Seminar Kewarganegaraan

14
KATA PENGANTAR Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang mana telah memberi kita taufiq dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah yang berjudul Aplikasi HAM dalam Keperawatan”. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah membimbing kita dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang benderang. Tak lupa kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya penulisan makalah ini. Semoga semua bantuan dicatat sebagai amal sholeh di hadapan Allah SWT. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi kami khususnya, dan segenap pembaca umumnya. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari berbagai pihak sangat kami harapkan untuk menuju kesempurnaan karya makalah kami selanjutnya. Semarang, Maret 2008

Transcript of Seminar Kewarganegaraan

Page 1: Seminar Kewarganegaraan

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang mana telah

memberi kita taufiq dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah

yang berjudul “Aplikasi HAM dalam Keperawatan”.

Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad

SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah membimbing kita dari

jalan kegelapan menuju jalan yang terang benderang.

Tak lupa kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya penulisan makalah ini.

Semoga semua bantuan dicatat sebagai amal sholeh di hadapan Allah SWT.

Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan

bagi kami khususnya, dan segenap pembaca umumnya. Kami menyadari bahwa

makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari

berbagai pihak sangat kami harapkan untuk menuju kesempurnaan karya makalah

kami selanjutnya.

Semarang, Maret 2008

Penulis

Page 2: Seminar Kewarganegaraan

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hak adalah tuntutan seseorang terhadap sesuatu yang merupakan

kebutuhan pribadinya sesuai dengan keadilan, moralitas dan legalitas. Setiap

manusia mempunyai hak asasi untuk berbuat, menyatakan pendapat, memberikan

sesuatu kepada orang lain dan menrima sesuatu dari orang lain atau lembaga

tertentu. Hak tersebut dapat dimiliki oleh setiap orang. Dalam menuntut suatu hak,

tanggung jawab moral sangat diperlukan agar dapat terjalin suatu ikatan

yangmerupakan kontrak sosial, baik tesurat maupun yang tersirat, sehingga segala

sesuatunya dapat memberikan dampak positif.

Semakin baik kehidupan seseorang atau masyarakat, semakin perlu pula

pemahaman tentang hak-hak tersebut agar terbentuyk sikap saling menghargai

hak-hak orang lain dan tercipta kehidupan yang damai dan tentram.

Hak-hak pasien dan perawat pada prinsipnya tidak terlepas pula dengan hak-hak

manusia atau lebih dasar lagi hak asasi manusia. Hak asasi manusia tidak tanpa

batas dan merupakan kewajiban setiap negara/pemerintah untuk menentukan

batas-batas kemerdekaan yang dapat dilaksanakan dan dilindungi dengan

mengutamakan kepentingan umum.

Kesadaran masyarakat terhadap hak-hak mereka dalam pelayanan

kesehatan dan tindakan yang manusiawi semakin meningkat, sehingga diharapkan

adanya pemberi pelayanan kesehatan dapat memberi pelayanan yang aman,

efektif dan ramah terhadap mereka. Jika harapan ini tidak terpenuhi, maka

masyarakat akan menempuh jalur hukum untuk membela hak-haknya.

Klien mempunyai hak legal yang diakui secara hukun untuk

mendapatkan pelayanan yang aman dan kompeten. Perhatian terhadap legal dan

etik yang dimunculkan oleh konsumen telah mengubah sistem pelayanan

kesehatan.

Page 3: Seminar Kewarganegaraan

Kebijakan yang ada dalam institusi menetapkan prosedur yang tepat

untuk mendapatkan persetujuan klien terhadap tindakan pengobatan yang

dilaksanakan. Institusi telah membentuk berbagai komite etik untuk meninjau

praktik profesional dan memberi pedoman bila hak-hak klien terancam. Perhatian

lebih juga diberikan pada advokasi klien sehingga pemberi pelayanan kesehatan

semakin bersungguh-sungguh untuk tetap memberikan informasi kepada klien dan

keluarganya bertanggung jawab terhadap tindakan yang dilakukan.

B. TUJUAN PENULISAN

Tujuan penulisan makalah ini adalah

1. Untuk mengetahui hak perawat dan hak pasien

2. Mengetahui dampak yang akan terjadi jika hak pasien tidak terpenuhi

3. Mengetahui solusi pemecahan masalah jika hak pasien tidak terpenuhi

Page 4: Seminar Kewarganegaraan

BAB II

PEMBAHASAN

Hak Pasien adalah hak yang dimiliki pasien untuk mendapatkan pelayanan

kesehatan secara maksimal sesuai dengan kebutuhan kesehatannya. Pada

konstitusi WHO tertulis  Health is fundamental human right mengandung arti 

kewajiban menyehatkan yang sakit dan mempertahankan yang sehat. Hal ini

melandasi pemikiran  bahwa sehat sebagai hak asasi manusia dan sehat sebagai

investasi. Dalam  UUD 1945 pasal 28A yang berbunyi “Setiap orang berhak

untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya”. Hal itu

mengimplementasikan disebutkan  bahwa setiap orang  berhak hidup sejahtera

lahir dan batin, bertempat tinggal  dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik

dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.

Hak pasien menurut Undang-Undang kesehatan nomor 23/1992 dalam BAB

penjelasan dari pasal 53 ayat 2, hak pasien meliputi :

1. Hak untuk memperoleh informasi

2. Hak untuk memberikan persetujuan

3. Hak atas rahasia kedoteran

4. Hak atas pendapat kedua

Informasi yang berhak diterima pasien antara lain informasi mengenai:

penyakit yang diderita, tindakan medik yang hendak dilakukan, informasi

obat, kemungkinan penyulit sebagai akibat tindakan tersebut dan tindakan

untuk mengatasinya, prognosanya, serta perkiraan biaya pengobatan. 

 Hak memberikan persetujuan maksudnya bahwa pasien berhak memberikan

ijin ataupun menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh dokter

sehubungan dengan penyakit yang dideritanya. Pasien juga berhak mengakhiri

pengobatan serta perawatan atas tanggung jawab sendiri setelah memperoleh

informasi yang jelas mengenai penyakitnya.

Rahasia kedokteran bisa berupa kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk

data-data medisnya, dan privasinya. Sedangkan hak mendapatkan second

opinion (pendapat kedua) memberikan kebebasan kepada pasien untuk

Page 5: Seminar Kewarganegaraan

berkonsultasi kepada dokter atau tenaga kesehatan kompeten lainnya.

Apabila pasien mendapatkan obat untuk proses terapinya, maka mereka juga

berkedudukan sebagai konsumen obat yang mendapatkan hak-haknya menurut

Undang-Undang Perlindungan Konsumen. Hak konsumen menurut pasal 5

UU Perlindungan Konsumen adalah:

1. Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam

mengkonsumsi barang dan/atau jasa

2. Hak untuk memilih barang dan/atau jasa, serta mendapatkan barang

dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi, serta

jaminan yang dijanjikan

3. Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan

jaminan barang/atau jasa

4. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau

jasa yang digunakan

5. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya

penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut

6. Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen

7. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar, jujur, serta tidak

diskriminatif

8. Hak untuk mendapatkan konpensasi, ganti rugi dan/atau penggantian,

apabila barang/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian

atau tidak sebagaimana mestinya.

Pasien yang datang ke apotek untuk membeli obat atau menebus resep, dengan

demikian memiliki hak-haknya secara hukum baik sebagai pasien maupun

sebagai konsumen. Olehkarena itu sudah menjadi kewajiban dari farmasis di

apotek untuk dapat memenuhinya, sebagaimana telah diatur dalam Undang-

Undang Kesehatan no 23/1992, yang menyatakan bahwa “Tenaga kesehatan

dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi standar profesi dan

menghormati hak pasien”.

Page 6: Seminar Kewarganegaraan

KASUS

Seorang ibu datang ke klinik bersama seorang pemuda yang berwajah tirus. Jaket

tebalnya terlihat seperti membenamkan badannya yang kurus. Wajah si ibu

tampak seperti orang yang kebingungan. Sedangkan pemuda yang selalu berada di

sisi ibu tadi tampak memandang sekeliling dengan tatapan mata yang kosong.

Mereka berdua terlihat kebingungan ketika memasuki klinik ini.

Melihat situasi yang sudah biasa terjadi ini, seorang perempuan muda berseragam

perawat datang menyambut dengan ramah sembari menanyakan maksud

kedatangan mereka berdua. Dengan sedikit ragu sang ibu menjelaskan tentang

kondisi anaknya, si pemuda yang sedari tadi masih menatap nanar dinding klinik

yang penuh dengan berbagai macam poster.

Sekilas tersirat rona keraguan dari tatapan mata si ibu sambil memandang dengan

tatapan penuh harap kepada perawat yang ramah tadi. Emosi tertahan yang

sebenarnya bergejolak di dalam pikirannya mengenai solusi terbaik yang bisa

diberikan kepada anaknya.

Si ibu mulai cair, ketika mengawali cerita tentang anaknya yang satu bulan yang

lalu dirawat di rumah sakit. Perawat mendengarkan dengan seksama semua

penuturan ibu sembari mempersilakan ibu untuk masuk dan duduk di ruangan

konsultasi yang ukurannya tidak melebihi sebuah pos kamling. Walaupun kecil,

ruangan ini cukup nyaman dengan sebuah sofa sudut dan satu unit AC setengah

PK yang menyejukkan ruangan.

Memasuki ruangan yang nyaman tersebut, tanpa ragu si ibu segera merebahkan

diri di sofa diikuti oleh anaknya yang tirus. Dengan perasaan lebih lega, si ibu

mulai menceritakan bagaimana awal mula cerita tentang anaknya.

Ibu memulai cerita ketika anaknya yang merupakan anak kost di ibukota, mulai

merasakan panas badan yang naik turun. Kejadian tersebut telah berlangsung

selama satu minggu. Sang anak kemudian berinisiatif berobat ke dokter di rumah

Page 7: Seminar Kewarganegaraan

sakit. Petugas kesehatan di sana memutuskan untuk merawat pemuda ini. Setelah

menjalani beberapa hari perawatan, kondisinya makin membaik. Namun dokter

yang merawat menaruh kecurigaan setelah melihat banyak sekali tattoo yang ada

di tubuh pemuda tirus tadi. Dugaan thypoid mulai mengarah kepada dugaan

AIDS.

Dengan kreatifitas yang tinggi, sang dokter memerintahkan perawat untuk

mengambil sampel darah pemuda tirus tadi dan membawa ke laboratorium di RS

tersebut untuk dilakukan pemeriksaan antibodi HIV. Tidak berselang lama,

hasilnya sudah keluar dan langsung diserahkan kepada dokter yang merawat.

Pada saat kunjungan pagi berikutnya, sang dokter mengatakan kepada pemuda

tirus yang masih dirawat di bangsal bahwa hasil tes antibodi HIV menunjukkan

hasil yang reaktif, artinya si pemuda tirus tadi terbukti positif HIV.

Pada saat diberikan informasi tersebut, ada beberapa kerabat dan teman yang

sedang datang berkunjung. Kontan mereka mengernyitkan dahi dan beberapa

saling berbisik. Sementara si pemuda sedang mengupas apel dengan sebulah pisau

dapur di tangan kanannya.

Bagaikan disambar geledek di siang bolong, wajah pemuda tirus ini langsung

pucat pasi. Hampir saja jari tangannya teriris pisau dapur yang sedianya untuk

mengupas apel. Wajahnya yang tirus menjadi bertambah pasi. Bingung, depresi,

frustasi marah dan banyak perasaan tidak nyaman bercampur menjadi satu

bergulat dalam benaknya.

Sang dokter segera bergegas meninggalkan bangsal, merasa tugasnya sebagai

penyampai berita telah selesai.Namun masalah belum selesai. Yang terjadi

sebenarnya adalah masalah baru saja dimulai.

Sang ibu segera membawa pemudanya pulang kembali ke kota kelahirannya di

Bandung. Perasaan bingung seorang ibu ketika menyaksikan bahwa anaknya yang

amat dia sayangi tervonis HIV sungguh amat memilukan. Namun ibu sadar,

bahwa penyesalan dan kesedihan yang berkepanjangan tidak akan menyelesaikan

masalah. Dengan tekad bulat, si ibu berusaha semaksimal mungkin mencari

Page 8: Seminar Kewarganegaraan

informasi tentang tempat layanan HIV, dan sampailah ibu dan pemuda tirus tadi

ke klinik ini.

Perawat yang ramah tadi segera memanggil dokter agar dapat melakukan

konsultasi lebih lanjut. Dokter segera datang menyambut keduanya dengan sapaan

yang melegakan. Perasaan ibu dan pemuda menjadi semakin lega.

Page 9: Seminar Kewarganegaraan

KESIMPULAN DAN SARAN

Setiap manusia memiliki HAM yang sudah ada sejak dia lahir, begitu juga

seorang pasien memiliki hak yang harus dipenuhi oleh tenaga medis, salah

satunya adalah hak untuk mempertahankan hidup, hak mendapatkan kesejahteraan

diri, serta hak untuk mengemukakan pendapatnya jika terdapat keganjalan dalam

pelayanan medis. Hak asasi yang dimiliki oleh setiap manusia khususnya pada

pasien harus dijunjung tinggi agar kesejahteraan manusia terpenuhi.

Page 10: Seminar Kewarganegaraan

APLIKASI HAM

DALAM ILMU KEPERAWATAN

Untuk Memenuhi Tugas Mata Ajar Kewarganegaraan

Dosen Pembimbing Ns. Susana Widyaningsih S.Kep

Disusun Oleh :

1. RAHAYU RAHMAWATI

2. ARIF TRI SUBEKTI

3. FITRIANA ANDARWATI

4. RISTY ARDHILA

5. VISTA ANASARI

6. MAMRIAH DARWIS

PROGAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

Page 11: Seminar Kewarganegaraan

UNIVERSITAS DIPONEGORO