Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK-2016), …
Transcript of Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK-2016), …
Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK-2016), Kuta, Bali, INDONESIA, 15 – 16 Desember 2016
KAJIAN KUALITAS AIR PENGEMBANGAN BUDIDAYA IKAN BANDENG
(Chanos – Chanos Forsskal) DI DESA PEMUTERANS.A. Saraswati dan A. Waskitasari
Affiliation Corresponding author: [email protected]
P000
Metode Penelitian
KesimpulanDari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Kualitas Air dalam Menilai Kesesuaian Budidaya
Bandeng (Chanos chanos Forsk) Desa Pemuteran Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng.
Berdasarkan kondisi kualitas air yang didapatkan, maka kedelapan tambak yang diteliti masih
memungkinkan untuk digunakan sebagai tambak budidaya bandeng.Produksi ekspor tambak bandeng
di Desa Pemuteran mendapatkan keuntungan bersih pada tahun 2014 mencapai 448.000.000 juta dan
pada tahun 2015 diproyeksikan naik menjadi 458.000.000 juta dan kemudian pada tahun 2016 adalah
483.000.0000 juta.Jumlah data produksi ekspor bandeng tiga tahun terakhir cenderung meningkat, hal
ini dikarenakan pengelolaan manajemen tambak yang baik pada budidaya bandeng di Desa
Pemuteran Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng.
Daftar Pustaka
Ucapan Terima KasihUcapan terimakasih Universitas Udayana yang telah memberikan dana dari PNBP Universitas
UdayanamDengan surat Penugasan Penelitian 103/UN.14/FKP/PN.01.00.00/2016
Pendahuluan
Kabupaten Buleleng memiliki potensi pengembangan pembenihan berbagai komoditas yang
mempunyai nilai ekonomis tinggi seperti pembenihan ikan bandeng. Hal ini didukung oleh rasa daging
yang enak dan nilai gizi yang tinggi sehingga memiliki tingkat konsumsi yang tinggi. Wilayah pesisir
Kabupaten Buleleng juga memiliki kekayaan dan keanekaragaman potensi wisata pesisir dan bahari
yang cukup besar. Setiap tahun permintaan ikan bandeng selalu mengalami peningkatan, baik untuk
konsumsi lokal, ikan umpan bagi industri perikanan tuna, maupun untuk pasar ekspor. Kebutuhan
bandeng untuk ekspor yang cenderung meningkat merupakan peluang usaha yang positif. Namun,
peluang tersebut belum dapat terpenuhi karena terbatasnya produksi dan diikuti tingginya konsumsi
lokal. Keunggulan ikan Bandeng (Chanos chanos Forsskal) sebagai komoditas budidaya adalah dapat
tumbuh bagus dalam tambak tradisional, bersifat herbivora, tahan terhadap serangan penyakit, dapat
dipanen dua kali dalam setahun, dapat dibudidayakan dengan sistem polikultur bersama jenis ikan lain,
udang dan rumput laut, harga jualnya relatif stabil dan produknya dapat segera diserap dipasar.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk untuk meningkatkan kwantitas dan kualitas hasil produksi Ikan
Bandeng (Chanos-chanos Forsskal), untuk meningkatkan perekonomian petani tambak di Desa
Pemuteran Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng.
Hasil dan Pembahasan
PENGAMBILAN DATA
INSITU
(pH, Do, Salintas,
Kedalaman,Kecerahan,Suhu,Ammonia)
EKSITU
(Data Produksi Ekspor
Bandeng 2014-2016)
Analisis Lab
Skoring dan Pembobotan
Kesesuaian Air Untuk
Budidaya Tambak
Berdasarkan hasil penelitiaan dari ke delapan lokasi tambak yang diambil, tergolong ke dalam tingkat
kesesuaian S1, adalah 7 tambak dan satu tambak tergolong ke dalam tingkat kesesuaian S2. Pada
tambak 1, masih memenuhi persyaratan minimal sebagai tambak budidaya dengan total skor 99. Pada
tambak 2 dengan total skor 102, tambak 3 total nilai skor 110, tambak 4 dengan nilai skor 103, kemudian
tambak 5 dengan skor 105, tambak 6 dengan skor 106 serta tambak 7 dan tambak 8 dengan skor 101
dimana total skor terkecil diatara delapan lokasi tambak, yaitu pada tambak 1 dengan total skor 99,
parameter yang berperan sebagai faktor pembatas adalah oksigen terlarut dan suhu, karena dua
parameter fisika tersebut memilki nilai yang tidak sesuai selamanya dan tidak bisa berubah lagi
keadaannya. Pada tambak 3 memiliki total skor tertinggi 110 yang menunjukkan tingkat kesesuaian S1
atau sangat sesuai dengan kualitas perairan tambak masih potensial dan tidak mempunyai faktor
penghambat sebagai tambak budidaya bandeng.
Tabel 1. Skoring dan Pembobotan Kesesuaian Air Untuk Budidaya Tambak Bandeng
Tabel 2. Data Ekspor pada Budidaya Tambak Bandeng di Desa Pemuteran
Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng
Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti ini adalah Pola budidaya bandeng yang
diterapkan oleh pembudidaya sebagian besar masih bersifat tradisional. Perikanan
budidaya ke depan merupakan tumpuan utama dalam meningkatkan produktivitas
perikanan. Luas tambak budidaya bandeng di Desa Pemuteran adalah 1500 ha
dengan status pemilikan perorangan. Bibit bandeng berasal dari Jawa Timur. Jumlah
data produksi ekspor bandeng tiga tahun terakhir cenderung meningkat hal ini
dikarenakan pengelolaan manajemen tambak yang baik pada budidaya bandeng di
Desa Pemuteran Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng.
A. Hasil Pengukuran Insitu
B. Hasil Pengukuran Eksitu
Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan
Ghufron. M, dan H. Kordi. 2007. Pengelolaan Kualitas Air. Rineka Cipta. Jakarta
Kordi. G. 2009. Budidaya Perairan. PT. Citra Aditya Bakti. Bandung
Perairan.Kanisius. Yogyakarta
PerGub Bali No 16 Tahun 2016 tentang Baku Mutu Air Kelas I
Poernomo, Alie. 1988. Faktor Lingkungan Dominan pada Budidaya Bandeng Intensif. Makalah Seminar
Usaha Budidaya Tambak di Jawa Timur, Surabaya.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Tambak 1 Tambak 2 Tambak 3 Tambak 4 Tambak 5 Tambak 6 Tamabak 7 Tambak 8
Kecerahan (cm)
Kedalaman (cm)
Kekeruhan (pp)
Suhu (0C)
DO (mg/l)
Salinitas (o/oo)
pH
Ammonia (mg/l)
Pa
ram
ete
r
Gambar 1. Parameter Kualitas Air pada Budidaya Tambak Bandeng
Nilai kecerahan yang didapakan dengan kisaran 29.3-38.0 cm masih tergolong baik
bagi tambak ikan khususnya bandeng. Sesuai dengan pernyataan dari Kordi (2009)
bahwa kecerahan yang baik bagi usaha ikan berkisar 30-40 cm yang di ukur dengan
Secchi disk. Dari hasil penelitian kedalaman tambak berkisar antara 60-80 cm
dimana yang terendah terdapat pada tambak 1 dan tambak 3. Sedangkan yang
tertinggi terdapat pada tambak 7 dan tambak 8. Dari data tersebut diketahui
kedalaman cukup sesuai untuk budidaya bandeng, hal itu didukung oleh pernyataan
Ghufron dan Kordi (2007) suhu terendah pada tambak 7 dengan suhu 27.8 C dan
tertinggi pada tambak 3 dengan suhu 29.2 C.Effendi, 2003 bahwa suhu optimal bagi
bandeng berkisar antara 27 C sampai 30 C. Dari hasil penelitian kualitas air, nilai
salinitas yang didapatkan berkisar 26-30 ppt. dari data tersebut diketahui salinitas di
tambak tersebut tergolong sesuai. (Poernomo,1988) Nilai pH berkisar antara 8,0 -
8,4 dan nilai tersebut tergolong sangat sesuai. PerGub Bali No 16 Tahun 2016
tentang Baku Mutu Air Kelas I menyatakan kadar amoniak yang baik untuk tambak
yaitu 0,5 mg/L. Tambak 2 sampai dengan Tambak 8 memiliki kadar amoniak di
bawah dari 0,5. Sedangkan kadar amoniak pada tambak 1 memiliki kadar amoniak
yang melebihi 0,5 mg/L.