Seminar Beasiswa

37
Judul : “SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PEMBERIAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA STIKOM PELITA INDONESIA”. Bidang Ilmu : Ilmu Komputer I. Pendahuluan I.1. Latar Belakang Masalah Beasiswa adalah pemberian berupa bantuan keuangan yang diberikan kepada perorangan, yang bertujuan untuk digunakan demi keberlangsungan pendidikan yang ditempuh. Pemberian Beasiswa merupakan program kerja yang ada di setiap universitas atau perguruan tinggi. Program beasiswa diadakan untuk meringankan beban mahasiswa dalam menempuh masa studi kuliah khususnya dalam masalah biaya. Pemberian beasiswa kepada mahasiswa dilakukan secara selektif sesuai dengan jenis beasiswa yang diadakan. Disetiap lembaga pendidikan khususnya universitas banyak sekali beasiswa yang ditawarkan kepada mahasiswa yang berprestasi dan yang kurang mampu. Ada beasiswa yang dari lembaga milik nasional maupun swasta. Untuk mendapatkan beasiswa tersebut maka harus sesuai dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan. Stikom Pelita Indonesia menyediakan beberapa program beasiswa, sebagai contoh yaitu Beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA), Beasiswa Bantuan Belajar Mahasiswa (BBM) yang diberikan Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) wilayah X, Setiap jenis beasiswa memiliki kriteria atau faktor bobot penilaian yang berbeda-beda. Beasiswa PPA didasarkan pada prestasi mahasiswa mulai semester ke-4 yang memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 3.00, beasiswa BBM yang memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 2.50 diperuntukkan kepada seluruh mahasiswa yang kurang mampu.

Transcript of Seminar Beasiswa

Page 1: Seminar Beasiswa

Judul : “SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI

PEMBERIAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN

METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

PADA STIKOM PELITA INDONESIA”.

Bidang Ilmu : Ilmu Komputer

I. Pendahuluan

I.1. Latar Belakang Masalah

Beasiswa adalah pemberian berupa bantuan keuangan yang diberikan

kepada perorangan, yang bertujuan untuk digunakan demi keberlangsungan

pendidikan yang ditempuh. Pemberian Beasiswa merupakan program kerja

yang ada di setiap universitas atau perguruan tinggi. Program beasiswa

diadakan untuk meringankan beban mahasiswa dalam menempuh masa studi

kuliah khususnya dalam masalah biaya. Pemberian beasiswa kepada

mahasiswa dilakukan secara selektif sesuai dengan jenis beasiswa yang

diadakan.

Disetiap lembaga pendidikan khususnya universitas banyak sekali

beasiswa yang ditawarkan kepada mahasiswa yang berprestasi dan yang

kurang mampu. Ada beasiswa yang dari lembaga milik nasional maupun

swasta. Untuk mendapatkan beasiswa tersebut maka harus sesuai dengan

aturan-aturan yang telah ditetapkan.

Stikom Pelita Indonesia menyediakan beberapa program beasiswa,

sebagai contoh yaitu Beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA),

Beasiswa Bantuan Belajar Mahasiswa (BBM) yang diberikan Koordinasi

Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) wilayah X, Setiap jenis beasiswa memiliki

kriteria atau faktor bobot penilaian yang berbeda-beda. Beasiswa PPA

didasarkan pada prestasi mahasiswa mulai semester ke-4 yang memiliki

Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 3.00, beasiswa BBM yang memiliki

Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 2.50 diperuntukkan kepada seluruh

mahasiswa yang kurang mampu.

Pada program ini tidak semua yang mendaftarkan diri sebagai calon

penerima beasiswa tersebut akan diterima, hanya yang memenuhi kriteria-

kriteria saja yang akan memperoleh beasiswa tersebut. Oleh karena jumlah

peserta yang mengajukan beasiswa banyak, serta indikator criteria yang

banyak juga, maka perlu dibangun sebuah sistem pendukung keputusan yang

Page 2: Seminar Beasiswa

akan membantu penentuan siapa yang berhak untuk mendapatkan beasiswa

tersebut.

Selama ini untuk melakukan seleksi penerima beasiswa bagian

kemahasiswaan Stikom Pelita Indonesia masih melakukannya secara manual.

Proses penyeleksian secara manual membutuhkan ketelitian dan waktu,

karena data mahasiswa akan dibandingkan dengan kriteria beasiswa satu

persatu. Oleh karena itu pada proposal ini akan diimplementasikan suatu

sistem pengambilan keputusan yang dapat membantu membuat keputusan

calon penerima beasiswa secara otomatis dengan cepat dan tepat, sehingga

dapat untuk membantu meringankan kerja bagian kemahasiswaan Stikom

Pelita Indonesia dalam menentukan calon penerima beasiwa.

Berdasarkan hal- hal yang dikemukakan diatas,maka dilakukan

penelitian dengan judul : “SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI

PEMBERIAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA STIKOM PELITA

INDONESIA”.

II. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang penelitian di atas, maka penulis dapat

merumuskan masalahnya sebagai berikut :

Pelaksanaan seleksi pemberian beasiswa pada mahasiswa Stikom Pelita

Indonesia ini perhitungannya masih dilakukan secara manual serta tidak

terkomputerisasi dengan baik,sehingga bagian kemahasiswaan mengalami

kesulitan dalam menentukan calon penerima beasiswa yang lebih layak untuk

menerima, sehingga perlu dibuatkan sebuah program aplikasi sistem

pendukung keputusan dengan menggunakan metode Analytical hierarchy

process (ahp) untuk membantu bagian kemahasiswaan membuat keputusan

dalam menentukan calon penerima beasiswa.

III. Batasan Masalah

Untuk lebih mengarah pada tujuan yang diinginkan seperti yang telah

diuraikan diatas, maka perlu batasan masalah agar tidak menyimpang dari

tujuan semula, yang mana penulis lebih memfokuskan hanya untuk seleksi

pemberian beasiswa khususnya pada Stikom Pelita Indonesia saja dan tidak

membahas pada perguruan tinggi lainnya. Pembatasan masalah ini penulis

Page 3: Seminar Beasiswa

lakukan agar didalam pemecahan permasalahannya diharapkan bisa lebih

baik karena ruang lingkupnya tidak terlalu luas, sehingga penulis bisa

melakukan pembahasan secara terperinci sesuai dengan kemapuan yang

penulis miliki.

IV. Tinjauan Pustaka

Dalam usaha meningkatkan kualitas penelitian ini diperlukan rujukan

yang sesuai. Berikut ini adalah uraian teori yang digunakan sebagai landasan

dalam melakukan penelitian ini dan pendapat para pakar dan peneliti

sebelumnya sehubungan dengan topik penelitian.

4.1 Konsep Dasar Sistem

Suatu sistem dapat didefinisikan sebagai suatu kesatuan yang terdiri

dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang berinteraksi untuk

mencapai suatu tujuan. Suatu sistem dapat terdiri dari sistem – sistem bagian

(subsistem). Misalnya sistem komputer yang terdiri dari subsistem perangkat

keras dan subsistem perangkat lunak. Subsistem – subsistem saling

berinteraksi dan saling berhubungan membentuk satu kesatuan sehingga

tujuan atau sasaran sistem tersebut dapat tercapai.

Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat defenisi berikut, dimana sistem itu

dikenal dengan dua kelompok pendekatan :

1. Kelompok pertama, menekankan sistem itu sebagai atau pada

prosedur yaitu : “Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-

prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk

melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran

tertentu”.

2. Kelompok kedua, menekankan sistem itu sebagai elemen atau

komponennya yaitu : “Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen

yang berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu”.

Adapun pengertian sistem menurut para ahli adalah sebagai berikut :

Menurut Jogiyanto HM ( 2001 : 1 ), mendefenisikan sistem: “ Suatu sistem

adalah suatu jaringan kerja dan prosedur-prosedur yang saling berhubungan,

berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau usaha untuk

menyelesaikan suatu sasaran tertentu ”.

Page 4: Seminar Beasiswa

Menurut Indrajit ( 2001 ), mendefenisikan sistem:“ Kata sistem

mengandung arti kumpulan dari komponen-komponen yang memiliki unsus

keterkaitan antara satu dan lainnya”.

Menurut pendapat Abdul Kadir (2002 : 10) dalam bukunya

Pengenalan Sistem Informasi :“ Sistem adalah sejumlah komponen yang

dapat diproses untuk mencapai suatu tujuan”.

Jadi untuk memahami sistem itu tergantung kepada segi pandang

masing-masing kita, karena kedua kelompok besar itu tidaklah bertentangan

dan malahan dapat saling memberi dukungan, baik sistem sebagai prosedur

maupun sistem sebagai komponen.

4.2 Karakteristik Sistem

Komponen-komponen atau sub sistem dalam suatu sistem tidak dapat

berdiri sendiri, semua saling berhubungan dan berinteraksi membentuk suatu

kesatuan sehingga sasaran atau tujuan sistem tersebut dapat tercapai.

Komponen-komponen ini merupakan salah satu unsur karakteristik sistem.

Untuk lebih jelasnya karakteristik sistem dapat diuraikan sebagai

berikut :

1. Komponen Sistem

Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa

sub sistem atau bagian dari sistem. Suatu sistem dapat mempunyai

suatu sistem yang lebih besar yang disebut supra sistem.

2. Batas Sistem (Boundary)

Merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan

sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya.

3. Lingkungan Luar Sistem (Environment)

Yaitu lingkungan luar sistem yang mempengaruhi operasi sistem.

Lingkungan luar sistem yang ada yang menguntungkan dan dapat juga

bersifat merugikan. Lingkungan luar sistem ada yang menguntungkan

yang merupakan energi bagi sistem, dengan demikian harus tetap

dijaga dan dipelihara sedangkan lingkungan yang merugikan harus

ditahan dan dikendalikan.

4. Penghubung sistem (Interface)

Page 5: Seminar Beasiswa

Merupakan media penghubung antara satu sub sistem dengan sub

sistem lainnya sehingga memungkinkan sumber-sumber daya

mengatur antara sub sistem.

5. Masukan Sistem (Input)

Masukan adalah energi yang dimasukan kedalam sistem. Masukan

tersebut dapat berupa : Maintenance input, energi yang dimasukan

berguna agar sistem dapat dioperasikan. Signal input, energi yang

diproses untuk didapatkan hasil keluaran atau output.

6. Keluaran Sistem (Output)

Merupakan hasil pengolahan dari masukan sistem yang dapat berupa

keluaran yang berguna dan keluaran yang tidak berguna.

7. Pengolahan Sistem

Merupakan proses pengolahan masukan menjadi keluaran yang

dibutuhkan.

8. Sasaran

Segala sesuatu yang hendak atau ingin dicapai. Suatu sistem

dikatakan berhasil apabila telah mencapai sasaran atau tujuan yang

dimaksud.

4.3 Pengertian Keputusan

Keputusan – keputusan dibuat untuk memecahkan masalah. Dalam

usaha memecahkan suatu masalah, pemecah masalah mungkin membuat

banyak keputusan. Keputusan merupakan hasil dari kegiatan memilih suatu

strategi tindakan dalam pemecahan masalah. Jadi dapat disimpulkan

keputusan adalah rangkaian tindakan yang perlu diikuti dalam memecahkan

masalah untuk menghindari atau mengurangi dampak negatif, atau untuk

memanfaatkan kesempatan.

a. Jenis – Jenis Keputusan

Menurut Herbert A. Simon, keputusan berada pada suatu rangkaian

kesatuan, dengan keputusan terprogram pada satu ujungnya dan

keputusan tak terprogram pada ujung yang lain. Oleh karena itu jenis–

jenis keputusan menurut Hebert A. Simon adalah sebagai berikut:

1. Keputusan terprogram adalah bersifat berulang dan rutin,

sedemikian hingga suatu prosedur pasti telah dibuat untuk

menanganinya sehingga keputusan tersebut tidak perlu

Page 6: Seminar Beasiswa

diperlakukan de novo (sebagai sesuatu yang baru) setiap kali

terjadi.

2. Keputusan tak terprogram adalah bersifat baru, tidak

terstruktur dan jarang konsekuen. Tidak ada metode yang pasti

untuk menangani masalah ini karena belum pernah ada

sebelumny, atau karena sifat dan struktur persisnya tak terlihat

atau rumit, atau karena begitu pentingnya sehingga

memerlukan perlakuan yang sangat khusus.

b. Kriteria Keputusan

Tujuan dari keputusan untuk mencapai target atau aksi tertentu yang

harus dilakukan. Sebelum menentukan keputusan yang akan diambil,

seorang pengambil keputusan harus mengtahui kriteria – kriteria dari

keputusan tersebut, yaitu :

1. Banyak pilihan / alternatif

2. Ada kendala atau syarat

3. Mengikuti suatu pola/model tingkah laku,baik yang terstruktur

maupun tidak terstruktur

4. Banyak input / variabel

5. Ada faktor risiko

6. Dibutuhkan kecepatan, ketepatan, dan keakuratan.

4.4 Dasar - Dasar Pengambilan Keputusan

1. Pengertian Pengambilan Keputusan

Persoalan pengambilan keputusan pada dasarnya adalah bentuk

pemilihan dari berbagai alternatif tindakan yang mungkin dipilih yang

prosesnya melalui mekanisme tertentu dengan tujuan menghasilkan

sebuah keputusan yang terbaik. Jadi Pengambilan Keputusan dapat

diartiakan sebagai suatu tindakan memilih strategi atau aksi yang

diyakini manajer (pengambil keputusan)akan memberikan solusi

terbaik atas sesuatu masalah yang dihadapi.

2. Tahap – tahap Pengambilan Keputusan :

Menurut Simon (1960), tahap – tahap pengambilan keputusan terdiri

dari :

a. Intelligence

Page 7: Seminar Beasiswa

Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari ruang

lingkup problematika serta proses pengenalan masalah. Data masukan

diperoleh, diproses dan diuji dalam rangka mengidentifikasikan

masalah.

b. Design

Tahap ini merupakan proses menemukan, mengembangkan dan

menganalisis alternatif tindakan yang bisa dilakukan. Tahap ini

meliputi proses untuk mengerti masalah, menurunkan solusi dan

menguji kelayakan solusi.

c. Choice

Pada tahap ini dilakukan proses pemilihan diantara berbagai alternatif

tindakan yang mungkin dijalankan.

d. Implementation

Hasil pemilihan tersebut kemudian diimplementasikan dalam proses

pengambilan keputusan.

Tahap – tahap pengambilan keputusan yang dijelaskan diatas dapat

digambarkan seperti gambar 1 dibawah ini :

Gambar 1. Tahap Proses Pengambilan Keputusan

4.5. Konsep Dasar Sistem Pendukung Keputusan

Definisi Sistem Pendukung Keputusan.

Konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK) dimulai pada akhir tahun

1960-an dengan timesharing komputer. Dimana untuk pertama kalinya

seseorang dapat berinteraksi langsung dengan komputer tanpa harus melalui

Page 8: Seminar Beasiswa

spesialis informasi. Baru pada tahun 1971, istilah Sistem Pendukung

Keputusan (SPK) atau Decision Support System (DSS) diciptakan oleh

G.Anthony Gorry dan Michael S. Scott Morton. SPK diciptakan karena mereka

merasa perlunya suatu kerangka kerja untuk mengarahkan aplikasi komputer

kepada pengambilan keputusan manajemen.

Pada dasarnya pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan

sistematis pada hakekat suatu masalah, pengumpulan fakta – fakta,

penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi, dan pengambilan

tindakan yang menurut perhitungan merupakan perhitungan yang paling

tepat. Sistem Pendukung Keputusan merupakan sistem informasi interaktif

yang menyediakan informasi, pemodelan dan pemanipulasian data.

Sistem Pendukung Keputusan (SPK) adalah sebuah sistem yang

dimaksudkan untuk mendukung para pengambil keputusan manajerial dalam

situasi keputusan semi terstruktur. SPK dimaksudkan untuk menjadi alat

bantu bagi para pengambil keputusan untuk memperluas kapabilitas mereka,

namun tidak untuk menggantikan penilaian mereka.

4.6 Tujuan Sistem Pendukung Keputusan

Adapun tujuan dari Sistem Pendukung Keputusan (SPK) adalah sebagai

berikut :

1. Punya kemampuan mendukung pemecahan masalah yang

kompleks

2. Bereaksi cepat terhadap situasi yang tak diharapkan pada

kondisiyang berubah .

3. Meningkatkan produktivitas dan analis

4. Belajar dan mengembangkan program baru, dengan menggunakan

pola analisis “what if” ( apabila), merupakan sarana dalam

pelatihan manajer.

5. Meningkatkan efektivitas manajerial, dengan menghemat waktu

kerja pada bidang analisis, perencanaan dan pelaksanaan.

Sistem pendukung keputusan memiliki tiga subsistem utama yang

menentukan kapabilitas SPK yaitu :

1. Subsistem Manajemen Basis Data (Data Base Management

Subsystem)

SPK membutuhkan Data Base Management System (DBMS) yang

pengelolaannya harus cukup fleksibel untuk penambahan dan

Page 9: Seminar Beasiswa

pengurangan data secara cepat serta kemampuan untuk mengelola

berbagai variasi data.

2. Subsistem Manajemen Basis Model (Model Base Management

Subsystem)

Kemampuan yang dimiliki subsistem basis model adalah :

a. Menciptakan model – model baru secara cepat dan mudah.

b. Mengakses dan mengintegrasikan model – model keputusan.

c. Mengelola basis model untuk menyimpan, membuat dialog,

menghubungkan dan mengakses model.

3. Subsistem Perangkat Lunak Penyelenggara Dialog (Dialog

Generation and Management Software)

Untuk lebih jelasnya mengenai komponen – komponen dari sistem

pendukung keputusan dapat dilihat pada gambar 2 dibawah ini :

Gambar 2. Komponen Sistem Pendukung Keputusan

4.7 Model Analytical Hierarchy Process (AHP)

AHP adalah sebuah metode memecah permasalahan yang komplek/

rumit dalam situasi yang tidak terstruktur menjadi bagian-bagian komponen.

Mengatur bagian atau variabel ini menjadi suatu bentuk susunan hierarki,

kemudian memberikan nilai numerik untuk penilaian subjektif terhadap

Page 10: Seminar Beasiswa

kepentingan relatif dari setiap variabel dan mensintesis penilaian untuk

variabel mana yang memiliki prioritas tertinggi yang akan mempengaruhi

penyelesaian dari situasi tersebut.

AHP menggabungkan pertimbangan dan penilaian pribadi dengan cara

yang logis dan dipengaruhi imajinasi, pengalaman, dan pengetahuan untuk

menyusun hierarki dari suatu masalah yang berdasarkan logika, intuisi dan

juga pengalaman untuk memberikan pertimbangan. AHP merupakan suatu

proses mengidentifikasi, mengerti dan memberikan perkiraan interaksi sistem

secara keseluruhan.

Pada dasarnya langkah langkah dalam metode ahp meliputi :

1. Menyusun hirarki dari permasalahan yang dihadapi.

Persoalan yang akan diselesaikan, diuraikan menjadi unsur-unsurnya,

yaitu kriteria dan alternatif, kemudian disusun menjadi struktur hierarki

Gambar 3. Diagram model AHP

2. Penilaian kriteria dan alternatif

Kriteria dan alternatif dinilai melalui perbandingan berpasangan. Menurut

Saaty (1988), untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala

terbaik dalam mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat

kualitatif dari skala perbandingan dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan

Page 11: Seminar Beasiswa

Intensitas Kepentingan

Keterangan

1 Kedua elemen sama pentingnya

3 Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya

5 Elemen yang satu lebih penting daripada yang lainnya

7 Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen lainnya

9 Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya

2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan-pertimbangan yang berdekatan

Selanjutnya adalah membuat tabel perbandingan prioritas setiap

elemen dengan membandingkan masing - masing elemen menjadi :

Tabel 2. Table matriks perbandingan prioritas setiap elemen.

A B C

A 1 3 5

B 0,333 1 2

C 0,2 0,5 1

Jumlah 1,533 4,5 8

Aturan pengisian tabel adalah dengan menganalisa prioritas antara

baris dibandingkan dengan kolom. Kemudian menganalisa prioritas elemen

lain dengan menggunakan persamaan matematika yang menyebutkan jika

A:B = X, maka B:A = 1/X. Jika prioritas A (baris) : B (kolom) = 3, maka prioritas

B (baris) : A (kolom) = 1/3 atau 0,333.

Langkah berikutnya adalah menentukan bobot tiap elemen dimana

nilai bobot tersebut berkisar 0 – 1 dan total bobot untuk setiap kolom adalah

1. Cara menentukan bobot tiap elemen adalah nilai prioritas pada tiap kotak

Page 12: Seminar Beasiswa

dibagi dengan penjumlahan keseluruhan angka yang ada dalam kolom yang

sama. Misalnya : bobot dari (A,A) = 1 / 1,533 = 0,652. Dengan perhitungan

yang sama bobot prioritas tabel di atas menjadi :

Tabel 3. table perhitungan bobot tiap elemen

A B C

A 0,652 0,667 0,625

B 0,217 0,222 0,250

C 0,130 0,111 0,125

Selanjutnya adalah mencari nilai bobot untuk masing-masing elemen

dengan melakukan penjumlahan setiap nilai bobot prioritas pada setiap baris

tabel dibagi dengan jumlah elemen. Berikut adalah bobot masing-masing

elemen.

A = (0,652 + 0.667 + 0,625) / 3 = 0,648

B = (0,217 + 0,222 + 0,250) / 3 = 0,230

C = (0,130 + 0,111 + 0,125) / 3 = 0,122

Kriteria Pemberian Beasiswa

Pada Stikom Pelita Indonesia proses pemberian beasiswa kepada mahasiswa

yang berhak untuk menerima dilakukan di bagian kemahasiswaan, Dalam

menentukan rancangan pemberian beasiswa ini dengan menggunakan

metode AHP, penyusunan suatu masalah ke dalam suatu hirarki merupakan

hal yang sangat mendasar.

Adapun kriteria yang menjadi dasar dalam pengambilan keputusan pada

Stikom Pelita Indonesia adalah sebagai berikut :

1. Nilai IPK (Indek Komulatif Keseluruhan).

Page 13: Seminar Beasiswa

2. Pekerjaan Orang tua.

3. Penghasilan Orang tua.

4. Jumlah saudara kandung.

5. Jumlah tanggungan orang tua.

6. Semester.

V. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Membuktikan bahwa sistem pendukung keputusan dengan

menggunakan metode ahp yang dibangun diharapkan dapat

membantu bagian kemahasiswaan dalam menentukan siapa calon

penerima beasiswa yang layak menerima beasiswa.

2. Membuktikan bahwa dengan menggunakan aplikasi sistem pendukung

keputusan dapat mempercepat dan meningkatkan kinerja dibagian

kemahasiswaan.

3. Membuktikan bahwa dengan menggunakan aplikasi ini, Stikom Pelita

Indonesia dapat menghasilkan keputusan yang tepat sasaran dalam

pemilihan calon penerima beasiswa

VI. Kontribusi Penelitian

Kontribusi penelitian sebagai berikut :

1. Mempermudah bagian kemahasiswaan dalam penentuan calon

penerima beasiswa.

2. Meningkatkan kinerja dan menghemat waktu dibagian kemahasiswaan

dalam proses penentuan calon penerima beasiswa.

3. Sebagai referensi bagi peneliti- peneliti selanjutnya yang ingin

melakukan penelitian perancangan sistem penunjang keputusan

VII. Metodologi Penelitian

Dalam merancang suatu sistem penunjang keputusan yang memenuhi

kebutuhan sesuai dengan karakteristik dan kemampuan SPK, dibutuhkan

suatu penelitian untuk mengidentifikasi data dan informasi yang dibutuhkan.

Metodologi yang umum digunakan dalam pengembangan sistem informasi

hingga saat ini adalah metode sistem development life cycle( SDLC).

Page 14: Seminar Beasiswa

SDLC adalah metodologi yang digunakan untuk mengembangkan,

memelihara, dan atau mengganti sistem informasi. Gambar berikut adalah

bagan dari SDLC yang umum di mana terdiri atas tujuh fase. SDLC juga sering

disebut metodologi ‘Waterfall’ karena lebih menyerupai air terjun. Berikut

gambar dari SDLC dengan tujuh fase :

Gambar 4. Tahap-tahap System Development Life Cycle

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam tiap tahapan dari

metode System Development Life Cycle (SDLC) yaitu :

1. Project Identification and Selection (Identifikasi dan Seleksi)

a. Mengidentifikasi proses penyaluran seleksi peserta calon yang

berhak menerima beasiswa

b. Melakukan pendataan mengenai serangkaian kriteria

keputusan,kriteria yang dicari adalah apa yang menjadi dasar

dalam pengambilan keputusan dan menentukan bobot pada setiap

criteria keputusan

Page 15: Seminar Beasiswa

c. Melakukan pengumpulan teori dan konsep yang mungkin akan

digunakan dalam tahap penelitian selanjutnya dari literatur

maupun melalui jaringan internet.

kebutuhan dari keseluruhan sistem informasi perusahaan harus

diidentifikasi, dianalisa, dijadwalkan atau diatur.

2. Project Initiation and Planning (Inisialisasi dan Perencanaan)

a. Merumuskan masalah yang dihadapi dalam penyeleksian calon

peserta penerima beasiswa yang sedang berjalan dan mencoba

mengatasi permasalahan tersebut

b. Menentukan ruang lingkup sistem yang akan dibangun.

3. Analysis (Penganalisaan)

a. Menganalisa tentang sistem yang akan dipelajari dan pilihan dari

sistem pengganti yang diusulkan. Dengan mengamati pada tempat

yang akan diteliti untuk melihat sistem yang ada, kemudian

disempurnakan, diubah ke sistem yang lebih efisien.

b. Mengembangkan sistem penunjang keputusan mengenai seleksi

peserta calon penerima beasiswa yang berhak

c. Mengidentifikasikan kebutuhan sistem baru.

4. Logical Design (Rancangan Logika)

Semua fungsi dari sistem yang telah terpilih pada tahap analisa,

dijabarkan secara terpisah dari spesifikasi komputer tertentu.

Berhubungan dengan fungsi-fungsi, spesifikasi terperinci dari semua

elemen sistem (data, proses, input, output).

5. Physical Design (Rancangan Fisik)

Merancang antarmuka yang berguna untuk mengelola basis data,

mengelola model dan memberikan informasi mengenai seleksi

penerimaan beasiswa.

6. Implementation (Implementasi)

a. Mengkodekan program dan pengetesan aplikasi sistem penunjang

keputusan.

b. Memberikan pelatihan dan pemahaman kepada pengguna akan

model yang digunakan dan aplikasi yang baru.

7. Maintenance (Pemeliharaan)

Page 16: Seminar Beasiswa

Melakukan pemeliharaan dimana setelah rancangan modul program

aplikasi digunakan pemakai, dilakukan pengawasan proses, evaluasi dan

perubahan bila diperlukan. Perubahan akan dilakukan jika terdapat

ketidak sesuaian terhadap rancangan modul program aplikasi,spesifikasi

perangkat keras, maupun para pengguna akhir(end user).

VIII. Jadwal Pelaksanaan

IX. Personalia Penelitian

1. Peneliti

a. Nama : Rita Yohana

b. Program Studi : Teknik Informatika

c. Perguruan Tinggi : STIKOM PELITA INDONESIA PEKANBARU

d. Bidang Keahlian : Ilmu Komputer

e. Waktu Penelitian : 18 Jam/Minggu

X. Perkiraan Biaya Penelitian

No ITEM JUMLAH

Page 17: Seminar Beasiswa

.

1. Bahan dan Peralatan Penelitian Rp. 500.000,-

2. Seminar Rp.250.000,-

3. Laporan Rp. 300.000,-

TOTAL Rp. 1.050.000,-

XI. Aliran Sistem Informasi yang ada

Sistem Informasi untuk Penentuan pemberian beasiswa pada Stikom

Pelita Indonesia berawal dari Ketua Stikom menerima surat keputusan

penerimaan beasiswa dari Kopertis, yang selanjutnya ketua stikom akan

menyerahkan kepada bagian Kemahasiswaan, berdasarkan surat keputusan

penerimaa beasiswa tersebut maka bagian kemahasiswaan membuatkan

informasi/pengumuman beasiswa yang akan diinformasikan ke mahasiswa.

Berdasarkan informasi tersebut maka mahasiswa meminta formulir

beasiswa ke bagian kemahasiswaan dan melakukan pengisian formulir,

formulir yang telah di isi kembali diserahkan ke bagian kemahasiswaan, yang

selanjutnya formulir beasiswa terisi tersebut akan dilakukakan penyeleksian

mahasiswa yang berhak menerima beasiswa, dari proses penyeleksian ini

menghasilkan daftar penerima beasiswa seleksi I sebanyak 2 (dua) rangkap, 1

(satu) rangkap diarsipkan 1 (satu) lagi diberikan ke mahasiswa dan dari

proses penyeleksian ini juga menghasilkan daftar mahasiswa tidak lulus

seleksi 1 (satu) rangkap untuk diarsipkan bagian kemahasiswaan.

Berdasarkan Daftar penerima beasiswa terseleksi I ini, bagian

kemahasiswaan menyerahkan formulir beasiswa dari Kopertis sebanyak 2

(dua) rangkap untuk di isi oleh mahasiswa dan selanjutnya Formulir beasiswa

terisi tersebut akan kembali diserahkan beserta fotocopy KHS dan persyaratan

lainnya ke bagian kemahasiswaan. Bagian kemahasiswaan akan melakukan

pengecekan kelengkapan data, dari proses ini menghasilkan daftar penerima

beasiswa sebanayak 3 (tiga) rangkap, 1(satu) diarsipkan bagian

kemahasiswaan , dan 2 (dua) rangkap diserahkan ke Prodi untuk divalidasi.

Bagian prodi akan mengarsipkan 1(satu) rangkap dan 1 (satu) rangkap

diserahkan ke ketua Stikom untuk divalidasi juga.

Page 18: Seminar Beasiswa

Daftar penerima beasiswa yang telah divalidasi ketua stikom tersebut

selanjutnya diserahkan ke Kopertis, dan akan melakukan pengesahan dan

menghasilkan daftar penerima beasiswa yang telah disahkan sebanyak 2(dua)

rangkap dan selanjutkan akan diserahkan lagi ke ketua stikom, ketua stikom

akan menyerahkan ke bagian kemahasiswaan untuk dibuatkan pengumuman

untuk diberikan ke mahasiswa.

Daftar penerima beasiswa yang telah disahkan ini juga diserahkan ke

bagian keu/adm untuk dilakukan pengecekan tunggakan biaya kuliah. Dari

proses pengecekan ini menghasilkan daftar tunggakan mahasiswa dan

beasiswa yang diterima. Selanjutnya dibuatkan laporan daftar tunggakan

mahasiswa, dari laporan tersebut akan dilakukan pemotongan beasiswa

sehingga menghasilkan sisa beasiswa yang diterima.

Beasiswa yang diterima dan sisa beasiswa yang diterima diserahkan

diserahkan ke mahasiswa. Dan berdasarkan beasiswa diterima dan sisa

beasiswa tersebut, bagian keu/adm membuat laporan penerimaan beasiswa

sebanyak 3 (tiga) rangkap, 1(satu) diarsipkan dan 1 (satu) rangkap untuk

diberikan ke bagian kemahasiswaan untuk diarsipkan dan 1 (satu) rangkap

lagi diberikan kepada ketua stikom.

Aspek-aspek sistem antara lain :

a. Component : bagian kemahasiswaan,bagian administrasi

b. Interrelationship : Berikut rincian hubungan interrelationship yang terjadi

:

- Bagian kemahasiswaan – bagian administrasi = penyerahan daftar

penerima beasiswa yang telah disahkan.

- Bagian administrasi – bagian kemahasiswaan = laporan

penerimaan beasiswa.

c. Boundary : Stikom Pelita Indonesia.

d. Input : formulir beasiswa,daftar penerima beasiswa.

e. Output : formulir beasisiwa terisi, daftar penerima beasiswa yg

disahkan,daftar mahasiswa tunggakan,laporan

mahasiswa tunggakan, daftar penerima beasiswa

terisi,laporan penerimaan beasiswa.

Page 19: Seminar Beasiswa

f. Interface : formulir beasiswa,fotocopy KHS.

g. Environment : Prodi, Ketua Stikom,Kopertis.

h. Constraint : memproses penerimaan beasiswa.

i. Goals : memudahkan dan mempercepat dalam pemrosesan

penerimaan beasiswa .

Page 20: Seminar Beasiswa
Page 21: Seminar Beasiswa

Gambar 5. Aliran Sistim Informasi Lama

Page 22: Seminar Beasiswa

Gambar 6. Context diagram lama

ANALISA SWOT

Istilah SWOT merupakan kependekan dari kata Strength, Weakness,

Opportunity dan threat, dimana dalam Bahsa Indonesia diartikan sebagai

kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.

1. Strenght (Kekuatan)

a. Setelah melihat aliran sistem informasi di atas, maka dapat dilihat

adanya kekuatan dari sistim infomasi yang baru yaitu; kegiatan

penentuan pemberian beasiswa yang tepat sasaran atau beasiswa

diberikan kepada yang benar-benar berhak menerimanya.

b. Dengan dibangunnya sistim pendukung keputusan untuk seleksi

pemilhan beasiswa pada STIKOM PI ini jelas dan terarah serta

ditemukan solusi yang tepat untuk mengambil keputusan yang sedang

dihadapi.

c. Dengan adanya verifikasi username dan password pada sistim

pendukung keputusan ini, sehingga pengolahan dan pengaksesan data

hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang berkepentingan dan

bertanggung jawab saja, karena proses pengambilan keputusan dapat

salahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab.

d. Terciptanya hasil seleksi yang cepat dan transparant.

Page 23: Seminar Beasiswa

2. Weakness (Kelemahan)

a. Dibutuhkan suatu perangkat lunak yang handal untuk

menyelesaikan penghitungan data untuk sistim pendukung

keputusan yang menggunakan metode AHP, sehinnga data yang

dihasilkan akurat.

b. Dibutuhkan data dan penghitungan manual yang akurat.

c. Kesalahan dalam pemasukan data, akan berpengaruh pada

keputusan yang dihasilkan.

d. Sistim pendukung keputusan pemberian beasiswa ini hanya dibisa

digunakan pada lingkungan STIKOM PI saja.

e. Sistim pendukung keputusan pemberian beasiswa ini hanya pada

sampai pada tahap penyeleksian layak atau tidak layak seseorang

mahasiswa menerima beasiswa, tidak sampai pada jumlah nominal

beasiswa yang diterima, atau sistim tidak membahas sampai pada

administrasi mahasiswa.

3. Opportunity (Peluang)

a. Sementara itu, peluang yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi

kelemahan yang ada adalah berkembangnya sistem komputerisasi

dan teknologi pada saat ini memberikan solusi bagi proses

penentuan pemberian beasiswa pada stikom pelita indonesia.

b. Penggunaan metode lain seperti Metode Fuzzy Multiple Attribute

Decision Making (FMADM) dengan metode Simple Additive

Weighting (SAW) dapat diterapkan untuk menentukan penerima

beasiswa dengan proses perangkingan yang akan meyeleksi

alternatif yang telah diberikan.

4. Threat (Ancaman)

a. Ancaman yang dihadapi STIKOM PI adalah munculnya kekecewaan

dari mahasiswa/i terhadap pemberian beasiswa yang tidak tepat

sasaran.

b. Proses-proses yang dapat dilakukan oleh sistem pendukung

keputusan biasanya tergantung juga pada kemampuan perangkat

lunak yang digunakannya.

Page 24: Seminar Beasiswa

c. Sistem pendukung keputusan ini tidak memiliki intuisi seperti yang

dimiliki oleh manusia. Karena sistem pendukung keputusan hanya

suatu kumpulan perangkat keras, perangkat lunak dan sistem

operasi yang tidak dilengkapi oleh kemampuan berpikir.

XII. Rencana Pengembangan

Dari sistem informasi yang lama maka akan dilakukan pengembangan

dengan sistem yang baru sebagai berikut :

1. Membuat context diagram baru

Page 25: Seminar Beasiswa

CD merupakan gambaran sistem secara umum yang memperlihatkan

hubungan antara entity entity serta aliran informasi dalam sebuah sistem

yang digambarkan secara logical seperti gambar dibawah ini :

Gambar 7. Context Diagram baru

2. Membuat UML

a. Usecase diagram

Diagram use case merupakan gambaran hubungan antara actor

dengan use case pada sistem yang diusulkan dari diagram ini kita

dapat melihat beberapa perbedaan dibandingkan dengan sistem yang

lama dengan sistem yang baru, dapat dilihat dalam gambar use case

dibawah ini.

Page 26: Seminar Beasiswa

Gambar 8. Use case diagram spk pemberian beasiswa

b. Activity diagram

Activity diagram menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem

yang sedang dirancang dan merupakan penjabaran dari diagram-

diagram lain tetapi perubahan yang terjadi sama dengan diagram-

diagram sebelumnya hanya saja cara penggambarannya lebih

difokuskan pada aktifitas- aktifitas pada sistem yang saling bergantung

satu sama lain.

Page 27: Seminar Beasiswa

Gambar 9. Activity diagram SPK pemberian beasiswa

c. Sequence diagram

Diagram sequence merupakan sebuah diagram yang menggambarkan

interaksi antar objek di dalam sebuah sistem dan lebih detail dalam

menggambarkan aliran data.

Page 28: Seminar Beasiswa

Gambar 10. Sequence diagram spk pemberian beasiswa

d. Class diagram

Diagram class mendeskripsikan jenis-jenis objek dalam sistem dan

berbagai macam hubungan statis yang terjadi serta menunjukkan

properti dan operasi sebuah class.

Gambar 11. Class diagram spk pemberian beasiswa

Page 29: Seminar Beasiswa

e. State diagram

Diagram state merupakan diagram yang menggambarkan behavior

yaitu perubahan state di suatu class berdasarkan event dan message

yang dikirimkan dan diterima oleh class tersebut.

Gambar 12. State diagram spk pemberian beasiswa

XIII. RANCANGAN OUTPUT

Page 30: Seminar Beasiswa

Laporan peserta seleksi calon penerima beasiswa Peningkatan Prestasi

Akademik (PPA)

Gambar 13. Rancangan output calon peserta lulus seleksi

pemberian beasiswa PPA

Laporan peserta seleksi calon penerima beasiswa

Bantuan Belajar Mahasiswa (BBM)

Gambar 14. Rancangan output calon peserta lulus seleksi

pemberian beasiswa BBM

Laporan Penerima Beasiswa Lulus Seleksi PPA dan BBM

Page 31: Seminar Beasiswa

Gambar 15. Rancangan output peserta lulus seleksi

pemberian beasiswa PPA dan BBM.

DAFTAR PUSTAKA

Page 32: Seminar Beasiswa

Irwanto, Djon, M.M. Perancangan Object Oriented Software dengan UML. Edisi I, Andi Offset, Yogyakarta, 2005.

Kusrini, M. Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan.Yogyakarta: Penerbit Andi, 2007.

Aditya, W. Sistem Pendukung Keputusan Dengan Menggunakan Metode AHP Untuk Pembelian Barang, Yogyakarta, Skripsi Ilkom FMIPA UGM, 2005.

(http://en.wikipedia.com/wiki/analytical_hierarchy_process)

(http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_pendukung_keputusan)

(http://lissoi.multiply.com/journal/item/35)