SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
-
Upload
puslitbang-humaniora-dan-manajemen-kesehatan -
Category
Documents
-
view
366 -
download
4
Transcript of SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 1/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 2/335
i
SELAYANG PANDANG
RISKESDAS 2013
PROVINSI SUMATERA BARAT
Editor
Lestari Handayani
Kontributor
Lestari Handayani
Shinta Karina Yuniati
Uswatun Khasanah
Nur Lailatul Fadhilah
Andry Hartanto
Zahroh Elvikri
Diaz Adi Pradana
M. Reza Fathoni
Miftah Fawzy Sarengat
Arie Tri Sandy A
Adi Wasis P
Nadia Ayu NirmalaMuslimatul Rahma
FX. Sri Sadewo
Astri Paramarthaputri
Fransiska Sri Hartatik,
Andra Syahputra Gumilar
Galih Nur Ismiyati
Riswati
Forma Yoza
Health Advocacy Yayasan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat
Bekerja sama dengan
PUSAT HUMANIORA, KEBIJAKAN KESEHATAN
& PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 3/335
ii
SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013
PROVINSI SUMATERA BARAT
Editor:
Lestari Handayani
Kontributor:
Lestari Handayani, Shinta Karina Yuniati, Uswatun Khasanah, Nur Lailatul Fadhilah,
Andry Hartanto, Zahroh Elvikri, Diaz Adi Pradana, M. Reza Fathoni,
Miftah Fawzy Sarengat, Arie Tri Sandy A, Adi Wasis P, Nadia Ayu Nirmala, Muslimatul
Rahma, FX. Sri Sadewo, Astri Paramarthaputri, Fransiska Sri Hartatik, Andra Syahputra
Gumilar, Galih Nur Ismiyati, Riswati, Forma Yoza
@2013 Healthy Advocacy
Cetakan Pertama – Agustus 2013
Penata Letak – Lestari Handayani
Desain Sampul – Nur Lailatul Fadhilah
ISBN 9786021762622
Diterbitkan oleh:Health Advocacy
Yayasan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat
Jl. Kalibokor 2/45 Surabaya
Email: [email protected]
Bekerja sama dengan:
PUSAT HUMANIORA, KEBIJAKAN KESEHATAN & PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Jl. Indrapura 17 Surabaya
Email: [email protected]
Hak Cipta dilindungi oleh Undang-Undang
Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa
izin tertulis dari Pemegang Hak Cipta.
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 4/335
iii
KATA PENGANTAR
Riskesdas 2013 merupakan “gawe” besar Badanlitbang kesehatan
yang pelaksanaannya didistribusikan kepada 5 korwil dengan masing-
masing bertanggung jawab terhadap 5-7 provinsi. Pusat Humaniora
Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat ditunjuk sebagai
Korwil 3 dan membawahi 7 provinsi yaitu Provinsi Sumatera Barat, Jawa
Timur, Maluku Utara, Papua, Sulawesi Utara, NTB, dan Bali.
Pelaksanaan yang hampir serentak, telah menggerakkan seluruh
tenaga yang ada di satuan kerja Badanlitbangkes, mulai dari pejabat
struktural, pejabat peneliti dan seluruh staf yang ada. Riskesdas juga
melibatkan sumberdaya manusia kesehatan dari luar Badanlitbang
Kesehatan sebagai Penanggung Jawab Tehnis (PJT), Penanggung Jawab
Operasional (PJO) dan Penanggung Jawab Administrasi Logistik (PJAL)
kabupaten/kota. Enumerator sebagai tenaga lapangan yang bertugas
mengumpulkan data direkrut dari tenaga lokal di kabupaten/kota
masing-masing. Seluruh tim Riskesdas menyebar ke seluruh provinsi di
Indonesia untuk melaksanakan pelatihan enumerator (TC) danmelakukan pengumpulan data (Puldat).
Pelaksanaan kegiatan pengumpulan data sangat bervariasi sesuai
dengan kondisi geografi, kependudukan, pemukiman, budaya, sosial
ekonomi setempat. Keadaan tersebut memberikan tantangan bagi
enumerator dan PJT kabupaten/kota dan telah memicu adrenalin para
enumerator yang rata-rata masih berusia muda (duapuluhan tahun).
Permasalahan yang berbeda-beda menyebabkan penyelesaian puldatyang juga bervariasi bahkan dalam satu provinsi terjadi perbedaan waktu
penyelesaian.
Dengan telah usai dan pulang seluruh tim Riskesdas di provinsi
Sumatera Barat, maka berarti telah selesai tahap pengumpulan data.
Tahap ini belum selesai karena masih banyak tahap yang akan dilalui
sehingga nantinya tersusun hasil Riskesdas 2013 di seluruh Indonesia.
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 5/335
iv
Buku yang berisi laporan kegiatan pengumpulan data provinsi Sumbar ini
disusun untuk memberikan gambaran kegiatan puldat yang telah
dilakukan seluruh tim Riskesdas. Diharapkan tulisan ini dapat menjadi
bahan rujukan untuk kegiatan Riskesdas berikutnya ataupun rujukan bagikegiatan penelitian lainnya. Temuan, kendala dan kemudahan menjadi
bagian dari penulisan buku ini karena pada kenyataannya, pelaksanaan
Riskesdas ini tidaklah mudah. Dibutuhkan biaya besar, komitmen tinggi,
kerja keras dan cerdas, kemampuan intelektual yang baik dan
kemampuan manajerial untuk mengelolanya dari tingkat Badanlitbangkes
sampai dengan tingkat lapangan di rumah tangga yang didatangi. Tidak
lupa tantangan alam yang bervariasi, menuntut kesiapan fisik yang prima
dan kehati-hatian. Tantangan alam menjadi bagian yang harus dihadapi
khususnya enumerator dan para PJT kabupaten/kota. Kecelakaan telah
mewarnai kegiatan puldat ini, dan menjadi bagian yang tidak terlupakan
bagi yang mengalaminya.
Semoga ada manfaat yang bisa dipetik dari kegiatan Riskesdas di
Provinsi Sumatera Barat, dan tulisan ini menjadi bagian dari
pengungkapan dan penyampaian informasi lapangan.
Editor
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 6/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 7/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 8/335
vii
Terakhir, ucapan terima kasih kami kepada Kepala Badan
Litbangkes Dr. Trihono, dr., MSc yang telah memfasilitasi seluruh
kegiatan Riskesdas tahun 2013. Melalui kepemimpinan beliau,
Riskesdas ke 3 ini dapat dilaksanakan dan diselenggarakan di 33provinsi seluruh Indonesia.
Sesungguhnya keberhasilan ini tidak akan terjadi tanpa ijin
dan pertolongan dari Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Semoga Allah
memberikan keberkahan bagi semua yang terlibat dalam kegiatan
Riskesdas 2013. Amin.
Surabaya, 17 Agustus 2013
PJT Provinsi Sumatera Barat
Dr. Lestari Handayani, dr., M.Med(PH)
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 9/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 10/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 11/335
x
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 305
DAFTAR PUSTAKA 307
LAMPIRAN Foto kegiatan
SK Tim Riskesdas 2013 Provinsi Sumatera Barat
310
314
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 12/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 13/335
xii
Tabel 4.17.3. Wilayah Puskesmas dan Kelurahan tempat BS
terpilih, Bukit Tinggi, Riskesdas 2013
254
Tabel 4.17.4. Pembagian Lokasi BS Masing-masing Tim
Enumerator, Bukit Tinggi, Riskesdas 2013
255
Tabel 4.17.5. Jadwal Penyelesaian Puldat , Bukit Tinggi,Riskesdas 2013
257
Tabel 4.17. 6. Jumlah Rumah Tangga dan Individu yang
Berhasil Dilakukan Pendataan di 19 BS, Kota
Bukit Tinggi, Riskesdas 2013
258
Tabel 4.18. 1. Kelurahan Lokasi BS yang menjadi Sampel
Penelitian, Payakumbuh, Riskesdas 2013
266
Tabel 4.20.1. Hasil Pengumpulan Data di provinsi Sumbar,
Riskesdas 2013
302
Tabel 4.20.2 . Pembiayaan puldat setiap kabupaten/kota,
Sumbar. Riskesdas 2013
303
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 14/335
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Tas Survei robek akibat kualitas kurang bagus dan
beban berat
10
Gambar 2.2. Temuan bahan antiseptik yang sudah
kadaluwarsa
10
Gambar 2.3. Kuesioner dalam map 11
Gambar 2.4. Menggunakan tali rafia untuk menggantikan
benang tali pengikat kuesioner yang kurang (foto
kiri); Pembuatan nomor untuk ditempelkan di
rumah responden yang akan dikunjungi (fotokanan).
12
Gambar 2.5. Beberapa seragam lapangan diadakan secara
mandiri oleh enumertaor dan PJT kab/kota
13
Gambar 2.6. Tumpukan alat dan bahan biomedis (foto kiri);
pengambilan darah (foto kanan)
16
Gambar 2.7. Entry data setelah selesai wawancara 16
Gambar 3.1. Peta Provinsi Sumatera Barat 20
Gambar 3.2. Masjid banyak dijumpai di Sumbar 23
Gambar 3.3.Gambar 3.4.
Pantai Teluk BayurPerbukitan, sungai dan laut
2626
Gambar 4.1.2. Pengukuran Mata oleh Tim Sikakap di Dusun
Pinatetek, Sikakap
33
Gambar 4.1.3. Pantai Berdinding Cadas Jalan Masuk ke Dusun
Kaleak, Sanggalubek
35
Gambar 4.1.4. Kondisi jalan yang relatif baik (Polaga-Pinatetek) 37
Gambar 4.2.1. Enumerator yang sudah selesai wawancara
melakukan entry data (foto kiri). Wawancararesponden yang berjualan minuman (Foto kanan)
46
Gambar 4.2.2. PJT kabupaten Pesisir Selatan mengalami patah
tulang saat bertugas
52
Gambar 4.3.1. Siap menuju lapangan 65
Gambar 4.3.2. Pemeriksaan telinga 65
Gambar 4.3.3. Pemeriksaan gigi 58
Gambar 4.4.1. Menuju rumah responden melewati sawah 77
Gambar 4.4.2. Menyeberangi sungai menuju rumah responden 78
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 15/335
xiv
Gambar 4.5.1. Pengambilan darah di BS Biomedis 94
Gambar 4.5.2. Jalanan rusak dan berlumpur 95
Gambar 4.6.1. Pemeriksaan telinga 111
Gambar 4.6.2. Melewati pematang sawah menuju rumah
responden
112
Gambar 4.7.1. Kartu Izin memasuki jorong, Kabupaten Agam
hanya berlaku sampai sore hari
118
Gambar 4.8.1. Memanfaatkan masjid sebagai laboratorium
lapangan
139
Gambar 4.9.1. Peta Kabupaten Pasaman 144
Gambar 4.9.2. Enumerator dengan seragam nasional dan lokal 148
Gambar 4.9.3. Menuju daerah sulit 193
Gambar 4.10.1. Peta Kabupaten Solok Selatan 155Gambar 4.10.2 Tim Riskesdas menembus persawahan luas yang
terbentang di Solok Selatan
158
Gambar 4.10.3 Pojok sinyal hp, hanya di lemari ini (Foto kiri);
Enumeator makan gadang di posko bisa
menelpon (Foto kanan)
175
Gambar 4.10.4. Di areal kebun teh 176
Gambar 4.11.1 Enumerator melakukan wawancara 185
Gambar 4.11.2. Supervisi PJT Prov. Saat puldat di rumah
responden yang berada di tengah perkebunankaret
186
Gambar 4.12.1. Supervisi PJT Provinsi di Pasaman Barat 194
Gambar 4.12.2. Pemeriksaan gigi oleh enumerator 207
Gambar 4.13.1. Wawancara dengan responden pembuat kuwe,
Kota Padang
214
Gambar 4.13.2. Suasana ruang tunggu puskesmas untuk
pengambilan sampel
215
Gambar 4.13.3. Tetap semangat diambil darah meskipun duduk di
kursi roda
215
Gambar 4.13.4. Wilayah kota Padang termasuk persawahan 215
Gambar 4.15.1. Kota Sawah Lunto dilihat dari Puncak Cemara 226
Gambar 4.15.2. Menuju rumah responden di perbukitan yang
harus ditempuh dengan jalan kaki (foto kiri) dan
bekas tambang batubara (foto kanan), Kota
Sawah Lunto, Riskesdas 2013
228
Gambar 4.16.1 Suasana kota Padang Panjang 240
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 16/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 17/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 18/335
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Badan Litbang Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, melaksanakan
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 di seluruh wilayah Indonesia (33
Provinsi , 497 kabupaten/kota) mencakup sekitar 300.000 rumah tangga
yang tersebar dalam 12.000 blok sensus. Riskesdas merupakan riset
Nasional, berbasis komunitas untuk menilai keberhasilan pelaksanaan
pembangunan jangka menengah 2010-2014. Selain itu sebagai sarana
untuk mengevaluasi perkembangan status kesehatan masyarakat
Indonesia di tingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota dalam enam
tahun terakhir. Termasuk masalah spesifik di setiap kabupaten/kota,
perkembangan faktor-faktor yang mempengaruhi status kesehatanmasyarakat di setiap tingkat wilayah pemerintahan, dan perkembangan
upaya pembangunan kesehatan di tingkat nasional, provinsi dan
kabupaten/kota.
Kegiatan Riskesdas dimulai sejak Januari sampai dengan Desember
2013. Tahapan kegiatan dilakukan sebelum pada akhirnya dilakukan
pengumpulan data di tingkat Rumah Tangga. Master of Trainer (MoT)
telah dilaksanakan pada bulan Pebruari 2013 di Cisarua secara Nasional
untuk melatih Master Trainers yaitu Penanggung Jawab Tehnis Provinsi.
Dilanjutkan Training of Trainers (TOT) pada bulan Maret 2013
dilaksanakan di setiap Korwil. Provinsi Sumatera Barat termasuk dalam
lingkup wilayah tanggung jawab Korwil 3 yang pelaksanaannya dilakukan
oleh Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat (PHKKPM). TOT untuk Korwil 3 telah dilaksanakan 19-28
Maret 2013 di Surabaya dan telah melatih seluruh Penanggung Jawab
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 19/335
2
Tehnis (PJT) kabupaten/kota dari 7
tanggung jawab PHKKPM atau kor
termasuk 19 orang PJT Kab/kota yang a
Sumatera Barat.Sebagai kelanjutan TOT adalah T
335 orang enumerator sebagai pen
Sumatera Barat (Sumbar). Pelatihan
kabupaten/kota pada tanggal 19 sam
Padang. Para enumerator yang direkr
masing kabupaten/kota setelah dilatih
asal bersama denga PJT kabupaten/kot
data (puldat). Data Riskesdas 2013 dik
dengan akhir Juni 2013 oleh enume
masing.
Dengan usainya
kegiatan pengumpul-
an data di seluruh
kabupaten dan kota
di provinsi Sumatera
Barat maka puldat
Riskesdas 2013 telah
selesai. Data kese-
hatan masyarakat
maupun data bio-
medis telah berhasil
dikumpulkan. Perjalanan panjang enu
dengan tetesan keringat, kenangan m
dari keberhasilan penyelesaian kegiat
mengungkap kejadian yang terjadi di
2013 di Sumbar. Kejadian secara
Riskesdas dilaporkan oleh para PJT
langsung dan penanggung jawab pel
kabupaten/kota.
provinsi yang berada di bawah
il 3. Diantara PJT yang dilatih
kan bertanggung jawab di Provinsi
raining Centre (TC) untuk melatih
umpul data di seluruh provinsi
dilakukan oleh 19 orang PJT
ai dengan 28 April 2013 di kota
ut oleh Dinas Kesehatan masing-
dikembalikan ke kabupaten/kota
a untuk melakukan pengum-pulan
umpulkan pada awal Mei sampai
rator di kabupaten/kota masing-
erator, PJT kab/kota yang penuh
nis maupun duka menjadi bagian
an ini. Tulisan ini disusun untuk
balik keberadaan data Riskesdas
terperinci tentang pelaksanaan
kabupaten/kota sebagai pelaku
ksanaan puldat secara tehnis di
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 20/335
3
Diharapkan dengan adanya tulisan ini yang dirangkai berdasar
laporan pengumpulan data yang disusun oleh PJT kabupaten/kota dapat
menjadi bahan kajian dan telaah dari kegiatan Riskesdas khususnya pe-
ngumpulan data. Penga-laman PJT yang telah mengawal pelaksanaanpuldat di seluruh kabupaten kota seluruh provinsi Sumbar merupakan
pelajaran berharga bagi riset nasional ke depan. Pengalaman tersebut
diharapkan juga bermanfaat bagi para PJT kabupaten/kota yang
merupakan tenaga kesehatan yang masih “fresh” dengan memberikan
wawasan kondisi kesehatan masyarakat, pengalaman sebagai manajer
lapangan dan tehnis survei kesehatan, memahami sosial budaya yang
berbeda dari daerah asalnya, dan tidak kalah pentingnya dapat
menikmati keindahan alam Sumatera Barat.
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 21/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 22/335
5
BAB 2
BAHAN DAN CARA
2.1 Responden dan Kegiatan
Pengumpulan data dengan sasaran sampel adalah Rumah Tangga
(RT) dan Anggota Rumah Tangga (ART) yang terpilih sebanyak 407 BS
(Blok Sensus) yang disampling oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Penentuan unit sampel berdasar bangunan sensus (bangsen) yang
selanjutnya dilacak RT dan individu yang ada dalam RT tersebut. Masing-
masing BS terdiri dari 25 RT dan masing-masing RT diperkirakan rata-rata
terdapat 4,5 individu. Perkiraan jumlah RT yang diwawancara di seluruh
Sumbar adalah 10.175. Pengumpulan data kesehatan masyarakat
dilakukan diseluruh 19 kabupaten kota di provinsi Sumbar dengan jumlah
BS yang bervariasi sesuai hasil penghitungan sampel yang dilakukan olehBPS.
Pengumpulan data kesehatan masyarakat dilakukan dengan
enumerator melakukan kunjungan rumah dan dilakukan wawancara
menggunakan panduan kuesioner yang terdiri dua macam yaitu
kuesioner rumah tangga dan kuesioner individu. Responden yang
diwawancara adalah seluruh anggota rumah tangga sesuai kriteria yang
ditetapkan dan kepala keluarga. Selain dilakukan wawancara juga
dilakukan pengukuran fisik (tinggi badan, berat badan, tekanan darah,lingkar perut, lingkar lengan atas) serta melakukan pemeriksaan fisik (gigi,
mata, telinga).
Data biomedis hanya dikumpulkan di 4 (empat) kabupaten/kota
yaitu kota Padang, kabupaten Lima Puluh Kota, Pasaman Barat dan Tanah
Datar dengan jumlah BS biomedis masing-masing secara berurutan
adalah 7, 5, 6, dan 4 BS. Pengumpulan data biomedis dilakukan dengan
mengambil sampel darah responden terpilih di laboratorium lapangan
dan dilakukan pemeriksaan serta pengiriman sampel biomedis.
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 23/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 24/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 25/335
8
dengan selesai adalah 50 hari dengan diawali persiapan dan diakhir
pengepakan kuesioner sehingga berkisar antara 49-57 hari kerja PJT.
Sedangkan untuk hari kerja enumerator rata-rata berkisar antara 44-56
hari kerja. Secara terperinci pelaksanaan dan lama hari kerja PJT,
enumerator serta tanggal penyelesaian puldat tertuang dalam tabel 2.1.Lama penyelesaian dipengaruhi oleh beban kerja (jumlah BS dan BS
biomedis), jumlah tim dan keadaan geografi serta luas wilayah kerja.
Tabel 2.1. Jumlah BS, Jumlah Tim Enumerator menurut Kabupaten/Kota,
Provinsi Sumatera Barat, Riskesdas 2013
N0 Kabupaten/Kota
Total
BS
Jml BS
Biomed
Jml
Tim
Hari
kerjaEnum
Hari
KerjaPJT
Tgl
Selesai
1 Solok Selatan 19 - 3 51 54 21/6
2 Kota Payakumbuh 19 - 3 48 52 19/6
3 Kota Sawahlunto 16 - 3 46 52 19/6
4 Kota Padang 30 7 5 56 57 24/6
5 Agam 27 - 4 50 54 21/6
6 Lima Puluh Kota 24 5 4 55 57 24/6
7 Pasaman Barat 24 6 4 56 57 24/6
8 Dharmasraya 22 - 4 50 54 21/69 Pesisir Selatan 26 - 4 52 55 21/6
10 Tanah Datar 24 4 4 55 57 24/6
11 Kota Solok 16 - 3 44 52 19/6
12 Solok 24 - 4 50 55 21/6
13 Kep. Mentawai 18 - 3 50 52 19/6
14 Kota Bukittinggi 19 - 3 48 52 19/6
15 Padang Pariaman 24 - 4 48 54 21/6
16 Sijunjung 21 - 3 50 54 21/6
17 Pasaman 22 - 4 48 49 16/6
18Kota Padang
Panjang
14 - 2 44 50 19/6
19 Kota Pariaman 18 - 3 44 52 19/6
TOTAL 407 22 64
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 26/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 27/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 28/335
11
- Handscoen/sarung tangan 2 dos
- Masker 2 dos
- Antiseptic descosept 3 buah
- Kaca mulut non disposable + wadah 4buah
- Tissue gulung 2 buah- Tas pengukur tinggi badan 1buah
- Cairan pembersih kacamulut 1 buah
- Tas ransel alat 1 buah
- Cairan iodium test 2 buah
- Baterai timbangan berat badan digital 3 buah
- Baterai ukuran A2 12 buah
b.
Kuesioner (jumlah sesuai BS yang harus diselesaikan)- Map
- Informed Consent (Persetujuan setelah Penjelasan=PSP)
- Kuesioner Rumah Tangga
- Kuesioner Individu
- Kartu Hasil
- Tambahan Kuesioner Blok IV
- Tambahan Lembar Kuesioner Kesehatan Reproduksi
- Tali Pengikat Kuesioner
c. Bahan Kontak
Bahan kontak berupa uang diberikan sebagai pengganti waktu
yang diluangkan kepada responden yang bersedia diwawancara,
diukur dan diperiksa (data Kesehatan masyarakat) dan bersedia
diambil sampel biomedisnya. Besaran bahan kontak untuk setiap
Gambar 2.3.
Kuesioner dalam map
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 29/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 30/335
13
2.4.2 Alat dan Bahan Pengumpulan Data Biomedis
Bahan dan Alat untuk pemeriksaan biomedis terdiri dari set Alat
Laboratorium Lapangan sejumlah 12 set yang dibagi untuk 4 kabupaten
/kota, formulir BM, set Bahan Pengambilan Spesimen Biomedis dan
Laboratorium Lapangan sejumlah 22 untuk 22 BS
a. Alat Laboratorium Lapangan
b. Formulir BM
c. Bahan Pengambilan Spesimen Darah dan Urin Biomedis
d. Bahan Pembuatan Hapusan Tebal Malaria
e. Bahan Laboratorium Lapangan
f. Bahan Pengiriman Spesimen ke Pusat
g. Bahan kontak. Bagi responden yang bersedia diambil sampel
biomedis (darah) mendapat bahan kontak sebesar
Rp.35.000,- per orangh. Kuitansi Bahan Kontak
Daftar Bahan dan Alat Biomedis
- Form BM 01-04 (mobile)
- Stiker ART (mobile)
- Kartu Hasil Pemeriksaan Darah (salin dari BM 04)
Gambar 2.5.
Beberapa seragam lapangan diadakan secara mandiri olehenumerator dan PJT kab/kota
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 31/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 32/335
15
- Air kemasan 330 ml
- gelas plastik dan penutupnya 300 ml
- Stiker waktu
Tahap Pemisahan Serum dan Pewarnaan
- Giemsa Stock 50 ml - Botol semprot berisi air
- Cryotube 4,5 ml - Pipet Pasteur steril
- Air Mineral 600 ml (mengencerkan
Giemsa)
- Tissue ( dipakai juga untuk
pengambilan dan
pemeriksaan darah)
- Tabung centrifuge 15 ml - Sentrifuge Portable
- Nampan plastik (30 cm x 40 cm) - Cold Box
- Rak pewarnaan - Ice Pack (warna merah
atau putih)
Tahap Pengepakan Spesimen Serum dan slide Malaria (ke BTDK)
- Steroform Box - Termometer
- Storage box 4,5ml - Kotak slide
- Cold box (12 lt) - Kertas tissue gulung
- Ice Pack - Lakban
- Gel Pack - Form BM 01-05
- Kardus coklat bersablon alamat Termometer
Tahap Pengepakan Slide Malaria (ke UPT)
- Kotak slide - Form BM 02 dan BM 05
- Kardus coklat seukuran kotak
slide bersablon alamat- Kotak kardus botol urin/air
ukuran (p x l x t): 22,5 x 9 x 9
- Kertas tissue gulung - Masker
- Lakban - Sarung tangan
- Gunting - Tissue
- Tahap Pengepakan Urin, Air, - Stiker tanda panah dan mudah
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 33/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 34/335
17
Tabel 2.2 Kebutuhan kuesioner, formulir dan alat . Provinsi Sumbar,
Riskesdas 2013
N0 KAB/KOTATim
gigi
PSP
Kues Kesmas BIOMEDIS
RT IND BS
Alat
set
Form
Biom
Stiker
RT
Stiker
IND
Wadah
Urin
Wadah
Air
1 Solok Selatan 3 475 475 2375
2 Kota Paya Kumbuh 3 475 475 2375
3 Kota Sawahlunto 2 400 400 2000
4 Kota Padang 4 750 750 3750 7 3 788 175 788 350 21
5 Agam 4 675 675 3375
6 Pesisir Selatan 4 650 650 3250
7 Pasaman Barat 4 600 600 3000 6 3 675 150 675 300 18
8 Dharmasraya 3 550 550 2750
9 Lima Puluh Kota 4 600 600 3000 5 2 563 125 563 250 15
10 Tanah Datar 4 600 600 3000 4 2 450 100 450 200 12
11 Kota Solok 2 400 400 2000
12 Solok 3 600 600 3000
13 Kep. Mentawai 2 450 450 2250
14 Kota Bukit Tinggi 2 475 475 2375
15 Padang Pariaman 3 500 500 2500
16 Sijunjung 3 525 525 2625
17 Pasaman 3 550 550 2750
18Kota PadangPanjang
1 350 350 1750
19 Kota Pariaman 2 450 450 2250
TOTAL 56 10.175 10.175 50.875 22 10 2476 550 2476 1100 66
Prosedur Kerja
a. Tahap Persiapan Lapangan
Tahap ini dilakukan setelah TC di masing-masing kabupaten/kota.Berupa rapat koordinasi ulang antara PJT kabupaten, PJO
kabupaten, PJAL kabupaten dan enumerator, persiapan surat
perijinan, surat tugas enumerator, penunjuk jalan, peta dari BPS,
posko, tempat tinggal PJT dan enumerator, pembagian alat dan
kuesioner, dll.
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 35/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 36/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 37/335
20
Provinsi ini terletak di pesisir barat bagian tengah pulau Sumatera dengan
luas daratan 42.297,30 km² yang dari luas tersebut, lebih dari 45,17%
merupakan kawasan yang masih ditutupi hutan lindung. Garis pantai
provinsi ini seluruhnya bersentuhan dengan Samudera Hindia sepanjang
2.420.357 km dengan luas perairan laut 186.580 km² termasukdidalamnya adalah Kepulauan Mentawai.
Sumatera Barat merupakan salah satu daerah rawan gempa di
Indonesia yang disebabkan letaknya berada di jalur patahan
Semangko tepat di antara pertemuan dua lempeng benua besar,
yaitu Eurasia dan Indo-Australia. Gempa bumi besar yang terjadi akhir-
akhir ini di Sumatera Barat di antaranya adalah Gempa bumi 30
September 2009 dan Gempa bumi Kepulauan Mentawai 2010. Gempa
kecil sering terjadi di Sumatera.
Gambar 3.1.
Peta Provinsi Sumatera Barat
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 38/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 39/335
22
NoNama
Kabupaten/Kota
Jumlah Penduduk* (SP 2010)Luas (Ha)**
Laki-laki Perempuan Total
09 Pasaman 125 249 128 050 253 299 223.230
10 Solok Selatan 72 568 71 713 144 281 335.430
11 Dharmasraya 98 892 92 530 191 422 394.76312 Pasaman Barat 184 022 181 107 365 129 388.777
71 Kota Padang 415 315 418 247 833 562 69.496
72 Kota Solok 29 359 30 037 59 396 5.764
73 Kota Sawah Lunto 28 161 28 705 56 866 27.345
74 Kota Padang Panjang 23 369 23 639 47 008 2.300
75 Kota Bukittinggi 53 845 57 467 111 312 2.524
76 Kota Payakumbuh 57 894 58 931 116 825 8.034
77 Kota Pariaman 38 922 40 121 79 043 7.336
Prov. Sumatera Barat 2 404 377 2 442 532 4 846 909 4.229.730*Sumber Data: BPS 2010 SP 2010 ** Sumber Data: BPS 2011
Suku bangsa
Mayoritas penduduk Sumatera Barat merupakan suku
Minangkabau. Di daerah Pasaman selain suku Minang berdiam pula suku
Batak dan suku Mandailing. Suku Mentawai terdapat di Kepulauan
Mentawai. Di beberapa kota di Sumatera Barat terutama
kota Padang terdapat etnis Tionghoa, Tamil dan suku Nias dan di
beberapa daerah transmigrasi seperti di (Sitiung, Lunang Silaut, Padang
Gelugur dan lainnya) terdapat pula suku Jawa. Sebagian di antaranya
adalah keturunan imigran berdarah Jawa dari Suriname yang memilih
kembali ke Indonesia pada masa akhir tahun 1950-an. Oleh Presiden
Soekarno saat itu diputuskan mereka ditempatkan di sekitar daerah
Sitiung. Hal ini juga tidak lepas dari aspek politik pemerintah pusat pasca
rekapitulasi PRRI di Provinsi Sumatera Barat yang juga baru dibentuk saat
itu. Selain itu juga terdapat beragam suku nusantara lainnya yang masukpasca kemerdekaan sebagai perantau dan pekerja di berbagai bidang.
Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam keseharian ialah bahasa daerah
yaitu Bahasa Minangkabau yang memiliki beberapa dialek, seperti dialek
Bukittinggi, dialek Pariaman, dialek Pesisir Selatan, dan dialek
Payakumbuh. Di daerah Pasaman dan Pasaman Barat yang berbatasan
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 40/335
dengan Sumatera Utara, ditutur
Melayu dialek Mandailing. Semen
digunakan Bahasa Mentawai.
Agama
Islam adalah agama may
penduduk Sumatera Barat, yang
Minangkabau. Selain itu ada j
terutama ada di kepulauan Ment
juga yang beragama Budha sekita
dianut oleh penduduk bukan oran
Tempat ibadah di Sumat
dan musala. Masjid terbesar adal
Padang yang saat ini pembangun
sedangkan masjid tertua di antara
Padang dan Masjid Tuo Kayu Ja
Minangkabau mendominasi baik
Raya Sumatera Barat memiliki
ukiran Minang sekaligus kaligrafi
terdiri dari beberapa tingkatan yacekung.
dan kota
Ga
Masjid banya
23
kan juga Bahasa Batak dan Bahasa
ara itu di daerah kepulauan Mentawai
ritas yang dipeluk oleh sekitar 98%
kebanyakan pemeluknya adalah orang
ga yang beragama Kristen, mereka
awai yaitu sekitar 1,6%. Selain itu ada
r 0,26%, dan Hindu sekitar 0,01%, yang
Minangkabau.
era Barat didominasi oleh masjid
ah Masjid Raya Sumatera Barat di kota
annya masih dalam tahap pengerjaan,
nya adalah Masjid Raya Ganting di kota
o di kabupaten Solok. Arsitektur khas
bentuk masjid maupun musala. Masjid
bangunan berbentuk gonjong, dihiasi
. Ada juga masjid dengan atap yang
g makin ke atas makin kecil dan sedikit
mbar 3.2.
dijumpai di Sumbar
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 41/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 42/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 43/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 44/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 45/335
28
Alasan yang mendasar dari pola rekruitmen tersebut adalah
bahwa kabupaten kepulauan Mentawai merupakan salah satu daerah
sulit di Propinsi Sumatera Barat. Pemilihan ini diharapkan mewakili dari
masing-masing kecamatan, sehingga pada waktu pelaksanaan timenumerator dengan mudah dapat mencari dan juga tidak mengalami
kesulitan dalam membangun pos (tempat tinggal sementara) ketika
berada di lapangan. Namun demikian, PJT Kab. Kep. Mentawai telah
melakukan kontak dengan PJO setempat (Sdr. Nurhadi) untuk merekrut
orang-orang yang lebih berpengarahan dalam sensus atau penelitian
sejenis. Kenyataannya, hal itu tidak bisa dipenuhi sepenuhnya. Dua orang
dari Dinkes merupakan orang yang baru (tenaga honorer) yang tidak
mengerti atau berpengalaman dalam survei.
Disiplin dan Pengetahuan yang Terbatas. Perbedaan pola
rekruitmen ini nampaknya menentukan juga tidak displin tenaga
enumerator. Bila dibandingkan dengan lainnya, maka praktis kurang
disiplin. Diketahui sebagian besar tidak datang tepat waktu pada saat
awal pendaftaran. Alih-alih bahwa terhalang oleh keberangkatan kapal
Ambu-ambu/Gembolo yang mengambil rute Siberut-Padang, Tuapejat-
Padang dan/atau Sikakap-Padang. Pada saat pembukaan, hanya 8 (dela-
pan) enumerator yang datang. Pada hari berikutnya, jumlah enumerator
dari Kab. Kepulauan Mentawai bertambah menjadi 12 orang. Enumerator
baru lengkap hadir pada hari kedua.
Persoalan lain adalah para tim enumerator, terutama laki-laki,
sering melakukan aktivitas keluar masuk ruang dengan alasan pergi ke
toilet. Namun, kenyataannya mereka pergi ke lobby atau selasar untuk
merokok1. Setelah diusut, karena kebiasaan di ruang terbuka dan tidakterbiasa untuk mengikuti pelatihan, mereka menjadi mengantuk. Untuk
1Kebiasaan merokok sudah menjadi bagian masyarakat Kab. Kepulauan Mentawai.
Dari diskusi dengan tim kesehatan dari Pencerah Nusantara. Riset mereka
menunjukkan bahwa 90% lebih laki-laki dewasa di Kab. Kepulauan Mentawai
merokok. Kebiasaan merokok juga dilakukan oleh kalangan tenaga kesehatan. Di
Kantor Dinkes Kab. Kepulauan Mentawai dan Puskesmas, hampir seluruh laki-laki
merokok, termasuk dokter.
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 46/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 47/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 48/335
31
Strategi lain yang sebenarnya hendak diterapkan oleh PJT adalah
mengerjakan bersama dalam satu pulau, yaitu: Pulau Sipora yang
menjadi pusat pemerintahan Kab. Kepulauan Mentawai terlebih dahulu.
Strategi itu diharapkan dapat menyamakan kemampuan dan melakukankoreksi bila ada kesalahan di awal penelitian. Namun demikian, hal itu
tidak dapat dilakukan karena (1) persoalan transportasi antar pulau yang
tidak pasti dan (2) ketidakpastian cuaca – di awal bulan Juni sudah
memasuki musim badai. Akhirnya, menggunakan pola yang disepakati
bersama antar tim enumerator, yaitu: masing-masing berangkat ke
pulaunya, baru setelah saling berkomunikasi dan kunjungan dari PJT
untuk melakukan validasi data dan melakukan pendampingan bila
bertepatan dengan saat turun lapangan.
Tabel 4.1.1. Daftar Nama Enumerator Kab. Kepulauan Mentawai,
Riskesdas 2013
Nama Enumerator Kepulauan Mentawai
Firdaus, AMD. Agustinus, AMK. Hannes Donisius
Helentina Suzana, Amd.
Farm.Emi Sarita Napitu, AMG. Ridho al amin, SKM.
Mery Rosida Girsang,
Amd.Kep.Hendri Dunant, Amd.
Paulus Tuirik Sabagalet,
Amd.Kep.
Noviyanto, Amd.Kep.Fajar Noprintis,
Amd.Kep.Palmi, Amd.
Alam Sukar, SKM. Ganda R. PutraMeriam Sabelina,
Amd.Keb.
Pelaksanaan di Lapangan. Ketika kegiatan TC berakhir (tanggal 28
April 2013), maka pada hari itu juga tim Sipora berangkat bersama
dengan PJT, PJO dan PJAL dengan menggunakan kapal Ambu-ambu
(Padang-Tuapeijat). Sementara itu, kedua tim lainnya baru berangkat 2
(dua) hari kemudian dengan tujuan pulau masing-masing, yaitu Padang-
Sikakap dan Padang-Muara Siberut. Waktu tempuh kapal berlayar dari
Pelabuhan Bungus (kurang lebih 30 km dari kota Padang) ke Tuapeijat
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 49/335
32
dengan waktu tempuh kurang lebih 10 jam. Kapal berangkat pukul 20.00
WIB dan tiba 06.00 WIB pada hari berikutnya (29 April 2013).
Setelah tiba, tim Sipora memindahkan logistik ke rumah
anggotanya, yaitu Helen, sementara itu PJT, PJO dan PJAL ke kantor dinasmengurus perijinan survei ke Bakesbangpol dan mengusahakan dana
talangan ke Kadis Dinkes. Karena memang tidak ada persediaan kas, dana
talangan tidak dapat diperoleh. Hal itu kemudian dilaporkan ke Korwil III
untuk segera mengirimkan. Dana terkirim baru via transfer bank tanggal
2 Mei 2013 lewat Bank Mandiri dan langsung dikirim via Bank BRI, baik
untuk tim Sikakap dan tim Siberut. Baru esok hari mereka menerima dana
tersebut. Karena hari Jum’at, praktis turun lapangan pada hari Sabtu.
(Dengan kejadian ini, saya cukup bersyukur karena lebih menggunakan
strategi mereka untuk langsung ke pulau masing-masing. Bisa
dibayangkan, bila saya harus menanggung akomodasi dan konsumsi
selama 4 hari, sejak tanggal 29 April 2013).
Pada 2 minggu awal, tim Sipora mengerjakan BS-1 dan BS-2 di
Kelurahan Tuapeijat (Dusun Jati dan Mapadegat). Tim Sikakap
mengerjakan Dusun Pinatetek, Desa Sikakap dan Bulak Monga, Desa
Taikako. Tim Siberut terjun di Dusun Peigu dan Puro I, Desa Muara
Siberut. Menjadi catatan dalam puldat ini, Dusun Pinatetek yang
sekarang ini berbeda dengan dusun yang lama. Mereka pindah sekitar 3-4
km dari lokasi lama. Kepindahan itu tidak terlepas dari himbauan Bapak
Presiden (SBY) ketika meninjau gempa dan tsunami di Pagai Selatan.3
Hal
yang serupa di Dusun Maonai (Bulasat), Pagai Selatan. Hal itu telah
disampaikan pada waktu TC dan disetujui untuk tetap pada wilayah
tersebut. Menjadi masalah adalah Dusun Sinaka yang pindah tidakseluruhnya pindah, hanya sebagian saja. Untuk dusun Sinaka, hal
diputuskan pada pertengahan Mei 2013. Dua minggu awal ini sekaligus
menunggu persetujuan dan pencarian dana untuk daerah sulit dengan
tambahan dana sebesar Rp. 56.000.000,00.
3Dalam himbauannya, seluruh dusun yang berbeda di pinggir pantai harus pindah ke
daerah yang lebih tinggi untuk mengurangi kurban tsunami bila terjadi gempa.
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 50/335
Setelah kurang lebih 3 (tig
saya sendiri selaku PJT memutusk
menggunakan kapal motor (ka
(Terlampir). Selama beberapaPinatetek (BS-1) dan Bulak Mong
kembali ke Tuapeijat untuk mem
BS-2 (Mapadegat). Pada saat ya
tentang persetujuan dana daer
kecuali adalah dana akomodas
melanjutkan dengan kapal mot
Siberut sudah berangkat ke Mato
anggota tim (Ridho) untuk mel
validasi di lapangan, yaitu Dusu
menjadi sampel propinsi, sehingg
Karena dana daerah sulit b
oleh Tim Sipora dan Tim Sikakap
BS di Kec. Sipora Selatan (Siob
perpindahan ke Sioban dan mem
Dari sisi medan lapangan bervari
hingga berjarak 30 km dengan
diselesaikan dengan baik.
Gam
Pengukuran Mata oleh Tim Si
33
) hari kegiatan tim Sipora berlangsung,
n untuk moving ke tim Sikakap dengan
u) Nade 202 dengan rincian biaya
ari di Sikakap, saya memantaui di(BS-2). Setelah itu, saya memutuskan
ntau pelaksanaan puldat Tim Sipora di
ng sama, saya memperoleh informasi
h sulit. Seluruh rancangan diterima,
i (penginapan). Dari Tuapeijat, saya
r yang sama ke Muara Siberut. Tim
tonan. Saya hanya bersama salah satu
akukan pemeriksaan entry data dan
Peigu dan Puro I. BS Dusun Peigu
terdapat pemeriksaan gigi.
elum cair, maka langkah yang dilakukan
dalah menyelesaikan masing-masing 2
an). Untuk itu, saya juga melakukan
eriksa kuliatas data yang dikumpulkan.
si, mulai dari jarak kurang lebih 3 km
medan yang bervariasi. Hal itu dapat
bar 4.1.2.
kakap di Dusun Pinatetek, Sikakap
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 51/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 52/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 53/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 54/335
37
Gambar 4.1.4.
Kondisi jalan yang relatif baik (Polaga-Pinatetek)
Ada fasilitas kapal motor reguler yang murah, yaitu Rp. 5.000,00,namun terbatas pada jalur kecamatan besar. Selain tertentu rutenya,
jadwal keberangkatan pun sebenarnya tidak bisa dipastikan karena
tergantung dari cuaca dan pembiayaan Pemda setempat. Selain itu,
waktu tempuh menjadi lamanya, yaitu berkisar antara 5-10 jam
tergantung daerah tujuannya. Untuk menuju ke BS, tim enumerator juga
tetap harus menyewa boat. Bila tidak sesuai jadwal kapal motor tersebut,
sebagai konsekuensinya, mereka menyewa boat seperti yang
disampaikan dalam RAB dan disetujui sebagai dana transportasi daerah
sulit.
Di Pulau Pagai Selatan, terdapat ojek antar desa. Namun
demikian, biaya sangat besar bila menuju ke BS Sinaka dan Maonai.
Untuk ke Kuribuah (Sinaka Baru), dari Lukmasua ke Perum yang
dilanjutkan dengan jalan kaki selama 3 jam perjalanan. Sementara ke
Sinaka lama, harus dilanjutkan dengan perahu motor.
Jaringan Internet. Pada minggu pertama, jaringan internet via
Kominfo lancar, sehingga bisa melakukan download yang baik (18 MByte)
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 55/335
38
untuk update mandat. Namun tidak demikian sesudahnya, jaringan
menjadi buruk. Tim hanya mengandalkan warnet yang kecepatan sangat
lambat dan telkomflash dengan kondisi yang serupa.
Pengiriman Paket. Ketika minggu-minggu pertama datang, PJTtelah mencoba melakukan uji untuk pengiriman barang yang nantinya
untuk kuesioner. Melalui kantor pos, PJT berhasil mengirim dan sampai
ke Surabaya (Sidoarjo) dalam waktu 1 (satu) minggu dengan biaya relatif
murah. Kenyataan yang menggembirakan ini menjadi berbeda ketika
pada waktu pengiriman kuesioner. Ada kebijakan baru di Kantor Pos
Tuapeijat. Kantor Pos tersebut merupakan cabang dari Kantor Pos di
Sipora Selatan (Sioban). Pada saat pengiriman, ada pergantian pimpinan
kantor cabang tersebut dan kebijakan baru. Kebijakannya adalah
larangan pengiriman barang karena statusnya sebagai kantor cabang.
Alternatif lain adalah dengan TIKI. Alternatif itu tidak diambil karena
biaya jauh lebih besar, yaitu Rp. 22.000 per kg ditambah dengan biaya
administrasi Rp. 7.000 per kg. Untuk itu, diambil alternati kedua yaitu
pengiriman via Padang dengan terlebih dahulu menggunakan kapal
Gembolo. Bisa dibayangkan, beban kuesioner seberat 200 kg. Biaya
keseluruhan pengiriman di kantor Pos Padang hanya Rp. 1,5 juta.
Kesimpulan
Terlepas dari segala kesulitan,
pengalaman survei ini sangat berarti bagi tim
enumerator dan PJT. Pengalaman ini tidak saja
mendewasakan, tetapi memberikan penge-
tahuan yang baik. Segala kesulitan itu tidak
terlepas dari keterbatasan waktu, baik untuk
koordinasi awal, persiapan dan pembentukankerjasama tim. Namun demikian, dengan waktu
yang telah disepakati dan beberapa halangan
menyulitkan, tim enumerator, PJT, PJO dan PJAL
dapat menyelesaikan tugas pengumpulan data di 16 BS Kab. Kepulauan
Mentawai dengan baik.
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 56/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 57/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 58/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 59/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 60/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 61/335
44
d. Tahap Pengumpulan Data
Tahap pengumpulan data dilaksanakan setelah proses
pemutakhiran bangunan sensus selesai. Dikarenakan lokasi blok
sensus yang saling berjauhan akhirnya tiap tim mengerjakan BS
masing-masing. Namun, pada minggu I puldat dua tim masing-masing melakukan puldat pada satu BS. Selanjutnya, masing-
masing tim bergerak sendiri di satu BS. Masing-masing tim
mengerjakan 7 BS didaerah mereka masing-masing, dan saya
sebagai PJT kabupaten setiap hari berpindah-pindah lokasi BS
untuk mengawasi jalannya proses pengumpulan data.
e. Tahap Penyelesaian
Setelah semua rangkaian puldat selesai dilaksanakan, setiap tim
mengumpulkan seluruh alat dan sisa logistik di dinas kesehatan.Semua alat dan sisa logistik tersebut dihitung ulang. Seluruh
kuesioner yang telah di-entri, dikelompokkan berdasarkan blok
sensus dan diikat menjadi satu. Kemudian semua kuesioner, alat
dan sisa logistik di serah terimakan kepada PJO dan PJAL
kabupaten Pesisir Selatan untuk kemudian dikirim ke LitBangKes
Surabaya.
Hasil Kegiatan
Tempat Tinggal PJT, enumerator dan basecamp
Temuan PJT bertempat tinggal di kontrakan di pusat administratif
Kabupaten yang dicarikan oleh PJAL Kabupaten.
Enumerator berkumpul di suatu basecamp (selama puldat
ada 2 basecamp karena letak BS yang berjauhan).
Kendala Wilayah Pesisir Selatan yang cukup luas ditambah tidak
adanya bantuan transport dari dinas kesehatan sehingga
mempersulit mobilitas PJT dan enumerator. Hal ini diatasidengan menyewa kendaraan salah seorang enumerator.
Kemudahan Para enumerator yang cukup kooperatif terutama
memfasilitasi PJT saat mengikuti puldat.
Peta Bangunan Sensus
Temuan Peta yang kami dapatkan dari Badan Pusat Statistik (BPS)
Kabupaten berupa sketsa peta blok sensus yang lengkap
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 62/335
45
dengan detail bangunan fisiknya.
Kendala Ada beberapa peta yang tidak lengkap. Selain itu ada
beberapa nomor bangunan fisik yang tertera di peta tidak
sama dengan nomor bangunan fisik yang tertempel distiker rumah.
Kemudahan Peta bangunan sensusnya dibuat secara rapi sehingga
memudahkan kami dalam membaca.
Pemutakhiran Bangunan Sensus
Temuan Di Kabupaten Pesisir Selatan banyak dari bangunan sensus
yang telah kosong ditinggal pemiliknya sehingga kamiharus menaikkan cadangan.
Kendala Stiker bangunan sensus yang berbeda dengan nomor
bangunan sensus pada DSBS
Kemudahan Kerjasama antara para kepala kampung yang bersedia
memberikan petunjuk dalam menemukan bangunan
sensus, di samping ada beberapa enumerator yang
merupakan warga asli dari wilayah tempat puldat sangat
membantu mencari alamat bangsen
Penunjuk Jalan
Temuan Selama puldat tidak ada penunjuk jalan khusus yang
disediakan oleh BPS. Kami hanya mengandalkan kepala
kampung masing-masing dan beberapa warga setempat
untuk mencari bangsen yang tertera pada peta.
Kendala BPS sempat memberitahukan bahwa ada penunjuk jalankhusus bagi BS yang sulit dijangkau, namun sampai puldat
berakhir BPS tidak menindaklanjuti. Beberapa lokasi BS
yang cukup luas sehingga kepala kampung (sebagai
penunjuk jalan) tidak hafal betul dan kurang mengenal
warga yang menjadi responden.
Kemudahan Masing-masing Kepala kampung sangat kooperatif
bertindak sebagai penunjuk jalan.
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 63/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 64/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 65/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 66/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 67/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 68/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 69/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 70/335
53
4.3. Kabupaten Solok
Gambaran Umum Kabupaten Solok
Kabupaten Solok merupakan salah satu kabupaten di Provinsi
Sumatera Barat yang membentang dari arah Barat ke tenggara. Terletak
antara 010 20’ 27” dan 010 2’ 39” Lintang Selatan dan 1000 25‘ 00” dan
1000
33‘ 43” Bujur Timur. Pemekaran wilayah Kabupaten Solok pada
akhir tahun 2003 telah melahirkan satu kabupaten baru yaitu Kabupaten
Solok Selatan. Dengan terjadinya pemekaran ini berarti luas wilayah
Kabupaten Solok mengalami pengurangan secara signifikan dari semula708.402 Ha (7.084,02Km² ) menjadi 373.800 Ha (3.378Km²).
Ditinjau dari sudut pandang letak Kabupaten Solok, posisinya
sangat strategis karena disamping dilewati jalur Jalan Lintas Sumatera
juga berbatasan langsung dengan Kota Padang selaku ibukota propinsi.
Adapun batas-batas wilayah Kabupaten Solok adalah sebagai berikut :
- Sebelah Utara berbatas dengan Kabupaten Tanah Datar
- Sebelah Selatan berbatas dengan Kabupaten Solok Selatan
- Sebelah Barat berbatas dengan Kota Padang dan Kab. PesisirSelatan
- Sebelah Timur berbatas dengan Kabupaten Sawahlunto/Solok
Kabupaten Solok terdiri dari 14 Kecamatan, 74 Nagari dan 411
Jorong. Kecamatan yang memiliki nagari terbanyak adalah kecamatan IX
Koto Sungai Lasi 9 Nagari sedangkan kecamatan dengan jumlah nagari
terkecil adalah kecamatan Pantai Cermin, Danau kembar dan Junjung
Sirih yang masing-masingnya memiliki 2 Nagari.
Topografi wilayah kabupaten Solok sangat bervariasi antara
daratan, lembah dan bukit dengan ketinggian antara 329 meter s/d 1.458
meter diatas permukaan laut, dengan curah hujan 565-2735 mm/tahun.
Secara umum keadaan morfologi Kabupaten Solok terbagi atas tiga
kelompok besar yaitu: Morfologi mendatar, Morfologi perbukitan,
Morfologi Perbukitan Terjal, yang terdiri dari: Pemukiman (2,05 km²/Ha),
Lahan Sawah (6,70 km²/Ha), Tegal, Kebun, Huma (9,86 Km²/Ha), Hutan
lindung (38,88 Km²/Ha), Hutan rakyat (15,81 Km²/Ha), Kawasan
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 71/335
54
perkebunan (2,24 Km²/Ha), Kawasan yang belum diusahakan (9,60
Km²/Ha), Lainnya (14,856 Km²/Ha).
Di Kabupaten Solok selain memiliki banyak sungai juga memiliki
banyak danau yang terkenal dengan pesona keindahannya. Diantaradanau – danau tersebut yang terluas adalah Danau Singkarak, dan diikuti
oleh Danau Diatas, Danau Dibawah dan Danau Talang. Disamping itu
Kabupaten Solok juga memiliki satu gunung berapi yaitu Gunung Talang.
Kependudukan
Berdasarkan data yang ada jumlah Penduduk Kabupaten Solok
pada tahun 2012 tercatat 358.600 jiwa dengan jumlah KK 79.362 yang
terdiri dari 175.248 jiwa laki-laki dan 183.352 jiwa perempuan. Jumlah
penduduk yang terbanyak adalah Kecamatan Lembah Gumanti wilayah
kerja Puskesmas Alahan Panjang, dengan jumlah penduduk 53.114 jiwa
dan yang paling sedikit adalah Kecamatan X Koto Diatas wilayah kerja
Puskesmas Paninjauan dengan jumlah penduduk 6.594 jiwa.
Penduduk Kabupaten Solok adalah mayoritas suku Minangkabau
dan beragama islam. Rata-rata perjiwa dalam rumah tangga adalah 4
orang, untuk yang tertinggi adalah kecamatan Junjung Sirih wilayah kerja
Puskesmas Paninggahan sebesar 6 jiwa/kk sedangkan yang terendahadalah kecamatan X Koto Diatas wilayah kerja Puskesmas Paninjauan
dengan rata-rata 3 jiwa/kk.
Masalah utama kependudukan di Kabupaten Solok pada dasarnya
meliputi dua hal pokok, yaitu jumlah penduduk yang besar dan
persebaran penduduk yang kurang merata. Jumlah penduduk yang besar
dapat menjadi potensi, tetapi dapat juga menjadi beban dalam proses
pembangunan jika berkualitas rendah. Oleh sebab itu untuk menunjang
keberhasilan pembangunan Nasional dalam menangani permasalahanpenduduk, pemerintah daerah Kabupaten Solok dalam menangani
permasalahan penduduk, Pemda tidak saja mengarahkan pada upaya
pengendalian jumlah penduduk tetapi juga menitik beratkan pada
peningkatan kualitas sumber daya manusianya.
Pendidikan
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 72/335
55
Pendidikan merupakan proses pemberdayaan peserta didik sebagai
objek dalam membangun kehidupan yang lebih baik. Dikabupaten Solok
pada tahun 2012 jumlah penduduk diatas 10 tahun yang minimal telah
menamatkan SD adalah 78.596 jiwa. Sedangkan penduduk yang belum
atau tidak menamatkan pendidikan SD atau tidak pernah sekolah adalah65.957 jiwa dan yang sampai pada pendidikan perguruan tinggi /
universitas adalah 7.551 jiwa. Pendidikan tertinggi yang masih berjalan
saat ini di tahun 2012 adalah SD dan perguruan tinggi saat ini di kab solok
masih sangatlah minim, dari gambar tersebut bisa dilihat perguruan
tinggi sebanyak 7551.
Alat Bahan Pengumpulan Data Kesmas
Bahan yang digunakan untuk pengumpulan data kesmas terdiri
dari alat dan bahan pengukur pemeriksaan beserta tas, kuesioner, bahan
kontak, dan kuitansi bahan kontak.
Alat dan bahan yang digunakan dalam pengumpulan data terdiri
dari (tiap tim) :
- Timbangan berat badan digital 1 buah
- Pengukur tinggi badan 1 buah
- Pengukur tekanan darah digital 1 buah
- Pita pengukur lingkar perut dan lingkar lengan atas 1 buah
- Tumbling E 1 buah
- Pita pengukur jarak visus 6 meter 1 buah
- Pinhole 1 buah
- Loop 1 buah
- Pen light 2 buah
- Spekulum telinga 3 buah
- Handscoen 2 kotak
- Masker 2 kotak- Antiseptic descosept 3 buah
- Kaca mulut 3 buah
- Tissue gulung 2 buah
- Tas pengukur tinggi badan 1 buah
- Tas ransel alat 1 buah
- Cairan pembersih kacamulut 1 buah
- Cairan iodium test 2 buah
- Baterai timbangan berat badan digital 3 buah
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 73/335
56
- Baterai ukuran A2 12 buah
Kuesioner
- Map 150 buah
- Informed Consent 150 buah
- Kuesioner Rumah Tangga 150 buah- Kuesioner Individu 675 buah
- Kartu Hasil 675 buah
- Tambahan Kuesioner Blok IV 4 buah
- Tambahan Lembar Kuesioner Kesehatan Reproduksi 20 buah
- Tali Pengikat Kuesioner 150 buah
Bahan Kontak
Bahan kontak sejumlah KK dan individu yang diwawancara
dengan besaran Rp. 50.000/KK dan untuk masing-masingindividu yang diwawancarai Rp 10.000.
Kuitansi Bahan Kontak
Prosedur Kerja
Pelaksanaan puldat dilakukan oleh 4 tim atau 20 orang enumerator
dengan pembagian kerja yang telah disepakati bersama. Berikut nama 20
enumerator kabupaten Solok.
Tabel 4.3.1 Nama Tim Enumerator Kabupaten Solok, Riskesdas 2013
Nama 20 orang Enumerator Kabupaten Solok
1. Saiful Jamal, AMKL 11.Poppy Mayang Sari, Amd.Keb
2. Dika Maya Sari 12.Dasrul Shani, Amd.AK
3. Filsa Mudita, AMKL 13.Ns. Hafzil Iska, S.Kep
4. Ahmad Khaidir, AMKL 14.Zeri Rofandila, Amd.KG
5. Ade Lestari, Amd.Gz 15.Ade Fitri, Amd.Kep
6. Rama Warizona, Amg 16.Sofia Weli, Amd.Keb
7. Afrilly Pratama, S.Gz 17.Septi Eka Sari, Amd.Keb
8. Elsa Yulia Farma, S.Gz 18.Tria Shinta Angelina, Amd.Keb
9. Monica Rahayu Puteri, Amd.Keb 19.Nadya Marcelina, Amd.Keb
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 74/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 75/335
58
sensus yang saling berjauhan akhirnya tiap tim mengerjakan BS
masing-masing. Masing-masing tim mengerjakan 4 BS didaerah
mereka masing-masing, dan saya sebagai PJT kabupaten setiap
hari berpindah-pindah lokasi BS untuk mengawasi jalannya proses
pengumpulan data.a. Tahap Penyelesaian
Setelah semua rangkaian puldat selesai dilaksanakan, setiap tim
mengumpulkan seluruh alat dan sisa logistik di dinas kesehatan.
Semua alat dan sisa logistik tersebut dihitung ulang. Seluruh
kuesioner yang telah di entry, dikelompokkan berdasarkan blok
sensus dan diikat menjadi satu. Kemudian semua kuesioner, alat
dan sisa logistik di serah terimakan kepada PJO dan PJAL
kabupaten Solok untuk kemudian di kirim ke LitBangKes Surabaya.
Hasil Kegiatan
Tempat Tinggal PJT, Enumerator Dan Posko
PJT bertempat tinggal di homestay yang berada di tengah kota
dan dijadikan sebagai posko sedangkan enumerator tinggal diposko
masing-masing tim. Wilayah kabupaten solok yang cukup luas ditambah
tidak adanya bantuan transport dari dinas kesehatan mempersulit
mobilitas PJT dan enumerator. Hal ini diatasi dengan memakai kendaraan
pribadi enumerator masing-masing ditambah lagi dengan adanya dua BS
desa tertinggal, dimana dalam perjalanan ke desa tersebut hanya bisa
Gambar 4.3.1.
Siap menuju
lapangan
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 76/335
59
dilalui dengan berjalan kaki. Namun kemudahan juga dialami karena
kondisi geografis kabupaten solok yang sebagian besar terdiri dari daerah
dataran rendah sehingga perjalanan menuju lokasi puldat bisa berjalan
mudah.
Peta Bangunan Sensus
Peta yang kami dapatkan dari Badan Pusat Statistik (BPS)
Kabupaten berupa sketsa peta blok sensus yang lengkap. Peta bangunan
sensusnya dibuat secara rapi sehingga memudahkan kami dalam
membaca. Ada beberapa peta yang tidak jelas, karena peta yang tim
dapatkan berupa hasil scan dari peta asli yang ditulis dengan pensil.
Selain itu ada beberapa nomor bangunan fisik yang tertera di peta tidaksama dengan nomor bangunan fisik yang tertempel di stiker rumah dan
sebagian ada lagi peta yang kosong.
Pemutakhiran Bangunan Sensus
Pemutahiran yang dilakukan di kabupaten solok banyak dari
bangunan sensus yang telah kosong ditinggal pemiliknya sehingga kami
harus menaikkan cadangan. Selain itu peran wali nagari setempat sangat
membantu dalam proses pemutakhiran bangunan sensus, karena
gambaran di peta bangsen kadang berbeda dengan kondisi yang
sebenarnya. Diperoleh kendala dalam pemutakhiran karena stiker
bangunan sensus yang berbeda dengan nomor bangunan sensus pada
DSBS. Namun peran wali nagari setempat sangat membantu dalam
proses pemutakhiran bangunan sensus, karena mereka sangat paham
dengan wilayahnya sehingga mampu mendeteksi gambaran di peta
bangsen yang kadang berbeda dengan kondisi yang sebenarnya.
Penunjuk Jalan
Penunjuk jalan pada umumnya adalah wali nagari. Masing-masing
Wali Nagari sangat kooperatif dalam hal menunjukkan jalan. Beberapa
lokasi BS yang cukup jauh dan luas sehingga penunjuk jalan tidak hafal
betul sehingga terpaksa ketua Tim selalu bertanya kepada setiap warga.
Di beberapa BS ketua Tim yang menjadi penunjuk jalan dengan alasan
beliau yang paling mengerti daerah tersebut.
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 77/335
60
Surat Perijinan
Surat perizinan untuk pengumpulan data selesai tepat satu hari
sebelum tim enumerator hendak turun ke lapangan untuk pemutakhiranbangsen sehingga pelaksanaan puldat dapat dilakukan sesuai jadwal. Hal
ini didukung oleh BaLitBangKespol KabupatenSolok sangat kooperatif
dengan PJT, PJO dan PJAL kabupaten.
Wawancara
Responden yang di wawancarai pada riskesdas 2013 di wilayah
Kabupaten Solok terdiri dari empat macam suku yaitu penduduk aslisuku Minang dan suku Jawa. Dikarenakan keberanekaragaman suku
tersebut proses wawancara agak sedikit terhambat dalam hal bahasa
karena ada beberapa responden yang tidak bisa berbahasa Indonesia
dengan fasih sehingga beberapa wawancara terpaksa dilakukan dengan
menggunakan perantara penerjemah termasuk untuk bahasa Jawa
adalah langsung PJTnya terjun. Meskipun ada kendala bahasa, namun
sebagian besar responden kooperatif dan terbuka dengan enumerator
dalam melakukan wawancara bahkan untuk pertanyaan pribadi mereka
juga cukup terbuka sehingga memudahkan enumerator dalam melakukanpengumpulan data.
Pengukuran Berat Badan
Dalam pengukuran berat badan yang menggunakan timbangan
digital, kadangkala enumerator lupa melepas baterai selepas
penggunaan. Baterai dibiarkan sampai satu hari didalam alat timbangan,
sehingga mempengaruhi kecepatan baterai menjadi habis sehingga harusdiganti. Banyak rumah-rumah responden yang beralaskan kayu, tanah
dan semen yang tidak rata sehingga harus mencari tempat yang rata agar
timbangan benar-benar menunjukkan hasil yang akurat. Dukungan
responden yang cukup kooperatif, sehingga proses pembacaan
pengukuran juga cepat.
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 78/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 79/335
62
tersebut dikarenakan responden yang bergerak terlalu aktif saat
pengukuran berlangsung serta baterai alat yang habis
Pemeriksaan Visus dan Kelainan Mata
Kebanyakan responden sangat setuju dilakukan pemeriksaan visus.Beberapa responden yang salah mengintrepretasikan penjelasan dari
enumerator. Banyak responden yang meskipun penurunan visus sudah
cukup parah tidak menggunakan alat bantu (kacamata). Rumah
responden yang kurang penerangan dan luas maka pengukuran dilakukan
di depan rumah responden. Beberapa responden yang kurang kooperatif
tidak mau dilakukan pemeriksaan dengan alasan sibuk dan lain-lain.
Selain itu responden anak kecil juga tidak mau dilakukan pemeriksaan
karena takut.
Pada umumnya responden setuju untuk di lakukan pemeriksaan
pada mata sehingga pemeriksaan berjalan cepat dan lancar. Ada sebagian
Responden yang setelah diperiksa terdapat kelainan berupa pterygium
dipermukaan mata. Kendala pemeriksaan adalah karena tim enumerator
kebanyakan tidak mempunyai jam terbang tinggi dalam pemeriksaan
permukaan mata sebelumnya. Sehingga ditakutkan hasil pemeriksaan
mengalami bias dari yang semestinya.
Dari hasil pemeriksaan di semua BS kabupaten Solok tidak
didapatkan responden yang mengalami xeroftalmia namun karena timenumerator kebanyakan tidak mempunyai jam terbang tinggi dalam
pemeriksaan xeroftalmia sebelumnya, dikawatirkan hasil pemeriksaan
mengalami bias dari yang semestinya.
Pemeriksaan Telinga
Proses pemeriksaan telinga cukup lancar walaupun ada beberapa
responden yang menolak untuk diperiksa dengan alasan malu takutbanyak kotorannya. Beberapa responden yang menolak untuk diperiksa
dengan alasan menggangu privasi. Setelah dijelaskan maksud dan tujuan
ada responden yang bersedia tetapi ada yang tetap menolak. Untuk tes
bisik, kadang dalam pelaksanaannya mengalami kesulitan karena tidak
adanya kamar yang memenuhi syarat untuk tes bisik karena lingkungan
yang terlalu bising.
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 80/335
63
Pemeriksaan Gigi
Proses pemeriksaan berjalan cukup lancar. Beberapa dari
enumerator ada perawat gigi dan di tiap Tim ada perawat gigi disamping
umumnya responden yang cukup kooperatif. Sebagian responden tidak
mau untuk diperiksa dan menolak untuk diperiksa gigi karena alasan malu
tetapi setelah dijelaskan maksud dan tujuan banyak responden yang
menyetujui.
Entry DataSecara umum entri data berjalan lancar karena para enumerator
semua mahir mengoperasikan komputer sehingga proses mengentry
berjalan cukup lancar. Tiap tim mendapatkan tugas untuk mengentry
data dari enam blok sensus yang menjadi tanggung jawab tiap tim. Untuk
puldat BS pertama, tiap tim enumerator diharuskan mengentry data di
posko tim enumerator dengan pengawasan PJT. Hal ini dikarenakan
untuk memudahkan PJT melakukan supervisi para enumerator bila
mereka menemui kesulitan di tengah-tengah proses entry data. Setelah
dinilai cukup lancar, PJT kemudian memperbolehkan enumerator untuk
mengentry data di rumah atau markas masing-masing tim.
Kendala dijumpai saat Software yang diberikan berkali-kali di
update ulang dari Pusat sehingga sempat membuat bingung para
enumerator, sehingga sedikit menghambat proses pengentryan data.
Pada awalnya proses entry berjalan cukup lambat karena para
enumerator belum terbiasa dalam menggunakan software pengentry
data. Para enumerator juga sering salah memasukkan data saat
mengentry. Kesalahan paling sering adalah kesalahan memasukkan NKS
dan nomor bangsen .
Pengiriman Data
Dalam melakukan pengiriman data menurut petunjuk teknis semula
pengiriman data dilakukan segera setelah pengentryan data dalam suatu
Blok sensus selesai. Tetapi karena berbagai hal, pengiriman data entryan
tidak selalu setelah satu blok sensus tertentu selesai di entry, melainkan
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 81/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 82/335
65
membuat data yang terkumpul menjadi bias dan menyebabkan
enumerator harus bekerja dua kali karena berulangkali ada software
yang direvisi.
2. Diusahakan pemerintah lebih sering melakukan pengecekan
kesehatan diberbagai daerah pedesaan yang tidak terjangkau di desatertinggal sehingga bisa terseleksi ketat untuk pengawasan lebih
lanjut dalam menangani masalah kesehatan di indonesia.
3. Dalam perekrutan Enumerator setidaknya perlu disesuaikan dengan
kebutuham tenaga kesehatan agar Riskesdas berikutnya berjalan
dengan lancar dan di dalam tiap Tim enumerator semua sesuai
kebutuhan yang ada .
Gambar 4.3.2.
Pemeriksaan telinga
Gambar 4.3.3.
Pemeriksaan gigi
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 83/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 84/335
67
Penduduk Kabupaten Sijunjung mayoritas adalah Suku Minangkabau dan
juga ada suku Jawa, Batak, Sunda dan lain-lain terutama di daerah
transmigrasi di Kecamatan Kamang Baru, sebagian besar penduduk
beragama Islam. Rata-rata per jiwa dalam rumah tangga di Kabupaten
Sijunjung adalah 4,25 orang yang tertinggi di Koto VII yaitu 4,61 danterendah Kec.Kupitan 4,04.
Berdasarkan luas daerah Kabupaten Sijunjung secara umum
kepadatan penduduknya tiap km2 dihuni oleh 66 jiwa (66jiwa/km2).
Kecamatan Koto VII merupakan daerah yang terpadat penduduknya yaitu
232 jiwa/km2 sedangkan kepadatan penduduk terjarang pada
Kecamatan Sumpur Kudus yaitu 40,57jiwa/km2. Komposisi Kelompok
Umur penduduk Tahun2012 dapat diketahui bahwa rasio beban
tanggungan atau perbandingan antara banyaknya orang yang belumproduktif (usia kurang dari 15 tahun) dan tidak produktif lagi (usia diatas
65 tahun ke atas) dengan banyaknya orang yang termasuk usia produktif
(15–64tahun) adalah 60,78 persen.
Pendidikan
Di Kabupaten Sijunjung persentase penduduk yang dapat membaca
tahun 2012 berdasarkan BPS adalah sebesar 93.46% dan yang buta huruf sebesar 6.54%. Sedangkan menurut tingkat pendidikan yang ditamatkan
persentase jumlah penduduk di atas 10 tahun dengan kategori
tidak/belum pernah sekolah sebanyak 14.89% terdiri dari laki-laki 7.51%
dan perempuan 7.38%. Persentase penduduk yang tidak memiliki
ijazah/STTBSD/MI sebanyak 13.13% terdiri dari 5.65% laki-laki dan 7.48%
perempuan, minimal telah menamatkan SLTP/MTs sebanyak 18.62%
dengan rincian laki-laki 9.47% dan perempuan9.14%. Namun yang sampai
pada pendidikan Perguruan Tinggi/ Universitas baru 2.61% laki-laki
1.14% dan perempuan1.47%.
Kondisi Lingkungan
Rumah yang ada yang terdata pada seksi Penyehatan Lingkungan
Bidang PMK Dinas Kesehatan Kabupaten Sijunjung tahun 2012 tercatat
berjumlah 43.639 rumah di lakukan pemeriksaan seluruh rumah (100%)
dengan persentase rumah sehat sebesar 67,9% atau meningkat jika
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 85/335
68
dibandingkan dengan tahun 2011 yaitu sebesar 62,6 %. Keluarga yang
memiliki jamban sehat 75,5%.,keluarga yang memiliki tempat sampah
sehat 63.3%, rumah atau bangunan bebas dari jentik nyamuk
aedesaegypti 58,14%.
Air dalah salah satu kebutuhan utama manusia, sumber air yang
digunakan rumah tangga dibedakan menurut sumbernya diantaranya
ledeng, sumur pompa tangan, sumur gali, penampungan air hujan, air
kemasan dan sumber lainnya. Pada tahun 2012 keluarga yang
menggunakan sumber air bersih jumlahnya 43.028 (98,6%) terdiri ledeng
19.717 (45,2%), Sumurgali 13.111 (30,0%), mata air 4.408 (10,1%),
penampungan air hujan 1.126 (2,6%) dan lainnya sekitar 4.636 (10,6%),
sedang persentase keluarga yang menggunakan sumber air minum yang
terlindung adalah 41.507 (95,1%) terdiri dari keluarga pemakai air isiulang 17,6%, ledeng 34,5%, sumur terlindung 37,6%, mata air terlindung
5,3% selebihnya masih menggunakan sumber air minum yang belum
terlindung seperti sumur tak terlindung dan mata air tidak terlindung.
Bahan Pengumpulan Data
Bahan yang digunakan untuk pengumpulan data terdiri dari alat
pengukur pemeriksaan beserta tas, kuesioner, bahan kontak, dan kuitansibahan kontak.
Alat yang digunakan dalam pengumpulan data terdiri dari :
- Timbangan berat badan digital merk 3 buah
- Pengukur tinggi badan 3 buah
- Pengukur tekanan darah digital merk Omron IA1 3 buah
- Pita pengukur lingkar perut dan lingkar lengan atas 3 buah
- Tumbling E 3 buah
- Pita pengukur jarak visus 3 buah
- Pinhole 3 buah
- Loop 3 buah
- Pen light 6 buah
- Spekulum telinga 9 buah
- Handscoen 6 dos
- Masker 6 dos
- Antiseptic descosept 9 buah
- Kaca mulut 9 buah
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 86/335
69
- Tissue gulung 6 buah
- Tas pengukur tinggi 1 buah
- Tas ransel alat 1 buah
Kuesioner- Map 390 buah
- Informed Consent 358 buah
- Kuesioner Rumah Tangga 358 buah
- Kuesioner Individu 2005 buah
- Kartu Hasil 1994 buah
- Tambahan Blok IV 16 buah
- Tambahan Kespro 80 buah
- Tali Pengikat Kuesioner 400 buah
Bahan Kontak
Kuitansi Bahan Kontak
Prosedur Kerja
Penanggungjawab Teknis Kabupaten Sijunjung mempunyai
enumerator sebanyak 15 orang dan telah membaginya ke dalam 3 tim
yaitu tim 1, tim 2 dan tim 3 dengan komposisi tiap tim terdiri dari 1 oranglaki-laki sebagai ketua tim dan 4 orang perempuan sebagai anggotanya.
Latar pendidikan hampir sama dalam setiap tim yang terdiri dari perawat,
ahli gizi, bidan, dan sanitarian. Para enumerator telah dibekali
pengetahuan tentang riskesdas dengan diadakannya Training Center (TC)
di Hotel Rocky Plaza Padang selama 10 hari dan sudah disepakati pula
Rencana Tindak Lanjut (RTL) untuk pembagian jadwal dan wilayah kerja
untuk masing-masing tim. Terpilih 21 BS dari Kabupaten Sijunjung. Dipilih
1 BS dikerjakan secara bersama-sama oleh 3 tim untuk evaluasi awal
dalam waktu 3 hari. Dan 20 BS sisanya dibagi 3 tim, sehingga ada dua tim
mengerjakan 7 BS dan satu tim mengerjakan 6 BS. Tim enumerator
adalah seperti terlihat dalam tabel berikut (Tabel 4.4.1)
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 87/335
70
Tabel 4.4.1. Nama-nama Enumerator kabupaten Sijunjng, Riskesdas 2013
Tim 1 Tim 2 Tim 3
Niko Putra, Amd, GzMardani Yusmar,
S.KM.
Jafrinov Yuandra, S.Kep.
Ns. Desnita, S.KepNs.Liska Putri Yendra,
S.Kep.Stephani, Amd, Kep
Ns. Yana Tilova. H. S.KepShelly Gita Perdani,
S.GzHelly Despika Reza, S.Gz.
Cerya Mitra S, Amd KebRahma Yoza Z., Amd,
KebDessy Anggelia, Amd, Keb
Nora Sari, AMKL Silvia Nengcy, AMKL Septika Restu, AMKL
Pembagian wilayah ini berdasarkan dari daerah administratifnya
(pengelompokan wilayah berdasarkan kecamatan). Setiap tim dibagi rata
untuk wilayah kerja di daerah yang sulit dan daerah yang mudah
berdasarkan peta administrtif. Berdasarkan kesepakatan RTL, rata-rata
setiap tim mendapat 2 BS daerah sulit dan sisanya BS di daerah yang
mudah dijangkau (Tabel 4.4.2)
Pengumpulan data dari masing-masing BS dimulai dari
pemutakhiran kemudian dilanjutkan wawancara dan pengukuran
responden. Pemutakhiran dilakukan dengan cara mencocokkan peta dan
nomor bangunan sensus dari daftar sampel bangunan sensus (DSBS)
dengan nomor bangunan sensus yang ada di stiker. Dari 30 rumah tangga
terpilih di DSBS, 25 rumah tangga pertama sebagai rumah tangga utama
dan 5 rumah tangga sisanya adalah cadangan, apabila rumah tangga
utama ditemukan kurang dari 25 RT dapat mengambil sampel dari RT
cadangan. Apabila pada saat pemutakhiran, dari 30 RT ternyata hanya
ditemukan 20-25 RT maka hanya sejumlah RT tersebut yang diambilsebagai sampel dan tidak perlu menambah RT baru. Namun apabila yang
ditemukan kurang dari 20 RT maka dilakukan penambahan sampel RT
baru secara random dalam BS yang sama hingga jumlah seluruh sampel
dalam BS itu jumlahnya 25 RT.
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 88/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 89/335
72
tinggal di rumah dinas puskesmas setempat sesuai dengan
BS masing-masing.
Kendala : -
Kemudahan: Medan jalan yang bisa dijangkau dengan kendaraanbermotor walalupun di BS daerah sulit memudahkan PJT
melakukan supervisi
Peta Bangunan Sensus
Temuan : Peta dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten berupa
sketsa peta blok sensus dengan detail bangunan fisiknya,
namun ada beberapa BS yang petanya belum dibuat. Kendala : Ada beberapa nomor bangunan fisik yang tertera di peta
tidak sama dengan nomor bangunan fisik yang tertempel
di stiker rumah. Ada juga beberapa rumah yang tidak
ditemukan di lapangan, meskipun peta bangunan fisiknya
ada
Kemudahan: Peta bangunan sensus mudah dibaca dengan variasi
warna, sehingga memudahkan untuk menemukan
bangunan sensus.
Pemutakhiran Bangunan Sensus
Temuan : Sebagian stiker nomor bangunan sensus di BS Koto Baru
tidak sesuai dengan nomor yang tertera di lembar bangsen
karena ada kesalahan petugas BPS saat menempelkan
stiker nomor bangsen
Kendala : Puldat terhambat karena harus konsultasi lebih lanjutdengan BPS untuk tindak lanjut pemutakhiran data
bangsen
Kemudahan: Rata-rata stiker bangunan sensus kondisinya masih baik,
sehingga memudahkan enumerator untuk
mengidentifikasi.
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 90/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 91/335
74
Kendala : -
Kemudahan: Karena timbangan yang digunakan adalah timbangan
digital jadi tidak perlu dilakukan kalibrasi
Pengukuran Tinggi Badan
Temuan : Para enumerator melakukan pengukuran tinggi badan
sesuai dengan standard operational procedurenya.
Kendala : Alat pengukur tinggi badan yang terdiri dari beberapa
batang besi agak memberatkan enumerator dalam hal
mobilitas dari satu rumah responden ke responden lainnya
Kemudahan: Cara pengukuran yang baku oleh pusat dengan mudahdimengerti oleh para enumerator.
Pengukuran Lingkar Lengan Atas
Temuan : Ada beberapa enumerator yang melaksanakan
pengukuran lingkar lengan atas tidak sesuai prosedur,
tidak dicari titik tengahnya, tetapi langsung saja
dilingkarkan di lengan atas
Kendala : Tidak ada
Kemudahan: Semua responden sangat kooperatif dengan adanya
pengukuran lingkar lengan atas ini.
Pengukuran Lingkar Perut
Temuan : Ada beberapa enumerator yang melaksanakan
pengukuran lingkar lengan atas tidak sesuai prosedur,
artinya tidak dicari titik tengah antara tepi bawah tulang
iga terakhir dengan tulang panggul bagian atas. Mereka
langsung melingkarkan pita melewati pusar, bahkan ada
yang langsung melingkarkan tanpa menyingkirkan pakaian
responden
Kendala : Ada beberapa responden yang masih malu-malu untuk
diperiksa lingkar perutnya dengan harus membuka baju
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 92/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 93/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 94/335
Entry Data dan Pengiriman Data
Temuan : Hampir semua en
dengan manajeme
yang lupa tentangsehingga PJT harus
Kendala : Adanya bebera
enumerator kebin
Ada Beberapa enu
sehingga saat pe
dalam zip.
Kemudahan: Masing-masing tim
data sehingga entr
Kesimpulan
Pengumpulan data Riskesda
56 hari di Kabupaten Sijunjun
kooperatif untuk dilakukan wawa
enumerator adalah petugas hon
pengalaman lebih di masyarakat,
Ga
Menuju Rumah Re
77
umerator masih belum paham benar
data alias Gaptek. Banyak dari mereka
ara entry data dan manajemen lainnyaberulang-ulang memberi penjelasan.
a updater membuat beberapa
ungan karena harus menginstal lagi.
erator lupa untuk menghapus file TC
namaan file terjadi kesalahan nama
terdapat 3 laptop untuk peng-entry -an
data dapat dilakukan dengan cepat.
s 2103 yang dilkasanakan kurang lebih
berjalan lancar, responden sangat
ncara dan pengukuran. Sebagian besar
orer puskesmas yang sudah memiliki
sehingga mereka tidak kesulitan dalam
bar 4.4.1.
sponden Melewati Sawah
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 95/335
78
memnghadapi responden dengan beragam karakter dan diterima dengan
baik oleh responden.
Selama pengumpulan data pada 21 BS, enumerator mampu
mengumpulkan data sebanyak 503 sampel rumah tangga dengan totalindividu yang diwawancarai sejumlah 1921 responden, dari sampel 525
rumah tangga yang direncanakan. Rata-rata 1 BS ditemukan 23 bangunan
sensus dari 30 bangunan sensus yang disampling di masinng-masing BS.
Beberapa kendala dan kesulitan yang dialami mampu diselesaikan
dengan baik. Kendala dalam melaksanakan puldat di daerah sulit, kendala
komunikasi dengan responden yang awalnya menolak untuk diperiksa,
dan kesulitan dalam hal manajemen data mampu diselesaikan dengan
baik. Koordinasi antara Kadinkes, PJT, PJO, PJAL, dan enumerator berjalan
dengan baik, sehingga kesalahpahaman yang terjadi bisa cepat
diminimalisir.
Saran
1. Perlunya koordinasi yang intensif antara Litbang Pusat dan Dinkes
Kab/Kota untuk meminimalisir miss comunications terkait persiapan
riset-riset berskala nasional selanjutnya.
2. Waktu pelatihan enumerator diperpanjang karena mayoritas merekabelum menguasai betul saat terjun ke lapangan terutama mengenai
manajemen data.
Gambar 4.4.2.
Menyeberangi
sungai menuju
rumah
responden
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 96/335
79
4.5. Tanah Datar
Gambaran Umum Kabupaten Tanah Datar
Kabupaten Tanah Datar merupakan salah satu Kabupaten diPropinsi Sumatera Barat. Secara administrasi pemerintah Kabupaten
Tanah Datar terdiri atas 14 kecamatan dan 75 nagari.
Kabupaten Tanah Datar terletak pada 0 0 19 0 - 0 0 30 0
Lintang Selatan dan 100 0 19 0 - 100 0 - 51 0 Bujur Timur . Luas
wilayah Kabupaten Tanah Datar 1.336 Km2, dengan batas – batas wilayah
sebagai berikut :
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Agam dan 50 Kota.
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Solok.- Sebelah Barat dengan Kabupaten Padang Pariaman.
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Sawah Lunto dan
Sijunjung.
Topografi Kabupaten Tanah Datar merupakan daerah perbukitan
dan pergunungan . Bagian tengah wilayah Kabupaten Tanah Datar
memiliki daerah perbukitan yang umumnya beriklim sedang dengan
temperatur antara 20 0 - 25 0 C, dengan ketinggian antara 20 – 1000 m
dari permukaan laut. Berdasarkan topografi dan keadaan tanahnya makaKabupaten Tanah Datar sangat potensial untuk pengembangan agrobisnis
dan agroindustri. Luas Wilayah Kabupaten Tanah Datar lebih kurang
1333,3 Km persegi atau 3,15 % dari luas Propinsi Sumatera Barat.
Penduduk yang berkualitas merupakan modal dasar untuk
kelangsungan pembangunan terutama pembangunan kesehatan.
Penduduk yang besar dengan kualitas yang rendah merupakan beban
bagi pembangunan. Oleh karena itu pembangunan kesehatan Kabupaten
Tanah Datar diarahkan pada pengendalian kualitas, pengembangankualitas serta pengarahan mobilitas sehingga mempunyai ciri kerakteristik
yang menunjang pembanguan Kabupaten, dengan jumlah penduduk
338.494 Jiwa dengan 86.739 KK dengan kepadatan penduduk per Km
sebanyak 255 jiwa. Bila dilihat dari rata-rata jiwa per rumah tangga maka
rata-rata ditemukan 3,92 jiwa per rumah tangga. Dilihat dari rasio beban
tanggungan didapatkan sebesar 63,4 berarti kelompok umur tidak
produktif masih relatif. Perbandingan laki-laki dan perempuan sebesar
94,92. Sedangkan untuk tingkat pendidikan yang diselesaikan diketahui
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 97/335
80
bahwa untuk tingkat pendidikan tinggi kelompok perempuan lebih tinggi
dari laki-laki karena jumlah penduduk perempuan lebih banyak dari pada
laki-laki dan adanya upaya pemberdayaan yang lebih baik lagi pada
perempuan dalam memberikan kesempatan yang lebih luas untuk
mendapatkan pendidikan.
Pendidikan
Pendidikan berkaitan erat dengan peningkatan sumber daya
manusia. Ada beberapa ukuran yang dapat digunakan untuk melihat
kualitas pendidikan antara lain menilai tingkat intelegensia,
kreatifitas/inovasi dan kemampuan lain dari lulusannya. Ukuran-ukuran
tersebut relatif sulit untuk diterapkan karena rumit, sehingga tidak cocokuntuk ruang lingkup yang luas. Sehingga kualitas pendidikan jarang
digunakan untuk menilai keberhasilan pembangunan antara lain distribusi
penduduk menurut tingkat pendidikan yang ditamatkan , angka
partisipasi sekolah dan indikator lain. Dengan mengacu kepada 7 (tujuh)
agenda pokok pembangunan Kabupaten Tanah Datar, sektor pendidikan
merupakan agenda nomor 2 (dua) dari arah kebijakan tahun 2011-2015
Indikator pemeratan pendidikan dasar dan menengah diukur
melalui Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM).APK adalah jumlah siswa secara keseluruhan pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu dibandingkan dengan jumlah penduduk usia tertentu
dan dinyatakan dalam bentuk persentase, sedangkan APM adalah jumlah
siswa pada usia tertentu pada jenjang jenis pendidikan tertentu
dibandingkan dengan jumlah penduduk pada usia tertentu dan
dinyatakan dalam bentuk persentase.
Lingkungan
Rumah Sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi
syarat kesehatan, yaitu rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana
air bersih, tempat pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik,
kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah tidak terbuat dari
tanah. Dari kompilasi data yang dikumpulkan melalui Profil Kesehatan
Kabupaten Tanah Datar, jumlah rumah yang ada 82.205 rumah dan
diperiksa 37.669 rumah (45.8%) dan yang memenuhi syarat kesehatan
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 98/335
81
21,478 rumah (57%). Jika dilihat persentase rumah yang memenuhi
syarat kesehatan masih sangat kecil (57%) hal ini disebabkan karena
keterbatasan anggaran untuk melakukan pemantauan terhadap rumah
yang ada. Pemantauan Rumah tangga yang berperilaku hidup bersih dan
sehat juga masih rendah (0,3%) hal ini juga karena adanya keterbatasananggaran untuk kegiatan tersebut.
Tempat – tempat Umum (TTU) dan tempat Umum Pengelolaan
Makanan (TUPM) merupakan suatu sarana yang dikunjungi banyak orang,
dan berpotensi menjadi tempat penyebaran penyakit. TUPM meliputi di
restoran, pasar, dan lain – lain. Sedangkan TUPM sehat adalah tempat
umum dan tempat pengelolaan makanan dan minuman yang memenuhi
syarat kesehatan, yaitu memiliki sarana air bersih, tempat pembuangan
sampah, sarana pembuangan sampah, sarana pembuangan limbah,ventilasi yang baik, luas lantai (luas ruangan) yang sesuai dengan
banyaknya pengunjung dan memiliki pecahayaan ruang yang memadai.
Data tahun 2012 yang diperoleh profil Kabupaten Tanah Datar
memperlihatkan bahwa dari jumah Tempat Umum dan Pengelolaan
Makanan yang ada sebanyak 3.663 buah, yang diperiksa 3.663, yang
diperiksa yang masuk kategori sehat sebanyak 2.081 buah (56.81%). Jika
dibandingkan tahun sebelumnya terjadi penurunan persentase TUPM
yang memenuhi syarat kesehatan dari 66.61% menjadi 56.81%. Jika
dibandingkan dengan target Indonesia Sehat 2011 adalah 80,0%, maka
Kabupaten Tanah Datar masih dibawah target Nasional.
Sumber air minum yang digunakan rumah tangga dibedakan
menurut air kemasan, ledeng, pompa, sumur terlindung, sumur tidak
terlindung, mata air terlindung, mata air tidak terlindung, air sungai, air
hujan, dan lainnya. Data dan Hasil kompilasi per Puskesmas pada tahun
2012, Jumlah KK yang ada sebanyak 100.168 KK yang sudah diperiksa
sumber air bersihnya sebanyak 63.454 Kk (63.3%) dengan masing –
masing sarana antara lain ledeng 32.7%, sumur pompa tangan 0 %, sumur
gali 35.9%, mata air 7.9 %, penampungan air hujan 5.4 %, dan lain –
lainnya 18,1%.
Kepemilikan sarana sanitasi dasar yang dimiliki oleh keluarga
meliputi kepemilikan Jamban, tempat sampah dan pengelolaan air
limbah (PAL). Berdasarkan tabel 66 lampiran profil terlihat bahwa dari
100.168 KK yang ada, sudah seluruhnya diperiksa (100%). Untuk Jamban,
jumlah KK 80.557 dan sebagian besar (80,4%) sudah diperiksa.
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 99/335
82
Kepemilikan tempat sampah, jumlah KK yang memiliki sebanyak 100.168
KK dan yang memilikinya tempat sampah sebanyak 63.593 KK ( 63,5% ).
Sedangkan untuk PAL, Jumlah KK yang diperiksa sebanyak 100.168 KK dan
yang memiliki PAL sebanyak 58.423 KK (58,3%). Berdasarkan data di atas
dapat dinyatakan bahwa kepemilikan sanitasi dasar di Kabupaten TanahDatar secara umum masih belum sesuai yang diharapkan dan
membutuhkan upaya promotif yang lebih intensif dan komprehensif agar
seluruh rumah tangga memiliki sanitasi dasar yang sehat.
Bahan Pengumpulan Data dan Prosedur Kerja
Kabupaten Tanah Datar termasuk salah satu dari empat kabupaten
di wilayah provinsi Sumatra Barat yang mendapat beberapa blok sensusyang mewakili sampel nasional. Sehingga bersama dengan kota Padang,
Kabupaten Lima Puluh Kota dan Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten
Tanah Datar harus mengerjakan beberapa blok sensus biomedis. Karena
itu secara garis besar alat yang digunakan untuk pengumpulan data
terbagi menjadi dua yaitu Alat dan bahan puldat Kesmas dan Alat bahan
puldat biomedis.
Alat Bahan Pengumpulan Data Kesmas
Bahan yang digunakan untuk pengumpulan data kesmas terdiri dari
alat dan bahan pengukur pemeriksaan beserta tas, kuesioner, bahan
kontak, dan kuitansi bahan kontak.
Alat dan bahan yang digunakan dalam pengumpulan data terdiri
dari (tiap tim) :
- Timbangan berat badan digital 1 buah
- Pengukur tinggi badan 1 buah
- Pengukur tekanan darah digital 1 buah
- Pita pengukur lingkar perut dan lingkar lengan atas 1 buah
- Tumbling E 1 buah
- Pita pengukur jarak visus 6 meter 1 buah
- Pinhole 1 buah
- Loop 1 buah
- Pen light 2 buah
- Spekulum telinga 3 buah
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 100/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 101/335
84
melaksanakan pemutakhiran bangunan sensus terlebih dulu. Selain itu
sebelum pengumpulan data, PJT kabupaten mencari tempat tinggal
selama bertugas yang berlokasi di tengah kota. Tempat tinggal tersebut
sekaligus dijadikan sebagai posko pusat dari seluruh enumerator. Semua
barang dan logistik juga dipindahkan dan disimpan di posko tersebut.Barang dan logistik tersebut direkapitulasi ulang sebelum digunakan
untuk puldat serta diserah terimakan ke tim enumerator penanggung
jawab tiap alat dan logistik tersebut.
Tahap Pemutakhiran Bangunan Sensus
Pemutakhiran Bangunan Sensus ini dilakukan selama tiga hari. Tiap
tim enumerator bergerak sendiri-sendiri mengerjakan pemutakhiranbangunan sensus pada enam blok sensus yang telah menjadi tanggung
jawab masing-masing tim. Selain melakukan pemutakhiran, tiap tim
enumerator juga melakukan sosialisasi dan kontrak waktu dengan para
wali jorong serta penduduk yang terpilih sebagai sampel, Sehingga saat
puldat dilaksanakan, tiap sampel dapat ditemukan dengan mudah dan
proses puldat dapat terlaksana dengan lancar.
Tahap Pengumpulan Data
Tahap pengumpulan data dilaksanakan dalam beberapa bagian.
Pada bagian pertama, keempat tim enumerator mengerjakan 4 blok
sensus secara bersama. Pada bagian kedua dua tim, yaitu tim 2 dan tim 3
mengerjakan empat blok sensus secara bersama. Sedangkan tim 1 dan
tim 4 berjalan sendiri-sendiri untuk mengerjakan blok sensus biomedis
mereka masing-masing. Pada bagian ketiga, kondisi tersebut dibalik.
Dimana Tim 1 dan tim 4 mengerjakan empat blok sensus secara bersama.
Sedangkan tim 2 dan 3 berjalan sendiri-sendiri untuk mengerjakan bloksensus biomedis mereka masing-masing. Pada bagian keempat, tim
enumerator dibagi menjadi dua. Tim 1 dan 4 mengerjakan empat blok
sensus secara bersama. Begitu juga dengan tim 2 dan 3 melakukan yang
mengerjakan empat blok sensus yang tersisa secara bersama. Sehingga
blok sensus yang dikerjakan genap menjadi 24 blok sensus.
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 102/335
85
Tabel 4.5.1. Nama dan Pendidikan Enumerator
NO NAMA PENDIDIKAN NO NAMAPENDIDIKA
N
1 Ardison DIII Perawat 11 Yola AnggaraPratama
DIII Bidan
2 Yudia Gusti Rini S I Perawat 12 Rani Salam DIII Bidan
3 Miranti DIII Bidan 13 Almizan Iqbal S I Kesmas
4 Dona Fatma L.S. DIII Bidan 14 Azizah DIV bidan
5 Liza Marnis DIII Kesling 15 Eska Putri S I Kesmas
6Angga Okta
Irawan
DIII Perawat 16 Rezi Ertada Putri DIII Bidan
7 Zaitul Rezia DIII Perawat 17 Ulva Nikmatya DIII Gizi
8 Vivi Angraini DIII Bidan 18 Dian Nofrian S I
9 Gusnita DIII Perawat 19 Siska Trisnawati DIII Bidan
10Nova Seni
HardalenaS I Kesmas 20 Dian Aprio Gusti S I Perawat
Tahap Penyelesaian
Setelah semua rangkaian puldat selesai dilaksanakan, setiap tim
mengumpulkan seluruh alat dan sisa logistik di posko pusat. Semua alat
dan sisa logistik tersebut dihitung ulang. Seluruh kuesioner yang telah di
entry, dikelompokkan berdasarkan blok sensus dan diikat menjadi satu.
Kemudian semua kuesioner, alat dan sisa logistik diserah terimakan
kepada PJO dan PJAL kabupaten Tanah Datar untuk kemudian ditindak
lanjuti oleh PJO dan PJAL kabupaten.
Hasil Kegiatan
Tempat tinggal PJT, enumerator dan posko
Temuan : PJT bertempat tinggal di rumah kontrakan yang berada di
tengah-tengah wilayah kabupaten Tanah Datar. Rumah
tersebut sekaligus dijadikan sebagai posko enumerator
sehari-hari. Para enumerator sendiri sebagian besar
tinggal di rumah sendiri, walau ada sebagian kecil
enumerator menginap di dekat posko.
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 103/335
86
Kendala : Tidak ada
Kemudahan: Fasilitas dari dinas kesehatan Kabupaten Tanah Datar
yang sangat meringankan PJT dalam melaksanakan tugas.
Selain itu wilayah Kabupaten Tanah Datar yang tidakterlalu luas sangat memudahkan PJT untuk mensupervisi
tiap tim enumerator di blok sensus masing-masing.
Peta Bangunan Sensus
Temuan : Peta bangunan sensus didapatkan setelah PJT kabupaten
langsung mendatangi Badan Pusat Statistik Kabupaten
Tanah Datar
Kendala : Ada beberapa peta yang tidak jelas, karena peta yang tim
dapatkan berupa hasil scan dari peta asli yang ditulis
dengan pensil. Selain itu ada beberapa nomor bangunan
fisik yang tertera di peta tidak sama dengan nomor
bangunan fisik yang tertempel di stiker rumah.
Kemudahan: Petugas dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanah Datar
sangat kooperatif dalam pengadaan peta bangunan
sensus.
Pemutakhiran Bangunan Sensus
Temuan : Banyak dari bangunan sensus yang telah kosong ditinggal
pemiliknya. Selain itu peran wali jorong setempat sangat
membantu dalam proses pemutakhiran bangunan sensus,
karena gambaran di peta bangsen kadang berbeda
dengan kondisi yang sebenarnya.
Kendala : Ada beberapa bangunan sensus yang tidak dijumpai stikerbangsennya Ada pula didapatkan stiker bangsen yang
ternyata tidak sama dengan nomor bangsen pada lembar
DSBS.
Kemudahan: Wali Jorong beserta perangkatnya rata-rata sangat
kooperatif dalam membantu pelaksananaan
pengumpulan data. Hal ini sangat membantu kelancaran
puldat.
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 104/335
87
Penunjuk Jalan
Temuan : Kebanyakan penunjuk jalan di lapangan adalah wali
jorong dusun itu sendiri. Walau ada beberapa blok sensus
yang meminta bantuan perangkat dusun atau kaderposyandu setempat.
Kendala : Ada sebagian kecil penunjuk jalan yang kurang mengenal
warga tersebut dengan baik. Hal ini terutama ditemukan
di blok sensus yang terletak wilayah tengah kabupaten.
Kemudahan: Para penunjuk jalan tersebut sangat kooperatif dalam
membantu pelaksananaan pengumpulan data. Bahkan
ada yang terus menemani tim enumerator hingga proses
puldat di blok sensus tersebut selesai.
Surat Perijinan
Temuan : Surat perizinan untuk pengumpulan data selesai tepat
pada pagi hari saat tim enumerator hendak turun ke
lapangan untuk pemutakhiran bangsen.
Kendala : Surat perizinan sempat macet cukup lama di
Balitbangkespol Kabupaten Tanah Datar karenamenunggu tanda tangan sekkab. Karena hal ini, proses
puldat sempat terancam untuk ditangguhkan.
Kemudahan: Atas inisiatif PJO, untuk sementara dibuatkan surat tugas
sementara dari Dinas Kesahatan Kabupaten Tanah Datar,
sehingga proses pengumpulan data tidak tertunda.
Wawancara
Temuan : sebagian besar responden yang di wawancarai pada
riskesdas 2013 di wilayah Kabupaten Tanah Datar adalah
penduduk asli suku Minang.
Kendala : Ada beberapa responden yang tidak bisa berbahasa
Indonesia, sehingga proses wawancara harus
dilangsungkan dalam bahasa minang. Selain itu banyak
responden yang tidak ada di rumah saat wawancara
dilakukan. Sehingga tim enumerator tak jarang melakukan
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 105/335
88
wawancara pada malam hari karena menunggu
responden pulang. Tak jarang pula tim enumerator
kembali ke blok sensus tersebut beberapa hari kemudian
untuk mewawancarai responden yang tidak dapat ditemui
pada kunjungan pertama.
Kemudahan: Sebagian besar responden kooperatif dan terbuka dengan
enumerator dalam melakukan wawancara sehingga
memudahkan enumerator dalam melakukan
pengumpulan data.
Pengukuran Berat Badan
Temuan : Responden sangat aktif dan antusias ketika ditimbang
walaupun kadang harus dilakukan lebih dari sekali karena
belum sesuai dengan prosedur penimbangan yang benar
Kendala : Ada beberapa timbangan yang error sehingga harus di
lakukan beberapa cara dahulu agar bisa digunakan
kembali. Kasalahan teknis tersebut kebanyakan karena
timbangan digital tersebut tidak ditempatkan di tempat
yang benar-benar rata, melainkan di atas karpet atau
tikar. Sehingga hasil yang ditunjukkan menunjukkanperbedaan yang cukup signifikan dengan pengukuran
dengan prosedur yang benar.
Kemudahan: antusiasme dari responden tinggi sehingga memudahkan
pengukuran berat badan.
Pengukuran Tinggi Badan
Temuan : Responden sangat aktif dan antusias ketika akan diukurtinggi badan walaupun kadang harus dilakukan lebih dari
sekali karena belum sesuai dengan prosedur pengukuran
tinggi badan yang benar
Kendala : pengukuran untuk bayi dan balita sering harus diulang
karena bayi dan balita yang akan diukur seringkali tidak
kooperatif. Bahkan ada beberapa bayi dan balita yang
tdiak bisa diukur karena rewel dan terus-menerus
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 106/335
89
menangis. Selain itu ada beberapa responden lanjut usia
yang tidak bisa diukur tinggi badannya karena bungkuk.
Kemudahan: antusiasme dari responden cukup tinggi sehingga
memudahkan pengukuran tinggi badan.
Pengukuran Lingkar Lengan Atas
Temuan : pengukuran lingkar lengan atas cukup lancar walau pada
awalnya ada beberapa responden yang menolak untuk
diukur.
Kendala : beberapa responden awalnya menolak dilakukan
pengukuran lingkar lengan atas dikarenakan merasa
mengganggu privasi. Tetapi setelah dijelaskan akan
manfaatnya, para responden tersebut akhirnya mau dan
bersedia untuk diukur. Selain itu, ada alat pengukur
lingkar lengan atas luntur pada angka skala
pengukurannya, sehingga alat tersebut harus diganti
dengan pita pengukur yang baru.
Kemudahan: Setelah dijelaskan akan manfaat dari pengukuran ini, para
responden jadi cukup kooperatif.
Pengukuran Lingkar Perut
Temuan : pengukuran lingkar perut cukup lancar walau ada
beberapa responden yang menolak untuk diukur.
Kendala : Beberapa responden menolak diukur lingkar perutnya
dikarenakan malu. Ada responden yang tetap menolak
walaupun tim melakukan pengukuran di ruang tertutup
dan dilakukan oleh petugas dengan jenis kelamin yangsama.
Kemudahan: Setelah dijelaskan akan manfaat dari pengukuran ini, ada
beberapa responden menjadi cukup kooperatif.
Pengukuran Tekanan Darah
Temuan : Responden sangat aktif dan antusias ketika diukur
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 107/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 108/335
91
Pemeriksaan Xeroftalmia
Temuan : Dari hasil pemeriksaan tidak didapatkan responden yang
mengalami xeroftalmia
Kendala : Tim enumerator kebanyakan tidak mempunyai jamterbang tinggi dalam pemeriksaan xeroftalmia
sebelumnya. Sehingga ditakutkan hasil pemeriksaan
mengalami bias dari yang semestinya. Selain itu
responden anak agak sulit untuk diperiksa karena kerap
kali rewel dan menangis.
Kemudahan: -
PemeriksaanTelinga
Temuan : pemeriksaan telinga cukup lancar walau pada awalnya
ada beberapa responden yang menolak untuk diperiksa
karena takut proses pemeriksaan tidak nyaman.
Kendala : ada tim enumerator yang tidak mempunyai jam terbang
tinggi dalam pemeriksaan telinga sebelumnya. Sehingga
ditakutkan hasil pemeriksaan mengalami bias dari yang
semestinya. Selain itu untuk tes bisik, kadang dalam
pelaksanaannya mengalami kesulitan karena tidak adanyakamar yang memenuhi syarat untuk tes bisik akibat terlalu
bising.
Kemudahan: Setelah dijelaskan akan manfaat dari pemeriksaan telinga,
para responden jadi cukup kooperatif.
Pemeriksaan Gigi
Temuan : Responden sangat aktif dan atusias ketika akan diperiksa
giginya.
Kendala : Tidak ada anggota tim enumerator yang mempunyai latar
belakang dokter gigi atau perawat gigi. Sehingga di
takutkan akan terjadi bias yang cukup signifikan dengan
keadaan yang sebenarnya.
Kemudahan: antusiasme dari responden cukup tinggi sehingga
memudahkan jalannya pemeriksaan gigi.
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 109/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 110/335
93
Bahkan terkadang email riskesdas tersebut sama sekali
tidak bisa dibuka.
Kemudahan: Tim Mandat cukup kooperatif dalam membantu PJT
dalam melakukan pengiriman data ke tim mandat pusat
Pengumpulan Data Biomedis
Temuan : Pada blok sensus biomedis, ada sedikit hal yang berbeda
dengan pengumpulan data biasa. Hal yang berbeda itu
adalah adanya pengumpulan sampel biomedis berupa
sampel urine, garam dan sampel air. Selain itu juga
dilakukan pengumpulan serum dari darah yang diambil
saat laboratorium lapangan.
Kendala : Para enumerator masih bingung untuk penentuan
responden yang akan diambil sampel urine dan airnya.
Sehingga sering kali sampel urine dan air di ambil dari
responden yang salah. Kesalahan tersebut kebanyakan
bersumber dari kekurang pahaman enumerator terhadap
penggunaan Kish Table. Karena kesalahan tersebut sering
mereka harus kembali ke rumah responden untuk
mengambil kembali sampel urine dan air yang benarmenurut Kish Table. Solusinya para enumerator
kemudian di latih kembali untuk menggunakan Kish Table.
Kemudahan: Para enumerator mau untuk belajar memperbaiki
kesalahan yang mereka buat saat puldat biomedis.
Laboratorium Lapangan
Temuan : Laboratorium lapangan pada awalnya dilakukan selamaempat hari yaitu pada hari ke-5, ke-6, ke-11 dan ke-12.
Tetapi karena berbagai alasan hanya satu blok sensus
biomedis di Kabupaten Tanah Datar yang melaksanakan
laboratorium lapangan selama empat hari. Sedangkan tiga
blok sensus biomedis lain hanya melaksanakan lab
lapangan 3 hari, yaitu pada hari ke-5, ke-6 dan ke -11
Kendala : Banyak responden yang masuk kriteria inklusi dan telah
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 111/335
94
diundang, tetapi ternyata pada waktu hari lab lapangan
dilaksanakan, reponden tersebut tidak hadir dengan
berbagai alasan.
Kemudahan: para wali jorong, dokter serta paramedis pendamping
amat sangat membantu pelaksanaan laboratorium lab
lapangan di masing-masing blok sensus biomedis.
Pengiriman Spesimen Biomedis
Temuan:
Kendala :
Pengiriman specimen biomedis dilakukan dua kali dalam tiap
blok sensus biomedis. Spesimen yang dikirim meliputi sampel
serum, sampel urine, sampel air dan sampel garam.
Pada dua pengiriman sampel serum yang pertama, ternyata
sampai di Jakarta suhu serum naik. Hal ini dikarenakan
pengiriman oleh kargo yang lebih dari sehari, serta petunjuk
teknis pengepakan serum dari pusat yang kurang tepat
sehingga begitu sampai di Jakarta suhu serum mengalamikenaikan drastis. Jalan keluarnya, PJT mengganti kargo yang
digunakan untuk pengiriman sampel. Selain itu, tim biomedis
provinsi Sumbar memodifikasi sendiri teknis pengepakan
serum. Setelah dua langkah diatas dilakukan, pengiriman
serum selanjutnya berjalan cukup lancar. Dalam proses
pengiriman, PJT mengambil alih kendali karena PJO dan PJAL
berhalangan karena terlalu sibuk dengan pekerjaan di
dinkeskab.
Gambar 4.5.1.
Pengambilan darah di BS Biomedis
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 112/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 113/335
96
adalah, telah diwawancarai 600 rumah tangga dan 2061 individu dalam
24 blok sensus.
Saran
Dari pelaksanaan riskesdas 2013 di Kabupaten Tanah Datar,
penulis mengajukan saran sebagai berikut :
1. Petunjuk teknis pengepakan sampel bio-medis yang dibuat oleh tim
biomedis pusat perlu dievaluasi kembali. Hal ini perlu dilakukan agar
di masa depan, kejadian naiknya suhu serum saat dikirim tidak
terulang kembali.
2. Sebaiknya update dan revisi software pengentry data tidak dilakukan
saat pengumpulan data telah dilakukan, karena hal tersebut dapat
membuat data yang terkumpul menjadi bias.
3. Perekrutan enumerator kedepannya perlu disesuaikan dengan
kebutuhan di lapangan. Agar kejadian dimana tidak adanya
enumerator dengan latar belakang dokter gigi atau perawat gigi pada
pemeriksaan gigi tidak terulang lagi. Hal ini penting untuk
meminimalisir kemungkinan data yang didapat tidak akurat.
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 114/335
97
4.6. Padang Pariaman
Gambaran Umum Kabupaten Padang Pariaman
Padang Pariaman adalah sebuah kabupaten di provinsi Sumatera
Barat, Indonesia. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.328,79 km² dan
populasi 391.056 jiwa (Sensus Penduduk 2010). Sejak dikeluarkannya
Surat Keputusan (SK) DPRD No. 05/KEP.D/DPRD 2008 dan SK Bupati No.
02/KEP/BPP/2008, tertanggal 2 Juli 2008, ibu kota kabupaten ini
dipindahkan dari Kota Pariaman ke Parit Malintang, yakni sebuah nagari
di kecamatan Enam Lingkung.
Pada awalnya Kabupaten Padang Pariaman sesuai dengan
Peraturan Komisaris Pemerintah di Sumatera No.81/Kom/U/1948
tentang Pembagian Kabupaten di Sumatera Tengah yang terdiri dari 11Kabupaten diantaranya disebut dengan nama Kabupaten Samudera
dengan ibukotanya Pariaman, meliputi daerah kewedanaan Air Bangis,
Pariaman, Lubuk Alung, Padang Luar-Kota, Mentawai dan Nagari-Nagari
Tiku, Sasak dan Katiagan. Kabupaten Samudera ini terdiri dari 17 wilayah
(gabungan nagari-nagari).
Kabupaten Padang Pariaman dibentuk dengan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 1956 tanggal 19 Maret 1956 tentang Pembentukan
Daerah otonom Kabupaten Dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera
Tengah, dimana Propinsi Sumatera tengah dibentuk menjadi 14Kabupaten, yang salah satunya adalah Kabupaten Padang/Pariaman
dengan batas-batas sebagai yang dimaksud dalam pasal 1 dari Surat
Ketetapan Gubernur Militer Sumatera Tengah tanggal 9 Nopember 1949
No. 10/G.M/S.T.G./49, dikurangi dengan daerah Kampung-Kampung Ulak
Karang, Gunung Pangilun, Marapalam, Teluk Bajur, Seberang Padang dan
Air Manis dari kewedanaan Padang Kota yang telah dimasukkan kedalam
daerah Kota Padang, sebagai dimaksud dalam Surat ketetapan Gubernur
Kepala Daerah Propinsi Sumatera Tengah Tanggal 15 Agustus 1950 No.65/G.P./50 Bupati Padang Pariaman semasa Agresi Milter Belanda Tahun
1948 adalah Mr. BA. Murad.
Secara Administrasi Kabupaten Padang Pariaman sampai tahun
2010 terdiri dari 17 Kecamatan dan 60 Nagari serta 444 Korong, daerah
ini berbatas dengan Kota Pariaman yang terletak di Tengah Kabupaten
Padang Pariaman dan berbatas sebelah Utara dengan Kabupaten Agam,
sebelah Selatan dengan Kota Padang, Sebelah Timur dengan Kabupaten
Solok dengan Kabupaten Tanah Datar serta sebelah Barat dengan
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 115/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 116/335
99
Tabel 4.6.1. Luas Wilayah Kabupaten Padang Pariaman Menurut
Kecamatan, Riskesdas 2013
No. Kecamatan Luas Daerah (Km2)
1 Batang Anai 180,39
2 Lubuk Alung 111,63
3 Sintuk Toboh Gadang 25,56
4 Ulakan Tapakis 38,85
5 Nan Sabaris 29,12
6 2 x 11 Enam Lingkung 36,25
7 Enam Lingkung 39,20
8 2 x 11 Kayu Tanam 228,70
9 VII Koto Sungai Sarik 90,93
10 Patamuan 53,05
11 Padang Sago 32,06
12 V Koto Kampung Dalam 61,41
13 V Koto Timur 64,80
14 Sungai Limau 70,38
15 Batang Gasan 40,31
16 Sungai Geringging 99,35
17 IV Koto Aur Malintang 126,80
Kabupaten Padang Pariaman 1.328,79
Topografi
Keadaan Topografi Kabupaten Padang Pariaman berupa daratan
seluas 714,47 km2 atau 59,57 persen dari wilayah daratan merupakan
daratan rendah dengan ketinggian antara 0 - 100 meter dari permukaan
air laut, sedangkan yang lainnya merupakan daerah bergelombang dan
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 117/335
100
berbukit yaitu dengan ketinggian 100 m sampai 1500 meter dari
permukaan air laut.
Topografi wilayah Kabupaten Padang Pariaman termasuk iklim
tropis besar yang memiliki musim kering yang sangat pendek dan daerahlautan sangat dipengaruhi oleh angin laut. Suhu udara terpanas jatuh
pada bulan Mei, sedangkan suhu terendah terdapat pada bulan
September. Dilihat dari topografi wilayah, Kabupaten Padang Pariaman
terdiri dari wilayah daratan pada daratan Pulau Sumatera dan 6 pulau-
pulau kecil, dengan 40 % daratan rendah yaitu pada bagian barat yang
mengarah ke pantai. Daerah dataran rendah terdapat disebelah barat
yang terhampar sepanjang pantai dengan ketinggian antara 0 – 10 meter
di atas permukaan laut, serta 60% daerah bagian timur yang merupakan
daerah bergelombang sampai ke Bukit Barisan. Daerah bukitbergelombang terdapat disebelah timur dengan ketinggian 10 – 1000
meter di atas permukaan laut. Daerah bergelombang dan dataran tinggi
terletak pada bagian timur dan sebagian bagian utara, dimana pada
daerah perbatasan dengan Kabupaten Solok, Tanah Datar, dan Agam
adalah merupakan daerah gugusan Bukit Barisan yang membujur
sepanjang bagian barat Pulau Sumatera.
Iklim
Sepanjang tahun 2010, curah hujan dan hari hujan yang tercatat
pada seluruh tempat pengukuran mengalami penurunan dibanding tahun
sebelumnya yaitu rata-rata 427,7 mm/bulan dengan rata-rata jumlah hari
hujan sebanyak 22 hari/bulan sedangkan tahun 2010 mencapai rata-rata
321,9 mm/bulan dengan rata-rata jumlah hari hujan sebanyak 14
hari/bulan. Suhu udara berkisar antara 24,4°C-25,7°C, jadi untuk rata-rata
suhu maksimum 31,08°C dan rata-rata suhu minimum yaitu 21,34°C,
dengan kelembapan relatif 86,75 %.
Kependudukan
Jumlah penduduk Kabupaten Padang Pariaman tahun 2010 tercatat
sebanyak 393.571 jiwa, terdiri dari 193.472 orang laki-laki dan 200,089
orang perempuan. Sedangkan tahun sebelumnya tercatat sebanyak
392.941 jiwa (188.714 laki-laki dan 204.227 perempuan). Dibanding
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 118/335
101
tahun 2009, penduduk Kabupaten Padang Pariaman pada tahun 2010
mengalami kenaikan 630 jiwa atau sebesar 0,16%.
Jumlah rumah tangga Kabupaten Padang Pariaman yaitu 89.424
rumah tangga, dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 296 jiwa perKm2. Penduduk terpadat terdapat di Kecamatan Nan Sabaris dengan 925
jiwa per Km2, serta diikuti Kecamatan Sintuk Toboh Gadang dengan 700
jiwa per Km2. Penduduk terjarang tedapat di Kecamatan 2x11 Kayu
Tanam dengan kepadatan 112 jiwa per Km2, serta Kecamatan IV Koto Aur
Malintang dengan kepadatan 155 jiwa per Km2.
Dilihat per kecamatan, jumlah penduduk tertinggi terdapat di
Kecamatan Batang Anai yaitu 44.459 jiwa dengan persebaran 11,30% dan
diikuti Kecamatan Lubuk Alung sebanyak 43.020 jiwa dengan persebaran
10,93% dari keseluruhan jumlah penduduk Kabupaten Padang Pariaman.
Kecamatan yang memiliki jumlah penduduk terendah yaitu Kecamatan
Padang Sago sebanyak 8.010 jiwa atau 2,03% dari keseluruhan jumlah
penduduk Kabupaten Padang Pariaman.
Sedangkan jumlah orang yang bekerja sebanyak 142.222 orang
dengan rincian 83.836 laki-laki dan 58.386 perempuan. Dilihat dari
tingkat pendidikan pekerja di Kabupaten Padang Pariaman terbanyak
pada tingkat pendidikan tidak tamat SD sebanyak 45.173 orang,
selanjutnya 36.760 orang pada tingkat pendidikan SD dan sebanyak 6.749
orang berpendidikan diatas sekolah menengah atas
(Diploma/Universitas).
Sosial Ekonomi
Dilihat dari tingkat kesejahteraan keluarga berdasarkan data dari
Dinas Kependudukan, Catatan Sipil dan Keluarga Berencana sebanyak
10.118 keluarga berada pada tingkat pra sejahtera, 21.663 keluarga padatingkat Sejahtera I, 28.297 keluarga pada tingkat Sejahtera II, 25.382 pada
tingkat Sejahtera III, dan sebanyak 1.443 keluarga pada tingkat Sejahtera
III Plus. Sebagai daerah yang agraris, potensi unggulan Kabupaten Padang
Pariaman adalah sektor pertanian, hal ini dapat dilihat dari struktur
perekonomiannya. Struktur perekonomian Kabupaten Padang Pariaman
masih didominasi oleh sektor pertanian, terutama pertanian tanaman
pangan yang sampai tahun 2010 sebesar 23,89%. Selain sektor pertanian,
Sektor lainnya yang juga cukup dominan adalah sektor angkutan dan
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 119/335
102
komunikasi sebesar 25,27%, sektor jasa-jasa sebesar 16,04%, sektor
perdagangan, hotel dan restoran sebesar 11,63%, serta sektor industri
pengolahan sebesar 11,83 %.
Lingkungan
Kabupaten Padang Pariaman mempunyai lahan seluas 132.879 Ha.
Luas keseluruhan ini meliputi daerah terbangun yang digunakan untuk
berbagai kegiatan perumahan/permukiman dan daerah tidak terbangun
seperti pertanian, perkebunan dan sebagainya. Penggunaan lahan
terbesar adalah perkebunan rakyat yaitu 36.461 Ha atau 27,44% dari luas
Kabupaten Padang Pariaman, kemudian hutan seluas 28.644 Ha atau
27,44% dan sawah seluas 27.129 Ha atau 20,42% dari luas Kabupaten
Padang Pariaman.
Penggunaan lahan untuk perkebunan rakyat terluas terletak di
Kecamatan Sungai Geringging yaitu seluas 5.492 Ha, untuk kawasan
hutan terluas berada di Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam, yakni seluas
10.701 Ha. Potensi Kehutanan di Kabupaten Padang Pariaman belum ada
yang dimanfaatkan untuk Hutan Produksi, melainkan hanya difungsikan
antara lain sebagai Hutan Lindung, Perlindungan dan Pelestarian Alam
(PPA) dan areal penggunaan lain. Sedangkan penggunaan lahan untuk
budidaya pertanian terluas terletak di Kecamatan Batang Anai yaitu
seluas 3.201 Ha dan diikuti Kecamatan Lubuk Alung seluas 3.095 Ha
Prosedur Kerja
Pengumpulan data Riskesdas 2013 di Kabupaten Padang Pariaman
dilakukan dengan wawancara, pengukuran dan pemeriksaan, alat dan
bahan yang diperlukan dalam kegiatan pengumpulan data dengan
prosedur kerja sebagai berikut:
Persiapan untuk melakukan pengumpulan data Riskesdas 2013
yaitu Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman melakukan
perekrutan sebanyak 20 orang tenaga enumerator. Jumlah tim
enumerator untuk pengumpulan data Riskesdas di Kabupaten Padang
Pariaman adalah sebanyak 4 tim. Dimana masing-masing tim terdiri dari 5
orang anggota, yang terdiri dari 1 orang berjenis kelamin laki-laki (sebagai
ketua tim) dan 4 orang berjenis kelamin perempuan (anggota tim). Jadi
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 120/335
103
total keseluruhan terdapat 20 orang enumerator (4 tim x 5 orang = 20
orang). Pendidikan terakhir enumerator minimal D3. Total jumlah blok
sensus (BS) untuk Kabupaten Padang Pariaman adalah 24 BS, sehingga
satu tim memiliki tanggung jawab sebanyak 6 BS (24 BS : 4 Tim = 6 BS).
Sebelum terjun ke lapangan, enumerator dibekali pengetahuan
cara wawancara, pengukuran dan pemeriksaan dalam pelatihan “Training
Centre” selama 10 hari yang diadakan di Hotel Rocky, Padang, Sumatera
Barat. Setelah selesai pelatihan, enumerator, PJT Kab, PJO dan PJAL
menuju Kabupaten Padang Pariaman untuk segera mencari posko
enumerator dan melakukan briefing tahap awal serta melakukan
penghitungan jumlah kuesioner. Kemudian mengurus perizinan
pengumpulan data di kantor Bakesbangpol. Setelah semua persiapan
terselesaikan maka tahap berikutnya adalah pengumpulan data Riskesdasyang terdiri dari pemuktahiran bangsen dan pengumpulan data
(wawancara, pengukuran dan pemeriksaan) yang akan diuraikan sebagai
berikut:
Pemuktakhiran Bangsen
Pengecekan bangunan sensus terpilih dilakukan untuk
mengidentifikasi keberadaan bangunan sensus terpilih dengan DaftarRKD13.BANGSEN. Enumerator tidak diperbolehkan untuk mengganti blok
sensus terpilih yang terdapat dalam RKD 13 BANGSEN. Bangunan sensus
yang terdapat pada RKD 13 BANGSEN merupakan bangunan sensus hasil
SP2010 (bulan Mei). Untuk melakukan identifikasi keberadaan bangunan
sensus dengan Daftar RKD13.BANGSEN digunakan pendekatan alamat
dan nama-nama kepala rumah tangga yang saat SP2010 mendiami
bangunan sensus tersebut. Pemutakhiran rumah tangga di dalam
bangunan sensus dilakukan untuk mengidentifikasi rumah tangga yang
sekarang mendiami atau menghuni bangunan sensus terpilih yangditemukan (tahun 2013).
Daftar sampel bangunan sensus yang disiapkan sebanyak 25
bangunan sensus dan ditambah 5 bangunan sensus sebagai sampel
cadangan (no sampel 26 s.d. 30). Sampel cadangan digunakan apabila
sampel bangunan sensus utama tidak ditemukan, dibongkar/digusur,
atau kosong. Sampel cadangan digunakan sedemikian rupa sehingga
secara total sampel tetap 25 bangunan sensus. Apabila pada kasus
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 121/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 122/335
105
dapat berdiri, pengukuran berat badan, lingkar lengan atas pada
perempuan 15-49 tahun, dan lingkar perut pada semua anggota rumah
tangga 15 tahun atau lebih.
c. Pemeriksaan
Pemeriksaan dalam pengumpulan data Riskesdas ini meliputi
pemeriksaan tekanan darah pada responden usia lebih dari 15 tahun,
pemeriksaan gigi dan mulut untuk responden usia lebih dari 12 tahun,
pemeriksaan ketajaman penglihatan (visus) untuk responden usia lebih
dari 6 tahun, dan pemeriksaan pendengaran (konversasi) untuk
responden usia lebih dari 5 tahun.
d. Entry Data
Setelah pengumpulan data dilakukan maka tahap selanjutnya
adalah melakukan entry data kuesioner di laptop dan membuat fomulir
control data untuk masing-masing BS.
Hasil Kegiatan
Persiapan
Tahap awal persiapan untuk melakukan pengumpulan dataRiskesdas 2013 yaitu Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman
melakukan perekrutan sebanyak 20 orang tenaga enumerator. Jumlah
tim enumerator untuk pengumpulan data Riskesdas di Kabupaten Padang
Pariaman adalah sebanyak 4 tim. Dimana, masing-masing tim terdiri dari
5 orang anggota, yang terdiri dari 1 orang berjenis kelamin laki-laki
(sebagai ketua tim) dan 4 orang berjenis kelamin perempuan (anggota
tim). Jadi total keseluruhan terdapat 20 orang enumerator (4 tim x 5
orang = 20 orang). Pendidikan terakhir enumerator minimal D3. Total jumlah blok sensus (BS) untuk Kabupaten Padang Pariaman adalah 24 BS,
sehingga satu tim memiliki tanggung jawab sebanyak 6 BS (24 BS : 4 Tim =
6 BS).
Sebelum terjun ke lapangan, enumerator dibekali pengetahuan
cara wawancara, pengukuran dan pemeriksaan dalam pelatihan “Training
Centre” selama 10 hari yang diadakan di Hotel Rocky, Padang, Sumatera
Barat. Setelah selesai pelatihan, enumerator, PJT Kab, PJO dan PJAL
menuju Kabupaten Padang Pariaman. Pada hari Senin, tanggal 29 April
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 123/335
106
2013, PJT tiba di Kabupaten Padang Pariaman. Kegiatan awal yang
dilakukan adalah mencari kontrakan yang akan dijadikan posko untuk
kegiatan Riskesdas 2013, diupayakan posko dapat menampung sebanyak
20 orang enumerator (Tim 1, 2, 3, 4), sehingga jika ada evaluasi atau
briefing, maka posko dapat menjadi tempat yang representatif. Pada hariini PJT, PJO dan PJAL melakukan pengurusan izin untuk pungumpulan
data di Kantor Bakesbangpol. Kendala yang ditemui yaitu pengurusan
surat izin tidak bisa 1 hari langsung selesai, karena pihak Bakesbangpol
meminta identitas Ibu Atmarita yang tertulis di surat izin sebagai Ketua
Peneliti. Kemudian, PJT Kab melaporkan permasalahan ini kepada PJ Prov
untuk segera ditindaklanjuti.
Pada hari berikutnya (Selasa, 30 April 2013), PJT dan semua
enumerator berkumpul di Dinkes untuk menemui Kepala DinasKesehatan Kabupaten Padang Pariaman dan menyampaikan rencana
tindak lanjut pengumpulan data Riskesdas 2013 di Kabupaten Padang
Pariaman. Sepulangnya dari Dinas Kesehatan PJT mendapatkan informasi
bahwa KTP an.Ibu Atmarita sudah dikirimkan via email, kemudian PJT dan
PJAL menuju Bakesbangpol untuk pengurusan surat izin yang kemarin
tertunda. Setelah itu, melakukan briefing dengan PJO, PJAL dan semua
enumerator di posko tentang rencana kegiatan puldat yang tertulis di RTL
tanggal 1 Mei 2013, tetapi sepertinya puldat akan dimulai tanggal 2 Mei
2013 karena terkait dana yang belum di transfer ke PJO, sehingga besok
akan dilakukan pemuktahiran bangsen dan menyerahkan surat izin
kepada masing-masing wali nagari. Kegiatan dilanjutkan dengan
menghitung ulang jumlah kuesioner di posko bersama seluruh
enumerator.
Hari selanjutnya (Rabu, 1 Mei 2013), PJT Kab mendatangi kantor
Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Padang Pariaman untuk
memperoleh peta sesuai dengan blok sensus yang telah ditetapkan yaitu
sebanyak 24 BS. Kendala yang ditemui yaitu BPS hanya memberikan peta
buta kepada PJT dan di dalam peta tersebut tidak ada bangunan
sensusnya. PJT sudah meminta peta yang ada bangsennya tetapi tidak
diberikan oleh pihak BPS dengan alasan perintah dari BPS Provinsi.
Akhirnya PJT menghubungi BPS Provinsi dan peta dengan bangunan
sensus bisa didapatkan. Kemudian PJT bersama seluruh enumerator
berkumpul di posko untuk mempersiapkan kuesioner BS 1, 2, 3 dan 4.
Kuesioner, PSP dan kartu hasil dimasukkan ke dalam map masing-masing.
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 124/335
107
Masing-masing Tim enumerator melakukan pemuktahiran bangsen dan
menyerahkan surat izin kepada wali nagari. Pada siang harinya PJT dan
PJO mendapatkan informasi bahwa dana sudah di transfer ke PJO,
sehingga di informasikan kepada seluruh tim bahwa besok pengumpulan
data akan dimulai.
Wawancara, Pengukuran dan Pemeriksaan
Pengumpulan dimulai pada hari Kamis tanggal 2 Mei 2013. PJT dan
masing-masing ketua tim enumerator menuju ke Dinas Kesehatan untuk
mengambil surat tugas dari Dinkes dan surat izin dari Bakesbangpol,
masing-masing ketua tim menerima sejumlah uang untuk bahan kontak
responden, uang operasional tim, uang transport beserta bukti tanda
terima bahan kontak Rumah Tangga dan ART yang diwawancarai.
Masing-masing tim menuju lokasi BS masing-masing. PJT mendampingi
tim enumerator di BS Pilubang, Kecamatan Sungai Limau. Kendala yang
ditemui yaitu responden banyak yang tidak bisa ditemui saat itu juga
karena ada yang masih sekolah dan ada juga yang bekerja sebagai buruh
mulai pagi sampai dengan malam hari. Solusinya yaitu membuat janji
dengan keluarga yang bersangkutan, kira-kira kapan kita dapat bertemu
untuk kembali wawancara dengan mereka.
Pengumpulan data hari berikutnya PJT mengikuti tim enumerator
ke lokasi pengumpulan data, sebelumnya PJT diantarkan enum ke wali
nagari. Puldat di BS dilakukan hingga malam pukul 19.00 WIB. Kendala di
lapangan, cuaca hujan terus di lokasi BS sehingga jalan licin karena jalan
yang bebatuan dan banyak air yang menggenang. Pada saat PJT
mendampingi Tim untuk pengumpulan data di BS Kasang, Kecamatan
Batang Anai, terdapat kendala yaitu banyak bangsen yang merupakan
bangunan kosong. Sebelumnya, PJT di antar oleh ketua TIM ke kantor
wali nagari. Setelah di lapangan, ternyata dari 30 bangsen yangdisediakan oleh BPS, sebanyak 9 bangsen adalah bangunan kosong,
karena banyak rumah yang statusnya adalah rumah yang dikontrakan.
Jadi total rumah tangga yang diwawancarai enumerator adalah 21 rumah
tangga.
Pada hari Minggu 5 Mei 2013, PJT mendownload updater dari
mandat dan menginstalkannya di laptop masing-masing tim dan tim
1,2,3,4 tetap melakukan puldat seperti biasa di lapangan. Entry data
rencana dilakukan hari ini tetapi tidak jadi dilakukan, karena PJT
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 125/335
108
mendapatkan info bahwa updater masih belum sempurna untuk ART usia
5 tahun. Kemudian pada hari Senin 6 Mei 2013 sekitar pukul 15.00 wib
perwakilan dari masing-masing tim melakukan install updater terbaru
dan mencoba entry data di laptop. PJT memberikan pengarahan untuk
mengulang langkah-langkah entry data dan masing-masing tim mencobamengentry data 2 rumah tangga.
Pengumpulan data pada hari Selasa 7 Mei 2013, PJT mendampingi
tim untuk puldat dan masing-masing tim sudah ada yang mulai
mengentry data di laptop. Beberapa tim menggunakan strategi 2 orang
entry data dan 3 orang tetap melakukan puldat rumah tangga dan ART
yang masih belum sempat ditemui untuk diwawancarai. Pada hari Kamis,
16 Mei 2013, PJT mendampingi pemuktahiran bangsen di BS Lubuk Alung
(NKS 0504401), Kecamatan Lubuk Alung. Setelah sampai di posko, PJTmemeriksa hasil kuesioner dan entry data, sembari menunggu
kedatangan supervisi dari PJT Provinsi Sumatera Barat (Ibu Dr. Lestari
Handayani). Malam hari sekitar pukul 19.00 WIB bertemu dengan ibu
Lestari di posko bersama dengan perwakilan dari tim 1, 2, 3 dan 4.
Pertemuan ini membahas tentang suka duka enumerator selama puldat
di lapangan, serta beberapa masukan dari enumerator, yaitu tas
enumerator, tas kesmas, tas tempat pengukuran TB dan BB sudah banyak
yang robek, kemudian reagen test iodium tinggal sedikit.
Kendala di lapangan untuk menemukan bangsen responden
memang sering kali terjadi, akan tetapi untuk mempermudah
menemukan bangsen tim enumerator meminta bantuan kader posyandu
sebagai penunjuk jalan yang ternyata adalah seseorang yang dulunya
dimintai tolong oleh BPS setempat untuk memasang stiker bangsen pada
masing-masing rumah di daerah tersebut. Kendala lainnya yaitu
masyarakat di BS Batang Anai banyak penduduk transmigrasi suku Nias,
sehingga anggota tim enumerator susah berkomunikasi dengan bahasa
Nias. Hal ini dikarenakan penduduk setempat kurang bisa berbahasa
Indonesia maupun bahasa Minang. Solusi untuk permasalahan ini yaitu
dengan bantuan salah seorang kader yang dapat menggunakan bahasa
Nias dan bahasa Indonesia sehingga dapat membantu tim enumerator
untuk berkomunikasi dan juga sebagai penunjuk jalan ke rumah-rumah
warga yang tercantum dalam daftar bangsen.
Kendala dalam hal pengukuran dan pemeriksaan hampir tidak ada,
semua responden bersedia untuk dilakukan pemeriksaan dan
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 126/335
109
pengukuran. Tetapi ada beberapa anak kecil yang tidak mau dilakukan
pemeriksaan karena takut, padahal tim enumerator telah dengan rendah
hati membujuk dan merayu si anak agar mau diperiksa, akan tetapi tetap
saja anak tidak mau dan menangis. Hal ini hanya terjadi pada satu atau
dua rumah tangga saja, selebihnya semua responden kooperatif.Tahapan dan langkah-langkah untuk pemeriksaan dan pengukuran juga
telah dilakukan enumerator sesuai dengan prosedur. Hanya saja yang
sangat disayangkan adalah sosialisasi mengenai adanya kegiatan
RISKESDAS di masyarakat Padang Pariaman, bahkan mungkin di seluruh
Kabupaten di Indonesia sangat kurang, karena berdasarkan cerita dari
pengalaman-pengalaman PJT lainnya ditemukan masalah yang serupa.
Sehingga responden banyak yang mengira bahwa tim enumerator adalah
petugas sensus pertanian, yang kebetulan pelaksanaannya hampirbersamaan. Selain itu, proses surat menyurat dari pemerintah Provinsi
Sumatera Barat mengenai perizinan pengumpulan data yang belum
sampai di tingkat kabupaten terutama dengan pihak Bupati,
Bakesbangpol, Wali Nagari dan Wali Jorong tentang adanya kegiatan
Riskesdas sebaiknya perlu dibenahi, karena pada saat pelaksanaan
Riskesdas kemarin surat untuk Bakesbangpol dibagikan pada saat akhir
kegiatan TC kepada PJO, lalu PJO dan PJT yang menyerahkannya ke
Kantor Bakesbangpol di Kabupaten. Untung saja kita diberikan
kemudahan karena PJO kenal dengan Kepala Bakesbangpol, sehinggasurat menyurat mengenai perizinan dapat terselesaikan dan kegiatan
pengumpulan data dapat terlaksana.
Entry Data dan Pengiriman Data
Kegiatan entri data merupakan salah satu tahapan manajemen
data. Penggunaan perangkat yang tepat dan program entri data yang baik
serta tenaga pengentri yang cermat dan tepat, bertujuan untukmengurangi kesalahan dalam melakukan entri data hasil wawancara dari
kuesioner ke dalam bentuk file elektronik. Program entri Riskesdas 2013
dijalankan dalam Windows 7. Program ini mempunyai kemampuan untuk
mengikuti alur kuesioner dengan membuat pembatasan nilai atau kode
yang tidak diperlukan sehingga diharapkan dapat meminimalisasi
kesalahan dalam memasukan data.
Kuesioner Riskesdas 2013 yang akan dientri terdiri dari kuesioner
rumah tangga (RKD13.RT) dan kuesioner individu (RKD13.IND). Tugas tim
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 127/335
110
enumerator adalah mengentri Kuesioner Rumah Tangga (RKD13.RT), dan
Kuesioner Individu (RKD13.IND) tersebut. Sebelum mulai memasukkan
data, kuesioner yang dientri harus sudah melalui proses pengecekan dan
editing oleh Ketua Tim dan PJT Kabupaten. Entri data (Kuesioner Rumah
Tangga dan Kuesioner Individu) harus dilakukan per rumah tanggadimulai dari ART urutan pertama, kedua, dan seterusnya (mengacu pada
blok IV kuesioner RKD13.RT) sesuai urutannya. Apabila satu rumah
tangga tersebut sudah selesai terentri, simpan data tersebut sebelum
melanjutkan entri ke rumah tangga berikutnya. Entri data harus dilakukan
per Blok Sensus (BS)/ Nomor Kode Sample (NKS) hingga selesai sebelum
melanjutkan ke BS/ NKS berikutnya. Pengentri harus teliti dalam
memasukkan data yang ada dikuesioner, sehingga tidak ada Blok yang
terlewati, baik disengaja maupun tidak.Kendala yang ditemui pada saat entry dan pengiriman untuk data
Kabupaten Padang Pariaman hampir tidak ada. Hanya saja terlalu banyak
updater yang dikirimkan oleh tim mandat sehingga kesannya program
entry data masih belum sempurna karena masih banyak yang harus
diperbaiki. Hal ini mungkin tidak masalah bagi wilayah yang masih bisa
menggunakan modem untuk mengunduh updater atau terdapat warnet
di wilayah setempat, tetapi apabila tidak ada maka proses entry data
akan terhambat. Untuk tim mandat juga diharapkan agar lebih teliti lagi,
karena pada saat PJT kabupaten Padang Pariaman mencheck di web
pengumpulan data, data untuk kabupaten Padang Pariaman telah di
clean oleh tim mandat sebanyak 20 BS, padahal PJT hanya mengirimkan
data sebanyak 19 BS. Setelah PJT mengkonfirmasi dengan tim mandat
ternyata ada kesalahan yaitu data kabupaten lain masuk ke dalam data
kabupaten Padang Pariaman.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian kegiatan Riskesdas 2013 di Kabupaten Padang
Pariaman sebelumnya maka dapat ditarik beberapa simpulan yaitu:
1. Kegiatan pengumpulan data di Kabupaten Padang Pariaman
berlangsung selama 54 hari terhitung mulai tanggal 29 April 2013
sampai dengan 21 Juni 2013. Kegiatan pengumpulan data berjalan
lancar, masalah atau kendala di lapangan dapat teratasi dengan baik.
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 128/335
2. Beberapa kendala yang ada s
Kabupaten Padang Pariaman y
a. Sosialisasi dari pemerintah
sangat kurang, baik itu di KKabupaten lainnya.
b. Proses surat menyurat dar
mengenai perizinan peng
lamban. Hal ini dilihat dari
data yang belum sampai d
Bupati, Bakesbangpol, Wali
c. BPS Kabupaten Padang Pari
buta kepada PJT dan di dalsensusnya. Hal ini dikare
petugas BPS Kabupaten
menghubungi BPS Provinsi
didapatkan.
d. Banyaknya program updat
menimbulkan kesan bahw
sempurna karena masih b
mungkin tidak masalah bagi
modem untuk mengunduh u
setempat, tetapi apabila ti
terhambat.
Ga
Pemeriksa
111
lama pengumpulan data Riskesdas di
itu:
mengenai adanya kegiata n RISKESDAS
bupaten Padang Pariaman maupun di
i pemerintah Provinsi Sumatera Barat
mpulan data Riskesdas yang masih
proses permohonan izin pengumpulan
i tingkat kabupaten terutama dengan
agari dan Wali Jorong.
man awalnya hanya memberikan peta
am peta tersebut tidak ada bangunanakan adanya salah persepsi antara
dan BPS Provinsi. Akhirnya PJT
an peta dengan bangunan sensus bisa
r yang dikirimkan oleh tim mandat
a program entry data masih belum
anyak yang harus diperbaiki. Hal ini
wilayah yang masih bisa menggunakan
pdater atau terdapat warnet di wilayah
ak ada maka proses entry data akan
bar 4.6.1.
an telinga dan gigi
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 129/335
112
Saran
Sosialisasi dari pemerintah untuk kegiatan Riskesdas yang berskala
nasional ini sebaiknya lebih ditingkatkan, karena akan berpengaruh pada
proses pelaksanaan kegiatan pengumpulan data di lapangan yangmelibatkan peran masyarakat sebagai responden, misalnya melalui media
elektronik maupun media massa. Kemudian surat menuyurat untuk
proses perizinan sebaiknya dilakukan sesegera mungkin sebelum
pelaksanaan pengumpulan data di Kabupaten, karena kegiatan ini
melibatkan berbagai lintas sektor, tidak hanya pada bidang kesehatan
saja dan membutuhkan kerja sama dan izin dari pemerintah kabupaten
setempat untuk mengambil data di masyarakat.
Selain itu,
saran untuk ke-
giatan selanjut-
nya mungkin da-
pat ditambahkan
pada kuesioner
pertanyaan me-
ngenai filariasis,
karena di kue-
sioner tidak adamemuat perta-
nyaan yang ber-
kaitan tentang fi-
lariasis. Padahal di
Kabupaten Padang
Pariaman sendiri
merupakan dae-
rah endemis filariasis. Kemudian diperlukan adanya peningkatan kualitas
tas untuk enumerator, tas kesmas dan tas pengukuran tinggi badan,
karena banyak enumerator yang mengeluh karena kualitas tas kurang
baik, mudah robek dan putus. Dengan adanya laporan ini diharapkan
dapat menjadi bahan untuk mengevaluasi kegiatan Riskesdas dan semoga
dapat menjadi bahan masukkan untuk perbaikan kegiatan lain yang
serupa di waktu yang akan datang.
Gambar 4.6.2.
Melewati pematang sawah menuju rumah responden
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 130/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 131/335
114
1. ketinggian 0-500 m dpl seluas 44,55% sebagian besar berada
di wilayah Barat yaitu Kecamatan Tanjung Mutiara, Lubuk
Basung, Ampek Nagari dan sebagian Kecamatan Tanjung
Raya.
2. ketinggian 500 -1000 m dpl seluas 43,49% berada pada
wilayah Kecamatan Baso, Ampek Angkek, Canduang,
Malalak, Tilatang Kamang, Palembayan, Palupuh,
Banuhampu dan Sungai Pua.
3. ketinggian lebih dari 1000 m dpl seluas 11,96% meliputi
sebagian Kecamatan IV Koto, Kecamatan Matur, Canduang
dan Sungai Pua.
Kawasan sebelah Barat merupakan daerah yang datar sampailandai (0 – 8 %) mencapai luas 71.956 ha, bagian tengah dan Timur
merupakan daerah yang berombak dan berbukit sampai dengan lereng
yang sangat terjal (> 45%) dengan luas kawasan 129.352 ha. Kawasan
dengan kemiringan yang sangat terjal (> 45%) berada pada jajaran Bukit
Barisan dengan puncak Gunung Marapi dan Gunung Singgalang yang
terletak di Selatan dan Tenggara Kabupaten Agam.
Iklim
Temperatur udara pada dataran rendah minimum 250C dan
maksimum 330C, sedangkan di daratan tinggi temperatur minimum 200C
dan maksimum 290C. Kelembaban udara rata-rata 88%, kecepatan angin
antara 4-20 km/jam dan penyinaran matahari rata-rata 58%. Musim
hujan terjadi antara bulan Januari sampai dengan bulan Mei dan pada
bulan September sampai bulan Desember, sedangkan untuk musim
kemarau berlangsung antara bulan Juni sampai dengan bulan Agustus.
Penggunaan Lahan
Kondisi lahan yang terdapat pada wilayah ini merupakan
perbukitan/ pegunungan dan pesisir serta kawasan lindung. Basis
ekonomi adalah pertanian yang terdiri dari perkebunan, pertanian lahan
kering, lahan basah, hortikultura dan peternakan dengan kondisi iklim
yang mendukung sepanjang tahun, serta perikanan. Berhubungan
dengan kondisi tersebut diatas Kabupaten Agam juga merupakan daerah
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 132/335
115
rawan bencana dengan potensi gempa bumi, bahaya abrasi, gerakan
tanah/longsor, letusan gunung berapi, banjir dan tsunami.
Penduduk dan Perekonomian
Jumlah penduduk Kabupaten Agam pada tahun 2002 adalah
417.324 orang, terdiri dari 199.915 orang laki-laki dan 217.409 orang
perempuan. Jumlah penduduk terbesar terdapat di Kecamatan Lubuk
Basung dengan 44.991 orang. Sedangkan yang terendah terdapat di
Kecamatan Palupuh dengan 12.714 orang. Kecamatan yang penduduknya
terpadat adalah Kecamatan Banuhampu Sungai Puar dengan kepadatan
penduduk sekitar 732 orang per Km2. Sementara, Kecamatan Pelupuh
merupakan daerah terjarang penduduknya dengan kepadatan hanya 54
orang per Km2.
Saat ini, perekonomian Kabupaten Agam dibentuk oleh sektor
pertanian, perkebunan dan kehutanan, perikanan, pertambangan,
pariwisata, dan industri. Kontribusi sektor-sektor tersebut cukup
signifikan bagi kehidupan sosial budaya masyarakat di Kabupaten Agam.
Kabupaten Agam berpotensi pada sektor perkebunan, terutama dengan
komoditi andalannya, yaitu kelapa sawit. Komoditi andalan lainnya
adalah hasil laut. Mata pencaharian utama masyarakat kita adalah disektor pertanian.
Bahan Pengumpulan Data
Bahan yang digunakan untuk pengumpulan data terdiri dari
alat pengukur pemeriksaan beserta tas, kuesioner, bahan kontak,
dan kuitansi bahan kontak.
Alat yang digunakan dalam pengumpulan data terdiri dari :- Timbangan berat badan digital merk 4 buah
- Pengukur tinggi badan 4 buah
- Pengukur tekanan darah digital merk Omron IA1 4 buah
- Pita pengukur lingkar perut dan lingkar lengan atas 4 buah
- Tumbling E 4 buah
- Pita pengukur jarak visus 4 buah
- Pinhole 4 buah
- Loop 4 buah
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 133/335
116
- Pen light 8 buah
- Spekulum telinga 12 buah
- Handscoen 8 dos
- Masker 8 dos
- Antiseptic descosept 12 buah- Kaca mulut 12 buah
- Tissue gulung 8 buah
- Tas pengukur tinggi 4 buah
- Tas ransel alat 4 buah
Kuesioner
- Map 675 buah
- Informed Consent 658 buah
- Kuesioner Rumah Tangga 640 buah
- Kuesioner Individu 3348buah
- Kartu Hasil 3200 buah
- Tali Pengikat Kuesioner 675 buah
Bahan Kontak
Kuitansi Bahan Kontak
Prosedur Kerja
Sebelum turun ke lapangan, Penanggungjawab Teknis Kab. Agam
telah membagi enumerator sebanyak 20 orang ke dalam 4 tim dengan
komposisi laki-laki dan wanita beserta latar belakang pendidikan adalah
sama untuk setiap tim. Masing-masing tim terdiri dari 5 orang yakni 1
orang laki-laki sebagai ketua tim dan 4 orang perempuan sebagai anggota
tim. Masing-masing telah dibekali pengetahuan tentang riskesdas dengan
pelatihan di Hotel Rocky Plaza selama 10 hari dan sudah pula dilakukan
pembagian wilayah kerja untuk masing-masing tim. Kab. Agam terpilih 27
Blok Sensus (BS). Berikutnya, PJT bersama PJO memilih 3 BS paling sulitberdasarkan wilayah administratif untuk dikerjakan secara bersama-sama
oleh 4 tim dalam waktu 5 hari. Setelah menyelesaikan 3 BS tersebut,
masing-masing tim bertanggung jawab terhadap 6 BS lainnya. Pembagian
tugas masing-masing tim terdiri dari 3 orang yang melakukan wawancara,
2 orang yang melakukan pengukuran. 3 orang pewawancara tersebut
terdiri dari 1 bidan yang bertugas untuk menanyakan pertanyaan
kesehatan reproduksi dan kesehatan anak, 2 perawat bertugas untuk
menanyakan blok lainnya.
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 134/335
117
Hasil Kegiatan
Persiapan Lapangan
Tempat Tinggal PJT, enumerator dan posko
Temuan : Awalnya, enumerator tinggal di rumah dinas di kawasan
Jirek Bukittinggi dan dijadikan sebagai Posko. Sedangkan
PJT tinggal di kamar kosan dekat Posko.
Kendala : -
Kemudahan: Dinkes Kab. Agam yang kooperatif yang mau menyediakan
rumah dinas untuk Posko.
Peta Bangunan Sensus
Temuan : peta yang kami dapatkan dari Badan Pusat Statistik (BPS)
Kabupaten berupa sketsa peta blok sensus yang lengkap
dengan detail bangunan fisiknya.
Kendala : ada beberapa nomor bangunan fisik yang tertera di peta
tidak sama dengan nomor bangunan fisik yang tertempel
di stiker rumah, nomor bangunan fisik pada peta sangat
kecil, sehingga menyusahkan enumerator.
Kemudahan: BPS sigap dan kooperatif dalam menyediakan peta. Kurang
dari sehari permintaan tertulis, PJT bisa mendapatkan peta
BS dengan mudah.
Pemutakhiran Bangunan Sensus
Temuan : ada beberapa nomor bangunan sensus dalam BS berbeda
antara nomor yang tertulis di stiker dengan yang terteradari BPS
Kendala : Perbedaan tersebut memperlambat kerja tim enumerator
karena harus konsul PJT Kab. Agam dan konsul PJT
provinsi.
Kemudahan: Pada beberapa BS pedesaan, keterangan warga sangat
membantu dalam menemukan lokasi bangunan sensus
(Bangsen).
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 135/335
118
Penunjuk Jalan
Temuan : Kantor nagari dan jorong sangat kooperatif dalam hal
menunjukkan siapa yang menjadi penunjuk jalan.
Kendala : ada sebagian penunjuk jalan yang kurang paham dankurang mengenal warga tersebut dengan baik terutama
jika penunjuk jalannya adalan bidan
Kemudahan: jika penunjuk jalan ini adalah kader setempat, jadi sangat
memudahkan tim enumerator dalam hal pencarian
Bangsen.
Surat Perijinan
Temuan : Ada jorong yang mewajibkan enumerator memakai kartu
tanda pengenal yang dikalungkan agar mudah dikenali
warga
Kendala : Kartu tanda pengenal dari jorong tersebut tertulis izin
bertamu untuk Puldat hanya sampai jam 15.30 WIB
Kemudahan: komunikasi antar enumerator dan wali jorong yang baik
sehingga diizinkan untuk Puldat lebih lama dari yang
tertera di kartu.
Gambar 4.7.1.
Kartu Izin memasuki jorong di
Kabupaten Agam. Izin masuk hanya
berlaku sampai sore hari.
Pengumpulan Data
Wawancara
Temuan : Beberapa responden tidak mengerti maksud dari
pertanyaan enumerator karena kendala pendengaran
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 136/335
119
terutama responden tua yang tidak memiliki sanak
saudara.
Kendala : Beberapa responden berharap enumerator tidak hanya
menanyai dan memeriksa tapi juga memberi obatKemudahan: Semangat para enumerator untuk tidak menyerah dalam
mencoba bertanya dengan cara lain. Para enumerator juga
dengan sabar menjelaskan tujuan Riskesdas yang bukan
untuk pengobatan
Pengukuran Berat Badan
Temuan : Pengukuran berat badan relatif berjalan dengan baikKendala : -
Kemudahan: Para responden kooperatif dalam pengukuran berat badan
karena melihat timbangan digital yang tidak pernah
mereka ketahui sebelumnya
Pengukuran Tinggi Badan
Temuan : Pengukuran tinggi badan relative tidak mengalamihambatan yang berarti
Kendala : pada kelompok I, tiang pengukur tinggi badan hilang
karena jatuh di jalan
Kemudahan: kelompok I meminjam alat pengukur tinggi badan
kelompok lainnya yang tidak Puldat
Pengukuran Lingkar Lengan Atas (Lila)
Temuan : Pengukuran Lila relatif berjalan dengan baik
Kendala : -
Kemudahan: Masyarakat yang kooperatif dalam pengukuran Lila
Pengukuran Lingkar Perut
Temuan : Pengukuran lingkar perut relatif berjalan dengan baik
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 137/335
120
Kendala : -
Kemudahan: Masyarakat yang kooperatif dalam pengukuran lingkar
perut, kerja sama para enumerator yang membagi tugas
pengukuran lingkar perut responden menurut jeniskelamin enumerator agar menghindari perasaan malu
masyarakat
Pengukuran Tekanan Darah (TD)
Temuan : Pengukuran TD relatif berjalan dengan baik
Kendala : tensimeter salah satu kelompok rusak selama beberapa
hari
Kemudahan: kerja sama enumerator antar kelompok berjalan dengan
baik sehingga bisa saling meminjam tensimeter dengan
menyesuaikan Puldat antar kelompok. Enumerator dengan
pendidikannya teknik medis akhirnya berhasil
memperbaiki tensimeter tersebut.
Pemeriksaan Visus
Temuan : Beberapa responden rumahnya kecil dan sempit
Kendala : beberapa responden enggan keluar dari rumah untuk
dilakukan pengukuran visus padahal rumahnya sempit dan
gelap
Kemudahan: semangat enumerator untuk membujuk responden
Pemeriksaan Kelainan Permukaan Mata
Temuan : Ketidaksesuaian antara data responden dan fakta di
lapangan
Kendala : Enumerator kurang terampil dalam memeriksa kelainan
mata
Kemudahan: komunikasi yang baik antara PJT dan enumerator sehingga
enumerator mau mendiskusikan kesulitan memeriksa
mata.
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 138/335
121
Pemeriksaan Xeroftalmia
Temuan : Pemerikasaan xeroftalmia relatif berjalan dengan baik
Kendala : -
Kemudahan: semangat enumerator serta masyarakat yang kooperatif
mengizinkan anaknya diperiksa matanya.
Pemeriksaan Telinga
Temuan : Pemerikasaan telinga relatif berjalan dengan baik
Kendala : -
Kemudahan: para enumerator konsisten dalam menggunakan standarpemeriksaan yang dipelajari saat TC, termasuk dalam
menggunakan speculum saat pemeriksaan.
Pemeriksaan Konversasi
Temuan : Para responden sering tertawa dalam pemeriksaan
konversasi
karena dianggap lucu
Kendala : -
Kemudahan: masyarakat kooperatif
Pemeriksaan Gigi
Temuan : beberapa data responden dan fakta di lapangan tidak
sesuai
Kendala : beberapa responden malu untuk membuka mulut
Kemudahan: para enumerator memeriksa gigi dengan cepat agarresponden tidak berubah pikiran dan menjadi semakin
malu.
Entry Data dan Pengiriman Data
Temuan : jumlah ART form kontrol dan enty data tidak sesuai
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 139/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 140/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 141/335
124
penggunaan lahan di Lima Puluh K
dibawah ini.
Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Li
tercatat sebanyak 336.067 jiwa, deng
laki-laki dan 170.451 jiwa penduduk
kelamin (sex ratio) sebasar 97,16. Kala
Kabupaten Lima Puluh Kota yaitu se
jumlah penduduk sebesar 336.067
penduduk per nagari adalah sebesar 4
tinggi rata-ratanya adalah Kecamatanper nagari.
Kepadatan penduduk Kabupaten
mencapai 100 jiwa per km2
dengan lua
ta dapat dilihat di gambar 2.1
a Puluh Kota pada tahun 2008
n rincian 165.616 jiwa penduduk
perempuan dengan rasio jenis
dilihat jumlah Nagari yang ada di
banyak 79 nagari, maka dengan
jiwa tersebut, rata-rata jumlah
.254 jiwa. Kecamatan yang paling
uguak dengan jumlah 6.765 jiwa
Lima Puluh Kota pada tahun 2009
kabupaten sebesar 3.354,30 Km2.
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 142/335
125
Kecamatan yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya adalah
Kecamatan Luak dengan tingkat kepadatan sebesar 386 jiwa per km2, dan
kecamatan yang paling jarang penduduknya adalah Kecamatan Kapur IX
dengan tingkat kepadatan sebesar 37 jiwa per km2. Jumlah rumah tangga
yang ada di Kabupaten Lima Puluh Kota pada tahun 2009 tercatat sebesar87.160. Maka kepadatan penduduk per rumah tangga pada tahun 2009
tercatat sebesar 4 jiwa per rumah tangga. Penduduk menurut kelompok
umur di Kabupaten Lima Puluh Kota masih di dominasi oleh penduduk
yang berumur muda. Kelompok umur yang paling besar jumlahnya adalah
kelompok 0 s/d 4 tahun dengan jumlah sebanyak 36.837 jiwa, sedangkan
kelompok yang paling kecil jumlahnya adalah kelompok 60 s/d 64 tahun
yaitu sebesar 12.469 jiwa.
Bahan Pengumpulan Data Kesmas
Alat yang digunakan untuk pengumpulan data oleh 4 tim terdiri dari
alat pengukur pemeriksaan beserta tas, kuesioner, bahan kontak, dan
kuitansi bahan kontak.
- Timbangan berat badan digital 4 buah
- Pengukur tinggi badan 4 buah
- Pengukur tekanan darah digital merk Omron IA1 4 buah- Pita pengukur lingkar perut & lingkar lengan atas 4 buah
- Tumbling E 4 buah
- Pita pengukur jarak visus 4 buah
- Pinhole 4 buah
- Loop 4 buah
- Pen light 4 buah
- Spekulum telinga 9 buah
- Handscoen 8 dos
- Masker 8 dos- Antiseptic descosept 4 buah
- Kaca mulut 6 buah
- Tissue gulung 8 buah
- Tas pengukur tinggi 4 buah
- Tas ransel alat 4 buah
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 143/335
126
Kuesioner terdiri dari:
- Map 549 buah
- Informed Consent 529 buah
- Kuesioner Rumah Tangga 572 buah
- Kuesioner Individu 1075 buah- Kartu Hasil 1174 buah
- Tambahan Blok IV 24 buah
- Tambahan Kespro 100 buah
- Tali Pengikat Kuesioner 370 buah
Bahan Kontak sejumlah kebutuhan yaitu sebanyak responden yang dapat
diwawancara dengan besaran uang Rp. 50.000,-/KK, sedangkan untuk
individu yang diwawancara menerima Rp.10.000,-/individu. Respondenyang terpilih sebagai BS biomedis mendapatkan uang kontak sebesar Rp.
35.000,-/individu yang bersedia diambil darahnya.
Bahan Pengumpulan Data Biomedis
Bahan dan Alat untuk pemeriksaan biomedis terdiri dari 3 set Alat
Laboratorium Lapangan, kuesioner BM, 5 set Bahan Pengambilan
Spesimen Biomedis dan Laboratorium Lapangan
• Alat Laboratorium Lapangan• Kuesioner BM
• Bahan Pengambilan Spesimen Darah dan Urin
Biomedis
• Bahan Pembuatan Hapusan Tebal Malaria
• Bahan Laboratorium Lapangan
• Bahan Pengiriman Spesimen ke Pusat
Prosedur Kerja Tim Biomedis serta Alur Kegiatan
1. Tim Pendamping PKM (dokter)
• Memastikan responden memenuhi kriteria inklusi
• Menangani responden jika ada kejadian yang tidak
diinginkan.
• Membantu kegiatan jika ada kejadian simpang.
• Posisi duduk pada meja 1 bersama E1.
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 144/335
127
• Mengisi data responden terkait kriteria inklusi di form
BM.02 dan BM.04
• Bersama dengan PJO membantu mencari solusi
penanganan limbah biomedis.
2. Tim Pendamping PKM (paramedis)
• Sifatnya dinamis
• Mengatur alur datang dan keluar responden.
• Mengecek kesesuaian form dari tiap responden
mencocokkan ART ke form BM. 01 ke setiap RT
• Membantu menangani / mendampingi saat
pengambilan darah (terutama pada anak-anak)
• Melakukan pengambilan darah, Jika enumerator tidak
ada yang mampu mengambil darah (berganti fungsidengan E2)
• Memegang buku cacatan waktu pemeriksaan glukosa
kedua dan memanggil pasien tsb.
• Memanggil responden setelah 2 jam PP untuk
pemeriksaan glukosa kedua.
3. Enumerator 1 (E1)
• Menempelkan atau mengecek stiker pada semua form
dan semua tembusan (form BM 01, 02, 03, 04, dan 05)
• Menyerahkan berkas ke responden dan mengarahkan
responden untuk ke bagian pemeriksaan biomedis.
4. Enumerator 2 (E2)
• Melakukan pengambilan darah vena
• Bertanggung jawab terhadap keamanan responden
• Melakukan penutupan jarum syrinx (sementara)
setelah pengambilan darah
• Menyerahkan syrinx tsb ke E3
• Mengarahkan responden untuk dilakukanpembebanan (bagi yang puasa) ke meja E5.
5. Enumerator 3 (E3)
• Menerima syrinx, mengencangkan tutup jarum, dan
membuang jarum bersama tutupnya ke dalam tempat
limbah tajam.
• Meneteskan 1 tetes darah ke parafilm yang letaknya
diantara E3 dan E4
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 145/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 146/335
129
Jenis Stiker :
1. Stiker Kuning :
a. Kuesioner RT di halaman depan (1)
b.
Form BM. 01c. Pada Sampel garam
d. Pada botol air minum
2. Stiker Putih :
a. Kuesioner Individu (ART) di halaman belakang
b. Form BM.01 (rangkap 5)
c. Form BM.02 (rangkap 5)
d. Form BM.04 (rangkap 4)
e. Pada sampel (botol urin, Venoject, RDT malaria, Slide malaria,
cryotube serum)
Pewarnaan Sediaan Darah Malaria (Giemsa 3% atau boleh juga 5%)
Contoh kasus:
Jika ada 5 responden yang demam (dalam 2 hari terakhir) ada 10 SD
1 SD kira-kira 1 mL larutanbuat 10 ml 0,3 ml Giemsa stock + 9,7
ml akuades, atau (jika 5 % 0,5 ml Giemsa stock + 9,5 ml akuades)
Catatan :
1. Pipet Pasteur yang digunakan untuk mengambil Giemsa stock
harus tersendiri.
2. Pada saat mencuci slide larutan giemsa jangan dibuang
langsung alirkan air perlahan.
Pemisahan serum
1. Sentrifuge perhatikan posisi tabung, volume darah harus
balans/dibuat seimbang.
2. Pisahkan serum dengan pipet pasteur masukan dalam tabung
NUNC putih (cryotube serum 4,5 ml yang sudah diberi label).
3. Simpan dalam box beri termometer didalamnya.
4. Jika setelah disentrifuge ternyata serum tidak terpisah buka
tabung, pisahkan darah/bekuan darah dari dinding tabung
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 147/335
130
(gunakan pipet) tapi tidak diaduk sentrifuge kembali dengan
kecepatan & waktu yang sama seperti semula
Packing
1. Sampel darah
a. Paket A Serum (dingin dalam steroform), berkas atau
formulir, dan Slide malaria ke Pusat BTDK Jln Percetakan
Negara 23 Jakarta.
b. Paket B Slide malaria ke Loka Litbang Aceh atau Baturaja
atau Ciamis atau Banjarnegara atau Tanah Bumbu atau
Donggala atau Waikabubak atau Papua.
2. Botol air minum dan urin dimasukan dalam box putih di kotakyang berbeda.
Kotak putih kembali dimasukan ke dalam kardus coklat kecil berisi
3 kotak putih.
c. Paket C Sampel urin dan air alamat yang dituju GAKI
Magelang
Berikan segera kepada PJO Kab/kota PJO yang akan kirim
bersamaan dengan sampel biomedis.
3. Garam dimasukan dalam kotak putih, dikumpulkan sampai 1 BS
dan dikirimkan ke kab/kota. PJO menampung semua sampel
garam dari seluruh BS Biomedis se kabupaten dan
mengirimkannya sekaligus ke GAKI Magelang.
d. Paket D Sampel garam
Prosedur Kerja Kesmas
Prosedur kerja yang dilakukan untuk mengumpulkan data di
lapangan terdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut :
Penanggungjawab Teknis Kabupaten Lima Puluh Kota mempunyai
enumerator sebanyak 20 orang dan telah membaginya ke dalam 4 tim
yang masing-masing telah dibekali pengetahuan tentang riskesdas
dengan pelatihan di Hotel Rocky Plaza selama 10 hari dan sudah pula
dilakukan pembagian wilayah kerja untuk masing-masing tim. Terpilih 24
BS dari Kabupaten Lima Puluh Kota. Dipilih 4 BS yang paling berdekatan
berdasarkan wilayah administratif untuk dikerjakan secara bersama-sama
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 148/335
131
oleh 2 tim dalam waktu 8 hari. Dan 20 BS sisanya dibagi 3 tim, sehingga
masing-masing tim mengerjakan 6 BS. Pembagian wilayah ini
berdasarkan dari daerah asal enumerator dan jarak antar BS dikarenakan
kondisi geografis Kabupaten Lima Puluh Kota yang sulit sehingga
membutuhkan koordinasi yang baik antara PJT, PJO dan Enumeratordalam mengatur BS tempat pengumpulan data.
Pengumpulan data dari masing-masing BS dimulai dari
pemutakhiran kemudian dilanjutkan wawancara dan pengukuran
responden. Pemutakhiran dilakukan dengan cara mencocokkan peta dan
nomor bangunan sensus dari daftar sampel bangunan sensus (DSBS)
dengan nomor bangunan sensus yang ada di stiker. Dari 30 rumah tangga
terpilih di DSBS, 25 rumah tangga pertama sebagai rumah tangga utama
dan 5 rumah tangga sisanya adalah cadangan, apabila rumah tanggautama ditemukan kurang dari 25 RT dapat mengambil sampel dari RT
cadangan. Apabila pada saat pemutakhiran, dari 30 RT ternyata hanya
ditemukan 20-25 RT maka hanya sejumlah RT tersebut yang diambil
sebagai sampel dan tidak perlu menambah RT baru. Namun apabila yang
ditemukan kurang dari 20 RT maka dilakukan penambahan sampel RT
baru secara random dalam BS yang sama hingga jumlah seluruh sampel
dalam BS itu jumlahnya 25 RT. Pembagian tugas masing-masing tim
diserahkan sepenuhnya kepada masing masing tim dengan melihat
kondisi BS yang dituju.
Hasil Kegiatan
Banyak hal yang ditemui selama proses pengumpulan data
Riskesdas di Kabupaten Lima Puluh Kota baik yang menjadi kendala
maupun kemudahan. Berikut rangkuman temuan yang didapat selama
proses pengumpulan data:
a. Persiapan
Tempat Tinggal PJT, enumerator dan posko
Temuan : PJT bertempat tinggal di rumah keluarga yang bertempat
di Kota Payakumbuh, sekitar 15 menit dari Dinkes
Kabupaten
Kendala : Wilayah Kabupaten 50 Kota yang sangat luas, yang tidak
memungkinkan untuk dibuat menjadi satu posko
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 149/335
132
Kemudahan: Mendapatkan transportasi berupa sepeda motor, mobil
dan sopir yang membantu PJT mengawasi puldat
Peta Bangunan SensusTemuan : Peta telah disiapkan jauh hari sebelumnya oleh pihak BPS
Kabupaten 50 Kota namun belum ada koordinasi dari
pihak dinkes kabupaten.
Hanya mendapatkan satu kopi peta yang tidak semuanya
berdasarkan survey terbaru. Beberapa masih
menggunakan SP 2007
Kendala : Ada beberapa nomor bangunan fisik yang tertera di peta
tidak sama dengan nomor bangunan fisik yang tertempel
di stiker rumah. Ada juga beberapa rumah yang tidak
ditemukan di lapangan, meskipun peta bangunan fisiknya
ada.
Ada 3 peta yang benar benar kosong sehingga sulit untuk
menentukan bangunan yang akan di sensus
Kemudahan: Peta difotokopi untuk menghindari adanya peta yang
hilang
Pemutakhiran Bangunan Sensus
Temuan : Banyak nomor bangunan sensus berbeda antara nomor
yang tertulis di stiker dengan yang tertera dari BPS. Hal ini
memperlambat kerja tim enumerator karena harus konsul
PJT Kabupaten Lima Puluh Kota dan konsul PJT provinsi.
Kendala : Tidak tersedianya mantis dalam semua nagari sehingga
penunjuk jalan beberapa BS terpaksa dilakukan oleh wali
jorong berdasarkan nama warganya lalu dilakukan
verifikasi dengan melihat stiker BPS ataupun Peta.Masalah terjadi jika tidak ada stiker BPS ataupun Peta
Kosong.
Ada 1 BS yang penduduknya nomaden sehingga
menyulitkan untuk pemutakhiran.
Ada 5 BS yang rumahnya di tengah hutan, sehingga untuk
mencari rumah dibutuhkan waktu yang lama
Kemudahan: Karena sebagian besar Kabupaten Lima Puluh Kota terdiri
dari pedesaan, masyarakat yang tertera dalam daftar
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 150/335
133
sampel bangunan sensus sebagian besar masih sama baik
rumah dan namanya.
Penunjuk JalanTemuan : Nagari sangat kooperatif dalam hal menunjukkan siapa
yang menjadi penunjuk jalan.
Kendala : Ada sebagian penunjuk jalan yang kurang paham dan
kurang mengenal warga tersebut dengan baik.
Kami harus menunggu staff desa untuk mencari seseorang
yang akan menjadi penunjuk jalan, karena sebagian besar
para kantor desa tidak membaca dengan seksama
mengenai surat tersebut, dan bahkan ada yang
mengatakan belum menerima, padahal setelah dicari di
tumpukan berkas, surat itu ditemukan
Kemudahan: Penunjuk jalan kami terdiri dari mantis, wali jorong dan
petugas puskesmas yang sangat kooperatif.
Surat Perijinan
Temuan : Surat perizinan pengumpulan data baru turun 2 hari
setelah pengajuan surat tersebut. Sebelumnya PJO-PJAL
meminta KTP PJT Kota untuk dijadikan sebagai pihak
penanggungjawab penelitian di kota
Kendala : Tidak ada
Kemudahan: Balitbangkespol Kabupaten Lima Puluh Kota sangat
kooperatif dengan PJT, PJO dan PJAL kota.
Pegawai BPS, Dinkes dan Balitbangkespol sering touring
bersama PJT sehingga akrab
b. Wawancara, Pengukuran dan Pemeriksaan
Wawancara
Temuan : 95% warga Kabupaten Lima Puluh Kota menggunakan
bahasa minang dalam berkomunikasi. Hanya 5%
warganya yang berkomunikasi dengan menggunakan
Bahasa Indonesia.
Kendala : PJT agak susah dalam mengoreksi kebenaran pertanyaan
wawancara. Dibutuhkan waktu lebih banyak untuk PJT
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 151/335
134
dalam mentranslate pertanyaan dalam bahasa minang.
Kemudahan: Semua enumerator adalah orang asli Kabupaten Lima
Puluh Kota sehingga sangat memudahkan pengumpulan
data dengan wawancara.
PJT sedikit menguasai bahasa minang
Pengukuran Berat Badan
Temuan : Para enumerator melakukan pengukuran berat badan
sesuai dengan standard operational procedurenya.
Kendala : 1 timbangan rusak, tapi berhasil diperbaiki
Kulaitas timbangan yang jelek sehingga mempersulit
pengukuran, karena membutuhkan tempat yang
benar benar datar padahal banyak rumah tangga yangberada di hutan dan masih beralaskan tanah.
Kemudahan: Dilakukan kalibrasi dengan botol mineral 1 liter tiap
ganti BS
Pengukuran Tinggi Badan
Temuan : Para enumerator melakukan pengukuran tinggi badan
sesuai dengan standard operational procedurenya.
Kendala : Alat pengukur tinggi badan yang terdiri dari beberapabatang besi agak memberatkan enumerator dalam hal
mobilitas dari satu rumah responden ke responden
lainnya
Kemudahan: Cara pengukuran yang baku oleh pusat dengan mudah
dimengerti oleh para enumerator.
Dibantu puskesmas untuk membawa alat saat
perpindahan BS
Pengukuran Lingkar Lengan Atas
Temuan : Para enumerator melakukan pengukuran tinggi badan
sesuai dengan standard operational procedurenya.
Kendala : Pita pengukur lingkar lengan atas mengalami
kerusakan tintanya, sehingga bila digunakan tulisan
yang ada di pita akan menempel pada lengan
responden, sehingga kami mengganti pita tersebut
dengan pita meteran biasa.
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 152/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 153/335
136
Pemeriksaan Kelainan Permukaan Mata
Temuan : Para enumerator tidak mengalami kesusahan dalam
mengidentifikasi kelainan permukaan mata berkat
adanya buku peraga.Kendala : Tidak ada
Kemudahan: Semua warga sangat kooperatif dengan adanya
pemeriksaan kelainan permukaan mata ini.
Pemeriksaan Xeroftalmia
Temuan : Tidak ada anak balita yang menderita xeroftalmia di
wilayah Kabupaten Lima Puluh Kota
Kendala : Ada beberapa anak balita yang menangis saatdiperiksa oleh enumerator
Kemudahan: Para balita didampingi oleh orang tua yang kooperatif
sehingga memudahkan enumerator dalam memeriksa
responden.
Pemeriksaan Telinga
Temuan : Pemeriksaan telinga yang dilakukan oleh enumerator
telah sesuai dengan “standard operational
procedure” .
Kendala : Tidak ada
Kemudahan: Semua warga sangat kooperatif dengan adanya
pemeriksaan telinga ini.
Pemeriksaan Konversasi
Temuan : Ditemukan beberapa orang yang mengalami
gangguan pendengaran sehingga hasilnya berkode (4)bisa mengulangi kata-kata dengan suara keras.
Kendala : Tidak ada
Kemudahan: Semua warga sangat kooperatif dengan adanya
pemeriksaan konversasi ini.
Pemeriksaan Gigi
Temuan : Pada orang tua usia lanjut, banyak ditemukan gigi
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 154/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 155/335
138
diambil darahnya
Tempat BS yang jauh dari dinas sehingga menyulitkan
dalam pengiriman serum dari BS ke dinas
Gel pack yang dibekukan telah mencair sebelum
waktunya, hanya bertahan 1 hari padahaldiberitahukan bisa bertahan 3 hari.
Kunci ruang vaksin puskesmas hilang waktu hari
laboratorium lapangan
Dana untuk pengolahan limbah terhambat, sehingga
puskesmas tidak mau mengelola limbahnya
Solusi : Barang Biomedis dititipkan di rumah salah satu
responden
Saat kegiatan, ternyata ruang vaksin yang digunakanmenyimpan barang masih terkunci. PJT minta bantuan
staf puskesmas untuk mencongkel kunci gembok ruang
vaksin dengan obeng
Evaluasi
pengiriman:
Pengiriman pertama suhu 30 derajat ketika sampai,
pengirman kedua 9 derajat.
JNE sampai Jakarta dalam waktu 12 jam
2. Taeh Baruah
Temuan &
Kendala :
Tempat Laboratorium Lapangan yang jauh dari
puskesmas, akhirnya menggunakan TPA untuk
laboratorium lapangan
Tempat BS yang jauh dari dinas sehingga menyulitkan
dalam pengiriman serum dari BS ke dinas
Lampu musholla pecah sehingga harus mengganti.
Dana untuk pengolahan limbah terhambat, sehingga
puskesmas tidak mau mengelola limbahnya
Solusi : AmanPJT mengganti lampu musholla
Evaluasi
Pengiriman:
Pengiriman pertama suhu 10 derajat ketika sampai,
pengirman kedua 4 derajat.
JNE sampai dalam waktu 12 jam
Stiker ART hanya tertempel di lembar 1 BM01 selanjutnya
tidak tertempel
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 156/335
3. Taram
Temuan &
Kendala :
Tempat Labo
puskesmas, akh
HP enumerator
menyeberangi s
Tempat BS ya
dalam pengirim
Dana untuk p
puskesmas tidaSolusi : Aman
Evaluasi
Pengiriman:
Pengiriman pe
pengirman ked
JNE sampai dala
4. Halaban
Temuan &
Kendala :
Tempat Labor
puskesmas, akDokter penda
laboratorium l
Tempat BS yan
dalam pengiri
Dana untuk
puskesmas tid
Kontainer Sty
ditemukan se 139
ratorium Lapangan yang jauh dari
irnya menggunakan balai jorong
, validator dan PJT tercebur ketika harus
ungai menuju BS
g jauh dari dinas sehingga menyulitkan
an serum dari BS ke dinas
ngolahan limbah terhambat, sehingga
mau mengelola limbahnya
tama suhu 2 derajat ketika sampai,
a 0 derajat.
m waktu 12 jam
torium Lapangan yang jauh dari
hirnya menggunakan balai taniping yang datang terlambat sehingga
pangan tertunda
g jauh dari dinas sehingga menyulitkan
an serum dari BS ke dinas
engolahan limbah terhambat, sehingga
k mau mengelola limbahnya
rofoam rusak dan thermometer tidak
ingga serum dikirim apa adanya tanpa
Gambar.4.8.1
Memanfaatkan
masjid sebagai
laboratorium
lapangan
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 157/335
140
thermometer
Solusi : PJT menegur dokter pendamping
Evaluasi
Pengiriman:
Pengiriman pertama suhu 0 derajat ketika sampai,
pengiriman kedua tidak ada termometer.JNE sampai dalam waktu 12 jam
5. Pandam Gadang
Temuan
& Kendala :
Kondisi geografis kita mengalami kendala dimana letak
bangsen tersebar di 2 jorong (desa) dan di atas 3 bukit.
Jarak dari jalan terakhir yang bisa dilewati motor ke
rumah bangsen hampir 2 jam perjalanan.
Listrik sering mati lampu
Logistik sulit dibawa ke lokasi BS
Koordinasi sulit, karena lokasi jauh dari dinkes kab dan
sinyal tidak ada
Solusi : Enumerator dan dokter pendamping melakukan mobile
field laboratory dengan menjemput bola ke responden
yang tua yang tidak bisa turun gunung
Evaluasi
Pengiriman:
Pengiriman pertama suhu 0 derajat ketika sampai,
pengiriman kedua 2 derajat.
JNE sampai dalam waktu 12 jamCatatan:
1) Surat tugas untuk dokter dan perawat belum diberikan beserta
uang transport hingga laporan akhir ini ditulis;
2) Sampel garam dikirim oleh PJO di akhir puldat
Pengumpulan data kesehatan masyarakat dan biomedis telah
diselesaikan sesuai rencana penjadwalan yang disepakati bersama. 24 BS
telah dislesesaikan dan menghasilkan data sebanyak 592 RT terdiri dari1796 individu. Termasuk pengumpulan data biomedis juga dapat
diselesaikan sesuai perencanaan meskipun terjadi pergeseran jadwal
karena keterlambatan datangnya sentrifuse. Berikut ini pada tabel 4.8.1,
disampaikan secara detil hasil puldat BS biomedis sejumlah 4 BS.
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 158/335
141
Tabel 4.8.1 Rekapitulasi Hasil Pengambilan Sampel Biomedis, Kabupaten
Lima Puluh Kota, Riskesdas 2013
NO Kecamatan NagariKota/
DesaNKS RT IND
1
PayakumbuhKoto Tangah Simalanggang K
1500205 25 72
2 0500206 25 90
3 Taeh Baruah D 2007302 25 83
4 Akabiluru Batu Hampa D 0018001 25 65
5
Luak
Sungai Kamuyang D 0011501 25 80
6Tanjuang Aro Sikabu Kabu
Pd. PanjangD 0011901 25 78
7 Lareh Sago Halaban Halaban D 2013201 24 678 Labuah Gunuang D 0008101 22 67
9Situjuah Limo
NagariSitujuah Banda Dalam D 0005001
25 77
10
Harau
Taram D 2018601 25 79
11 Lubuak Batingkok D 0008901 25 80
12
Sarilamak
K 0502001 25 85
13 K 502003 24 79
14 K 0500101 25 86
15Guguak
Kubang D 0006501 23 62
16 Guguak Viii Koto K 0500901 24 84
17Mungka
Jopang Manganti D 0014803 25 63
18 Simpang Kapuak D 2003901 25 77
19Bukik Barisan
Koto Tangah D 0018801 25 55
20 Maek D 0011001 25 61
21 Gunuang Omeh Pandam Gadang D 2010201 25 69
22 Kapur Ix Lubuak Alai D 0016301 25 85
23 Pangkalan Koto
Baru Manggilang
Manggilang D 0011301 25 66
24 Pangkalan D 0010101 25 86
Kesimpulan
Tim enumerator Kabupaten Lima Puluh Kota telah berhasil
menyelesaikan pengumpulan data dari 24 BS, 592 rumah tangga, dan
1796 individu dalam waktu 56 hari mulai dari persiapan hingga
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 159/335
142
pengiriman kuesioner dengan kekuatan 4 tim sebanyak total 20 orang.
Beberapa kendala baik yang bersifat teknis seperti jumlah kuesioner,
perizinan dan lain-lain, ataupun kendala yang bersifat substansial seperti
manajemen data, muncul pada saat pengumpulan data. Akan tetapi,
dengan adanya koordinasi yang baik antara PJT, PJO, dan PJAL sertaenumerator maka semua kendala tersebut dapat teratasi.
Adanya riset kesehatan dasar berbasis nasional di Kabupaten Lima
Puluh Kota berjalan lancar dan diterima baik oleh warga Kabupaten Lima
Puluh Kota, Propinsi Sumatra Barat. Kami sangat beruntung 95%
warganya sangat kooperatif untuk dilakukan wawancara dan pengukuran
karena sebagian besar wilayah Kabupaten Lima Puluh Kota adalah
pedesaan maka dari itu sangat memudahkan enumerator untuk
melakukan pengumpulan data.
Saran
Kendala yang terjadi dapat diatasi namun disarankan berikut ini:
1. Diadakan publikasi dan sosialisasi secara besar-besaran di media
massa maupun media elektronik mengingat riset ini adalah riset
berbasis nasional. Banyak dari staff dinas kesehatan maupun kantor
kecamatan kelurahan yang tidak mengetahui adanya riset ini, bahkanada sebagian warga kota yang menolak untuk dilakukan
pengumpulan data.
2. Penghitungan jumlah kuesioner secara tepat terutama untuk
kuesioner rumah tangga, lembar persetujuan dan map.
1. Pembuatan lembar penolakan yang formal dari pusat agar terjadi
keseragaman.
2. Dalam hal admintrasi, hendaknya pengiriman jumlah uang tidak
terlambat terutama uang bahan kontak.
3. Sebaiknya masing-masing ketua tim diberi uang pulsa agarmeningkatkan kualitas kinerja masing-masing tim.
4. Waktu pelatihan enumerator diperpanjang karena mayoritas mereka
belum menguasai betul saat terjun ke lapangan terutama mengenai
manajemen data.
5. Dalam hal proses entri data, blok kesehatan jiwa hendaknya
diperbaiki, terutama untuk responden yang mengalami gangguan
jiwa partial yang masih dapat diajak untuk wawancara.
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 160/335
143
4.9. Pasaman
Geografi
Kabupaten Pasaman merupakan kabupaten paling utara dari
provinsi Sumatera Barat dengan luas 4.011, 1 km2 atau setara dengan
9,33 % dari luas provinsi Sumatera Barat. Kabupaten Pasaman terdiri atas
12 kecamatan dan 32 Nagari. Sedangkan yang diambil sampel untuk
puldat Riskesdas 2013 adalah 10 kecamatan. Kabupaten Pasaman
dilintasi oleh garis Khatulistiwa yakni garis lintang bumi 0o
tepatnya
berada di kecamatan Bonjol. Perlu diketahui bahwa di Indonesia titik
lintang 0o
hanya ada 2 tempat yakni di Pontianak Kalimantan Timur, dan
di Pasaman Sumatera Barat.
Topografi
Wilayah kabupaten Pasaman terdiri dari 3 satuan topografi yaitu
dataran rendah, dataran tinggi, dan Pegunungan. Daerah terendah
adalah di kecamatan Tigo Nagari, dan tertinggi adalah di kecamatan
Lubuk Sikaping. Sebagian besar wilayah kabupaten Pasaman adalah
kawasan hutan (48,24%), sedangkan kawasan terkecil adalah kawasanindustri (0,01%).
Iklim
Iklim kabupaten Pasaman adalah tropis basah dengan kisaran suhu 20o-
31oC.
Kependudukan dan Perekonomian
Berdasarkan kondisi Geografis dan potensi SDA yang telah
dimanfaatkan, terdapat 3 sektor potensi yang diunggulkan yaitu
pertanian tanaman pangan, perkebunan, perikanan.
Jumlah penduduk kabupaten Pasaman tahun 2011 adalah 255.186
jiwa. Angka kepadatan penduduk setiap km2 adalah 64 jiwa. Rata-rata
banyak anggota keluarga per RT adalah 4,8 jiwa.
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 161/335
144
Gambar 4.9.1.
Peta Kabupaten Pasaman
Prosedur KerjaPembagian Tim Enumerator
Keseluruhan enumerator kabupaten Pasaman berdomisili di
kabupaten Pasaman, sehingga memudahkan kinerja dalam pengumpulan
data. Enumerator berjumlah 20 orang yang kemudian dibagi dalam 4 tim.
Pembagian tim berdasarkan jenis kelamin, pendidikan, dan tempat
tinggal.
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 162/335
145
- Jenis Kelamin
Dari 20 orang enumerator, terdapat 8 orang laki-laki, dan 12
orang perempuan. Dibagi dalam 4 tim. Sehingga masing-masing
tim terdiri atas 2 laki-laki, dan 3 perempuan.
- PendidikanRincian pendidikan 20 orang enumerator :
S1 Keperawatan : 3 orang
D3 Keperawatan : 5 orang
D3 Kebidanan : 3 orang
S1 Kesehatan Masyarakat : 5 orang
D3 Kesehatan Lingkungan : 3 orang
D3 Gizi : 1 orang
Sehingga komposisi masing-masing tim dikondisikan seimbangyakni ada paramedis, non paramedis, pendidikan S1, dan
pendidikan D3.
- Tempat tinggal
Pembagian berdasarkan tempat tinggal juga perlu
dipertimbangkan, karena akan disesuaikan dengan pembagian BS
per tim. Hal ini penting karena terkait dengan pemahaman
wilayah yang akan dilakukan pengumpulan data.
Nama-nama enumerator dengan gelarnya
Tim 1 Tim 2
Aan Oktavia Yuman Lubis, SKM Risqi Kurniawan, Amd. Kep
Fahrul Rahfi, Amd. Kep. Ns. Frandyka Hendry, S. Kep.
Yessi Lestari, Amd. Kep. Mike Armayenita, SKM.
Ns. Lila Prima Setia, S. Kep. Dasmiati, Amd. Keb.
Karni Armida, Amd. Keb. Yonna Rinnesa, AMKL.
Tim 3 Tim 4
Hidayatullah, AMKL Idrus Kamal, SKM
Freddy Leonardo, Amd. Kep. Ikhsan Adwin, AMKL
Ns. Yoeke Argitha Martha, S. Kep Fitria Ningsih, SKM.
Purwanti Ningsih, AMG. Desni Habibah, Amd. Kep.
Rini Yanti, Amd. Keb. Suci Muchtariza, SKM
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 163/335
146
Pembagian BS
Pada Riskesdas 2013 ini, kabupaten Pasaman terbagi dalam 22 Blok
Sensus yang terbagi dalam 10 kecamatan. 22 blok sensus ini dibagi 4 tim,
sehingga masing-masing tim mengerjakan 5,5 blok sensus. 2 blok sensusdi awal, dikerjakan oleh 4 tim. Sehingga kerja puldat awal, 1 BS dikerjakan
oleh 2 tim. Kemudian untuk selanjutnya masing-masing tim mengerjakan
5 BS/tim.
Pada pembahasan rencana tindak lanjut ketika TC di hotel Rocky,
teridentifikasi adanya daerah sangat sulit, sehingga sejak awal PJO dan
PJAL sudah merencanakan untuk penambahan anggaran dana. Sehingga
puldat dapat berjalan lancar tanpa terhambat oleh anggaran dana.
Dengan adanya daerah sangat sulit berjumlah 1 BS di Kec. MapatTunggul-Nagari Lubuk Gadang-Jorong Marapan, dengan pertimbangan
kesulitan medan dan ada kepercayaan adat setempat sehingga 1 BS
tersebut harus diselesaikan dalam waktu yang lebih singkat. Karena
pertimbangan tersebut diambil solusi yaitu, 1 BS tersebut dikerjakan oleh
4 tim. Sehingga diestimasikan puldat di lapangan membutuhkan waktu
maksimal 2-3 hari. 1 BS daerah sulit ini direncanakan akan dipuldat di
akhir, setelah semua BS selesai dilakukan puldat. Karena kondisi ini,
puldat di Kab. Pasaman terbagi dalam 7 Ronde (rentang waktu) :
- Ronde 1: 1 Mei – 5 Mei 2013
- Ronde 2: 6 Mei – 11 Mei 2013
- Ronde 3: 12 Mei – 18 Mei 2013
- Ronde 4: 19 Mei – 25 Mei 2013
- Ronde 5: 26 Mei – 2 Juni 2013
- Ronde 6: 3 Juni – 10 Juni 2013
- Ronde 7: 11 Juni – 15 Juni 2013
Ronde 1 tetap berjalan sesuai rencana awal yaitu 2 BS dikerjakanoleh 4 tim. Pada ronde 2 sampai dengan ronde 5 masing-masing tim
mengerjakan 1 BS/ ronde. Ronde 6, tim 1-2-3 mengerjakan 1 BS per tim,
dibantu oleh tim 4 yang anggotanya disebar di tim yang lain. Penyebaran
anggota tim 4 ini dikarenakan 1 BS daerah sulit yang rencana awalnya
hanya dikerjakan tim 4 menjadi dikerjakan bersama oleh keseluruhan
tim. Ronde 7, yaitu untuk BS daerah sulit, 1 BS dikerjakan oleh 4 tim.
Komposisi BS yang terbagi dalam masing-masing tim dipertimbangkan
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 164/335
147
sesuai wilayah tempat tinggal anggota tim, dengan harapan lebih ada
pemahaman yang baik mengenai wilayah puldat.
Pengecekan Bahan dan Alat
Awal sebelum berlangsungnya pengumpulan data, yaitu sekitar
tanggal 29-30 Mei, dilakukan pengecekan alat dan bahan. Alat untuk
pengumpulan data pada masing-masing tim, lengkap dan berfungsi baik.
Bahan untuk pengumpulan data diantaranya kuesioner RT, kuesioner
IND, kuesioner tambahan blok 4, kuesioner tambahan kespro, PSP, Map,
tali, dan kartu hasil kami lakukan pengecekan dan penghitungan. Setelah
kami lakukan pengecekan dan penghitungan, semuanya lengkap.
Kemudian kami susun, sehingga per map telah lengkap berisi 1 kuesionerRT, 5 kuesioner IND, PSP, 5 kartu hasil.
Pembagian Tugas di dalam Tim
Ketua :
- Penanggung Jawab HubLu (Survei, hubungan kepala Jorong ;pak RT,
hubungan dengan penunjuk jalan.
- Pengatur strategi kerja lapangan
- Membantu anggota dalam pelaksanaan puldat di rumah tangga
Anggota:
- Salah satu anggota bertugas sebagai penanggung jawab tetap
mengenai keuangan, bahan kontak, PSP
- Pembagian kerja ketika puldat di rumah tangga, ada enumerator yang
memiliki tugas tetap sebagai pewawancara kuesioner rumah tangga,
pewawancara kuesioner individu. Sehingga ada spesialisasi denganharapan semakin mahir, terbiasa dan lebih cepat dalam melakukan
puldat di rumah tangga selanjutnya.
- Semua anggota bertugas melakukan pengecekan ulang kuesioner
masing-masing yang telah diisi, sehingga bila terdapat kekurangan
dapat langsung dilengkapi.
- Entry data
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 165/335
148
Tahapan Kerja Puldat di Masing-masing BS:
1. Perizinan ke perangkat desa setempat (Kepala Jorong) dan
Puskesmas setempat
2.
Menemui penunjuk jalan yang disarankan oleh Kepala Jorong3. Melakukan pemutakhiran bersama penunjuk jalan
4. Puldat ke masing-masing rumah tangga
5. Entry Data
6. Pembuatan Form kontrol
7. Mengumpulkan kuesioner beserta data entri ke PJT
Untuk menambah kepercayaan masyarakat, ketika hari-hari awal terjun
ke BS yang dituju, dibuat kesepakatan agar semua enumerator
mengenakan seragam riskesdas. Khusus untuk kabupaten Pasaman,
terdapat 2 baju seragam. Yaitu seragam nasional riskesdas yang
berwarna hijau (gambar kiri), dan seragam lokal riskesdas Pasaman yang
berwarna biru (gambar kanan).
Hasil Kegiatan
Persiapan Lapangan
Pada umumnya, nama yang dikenal oleh warga adalah nama
panggilan tanpa mengetahui nama aslinya yang sering kali jauh berbeda
antara keduanya.
Gambar 4.9.2.
Enumerator dengan seragam nasional dan lokal
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 166/335
149
a. Penunjuk Jalan
b. Penunjuk jalan didapatkan atas petunjuk kepala Jorong. Penunjuk
jalan biasanya adalah kader setempat.
c. Posko
PJT berangkat menuju kabupaten Pasaman bersama dengan
seluruh tim Enumerator pasca pelatihan TC di Hotel Rocky Padang. Di
Kabupaten Pasaman, PJT bertempat tinggal di rumah sewa yang terletak
di kecamatan Lubuk Sikaping (pusat kab. Pasaman). Tempat tinggal PJT ini
kemudian digunakan sebagai posko enumerator.
Posko enumerator digunakan sebagai pusat kerja seluruh tim.
Tempat dimana alat dan bahan disimpan, tempat evaluasi, tempat entry
data. Ada beberapa enumerator yang tinggal di Posko, terutama
enumerator yang bertempat tinggal jauh dari BS yang dipuldat.
d. Peta Blok Sensus
Sebelum dilakukan puldat PJO dan PJAL membantu mengusahakan
pengadaan peta BS dari BPS. Untuk mendapatkan peta BS sangat mudah
prosedurnya, sehingga tidak ditemukan kendala. Identitas peta BS
lengkap, hanya saja dalam membaca butuh keterampilan. Ada beberapa
BS dengan Peta yang kurang jelas dimana posisi bangsennya dikarenakan
bangsen jauh dari jalan utama, ada beberapa jalan-jalan kecil tidaktergambar di peta.
e. Pemutakhiran Bangsen
Secara umum pemutakhiran Bangsen dibantu oleh penunjuk jalan.
Namun dalam beberapa kondisi, penunjuk jalan tidak bisa sepenuhnya
mendampingi. Sehingga sisa bangsen yang belum dimutakhirkan,
terpaksa dimutakhirkan sendiri dengan cara bertanya-tanya pada warga.
Kesulitan utama yang pernah dihadapi adalah nama kepala rumah tangga
yang tercantum dalam DSBS adalah nama asli, sedangkan masyarakatmengenal dengan nama panggilan yang berdeda sehingga kesulitan
menemuinya. Sering kali penunjuk jalan tidak dapat mendampingi
sepenuhnya, sehingga tim enumerator mencari informasi sendiri dari
warga.
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 167/335
150
Pendataan
Proses pendataan di kab. Pasaman, berjalan dengan lancar sesuai
jadwal yang telah ditetapkan yaitu 48 hari. Terdapat tantangan yang
cukup membuat tim berpikir keras, yakni tim 3 enumerator yang sempatdi demo oleh warga Kec. Panti Jorong Rambah Lanai dikarenakan warga
merasa diperlakukan tidak adil karena yang menjadi responden justru
orang yang berada. Pada intinya warga berebut bahan kontak.
Alhamdulillah dengan keterampilan lobying tim enumerator, akhirnya
berhasil terhandle.
Terdapat satu kekhususan dalam puldat di kab. Pasaman, yaitu
terdapat satu daerah sangat sulit yang bertempat di Kec. Mapat Tunggul,
Nag. Lubuk Gadang, Jorong Marapan. Pemerintah daerah setempat telah
menetapkan bahwa daerah tersebut merupakan daerah sangat sulit.
Akses menuju kesana melalui jalanan terjal yang cukup rusak, kemudian
meyusuri sungai dengan sampan/perahu untuk kemudian menyeberang
sehingga sampai di daerah tersebut. Kesulitan terbesar menuju kesana
adalah dalam hal transportasi, tantangan selanjutnya adalah tantangan
adat dimana suasana mistis disana masih kental ‘katanya’ sehingga kami
ditekankan untuk tidak minum atau makan apapun dari daerah tersebut.
Sehingga kami membawa bekal sendiri. Dalam hal proses wawancara
tidak ada masalah, suasana masyarakatnya hampir sama denganmasyarakat di BS lainnya.
Wawancara
Proses wawancara selama pengumpulan data semakin hari semakin
terampil dan semakin cepat. Dikarenakan dalam proses wawancara
terdapat pembagian spesialisasi kuesioner. Spesialisasi kuesioner RT &
spesialisasi kuesioner IND. Kuesioner IND juga masih dibagi
spesialisasinya, ada yang spesialisasi wawancara WUS, anak balita, danselain 2 kategori tersebut. Perlu keterampilan khusus dalam wawancara
WUS dan balita.
Kesulitan yang ditemui ketika wawancara adalah ketika
mewawancara lansia, terutama untuk kuesioner IND Blok E tentang
Disabilitas, dan Blok F tentang kesehatan jiwa dimana pada blok tersebut
kami tidak boleh memberikan penjelasan maksud pertanyaan. Karena
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 168/335
151
responden lansia tersebut sama sekali tidak bisa menjawab, dengan
terpaksa kami melakukan pemberian penjelasan.
Pernah ditemui proses wawancara yang dapat mempengaruhi
validitas data. Hal ini harus dicermati sebagai pelajaran untukkesempatan riskesdas selanjutnya. Enumerator pernah menanyakan
kuesioner individu kepada individu lain. Misalkan kuesioner ayah,
ditanyakan kepada ibu. Sehingga PJT harus lebih ketat lagi dalam
mengawasi kinerja enumerator.
Kemudian terdapat beberapa kesalahan yang ditemukan di dalam
penulisan data pada kuesioner, diantaranya:
- Blok I mengenai pengenalan tempat nomer 8 yaitu tentang No.
Urut sampel Rumah Tangga. Pada BS awal, enumerator salahmengisikan, enumerator mengisikan nomer urut yang tercantum
dalam DSBS. Padahal seharusnya adalah nomer urut sampel
Rumah Tangga dalam satu bangunan sensus yang telah
dimutakhirkan.
- Pengkategorian obat pada kuesioner RT blok VI mengenai Farmasi
dan Yankestra. Obat Antibiotik ada yang masih dimasukkan jenis
kode 1 = obat keras, padahal ada penggolongan sendiri antibiotik
yaitu kode 3. Hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan
enumerator, mana obat yang termasuk antibiotik dan yang bukan
dan informasi tersebut tidak didapatkan pada kemasan obat.
Pengukuran
Secara umum proses pengukuran tidak ada kendala. Hanya saja pernah
ditemui kesulitan pengukuran pada lansia yang sudah tidak sanggup
bangun dari posisi tidur.
Pemeriksaan
Secara umum pada proses pemeriksaan berjalan tanpa kendala.
Pada kondisi tertentu ketika listrik mati, pemeriksaan visus dilakukan
dengan menggunakan pencahayaan lampu sepeda motor.
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 169/335
152
Entry Data
Pemahaman enumerator mengenai entri data cukup baik,
dikarenakan pendidikan yang mencukupi dan usia yang relatif masih
muda sehingga pengajaran mengenai entry data dapat dengan mudahdipahami enumerator. Ada beberapa revisi software entry data dari
pusat, dan Alhamdulillah koneksi internet di tempat kami cukup baik
sehingga software entri data selalu terupdate.
Entri data BS pertama, semua enumerator melakukan pengentrian
di posko, sehingga jika terdapat kesulitan dapat langsung diatasi.
Kesulitan yang ditemui:
- Pada proses entri, di tengah-tengah proses entri pada suatu
rumah tangga tiba-tiba menghilang data entrian rumah tanggatersebut yang sedang dientri. Setelah dikonsultasikan ke PJ.
Mandat pusat, dan dipelajari oleh tim mandat pusat, ternyata
terdapat kelemahan pada software yaitu untuk rumah tangga
yang ART nya ada yang berusia tepat 5 tahun, maka sistem akan
langsung menutup proses entri. Karena pengalaman ini kemudian
tim mandat melakukan revisi software yang kemudian dikirim ke
email masing-masing PJT.
- Pada RT yang terdiri atas lebih dari 1 keluarga, maka ART keluarga
lain (keluarga non inti, mis. Keluarga adik kepala rumah tangga)
pada kuesioner RT blok IV kolom 3 mengenai hubungan dengan
kepala RT dikategorikan sebagai kode 8 = Famili lain.
- Pada entri kuesioner IND, ditemukan kesulitan pada blok XI
mengenai keterangan individu. Akan ditemukan kesulitan di
dalam memasukkan nomor urut ART ayah kandung dan ibu
kandung yang termasuk dalam ART dalam ruta. Sistem entri
menolak nomor urut ART yang dituliskan (mis. No urutnya 04).
Sistem entri hanya mau dituliskan no. Urut “00”. Padahal kode“00” hanya untuk yang bukan termasuk ART. Kondisi ini kami
konsultasikan ke PJ Mandat Pusat, dan ternyata hal ini memang
kelemahan software. Solusinya adalah memberi keterangan pada
kolom catatan bahwa “yang bernama si A termasuk ART
bernomor sekian”.
- Kuesioner RT blok VIII mengenai Kesehatan Lingkungan
pertanyaan 1b mengenai jumlah pemakaian air rumah tangga
dalam liter/hari. Di buku panduan disebutkan bila setelah
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 170/335
153
diprobing, responden tetap tidak mampu menyebutkan berapa
pemakaian air perhari maka dapat dituliskan kode 8888. Ketika
kami mencoba memasukkan ke dalam entrian, kode tersebut
tidak dapat dientrikan. Jadi mohon tim mandat melakukan koreksi
ulang.
Pengiriman Data
Setiap selesai 1 BS dientri, kami lakukan pengiriman data ke tim
mandat pusat. Kami kirimkan data entri sekaligus form kontrol. Pada
proses pengiriman secara umum tidak didapatkan kesulitan, karena
koneksi internet di Lubuk Sikaping cukup baik.
Kesimpulan
1. Prosedur kerja:
Pembagian tim disesuaikan dengan jenis kelamin, tempat tinggal
dan pendidikan, sedangkan pembagian BS disesuaikan dengan
tempat tinggal anggota tim dengan jumlah BS yang dikerjakan 5,5
BS/tim.
Gambar 4.9.3.
Menuju daerah sulit
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 171/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 172/335
4.10. Solok Selatan
Geografi
Kabupaten Solok Selatan t
Lintang Selatan dan 1000
53' 24”
Solok Selatan terletak dibagian
berbatasan dengan Propinsi J
Kabupaten Solok Selatan adalah s
Sebelah Utara : Kabupaten So
Sebelah Selatan : Propinsi Jamb
Sebelah Barat : Kab. Pesisir S
Sebelah Timur : Kabupaten Sij
Gam
Peta Kabup
155
erletak antara 010 17' 13” – 10 46 ' 45”
- 1010
26' 27” Bujur Timur. Kabupaten
elatan Propinsi Sumatera Barat yang
ambi. Adapun batas-batas wilayah
bagai berikut:
lok
i
latan
unjung
bar 4.10.1.
ten Solok Selatan
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 173/335
156
Wilayah
Luas wilayah kabupaten solok selatan adalah 3.346,20 km per
segi. Secara administratif Kabupaten Solok Selatan memiliki 7 (tujuh)
Kecamatan yaitu Kecamatan Sangir, Sangir Jujuan, Sangir Balai Janggo,Sangir Batang Hari, Sungai Pagu, Pauh Duo dan Koto Parik Gadang
Diateh; 32 Nagari; 242 jorong.
Topografi
Wilayah Kabupaten Solok Selatan terletak pada ketinggian 350 -
430 meter diatas permukaan laut, dengan topografi bervariasi antara
dataran lembah bergelombang, berbukit dan bergunung-gunung yangmerupakan rangkaian dari Bukit Barisan yang membujur dari utara ke
selatan. Secara topografis 60 % dari wilayah Solok Selatan berada pada
kemiringan di atas 40 % yang tergolong sangat curam dan rawan
terhadap bahaya longsor.
Kabupaten Solok Selatan dapat diklasifikasikan menjadi tiga tipe
wilayahnya: (1) kawasan dataran tinggi bergelombang yang menempati
wilayah bagian Timur, mulai dari Lubuk Malako di Kecamatan Sangir
Jujuan ke arah Utara sampai ke wilayah Kecamatan Sangir Batang Hari;
(2) kawasan perbukitan, lebih dominan menutupi wilayah Kabupaten
Solok Selatan, mulai dari bagian Utara sampai bagian tengahnya; (3)
kawasan lembah kaki pegunungan yang menempati wilayah bagian Barat
berbatasan dengan Kabupaten Pesisir Selatan dan bagian Selatan, yang
merupakan kaki Gunung Kerinci.
Iklim dan Hidrologi
Kabupaten Solok Selatan secara umum beriklim tropis dengantemperatur bervariasi antara 20°C hingga 33°C dengan curah hujan
cukup tinggi yaitu 1.600-4.000 mm/tahun. Dengan kelembaban udara
berkisar 80 %, Kabupaten Solok Selatan mempunyai iklim tropika basah.
Pada umumnya musim penghujan berlangsung pada bulan Januari s/d
Mei, September s/d Desember, sedangkan musim kemarau pada bulan
Juni s/d Agustus. Angin pada umumnya bertiup dari arah Barat Daya –
Tenggara.
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 174/335
157
Kabupaten Solok Selatan dilalui oleh 18 aliran sungai. Lima di antaranya
terdapat di Kecamatan Sangir, tiga di Sungai Pagu dan sepuluh sungai di
kecamatan lainnya, masing-masing di antaranya terdapat dua sungai.
Sungai-sungai besar yang mengalir pada umumnya mempunyai
kedalaman yang cukup, bersifat permanen, dan memiliki arus yang cukup
deras. Dengan bentangan alamnya yang berbukit-bukit dan dilalui oleh
banyak sungai, menjadikan Kabupaten Solok Selatan rawan terhadap
bahaya banjir dan longsor
Penggunaan Lahan
Sebagian besar dari luas wilayah Kabupaten Solok Selatan yang
mencapai 359.000 ha adalah kawasan hutan yang mencapai luas 261.000Ha atau sekitar 72,70 % dari total luas wilayah Kabupaten Solok Selatan
359.000 Ha. Selanjutnya kegiatan perkebunan merupakan penggunaan
lahan terbesar kedua yang mempunyai luas 79.800 Ha atau sekitar 22,23
%. Penggunaan lahan terkecil di wilayah perencanaan adalah padang
rumput yang hanya memiliki luas 18,10 Ha atau sekitar 0,01 %.
Penduduk
Sebagian besar penduduk Kabupaten Solok Selatan adalah
beretnis Minangkabau yang wilayah adatnya terbagi dua, yaitu Alam
Surambi Sungai Pagu di bagian barat dan Rantau XII Koto di bagian timur.
Masyarakat adat Alam Surambi Sungai Pagu mendiami Lembah Muara
Labuh sepanjang aliran Batang Suliti dan Batang Bangko, masyarakat
Rantau XII koto mendiami daerah sepanjang aliran Batang Sangir. Di
samping dihuni oleh etnis Minangkabau, Kabupaten Solok Selatan juga
dihuni oleh etnis Jawa. Etnis Jawa datang sebagai transmigran seperti di
Nagari Sungai Kunyit dan Dusun Tangah, namun ada juga yang datang
bekerja di sektor perdagangan dan karyawan pabrik.
Berdasarkan data BPS Tahun 2011, jumlah penduduk Kabupaten
Solok Selatan sebanyak 147.369 jiwa terdiri dari laki-laki 74.117 jiwa dan
perempuan 73.252 jiwa dengan kepadatan penduduk 44,04
jiwa/kilometer persegi. Bila dibandingkan dengan tahun 2010 terjadi
peningkatan pertumbuhan penduduk 7,83 persen. Tingginya rata-rata
pertumbuhan penduduk di Kabupaten Solok Selatan adalah sebagai
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 175/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 176/335
159
Perumahan dan Pemukiman
Kondisi topografi daerah Kabupaten Solok Selatan yang tidak
rata cenderung berbukit bukit menyebabkan kurangnya areal yang dapat
dijadikan pemukiman. Sehingga perumahan dan permukiman di SolokSelatan, penyebarannya cenderung tidak merata. Kawasan perumahan
penduduk terletak di daerah dataran bergelombang, mulai dari Pakan
Rabaa, Muara Labuh hingga terus ke bagian timur ke arah Padang Aro
dan Abai. Perumahan berada sepanjang jaringan jalan dengan lebar
beberapa ratus meter dari ruas jalan eksisting yang ada. Saat ini
pengembangan perumahan dan permukiman terkonsentrasi pada 3
kecamatan yaitu: Kecamatan Sangir, Sungai Pagu dan Sangir Jujuan. Pada
tahun 2008, kepemilikan rumah ada sekitar 25.610 unit, dan mengalami
peningkatan untuk tahun 2009 menjadi 26.220 unit.
Jumlah pengembang perumahan KPR/BTN di Kabupaten Solok
Selatan jumlahnya masih sedikit. Pola penyediaan rumah saat ini masih
dilakukan secara self help atau dilakukan sendiri, baik secara individual
maupun kolektif. Hal ini menyebabkan bentuk dan luasan rumah
cenderung beragam. Jika dilihat dari status persentase kepemilikan
bangunan (Susenas 2009), sebagian besar bangunan di Kabupaten Solok
Selatan adalah rumah milik pribadi yaitu sekitar 70,12, Kontrak/sewa
sebesar 5,37 %, sisanya sebesar 24,52 merupakan bangunan milik adatdan pemerintah. Di bidang perumahan dan permukiman, perhatian
berikutnya tertuju pada pengadaan air bersih. Pengadaan air bersih
merupakan kebutuhan bagi masyarakat. Saat ini, pelayanan jaringan
PDAM masih sangat terbatas. Sepanjang tahun 2009, Perusahaan Daerah
Air Minum Kabupaten Solok Selatan telah memasang sambungan air
minum untuk rumah sebanyak, 5.218 pelanggan (meningkat dari tahun
2008, yaitu 4.645 pelanggan) dan untuk sambungan kran umum sebanyak
71 unit (turun dari tahun 2008, yaitu 53 unit).
Bagian dari perumahan dan permukiman yang juga sangat
mendukung kelangsungan dan kenyamanan hunian adalah drainase dan
persampahan. Kondisi drainase saat ini beragam antar wilayah. Saluran
drainase sering tidak berfungsi karena budaya masyarakat yang masih
membuang sampah ke dalam saluran drainase, disamping relatif
rendahnya pemeliharaan saluran tersebut.
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 177/335
160
Listrik
Kebutuhan listrik Kabupaten Solok Selatan dipasok oleh PT PLN III
Ranting Muaro Labuah. Layanan PLN terhadap masyarakat berupa
jaringan tersambung ke rumah tangga, perkantoran, pertokoan danlampu jalan, terutama pada tempat kawasan penduduk yang padat
seperti Muara Labuh dan padang Aro, Jaringan ini baru bisa melayani
85,2 % dari total kebutuhan masyarakat. Namun demikian dengan sistem
inter koneksi jaringan ini sudah mencapai sebagian besar pedesaan dan
wilayah perkebunan.
Air Bersih dan Sanitasi
Air bersih merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan
manusia. Air digunakan untuk minum, mandi, mencuci, memasak dan
lain-lain. Saat ini, pelayanan jaringan PDAM masih sangat terbatas.
Hingga tahun 2009, terdapat sekitar 5.217 sambungan rumah yang
terpasang. Kebutuhan air bersih ini dilayani dari unit instalasi Muara
labuh sebanyak 2.494 sambungan, Pasir Talang sebanyak 2.063
sambungan, Sangir 913 sambungan, dan Sungai Batang Hari sebanyak 14
sambungan, sedangkan kran umum yang terpasang sebanyak 81 unit.
Dari ke empat unit PDAM ini memiliki kapasitas sumber air minumsebesar 590 liter/detik.
Prosedur Kerja Puldat
Dengan kondisi geografis dataran lembah bergelombang, berbukit
dan bergunung-gunung dengan ketinggian antara 350-430 mdpl (meter
diatas permukaan laut), sebagian besar kawasan hutan (72,7 %), terdiri
dari 7 (tujuh) Kecamatan dengan 39 Nagari dan 242 jorong. Dalampelaksanaan Riskesdas tahun 2013 ini, Kabupaten Solok Selatan terpilih
sebagai riset kesmas tanpa biomedis dengan jumlah total sampel
sebanyak 19 BS atau 475 Keluarga, atau 1733 individu. Ke-19 blok sensus
tersebut memiliki karakteristik lokasi tersendiri. Mulai dari daerah
perbukitan dan hutan, ataupun pedesaan dengan jarak antar rumah yang
berjauhan, sampai dengan perkotaan dengan masyarakatnya yang
memiliki kesibukan yang cukup tinggi. Hal tersebut menjadi sebuah
tantangan tersendiri bagi tim Solok Selatan.
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 178/335
161
Tim Solok Selatan terdiri dari 15 orang enumerator sebagai
pengumpul data dan terbagi ke dalam 3 tim. Tiap tim dituntut untuk
mampu menyelesaikan pengumpulan data tepat waktu dengan apapun
medan dan kondisinya. Dari ke-19 blok sensus tersebut setiap tim
menyelesaikan masing – masing 6 blok sensus, di Kabupaten Solok
Selatan terdapat 1 blok sensus yang tergolong sulit wilayah administratif
dan penduduknya. Desa tersebut adalah desa Pinti Kayu Gadang dan
Ladang Konsi di kecamatan Pakan Rabaa Timur yang berjarak tempuh
sekitar 2,5 jam dari pusat kota. Wilayah administratifnya yang sebagian
besar terdiri dari hutan. Mengingat medan di desa ini yang cukup
menantang dan penduduknya yang agak primitif serta terbatasnya sarana
sinyal untuk komunikasi, membuat desa ini menjadi BS pertama yang
diselesaikan oleh 3 TIM pada saat pengumpulan data di Riskesdas 2103.
Tahap Perekerutan Tim
Terpilihnya seorang Penanggung Jawab Teknis Kabupaten Solok
selatan beserta enumerator sebanyak 15 orang yang terdiri dari 3 tim
yaitu tim 1, tim 2 dan tim 3. Tim 1 dan 3 dengan komposisi tim terdiri dari
2 orang laki-laki dan 3 orang perempuan; Tim 2 dengan komposisi tim
terdiri dari 1 orang laki-laki dan 4 orang perempuan. Keunggulan Tim
Kabupaten Solok Selatan adalah semua tenaga pengumpul data dengan
latar belakang pendidikan kesehatan, 1 orang terpilih menjadi sebagaiketua tim dan 4 orang sebagai anggotanya.
Tahap Pembekalan Materi
Masing-masing telah dibekali pengetahuan tentang riskesdas
dengan pelatihan di Hotel Rocky Plaza selama 10 hari. Di tahap ini,
seluruh enumerator diberikan materi pelatihan dan praktek pemeriksaan
kesehatan tentang tata cara pengumpulan data dilapangan. Pelatihan
tersebut juga meliputi simulasi pengumpulan data meliputi kuesioner danpemeriksaan kesehatan di rumah-rumah penduduk dan dilanjutkan
pembekalan cara entry data hasil pengumpulan data yang telah didapat.
Tahap Pembuatan Rencana Tindak Lanjut
Telah dilakukan pembuatan rencana tindak lanjut pembagian
wilayah kerja untuk masing-masing tim berdasarkan daerah wilayah
tempat kerja enumerator sebelumnya dengan tujuan agar
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 179/335
162
mempermudah saat pengumpulan data. Dari 19 BS Kabupaten Solok
Selatan yang terpilih sebagai sampel pengumpulan data riskesdas 2013,
dipilih 1 BS yang paling sulit berdasarkan wilayah administratif untuk
dikerjakan secara bersama-sama oleh 3 tim dalam waktu 4 hari. Dan 18
BS sisanya dibagi 3 tim, sehingga masing-masing tim mengerjakan 6 BS.
Pembagian wilayah ini berdasarkan dari daerah administratifnya
(pengelompokan wilayah berdasarkan kecamatan). Wilayah
administratifnya terdiri dari utara pusat kota, tengah pusat kota dan
selatan pusat kota. Tim 1 mengumpulkan data dari 6 BS di sebelah utara
pusat kota, 6 BS untuk tim 2 di sebelah tengah pusat kota dan tim 3
mengumpulkan 6 BS di sebelah selatan pusat kota. Dan semua tim
memiliki posko utama dimasing- masing wilayah pengumpulan data.
Tahap Pengumpulan Data
Pengumpulan data dari masing-masing BS dimulai dari
pemutakhiran bangunan sensus dengan bantuan peta yang diperoleh dari
BPS setempat dan dibantu oleh penunjuk jalan (kepala jorong atau warga
yang mengenal baik daerahnya), kemudian dilanjutkan wawancara dan
pengukuran responden. Pemutakhiran dilakukan dengan cara
mencocokkan peta dan nomor bangunan sensus dari daftar sampel
bangunan sensus (DSBS) dengan nomor bangunan sensus yang ada di
stiker. Dari 30 rumah tangga terpilih di DSBS, 25 rumah tangga pertamasebagai rumah tangga utama dan 5 rumah tangga sisanya adalah
cadangan, apabila rumah tangga utama ditemukan kurang dari 25 RT
dapat mengambil sampel dari RT cadangan. Apabila pada saat
pemutakhiran, dari 30 RT ternyata hanya ditemukan 20-25 RT maka
hanya sejumlah RT tersebut yang diambil sebagai sampel dan tidak perlu
menambah RT baru. Namun apabila yang ditemukan kurang dari 20 RT
maka dilakukan penambahan sampel RT baru secara random dalam BS
yang sama hingga jumlah seluruh sampel dalam BS itu jumlahnya 25 RT.PJT ikut langsung selama pemutahiran dan pengumpulan data dilapangan
dengan mendampingi dan bertanggung jawab dengan kerja semua tim
selama pengumpulan data di 19 BS kabupaten Solok Selatan. Adapun
pembagian tugas masing-masing tim setiap pengumpulan data di RT
terdiri dari 3 orang yang melakukan wawancara, 2 orang yang melakukan
pengukuran. Setelah dilakukan pengukuran di RT pertama 2 orang
melanjutkan pengumpulan data di RT berikutnya, setiap 1 BS telah
diselesaikan masing-masing tim dan kuesioner hasil pengumpulan data
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 180/335
163
dikoreksi oleh PJT dilanjutkan dengan tahap entry data kuesioner, dan
ketua tim masing-masing memberikan hasil entry data pada PJT untuk
dikirimkan ke tim mandat pusat, hal ini merupakan strategi yang
dilakukan selama pengumpulan data dengan tujuan pertimbangan waktu
dan tenaga kerja.
Tahap Penyelesaian.
Setelah semua rangkaian puldat selesai dilaksanakan, setiap tim
mengumpulkan seluruh alat di dinas kesehatan. Semua alat tersebut
dihitung ulang. Seluruh kuesioner yang telah di entry, dikelompokkan
berdasarkan blok sensus dan diikat menjadi satu beserta peta bangunan
sensus dan form kontrol data. Kemudian semua kuesioner dan alat di
serahterimakan kepada PJO dan PJAL kabupaten Solok Selatan untukkemudian di kirim ke LitBangKes Surabaya.
Bahan Pengumpulan Data
Bahan yang digunakan untuk pengumpulan data terdiri dari
alat pengukur pemeriksaan beserta tas, kuesioner, bahan kontak,
dan kuitansi bahan kontak.
Alat yang digunakan dalam pengumpulan data terdiri dari :- Timbangan berat badan digital merk 3 buah
- Pengukur tinggi badan 3 buah
- Pengukur tekanan darah digital merk Omron IA1 3 buah
- Pita pengukur lingkar perut dan lingkar lengan atas 3 buah
- Tumbling E 3 buah
- Pita pengukur jarak visus 3 buah
- Pinhole 3 buah
- Loop 3 buah
- Pen light 6 buah
- Spekulum telinga 9 buah
- Handscoen 6 dos
- Masker 6 dos
- Antiseptic descosept 9 buah
- Kaca mulut 12 buah
- Tissue gulung 6 buah
- Tas pengukur tinggi 1 buah
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 181/335
164
- Tas ransel alat 1 buah
Kuesioner
- Map 475 buah
- Informed Consent 475 buah
- Kuesioner Rumah Tangga 475 buah
- Kuesioner Individu 2325 buah
- Kartu Hasil 2375 buah
- Tambahan Blok IV 40 buah
- Tambahan Kespro 100 buah
- Tali Pengikat Kuesioner 475 buah
Hasil Kegiatan
Membutuhkan perjuangan ekstra dalam puldat riskesdas 2013 ini
karena pengambilan data tidak hanya dilakukan dengan wawancara saja,
enumerator juga harus melakukan berbagai pengukuran dan
pemeriksaan, seperti berat badan, tinggi/panjang badan, lingkar perut,
lingkar lengan atas, tajam penglihatan, kesehatan gigi, tekanan darah,
dan pemeriksaan THT. Kelengkapan alat puldat yang dibawa juga banyak.
Enumerator tidak hanya mempersiapkan kuesioner saja, namun mereka
juga harus membawa alat pemeriksaan dan pengukuran ke tiap-tiap
rumah yang terpilih sebagai sampel. Kuesioner pengumpulan datasetelah melewati tahap pengoreksian oleh PJT dan dinyatakan tidak ada
koreksi maka kuesioner ini dilanjutkan dengan proses entry data.
Semua tim enumerator Kabupaten Solok Selatan telah mampu
menyelesaikan pengumpulan data riskesdas 2013 sesuai dengan target
waktu yang sudah ditentukan dari pusat yakni mulai tanggal 30 April
sampai tanggal 18 Juni 2013. Bermacam-macam karakteristik masyarakat
dan kondisi geografis yang menantang mampu dilewati dengan baik oleh
tim enumerator. Secara kinerja enumerator yang berjumlah 15 orang inirata-rata cukup baik karena mayoritas dari mereka adalah tenaga
kesehatan di Puskesmas dan sudah memiliki pengalaman yang cukup
dalam terjun ke lapangan menghadapi masyarakat. Berdasarkan
pemantauan PJT di lapangan mereka mampu berkomunikasi dengan baik
dan masyarakat pun menerima mereka dengan baik.
Adapun beberapa kejadian unik yang dijumpai PJT dan Enumerator
selama pengumpulan data riskesdas 2013 di lapangan, yaitu di Nagari
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 182/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 183/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 184/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 185/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 186/335
169
wilayah Kabupaten Solok Selatan terdiri dari dua macam
suku yaitu adalah penduduk asli suku Minang, dan suku
Jawa.
Kendala : -Kemudahan : Sebagian besar responden kooperatif dan terbuka
dengan enumerator dalam melakukan wawancara
bahkan untuk pertanyaan pribadi mereka juga cukup
terbuka sehingga memudahkan enumerator dalam
melakukan pengumpulan data.
Pengukuran Berat Badan
Temuan : Para enumerator melakukan pengukuran berat badan
sesuai dengan standard operational procedurenya.
Kendala : Banyak rumah-rumah responden yang beralaskan semen
yang tidak rata sehingga harus mencari tempat yang rata
agar timbangan benar-benar menunjukkan hasil yang
valid.
Kemudahan : Responden yang cukup kooperatif. Proses pembacaan
pengukuran juga cepat. Karena timbangan yangdigunakan adalah timbangan digital jadi tidak perlu
dilakukan kalibrasi.
Pengukuran Tinggi Badan
Temuan : Para enumerator melakukan pengukuran tinggi badan
sesuai dengan standard operational procedurenya
Kendala : Pengukuran untuk responden lansia tidak bisa berdiridengan tegak sehingga validasi pengukuran tinggi badan
untuk kategori ini masih dipertanyakan serta bayi dan
balita sering harus diulang karena bayi dan balita yang
akan diukur seringkali tidak kooperatif. Bahkan ada
beberapa bayi dan balita yang tdiak bisa diukur karena
rewel dan terus-menerus menangis sehingga untuk kasus
seperti ini kami terpaksa harus memakai meteran.
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 187/335
170
Kemudahan : Responden yang cukup kooperatif. Proses pembacaan
pengukuran juga cepat.
Pengukuran Lingkar Lengan Atas
Temuan : Pengukuran lingkar lengan atas cukup lancar walaupun
ada beberapa responden yang menolak untuk diukur
tetapi setelah dijelaskan maksud dan tujuan tersebut
akhirnya mereka menyetujui.
Kendala : Beberapa responden yang menolak untuk diukur dengan
alasan mengganggu privasi tetapi setelah dijelaskan
maksud dan tujuan tersebut akhirnya mereka
menyetujui. Pita LiLa banyak juga yang sudah luntur,
sehingga kami mengganti pita tersebut dengan pita
meteran biasa.
Kemudahan : Beberapa responden yang cukup kooperatif dan mengerti
maksud dan tujuan dilakukan pengukuran lingkar lengan
atas sehingga mempermudah proses pengukuran.
Pengukuran Lingkar Perut
Temuan : Pengukuran lingkar perut cukup lancar walaupun ada
beberapa responden yang menolak untuk diukur tetapi
setelah dijelaskan maksud dan tujuan tersebut akhirnya
mereka menyetujui.
Kendala : Beberapa responden tetap tidak menyetujui dilakukan
pemeriksaan lingkar perut dengan alasan malu walaupun
sudah dijelaskan maksud dan tujuan dan dilakukan
pemeriksaan dengan enumerator berjenis kelamin sama
dan di tempat yang tertutup sehingga membuat
responden merasa aman dan nyaman.
Kemudahan : -
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 188/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 189/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 190/335
173
juga menolak untuk diperiksa gigi karena alasan malu
tetapi setelah dijelaskan maksud dan tujuan banyak
responden yang menyetujui..
Kemudahan : Responden yang cukup kooperatif.
Entry Data
Temuan : Masing – masing tim mendapatkan tanggung jawab unt
mengentry data dari enam blok sensus yang telah diam
pengumpulan datanya . Untuk puldat BS pertama, tiap ti
enumerator diharuskan mengentry data di posko ti
enumerator dengan pengawasan PJT. Para enumerator masi
belum paham benar dengan manajemen data. Banyak da
mereka yang lupa tentang cara entry data dan manajeme
lainnya sehingga PJT harus memberi ulang tentang pelajara
Hal ini dikarenakan untuk memudahkan PJT mensupervi
para enumerator bila mereka menemui kesulitan di tenga
tengah proses entry data. Setelah dinilai cukup lancar, PJ
kemudian memperbolehkan enumerator untuk mengent
data di rumah atau markas masing-masing tim.
Kendala : masing – masing tim hanya memiliki 1 atau 2 laptop saj
sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk enr
data. Software yang berkali-kali di update sempat membu
bingung para enumerator, sehingga sedikit menghamb
proses pengentryan data. Pada awalnya proses entry berjala
cukup lambat karena para enumerator belum terbiasa dala
menggunakan software pengentry data. Para enumerat
juga sering salah memasukkan data saat mengentr
Kesalahan paling sering adalah kesalahan memasukkanomor bangsen. Kendala utama lainnya adalah sarana listr
yang sering mati lampu sehingga terhambatnya pros
pengentryan data. Terbatasnya failitas internet dan siny
tidak memungkinkan hasil enrty data yang telah seles
dikerjakan oleh enumerator di kirmkan pada PJT lewat em
sehingga harus diberikan langsung masing –masing ha
enrty data kepada PJT sesuai waktu dan tempat yan
disepakati karena jarak posko masing-masing tim enumerat
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 191/335
174
yang jauh dengan posko utama PJT sehingga setelah
beberapa blok sensus selesai dientry baru diberikan kepada
PJT.
Kemudahan : Para enumerator sebagian besar mahir mengoperasikancomputer sehingga proses mengentry berjalan cukup
lancar
Pengiriman Data
Temuan : Menurut petunjuk teknis semula pengiriman data dilakukan
segera setelah pengentryan data dalam suatu Blok sensus
selesai. Tetapi karena berbagai hal, pengiriman data entryan
tidak selalu setelah satu blok sensus tertentu selesai di entry,
melainkan hasil entryan dari satu blok sensus dikirim
bersamaan dengan entryan blok sensus yang lain.
Kendala : Hambatan yang paling sering ditemui adalah sinyal internet
yang kadang tidak lancar, bahkan menghilang. Selain itu
email riskesdas sendiri, yang digunakan untuk mengemail
data, terkadang mengalami kendala teknis, sehingga tidak
bisa digunakan untuk mengemail data, Bahkan terkadang
email riskesdas tersebut sama sekali tidak bisa dibuka.
Kemudahan : Tim Mandat cukup kooperatif dalam membantu PJT
dalam melakukan pengiriman data ke tim mandat pusat
Kesimpulan
Adanya Riskesdas (Riset kesehatan Dasar) berbasis nasional ini
diterima baik oleh warga Kabupaten Solok Selatan, Propinsi Sumatra
Barat. 95% warganya sangat kooperatif untuk dilakukan wawancara dan
pengukuran karena sebagian besar wilayah Solok Selatan adalah
pedesaan maka dari itu sangat memudahkan enumerator untuk
melakukan pengumpulan data. Semua tim enumerator Kabupaten Solok
Selatan telah mampu menyelesaikan pengumpulan data riskesdas 2013
sesuai dengan target waktu yang sudah ditentukan dari pusat yakni mulai
tanggal 30 April sampai tanggal 18 Juni 2013. Bermacam-macam
karakteristik masyarakat dan kondisi geografis yang menantang mampu
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 192/335
dilewati dengan baik oleh tim
sensus dengan 475 rumah tangga
diambil datanya oleh tim enumera
Saran
1. Waktu pelatihan enumerator
mereka menguasai betul saat
pelatihan yang matang s
responden. Selain itu pem
diberikan lebih sederhana ag
memahami serta sebaiknya u
data tidak dilakukan saat pen
hal tersebut dapat membuat
menyebabkan enumeratorberulangkali ada software yan
2. Perekrutan enumerator ked
kebutuhan di lapangan. A
enumerator dengan latar bel
pada pemeriksaan gigi tidak
meminimalisir kemungkinan d
Pojok sinyal hp, hanya di lemari ini
makan gadang
175
enumerator. Total sebanyak 19 blok
dan 1733 anggota rumah tangga yang
tor dalam waktu 1 bulan 20 hari.
sebaiknya diperpanjang karena agar
erjun ke lapangan dan memiliki bekal
at berhadapan langsung dengan
ekalan mengenai manajemen data
r para enumerator bisa lebih mudah
pdate dan revisi software pengentry
umpulan data telah dilakukan, karena
ata yang terkumpul menjadi bias dan
harus bekerja dua kali karenadirevisi.
epannya perlu disesuaikan dengan
ar kejadian dimana tidak adanya
akang dokter gigi atau perawat gigi
terulang lagi. Hal ini penting untuk
ta yang didapat tidak akurat.
.10.3.
bisa menelpon (Foto kiri); Enumerator
i posko (Foto kanan)
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 193/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 194/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 195/335
178
Rasio beban tanggungan penduduk Kabupaten Dharmasraya
sebesar 55.51% dengan penyebaran jumlah penduduk di Kabupaten
Dharmasraya terbesar terdapat di Kecamatan Pulau punjung dengan
jumlah 39.272 jiwa diikuti kecamatan Koto baru dengan jumlah 30.422
jiwa dan Kecamatan Sitiung 24.149jiwa, sedangkan jumlah pendudukterkecil terdapat di Kecamatan Padang Laweh dengan jumlah 6.046 jiwa.
Pendidikan
Jumlah sekolah di Kabupaten Dharmasraya pada tahun 2012
untuk jenjang Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA)
tercatat 228 unit sekolah di Kabupaten Dharmasraya. Pendidikan
tertinggi yang ditamatkan penduduk Kabupaten Dharmasraya usia >10
tahun pada tahun 2011 berjumlah 161.402 jiwa dengan lulusan S1
berjumlah 4188 jiwa, DIII 4157 jiwa, SMA,SMP dan SD berjumlah 100.737
jiwa. Persentase Angka buta huruf umur >10 tahun di kabupaten
Dharmasraya pada tahun 2011 sebesar 2.61%.
Bahan dan Alat Pengumpulan Data
Bahan yang digunakan untuk pengumpulan data terdiri dari alat
pengukur pemeriksaan beserta tas, kuesioner, bahan kontak, dan kuitansibahan kontak.
Alat yang digunakan dalam pengumpulan data terdiri dari :
- Timbangan berat badan digital merk 4 buah
- Pengukur tinggi badan 4 buah
- Pengukur tekanan darah digital merk Omron IA1 4 buah
- Pita pengukur lingkar perut dan lingkar lengan atas 4 buah
- Tumbling E 4 buah
- Pita pengukur jarak visus 4 buah
- Pinhole 4 buah
- Loop 4 buah
- Pen light 8 buah
- Spekulum telinga 12 buah
- Handscoen 8 dos
- Masker 8 dos
- Antiseptic descosept 12 buah
- Kaca mulut 12 buah
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 196/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 197/335
180
Hasil Kegiatan
Tempat Tinggal PJT, enumerator dan posko
Temuan : PJT bertempat tinggal di kos yang berada di wilayah
kabupaten bagian tengah dan dijadikan sebagai posko.Enumerator tinggal di bascamp tim atau di rumah sendiri
sendiri
Kendala : Luas kabupaten Dharmasraya yang terlalu luas sehngga
sedikit menyulitkan PJT untuk mobile dalam supervisi dari
tim ke tim lain
Kemudahan: Fasilitas dari Dinas Kesehatan Dharmasraya yang
membuat PJT lebih ringan dalam mengerjakan tugas
Peta Bangunan Sensus
Temuan : peta yang kami dapatkan dari Badan Pusat Statistik (BPS)
Kabupaten berupa sketsa peta blok sensus yang lengkap
dengan detail bangunan fisiknya.
Kendala : ada beberapa nomor bangunan fisik yang tertera di peta
tidak sama dengan nomor bangunan fisik yang tertempel
di stiker rumah.
Kemudahan: peta bangunan sensusnya dibuat secara rapi sehingga
memudahkan kami dalam membaca
Pemutakhiran Bangunan Sensus
Temuan : ada beberapa perbedaan antara gambar di dalam peta
dengan kondisi nyata di kelurahan IX koto pulau punjung.
Di kelurahan sungai rumbai peta bangunan sensus tidakdidapatkan nomer bangunan fisik.
Kendala : ada beberapa perbedaan antara gambar di dalam peta
dengan kondisi nyata di kelurahan IX koto pulau punjung.
Di kelurahan sungai rumbai peta bangunan sensus tidak
didapatkan nomer bangunan fisik.
Kemudahan: Karena sebagian besar Kabupaten Dharmasraya terdiri
dari pedesaan, masyarakat yang tertera dalam daftar
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 198/335
181
sampel bangunan sensus sebagian besar masih sama baik
rumah dan namanya.
Penunjuk Jalan
Temuan : Kelurahan sangat kooperatif dalam hal menunjukkan
siapa yang menjadi penunjuk jalan.
Kendala : ada sebagian penunjuk jalan yang kurang paham dan
kurang mengenal warga tersebut dengan baik
Kemudahan: karena penunjuk jalan ini adalah kader setempat, jadi
sangat memudahkan tim enumerator dalam hal pencarian
bangunan sensus.
Surat Perijinan
Temuan : Surat perizinan turun lapangan baru turun 2 hari setelah
pengajuan dengan sebelumnya PJO-PJAL meminta KTP PJT
Kabupaten untuk dijadikan sebagai pihak
penanggungjawab penelitian di kabupaten
Kendala : response time yang kurang dari balitbangkespol sehingga
harus menunggu beberapa hari Kemudahan: balitbangkespol Kabupaten Dharmasraya sangat
kooperatif dengan PJT, PJO dan PJAL kabupaten.
Wawancara
Temuan : sebagian besar masyarakat Dharmasraya adalah
masyarakat transmigran dari jawa. Sehingga sebagian
besar yang diwawancari adalah masyarakata transmigran
dari jawa dan sebagian lainnya adalah penduduk asli
minang
Kendala : ada beberapa responden yang tidak bisa berbahasa
Indonesia. Utamanya adalah responden dengan usia tua
yang transmigrasi dari pulau jawa
Kemudahan: sebagian besar responden kooperatif dan terbuka dengan
enumerator dalam melakukan wawancara sehingga
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 199/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 200/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 201/335
184
Pemeriksaan Xeroftalmia
Temuan : tidak ditemukan secara spesifik xeroftalmia
Kendala : kesulitan dalam menentukan apakah termasuk xerftalmia
atau bukan
Kemudahan: responden antusias dengan pemeriksaan xerofthalmia
Pemeriksaan Telinga
Temuan : ditemukan beberapa jenis telinga dan lubang telinga
secara variasi oleh responden
Kendala : untuk penderita yang masih balita susah untuk
berkoordinasi dengan enumerator
Kemudahan: responden antusias dengan pemeriksaan ini
Pemeriksaan Konversasi
Temuan : ditemukan beberapa responden yang sulit untuk
mendengar dikarenakan beberapa hal
Kendala : untuk responden dengan rumah di tepi jalan harus
mencari tempat yang agak jauh agar konversasi lancar
Kemudahan: responden antusias dengan pemeriksaan ini
Pemeriksaan Gigi
Temuan : beberapa jenis penyakit gigi ditemukan pada saaat
pemeriksaan
Kendala : responden awalnya menolak diperiksa karena malusehingga butuh wawancara ulang agar responden setuju
Kemudahan: enumerator semangat dalam bekerja
Entry Data dan Pengiriman Data
Temuan : beberapa enumerator masih kesulitan dalam masalah
manajemen data sehingga dilakukan briefing ulang untuk
manajemen data.
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 202/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 203/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 204/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 205/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 206/335
189
dengan jumlah rumah yang diperiksa. Data terinci pada lampiran tabel
62.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Seksi Penyehatan Lingkungan
Dinkes Pasaman Barat tahun 2011, nampak bahwa persentase meliputiHotel sehat sebesar 81,25%, Restoran/R-Makan sehat 76,64%, Pasar
sehat 65%, Tempat Umum & Pengelolaan Makanan Lainnya (TUPM =
60,25%). Dibandingkan dengan tahun 2012 terjadi peningkatan yaitu
persentase meliputi Hotel sehat sebesar 81,25%, Restoran/R-Makan
sehat 78,83 %, Pasar sehat sebesar 72,50%, Tempat Umum &
Pengelolaan Makanan Lainnya (TUPM = 66,06%), dimana TUPM ini terdiri
dari jasa boga, makanan jajanan, industri makanan minuman, desa
pengrajin makanan, rumah ibadah, RS, industri kecil RT.
Air merupakan kebutuhan essensial bagi mahluk hidup. Tanpa air
tidak akan ada kehidupan di bumi ini. Sekitar 71% komposisi bumi terdiri
dari air. Rumus kimia air adalah H2O (tersusun atas dua atom hidrogen
dan satu atom oksigen). Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan
tidak berbau. Air bersih merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi
rumah tangga dalam kehidupan sehari-hari. Ketersediaan dalam jumlah
yang cukup terutama untuk keperluan minum dan masak merupakan
tujuan dari program penyediaan air bersih yang terus menerus
diupayakan pemerintah.
Sumber air minum yang digunakan rumah tangga dibedakan
menurut air kemasan, ledeng, pompa, sumur terlindung, sumur tidak
terlindung, mata air terlindung, mata air tidak terlindung, air sungai, air
hujan dan lainnya. Data Seksi penyehatan Lingkungan Dinkes Kab.
Pasaman Barat menunjukkan bahwa rumah tangga di Pasaman Barat
yang menggunakan air minum dari air ledeng sebesar 16,6%, sumur
pompa tangan 1,9%, sumur galian 53,3%, penampungan air hujan 2,5%.
Masalah penyehatan lingkungan pemukiman khususnya padapembuangan tinja merupakan salah satu dari berbagai masalah
kesehatan yang perlu mendapatkan prioritas. Penyediaan sarana
pembuangan tinja masyarakat terutama dalam pelaksanaannya tidaklah
mudah, karena menyangkut peran serta masyarakat yang biasanya
sangat erat kaitannya dengan prilaku, tingkat ekonomi, kebudayaan dan
pendidikan. Menurut hasil pendataan Seksi penyehatan Lingkungan,
persentase rumah tangga yang menggunakan tangki sebagai
penampungan akhir tinja, tercatat sekitar 98,6%, pada tahun 2011,
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 207/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 208/335
191
- Cairan pembersih kacamulut 1 buah
- Cairan iodium test 2 buah
- Baterai timbangan berat badan digital 3 buah
- Baterai ukuran A2 12 buah
Kuesioner
- Map 150 buah
- Informed Consent 150 buah
- Kuesioner Rumah Tangga 150 buah
- Kuesioner Individu 675 buah
- Kartu Hasil 675 buah
- Tambahan Kuesioner Blok IV 4 buah
- Tambahan Lembar Kuesioner Kesehatan Reproduksi 20 buah
- Tali Pengikat Kuesioner 150 buah
Alat Bahan Pengumpulan Data Biomedis
Alat dan Bahan pengumpulan data biomedis dibagi menjadi dua
yaitu Paket BS Biomedis dan Paket Tim Biomedis sebagai berikut :
NO NAMA ALAT DAN BAHAN PAKET BS JUMLAH Lokasi
1. Bahan Pengambilan Darah dan Pemisahan Serum- Masker 1 pack Tas 2
- Alkohol swab 3 pack Tas 2
- Torniquet 1 pcs Tas 2
- Plester luka 124 pcs Tas 1
- Sarung tangan 1 box Tas 1
- Syringe 10 cc 82 pcs Tas 2
- Syringe 5 cc 41 pcs Tas 1
- Wing needle 25G 13 pcs Tas 1
- nedle 24 G 27 pcs Tas 1- nedle 22 G 82 pcs Tas 1
- Blood Lancet 82 pcs Tas 1
- Vacutainer plain 10 ml , 157 pcs Tas 1
- Pipet Pasteur 125 pcs Tas 2
- Cryotube4,5 ml 125 pcs Tas 1
- Parafilm 5 cm x 76 m 1 bundel (1,5 m) Tas 2
- Absorban pad 1 pack Tas 1
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 209/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 210/335
193
8. Alat
- Strip Accu check performa 4 botol (@ isi 25)
- Microcuvet Homoque 3 botol (@ isi 50)
9. Pengumpulan urin dan ai
- Botol urin dan air ukuran (LxT)= 4,5 x 9 cm 80 botol
- Plastik bening pelapis gelas plastik ukuran
2kg @100 lbr
1 pack
- Selotif bening ukuran 2,5 cm 1 pcs
- Selotif kertas ukuran 2,5 cm 1 pcs
- Masker 0,25 box
- Sarung tangan 0,25 box
- Tissue gulung 1 pcs
- Stiker tanda panah untuk paket urin 2 pcs
- Stiker tanda mudah pecah untuk paket urin 2 pcs
- Stiker tanda panah untuk paket air 2 pcs
- Stiker tanda mudah pecah untuk paket air 2 pcs
- Box sampel urin = 22,5 x 9 x 9 cm 7 box
- Box sampel urin= 13,5 x 9 x 9 cm 1 box
- Box sampel air= 9 X 9 X 9 cm 1 box
- Kotak kardus = 30 X 25 X 20 cm utk box
sampel garam
1 box
- Kantong plastik ukuran besar pembungkus 6
box sampel urin/air
1 pcs
10. Pengumpulan garam
- Plastik sealed/zip ukuran 10x15 cm 1 pack
- Box sampel garam utk 25 sampel garam=
22,5 x 9 x 9 cm
1 box
- Stiker "jangan dibalik" (besar) untuk di kotak
kardus
1 pcs
- Stiker "mudah pecah" (besar) untuk di kotak
kardus
1 pcs
11. Formulir
- Form BM.01 26 ply
- Form BM.02 118 ply
- Form BM.03 118 ply
- Form BM.04 118 ply
- Form BM.05 2 ply
- Stiker RT 138 nomer
- Stiker ART 26 nomer
- Kartu hasil 118 pcs
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 211/335
194
NO NAMA ALAT DAN BAHAN PAKET
1 Batu batere cadangan A2
2 Cold box (12 lt)
3 Ice Pack
4 Baki/nampan plastic
5 timer mekanik
6 rack pewarnaan +nampan
7 botol semprot plastik untuk alcoh
8 botol semprot plastik untuk air
9 sabun antiseptic
10 Alkohol 70%
11 Lakban bening/coklat 90 yard unt
12 Accu check performa
13 Sentrifuge portable
14 Hemoque (Alat pemeriksaan Hb)
15 Wadah plastik urin
16
Kotak kardus ukuran : PXLXT= 3
Satu kab = 1 kotak kardus, beri
garam
17Kantong plastik ukuran besar (da
enam box sampel garam). Satu ka
IM JUMLAH
8 pcs
2 pcs
12 pcs
1 pc
1 pc
1 pc
l 1 pc
1 pc
1 botol
1 botol
k packaging 1 pc
1 unit
1 unit
1 unit
1 pc
X 25 X 20 cm.
si 6 box sampel 1 pc
at membungkus
= 1 bh1pc
Gambar
4.12.1.
Supervisi
PJT Provinsi
di Pasaman
Barat
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 212/335
195
Prosedur Kerja
Tahap Training.
Tahap ini berlangsung selama sepuluh hari dan bertempat di Hotel
rocky. Di tahap ini, seluruh enumerator diberi pelatihan tentang tata carapengumpulan data, baik pengumpulan data kesmas maupun biomedis.
Pelatihan tersebut juga meliputi simulasi pengumpulan data di rumah-
rumah penduduk dan simulasi pelaksanaan lab lapangan. Pada 2 hari
terakhir pelatihan, diadakan koordinasi antara PJT Kabupaten, PJO
kabupaten, PJAL Kabupaten dan seluruh enumerator kabupaten Pasaman
Barat guna embahas prosedur teknis dan operasional selama
pengumpulan data 2 bulan kedepan.
Tahap Persiapan Lapangan
Tahap ini dilakukan selama 2 hari. Berupa rapat koordinasi ulang
antara PJT kabupaten, PJO kabupaten, PJAL kabupaten dan enumerator.
Hasil rapat tersebut adalah, sebelum pengumpulan data tim enumerator
akan melaksanakan pemutakhiran bangunan sensus terlebih dulu Selain
itu sebelum pengumpulan data, PJT kabupaten mencari tempat tinggal
selama bertugas yang berlokasi di tengah kota. Posko dibagi tiga tempat
dikarenakan lokasi puldat yang saling berjauhan. Barang dan logistiktersebut direkapitulasi ulang sebelum digunakan untuk puldat serta
diserah terimakan ke tim enumerator penanggung jawab tiap alat dan
logistik tersebut.
Tahap Pemutakhiran Bangunan Sensus
Pemutakhiran Bangunan Sensus ini dilakukan sebelum melakukan
pengumpulan data di lapangan. Tiap tim enumerator bergerak sendiri-sendiri mengerjakan pemutakhiran bangunan sensus pada 6 enam blok
sensus yang telah menjadi tanggung jawab masing-masing tim. Selain
melakukan pemutakhiran, tiap tim enumerator juga melakukan sosialisasi
dan kontrak waktu dengan para wali jorong serta penduduk yang terpilih
sebagai sampel, Sehingga saat puldat dilaksanakan, tiap sampel dapat
ditemukan dengan mudah dan proses puldat dapat terlaksana dengan
lancar.
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 213/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 214/335
197
Peta Bangunan Sensus
- Temuan : Peta yang kami dapatkan dari Badan Pusat
Statistik (BPS) Kabupaten berupa sketsa peta
blok sensus yang lengkap dengan detailbangunan fisiknya.
- Kendala : Ada beberapa peta yang tidak jelas, karena
peta yang tim dapatkan berupa hasil scan dari
peta asli yang ditulis dengan pensil. Selain itu
ada beberapa nomor bangunan fisik yang
tertera di peta tidak sama dengan nomor
bangunan fisik yang tertempel di stiker
rumah.
- Kemudahan : Peta bangunan sensusnya dibuat secara rapisehingga memudahkan kami dalam
membaca.
Pemutakhiran Bangunan Sensus
- Temuan : Di Kabupaten Pasaman Barat banyak dari
bangunan sensus yang telah kosong ditinggal
pemiliknya sehingga kami harus menaikkancadangan . Selain itu peran wali jorong
setempat sangat membantu dalam proses
pemutakhiran bangunan sensus, karena
gambaran di peta bangsen kadang berbeda
dengan kondisi yang sebenarnya.
- Kendala : Stiker bangunan sensus yang berbeda dengan
nomor bangunan sensus pada DSBS.
- Kemudahan : Peran wali jorong setempat sangat
membantu dalam proses pemutakhiranbangunan sensus, karena gambaran di peta
bangsen kadang berbeda dengan kondisi yang
sebenarnya.
Penunjuk Jalan
Temuan : Beberapa BS didapatkan kepala jorong yang
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 215/335
198
meminta agar beliau yang menjadi penunjuk jalan
dengan alas an beliau yang paling mengerti
daerah tersebut.
Kendala : Beberapa lokasi BS yang cukup luas sehinggapenunjuk jalan tidak hafal betul dan kurang
mengenal warga yang menjadi responden.
Kemudahan: Masing-masing Kepala Jorong sangat kooperatif
dalam hal menunjukkan siapa yang menjadi
penunjuk jalan.
Surat Perijinan
Temuan : Surat perizinan untuk pengumpulan data selesai
tepat satu hari sebelm tim enumerator hendak
turun ke lapangan untuk pemutakhiran bangsen.
Kendala : -
Kemudahan: BaLitBangKespol Kabupaten Pasaman Barat sangat
kooperatif dengan PJT, PJO dan PJAL kabupaten.
Wawancara
Temuan : Responden yang di wawancarai pada riskesdas
2013 di wilayah Kabupaten Pasaman Barat terdiri
dari empat macam suku yaitu adalah penduduk
asli suku Minang, suku Batak Mandailing, suku
Jawa dan suku Batak Toba .
Kendala : Dikarenakan keberanekaragaman suku tersebut
proses wawancara agak sedikit terhambat dalamhal bahasa karena ada beberapa responden yang
tidak bisa berbahasa Indonesia dengan fasih
sehingga beberapa wawancara terpaksa dilakukan
dengan menggunakan perantara penerjemah. Hal
ini juga diantisipasi sebelumnya dengan
perekrutan enumerator yang bisa berbahasa
batak.
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 216/335
199
Kemudahan: Sebagian besar responden kooperatif dan terbuka
dengan enumerator dalam melakukan wawancara
bahkan untuk pertanyaan pribadi mereka juga
cukup terbuka sehingga memudahkan enumerator
dalam melakukan pengumpulan data.
Pengukuran Berat Badan
Temuan : Lupa melepas baterai selepas penggunaan. Baterai
dibiarkan sampai satu hari didalam alat timbangan
Kendala : Banyak rumah-rumah responden yang beralaskan
semen yang tidak rata sehingga harus mencari
tempat yang rata agar timbangan benar-benar
menunjukkan hasil yang valid.
Kemudahan: Responden yang cukup kooperatif. Proses
pembacaan pengukuran juga cepat.
Pengukuran Tinggi Badan
Temuan : Responden lansia tidak bisa berdiri dengan tegak
sehingga validasi pengukuran tinggi badan untukkategori ini masih dipertanyakan.
Kendala : Pengukuran untuk bayi dan balita sering harus
diulang karena bayi dan balita yang akan diukur
seringkali tidak kooperatif. Bahkan ada beberapa
bayi dan balita yang tdiak bisa diukur karena rewel
dan terus-menerus menangis sehingga untuk kasus
seperti ini kami terpaksa harus memakai meteran.
Kemudahan: Responden yang cukup kooperatif. Prosespembacaan pengukuran juga cepat.
Pengukuran Lingkar Lengan Atas
Temuan : Pengukuran lingkar lengan atas cukup lancar
walaupun ada beberapa responden yang menolak
untuk diukur tetapi setelah dijelaskan maksud dan
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 217/335
200
tujuan tersebut akhirnya mereka menyetujui.
Kendala : Beberapa responden yang menolak untuk diukur
dengan alasan mengganggu privasi tetapi setelah
dijelaskan maksud dan tujuan tersebut akhirnyamereka menyetujui. Pita LiLa banyak juga yang
sudah luntur.
Kemudahan: Beberapa responden yang cukup kooperatif dan
mengerti maksud dan tujuan dilakukan
pengukuran lingkar lengan atas sehingga
mempermudah proses pengukuran.
Pengukuran Lingkar Perut
Temuan : Pengukuran lingkar perut cukup lancar walaupun
ada beberapa responden yang menolak untuk
diukur tetapi setelah dijelaskan maksud dan tujuan
tersebut akhirnya mereka menyetujui.
Kendala : Beberapa responden tetap tidak menyetujui
dilakukan pemeriksaan lingkar perut dengan alas
an malu walaupun sudah dijelaskan maksud dan
tujuan dan dilakukan pemeriksaan dengan
enumerator berjenis kelamin sama.
Kemudahan: Beberapa responden yang cukup kooperatif dan
dan mengerti maksud dan tujuan dilakukan
pengukuran lingkar perut sehingga mempermudah
proses pengukuran.
Pengukuran Tekanan Darah
Temuan : Hasil yang kurang valid untuk pengukuran tekana
darah dengan tekanan sistol lebih dari 200 mmHg.
Kendala : alat pengukur tekanan darah kadang mengalami
error . Setelah ditelusuri lebih lanjut, kesalahan
teknis tersebut dikarenakan responden yang
bergerak terlalu aktif saat pengukuran berlangsung
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 218/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 219/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 220/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 221/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 222/335
205
tersebut kebanyakan bersumber dari kekurang
pahaman enumerator terhadap penggunaan Kish
Table. Karena kesalahan tersebut sering mereka
harus kembali ke rumah responden untuk
mengambil kembali sampel urine dan air yangbenar menurut Kish Table.
Kemudahan: Para enumerator mau untuk belajar memperbaiki
kesalahan yang mereka lakukan saat puldat
biomedis.
Laboratorium Lapangan
Temuan : Dilakukan pemberitahuan sebelumnya lewat
undangan resmi lewat surat dengan menyertakan
tanda tangan Kepala Jorong, tanda tangan ketua
tim enumerator dan menyertakan kop surat dari
kementrian kesehatan sehingga terkesan seperti
undangan resmi.
Laboratorium lapangan pada awalnya dilakukan
selama empat hari yaitu pada hari ke-5dan 6, serta
hari ke-11 dan 12. Tetapi karena berbagai alasanhanya empat blok sensus biomedis di Kabupaten
Pasaman Barat yang melaksanakan laboratorium
lapangan selam empat hari. Sedangkan dua blok
sensus biomedis lain hanya melaksanakan lab
lapangan 3 hari.
Kendala : Banyak responden yang masuk kriteria inklusi dan
telah diuundang, tetapi ternyata pada waktu hari
lab lapangan tidak hadir dengan berbagai alasan.Apabial responden tidak datang tetap dihubungi
lewat SMS dan telepon sampai batas waktu yang
ditentukan.
Kemudahan: Wali jorong, Kepala Puskesmas, dokter serta
paramedik dan staf puskesmas amat sangat
membantu pelaksanaan laboratorium lab lapangan
di masing-masing blok sensus biomedis
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 223/335
206
Pengiriman Spesimen Biomedis
Temuan : Pengiriman spesimen biomedis dilakukan dua kali
dalam tiap blok sensus biomedis. Dalam prakteknya
ada beberapa BS yang dikirimkan dua kali ada yangsatu kali karena alasan waktu. Spesimen yang
dikirim meliputi sampel serum (dua kali dalam
1BS), sampel urine (dua kali), sampel air (satu kali)
dan sampel garam (dikumpulkan setelah sampel
garam satu kabupaten terkumpul).
Kendala : Pada dua pengiriman sampel serum yang pertama,
ternyata sampai di Jakarta suhu serum naik. Hal ini
dikarenakan pengiriman oleh kargo yang lebih dari
sehari, serta petunjuk teknis pengepakan serum
dari pusat yang kurang tepat sehingga begitu
sampai di Jakarta suhu serum mengalami kenaikan
(dua sampel serum pertama sampai ke Jakarta
dengan suhu 20ºc dan 14°c). Jalan keluarnya, PJT
mengganti kargo yang digunakan untuk pengiriman
sampel.Selain itu, tim biomedis provinsi Sumbar
memodifikasi sendiri teknis pengepakan serum
yaitu dengan menambah jumlah icepack ataumemberi tambahan batu es. Setelah dua langkah
diatas dilakukan, pengiriman serum selanjutnya
berjalan cukup lancar.
Kemudahan: Para enumerator amat membantu sekali dalam
proses pengepakan dan pengiriman sampel
biomedis.
Kesimpulan
Secara garis besar, pelaksananaan riskesdas 2013 di kabupaten
Pasaman Barat berlangsung cukup lancar dan berjalan sesuai dengan
prosedur. Pengumpulan data dimulai dari tanggal 1 Mei 2013 dan
berakhir pada tanggal 24 Juni 2013. Beberapa hambatan yang ditemui
saat proses pengumpulan data diantaranya adalah BS daerah sulit yaitu
harus menggunakan perahu sewa menyebrangi pulau dan setelah itu
menyewa ojek kemudian berjalan kaki sampai ke tempat tujuan oleh
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 224/335
karena itu PJT dan PJO bersam
daerah sulit agar proses puldat be
ditemui adalah dari pengumpulan
dua pengiriman serum pertama b
Litbang Jakarta, suhu serum meteknis pengepakan dan pengga
diselesaikan dengan baik. Sela
permasalahan lain pada saat persi
proses entry data. Tapi berkat k
Kabupaten Pasaman Barat, dan
semua permasalahan tersebut d
hasil dari riskesdas 2013 di Kabu
diwawancarai 595 rumah tangga d
Gamb
Pemeriksaan gi
207
-sama menyusun anggaran untuk BS
rjalan lebih lancar. Hambatan lain yang
data di blok sensus biomedis, dimana
sa dibilang gagal karena saat sampai di
ingkat amat drastis. Berkat modifikasitian kargo hambatan tersebut dapat
in biomedis, sebenarnya di jumpai
apan lapangan, pengumpulan data dan
rjasama semua anggota tim riskesdas
ukungan semua elemen yang terkait,
pat diselesaikan dengan baik. Adapun
paten Pasaman Barat ini adalah, telah
an 2567 individu dalam 24 blok sensus.
r 4.12.2.
i oleh enumerator
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 225/335
208
Saran
Dari pelaksanaan riskesdas 2013 di Kabupaten Pasaman Barat,
penulis mengajukan saran sebagai berikut :
1. Petunjuk teknis pengepakan sampel biomedis yang dibuat olehtim biomedis pusat perlu dievaluasi kembali. Hal ini perlu
dilakukan agar dalam riskesdas 2016 mendatang, kejadian naiknya
suhu serum saat dikirim tidak terulang kembali.
2. Sebaiknya update dan revisi software pengentry data tidak
dilakukan saat pengumpulan data telah dilakukan, karena hal
tersebut dapat membuat data yang terkumpul menjadi bias dan
menyebabkan enumerator harus bekerja dua kali karena
berulangkali ada software yang direvisi.
3. Perekrutan enumerator kedepannya perlu disesuaikan dengan
kebutuhan di lapangan. Agar kejadian dimana tidak adanya
enumerator dengan latar belakang dokter gigi atau perawat gigi
pada pemeriksaan gigi tidak terulang lagi. Hal ini penting untuk
meminimalisir kemungkinan data yang didapat tidak akurat.
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 226/335
209
4.13. Kota Padang
Gambaran Umum Kota Padang
GeografiLetak Kota Padang secara geografis pada bagian pantai Barat
Sumatera pada posisi 00° 44’ 00’‘-01° 08’ 35’’ Lintang Selatan dan 100°
08’ 35’’-100° 34’ 09’’ Bujur Timur dengan luas keseluruhan 694,96 km2.
Secara geografis Kota Padang merupakan perpaduan dataran rendah dan
perbukitan serta aliran sungai dan pulau-pulau, dengan uraian 21 buah
sungai dan 19 buah pulau yang tersebar di beberapa kecamatan dengan
pemanfaatan lahan produktif 180 km2
sedangkan panjang pantai 68.126
km. Curah hujan rata-rata adalah 384,88 mm perbulan. Temperatur 22°
C-31,7° C dengan kelembaban udara berkisar 70-84 % (BPS Kota Padang,
2008).
Secara administrasi Pemerintahan Kota Padang terdiri dari 11
Kecamatan dan 104 Kelurahan. Kota Padang ini sebelah utara berbatas
dengan Kabupaten Padang Pariaman, sebelah Selatan berbatas dengan
Kabupaten Pesisir Selatan, sebelah timur berbatas dengan Kabupaten
Solok, sebelah barat berbatas dengan Samudra Indonesia (BPS Kota
Padang, 2008).
Demografi
Berdasarkan Badan Pusat Statistik Kota Padang tahun 2008, tercatat
jumlah penduduk Kota Padang sebanyak 856.815 jiwa yang terdiri dari
423.039 jiwa laki-laki dan 433.776 jiwa perempuan dengan ratio 97,52
dimana laju pertumbuhan penduduk 2,31 % per tahun. Kecamatan yang
paling tinggi laju pertumbuhan penduduknya adalah Kecamatan Koto
Tangah (4,27 %). Kecamatan Padang Timur adalah daerah yang palingtinggi kepadatan penduduknya yaitu 10.696/km
2dan daerah terendah
tingkat kepadatan penduduknya adalah Bungus Teluk Kabung yaitu
239/km2.
Komposisi penduduk Kota Padang menurut kelompok umur,
menunjukkan bahwa penduduk yang berusia muda (0-14 tahun) sebesar
28 %, yang berusia produktif (15-64 tahun) sebesar 68 %, dan yang
berusia tua (>65 tahun) sebesar 4 %. Dengan demikian penduduk Kota
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 227/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 228/335
211
menyebabkan masyarakat di daerah tertinggal mengalami kesulitan
untuk melakukan aktivitas ekonomi dan sosial.
Menurut Badan Pusat Statistik, presentase penduduk berumur 10
tahun keatas yang termasuk dalam angkatan kerja sebanyak 44,28 %.Penduduk Kota Padang yang termasuk angkatan kerja terdiri atas
penduduk yang bekerja sebesar 42,35 % dan yang mencari pekerjaan
sebesar 1,93 %. Sementara yang bukan angkatan kerja (sekolah,
mengurus rumah tangga, dan lain-lain) sebesar 55,71 %. Angka diatas
menunjukkan bahwa di Kota Padang penduduk bekerja di sektor jasa-jasa
yaitu 29,29 % dan disusul bidang perdagangan, hotel dan restoran
sebanyak 27,23 % (BPS Kota Padang, 2008).
Bahan Pengumpulan Data
Bahan-bahan yang digunakan pada saat pemutakhiran adalah
sebagai berikut :
• Daftar BANGSEN.
• Peta bermuatan dari BPS.
• Pensil dan penghapus untuk mengisi pada daftar BANGSEN.
Bahan-bahan yang digunakan pada saat pengumpulan data kesehatan
masyarakat jumlahnya disesuaikan dengan jumlah tim (5 tim):
• Lembar PSP.
• Kuesioner individu.
• Kuesioner rumah tangga.
• Map Riskesdas 2013.
• Dan alat kesmas yang lain
• Undangan PERDAMI.
Bahan-bahan yang digunakan pada saat pengumpulan data biomedis :
• Formulir BM. 01-05.• Stiker rumah tangga dan individu.
• Tas bahan biomedis lengkap dengan isinya sesuai jumlah BS
Biomedis di kota Padang yaitu 7 BS, termasuk wadah dan dos
untuk pengiriman sampel biomedis
• Alat biomedis: centrifuse, alat pemeriksaan glukosa darah, RDT
malaria, alat pengukur Hb darah, alat untuk membuat apusan
darah tebal malaria.
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 229/335
212
Bahan-bahan yang digunakan pada saat pengumpulan data biomedis :
• Komputer/lap top.
• Flash disc dan
• alat tulis
Prosedur Kerja
Sebelum memulai pengumpulan data, team melaksanakan
pemutakhiran dulu. Pertama-tama melapor ke Lurah atau Sekretaris
Lurah setempat untuk meminta ijin melakukan kegiatan Riskesdas 2013
di kelurahan tersebut. Setelah itu, melapor kepada ketua RT / RW
setempat sesuai daftar BANGSEN. Kemudian meminta tolong
menunjukkan kira-kira rumah yang sesuai dengan nama pemilik di daftarBANGSEN berlokasi di mana. Setelah itu menuju lokasi yang ditentukan
dan menyamakan nomor bangunan sensus. Bila tidak sesuai, mencari
rumah yang nomor bangunan sensus sesuai dengan BANGSEN. Apabila
masih menemui kesulitan di lapangan, menghubungi KSK yang sudah
ditentukan oleh BPS Kota Padang.
Setelah pemutakhiran selesai, dilanjutkan dengan mengunjungi
rumah tangga yang bangunan sensusnya ditemukan. Tiap team yang
terdiri dari 5 orang membagi tugas sebagai berikut : 2 orang yang
bertugas wawancara, 1 orang yang bertugas menyiapkan alat dan
mengukur tinggi dan berat badan, 1 orang menyiapkan tensimeter dan
penlight serta mengukur tekanan darah, keadaan kornea dan lensa mata,
keadaan telinga, dan tes bisik, 1 orang menyiapkan meteran, tali 6 meter,
tumbling E, dan pinhole untuk mengukur lingkar lengan, lingkar perut,
dan visus. Hal ini dilakukan secara rolling dan bergantian dari setiap 5
rumah tangga. Untuk blok sensus yang biomedis, saat di rumah tangga
responden, sehabis selesai wawancara, enumerator yang bertugas
wawancara, selesai wawancara mengambil sampel urine, air, dan garam.
Saat pelaksanaan biomedis, 2 hari sebelum pelaksanaan sudah
mengunjungi Puskesmas menemui Kepala Puskesmas dan dokter
pendamping untuk melapor dan survei tempat yang akan digunakan
untuk tempat pelaksanaan. Sehari sebelum pelaksanaan, semua alat
sudah dipindahkan ke Puskesmas. Team yang terdiri dari 5 orang
membagi tugas sebagai berikut, 1 orang di bagian pendaftaran, 1 orang
yang bertugas mengambil darah, 1 orang yang bertugas melakukan
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 230/335
213
pemeriksaan berupa glukosa darah, RDT malaria, dan hemoglobin, 1
orang yang bertugas pada pembebanan, dan 1 orang yang bagian
melengkapi dan menuliskan kartu hasil pemeriksaan biomedis. Setelah
pelaksanaan biomedis selesai, alat-alat dibawa kembali ke posko. Saat di
posko, dilakukan pengecekkan kembali formulir BM. 01-05 terutamaalasan tidak didapatkan sampel urine dan serum. Setelah itu, dilakukan
pengepakkan sesuai POB. Setelah pengepakkan selesai, menghubungi
PJO untuk mengambil paket yang sudah siap dikirim melalui TIKI.
Kuesioner yang sudah dicleaning, kemudian diperiksa oleh PJT
apabila sudah diperiksa oleh PJT, kuesioner diperbaiki terlebih dahulu bila
masih kurang atau bermasalah. Selesai diperbaiki, barulah team
mengentri data menggunakan program yang telah ditentukan. Setelah
mengentri data, team membuat formulir kontrol data sesuai format yangtelah ditentukan. Kemudian, PJT memeriksa hasil entrian data dan
formulir kontrol data. Apabila sudah beres dan lengkap, PJT mengezip
data entrian tersebut. Kemudian, mengirimkan hasil zip dan formulir
kontrol data ke team Mandat melalui email Riskesdas 2013.
Setelah itu, PJT mengisi formulir rekapan yang telah dibuat berupa
jumlah kuesioner rumah tangga, kuesioner individu, sampel urine dan air,
dan dana responden sebagai laporan kepada PJO.
Pada akhir pengumpulan data seluruhnya, semua alat dan bahan
yang tersisa beserta kuesioner yang tersisa, dikumpulkan, ditata, dan
dipak yang nantinya diserahkan semuanya kepada Dinkes melalui PJO.
Hasil Kegiatan
Persiapan Lapangan
Dalam persiapan lapangan didapatkan beberapa kendala sebagai
berikut: ketidak cocokan antara nomor bangunan sensus, alamat, dan
nama kepala keluarga, sehingga membingunggkan para enumerator saat
melakukan pemutakhiran. Selain itu, ada beberapa blok sensus yang peta
bermuatannya tidak ada di BPS sehingga harus mensurvei semua rumah
yang ada di blok sensus tersebut. Selain itu, adablok sensus yang juga
banyak bangunan tidak ditemukan atau bangunan kosong sehingga harus
mencari rumah tangga sendiri yang juga ditentukan bersama dengan
ketua RT atau RW.
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 231/335
214
Wawancara, Pengukuran, dan Pemeriksaan
Dalam melakukan wawancara responden yang sibuk bekerja sering
menjawab dengan terburu-buru tanpa memperhatikan pertanyaan yang
diajukan oleh para enumerator dan juga kadang kala meminta
enumerator untuk cepat. Hal ini mengakibatkan pengisian kuesioner ada
yang salah atau terlewat, dan pengukuran tidak akurat. Selain itu, juga
ada anggota rumah tangga yang tidak mau diwawancarai denganberbagai alasan. Ada juga anggota rumah tangga yang mau diwawancarai
tapi menolak beberapa item pengukuran sehingga pengukuran tidak
dapat dilakukan.
Pelaksanaan Biomedis
Untuk pemeriksaan biomedis respon rate responden sangat kurang.
Hal ini diakibatkan karena kesibukkan kerja dan kegiatan sehari-hari,
gosip dari tetangga menggenai sakitnya saat diambil darah, dan rasa
takut responden melihat jarum suntik. Selain itu, juga banyak responden
yang beralasan tidak adanya transportasi untuk menuju Puskesmas
tempat pelaksanaan biomedis.
Gambar 4.13.1
Wawancara dengan
responden pembuat
kuwe, Kota Padang
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 232/335
Entry Data dan Pengiriman Data
Pada awal-awal pengentria
updater terbaru dari team Mand
untuk mengentri data. Selain itu,dibuka pada saat ingin mengirimk
Hasil rekapan dan jumlah r
sampel urine, air, maupun darah
tabel di bawah ini. Total rumah t
712 dengan jumlah individu yang
Gambar 4.13.2.
Suasana ruang tunggu puskesmas
pengambilan sampel biomedis, K
Padang.
215
data, dibingungkan oleh updater-
t sehingga team menunda sementara
website dan email kadang kala susahn data ke team Mandat.
umah tangga maupun individu, serta
ang berhasil diambil dapat dilihat pada
angga yang berhasil diwawancarai ada
iwawancarai 2.608 orang
ntuk
ota Gambar 4.13.3.
Tetap semangat diambil darah
meskipun duduk di kursi roda
Gambar 4.13.4.
Wilayah kota Padang
termasuk persawahan
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 233/335
216
Tabel 4.13. 1. Hasil Pengumpulan Data Kesehatan Masyarakat dan
Biomedis, Kota Padang, Riskesdas 2013
No. Blok Sensus
JUMLAH
RT IND URINE AIR PemeriksaanDarah
1 Lubuk Buaya 25 68 - - -
2 Ulak Karang Selatan 22 76 12 3 25
3 Koto Luar 22 71 - - -
4 Anduring (1) 20 62 - - -
5 Bandar Buat 25 97 18 3 48
6 Kubu Marapalam 21 65 - - -
7 Gunung Pangilun 24 88 - - -
8 Korong Gadang 25 99 - - -
9 Sawahan Timur 23 69 22 3 25
10 Bungus Barat (1) 25 121 - - -
11 Padang Sarai 25 83 - - -
12 Kapala Koto 25 93 26 3 32
13 Sebarang Palinggam 25 111 - - -
14 Belakang Tangsi 20 59 - - -
15 Surau Gadang 25 99 28 3 25
16 Air Pacah 25 117 - - -17 Tarantang 25 91 - - -
18 Bungus Selatan 25 104 - - -
19 Olo 25 104 - - -
20 Pasa Gadang 25 86 21 3 31
21 Kampung Lapai Baru 24 81 - - -
22 Bungo Pasang 20 62 - - -
23 Parak Laweh Pulau Air Nan XX 21 68 - - -
24 Bungus Timur 25 110 - - -
25 Parak Gadang Timur 20 76 - - -
26 Alai Parak Kopi 25 78 - - -
27 Anduring (2) 25 79 - - -
28 Parupuk Tabing 25 106 29 3 35
29 Bungus Barat (2) 25 104 - - -
30 Gates Nan XX 25 110 - - -
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 234/335
217
Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan dalam pelaksanaan Riskesdas :
1. Perlunya persiapan yang matang dan berkoordinasi dengan
berbagai sektor membuat pengumpulan data berjalan denganlancar dan hambatan yang ada dapat diselesaikan dengan baik.
2. Dalam pelaksanaan Riskesdas yang merupakan kegiatan besar ini,
masih banyak kekurangan terutama dalam hal-hal program,
BANGSEN, dan koordinasi di lapangan, serta sepengetahuan
masyarakat mengenai kegiatan Riskesdas.
3. Hasil yang dicapai dalam pengumpulan data Kota Padang ini masih
kurang dari target. Didapatkan 712 rumah tangga yang berhasil
diwawancarai dari target sebesar 750 rumah tangga. Sampel
individu yang berhasil diwawancarai berjumlah 2.608 orang dari3.750 yang ditargetkan.
4. Kendala yang dihadapi dapat dijadikan sebagai pertimbangan
dalam perencanaan kegiatan Riskesdas selanjutnya.
5. Dari kegiatan ini juga didapatkan bahwa kepedulian masyarakat
untuk mengikuti serangkaian kegiatan kesehatan masih dirasa
kurang. Riskesdas dianggap bukan sebagai sesuatu yang penting.
Terbukti dari ketidakmauan responden untuk dilakukan
pengukuran dan pengambilan sampel darah maupun urine.
Saran
Saran yang dapat diberikan sebagai berikut :
1. Sebaiknya dari pusat menjalin kerjasama yang sudah benar-benar
disepakati sehingga di lapangan tidak terjadi hambatan, terutama
dengan BPS, Dinkes setempat, dan Kepala Daerah setempat.
2. Sebaiknya diadakan iklan yang menyatakan akan dilaksanakan
kegiatan Riskesdas agar masyarakat tahu dan menyambut baik
kegiatan tersebut. 3. Adanya keterbukaan mengenai hak yang diperoleh agar ada
keikhlasan dan rasa tanggung jawab dalam menunaikan pekerjaan
yang sudah diberikan.
4. Program dan kuesioner sebaiknya difixkan sebelum acara
pengumpulan data agar tidak membingungkan berbagai pihak.
5. Alat-alat sebaiknya dilengkapi sebelum terjun ke lapangan untuk
pengumpulan data.
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 235/335
218
4.14. Kota Solok
Gambaran Umum Kota Solok
Kota Solok mempunyai lokasi sangat strategis, karena terletak
pada persimpangan jalan antar provinsi dan antar kabupaten/kota. Dariarah Selatan jalur lintas dari Provinsi Lampung, Provinsi Sumatera
Selatan dan Provinsi Jambi, kota ini merupakan titik persimpangan untuk
menuju Kota Padang sebagai ibu kota Provinsi Sumatera Barat yang
jaraknya hanya sekitar 64 Km saja. Bila ke arah utara akan menuju Kota
Bukittinggi yang berjarak sekitar 71 Km untuk menuju kawasan Sumatera
Bagian Utara. Dulunya Kota ini merupakan Ibu kota Kabupaten Solok.
Kota Solok terletak pada posisi 0º32" LU - 1º45" LS, 100º27" BT -
101º41" BT dengan luas 57,64 km² (0,14% dari luas Provinsi SumateraBarat). Wilayah administrasi Kota Solok berbatasan dengan Kabupaten
Solok dan Kota Padang. Kota Solok memiliki peran sentral di dalam
menunjang perekonomian masyarakat Kota Solok dan Kabupaten Solok
pada umumnya. Topografi Kota Solok bervariasi antara dataran dan
berbukit dengan ketinggian 390 dpl serta curah hujan rata-rata 184,31
mm kubik per tahun. Terdapat tiga anak sungai yang melintasi Kota Solok,
yaitu Sungai Batang Lembang, Sungai Batang Gawan dan Sungai Batang
Air Binguang. Suhu udara berkisar dari 26,1 °C sampai 28,9 °C. Dilihat dari
jenis tanah, 21,76% tanah di Kota Solok merupakan tanah sawah dan
sisanya 78,24% berupa tanah kering. Menurut Badan Pusat Statistik.
Kota Solok, jumlah penduduk Kota Solok pada tahun 2011
tercatat sebesar 60.721 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk
sebesar 1.053 jiwa/Km². Tingkat kepadatan di Kecamatan Tanjung
Harapan lebih tinggi yaitu 1262. jiwa/Km² dibandingkan di Kecamatan
Lubuk Sikarah yaitu 918 jiwa/Km². Komposisi Penduduk Kota Solok
menurut kelompok umur menunjukan bahwa penduduk yang berusia
muda (0-14 th) sebesar 31.3 %, yang berusia produktif (15-64 th)
sebesar 64.8 % dan yang berusia tua (>65 th) sebesar 38%.
Wilayah Kota Solok secara administrasi terdiri dari 2 kecamatan dengan
13 Kelurahan.
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 236/335
219
1. Kecamatan Lubuk Sikarah
• Jumlah Penduduk : 32.605 Jiwa.
• Luas Kecamatan : 35 Km².
Terdiri 7 Kelurahan, yakni :
• Kelurahan Tanah Garam.
• Kelurahan VI Suku.
• Kelurahan Sinapa Piliang.
• Kelurahan IX Korong.
• Kelurahan Aro IV Korong.
• Kelurahan Kampai Tabu Karambie.
• Kelurahan Simpang Rumbio.
2. Kecamatan Tanjung Harapan
• Jumlah Penduduk : 26.712 Jiwa.
• Luas Kecamatan: 22,64 Km².
Terdiri atas 6 Kelurahan, yakni :
• Kelurahan Koto Panjang.
• Kelurahan Pasar Pandan Airmati.
• Kelurahan Tanjung Paku.
• Kelurahan Nan Balimo.
• Kelurahan Kampung Jawa.
• Kelurahan Laing.
Prosedur Kerja pengumpulan Data
Dalam pelaksanaan Riskesdas digunakan bahan pendukung untuk
pengisian kuesioner. Kuesioner,merupakan bahan yang sangat penting
karena kuesioner ini digunakan untuk mencatat data-data responden.
Selain kuesioner sebagai alat pemandu wawancara, dilakukan pula
pemeriksaan dan pengukuran menggunakan alat-alat yang sudah
disediakan dalam pengumpulan data.
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 237/335
220
Enumerator kota solok terdiri dari 3 tim dan menyelesaikan 16 BS yang
tiap BS terdiri dari 25 Rumah tangga, caranya yaitu :
1. Enumerator melihat daftar bangsen pada BS yang terpilih
2.
Enumerator dan PJT mendatangi bangsen yang terdapat pada daftarbangsen
3. Perkenalan dan menjelaskan maksud dan tujuan enumerator datang
ke rumah responden demikian juga kepada angota rumah tangga
lainnya pada rumah tersebut
4. Setelah responden mengetahui maksud dan tujuannya,responden
menandatangani inform concent
5. Enumerator menanyakan berapa orang yang tinggal dalam rumah
tersebut dan tinggal atau akan tinggal > 5 tahun di dalam rumah
tersebut6. Enumerator mewawancarai seluruh anggota rumah tangga yang
tinggal dalam rumah tersebut dan tinggal atau akan tinggal > 5 tahun
di dalam rumah tersebut
7. Enumerator melakukan pengukuran sesuai data yang diminta dalam
kuesioner
8. Setelah wawancara dan pengukuran selesai dilakukan, orang yang
tinggal dalam rumah tersebut dan tinggal atau akan tinggal > 5 tahun
di dalam rumah tersebut menandatangani dan menerima uang
kontak sebagai tanda terima kasih telah dilakukan wawancara dan
pengukuran
9. PJT mengawasi yang dilakukan enumerator sudah benar sesuai
dengan prosedur yang ada
10. Enumerator dan PJT minta ijin undur diri
11. Melakukan tugas lainnya
Dalam melakukan pemeriksaan dan pengukuran dilakukan dengan
menggunaka alat yang disediakan sebagai berikut:
1. Tensimeter digital
2. Alat ukur tinggi badan,
3. Meteran, digunakan untuk mengukur lingkar lengan atas wanita umur
15 tahun – 49 tahun dan digunakan untuk mengukur lingkar perut
dilakukan semua responden berumur diatas 14 tahun keculali wanita
hamil.
4. Pin hole, digunakan untuk menfokuskan pengelihatan responden
melihat tumbling E.
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 238/335
221
5. Tumbling E, digunakan untuk mengetahui masih berfungsinya
penglihatan responden, caranya responden menebak kemana arah
kaki E pada jarak yang telah ditentukan.
6. Tali 6 meter dan 3 meter, digunakan untuk memberi jarak 6 meter
dari tumbling E ke responden, jika responden masih tidak dapatmelihat tumbling E maka jaraknya didekatkan lagi menjadi 3 meter.
7. Pen light, digunakan untuk membantu memberi penerangan saat
memeriksa mata responden apakah ada kelainan pada mata
responden dan telinga responden, serta mulut responden.
8. Timbangan yang digunakan merek camry, semua responden diukur
berat badannya. Responden harus berdiri tegak lurus diatas
timbangan tersebut, timbangan ditaruh diatas alas yang padat dan
rata.9. Spekulum, digunakan untuk membantu melihat kelainan pada liang
telinga responden, untuk bantuan melihat liang telinga digunakan pen
light .
10. Kaca mulut, digunakan untuk melihat kondisi gigi dan rongga mulut
responden, untuk bantuan melihat rongga mulut maka digunakan pen
light.
11. Antiseptic, digunakan untuk mensterilkan kaca mulut dan
mensterilkan tangan enumerator.
12. Masker, digunakan saat pemeriksaan kepada responden berlangsung,untuk menghidari menularnya penyakit enumerator ke responden
ataupu sebaliknya.
13. Sarung tangan, digunakan saat pemeriksaan kepada responden
berlangsung, untuk menghidari menularnya penyakit enumerator ke
responden ataupun sebaliknya.
Hasil Kegiatan
Persiapan Lapangan
Kegiatan Puldat diawali dengan TOT yang dilangsungkan di
Surabaya. Di akhir TOT, PJO kota Solok diharapkan segera melakukan
rekrutmen enumerator untuk dilatih saat TC di kota Padang. Setelah TOT
berakhir, PJT kota Solok tetap berkoordinasi dengan PJO kota Solok, PJT
kota Solok juga mengirimkan Kriteria enumerator, beserta hak yang
didapatkan enumerator. Setelah PJT kota Solok mengirimkan kriteria dan
hak enumerator, PJT kota Solok meminta feedback atau laporan daftar
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 239/335
222
enumerator. Beberapa hari sebelum TC dimulai, PJT kota Solok ke
sumatera barat mengontak enumerator kota Solok untuk melakukan
koordinasi. Akibat PJT menghubungi enumerator tanpa melalui PJO,
terjadi ketegangan. Terjadi kesalahpahaman antara PJT dengan PJO dan
PJAL sehingga sempat menimbulkan kemarahan PJO kepada PJT. PJO kotaSolok dan PJAL kota Solok yang merasa telah mengadakan seleksi, tidak
berkenan PJT mengumumkan dan menghubungi langsung enumerator
yang telah diseleksi. Dalam hal ini tujuan PJT kota Solok untuk
memperlancar kegiatan ternyata ditanggapi keliru oleh PJO dan PJAL.
Pada tanggal 19 april 2013 pagi, PJT dan enumerator bertemu
dalam kegiatan TC pada tanggal 19-28 april 2013 di hotel Rocky – kota
Padan. Usai TC, pada tanggal 29 april 2013, masing-masing PJT berangkat
ke kota/ kabupaten yang telah menjadi tugasnya. Pada hari pertama dikota solok PJT dan enumerator berkunjung ke kantor dinkes untuk
berkenalan kadinkes, PJO dan PJAL kota Solok. Harapan bahwa usai TC
dapat segera dilaksanakan puldat, tidak terlaksana di kota Solok. Hal ini
dikarenakan ketatnya peraturan yang diterapkan di kota Solok. Belum
ada surat ijin ke walikota, menyebabkan Kepala Dinas Kesehatan tidak
berkenan puldat dilaksanakan, disamping belum berkenan membuatkan
surat tugas untuk enumerator. Selain itu Kadinkes minta dibuatkan
permintaan surat ijin dari Pusat Humaniora ke walikota untuk penelitian
riskesdas ini dengan tembusan ke Dinas Kesehatan Kota Solok dan bukan
surat ijin penelitian atas nama Ketua pelaksana Riskesdas 2013 yaitu ibu
Atmarita. Sehingga untuk keperluan tersebut dibutkan surat ijin baru
untuk merijinan bagi PJT kota Solok dan enumerator yang berjumlah 15
orang.
Selama waktu penantian menunggu terbitnya surat ijin , selama
satu minggu, PJT dan enumerator belum dapat turun lapangan bahkan
tidak diijinkan untuk melakukan penghitungan kuesioner. Waktu
menunggu tersebut dimanfaatkan PJT kota untuk meninjau lapangan
sebagai pengenalan medan. Dibantu oleh enumerator, dan setelah
berkoordinasi dengan berkoordinasi dengan PJO dan PJAL dilakukan
penjajagan BS yang akan didatangi.
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 240/335
223
Pengumpulan Data
Pada tanggal 7 Mei, surat ijin turun lapangan telah turun. Pada
hari itu juga, tiga tim turun lapangan untuk pemutakhiran data di Pasar
Pandan Air Mati(PPA) 013B, PJT kota solok dan enumerator mendatangikantor kelurahan PPA, selanjutannya diadakan pengumpulan data. Pada
BS pertama diadakan penyerbuan bersama dimana tiga tim mengerjakan
1 BS.
Selanjutnya, pada tanggal 10 Mei diadakan pemutakhiran data di
Kampung Jawa 008B dan pengumpulan data. Pada BS kedua dan
selanjutnya satu tim melakukan pengumpulan data pada satu BS
tersebut sampai BS terakhir. Tanggal 11 Mei melakukan pemutakhiran di
Sinapa Piliang 005B dan diadakan pengumpulan data. Tanggal 12 Mei
dilakukan pemutakhiran data dan pengumpulan data di Tanah Garam
018B, tanggal 15 Mei diadakan pemutakhiran data dan pengumpulan
data di Tanah Garam 012B, tanggal 17 Mei diadakan pemutakhiran data
dan pengumpulan data di 6 suku 001B, tanggal 18 Mei diadakan
pemutakhiran data dan pengumpulan data di Simpang Rumbio 005B,
tanggal 21 Mei diadakan pemutakhiran data dan pengumpulan data di
Simpang Rumbio 010B, tanggal 22 Mei diadakan pemutakhiran data dan
pengumpulan data di Kampai Tabu Karambil 001B, tanggal 23 Mei
diadakan pemutakhiran data dan pengumpulan data di Tanjung Paku001B, tanggal 27 Mei diadakan pemutakhiran data dan pengumpulan
data di Tanjung Paku 006B, tanggal 28 Mei diadakan pemutakhiran data
dan pengumpulan data di Nan Balimo 002 B, tanggal 29 Mei diadakan
pemutakhiran data dan pengumpulan data di Nan Balimo 008B.
Pada tanggal 3 Juni diadakan pemutakhiran data dan pengumpulan
data di Nan Balimo 020B, dilanjutkan tanggal 4 Juni diadakan
pemutakhiran data dan pengumpulan data di 9 Korong dan pada tanggal
5 juni diadakan pemutakhiran data dan pengumpulan data di KampungJawa 016B.
Tanggal selanjutnya, PJT dan enumerator melakukan entry data.
Seharusnya jadwal Riskesdas kota Solok berakhir tanggal 19 Juni, akan
tetapi dikarenakan ada kecelakaan PJT Pessel, maka PJT kota Solok
diperbantukan untuk membantu PJT pessel dari Padang. Oleh karena itu
tanggal 18 Juni PJT kota Solok pamitan danberangkat ke Padang untuk
membantu PJT Pessel. Tanggal 19- 21 juni PJT kota Solok membantu PJT
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 241/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 242/335
225
pada responden yang sosial ekonomi termasuk kelas menengah dan
kelas atas. Mereka kurang merespon kunjungan enumerator bahkan
menolak dan butuh dilakukan pendekatan khusus> Pemeriksaan yang
dilakukan enumerator dianggap kurang berbobot karena mereka punya
uang dan sudah rutin cek kesehatan. Selain itu mereka merasa merasatidak perlu karena mempunyai saudara atau kerabat yang berprofesi
dokter atau tenaga kesehatan lainnya yang dapat melakukan
pemeriksaan seperti yang dilakukan dalam Riskesdas ini.
Saran
Saran untuk Riskesdas selanjutnya sebisa mungkin surat perijinan
diurus sampai ke pihak pihak yang kemungkinan ada hubungannya,seperti di kota Solok, harus ada surat ijin atau pemberitahuan kepada
walikota. Selain itu adanya petunjuk atau peta yang lebih jelas lagi
karena di kota Solok tidak diberikan penunjuk jalan. Enumerator hanya
hanya bermodalkan peta yang kurang jelas pula sehingga menyebabkan
kesulitan tersendiri dalam menemukan rumah responden. Perlu ada
promosi pelaksanaan Riskesdas baik sepanduk atau lewat media cetak
atau media tulis atau diberikan surat undangan atau pemberitahuan
kepada responden> Hal ini perlu mengingat kesadaran masyarakat
terhadap pentingnya survei kesehatan masih rendah akibat kurangnya
informasi tentang hal tersebut.
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 243/335
226
4.15. Kota Sawah Lunto
Gambaran Umum Kota Sawah Lunto
Kota Sawahlunto dikenal seba
wilayah 27.345 Ha atau 273.45 Km2.Kecamatan, 10 Kelurahan dan 27 des
Kota Padang (Ibu Kota Propinsi) adalah
jalan darat dengan kondisi baik dala
roda empat.Dari luas wilayahnya, yan
dengan 9.939 Ha, disusul Kecamatan
Lembah Segar dengan 5.528 Ha dan
dengan luas 3.293 Ha.
Gamba
Kota Sawah Lunto dili(Sumber : doku
Geografi dan Topografi
Secara geografis Kota Sawahlunt
100.41° – 100.49°BT, berbatas sebelah
Datar, sebelah Timur dengan Kabu
sebelah Selatan dan barat dengan Kab
gai kota tambang dengan luas
Secara administrasi terdiri dari 4. Jarak dari Kota Sawahlunto ke
95 km yang dapat dicapai melalui
waktu 2 jam dengan kendaraan
terluas yakni Kecamatan Talawi
Barangin 8.854,7 Ha Kecamatan
terakhir Kecamatan Silungakang
r 4.15.1
at dari Puncak Cemaramentasi pribadi)
berada pada 0.34° – 0.46°LS dan
utara dengan Kabupaten Tanah
aten Sawahlunto/Sijunjung dan
upaten Solok. Bentang alam Kota
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 244/335
227
Sawhalunto terbentuk oleh perbukitan terjal, landai dan pendataran
dengan elevasi 250 – 650 m diatas permukaan laut.
Perbukitan terjal merupakan bentang alam yang terjal menjadi
faktor pembatas dalam pengembangan wilayah kota, sedang pusat kotalama sawahlunto terletak pada bentang alam landai sempit dan
memanjang dengan luas 5,8 km2. Pendataran yang relatif lebar terdapat
diwilayah Kecamatan Talawi, wilayah ini terbentang dari Utara ke
Selatan, bagian Timur dan Selatan, bagian Timur dan Selatan, bagian
Timur dan Selatan mempunyai topografi yang relatif curam (kemiringan
lebih dari 40%), sedangkan di bagian utara bergelombang yang relative
datar. Luas wilayah Kota Sawahlunto paling banyak terletak pada
ketinggian 100 – 500 m. Secara garis besar Kota Sawahlunto terdiri dari
Kawasan Lindung (26,5%) dan Kawasan Budidaya (73,5). Penggunaantanah yang dominant merupakan perkebunan campuran (34,1%) hutan
lebat dan belukar (19,5%). Sedangkan danau (0,2%) danau ini merupakan
bekas galian penambangan batu bara.
Iklim dan Penggunaan Lahan
Seperti daerah lainnya di Propinsi Sumatera Barat, Kota Sawahlunto
mempunyai iklim tropis dengan suhu berkisar antara 22° - 33° C.Sepanjang tahun terdapat dua musim yaitu musim hujan pada bulan
November sampai Juni dan musim kemarau pada bulan Juli sampai bulan
Oktober. Curah hujan rata-rata lebih kurang sebesar 1.071,6 milimeter
per tahun dan curah hujan rata-rata tertinggi terjadi pada bulan
Desember.
Karena wilayah topografi Kota yang berbukit dan relatif curam,
maka pemanfaatan lahan yang ada cukup beragam dan bercampur
anatar meliputi daerah yang terbangun yang digunakan untuk berbagaikegiatan perumahan/permukiman dan daerah tidak terbangun seperti
lahan pertanian, perkebunan dan sebagainya.Penggunaan lahan yang
dominan adalah digunakan untuk kawasan hutan dan yang paling terkecil
untuk tambak/kolam.
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 245/335
228
Penduduk
Jumlah penduduk Kota Sawahlunto akhir tahun 2008 adalah
sebanyak 54.913 jiwa terdiri dari 27.045 jiwa pria dan 27.868 jiwa wanita,
dengan kepadatan penduduk 200,82 jiwa/km
2
. Mata pencarianpenduduk sangat beraneka ragam seperti bekerja di bidang pertanian,
sektor pertambangan dan bidang jasa.Struktur ekonomi masyarakat Kota
Sawahlunto sebagian besar ditopang oleh sektor
pertambangan.Subsektor pertanian tanaman pangan, indusrti
kecil/kerajinan rumah tangga dan sektor peternakan.
Dengan adanya perluasan wilayah berdasarkan peraturan
pemerintah No.44 tahun 1990, Kota Sawahlunto tidak hanya dikenal
sebagaidaerah sentral industri kerajinan, makanan kecil, peternakan,
buah-buahan dan merupakan salah satu daerah tujuan wisata.
Pembangunan ekonomi daerah yang tangguh dan berkeadilan
merupakan agenda Pembangunan Pemerintah Daerah sebagai komitmen
dalam memajukan perekonomian Kota Sawahlunto yang difokuskan
kepada pengembangan Industri Wisata, revitalisasi pertanian,
pengembangan industri kecil dan menengah, pengembangan
kelembagaan ekonomi dan peningkatan investasi.
Gambar4.15.2
Menuju rumah responden di perbukitan yang harus ditempuh dengan jalan kaki
(foto kiri) dan bekas tambang batubara (foto kanan), Kota Sawah Lunto,
Riskesdas 2013
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 246/335
229
Transportasi
Sarana perhubungan berupa jaringan jalan raya untuk menunjang
kelancaran usaha investasi di Kota sawahlunto. Infrastruktur jaringan
transportasi yang tersedia di Kota Sawahlunto tahun 2009 meliputiberbagai akses perhubungan yang menghubungkan Kota Sawahlunto ke
Kota/Kabupaten dan kemudahan akses perhubungan antara kecamatan,
antar desa/kelurahan bahkan ke sentra-sentar produksi. Kota Sawahlunto
dilalui oleh Jalan Nasional Trans Sumatera sepanjang 8,15 Km dan dilalui
jalur Kereta Api.
Di Kota Sawahlunto untuk kemudahan akses transportasi dari dan
ke Sawahlunto tersedia Bus Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP) sebanyak
37 unit dan travel ke berbagai kota termasuk antar propinsi sebanyak 25
unit dan Bus Pariwisata 3 unit, sedangkan untuk kemudahan akses
transportasi dalam Kota Sawahlunto tersedia 61 unit angkot dan sekitar
650 unit ojek sepeda motor di berbagai pangkalan persimpangan jalan
Sebagai daerah pedalaman yang dilingkari bukit, Kota sawahlunto
tidak mempunyai daerah pantai. Perhubungan laut hanya dapat melalui
pelabuhan Teluk Bayur Padang dengan jarak 95 km dari Kota Sawahlunto
dengan kondisi permukaan jalan baik dan diasapal. Perhubungan darat di
Kota Sawahlunto ada beberapa sungai antara lain Batang Ombilin, abtang
Malakutan, Batang Lunto, ABtang Lasi dan Batang Sumpahan. Kesemua
laur sungai ini mengalir pada lembah pebukitan melalui suatu daerah
aliran sungai yaitu Batang Ombilin namun bukan digunakan untuk
angkuta sungai.
Jaringan Listrik dan Telekomunikasi
Jaringan Listrik Kota Sawahlunto dikelola oleh PLN dengan 3 unit
pelayanan meliputi area pelayanan Kota, Pelayanan Silungkang dan areapelayanan Talawi. Jaringan listrik di Kota Sawahlunto telah menjangkau
hampir semua Desa/Kelurahan yang ditopang dari Jaringan Interkoneksi
Sumatera Bagian Selatan yang salah satu pembangkit nya yaitu PLTU
Ombilin dengan daya 2x100 MW, disamping pembangkit swadaya
masyarakat berupa diesel.
Kota Sawahlunto telah memiliki sarana telepon otomatis, HP,
telegraf, jasa pelayanan kantor pos dan jasa pelayanan swasta TIKI. Untuk
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 247/335
230
prasarana telekomunikasi ini terdapat 1 (satu) unit sentral local (STO).
Jumlah sambungan telepon terpasang sebanyak 2894 unit.Prasarana
telekomunikasi ini sudah semakin lengkap dengan sudah dibangunnya
menara pemancar untuk telepon seluler (HP) dengan berbagai Operator
dan beberapa Tower atau BTS dan telah menjangkau ke seluruh pelosokKota Sawahlunto. Dengan cepat nya berkembang teknologi dan
telekomunikasi di Kota Sawahlunto maka usaha ke Warung Internet
cepat berkembang, sehingga bukan tidak mungkin suatu saat Sawahlunto
menjadi Cyber City yang mana tempat layanan free hotspot semakin
memberikan kemudahan mengakses Internet.
Sarana Air Bersih
Sampai sat ini daerah Sawahlunto masih sering mengalami
kekurangan air bersih. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih tersebut,
baik di Kota Sawahlunto maupun di desa/kelurahan, pemerintah kota
telah melakukan berbagai upaya di antaranya secara bertahap
membangun sarana air bersih salah satunya dengan membangun instalasi
pengolahan air bersih di Kayu Gadang yang sumber air nya berasa dari
Sungai Ombilin.
Pada saat ini di Kota sawahlunto telah tersedia fasilitas air minumyang dikelola oleh PDAM dan fasilitas air minum tersedia pada 3
kecamatan, yaitu Kecamatan Talawi, Kecamatan Barangin, dan
kecamatan Lembah Segar. Sumber-sumber air minum di Kota sawahlunto
diperoleh dari Batang Ombilin, Batang Lunto, Batang Sumpahan dan
sumber mata air (mata air Kajai dan Batang Lumindai)
Bahan Pengumpulan Data dan Prosedur Kerja
Bahan Pengumpulan Data
Bahan yang digunakan untuk pengumpulan data terdiri dari alat
pengukur pemeriksaan beserta tas, kuesioner, bahan kontak, dan kuitansi
bahan kontak.
Alat yang digunakan dalam pengumpulan data di Sawahlunto
untuk 3 tim terdiri dari :
- Timbangan berat badan digital merk 3 buah
- Pengukur tinggi badan 3 buah
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 248/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 249/335
232
Terpilih 16 BS dari Kota Sawah Lunto. Dipilih 1 BS yang paling sulit
berdasarkan wilayah administratif untuk dikerjakan secara bersama-sama
oleh 3 tim dalam waktu 4 hari. Dan 15 BS sisanya dibagi 3 tim, sehingga
masing-masing tim mengerjakan 5 BS. Pembagian wilayah ini
berdasarkan dari daerah administratifnya (pengelompokan wilayahberdasarkan kecamatan). Wilayah administratifnya teridiri dari utara
kota, tengah kota dan selatan kota. Tim 1 mengumpulkan data dari 5 BS
di sebelah utara kota, 5 BS untuk tim 2 di sebelah tengah kota dan 5 BS
untuk tim 3 di sebelah selatan kota.
Pengumpulan data dari masing-masing BS dimulai dari
pemutakhiran kemudian dilanjutkan wawancara dan pengukuran
responden. Pemutakhiran dilakukan dengan cara mencocokkan peta dan
nomor bangunan sensus dari daftar sampel bangunan sensus (DSBS)dengan nomor bangunan sensus yang ada di stiker. Dari 30 rumah tangga
terpilih di DSBS, 25 rumah tangga pertama sebagai rumah tangga utama
dan 5 rumah tangga sisanya adalah cadangan, apabila rumah tangga
utama ditemukan kurang dari 25 RT dapat mengambil sampel dari RT
cadangan. Apabila pada saat pemutakhiran, dari 30 RT ternyata hanya
ditemukan 20-25 RT maka hanya sejumlah RT tersebut yang diambil
sebagai sampel dan tidak perlu menambah RT baru. Namun apabila yang
ditemukan kurang dari 20 RT maka dilakukan penambahan sampel RT
baru secara random dalam BS yang sama hingga jumlah seluruh sampel
dalam BS itu jumlahnya 25 RT.
Pembagian tugas masing-masing tim terdiri dari 3 orang yang
melakukan wawancara, 2 orang yang melakukan pengukuran. 3 orang
pewawancara tersebut terdiri dari 1 bidan yang bertugas untuk
menanyakan pertanyaan kesehatan reproduksi dan kesehatan anak, 2
perawat bertugas untuk menanyakan blok lainnya.
Hasil Kegiatan
Banyak hal yang ditemui selama proses pengumpulan data
Riskesdas di Sawah Lunto baik yang menjadi kendala maupun
kemudahan. Berikut rangkuman temuan yang didapat selama proses
pengumpulan data:
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 250/335
233
Tempat Tinggal PJT, enumerator dan posko
Temuan : PJT bertempat tinggal di homestay yang berada di tengah
kota dan dijadikan sebagai posko. Enumerator tinggal di
rumah penduduk atau bidan setempat sesuai dengan BSmasing-masing.
Kendala : -
Kemudahan : Luas wilayah Kota Sawah Lunto yang tidak terlalu luas
memudahkan PJT untuk mobile dalam supervisi dari tim
ke tim lain.
Peta Bangunan Sensus
Temuan : Peta yang kami dapatkan dari Badan Pusat Statistik (BPS)
Kabupaten berupa sketsa peta blok sensus yang lengkap
dengan detail bangunan fisiknya.
Kendala : Ada beberapa nomor bangunan fisik yang tertera di peta
tidak sama dengan nomor bangunan fisik yang tertempel
di stiker rumah. Ada juga beberapa rumah yang tidak
ditemukan di lapangan, meskipun peta bangunan fisiknya
ada.
Kemudahan : Peta bangunan sensusnya dibuat secara rapi sehinggamemudahkan kami dalam membaca.
Pemutakhiran Bangunan Sensus
Temuan : Ada beberapa nomor bangunan sensus dalam 1 BS
(hampir 25 RT di Kelurahan Kubang Sirakuk Utara)
berbeda antara nomor yang tertulis di stiker dengan yang
tertera dari BPS. Hal ini memperlambat kerja timenumerator karena harus konsul PJT Kota Sawah Lunto
dan konsul PJT provinsi.
Kendala : Ada beberapa nomor bangunan sensus dalam 1 BS
(hampir 25 RT di Kelurahan Kubang Sirakuk Utara)
berbeda antara nomor yang tertulis di stiker dengan yang
tertera dari BPS. Hal ini memperlambat kerja tim
enumerator karena harus konsul PJT Kota Sawah Lunto
dan konsul PJT provinsi.
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 251/335
234
Kemudahan : Karena sebagian besar Kota Sawah Lunto terdiri dari
pedesaan, masyarakat yang tertera dalam daftar sampel
bangunan sensus sebagian besar masih sama baik rumah
dan namanya.
Penunjuk Jalan
Temuan : Kelurahan sangat kooperatif dalam hal menunjukkan
siapa yang menjadi penunjuk jalan.
Kendala : Ada sebagian penunjuk jalan yang kurang paham dan
kurang mengenal warga tersebut dengan baik.
Kami harus menunggu staff desa untuk mencari
seseorang yang akan menjadi penunjuk jalan, karenasebagian besar para kantor desa tidak membaca dengan
seksama mengenai surat tersebut, dan bahkan ada yang
mengatakan belum menerima, padahal setelah dicari di
tumpukan berkas, surat itu ditemukan
Kemudahan : Karena penunjuk jalan ini adalah kader setempat, jadi
sangat memudahkan tim enumerator dalam hal
pencarian bangunan sensus.
Surat Perijinan
Temuan : Surat perizinan pengumpulan data baru turun 2 hari
setelah pengajuan surat tersebut. Sebelumnya PJO-PJAL
meminta KTP PJT Kota untuk dijadikan sebagai pihak
penanggungjawab penelitian di kota
Kendala : -
Kemudahan : Balitbangkespol Kota Sawah Lunto sangat kooperatif
dengan PJT, PJO dan PJAL kota.
Wawancara
Temuan : 95% warga Sawah Lunto menggunakan bahasa minang
dalam berkomunikasi. Hanya 5% warganya yang
berkomunikasi dengan menggunakan Bahasa Indonesia.
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 252/335
235
Kendala : PJT agak susah dalam mengoreksi kebenaran pertanyaan
wawancara. Dibutuhkan waktu lebih banyak untuk PJT
dalam mentranslate pertanyaan dalam bahasa minang.
Kemudahan : Semua enumerator adalah orang asli Sawah Lunto
sehingga sangat memudahkan pengumpulan data denganwawancara.
Pengukuran Berat Badan
Temuan : Para enumerator melakukan pengukuran berat badan
sesuai dengan standard operational procedurenya.
Kendala : -
Kemudahan : Karena timbangan yang digunakan adalah timbangan
digital jadi tidak perlu dilakukan kalibrasi
Pengukuran Tinggi Badan
Temuan : Para enumerator melakukan pengukuran tinggi badan
sesuai dengan standard operational procedurenya.
Kendala : Alat pengukur tinggi badan yang terdiri dari beberapa
batang besi agak memberatkan enumerator dalam halmobilitas dari satu rumah responden ke responden
lainnya
Kemudahan : Cara pengukuran yang baku oleh pusat dengan mudah
dimengerti oleh para enumerator.
Pengukuran Lingkar Lengan Atas
Temuan : Ada beberapa enumerator yang melaksanakanpengukuran lingkar lengan atas tidak sesuai standart,
artinya tidak dicari titik tengahnya, tetapi langsung saja
dilingkarkan di lengan atas.
Kendala : Pita pengukur lingkar lengan atas mengalami kerusakan
dalam tintanya, sehingga bila digunakan tulisan yang ada
di pita akan menempel pada lengan responden, sehingga
kami mengganti pita tersebut dengan pita meteran biasa.
Kemudahan : Semua warga sangat kooperatif dengan adanya
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 253/335
236
pengukuran lingkar lengan atas ini.
Pengukuran Lingkar Perut
Temuan : Ada beberapa enumerator yang melaksanakan
pengukuran lingkar lengan atas tidak sesuai standart,
artinya tidak dicari titik tengah antara tepi bawah tulang
iga terakhir dengan tulang panggul bagian atas. Mereka
langsung melingkarkan pita melewati pusar.
Kendala : Pita pengukur lingkar lengan atas mengalami kerusakan
dalam tintanya, sehingga bila digunakan tulisan yang ada
di pita akan menempel pada perut responden, sehingga
kami mengganti pita tersebut dengan pita meteran biasa.Kemudahan : Semua warga sangat kooperatif dengan adanya
pengukuran lingkar perut ini.
Pengukuran Tekanan Darah
Temuan : Ada warga yang tensinya di atas 200mmHg dan di alat
tersebut tertulis error, sehingga kami mengkonsulkan
dengan PJT Provinsi dan akhirnya menemukan solusinya.
Kendala : Pada saat pengukuran ada sebagian warga yang tetap
berbicara sehingga terbaca error di alat tensi tersebut
meskipun tim enumerator telah memperingatkannya
Kemudahan : Semua warga sangat kooperatif dengan adanya
pengukuran tekanan darah ini
Pemeriksaan Visus
Temuan : Pemeriksaan visus yang dilakukan oleh enumerator telahsesuai dengan “standard operational procedure” .
Kendala : -
Kemudahan : Semua warga sangat kooperatif dengan adanya
pengukuran visus ini.
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 254/335
237
Pemeriksaan Kelainan Permukaan Mata
Temuan : Para enumerator tidak mengalami kesusahan dalam
mengidentifikasi kelainan permukaan mata berkat adanya
buku peraga.Kendala : -
Kemudahan : Semua warga sangat kooperatif dengan adanya
pemeriksaan kelainan permukaan mata ini.
Pemeriksaan Xeroftalmia
Temuan : Tidak ada anak balita yang menderita xeroftalmia di
wilayah Sawah LuntoKendala : Ada beberapa anak balita yang menangis saat diperiksa
oleh enumerator
Kemudahan : Para balita didampingi oleh orang tua yang kooperatif
sehingga memudahkan enumerator dalam memeriksa
responden.
Pemeriksaan Telinga
Temuan : Pemeriksaan telinga yang dilakukan oleh enumerator
telah sesuai dengan “standard operational procedure” .
Kendala : -
Kemudahan : Semua warga sangat kooperatif dengan adanya
pemeriksaan telinga ini.
Pemeriksaan Konversasi
Temuan : Ditemukan beberapa orang yang mengalami gangguan
pendengaran sehingga hasilnya berkode (4) bisamengulangi kata-kata dengan suara keras.
Kendala : -
Kemudahan : Semua warga sangat kooperatif dengan adanya
pemeriksaan konversasi ini.
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 255/335
238
Pemeriksaan Gigi
Temuan : Pada orang tua usia lanjut, banyak ditemukan gigi
missing. Untuk anak-anak usia 14-15 tahun ada beberapa
giginya yang masih merupakan gigi susu.Kendala : Ada beberapa warga yang awalnya menolak untuk
dilakukan pemeriksaan gigi karena malu.
Kemudahan : Para enumerator berhasil merayu warga yang menolak
untuk dilakukan pemeriksaan gigi.
Entry Data dan Pengiriman Data
Temuan : Para enumerator masih belum paham benar dengan
manajemen data. Banyak dari mereka yang lupa tentang
cara entry data dan manajemen lainnya sehingga PJT
harus memberi ulang tentang pelajaran
Kendala : Adanya beberapa updater membuat beberapa
enumerator kebingungan karena harus menginstall lagi.
Beberapa enumerator lupauntuk menghapus file TC
sehingga saat penamaan file terjadi kesalahan nama
dalam zip.
Kemudahan : Masing-masing tim mempunyai minimal 3 laptop untukpeng-entry-an data sehingga entry data dapat dilakukan
sehari saja.
Kesimpulan
Tim enumerator Kota Sawah Lunto telah berhasil menyelesaikan
pengumpulan data dari 16 BS, 400 rumah tangga, dan 1436 individu
dalam waktu 52 hari mulai dari persiapan hingga pengiriman kuesioner
dengan kekuatan 3 tim sebanyak total 15 orang.
Beberapa kendala baik yang bersifat teknis seperti jumlah
kuesioner, perizinan dan lain-lain, ataupun kendala yang bersifat
substansial seperti manajemen data, muncul pada saat pengumpulan
data. Akan tetapi, dengan adanya koordinasi yang baik antara PJT, PJO,
dan PJAL serta enumerator maka semua kendala tersebut dapat teratasi.
Adanya riset kesehatan dasar berbasis nasional di Sawah Lunto
berjalan lancar dan diterima baik oleh warga Kota Sawah Lunto, Propinsi
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 256/335
239
Sumatra Barat. Kami sangat beruntung 95% warganya sangat kooperatif
untuk dilakukan wawancara dan pengukuran karena sebagian besar
wilayah Sawah Lunto adalah pedesaan maka dari itu sangat memudahkan
enumerator untuk melakukan pengumpulan data.
Saran
1. Dilakukan sosialisasi tentang Riskesdas secara besar-besaran di
media massa maupun media elektronik mengingat riset ini adalah
riset berbasis nasional. Banyak dari staff dinas kesehatan maupun
kantor kecamatan kelurahan yang tidak mengetahui adanya riset ini,
bahkan ada sebagian warga kota yang menolak untuk dilakukan
pengumpulan data2. Penghitungan jumlah kuesioner secara tepat terutama untuk
kuesioner rumah tangga, lembar persetujuan dan map.
3. Pembuatan lembar penolakan yang formal dari pusat agar terjadi
keseragaman.
4. Dalam hal admintrasi, hendaknya pengiriman jumlah uang tidak
terlambat terutama uang bahan kontak.
5. Sebaiknya masing-masing ketua tim diberi uang pulsa agar
meningkatkan kualitas kinerja masing-masing tim.
6. Waktu pelatihan enumerator diperpanjang karena mayoritas mereka
belum menguasai betul saat terjun ke lapangan terutama mengenai
manajemen data.
7. Dalam hal proses pengentryan data, blok kesehatan jiwa hendaknya
diperbaiki, terutama untuk responden yang mengalami gangguan
jiwa partial yang masih dapat diajak untuk wawancara
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 257/335
240
4.16. Kota Padang Panjang
Gambaran Umum Kota Padang Panjang
Kota Padang Panjang “ Serambi Mekah” merupakan ikon untuk kota
ini. Memasuki Kota Padang Panjang berasa di luar negeri, disuguhipemandangan yang indah dengan air terjun yang ada di pinggir jalan, rel
kereta api yang berada tepat diatas jalan raya, bukit dengan pepohonan
yang amat rimbun maka tak heran apabila udara sangat dingin.
Sepanjang jalan terlihat bukit dan pemandangan yang sangat indah, kota
yang bersih dan rapi.
Kota Padang Panjang memiliki luas ± 23,00 km² setara dengan
2.300 Ha yang mencakup 2 kecamatan yaitu kecamatan Padang Panjang
Barat dan Padang Panjang Timur yang masing-masing terdiri dari 8
(delapan) kelurahan. Secara administrasi Kota Padang Panjang
mempunyai batas sebagai berikut :
- Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan X Koto (Kabupaten
Tanah Datar)
- Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Batipuh (Kabupaten
Tanah Datar)
- Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan X Koto (Kabupaten
Tanah Datar)
- Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan X Koto (Kabupaten
Tanah Datar)
Gambar 4.16.2.
Kota Serambi Mekah: Transparansipenganggaran
Gambar 4.16.1.
Suasana Kota Padang Panjang
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 258/335
241
Secara geografis terletak antara 1000 20’ - 1000 27’ Bujur Timur
serta 00
27’ - 00
30’ Lintang Selatan, merupakan dataran tinggi (daerah
pegunungan) dengan ketinggian 550-900 meter di atas permukaan laut
dengan lebih dari 40 % lahannya berada pada kemiringan > 40 %.
Sedangkan suhu udara rata-rata adalah 21,880C dengan kelembabanudara adalah 88,03 %. Kondisi ini menyebabkan banyak ditemukan kasus
penyakit yang dipengaruhi oleh udara dingin diantaranya: Bronkitis,
Sinusitis, Asma Bronchial dan lain-lain. Hasil Kajian Penilaian Resiko
Bencana Gempa Bumi dan Bahaya Gunung Berapi di Kota Padang Panjang
tahun 2006 (Pusat Survei Geologi dan Bappeda Kota Padang Panjang),
maka secara umum formasi Geologi Kota Padang Panjang terdiri dari
batuan malihan, batuan tufaan aliran piroklastik, batuan tufaan dan lahar
II. Kemudian dari struktur geologinya terdapat satu sesar aktif yangmelewati Kota Padang Panjang yaitu sesar Bukit Jalat dan satu lagi
berdekatan dengan Kota Padang Panjang (pada bagian timur) yaitu sesar
Sumatera.
Penduduk
Jumlah penduduk Kota Padang Panjang menurut Badan Pusat
Statistik Kota Padang Panjang pada tahun 2012 sebanyak 48.187 jiwa
yang tersebar di 16 kelurahan yang ada dan terdiri dari 23.946 penduduk
laki-laki dan 24.241 penduduk perempuan, dengan jumlah rumah tangga
11.153 dan rata-rata jiwa per rumah tangga sebesar 4,32 dan kepadatan
penduduk 2.366/km2. Dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi di
kecamatan Padang Panjang Barat 3.242/km2
sedangkan di Kecamatan
Padang Panjang timur 1.722/ km2, ini menunjukkan penyebaran
penduduk di Kota Padang Panjang tidak merata. Mobilisasi penduduk
Kota Padang Panjang cukup tinggi, hal ini dikarenakan Padang Panjang
merupakan daerah strategis yang terletak di persimpangan antara KotaBukittinggi, Batusangkar, Solok dan Padang.
Keadaan Ekonomi
Kondisi perekonomian merupakan salah satu indikator dalam
menentukan keberhasilan pembangunan daerah. Mata pencaharian
penduduk Kota Padang Panjang adalah berdagang, pegawai negeri sipil,
bertani, wiraswasta dan lainnya. Pada tahun 2012 Kota Padang Panjang
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 259/335
242
memberikan jaminan kesehatan bagi masyarakatnya dengan pelayanan
kesehatan masyarakat yang dicakup Jamkesmas sebanyak 4.336 jiwa dan
sisanya jaminan kesehatan masyarakat ditanggung JPKM-PP .
Pemerintahan Kota Padang Panjang punya kebijakan bahwa setiap uang
yang diterima pegawai berupa gaji dilingkungan Pemkot akan langsungdipotong 2,5% untuk diserahkan kepada Badan Amil Zakat dan
kegunaanya untuk mengkover biaya kesehatan yang tidak bisa
ditanggung oleh Pemkot, untuk usaha bagi masyarakat yang ingin buka
usaha dalam bentuk toko atau usaha lainya yang terpenting kegunaanya
jelas maka akan diberika modal secara Cuma Cuma oleh BAZ ini,
peraturan ini mungkin juga diberlakukan sesuai dengan slogan kota
padang panjang yaitu Serambi Mekah.
Pendidikan
Data Dinas Catatan Sipil tahun 2012, tercatat tingkat pendidikan
masyarakat di kota Padang Panjang cukup baik dengan jumlah terbanyak
berpendidikan tingkat SMU dengan jumlah 15.362 orang. Sedangkan
yang merupakan lulusan akademi sampai dengan universitas terdapat
6563 orang.
Lingkungan
Berdasarkan data yang diperoleh dari Seksi Penyehatan Lingkungan
pada tahun 2012 rumah yang diperiksa sebanyak 9.102 rumah,
didapatkan sebanyak 5.639 (62 %) rumah yang dinyatakan sehat.
Presentase rumah sehat belum mencapai 100 % disebabkan berbagai
faktor diantaranya adalah pengetahuan masyarakat yang masih kurang
tentang indikator rumah sehat dan adanya masyarakat yang masih
memiliki perekonomian rendah. Dari 10.876 rumah yang diperiksa jentik
nyamuknya, ditemukan rumah yang bebas jentik nyamuk 96,6% (10.453rumah).
Air dan sanitasi yang baik merupakan elemen penting yang
menunjang kesehatan manusia. Air merupakan kebutuhan essensial bagi
kebutuhan manusia, sumber air bersih yang digunakan rumah tangga
dibedakan menurut sumbernya diantaranya air kemasan, air ledeng,
sumur pompa tangan, sumur gali, mata air, penampungan air hujan
(PAH), dan sumber lainnya. Untuk kualitas fisik air minum dengan
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 260/335
243
kategori baik adalah: tidak keruh, tidak berwarna, tidak berasa dan tidak
berbau. Dari 11.033 KK yang ada 9141 KK yang diperiksa sarana air
bersihnya. Dari yang diperiksa 8109 KK(88,7%) yang memiliki sarana air
bersih.
Sarana sanitasi dasar merupakan satu indikator penting untuk
diperhatikan dan salah satu indikator kemajuan pembangunan kesehatan
suatu daerah. Kepemilikan sarana sanitasi dasar yang dimiliki oleh
keluarga meliputi persediaan air bersih (PAB), kepemilikan jamban,
tempat sampah dan pengelolaan air limbah (PAL). Jumlah KK di Kota
Padang Panjang adalah 11.033, dan tidak semua KK yang dapat diperiksa
karena keterbatasan sumber daya yang ada. Dan dari KK yang diperiksa
didapat hasil sebagai berikut : yang memiliki jamban sehat sebanyak
6.545 KK (72,8%), yang memiliki tempat sampah yang masuk kategorisehat hanya 8.265 KK (92,7%) yang memiliki PAL sehat hanya 6.376 KK
(70,2%).
Tempat-tempat umum dan tempat pengolahan makanan
merupakan sarana yang penting diperhatikan karena berhubungan
dengan kepentingan banyak orang dan berpotensi sebagai media
penyebaran penyakit. Di Kota Padang Panjang pada tahun 2012 dari 51
restoran/rumah makan yang diperiksa 74,5% sudah memenuhi kreteria
persyaratan sehat, dari 11 hotel yang diperiksa 90,9% memenuhi syaratkesehatan,dari 2 buah pasar yang diperiksa,belum ada yang memenuhi
syarat kesehatan, dan dari 582 TUPM lain yang diperiksa, 66,8% dari
TUPM lainnya memenuhi syarat kesehatan.
Sumber air minum yang digunakan masyarakat terdiri dari
beberapa diantaranya adalah air kemasan, air isi ulang, ledeng meteran,
ledeng enceran, pompa, sumur terlindung, mata air terlindung, air hujan,
sumur tak terlindung, mata air tak terlindung, air sungai dan lain-lain.
Dari sumber air minum diatas yang terbanyak digunakan masyarakatadalah leding meteran sebanyak 72,2%.
Hasil Kegiatan Pengumpulan Data
Cara Kerja
Sample Riskesdas 2013 yang terpilih hanya 14 blok sensus yang
terletak di 2 kecamatan yaitu Kecamatan Pandang Panjang Timur dan
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 261/335
244
Kecamatan Padang Panjang barat. Dengan BS tersebut kami hanya
disediakan 2 tim yaitu tim 1 dan tim 2, untuk alat alat kesmas kitaa juga
hanya disediakan 2 paket yang terdiri dari alat ukur tinggi badan, alat
ukur berat badan, alat pemeriksaan gigi, pemeriksaan telinga,
pemeriksaan mata, test iodium, tissue dan lain lain, semua ditaruh dalam1 buah tas yang akan dibawa oleh masing-masing tim. BS kami ada 14,
kami bagi jadi 2 dan masing masing tim akan mengerjakan 7 BS yang
mana lokasi BS tersebut kami laaksanakan secara bersebelahan sehingga
mempermudah koordinasi dengan PJT. Pembagian tanggung jawab
dalam setiap tim sama karena kebetulan tim padang panjang sebagian
besar perempuan, hari pertama semua tim akan melakukan pemutahiran
data, hari kedua sudah melakukan puldat apabila bertemu dengan ruta
yang jumlah artnya sedikit akan dikerjakan oleh 2 orang saja yang 3mendata responden berikutnya. Setiap hari ketua Tim akan menyetor
kuesioner yang sudah selesai dari lapangan untuk di koreksi apabila ada
yang dirasa kurang maka akan dikembalikan lagi untuk cross check data.
Persiapan
Pengumpulan Data di Kota Padang Panjang kami menemukan
ternyata untuk prekrutan tenaga enumerator tidak dilakukan secara
transparan, pihak dinas kesehatan langsung menetapkan orang orang
yang akan terlibat dalam riskesdas 2013 ini, kebetulan dari 10
enumerator 6 diantaranya PNS pada Dinkes dan puskesmas jadi 4 orang
tenaga baru lulus dari akademi kebidanan dan akademi keperawatan.
Sempat juga kami tanyakan langsung ke orang dalam (PJAL) mengapa
kegiatan Riskesdas ini langsung turun ke Instalasi Farmasi karena terus
terang kami bingung ternyata lewat info orang tersebut Kadinkes
langsung disposisi ke Kepala Instalasi dalam hal ini PJO riskesdas,
menurut sumber yang lain PJO dan PJAL sudah pengalaman dengan risetyang diadakan oleh Litbang Kesehatan. Maka dari itu Posko Riskesdas di
sepakati di Gudang Farmasi Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kota
Padang Panjang.
PJO dan PJAL yang dipilih adalah orang yang sangat cepat dan
berpengalaman jadi sebelum turun ke lapangan untuk Puldata PJT yang
berasal dari Jakarta diantar berkeliling kota padang Panjang untuk
mengenal BS atau desa desa terpilih sebagai sample. PJT kota
dipertemukan dengan Kepala Dinas Kesehatan kota Padang Panjang yang
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 262/335
245
dijabat oleh Dr. Dasril sebagai Plh karena Kepala Dinas Kesehatan maju
sebagai calon wakil walikota. Dr.Dasril yang menjabat sebagai Sekretaris,
otomatis beliau yang diangkat sebagai Pelaksana Harian. Dukungan
kepala Dinas sangat baik dan memberikan pesan kepada kepada PJO
agar membantu kelancaran Puldat Riskesdas. Masukan dari kepala Dinasterkait kegiatan Riskesdas antara lain, agar PJT dan PJAL diberikan Tas
Riskesdas serta uang penginapan untuk PJT dan enumerator kalau bisa
jangan disamakan karena untuk Kota Padang Panjang karena penginapan
di kota Padang Panjang rata-rata mahal. Makanan di kota Padang Panjang
tidak berbeda jauh dengan di tempat-tempat lain di Sumbar namun
makanan yang sangat populer dan khas dari kota Padang Panjang adalah
Sate Mak Syukur. Lokasi wisata karena merupakan perkotaan dikenal
tempat wisata Mifan yang ramai dikunjungi wisatawan lokal dari kota-kota lain di Sumbar. Kebudayaan yang khas yang berkaitan dengan
Kesehatan ibu dan anak beliau berbeda dengan orang jawa karena di
Padang Panjang tidak mengenal ritual.
Persiapan Lapangan semua berjalan lancar karena pihak dinkes
dan PJO sudah sangat terbiasa melaksanakan kegiatan seperti ini tanpa
surat dari walikota setempat enumerator sudah bisa turun ke lapangan,
ini juga karena hubungan personal antar PJO dengan beberapa petinggi
pemerintahan di Padang Panjang, PJO nya pemain sepak bola.
Tempat tinggal atau Kost2an di Padang Panjang sangatlah sulit
makanya jadi inget apa kata dr.dasril makanya beliau bilang untuk
penginapan kalau bisa dibedakan, jadi tahu apa maksud pembicaraan
beliau ternyata di Padang Panjang harga tanah sangat mahal dan ada
keterbatasan jumlah bangunan dari Pemerintah karena Padang panjang
termasuk daerah rawan gempa sehingga bangunan disini tidak boleh
bertingkat lebih dari 2, berdasarkan informasi yang kami denger bahwa
tanah di Padang Panjang ini sangat produkti untuk cocok tanam jadi
masyarakat lebih senang tanah2 tersebut untuk sawah ataupun ladang.
Dengan bantuan PJAL akhirnya kami dapat rumah yang sangat besar dan
posisnya benar benar ditengah kota yaitu daerah Pasar Usang disitulah
kami tinggal bersama enum dan digunakan sekalian buat posko. Peta BS
kami tidak ambil karena PJO menjamin tanpa peta pun untuk padang
panjang ini tidak akan mengalami kesulitan dalam pencarian alamat.
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 263/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 264/335
247
capek untuk puldata, ketiga agar tidak menimbulkan perselisihan antara
enumerator karena yang entri khan tidak kelapangan. Yang kami lakukan
setelah dari lapangan kuesioner di kirim ke PJT untuk di edit apabila
sudah lengkap dan betul akan diserahkan ke PJAL untuk entri data dalam
1 BS bisa diselesaikan 2hari jadi hari ke 3 PJT akan Zipfile lalu mengirim keMandat Pusat dan ini dilakukan selalu oleh PJT kemudian PJT
memberitahu mandate pusat lewat sms atau BBM.
Kemudahan dalam pelaksanaan RISKESDAS di Kota Padang
Panjang adalah Akses dan Luas kota yang sangat kecil sehingga
mempermudah perpindahan PJT dengan enumerator. Masyarakat
setempat sangat kooperatif dan mau atau mudah diwawancarai bahkan
saat mereka bekerja diladang kemudian kami datang untuk wawancara
salah satu anaknya akan memanggil ayahnya yang sedang mencangkul.Dukungan PJO dan PJAL dalam persiapan maupun penyelesaian
administrasi sangat membantu kelancaran puldat.
Kendala dalam pelaksanaan Riskesdas yang dirasakan PJT adalah
Tim Enumerator susah sekali merespon apa yang disampaikan , mereka
jarang sekali mau terima telpon ataupun membalas sms yang dikirim.
Kurangnya keterbukaan PJO tentang masalah dana dengan enumerator,
meskipun sebenarnya masalah dana sudah dibicarakan di awal apa saja
yang menjadi hak hak enumerator selama menjalankan pengumpulandata. Namun seiring berjalanya waktu PJO hanya menyampaikan bukan
keseluruhannya tapi hanya uang transport selama Puldat, untuk uang
penginapan, uang transport antar kues ke PJT, uang pindah BS untuk
masing masing tim itu tidak disampaikan. Bahkan PJT membantu sebagai
mediator antara enumerator dan PJO terkait keterbukaan maslaha
keuangan dengan menjelaskan hak enumerator. Pada akhirnya,
ditemukan kesepakatan bahwa enumerator tidak mau dibayar dimuka
tetapi dibayarkan setelah Puldat selesai.
Sosialisasi tentang Riskesdas dirasakan sangat kurang bahkan
pegawai Dinas Kesehatan sendiri mempertanyakan “...apa itu Riskesdas
kok kami tidak tahu...”. Informasi ini diketahui secara kebetulan saat
wawancara dengan responden yang bekerja sebagai PNS Dinkes. Dapat
dibayangkan kondisi di masyarakat tentunya semakin parah dalam
mengenal tentang “Riskesdas”. Mengantisipasi hal tersebut, pada saat
pemutahiran bangunan sensus, diberikan penjelasan kepada
masyarakat/sasaran responden tentang Riskesdas. Dijelaskan pula
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 265/335
248
tentang pemberian kompensasi berupa uang sebesar 50.000 untuk
kepala rumah tangga dan 10.000,- untuk anggota rumah tangga,
khususnya bila dijumpai kesulitan dalam pencarian alamat.
Kesimpulan
1. Pengumpulan data berjalan lancar tanpa hambatan berarti
2. Sosialisasi tentang Riskesdas sangat kurang
3. Data BPS menyulitkan tim enumerator karena tidak sesuai kondisidilapangan
4. Prosedur Pengukuran dibuat lebih flexible karena jika yang dikur
berlainan jenis akan sungkan melakukanya
Saran
1. Riskesdas agar disosialisasikan sampai tingkat kelurahan atau RT
setempat2. Perekrutan enumerator ada baiknya ada campur tangan orang
pusat karena kalau diserahkan ke Dinkes yang direkrut orangnya
mereka.
3. PJO dan PJAL agar diberi kelengkapan berupa tas dan kaos karena
mereka juga membantu turun ke lapangan yang akan
mempengaruhi sukses tidaknya Riskesdas.
Gambar 4.16.3.
Wawancara dan
Pengukuran
Responden di Warung
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 266/335
249
4.17. Kota Bukittinggi
Gambaran Umum Kota Bukit Tinggi
Kota Bukittinggi terletak antara 100,200-100,250 Bujur Timur dan00.16
0-00.20
0Lintang Selatan. Memiliki luas daerah sekitar 25,24 km
2,
luas tersebut merupakan 0.06 persen dari luas propinsi Sumatera Barat.
Kota Bukittinggi dikenal dengan “KOTA TRIARGA”, julukan ini muncul
karena kondisi geografis kota yang dikelilingi oleh 3 gunung yaitu Gunung
Singgalang, Gunung Merapi dan Gunung Sago. Kota ini terletak pada
ketinggian 780-950 m diatas permukaan laut. Kota Bukittinggi terdiri dari
3 Kecamatan yang terbagi dalam 24 Kelurahan Kecamatan Mandiangin
Koto Selayan merupakan kecamatan terluas (12,16 km
2
), yang terdiri atas9 kelurahan. Kecamatan Guguk Panjang 6,83 km2
terdiri dari 8 kelurahan.
Sedangkan kecamatan terkecil adalah Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh
yang memiliki luas 6,25 km2, terdiri dari 8 kelurahan.
Topografi Kota Bukittinggi berbukit dan berlembah, terbentang
sebuah lembah (canyon) yang khas dan diberi nama Ngarai Sianok. Ngarai
ini merupakan identitas geologis Kota Bukittinggi. Kota Bukittinggi
memiliki iklim pegunungan yang sejuk dengan temperatur udara berkisar
antara 16,10
- 24,90C, kelembaban udara antara 82,0 - 90,8% dan tekanan
udara antara 220C - 25
0C, serta curah hujan rata-rata antara 136,4
mm/tahun. Tanah merupakan lapisan Tuff dari lereng Gunung Merapi
yang subur. Tata Guna Lahan sebagian besar digunakan untuk
pemukiman, hotel dan pasar.
Penduduk
Sesuai dengan data dari BPS Kota Bukittinggi, jumlah penduduk
Kota Bukittinggi pada tahun 2011 tercatat sebesar 113.569 jiwa/km2
,dengan tingkat kepadatan 4.500 jiwa per km
2. Kepadatan penduduk Kota
Bukittinggi tidak merata, kepadatan penduduk tertinggi adalah di
Kecamatan Guguk Panjang dengan kepadatan penduduk 6.185 jiwa/km2.
Komposisi penduduk Kota Bukittinggi menurut kelompok umur,
menunjukkan bahwa penduduk yang berusia muda (0-14 tahun) sebesar
29,23%, yang berusia produktif (15-64 tahun) sebesar 66,11% dan yang
berusia tua (>65 tahun) sebesar 4,66%. Angka Beban Tanggungan
(Dependency Ratio) penduduk Kota Bukittinggi pada tahun 2011, sebesar
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 267/335
250
51,27. Angka ini mengalami penurunan dibandingkan tahun 2010 (59.3).
Apabila dibandingkan antar jenis kelamin, maka angka beban tanggungan
laki-laki sedikit lebih besar jika dibandingkan dengan angka beban
tanggungan perempuan, yaitu 52,94% untuk laki-laki dan 49,74% untuk
perempuan.
Ekonomi
Kondisi perekonomian Kota Bukittinggi pada tiga tahun terakhir
relatif stabil dan menunjukan perkembangan yang cukup memuaskan.
Pada tahun 2011 jumlah penduduk miskin (berdasarkan Bidang Promosi
dan Sumber Daya Kesehatan) tercatat sebesar 20.626 jiwa atau 18.2%
dari penduduk, dimana sebesar 1000 jiwa pelayanan kesehatannya difasilitasi oleh Pemerintah Kota Bukittinggi melalui Jamkesda dan
selebihnya melalui Jamkesmas. Peningkatan produktifitas ekonomi Kota
Bukittinggi didominasi dari sektor perdagangan dan wisata. Peningkatan
ekonomi telah mendorong berkembangnya taraf kehidupan masyarakat
secara makro. Meningkatnya aktifitas ekonomi menyebabkan
peningkatan usaha kecil dan menengah disektor kerajinan dan industri
kecil serta mengalami kemudahan dalam pengadaan bahan baku dan
pemasaran hasil-hasilnya.
Pendidikan
Keadaan pendidikan di Kota Bukittinggi dapat dilihat dari
kemampuan baca tulis penduduk yang tercermin dari Angka Melek Huruf,
yaitu persentase penduduk umur 10 tahun ke atas yang dapat membaca
dan menulis huruf latin atau huruf lainnya. Berdasarkan data BPS, pada
tahun 2011 persentase penduduk yang dapat membaca huruf latin
sebesar 100% baikpada laki-lakimaupun pada perempuan. Persentasependuduk yang dapat membaca huruf latin dari tahun 2008 – 2011.
Dibandingkan dengan tahun 2009 maka persentase penduduk yang dapat
membaca huruf latin mengalami peningkatan pada laki-laki yaitudari
99,79% .
Pada tahun 2011, jumlah penduduk berusia 10 tahun keatas
sebesar 80.370 jiwa. Jumlah penduduk berusia 10 tahun keatas yang
tidak/belum pernah bersekolah sebesar 14.16%. Sedangkan 18.78%
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 268/335
251
bersekolah di SD/MI, sebesar 19.19% di SLTP/MTs, sebesar 35.66% di
SMU/SMK dan 12.20% di Akademi/Universitas. Menurut jenis kelamin
persentase jumlah penduduk perempuan yang tidak/belum pernah
bersekolah lebih kecil dari pada jumlah penduduk laki-laki, begitu juga
dengan jumlah penduduk yang menamatkan Akademi/universitas.
Prosedur Kerja Pengumpulan Data
Dalam pelaksanaan riskesdas 2013, PJT maupun enumerator telah
mendapat pelatihan atau training untuk proses pengambilan data
wawancara dan pengukuran. Pelatihan atau Training centre telah
diadakan selama 10 hari di hotel Rocky Padang pada tanggal 19-29 April
2013. Selesai pelaksanaan pelatihan, PJT kab/kota, enumerator, PJO dan
PJAL kembali ke Kabupaten/kota masing-masing untuk melakukan
persiapan seperti penghitungan kuesioner, penyerahan surat
bakesbangpol kepada pihak-pihak terkait dan penghitungan uang untuk
responden, yang kesemuanya dilakukan bersama-sama dengan PJO dan
PJAL.
Setelah pelatihan selesai, kami langsung menuju posko / base camp
tim yang telah ditentukan sebelumnya saat pelatihan. Tempat posko
kami yang terpilih yaitu di rumah salah satu enumerator yang terletak di
dekat pusat kota sehingga mudah untuk menjangkau ke berbagai daerah
sensus yang akan di tuju. Terdapat total 3 kecamatan di daerah
Bukittinggi dan 24 kelurahan. Namun yang terpilih untuk daerah sensus
hanya 19 kelurahan di kota Bukittinggi.
Dengan 19 kelurahan tersebut dibutuhkan 25 rumah tangga untuk
diwawancara di setiap kelurahannya. Sehingga dilakukan penghitungan
kuesioner yang dibutuhkan, sebelum pengumpulan data dimulai.
Penghitungan di lakukan hari pertama sebelum pengumpulan data di
posko tim. Bahan-bahan yang dibawakan untuk kebutuhan pengumpulandata antara lain kuesioner RT (rumah tangga), kuesioner IND (individu),
map, tali pengikat, kartu hasil, PSP (informed consent) dan kuesioner
tambahan untuk blok IV dan blok Kespro. Dalam 1 map terdiri dari 1 PSP,
1 Kues RT, 5 kues ind untuk tiap 1 rumah tangga. Setelah di lakukan
penghitungan bersama di posko tim, didapatkan hasil sebagai berikut:
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 269/335
252
Tabel 4.17.1. Jumlah Kebutuhan Bahan Pengumpulan Data, Bukit Tinggi,
Riskesdas 2013
Jenis BahanJumlah
dibutuhkan
Jumlah
diterima
Jumlah
KekuranganPSP 475 464 11
Kuesioner RT 475 473 2
Kuesioner IND 2375 2367 8
Map 475 473 2
Kartu hasil 2375 2363 12
Blok IV (tambahan) 0 19 0
Kespro Ic (tambahan) 0 94 0
Hasil penerimaan bahan kesmas tersebut kemudian dilaporkan ke
PJT provinsi supaya segera dapat ditindaklanjuti. Kemudian kuesioner dan
map di tata sesuai urutan yang telah ditentukan dan di bagi menjadi 19
BS. Tiap BS mengambil 1 ikatyang berisi 25 map. Selanjutnya sebelum
pengumpulan data di mulai, berkoordinasi dengan PJO dan PJAL yang
berasal dari dinas kesehatan setempat, menyerahkan surat bakesbangpol
ke kelurahan yang dituju. Selain itu juga diberikan surat tugas dan surat
permintaan penunjuk jalan oleh Dinkes kota Bukittinggi. Surat
permintaan penunjuk jalan diserahkan ke puskesmas yang menaungi
kelurahan yang di tuju.
Terdapat 6 puskesmas yang dimintai tolong untuk memberikan
kader sebagai penunjuk jalan. Dalam hal ini, tidak menggunakan peta dan
mantri statistik dari BPS terlebih dahulu karena dirasa kader yang lebih
mengenal lingkungan daerah setempat. Selain itu juga peta yang
didapatkan kurang bisa membantu dalam menentukan rumah karena
peta yang kurang lengkap. Namun jika nantinya terjadi kesulitan dalam
pencarian rumah, dilakukan opsi menggunakan bantuan mantra statistik
BPS.
Pelaksana pengumpulan data Riskesdas 2013 di kota Bukittinggi
terdiri dari 15 orang enumerator yang dibagi dalam 3 tim. Pembagian tim
telah dilakukan oleh PJO sesaat sebelum pelatihan dan dilakukan
kesepakatan ulang dengan PJT kota serta enumerator. Nama-nama
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 270/335
253
enumerator dalam 3 tim secara terperinci bisa dilihat pada tabel 4.17.2
berikut ini.
Tabel 4.17. 2. Daftar Nama Enumerator dalam Tim, Bukit Tinggi,
Riskesdas 2013
Tim 1 Tim 2 Tim 3
Dasrimon, S.Kep
Lisa Febria N, A.Md.Keb
Septy Chairina
W,A.Md.Gz
Widya Basri, SKM
Ariestia Freddy,A.Md.Keb
Budi Lesmana M.,
A.MKG
Asy Syifa B., A.Md.Keb
Fani Andayani, S.Kep
Nidya Ikha Putri, S.ST
Vella Rizka Octari,A.Md.Gz
Mila Sari, S.ST
Nailal Husna, A.Md.Keb
Kurnia Putri M., A.Md.Keb
Nurdiana,A.Md.Kep
Yessi Nur Adha,A.Md.Gz
Pembagian tim didasarkan atas penyamarataan latar belakang
pendidikan enumerator di masing-masing tim. Tiap tim terdapat
enumerator yang berprofesi sebagai bidan, perawat dan gizi. Selain itu
juga terdapat 1 perawat gigi di tim 2, 1 kesehatan masyarakat di tim 1
dan 1 kesling di tim 3. Ketua tim yang terpilih adalah dua laki-laki dan
satu perempuan yang berasal dari kesehatan lingkungan. Tugas ketua timadalah membagi tugas pada saat pengumpulan data dan mengoreksi
kuesiner yang telah diisi.
Wilayah BS yang terkena sampel ada di 6 Puskesmas dengan jumlah
BS yang bervariasi. Secara terperinci BS dengan wilayah puskesmas dapat
dilihat pada tabel dibawah ini.
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 271/335
254
Tabel 4.17. 3. Wilayah Puskesmas dan Kelurahan tempat BS terpilih,
Bukit Tinggi, Riskesdas 2013
Puskesmas Daerah BS
Guguk panjang Tarok dipo 1Tarok dipo 2
Tarok dipo 3
Pakan kurai 1
Pakan kurai 2
Bukit cangang kayu ramang
Perkotaan Bukit apit puhun
Mandiangin Campago ipuh 1
Campago ipuh 2
Campago guguk bulek 1
Campago guguk bulek 2
Plus Mandiangin Puhun tembok
Puhun pintu kabun 1
Puhun pintu kabun 2
Tigo Baleh Birugo
Aur kuning
Kubu tanjung
Ladang cakiah
Gulai Bancah Kubu gulai bancah
19 BS yang dituju oleh 3 tim dibagi menjadi 6 BS tiap tim dan 1 BS
dikerjakan bersama-sama saat awal pendataan. Pendataan dimulai tepat
tanggal 1 Mei 2013. Pendataan pertama kali dilakukan di Kubu GulaiBancah yang dikerjakan oleh 3 tim. 25 ruta (rumah tangga) di bagi untuk
3 tim. Tim 1 dan 2 mendapat 8 ruta dan tim 3 mendapat 9 ruta. Target
pengerjaan selama 4 hari karena dilakukan bersama-sama. Pertama kali
saat menuju Kubu Gulai Bancah, kami menghubungi kader terlebih
dahulu untuk janjian bertemu. Setelah bertemu dengan kader kami
melakukan pemutakhiran bangsen (bangunan sensus). Pemutakhiran
dilakukan dengan cara mendatangi bangunan sensus yang terpilih oleh
kader dan anggota tim. Dicocokkan melalui stiker BPS yang tertera di
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 272/335
255
rumah tersebut. Jika tidak ada, maka pencarian bangsen berpatokan
pada nama kepala rumah tangga.
Satu DSBS diberikan 30 data bangsen, apabila 25 data pertama ada
yang tidak ditemukan maka dapat menggunakan 5 data terakhir sebagaicadangan. Jika mendapat data kurang dari 20 bangsen maka harus
meminta tanda tangan dan stempel ketua RT sebagai bukti bahwa hanya
dapat menemukan 20 bangsen atau kurang. Untuk BS kedua dan
selanjutnya dikerjakan oleh masing-masing tim yang telah di bagi
berdasarkan kedekatan wilayah antar BS. Pembagian Lokasi BS untuk
setiap tim dapat dilihat pada tabel 4.17.4 dibawah ini.
Tabel 4.17.4. Pembagian Lokasi BS Masing-masing Tim Enumerator,
Bukit Tinggi, Riskesdas 2013
Tim 1 Tim 2 Tim 3
Tarok dipo 1
Tarok dipo 2
Pakan kurai 1
Pakan kurai 2
Bukit apit puhun
Puhun tembok
Campago ipuh 1
Campago ipuh 2
Campago guguk bulek 1
Campago guguk bulek 2
Puhun pintu kabun 1
Puhun pintu kabun 2
Tarok dipo 3
Bukit cangang kayu ramang
Birugo
Aur kuning
Kubu tanjung
Ladang cakiah
Masing-masing tim memiliki cara kerja yang berbeda untuk
pembagian tugas dalam pengumpulan data. Pada tim 1 dengan ketua tim
Dasrimon, mereka melihat terlebih dahulu berapa jumlah responden
yang akan diwawancara, jika jumlah responden sedikit atau kurang dari 3
maka cukup dua anggota tim yang melakukan wawancara. Sedangkan
tiga anggota tim lainnya menuju ke rumah responden berikutnya. Dan
ada satu anggota tim yang bertugas untuk mengambil alat-alatpemeriksaan. Hal ini sama dengan yang dilakukan oleh tim 3. Mereka
membagi jumlah tim menjadi dua jika jumlah responden yang didata
hanya sedikit. Namun jika jumlah responden lebih dari tiga maka mereka
akan mengerjakan bersama-sama. Lain halnya dengan tim 2 yang diketuai
oleh Budi Lesmana. Tim 2 lebih suka bekerja bersama-sama. Tiap rumah
responden selalu dikerjakan berlima. Meskipun jumlah responden banyak
ataupun sedikit mereka tetap mengerjakannya bersama-sama.
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 273/335
256
Masing-masing cara tersebut memiliki kekurangan dan kelebihan.
Cara yang dipakai tim 1 dan 3 memiliki kelebihan yaitu banyak ruta yang
bisa didapat dalam satu waktu. Namun dalam pengerjaan satu ruta
membutuhkan waktu yang lama. Sedangkan cara yang dipakai tim 2 bisa
cepat dalam mengerjakan satu ruta namun agak lama dan sedikit yangdidapat dalam satu waktu. Akan tetapi kedua cara tersebut tidak
menghalangi pengumpulan data selesai sesuai target waktu yang telah
ditentukan yaitu 8 hari untuk 1 BS.
Dalam proses koreksi dan peng-entry-an data pun mereka punya
cara yang berbeda. Untuk tim 1 dan 3 melakukan koreksi setelah selesai
pengumpulan data 25 rumah tangga terpilih. Setelah kuesioner diperiksa
oleh ketua tim, kemudian dibawa ke PJT kab/kota untuk diperiksa.
Kemudian jika salah maka akan dikembalikan lagi untuk diperbaiki.Perbaikan ditunjukkan kembali ke PJT kab/kota, kemudian jika data telah
lengkap baru dapat dientry ke laptop. Sedangkan untuk tim 2, koreksi
dilakukan setelah selesai mengerjakan beberapa rumah tangga dalam
satu hari. Namun entry data tetap dilakukan terakhir saat selesai
mengerjakan 25 ruta dalam 1 BS.
Hasil entry data kemudian dibawa ke PJT kab/kota untuk diperiksa
dan dicocokkan terlebih dahulu dengan DSBS. Jika sudah sesuai, PJT
kab/kota melakukan proses zip dan menyimpan data zip untuk dikirim.Hasil zip yang telah terkumpul dari 3 tim, tiap minggu nya akan dikirim
PJT kab/kota ke mandat pusat melalui internet. Karena koneksi modem
yang kurang bagus, sehingga PJT kab/kota melakukan proses pengiriman
di warnet yang kebetulan berada tepat di sebelah posko tim.
Kuesioner-kuesioner yang telah terisi oleh data dikelompokkan
sesuai BS yang dikerjakan oleh masing-masing tim, diikat menjadi satu
dengan tali rafia. Setelah proses pengumpulan data berakhir semua,
sudah mengumpulkan data dari 19 BS, kuesioner siap untuk di kirim keSurabaya. Melalui PJO dan PJAL, kuesioner yang telah terbungkus rapi di
dalam kardus, dikirim dengan menggunakan jasa pos Indonesia
Bukittinggi dengan total berat 143 kg yang membutuhkan biaya
1.451.000 rupiah.
Bahan dan alat tertentu yaitu alat pengukur tinggi badan,
timbangan, tensimeter digital yang digunakan selama puldat Riskesdas
setelah selesai, selanjutnya diserahkan ke dinas kesehatan setempat
sebagai hibah dari Kementerian Kesehatan.
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 274/335
257
Hasil Kegiatan
Hasil Kegiatan puldat 1 BS diselesaikan rata rata dalam waktu 7 hari
termasuk entry data, kecuali 1 BS awal yang dikerjakan bersama-sama
oleh 3 tim sebagai pembelajaran. Jadwal penyelesaian puldat oleh 3 timdapat dilihat pada table 4.17.5 berikut ini.
Tabel 4.17.5. Jadwal Penyelesaian Puldat , Bukit Tinggi, Riskesdas 2013
Tanggal pelaksanaan Kelurahan Lokasi BS
1 – 5 Mei 2013 Kubu Gulai Bancah
6-12 Mei 2013 Tarok Dipo 1; Puhun Pintu Kabun 1; Ladang Cakiah
13-19 Mei 2013 Tarok dipo 2; Puhun Pintu Kabun 2; Kubu Tanjung
20-25 Mei 2013 Pakan Kurai 1; Campago Guguk Bulek 1; Aur Kuning
26 Mei-1 juni 2013 Pakan Kurai 2; Campago Ipuh 2; Bukit Cangang Kayu
Ramang
2-8 Juni 2013 Bukit Apit Puhun; Campago Guguk Bulek 2; Birugo
9-14 Juni 2013 Kabun Pulasan; Campago Ipuh 1; Tarok dipo 3
Dalam Riskesdas 2013, ditetapkan bahwa 1 BS terdiri dari 25 rumah
tangga (RT) namun pengumpulan data tidak selalu dapat menjangkau
keseluruhan target bangsen yang ditetapkan karena berbagai kendala.
Beberapa hal yang diijinkan oleh metode puldat bahwa keluarga
dianggap tidak termasuk dalam sampel apabila rumah kosong, rumah
Gambar 4.17.1.
Enumerator mengenakan
baju putih-putih untuk
menghindari penolakan
responden
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 275/335
258
tangga termasuk RT khusus, berganti peruntukan, rumah roboh, ART
pergi dalam waktu lebih 6 bulan, tidak dapat ditemui selama masa
puldat. Cakupan jumlah BS yang mampu didata seluruhnya yaitu 19 BS
namun jumlah RT tidak seluruhnya 25 yang dapat didata. Secara lengkap,
hasil puldat dapat dilihat pada tabel 4.17.6. berikut ini.
Tabel 4.17. 6. Jumlah Rumah Tangga dan Individu yang Berhasil
Dilakukan Pendataan di 19 BS, Kota Bukit Tinggi,
Riskesdas 2013
No Lokasi Kelurahan Jumlah RT Jumlah Individu
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
Tarok dipo 1
Tarok dipo 2
Tarok dipo 3
Pakan kurai 1
Pakan kurai 2
Bukit cangang kayu ramang
Bukit apit puhun
Campago ipuh 1
Campago ipuh 2
Campago guguk bulek 1Campago guguk bulek 2
Puhun tembok
Puhun pintu kabun 1
Puhun pintu kabun 2
Birugo
Aur kuning
Kubu tanjung
Ladang cakiah
Kubu gulai bancah
25
25
25
24
24
25
23
25
24
2325
25
24
25
25
22
25
24
25
77
98
81
89
92
77
69
89
83
7291
102
86
97
78
84
86
88
90
Kendala Puldat
Selama Riskesdas, baik persiapan maupun pengumpulan data,
terdapat beberapa kendala yang terjadi di lapangan namun masih dapat
diatasi. Kendala tersebut antara lain:
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 276/335
259
- Adanya bangsen yang tidak memiliki stiker maupun tidak sesuai
dengan stiker BPS yang tertempel di rumah-rumah. Sehingga
dalam menyelesaikan masalah ini tim enumerator menggunakan
nama kepala keluarga yang terdapat dalam DSBS sebagai acuan
pencarian rumah. Namun terdapat satu daerah yang agak susahdalam pencarian nama kepala keluarga tersebut karena warga
tidak mengenal nama aslinya.Daerah tersebut adalah daerah
Kubu Tanjung. Nama yang dikenal oleh masyarakatpada
umumnya adalah nama gala/gelar yang telah diberikan tertua di
daerah tersebut, sehingga tim enumerator harus bertanya ke
setiap rumah yang berdekatan dengan rumah responden lainnya
yang telah ditemukan.
- Beberapa penolakan oleh responden. Penolakan terjadi terutamapada responden yang bekerja sebagai pedagang, petani dan
anggota DPRD. Bukittinggi sebagai kota wisata menyebabkan
banyak sekali penduduknya yang berprofesi sebagai pedagang.
Para pedagang hanya memiliki sedikit waktu untuk ditemui karena
mereka bekerja selama 7 hari non stop. Dan akan lebih sibuk pada
hari-hari libur. Sedangkan untuk petani pun sangat susah untuk
ditemui karena kesibukannya bertani di wilayah yang jauh dari
rumahnya. Penolakan pengambilan data oleh responden
diselesaikan dengan melakukan pendekatan melalui kaderkesehatan setempat. Jika kader gagal melakukan pendekatan, PJT
kota mencoba untuk mendatangi rumah responden untuk
memberikan penjelasan lebih lanjut. Jika tetap menolak, maka
responden tersebut dianggap gagal didata dan dibutuhkan
tandatangan penolakan wawancara dari responden.
- Adanya respon yang kurang positif dari salah satu ketua RT
sebagai penunjuk jalan yang menggantikan kader. Ketua RT
tersebut kurang kooperatif karena tidak mau mengantar dan
menunjukkan rumah responden yang terpilih di wilayah beliau.
Hal ini dikarenakan adanya kesalahpahaman dari bapak ketua RT
yang beranggapan bahwa kami berkunjung ke rumah responden
dalam rangka pemberian bantuan kesehatan. Ketua RT
beranggapan bahwa beberapa orang yang terpilih di wilayahnya
dianggap tidak berhak untuk menerima bantuan karena termasuk
orang mampu. Dalam penyelesaian hal ini, tim enumerator telah
memberi penjelasan mengenai tujuan dan pentingnya riset ini.
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 277/335
260
Namun ketua RT masih belum mengerti juga. Kemudian PJT kota
pun turun untuk mencoba memberikan penjelasan kembali
kepada beliau namun masih dengan respon yang sama. Sehingga
akhirnya PJT dan tim bersepakat untuk melaporkan ke dinas
kesehatan. Belum ada tindak lanjut dari dinas kesehatan kotasehingga tim dan PJT memutuskan untuk terjun langsung tanpa
bantuan petunjuk jalan dari ketua RT. Akan tetapi, karena
seringnya tim enumerator berkunjung ke rumah ketua RT
akhirnya beliaupun luluh juga dan mau menunjukkan rumah-
rumah responden yang terpilih di wilayah tersebut.
- Bahan dan alat pun juga menjadi sedikit kendala untuk kami pada
masa puldat. Beberapa bahan mengalami kehabisan sebelum
puldat selesai. Salah satunya adalah tetes iodium yang tidak dapatkami temukan di kota Bukittinggi. Sehingga untuk
mendapatkannya kami harus menunggu kiriman dari Surabaya.
Kesimpulan
Riskesdas 2013 kota Bukittinggi Sumatera Barat berjalan lancar,
lebih awal dari target waktu yang telah ditentukan. Selesai dalam waktu
50 hari dalam menyelesaikan 19 BS yang telah terpilih. Jumlah rumah
tangga yang didapat sebesar 463 ruta. Jumlah anggota keluarga yang
diwawancarai sebesar 1629 individu. Meskipun dalam pelaksanaanpuldat terdapat beberapa kendala, namun pada intinya semua kendala
dapat diatasi dengan melakukan pendekatan kepada perangkat
pemerintahan setempat dengan melakukan koordinasi bersama PJO dan
PJAL serta pengarahan dan pelaksanaan langsung oleh enumerator yang
merupakan warga setempat.
Saran
Riskesdas sebagai salah satu survey kesehatan terbesar di Indonesia
bukan kali pertama ini diadakan. Akan tetapi masih banyak masyarakat
khususnya tenaga kesehatan yang belum mengetahui mengenai survey
kesehatan Riskesdas. Hal ini yang membuat sedikit kesulitan dalam
menjelaskan ke masyarakat. Lain halnya dengan survey pertanian yang
sudah sangat dikenal di masyarakat. Hal ini dikarenakan banyaknya iklan
mengenai survey pertanian di televisi maupun media cetak. Kami
sarankan adanya iklan atau pemberitahuan yang gencar mengenai
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 278/335
Riskesdas ini, dapat mempermud
masyarakat. Sehingga tidak banya
Selain itu masih banyaknya
acuan dalam menentukan sam
kesulitan pada tim teknis lapanga jelas sebelum puldat dimulai a
kemunduran waktu dalam penga
kuesioner, alat dan bahan pemeri
lebih baik lagi.
Gam
Suasanan satu sudut
Gam
Pemeriksaan tekanan darah pada r
kiri); Pemeriksaan mata
261
h proses perijinan pengambilan data di
data yang hilang.
perbaikan pada buku pedoman sebagai
el membuat sedikit kewalahan dan
n. Sebaiknya di berikan pedoman yanggar tidak timbul keragu-raguan dan
mbilan data. Kesiapan dan kecukupan
ksaan dan pengukuran perlu dilakukan
ar 4.17.3.
ota Bukit Tinggi yang sejuk
ar 4.17.2.
esponden menunjukkan hipertensi (foto
di kandang kuda (foto kanan)
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 279/335
262
4.18. Kota Payakumbuh
Gambaran Umum Kota Payakumbuh
Kota payakumbuh merupakan salah satu dari 7 Kota PropinsiSumatera Barat secara geografi terletak pada posisi 000
17’ LS dan 100045’ BT. Posisinya pas di tengah-tengah kabupaten 50 kota. Sehingga
seluruh bagian luar kota berbatasan dengan kabupaten Lima puluh kota.
Sehingga seluruh bagian luar kota berbatasan dengan kabupaten 50 Kota.
Sebelah utara berbatasan dengan kecamatan Harau dan kecamatan
Payakumbuh. Sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Luak dan
kecamatan Situjuh Limo Nagari. Sebelah Barat berbatsan dengan
kecamatan payakumbuh dan kecamatan Akabiluru. Serta sebelah Timur
berbatasan dengan Kecamatan Luak dan kecamatan Harau.
Letak kota Payakumbuh sangat strategis bisa dilihat dari segi lalu
lintas angkutan darat antara provinsi Sumatera Barat dengan Riau. Kota
Payakumbuh merupakan pintu gerbang masuk dari arah Pekanbaru
menuju kota-kota yang ada di Provinsi Sumatera Barat. Jarak kota
Payakumbuhke kota Pekanbaru 188 km dan dapat ditempuh selama ± 4,5
jam perjalanan dengan angkutan pribadi, sedangkan jarak ke kota Padang
sejauh 124 km, dapat di tempuhdengan kendaraan pribadi selama ± 3
jam.
Kota payakumbuh tercatat memiliki luas wilayah ±80,43 km2
atau
setara dengan 0,19 % dari luas provinsi Sumatera Barat. Keadaan
topografi kota Payakumbuh bervariasi antara dataran dan berbukit
dengan ketinggian 514 meter diatas permukaan laut.
Perbukitan di kota Payakumbuh tersebar di kecamatan
Payakumbuh Barat dan Payakumbuh Timur. Di Payakumbuh barat
terdapat Bukit Panjamuran dengan ketinggian 768 meter. Bukit Gadang
dengan ketinggian 660 meter dan Bukit Sidoang dengan ketinggian 368meter. Sedangkan di payakumbuh timur terdapat bukit Air Hangat
dengan ketinggian 545 meter, Bukit Sitabur dengan ketinggian 498
meter.
Kota Payakumbuh juga dilalui oleh beberapa sungai antara lain
Batang Agam panjangnya 14,6 km, Batang Lampasi panjangnya 11,6 km.
Batang agam melalui beberapa kelurahan di kota payakumbuhbyaitu
Balai Panjang, Pakan sinayan, Bulakan balai kandhi, tanjung gadang balai
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 280/335
263
Nan duo, Parik Rantang. Sedangkan Batang lampasi melalui kelurahan
Koto Panjang, sungai Durian, Payonibung, Talawi, balai Betung dan
tanjung Anau.
Ditinjau dari segi penggunaanya sebagian besar lahan di kotaPayakumbuh digunakan untuk area persawahan, luasnya mencapai 2.771
Ha.atau 34.45% dari luas tanah di kota Payakumbuh. Penggunaan lahan
untuk bangunan dan sekitarnya menempati no 2 terbesar yaitu seluas
1.931 Ha atau 24,01%. Digunakan untuk kebun/ladang seluas 1.184 Ha
atau 14,72% yang pada umumnya di Tanami jagung dan coklat. Hanya
sebagian kecil luas lahan di kota Payakumbuh yang di gunakan untik
kolam/ tebat, hutan rakyat dan padang rumput yaitu masing-masing 200
ha (2,49%), 361Ha (4,49%), dan 47 Ha (0,58%). Sedangkan tanah yang
dipergunakan selain diatas seluas 1.549 Ha atau 19,26%.
Banyaknya curah hujan tertinggi di kota Payakumbuh pada tahun
2011 terjadi pada bulan Desember yakni sebesar 439mm. sedangkan
curah hujan paling sedikit terjadi pada bulan juli 2011 yakni sekitar
17mm. sementara itu jumlah hari hujan paling banyak selama tahun 2011
terjadi pada bulan November yaitu selama 16 hari.
PendudukPenduduk mempunyai peran penting dalam proses pembangunan.
Karena penduduk merupakan salah satu modal dasar pembangunan.
Jumlah penduduk suatu daerah sangat dipengaruhi oleh factor kelahiran,
kematiandan migrasi atau perpindahan penduduk. Jumlah penduduk kota
Payakumbuh mencapai 120.051 tahun 2011. Selama periode 2009-2011,
terlihat kepadatan penduduk Kota Payakumbuh selalu meningkat dari
1.329 jiwa/km2. Tahun 2011, artinya dengan luas wilayah sekitar 80,43
km
2
, setiap km
2
di tempati sebanyak 1.493 jiwa tahun 2011. Dari 5kecamatan yang ada di Payakumbuh, kecamatan payakumbuh barat yang
terpadat penduduknya yaitu 2.359 jiwa/km2
pada tahun 2011. Sedangkan
kecamatan yang paling jarang penduduknya adalah kecamatan
payakumbuh selatan yaitu 684 jiwa/km2.
Rasio jenis kelamin adalah perbandingan antar jumlah penduduk
pria dengan jumlah penduduk wanita pada suatu daerah dan pada waktu
tertentu. Secara umum jumlah penduduk perempuan lebih banyak
dibandingkan penduduk laki-laki, hal ini akan terlihat dari rasio jenis
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 281/335
264
kelamin (sex ratio) yang kurang dari 100. Pada tahun 2009 sex ratio
penduduk kota payakumbuh adalah 97,97 persen tahun 2010 dan 98,24
persen pada tahun 2011. Berdasarkan data tersebut, maka dapat
diinterpretasikan bahwa setiap 100 orang perempuan berbanding laki-
laki sebanyak 98 orang.
Jumlah rumah tangga di payakumbuh diperkirakan 28.807 rumah
tangga. Pada tahun 2011, meningkat dibandingkan tahun 2010 yang
berjumlah 28.163 rumah tangga selama kurun waktu 2009-2011. Jumlah
rata-rata anggota rumah tangga berkisar 4 orang. Hal ini merupakan
salah satu indicator yang menunjukkan keberhasilan dari program
pemerintah dalam upaya mengendalikan pertumbuhan penduduk
melalui program keluarga berencana (KB).
Pendidikan
Berdasarkan hasil survey social ekonomi nasional 2011, diperoleh
persentase penduduk yang berumur 10 tahun keatas yang tidak tamat
SD/tidak punya ijazah sebanyak 19,5%, dimana penduduk perempuan
lebih besar daripada laki-laki yaitu 20,18% perempuan dan 18,71 % laki-
laki. Selanjutnya penduduk kota payakumbuh yang menamatkan
pendidikan SD, SLTP, SLTA, Akademi/universitas masing masing tercatat22,63%, 19,22%, 28,60%, dan 10,10%.
Secara umum penduduk kota Payakumbuh mempunyai
kemampuan baca tulis yang cukup baik terlihat dengan angka buta huruf
yang semakin kecil yakni sebesar 1,0% pada tahun 2010. Namun bila
diklasifikasikan berdasarkan jenis kelamin terlihat masih ada
ketimpangan gender dimana penduduk perempuan umumnya memiliki
kemampuan baca tulis yang jauh tertinggal disbanding penduduk laki-
laki. Angka buta huruf penduduk perempuan sebesar 1,4%, sedangkanangka buta huruf penduduk laki-laki hanya 0,6%.
Kesehatan
Kota Payakumbuh menyediakan pelayanan kesehatan yang
terjangkau oleh masyarakat umum dalam hal ini mewujudkan melalui
pengobatan gratis bagi warga kota Payakumbuh jika berobat di
puskesmas dan RSU Adnan WD. Secara umum jumlah tenaga kesehatan
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 282/335
265
meningkat pada tahun 2011, terutama pada jumlah tenaga dokter dan
perawat. Dokter bertambah 14 orangmenjadi 57 dokter tahun 2011,
perawat bertambah 20 orang menjadi 190 perawat. Menariknya dari
seluruh tenaga kesehatan diatas, hampir 20% merupakan tenaga lainnya,
yang melengkapi tenaga kesehatan.
Upaya kesehatan berupa usaha preventif dan kuratif banyak
dipengaruhi oleh sarana dan prasarana kesehatan. Pada tahun 2011,
sarana kesehatan tidak berubah, perubahan hanya terjadi pada jumlah
toko obat dan apotik, masing-masing 10 unit dan 1 unit. Sarana lain
seperti rumah sakit tetap tiga unit, puskesmas 8 unit.
Pada akhirnya angka kesehatan berujung pada Angka Harapan
Hidup (AHH). Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, AHH terlihat stabil
pada angka 70 tahun. Angka Harapan Hidup tersebut lebih tinggi sedikit
dari rata-rata Sumbar yang mencapai 69 tahun lebih.
Komunikasi dan Transportasi
Pembangunan transportasi di Kota Payakumbuh sampai saat ini
hanya ter-gantung pada transportasi angkutan darat. Pada Tahun 2011
kondisi jalan di Kota Payakumbuh yang baik tercatat 137,46 km. Pada
umumnya permukaan jalan di Kota Payakumbuh adalah aspal yakni 96,16persen. Sedangkan sisanya kerikil, tanah dan tidak dirinci masing-masing
se-besar 1,06 persen, 1,96 persen dan 0,82 persen.
Metode Kegiatan
Kegiatan pengumpulan data Riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2013
di Kota Payakumbuh di laksanakan selama ± 52 hari pada tanggal 29 April
2013- 19 Juni 2013. Kegiatan puldat dilakukan di 19 Kelurahan kotaPayakumbuh provinsi Sumatera Barat yang telah terpilih sesuai random.
19 kelurahan tersebut adalah:
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 283/335
266
Tabel 4.18.1. Kelurahan Lokasi BS yang menjadi Sampel Penelitian,
Payakumbuh, Riskesdas 2013
Kecamatan Kelurahan
Payakumbuh Timur 1. Padang Tangah Payobada
2. Balai Jaring
3. Bodi
4. Payobasung
Payakumbuh Selatan 5. Balai Panjang
6. Limbukan
7. Padang Karambia
Payakumbuh Utara 8. Napar
9. Kubu Gadang
10. Balai Cacang
11. Kaniang Bukik
12. Tambago
Lamposi Tigo Nagori 13. Koto Panjang Padang
14. Parambahan
Payakumbuh Barat 15. Tanjuang Pauah
16. Ibuah
17. Parak Batuang
18. Balai Nan Duo
19. Tanjung Gadang
Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan dilaksanakan oleh PJT, PJO, PJAL kota dan enumerator
yang direkrut dari SDM setempat kecuali PJT yang berasal dari Surabaya.
Enumerator terdiri dari 3 tim masing-masing beranggotakan 5 orang
sehingga total enumerator adalah 15 orang.
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 284/335
267
TIM 1 TIM 2 TIM 3
Roza Silfia, SKM Herlina, Amd. Keb Nini Widyastuti, A.Md
Irna Liza Pebriani, SKM Fauzan Azhar, SKM Wulan Denura, Amd.
Keb
Risa Susanti, SKM Detty Ervita, SKM Seveni Ovanina, Amd
Dayu Wahyuni, Amd.
Keb
Gita Rakhmawati, SKM Petir Rahma Rino, AMKL
Ihsan Satya Putera,
AMKL
Widya Delwanda, Amd.
Keb
Gusmanelli, SKM
Bahan dan Instrumen Penelitian
Bahan dan instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 terdiri dari kuesioner. Bahan
kontak, alat pengukuran dan pemeriksaan beserta Alat pengumpul
specimen untuk Blok Sensus Biomedis. Untuk Kota payakumbuh tidak
termasuk Blok Sensus Biomedis. Alat pengukuran dan pemeriksaan untuk
3 tim enumerator (15 orang) yang digunakan dalam pengumpulan data
terdiri dari :
Alat
- Tensimeter digital 3 buah
- Baterai Cadangan (AA) 24 buah
- Baterai Cadangan (AAA) 18 buah
- Baterai cadangan pipih 18 buah
- Senter gigi / medical pen light 6 buah
- Pinhole 3 buah
- Tumbling E 3 buah
- Tali 6 meter 3 buah- Kaca mulut non disposable 12 buah
- Lup 3 buah
- Spekulum pemeriksaan telinga 3 buah
- Tas alat 3 buah
- Sarung tangan 6 buah
- Masker 3 buah
- Pita lila dan pinggang 3 buah
- Gel antiseptic 15 buah
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 285/335
268
- Cairan antiseptic untuk gigi 6 buah
- Tempat kaca mulut 2 buah
- Iodine test 9 buah
- Gunting 3 buah
- Sarung tangan 6 buah- Jas hujan 15 buah
- Tisu gulung besar 6 buah
- Timbangan berat badan 3 buah
- Alat ukur panjang badan 3 buah
Kuesioner
- Kuesioner Rumah Tangga 462 buah
- Kuesioner Individu 2317 buah
- Map kuesioner 474 buah
- Informed Consent / PSP 474 buah
- Kartu Hasil 2375 buah
- Tambahan Blok IV 50 buah
- Tambahan Kespro 50 buah
- Tali Pengikat Kuesioner 410 buah
Bahan Kontak
Kuitansi Bahan Kontak
Daftar sampel bangunan sensus
Peta Bangunan sensusLaptop / computer yang memenuhi spesifikasi ( Windows 7)
Alat / bahan ATK( pensil 2B, penghapus, pulpen, alas tulis dll)
Prosedur Penelitian
Tahap Persiapan
Pengumpulan data Riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2013
merupakat riset nasional yang berbasis komunitas sehingga dalampelaksanaan riset ini memerlukan persiapan yang matang. Hal ini terbukti
bahwa agenda persiapan Riskesdas telah dilakukan sejak awal tahun 2013
dari kegiatan MoT, ToT dan TC.
TC merupakan kegiatan pelatihan kepada enumerator sebagai
pengumpul data Riskesdas 2013 yang dilakukan oleh PJT Kota
Payakumbuh sehingga enumerator mampu melakukan pengumpulan
data dengan sasaran sampel adalah Rumah Tangga (RT) dan Anggota
Rumah Tangga (ART) yang terpilih. Enumerator dilatih sehingga mampu
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 286/335
269
melakukan wawancara dan melakukan pengukuran fisik (tinggi badan,
berat badan, tekanan darah, lingkar perut, lingkar lengan atas) serta
melakukan pemeriksaan (gigi, indera mata, telinga). Serta melakukan
pemeriksaan kandungan yodium dalam garam rumah tangga. Data
Riskesdas 2013 kota Payakumbuh diharapkan segera terkumpul padaawal bulan mei sampai akhir juni yang dilaksanakan oleh 15 orang
enumerator yang telah direkrut Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh.
Mekanisme kegiatan Riskesdas 2013 Kota Payakumbuh telah
dipersiapkan oleh penanggung jawab teknis yang bekerja sama dengan
penanggung jawab operasional kota Payakumbuh sebelum turun ke
lapangan. Salah satunya yakni kerjasama dalam perekrutan enumerator
sehingga telah terpilih 15 orang dan sesuai dengan criteria yang telah
ditentukan oleh tim pusat Riskesdas 2013. Selain itu juga PJT kota salingmengingatkan dengan PJO untuk menyiapkan surat-surat yang
dibutuhkan dalam pengumpulan data, persiapan operasional untuk
pelatihan TC, kontrak kerja dan sebagainya.
Setelah mendapat daftar 3 tim enumerator dengan rincian 12 orang
perempuan dan tiga orang laki-laki, sehingga pembagian masing-masing
tim 4 orang perempuan dan 1 orang laki-laki, dan salah satu enumerator
telah di sepakati sebagai ketua tim. Selain itu PJT mengirim materi untuk
pembekalan TC selama 10 hari, di upayakan dalam pelatihan tersebutenumerator sudah mendapat bayangan dalam melakukan pengumpulan
data sehingga materi pelatihan bias di terima dengan baik. Selain itu tiap
tim enumerator juga mendapatkan pembagian wilayah kerja. Kota
Payakumbuh mendapatkan 19 Blok sensus atau kelurahan yang tersebar
di Lima kecamatan kota Payakumbuh. Dari 19 blok sensus terdapat 5
kelurahan yang termasuk blok sensus dengan NKS yang berkode 1 (satu)
yakni terdapat pemeriksaan gigi yaitu kelurahan Limbukan, Napar, Koto
Panjang Padang, Tanjuang Pauah, Tanjung Gadang. PJT dalam membagi
pembagian wilayah kerja berdasarkan kondisi geografis dan jumlah
kelurahan tiap kecamatan, sehingga PJT dapat memantau enumerator
dengan mudah karena masih dalam satu kawasan kecamatan bila
terdapat masalah atau kendala. 1 BS kelurahan padang tangah payobada
dikerjakan bersama sama oleh ketiga tim dalam waktu 4 hari, dengan
alasan tiap tim sdh mendapat bagian 6 BS serta agar adil terbagi rata,
selain itu PJT agar mudah memantau dalam pelaksanaan pengumpulan
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 287/335
270
data pertama kali dan untuk mengantisipasi bila ada masalah dilapangan
supaya cepat ditemui karena tempat lokasi tidak terlalu jauh.
Untuk lebih jelasnya pembagian wilayah kerja kota Payakumbuh
bisa dilihat pada jadwal dan mapping pengumpulan data Riskesdas 2013kota Payakumbuh yang ada di lampiran. Namun mapping tersebut tidak
sesuai karena setelah melihat proses pengumpulan data dilapangan
dapat dilakukan lebih cepat dari yang diperkirakan sehingga waktu
pengumpulan data di kota Payakumbuh dimampatkan selama 52 hari.
Menyiapkan peta bangunan sensus yang telah ada gambar
bangunan rumah dan bisa di dapatkan di Badan Pusat Statistik (BPS) kota
Payakumbuh, sebelumnya untuk memperolehnya kita harus melalui
prosedur yaitu meminta izin dan menunjukkan surat tugas kepada kepala
BPS bahwa peta tersebut akan di gunakan sebagai pengumpulan data
Riskesdas 2013. Selain Peta Bangunan sensus kita juga menghubungi
petugas wilayah/kader untuk membantu saat tim enumerator
melakukan pemutakhiran. Serta memastikan dan berkolaborasi dengan
PJO bahwa surat perizinan akan dilakukan Riskesdas di kelurahan
tersebut sudah disampaikan/di kirim.
Tahap Pengumpulan data
Pengumpulan data dilaksanakan setelah persiapan siap dengan
baik, salah satunya adalah persiapan kelengkapan surat perizinan, surat
tugas, bahan kontak, kuesioner dan alat-alat pemeriksaan. Sebelum turun
kelapangan semua tim pergi ke kelurahan setempat untuk meminta izin
akan di lakukan riset pada masyarakat kelurahan tersebut. Setelah
mendapat izin dari lurah setempat, tim melakukan suatu pemutakhiran
yang berkolaborasi bersama petugas wilayah dan dibantu dengan peta.
Pemutakhiran merupakan fase yang harus dilakukan sebelum wawancara
dan pemeriksaan, karena fase ini sangatlah penting dan yangmenentukan siapa saja dan berapa orang yang berhak di jadikan
responden. Kemudian, tim enumerator dan petugas wilayah setempat
melakukan pemutahiran sesuai daftar data sampel bangunan sensus yang
telah di tentukan dari BPS pusat. Enumerator berhasil menemukan
rumah responden yang sesuai dengan nomer bangunan sensus dan
sesuai dengan nama KK serta peta bangunan sensus.. Bila, dalam
bangunan sensus tersebut nama tidak sesuai dengan data DSBS maka kita
probing kepada penghuni rumah tersebut, karena data ini merupakan
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 288/335
271
data sensus tahun 2010 yang telah banyak mengalami perubahan atau
ketidaksamaan antara nama KK, bangunan tidak di temukan baik karena
kosong dan di robohkan ataupun di gusur. Beberapa ditemukan bahwa
satu rumah tersebut terdapat lebih dari 1 KK maka KK tersebut kita data
atau probing ulang dan diurutkan sesuai lamanya tinggal di rumahtersebut, kemudian di random dengan angka sesuai yang ada di data
DSBS.
Pemutahiran selesai, tim enumerator melakukan wawanncara di
rumah responden. Adapun tahapan kerja saat melakukan pengumpulan
dataadalah:
1. Tim enumerator meminta izin kepada kepala rumah tangga atau
salah satu responden serta menjelaskan tujuan akan diadakan
riset ini. Bila pesetujuan/informed consent di dapatkan dan
mengerti oleh responden bawhwa akan dilakukan wawancara
serta pemeriksaan dan pengukuran fisik maka semua responden
menandatangani lembar PSP yang telah disediakan.
2. Tiap tim enumerator mempunyai cara yang berbeda dalam
melaksanakan pengumpulan data, namun perbedaan tersebut
tidak jauh berbeda dan tidak menyalahi prosedur yang telah di
tentukan. Diantaranya, dalam satu tim terdapat pembagian tugas
dan saling bergantian, 2 orang melakukan wawancara, 2 orangmelakukan pengukuran dan 1 orang menyiapkan alat dan
administrasi. Bila pengukuran responden selesai, enumerator
tersebut pindah ke responden lain untuk menjelaskan dan
menyiapkan akan dilakukan pengumpulan data. Selain itu bila
melihat kondisi lapangan dalam 1 KK anggota rumah tangga
sedikit, sehingga tim terbagi menjadi 2 dan alat pengukuran saling
bergantian.
3. Pelaksanaan wawancara dan pengukuran saat di lapangan sesuai
dengan teori yang telah di dapatkan pada saat pelatihan. Setelah
selesai melakukan pengumpulan data responden diberikan uang
kontak sebagai pengganti waktu yang telah habis dan sebagai
ucapan terima kasih. Adapun uang kontak yang diberikan sebesar
50.000 untuk kepala rumah tangga dan 10.000 untuk anggota
rumah tangga. Dalam pemberian uang kontak tim enumerator
tidak lupa meminta tanda tangan kepada responden sebagai bukti
uang telah di berikan.
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 289/335
272
4. Estimasi waktu pengumpulan data tiap tim dan tiab blok sensus di
harapkan selesai dalam waktu 7-8 hari termasuk pengentryan
data dan pengiriman data ke mandat pusat.
Tahap Manajemen Data
Data yang terkumpul dari hasil penelitian di masyarakat dilakukaan
editing dan koding oleh enumerator. Setelah itu, sebelum di kirim ke PJT
untuk di cleaning terlebih dahulu diperiksa oleh ketua tim untuk di
lakukan cleaning oleh ketua tim. Setelah PJT mengcleaning dan tidak ada
revisi maka data siap untuk di entry.
Kegiatan entry data merupakan salah satu tahapan manajemen
data. Program entry data yang tepat dijalankan oleh komputer/laptopdalam windows 7 dan mempunyai spesifikasi yang telah di tentukan oleh
tim mandat pusat. Sebelumnya harus dilakukan install terlebih dahulu.
Adapun saat entry data harus diperhatikan petunjuk pelaksanaanya
agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan manajemen data,
diantaranya adalah entry data harus dilakukan per rumah tangga dan per
blok sensus. Pengentry juga di harapkan teliti dalam memasukkan data,
dan kondisi laptop jangan sampai kehabisan baterai.
Entry data telah selesai dan sudah tidak ada perbaikan lagi, data
tersebut di simpan dalam bentuk file serta di backup dengan melakukan
data ke direktori lain, ini di lakukan dengan tujuan agar jika terjadi
kerusakan data ataupun kesalahan PJT masih bias mengembalikan data
ke keadaan semula. Data yang sudah di entry dan disimpan kemudian di
rename dan di compres dalam bentuk zip file Riskesdas 2013. Data dalam
bentuk Zip file akan dikirim ke Manajemen data (Mandat) Pusat. Selain
data zip file, juga dikirimkan form control data (ms. Excel). Setelah data
terkirim di Mandat pusat, PJT menginformaikan kepada tim Mandatpusat bahwa data telah terkirim kemudian menunggu hasil ceaning dari
mandate pusat apakah ada revisi pada data tersebut.
Hasil Kegiatan
Kegiatan pengumpulan data Riskesdas 2013 yang di lakukan di kota
Payakumbuh akan berbeda dengan kota/kab lain. Hal ini di karenakan
karena perbedaan geografi dan topografi daerah, masyarakat kota
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 290/335
273
Payakumbuh, sumber daya manusia dll. Namun, perbedaan tersebut bisa
dilalui karena dukungan enumerator dan SDM atau pegawai dinas
kesehatan kota Payakumbuh yang sudah mengetahui kondisi lingkungan
masyarakat karena sebagian besar enumerator merupakan penduduk asli
kota payakumbuh.
Selain perbedaan tersebut, ada suatu persamaan dalam
pelaksanaan pengumpulan data Riskesdas 2013 seluruh Indonesia yaitu
tentang tehnik dan cara pengumpulan data dalam hal ini termasuk
pengambilan dan penentuan responden yang akan diwawancara,
pengukuran fisik, pemeriksaan gigi dan pengamatan langsung. Hal ini di
dukung dengan adanya pelatihan dan teori serta materi yang telah
dibukukan. Walaupun ada beberapa kekurangan yaitu perubahan
persepsi dan pendapat tentang teori tersebut. Hal ini dapatmembingungkan enumerator selaku pengambilan data dilapangan.
Tujuan pelatihan tersebut yaitu agar menyamakan teori dan praktek
dilapangan dan meminimalisir bias. Sehingga pengambilan data seluruh
Indonesia akan sama.
Hhasil kegiatan ini dari mulai tahap persiapan data, tahap
pengumpulan data sampai tahap manajemen data, dilakukan selama 52
hari sejak tanggal 29 april sampai tanggal 19 juni 2013, setelah selesai
kegiatan TC di Hotel Rocky Padang.
Tahap Persiapan
a. Menentukan tempat tinggal PJT, enumerator dan basecamp
riskesdas 2013.
Pada saat pertemuan pertama kali bersama PJT, PJO, PJAL dan
enumerator bahwa diputuskan untuk basecamp riskesdas bisa memakai
fasilitas rumas dinas kepala dinas kesehatan (masih dalam satu lingkupDKK Payakumbuh), dikarenakan rumah tersebut kosong dan semua
fasilitas misalnya air, listrik dan kamar tidur sudah ada dan masih
berfungsi. Dengan mendapat informasi tersebut enumerator bersedia
untuk menggunakan fasilitas tersebut yang sebelumnya akan mencari
rumah untuk basecamp didaerah pusat kota (Jalan Sukarno-Hatta).
Pada awalnya PJT juga akan menetap di rumah dinas tersebut,
karena setelah melihat kondisi rumah dinas tersebut kurang privacy
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 291/335
274
karena rumah dinas tersebut merupakan gudang/tempat penyimpanan
barang-barang dinas setempat. Akhirnya PJT memutuskan untuk mencari
penginapan/kos di daerah pusat kota,ini bertujuan transportasi didaerah
itu mudah, banyak dan jangkauan antara beberapa BS serta basecamp
terjangkau.
Untuk tempat tinggal enumerator sebagian besar tinggal di rumah
masing masing, karena enumerotor merupakan anak daerah
payakumbuh sendiri. Namun ada 3 orang yang tinggal di penginapan dan
ikut tinggal bersama teman enumerator di karenakan mereka berasal dari
luar kota. Basecamp riskesdas 2013 kota payakumbuh tetap di rumah
dinas, akhirnya semua alat dan bahan pengumpulan data ada di rumah
dinas tersebut. Di samping itu, jika ada pertemuan seluruh enumerator
juga berkumpul di rumah dinas tersebut. Namun berjalannya waktuenumerator tinggal di basecamp hanya untuk mengambil kuesioner dan
bahan pengumpulan data, hal ini karenakan enumerator malas untuk
kordinasi bersama pegawai dinkes untuk mengambil kunci dan kurang
privacy dikarenakan banyak pegawai yang masuk keluar di rumah
tersebut serta dikhawatirkan ada barang-barang dinas yang hilang dan
enumerator tidak mau mengambil resiko bila kejadian tersebut terjadi.
Walaupun yang bertanggungjawab membawa kunci tersebut adalah
enumerator yang merupakan pegawai dinas setempat. Terdapat 3 orang
enumerator yang berasal dari pegawai dinas dan ditunjuk sebagai ketua
sesuai surat tugas dengan alasan sebagai coordinator lapangan
perwakilan dinas kesehatan.
Enumerator akhirnya sering berkumpul di salah satu rumah
enumerator yang lebih dekat dengan BS tersebut atau langsung
koordinasi dan berkumpul di tempat kos PJT. Ini terjadi setelah
enumerator mendapat permasalahan masalah uang penginapan, karena
uang penginapan tidak akan diturunkan dan tidak ada kejelasan dari
pihak PJO, PJAL. Selain itu, hubungan antara enumerator tidak kompak
kembali khususnya antara enumerator dengan enumerator perwakilan
dinas.
b. Peta Bangunan Sensus
Kegunaan peta pada pengumpulan data sangat penting, karena
mekanisme teori pengambilan sampel rumah tangga adalah sesuai
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 292/335
275
dengan nomer bangunan sensus, nama merupakan sarana pelengkap
dalam pengambilan sampel. Data DSBS ini merupakan data sensus
penduduk tahun 2010, sehingga banyak data yang tidak sama khususnya
nama kepala rumah tangga, sehingga peta ini mempunyai peran yang
sangat penting apalagi sticker no bangunan sensus telah hilang.
Kegunaan peta ini berguna pada saat kita menemui BS yang
penduduknya tidak nomaden atau daerah rumah kontrak, sehingga
penghuninya sering berganti. Dan tidak kalah pentingnya pada saat
menemui kasus dalam 1 kelurahan nama kepala rumah tangga sama.
Perlu diketahui juga, awalnya peta bangsen tersebut mendapatkanya
sangat lama sekali, hingga pengumpulan data sudah berjalan ini terjadi
kemungkinn akibat miss communication antara pusat dan daerah. Di saat
PJT koordinasi dengan PJO tentang peta, pihak PJO dan DKK tidak adatanggapan, akhirnya PJT meminta izin PJO untuk mengurus di BPS kota
Payakumbuh karena di lapangan tidak bisa berjalan dengan baik tanpa
peta bangunan sensus.
Kendala lain dalam mendapatkan peta bangunan sensus adalah
saat di BPS sangat ketat sekali, padahal PJT sudah menjelaskan tujuan
dan menunjukkan surat tugas PJT dari Kemenkes RI. Pihak BPS hanya bisa
memberikan peta kosongan di karenakan peta bangunan sensus bersifat
rahasia dan takut digunakan hal-hal yang tidak berkenan, hingga akhirnyaPJT dan enumerator menghadap kepala BPS setempat, setelah
menjelaskan dan kepala BPS koordinasi dengan pusat akhirnya
memberikan peta bangunan sensus. Ini kemungkinan dikarenakan
kurangnya koordinasi dan komunikasi antara BPS pusat dan daerah serta
panitia riskesdas dan BPS.
c.Pemutakhiran Bangsen
Pada saat PJT dan enumerator malaksanakan pemutakhriran
bangsen sebagian besar tidak ada masalah. Ini dikarenakan karenaenumerator sangat mengerti teori tentang pengambilan sampel
khususnya pada saat pemutakhiran, diantaranya adalah pemilihan
sampel bila lebih dari 1 KK dan cara penentuan sampel dengan perkalian
angka random.
Ada beberapa blok sensus yang di kerjakan jauh-jauh hari sebelum
dilakukan pengumpulan data, ini salah satu strategi enumerator karena
BS awal pernah mendapat responden yang susah ditemui.
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 293/335
276
Keberhasilan pemutakhiran bangsen ini dikarenakan terdapat
kerjasama antara petugas wilayah sebagai penunjuk jalan dan peta
bangsen. Ada beberapa BS yang susah ditemui misalnya antara nama
responden, nomer bangunan sensus dan peta yang tidak sama, terkadang
yang paling sering ditemukan kendala antara ketidaksamaan antara petadan nomer bangunan sensus.
d.Petugas Wilayah/Penunjuk Jalan
Penunjuk jalan kebanyakan adalah petugas wilayah setempat yang
sering membantu beberapa program yang ada di kelurahan tersebut.
Sehingga sebagian besar petugas wilayah tersebut mengenal secara
keseluruhan masyarakat di wilayah tersebut. Di beberapa daerah petugas
wilayah tersebut sering di sebut kader desa/kelurahan.
Petugas wilayah (kader) tersebut sebelumnya sudah dihubungi oleh
petugas kelurahan setempat sehingga pada saat enumerator dan PJT
meminta izin di kantor lurah sekalian bertemu dengan kader dan
langsung melanjutkan pemutakhiran bangsen. Kader wilayah merupakan
salah satu pendukung keberhasilan saat pemutakhiran, khususnya pada
saat peta tidak sesuai dengan nomer bangsen yang di daftar DSBS.
Ada beberapa kasus yang ditemui dilapangan diantaranya pada BS
pertama yaitu kelurahan Padang tangah Payobada kader mengalamikesulitan menemukan nama responden sedangkan peta pada saat itu
belum didapatkan serta sticker nomer bangsen kebanyakan sudah hilang.
Setelah ditelusuri kader tersebut bukan kader yang bertugas di RT
setempat sehingga banyak yang tidak dikenal dan daerah tersebut
merupakan daerah tempat kos/kontrak sehingga penghuni sering
berganti.
PJT juga pernah mendapat telepon gelap mengatasnamakan
masyarakat Kaniang Bukik, setelah enumerator dan PJT melaksanakankegiatan pemutakhiran. Penelepon tersebut tidak setuju diadakan
kegiatan tersebut dan akan menolak diadakan acara tersebut. Selain itu,
penelepon tersebut tidak suka dengan petugas kader yang mengantar
karena kader tersebut hanyalah petugas sapu dan pernah mempunyai
kasus di kelurahan. Karena enumerator dan PJT khawatir pengumpulan
data tidak berjalan, akhirnya PJT menghadap ke pak lurah meminta
bantuan agar masyarakat tidak terkecoh dengan tanggapan dengan
penelepon gelap, karena masyarakat saat ditemui pada waktu
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 294/335
277
pemutakhiran sangat antusias dan terbuka. Selain itu saat penelepon
tersebut dilacak, nomer telepon sudah tidak aktif kembali.
e.Surat Perizinan
Surat perizinan kegiatan Riskesdas 2013 di kota Payakumbuh tidakada masalah. Karena sejak awal sebelum pelatihan TC berlangsung PJT
dan PJO sudah berkoordinasi untuk mengurus dan mengajukan surat izin
diantaranya surat izin kepada balitbangkespol, walikota maupun
kecamatan untuk diteruskan di kelurahan. Sehingga masalah perizinan di
kota Payakumbuh tidak ada masalah, karena pada saat perizinan atas
nama PJO setempat. Sehari sebelum kegiatan pengumpulan data
berlangsung PJT dan enumerator juga memastikan masalah surat
perizinan agar saat puldat tidak ada kendala.
Ada beberapa masalah pada saat di lapangan bahwa ada beberapa
BS sekitar 2 BS yang belum menerima surat izin dari Dinas Kesehatan
setempat, sehingga pada saat enumerator meminta izin untuk
melaksanakan pengumpulan data agak terganggu dan memperlambat
perizinan, namun setelah enumerator berkoordinasi dengan PJO
perizinan di kelurahan setempat bisa teratasi. Permasalahan ini
kemungkinan kurangnya koordinasi perizinan antara kecamatan dan
kelurahan atau kemungkinan keteledoran saat pengiriman surat
perizinan.
Selain masalah surat perizinan, enumerator juga
mempermasalahkan surat tugas yang ketua timnya tidak sama antara
saat pengumpulan data dan saat pelatihan. Karena ini berhubungan
dengan tugas mengcleaning kuesioner dan tanda tangan. Di dalam surat
tugas tertulis bahwa ketua tim saat ini adalah enumerator pegawai dinas
kesehatan, walaupun sebelumnya terjadi percecokan masalah ketua tim,
akhirnya diputuskan yang menjadi ketua tim yang tertulis di surat tugas.
f.Kuesioner Dan Alat Pemeriksaan Fisik.
Kuesioner yang diterima di Kota Payakumbuh jumlah tidak sesuai
yang dicantumkan, sehingga pada awalnya membuat gelisah karena takut
kekurangan. Namun masalah ini bisaa diatasi dengan estimasi jumlah
anggota rumah tangga di Kota Payakumbuh sehingga kuesioner
diharapkan tidak kurang. Selain itu percetakan kuesioner tidak bagus
banyak yang terbalik dan tidak jelas tulisannya.
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 295/335
278
Alat pemeriksaan fisik saat dilapangan tidak ada masalah, namun
jumlah yang ada tidak sesuai yang di harapkan. Sehingga harus membuat
alat baru yang telah di modifikasi misalnya pinhole, tumbling E, tempat
alat pemeriksaan gigi kurang, serta kualitas meteran dan pengukuran lila
tidak bagus.
Tahap Pengumpulan Data
Kegiatan pengumpulan data ini keberhasilannya ditentukan oleh
penguasaan materi oleh enumerator pada saat mengaplikasikan teori
tersebut di masyarakat. Teori tersebut menyangkut wawancara kepada
masyarakat, pengukuran fisik dan pemeriksaan gigi.
Wawancara merupakan proses interksi untuk mengumpulkan data,
sehingga wawancara ini merupakan tongkat keberhasilan kegiatan ini.
Wawancara tidak semudah yang kita lihat seperti berinteraksi saat santai
dengan teman, namun enumerator harus mempuyai strategi dan cara
agar memikat responden dan tidak menyinggung responden.
Beberapa enumerator di kota Payakumbuh mempunyai
ketrampilan wawancara yang berbeda-beda. Hal ini sesuai dengan
pengalaman kerja dan karakter enumerator sendiri saat berinteraksi
dengan responden. Keberhasilan wawancara enumerator saat dilapangantidak hanya menguasai materi namun enumerator harus pandai
membaca kondisi lapangan (karakteristik sosial/kultur masyarakat).
Ketiga tim Payakumbuh pembagianya sangat tepat sekali, yaitu
pemerataan antara enumerator yang sudah mempunyai pengalaman dan
yang belum berpengalaman.
Kemudahan kegitan ini adalah enumerator merupakan berasal dari
daerah tersebut sehingga sangat mengerti kondisi masyarakat tersebut,
sehingga dalam pengumpulan data tidak ada masalah yang berhubungandengan masyarakat payakumbuh. Selain itu, masyarakat payakumbuh
sangat welcome sekali dalam penyambutan kegiatan ini. Hanya saja saat
awal kegiatan ini masyarakat kurang welcome karena tidak mengetahui
tujuan kegiatan ini, sehingga persangkaan masyarakat enumerator adalah
sales atau program dari sensus pertanian.
Kerjasama antara enumerator juga sangat penting untuk
keberhasilan kegiatan ini, di samping itu juga hubungan kerjasama antara
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 296/335
279
PJT, PJO, PJAL dan enumerator. Kekompakan enumerator meregang
disaat ada kejadian masalah uang penginapan yang tidak jelas dan tidak
akan dikeluarkan. Ini dikarenakan semua enumerator banyak yang tinggal
di rumah masing masing. Kendala ini terjadi karena tidak transparansi
dalam penjelasan antara PJO dan enumerator, karena komunikasi sangatpenting dalam permasalahan ini.
Pada saat dilapangan enumerator melakukan pengukuran barat
badan dan tinggi badan tidak ada masalah sama sekali. Hanya saja ada
beberapa tim pada awal pengumpulan data mekanisme cara
penimbangan dan pengukuran agak berbeda atau kurang tepat. Namun
setelah kejadian tersebut, PJT memberitahu kesalahan dan mengajari
cara yang sesuai teori. Kendala pada saat pengukuran ini adalah alat
timbang yang lama kelamaan sangat susah cara mengaktifkan, bahkancara menginjak on nya agak di tekan keras ada juga yang minta sedikit di
banting. Masyarakat tidak ada problem dalam penimbangan berat badan
dan pengukuran tinggi, bahkan sebagian sangat senang sekali karena
dengan kegiatan ini masyarakat akhirnya mengetahui berat badannya.
Dilapangan pengukuran lingkar lengan atas dan lingkar perut
sebagian besar masyarakat sangat antusias dan proses pemeriksaan
berjalan lancar. Kendala di lapangan pada kegiatan ini bila enumerator
sudah capek dan tidak diawasi pengukuranya tidak sesuai dengan teoriyaitu baju tidak di buka atau disisingkan, sehingga pengukuranya tinggal
mengurangi dari sedikit ketebalan baju dari hasil pengukuran.
Pengukuran tekanan darah sebagian besar hasilnya diatas rata rata
dari hasil yang periksakan di rumahsakit atau puskesmas setempat.
Padahal pada saat pengukuran cara nya sudah banar dan masyarakatnya
juga sangat menerima. Namun, bila didapatkan responden yang
mempunyai riwayat tekanan darah tinggi (hipertensi) maka alat tersebut
akan mengalami eror, sehingga responden tersebut tidak terukurtensinya.
Enumerator pada saat pemeriksaan mata agak kesulitan karena
belum terbiasa melakukan dan menjumpai pemeriksaan tersebut.
Khususnya pada pemeriksaan kelainan permukaan mata dan xeroftalmia.
Pada masyarakat payakumbuh apada usia tua serng dijumpai kekeruhan
kornea atau katarak, walaupun belum kronis. Untuk pemeriksaan visus
tidak ada masalah yang berarti baik enumerator saat memeriksa maupun
responden saat di periksa. Sebagian besar tim bisa melakukanya dengan
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 297/335
280
baik dan atas kerjasama dengan responden yang sangat baik dan
komunikatif. Dari 19 BS di kota Payakumbuh hanya ditemukan 1
responden yang mengalami kebutaan total, namun ini terjadi sejak 20
tahun yang lalu akibat trauma kecelakaan dan keterlambatan
penanganan untuk membawa ke dokter.
Pemeriksaan telinga di lapangan tidak ada kendala sama sekali,
hanya saja pada responden yang masih kecil agak sedikit susah untuk
koordinasi apalagi responden yang usia kevil dan penakut. Ada salah satu
tim 1 yang masih mengartikan bahwa tes pendengaran adalah sama
dengan tes bisik. Sehingga, saat memeriksa responden bukan dengan
jarak 1 meter namun di bisik dari belakang. Namun dari awal sudah di
koreksi dan di beritahu cara yang benar, setelah ditanya ternyata tim
tersebut lupa saat mengikuti pelatihan TC. Pemeriksaan konversasi/pendengaran ini agak susah diaplikasikan dengan kendala mendapat
ruang yang tenang, walaupun di dalam rumah tetap saja terdapat suara
yang mempengaruhinya misalnya tangisan anak, suara radio tetangga dll.
Di kota Payakumbbuh terdapat 2 tim yang tidak ada perawat gigi,
sehingga agak mengalami kesulitan, namun lambat laun enumerator
sudah terbiasa menghadapi beragam bentuk gigi serta kelainanya.
Ketrampilan ini berhasil atas kooperatifnya saat enumerator dilatih dan
pengalaman setelah mendapat kasus dilapangan. Beberapa respondenada yang menolak dengan alasan malu, sehingga enumerator butuh
tenaga ekstra untuk menjelaskan kembali dan membujuknya.
Hasil pengumpulan data di Kota Payakumbuh tidak sesuai yang di
harap, tidak sesuai dengan target sampel sebesar 19 BS atau 475 RT.
Dalam kegiatan penelitian ini hanya mendapatkan 443 RT dengan
individu 1.519 orang. Hal ini dikarenakan ada beberapa bangunan sensus
yang tidak ditemukan dan juga di robohkan. Namun, yang terbanyak
dikarenakan blok sensus yang terpilih merupakan daerah perkotaanpusat yang penduduknya sering berpindah. Ada juga di daerah
perumahan yang tidak ditemukan bangunan sensusnya padahal sudah di
bantu dengan peta, kader dan Kepala RT setempat.
Tahap Manajemen data
Tim enumerator kota Payakumbuh pada saat manajemen data
tidak ada kendala yang banyak. Hal ini dikarenakan salah satu tiap tim
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 298/335
281
sangat menguasai teori dan praktek tentang manajemen data khususnya
saat pengentryan dan permasalahan yang terjadi. Tim Payakumbuh
awalnya saat pengiriman data sangat terlambat dibanding dengan kota/
kabupaten lain. Hal ini di karenakan yang bertugas entry data hanya satu
orang dan satu laptop yang dikerjakan oleh enumerator yang di anggapmenguasai permasalahan entry data bila nanti terjadi. Disamping itu,
pengerjaan entry data dilakukan tiap malam hari setelah puldat dan bila
ada waktu libur.
Strategi entry data satu orang ini bertujuan dengan tidak banayk
tangan hasilnya bagus, awalnya PJT mengkhawatirkan dengan strategi ini.
Namun setelah dievaluasi kerjanya baik dan cepat sehingga selesai entry
data sesuai dengan jadwal yang diharapkan. Terdapat satu tim yang
pengerjaanya berganti orang justru hasilnya jelek dan bermasalah padasaat pengentryan. Kemungkinan ini terjadi karena kurang koordinasi tiap
tim saat entry data, dan hasil kerjanya yang berbeda antara enumerator
satu dengan yang lain.
Kendala yang perlu
dijadikan pengalaman pa-
da saat kegiatan yang
akan datang adanya pe-
rubahan updater danpatch serta perubahan
kunci saat pengisian ku-
esioner. Selain karena
kendala jaringan internet
yang lambat juga mem-
bingungkan enumerator
untuk mengupdate file
terbaru, selain itu enu-
merator harus mengingat
dan memahami konsep terbaru saat mengentri data.
Kesimpulan
Secara keseluruhan pelaksanaan riskesdas 2013 di Kota
Payakumbuh berjalan lancar. Dari 19 BS yang diwawancarainya sebanyak
443 rumah tangga yang seharusnya sesuai sampel dari BPS sebanyak 475
rumah tangga meskipun dijumpai beberapa kendala baik kendala intern
Gambar 4.18.1.
Mengukur Lingkar Lengan
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 299/335
282
maupun ekstern. Beberapa hambatan yang dialami dalam pelaksanaan
riskesdas antara lain manajemen data yang sering ada perubahan baik
tentang updater maupun patch yang membingungkan enumerator,
ketidaksamaan nomer bangsen dan peta, kurangnya sosialisasi di
masyarakat, masalah keuangan serta masalah perizinan. Namun, masalahtersebut hanyalah kerikil dalam melakukan penelitian sehingga masalah
tersebut bisa diatasi dapat diatasi dengan adanya koordinasi dari seluruh
tim riskesdas dan hasil penelitian di kota Payakumbuh sesuai target dan
sangat memuaskan.
Saran
Berdasar hasil kegiatan maka beberapa saran untuk riskesdasselanjutnya, diantaranya :
1. Perekrutan enumerator perlu lebih diperhatikan, misalnya tidak
terkait dengan urusan dinas yang lain sehingga dalam melaksanakan
penelitian dapat focus. Selain itu untuk menunjang kegiatan di
lapangan seharusnya ada tenaga yang sesuai keahliannya, sebagai
contoh pemeriksaan gigi dan pemeriksaan mata agar tidak
memperoleh hasil yang bias.
2. Sebaiknya update dan revisi software pengentry data tidak dilakukansaat pengumpulan data telah dilakukan, karena hal tersebut dapat
membuat enumerator bingung dan hasil datanya tidak maksimal.
3. Konsep riskesdas sebaiknya dimatangkan sejak awal. Sehingga tidak
ada perubahan informasi yang menyangkut isi kuesioner dimana saat
TOT, TC dan bahkan pengumpulan data terjadi beberapa perbedaan
informasi masalah isi kuesioner.
4. Sosialisasi dari pusat sampai di jajaran masyarakat harus dilakukan
sejak awal, sehingga dalam melaksanakan pengumpulan data tidak
ada kendala.5. Hubungan kerjasama antar departemen harus di sosialisasikan dari
pusat sampai kedaerah dan alangkah baiknya di lampirkan surat yang
menyatakan kerjasama sehingga di daerah tidak mengalami kesulitan.
6. Untuk bahan kuesioner dan peralatan pemeriksaan perlu di kaji
kembali, karena hasil yang ada tidak sesuai yang diharapkan. Misalnya
percetakan kuesioner banyak yang tidak jelas dan terbalik, selain itu
alat-alat tulis kualitasnya tidak baik dan jumlah bahan/ alat
pemeriksaan fisik tidak sesuai.
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 300/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 301/335
284
tahun. Sekarang sedang dibangun dermaga pelabuhan bertaraf
Internasional di Ulakan sebelah barat Kota Pariaman yang akan
meningkatkan taraf hidup masyarakat. Keterjangkauan masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan terkait dengan daya beli rendah juga
menjadi hambatan besar dalam pemenuhan kebutuhan terhadapmakanan yang sehat sehingga dapat melemahkan daya tahan tubuh yang
dapat berdampak pada kerentanan untuk terserang penyakit-penyakit
tertentu. Fenomena gizi buruk dan kurang seringkali dikaitkan dengan
kondisi ekonomi yang buruk jika merujuk pada fakta bahwa keterbatasan
pemenuhan pangan dapat menyebabkan busung lapar, Kwashiorkor,
penyakit kekurangan vitamin seperti Xeropthalmia, Scorbut, dan beri-
beri.
Faktor pendidikan juga sangat mempengaruhi derajat kesehatanseseorang karena pendidikan bisa berpengaruh terhadap perilaku
kesehatan seseorang. Pengetahuan yang dimiliki oleh seorang yang
berpendidikan mempengaruhi keputusan seseorang untuk berprilaku
sehat. Angka buta huruf berkorelasi dengan angka kemiskinan. Sebab,
penduduk yang tidak bisa membaca secara tidak langsung mendekatkan
mereka pada kebodohan, sedangkan kebodohan itu sendiri mendekatkan
mereka pada kemiskinan. Di Kota Pariaman berdasarkan tingkat
pendidikan jumlah terbanyak adalah pada tingkat SMU yaitu 5.354 jiwa
(BPS Kota Pariaman, 2011).
Dari segi sosial ekonomi dapat dilihat perkembangan yang sangat
bervariasi dari tahun ke tahun. Pembangunan ekonomi yang diupayakan
diharapkan mampu mendorong kemajuan, baik fisik, sosial, mental, dan
spiritual di segenap pelosok negeri terutama wilayah yang tergolong
daerah tertinggal. Suatu daerah dikategorikan menjadi daerah tertinggal
karena beberapa faktor penyebab, yaitu geografis, sumber daya alam,
sumber daya manusia, prasarana dan sarana, daerah rawan bencana dan
konflik sosial, dan kebijakan pembangunan. Keterbatasan prasaranaterhadap berbagai bidang termasuk di dalamnya kesehatan
menyebabkan masyarakat di daerah tertinggal mengalami kesulitan
untuk melakukan aktivitas ekonomi dan sosial.
Bahan Pengumpulan Data
Bahan-bahan yang digunakan untuk pengumpulan data kesemas
pada saat pemutakhiran adalah sebagai berikut :
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 302/335
285
- Daftar Bangsen.
- Peta bermuatan dari BPS.
- Pensil dan penghapus untuk mengisi pada daftar BANGSEN.
Sedangkan bahan-bahan yang digunakan pada saat pengumpulan data
kesehatan masyarakat seperti yang tertera dalam daftar alat dan bahankesmas dengan jumlah sesuai kebutuhan untuk 18 BS dan dikerjakan oleh
3 tim.
Prosedur Kerja
a. Tahap training Enumerator
Training di lakukan di Hotel Rocky selama 10 hari .
b. Sebelum memulai pengumpulan data, team melaksanakan
pemutakhiran sensus. Tiap Tim enumerator bergerak masing-
masing melaksanakan pemutakhiran bangsen pada 18 blok
sensus. Pertama-tama melapor ke Lurah atau Sekretaris Lurah
setempat untuk meminta ijin melakukan kegiatan Riskesdas 2013
di kelurahan tersebut. Setelah itu, melapor kepada ketua RT /RW
setempat sesuai daftar Bangsen. Kemudian meminta tolong
menunjukkan kira-kira rumah yang sesuai dengan nama pemilik
di daftar Bangsen berlokasi di mana. Setelah itu menuju lokasiyang ditentukan dan menyamakan nomor bangunan sensus. Bila
tidak sesuai, mencari rumah yang nomor bangunan sensus sesuai
dengan Bangsen. Apabila masih menemui kesulitan di lapangan,
menghubungi KSK yang sudah ditentukan oleh BPS Kota
Pariaman.
c. Tahap Pelaksanaan Pengumpulan Data
Setelah pemutakhiran selesai, dilanjutkan dengan mengunjungi
rumah tangga yang bangunan sensusnya ditemukan. Enumerator
terdiri dari 3 Tim. Tiap tim yang terdiri dari 5 orang membagi
tugas sebagai berikut : 2 orang yang bertugas wawancara, 1
orang yang bertugas menyiapkan alat dan mengukur tinggi dan
berat badan, 1 orang menyiapkan tensimeter dan penlight serta
mengukur tekanan darah, keadaan kornea dan lensa mata,
keadaan telinga, dan tes bisik, 1 orang menyiapkan meteran, tali
6 meter, tumbling E, dan pinhole untuk mengukur lingkar lengan,
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 303/335
286
lingkar perut, dan visus. Hal ini dilakukan secara rolling dan
bergantian dari setiap 5 rumah tangga. Kuesioner yang sudah
dicleaning, kemudian diperiksa oleh PJT apabila sudah diperiksa
oleh PJT, kuesioner diperbaiki terlebih dahulu bila masih kurang
atau bermasalah. Selesai diperbaiki, barulah team mengentridata menggunakan program yang telah ditentukan. Setelah
mengentri data, team membuat formulir kontrol data sesuai
format yang telah ditentukan. Kemudian, PJT memeriksa hasil
entrian data dan formulir kontrol data. Apabila sudah beres dan
lengkap, PJT mengezip data entrian tersebut. Kemudian,
mengirimkan hasil zip dan formulir kontrol data ke team Mandat
melalui email Riskesdas 2013. Setelah itu, PJT mengisi formulir
rekapan yang telah dibuat berupa jumlah kuesioner rumahtangga, kuesioner individu, sampel urine dan air, dan dana
responden sebagai laporan kepada PJO.
d. Tahap Penyelesaian Pengumpulan Data
Pada akhir pengumpulan data seluruhnya, semua alat dan bahan
yang tersisa beserta kuesioner yang tersisa, dikumpulkan, ditata,
dan dipak Kemudian semua kuesioner, alat dan sisa logistik
diserah terimakan kepada PJO dan PJAL Kota Pariaman untuk
kemudian ditindak lanjuti oleh PJO dan PJAL kabupaten.
Hasil Kegiatan
a. Tempat Tinggal PJT, Enumerator dan Posko
PJT Kota Pariaman ngontrak di tengah-tengah masyarakat tepatnya
100M dari RSUD Pariaman. Para enumerator sendiri sebagian besar
tinggal di rumah sendiri, walau ada sebagian kecil enumerator menginap
di posko. Posko ada 4 yaitu Posko PJT, dan 3 posko masing2 tim. Dalampersiapan lapangan didapatkan beberapa kendala sebagai berikut :
ketidak cocokan antara nomor bangunan sensus, alamat, dan nama
kepala keluarga, sehingga membingungkan para enumerator saat
melakukan pemutakhiran. Selain itu, ada beberapa blok sensus yang peta
bermuatannya tidak ada di BPS sehingga harus mensurvei semua rumah
yang ada di blok sensus tersebut.
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 304/335
287
b. Peta Bangunan Sensus, Penunjuk Jalan dan Perijinan
Peta bangunan sensus didapatkan setelah PJT kabupaten langsung
mendatangi Badan Pusat Statistik Kota Pariaman. Petugas dari Badan
Pusat Statistik sangat kooperatif dalam pengadaan dan menjelaskan petabangunan sensus. Penunjuk jalan dilakukan oleh wali jorong dan
pencarian bangsen lancer saja karena wali jorong sudah mengenal
wilayah dan rumah penduduk. Yang akan menjadi sample. Surat
perijinan pengumpulan data yang dilakukan oleh PJO lancar dan tidak ada
kendala.
c. Wawancara, Pengukuran, dan Pemeriksaan
Sehubungan dengan pilkada yang akan di selenggarakan oleh Kota
Pariaman penduduk merasa curiga dan mengganggap bahwapengumpulan data ini dilakukan oleh salah satu partai untuk meraih
suara di masyarakat. Dalam melakukan wawancara responden yang sibuk
bekerja sering menjawab dengan terburu-buru tanpa memperhatikan
pertanyaan yang diajukan oleh para enumerator dan juga kadang kala
meminta enumerator untuk cepat. Hal ini mengakibatkan pengisian
kuesioner ada yang salah atau terlewat, dan pengukuran tidak akurat.
Rata-rata selama proses wawancara yang dilakukan oleh enumerator
tidak ada kendala berarti.
d. Entry Data dan Pengiriman Data
Entry Data. Pada awal-awal pengumpulan data, tiap tim enumerator
diharuskan mengentry data di posko PJT. Hal ini dikarenakan untuk
memudahkan PJT melihat para enumerator bila mereka menemui
kesulitan di tengah-tengah proses entry data. Setelah dinilai cukup lancar,
PJT kemudian memperbolehkan enumerator untuk mengentry data di
rumah atau posko masing-masing tim. Tentang sofwart PJT dan
Enumerator dibingungkan oleh updater-updater terbaru dari teamMandat sehingga team menunda sementara untuk mengentri data.
Apalagi tentang entryan data lingkar lengan responden yang tidak muncul
di sofwart yang mengakibatkan PJT terlambat mengirimkan data ke
pusat.
e. Pengiriman Data.
Menurut petunjuk teknis semula pengiriman data dilakukan segera
setelah pengentrian data dalam suatu blok sensus selesai. Tetapi karena
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 305/335
288
berbagai hal, pengiriman data entria
sensus tertentu selesai di entry, mela
sensus dikirim bersamaan dengan
Hambatan yang paling sering ditemui
tidak lancar, bahkan menghilang. Selaidigunakan untuk mengemail data, ter
sehingga tidak bisa digunakan untuk m
email riskesdas tersebut sama sekali tid
Gambar 4
Salah Satu Peta Bangsen, Kota
Gambar 4.19.2.
Pemeriksaan Visus di Kota Pariaman
n tidak selalu setelah satu blok
inkan hasil entrian dari satu blok
entrian blok sensus yang lain.
dalah sinyal internet yang kadang
n itu email riskesdas sendiri, yangadang mengalami kendala teknis,
engemail data, Bahkan terkadang
ak bisa dibuka.
.19.1
Pariaman, Riskesdas 2013
Gambar 4.19.3.
Pemeriksaan Lingkar Perut
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 306/335
289
Kesimpulan
Perlunya persiapan yang matang dan berkoordinasi dengan
berbagai sektor membujat pengumpulan data berjalan dengan lancar dan
hambatan-hambatan yang ada dapat diselesaikan dengan baik. Berkatkerjasama semua anggota tim riskesdas Kota Pariaman, dan dukungan
semua elemen yang terkait, semua permasalahan tersebut dapat
diselesaikan dengan baik. Adapun hasil dari riskesdas 2013 ini adalah,
telah diwawancarai 450 rumah tangga dan 1829 individu dalam 18 blok
sensus.
Dalam pelaksanaan Riskesdas yang merupakan kegiatan besar ini,
masih banyak kekurangan terutama dalam hal-hal program, BANGSEN,
dan koordinasi di lapangan, serta sepengetahuan masyarakat mengenai
kegiatan Riskesdas. Kendala-kendala yang dihadapi dapat dijadikan
sebagai pertimbangan dalam perencanaan kegiatan Riskesdas
selanjutnya. Dari kegiatan Riskesdas 2013 ini juga didapatkan bahwa
kepedulian masyarakat untuk mengikuti serangkaian kegiatan kesehatan
masih sudah cukup tinggi.
Saran
• Sebaiknya dari pusat menjalin kerjasama yang sudah benar-benardisepakati sehingga di lapangan tidak terjadi hambatan, terutama
dengan BPS, Dinkes setempat, dan Kepala Daerah setempat.
• Sebaiknya update dan revisi software pengentry data tidak
dilakukan saat pengumpulan data telah dilakukan, karena hal
tersebut dapat membuat data yang terkumpul menjadi bias
• Sebaiknya diadakan iklan yang menyatakan akan dilaksanakan
kegiatan Riskesdas agar masyarakat tahu dan menyambut baik
kegiatan tersebut.
• Adanya keterbukaan mengenai hak yang diperoleh agar ada
keikhlasan dan rasa tanggung jawab dalam menunaikan pekerjaan
yang sudah diberikan.
• Program dan kuesioner sebaiknya difixkan sebelum acara
pengumpulan data agar tidak membingungkan berbagai pihak.
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 307/335
290
4.20. Provinsi Sumatera Barat
Pelaksanaan Pengumpulan Data
Pelaksanaan puldat di kabupaten dan kota bervariasi sesuai dengan
keadaan dan kesiapan daerah dalam melaksanakan Riskesdas. Targetyang ditetapkan oleh PJT provinsi untuk melaksanakan puldat adalah
tanggal 1 Mei sehingga PJT kabupaten/kota memiliki waktu 3 hari untuk
mempersiapkan dan mengenali lokasi puldat. Kabupaten/kota yang dapat
melaksanakan puldat pada tanggal 1 Mei 2013 adalah Kabupaten
Sijunjung, Pasaman Barat, Dharmas Raya, Kota Padang Panjang, dan kota
Bukit Tinggi. Sisanya bervariasi antara tanggal 2 sampai dengan 4 Mei
2013 sedangkan kota Pariaman baru melaksanakan puldat tanggal 6 Mei
dan kota Solok tanggal 7 Mei 2013.Meskipun awal pelaksanaan tidak bisa dilakukan secara bersamaan,
namun waktu-waktu yang kosong telah dimanfaatkan oleh PJT
kabupaten/kota bersama dengan enumerator dengan baik untuk
melakukan persiapan daerah. Persiapan tersebut antara lain melakukan
pendekatan dan koordinasi dengan PJO, PJAL, melakukan perijinan,
meminta peta dari BPS, mencari penunjuk jalan, mempersiapkan
lapangan khususnya untuk biomedis yang membutuhkan laboratorium
lapangan. Dukungan dari PJO dan PJAL serta perhatian dan kepedulian
kepala Dinas Kesehatan memberikan peran penting dalam kesuksesan
puldat Riskesdas.
PJT kabupaten/kota yang sebagian besar berasal dari Surabaya (17
orang), 1 orang dari Jakarta dan hanya 1 orang dari Padang memberikan
nuansa tersendiri bagi kerjasama mereka dengan enumerator yang
merupakan warga setempat. Komposisi kelimuan dari PJT
kabupaten/kota memberi pengaruh terhadap kesuksesan puldat.
Perbedaan budaya dari enumerator dan PJT di awal kegiatan
membutuhkan penyesuaian dari mereka. Namun dengan interaksi yang
intensif, adaptasi dapat dilakukan sehingga pada umumnya mereka dapat
bekerjasama dengan baik dengan saling menghargai dan menghormati.
Permasalahan terkait interaksi individu karena perbedaan karakter,
budaya dan sosial sempat terjadi namun dapat segera diselesaikan
dengan komitmen bersama untuk menyelesaikan puldat dengan sukses.
Di awal mereka mencoba saling mengenali sebagai bagian dari anggota
kelompok, ditengah-tengah jangka waktu kegiatan mereka terbentuk
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 308/335
291
menjadi kelompok yang kompak dan penuh semangat untuk bekerja, dan
percikan masalah intern kelompok mulai muncul menjelang akhir
kegiatan puldat. Semua permasalahan tersebut dapat diselesaikan baik
secara individu maupun kelompok dengan damai.
Latar belakang pendidikan sebagian besar PJT (12 orang) adalah
dokter, 1 orang apoteker, 4 orang sarjana kesehatan masyarakat (2
diantaranya magister kesehatan masyarakat), seorang peneliti sarjana
sosial dan seorang dosen Unesa dengan latar belakang ilmu sosial.
Mereka telah memperkaya dan menjadi kekuatan tim Sumbar.
Banyaknya dokter dan SKM sebagai PJT membawa kemudahan
khususnya saat kegiatan pelatihan karena sebagian kegiatan adalah
pengukuran dan pemeriksaaan yang membutuhkan pengetahuan dan
ketrampilan kedokteran. Usia sebagian besar PJT masih muda yaituberkisar 25 tahun, merupakan modal penting mengingat tantangan
medan yang cukup berat sehingga mereka mampu mengimbangi
semangat enumerator dalam melakukan kunjungan lapangan. Namun
usia muda (seluruh dokter adalah lulusan baru yang baru selesai
melaksanakan internship) membuat jarak usia yang tidak banyak berbeda
dengan enumerator, sehingga membutuhkan kemampuan PJT untuk
memposisikan diri selaku pimpinan yang harus mengendalikan puldat
secara tehnis. Pengalaman yang masih minim dalam pekerjaan, membuat
sebagian PJT merasa stress menghadapi kegiatan ini. Namun sebagian
besar dapat dengan segera mengendalikan puldat baik secara tehnis
maupun non tehnis/ administrastif dan sosial. Hal ini karena tidak seluruh
PJO dan PJAL daerah memberikan dukungan optimal, sehingga akhirnya
PJT harus turun tangan untuk menyelesaikannya. Penyesuaian PJT
terhadap lingkungan sangat tergantung kemampuan mereka
bersosialisasi, bahkan sebagian PJT sudah mampu berbicara bahasa
Minang dengan lancar selama puldat.
Kekompakan dari PJT kabupaten/kota untuk selalu berkomunikasi
dan berbagi informasi memberikan kemudahan dalam menyelesaikan
permasalahan. Telah dibentuk kelompok komunikasi melalui black berry ,
whats app dan e-mail internet serta telepon seluler merupakan sarana
komunikasi yang dijalin untuk saling berhubungan. Beruntung tim
Sumbar memiliki seorang dosen berpengalaman yang bersedia
ditempatkan di kepulauan Mentawai mengingat kerasnya tantangan alam
dan SDM enumerator yang seluruhnya PNS. Dengan pengalaman
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 309/335
292
mengendalikan mahasiswa maka tim kepulauan Mentawai dapat
menyelesaikan puldat lebih cepat dari waktu yang diperkirakan.
Sumatera Barat menyediakan cukup banyak tenaga kesehatan
melalui sekolah-sekolah kesehatan yang banyak tersedia. Tenagakesehatan yang dihasilkan oleh fasilitas pendidikan setempat telah
mendukung penyediaan enumerator berkualitas. Tenaga enumerator
direkrut oleh Dinas Kesehatan di kabupaten/kota mempunyai kualifikasi
pendidikan sesuai harapan bahkan ada seorang dokter yang menjadi
enumerator di Pesisir Selatan. Berdasar informasi dari PJO dan PJAL,
peminat menjadi enumerator sangat tinggi. Bahkan sebagian besar
PJO/PJAL mengakui tidak menginformasikan perekrutan secara luas
karena mengkhawatirkan tingginya animo tenaga kesehatan untuk
mendaftar. Perekrutan dilakukan bervariasi, meskipun dengan beberapacara seleksi, tampaknya kedekatan antar individu masih mewarnai dalam
perekrutan enumerator. Disadari hal tersebut bisa membawa dampak
kurang baik tetapi sebaliknya juga bisa menguntungkan.Dengan
memahami karakter dan perilaku orang yang akan diajak bekerja, akan
lebih memberi keyakinan PJO/PJAL tentang kemampuan enumerator
dalam bekerja. Tidak adanya biaya perekrutan merupakan permasalahan
tersendiri yang menyebabkan kurang terbukanya kegiatan perekrutan.
Enumerator yang seluruhnya berasal dari tenaga kesehatan lokalmemberikan kemudahan tersendiri. Mereka mampu memahami karakter
masyarakat, kebiasaan, budaya dan bahasa sehingga memudahkan
pelaksanaan wawancara, pengukuran dan pemeriksaan. Sebagai orang
lokal, mereka cukup mudah untuk mengenali lokasi BS sehingga
hambatan dalam menemukan rumah tangga terpilih sebagai sampel pada
saat melakukan kunjungan lapangan banyak terkurangi. Dari pantauan
PJT kabupaten/kota, tampaknya ada sedikit perbedaan kinerja
enumerator yang freelance dan yang dari PNS. Semangat kerja tinggi
lebih ditunjukkan oleh enumerator berasal dari tenaga lepas dibanding
PNS meskipun tidak seluruhnya demikian. Enumerator tampaknya sangat
menikmati kegiatan ini meskipun beban cukup berat karena mereka
harus melaksanakan kegiatan hampir tanpa hari istirahat dan
dilaksanakan dari pagi hingga petang. Pantauan saat supervisi juga
menunjukkan semangat yang luar biasa dari enumerator.
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 310/335
293
Gambar 4.20.1
Wawancara bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja
Kendala dan Tantangan
Persiapan yang matang merupakan salah satu kunci kesuksesan.
Persiapan mulai dari SDM, bahan dan alat, perijinan, dana, serta kesiapan
masyarakat menjadi sangat penting diperhatikan. Bahan berupa
kuesioner telah disediakan dengan cukup, namun dalam pembagian perkab/kota kurang terdistribusi dengan baik sehingga di tengah tengah
proses puldat dibutuhkan perpindahan kuesioner dari satu kab/kota ke
tempat lainnya. Peralatan kesmas terutama alat ukur lingkar perut
disediakan dengan kualitas yang kurang baik sehingga memerlukann
penggantian dengan meteran biasa. Demikian pula dengan timbangan
berat badan cukup banyak keluhan karena cara operasionalnya yang agak
rumit. Untuk mengantisipasi kendala lapangan akibat timbangan rusak,
dilakukan upaya membeli timbangan digital meski dengan merek
berbeda. Demikian pula dengan tensimeter yang rusak dilakukan
peminjaman ke puskesmas, meskipun kemudian ada upaya
mendatangkan pengganti tensimeter dan timbangan badan dari Jakarta.
Kendala utama dari keterlambatan pelaksanaan puldat adalah
ketidak siapan daerah dalam menerima tim Riskesdas untuk
melaksanakan kegiatan. Perijinan di berbagai kabupaten dan kota sangat
ketat baik perijinan langsung dari kepala daerah maupun perijinan
melalui Badan Kebangsaan dan Sosial Politik. Kurang tersosialisasinya
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 311/335
294
kegiatan Riskesdas merupakan salah
banyak aparat pemerintahan yang ti
Riskesdas bagi bidang kesehatan. Sur
tentang Riskesdas, tidak menyebutka
Walikota tetapi langsung kepada Keprasa tersinggung beberapa pihak da
segera memberikan ijin pelaksanaan pu
Pencarian rumah tangga menjadi
yang tidak memiliki penunjuk jalan ya
kabupaten/kota sebagian kurang infor
Riskesdas sehingga ada sebagian yang
sekali tentang keberadaan rumah
Sebagian PJT dan enumerator bahka
sebagai petunjuk untuk menemukanTinggi dan Padang Panjang. Mengingat
pertanian nasional pada waktu bers
menghadirkan mantri statistik sebagai
survei. Akibatnya, PJT dan enumerat
jalan yang pada umumnya kepala joron
Wilayah Sumatera yang luas da
daerah sulit yang harus didatangi en
Gambar 4.20.2.
Peta buta dari BPS, tanpa informasi
bangunan sensus
satu penyebab, sehingga cukup
ak memahami pentingnya data
at yang diterbitkan oleh Kemkes
alamat pengiriman Bupati dan
ala Dinkes. Hal ini menyebabkanri kepala daerah sehingga tidak
ldat.
kendala khususnya untuk daerah
g paham lingkungan. Kantor BPS
asi yang benar tentang kegiatan
tidak bersedia memberikan peta
bangsen. Namun setelah
dilakukan koordinasi ditingkat provinsi, penyediaan
peta menjadi lancar.
Penyediaan peta wilayah
dan bangunan sensus dari
BPS tidak selalu dalam
kondisi baik sehingga peta
tersebut tidak bisa
membantu menemukan
rumah tangga sampel.
Bahkan cukup banyak peta
yang menyesatkan karena
tidak sesuai lapangan atau
peta “buta” karena tidak
memberikan informasi sama
tangga atau bangunan sensus.
n tidak menggunakan peta BPS
esponden seperti misalnya BukitBPS sedang melaksanakan sensus
maan, maka BPS tidak sanggup
emandu ke rumah tangga sasaran
r lebih mengandalkan penunjuk
setempat.
n berbukit menyebabkan adanya
umerator. Wilayah sulit tersebut
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 312/335
295
cukup banyak seperti di Pasaman Barat, Tanah Datar, Lima Puluh Kota,
Dharmas Raya dan Pesisir Selatan. Bahkan daerah perkotaan juga
memiliki wilayah yang cukup sulit dijangkau sehingga untuk menuju ke
rumah penduduk harus berjalan kaki seperti ditemukan di kota Sawah
Lunto. Tempat tersulit adalah kepulauan Mentawai karena terdiri darikepulauan yang terletak di lautan lepas. Transportasi dari kota Padang
menuju Mentawai dengan kapal besar tidak dapat dilakukan setiap hari
tetapi hanya pada hari hari tertentu rata-rata 2 kali seminggu. Sedangkan
dengan perahu nelayan dapat dilakukan hampir setiap hari bila cuaca
memungkinkan namun dengan resiko yang lebih besar. Perjalanan
dengan kapal besar cukup lama, bila kita berangkat dari kota Padang
malam hari maka kita baru tiba keesokan paginya. Meskipun ada
penerbangan dari Padang menuju Kota Tua Pejat, ibu kota KabupatenKepulauan Mentawai. Penerbangan dengan Susy Air ini sangat jarang
beroperasi sehingga tidak bisa diperkirakan kepastian jadwal
penerbangan.
Penerimaan masyarakat terhadap kehadiran enumerator sangat
bervariasi meskipun pada umumnya cukup baik. Penolakan cukup banyak
terjadi tepatnya di beberapa kota di daerah hunian elit karena
menganggap kegiatan ini tidak penting dan mereka kurang paham
tentang keberadaan Riskesdas. Pada umumnya masyarakat tidak tahu
adanya kegiatan Riskesdas sehingga mereka juga tidak mengetahui
maksud dan tujuan survei kesehatan. Penolakan banyak terjadi karena
mengira tim enumerator adalah berasal dari perusahaan yang
menawarkan dagangan. Bahkan dari kalangan kesehatan juga banyak
yang tidak tahu tentang Riskesdas. Oleh karena itu dalam mengantisipasi
penolakan tersebut dilakukan berbagai cara, misalnya menggunakan
pakaian putih layaknya petugas kesehatan puskesmas sebagai ganti
seragam kaos hijau dengan atribut Riskesdas. Membuat seragam jaket
dengan tulisan Riskesdas, membuat baju kaos seragam dengan tulisanRiskesdas yang lebih mencolok. Warna juga bisa menjadi penghambat di
daerah tertentu karena adanya warna yang mencerminkan partai
tertentu dari partai politik yang sedang berkampanye.
Bahan kontak berupa uang menjadi penyebab kemudahan ataupun
kesulitan dalam menemui responden. Daerah tertentu yang semula
menolak kehadiran enumerator, menjadi berubah menerima dengan
senang hati setelah tahu bahwa mereka akan menerima uang. Bahkan
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 313/335
296
sebagian masyarakat meminta untuk diwawancara meskipun sebenarnya
tidak termasuk daftar sampel. Dalam hal ini, enumerator menjelaskan
prosedur Riskesdas, tetapi di wilayah tertentu masyarakat tetap tidak
mau mengerti sehingga PJT harus turun tangan memberi penjelasan
secara khusus. Sebaliknya, ada masyarakat yang menolak menerima uangbahan kontak dan mengembalikan kepada enumerator karena merasa
tidak memerlukan. Ada pula wilayah yang melakukan kesepakatan agar
semua responden tidak menerima uang agar tidak terjadi kericuhan
akibat saling iri terhadap RT yang terpilih sebagai sampel.
Pada daerah (jorong) di kabupaten tertentu ada pembatasan waktu
berkunjung ke masyarakat menyebabkan hambatan menemui warga
yang dibatasi dari pagi hingga sore. Padahal, pada umumnya masyarakat
sulit menemui warga pada pagi sampai dengan siang/sore karena masihbekerja di ladang/sawah/kantor/tempat usaha. Dengan meminta ijin
khusus kepada kepala jorong maka kegiatan puldat bisa dilaksanakan
sampai dengan malam hari. Puldat untuk daerah perkotaan maupun
pedesaan tidak jauh berbeda. Selain dilakukan kunjungan pada pagi
sampai sore hari, tetap harus dilakukan kunjungan pada malam hari
untuk menjaring responden yang bekerja pada pagi sampai dengan siang
hari.
Meskipun bahasa dan budaya tidak terlalu menjadi hambatan,namun di beberapa daerah transmigrasi yang dihuni oleh beberapa suku
dari Jawa (Jawa, Sunda) ada sedikit hambatan dalam bahasa. Meskipun
umumnya para transmigran sudah lama menetap di Sumatera, tidak
semuanya menguasai bahasa Minang. Ada beberapa lokasi yang masih
menggunakan bahasa asalnya di Jawa, sebaliknya enumerator tidak
banyak yang menguasai bahasa Jawa dan Sunda serta beberapa
bahasaMinang dialek lokal yang cukup banyak perbedaan. Kepercayaan
masyarakat juga mewarnai kegiatan puldat. Adanya kepercayaan
terhadap mistik menyebabkan enumerator di Dharmas Raya tidak
bersedia menginap di suatu desa tertentu. Perjalanan 3 jam dari
penginapan di desa lain menuju lokasi desa puldat harus ditempuh
sehingga pelaksanaan puldat dilaksanakan dengan selang satu hari.
Sumbar merupakan provinsi dengan wilayah perbukitan dengan
cukup banyak sungai serta hutan. Kondisi alam tersebut menyebabkan
kendala dalam mencapai sasaran yaitu rumah responden. Meskipun
daerah perkotaan, wilayah berupa persawahan, ladang, perbukitan masih
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 314/335
297
dijumpai. Bahkan di kota Padang, enumerator harus melewati ladang dan
sawah untuk menuju rumah responden. Di kota Sawahlunto, kabupaten
Limapuluh Kota, masih ditemui rumah penduduk yang harus ditempuh
dengan jalan kaki dan berada di perbukitan. Alat transportasi yang
dipergunakan adalah sepeda motor, tetapi karena wilayahnya, sehinggasebagian harus ditempuh dengan berjalan kaki.
Hambatan lain yang dikeluhkan PJT dan enumerator adalah biaya.
Pelaksanaan puldat di kepulauan Mentawai juga sempat terhenti untuk
dapat menjangkau perpindahan pulau karena keterlambatan turunnya
dana. Untuk kepulauan Mentawai, diberikan dana transportasi tambahan
daerah sulit yang cukup besar jumlahnya. Hal ini karena untuk berpindah
BS berarti berpindah pulau dan membutuhkan biaya untuk sewa perahu
motor. Beberapa daerah lain yang mengajukan tambahan transportasi
daerah sulit adalah kabupaten Solok, Pasaman. Sedangkan Pesisir
Gambar 4.20.4.
Medan sulit, sepeda
motor harus didorong
menyeberangi sungai
Gambar 4.20.3.
Menelusur
pematang sawah
di tepi persawahan
dan perbukitan
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 315/335
298
Selatan, Pasaman Barat dan Lima Puluh Kota sebenarnya juga menjumpai
daerah sulit, tetapi karena keterlambatan pengajuan dana maka tidak
bisa terpenuhi. Keterlambatan distribusi biaya khususnya untuk bahan
kontak menyebabkan pelaksanaan puldat sedikit terhambat. Pemberian
uang bahan kontak tidak dapat ditunda bila responden sudahdiwawancarai sehingga dana harus sudah tersedia sebelum enumerator
turun ke RT. PJO dan PJAL dalam melakukan koordinasi dan pengelolaan
keuangan tidak sama, ada yang sangat lancar dalam membantu
pendistribusian keuangan namun ada yang terkesan sangat berbelit
dalam mendistribusikan uang operasional lapangan bagi enumerator.
Ada keluhan beberapa daerah tentang uang operasional enumerator
yang hanya diberikan sedikit sekali, bahkan di akhir kegiatan puldat ada
penundaan pemberian uang yang menjadi hak enumerator denganberbagai alasan.
Beberapa PJT kab/kota mendapat fasilitas dari Dinas Kesehatan
berupa kendaraan sepeda motor atau mobil, rumah dinas dll. Seperti
yang terjadi di Limapuluh Kota dan Dharmasraya. Sebaliknya, di beberapa
tempat, keterbatasan sarana transportasi menjadi kendala tersendiri.
Tindakan beresiko kadang dilakukan baik oleh PJT maupun enumerator
dalam mencapai rumah responden. Beberapa kecelakaan dialami oleh
PJT dan enumerator. Dalam hal kecelakaan, enumerator maupun PJT
(non PNS) belum dilindungi oleh asuransi secara formal, sehingga untuk
menangani kecelakaan yang terjadi dikeluarkan biaya baik dari dana yang
dikelola PJO maupun langsung dari Pusat Humaniora.
Gambar 4.20.5.
Kelelahan setelah puldat
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 316/335
299
Biomedis
Pelaksanaan Biomedis pada umumnya berjalan lancar tanpa
hambatan berarti. Kesediaan responden untuk diambil sampel darah
cukup baik tetapi pada umumnya menolak untuk pengambilan darahpada bayi. Koordinasi dengan puskesmas umumnya berjalan lancar.
Penetapan lokasi laboratorium lapangan pada umumnya di puskesmas
dan jaringannya, tetapi ada pula yang memanfaatkan masjid/mushala,
kantor desa, sebagai tempat pengambilan sampel biomedis. Peralatan
yang belum lengkap (centrifuse) menjadi penghambat, sehingga jadwal
pelaksanaan harus diubah. Lokasi sulit menjadi kendala dalam
pelaksanaan pengambilan sampel biomedis. Di Lima Puluh Kota, salah
satu BS biomedis, harus jemput bola mendatangi ke rumah responden
usia lanjut untuk diambil sampel biomedis karena kesulitan transportasi.
Pengiriman sampel darah di awal puldat biomedis kurang sesuai
standar. Akibat kurang bagusnya kualitas gel pack dan ice pack,
menyebabkan suhu dalam kotak sampel pengiriman menjadi tinggi.
Dengan modifikasi penambahan ice pack dan es batu serta mencari
ekspedisi yang dapat mengirim dengan cepat telah mengatasi
permasalahhan pengiriman sampel darah.
Capaian Pengumpulan Data Sumbar
Pengumpulan data di seluruh Sumbar terselesaikan secara
bertahap sesuai dengan beban kerja dan mulai pelaksanaan. Kabupaten
dan kota dengan BS Biomedis menyelesaikan puldat pada tanggal 24 Juni
sedangkan yang paling cepat diselesaikan oleh kabupaten Pasaman yaitu
Gambar 4.20.6.
Mengambil resiko denganberboncengan tiga tanpa
helm
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 317/335
300
tanggal 16 Juni 2013. Perkembangan pengumpulan data dapat dipantau
melalui website Badanlitbangkes yaitu puldata.litbang.depkes.go.id. PJT
memiliki kewajiban untuk selalu melapor kepada tim manajemen data
provinsi yang telah ditetapkan. PJT harus melaporkan perkembangan
lapangan mulai dari responden yang diwawancara, data dari ART yangtelah dientri, jumlah data terkirim, dan selanjutnya tim Mandat akan
melaporkan pula jumlah data
yang diterima dan dilakukan
“cleaning”.
Meskipun penyelesaian
puldat secara tuntas di Sumbar
adalah 24 Juni, namun data
yang diterima oleh tim mandatbelum keseluruhannya. Masih
ada beberapa permasalahan
dalam cleaning sehingga tim
mandat harus selalu kontak
dengan PJT kabupaten/kota.
Dari target 407 BS yang
menjadi sasaran puldat di
Sumbar, terkumpul 11.494RT
yang berhasil didatangi dan
diwawancara dan data yang
bisa diterima serta dibersihkan
oleh tim mandat sejumlah
10.024 RT terdiri dari 36.847
individu. Dari data tersebut,
berarti ada 151 rumah tangga
yang tidak dapat diwawancara
dari seharusnya sejumlah 10.175 RT di 407 BS. Data juga menunjukkanbahwa dalam satu rumah tangga rata-rata terdiri dari 3,6 individu.
Kecepatan proses data hasil puldat selain dipengaruhi enumerator
dan PJT kabupaten/kota juga sangat dipengaruhi oleh keberadaan
mandat. Mandat Sumbar cukup responsif dengan selalu memantau dan
mengontak langsung PJT yang mendapat masalah dalam entri data dan
pengirimannya. Program entri yang sempat di update beberapa kali
menyebabkan keterlambatan enumerator melakukan entri data.
Gambar 4.20.7.
PJT kab/kota saling berbagi informasi
dalam updating program entry data via
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 318/335
301
Kemampuan memahami program dan perubahannya baik oleh PJT
ataupun enumerator pada akhirnya dapat terselesaikan dengan
koordinasi yang baik antara mandat, PJT dan enumerator. Ketiadaan atau
kurang bagusnya sinyal telepon seluler menghambat pengiriman data.
PJT di kepulauan Mentawai mendapat kesulitan memperoleh sinyalsehingga hanya bisa mengirim data di tempat-tempat tertentu dan waktu
tertentu. Demikian pula dengan PJT lain seperti di Solok Selatan dan
beberapa tempat lain khususnya yang lokasinya perbukitan.
Pengiriman Kuesioner dilakukan melalui jasa pengiriman yang
dilakukan PJAL. Kuesioner yang telah terisi di kemas oleh enumerator &
siap dikirim ke Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan & Pemberdayaan
Masyarakat di Surabaya. Pengiriman dilakukan dalam posisi PJT kab/kota
telah meninggalkan kab/kota, sehingga pemantauan berikutnyadilakukan oleh tim administrasi yang melakukan supervisi akhir.
Hasil secara lengkap dapat dilihat pada tabel 4.20.1 tentang hasil
puldat di Sumatera Barat yang di update pada tanggal 19 Juli 2013.
Gambar 4.20.8.
Kuesioner siap kirim ke Pusat
Humaniora di Surabaya
Gambar 4.20.9.
Sampel urin dan air serta serum yang akan dikirim
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 319/335
302
Tabel 4.20.1. Hasil Pengumpulan Data di provinsi Sumbar, Riskesdas 2013
(Update : 19 July 2013, 14:27:35).
Sumber: http://labmandat.litbang.depkes.go.id/progress-
puldata-rkd-2013
No Kabupaten/ KotaTotalRT
TotalBS
Jumlah YangDiwawancarai
Jumlah Data YangTerkirim
Jumlah Data YgDiterima & Clean
Sementara
RT BS RT BS IND RT BS IND
1 AGAM 675 27 667 27 667 27 2290 667 27 2286
2 DHARMASRAYA 550 22 549 22 549 22 2007 549 22 2007
3 KEP. MENTAWAI 450 18 449 18 449 18 1769 449 18 1712
4 LIMA PULUH KOTA 600 24 593 24 593 24 1796 592 24 1796
5 PADANGPARIAMAN
600 24 596 24 596 24 2315 596 24 2316
6 PASAMAN 550 22 2244 22 550 22 2244 550 22 2244
7 PASAMAN BARAT 600 24 595 24 595 24 2567 595 24 2567
8 PESISIR SELATAN 650 26 642 26 642 26 2391 642 26 2391
9 SIJUNJUNG 525 21 503 21 503 21 1922 503 21 1921
10 KAB. SOLOK 600 24 591 24 591 24 2042 591 24 2042
11 KAB. SOLOK SEL. 475 19 475 19 475 19 1733 475 19 1733
12 TANAH DATAR 600 24 600 24 600 24 2061 600 24 2061
13 BUKITTINGGI 475 19 463 19 463 19 1620 463 19 1629
14 PADANG 750 30 712 30 712 30 2608 712 30 2608
15 PADANG PANJANG 350 14 347 14 347 14 1193 347 14 1218
16 PARIAMAN 450 18 225 18 175 18 728 450 18 1829
17 PAYAKUMBUH 475 19 443 19 443 19 1519 443 19 1519
18 SAWAH LUNTO 400 16 400 16 400 16 1436 400 16 1435
19 KOTA SOLOK 400 16 400 16 400 16 1533 400 16 1533
TOTAL SUMBAR 10175 407 11494 407 9750 407 35774 10024 407 36847
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 320/335
303
Dianggarkan sebesar Rp. 3.977.066.000,- atau sekitar 4 milyar rupiah
dan ternyata digunakan sebesar Rp. 3.799.425.515,-. Biaya tersebut
terbanyak digunakan antara lain untuk membayar biaya operasional
enumerator dan PJT kabupaten/kota di lapangan untuk mengumpulkan
data kesehatan masyarakat dan data biomedis, serta membayar biaya
kontak kepada responden. Keterlambatan turunnya dana terutama bahan
kontak menjadi penghambat enumerator saat wawancara. Keterlambatan
ini juga menghambat enumerator mencapai daerah sulit karena
membutuhkan biaya tambahan untuk transportasi.
Tabel 4.20.2 . Pembiayaan puldat setiap kabupaten/kota, Sumbar,
Riskesdas 2013
No. Kabupaten/Kota PAGU SPJ
1 Kep. Mentawai 221.025.000 214.071.000
2 Kab. Pesisir Selatan 234.700.000 227.910.000
3 Kab. Solok 222.850.000 214.354.000
4 Kab. Sijunjung 189.175.000 181.709.000
5 Kab. Tanah Datar 258.240.000 245.717.000
6 Kab. Padang Pariaman 217.450.000 212.172.000
7 Kab. Agam 243.325.000 232.957.340
8 Kab. Lima Puluh Kota 266.937.500 242.397.000
9 Kab. Pasaman 204.690.000 201.746.000
10 Kab. Solok Selatan 173.325.000 168.221.000
11 Kab. Dharmasraya 204.400.000 198.438.500
12 Kab. Pasaman Barat 271.135.000 257.069.975
13 Kota Padang 337.682.500 306.945.000
14 Kota Solok 147.750.000 142.712.00015 Kota Sawah Lunto 147.450.000 140.720.000
16 Kota Padang Panjang 127.000.000 121.550.700
17 Kota Bukit Tinggi 173.326.000 163.938.000
18 Kota Paya Kumbuh 172.425.000 164.707.000
19 Kota Pariaman 164.200.000 162.090.000
JUMLAH 3.977.086.000 3.799.425.515
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 321/335
304
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 322/335
305
BAB 5
KESIMPULAN & SARAN
Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan Riskesdas mulai dari TC
sampai dengan pengumpulan data di provinsi Sumbar berlangsung dengan
lancar sesuai dengan rencana meskipun tidak lepas dari berbagai kendala.
Telah berhasil dikumpulkan data dari 407 BS tersebar di 19 kabupaten kota
sejumlah 10.024 RT terdiri dari 36.874 individu dalam kurun waktu 1 Mei
sampai dengan 24 Juni 2013. Kegiatan pengumpulan data diawali dengan
persiapan lapangan mulai dari perijinan, pengambilan peta bangunan
sensus, persiapan penginapan dan posko serta persiapan bahan dan alat.
Tahap ini sangat mempengaruhi tahap pengumpulan data. Pengumpulan
data dilakukan sesuai perencanaan yang telah disusun pada saat TC dandikembangkan mengikuti kondisi lapangan. Kegiatan puldat disertai dengan
kegiatan entri data dan pengiriman data. Kegiatan entri data terhambat
oleh adanya update program entri yang mengalami penyempurnaan
beberapa kali.
Wawancara pada umumnya berjalan lancar karena enumerator
menguasai budaya, kebiasaan dan bahasa setempat meski ada sedikit
hambatan di beberapa daerah karena penggunaan bahasa lokal yang
berbeda serta adanya kepercayaan terkait mistik. Keberadaan enumerator
yang memiliki semangat tinggi dan ditambah semangat dan kekompakan
dengan PJT kabupaten kota merupakan kunci kesuksesan puldat di
lapangan. Dukungan PJO, PJAL dalam koordinasi keuangan dan bahan alat
juga sangat mendukung keberhasilan puldat. Hambatan adalah penerimaan
masyarakat terhadap kegiatan Riskesdas khususnya di daerah perkotaan
yang banyak menolak. Namun dengan penjelasan dan pemberian
pengertian, maka pelaksanaan puldat dapat diterima masyarakat. Adanya
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 323/335
306
bahan kontak yang cukup besar menjadi salah satu sebab penerimaan
masyarakat untuk diwawancara, diukur dan diperiksa.
Pengukuran dan pemeriksaan pada umumnya berjalan lancar karena
enumerator adalah tenaga kesehatan yang rata-rata setiap tim memilikitenaga perawat kesehatan dan bidan serta sarjana kesehatan masyarakat.
Disamping itu PJT yang sebagian besar berlatar belakang dokter umum
memudahkan penyelesaian bila terjadi kendala pemeriksaan dan
pengukuran dan diharapka akan lebih menjaga kualitas pemeriksaan dan
pengukuran. Kendala timbul dari kualitas dan kuantitas alat pengukuran
serta pemeriksaan yang kurang baik.
Pelaksanaan puldat biomedis dapat berjalan lancar meskipun
pengambilan darah untuk bayi sangat sulit dilakukan karena orangtua tidak
mengijinkan. Hambatan pengiriman sampel darah akibat gelpack dan
icepack kurang telah tertangani dengan modifikasi dan penambahan es
batu. Ketersediaan centrifue yang terlambat datang menyebabkan jadwal
puldat harus berubah.
Hambatan terjadi pada pemanfaatan peta bangsen, ditemukan rumah
tangga dengan lokasi medan yang sulit, serta distribusi dana khususnya
bahan kontak yang tidak selalu turun dengan lancar. Kemudahan puldat
karena penunjuk jalan yang merupakan kepala jorong dan warga setempat
serta respon masyarakat yang baik terhadap kegiatan ini. Penolakan terjadi
akibat kurangnya sosialisasi sehingga masyarakat tidak memahami adanya
kegiatan Riskesdas sebagai survei kesehatan nasional. Bahan kontak disatu
sisi menjadi sarana mempermudah penerimaan terhadap kegiatan puldat
tetapi disisi lain dapat menjadi permasalahan karena saling iri bagi yang
tidak menerima uang.
SaranHasil temuan dalam kegiatan puldat ini mengusulkan:
1. Persiapan yang lebih baik khususnya sosialisasi terhadap pelaksanaan
Riskesdas baik kepada pemerintah daerah, Dinkes, BPS maupun
masyarakat luas.
2. Pemutakhiran data sebaiknya dilakukan oleh BPS dan dilakukan sebelum
pelaksanaan puldat. Dengan demikian terjamin kesiapan peta bangsen
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 324/335
307
yang dapat digunakan sebagai patokan dan petunjuk dalam menemukan
bangsen.
3. Kesiapan dana khususnya untuk bahan kontak serta biaya operasional
lapangan agar tidak menghambat pelaksanaan puldat. Perlu koordinasiyang baik PJO, PJAL dan PJT terkait operasional lapangan.
4. Kesiapan Pusat/Badanlitbang terhadap perijinan daerah serta
memahami peraturan daerah yang diterapkan sehingga apa yang
dilakukan sejalan dan tidak bertentangan dengan peraturan daerah yang
berlaku. Dalam perijinan perlu menyebutkan secara tertulis kepala
daerah (gubernur, bupati, walikota) tidak langsung kepada kepala Dinas
Kesehatan.
5. Kesiapan bahan dan alat dari sisi jumlah serta perbaikan kualitas alat danbahan sehingga tidak menghambat pelaksanaan wawancara,
pemeriksaan dan pengukuran.
6. Program entry data sebaiknya sudah final sebelum turun puldat sehingga
tidak dilakukan lagi update program pada saat telah turun ke
masyarakat.
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 325/335
308
DAFTAR PUSTAKA
BPS. Sensus Penduduk 2010.
http://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?tid=264&wid=1300000000
Dinas KesehatanProvinsi Sumatera Barat. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Barat
Tahun 2012.
Dinas Kesehatan Kabupaten Solok Selatan. Profil Kesehatan Kabupaten Solok
Selatan Tahun 2012.
Dinas Kesehatan Kota Paya Kumbuh. Profil Kesehatan Kota Paya Kumbuh Tahun
2012
Dinas Kesehatan Kota Sawahlunto. Profil Kesehatan Kota Sawahlunto Tahun 2012
Dinas Kesehatan Kota Padang. Profil Kesehatan Kota Padang Tahun 2012
Dinas Kesehatan Kabupaten Agam. Profil Kesehatan Kabupaten Agam Tahun 2012
Dinas Kesehatan Kabupaten Lima Puluh Kota Profil Kesehatan Kabupaten Lima
Puluh Kota Tahun 2012
Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman Barat. Profil Kesehatan Kabupaten Pasaman
Barat Tahun 2012
Dinas Kesehatan Kabupaten Dharmasraya. Profil Kesehatan KabupatenDharmasraya Tahun 2012
Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan. Profil Kesehatan Kabupaten Pesisir
Selatan Tahun 2012
Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Datar. Profil Kesehatan Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2012
Dinas Kesehatan Kota Solok. Profil Kesehatan Kota Solok Tahun 2012
Dinas Kesehatan Kabupaten Solok Profil Kesehatan Kabupaten Solok Tahun 2012
Dinas Kesehatan Kabupaten Kep. Mentawairofil Kesehatan Kabupaten Kep.
Mentawai Tahun 2012
Dinas Kesehatan Kota Bukit Tinggi Profil Kesehatan Kota Bukit Tinggi Tahun 2012
Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman Profil Kesehatan Kabupaten Padang
Pariaman Tahun 2012
Dinas Kesehatan Kabupaten Sijunjung Profil Kesehatan Kabupaten Sijunjung Tahun
2012
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 326/335
309
Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman Profil Kesehatan Kabupaten Pasaman Tahun
2012
Dinas Kesehatan Kota Padang Panjang Profil.esehatan Kota Padang Panjang Tahun
2012
Dinas Kesehatan Kota Pariaman. Profil Kesehatan Kota PariamanTahun 2012
Wikipedia. Provinsi Sumatera Barat. http://id.Wikipedia.org/wiki/Sumatera_ Barat
Badan Litbang Kesehatan. Progress Pengumpulan Data Riskesdas 2013.
http://labmandat.litbang.depkes.go.id/progress-puldata-rkd-2013
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 327/335
31
Kegiatan Penghilang Stre
Saat-Saat Santai PJ
ss PJT Kabupaten/Kota
Kabupaten/Kota
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 328/335
311
Menikmati Keindahan Sumatera Barat
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 329/335
31
Keindahan Seni da Budaya Sumbar
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 330/335
313
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 331/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 332/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 333/335
7/22/2019 SELAYANG PANDANG RISKESDAS 2013 PROVINSI SUMATERA BARAT
http://slidepdf.com/reader/full/selayang-pandang-riskesdas-2013-provinsi-sumatera-barat 334/335