTB.6 dan PORTB.7
untuk pemilihan sistem.
5) Menghubungkan LCD karakter
16x20 pada PORTC sebagai
tampilan.
6) Menggunakan PINA sebagai input
ADC dari sensor suhu dan sensor
air flow
Langkah–langkah pengaturan/pengujian
yaitu :
1) Dapat diisi program ataupun
dihapus dengan programmer
(dengan syarat rangkaian telah
terhubung dengan catu daya 5V)
2) Mengatur referensi ADC (tekanan)
dengan mengatur multiturn pada pin
AREF sebesar 3.33 volt (pada pin
21 ATmega8)
3) Melakukan pengaturan kecerahan
LCD 16x20 dengan mengatur
multiturn yang terhubung pada pin
2 CON16.
4) Menjalankan program sederhana
untuk mengecek fungsi push button
ketika tidak ditekan dan ketika
ditekan (push button terhubung
pada PINB.6 dan PINB.7)
5) Menjalankan program sederhana
untuk ADC dengan memberikan
inout tegangan max 5 volt pada PIN
ADC
Seminar Tugas Akhir Juni 2015
6) Menjalankan program sedrhanan
untuk TIMER yang ditampilkan
pada LCD
5.1.2 Rangkaian Sensor Suhu LM35 (T1,
T2, T3, T4)
Gambar 5.1 Rangkaian Sensor Suhu
Lm35
a. Spesifikasi rangkaian:
1. Rangkaian membutuhkan
tegangan 5 volt terhadap
ground
2. PIN nomor 2 merupakan
output sensor yang berupa
tegangan (max 150 mV)
3. Setiap 10 mV = 10 C
b. Cara kerja rangkaian:
Rangkaian mendapatkan
tegangan input 5V, sehingga
membuat sensor LM35 aktif.
Sensor LM35 mendeteksi
suhu sekitar, yang membuat
tegangan output (PIN2)
berubah per 10mV tiap terjadi
perubahan suhu 10C pada
ruangan. Tegangan output
nantinya akan dikondisikan
melalui Pengondisi Signal
Analog (PSA) sebelum masuk
ke ADC Mikrokontroler.
c. Pengecekan dan Pengujian
1. Memberikan tegangan
input 5v pada
rangkaian
2. Mengukur tegangan
output sensor LM35
pada PIN2.
to ADC
C1uf
J64
CON3
123
R75ohm
VCC
to ADC
C1uf
J64
CON3
123
R75ohm
VCC
to ADC
C1uf
J64
CON3
123
R75ohm
VCC
to ADC
C1uf
J64
CON3
123
R75ohm
VCC
Seminar Tugas Akhir Juni 2015
5.1.3 Rangkaian Pengkondisi Sinyal
Analog (PSA)
Gambar 5.2 Rangkaian Pengkondisi Sinyal
a. Cara kerja rangkaian:
Tegangan output Lm35 masuk ke
dalam buffer/voltage follower.
Fungsi buffer adalah untuk
menyangga tegangan LM35 agar
tidak ada yang lost/hilang ketika
masuk ke rangkaian PSA. Setelah
dibuffer, tegangan (+) dipotong oleh
adder (dikondisikan ketika suhu
LM35 0,25 mV sama dengan 0),
kemudian hasil adder diinverting
tanpa penguatan sehingga tegangan
jadi minus (-). Pada rangkaian
terakhir, tegangan dari inverting
pertama dikuatkan 10 kali dengan
penguatan inverting, sehingga hasil
tegangan output adalah (+), tegangan
tersebut kemudian masuk ke dalam
PORT ADC mikrokontroler yang
kemudian diolah menjadi data suhu.
5.1.4 Rangkaian Air Flow Meter
a. Rangkaian suhu LM35
Gambar 5.3 Rangkaian Sensor
Suhu LM35
Penjelasan rangkaian sama seperti
penjelasan sebelumnya.
R14
100k
R45
POT
VCC
R16
1k
LM35
VCCD3
DIODE ZENER
ADC
+
-
U6
LM741N
3
26
7 14 5
R50
75
+
-
U21
LM741N
3
26
7 14 5
R17
1k
- VCC
- VCC
+
-
U5
LM741N
3
26
7 14 5
VCC
R13
1k
- VCC
- VCC
J17
CON1
1
R15
1k
to ADC
C1uf
J64
CON3
123
R75ohm
VCC
Seminar Tugas Akhir Juni 2015
b. Rangkaian Pengkondisi Sinyal
Analog (PSA)
Gambar 5.4 Rangkaian Pengkondisi Sinyal
Penjelasan rangkaian sama seperti
penjelasan sebelumnya.
c. Heater
Gambar 5.5 Rangkaian Heater
Cara kerja rangkaian:
Resistor 10 Ohm mendapat
tegangan dari baterai sebesar 5v
dengan output arus maksimum
baterai 1 A. Resistor 10 Ohm
yang digunakan merupakan
resistor dengan watt yang kecil
(1/4 watt). Perbedaan daya (watt)
resistor dengan daya (watt) yang
mensuplai resistor menyebabkan
resistor panas. Panas tersebut
kemudian dimonitor oleh LM35,
jika terjadi perubahan suhu,
maka nilai tegangan output
LM35 juga akan berubah.
Perubahan nilai tegangan itulah
yang digunakan untuk konversi
ke nilai laju angin (air flow).
d. Driver Heater
Gambar 5.6 Rangkaian Driver
Heater
Cara kerja rangkaian:
R14
100k
R45
POT
VCC
R16
1k
LM35
VCCD3
DIODE ZENER
ADC+
-
U6
LM741N
3
26
7 14 5
R50
75
+
-
U21
LM741N
3
26
7 14 5
R17
1k
- VCC
- VCC
+
-
U5
LM741N
3
26
7 14 5
VCC
R13
1k
- VCC
- VCC
J17
CON1
1
R15
1k
R
10 Ohm
VCC
VCC Baterai
Gro
und B
ate
rai
J3
Ke heater
12
dari mikro Q3TIP31CISO1
OPTO ISO
12
43
ke ground mikro
VCC
J1
123456 R2
220
R1 220
Seminar Tugas Akhir Juni 2015
Opto coupler terhubung
dengan mikrokontroler, opto
coupler berfungsi sebagai saklar
bersama transistor TIP31C untuk
memutus arus yang mengalir pada
heater ketika suhu telah mencapai
500C. VCC baterai terhubung
dengan kolektor transistor, dan
ground terhubung dengan emitor
transistor. Anoda Opto coupler
terhubung ke PORTD.0
mikrokontroler, sementara katoda
terhubung dengan ground. Ketika
PORTD.0 mikrokontroler berlogika
1 (5 volt) maka opto coupler
saturasi, menyebabkan transistor
juga saturasi, sehingga heater
mendapatkan supply arus dari
baterai. Ketika panas heater
mencapai 500C, maka PORTD.0
mikrokontroler memberikan logika
0 (0 volt) sehingga opto coupler cut
off begitu juga transistor TIP31C,
sehingga heater tidak mendapatkan
arus (heater mati).
6. Penutup
6.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan pengukuran dan
analisa data dapat disimpulkan bahwa :
1. Dapat dibuat rangkaian sensor suhu
LM35
2. Dapat dibuat rangkaian sensor Air
Flow sederhana dengan mengukur
perubahan suhu oleh sensor suhu
LM35
3. Sensor LM35 dapat mendeteksi
perubahan suhu dengan baik,
presentase error yang didapatkan
adalah T1=0.57%, T2=0.17%,
T3=0.69%, dan T4=0.74%
4. Sensor air flow berjalan dengan
baik ketika dibandingkan dengan
anemometer pada suhu ruangan
27.70C di lab. Mikro yang diuji
coba dengan blower/fan, tetapi
respon lebih lambat untuk menuju
nilai maksimal daripada alat ukur
pembanding. Nilai error yang
terjadi pada 6x pengukuran dalam 6
menit adalah sebesar 0.208%
5. Pada pengukuran di baby incubator,
air flow hanya menunjukkan nilai 0
sesuai dengan alat pembanding
(anemometer). Hal ini belum
diketahui kebenarannya karena
keterbatasan alat pembanding yang
tidak bisa membaca laju udara pada
range 0.2-0.6 m/s
Seminar Tugas Akhir Juni 2015
6. Kelemahan pada sensor air flow ini
adalah pembacaan yang
dipengaruhi oleh suhu keadaan
sekitar, karena itu adalah salah satu
karakteristik dari air flow thermal
sensor
7. Dapat dibuat rangkaian
mikrokontroler ATMEGA32
8. Dapat dibuat rangkaian LCD 4x20
9. Dapat dilakukannya uji fungsi
Secara umum dapat disimpulkan
bahwa sensor suhu pada alat ‘Incubator
Analyzer Portabel Berbasis ATMEGA32’
bisa untuk digunakan. Sementara untuk
sensor air flow masih memerlukan
pengembangan dalam kesensitifannya dan
kepresisian pengukurannya.
6.2 Saran
1. Untuk pengkondisi signal analog
suhu, bisa dicoba rangkaian
differensial amplifier supaya tidak
membutuhkan tegangan minus pada
rangkaian
2. Gunakan komponen yang benar-
benar bagus, karena suhu
membutuhkan tegangan yang stabil
untuk pembacaan yang lebih baik
3. Gunakan modul air flow yang lebih
presisi dan respon time cepat untuk
sensor air flow, atau kalau mungkin
meningkatkan sensor air flow yang
penulis buat
4. Membutuhkan alat ukur pembanding
yang lebih presisi untuk suhu,
terutama air flow
5. Buat rangkaian suhu yang lebih stabil
dengan kenaikan 0.1 untuk tiap
sensor suhu
Daftar Pustaka
Departemen Pendidikan Nasional, 2008. Kamus
Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga.
Jakarta : Balai Pustaka
Elektronika Dasar, 2012. LCD (Liquid Cristal
Display), http://elektronika-
dasar.web.id/teori-elektronika/lcd-liquid-
cristal-display/ ( diakses 1 Oktober 2014
)
-----------------------, 2012. Sensor Suhu IC LM
35, http://elektronika-
dasar.web.id/tag/spesifikasi-sensor-suhu-
lm35/ ( diakses 1 Oktober 2014 )
Flukebiomedical, Incubator Analyzer.
http://www.flukebiomedical.com/biome
dical/usen/incubator-analyzer/incu-
incubator-analyzer.htm?PID=56329 (
diakses 1 Oktober 2014)
Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia.
Menentukan Jenis Flow Meter.
http://www.kpmi.or.id/tulisan/1800/Men
entukan+Jenis+Flow+Meter ( diakses 19
Oktober 2014 )
Komisi metrology Dewan standarisasi nasional,
1990. Direktori pengukuran kalibrasi
perawatan perbaikan dan pengadaan
instrumentasi pengukuran edisi 90/91.
Seminar Tugas Akhir Juni 2015
komisi metrology dewan satandarisasi
nasional, Jakarta
Marilyn J. Hockenberry, David Wilson , 2009.
Wong's Essentials of Pediatric Nursing
Edition 8. Chicago : Mosby/Elsevier
Menteri Kesehatan, 1998. Peraturan Menteri
Kesehatan tentang Pengujian dan
Kalibrasi Alat Kesehatan pada sarana
Pelayanan Kesehatan no. 363. Peraturan
Menteri Kesehatan, Jakarta
Putri, Herlina Candra, 2006. Incu Analyzer
dengan Tiga Parameter yaitu Suhu
Kelembaban dan Kebisingan Berbasis
Microkontroller AT89s51, Tugas Akhir
1tidak diterbitkan, Prodi D-3 Teknik
Elektromedik Poltekkes Kemenkes
Surabaya, Surabaya
Slamet, Abdul Ghafur, 2013. Incu Analyzer
dengan Tiga Parameter Berbasis
ATMEGA8535, Tugas Akhir tidak
diterbitkan, Prodi D-3 Teknik
Elektromedik Poltekkes Kemenkes
Surabaya, Surabaya
Sugiyono, (2012), Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan RD, Bandung : Alfabeta
Texas Instrument, 2013, LM35 Precision
Centigrade Temperature Sensors
Widodo Budhiarto, 2008, Panduan Praktikum
Mikrokontroler AVR ATmega16, Jakarta
: PT Elex Media Komputindo
Wijayanegara, Hidayat., (2009), Prematuritas,
cetakan pertama, Bandung : PT Refika
Aditama
World Health Organization (WHO). 2009. World
Health Statistics
BIODATA PENULIS
Nama :
TTL :
Alamat :
Pendidikan: