Selasa, 8 November 2011 Saksi #31: Mohamad Husen H ... fileHakim Ketua : Hubungan pekerjaan, dalam...

30
MAQDIR ISMAIL & PARTNERS Selasa, 8 November 2011 Selasa, 8 November 2011 Saksi #31: Mohamad Husen H. & Saksi #32: Syarif Maulana Hakim Ketua : Sidang perkara Nomor: 37/Pid.B/Tipikor/2011/PN. Jakarta Pusat atas nama terdakwa Ir. Eddie Widiono Suwondho M.Sc., dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum. (Palu di ketuk) Hakim Ketua : Penuntut Umum untuk menghadirkan terdakwa. PU : Terima kasih yang Mulia. Petugas agar menghadirkan terdakwa ke ruang persidangan. (Terdakwa memasuki ruang persidangan) Hakim Ketua : Saudara sehat ya? Terdakwa : Alhamdulillah sehat yang Mulia. Hakim Ketua : Ya, seusai dengan Berita Acara, hari ini kita masih mendengarkan keterangan saksi dan ahli ya, dari Penuntut Umum. Silahkan saudara duduk di sebelah Penasehat Hukum saudara. Terdakwa : Terima kasih yang Mulia. (Terdakwa duduk di sebelah Penasehat Hukum) Hakim Ketua : Ada berapa saksi dan ahli hari ini? Saudara Penuntut Umum. PU : Terima kasih yang Mulia. Ada dua orang saksi. Yang pertama, Mohamad Husen Hidayat, dan Syarif Maulana, serta satu orang ahli dari LKPP. Terima kasih yang Mulia. Hakim Ketua : Dipanggil. PU : Ketiga-tiganya yang Mulia. Hakim Ketua : Dua dulu lah. PU : Saksi Mohamad Husen Hidayat dan Syarif Maulana. (Saksi-saksi dihadirkan ke ruang persidangan) Hakim Ketua : Ya, saudara saksi ya. Sebelum kita dengar keterangannya, kita tanya dulu identitas saudara ya. Nama saudara siapa? Saksi (MHH) : Mohamad Husen. Hakim Ketua : Mohamad Husen. Tempat tanggal lahir saudara?

Transcript of Selasa, 8 November 2011 Saksi #31: Mohamad Husen H ... fileHakim Ketua : Hubungan pekerjaan, dalam...

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS

Selasa, 8 November 2011

Selasa, 8 November 2011 Saksi #31: Mohamad Husen H. & Saksi #32: Syarif Maulana

Hakim Ketua : Sidang perkara Nomor: 37/Pid.B/Tipikor/2011/PN. Jakarta Pusat atas nama terdakwa Ir. Eddie Widiono Suwondho M.Sc., dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum.

(Palu di ketuk)

Hakim Ketua : Penuntut Umum untuk menghadirkan terdakwa.

PU : Terima kasih yang Mulia. Petugas agar menghadirkan terdakwa ke ruang persidangan.

(Terdakwa memasuki ruang persidangan)

Hakim Ketua : Saudara sehat ya?

Terdakwa : Alhamdulillah sehat yang Mulia.

Hakim Ketua : Ya, seusai dengan Berita Acara, hari ini kita masih mendengarkan keterangan saksi dan ahli ya, dari Penuntut Umum. Silahkan saudara duduk di sebelah Penasehat Hukum saudara.

Terdakwa : Terima kasih yang Mulia.

(Terdakwa duduk di sebelah Penasehat Hukum)

Hakim Ketua : Ada berapa saksi dan ahli hari ini? Saudara Penuntut Umum.

PU : Terima kasih yang Mulia. Ada dua orang saksi. Yang pertama, Mohamad Husen Hidayat, dan Syarif Maulana, serta satu orang ahli dari LKPP. Terima kasih yang Mulia.

Hakim Ketua : Dipanggil.

PU : Ketiga-tiganya yang Mulia.

Hakim Ketua : Dua dulu lah.

PU : Saksi Mohamad Husen Hidayat dan Syarif Maulana.

(Saksi-saksi dihadirkan ke ruang persidangan)

Hakim Ketua : Ya, saudara saksi ya. Sebelum kita dengar keterangannya, kita tanya dulu identitas saudara ya. Nama saudara siapa?

Saksi (MHH) : Mohamad Husen.

Hakim Ketua : Mohamad Husen. Tempat tanggal lahir saudara?

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS

Selasa, 8 November 2011

Saksi (MHH) : Bandung, 3 Agustus 1963.

Hakim Ketua : Laki-laki. Agama saudara?

Saksi (MHH) : Islam.

Hakim Ketua : Warga negara Indonesia. Pekerjaan saudara?

Saksi (MHH) : Pekerjaan saya wiraswasta.

Hakim Ketua : Wiraswasta di?

Saksi (MHH) : Di Jakarta. Di.. (dipotong oleh Hakim Ketua)

Hakim Ketua : Bidang apa itu?

Saksi (MHH) : Bidang IT.

Hakim Ketua : Bidang IT. Pendidikan saudara?

Saksi (MHH) : S1 Sains.

Hakim Ketua : Alamat tempat tinggal saudara?

Saksi (MHH) : Kalau yang sekarang di Bandung. Jalan Rancagoong Indah I No. 2.

Hakim Ketua : Dengan terdakwa kenal, saudara?

Saksi (MHH) : Tahu, tapi tidak kenal dekat.

Hakim Ketua : Tidak kenal. Tahu ya?

Saksi (MHH) : Tahu, ya.

Hakim Ketua : Tidak ada hubungan keluarga, juga tidak ada hubungan pekerjaan ya?

Saksi (MHH) : Tidak ada.

Hakim Ketua : Dalam arti, saudara digaji oleh terdakwa?

Saksi (MHH) : Tidak.

Hakim Ketua : Tidak, ya. Berikutnya, pak siapa namanya pak?

Saksi (SM) : Pak Syarif Maulana, pak.

Hakim Ketua : Tempat tanggal lahirnya?

Saksi (SM) : Jakarta, tanggal 5 bulan 3, 1950.

Hakim Ketua : Laki-laki. Agamanya pak?

Saksi (SM) : Islam.

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS

Selasa, 8 November 2011

Hakim Ketua : Pekerjaannya?

Saksi (SM) : Pensiunan dari PT. PLN pak.

Hakim Ketua : Mantan ahli aplikasi teknologi informasi ya?

Saksi (SM) : Iya pak.

Hakim Ketua : Di kantor pusat ya?

Saksi (SM) : Iya pak.

Hakim Ketua : Pendidikan S1. Alamat tempat tinggal?

Saksi (SM) : Di Graha Indah Blok A-15 No. 6 Jati Mekar, Jati Asih, Bekasi, pak.

Hakim Ketua : Dengan terdakwa kenal?

Saksi (SM) : Kenal pak.

Hakim Ketua : Ada hubungan keluarga?

Saksi (SM) : Tidak ada pak.

Hakim Ketua : Hubungan pekerjaan, dalam arti saudara di gaji oleh terdakwa?

Saksi (SM) : Saya karyawan PLN, pak. Sederajat dengan pak Eddie, ya.

Hakim Ketua : Baik. Sebelum memberikan keterangan sebagai saksi, saudara di sumpah menurut agama yang saudara anut, ya.

Saksi (SM) : Baik pak.

Hakim Ketua : Silahkan berdiri dua-duanya.

(Saksi-saksi berdiri, untuk di ambil sumpah)

PU : Baik, ikuti yang saya ucapkan. Saudara yang bersumpah, kami menuntun.

Saksi-saksi : Bismillahirrahmanirahim. Demi Allah, saya bersumpah. Sebagai saksi dalam perkara ini, akan memberikan keterangan yang benar. Tidak lain dari pada yang sebenarnya.

PU : Silahkan.

(Saksi-saksi kembali duduk)

Hakim Ketua : Saudara Penuntut Umum, bagaimana? Ada yang di sepakati?

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS

Selasa, 8 November 2011

PU : Terima kasih yang Mulia. Sebetulnya, kami ajukan saksi Mohamad Husen, dan Syarif ini, keterangannya sangat singkat. Dimana Mohamad Husen hanya menerangkan- (dipotong oleh Hakim Ketua)

Hakim Ketua : Sudahlah, sudahlah. Jangan di analisis itu. Ini apa? Mau disepakati apa? Mau sama-sama, atau satu per satu?

PU : Itu yang kami usulkan yang Mulia.

Hakim Ketua : Sama-sama ya?

PU : Iya.

Hakim Ketua : Saudara Penasehat Hukum?

PH (MI) : Meskipun terus terang, saya tidak begitu banyak melihat persamaan dari kedua ini. Meskipun bisa saja di komplementer keterangan-keterangan mereka. Prinsip dasarnya tidak ada masalah yang Mulia.

Hakim Ketua : Tidak ada masalah ya. Baik. Saudara berdua ya. Saudara pernah diperiksa oleh penyidik KPK?

Saksi-saksi : Betul.

Hakim Ketua : Dalam kaitan dengan perkaranya pak Eddie ini, ya?

Saksi-saksi : Betul.

Hakim Ketua : Sebelum saudara menandatangani Berita Acara Pemeriksaan tersebut, saudara membacanya terlebih dahulu?

Saksi-saksi : Iya pak, sudah.

Hakim Ketua : Benar keterangan saudara di situ?

Saksi-saksi : Betul.

Hakim Ketua : Betul?

Saksi-saksi : Ya.

Hakim Ketua : Betul. Ya silahkan, Penuntut Umum tanya.

PU : Kami mulai dari saksi Mohamad Husen Hidayat. Saudara saksi, tadi saksi menyatakan bahwa sebagai swasta.

Saksi (MHH) : Ya.

PU : Dipakai micnya pak.

Saksi (MHH) : Ya.

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS

Selasa, 8 November 2011

PU : Saudara bekerja di perusahaan yang bernama Netway?

Saksi (MHH) : Ya.

PU : Sejak kapan?

Saksi (MHH) : Sejak 1991.

PU : 1991 sampai dengan?

Saksi (MHH) : Sampai 2006.

PU : Sampai 2006. Antara periode 1991 sampai tahun 2006, apakah saudara mengetahui bahwa ada terkait pembuatan proyek, atau data program yang bernama SIMPEL RISI?

Saksi (MHH) : Ya.

PU : Apakah pembuatan program itu dilaksanakan oleh PT. Netway?

Saksi (MHH) : Ya.

PU : Bagaimana?

Saksi (MHH) : Ya, dilaksanakan oleh PT. Netway.

PU : Dilaksanakan oleh PT. Netway.

Saksi (MHH) : Ya.

PU : Apakah saudara juga terlibat langsung dalam penyusunan program itu?

Saksi (MHH) : Kalau secara teknis programmingnya, tidak ikut. Tapi saya sebagai analisnya lah, begitu.

PU : Analis, dari?

Saksi (MHH) : Dari SIMPEL RISI itu.

PU : Dari SIMPEL RISI.

Saksi (MHH) : Ya.

PU : Ketika SIMPEL RISI tadi, pernahkah kemudian apa yang saudara sampaikan bernama SIMPEL RISI itu, saudara daftarkan kepada Dirjen HAKI?

Saksi (MHH) : Ya. Seingat saya itu saya yang mendaftarkan.

PU : Untuk siapa?

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS

Selasa, 8 November 2011

Saksi (MHH) : Untuk pengembangan product itu selanjutnya, pak. Karena kan- (dipotong oleh Penuntut Umum)

PU : Saudara mendaftarkan untuk saudara pribadi, atau untuk- (dipotong oleh saksi MHH)

Saksi (MHH) : Untuk Netway.

PU : Untuk Netway.

Saksi (MHH) : Ya.

PU : Setahu saudara, apakah program SIMPEL RISI itu memang milik dari Netway?

Saksi (MHH) : Ya.

PU : Kemudian yang saudara daftarkan tadi, SIMPEL RISI itu, apakah memang itu saudara, murni saudara yang membuat, menyusun, atau saudara susun sebelumnya dari suatu program lain? Yang saudara daftarkan tadi?

Saksi (MHH) : Saya hanya mengemas dari productnya Netway, untuk memenuhi persyaratan pendaftaran Hak Cipta. Jadi saya mengemas, mengumpulkan bahan-bahannya, dan saya copy-kan dalam CD, dan saya daftarkan, gitu.

PU : Tujuan dari pendaftaran ke Dirjen HAKI itu apa?

Saksi (MHH) : Karena akan dikembangkan lebih lanjut product itu, akan dikembangkan di India. Jadi kita ada kerja sama dengan pihak luar, dan product itu akan dikembangkan, dan product itu harus punya nama lah, gitu. Ada legalnya gitu. Nah itu pak Gani sebagai Direktur, menyuruh saya untuk mendaftarkan itu, gitu.

PU : Tadi saudara dipertanyakan oleh yang Mulia Majelis Hakim, apakah keterangan yang saudara saksi berikan ini benar?

Saksi (MHH) : Ya.

PU : Saya bacakan. Terkait dengan dari mana saudara mengambil program SIMPEL RISI yang pernah di daftarkan di Dirjen HAKI. Atas keterangan penyidik, kami bacakan yang Mulia.

Hakim Ketua : Nomor berapa itu?

PU : Nomor 15 yang Mulia. Jadi saksi menjawab bahwa, “atas permintaan Gani Abdul Gani, saya mendaftarkan program Netway CCBS yaitu dengan cara saya mengambil fungsi-fungsi dan fitur dasar yang ada di dalam SIMPEL, atau CIS RISI milik PLN, yang sudah dihilangkan

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS

Selasa, 8 November 2011

sistem TUL nya, dimana fungsi dasar dan fitur SIMPEL RISI atau CIS RISI tersebut, saya copy ke dalam CD, dan kemudian saya bawa ke Dirjen HAKI untuk pendaftaran Hak Ciptanya”. Bisa saudara terangkan keterangan saudara?

Saksi (MHH) : Ya. Jadi, kita kan mendaftarkan sebuah sistem. Tapi prasyarat dari HAKI sana itu harus dalam bentuk program aplikasi komputer dalam CD, gitu ya. Jadi ini teknis saja. Sehingga, kami membawa product kami yang sudah ada, yang sudah jalan, yang sudah generik punya Netway, plus ada fungsi-fungsi PLN-nya, itu kita lepaskan, karena kita tidak akan mendaftarkan itu. Kita ingin yang generiknya saja. Karena itu bukan untuk listrik saja, nanti buat gas, buat PDAM. Jadi itu yang kita bawa, kita lepaskan, itu yang kita daftarkan.

Hakim Ketua : Itu juga adalah yang diinginkan oleh Netway ya? Bagaimana?

Saksi (MHH) : Ya. Ya, Netway itu ingin punya product yang generik, biar nanti bisa di jual ke PDAM, ke mana, gitu. Jadi yang ada unsur-unsur PLN-nya itu kita tidak ini kan. Kita lepaskan gitu. Fungsi-fungsi yang murni PLN.

Hakim Ketua : Apa lagi?

PU : Lanjut. Apa kami langsung tunjukkan yang Mulia?

Hakim Ketua : Ya nanti saja. Itu kan CD. Isinya kita kan tidak tahu. Nanti majelis yang akan lihat itu.

PU : Saudara saksi ya. Yang didaftarkan itu, selain CD apa, apakah beserta buku petunjuk manual?

Saksi (MHH) : Oh ya. Itu kewajibannya ada CD, harus ada manual.

PU : Baik. Cukup yang Mulia.

Hakim Ketua : Terhadap saksi berikutnya?

PU : Baik. Untuk pak Syarif Maulana ya.

Saksi (SM) : Baik pak.

PU : Saksi terakhir di PLN sebagai apa?

Saksi (SM) : Sebagai ahli aplikasi teknologi informasi.

PU : Baik. Apakah saksi juga pernah menjabat, atau pernah ditunjuk sebagai tim re-evaluasi dan negosiasi?

Saksi (SM) : Ya. Saya anggotanya, pak. Saya anggota tim teknis dari- (dipotong oleh Penuntut Umum)

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS

Selasa, 8 November 2011

PU : Baik. Langsung ya. ke BAP saksi no. 12 ya. Bahwa dalam suatu pertemuan antara terdakwa, kemudian ada Margo, ada saksi, ada Sunggu Aritonang, Azhari Sofyan, Bagus Santoso, Fajar Wijaya. Saksi pernah di hampiri oleh terdakwa, dan terdakwa mengatakan “saya dengar pak Syarif sebagai penghalang proses ini, karena bapak terlalu sulit untuk di ajak negosiasi terutama dalam scope perhitungan man-month.” Kemudian saksi menjawab, “atas teguran Dirut tersebut, saya menjawabnya: kenyataannya perhitungan man-month PT. Netway terlalu mahal pak. Dan saya bekerja di bidang TI secara profesional, dan ini untuk kepentingan PLN.” Bisa saksi ceritakan?

Terdakwa (SM) : Baik pak.

PU : Bagaimana yang kemahalan? Saksi menganggap kemahalan man-month yang di ajukan PT. Netway?

Terdakwa (SM) : Sebelum saya menjawab pertanyaan itu, boleh saya cerita dulu pak? Atau langsung saja?

Hakim Ketua : Langsung saja lah!

Terdakwa (SM) : Langsung saja ya. Baik yang Mulia. Begini, jadi waktu itu, tim saya ini, itu memang lama sekali pak. Dari Januari sampai pertengahan Juni, Juli itu belum selesai. Nah itu ditanyakan. Waktu itu memang, pak Eddie, waktu di salah satu sidang.. bukan.. di ruang sidang Direksi pak, saya dipanggil memang. Tapi yang mengetahui ini, hanya saya berdua dengan pak Eddie. Karena tidak di umumkan pak. Jadi begitu. Jadi, dengan kata-kata perlahan gitu loh pak. “saudara saya dengar sebagai penghalang..” atau.. mungkin saya juga salah, bukan penghalang. Tapi susah di ajak negosiasi. Saya bilang pak, bahwa saya itu kan dari tim teknis pak ya. jadi saya urusannya itu tim teknis pak, karena saya dari TI PLN Pusat, pak. Yang mengurus TI-nya PLN. Jadi saya bilang, ini memang ada masalah. Pertama, kalau boleh saya cerita, itu ada teknologinya, kemudian ada man-month pak. Karena waktu itu, yang di minta keputusannya adalah untuk me-Roll-Out, pak. Roll-Out CIS RISI, yang sudah di implement sebelumnya, di PLN Distribusi Jaya Tangerang. Nah dalam rangka itu, memang untuk Roll-Out, kami memang ada beberapa ini lah, yang saya pakai, bahwa ini tidak begini, ini harusnya begini. Begitu loh pak. Itu satu pak. Yang kedua, memang lama, karena di tim kami, itu kan teknologi yang saya ingat pak, waktu itu, yang di pakai adalah client server pak. Client server ini agak teknis yang Mulia. Jadi, kita waktu itu berada dalam posisi memang client server, tapi next two years, ke depan, itu akan masuk teknologi yang namanya three-tier, atau bapak barangkali sekarang bisa dengar yang web-based. Seperti contohnya, yahoo, itu kan kita tidak tahu dimana

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS

Selasa, 8 November 2011

servernya. Nah, kita hanya clientnya saja. Penerimanya. Nah, kita menginginkan seperti itu. Waktu itu bank sudah punya. Nah, saya memang bersikeras untuk pakai itu, hanya saja dalam prosesnya, itu memang ada beberapa kendala. Pertama, kalau client server, itu dari segi.. yang saya.. kan kami ada anggota hukum, dan keuangan pak. Dari biro hukum, kalau mau dengan client server, itu bisa di Roll-Out. Tapi kalau memakai three-tier, itu tidak bisa. Karena ini pekerjaan baru pak. Kalau yang client server, itu as it is. Walaupun nanti, di usulkan bukan as it is, gitu pak. Cuma, di tambah gitu pak. Beberapa fungsi, tapi.. (dipotong oleh Hakim Ketua)

Hakim Ketua : Ya, pertanyaan dari pada Penuntut Umum, adakah saudara terdakwa ini, pak Eddie ini, mengatakan kepada saudara, bahwa saudara sulit untuk di ajak bekerja sama untuk.. (dipotong oleh saksi SM)

Saksi (SM) : Iya pak, ada.

Hakim Ketua : Yang di maksud itu apa? Kerja sama apa yang di maksud?

Saksi (SM) : Kan perintah dari suratnya itu kan penunjukan langsung, pak ya. Saya katakan bahwa memang kalau surat perintah Direksi itu kan fatwa bagi saya pak. Tetapi dalam pelaksanaannya, kalau ada hal-hal yang akan, katakanlah meng-ini kan PLN di kemudian hari, memberatkan, itu mesti saya kasih tahu. Antara lain itu pak. Jadi sangat.. agak lama prosesnya. Itu yang saya mau katakan.

Hakim Ketua : Yang lama proses apanya?

Saksi (SM) : Proses.. tim itu tidak selesai-selesai pak. Tim itu tidak sepakat gitu loh pak. Belum sepakat sampai terakhir.

Hakim Ketua : Mengenai apa yang tidak sepakat?

Saksi (SM) : Pertama, tadi saya ceritakan mengenai teknologinya. Tapi itu memang sudah diputuskan Roll-Out. Yang kedua mengenai man-month pak. Nah man-month.. (dipotong oleh Hakim Ketua)

Hakim Ketua : Kenapa dengan man-month ini?

Saksi (SM) : Waktu di tanya oleh pak Eddie, itu sedang berproses pak. Belum ambil keputusan.

Hakim Ketua : Apa masalah man-month ini, yang ditanyakan pak Eddie masalah apanya?

Saksi (SM) : Itu dari saya pak. Man-month itu dari saya. Jadi, man-month itu kan dasar perhitungan untuk nilai kontrak pak. Jadi di dalam teknologi sistem informasi, itu.. man-month itu.. ini kan jasa konsultan pak. Jadi,

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS

Selasa, 8 November 2011

man-month nya ditentukan dulu, baru nanti dikalikan dengan harga satuan. Antara lain, gaji pegawai berapa, programmer berapa, dan biaya langsung, dan biaya tidak langsung itu ada, pak.

Hakim Ketua : Jadi yang saudara maksud dengan.. saudara dinyatakan sebagai “menghambat”, itu karena prosesnya yang lama?

Saksi (SM) : Ya.

Hakim Ketua : Itu saja?

Saksi (SM) : Menurut saya pak, menurut saya itu yang terjadi pak. Artinya, tidak selesai-selesai, begitu loh pak. Karena memang dari permulaan, tim saya ini kan tim ketiga pak ya, nah itu diharapkan cepat. Tapi ternyata lambat, karena waktu itu, saya baru masuk di situ, kemudian ada dua hal tadi yang saya bilang. Ada teknologi dan ada man-month, perhitungan men-develop atau membangun aplikasi itu, terlalu mahal. Terlalu mahalnya ini, artinya man-month nya terlalu banyak, jadi diturunkan gitu loh pak. Supaya nanti dikalikan dengan harga satuan, itu bisa jadi murah.

Hakim Ketua : Man-month yang diajukan oleh pihak Netway ya, maksudnya?

Saksi (SM) : Iya.

Hakim Ketua : Itu terlalu mahal dan banyak.

Saksi (SM) : Terlalu banyak.

Hakim Ketua : Terlalu banyak, sehingga cenderung mahal, gitu kan?

Saksi (SM) : Iya pak.

Hakim Ketua : Sehingga saudara bersama tim pada waktu itu, meminta agar ini diturunkan, begitu ya?

Saksi (SM) : Iya.

Hakim Ketua : Oh begitu.

Saksi (SM) : Dan itu.. (dipotong oleh Hakim Ketua)

Hakim Ketua : Dan ini butuh waktu lama, begitu kan?

Saksi (SM) : Ya. Betul.

Hakim Ketua : Sehingga butuh waktu lama pengerjaannya, maka ini lah yang di anggap sebagai.. oleh saudara Eddie, yang menurut saudara tadi ya, oleh saudara terdakwa ini, saudara menghambat. Begitu kan?

Saksi (SM) : Ya.

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS

Selasa, 8 November 2011

Hakim Ketua : Ada lagi?

PU : Yang terakhir. Saksi pernah melakukan rapat di hotel Pangrango tidak ya?

Saksi (SM) : Ya?

PU : Hotel Pangrango? Kota Bandung?

Saksi (SM) : Oh iya pak. Saya ingat pak.

PU : Pernah saudara di datangi oleh orang Netway?

Saksi (SM) : Waktu itu pernah pak.

PU : Apakah mereka ada complain masalah man-month yang di tawar rendah?

Saksi (SM) : Tidak. Mereka hanya ingin tahu. Kan ini, Netway ini kan negosiasi terus pak ya, jadi itu mungkin bukan orang-orang programmer, tapi orang yang di perusahaan lah pak. Nah itu, sebetulnya yang terjadi itu apa sih, sampai lama? Saya jelaskan bahwa ini ya seperti ini, ini, ini, dan itu di terima pak. Bahwa itu butuh proses, begitu loh pak. Seperti itu loh.

PU : Kemudian kembali saksi ya, sebagai anggota tim re-evaluasi dan negosiasi, di dalam tim tersebut, saksi di sub tim mana?

Saksi (SM) : Teknis pak.

PU : Teknis ya.

Saksi (SM) : Ketuanya pak Supanca.

PU : Kemudian sebagai di sub tim teknisya, untuk negosiasi masalah man-month ini koordinasinya saksi dengan siapa ketika itu?

Saksi (SM) : Koordinasi maksudnya pak, pak jaksa ?

PU : Nggak, negonya, negonya berkoordinasi dengan siapa dengan pihak (dipotong oleh saksi SM)

Saksi (SM) : Tim, tim pak.

PU : Tim?

Saksi (SM) : Tim itu kan ada tim teknis, tim hukum dan tim keuangan pak. Angkanya pertama datang dari tim teknis pak, iya, tim teknis dulu menentukan man-month nya, nah kalau biaya langsung personilnya, tim keuangan mereka udah punya guidancenya pak, dari BAPENAS tapi untuk aplikasi untuk TI nya itu memang dari tim teknis pak, gitu pak.

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS

Selasa, 8 November 2011

PU : Ini keterangan saksi pada No.12 ya.

Saksi (SM) : Langsung saya bacakan, “dalam melakukan perhitungan man-month tersebut anggota sub tim teknis bisa berhubungan atau berkordinasi terkait negosiasi man-month dan dari pihak Netway adalah saudara Harmed, Gani Abdul Gani dan Kahar”, benar ini pak?

Saksi (SM) : Iya, terutama dengan tim intinya, waktu itu pak Harmed, Harmed itu yang mengerti tentang teknis pak, dan anak buahnya waktu itu ada tiga orang dari India semua pak, orang India semua, iya, cuma saya lupa nama semuanya.

PU : Cukup yang Mulia.

Hakim Ketua : Saudara Penasehat Hukum.

PH (MI) : Terima kasih yang Mulia, saya mau coba mulai dari pak Husen dulu ya, tadi saudara saksi mengatakan bahwa yang didaftar di direktorat HAKI itu adalah Simpel RISI dengan dihilangkan TUL nya ya?

Saksi (MHH) : Iya, secara fungsinya begitu, fungsional.

PH (MI) : Fungsinya seperti itu, nah kalau TUL nya ini dihilangkan.

Saksi (MHH) : Iya.

PH (MI) : Ya, ada atau tidak perbedaannya antara Simpel RISI yang dimiliki oleh PLN dengan yang saudara daftarkan itu, banyak nggak perbedaan itu?

Saksi (MHH) : Banyak sekali.

PH (MI) : Banyak sekali.

Saksi (MHH) : Iya karena kalau produk CIS ini tidak akan bisa, dimana saja tidak bisa di install itu, khusus untuk di PLN aja itu bisanya. Gitu.

PH (MI) : Desain SIMPEL RISI ini hanya untuk PLN ?

Saksi (MHH) : Iya.

PH (MI) : Tetapi desain yang saudara daftar ke dirjen HAKI itu (dipotong oleh saksi MHH)

Saksi (MHH) : Yang ke dirjen HAKI itu yang generik nya.

PH (MI) : Yang generik nya, bisa dipakai oleh siapa saja?

Saksi (MHH) : PDAM, PGN Gas, itu, pokoknya yang ada unsur pelanggan dan billing gitu. Costumer care dan billing system gitu, jadi sistem untuk menangani pelanggan dan billing gitu, jadi murni generik yang kita tawarkan.

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS

Selasa, 8 November 2011

PH (MI) : Ok, menurut ingatan saudara saksi ya, apakah ketika saudara saksi mendaftarkan itu ya, ada anjuran, pernah mendengar anjuran atau keterlibatan pak Eddie ini supaya itu didaftarkan oleh PT Netway ?

Saksi (MHH) : Tidak ada, itu murni kebijakan Internal, soalnya akan dikembangkan di India product itu.

PH (MI) : Oh, akan dikembangkan di India.

Saksi (MHH) : Iya.

PH (MI) : Baik, kemudian saya secara khusus ingin tanya ke saudara Husen ya, ini dalam surat dakwaan ini pada halaman 8 dikatakan gini, “atas permintaan terdakwa pada tanggal 13 September 2001 Ir. Gani Abdul Gani mengajukan permohonan pendaftaran ciptaan kepada dirjen HAKI atas kepemilikan perangkat lunak PT. Netway dengan menyerahkan compact disc atau CD berisi perangkat lunak dengan cara costumer care billing system, CCBS dan buku manual atau petunjuk pengoperasian CCBS yang kemudian pada tanggal 24 Juli 2002, baru diterbitkan surat pendaftaran ciptaan dari Dirjen HAKI, padahal seluruh struktur data struck Procedure dari CD dan isi manual tersebut adalah sama dan identik, bahkan terhadap kesalahan ketiknya, dengan perangkat lunak SIMPEL RISI serta buku manual yang dibuat oleh Politeknik ITB.” (dipotong oleh Hakim Ketua)

Hakim Ketua : Jadi inti pertanyaannya, inti saudara, tahukah saudara apakah saudara terdakwa ini pernah memeritahkan Gani Abdul Gani mendaftarkan hak itu ke Dirjen HAKI, tahu saudara nggak ?

Saksi (MHH) : Saya hanya diperintahkan teknis, daftarkan ini, dari pak Gani.

Hakim Ketua : Saudara hanya mendapat perintah dari, perusahaan ya, dari Gani ?

Saksi (MHH) : Dari pak Gani

Hakim Ketua : Dari Netway ya ?

Saksi (MHH) : Iya.

PH (MI) : Pertanyaan saya lebih lanjut adalah, apakah benar isi CD yang saudara daftarkan itu, ya, identik dengan perangkat lunak SIMPEL RISI serta buku manual yang dibuat oleh Politeknik ITB?

Saksi (MHH) : Tidak, tidak, tidak.

Hakim Ketua : Tidak bagaimana ini?

Saksi (MHH) : Tidak, tidak identik sama, tidak gitu. Bikin sendiri, bikin lagi, gitu.

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS

Selasa, 8 November 2011

PH (MI) : Bikin lagi. Saudara ikut dalam pembuatan ini ?

Saksi (MHH) : Iya, karena, untuk, karena saya untuk urusan, waktu diperintahkan pak Gani untuk mendaftarkan itu, itu saya yang bikinnya gitu.

PH (MI) : Saudara saksi dengan tim atau dengan siapa ?

Saksi (MHH) : Dibantu tim tapi saya yang terakhir yang ngemasnya gitu ya, karena-

PH (MI) : Saya ingin ketegasan sekali lagi dari saudara saksi ya, perbedaan pokok dari yang saudara daftarkan dengan SIMPEL RISI itu pada masalah apa?

Saksi (MHH) : Masalah fungsionalitas pak, fungsionalitas. Jadi kalau sebagai contoh aja ya,di PLN itu kan ada aturan subsidi ada apa-apa, di generic itu nggak ada gitu ya, aturan subsidi, apa terus juga. (dipotong oleh Hakim Ketua)

Hakim Ketua : Tadi saudara katakan TUL – TUL sudah dilepas.

Saksi (MHH) : Sudah dilepas, sudah tidak ada itu, kita generic aja, pelanggan umum, pelanggan perumahan, perumahan, pabrik, a….. Industri, sudah, 4 saja. Jadi tidak mengenal apa, social apa, tidak ada itu jadi murni generic aja nanti kalau PN gas atau ke PDAM juga bisa jalan gitu, jadi tidak ada PLN nya.

PH (MI) : Saya lanjutkan, apakah saudara saksi pernah mengetahui mengenai saudara terdakwa ini ya, pernah menerima uang sebesar 2 miliar rupiah sesuai dengan business plan PT. Netway tahun 2005 sampai 2007 ?

Saksi (MHH) : Tidak pernah, saya tidak pernah tahu.

PH (MI) : Oh tidak pernah tahu. Apa saksi pernah diperiksa dalam perkaranya Gani Abdul Gani sebagai tersangka, Margo Santoso sebagai tersangka, Fahmi Mohctar sebagai tersangka ?

Saksi (MHH) : Belum pernah.

PH (MI) : Oh belum pernah.

Saksi (MHH) : Hanya sekali aja, pak Eddie.

PH (MI) : Hanya untuk pak Eddie saja. Ok, saya pindah ke pak Syarif Maulana ya.

Saksi (SM) : Baik pak.

PH (MI) : Tadi saya, pak Syarif Maulana, menyatakan soal ada yang selalu menjadi bahan diskusi, ini adalah mengenai teknologi dan man-month ya?

Saksi (SM) : Betul pak.

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS

Selasa, 8 November 2011

PH (MI) : Antara Netway dengan PT. PLN ya?

Saksi (SM) : Iya, dengan tim.

PH (MI) : Dengan timnya PT. PLN ya?

Saksi (SM) : Iya.

PH (MI) : Nah, pertanyaan saya ya, apakah untuk menentukan sebagai bahan dasar bagi pak Syarif dan kawan-kawan untuk menghitung man-month yang kata pak Syarif itu terlalu mahal ya,

Saksi (SM) : Terlalu besar pak.

PH (MI) : Terlalu besar ya, apa ukurannya ketika itu?

Saksi (SM) : A….. waktu itu pak ada beberapa, itulah apa yang pernah kita pakai pak, karena saya bukan sekali itu menjadi anggota tim pak, jadi waktu kita menentukan semacam HPS gitu pak ya, kalau pelelangan ato segala macam itu kita ada dasarnya pak dan lagi kita juga melihat internet pak. Internet itu kan suka ada pak, perhitungan untuk suatu projek cost accumulation berapa gitu pak, itu ada. Dan secara umum gitu loh pak, dilihat dari pekerjaan untuk mendevelop ini agak detail, membuat program itu tidak sama antara program 1,2 dan 3. Contohnya kalau untuk program mendisplay didepan itu dimuka, itu cukup simple dibandingkan dengan program untuk menghitung misalnya kalkulasi rekening atau pun yang lainnya itu pasti tidak sama disitu pak, disitu kami melakukan a…. apa, evaluasi. Itu makanya agak lama karena proposalnya itu waktu itu juga kan kalau saya nggak salah inget itu sekitar 450 halaman pak, karena programnya itu banyak sekali gitu loh pak, memang program itu diperlukan, cuma dari segi man base, man-month itulah, itu beda–beda. Nah itulah yang kita evaluasi kita negosiasi itu cukup lama pak, cukup lama, ya itu.

PH (MI) : Baik pertanyaan saya lebih lanjut, tadi saudara saksi mengatakan bahwa ada pengalaman di PT. PLN ya, menentukan HPS dan lain – lain, nah apakah di PT. PLN pernah ada pengalaman menentukan HPS untuk projek serupa dengan yang disampaikan oleh PT. Netway ini ?

Saksi (SM) : Ah…. pernah pak, cuma saya lupa ya, tapi seperti yang saya pernah develop d iaplikasi ERP misalnya Enterprise Resource Planning yang sekarang sudah jalan itu ada pak, bahkan itu kan kita pakai konsultan pak, itu ada masukan-masukan, cari disini, cari dimana gitu loh pak; yang independent, sekian gitu loh pak. Disamping katakanlah harga perangkat keras komputer itu kan setiap saat terbuka di internet nah kita ambil disitu, nah ini memang yang kita liat pak jadi katakanlah berapa man-month untuk mendevelop, kemudian siapa saja yang masuk di situ,

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS

Selasa, 8 November 2011

kualifikasi orangnya itu termasuk pak. Jadi teknis murni untuk menghitung cost pengembangan, pembangunan suatu aplikasi pak, nah dalam hal ini proposal dari Netway adalah melakukan Roll-Out, Roll-Out dari aplikasi CIS RISI yang sebelumnya sudah jalan dengan baik di PLN Distribusi Jaya pak, jadi tinggal di Roll-Out. Hanya disitu ada memang ditambah feature-feature yang harus di antisipasi ke depan, tetapi sekali lagi bukan prinsip dasarnya tetap client server, bukan three-tier, karena kalau three-tier itu tidak bisa melakukan Roll-Out ya pak ya. Itu harus di tender pak karena itu pekerjaan baru dan semua orang bisa, semua pihak Vendor bisa pak. Kalau bikin three-tier, karena three-tier ini baru, semua program harus ditulis ulang pak, di re-write, di design ulang, dianalisis ulang, karena ini sangat-sangat berbeda prinsipnya antara client server dengan three-tier gitu pak, jadi Roll-Out itu karena apa dengan permulaan dengan pertimbangan bahwa ini sudah lama di PLN Disjaya kemudian keadaan juga waktu itu ada management PLN itu pak, itukan mempunyai perhitungan dengan ada usulan dari Jakarta, kalau tidak dilakukan ini akan terjadi ini, ini, ini, gitu loh pak, kerugian. Jadi itu yang dihitung pak, jadi inilah yang bikin alot, karena sambil juga me Roll-Out itu tidak, tidak, hanya CIS RISI as it is, gitu loh pak tapi ada plusnya, nah plusnya yang kita ini kan, yang kita, kita apa, yang kita diskusikan pak. Tentunya dengan plus itu ada konsekuensi pak, itu memang belum dibuat oleh Netway pak dan itu harus dibuat, itulah adanya proposal yang memang harus dievaluasi, dinegosiasi pak.

PH (MI) : Ok, dan apakah itu memang yang saksi sebut apa yang plus itu dibuat oleh Netway ?

Saksi (SM) : Saya kan gini pak, saya kan nggak, saya kan berhenti di tim saya syarat-syarat dan keputusannya kan dihentikan sementara pak, nah kesananya prosesnya nggak ngikut lagi, karena itu sudah tim lain dan dilaksanakan oleh PLN Distribusi Jaya. Jadi saya nggak ikut, istilahnya nggak ikut implentasinya pak.

PH (MI) : Oh, implementasinya (dipotong oleh saksi SM)

Saksi (SM) : Nggak, nggak ikut pak, jadi waktu proses negosiasi aja dan re-evaluasi itu. Kesananya saya nggak ikut loh, baik di tim-

PH (MI) : Ok.

Hakim ketua : Sudah, sudah, sudah.

Saksi (SM) : Ok. Baik pak, maaf pak.

Hakim ketua : Dari tadi itu lagi, itu lagi.

Saksi (SM) : Iya pak, maaf pak.

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS

Selasa, 8 November 2011

PH (MI) : Saya masih kembali ke man-month itu ya pak ya, tadi juga saudara saksi mengatakan bahwa ini kan sudah tinggal Roll-Out ya, nah pertanyaan saya untuk Roll-Out yang dari semula 7 AP, berapa AP ?

Saksi (SM) : Aduh saya lupa pak.

PH (MI) : Lupa?

Saksi (SM) : Saya lupa.

PH (MI) : Kalau 7 AP saudara lupa ya, menjadi 35?

Saksi (SM) : Iya, iya kayanya iya, 35.

PH (MI) : Menjadi 35?

Saksi (SM) : Keseluruhan UP di Jakarta kalau tidak salah.

PH (MI) : Iya, nah perubahan dari 7 ini menjadi 35 ketika itu apa juga didiskusikan sehingga keluar man-month yang seperti saudara sebut menjadi alot tadi?

Saksi (SM) : Betul sekali pak, itu lah tambahannya pak, karena kalau Roll-Out as it is, saya bilang tadi kan tinggal dikalikan biaya Roll-Outnya pak, tetapi tidak bikin program baru, tidak mengembangkan fungsi baru, itu as it this tinggal di copy cemplungin sana teorinya jalan. Tapi ini kita ada course nya pak, kenapa? Karena management menginginkan bahwa CIS RISI ini tidak hanya gitu, harus mengantisifikasi kebutuhan sekitar 2 tahunlah, nah itu ada pak, sehingga ada pekerjaan tambahan untuk Netway sehingga konsekuensinya nambah man-month itu, jadi tidak hanya me-Roll-Out pak as it this gitu loh istilahnya, tapi ada plusnya gitu loh pak.

PH (MI) : Ok, saya masih kembali ke soal client server itu ya, pak ya, dalam, tadi saudara saksi juga mengatakan bahwa sempat dihampiri pak Eddie dan dibisikkan sesuatu tadi ya, seingat saudara saksi, yang dikehendaki ini sebagai Dirut ketika itu apa sih, apakah dia menginginkan client sever atau ?

Saksi (SM) : Oh nggak pak, pak Eddie sama sekali nggak tahu pak, itu kan urusan teknis pak, yang ditanyakan ke saya, waktunya kenapa terlalu lama gitu loh? Dan itu kenapa negosiasinya sulit gitu loh pak, tapi materi dalamnya nggak pernah pak, pak Eddie nggak pernah tanya.

PH (MI) : Nggak pernah tanya.

Saksi (SM) : Nggak, nggak pernah tanya.

PH (MI) : Apakah saksi pernah mendengar pak Eddie meminta sesuatu untuk supaya ini, supaya selesai hari ini juga, atau, atau seperti itu? Misalnya

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS

Selasa, 8 November 2011

dia press, diminta dengan satu surat supaya tim ini menyelesaikan pembicaraan ini dalam waktu 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan ?

Saksi (SM) : Oh, nggak ada pak, nggak ada. Kan waktu itu, waktu saya ditanya dibisikkan pak Eddie, itu kan sedang berproses pak, lama, saya lupa bulannya, kan kita membuat laporan akhir Desember itu kalau saya nggak salah, itu itulah pak, Juni, Juli atau apalah belum selesai, nah itu yang stress pak Eddie adalah kenapa lama? Gitu loh pak, kenapa sulit? Gitu, itu aja pak, tapi detailnya nggak pernah.

PH (MI) : Ok.

Saksi (SM) : Walau tim ini lama kerjanya, gitu aja pak.

PH (MI) : Tadi saudara saksi menyebut suatu perintah ya, dari Direksi ya, untuk PL.

Saksi (SM) : Untuk ?

PH (MI) : Penunjukan langsung.

Saksi (SM) : Oh, iya ada pak.

PH (MI) : Itu dari dari direksi atau dari GM ?

Saksi (SM) : Itu kalau nggak salah dari pak, dari Dirut pak, dari Dirut PLN pak Eddie, untuk melakukan penunjukan langsung karena disitu ada pertimbangannya pak, karena ini me-Roll-Out CIS itu pak, walau pun tidak murni 100%, ada suratnya nanti itu pak, untuk segera melakukan itu.

PH (MI) : Apa bukan dari GM ?

Saksi (SM) : Apa ?

PH (MI) : Apa bukan dari GM ?

Saksi (SM) : Kalau GM (dipotong oleh Hakim Ketua)

Hakim Ketua : Nanti kita lihat suratnya, kita hadirkan ditengah, kita lihat suratnya apakah dari Dirut, apakah dari GM, surat itukan ada.

Saksi (SM) : Iya.

Hakim ketua : Iya, cukup, ada pertanyaan lain ?

PH (MI) : Kemudian saya teruskan, mengenai soal negosiasi itu pak ya, mengenai man-month, apakah pernah pak Eddie atau pak Margo Santoso misalnya meminta man-month ini supaya mengikuti kehendak Netway?

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS

Selasa, 8 November 2011

Saksi (SM) : Tidak pernah pak, tidak pernah. Itu murni dari hasil evaluasi dan negosiasi dari tim pak, saya disini juga bukan sendirian ya pak ya. (dipotong oleh Hakim Ketua)

Hakim Ketua : Sudah-sudah tidak pernah ya, ini murni hasil dari pada tim ya ?

Saksi (SM) : Iya.

Hakim Ketua : Ya sudah.

Saksi (SM) : Iya.

PH (MI) : Kemudian kesimpulan hasil negosiasi itu dilaporkan ke GM secara langsung atau kepada Dirut ketika itu?

Saksi (SM) : Tidak pak. Itu kan ada mekanisme-nya pak. Saya kan anggota tim, jadi semua keputusan itu dilaporkan ke ketua tim, ketua tim membuat laporan disampaikan ke GM, GM menyampaikan lagi ke pak Dirut.

PH (MI) : Oke.

Saksi (SM) : Begitu pak, prosedurnya begitu pak, Jadi saya nggak pernah melaporkan langsung.

PH (MI) : Menurut ingatan saudara saksi, apakah ada komplain, pernah ada komplain dari Dirut mengenai hasil negosiasi ini?

Saksi (SM) : Nggak pernah, pak.

PH (MI) : Oh, nggak pernah.

Saksi (SM) : Nggak pernah, pak.

PH (MI) : Dari Direksi?

Saksi (SM) : Nggak pernah pak.

PH (MI) : Oh, nggak pernah.

Saksi (SM) : Karena kita memang tidak pernah melaporkan ke Direksi.

Hakim Ketua : Saudara juga melaporkan juga ke atasan saudara bahwa nggak pernah ya?

Saksi (SM) : Iya, betul.

Hakim Ketua : Nggak perlu diterangkan begitu lagi kan?

Saksi (SM) : Iya.

(audience tertawa)

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS

Selasa, 8 November 2011

Hakim Ketua : Oke, lanjut.

PH (MI) : Saya teruskan saudara saksi, ya. Di dalam perundingan-perundingan yang dilakukan oleh tim ini, guidance untuk melakukan perundingan itu datang dari Dirut atau datang dari Direktur Niaga?

Saksi (SM) : Hmm waktu itu- (dipotong oleh PH MI)

PH (MI) : Ada guidance-nya tidak?

Saksi (SM) : Waktu itu di tim itu, kan ada ketua tim pak. Ketua tim Pak Fajar, yang kedua ada Tim Pengarah dan yang ketiga anggota Tim Sub-Teknis, Hukum, dan Keuangan.

Hakim Ketua : Pertanyaannya dari Penasehat Hukum tadi, ada guidance-nya nggak dari terdakwa atau dari orang lain?

Saksi (SM) : Hmm.. ada kan di tim ini nya pak.. (dipotong oleh Hakim Ketua)

Hakim Ketua : Pertanyaannya, ada guidance-nya nggak? Kan Penasehat Hukum kan nanya nih, ketika saudara melakukan perundingan ya, nego, ada guidance-nya tidak dari terdakwa atau dari Direktur Niaga?

Saksi (SM) : Nggak ada pak.

Hakim Ketua : Ya sudah, cuma itu aja kok.

Saksi (SM) : Nggak ada pak. Iya, baik pak, maaf maaf.

PH (MI) : Akan dilanjutkan oleh yang lain. Terima kasih.

Hakim Ketua : Yang sudah jangan ditanya lagi ya!

PH (MR) : Baik, makasih Yang Mulia. Saudara saksi ya, saudara saksi kan diangkat menjadi anggota Tim Re-evaluasi dan Negosiasi tanggal 31 Januari 2002, saudara ingat nggak?

Saksi (SM) : Iya pak.

PH (MR) : Iya, 31 Januari 2002? Kemudian saudara tadi kan menerangkan bahwa saudara tidak mengikuti proses selanjutnya ya?

Saksi (SM) : Iya.

PH (MR) : Implementasi nya juga saudara tidak mengikut i ya?

Saksi (SM) : Iya, nggak.

PH (MR) : Saudara berhenti atau tim ini diberhentikan atau tidak terlibat lagi dalam negosiasi, saudara ingat kapan itu?

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS

Selasa, 8 November 2011

Saksi (SM) : Kalau nggak salah ingat pak, itu bulan Desember. Sesuai dengan laporan akhir dan.. hmm ya, laporan akhir dari tim.

Hakim Ketua : Tahun berapa?

Saksi (SM) : Desember 2002 pak.

PH (MR) : Desember 2002 ya?

Saksi (SM) : Iya.

PH (MR) : Saudara pernah mendengar nggak, bahwa ada Nota Dinas Penunjukkan Langsung ya, dari General Manager PLN Disjaya Tangerang, pak Margo Utomo, eh Margo Santoso, Nota Dinas tanggal 17 Februari 2003? Saudara pernah mendengar nggak itu ada Nota Dinas PL Penunjukan Langsung?

Saksi (SM) : Nggak pernah pak.

PH (MR) : Tidak pernah.

Saksi (SM) : Waktu itu nggak pernah. Saat-saat-

PH (MR) : Iya, tidak pernah ya?

Saksi (SM) : Iya.

PH (MR) : Kemudian dalam kaitannya dengan man-month tadi ya, dalam melakukan evaluasi terhadap man-month ya, itu apakah cukup berdasarkan dokumen saja ataukah evaluasi itu dilakukan di lapangan? Perlu ke lapangan gitu, maksud saya.

Saksi (SM) : Waktu itu nggak pak, jadi anggota tim kan banyak. Masing-masing punya pengalaman dan sudah ada bahan-bahan yang bisa kita pakai dari internet dan segala macam pak. Tapi tidak pernah ke lapangan.

PH (MR) : Tidak pernah ke lapangan ya. Saudara saksi ya, Pak Syarif Maulana.

Saksi (SM) : Iya.

PH (MR) : Soal akurasi dari penghitungan man-month itu, jika tidak dilakukan di lapangan kira-kira saudara tahu nggak soal itu, akurasi-nya?

Hakim Ketua : Jangan, jangan. Berpendapat itu.

PH (MR) : Nggak, akurasi-nya itu pak. Tahu nggak dia soal itu?

Hakim Ketua : Iya tapi kan nggak bisa, ditafsirkan itu tadi, dari dia kan berdasarkan dari data yang ada.

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS

Selasa, 8 November 2011

PH (MR) : Baik. Berkaitan dengan tadi saudara katakan bahwa pak Eddie menanyakan tentang waktunya kenapa terlalu lama ya.

Saksi (SM) : Iya.

PH (MR) : Itu cuma berdua saja ya disitu nggak ada orang lain ya?

Saksi (SM) : Iya. Bukan... (dipotong PH MR)

PH (MR) : Iya, artinya orang lain nggak dengar kan?

Saksi (SM) : Nggak dengar.

PH (MR) : Pertanyaan saya, ketika saudara bisik-bisik seperti itu ada nggak instruksi dari pak Eddie seperti apa? Ada nggak?

Saksi (SM) : Nggak ada pak. Kan tadi bisik-bisik. Jadi nggak ada pak.

PH (MR) : Nggak ada instruksi? Kemudian saya beralih kepada pak Husen ya. Pak Husen ya,

Saksi (MHH) : Iya.

PH (MR) : Dari SIMPEL RISI kemudian proses selanjutnya Netway mendapatkan proyek dari PLN Disjaya adalah Roll Out CIS RISI ya? Saudara terlibat nggak dalam proses Roll Out CIS RISI ini?

Saksi (MHH) : Pernah ikut juga tim Re-evaluasi Teknis pernah ikut juga- (dipotong PH MR)

PH (MR) : Re-evaluasi teknis ya?

Saksi (MHH) : Iya.

PH (MR) : Dari SIMPEL RISI ke Roll Out CIS RISI ya, Roll Out ke CIS RISI, itu apakah ada perkembangan-perkembangan atau penambahan-penambahan dari SIMPEL RISI ke CIS RISI?

Saksi (MHH) : Ada, itu yang tadi dikatakan saat itu ada plus nya gitu.

PH (MR) : Ada plus nya? Plus nya itu apa saja?

Saksi (MHH) : Biasanya karena fitur, eh lingkup nya ini besar, untuk terintegrasi itu biasanya unsur security-nya apanya itu harus ditambahkan lagi dan ditambah lagi. Kemudian juga karena kan ada SAP 3 ya. Karena sistem pembayaran online seluruh Jakarta itu harus antisipasi ada itu, jadi tidak hanya murni yang polos itu.

PH (MR) : Jadi ada penambahan-penambahan gitu?

Saksi (MHH) : Jadi ada penambahan-penambahan begitu.

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS

Selasa, 8 November 2011

PH (MR) : Banyak sekali penambahannya?

Saksi (MHH) : Dibandingkan dengan fungsi sebelumnya yaa 50%-25% lah dari keseluruhan tambahannya itu.

PH (MR) : Kemudian saudara, pak Husen Hidayat ya, tahu nggak saudara proses penghitungan man-month nya? Tahu nggak saudara?

Saksi (MHH) : Tidak pak.

PH (MR) : Tidak tahu ya? Soal kebutuhan man-month nya dalam program SIMPEL CIS RISI saudara tahu nggak? Bukan dari- (dipotong saksi HH)

Saksi (MHH) : Tidak. Tim Teknis dan Programmer yang menentukan jumlah orangnya.

PH (MR) : Pertanyaan terakhir ya, tepatnya kapan saudara mendaftarkan itu?

Saksi (MHH) : 2001. Oktober kalau nggak salah ya, saya lupa.

PH (MR) : Oktober 2001?

Saksi (MHH) : Iya.

PH (MR) : Baik, dari kami cukup pak. Terima kasih.

Hakim Ketua : Dari terdakwa, ada lagi?

PH (DA) : Terima kasih, Yang Mulia. Saya ke saksi Husen Hidayat ya. Bapak cukup terlibat lama di Netway ya pak ya?

Saksi (MHH) : Iya.

PH (DA) : Pertanyaan saya, mohon bapak terangkan yang bapak ketahui tentang bedanya SIMPEL RISI, CIS RISI, dan Roll Out CIS RISI. Apakah itu berbeda atau tidak?

Saksi (MHH) : Iya, mudah-mudahan saya ingat. SIMPEL RISI asalnya memang hanya untuk di Jakarta aja ya. Dari pengembangan dari RISI Rencana Induk Sistem Informasi di Disjaya gitu ya, dibuatlah SIMPEL RISI itu, gitu ya.

PH (DA) : Di berapa Unit Pelayanan?

Saksi (MHH) : Kalau nggak salah 7 waktu itu ya, di uji cobakan. Nah kemudian terus berkembang dari 1998-2000. Sebab kurang paham dari SIMPEL RISI, tapi CIS RISI nya sama aja sebetulnya sih ya, itu juga berkembang terus gitu, jadi- (dipotong PH MR)

PH (DA) : Yang berkembangnya apa pak?

Saksi (MHH) : Hmm.. perkayaan fungsi dan fiture nya. Diperkaya terus fitur-fitur nya. Jadi- (dipotong PH MR)

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS

Selasa, 8 November 2011

PH (MR) : Sebentar. Fiture dari SIMPEL itu yang seperti apa, yang dari CIS itu seperti apa? Dan yang di Roll Out seperti apa yang bapak bisa lihat?

Hakim Ketua : Bisa dijelaskan, bisa dijabarkan?

PH (DA) : Paham nggak?

Saksi (MHH) : Iya, tapi tidak ingat pak, karena itu ada banyak items-items nya.

PH (MR) : Tadi ada perbedaannya ya ada perkembangan fiture dan fungsi tadi itu?

Saksi (MHH) : Iya.

PH (DA) : Kemudian, apakah menyambut kebutuhan PLN saat itu tentang perubahan struktur organisasi, kenaikan Tarif Dasar Listrik, trus efisiensi dan ada penerapan SAP 3, apakah fungsi yang seperti itu digunakan dalam Roll Out CIS RISI?

Saksi (MHH) : Iya. Jadi kita mengantisipasi itu ada SAP 3, ada perubahan struktur dari 3 level, dulu ada rayon cabang, jadi dibagi 2 waktu itu. Disjaya jadi cuma UP aja, itu jadi berubah struktur organisasi-nya. Juga waktu itu ada gap-gap itu kebocoran-kebocoran non-teknis maupun kebocoran administratif, jadi begitu.

PH (DA) : Dari perubahan itu apa akibat terhadap pekerjaan Roll Out CIS RISI ini? Terhadap jumlah pekerja, terhadap waktu pekerjaan, ada nggak akibatnya?

Saksi (MHH) : Oh, ada, ada penambahan. Jadi ada kerjaan tambahan lah waktu itu.

PH (DA) : Ok. Apakah SDM yang disediakan waktu itu juga bertambah?

Saksi (MHH) : Oh, bertambah pak. Karena itu kan kita nyimpan orang di tiap-tiap UP juga ditambah orang lagi, yang Roll Out ya nambah juga gitu.

PH (DA) : Apakah penambahan itu yang akan menjadi komponen penawaran Netway kepada PLN untuk menjadi nilai sebuah kontrak?

Saksi (MHH) : Iya. Untuk Roll Out iya. Dalam Roll Out kan ada berapa SDM yang akan ditempakan untuk me-maintain itu gitu ya, jadi ada penambahan disitu.

PH (DA) : Untuk selanjutnya kepada Pak Syarif Maulana sebagai, bapak sebagai jabatan Ahli Aplikasi IT ya pak?

Saksi (SM) : Iya.

PH (DA) : Oke. Pertanyaan saya sedikit tegas aja pak, tentang pekerjaan Tim Re-evaluasi dan Re-negosiasi tadi mengatakan penentuan man-month yang

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS

Selasa, 8 November 2011

kemudian disepakati dan di insert dalam sebuah kontrak, itu apakah suatu kesepakatan yang mutual antara Netway dan PLN pak?

Saksi (SM) : Tadi sudah saya jawab pak. Hmm kalau saya- (dipotong oleh Hakim Ketua)

Hakim Ketua : Kalau sudah dijawab jangan lagi. Kan sudah dijawab tadi.

Saksi (SM) : Iya.

PH (DA) : Baik. Makasih pak.

Hakim Ketua : Ada pertanyaan lagi? Jangan diulang ya.

Terdakwa : Oke Yang Mulia. Pertanyaan saya pertama kepada pak Husen Hidayat. Pak Husen, saya mohon konfirmasi, apakah dalam 6 kontrak dukungan operasi SIMPEL RISI tahun 2001-2003, pak Husen mengetahui tidak 6 kontrak antara Disjaya dengan Netway mengenai dukungan operasi SIMPEL RISI?

Saksi (MHH) : Kurang ini, saya tidak ngerti dalam sisi legal nya.

PH (MR) : Bukan soal legal-nya, tapi saya ingin tahu scope atau lingkup pekerjaannya. Apakah dukungan SIMPEL RISI itu hanya kepada 7 UP yang dimana pilot project, atau sudah 35 UP yang didukung oleh SIMPEL RISI tersebut?

Saksi (MHH) : Kalau saya nggak salah masih 7.

PH (MR) : Masih 7 ya. Bapak mungkin bisa bercerita kepada saya juga, mengapa kontrak Politeknik ’99 eh ’96 ya, yang terakhir itu, molor sampai baru ditutup 2001 padahal rencana semula hanya 1 tahun ya?

Saksi (MHH) : Iya.

PH (MR) : Apa masalahnya kontrak tersebut? Tahu tidak masalahnya?

Saksi (MHH) : Kurang tahu pak.

PH (MR) : Kurang tahu? Oke. Baik, kalau begitu saya beralih ke pak Syarif Maulana.

Saksi (SM) : Baik pak.

PH (MR) : Mungkin pertanyaan yang sama pak, dengan yang terakhir. Apakah pak Syarif mengetahui mengapa kontrak ’96 Politeknik ITB itu molor menjadi tahun 2001?

Saksi (SM) : Tidak pernah tahu pak.

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS

Selasa, 8 November 2011

PH (MR) : Tidak pernah tahu ya?

Saksi (SM) : Iya, tidak pernah tahu. Itu masalah internal PLN Distribusi Jaya, begitu.

PH (MR) : Dalam penentuan man-month pak Syarif Maulana, dalam penentuan man-month oleh Tim Re-negosiasi dan Re-evaluasi, kemarin ada saksi yang menyatakan bahwa PLN menentukan jumlah orang, eh apa namanya.. jumlah BS Consultant setiap UP ada berapa orang begitu ya, atau pak Maulana ikut menentukan nggak pada waktu itu?

Saksi (SM) : Hmm.. saya nggak begitu ingat pak. Tapi yang saya paling ingat itu adalah untuk yang yang pengembangan SLA aplikasi, karena kan di saya ada orang hukum dan orang keuangan pak. Nah, untuk yang supporting tenaga dan sebagainya itu yang menentukan itu bukan, bukan (dipotong oleh terdakwa)

Terdakwa : Ada anggota tim nya ya?

Saksi (SM) : Ada dari anggota tim, tapi saya nggak terlalu terlibat pak.

Terdakwa : Oke. Karena bapak implementasi di pengembangan?

Saksi (SM) : Iya, di pengembangan.

Terdakwa : Pak Syarif Maulana, apakah dalam tim tersebut ketua yang tadi anda katakan melaporkan ya, ketua ini mengikuti semua negosiasi atau ada negosiasi yang dilakukan oleh masing-masing anggota?

Saksi (SM) : Sebagian besar diikuti pak. Nggak, nggak itu pakai tim pak. Jadi tim selalu berhadapan, nah disitu ketua tim datang, majority datang di pertemuan. Karena ada beberapa kali re-evaluasi di Lembang, di Cibodas, segala macam, tapi saya lupa pak. Tapi itu Pak Fajar ikut pak, ketua tim.

Terdakwa : Ketua Sub-tim Teknis ikut?

Saksi (SM) : Begitu juga. Kelihatannya sih semuanya hadir pak, cuma mungkin nggak selamanya, nggak dari pagi sampai malem, misalnya gitu.

Terdakwa : Tapi yang mempertanggung jawabkan nantinya adalah Ketua Sub-tim Teknis terhadap Ketua Tim ya? Betul ya?

Saksi (SM) : Iya.

Terdakwa : Pak Syarif Maulana ingat ada suatu kejadian dimana dalam suatu rapat ketua sub-tim ini beradu argumentasi yang sangat keras sehingga terjadi insiden lempar-lemparan kue pada waktu itu?

Saksi (SM) : Ingat pak.

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS

Selasa, 8 November 2011

Terdakwa : Ingat?

Saksi (SM) : Iya, memang kejadiannya seperti itu pak.

Terdakwa : Apakah pak Syarif Maulana mengetahui bahwa setelah itu saudara Saibun Sitompul minta mengundurkan diri dari- (dipotong oleh saksi SM)

Saksi (SM) : Betul.

Terdakwa : Betul ya?

Saksi (SM) : Betul pak.

Terdakwa : Terus terang saja saya tidak tahu mengenai man-month. Tapi seingat saya, saya pernah menanyakan apa yang terjadi di dalam tim sampai terjadi insiden seperti itu. Apakah itu pertanyaan saya kepada bapak.

Saksi (SM) : Nggak pernah pak.

Terdakwa : Kalau bukan itu saya terpaksa harus mengatakan bahwa saya me- (dipotong oleh Hakim Ketua)

Hakim Ketua : (Suaranya tidak terdengar karena tidak menggunakan mic)

Saksi (SM) : Maksudnya bagaimana ini pak? Mohon diulang.

Terdakwa : Begini, begini. Saya tidak mendapat laporan dari Tim Re-evaluasi dan Re-negosiasi mengenai jalannya perundingan man-month. Tapi yang saya tahu ada satu insiden yang akhirnya mengakibatkan pengunduran diri dari saudara Saibun, ya. Dan memang itu pun saya tidak ikut campur ya. Saya bertanya kepada beberapa kawan, apa sih yang terjadi dalam tim kok sampai begitu keras? Kalau bukan itu pertanyaan saya kepada bapak, maka lupakan aja.

Hakim Ketua : Pernah nggak saudara ditanya?

Saksi (SM) : Nggak pernah pak, nggak pernah pak.

Terdakwa : Baik, kemudian selanjutnya pak. Dalam BAP bapak menyebutkan “saya marah kepada bapak”, masih berpendapat demikian?

Saksi (SM) : Iya.

Hakim Ketua : Sebentar, sebentar. Begini ya. Itu kan penilaian saudara bahwa saudara terdakwa ini marah, ya. Kenapa? Marahnya bagaimana? Kalau saya dengar tadi bahwa saudara terdakwa hanya menanyakan “kenapa sih itu lambat banget?” Apa itu saudara tafsirkan sebagai suatu kemarahan?

Saksi (SM) : Karena kan itu menanyakan kenapa terlalu lama begitu pak.

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS

Selasa, 8 November 2011

Hakim Ketua : Oh, itu marah?

Saksi (SM) : Iya. Kalau menurut saya terlalu lama, makanya saya jawab itu man-month nya terlalu besar.

Hakim Ketua : Yasudah, itu sudah terjadi ya.

Saksi (SM) : Sehingga butuh waktu agak lama, gitu loh pak.

Hakim Ketua : Saudara saksi kan menganggap marah saudara terdakwa ini ya?

Saksi (SM) : Iya.

Hakim Ketua : Tidak nanya “kok cepet banget sih?” baru nggak marah kan?

(audience tertawa)

Hakim Ketua : Betul tidak? Itu penilaian ya. Mau marah atau tidak kalau seperti itu penilaian, ya. Ada lagi?

Terdakwa : Baik, sedikit pak. Saya ingin bapak menjelaskan ya. Bahwa di dalam Negosiasi, Tim Re-evaluasi dan Re-negosiasi, dalam penentuan man-month ya, apakah memang ada satu proses ya, dimana dinamika atau permintaan ke depan tadi ya, berakibat terjadinya satu feedback untuk merubah SIMPEL RISI menjadi suatu produk baru yang berbeda?

Saksi (SM) : Ah, begini pak. Kalau berubah total, tidak. Tapi menambah iya. Itu yang mengkibatkan man-month-nya bertambah pak. Ada penambahan seperti tadi, hmm apa tuh, saya lupa mau ngomong apa, tapi ada pak penambahan itu pak. Seperti tadi UP menjadi ada perubahan jumlahnya. (dipotong oleh terdakwa)

Terdakwa : Menjadi yang 35 ya?

Saksi (SM) : Iya itu pak, dan itu menurut saya wajar. Hanya menurut saya ruang lingkup nya benar, cuma jumlah man-month-nya itu yang kita negotiate, memang ada penambahan.

Terdakwa : Ada penambahan ya?

Saksi (SM) : Iya.

Terdakwa : Jadi tidak, tidak- (dipotong oleh Hakim Ketua)

Hakim Ketua : Jangan menyimpulkan. Silahkan mengajukan pertanyaan lagi.

Terdakwa : Menurut pak Syarif Maulana, di dalam penentuan man-month tadi- (dipotong oleh Hakim Ketua)

Hakim Ketua : Itu kan pendapat dia tadi. Yang menurut itu kan pendapat yang dimintai.

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS

Selasa, 8 November 2011

Terdakwa : Baik. Kalau membandingkan antara jalannya negosiasi Netway, eh apa CIS RISI ini dengan pengalaman bapak menegosiasi pekerjaan ERP, apa bedanya?

Saksi (SM) : Pada prinsipnya sama pak. Kita nilai volume pekerjaannya sekian, mungkin ERP sekian, tapi ada basic yang kita pegang begitu loh pak. Nah itu yang kita terapkan, begitu loh pak. Jadi Basic metodologi kita terapkan dapat itu. Tidak sama sih pak, cuma metodologinya sama.

Terdakwa : Metodologi-nya sama?

Saksi (SM) : Iya.

Terdakwa : Baik Yang Mulia saya kira saya cukup. Terima kasih.

Hakim Ketua : Ada barang bukti yang mau ditunjukkan? Tidak? Silahkan saudara saksi maju kedepan.

Terdakwa : Hmm... Sebelumnya boleh Yang Mulia saya menyatakan bahwa saya membantah keterangan beliau?

Hakim Ketua : (suara Hakim Ketua tidak terdengar karena tidak menggunakan mic)

(Terdakwa dan saksi-saksi mendatangi meja Majelis)

PU : Saudara Husen, saksi Husen ya. ini BB 711?

Saksi (MHH) : Iya.

PU : Baik. Kemudian ini BB 751 saksi Husen tahu. BB 711 saksi Husen tahu. Kemudian saksi Syarif BB 31.29 surat nomor 3963 saksi tahu?

Saksi (SM) : Tahu pak.

PU : Tahu ya? Tanda tangan?

Saksi (SM) : Iya.

PU : Atas nama?

Saksi (SM) : Pak Eddie Widiono.

PU : Cukup. Tadi saksi kan menyampaikan yang dimaksud surat yang PL yang mana pak? Terdakwa ada nggak pernyataan PL nya?

Saksi (SM) : Saya lupa pak. Ada, Roll Out ini pak.

PU : Iya, perintah PL nya dimana?

MAQDIR ISMAIL & PARTNERS

Selasa, 8 November 2011

Saksi (SM) : Mungkin pada surat yang lain kali ya, saya lupa pak. Saya lupa pak surat itu. Tapi perjalanan rapat-rapat itu ada seperti itu lah pak bunyi nya. Cuma saya kalau ditanya suratnya saya lupa pak.

Hakim Ketua : Udah, udah, udah. Nanti pidatonya ya. Duduk dulu.

(Terdakwa dan saksi-saksi kembali ke bangkunya masing-masing)

Hakim Ketua : Bahwa pada keterangan saksi ini, saudara berkeberatan? Apa mau dalam Pledoi?

Terdakwa : Iya Yang Mulia, khusus terhadap keterangan saksi Syarif Maulana yang menyatakan saya marah, menegur, atau apa itu.

Hakim Ketua : Kalau marah itu soal penilaian ya. saya sudah coret itu. Kemarin juga sudah saya coret soal penilaian.

Terdakwa : Tetapi di dalam BAP sebetulnya disebutkan bahwa ini dalam rapat Tim Re-evaluasi dan Re-negosiasi saya membantah bahwa saya pernah ikut dalam rapat tim ini, oleh karenanya saya juga tidak mendapat laporan mengenai cepat atau lambatnya soal man-month ini. Yang sampai pada saya laporan hanya insiden lempar-lemparan yang berakibat pada mundurnya salah satu. Itu saja.

Hakim Ketua : Masih ada yang saudara mau sampaikan?

Terdakwa : Juga saya mau membantah bahwa saya pernah mengeluarkan perintah penunjukkan langsung. Terima kasih.

Hakim Ketua : Ada yang mau saudara sampaikan?

Saksi (SM) : Cukup, tidak ada.

Hakim Ketua : Tetap pada keterangan saudara?

Saksi (SM) : Iya.

Hakim Ketua : Silahkan meninggalkan ruang sidang.

Saksi (SM) : Terima kasih Yang Mulia.

Hakim Ketua : Iya, iya. Mic nya ditaro pak, nah...

(Saksi-saksi meninggalkan ruang persidangan)