Semarang, 15 Juni 2005
-
Upload
freya-hardy -
Category
Documents
-
view
68 -
download
0
description
Transcript of Semarang, 15 Juni 2005
Oleh:Direktur Jenderal Penataan Ruang
KERANGKA PENGEMBANGAN STRATEGIS NASIONAL SEBAGAI ACUAN PENATAAN
RUANG KAWASAN TERTENTU KEDUNGSEPUR
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
SISTEM PERENCANAAN TATA RUANGSISTEM PERENCANAAN TATA RUANG
Kerangka Pengembangan StrategisKerangka Pengembangan Strategis
RTRWN RTRWP RTRWK
Sistem Perencanaan Tata Ruang Nasional
Sistem Perencanaan Tata Ruang Provinsi
Sistem Perencanaan Tata Ruang Kab/Kota
RTR Pulau, Kawasan Tertentu
Nasional,
RTR Kawasan Tertentu Prov RDTR Kab/Kota
RTR Kawasan (Nasional)
RTR Kawasan(skala
Provinsi)
RTR
Hirarki
Rencana Umum TR
Rencana Operasion
al
Rencana OperasionalTeknis
Op
era
sio
nal isasi /
tin
gkat
ked
ala
man
1. Memiliki 5 Pulau Besar, Gugus Pulau Samodra, Gugus Pulau Pantai yang keseluruhannya berjumlah lebih dari 17000, dan adanya pegunungan tinggi serta dilalui jalur patahan dan sesar;
2. Tingginya jumlah penduduk miskin (lebih dari 48 juta jiwa atau lebih kurang 23% terutama di daerah tertinggal dan perkotaan);
3. Lebarnya kesenjangan tingkat pembangunan antar wilayah secara nasional (sudah berkembang: Sumatra, Jawa, Bali ; berkembang: Kalimantan, Sulawesi, NTB; perkembagan baru: Maluku, NTT, Papua);
4. Kesenjangan tingkat pembangunan antar bagian wilayah Pulau Besar dan antar kota dan desa;
5. Angkutan pelayaran internasional dominan oleh kapal asing (>96%);
TANTANGAN (1)
6. Angkutan laut belum didukung oleh infrastruktur yang mantap (pelabuhan, galangan kapal dll);
7. Sistem perdagangan ekspor-impor melalui pelabuhan laut terjadi di wilayah Sudah Berkembang (Thn 2001, hampir 40% total volume atau US$ 42,5 billion atau 65,2% dilakukan dari Tanjung Priok, Tanjung Perak dan Tanjung Emas);
8. Interaksi perdagangan dalam negeri melalui pelabuhan laut banyak terjadi di pelabuhan besar di wilayah Sudah Berkembang (>90%) menuju ke dan berasal dari Medan, Palembang, Jakarta, Cirebon, Surabaya, Makasar dan Semarang);
9. Belum dimanfaatkannya secara penuh peluang pasar Asia Pasifik (70% pasar dunia) dan pemanfaatan 3 Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI);
10. Memiliki Pusat Pertumbuhan Ekonomi Nasional dan Internasional (PKN) dan memiliki Infrastruktur lainnya meliputi jalan lintas, listrik (SUTET) yang dominan di koridor utara Jawa, koridor pantai timur Sumatra, pada wilayah-wilayah pulau yang mengubungkan antar PKN tersebut
TANTANGAN (2)
MERUMUSKAN DAN MELAKSANAKAN
KERANGKA PENGEMBANGAN STRATEGIS(STRATEGIC DEVELOPMENT FRAMEWORK)
upaya terpadu menghadapi tantangan
Bontang
Pulau Besar
Gugus Pulau Samudra
Gugus Pulau Pantai
Pegunungan Tinggi
Kawan, Kapet, Kesr
Poros Pengembangan Startegis Global/Nasional
Poros Pengembangan Strategis Sub Regional
Poros Pengembangan Strategis Nasional
Batas Teritorial
Batas ZEE
Jalur Patahan dan Sesar Alur Pelayaran Internasional
Kota PKN
Samudera Hindia (Afrika, Australia)
Teluk Benggala, Mediteran, Samudera Hindia (Timur
Tengah, Eropa)Laut Cina Selatan
(Hongkong, Cina, Taiwan)
Laut Cina Selatan (Jepang, Korea, Filipina)
Samudera Pasifik (Jepang, Korea, Amerika, Kanada)
Samudera Pasifik (Amerika, Kanada, Amerika Latin)
Samudera Hindia (Australia, Selandia Baru)
KUALA LUMPURBANDAR SRI BEGAWAN
SINGAPORE
DILLI
Banda Aceh
Medan
Pekanbaru
Padang
Jambi
Bengkulu
Palembang
LampungJAKARTA
Bandung
Semarang
Yogyakarta
Surabaya
Denpasar Mataram
Kupang
Pontianak
Palangkaraya
Banjarmasin
Samarinda
Manado
Palu
Makasar
Kendari Ambon
Jayapura
Batam
Pangkal Pinang
Serang
Mamuju
Gorontalo Ternate
Sorong
Entikong
Malang
Pangkalan Bun
Balikpapan
Biak
Merauke
KERANGKA PENGEMBANGAN STRATEGISKERANGKA PENGEMBANGAN STRATEGISBERORIENTASI EKONOMI (INVESTASI)BERORIENTASI EKONOMI (INVESTASI)
Bontang
KERANGKA PENGEMBANGAN STRATEGISKERANGKA PENGEMBANGAN STRATEGISPEMANTAPAN TERITORIAL NKRIPEMANTAPAN TERITORIAL NKRI
Pulau Besar
Gugus Pulau Samudra
Gugus Pulau Pantai
Pegunungan Tinggi
Poros Pengembangan Strategis Sub Regional Batas Teritorial
Batas ZEE
Jalur Patahan dan Sesar
Alur Pelayaran Internasional
Kota PKN
Samudera Hindia (Afrika, Australia)
Teluk Benggala, Mediteran, Samudera Hindia (Timur
Tengah, Eropa)Laut Cina Selatan
(Hongkong, Cina, Taiwan)
Laut Cina Selatan (Jepang, Korea, Filipina)
Samudera Pasifik (Jepang, Korea, Amerika, Kanada)
Samudera Pasifik (Amerika, Kanada, Amerika Latin)
Samudera Hindia (Australia, Selandia Baru)
KUALA LUMPURBANDAR SRI BEGAWAN
SINGAPORE
DILLI
Banda Aceh
Medan
Pekanbaru
Padang
Jambi
Bengkulu
Palembang
LampungJAKARTA
Bandung
Semarang
Yogyakarta
Surabaya
Denpasar Mataram
Kupang
Pontianak
Palangkaraya
Banjarmasin
Samarinda
Manado
Palu
Makasar
Kendari Ambon
Jayapura
Batam
Pangkal Pinang
Serang
Mamuju
Gorontalo Ternate
Sorong
Entikong
Malang
Pangkalan Bun
Balikpapan
Biak
Merauke
Bontang
KERANGKA PENGEMBANGAN STRATEGISKERANGKA PENGEMBANGAN STRATEGISBERORIENTASI KESEIMBANGAN ANTAR WILAYAHBERORIENTASI KESEIMBANGAN ANTAR WILAYAH
Kawasan Tertinggal
Lintas Barat Sumatra, Lintas Selatan Jawa,Lintas Tengah Kalimantan, Lintas Papua dan Sulawesi
Orientasi Pengembangan Daerah Tertinggal
Batas Teritorial
Batas ZEE
Jalur Patahan dan SesarKota PKN
Kawasan Tertentu
KUALA LUMPURBANDAR SRI BEGAWAN
SINGAPORE
DILLI
Banda Aceh
Medan
Pekanbaru
Padang
Jambi
Bengkulu
Palembang
LampungJAKARTA
Bandung
Semarang
Yogyakarta
Surabaya
Denpasar Mataram
Kupang
Pontianak
Palangkaraya
Banjarmasin
Samarinda
Manado
Palu
Makasar
Kendari Ambon
Jayapura
Batam
Pangkal Pinang
Serang
Mamuju
Gorontalo Ternate
Sorong
Entikong
Malang
Pangkalan Bun
Balikpapan
Biak
Merauke
Estimasi % dari Penduduk UrbanEstimasi % dari Penduduk Urban1950-20301950-2030
0 20 40 60 80 100
World
Africa
Europe
North America
Latin America
Asia
2030200019751950
Urbanisasi diperkirakan akan terus meningkat sehingga pada tahun 2030, lebih dari 50% penduduk Indonesia dan Asia akan berada di daerah perkotaan.
Kebijakan Penataan Ruang (RTR Jawa-Bali)Kebijakan Penataan Ruang (RTR Jawa-Bali)Arahan Pola Pengelolaan Sistem Kota
Kawasan Tertentu adalah kawasan yang ditetapkan secara nasional mempunyai nilai strategis yang penataan ruangnya diprioritaskan (pasal 1).
Penyusunan RTRW nya dikordinasikan oleh Menteri
Arahan pengelolaannya sebagai bagian RTRW Provinsi diberikan oleh Gubernur Kepala Daerah yang bersangkutan
Pengelolaan sebagai bagian dari RTRW Kabupaten/Kota dilakukan oleh Bupati/Walikota
Pengertian Kawasan Tertentu (1)
(menurut UU 24/1992)
Dalam UU 24/1992 pasal 23 ayat (2) disebutkan
bahwa :
Rencana tata ruang kawasan tertentu dalam
rangka penataan ruang wilayah nasional
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan atau
Rencana Tata Ruang wilayah Kabupaten/Kota
yang ditetapkan dengan Keputusan Presiden.
Pengertian Kawasan Tertentu (2)
Penjelasan Pasal 23 ayat (2) Kawasan Tertentu yang dimaksud adalah kawasan yang
strategis dan diprioritaskan bagi kepentingan nasional berdasarkan pertimbangan kriteria strategis seperti tersebut dalam ketentuan Pasal 10 ayat (3), yaitu:
Nilai strategis ditentukan antara lain oleh karena kegiatan yang berlangsung di dalam kawasan:
a. mempunyai pengaruh yang besar terhadap upaya pengembangan tata ruang wilayah sekitarnya;b. mempunyai dampak penting, baik terhadap kegiatan yang
sejenis maupun terhadap kegiatan lainnya;c. merupakan faktor pendorong bagi peningkatan
kesejahteraan masyarakat dan pertahanan keamanan.
Pengertian Kawasan Tertentu (3)
Kawasan Tertentu di Jawa(menurut usulan Review RTRWN)
1.1. Kawasan Jabodetabek-Punjur (termasuk Kep. Seribu)Kawasan Jabodetabek-Punjur (termasuk Kep. Seribu)
2.2. Kawasan Pacangsanak (Pangandaran, Kalipuncang, Segara Kawasan Pacangsanak (Pangandaran, Kalipuncang, Segara Anakan, Nusakambangan)Anakan, Nusakambangan)
3.3. Kawasan KedungsepurKawasan Kedungsepur (Kendal-Demak-Ungaran-Salatiga- (Kendal-Demak-Ungaran-Salatiga-Semarang-Purwodadi)Semarang-Purwodadi)
4.4. Kawasan TN Gunung Merapi Kawasan TN Gunung Merapi
5.5. Kawasan Borobudur dsk. Kawasan Borobudur dsk.
6.6. Kawasan GerbangkertosusilaKawasan Gerbangkertosusila
Kawasan yang mempunyai skala kegiatan produksi dan /atau potensi sumber daya alam, sumber daya buatan, dan sumber daya manusia yang besar dan berpengaruh terhadap pengembangan aspek ekonomi, demografi, politik pertahanan dan keamanan, serta pengembangan wilayah sekitarnya;
Kawasan yang mempunyai skala kegiatan produksi dan/atau potensi sumber daya alam, sumber daya buatan, dan sumber daya manusia yang besar serta usaha dan/atau kegiatan berdampak besar dan penting terhadap kegiatan sejenis maupun kegiatan lain baik diwilayah bersangkutan, wilayah sekitarnya, maupun wilayah Negara;
Kriteria Kawasan Tertentu (1)(menurut RTRWN /PP 47/97 psl 5 ayat 1)
Kawasan yang memiliki faktor pendorong besar bagi peningkatan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat baik di wilayah yang bersangkutan maupun di wilayah sekitarnya;
Kawasan yang mempunyai keterkaitan yang saling mempengaruhi dengan kegiatan yang dilaksanakan di wilayah lainnya yang berbatasan baik dalam lingkup nasional maupun regional;
Kawasan yang mempunyai posisi strategis serta usaha dan/atau kegiatannya berdampak besar dan penting terhadap kondisi politis dan pertahanan keamanan nasional serta regional.
Kriteria Kawasan Tertentu (2)
LOKASI KAWASAN TERTENTU KEDUNGSEPUR
Kesenjangan pertumbuhan ekonomi di kawasan Kedungsepur antara Kota Semarang dengan Kota/ Kabupaten lainnya.
Kesenjangan perkembangan antara wilayah Kedungsepur bagian utara dengan bagian selatan.
Pemanfaatan ruang yang tidak sepenuhnya terkendali di Kota Semarang diindikasikan peningkatan luas lahan terbangun, dan kemacetan lalu lintas.
Keterbatasan ketersediaan dan kualitas sarana dan prasarana penunjang kegiatan ekonomi wilayah.
Tantangan Kawasan Tertentu Kedungsepur
terutama:
FISIK EKONOMI (Pembangunan Daerah Lebih Luas)
Pusat Pelayanan terhadap Jawa bagian Tengah, Kalimantan Bagian Barat dan Tengah
Promosi Ekonomi Kawasan Struktur Ruang dan Poros Pembangunan Kawasan Harmonisasi antara penggunaan lahan dan kebijakan sektor
transportasi SOSIAL BUDAYA (Pembangunan Partisipatif)
Studi, Perencanaan dan Pelaksanaan melalui pendekatan partisipatif Kemitraan sektor swasta
LINGKUNGAN (Pembangunan Untuk Generasi Mendatang) Desain kota yang ramah lingkungan
Konsep Perencanaan Taru Kawasan Tertentu
Kedungsepur
Menciptakan perkotaan yang hijau dan indah (25,4%) Mengembangkan kemandirian ekonomi daerah (14,1%) Mengurangi jumlah kendaraan (13,5%) Mengembangkan sistem administrasi publik fleksibel (9,2%) Mensosialisasikan sistem daur ulang (7,6%) Menciptakan landscap dengan menyesuaikan iklim
setempat (13,0%) Mempromosikan industri yang berkelanjutan (5,9%) Mengurangi fosil penggunaan bahan bakar (2,2%) Mengurangi konsumsi energi gedung-gedung dan
prasarana (6,5%) Mengendalikan iklim mikro (2,7%)
Hal Utama Yang Perlu Diperhatikan Dalam Perencanaan
Taru(lesson learned dari Maminasata)
NAD
KBI
KTI
0,000,25
0,000,00
SUMATERA UTARA
12,978,00
0,300,00
KTI
KBI
RIAU
28,897,950,48
0,00
KBI
KTI
SUMATERA BARAT
KBI
KTI
5,33
0,000,910,00
JAMBI
KTI
KBI1,42
0,37
0,00
4,37
BENGKULU
KTI
KBI0,000,000,00
0,00
PAPUA
KBI
KTI
12,15
0,00
0,00
0,30
NTT
0,85KBI
KTI
0,910,03
1,13
SUL UT
KBI
KTI
18,77
8,90
36,690,07
SUMSEL
KTI
KBI0,00
4,920,000,00
BANDAR LAMPUNG
KTI
KBI
0,00
0,00
0,530,00
KALTENG
0,00KBI
KTI
10,10
0,07
0,00 KALSEL
KTI
KBI15,03
3,62
10,30
0,48
KALBAR
KBI
KTI
38,41
38,41
0,070,00 14,53
KBI
KTI
10,57
47,30
KALTIM
25,53
SUL TENG
KBI
KTI
0,000,01
0,01
0,06
SULTRA
KBI
KTI
0,00
0,000,00
1,47
SUL SEL
0,18
0,01
KBI
KTI
9,95
46,13
0,18
0,01
MALUKU
0,00KBI
KTI
0,03
0,0014,98
JAWA BARAT
KTI
KBI35,16
0,00
0,00
0,00
1,26KBI
KTI
60,72
7,62
JAWA TENGAH
37,99KTI
KBI0,00
0,000,00
0,00
DI YOGYAKARTA
JAWA TIMUR
0,00KBI
KTI
0,498,33
61,45
KTI
KBI0,01
0,92
0,540,03
NT B
0,00KBI
KTI
0,00
0,00
BALI
0,00
KTI
KBI14,98
16,76
78,050,47
DKI JAKARTA
KTI
KBIK (%)
K (%)M (%)
M (%)
Total seluruh propinsi:-Muat/Keluar : seluruh propinsi (K)-Bongkar/Masuk : seluruh propinsi (M)
Pekalongan Demak Kudus
SEMARANGKendal
Purwodadi
Ungaran
Salatiga
Boyolali
KETERKAITAN ANTAR KOTAPKN METROPOLITAN KEDUNG SEPUR (EKSISTING)
Keluar Antar Propinsi
17 Jt
3,8 Jt1,2 Jt
1,9 Jt1,6 Jtc
1,7 Jt
1,02 Jt
1,1 Jt
1,5 Jtc
1,1 Jt
0,4 Jt
0,2 Jt
Pemalang
1 Jt0,
8 jt
Pati
Sumber: data O-D survey 2001 (tonase)
POLA PERGERAKAN DIKAWASAN TERTENTU KEDUNG SEPUR
TERIMA KASIH