Seminar Nasional Energi dan Industri Manufaktur

19

Transcript of Seminar Nasional Energi dan Industri Manufaktur

Page 1: Seminar Nasional Energi dan Industri Manufaktur
Page 2: Seminar Nasional Energi dan Industri Manufaktur

Seminar Nasional Energi dan Industri ManufakturSIGER 2017; Universitas Lampung, 7-8 November 2017

Kata Pengantar

Puji syukur dipanjatkan ke hadlirat Allah Subhanallahu wa Ta’ala atas segala Rahmat dan

Hidayah yang telah diberikan kepada kita semua, sehingga buku Prosiding Seminar Nasional

Energi dan Industri Manufaktur – SIGER 2017 pada tanggal 7 – 8 November 2017 di

Universitas Lampung dapat terlaksana dengan baik.

Buku prosiding ini memuat sejumlah artikel penelitian dari berbagai kontributor dari kalangan

dosen, peneliti, dan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi dan lembaga penelitian di

Indonesia. Artikel ilmiah tersebut telah direvierw dan dikumpulkan oleh panitia, serta

dipresentasikan dalam acara SIGER 2017.

Dalam kesempatan ini perkenankan kami, atas nama panitia pelaksana mengucapkan terima

kasih kepada berbagai pihak yang telah memfasilitasi dan mendukung terlaksananya kegiatan

ini:

1. Rektor Unila, Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P.

2. Dekan Fakultas Teknik Unila, Bapak Prof. Suharno, M.Sc.

3. Bapak/Ibu Dosen di Jurusan Teknik Mesin dan Fakultas Teknik Unila

4. Segenap panitia seminar nasional yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan

pemikirannya demi suksesnya kegiatan ini.

Semoga buku prosiding ini dapat memberi kemanfaatan bagi kita semua, untuk kepentingan

pengembangan ilmu, teknologi, seni, dan budaya. Di samping itu, diharapkan juga dapat

menjadi referensi bagi upaya pembangunan akademik di Indonesia.

Kami juga menyadari bahwa, “Tiada gading yang tak retak”, untuk itu kami mohon maaf jika

terdapat hal-hal yang belum sempurna dan kurang berkenan. Saran dan kritik yang membangun,

kami tunggu demi kesempurnaan buku prosiding SIGER ini.

Editorial board:

Shirley Savetlana, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas teknik, Universitas Lampung

Irza Sukmana, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas teknik, Universitas Lampung

Page 3: Seminar Nasional Energi dan Industri Manufaktur

Seminar Nasional Energi dan Industri ManufakturSIGER 2017; Universitas Lampung, 7-8 November 2017

Susunan Panitia SIGER 2017

Pengarah:

Prof. Suharno, MSc., Dekan Fakultas Teknik Unila

Dr. Helmy Fitriawan

Dr. Muh. Sarkowi

Penanggung Jawab:

Ahmad Su’udi S.T., M.T.

Ketua Pelaksana: Irza Sukmana, S.T., M.T., Ph.D.,

Sekretaris: A. Yudi Eka Risano, S.T., M.T.,

Bendahara: Novri Tanti, S.T., M.T.

Ketua Bidang Ilmiah: Dr. Eng. Shirley Savetlana, S.T., M.Met.

Koordinator Divisi Reviewer dan Publikasi Ilmiah: Dr. Jamiatul Akmal, ST. MT.

Anggota:

Dr. Amrizal

Dr. Gusri Akhyar Ibrahim

Dr. Eng. Suryadiwansa Harun

Koordinator Prosiding: Dr. Asnawi Lubis

Anggota:

Dyan Susila, S.T., M.T.

Zulhanif, S.T., M.T.

Harnowo Supriadi, S.T., M.T.

Ketua Bidang Acara dan Pelaksanaan: Dr. Ir. Yanuar Burhanuddin, MT.

Koordinator Divisi Sarana dan Prasarana: Tarkono, S.T., M.T.

Anggota:

Jorfri Boyke, ST. MT.

Ahmad Yahya, S.T., M.T.

Nafrizal, S.T., M.T.

Martinus, S.T., M.T.

Page 4: Seminar Nasional Energi dan Industri Manufaktur

Seminar Nasional Energi dan Industri ManufakturSIGER 2017; Universitas Lampung, 7-8 November 2017

Koordinator Divisi Eksternal dan Kesekretariatan: Dr. Amrul, S.T., M.T.

Anggota:

Zulhendri Hasyimi, S.T., M.T.

Herry Wardono, S.T., M.T.

Agus Sugiri, S.T., M.T.

Reviewer

Prof. Udin Hasanudin – Fakultas Pertanian, Universitas Lampung

Prof. Sutopo Hadi – Fakultas MIPA, Universitas Lampung

Dr. Ainul Ghurri – Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Udayana

Dr. Ahmad Zaenuddin – Jurusan Teknik Geofisika, Fakultas Teknik, Universitas Lampung

Dr. Edwin Azwar – Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Lampung

Dr. M. Badaruddin – Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Lampung

Dr. Diding Suhandy – Fakultas Pertanian, Universitas Lampung

Dr. Agung Mataram – Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya

Dr. Masdar Helmi – Fakultas Teknik, Universitas Lampung

Dr. Ahmad Kafrawi Nasution – Fakultas Teknik, Universitas Bung Hatta

Page 5: Seminar Nasional Energi dan Industri Manufaktur

Seminar Nasional Energi dan Industri ManufakturSIGER 2017; Universitas Lampung, 7-8 November 2017

Profil Pembicara

Full Name ABDUL AZIZ BIN MOHAMED, PROF. MADYA DR.Email [email protected] Department of Mechanical Engineering

College of EngineeringUniversiti Tenaga Nasional (UNITEN) Malaysia

Honorary SecretaryMalaysian Welding and Joining Society (MWJS)Authorized Body for Welding Certification in Malaysia

AcademicQualification

1 ) PhD (Marine/Advanced Materials - NDT), Cranfield University,England, United Kingdom, 19982 ) MSc (Materials/Nuclear Technology), Surrey University, England,United Kingdom, 19803 ) BSc (Solid State/Nuclear Physics), Universiti Kebangsaan Malaysia,1979

CoursesTaught inUNITEN

1 ) MEFB121 - Manufacturing Processes Lab.

2 ) MEMB453 - Non Destructive Testing

3 ) MENB403 - Introduction to Nuclear Engineering

4 ) MENB423 - Introduction to Reactor Physic

5 ) METB113 - Engineering Materials

ProfessionalBodies/ProfessionalRecognition

1 ) Asia-Oceana Neutron Scattering Association (AONSA):Malaysia representative- 2008

2 ) Institute of Materials Malaysia: Council member - Materials Evaluation &NDT- 1989

3 ) Malaysian Nuclear Society: Sec Gen (2000-2011);Vice President (2011-present)

4 ) Malaysian Welding and Joining Society: Council member- 2005

Research/Project

Advanced Moderators for Intense Cold Neutron Beams in MaterialsResearch: Neutron Moderation Effectiveness by Alumina (LTCC Based)and Polymeric Materials such as Teflon under TRIGA NeutronEnvironment with and without Beryllium filter Cooled with liquid Nitrogen

Page 6: Seminar Nasional Energi dan Industri Manufaktur

Seminar Nasional Energi dan Industri ManufakturSIGER 2017; Universitas Lampung, 7-8 November 2017

Hari Muhammad

Guru Besar/Dekan

Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara

[email protected]

Ringkasan

Revolusi industri yang terjadi pada abad 18 telah mencapai puncaknya dengan memunculkanRevolusi Industri ke-4. Banyak pekerjaan yang dahulu dikerjakan oleh manusia sudah tergantikandengan robot dan/atau komputer. Beberapa pekerjaan atau produk industri yang dahulu ada, makasaat ini sudah berkurang dan diprediksi akan ada beberapa pekerjaan dan produk industri yang akanhilang dalam waktu dekat, serta tergantikan dengan pekerjaan baru yang mungkin belum terpikirkanatau terbayangkan keberadaannya pada saat ini.

Generasi muda sebagai penerus pembangunan bangsa harus siap menghadapi perubahan di segalaaspek kehidupan, terutama perubahan yang dipicu oleh kemajuan teknologi. Khususnya bagi SarjanaTeknik, harus siap menghadapi berbagai perubahan yang terjadi di masa yang akan datang. LulusanSarjana Teknik, apalagi lulusan Sarjana Teknik Mesin, tidak boleh menjadi obyek atas perubahanyang terjadi, namun harus bisa menghadapai dan mengendalikan perubahan tersebut, agar dapatmeningkatkan standar kehidupan yang lebih baik.

Pada paparan ini, akan diceritakan kembali bagiamana revolosi industri yang dimulai pada abad ke18 terjadi hingga saat ini, dan bagaimana revolusi industri tersebut berpengaruh kepada berbagaiaspek kehidupan manusia. Usaha peningkatan daya saing lulusan Sarjana Teknik, khususnya lulusanSarjana Teknik Mesin akan didiskusikan pada paparan ini.

Page 7: Seminar Nasional Energi dan Industri Manufaktur

Seminar Nasional Energi dan Industri ManufakturSIGER 2017; Universitas Lampung, 7-8 November 2017

Topik Makalah

1. Keynote (KN)

2. International Session (IS)

3. Material dan Manufaktur (MM)

4. Energi dan Konstruksi Mesin (EKM)

Page 8: Seminar Nasional Energi dan Industri Manufaktur

Seminar Nasional Energi dan Industri ManufakturSIGER 2017; Universitas Lampung, 7-8 November 2017

Daftar Isi

Keynote

KN-001 Overview on Advanced Welding Systems in ComponentManufacturing for an Energy SectorAbdul Aziz Bin Mohamed, Mohd Isa B, Mohamad Ashaari

International Session

IS-001 An Overview of Internet of Things (IoT)-Based HealthcareServices: Lesson Learnt from BLESS U Joint ProjectMisfa Susanto, Helmy Fitriawan, Yim Fun Hu, Jiachen Hou, andThsiamo Sigwele

I-1

IS-002 Improving Energy Security Model through Detailing Renewableand Energy Efficiency Indicators: A Concept for ManufactureIndustryErkata Yandri, Ratna Ariati, Ricky Ibrahim

I-5

IS-003 Preliminary Investigation on Combined Expansion Tube-AxialSplitting-Type Impact Energy AbsorbersYuwono Budi Pratiknyo, Rachman Setiawan,

I-14

IS-004 Corrosion of Low-Carbon Steel in Fuels (Premium and Pertalite)R. Mangga, M. Zuckry, Y. Arifin

I-21

Material dan Manufaktur

MM-001 Studi Kelayakan Produksi Pewarna Antosianin Food GradeSkala Mini PlantErmiziar T., Yuli Amalia Husnil, Latifa Hanum Lalasari, RaskitaSaragih,

II-1

MM-002 Analisis Pengaruh Artificial Aging Terhadap Sifat MekanisPada Alumunium Seri 6061Nur Imam Subagyo, Zulhanif, Harnowo Supriadi

II-7

Page 9: Seminar Nasional Energi dan Industri Manufaktur

Seminar Nasional Energi dan Industri ManufakturSIGER 2017; Universitas Lampung, 7-8 November 2017

MM-003 Analisa Dapur Peleburan Alumunium Menggunakan BiomassaSebagai Bahan Bakar Terhadap Karakteristik PeleburanE. Nugroho dan Dwi Yuono L

II-13

MM-004 Analisis Fasilitas Wudhu Masjid di Bandar Lampung dariTinjaun Ergonomis sebagai Bagian Peningkatan KualitasPelayanan Fasos KotaAchmad Yahya Teguh Panuju

II-21

MM-005 Perubahan Sifat Mekanik Baja AISI 3215 dengan BesarnyaDerajat Deformasi Plastis dan Perlakuan Panas (HeatTreatment)I.Kt. Suarsana

II-29

MM-006 Performansi Tempa Mekanis Pada Proses Pembuatan BilahGangsa Salah Satu Perangkat Gamelan BaliIGN. Priambadi, I Ketut Gede Sugita

II-35

MM-007 Pengaruh Lama Waktu Sintering Terhadap MorphologiHidroksiapatit (HA) Berbahan Batu Kapur Untuk AplikasiPada TulangAgus Hendriyanto, Tri Cahyo Wahyudi, Shirley Savetlana, dan IrzaSukmana

II-40

MM-008 Pengaruh Ukuran Serbuk Logam Hasil Permesinan TerhadapKualitas Sintering Magnesium AZ31 Untuk Aplikasi BautTulangSuef Supriyadi, Ika Kartika, Yanuar Burhanuddin, dan Irza Sukmana

II-45

MM-009 Proses Produksi dan Pemanfaatan Pewarna alami AntosianinKulit Melinjo Merah Pada Makanan dan MinumanRaskita Saragih, Ermiziar, T, Latifa Hanum Lalasari,Yuli AmaliaHusnil

II-51

Energi dan Konstruksi Mesin

EKM-001 Peningkatan Kinerja Termal Heat Pipe dengan HybridNanofluidWayan Nata Septiadi, I.K.G. Wirawan, I.G.K. Sukadana, NandyPutra dan Gemilang Ayu Iswari

III-1

EKM-002 Analisis Pembakaran Mesin Sepeda Motor dengan RasioKompresi dan Bahan Bakar Yang BerbedaAinul Ghurri, I.K.G. Wirawan, Tegar Putra Kirana dan DhamaKusuma

III-11

Page 10: Seminar Nasional Energi dan Industri Manufaktur

Seminar Nasional Energi dan Industri ManufakturSIGER 2017; Universitas Lampung, 7-8 November 2017

EKM-003 Design and Finite Element Analysis of Universal Test Rig onIndonesian Automated Guide TransitBagus Budiwantoro, Abdul Hakim Masyhur, Didi Rushadi

III-12

EKM-004 Rancangan dan Pengujian Alat Pirolisis Berbahan Bakar DanBahan Baku BiomassaKemas Ridhuan, Dwi Irawan, Triyono

III-19

EKM-005 Perencanaa Turbin Pembangkit Listrik Tenaga GelombangMenggunakan Teknologi Oscilating Water ColumnMenggunakan Program Ansys 6.0.Jenny Delly, Al Ichlas Imran, Baso Mursidi

III-26

EKM-006 Studi Konduktivitas Termal Batuan Area Manifestasi Air PanasNatar Sebagai Zona Outflow Sistem Panas Bumi Way Ratai,LampungKaryanto, Nandi Haerudin, Ahmad Zaenudin, Evi Muharoroh, RyanDonovan

III-34

EKM-007 Pengaruh Penambahan Etanol Pada Solar Terhadap Prestasidan Emisi Gas Buang Mesin DieselUntung Surya Dharma, Erik Tri Mahyudi

III-37

EKM-008 Pemanfaatan Bahan Alami Sebagai Material MembranPenjernih AirA.A.I.A.S. Komaladewi, I D.G. Ari Subagia

III-46

EKM-009 Komputasi Visual Basic Untuk Optimalisasi dan RedesainProses Awal Pengeringan Kopra di Usaha Koperasi BersamaKopra Putih Sonia Kabupaten PringsewuA. Yudi Eka Risano, Ahmad Suudi, Jati Wahyu Nugraha

III-50

EKM-010 Uji Pembentukan Biogas dari Sampah Organik pada BiodigesterProtableNitya Santhiarsa

III-55

EKM-011 Audit Energi dan Analisis Peluang Penghematan KonsumsiEnergi Listrik Pada bangunan Gedung Di Universitas LampungYul Martin, Muhammad Salim

III-59

EKM-012 Pengaruh kemiringan Flow Straightener Terhadap TingkatKeseragaman Aliran Gas Buang Pada Sampling PointDewi Puspitasari, Pramadhony, Ellyanie, Marwani, M. Imam A

III-69

Page 11: Seminar Nasional Energi dan Industri Manufaktur

Seminar Nasional Energi dan Industri ManufakturSIGER 2017; Universitas Lampung, 7-8 November 2017

EKM-013 Perancangan Alat Pengujian Model Turbin Air Ultra Low Headuntuk Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro(PLTMH)Jorfri Boike Sinaga, Ahmad Suudi, M. Aang Khonaifi, MiliaRahman, Sugiman

III-74

Page 12: Seminar Nasional Energi dan Industri Manufaktur

Seminar Nasional Energi dan Industri ManufakturSIGER 2017; Universitas Lampung, 7-8 November 2017

II-21

Analisis Fasilitas Wudhu Masjid di Bandar Lampung dari TinjauanErgonomis sebagai Bagian Peningkatan Kualitas Pelayanan Fasos Kota

Achmad Yahya Teguh Panuju1,*

1Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Lampung, Jl. S. Brojonegoro no. 1Bandar Lampung 35145

*[email protected]

AbstractWudu is the Islamic procedure for washing parts of the body, that is oftenly done at masjid, as a place to

do worship rituals for Muslims. Because of its frequent events, wudu process should be done in a secure andcomfort way, which must be supported by proper facilities. Facilities as referred in this case were the waterfaucet and other components around it. Design of these facilities related to ergonomics concepts, was relevant tobe discussed in order to improve services for jemaah and to reduce physical accident possibility while doingwudu. More over, in many cases, ergonomics-based design improvements addressed to better productivity andshorter process time, so it could be estimated that water used in wudu process might also be reduced. All ofthese items were claimed as parts of the city’s social facilities services to its cityzen and tourists. This articlefocuses on analyzing wudu facilities at mosques in Bandar Lampung based on ergonomics concepts. Thedimensions of the facilities were measured and compared to anthropometry databases, wudu processes at eachfacility were observed, and users of these facilities were asked about their opinion related to facilities’ comfortaspects by questionnaires. These datas were analyzed to rate the facilities’ conformity to ergonomics concepts.As results, each facility was marked with certain level of ergonomics scale and some correction notes werefound as inputs for future improvements to each masjid committee.Keywords: Ergonomics, Wudu Facilities, Design

AbstrakWudhu adalah ritual pembasuhan anggota tubuh dalam rangkaian ibadah umat Islam, yang sering

dilakukan di masjid. Karena seringnya proses ini dilaksanakan, maka proses berwudhu perlu dilakukan dalamkondisi yang aman dan nyaman, dan didukung oleh fasilitas yang memadai. Fasilitas yang dimaksud dalam halini adalah kran air dan komponen-komponen pendukung lain yang berada di sekitarnya. Desain fasilitas ini,terkait dengan konsep ergonomi, menjadi sangat relevan untuk dibahas dalam rangka untuk meningkatkanpelayanan kepada jamaah dan mengurangi risiko terjadinya kecelakaan saat berwudhu. Terlebih lagi dalambanyak kasus, perbaikan desain berdasar konsep ergonomi akan mengarah pada produktivitas yang lebih baikdan waktu proses yang lebih singkat, sehingga dapat diperkirakan bahwa air yang terpakai dalam prosesberwudhu menjadi lebih sedikit. Semua pembahasan ini dikaitkan dengan fungsi masjid yang merupakan salahsatu bagian dari pelayanan fasilitas sosial kota. Artikel ini membahas tentang analisis fasilitas wudhu dibeberapa masjid di Bandar Lampung berdasarkan konsep ergonomi. Dimensi dari fasilitas tersebut diukur dandibandingkan dengan data antropometri, observasi dilakukan terhadap keberlangsungan proses wudhu, sertapara pengguna dimintai pendapatnya mengenai kenyamanan fasilitas wudhu yang digunakan. Data-data inidigunakan untuk menilai seberapa tinggi kesesuaian desain fasilitas tersebut dengan konsep ergonomi yang ada.Sebagai simpulan, fasilitas wudhu di setiap masjid mendapatkan nilai yang menunjukkan levelnya dalam skalaergonomi, dan beberapa catatan didapatkan sebagai perbaikan di masa yang akan datang bagi masing-masingpengurus masjid.Keywords: Ergonomi, Fasilitas Wudhu, Desain

PENDAHULUAN

Masjid umum merupakan sarana ibadahbagi umat Islam, yang tidak saja digunakansebagai tempat melaksanakan ibadah, namunsering kali juga digunakan sebagai tempatberistirahat dan membersihkan diri bagi jamaah

yang mengunjunginya. Bahkan Imam AdlinSinaga (2015) menyatakan bahwa ketersediaanfasilitas yang memadai di masjid juga akanmemberikan dampak signifikan pada kondisiumat Islam, terkait dengan ketertarikan umatuntuk hadir dalam kegiatan-kegiatan di masjid.Di Bandar Lampung, ada ratusan masjid umum

Page 13: Seminar Nasional Energi dan Industri Manufaktur

Seminar Nasional Energi dan Industri ManufakturSIGER 2017; Universitas Lampung, 7-8 November 2017

II-22

yang berdiri baik yang berada di tepi jalanumum, maupun di wilayah pemukiman atauperkantoran yang terkesan lebih eksklusif,walaupun tetap bersifat terbuka terhadapjamaah umum. Masjid-masjid ini adalah bagiandari fasilitas sosial (fasos) yang merupakan asetkota Bandar Lampung, yang mana kualitaspelayanannya juga menjadi faktor kenyamanandan keamanan bagi warga kota maupunpengunjung dari luar. Kualitas dari fasilitas kotajuga sering dijadikan rujukan tentang kualitasperkembangan dari kota itu sendiri, sehinggamenjadi penting bagi pengelola kota untukmemperhatikan setiap bagian penyelenggaraanpelayanan bagi masyarakat umum (Mahardika,2013). Dengan demikian maka tentunyamenjadi penting bagi seluruh penyedia fasilitassosial untuk senantiasa memiliki orientasi kearah perbaikan kualitas pelayanan terhadappenggunanya, termasuk masjid. Terbukti bahwapengunjung yang puas terhadap layanan sebuahfasilitas baik umum maupun sosial akankembali datang sehingga meningkatkan jumlahpengunjung ke fasilitas tersebut di masa yangakan datang (Rosita, 2016).

Salah satu elemen penting yangmenentukan tingkat kenyamanan masjid adalahtempat berwudhu, yang meliputi akses ketempat berwudhu, rambu dan prasarana, sertakomponen aliran air wudhu itu sendiri. Prosesberwudhu itu sendiri adalah proses yangberulang kali dilakukan, setidaknya sesaatmenjelang pelaksanaan sholat, di mana dalamsatu waktu pelaksanaan sholat, jamaah yangmenggunakan fasilitas wudhu ini bisa mencapaipuluhan bahkan ratusan orang. Kemudahan dankeamanan dalam keseluruhan proses berwudhumenjadi poin tersendiri yang harus diperhatikanoleh pengelola atau pengurus masjid, yaitumengurangi risiko terjadinya cidera,meningkatkan pelayanan dan bahkan bisamengurangi jumlah konsumsi air yangdigunakan.

Penelitian tentang fasilitas wudhu belumbanyak dilakukan, namun beberapa darinyadapat dijadikan bahan studi lebih lanjutmengenai bahasan ini. Suparwoko (2016) telahmembuat standar dimensi untuk rancanganfasilitas wudhu dengan pertimbangan ergonomiterutama di masjid di Yogyakarta. KemudianSaktiwan (2010) pernah merancang fasilitas

wudhu yang sesuai bagi kebutuhan penggunalansia. Hasil rancangannya berupa standardimensi dan penambahan berbagai komponenyang sekiranya akan memudahkan para lansiauntuk mengambil wudhu. Qurtubi dan HariPurnomo (2015) juga dalam makalahnyamembuat rancangan fasilitas wudhu dengantempat duduk, lengkap dengan standar dimensiberdasarkan data antropometri.

Makalah ini tidak membahas padapembuatan desain baru, melainkan melakukananalisis terhadap model fasilitas wudhu yangtelah ada di beberapa masjid di kota BandarLampung. Tujuannya adalah untuk melihatseberapa baik kesesuaian antara model-modelfasilitas wudhu tersebut dengan konsepergonomi. Semakin baik kesesuaian yangdidapatkan, menandakan semakin tinggi pulapeluang kenyamanan yang dirasakan olehjamaah pengguna, yang tentunya juga menjadisalah satu faktor baiknya kualitas pelayananmasjid sebagai bagian dari fasilitas kota BandarLampung. Kalau pun ada kekurangan yangnantinya mungkin akan ditemukan, maka haltersebut dapat menjadi catatan rekomendasibagi pihak yang berwenang untuk dapatmelakukan perbaikan di masa yang akandatang.

METODE PENELITIAN

Objek PenelitianObjek yang diteliti pada penelitian ini

adalah masjid-masjid umum yang ada di kotaBandar Lampung. Sebagai sampel, jumlahmasjid yang diobservasi adalah 20 masjid,dengan ketentuan masjid tersebut memilikikarakteristik sebagai berikut:

Berada di pinggir jalan umum Digunakan oleh masyarakat dalam

kegiatan ibadah sholat 5 waktu

Metode Pengumpulan DataData-data dalam penelitian dikumpulkan

dengan cara:

a. Studi pustakaStudi pustaka dilakukan melalui penelusuranbahan-bahan bacaan yang terkait dengan

Page 14: Seminar Nasional Energi dan Industri Manufaktur

Seminar Nasional Energi dan Industri ManufakturSIGER 2017; Universitas Lampung, 7-8 November 2017

II-23

tema ergonomi dan perancangan tempatwudhu.

b. Pengukuran dimensi tempat wudhuYang dimaksud dengan dimensi tempatwudhu di sini dapat dijelaskan dalamilustrasi gambar 1. Setiap dimensi tersebutdapat mempengaruhi kenyamanan dalamproses berwudhu, yang nantinya datatersebut akan dibandingkan dengan dataantropometri. Dimensi yang diukur antaralain adalah:1) Jarak antara mulut kran dengan tembok di

belakangnya. Jarak yang terlalu pendekakan menyebabkan ketidaknyamananbagi pengguna menyulitkan pada posisimencuci tangan dan lengan, apalagi jikaarah air yang keluar tidak menuju ke arahpengguna.

2) Ketinggian kran diukur dari lantai yangsejajar dengan posisi tempat penggunaberdiri. Jika tinggi kran terlalu rendah,akan menyebabkan tubuh pengguna harusterlalu membungkuk, dan menyulitkanpengguna dalam berbagai posisi. Dansebaliknya, posisi yang terlalu tinggi akanmenyebabkan ketidaknyamanan karenapercikan air menjadi terlalu keras danluas sebarannya.

3) Jarak antara kran dengan objek diatasnya, yang biasanya berupa rak semenyang digunakan untuk meletakkanbarang. Jarak ketinggian yang terlaludekat akan membuat posisi kepalapengguna harus lebih menunduk, atauakan terbentur.

4) Jarak menyamping antara satu krandengan kran di sampingnya. Jarak yangterlalu pendek akan menyebabkanketidaknyamanan pengguna saat harusbersentuhan atau berhimpitan denganpengguna lainnya.

5) Jarak minimum di mana pengguna dapatberdiri dengan aman, dengan mulut kran.Jarak yang terlalu jauh akan membuatpengguna kesulitan menjangkau kran,atau akan menyebabkan posisi badanyang terlalu membungkuk.

Sebagai pembanding hasil pengukurandimensi, pada gambar 1 ditampilkan hasildesain fasilitas wudhu berikut dimensinyayang dibuat oleh Suparwoko (2016).

Gambar 1. Desain Fasilitas WudhuSumber: Suparwoko, 2016

c.ObservasiObservasi dilakukan dengan mengamatimodel tempat wudhu yang ada di masjid,meliputi akses menuju tempat berwudhu,rambu-rambu yang dicantumkan, sertaperalatan berwudhunya (kran, dimensi posisikran, dll). Aspek yang diperhatikan meliputiaspek keamanan, kenyamanan sertakemudahan pengguna dalam memanfaatkanfasilitas tempat berwudhu.

d.KuesionerKuesioner dilakukan terhadap jamaahpengguna fasilitas wudhu (bukan pengurusmasjid). Dengan jumlah 6 orang di setiapmasjid, terdiri dari 3 pria dan 3 wanita,sehingga total responden adalah 120 orang.Responden yang dipilih adalah yang memilikiusia 18 – 30 tahun, serta dengan tinggi badanantara 155 – 170 cm, dengan asumsi resondendengan karakter fisik yang sama akanmeminimalisir bias data hasil kuesioner yangnantinya didapat. Aspek-aspek yangditanyakan adalah mengenai kenyamanan dankemudahan yang dirasakan oleh jamaah saatmenggunakan fasilitas wudhu.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data Antropometri

Sebagai acuan dalam proses analisisergonomis model tempat wudhu, dalampenelitian ini digunakan data antropometri yangtersedia pada internet, yaitu pada situsantropometrindonesia.org. Situs ini telah

Page 15: Seminar Nasional Energi dan Industri Manufaktur

Seminar Nasional Energi dan Industri ManufakturSIGER 2017; Universitas Lampung, 7-8 November 2017

II-24

menyediakan data antropometri dari rata-rataorang Indonesia, baik pria maupun wanita, dariberbagai usia. Dengan asumsi bahwa dataantropometri masyarakat Lampung padaumumnya adalah sama dengan dataantropometri masyarakat Indonesia, maka datatersebut layak untuk dipakai. Dalam kaitannyadengan posisi berwudhu, maka dataantropometri yang perlu diperhatikan antaralain adalah: lebar bahu (bagian paling lebar daritubuh manusia) sebagai patokan jarak antarkeran, panjang lengan dan panjang telapaktangan sebagai patokan mengukur kenyamananpanjang keran, serta tinggi pinggang untukmengukur kenyamanan ketinggian keran. Datayang disebutkan dalam makalah ini adalah datarata-rata dari data antropometri pendudukIndonesia pada antropometriindonesia.org.

Hasil Pengukuran Dimensi Posisi KranWudhu

Dalam hal ini posisi kran wudhu di ke-20masjid objek penelitian diukur dan dicatatdimensinya, kemudian dimasukkan ke dalamtabel (tabel 1). Dimensi yang diukur mengacupada gambar 2, yang menjelaskan komponen a,b, c dan e. Sedangkan komponen d adalah jarakantar kran yang berdampingan.

Tabel 1. Hasil Pengukuran Dimensi Fasilitas Wudhu

Gambar 2. Keterangan Dimensi Fasilitas Wudhu

Salah satu permasalahan yang harusdijawab adalah mengenai standar ukurankenyamanan itu sendiri, karena bisa jadi sebuahdimensi nyaman bagi sekelompok pengguna,namun bisa jadi tidak nyaman bagi sekelompokpengguna yang lain, karena dipengaruhi faktorukuran tubuh, usia, kendala atau kemampuanfisik, serta jenis kelamin. Untuk membuatstandar kenyamanan diperlukan serangkaianeksperimen yang melibatkan banyak orangdengan berbagai variasi klasifikasi sebagaimanadisebutkan sebelumnya, yang mana hal tersebutbelum dilakukan dalam penelitian ini. Namunstandar ketidaknyamanan pada umumnyaberlaku sama bagi orang dengan ukurantubuh,jenis kelamin serta dalam skala umuryang sama, dengan asumsi kondisi fisik yangsehat. Maka dalam penelitian ini yang akandisorot adalah kondisi-kondisi yang secarastatistik berada di angka terendah atau tertinggi,kemudian dibandingkan dengan dataantropometri yang ada.

Hasil pembahasan tidak menghasilkanjustifikasi mutlak mengenai tingkatkenyamanan dari suatu dimensi, namun secaralogis, dimensi tertentu dapat dikatakanmemiliki peluang lebih banyak untukmenyebabkan ketidaknyamanan dibandingkandimensi lainnya. Dari data yang didapatkan,angka-angka terendah atau tertinggi darimasing-masing dimensi dibahas sebagaiberikut:a. Jarak antara kran dengan dinding di

belakangnya.Di dua masjid ditemukan jarak yang amatminim antara mulut kran dengan dinding dibelakangnya, yaitu 6 cm dan 7 cm. Denganpatokan panjang lengan dan panjang

Page 16: Seminar Nasional Energi dan Industri Manufaktur

Seminar Nasional Energi dan Industri ManufakturSIGER 2017; Universitas Lampung, 7-8 November 2017

II-25

telapak tangan adalah 45,38 cm dan 18,11cm, maka dimensi seperti ini dapatmenyebabkan kesulitan dalam beberapaposisi wudhu.

b. Ketinggian kranKisaran ketinggian kran yang diukur dalampenelitian memiliki rata-rata 83 cm. Dataterendah yang didapatkan adalah 65 cm,dan jika dibandingkan dengan dataantropometri rata-rata tinggi pendudukIndonesia dengan usia 19 – 50 tahun (priadan wanita) adalah 164,2 cm, makaketinggian kran yang terlalu rendah sepertiini memiliki peluang lebih tinggi dalammenimpulkan kesulitan bagi kebanyakanpengguna yang memiliki tinggi rata-rataatau di atasnya, karena posisi tubuhmembentuk sudut yang cenderungmemberikan rasa tidak nyaman atau bahkanberisiko menimbulkan cidera. Posisi tubuhyang dimaksud diilustrasikan pada gambar3, yang merupakan gambar di masjid dimana ketinggian kran dari lantai adalah 65cm.

Gambar 3. Ketinggian Kran Tidak Ideal

c. Jarak kran dengan objek di atasnyaTidak semua fasilitas wudhu di ke-20masjid memiliki objek di atas kran. Namundari beberapa masjid yang fasilitaswudhunya memiliki objek tersebut, adakondisi yang cukup menarik di mana di satumasjid jarak antara kran dengan objek diatasnya (rak barang) hanya 34 cm. dengantotal ketinggian antara lantai dengan objektersebut adalah 125 cm (jauh di bawah rata-

rata ketinggian pengguna), serta denganpanjang objek adalah 26 cm, makakeberadaan objek ini memberikan peluangcukup besar untuk menimbulkanketidaknyamanan kepada pengguna, karenapengguna harus cukup banyak menundukdan sangat mungkin untuk terbentur objektersebut jika tidak berhati-hati. Ilustrasi darikondisi ini dapat dilihat pada gambar 4.

Gambar 4. Ilustrasi Posisi Objek di Atas KranWudhu

d. Jarak antar kranDimensi terendah yang didapatkan padajenis data ini adalah sepanjang 45 cm, yangterdapat pada satu masjid. Jikadibandingkan dengan lebar bahu rata-ratayang terdapat pada data antropometriadalah 43,86 cm, maka kemungkinanpengguna pada saat ramai (menjelang solatJum’at misalnya) untuk saling berhimpitanmenjadi cukup besar, yang mana tentunyaakan menimbulkan ketidaknyamanan.

e. Jarak antara posisi berdiri dengan kranJarak antara posisi berdiri dengan kranbiasanya dipisahkan oleh saluranpembuangan air, yang berdasarkanrancangan Suparwoko memiliki jarak ideal30 – 40 cm. Sebagian besar fasilitas wudhuyang ada telah memenuhi kaidah ini, hanyaada 3 masjid yang memiliki jarak di atas 40cm dengan perbedaan ukuran yang tidakterlalu signifikan yaitu antara 3 – 5 cm. danberdasarkan observasi, perbedaan ukuranini tidak menjadi masalah.

Page 17: Seminar Nasional Energi dan Industri Manufaktur

Seminar Nasional Energi dan Industri ManufakturSIGER 2017; Universitas Lampung, 7-8 November 2017

II-26

Hasil Observasi dan KuesionerYang dimaksud dengan observasi di sini

adalah proses pengamatan langsung saat parajamaah pengguna menggunakan fasilitaswudhu. Jika pada pembahasan bagiansebelumnya pembahasan dibatasi pada dimensikran dan komponen dan sekitarnya, namunpada pembahasan hasil observasi pembahasanyang disajikan juga meliputi berbagai aspeklain, sebagaimana akan dipaparkan berikutnya.Untuk mendapatkan hasil analisis ergonomis,maka dibuat penetapan aspek-aspek yang perludiperhatikan dalam penelitian ini, antara lain:1. Apakah desain tempat wudhu membuat

pengguna dalam posisi yang nyaman padasaat berwudhu (tidak terlalu membungkuk,tangkai keran terlalu pendek, dll)

2. Apakah tersedia sarana untuk meletakkanbarang bawaan pengguna pada saatberwudhu

3. Apakah saluran pembuangan air wudhutersedia dengan baik (tidak memercikkanair terlalu banyak kepada pengguna, adapembatas, air tidak banyak tergenang)

4. Apakah model desain tempat wudhumemberikan ruang yang memadai agarpengguna merasa nyaman (jarak antarkeran)

5. Apakah jamaah dapat dengan mudahmengakses lokasi berwudhu (lokasi yanglandai, mudah dicari, terdapat petunjukarah, dll)

6. Apakah terdapat sarana bantuan untukmenekan tingkat risiko yang bisa terjadiseperti pegangan tangga, karpet karet, tandaperingatan, dll.

7. Apakah tersedia penerangan yang cukup ditempat wudhu

Poin – poin yang disebutkan di atas dianggapcukup mewakili aspek ergonomis pada sebuahmodel tempat wudhu.

Secara umum, berdasarkan hasil observasi,tidak ada permasalahan yang serius pada desainfasilitas wudhu di setiap masjid, danberdasarkan wawancara dengan pengurus setiapmasjid, ditemukan bahwa belum pernah terjadikecelakaan fisik serius di tempat wudhu.Dimensi posisi kran yang tidak sesuai denganstandar sebagaimana telah dibahas pada bagiansebelumnya, terlihat tidak terlalumempengaruhi kecepatan orang-orang yang

berwudhu. Namun dalam sudut pandangkenyamanan dan untuk meningkatkanpelayanan terhadap pengguna, maka ada cukupbanyak aspek-aspek yang perlu dilengkapi dandiperbaiki pada fasilitas wudhu di masjid-masjid tersebut. Berikut adalah beberapa poincatatan yang didapatkan dari proses observasidengan mengacu pada aspek-aspek kenyamanansebagaimana yang sudah ditetapkan di atas:

a. Dari 20 masjid yang menjadi objekobservasi, hanya ada 6 masjid yangmenyediakan tempat /rak barang penggunayang berada dekat dengan kran wudhu.Orang yang membawa barang berhargadan ukurannya cukup besar, tentunya tidakmerasa nyaman untuk meninggalkanbarang bawaan tanpa pengawasan,sehingga mereka tetap harus membawabarang selama berwudhu, dan hal initentunya mempengaruhi kenyamanandalam proses wudhu.

b. Ada 3 masjid yang mana fasilitasnyawudhunya memiliki ruang gerak tidakcukup luas. Sehingga pada saat masjidcukup ramai dan semua kran terpakai,maka orang-orang yang berwudhuterkesan saling berhimpitan antara satusama lainnya.

c. Sebagian besar masjid fasilitas wudhunyamasih banyak tergenang air, dan hampirtidak ada masjid yang memberikan rambuatau tanda peringatan lantai yang licin ditempat wudhu, namun sebagian besar telahmenyediakan alat bantu keamanan sepertipegangan di tangga dan karpet karet dilokasi genangan air.

d. Semua masjid telah memberikan informasiyang cukup memadai mengenai lokasitempat wudhu sehingga mudah diakses,walaupun ada 1 masjid di mana lokasitempat wudhu wanita agak tersembunyi,sedangkan penanda lokasi tidak diberikansecara memadai.Untuk menunjang hasil analisis

berdasarkan observasi, maka dilakukanpengambilan data dari jamaah menggunakanmetode kuesioner tentang fasilitas tempatberwudhu di masjid-masjid yang menjadi objekpenelitian. Hal yang ditanyakan adalahkepuasan jamaah terhadap aspek-aspek yangtelah dipaparkan di atas. Setiap aspek diberi

Page 18: Seminar Nasional Energi dan Industri Manufaktur

Seminar Nasional Energi dan Industri ManufakturSIGER 2017; Universitas Lampung, 7-8 November 2017

II-27

nilai 1 – 5, di mana nilai 5 menunjukkan bahwajamaah benar-benar merasa puas denganfasilitas wudhu yang disediakan. Kuesioner inidilakukan di setiap masjid kepada para jamaahyang baru selesai melakukan sholat di masjidtersebut. Dari 120 responden, didapatkan datasebagaimana tercantum pada tabel 2.

Tabel 2. Hasil Kuesioner Penilaian Aspek ErgonomiFasilitas Wudhu

Dari data hasil kuesioner, menunjukkankecenderungan yang kurang lebih sama denganhasil observasi maupun analisis dimensi.Namun secara umum, responden memberikannilai di atas nilai tengah / mean dari data,sehingga dapat dikatakan bahwa tingkatkesesuaian fasilitas wudhu masjid-masjid diBandar Lampung terhadap konsep ergonomisudah cukup baik, walaupun masih banyakperlu perbaikan di masa yang akan datang.

Nilai terkecil dari aspek-aspek penilaianadalah aspek kedua, yaitu keberadaan tempatmenaruh barang. Hal ini menandakan bahwamemang mayoritas masjid belummemperhatikan aspek ini. Ada beberapa masjidyang tidak memiliki rak barang khusus namunmendapat penilaian cukup baik dari responden,dikarenakan pada fasilitas wudhu tersebutdidapati tempat-tempat yang dapat difungsikansebagai tempat meletakkan barang bagisebagian jamaah pengguna,walaupun fungsiasalnya bukanlah sebagai tempat meletakkanbarang. Sedangkan aspek yang mendapatkanpenilaian tertinggi adalah kemudahan dankejelasan akses menuju tempat wudhu.

Kesesuaian antara analisis dimensi denganhasil kuesioner juga tampak di mana masjiddengan dimensi kran yang kurang idealmendapatkan nilai yang rendah. Begitu pulapada aspek keleluasaan ruang gerak, fasilitaswudhu dengan jarak antar kran yang pendek,dan tidak memiliki ruang gerak yang cukuplapang, juga mendapatkan penilaian yangrendah. Sebagian besar responden jugamemandang bahwa lebih baik jika masjidmenyediakan lebih banyak alat bantu yangdapat menekan risiko kecelakaan di tempatwudhu, seperti karpet karet dan pegangan dilokasi-lokasi tertentu. Sedangkan penerangan ditempat wudhu tidak terlalu menjadi masalahberdasarkan hasil kuesioner, karena selainsebagian besar tempat wudhu cukup terbukasehingga terang di siang hari, pihak masjid jugamenyediakan lampu penerangan yang cukupmemadai untuk aktivitas wudhu di malam hari.

KESIMPULANMasjid sebagai tempat ibadah umat Islam

di kota Bandar Lampung memiliki perananpenting sebagai fasilitas sosial, dan merupakansalah satu representasi kualitas pelayananumum kota Bandar Lampung terhadappenduduknya dan para pendatang. Keduapuluhmasjid yang dijadikan sampel dalam penelitianini adalah masjid-masjid yang berada di tengahkeramaian kota dengan jumlah jamaah yangrelatif banyak, sehingga merupakan representasidari pelayanan masjid secara umum di kotaBandar Lampung. Dari data yang didapatkanbaik melalui analisis dimensi, observasi sertakuesioner dari responden, didapatkan hasilbahwa secara umum fasilitas wudhu masjid-masjid di Bandar Lampung memilikikesesuaian cukup baik terhadap konsepergonomi, namun terdapat beberapa catatanterkait dimensi posisi kran, serta kurangnyafasilitas pendukung seperti tempat barangbawaan, karpet karet dan lainnya. Masih adaruang untuk perbaikan di masa yang akandatang, yaitu dengan memperbaiki desaindengan menggunakan acuan konsep ergonomi,serta melakukan penambahan fasilitas yangdibutuhkan oleh jamaah pengguna.

Page 19: Seminar Nasional Energi dan Industri Manufaktur

Seminar Nasional Energi dan Industri ManufakturSIGER 2017; Universitas Lampung, 7-8 November 2017

II-28

DAFTAR PUSTAKA[1] Sinaga, I. A., 2015, “Kriteria Masjid Ideal”,

Prosiding Temu Ilmiah IPLBI, Manado,available at: http://temuilmiah.iplbi.or.iddiakses pada 20 September 2017

[2] Mahardika, W., 2013, “Persepsi Masyarakatterhadap Fasilitas Sosial di Kota TangerangSelatan”, Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah danKeguruan UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

[3] Rosita, Marhanah, S. & Wahadi, W. H., 2016,“Pengaruh Fasilitas Wisata dan KualitasPelayanan terhadap Kepuasan Pengunjung diTaman Margasatwa Ragunan Jakarta”, JurnalManajemen Resort dan Leisure Vol. 13, no 1.

[4] Suparwoko, W., 2016, “Standar PerancanganTempat Wudhu dan Tata Ruang Masjid”,Experiment Findings, available athttps://www.researchgate.net/publication/289253959 diakses pada 19 September 2017

[5] Saktiwan,P., 2010, “Perancangan UlangTempat Wudhu untuk Lansia (Studi KasusPanti Wreda Dharma Bakti Surakarta)”, SkripsiFakultas Teknik Universitas Sebelas Maret,available at http://digilib.unc.ac.id diakses pada19 September 2017

[6] Qurtubi & Purnomo, H., 2015, “RancanganTempat Wudhu Duduk Ergonomis”, IndustrialEngineering National Conference Proceeding,UMS