SELASA, 9 DESEMBER 2014 Ketika Cabai Tak Lagi Pedastidak semuanya bagus. Ada yang sudah tidak segar....

1
Ada pernyataan berani yang dikemukakan oleh jaksa Kejari Semarang, berkenaan dengan tidak ditemukannya berkas perkara yang memidanakan saya. Kami kutip berikut ini: ”Masalah fotokopian atau asli saat dilimpahkan ke pengadilan tentunya asli. Apakah terselip atau tidak itu bukan masalah ka- mi,”jelasnya (Jaksa Rielke DJ Palar), Selasa (2/12/2014) di http://berita.suaramerdeka.com/ja ksa-akui-berkas-perkara-fransis- ca-etty-fotokopian/. JPU pada Kejari Semarang, Rielke DJ Palar mengakui hal itu. ”Soal berkas. Itu bukti, novum yang dia dapatkan. Masalah kopi- an atau asli saat dilimpahkan ke pengadilan, tentunya saat itu asli. Apakah terselip, itu bukan masa- lah kami,” kata Rielke kepada wartawan ( Wawasan, 3 Desember 2014, hal.19). Namun demikian, Rielke menuturkan, saat dilimpahkan ke pengadilan, berkas berwujud asli (Tribun Jateng, 3 Desember 2014, hal.11). Dari pernyataan tersebut, jaksa yang bersangkutan c/q lem- baga yang menugasinya meng- klaim bahwa atas perkara 916/Pid B/2006/PN Semarang, maka jaksa menyerahkan berkas perkara asli ke PN Semarang, bah- kan dengan jelas beliau menyata- kan adanya kemungkinan terselip, ”itu bukan masalah kami” (kejak- saan). Jelas patut diduga pernyataan ini menuding kepada pengadilan c/q PN Semarang, karena dia melimpahkan berkas ke pengadil- an dalam keadaan asli, dan dalam pelimpahan ini yang berperan hanya 2 (dua) pihak, yaitu jaksa dan PN Semarang. Profesionalitas Fakta ini apabila benar tentu saja tidak dapat dianggap enteng, karena menimbulkan preseden yang sangat negatif akan profe- sionalitas penyimpanan arsip negara yang seharusnya ditangani dengan seksama. Untuk itu, demi transparansi, objektivitas, dan kebenaran atas ucapan jaksa Kejari Semarang di hadapan publik tersebut, saya memohon agar Bapak Kepala PN Semarang berkenan membentuk Maka ketika setiap kali ada kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), perbin- cangan ”seksi” yang menjadi topik adalah melambungnya komoditas yang secara lang- sung berkaitan dengan aktivitas privat harian perempuan. Komoditas tersebut tidak lain adalah kebutuhan pokok masyarakat (Kepokmas). Harga kepokmas langsung naik, setelah pemerintah secara resmi menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Kenaikkan harga kepokmas tersebut, paling terasa terja- di pada harga sayur-mayur terutama cabai. Semula harga cabai rawit sekitar Rp 40 ribu hingga Rp 45 ribu perkilogramnya, kini naik menjadi Rp 50 ribu perkilogramnya (SM, 18/11/2014). Data Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng menunjukkan, laju inflasi di Jawa Tengah pada September 2014 berada di level 0,22% dengan Indeks Harga Konsumen 113,84 dipengaruhi kenaikan harga komoditas cabai merah. Menurut data BPS, rata-rata konsumsi cabai per kapita adalah 500 gram/tahun. Bisa dibayangkan dengan jumlah penduduk sebanyak 237,6 juta (sensus tahun 2010), berarti Indonesia membutuhkan cabai sebe- sar 118.800 ton per tahun, (Wahyudi, 2011) Meroketnya harga cabai membuat sebagian ibu rumah tangga gusar. Sindiran kalimat para ibu yang belanja di pasar bahwa, ”cabai sudah tidak lagi pedas rasanya” meng- gambarkan mereka tak bisa lagi ”mengobral” cabai untuk menu pedas yang menjadi hobi masakannya. Bisa juga karena cabai yang belum layak panen (masih muda dan belum pedas) harus dipetik petani ”mumpung” harga cabai sedang meroket. Cabai, hanyalah satu contoh dari sekian komoditas yang sering dikeluhkan kenaikan harganya seiring dengan naiknya harga BBM. Masih banyak contoh sayur-mayur lain yang juga merangkak naik harganya, meskipun sebenarnya kita mampu berikhtiar untuk membudidayakannya. Menjadi pertanyaan yang perlu dijawab adalah ikhtiar apa yang harus dilakukan agar kita tidak terlalu terpengaruh dengan kenaik- an harga cabai seiring dengan naiknya harga BBM? Ketahanan Pangan Mandiri Bagi ibu rumah tangga, kenaikan harga cabai tentunya membuat pening kepala. Terlebih bagi mereka pencinta cabai. Rasanya tidak nikmat jika makan tidak ada rasa pedasnya. Semakin pedas sambal atau masakan, maka akan semakin membuat isi dompet terkuras. Belum lagi harga-harga kebutuhan pokok lainnya yang juga merangkak naik. Permasalahan ini membutuhkan solusi. Meroketnya harga cabai, hampir dipastikan terjadi pada saat (siklus) tertentu. Menteri Perdagangan Rahmat Gobel menuturkan, siklus kenaikan harga cabai sekitar bulan, yakni September - Desember. Sebuah fenomena yang bisa diprediksi. Sekitar bulan itu, biasanya musim kemarau dan hujan tidak menentu. Sehingga memengaruhi produksi cabai rawit. Dampaknya, produksi komoditas di pasaran berkurang. Ketersediaan produk yang minim di pasaran inilah yang berdampak pada kenaikan harga. Pada saat-saat tertentu harga cabai dapat melonjak sehingga memberikan nilai tambah bagi petani. Lonjakan harga cabai ini antara lain disebabkan oleh gangguan musim dan hari raya tertentu. Kenaikan harga tersebut dapat berlipat ganda kalau saat gangguan musim terjadi bersamaan atau berdekatan dengan perayaan hari raya, (Setiadi, 2004). Sementara Santika berpendapat, kenaik- an harga cabai sangat berpengaruh pada musim panen dan musim tanam serta pengaruh iklim dan cuaca. Di samping itu, kenaik- an harga juga berkaitan dengan kegiatan pemasaran. Bila dibandingkan dengan harga di daerah konsumen, harga cabai di daerah produsen lebih rendah. Beberapa faktor yang memengaruhi di antaranya faktor ang- kutan, rendahnya daya tahan cabai, dan daya beli masyarakat yang rendah, (Santika, 1999). Kenaikan harga cabai merupakan fenomena yang bisa diprediksi. Perlu ada gerakan secara masif untuk mengantisipasi fenomena yang cukup mere- sahkan masyara- kat, terutama kaum ibu. Mengingat pro- duk hortikultura ini sangat digemari oleh sebagian besar masyarakat Indonesia tanpa memper- hatikan tingkat sosial. Selain bergu- na sebagai penyedap masakan, cabai juga mengandung gizi yang sangat diperlukan untuk kesehatan manusia. Cabai mengandung pro- tein, lemak, kar- bohidrat, kalsi- um (Ca), fos- for, besi (Fe), vitamin-vita- min dan mengan- d u n g senyawa- senyawa alkaloid, seperti capsaicin, flavenoid dan minyak esensial. Rasa pedas pada cabai yang ditimbulkan oleh capsaicin bermanfaat untuk mengatur peredaran darah; memperkuat jantung, nadi, dan saraf; mencegah flu dan demam; membangkitkan sema- ngat dalam tubuh (tanpa efek narkotik), serta mengurangi nyeri encok dan rematik, (Prajnanta, 1999). Pemerintah melalui kementerian terkait tentunya mempunyai kewenangan untuk memberikan solusi atas permasalahan melonjaknya harga cabai. Misalnya, pem- bukaan lahan perkebunan cabai baru, penelit- ian bibit unggul yang kuat terhadap terjangan cuaca yang ekstrem, hingga kemudahan memperoleh bibit dan modal bagi petani yang hendak membudidayakan. Solusi tersebut tentunya bisa dilanjutkan hingga kebijakan membuat program ”Ketahanan Pangan Mandiri”. Mewajibkan setiap rumah tangga menanam tanaman cabai, dan beberapa tanaman sayur-mayur yang mudah ditanam dengan menggunakan media pot atau polybag, seperti tomat dan beberapa jenis bumbu dapur (sereh, lengkuas, jahe, dll). Penulis memiliki pengalaman pribadi tentang menanam tanaman cabai ini. Ketika membeli cabai di penjaja sayur, terkadang tidak semuanya bagus. Ada yang sudah tidak segar. Cabai yang hampir membusuk itu tidak dibuang ke tempat sampah, tapi dile- takkan di pot yang berisi tanah. Selang bebe- rapa lama kemudian tumbuhlah tunas-tunas cabai. Ketika cukup umur, tanaman cabai itu dipindah ke dalam pot-pot lain agar pertum- buhannya lebih baik. Setiap harinya saya menyirami dengan air cucian beras dan air cem-ceman teh (teh sisa kemarin). Upaya ”kecil” ini ternyata membawa hasil. Cabai rawit merah yang saat ini har- ganya selangit, tumbuh subur di taman depan rumah yang sempit. Kegiatan memasak tetap berjalan tanpa merisaukan harga cabai yang melangit. Ikhtiar kecil ini tentu berimplikasi ter- hadap siklus perekonomian keluarga. Harga cabai rawit merah di penjaja sayur (saat ini) per buahnya sekitar Rp 200-250. Jika dalam 1 (satu) hari saya membutuhkan 5 buah cabai, maka mampu menghemat Rp 1.000 untuk tidak membeli cabai. Dengan demikian, dalam sebulan penghematan yang saya lakukan sekitar Rp 30.000. Jumlah yang rela- tif kecil, namun tidak jika kita lipatkan untuk setiap Rukun Tetangga (RT) melakukan gerakan serupa, dan berkembang hingga ke wilayah yang lebih luas. Gerakan ketahanan pangan mandiri ini juga tidak harus menjadi gerakan nasional. Karena biasanya gerakan-gerakan yang berskala nasional cenderung sesaat dan instan sifatnya. Gerakan ini akan efektif jika memang tumbuh dari kesadaran diri melalui gerakan komunitas-komunitas kecil seperti aktivitas pengajian yasin dan tahlil ibu-ibu, penyuluhan posyandu, PKK, dan semacam- nya. Sekali lagi ikhtiar mengembalikan ”kodrat” cabai sebagai sayuran pedas menja- di terasa lebih bermakna, ketika cabai ”bermetaformosa” menjadi ”sayuran dengan harga pedas” seiring dengan kenaikan harga BBM. Kebermaknaan ikhtiar ini karena ter- nyata kita baru merasakan cabai bukan lagi yang pedas rasanya, namun yang ”pedas” harganya. (81) — Ira Alia Maerani SH MH, dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) Semarang SELASA, 9 DESEMBER 2014 Halaman Perempuan memberi ruang bagi kaum wanita menulis berbagai masalah aktual tentang perempuan. Kirimkan naskah (sekitar 6000 karakter) + foto diri pose santai ke [email protected]. Sebutkan alamat, nomor telepon, dan nomor rekening bank. Diketik 1,5 spasi maksimal satu folio, ditandatangani dan dilengkapi fotokopi identitas diri. Isi seluruhnya tanggung jawab penulis dan tidak melayani permintaan identitas yang dirahasiakan. Redaksi berhak melakukan editing. Kirimkan ke alamat: [email protected] Oleh Ira Alia Maerani Saat ini meskipun semakin banyak perempuan beraktivitas di ruang publik, namun pada realitasnya masih lebih banyak kaum perempuan di Indonesia beraktivitas di ruang privat, seperti aktivitas di dapur, misalnya. Ketika Cabai Tak Lagi Pedas Pengarsipan Dokumen di PN Semarang tim investigasi untuk membuk- tikan kebenaran statement jaksa tersebut. Investigasi ini sangat dimungkinkan dan perlu, karena hampir sebagian besar petugas yang menangani arsip di PN Semarang saat itu sampai seka- rang masih aktif berdinas. Apabila benar, Bapak dapat melakukan tindakan disipliner dan pembenahan dengan seksama. Sebaliknya, apabila ini merupa- kan tudingan yang mencoreng institusi pengadilan di Semarang, dapat dilakukan tindakan yang sepantasnya atas dugaan penistaan oleh aparat negara. Demikian disampaikan, kami menunggu tindak lanjut yang sesuai dengan asas Mahkamah Agung di lembaga peradilan, yaitu cepat dan sederhana. Ngaturaken agengipun matur sembah nuwun Bapak Ketua PN Semarang. Fransisca Etty SS MM Jl Bangka No 15 Bogor * * * Menolak Korupsi sejak Dini SMP Kanisius Kudus adalah salah satu SMP swasta di Indonesia yang menerapkan pen- didikan antikorupsi (PAK). Selama ini pelajaran antikorupsi sudah berjalan dengan baik, dan salah satu program antikorupsi ini bernama Gerakan Anti- Mencontek (GAM) yang pertama kali dicetuskan oleh Bapak Yustinus. Selain program tersebut, seti- ap hari Sabtu juga ada pelajaran PAK yang diadakan pada jam pelajaran keempat. Juga terdapat warung kejujuran. Di situ kita dapat membayar secara lunas / bond tanpa ada yang melayani. Saya selaku murid SMPK Kudus sangat bangga dan mengucapkan banyak terima kasih kepada SMPK yang sudah mendidik murid ñ murid untuk tidak korup- si. Saya berharap SMP yang lain juga dapat menerapkan pelajaran antikorupsi, sehingga dapat mem- bebaskan Indonesia dari pengaruh korupsi. Begitu juga untuk peme- rintah agar sungguh-sungguh menerapkan program antikorupsi. Terima kasih. Yohanes Leonard Hartono Siswa SMPKanisius Kudus * * * Tidak Cukup Penghematan Ada berbagai program atau gebrakan yang dilakukan peme- rintah. Misalnya, Pemerintahan Jokowi berkeinginan menghemat anggaran dengan menggalakkan gaya hidup sederhana di tengah aparat pemerintah, dimulai dengan mengganti menu makanan modern yang dianggap pemborosan ke menu tradisional yang dianggap lebih hemat, yaitu makanan rakyat yang biasa dikon- sumsi penduduk daerah. Seperti ubi, tela, comro dll. Yang jadi pertanyaan adalah apakah langkah tersebut bisa membuat rakyat sejahtera? Apakah dengan penggalakan pro- gram ini bisa mengubah pola pikir masyarakat kita? Ataukah hal ini dilakukan semata-mata hanya untuk kemasan luar supaya terlihat bagus? Hal ini menggambarkan bahwa pemerintah kita seperti ABG galau yang kebingungan menyelesaikan berbagai per- soalan yang tak kunjung selesai. Akibatnya hanya hal-hal yang sifatnya teknis saja yang bisa dis- entuh dan perubahan ini bersifat sementara saja. Tapi pemerintah belum bisa melakukan perubahan secara menyeluruh dan mendasar di berbagai aspek kehidupan. Bukankah pemerintah dapat menarik kembali SDA kita yang sekarang sedang dikuasai asing, sehingga bisa menambah kas negara? Seperti Freeport misal- nya. Theresia Indah Setiyowati Jatisari Asri C7 / 22 Mijen Semarang * * * Pengurangan Jam Kerja Perempuan Pada tanggal 25 November 2014, Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla dalam pertemuan dengan Persatuan Umat Islam menyatakan tentang pengurangan 2 jam kerja bagi pekerja perempu- an. Salah satu alasan JK adalah karena peran perempuan sebagai ibu yang berkewajiban mendidik anak dan menciptakan keluarga yang harmonis. Inilah hasil dari sistem demo- krasi. Dengan dalih ingin mencip- takan keluarga yang harmonis, maka jam kerja wanita dikurangi 2 jam, secara tidak langsung peme- rintah menyatakan wanita wajib mencari nafkah (bekerja di luar rumah). Jika pemerintah serius menginginkan terciptanya keluar- ga yang harmonis, maka kita harus kembali ke hukum Allah. Dialah yang menciptakan manusia tentu- nya lebih tahu tentang manusia. Tugas pokok wanita adalah men- jadi pendidik anak-anaknya, jadi seharusnya pemerintah menye- diakan sarana dan prasarana bagi wanita dalam menjalankan tugas pokoknya ini, bukan dengan mengurangi 2 jam kerja. Agung Andayani Cepiring Kendal * * * Tahu Bakso ”Sehati” Aman Dikonsumsi Masyarakat penggemar tahu bakso perlu mendapatkan infor- masi penting, bahwa kini tahu bakso dengan inovasi terbaru telah berhasil diformulasikan dan dipro- duksi oleh usaha kecil dan mene- ngah (UKM) Cahaya Pagi Home Industry. Tahu bakso ini diberi nama ”Sehati” dan telah mendapatkan P-IRT dari Dinas Kesehatan Kota Semarang dengan Nomor 215337401245318. Keunggulan tahu bakso ”Sehati” terletak pada bahan alam yang digunakan seba- gai penambah nilai manfaat bagi kesehatan manusia, yaitu ekstrak rumput laut (karagenan) dan ekstrak cangkang udang (kitosan). Tahu bakso ini juga tanpa menggunakan monosodium glu- tamate (MSG), zat kimia sintetik penguat rasa enak makanan. Baik karagenan maupun kitosan telah mendapatkan persetujuan dari BPOM RI Nomor HK.00.05.52.6581 sebagai bahan alam yang aman digunakan pada bahan pangan. Bahkan, di Amerika Serikat kedua jenis bahan alam ini juga telah disetujui penggunaannya sebagai bahan tambahan makanan oleh The US Food and Drug Administration (FDA) termasuk dalam generally recognized as safe (GRAS). Dalam kemasan normal, tahu bakso ini memiliki daya tahan sekitar 30 jam di udara terbuka dan lebih dari 3 hari jika disimpan di dalam almari pendingin biasa (kulkas), serta lebih dari 7 hari jika di dalam freezer. Dalam kemasan vakum, memiliki daya tahan seki- tar 60 jam di udara terbuka dan lebih dari 7 hari jika disimpan di dalam kulkas serta lebih dari 15 hari jika di dalam freezer. Tahu bakso ini baru bisa diper- oleh di toko pusat oleh-oleh seper- ti toko Djoe dan toko Bandeng Presto Jl Pandanaran Semarang. Namun demikian, masyarakat bisa memesan langsung ke UKM Cahaya Pagi Home Industry melalui telepon / fax 024- 76489077.Semoga informasi ini bermanfaat. M Dzikri Hanif Wibawa Jl Dinar Mas XII/ 23 Tembalang Semarang * * *

Transcript of SELASA, 9 DESEMBER 2014 Ketika Cabai Tak Lagi Pedastidak semuanya bagus. Ada yang sudah tidak segar....

Page 1: SELASA, 9 DESEMBER 2014 Ketika Cabai Tak Lagi Pedastidak semuanya bagus. Ada yang sudah tidak segar. Cabai yang hampir membusuk itu tidak dibuang ke tempat sampah, tapi dile-takkan

Ada pernyataan berani yangdikemukakan oleh jaksa KejariSemarang, berkenaan dengantidak ditemukannya berkasperkara yang memidanakan saya.Kami kutip berikut ini:

”Masalah fotokopian atau aslisaat dilimpahkan ke pengadilantentunya asli. Apakah terselip atautidak itu bukan masalah ka-mi,”jelasnya (Jaksa Rielke DJPalar), Selasa (2/12/2014) dihttp://berita.suaramerdeka.com/jaksa-akui-berkas-perkara-fransis-ca-etty-fotokopian/.

JPU pada Kejari Semarang,Rielke DJ Palar mengakui hal itu.”Soal berkas. Itu bukti, novumyang dia dapatkan. Masalah kopi-an atau asli saat dilimpahkan kepengadilan, tentunya saat itu asli.Apakah terselip, itu bukan masa-lah kami,” kata Rielke kepadawartawan (Wawasan, 3 Desember2014, hal.19). Namun demikian,Rielke menuturkan, saatdilimpahkan ke pengadilan,berkas berwujud asli (TribunJateng, 3 Desember 2014, hal.11).

Dari pernyataan tersebut,jaksa yang bersangkutan c/q lem-

baga yang menugasinya meng-klaim bahwa atas perkara 916/PidB/2006/PN Semarang, makajaksa menyerahkan berkasperkara asli ke PN Semarang, bah-kan dengan jelas beliau menyata-kan adanya kemungkinan terselip,”itu bukan masalah kami” (kejak-saan).

Jelas patut diduga pernyataanini menuding kepada pengadilanc/q PN Semarang, karena diamelimpahkan berkas ke pengadil-an dalam keadaan asli, dan dalampelimpahan ini yang berperanhanya 2 (dua) pihak, yaitu jaksadan PN Semarang. Profesionalitas

Fakta ini apabila benar tentusaja tidak dapat dianggap enteng,karena menimbulkan presedenyang sangat negatif akan profe-sionalitas penyimpanan arsipnegara yang seharusnya ditanganidengan seksama.

Untuk itu, demi transparansi,objektivitas, dan kebenaran atasucapan jaksa Kejari Semarang dihadapan publik tersebut, sayamemohon agar Bapak Kepala PNSemarang berkenan membentuk

Maka ketika setiap kali ada kenaikanharga bahan bakar minyak (BBM), perbin-cangan ”seksi” yang menjadi topik adalahmelambungnya komoditas yang secara lang-sung berkaitan dengan aktivitas privat harianperempuan. Komoditas tersebut tidak lainadalah kebutuhan pokok masyarakat(Kepokmas).

Harga kepokmas langsung naik, setelahpemerintah secara resmi menaikkan hargabahan bakar minyak (BBM). Kenaikkanharga kepokmas tersebut, paling terasa terja-di pada harga sayur-mayur terutama cabai.Semula harga cabai rawit sekitar Rp 40 ribuhingga Rp 45 ribu perkilogramnya, kini naikmenjadi Rp 50 ribu perkilogramnya (SM,18/11/2014).

Data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatengmenunjukkan, laju inflasi di Jawa Tengahpada September 2014 berada di level 0,22%dengan Indeks Harga Konsumen 113,84dipengaruhi kenaikan harga komoditas cabaimerah.

Menurut data BPS, rata-rata konsumsicabai per kapita adalah 500 gram/tahun. Bisadibayangkan dengan jumlah penduduksebanyak 237,6 juta (sensus tahun 2010),berarti Indonesia membutuhkan cabai sebe-sar 118.800 ton per tahun, (Wahyudi, 2011)

Meroketnya harga cabai membuatsebagian ibu rumah tangga gusar. Sindirankalimat para ibu yang belanja di pasar bahwa,”cabai sudah tidak lagi pedas rasanya” meng-gambarkan mereka tak bisa lagi ”mengobral”cabai untuk menu pedas yang menjadi hobimasakannya.

Bisa juga karena cabai yang belum layakpanen (masih muda dan belum pedas) harusdipetik petani ”mumpung” harga cabaisedang meroket. Cabai, hanyalah satu contohdari sekian komoditas yang seringdikeluhkan kenaikan harganya seiring

dengan naiknya harga BBM. Masih banyakcontoh sayur-mayur lain yang jugamerangkak naik harganya, meskipunsebenarnya kita mampu berikhtiar untukmembudidayakannya.

Menjadi pertanyaan yang perlu dijawabadalah ikhtiar apa yang harus dilakukan agarkita tidak terlalu terpengaruh dengan kenaik-an harga cabai seiring dengan naiknya hargaBBM?Ketahanan Pangan Mandiri

Bagi ibu rumah tangga, kenaikan hargacabai tentunya membuat pening kepala.Terlebih bagi mereka pencinta cabai.Rasanya tidak nikmat jika makan tidak adarasa pedasnya. Semakin pedas sambalatau masakan, maka akan semakinmembuat isi dompet terkuras. Belumlagi harga-harga kebutuhan pokoklainnya yang juga merangkak naik.Permasalahan ini membutuhkansolusi.

Meroketnya harga cabai, hampirdipastikan terjadi pada saat (siklus)tertentu. Menteri Perdagangan RahmatGobel menuturkan, siklus kenaikan hargacabai sekitar bulan, yakni September -Desember. Sebuah fenomena yang bisadiprediksi. Sekitar bulan itu, biasanya musimkemarau dan hujan tidak menentu. Sehinggamemengaruhi produksi cabai rawit.Dampaknya, produksi komoditas di pasaranberkurang. Ketersediaan produk yang minimdi pasaran inilah yang berdampak padakenaikan harga.

Pada saat-saat tertentu harga cabai dapatmelonjak sehingga memberikan nilai tambahbagi petani. Lonjakan harga cabai ini antaralain disebabkan oleh gangguan musim danhari raya tertentu. Kenaikan harga tersebutdapat berlipat ganda kalau saat gangguanmusim terjadi bersamaan atau berdekatan

dengan perayaan hari raya, (Setiadi, 2004).Sementara Santika berpendapat, kenaik-

an harga cabai sangat berpengaruh padamusim panen dan musim tanamserta pengaruh iklim dancuaca. Di samping itu, kenaik-an harga juga berkaitandengan kegiatan pemasaran.Bila dibandingkan dengan hargadi daerah konsumen, hargacabai di daerah produsen lebihrendah. Beberapa faktoryang memengaruhi diantaranya faktor ang-kutan, rendahnya dayatahan cabai, dan dayabeli masyarakatyang rendah,(Santika, 1999).

Kenaikanharga cabaim e r u p a k a nfenomena yangbisa diprediksi. Perluada gerakan secaramasif untuk mengantisipasifenomenayang

cukupm e r e -

s a h k a nmasyara-

kat, terutamakaum ibu.

Mengingat pro-duk hortikultura

ini sangat digemarioleh sebagian besar

m a s y a r a k a tIndonesia tanpa

m e m p e r -h a t i k a nt i n g k a tsosial.

Selain bergu-na sebagai penyedap masakan, cabai jugamengandung gizi yang sangat diperlukan

untuk kesehatanmanusia. Cabaimengandung pro-tein, lemak, kar-bohidrat, kalsi-um (Ca), fos-for, besi (Fe),vitamin-vita-min danm e n g a n -d u n gsenyawa-senyawaalkaloid,s e p e r t i

capsaicin,flavenoid dan

minyak esensial.Rasa pedas pada

cabai yang ditimbulkanoleh capsaicin bermanfaat

untuk mengatur peredarandarah; memperkuat jantung,

nadi, dan saraf; mencegah flu dandemam; membangkitkan sema-

ngat dalam tubuh (tanpa efeknarkotik), serta mengurangi nyeri

encok dan rematik, (Prajnanta, 1999).Pemerintah melalui kementerian

terkait tentunya mempunyai kewenanganuntuk memberikan solusi atas permasalahanmelonjaknya harga cabai. Misalnya, pem-bukaan lahan perkebunan cabai baru, penelit-ian bibit unggul yang kuat terhadap terjangancuaca yang ekstrem, hingga kemudahanmemperoleh bibit dan modal bagi petaniyang hendak membudidayakan.

Solusi tersebut tentunya bisa dilanjutkanhingga kebijakan membuat program”Ketahanan Pangan Mandiri”. Mewajibkansetiap rumah tangga menanam tanamancabai, dan beberapa tanaman sayur-mayuryang mudah ditanam dengan menggunakanmedia pot atau polybag, seperti tomat danbeberapa jenis bumbu dapur (sereh,lengkuas, jahe, dll).

Penulis memiliki pengalaman pribaditentang menanam tanaman cabai ini. Ketikamembeli cabai di penjaja sayur, terkadangtidak semuanya bagus. Ada yang sudah tidaksegar. Cabai yang hampir membusuk itutidak dibuang ke tempat sampah, tapi dile-takkan di pot yang berisi tanah. Selang bebe-rapa lama kemudian tumbuhlah tunas-tunascabai. Ketika cukup umur, tanaman cabai itu

dipindah ke dalam pot-pot lain agar pertum-buhannya lebih baik. Setiap harinya sayamenyirami dengan air cucian beras dan aircem-ceman teh (teh sisa kemarin).

Upaya ”kecil” ini ternyata membawahasil. Cabai rawit merah yang saat ini har-ganya selangit, tumbuh subur di taman depanrumah yang sempit. Kegiatan memasak tetapberjalan tanpa merisaukan harga cabai yangmelangit.

Ikhtiar kecil ini tentu berimplikasi ter-hadap siklus perekonomian keluarga. Hargacabai rawit merah di penjaja sayur (saat ini)per buahnya sekitar Rp 200-250. Jika dalam 1(satu) hari saya membutuhkan 5 buah cabai,maka mampu menghemat Rp 1.000 untuktidak membeli cabai. Dengan demikian,dalam sebulan penghematan yang sayalakukan sekitar Rp 30.000. Jumlah yang rela-tif kecil, namun tidak jika kita lipatkan untuksetiap Rukun Tetangga (RT) melakukangerakan serupa, dan berkembang hingga kewilayah yang lebih luas.

Gerakan ketahanan pangan mandiri inijuga tidak harus menjadi gerakan nasional.Karena biasanya gerakan-gerakan yangberskala nasional cenderung sesaat daninstan sifatnya. Gerakan ini akan efektif jikamemang tumbuh dari kesadaran diri melaluigerakan komunitas-komunitas kecil sepertiaktivitas pengajian yasin dan tahlil ibu-ibu,penyuluhan posyandu, PKK, dan semacam-nya.

Sekali lagi ikhtiar mengembalikan”kodrat” cabai sebagai sayuran pedas menja-di terasa lebih bermakna, ketika cabai”bermetaformosa” menjadi ”sayuran denganharga pedas” seiring dengan kenaikan hargaBBM. Kebermaknaan ikhtiar ini karena ter-nyata kita baru merasakan cabai bukan lagiyang pedas rasanya, namun yang ”pedas”harganya. (81)

— Ira Alia Maerani SH MH, dosenFakultas Hukum Universitas Islam SultanAgung (UNISSULA) Semarang

SELASA, 9 DESEMBER 2014

Halaman Perempuan memberi ruang bagi kaum wanita menulis berbagai masalah aktual tentang perempuan. Kirimkan naskah

(sekitar 6000 karakter) + foto diri pose santai [email protected]. Sebutkan alamat,

nomor telepon, dan nomor rekening bank.

Diketik 1,5 spasi maksimal satu folio, ditandatangani dan dilengkapi fotokopi identitas diri. Isi seluruhnya tanggung jawab penulis dan tidak melayani permintaan

identitas yang dirahasiakan. Redaksi berhak melakukan editing. Kirimkan ke alamat: [email protected]

Oleh Ira Alia Maerani

Saat ini meskipun semakin banyak perempuanberaktivitas di ruang publik, namun padarealitasnya masih lebih banyak kaum

perempuan di Indonesia beraktivitas di ruang privat, seperti aktivitas di dapur, misalnya.

Ketika Cabai Tak Lagi Pedas

Pengarsipan Dokumen di PN Semarang

tim investigasi untuk membuk-tikan kebenaran statement jaksatersebut. Investigasi ini sangatdimungkinkan dan perlu, karenahampir sebagian besar petugasyang menangani arsip di PNSemarang saat itu sampai seka-rang masih aktif berdinas.

Apabila benar, Bapak dapatmelakukan tindakan disipliner danpembenahan dengan seksama.Sebaliknya, apabila ini merupa-kan tudingan yang mencorenginstitusi pengadilan di Semarang,dapat dilakukan tindakan yangsepantasnya atas dugaan penistaanoleh aparat negara.

Demikian disampaikan, kamimenunggu tindak lanjut yangsesuai dengan asas MahkamahAgung di lembaga peradilan, yaitucepat dan sederhana. Ngaturakenagengipun matur sembah nuwunBapak Ketua PN Semarang.

Fransisca Etty SS MM Jl Bangka No 15 Bogor

* * *

Menolak Korupsisejak Dini

SMP Kanisius Kudus adalahsalah satu SMP swasta diIndonesia yang menerapkan pen-didikan antikorupsi (PAK).Selama ini pelajaran antikorupsisudah berjalan dengan baik, dansalah satu program antikorupsi inibernama Gerakan Anti-Mencontek (GAM) yang pertamakali dicetuskan oleh BapakYustinus.

Selain program tersebut, seti-ap hari Sabtu juga ada pelajaran

PAK yang diadakan pada jampelajaran keempat. Juga terdapatwarung kejujuran. Di situ kitadapat membayar secara lunas /bond tanpa ada yang melayani.Saya selaku murid SMPK Kudussangat bangga dan mengucapkanbanyak terima kasih kepadaSMPK yang sudah mendidikmurid ñ murid untuk tidak korup-si.

Saya berharap SMPyang lainjuga dapat menerapkan pelajaranantikorupsi, sehingga dapat mem-bebaskan Indonesia dari pengaruhkorupsi. Begitu juga untuk peme-rintah agar sungguh-sungguhmenerapkan program antikorupsi.Terima kasih.

Yohanes Leonard HartonoSiswa SMPKanisius Kudus

* * *

Tidak CukupPenghematan

Ada berbagai program ataugebrakan yang dilakukan peme-rintah. Misalnya, PemerintahanJokowi berkeinginan menghematanggaran dengan menggalakkangaya hidup sederhana di tengahaparat pemerintah, dimulaidengan mengganti menumakanan modern yang dianggappemborosan ke menu tradisionalyang dianggap lebih hemat, yaitumakanan rakyat yang biasa dikon-sumsi penduduk daerah. Sepertiubi, tela, comro dll.

Yang jadi pertanyaan adalahapakah langkah tersebut bisamembuat rakyat sejahtera?Apakah dengan penggalakan pro-

gram ini bisa mengubah pola pikirmasyarakat kita? Ataukah hal inidilakukan semata-mata hanyauntuk kemasan luar supaya terlihatbagus?

Hal ini menggambarkanbahwa pemerintah kita sepertiABG galau yang kebingunganmenyelesaikan berbagai per-soalan yang tak kunjung selesai.Akibatnya hanya hal-hal yangsifatnya teknis saja yang bisa dis-entuh dan perubahan ini bersifatsementara saja. Tapi pemerintahbelum bisa melakukan perubahansecara menyeluruh dan mendasardi berbagai aspek kehidupan.

Bukankah pemerintah dapatmenarik kembali SDA kita yangsekarang sedang dikuasai asing,sehingga bisa menambah kasnegara? Seperti Freeport misal-nya.

Theresia Indah SetiyowatiJatisari Asri C7 / 22Mijen Semarang

* * *

Pengurangan JamKerja Perempuan

Pada tanggal 25 November2014, Wakil Presiden MuhammadJusuf Kalla dalam pertemuandengan Persatuan Umat Islammenyatakan tentang pengurangan2 jam kerja bagi pekerja perempu-an. Salah satu alasan JK adalahkarena peran perempuan sebagaiibu yang berkewajiban mendidikanak dan menciptakan keluargayang harmonis.

Inilah hasil dari sistem demo-krasi. Dengan dalih ingin mencip-

takan keluarga yang harmonis,maka jam kerja wanita dikurangi 2jam, secara tidak langsung peme-rintah menyatakan wanita wajibmencari nafkah (bekerja di luarrumah).

Jika pemerintah seriusmenginginkan terciptanya keluar-ga yang harmonis, maka kita haruskembali ke hukum Allah. Dialahyang menciptakan manusia tentu-nya lebih tahu tentang manusia.Tugas pokok wanita adalah men-jadi pendidik anak-anaknya, jadiseharusnya pemerintah menye-diakan sarana dan prasarana bagiwanita dalam menjalankan tugaspokoknya ini, bukan denganmengurangi 2 jam kerja.

Agung AndayaniCepiring Kendal

* * *

Tahu Bakso ”Sehati”Aman Dikonsumsi

Masyarakat penggemar tahubakso perlu mendapatkan infor-masi penting, bahwa kini tahubakso dengan inovasi terbaru telahberhasil diformulasikan dan dipro-duksi oleh usaha kecil dan mene-ngah (UKM) Cahaya Pagi HomeIndustry.

Tahu bakso ini diberi nama”Sehati” dan telah mendapatkanP-IRT dari Dinas Kesehatan KotaSemarang dengan Nomor215337401245318. Keunggulantahu bakso ”Sehati” terletak padabahan alam yang digunakan seba-gai penambah nilai manfaat bagikesehatan manusia, yaitu ekstrakrumput laut (karagenan) dan

ekstrak cangkang udang (kitosan). Tahu bakso ini juga tanpa

menggunakan monosodium glu-tamate (MSG), zat kimia sintetikpenguat rasa enak makanan. Baikkaragenan maupun kitosan telahmendapatkan persetujuan dariBPOM RI NomorHK.00.05.52.6581 sebagai bahanalam yang aman digunakan padabahan pangan. Bahkan, diAmerika Serikat kedua jenisbahan alam ini juga telah disetujuipenggunaannya sebagai bahantambahan makanan oleh The USFood and Drug Administration(FDA) termasuk dalam generallyrecognized as safe (GRAS).

Dalam kemasan normal, tahubakso ini memiliki daya tahansekitar 30 jam di udara terbuka danlebih dari 3 hari jika disimpan didalam almari pendingin biasa(kulkas), serta lebih dari 7 hari jikadi dalam freezer. Dalam kemasanvakum, memiliki daya tahan seki-tar 60 jam di udara terbuka danlebih dari 7 hari jika disimpan didalam kulkas serta lebih dari 15hari jika di dalam freezer.

Tahu bakso ini baru bisa diper-oleh di toko pusat oleh-oleh seper-ti toko Djoe dan toko BandengPresto Jl Pandanaran Semarang.Namun demikian, masyarakatbisa memesan langsung ke UKMCahaya Pagi Home Industrymelalui telepon / fax 024-76489077.Semoga informasi inibermanfaat.

M Dzikri Hanif WibawaJl DinarMas XII/ 23

TembalangSemarang

* * *