SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA...

147
SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA ) YAPPAN JAKARTA PENGARUH MOTIVASI DAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PENINGKATAN KUALITAS HIDUP PENYANDANG TUNANETRA DISUSUN OLEH Nama : EKO RAMADITYA ADIKARA No pokok : 09401106 Skripsi Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat ujian akhir guna mencapai gelar sarjana strata satu (S1)

Transcript of SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA...

Page 1: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA ) YAPPAN JAKARTA

PENGARUH MOTIVASI DAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PENINGKATAN KUALITAS HIDUP

PENYANDANG TUNANETRA

DISUSUN OLEH

Nama : EKO RAMADITYA ADIKARANo pokok : 09401106

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat ujian akhirguna mencapai gelar sarjana strata satu (S1)

Jurusan Administrasi Negarapada Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi YAPPAN

Jakarta2011

Page 2: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

Disetujui untuk dipertahankan

Pembimbing Skripsi

Drs.H.NOOR SYARIEF.MM

MengetahuiSEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI YAPPAN

JAKARTA

... ... Ketua Ketua jurusan Administrasi Negara

Page 3: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

PERNYATAAN ORISINALITAS

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan Karya asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik sarjana, baik di Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Yappan Jakarta maupun di Perguruan Tinggi lain.

2. Skripsi ini belum pernah dipublikasikan, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

3. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang diperoleh, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Yappan Jakarta.

Jakarta, Juli 2011Yang membuat pernyataan

Eko Ramaditya Adikara No. Pokok. 09401106

Page 4: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

ABSTRAKSI

Eko Ramaditya Adikara, 2011; Pengaruh Motivasi dan Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Peningkatan Kualitas Hidup Penyandang Tunanetra.

Penelitian yang dilakukan oleh penulis bertujuan untuk memperoleh data sejauh mana motivasi mampu menciptakan peluang bagi tunanetra dalam penguasaan teknologi informasi dan bagaimana teknologi informasi dapat menjadi alat bantu dalam kehidupannya. Penulis juga berusaha memaparkan hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi tunanetra dalam penguasaan teknologi informasi, baik yang berasal dari diri sendiri mau pun dari lingkungan sekitar. Lewat karya ilmiyah ini juga akan dijelaskan bagaimana tunanetra melakukan proses belajar serta memanfaatkan teknologi informasi untuk meningkatkan kualitas hidupnya.

Ada pun metode penelitian yang digunakan adalah kepustakaan dan penelitian lapangan. Dari usaha penelitian ditemukan berbagai antara lain:1. Hilangnya peluang tunanetra menguasai teknologi informasi, disebabkan tidak

adanya motivasi baik dari diri sendiri maupun orang lain.2. Hambatan tunanetra dalam penguasaan teknologi informasi, disebabkan

kurangnya dukungan sarana dan prasarana, serta dukungan dari lingkungan sekitar.

3. Kurangnya kesadaran tunanetra tentang manfaat teknologi informasi sebagai alat bantu kehidupan sehari-hari yang disebabkan beberapa faktor psikologis yang bersifat negatif.

4. Hilangnya hak dan kesempatan tunanetra untuk berpartisipasi dalam berbagai aktivitas kehidupan yang disebabkan disfungsi indera penglihatan.

5. Tantangan yang dihadapi tunanetra dalam penguasaan teknologi informasi yang sebenarnya akan lebih mudah dikuasai apabila indera penglihatan dapat berfungsi.

6. Kurangnya respon positif dan penerimaan masyarakat akan keberadaan tunanetra, disebabkan anggapan bahwa tunanetra adalah penyandang cacat yang tak dapat berbuat apa-apa.

7. Tantangan yang dihadapi tunanetra karena tidak semua elemen teknologi informasi dapat dimanfaatkan oleh tunanetra. Hal ini disebabkan kurangnya nilai-nilai aksesibilitas yang diterapkan dalam teknologi informasi bersangkutan.

Berdasarkan temuan data permasalahan tersebut penulis memberikan kesimpulan, bahwa motivasi dari dalam diri tunanetra untuk maju akan mengubah hambatan hidup yang disebabkan hilangnya fungsi penglihatan menjadi tantangan hidup yang dapat diatasi. Untuk itu, tunanetra dapat menggunakan teknologi

Page 5: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

informasi sebagai alat bantu untuk menjembatani kesenjangan sosial yang selama ini terjadi di masyarakat. Selain itu peran lingkungan tidak kalah penting untuk mendukung kegiatan Tunanetra dalam menjalani aktivitas sehari-hari, sehingga perlu adanya kerjasama antara lingkungan (dalam hal ini orang yang mendampingi tunanetra atau orang yang berpenglihatan) dengan Tunatetra untuk saling belajar dan memahami kebutuhan dan kesulitan yang dihadapi tunanetra. Komunikasi dua arah antara tunanetra dan orang berpenglihatan perlu diperhatikan, agar pihak penolong, dalam hal ini orang-orang berpenglihatan, dapat memahami bagaimana caranya membantu pihak yang perlu ditolong, yaitu tunanetra itu sendiri. Yang paling penting, tentu saja adalah membangkitkan motivasi tunanetra untuk menguasai teknologi informasi itu sendiri.

Kata Kunci : Motivasi, Teknologi Informasi, Penyandang Tunanetra

Page 6: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, penulis sajikan karya

ilmiah dalam bentuk skripsi ini dengan tujuan untuk melengkapi persyaratan ujian

negara sarjana strata satu (S1) jurusan ilmu Administrasi Negara pada Sekolah

Tinggi Ilmu Administrasi YAPPAN Jakarta.

Untuk memenuhi kewajiban tersebut penulis memilih judul : PENGARUH

MOTIVASI DAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM

PENINGKATAN KUALITAS HIDUP PENYANDANG TUNANETRA. Judul

tersebut dipilih berdasarkan anggapan penulis bahwa apabila tunanetra memiliki

motivasi yang baik dan dapat memanfaatkan teknologi informasi sebagai alat

bantu pengganti fungsi penglihatan, maka ia dapat mengubah kendala dan

tantangan dalam penguasaan teknologi informasi menjadi peluang dan

kesempatan, sehingga dapat mempermudah tunanetra dalam partisipasinya di

kehidupan bermasyarakat.

Penulis menyadari akan keterbatasan kemampuan penulis baik dalam

penguasaan bahasa maupun teknis dalam penyusunan skripsi ini, karena itu

penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun

dari berbagai pihak, sehingga dengan demikian akan menjadikan bekal penulis

bagi penyempurnaan skripsi ini dan juga pengetahuan pembaca karya ilmiyah ini.

Page 7: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

Berkaitan dengan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak tersebut,

tidaklah berlebihan apabila penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada:

1. Bapak Drs H Noor Permadi MM selaku ketua Yappan

2. Bapak Prof Dr.Sinaulan selaku Ketua STIA Yappan

3. Bapak Noor Syarief selaku pembimbing skripsi.

4. Bapak ... selaku ketua jurusan Administrasi Negara.

5. Bapak dan Ibu Dosen maupun staf Tata Usaha STIA Yappan.

6. Keluarga : Ayah Rahadi Sudarsono, Ibu Emmy Darwati, Adik Anggowo A.S.

7. Wali murid tunanetra dan murid-murid tunanetra dari beberapa SLB/A di

Indonesia yang penulis kunjungi untuk bahan wawancara.

8. Kekasih : Isye Oktaviana.

9. Rekan, sahabat, dan teman-teman almamater STIA Yappan.

Akhirnya penulis hanya dapat mendoakan bagi semua pihak tersebut, semoga

bantuan dan pengorbanan yang telah diberikan mendapatkan balasan yang

setimpal dari ALLAH SWT. Mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi

perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya di Indonesia.

Jakarta, Juli 2011

Page 8: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

RAMADITYA

DAFTAR ISI

JUDUL....................................................................................................................iLEMBAR PENGESAHAN SIDANG SKRIPSI...................................................iiPERNYATAAN ORISINALITAS......................................................................iiiABSTRAK............................................................................................................ivKATA PENGANTAR..........................................................................................viDAFTAR ISI......................................................................................................viii

BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Masalah..............................................................................11.2 Masalah Pokok skripsi................................................................................ 41.3 Hipotesis......................................................................................................51.4 Tujuan Penelitian.........................................................................................61.5 Metode Penelitian........................................................................................71.6 Pembabakan Skripsi.....................................................................................8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1 Perkembangan Kejiwaan Penyandang Tunanetra......................................10

2.1.1 Pengertian Tunanetra........................................................................102.1.2 Pengertian Kepribadian.....................................................................102.1.3 Perkembangan Pribadi Tunanetra.....................................................11 2.1.4 Pengaruh Ketunanetraan Terhadap Kepribadian Tunanetra.............14

2.2 Peluang dan Tantangan Tunanetra.............................................................192.2.1 Interaksi Fisik....................................................................................192.2.2 Interaksi Sosial..................................................................................202.2.3 Pemanfaatan Teknologi.....................................................................20

2.3 Motivasi Penyandang Tunanetra................................................................212.3.1 Pengertian Motivasi..........................................................................212.3.2 Teori-Teori Motivasi.........................................................................222.3.3 Faktor-faktor motivasi Internal Tunanetra........................................262.3.4 Faktor-faktor motivasi Eksternal Tunanetra.....................................28

2.4 Teknologi Informasi Sebagai Alat Bantu Bagi Tunanetra.........................292.4.1 Sejarah Singkat Teknologi Informasi...............................................292.4.2 Teknologi Asistif..............................................................................312.4.3 Tunanetra dan Teknologi..................................................................342.4.4 Teknologi Asisif Bagi Tunanetra......................................................37

Page 9: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

2.4.5 Teknologi Informasi Sebagai Alat Bantu Tunanetra di Indonesia...402.5 Hubungan Antara Motivasi dengan Penguasaan Teknologi Informasi Bagi

Tunanetra....................................................................................................44

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN3.1 Perkembangan Jiwa Anak…..............…………………………………...46

3.1.1 Motivasi Pertama Dari Orangtua......................................................463.1.2 Keluarga Sebagai Media Social Learning........................................48

3.2 Perkembangan Pendidikan.........................................................................493.2.1 Masa Pra Sekolah..............................................................................493.2.2 Taman Kanak-kanak…………………………………………….....513.2.3 Sekolah Luar Biasa………………………………………………...533.2.4 Sekolah Umum…………………………………………………….543.2.5 Masa Perkuliahan………………………………………………….56

3.3 Perkembangan Remaja...............................................................................573.3.1 Video Games Sebagai Media Sosialisasi..........................................573.3.2 Lima Bidadari Sebagai Hasil Imajinasi………………………….....603.3.3 Pengaruh Negatif……………………………………………….......61

3.4 Penguasaan Teknologi...............................................................................623.4.1 Video Games....................................................................................623.4.2 Komputer…………………………………………………………..633.4.3 Internet……………………………………………………………..653.4.4 Gadget...............................................................................................66

3.5 Semangat Hidup………………………………………………………....673.5.1 Faktor Internal..................................................................................673.5.2 Faktor Eksternal…………………………………………………....69

BAB IV ANALISA 4.1 Kelemahan Penyandang Tunanetra.............................................................71

4.1.1 Kelemahan Fisik................................................................................714.1.2 Kelemahan Mental…………………………………………………73

4.2 Kekuatan Penyandang Tunanentra.............................................................754.2.1 Kekuatan Dasar.................................................................................754.2.2 Kekuatan Olahan…………………………………………………...76

4.3 Tantangan Penyandang Tunanetra.............................................................774.4 Motivasi dan Teknologi Informasi Sebagai Solusi....................................78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN5.1 Kesimpulan...............................................................................................815.2 Keterbatasan.............................................................................................825.3 Saran.........................................................................................................83

DAFTAR PUSTAKARIWAYAT HIDUP

Page 10: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dewasa ini perkembangan teknologi informasi (TI) di Indonesia begitu cepat,

baik dari sektor industri, pendidikan otomotif, elektronika dan berbagai elemen

kehidupan lainnya. Pada masa sekarang, berbagai metode pemanfaatan dan akses

TI telah diterapkan di berbagai sektor kehidupan, mulai dari lembaga pendidikan,

perusahaan besar, hingga instansi pemerintah.

Perkembangan TI yang mencakup perangkat keras (hardware) dan perangkat

lunak (software) telah memberikan kemudahan untuk belajar, bekerja,

bersosialisasi, dan berkomunikasi di dunia luar. Seiring dengan hal tersebut,

komputer sebagai salah satu elemen utama TI telah mengalami perkembangan

yang cepat sehingga dapat digunakan untuk menyimpan data dengan kapasitas

memori yang besar, memutar suara, video dan lain sebagainya.

Kemajuan TI sendiri juga telah membawa perubahan yang besar dalam

kehidupan orang-orang yang lahir dengan kondisi fisik tidak sempurna, yang

biasa disebut penyandang cacat, yang selanjutnya disebut penyandang disabilitas

atau orang berkebutuhan khusus. Dengan adanya teknologi asistif, orang

Page 11: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

berkebutuhan khusus dapat memanfaatkannya sebagai alat bantu untuk

menggantikan fungsi organ tubuh atau panca indera mereka yang tidak berfungsi.

Kini orang berkebutuhan khusus dapat berkomunikasi, bersekolah, dan bekerja

layaknya orang yang memiliki fungsi fisik sempurna.

Salah satu yang cukup memanfaatkan TI sebagai penunjang kehidupan adalah

penyandang tunanetra. PERTUNI (Persatuan Tunanetra Indonesia) (2004)

mendefinisikan tunanetra sebagai “mereka yang tidak memiliki penglihatan sama

sekali (buta total) hingga mereka yang masih memiliki sisa penglihatan tetapi

tidak mampu menggunakan penglihatannya untuk membaca tulisan biasa

berukuran 12 point dalam keadaan cahaya normal meskipun dibantu dengan kaca

mata (kurang awas)”.

Dengan hilangnya fungsi penglihatan mereka, otomatis mereka juga

kehilangan akses terhadap hal-hal yang seharusnya dapat disaksikan oleh mata

yang memiliki fungsi penglihatan sempurna. Mereka tak dapat membaca atau

menulis dengan normal, tidak dapat nonton TV atau mengendarai kendaraan

seperti orang yang matanya sempurna, dan berbagai hambatan lain yang muncul

akibat hilangnya fungsi penglihatan. Hal itu dapat berdampak pada menurunnya

kualitas hidup tunanetra itu sendiri, yang menyebabkan mereka mengalami

kemunduran, tekanan jiwa, bahkan diskriminasi.

Dengan semakin berkembangnya TI, kini tunanetra dapat memakainya sebagai

alat bantu pengganti fungsi mata yang hilang. Mereka dapat memperoleh

informasi mengenai lingkungan sekitarnya, bersekolah secara inklusif di lembaga

Page 12: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

pendidikan umum, bekerja di kantor atau perusahaan, bahkan memenuhi

kebutuhan sampingan seperti main game atau membaca novel.

Sayangnya, tak semua tunanetra di Indonesia, termasuk lingkungan sosial di

sekitarnya, menyadari bahwa TI dapat menjadi alat bantu yang cukup bermanfaat

untuk menunjang kehidupan tunanetra. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor

sebagai berikut:

1. Kurangnya motivasi, baik yang bersumber dari diri sendiri maupun yang

bersumber dari lingkungan sekitar.

2. Kurangnya dukungan dan dorongan dari pihak-pihak terdekat, yaitu orangtua

dan keluarga, yang menyebabkan tunanetra mengalami tekanan jiwa dan

kehilangan rasa percaya diri.

3. Adanya punishment, di mana masyarakat tak menerima keberadaan tunanetra,

karena menganggap mereka berbeda dan perbedaan tersebut menjadikan

tunanetra tak sempurna, yang berpengaruh pada status sosial tunanetra yang

ikut menjadi tidak sempurna.

4. Tunanetra cenderung merasa pasrah dengan keadaannya, asalkan dapat makan

dan minum maka segalanya sudah tercapai.

5. Sifat minder serta kurang percaya diri, menyebabkan tunanetra malu dan takut

untuk belajar.

6. TI dianggap sebagai barang mahal yang hanya menghabiskan biaya dan

sumber daya.

7. Adanya pemahaman bahwa TI sulit dipelajari dan tidak mungkin dapat

dimanfaatkan untuk menunjang kehidupan.

Page 13: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

8. Bagi yang mampu kadang merasa sombong, sehingga berhenti belajar dan tak

mau mengikuti perkembangan TI.

Bagi tunanetra Indonesia yang menerima dan menggunakan TI dalam

kehidupannya pun harus melewati proses belajar yang tidak mudah, pasalnya

tidak semua hardware dan software dapat langsung digunakan oleh tunanetra.

Hardware dan software itu hendaknya aksesibel, maksudnya dapat diakses dengan

mudah oleh tunanetra. Contoh yang paling mudah adalah jam bicara, jadi

tunanetra dapat mengakses fungsi waktu dari jam dengan mendengarkan

informasi yang disuarakan oleh jam tersebut.

Selain masalah di atas, tunanetra pun harus berhadapan dengan hal-hal yang

menyebabkan mereka mengalami tekanan jiwa. Contoh paling dekat adalah

kurangnya dukungan dari pihak keluarga, sehingga tunanetra tidak memperoleh

akses akan dunia luar, tidak dapat bergaul seperti halnya anak-anak berfisik

sempurna pada umumnya, atau bersosialisasi secara normal.

Saat keluar rumah tak jarang mereka dihina karena kondisi fisiknya, demikian

juga saat sekolah atau bekerja, tunanetra masih belum memperoleh hak dan

kewajiban yang seharusnya juga diperolehnya. Kurangnya sarana dan prasarana di

Indonesia juga cukup menghambat tunanetra untuk dapat menguasai dan

memanfaatkan TI. Demikian pula dengan tenaga pengajar, dosen, konsultan, atau

ilmuwan yang mengkhususkan diri mengabdi untuk perkembangan TI bagi

tunanetra yang jumlahnya masih sedikit, sehingga tunanetra kesulitan untuk

belajar dan memanfaatkan TI.

Page 14: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

1.2 Masalah Pokok Skripsi

Bertolak dari latar belakang di atas terlihat bahwa dalam upaya meningkatkan

kualitas hidup tunanetra sangat dipengaruhi oleh adanya motivasi. Selain itu,

pemanfaatan teknologi informasi pun dapat dijadikan sebagai alat bantu bagi

keberhasilan upaya tersebut. Mengingat bawa persoalan-persoalan di atas yang

sangat luas sehingga untuk dapat membahas dan menganalisa secara tuntas dan

menyeluruh akan memerlukan kemampuan ilmu pengetahuan dan pengalaman

yang luas pula.

Dengan harapan agar pembahasan skripsi dapat lebih terarah sesuai dengan

topik penelitian yang diarahkan untuk mempermudah pembahasan yang

menguraikan pada bab-bab selanjutnya, maka masalah-masalah yang penulis pilih

untuk diketengahkan dalam pembahasannya, adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh motivasi serta pemanfaatan teknologi informasi dalam

meningkatkan kualitas hidup tunanetra, dalam hal ini penulis memfokuskan

pada pengalaman hidup penulis sendiri sebagai tunanetra.

2. Sejauh manakah motivasi dan teknologi informasi dapat mengatasi kendala

serta tantangan yang dihadapi tunanetra, dalam hal ini, fokus pada pengalaman

pribadi yang penulis alami.

3. Faktor apa saja yang menghambat tunanetra untuk dapat hidup sejajar seperti

halnya orang-orang yang memiliki fisik sempurna, serta bagaimana motivasi

dan teknologi informasi dapat mengubah hambatan-hambatan tersebut

menjadi peluang bagi tunanetra untuk dapat hidup lebih baik.

Page 15: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

1.3 Hipotesis

Hipotesis adalah suatu anggapan dasar daripada suatu argumentasi suatu

masalah yang dianggap benar untuk sementara, sedang untuk membuktikan

kebenaran yang sesungguhnya dari argumen tersebut masih harus dibuktikan

melalui uraian selanjutnya dan kaitannya dengan hipotesa ini adalah sebagai

berikut:

1. Apabila tunanetra dapat membangkitkan motivasi positif dalam dirinya,

diharapkan akan tercipta semangat dalam usaha-usaha peningkatan kualitas

hidup seperti bersosialisasi, bersekolah, bekerja, bahkan hidup normal

bersama masyarakat di sekelilingnya.

2. Apabila tunanetra dapat memanfaatkan teknologi informasi sebagai alat bantu,

maka akan mengubah hambatan hidup menjadi peluang hidup, sehingga dapat

beraktivitas dan menjalaninya dengan lebih mudah.

3. Apabila tunanetra telah dapat membangkitkan motivasi dan memanfaatkan

teknologi informasi, diharapkan hal ini dapat menjadi contoh positif, baik bagi

rekan-rekannya sesama tunanetra, keluarga dan relasi dari tunanetra yang

bersangkutan, dan untuk masyarakat luas secara umum. Dengan demikian,

harkat dan martabat tunanetra pun akan naik, karena masyarakat menyadari

dan membuktikan sendiri bahwa tunanetra pun dapat hidup layak dan ambil

bagian dalam kehidupan bermasyarakat.

Inilah rangkuman hipotesis dalam skripsi yang penulis buat, hipotesis ini ada

terlihat dalam gambaran pada penjabaran Bab IV dan Bab V dalam skripsi ini.

Page 16: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan antara lain:

a. Untuk memberikan gambaran bahwa tunanetra dapat menguasai dan

memanfaatkan teknologi informasi.

b. Untuk memberikan gambaran betapa pentingnya motivasi sebagai

penggerak utama bagi tunanetra untuk menguasai teknologi informasi.

c. Untuk memberikan gambaran strategi serta langkah-langkah yang dapat

diambil tunanetra untuk memaksimalkan kualitas hidupnya dengan bekal

motivasi dan teknologi informasi.

1.5 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analisis yaitu

menggambarkan dan mengguraikan kejadian yang sedang terjadi berdasarkan data

yang berhasil dikumpulkan, kemudian dianalisa untuk mendapatkan kesimpulan.

Adapun tehnik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah sebagai

berikut:

1. Studi kepustakaan, yaitu cara memperoleh data dengan mempelajari buku-

buku ,catatan surat kabar dan media online yang menyajikan informasi yang

ada hubungannnya dengan masalah yang sedang dibahas.

2. Studi lapangan yaitu cara memperoleh data dengan melaksanakan penelitian

secara langsung pada objek yang sedang diteliti dengan cara:

a. Observasi, yaitu memperoleh data dengan cara melakukan pengamatan lalu

mencatat peristiwa serta keterangan yang dibutuhkan. Dalam hal ini penulis

Page 17: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

mengambil objek beberapa orang tunanetra, dan sebagian besar objek

penelitian adalah berdasar pada pengalaman hidup yang penulis alami.

b. Wawancara, yaitu cara memperoleh data dengan mengadakan tanya jawab

dengan orangtua penulis, dengan beberapa orang tunanetra, dan dengan

staff pengajar tunanetra yang dianggap dapat memberi keterangan atau

informasi yang dibutuhkan.

1.6 Pembabakan Skripsi

Dengan tujuan untuk memperjelas batasan-batasan yang diuraikan dalam

skripsi ini secara keseluruhan, maka secara kronologis dan sistematis batasan

dalam skripsi ini penulis bagi dalam bab dan sub bab, masing masing bab dan sub

bab saling berkaitan serta saling isi mengisi sehingga secara keseluruhan akan

merupakan suatu karangan ilmiah yang dapat dimengerti dan diterima oleh para

pembaca.

Secara lengkapnya uraian yang akan penulis sajikan dalam skripsi ini adalah

sbb:

1. Bab I adalah merupakan bab pendahuluan yang terdiri atas uraian latar

belakang permasalahan penulisan, masalah pokok skripsi yang menjadi batasan

skripsi, uraian tentang anggapan dasar sementara yang dianggap benar sebagai

pemecahan masalah berupa hipotesa, tujuan penelitian, metode penelitian yang

dilaksanakan dalam rangka memperoleh data dan informasi, dan menguraikan

pembabakan skripsi yang penulis pergunakan untuk menjelaskan urut-urutan

pembahasan skripsi ini.

Page 18: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

2. Bab II adalah bab yang berisi uraian tentang teori-teori dari kehidupan sosial,

pengertian tunanetra, motivasi bagi tunanetra, sejarah teknologi informasi bagi

tunanetra, serta hubungan antara motivasi dan penguasaan teknologi informasi

bagi tunanetra.

3. Bab III berisi tinjauan mengenai pribadi penulis sebagai objek utama, meliputi

perkembangan jiwa anak, perkembangan pendidikan, perkembangan remaja,

penguasaan teknologi, semangat hidup, dan kemandirian sebagai tunanetra.

4. Bab IV menguraikan tentang kekuatan tunanetra, kelemahan tunanetra, peluang

dan tantangan dalam membangun motivasi dan memanfaatkan teknologi

informasi, dan harapan-harapan yang hendak dicapai serta proses-proses

penanggulangannya. .

5. Bab V berupa bab tentang kesimpulan dan saran-saran.

Page 19: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Perkembangan Kejiwaan Penyandang Tunanetra

2.1.1. Pengertian Tunanetra

Menurut batasan Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) tunanetra adalah

individu yang berindera penglihatan lemah pada kedua matanya sedemikian rupa

sehingga tidak memiliki kemampuan membaca tulisan atau huruf cetak ukuran

normal (ukuran huruf ketik pika) pada keadaan cahaya normal meskipun dibantu

dengan kaca mata, sampai dengan mereka yang buta total (Anggaran Rumah

Tangga Pertuni tahun 1993, Pasal 1:1).

Dengan demikian, yang disebut tunanetra bukan hanya mereka yang tidak

dapat melihat sama sekali (totally blind), tapi juga mereka yang lemah penglihatan

(low vision) sesuai spesifikasi yang tercantum di atas. Untuk orang-orang yang

berpenglihatan sempurna, PERTUNI memberikan definisi “orang awas,” artinya

mereka yang dapat memfungsikan penglihatannya secara sempurna.

2.1.2. Kepribadian

Byrne dan Kelly (1981:31) mendefinisikan kepribadian sebagai "Sum total of

all of the relatively enduring dimensions of individual differences" (gabungan

Page 20: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

semua dimensi-dimensi yang relatif bertahan lama pada diri seorang individu,

yang membedakannya dengan individu-individu lain). Definisi tersebut

menyiratkan bahwa kepribadian itu merupakan gambaran menyeluruh tentang

keadaan individu berdasarkan dimensi-dimensinya, dan bahwa individu itu unik,

sehingga tidak ada dua orang individu yang memiliki kepribadian yang persis

sama.

Ferguson (1970 dalam Zimbardo, 1977:409) mendefinisikan kepribadian

sebagai berikut: "... personality is the sum total of the ways in which an individual

characteristically reacts to and interacts with others and with objects”

(Kepribadian adalah gabungan semua cara khas seorang individu bereaksi dan

berinteraksi dengan individu-individu lain dan dengan obyek-obyek). Definisi

tersebut menyiratkan bahwa kepribadian seseorang itu dapat dilihat dari caranya

bereaksi dan berinteraksi dengan lingkungannya, dan setiap orang bereaksi dan

berinteraksi dengan caranya masing-masing yang khas. Bila kita menggabungkan

kedua definisi di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa kepribadian adalah

gabungan dimensi-dimensi yang relatif bertahan lama pada diri seorang individu,

yang ditunjukkan oleh caranya yang khas dalam bereaksi dan berinteraksi dengan

individu-individu lain dan dengan obyek-obyek, yang menunjukkan perbedaannya

dengan individu-individu lain. Berdasar pada landasan teori di atas maka dapat

diasumsikan bahwa ketunanetraan pada diri individu merupakan ciri khas bukan

berbeda menurut harkat martabat yang membedakan pribadinya dengan pribadi

individu lain, karena ketunanetraan yang dialaminya akan mempengaruhi caranya

bereaksi dan berinteraksi dengan individu atau objek di sekitarnya.

Page 21: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

2.1.3. Perkembangan Pribadi Tunanetra

Pada tahun 1954, Julian Rotter memperkenalkan satu varian dari pendekatan

teori belajar yang dinamakan social learning theory. Teori social learning tidak

memandang manusia sebagai dikontrol oleh kekuatan-kekuatan internal, dan tidak

pula sebagai boneka yang tak berdaya terhadap pengaruh-pengaruh

lingkungannya. Melainkan, teori ini berpendapat bahwa sebaiknya fungsi

psikologis itu dipahami sebagai suatu interaksi timbal-balik antara perilaku

dengan kondisi-kondisi yang mengontrolnya (Bandura, 1971 dalam Zimbardo,

1977:428).

Berbeda dengan teori-teori belajar lainnya (misalnya teori operant

conditioning dari Skinner), pendekatan belajar sosial ini menekankan bahwa

proses kognitif manusia berperan dalam kegiatan belajar dan mempertahankan

pola-pola perilaku. Teori social learning meyakini pentingnya situasi eksternal

dan peranan reinforcement dalam menentukan perilaku, dan bahwa stimuli

memainkan peranan yang kuat dalam menentukan perilaku, tetapi di samping itu

teori ini juga menekankan pentingnya proses kognitif "yang terjadi di dalam

kepala".

Teori social learning ini mengemukakan bahwa orang dapat belajar sesuatu

secara tidak langsung melalui pengamatan terhadap orang lain, di samping belajar

melalui pengalaman langsung. Lebih jauh, orang dapat menggunakan simbol-

simbol untuk menggambarkan peristiwa-peristiwa eksternal secara kognitif,

sehingga memungkinkan mereka meramalkan kemungkinan konsekuensi

Page 22: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

tindakannya tanpa harus benar-benar mengalaminya. Di samping itu, individu

mempunyai kemampuan untuk mengatur dirinya sendiri, dan dengan kemampuan

tersebut dia mengevaluasi perilakunya sendiri (berdasarkan standar pribadinya)

dan menciptakan penguatan sendiri (misalnya dengan merestui perbuatannya

sendiri (self-approval) atau menyesali perbuatannya sendiri (self-reproach).

Kapasitas mengatur diri sendiri ini memungkinkan individu mengontrol

tindakannya sendiri, bukannya dikontrol oleh kekuatan-kekuatan eksternal.

Dalam pengembangan teori Social Learning, Bandura melakukan penelitian

yang disebutnya Observational Learning (belajar melalui pengamatan)

(Zimbardo, 1977:429). Menurut hasil penelitian tersebut, banyak perilaku yang

ditampilkan individu dipelajari atau dimodifikasi dengan memperhatikan dan

meniru model melakukan tindakan-tindakan tersebut. Model tersebut dapat

mencakup orang tua, guru, teman, bintang televisi, tokoh kartun, dan lain-lain.

Pengaruh modeling itu ditentukan oleh empat proses yang saling terkait:

1. Proses Perhatian (Attentional Processes). Orang akan belajar dari seorang

model hanya jika mereka memperhatikan dan mengenali aspek-aspek terpenting

dari perilaku model itu. Model yang menarik atau dipersepsi sebagai mirip dengan

observer akan lebih besar kemungkinannya untuk berpengaruh, dan demikian pula

halnya dengan model yang sering muncul dengan menampilkan perilaku

fungsional yang penting. Model-model tertentu (seperti yang ditayangkan di

televisi) begitu efektif dalam menarik perhatian sehingga penonton akan meniru

aktivitas model tersebut meskipun individu tidak memiliki insentif khusus untuk

berbuat demikian.

Page 23: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

2. Proses Pengingatan (Retention Processes). Pengaruh seorang model

tergantung pada kemampuan individu untuk mengingat tindakan model itu

sesudah dia hilang dari pandangan. Pengkodean simbolik (symbolic coding) dan

pengulangan dalam hati (mental rehearsal) untuk perilaku model merupakan dua

proses yang membantu meningkatkan daya ingat.

3. Proses Reproduksi Motorik (Motoric Reproduction Processes). Bila orang

belajar perilaku baru dengan mengamati seorang model, mereka tidak akan dapat

menunjukkan bukti hasil belajarnya itu tanpa menampilkan aktivitas yang

ditirunya itu. Jika mereka memiliki kekurangan dalam keterampilan tertentu,

maka mereka tidak akan dapat melakukan apa yang telah mereka amati itu.

4. Proses Penguatan dan Motivasi (Reinforcement and Motivational Processes).

Apakah perilaku yang telah dipelajari itu akan ditampilkan atau tidak, tergantung

pada apakah perilaku tersebut akan mendapatkan imbalan (reward) atau hukuman

(punishment). Jika terdapat insentif yang positif, maka perilaku yang ditiru itu

akan memperoleh lebih banyak perhatian, dipelajari dengan lebih baik, dan

ditampilkan lebih sering.

Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa perkembangan

kepribadian tunanetra dapat dipengaruhi oleh informasi yang diperolehnya, model

yang dicontohnya, lingkungan tempat ia berada, dan keyakinan yang dianutnya.

Semakin besar input psitif yang diterima, maka semakin besar pula nilai-nilai

positif yang tumbuh dalam diri tunanetra. Namun, semakin besar nilai-nilai

negatif yang diterimanya, maka pribadinya pun akan tumbuh menjadi pribadi

yang negatif.

Page 24: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

2.1.4. Pengaruh Ketunanetraan Terhadap Kepribadian Tunanetra

Ketunanetraan mempunyai pengaruh yang luas terhadap proses perkembangan

individu. Pada bagian ini penulis akan mencoba memaparkan dampak

ketunanetraan itu pada bidang-bidang perkembangan yang memiliki kaitan

langsung dengan perkembangan kepribadian, yaitu perkembangan sosial dan

emosi, perkembangan bahasa, perkembangan kognitif, dan perkembangan

mobilitas.

a. Dampak Emosional

Bayangkan sebuah keluarga tiba-tiba mendapati bahwa seorang anaknya

menjadi tunanetra. Bagaimanakah perasaan keluarga tersebut? Ayah dan

ibunya mungkin akan merasa bersalah atau saling menyalahkan; mereka

mungkin akan diliputi oleh rasa marah yang dapat meledak dalam berbagai

cara; mereka mungkin merasa kecewa, sedih, malu, dan berbagai bentuk

emosi lainnya. Mereka mungkin tidak tahu apa yang harus dilakukan terhadap

anaknya itu. Mary Kingsley (dalam Mason & McCall, 199:24)

mengemukakan bahwa skenario seperti ini terjadi pada banyak keluarga yang

mempunyai anak cacat. Dalam keadaan seperti itu keluarga tersebut perlu

memperoleh bantuan untuk menyadari bahwa keadaan tersebut tidak

sepenuhnya suram. Dengan bantuan dan pengajaran yang tepat, anak tunanetra

itu akan mampu mengembangkan berbagai keterampilan yang dibutuhkannya

untuk merealisasikan seluruh potensinya dan menjadi orang dewasa yang

mandiri, mencapai keseimbangan yang baik, dan mampu menyesuaikan

dirinya secara sosial.

Page 25: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

Kingsley mengemukakan bahwa biasanya orang tua akan mengalami masa

duka akibat kehilangan anaknya yang "normal" itu dalam tiga tahap: tahap

penolakan, tahap penyesalan, dan akhirnya tahap penerimaan; meskipun untuk

orang tua tertentu penerimaan itu mungkin akan tercapai setelah bertahun-

tahun. Proses "duka cita" ini merupakan proses yang umum terjadi pada orang

tua anak penyandang semua jenis kecacatan. Sikap orang tua tersebut akan

berpengaruh terhadap hubungan di antara mereka (ayah dan ibu) dan

hubungan mereka dengan anak itu, dan hubungan tersebut pada gilirannya

akan mempengaruhi perkembangan emosi dan sosial anak.

b. Masa Bayi

Faktor-faktor lain, seperti tingkat pemahaman orang tua mengenai

ketunanetraan, juga akan mempengaruhi hubungan orang tua-anak pada masa

dini. Elstner (1983), dalam Mason & McCall, 1999)24), dalam telaahannya

mengenai abnormalitas dalam komunikasi verbal anak tunanetra,

mengemukakan bahwa kita perlu mempertimbangkan perspektif orang-orang

awas dalam lingkungan bayi tunanetra. Secara tak sadar, untuk memicu respon

kasih sayang mereka terhadap bayi tunanetra itu, mereka mengharapkan bayi

tersebut menampilkan reaksi dan pola perilaku sebagaimana yang lazim

ditampilkan oleh bayi awas. Oleh karena itu, mereka salah tafsir terhadap

wajah bayi tunanetra yang tanpa ekspresi itu bila hal itu ditafsirkannya sebagai

mencerminkan penolakan atau tak berminat terhadap orang-orang di

sekitarnya. Kita biasanya mengharapkan bayi menatapkan pandangannya

kepada kita sebagai tanda adanya komunikasi sesuatu yang tidak dilakukan

Page 26: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

oleh seorang bayi tunanetra. Tidak tersambungkannya hubungan komunikasi

tersebut, menurut formulasi Wills (1978 dalam Mason & McCall, 1999:24),

disebabkan karena anak tunanetra dan orang-orang awas di sekitarnya

berkomunikasi dalam "wavelengths" yang berbeda.

c. Masa Pra-Sekolah

Masalah dapat timbul pada saat anak tunanetra itu memasuki masa usia pra-

sekolah. Dalam kegiatan bermain dengan sebayanya, dia mungkin sering

diacuhkan oleh teman-temannya. Kingsley (dalam Mason & McCall, 1999:24)

mengemukakan bahwa pada masa ini anak-anak bermain secara paralel untuk

beberapa saat lamanya, melakukan kegiatan yang sama tetapi tidak bekerjasama.

Kerjasama itu dipelajarinya melalui proses saling mengamati bermain dan

melakukan kontak mata. Akibat kehilangan indera penglihatannya, anak

tunanetra itu tidak dapat melihat dengan jelas apa yang sedang dilakukan oleh

teman-temannya, dan akibatnya dia mungkin tidak akan diajak untuk turut serta.

Kekurangan tersebut seyogyanya dapat diatasi dengan bantuan orang dewasa

yang memahami kebutuhan khusus anak tunanetra tersebut, misalnya dengan

memberikan deskripsi verbal tentang apa yang tengah terjadi di lingkungannya

sehingga anak itu terangsang untuk turut melibatkan diri.

d. Bahasa Tubuh

Pada saat anak sudah lebih besar, mereka memerlukan keterampilan untuk

mengawali dan mempertahankan hubungan sosial. Bahasa tubuh (body

language) merupakan sarana komunikasi yang penting untuk melengkapi

bahasa lisan di dalam komunikasi sosial. Jika bahasa tubuh anak tidak sesuai

Page 27: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

dengan bahasa tubuh kawan-kawannya, sejauh tertentu sosialisasinya mungkin

akan terganggu. Bayangkan, misalnya, seorang mahasiswa yang masih

mengangkat tangannya tinggi-tinggi pada saat hendak mengajukan pertanyaan

di kelas sebagaimana yang dilakukannya di taman kanak-kanak. Pada awal masa

sekolahnya, anak tunanetra mungkin diajari oleh gurunya untuk mengangkat

tangan setinggi mungkin bila hendak bertanya atau menjawab pertanyaan. Dia

tidak menyadari dan tidak ada orang yang pernah memberitahukan kepadanya

bahwa dengan bertambahnya usia dan semakin tingginya tingkat sekolah, isyarat

itu semakin kecil hingga sekedar sedikit mengangkat jari saja seperti yang

dilakukan oleh mahasiswa perguruan tinggi.

e. Nuansa bahasa tubuh yang luwes yang terintegrasikan ke dalam pola perilaku

sebagaimana yang dapat kita amati pada anak awas pada umumnya, sangat

kontras dengan bahasa tubuh yang terkadang sangat kaku yang dapat kita amati

pada banyak anak tunanetra (Kingsley dalam Mason & McCall, 1999:25).

f. Penyesuaian Sosial

Terdapat banyak bukti yang bertentangan tentang apakah individu tunanetra

kurang baik penyesuaian dirinnya dibanding anak awas. Karena penelitian itu

tidak memperlihatkan bahwa anak tunanetra pada umumnya tidak mampu

menyesuaikan diri, maka kita dapat menyimpulkan bahwa masalah kepribadian

bukan kondisi yang melekat dengan ketunanetraan (Hallahan & Kauffman,

1991:313).

Cutsforth (1951 dalam Hallahan & Kauffman, 1991) adalah salah seorang ahli

pertama yang menekankan bahwa jika ketidakmampuan menyesuaikan diri terjadi

Page 28: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

pada diri seseorang, hal itu lebih diakibatkan oleh cara masyarakat

memperlakukan orang tunanetra tersebut. Pada intinya, reaksi masyarakat

terhadap ketunanetraanlah yang menentukan tingkat penyesuaian diri individu

tunanetra itu. Bila individu tunanetra tidak diterima oleh mereka yang non-cacat,

banyak profesional percaya bahwa hal itu karena beberapa di antara mereka

mengalami kesulitan memperoleh keterampilan sosial, seperti cara menunjukkan

ekspresi wajah yang tepat.

2.2. Peluang dan Tantangan Tunanetra

Bila kita merujuk pada sub bab sebelumnya, maka hilangnya fungsi

penglihatan dapat menjadi tantangan bagi tunanetra untuk dapat hidup seperti

halnya orang awas. Namun, dengan memahami tantangan yang dialami tunanetra,

maka diharapkan, baik tunanetra itu sendiri atau pun orang awas, dapat

membantu tunanetra mengubahnya menjadi peluang hidup.

(www.livestrong.com/article/241936-challenges-that-blind-people-face ). Berikut

ini garis besar tantangan-tantangan yang umum dihadapi oleh tunanetra.

Tantangan-tantangan tersebut adalah sbb:

2.2.1. Interaksi Fisik

Menurut World Access for the Blind, tantangan terbesar bagi tunanetra adalah

interaksi fisik. Akibat hilangnya fungsi penglihatan, tunanetra akan menemui

kesulitan bergerak dan berorientasi di tempat-tempat yang tidak dikenalnya.

Untuk berjalan di jalan yang ramai misalnya, mereka umumnya membawa

pendamping orang awas, atau memanfaatkan tongkat untuk memandu jalan.

Page 29: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

Selain itu, tunanetra perlu menghapal dengan seksama keadaan lingkungan

sekitarnya. Apabila ia tinggal bersama anggota keluarga di sebuah bangunan,

pastikan jalan-jalan yang biasa dilalui tunanetra bebas dari rintangan contohnya

benda pecah belah atau benda besar. Keadaan akan bertambah sulit bila benda-

benda yang biasa dipergunakan secara rutin, misalnya Audio CD atau perangkat

hiburan, dipindah-pindahkan tanpa memberitahu tunanetra yang bersangkutan.

2.2.2. Interaksi Sosial

Kebutaan sering menimbulkan tantangan sosial, terutama untuk aktivitas di

mana tunanetra tak dapat ikut berpartisipasi di dalamnya. Menurut World Health

organisation (WHO), kebutaan akan menghambat seseorang untuk melakukan

pekerjaan tertentu, sehingga membatasi peluang mereka untuk memperoleh

pendidikan, pekerjaan, atau status sosial lainnya. Hal ini tak hanya mempengaruhi

keadaan finansial, namun juga rasa percaya diri tunanetra yang bersangkutan.

Kebutaan juga membatasi aktivitas sosial lain, seperti olahraga dan

pendidikan. Tunanetra membutuhkan layanan khusus agar dapat ikut proses

pendidikan, dan mereka tentunya tak dapat berolahraga yang membutuhkan fungsi

mata seperti menembak atau balap mobil.

Pada kasus yang paling sederhana, membuat janji untuk bertemu dengan

seseorang, tunanetra akan dihadapkan pada tantangan yang cukup berat, karena ia

tak dapat mengidentifikasi tempat bertemu atau ciri-ciri orang yang hendak

ditemuinya.

2.2.3. Pemanfaatan Teknologi

Karena tunanetra tak dapat melihat, maka ia akan kesulitan mengoperasikan

Page 30: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

peralatan elektronik atau teknologi canggih yang tidak didesain khusus untuk

mengakomodasi kebutuhan mereka.

Seperti dicontohkan University of Wisconsin, tunanetra atau orang yang

memiliki keterbatasan penglihatan akan menemui kesulitan saat hendak

mengakses halaman web beserta konten di dalamnya. Mereka membutuhkan

aplikasi khusus yang dapat mengubah informasi yang ditampilkan ke bentuk

informasi yang dapat diterima oleh indera mereka yang masih berfungsi, namun

hal tersebut membutuhkan proses belajar serta biaya yang tidak sedikit.

Untuk mengoperasikan benda-benda elektronik seperti mesin cuci, kompor

gas, atau ponsel, tunanetra perlu menghapal dan memahami dengan seksama

fungsi dan cara penggunaan alat-alat tersebut. Terkadang hal itu menjadikan

tunanetra kurang mandiri, misalnya ketika ia mengoperasikan ponsel yang tidak

didesain khusus untuk tunanetra, ketika ada pesan singkat (SMS) masuk, ia

membutuhkan bantuan orang awas untuk membacakan isinya, sehingga ketika tak

ada orang awas yang membantunya, tunanetra tak dapat mengakses informasi

yang dibutuhkannya.

2.3. Motivasi Penyandang Tunanetra

2.3.1. Pengertian Motivasi

Kata motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu movere, yang berarti bergerak

(move). Motivasi menjelaskan apa yang membuat orang melakukan sesuatu,

membuat mereka tetap melakukannya, dan membantu mereka dalam

menyelesaikan tugas-tugas. Hal ini berarti bahwa konsep motivasi digunakan

Page 31: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

untuk menjelaskan keinginan berperilaku, arah perilaku (pilihan), intensitas

perilaku (usaha, berkelanjutan), dan penyelesaian atau prestasi yang

sesungguhnya (Pintrich, 2003).

Menurut Santrock, motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan

kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang memiliki motivasi adalah perilaku

yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama (Santrock, 2007). Menurut Wexley

& Yukl (dalam As’ad, 1987) motivasi adalah pemberian atau penimbulan motif,

dapat pula diartikan hal atau keadaan menjadi motif.

Menurut Morgan (dalam Soemanto, 1987) motivasi bertalian dengan tiga hal yang

sekaligus merupakan aspek- aspek dari motivasi. Ketiga hal tersebut adalah:

1. keadaan yang mendorong tingkah laku ( motivating states ),

2. tingkah laku yang di dorong oleh keadaan tersebut ( motivated behavior ),

3. Tujuan dari pada tingkah laku tersebut ( goals or ends of such behavior ).

Dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah merupakan sejumlah proses- proses

psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan terjadinya

persistensi kegiatan- kegiatan sukarela (volunter) yang diarahkan ke tujuan

tertentu, baik yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang

menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi.

(www://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/11/teori-motivasi-abraham-maslow-2/

Teori motivasi Abraham Maslow).

2.3.2 Teori-Teori Motivasi

A. Teori motivasi Abraham H. Maslow

Page 32: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H. Maslow pada

intinya berkisar pada pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat

atau hierarki kebutuhan,yaitu:

1) Kebutuhan yang bersifat fisiologis (lahiriyah). Manifestasi

kebutuhan ini terlihat dalam tiga hal pokok, sandang, pangan dan

papan. Bagi karyawan, kebutuhan akan gaji, uang lembur,

perangsang, hadiah-hadiah dan fasilitas lainnya seperti rumah,

kendaraan dll. Menjadi motif dasar dari seseorang mau bekerja,

menjadi efektif dan dapat memberikan produktivitas yang tinggi bagi

organisasi.

2) Kebutuhan keamanan dan ke-selamatan kerja (Safety Needs)

Kebutuhan ini mengarah kepada rasa keamanan, ketentraman dan

jaminan seseorang dalam kedudukannya, jabatan-nya, wewenangnya

dan tanggung jawabnya sebagai karyawan. Dia dapat bekerja dengan

antusias dan penuh produktivitas bila dirasakan adanya jaminan

formal atas kedudukan dan wewenangnya.

3) Kebutuhan sosial (Social Needs).

Kebutuhan akan kasih sayang dan bersahabat (kerjasama) dalam

kelompok kerja atau antar kelompok. Kebutuhan akan

diikutsertakan, mening-katkan relasi dengan pihak-pihak yang

diperlukan dan tumbuhnya rasa kebersamaan termasuk adanya sense

of belonging dalam organisasi.

Page 33: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

4) Kebutuhan akan prestasi (Esteem Needs).

Kebutuhan akan kedudukan dan promosi dibidang kepegawaian.

Kebutuhan akan simbul-simbul dalam statusnya se¬seorang serta

prestise yang ditampilkannya.

5) Kebutuhan mempertinggi kapisitas kerja (Self actualization).

Setiap orang ingin mengembangkan kapasitas kerjanya dengan baik.

Hal ini merupakan kebutuhan untuk mewujudkan segala kemampuan

(kebolehannya) dan seringkali nampak pada hal-hal yang sesuai

untuk mencapai citra dan cita diri seseorang. Dalam motivasi kerja

pada tingkat ini diperlukan kemampuan manajemen

B. Teori Motivasi Herzberg

Menurut Herzberg (1966), ada dua jenis faktor yang mendorong

seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri

dari ketidakpuasan. Dua faktor itu disebutnya faktorhigiene (faktor

ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor intrinsik). Faktor higiene

memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan, termasuk

didalamnya adalah hubungan antar manusia, imbalan, kondisi

lingkungan, dan sebagainya (faktor ekstrinsik), sedangkan faktor

motivator memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan,

yang termasuk didalamnya adalah achievement, pengakuan, kemajuan

tingkat kehidupan, dsb (faktor intrinsik).

C. Teori Motivasi Douglas McGregor

Page 34: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

Mengemukakan dua pandangan manusia yaitu teori X (negative) dan

teori y (positif), Menurut teori x empat pengandaian yag dipegang

manajer

a. karyawan secara inheren tertanam dalam dirinya tidak menyukai

kerja

b. karyawan tidak menyukai kerja mereka harus diawasi atau diancam

dengan hukuman untuk mencapai tujuan.

c. Karyawan akan menghindari tanggung jawab.

d. Kebanyakan karyawan menaruh keamanan diatas semua factor yang

dikaitkan dengan kerja.

Kontras dengan pandangan negative ini mengenai kodrat manusia ada

empat teori Y :

a. karyawan dapat memandang kerjasama dengan sewajarnya seperti

istirahat dan bermain.

b. Orang akan menjalankan pengarahan diri dan pengawasan diri jika

mereka komit pada sasaran.

c. Rata rata orang akan menerima tanggung jawab.

d. Kemampuan untuk mengambil keputusan inovatif.

D. Teori Motivasi Vroom (1964)

Teori dari Vroom (1964) tentang cognitive theory of motivation

menjelaskan mengapa seseorang tidak akan melakukan sesuatu yang ia

yakini ia tidak dapat melakukannya, sekalipun hasil dari pekerjaan itu

Page 35: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

sangat dapat ia inginkan. Menurut Vroom, tinggi rendahnya motivasi

seseorang ditentukan oleh tiga komponen, yaitu:

a) Ekspektasi (harapan) keberhasilan pada suatu tugas

b) Instrumentalis, yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi jika

berhasil dalam melakukan suatu tugas (keberhasilan tugas untuk

mendapatkan outcome tertentu).

c) Valensi, yaitu respon terhadap outcome seperti perasaan posistif,

netral, atau negatif.Motivasi tinggi jika usaha menghasilkan sesuatu

yang melebihi harapanMotivasi rendah jika usahanya menghasilkan

kurang dari yang diharapkan

E. Achievement Theory Mc Clelland (1961)

Yang dikemukakan oleh Mc Clelland (1961), menyatakan bahwa ada tiga

hal penting yang menjadi kebutuhan manusia, yaitu:

a) Need for achievement (kebutuhan akan prestasi)

b) Need for afiliation (kebutuhan akan hubungan sosial/hampir sama

dengan soscialneed-nya Maslow)

c) Need for Power (dorongan untuk mengatur)

F. Teori Motivasi Clayton Alderfer ERG

Clayton Alderfer mengetengahkan teori motivasi ERG yang didasarkan

pada kebutuhan manusia akan keberadaan (exsistence), hubungan

(relatedness), dan pertumbuhan (growth). Teori ini sedikit berbeda dengan

teori maslow. Disini Alfeder mngemukakan bahwa jika kebutuhan yang

lebih tinggi tidak atau belum dapat dipenuhi maka manusia akan kembali

Page 36: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

pada gerak yang fleksibel dari pemenuhan kebutuhan dari waktu kewaktu

dan dari situasi ke situasi.

2.3.2. Faktor-faktor Motivasi Internal Tunanetra

a. Cita-cita atau aspirasi

Sejak dini, hendaknya orangtua menanamkan nilai-nilai kesempurnaan

dalam diri tunanetra,, dan membantu mengatasi kekurangannya dari segi

penglihatan, sehingga, memberi kesempatan untuk belajar dan bekerja,

serta memberikan pengetahuan tentang disiplin dan tanggungjawab.

Dengan demikian tunanetra dapat menyuarakan aspirasi dan membangun

cita-cita yang sama dengan orang awas.

b. Kondisi jasmani dan rohani

Bila tunanetra diberikan pemahaman yang benar tentang kondisi jasmani

dan rohaninya, maka ia dapat menumbuhkan motivasi berdasar pada

pemahaman bahwa kondisi jasmani yang kurang sempurna bukan

merupakan penghambat, namun sebuah tantangan agar ia mampu

mengoptialkan anggota tubuhnya yang lain untuk menutupi kekurangan

jasmaniah yang disandangnya. Dengan pemahaman rohaniah yang baik,

tunanetra dapat menumbuhkan motivasi berdasarkan pada pemahaman

bahwa Allah akan selalu menyertai hambanya yang sabar dan ikhtiar.

c. Dorongan untuk berprestasi

Dorongan yang menjadikan tunanetra punya keinginan berprestasi,

sehingga ia dapat kreatif menyiasati kekurangan fisik yang disandangnya,

Page 37: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

dan mengoptimalkan kemampuannya yang lain untuk meraih prestasi yang

diinginkannya.

d. Keuletan dalam mengatasi tantangan Sifat ulet akan menjadikan tunanetra

pantang menyerah, baik terhadap hambatan yang muncul dari dirinya

sendiri (malas, minder, sombong, dan lain-lain) atau hambatan yang

datangnya dari luar dirinya (diskriminasi, tanggapan negatif lingkungan

sekitar, dan lain-lain).

2.3.3. Faktor-faktor Motivasi Eksternal Tunanetra

a. Dukungan orangtua dan keluarga.

Adanya sikap positif dari pihak terdekat, dalam hal ini, orangtua dan

keluarga merupakan langkah penanaman motivasi eksternal terbaik yang

dapat diberikan pada tunanetra sebelum mereka mulai keluar dari

lingkungannya. Hal ini akan menumbuhkan rasa percaya diri yang tinggi

bagi tunanetra, sehingga ia mampu hidup dengan normal di lingkungan

keluarganya, dan hal tersebut dapat juga diterapkannya pada lingkungan

luar.

b. Dukungan lingkungan sosial

Sumber motivasi eksternal selanjutnya adalah bagaimana masyarakat dan

lingkungan sekitar bereaksi dan berinteraksi dengan tunanetra. Bila

tunanetra diberikan kesempatan untuk dapat bersosialisasi dengan wajar,

maka ia pun dapat belajar hidup normal dan bersosialisasi seperti apa yang

Page 38: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

dipelajarinya dari lingkungan sekitar. Bila nilai-nilai positif yang

diterimanya, maka akan positif pula umpan balik yang akan diberikannya.

c. Dukungan sarana dan prasarana

Motivasi eksternal ini, meski sifatnya tidak mutlak, akan sangat membantu

dalam meningkatkan motivasi tunanetra. Adanya fasilitas belajar mengajar

yang memadai, dibangunnya sarana transportasi dan navigasi yang

mengindahkan standarisasi bagi tunanetra, serta tersedianya akses terhadap

teknologi informasi akan membuka peluang di berbagai bidang sosial,

mulai dari pendidikan, pekerjaan, hiburan, bahkan persamaan hak dan

kewajiban dalam bernegara dan bermasyarakat.

2.4. Teknologi Informasi Sebagai Alat Bantu Bagi Tunanetra

2.4.1. Sejarah Singkat Teknologi Informasi

Secara umum teknologi informasi dapat diartikan sebagai kegiatan atau proses

pemanfaatan, pengambilan, pengumpulan (akuisisi), pengolahan, penyimpanan,

penyebaran, dan penyajian informasi (Kementerian Negara Riset dan Teknologi,

2006: 6). Tercakup dalam definisi tersebut adalah semua perangkat keras,

perangkat lunak, kandungan isi, dan infrastruktur komputer maupun

telekomunikasi. Istilah TIK atau ICT (Information and Communication

Technology), atau yang di kalangan negara Asia berbahasa Inggris disebut sebagai

Infocom, muncul setelah berpadunya teknologi komputer (baik perangkat keras

maupun perangkat lunaknya) dan teknologi komunikasi sebagai sarana

penyebaran informasi sebagai perpaduan pada paruh abad ke 20.

Page 39: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

Bila dilacak ke belakang, terdapat beberapa tonggak perkembangan teknologi

yang secara nyata memberi sumbangan terhadap eksistensi TIK saat ini. Pertama

adalah temuan telepon oleh Alexander Graham Bell pada tahun 1875. Temuan ini

kemudian ditindaklanjuti dengan penggelaran jaringan komunikasi dengan kabel

yang melilit seluruh daratan Amerika, bahkan kemudian diikuti pemasangan kabel

komunikasi trans atlantik. Inilah infrastruktur masif pertama yang dibangun

manusia untuk komunikasi global.

Memasuki abad ke-20, tepatnya antara tahun 1910-1920, terealisasi transmisi

suara tanpa kabel melalui siaran radio AM yang pertama (Lallana, 2003:5).

Komunikasi suara tanpa kabel segera berkembang pesat, dan kemudian bahkan

diikuti pula oleh transmisi audio visual tanpa kabel, yang berwujud siaran televisi

pada tahun 1940-an. Komputer elektronik pertama beroperasi pada tahun 1943,

yang kemudian diikuti oleh tahapan miniaturisai komponen elektronik melalui

penemuan transistor pada tahun 1947, dan rangkaian terpadu (integrated

electronics) pada tahun 1957.

Perkembangan teknologi elektronika, yang merupakan soko guru TIK saat ini,

mendapatkan momen emasnya pada era perang dingin. Persaingan IPTEK antara

blok Barat (Amerika Serikat) dan blok Timur (eks Uni Sovyet) justru memacu

perkembangan teknologi elektronika lewat upaya miniaturisasi rangkaian

elektronik untuk pengendali pesawat ruang angkasa maupun mesin-mesin perang.

Miniaturisasi komponen elektronik, melalui penciptaan rangkaian terpadu,

pada puncaknya melahirkan mikroprosesor. Mikroprosesor inilah yang menjadi

otak perangkat keras komputer, dan terus berevolusi sampai saat ini.

Page 40: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

Di lain pihak, perangkat telekomunikasi berkembang pesat saat mulai

diimplementasi-kannya teknologi digital menggantikan teknologi analog yang

mulai menampakkan batas-batas maksimal pengeksplorasiannya. Digitalisasi

perangkat telekomunikasi kemudian berkonvergensi dengan perangkat komputer

yang dari awal merupakan perangkat yang mengadopsi teknologi digital. Produk

hasil konvergensi inilah yang saat ini muncul dalam bentuk telepon seluler. Di

atas infrastruktur telekomunikasi dan komputasi inilah kandungan isi (content)

berupa multimedia, mendapatkan tempat yang tepat untuk berkembang.

Konvergensi telekomunikasi komputasi multimedia inilah yang menjadi ciri

abad ke-21, sebagaimana abad ke-18 dicirikan oleh revolusi industri. Bila revolusi

industri menjadikan mesin-mesin sebagai pengganti otot manusia maka revolusi

digital (karena konvergensi telekomunikasi-komputasi-multimedia terjadi melalui

implementasi teknologi digital) menciptakan mesin-mesin yang mengganti (atau

setidaknya meningkatkan kemampuan) otak manusia.

2.4.2. Teknologi Asistif

Berdasarkan pada perkembangan teknologi informasi yang telah dipaparkan di

atas, manusia pun mulai memikirkan akses dan pemanfaatan teknologi informasi

bagi penyandang ketunaan, yang kemudian dikenal dengan istilah Teknologi

Asistif (assistive technology).

Menurut Technology-Related Assistance for Persons with Disabilities Act (1988)

Amerika Serikat. "..assisstive technology devices..are any item, place of equepment

or product system, whether acquired commercially of the shelf modified, or

customized, that is used to increse, maintain, or improve functional capabilities of

Page 41: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

individuals with disabilities."

Sementara itu Wobschall dan Lakin at.al (McBroyer, 2002) mendefinisikan

"..assistive technology is just a subset of tools used by human being, providing in

ways and places that are needed by relatively few people with significant impairment

in `normal' physical, sensory, or cognitive abilities."

Dengan demikian Assistive technology pada hakikatnya adalah segala macam

benda atau alat yang dengan cara dimodifikasi atau langsung digunakan untuk

meningkatkan atau merawat kemampuan penyandang ketunaan.

Komputer adalah salah satu bagian penting hasil perkembangan teknologi

informasi masa kini. Di antara makna pentingnya adalah assistive technologies

(teknologi-teknologi asistif) yang membantu siswa-siswa dengan kebutuhan khusus

untuk belajar mengerjakan tugas-tugas yang terkait dengan belajar dan kehidupan

sehari-hari. Beberapa teknologi asistif memungkinkan siswa dengan disabilitas untuk

mengakses komputer; sebagian lainnya memberikan berbagai peluang pendidikan

yang sebelumnya tidak ditawarkan.

Di antara teknologi asistif yang terpenting adalah teknologi yang memberikan

akses ke komputer dan teknologi komunikasi modern lain kepada siswa-siswa dengan

disabilitas. Beberapa contoh aplikatifnya adalah sebagai berikut :

a. Keyboard-nya dapat dimodifikasi, sehingga dapat digunakan misalnya untuk

orang yang hanya memiliki satu tangan atau satu jari untuk mengetik.

b. Program-program pengenalan suara memungkinkan siswa dengan berbagai

disabilitas fisik untuk memasukkan teks ke dalam komputer dengan berbicara.

c. Joysticks telah dikembangkan untuk memungkinkan individu-individu

Page 42: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

mengontrol komputer dengan menunjuk dengan dagu atau kepalanya.

Dewasa ini ada berbagai macam perangkat asistif yang dapat menyediakan

berbagai kesempatan pendidikan dan pekerjaan. Sebagai contoh, tulisan besar dan

translasi Braile dengan bantuan komputer dapat membantu komunikasi untuk siswa-

siswa yang mengalami hambatan penglihatan. Software translasi Braille dapat

mengonversikan teks menjadi format Braille yang tepat. Software pembesaran-layar

memperbesar ukuran teks dan grafik, mirip dengan captioning dan tampilan real-time

graphics di televisi, yang menyiarkan dialog dan tindakan di acara atau film televisi

melalui teks tercetak. Computer speech synthesizers dapat menghasilkan kata-kata

lisan secara artifisial. Speech recognition software (software untuk mengenali suara)

dapat membantu siswa-siswa yang hanya dapat mengucapkan beberapa bunyi untuk

mengerjakan berbagai tugas. Individu diajari beberapa bunyi "token" yang dapat

direspons oleh komputer yang diprogram secara khusus. Komputer mengenali suara

dan mengerjakan berbagai fungsi sehari-hari dan fungsi-fungsi berbasis-sekolah,

seperti menyalakan TV, memainkan rekaman video, atau mengakses kurikulum

sekolah di CD-ROM. Peralatan-peralatan canggih lainnya bereaksi terhadap sinyal-

sinyal otak yang kemudian mentranslasikannya menjadi perintah dan tindakan digital.

Teknologi-teknologi lain, misalnya peralatan adaptif dan tombol-tombol khusus,

memungkinkan siswa dengan disabilitas fisik untuk meningkatkan mobilitas

fungsionalnya dengan menghidupkan berbagai peralatan dan mengontrol alat-alat lain

seperti lampu atau radio. Computerized "gait trainers" dapat membantu individu-

individu dengan keseimbangan yang buruk atau mereka yang memiliki pengendalian

tubuh yang kurang untuk belajar berjalan. Peralatan-peralatan yang dikendalikan

radio dapat membuka pintu dan mengoperasikan mesin penjawab di telepon.

Page 43: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

Teknologi yang sangat menarik dirancang untuk siswa-siswa yang sakit dan

harus dirawat di rumah sakit. PC Pal, komputer khusus dengan layar LCD, dapat

disediakan di ruang-ruang perawatan di rumah sakit. Peralatan ini menyediakan

Games Komputer, memberikan akses Internet dan memungkinkan siswa yang

dirawat di rumah sakit untuk terus mengikuti pekerjaan rumah (PR)-nya dan

untuk tetap berhubungan dengan teman-temannya.

Situs-situs Web khusus telah diciptakan untuk memudahkan siswa-siswa dengan

disabilitas. Yang paling menonjol adalah yang dikembangkan dan dipromosikan oleh

Center for Applied Special Technology (CAST), sebuah organisasi yang misinya

adalah memperluas kesempatan bagi orang-orang dengan disabilitas melalui

penggunaan komputer dan berbagai teknologi asistif. CAST menawarkan sebuah situs

Web (yang disebut "Bobby") dan alat-alat berbasis-Web yang menganalisis

aksesibilitas berbagai halaman Web.

2.4.3. Tunanetra Dan Teknologi

Sering kali, untuk dapat melakukan kegiatan kehidupannya sehari-hari secara

mandiri, tunanetra harus menggunakan teknik alternatif, yaitu teknik yang

memanfaatkan indera-indera lain untuk menggantikan fungsi indera penglihatan

dalam kegiatan kehidupannya sehari-hari sehingga pola kehidupan kesehariannya

pun sangat berubah dan dalam banyak hal menjadi berbeda dari orang pada

umumnya. Oleh karena itu, Jernigan (1994) merumuskan definisi ketunanetraan

sebagai berikut: “An individual may properly be said to be blind or a blind person

when he has to devise so many alternative techniques that is, if he is to function

efficiently - that his pattern of daily living is substantially altered.”

Teknik alternatif adalah cara khusus (baik dengan ataupun tanpa alat bantu

Page 44: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

khusus) yang memanfaatkan indera-indera nonvisual atau sisa indera penglihatan

untuk melakukan suatu kegiatan yang normalnya dilakukan dengan indera

penglihatan. Teknik-teknik alternatif itu diperlukannya dalam berbagai bidang

kegiatan seperti dalam membaca dan menulis, bepergian, menggunakan komputer,

menata rumah, menata diri, dll. Kadang-kadang teknologi diperlukan untuk

membantu menciptakan teknik-teknik alternatif tersebut. (Tarsidi, 2007)

Indera pendengaran dan perabaan merupakan saluran penerima informasi yang

paling efisien sesudah indera penglihatan. Oleh karena itu, teknik alternative itu

pada umumnya memanfaatkan indera pendengaran dan/atau perabaan. Sejalan

dengan hal ini, untuk memungkinkan orang tunanetra mengakses computer,

teknik alternative yang telah dikembangkan adalah yang memanfaatkan speech

technology dan refreshable Braille display. Refreshable Braille display device

mengkonversi teks menjadi karakter Braille yang dapat dibaca dengan perabaan

pada bagian display-nya. Hardware device ini dihubungkan ke CPU untuk

menerima data teks dan berfungsi sebagai monitor. Mungkin karena pertimbangan

harga, sejauh ini Braille display hanya diproduksi untuk menayangkan satu baris

karakter Braille, yang bervariasi dari 18 hingga 80 karakter perbaris. Informasi

yang dapat kita lihat pada layar monitor akan ditampilkan pada Braile display ini

baris demi baris secara suksesif. Kecepatan seorang tunanetra membaca layar

monitor menggunakan Braille display ini terkait erat dengan keterampilanya

membaca Braille. Hasil penelitian Simon & Huertas (1998) menunjukkan bahwa

kecepatan membaca rata-rata tunanetra pembaca Braille yang berpengalaman

adalah 90-115 kata per menit dibandingkan dengan 250 300 kata per menit untuk

Page 45: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

mereka yang membaca secara visual. Akan tetapi, hambatan terbesar bagi

kebanyakan orang tunanetra untuk memiliki alat ini adalah harganya yang masih

sangat mahal (di atas $2000).

Speech technology memungkinkan pengguna computer tunanetra mengakses

tayangan pada layer monitor dengan pendengaran. Speech reading software

terintegrasi ke dalam operating system dan dapat mengakses hampir semua

program aplikasi. Suaranya diproduksi melalui sound card yang tersedia, dengan

kualitas mirip suara manusia yang sesungguhnya. Speech screen reading software

ini terdiri dari dua komponen utama yaitu speech synthesizer yang mengkonversi

teks ke dalam suara dan screen reader yang memungkinkan pengguna computer

menavigasi layar sesuai dengan kebutuhannya (misalnya membaca perkalimat

atau perkata, membaca document control, menu dan lain-lain.). Kini terdapat

banyak speech screen reading software yang beredar di pasar internasional yang

dirancang untuk berbagai macam bahasa. Yang paling banyak dipergunakan di

Indonesia adalah JAWS produksi Freedom Scientific. Dua keuntungan utama dari

teknologi ini dibandingkan Braille display adalah (1) pengguna komputer akan

dapat sepenuhnya memanfaatkan kedua belah tangannya untuk mengoperasikan

keyboard (tidak harus menggunakan tanganya untuk membaca), dan (2) harganya

jauh lebih murah. Di samping itu, kecepatan screen reader dalam membaca layar

pun dapat diatur sesuai dengan kesukaan, begitu pula pitch dan jenis suaranya. Ini

berarti bahwa seorang tunanetra dapat membaca layar monitor secepat mungkin

sesuai dengan kemampuan pendengaranya menangkap makna suara speech

synthesizer itu dan dapat memilih suara pembaca yang lebih disukainya.

Page 46: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

Untuk memproduksi hard copy dalam format Braille, telah dikembangkan dan

diproduksi printer Braille (juga disebut Braile embosser) yang dioperasikan

dengan Braille translation software yang menerjemahkan data dari tulisan biasa ke

dalam format Braille. Pembuatan Braille translation software yang dirancang

khusus untuk mengakomodasi sistem Braille Indonesia telah berhasil dilakukan

oleh Yayasan Mitra Netra bekerjasama dengan Universitas Bina Nusantara,

Jakarta. Software yang diberi nama MBC IV ini dapat dipergunakan untuk

mengoperasikan berbagai Braille embosser yang tersedia di pasar internasional.

Dengan bantuan teknologi akses di atas, dengan tambahan scanner, orang

tunanetra memiliki akses ke buku atau bahan bacaan lainya yang bertulisan biasa

setelah melalui proses scanning. Hal ini memungkinkan orang tunanetra membaca

buku-buku biasa secara mandiri. Untuk membantu mempermudah orang tunanetra

membaca buku biasa, telah dikembangkan pula reading machine yang dirancang

khusus untuk membantu tunanetra membaca print. Alat ini memadukan

processor, scanner dan speech synthesizer dalam satu hardware yang kompak.

Di pihak lain, untuk mempermudah orang tunanetra dalam memasukkan dan

menyimpan data, telah dikembangkan pula Braille notetaker, yaitu komputer kecil

(beratnya sekitar satu kilogram) yang memungkinkan orang tunanetra menulis

dengan braille dan mendapatkan output dalam bentuk suara dan/atau braille. Alat

ini dilengkapi dengan Braille display dan Braille keyboard serta speech

synthesizer dalam satu hardware yang kompak.

Dengan teknologi akses tersebut orang tunanetra dapat melakukan berbagai

hal sebagaimana para pengguna komputer pada umumnya seperti word

Page 47: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

processing, accounting, music composing, Internet browsing, programming, dan

lain-lain. Hal ini memungkinkan orang tunanetra melakukan berbagai macam

pekerjaan yang secara tradisional harus dilakukan mengunakan penglihatan. Jadi,

bagi orang tunanetra, computer bukan sekedar alat Bantu kerja tetapi merupakan

alat akses ke “dunia awas”.

2.4.4. Teknologi Asistif Bagi Tunanetra

Berikut ini adalah beberapa macam teknologi asistif yang umum digunakan

tunanetra. Teknologi asistif tersebut dapat diaplikasikan pada perangkat keras dan

perangkat lunak yang dibangun khusus untuk kebutuhan tunanetra, atau pada

perangkat keras dan perangkat lunak umum yang kemudian menjadi lebih mudah

diakses serta dimanfaatkan oleh tunanetra. (www.disaboom.com/blind-and-visual-

impairment/assistive-technology-for-the-blind)

a. Screen reader

Teknologi screen reader atau pembaca layar mulai dikembangkan pada era

70-an. Teknologi ini mensimulasikan suara manusia, lalu mengubah teks,

warna, atau cursor yang umumnya muncul di layar monitor menjadi

keluaran suara. Pengguna dapat mengendalikan kerja pembaca layar untuk

melakukan proses navigasi, pembacaan, atau penulisan. Ada pun beberapa

produk pembaca layar yang populer digunakan adalah sbb:

1. JAWS for Windows, pembaca layar untuk PC

(www.freedomscientific.com).

2. Window-Eyes, pembaca layar untuk PC (www.gwmicro.com)

Page 48: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

3. Nuance Talks, pembaca layar untuk ponsel (www.nuance.com/talks )

4. Voice Over, pembaca layar untuk iPod, iPhone, iPad, dan produk

Apple lainnya.

b. Braille Display

Perangkat ini bekerja layaknya monitor yang menampilkan tulisan cetak di

layarnya, maka Braille Display dapat menampilkan huruf cetak dalam

format Braille, sehingga tunanetra dapat membaca informasi yang diubah

oleh komputer ke format Braille dengan cara meraba huruf Braille yang

muncul di Braille Display. Larry Skutchan, tunanetra yang merupakan

praktisi teknologi asistif berpendapat bahwa penting bagi tunanetra untu

tidak sekedar memperoleh informasi dengan cara mendengar, tapi juga

berlatih membaca dan menulis dengan huruf Braille.

c. Peralatan elektronik aksesibel

Ini adalah perangkat elektronik umum yang beredar di pasaran, namun

biasa dimanfaatkan tunanetra untuk menunjang kebutuhan sehari-hari.

Peralatan tersebut dimodifikasi sedemikian rupa, sehingga mampu

mengadopsi teknologi text to speech untuk menuarakan informasi yang

disajikan, atau menggunakan objek faktual yang dapat diraba. Contoh

penggunaannya seperti mesin cuci untuk mencuci, alat perekam untuk

merekam informasi yang dapat didengarkan kembali di masa datang, atau

perangkat multimedia untuk menikmati hiburan. Karena tak semua

peralatan elektronik di pasaran memiliki spesifikasi yang mudah

Page 49: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

dioperasikan tunanetra, National Federation of the Blind membuat

pedoman khusus mengenai perangkat lektronik seperti apa yang dapat

dioperasikan oleh tunanetra.

(www.nfb.org/nfb/accessible_home_showcase.asp?SnID=684722052)

d. Pembaca buku portabel

Ini adalah sebuah alat yang mampu mengunduh bahan bacaan seperti

novel, jurnal, atau majalah berformat e-book, lalu mengubahnya menjadi

informasi suara sehingga tunanetra dapat memperoleh informasi dari

bahan bacaan yang diunduhnya. Salah satu pembaca buku portabel yang

cukup populer adalah Victor Reader. (www.humanware.com)

e. GPS bicara

Global Positioning System (GPS) adalah perangkat navigasi berbasis

satelit yang dapat mengkalkulasi keberadaan pengguna di mana pun, lalu

memberikan informasi arah sesuai dengan tujuan penggunanya. Beberapa

GPS bicara yang cukup populer adalah BrailleNote GPS, Street Talk™,

Trekker, dan Mobile GEO.

2.4.5. Teknologi Informasi Sebagai Alat Bantu Tunanetra Di Indonesia

Mengingat luasnya pembahasan mengenai modul-modul teknologi informasi,

baik yang berupa hardware maupun software, maka penulis akan mempersempit

kajian pada alat-alat bantu berupa teknologi asistif yang telah tersedia dan

dirasakan manfaatnya oleh tunanetra di Indonesia.

Page 50: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

A. Alat Bantu Untuk Tunanetra Secara Umum

Alat-alat bantu di bawah ini dapat digunakan baik oleh tunanetra yang

totally blind maupun yang low vision.

1. Voice Recorder

Voice Recorder merupakan sebuah device yang dapat menyimpan

rekaman dalam format audio. Ada dua jenis voice recorder, yaitu analog

biasanya berbentuk tape recorder dan kaset di mana suara direkam di

atas pita, dan digital di mana suara direkam dalam bentuk data dan

disimpan di media penyimpanan optik.

2. Komputer Bicara

Komputer bicara adalah seperangkat PC atau laptop yang telah

dilengkapi piranti lunak pembaca layar yang dapat mengubah teks

menjadi keluaran suara (www.mitranetra.or.id)

3. OCR : Roman Alphabets-Braille Converter System.

Sistem ini merupakan pengembangan software OCR, sehingga hasil

scanning terhadap buku, dokumen, suratkabar daqn sebagainya akan

diubah format penyajiannya ke dalam braille-based output. Selain itu

terbuka juga kemungkinan untuk memadukannya dengan text to speech

synthesizer sehingga didapat output berupa suara.

(http://asnugroho.wordpress.com/2007/03/16/teknologi-bagi-tuna-netra/)

4. Pengembangan perpustakaan CD yang dikhususkan bagi para tuna netra,

Page 51: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

sesuai dengan standar internasional DAISY (Digital Audio-Based

Information System). Jadi, buku-buku cetak dapat diubah menjadi format

audio, baik analog (kaset) maupun digital (CD atau MP3).

(www.mitranetra.or.id)

5. Pengembangan software voice recognition system khusus untuk bahasa

Indonesia, sebagai media input bagi komputer. Dengan demikian, pihak

pemakai (dalam hal ini tuna netra) dapat menulis makalah, mengedit dan

sebagainya. tanpa (atau meminimalisir) menggunakan keyboard,dan

sebagai gantinya memakai software tsb. untuk merubah suara ke dalam

text. Ada pun ide pembuatan text to speech dan speech to text ini

diprakarsai oleh Arry Akhmad Arman (http://indotts.melsa.net.id/),

sedangkan aplikasi voice to text telah banyak diterapkan pada perangkat

komunikasi, salah satunya gadget Android keluaran Google.

(www.google.com)

B. Alat Bantu Untuk Low Vision

Alat bantu low vision yang paling efektif adalah peralatan yang

memancarkan cahaya. Cahaya merupakan alat bantu low vision pertama yang

harus dipertimbangkan, dibahas dan diasesmen dalam konsultasi low vision.

Jika tingkat iluminasi (pencahayaan) lingkungan rendah, dan cahaya lampu

yang ada tidak cukup terang, maka sebaiknya dipergunakan lampu belajar

yang dapat diputar ke segala arah, sebaiknya dengan watt yang rendah. Watt

yang rendah itu sangat penting untuk kenyamanan karena panas yang

dipancarkannya minimum dibandingkan dengan yang dipancarkan dari lampu

Page 52: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

pijar biasa. (http://d- tarsidi.blogspot.com/2008/06/alat-alat-bantu-low-vision-

bagi-anak.html)

a. Penggunaan Standar Baca (reading stand)

Banyak alat optik menuntut jarak baca yang dekat dan yang lebih

mudah terpenuhi bila menggunakan sebuah standar baca. Terdapat

bermacam-macam model standar baca untuk dipergunakan dengan alat

bantu low vision . Standar baca itu harus dilengkapi dengan alat untuk

mengubah-ubah ketinggiannya dan kebesaran sudutnya, dan dilengkapi

dengan alat untuk menyimpan dan menahan bahan bacaan. Ada standar

baca yang dilengkapi dengan klip pada bagian atasnya untuk menahan

kertas-kertas lepas.

b. Kaca Mata

Penggunaan kaca mata yang cocok, yang diresepkan secara tepat

juga sangat membantu low vision. Antara 10 hingga 15% anak

penyandang ketunanetraan berjenis low vision dapat dibantu dengan kaca

mata, dan sering kali hanya inilah yang dibutuhkannya.

c.Penggunaan Magnifikasi (pembesaran)

Elemen ketiga yang dibutuhkan adalah satu jenis magnifikasi eksternal.

Magnifikasi ini dapat diperoleh dengan: memperbesar ukuran obyek

(magnifikasi ukuran); memperkecil jarak lihat ke obyek (magnifikasi jarak

relatif); memperbesar sudut penglihatan (magnifikasi sudut relatif),

biasanya dilakukan dengan sistem multi-lensa seperti teleskop. Sering kali

ketiga teknik dasar tersebut dipergunakan sekaligus. Jika hal ini dilakukan,

Page 53: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

maka hasil magnifikasinya akan merupakan produk magnifikasi yang

dihasilkan oleh berbagai metode. Dalam contoh berikut ini, seorang anak

tunanetra ingin menonton televisi dan memerlukan magnifikasi 2x untuk

melakukannya. Untuk itu terdapat tiga kemungkinan opsi: mengganti

pesawat televisi berdiameter 10 inci dengan 20 inci; memperdekat jarak

duduk anak dari yang biasanya 6 meter menjadi 3 meter; memberi anak

teleskop dengan magnifikasi 2x. Jika ketiga cara di atas dipergunakan

sekaligus, maka total magnifikasi yang diperoleh bukan 6x melainkan 8x

(yaitu 2 x 2 x 2).

2.5 Hubungan antara Motivasi dengan Penggunaan Teknologi Informasi

bagi Tunanetra

Motivasi tercipta karena adanya keinginan yang besar dalam diri seseorang

untuk melakukan sesuatu termasuk hal yang dilakukan oleh seorang tunanetra

dalam menjalani aktifitas kesehariannya. Seorang tunanetra akan termotivasi

untuk melakukan sesuatu yang positif dalam kehidupannya apabila di dukung oleh

sarana dan prasarana yang memadai, salahsatunya adalah perangkat dan aplikasi

teknologi informasi. Melalui teknologi informasi seorang tunanetra dapat

termotivasi untuk melakukan kegiatannya, karena dengan adanya teknologi

informasi tersebut seorang tunanetra cukup terbantu sehingga kesulitan yang

dihadapi dapat teratasi dengan baik, sebagai pengganti salahsatu fungsi organ

tubuh (indera penglihatan) yang tidak berfungsi dengan baik, sehingga dapat

menjalani kehidupan layaknya orang normal lainnya.

Page 54: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

Motivasi pun dapat tercipta melalui kegiatan social learning yang diperoleh

seorang tunanetra dalam proses pembelajaran, sehingga seorang tunanetra

mempunyai kemampuan untuk mengatur dirinya sendiri. Dengan kemampuan

yang mereka miliki dapat mengevaluasi perilakunya sendiri (berdasarkan standar

pribadinya) dan dapat menciptakan penguatan sendiri. Perkembangan kepribadian

tunanetra dapat dipengaruhi oleh informasi yang diperolehnya melalui model

yang diperoleh dari lingkungan tempat mereka berada dan keyakinan yang

dianutnya. Semakin besar input psitif yang diterima, maka semakin besar pula

nilai-nilai positif yang tumbuh dalam diri tunanetra tersebut. Namun, semakin

besar nilai-nilai negatif yang diterima, maka pribadinya pun akan tumbuh menjadi

pribadi yang negatif.

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa antara motivasi

dan penggunaan teknologi informasi memiliki pengaruh yang cukup positif

terhadap kehidupan tunanetra terutama dalam peningkatan kualitas kehidupannya

menjadi lebih baik.

Page 55: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

BAB III

OBJEK PENELITIAN

Mengingat banyaknya individu tunanetra yang tersebar luas di seluruh

Indonesia dan keterbatasan kemampuan penulis untuk melakukan penelitian

secara mendalam dan menyeluruh, serta didukung fakta bahwa penulis sendiri

merupakan tunanetra yang telah melakukan implementasi terhadap kajian karya

ilmiah ini, maka penulis akan lebih memfokuskan aplikasi landasan teori pada

objek utama yaitu diri penulis sendiri. Penulis tetap menyertakan data-data

tambahan yang penulis dapatkan melalui dialog dan penggalian informasi dengan

beberapa orang tunanetra di Indonesia yang penulis asumsikan telah mewakili

validitas serta realibilitas data-data yang penulis tuangkan dalam karya ilmiyah

ini.

3.1. Perkembangan Jiwa Anak

3.1.1. Motivasi Pertama Dari Orangtua

Page 56: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

Penulis lahir pada tanggal 3 Pebruari 1981 di kota Semarang, Jawa Tengah.

Ayah penulis bernama Rahadi Sudarsono, dan Ibu penulis bernama Emmy

Darwati. Saat lahir, tim medis memfonis penulis menyandang tunanetra. Hal itu

ditandai dengan ekspresi wajah penulis yang datar dan tidak merespon stimuli

lingkungan sekitar, dan penulis tidak menangis seperti halnya bayi-bayi pada

umumnya.

Menurut keterangan ayah, beliaulah yang pertama kali mengetahui bahwa

penulis menyandang tunanetra. Pada saat itu, ayah penulis menyampaikan berita

tersebut kepada Ibu penulis, dan seperti halnya manusia pada umumnya yang

menerima kelahiran putra pertama mereka yang “tidak normal”, maka timbul pula

unsur-unsur penolakan dan kesedihan akan kenyataan tersebut. Namun, unsur-

unsur penolakan dan kesedihan tersebut tidak berlanjut menjadi penyesalan,

melainkan langsung pada penerimaan. Inilah pelajaran pertama tentang motivasi

yang penulis peroleh dari orangtua, bahwa mereka menganggap penulis adalah

karunia Allah yang paling sempurna, dengan segala kelebihan dan

kekurangannya.

Orangtua penulis menyampaikan bahwa menurut mereka, kebutaan yang

penulis sandang bukanlah aib atau cacat yang dapat mengurangi derajat manusia,

tapi sebagai bentuk keadilan Allah bahwa setiap manusia memiliki kelebihan dan

kekurangannya, dalam hal ini penulis memiliki kekurangan karena tidak dapat

melihat. Oleh karena itu, orangtua memutuskan untuk fokus pada kelebihan yang

penulis miliki, sehingga kekurangan yang sebelumnya merupakan hambatan dapat

diubah menjadi tantangan. Hal ini akan dibahas pada bab-bab selanjutnya.

Page 57: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

Adanya motivasi ini tentu membuka jalan bagi tunanetra yang baru lahir untuk

dapat hidup lebih baik, dan inilah yang rata-rata dialami keluarga dengan putra

putri tunanetra di Indonesia. Salah satu contohnya adalah Ibu Primaningrum

Rustam yang dikaruniai dua putri kembar tunanetra sekaligus. Berkat motivasi

positif dalam diri beliau, maka ia pun dapat menerima keberadaan putri-putrinya

dengan lapang dada.

3.1.2. Keluarga Sebagai Media Social Learning

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, orangtua penulis dapat menerima

ketunanetraan yang penulis sandang. Ini dapat dibuktikan lewat pemberian kasih

sayang, pendidikan, serta perlakuan yang secara derajat tidak berbeda dengan apa

yang dilakukan orangtua lain pada anak-anaknya yang awas. Yang membedakan

hanya perlakuan-perlakuan yang sifatnya teknis, yang berkaitan langsung dengan

ketunanetraan yang penulis sandang, misalnya menuntun saat berjalan,

membacakan buku, dan lain-lain.

Saat penulis sudah mulai lancar berjalan, orangtua mulai mensosialisasikan

penulis dengan lingkungan sekitar. Mereka mengijinkan penulis berjalan atau

berlari keliling rumah dengan pengawasan mereka berdua atau pengasuh,

membawa penulis ke luar rumah dan ke tempat-tempat umum, serta mengenalkan

penulis dengan masyarakat sekitar. Mereka bahkan memberi kesempatan pada

penulis untuk bermain dengan anak-anak seusia penulis, dengan cara bermain dan

permainan yang tidak dibedakan. Mereka hanya mengajarkan elemen-elemen

mana saja yang berbahaya, dan umumnya hal tersebut sama dengan elemen-

Page 58: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

elemen yang patut diwaspadai orang awas. Contohnya, pulang ke rumah kalau

sudah sore, main harus ingat waktu, atau berhati-hati saat lari atau lompat.

Hal tersebut tentu saja, membangkitkan motivasi penulis untuk mulai

bersosialisasi dengan dunia luar. Bersama adik laki-laki yang awas, penulis

bermain dan bergaul dengan masyarakat tanpa merasakan adanya perbedaan yang

disebabkan oleh ketunanetraan penulis. Sesekali memang ada yang menyebut

penulis “buta” atau “tunanetra” namun hal tersebut tidak menimbulkan pengaruh

negatif pada penulis, karena orangtua tidak pernah memberikan informasi bahwa

kebutaan yang penulis sandang merupakan hal negatif. Salah satu pesan orangtua

yang paling berharga adalah, “Kamu memang buta mata, namun kamu tidak buta

hati.”

Hal di atas juga diterapkan oleh Ibu Primaningrum Rustam, sehingga kedua

putrinya kini tumbuh dengan wajar dan mampu bersosialisasi dengan lingkungan

sekitar. Adapun hal-hal yang berhubungan dengan ketunanetraan, contohnya tidak

dapat berjalan dengan baik, tidak dapat mencerna informasi visual dengan

sempurna, juga ikut terminimalisir dengan cara semacam ini.

3.2. Perkembangan Pendidikan

3.2.1. Masa Pra Sekolah

Dalam perkembangannya, meski belum secanggih sekarang, kedua orangtua

penulis telah memanfaatkan teknologi informasi dengan keluaran suara untuk

merangsang pertumbuhan penulis. Adapun media yang digunakan saat itu adalah

radio kaset yang selalu diletakkan di samping penulis.

Page 59: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

Dengan menggunakan radio kaset tersebut, orangtua berusaha merangsang

indera pendengaran penulis, yang berlanjut pada aktivitas gerak penulis. Karena

fungsi mata sebagai media penangkap informasi yang tidak berfungsi pada tubuh

penulis, maka indera pendengaran dapat dengan optimal menangkap bunyi-

bunyian yang dikeluarkan oleh radio kaset tersebut, sehingga penulis dapat

merespon alunan musik, dan setelah tumbuh menjadi BALITA, mulai menikmati

sandiwara radio dan kaset-kaset cerita.

Selain itu, orangtua penulis berusaha untuk mengajarkan penulis berbagai hal

yang umumnya dapat dipelajari oleh anak awas. Untuk memahami benda-benda

elektronik seperti mobil, motor, pesawat, atau kereta api, orangtua penulis

memilihkan mainan yang sudah mengusung teknologi elektronik yang

memanfaatkan baterai, sehingga mainan tersebut dapat bergerak dan

mengeluarkan suara, dan dapat menjadi semacam miniatur dari perangkat yang

sebenarnya. Dengan cara itulah penulis mengetahui seperti apa bentuk mobil

polisi berikut suaranya, bagaimana motor dan kereta api beroperasi, dan seperti

apa gerak-gerik manusia yang disimulasikan oleh robot mainan.

Orangtua juga mengijinkan untuk membongkar dan memisah-misahkan

komponen-komponen mainan elektronik yang penulis miliki, sehingga mereka

dapat menunjukkan pada penulis tentang komponen-komponen apa saja yang

terdapat dalam mainan elektronik tersebut. Dukungan dari luar inilah yang mulai

membangkitkan motivasi penulis untuk menyukai teknologi, karena penulis dapat

dengan bebas mengeksplorasi rasa ingin tahu yang telah terstimulasi, namun

terhambat aksesnya oleh disfungsi indera penglihatan.

Page 60: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

Untuk memahami hal-hal yang ditangkap oleh indera tubuh lainnya, orangtua

langsung mempraktekkannya pada objek bersangkutan. Misalnya, untuk

memahami seperti apa rasa dingin, orangtua menempelkan kulit penulis ke es batu

atau membiarkan penulis berdiri dekat hembusan kipas angin. Saat berendam

dengan air hangat, orangtua mengenalkan rasa hangat di kulit penulis, dan sempat

merasa kesal karena penulis tak pernah berhenti ingin tahu seperti apa rasa panas

sehingga mereka mendekatkan jari telunjuk tangan penulis ke lilin yang sedang

meleleh. Proses pengenalan rasa itu berlanjut dengan sendirinya, dan biasanya

orangtua menjawab pertanyaan yang penulis ajukan, misalnya permen rasanya

apa, garam rasanya apa, bahkan bagaimana rasa tersengat aliran listrik yang secara

tidak sengaja sering penulis alami.

3.2.2. Taman Kanak-kanak

Untuk pertama kalinya, penulis mulai masuk ke lingkungan dengan jumlah

individu yang lebih besar, yaitu Taman Kanak Kanak (TK). Penulis pernah

bersekolah di TK umum di kota Semarang, lalu melanjutkannya di Jakarta. Di

sinilah penulis mulai menyadari bahwa ada perbedaan antara penulis dan rekan-

rekan penulis. Sebelumnya mungkin penulis hanya tahu kata-kata “buta” atau

“tunanetra,” namun saat mulai sekolah penulis pun memahami maknanya.

Perbedaan kondisi fisik tersebut mulai dapat penulis rasakan pengaruhnya,

terutama saat menjalani proses belajar.

Namun, karena model utama penulis, dalam hal ini orangtua, tidak pernah

memberikan informasi bahwa seorang tunanetra berbeda derajat dengan yang lain,

maka saat mengetahui arti tunanetra itu penulis tidak terlalu merasakan perbedaan

Page 61: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

yang berarti. Untuk dapat mengikuti proses belajar, khususnya pengenalan huruf

latin dan angka-angka, orangtua memberikan mainan plastik berbentuk Abjad,

yang terdiri dari huruf kapital, huruf kecil, angka, dan symbol. Dengan demikian,

penulis dapat membayangkan seperti apa bentuk karakter-karakter tersebut saat

dicetak di buku atau dituliskan di atas kertas. Caranya adalah dengan meraba

mainan-mainan plastik tersebut.

Saat di sekolah, guru TK mencoba cara mengajar yang berbeda dengan

murid-murid lain. Dengan mainan plastik tersebut, mereka mengajarkan penulis

bagaimana caranya membaca dan menyusun kata. Misalnya, kalau penulis hendak

membuat kata SEKOLAH, maka penulis diharuskan menaruh huruf S E K O L A

H secara berurutan. Kelemahannya adalah guru penulis tidak menemukan cara

untuk mengajar menulis, sehingga untuk itu mereka hanya meminta penulis

menirukan huruf-huruf plastic yang penulis raba, lalu menggerakkan tangan

penulis sesuai dengan bentuk huruf-huruf plastik yang penulis raba.

Untuk memberikan informasi mengenai warna, orangtua mencoba

memberikan pengenalan warna dengan pasangannya yang telah umum, misalnya

rumput dan daun subur warnanya pasti hijau, awan biasa pasti berwarna putih,

awan mendung pasti berwarna abu-abu, darah pasti berwarna merah, dan lain-lain.

Dengan kata lain, informasi yang diberikan hanya sekadar nama saja, namun

betul-betul ditekankan aplikasinya, sehingga dapat meminimalisir kesalahan saat

mengidentifikasi warna suatu benda, misalnya rumput warnanya ungu atau

matahari warnanya hijau.

Page 62: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

Pelajaran tersebut coba diterapkan guru penulis saat mengajar di sekolah. Saat

pelajaran melukis misalnya, mereka coba memberi bidang-bidang yang sudah

tercetak sedemikian rupa (misalnya cetakan gunung, cetakan segitiga, cetakan segi

empat, dan lain-lain) dan penulis diminta mewarnai sesuai petunjuk, jadi pensil

gambar dan krayon gambar milik penulis sudah dipisahkan sesuai warna-

warnanya. Inilah yang selanjutnya penulis gunakan sebagai dasar pemahaman

tentang elemen visual seperti angka, huruf, warna, bentuk, dan simbol.

3.2.3. Sekolah Luar Biasa

Pada tahun 1987, salah seorang kenalan orangtua memberi informasi tentang

Sekolah Luar Biasa Bagian A (SLB/A), sekolah untuk tunanetra yang terletak di

Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Maka, orangtua pun memasukkan penulis ke

sekolah tersebut. Sebelum masuk tingkat sekolah dasar, penulis masuk kelas

observasi selama satu tahun,. Kelas ini sejajar dengan TK, bedanya di sini penulis

belajar mengenai cara baca tulis tunanetra menggunakan huruf Braille, yaitu huruf

timbul yang dapat dibaca dengan cara merabanya dan dapat ditulis menggunakan

alat khusus.

Saat itu, seorang guru SLB/A bernama Ibu Lilis Tejakomala ditunjuk sebagai

pembimbing kusus yang bertugas memberikan pendidikan intensif pada penulis.

Beliaulah yang mengajarkan cara membaca dan menulis huruf Braille, cara

mengaji menggunakan Al-Qur’an Braille, dan cara orientasi mobilitas (teknik

penguasaan lingkungan untuk tunanetra). Selama satu tahun, penulis tinggal di

rumah Ibu Lilis. Di sanalah penulis belajar mengurus diri secara mandiri, seperti

makan, mandi, membersihkan pakaian, dan beribadah.

Page 63: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

Selanjutnya, penulis tinggal di Asrama Putra SLB/A selama kurang lebih 13

tahun. Di sinilah penulis mempraktekkan apa yang sudah penulis pelajari dari Ibu

Lilis, dan sekaligus belajar banyak hal baru, khususnya bersosialisasi dengan

individu tunanetra lain.

Setiap hari Sabtu, ayah penulis menjemput dan penulis berlibur di rumah.

Biasanya sebelum pulang ke rumah, ayah membawa penulis ke kantor beliau. Di

sinilah penulis mulai mengenal komputer, yang saat itu digunakan karyawan

kantor sebagai media bekerja dan bermain. Di sinilah untuk pertama kalinya

penulis mulai tertarik pada komputer. Dengan ditemani ayah dan rekan-rekannya,

penulis belajar mengenali tombol-tombol pada keyboard, dan memahami prinsip

dasar kerja komputer. Hanya dengan menekan tombol, penulis dapat menulis atau

memberi perintah, dan semua terasa begitu mudah.

Ketertarikan penulis pada komputer semakin bertambah ketika rekan-rekan

ayah asyik memainkan games seperti Digger, Tetris, Round42, dan Paratrooper,

yang kala itu sangat populer. Tentu saja ketertarikan penulis adalah pada suara

yang terdengar saat games dimainkan, dan informasi tentang apa yang sedang

terjadi di layar yang diceritakan oleh ayah penulis. Jadi, penulis dapat mengikuti

games yang sedang dimainkan, bahkan mencoba memainkan games tersebut

dengan panduan orang-orang di sekitar penulis. Karena ketertarikan penulis itulah,

maka orangtua membelikan penulis mesin game. Pembahasan mengenai

pengaruhnya akan dikupas pada bab-bab selanjutnya.

3.2.4. Sekolah Umum

Page 64: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

Setelah menyelesaikan pendidikan dasar di SLB/A Lebak Bulus, penulis pun

mewujudkan cita-cita bersekolah di sekolah umum. Dulu istilah untuk pendidikan

semacam ini adalah sekolah terpadu, di mana siswa-siswi berkebutuhan khusus

bersekolah dengan siswa-siswi regular di satu sekolah umum. Awalnya, penulis

sempat ditolak dengan alasan tak tersedianya sarana dan prasarana bagi siswa

tunanetra. Namun, berkat perjuangan orangtua dan guru-guru SLB/A Lebak

Bulus, akhirnya penulis dapat diterima di SMPN 226, sebuah sekolah menengah

umum negeri yang letaknya tidak terlalu jauh dengan asrama penulis, sehingga

penulis dapat tetap berasrama di tempat sebelumnya.

Tantangan pun mulai penulis temui, karena media belajar mengajar bukan

huruf Braille, dan tidak lagi memungkinkan untuk menggunakan mainan plastik

yang dulu penulis pergunakan saat TK. Sebagai alternative, penulis memanfaatkan

perangkat teknologi berupa tape recorder, sebuah perekam analog yang dapat

merekam suara ke dalam kaset. Penulis memakainya untuk merekam materi

pelajaran yang disampaikan di kelas. Rekaman tersebut kemudian dapat penulis

dengarkan kembali untuk kebutuhan menyalin ulang ke format Braille, atau untuk

mempelajari kembali materi yang disampaikan. Untuk merekam pelajaran yang

dituliskan lewat papan tulis, biasanya penulis langsung meminta guru

bersangkutan untuk membacakan dengan keras, atau meminta bantuan teman

sebangku untuk membacakan ulang.

Guna memudahkan penulis mengakses materi pelajaran yang tertulis di buku

cetak, ayah merekam isi buku pelajaran tersebut ke kaset kosong. Untuk buku

pelajaran dengan jumlah halaman 100 dapat menghabiskan kira-kira 10 kaset

Page 65: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

berdurasi 60 menit. Ini adalah bentuk usaha alternative orangtua dengan

memanfaatkan teknologi yang seadanya. Hal ini sering membuat ayah kecapaian

karena membaca hingga larut malam, tak jarang alergi beliau kumat dan bersin-

bersin di rekaman pelajaran yang sedang dibacakannya.

Untuk mengatasi masalah saat pelajaran matematika dan fisika, penulis

mendapat bantuan dari Yayasan Mitra Netra (YMN), organisasi yang bergerak di

bidang pemanfaatan potensi penyandang tunanetra. YMN meminjamkan modul

belajar timbul yang dapat diraba, sehingga saat pelajaran matematika dan fisika,

penulis menggunakan modul tersebut untuk memahami gambar yang sedang

diterangkan. Misalnya, di kelas sedang diterangkan mengenai Bejana, maka

penulis mengambil modul Bejana yang tercetak di lembaran kertas, di mana

Bejana tersebut direpresentasikan oleh titik-titik timbul dua dimensi yang diukir

menyerupai Bejana sebenarnya.

Metode belajar di atas juga diterapkan oleh murid-murid tunanetra yang saat

ini mengikuti pendidikan inklusif. Salah satunya adalah Ayu, siswi tunanetra dari

Bali yang sebelumnya sekolah di SLB/A Driya Raba Bali, lalu melanjutkan

pendidikan di sekolah umum. Selain menggunakan format Braille sebagai media

baca tulis primer, Ayu juga memanfaatkan tape recorder untuk memudahkan

dalam proses belajar mengajar.

3.2.5. Masa Perkuliahan

Di masa perkuliahan, teknologi informasi sudah lebih canggih, sehingga

dalam proses akademis penulis sudah dapat menjalaninya dengan lebih mudah

dan mandiri. Untuk merekam materi yang disajikan di kelas, penulis sudah

Page 66: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

menggunakan voice recorder, yaitu alat perekam yang mampu merekam suara dan

menyimpannya dalam format digital audio (MP3, WAV, atau WMA). Dengan

demikian, kegiatan ini menjadi lebih praktis karena penulis tidak lagi

membutuhkan kaset dalam jumlah banyak, dan hasil rekaman dapat diedit serta

dipindah-pindahkan dengan lebih mudah.

Untuk mengerjakan tugas perkuliahan, penulis memanfaatkan komputer yang

telah dilengkapi dengan pembaca layar, sehingga penulis dapat membaca dan

menulis tugas-tugas sesuai kebutuhan. Adapun media cetak sudah dapat discan

menggunakan teknologi OCR (Optical Character Recognition), dan hasilnya

berupa file PDF atauTXT yang selanjutnya dapat penulis akses menggunakan

komputer. Sedangkan untuk output penulis dapat mencetaknya dengan printer,

atau mengirimkan langsung ke guru atau dosen via email.

3.3. Perkembangan Remaja

3.3.1. Video Games Sebagai Media Sosialisasi

Salah satu nilai tambah bagi tunanetra seperti penulis adalah fokus dan daya

ingat, dan dengan memanfaatkan dua elemen tersebut penulis dapat bermain video

games dengan baik. Fokus, artinya penulis dapat berkonsentrasi saat memainkan

sebuah game dan tidak cepat panik serta mampu mengambil keputusan dengan

baik, sedangkan daya ingat yang tinggi memungkinkan penulis menghafal posisi

serta pola permainan yang disajikan di game.

Adapun untuk memainkan sebuah game penulis tidak melihat objek yang

muncul di layar TV, melainkan mendengarkan suara-suara yang terdengar dari

Page 67: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

speaker TV. Untuk mempermudah permainan, penulis menghapal informasi

tentang permainan yang penulis mainkan yang didapat dari rekan-rekan penulis.

Informasi tersebut mencakup karakter protagonis, latar belakang, warna, bentuk,

suara, serta pola permainan.

Sebelumnya telah dijelaskan bahwa penulis telah mengenal teknologi video

games sejak usia dini, dan ketertarikan itu berawal dari pendengaran, di mana saat

itu penulis tertarik akan bunyi-bunyian yang dikeluarkan video games, sehingga

membuat penulis termotivasi untuk tahu lebih banyak bahkan memiliki video

games sendiri.

Tahun 1987, orangtua penulis membelikan mesin game yang pertama, yaitu

Atari 2600. Mesin game kedua penulis dapatkan tahun 1990, yaitu NES (Nintendo

Entertainment System), lalu yang ketiga adalah Sega Mega Drive yang penulis

peroleh tahun1994, dan SNES (Super Nintendo Entertainment System) tahun

1996.

Saat pertama kali memiliki mesin game, yaitu Atari 2600, hampir seluruh

anak tetangga bermain di rumah penulis. Disinilah penulis dapat mengenal pribadi

mereka lebih dekat dan lebih mudah, karena penulis tidak perlu ke luar rumah dan

mengunjungi mereka satu-persatu. Setelah penulis memiliki Nintendo

Entertainment System, video games tak sekadar menjadi media sosialisasi dan

perkawanan semata, tapi juga menjadi media pembelajaran bagi penulis. Melalui

informasi yang penulis dengar dari adik dan teman-teman, penulis dapat

mengetahui tampilan visual dari sebuah game, misalnya ukuran tubuh karakter

Page 68: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

Mario dalam game Super Mario Bros yang kecil, lalu menjadi lebih besar saat

mendapatkan jamur yang keluar dari batu bata yang disundulnya.

Pada tahun 2005, penulis menemukan situs www.audiogames.net yang berisi

game-game khusus tunanetra. Audio game memanfatkan teknologi audio,

sehingga tunanetra dapat memainkan game hanya dengan mendengarkan

informasi yang disajikan oleh game bersangkutan.

Lewat game online yang didesain khusus untuk tunanetra, penulis mulai

membangun hubungan pertemanan dengan rekan-rekan tunanetra di luar negeri.

Kami berkomunikasi dan berkompetisi layaknya gamer-gamer awas. Yang

membedakan hanya antarmuka game yang kami mainkan, umumnya hanya

berupa teks tanpa gambar, sehingga dapat dibaca oleh aplikasi pembaca layar.

Video Games juga membantu penulis dalam pengembangan imajinasi dan

daya khayal. Saat memainkan game tertentu dan ada area yang tidak dapat

dijangkau misalnya, maka penulis akan berkhayal dapat menjangkau tempat

tersebut. Kadang-kadang penulis juga membayangkan hal yang tidak masuk akal,

misalnya penulis seolah-olah ikut masuk kedalam permainan tersebut dan

membantu tokoh utamanya menyelesaikan game. Hal ini dapat menyita waktu

penulis seharian penuh, hanya sekadar duduk dan mengimajinasikan hal-hal yang

berhubungan dengan video games.

Dengan bantuan orang awas, penulis juga mencoba menirukan apa-apa saja

yang ada dalam video games yang penulis mainkan, misalnya berpose kuda-kuda

bertarung dari tokoh utama sebuah game, mengucapkan kalimat-kalimat yang

muncul di game, atau menyanyikan musik game yang penulis dengar.

Page 69: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

Motivasi untuk berkompetisi menjadi yang terbaik pun mulai tumbuh dalam diri

penulis, karena pada kenyataannya, penulis dapat memainkan game-game seperti

halnya rekan-rekan penulis yang awas. Penulis dapat merasakan reward berupa

rasa bangga dan rasa puas ketika berhasil menyelesaikan sebuah game, atau

berhasil mengalahkan pencapaian yang diraih teman penulis.

Pada masa remaja, pengetahuan dan keahlian bermain video games membantu

penulis untuk dapat bersosialisasi dengan teman-teman seusia penulis yang saat

itu juga menyukai hal yang sama. Melalui diskusi, kompetisi, dan obrolan seputar

video games, penulis berhasil membangun jaringan pertemanan yang tidak hanya

menambah jumlah teman, tapi juga menyatukan individu-individu yang memiliki

kegemaran sama dengan penulis.

3.3.2. Lima Bidadari Sebagai Hasil Imajinasi

Saat penulis mulai memasuki usia remaja, penulis berhasil mengembangkan

daya imajinasi dengan bantuan elemen-elemen yang telah dibahas sebelumnya. Di

masa inilah penulis juga mulai mengenal lawan jenis, mempelajari karakter, dan

memahami proses interaksi antar individu. Salah satu hasil imajinasi yang penulis

ciptakan adalah karakter “Lima Bidadari,” yang merupakan representasi dari

berbagai kepribadian dan kecerdasan yang penulis tuangkan dalam bentuk visual.

Ini penulis lakukan untuk mempermudah penulis mengidentifikasi sifat dan

kepribadian lawan jenis yang penulis temui, sekaligus media identifikasi sifat dan

kepribadian penulis sendiri.

Ada pun pembuatan karakter Lima Bidadari ini dibantu oleh Slamet

Riyanto, rekan penulis yang coba menterjemahkan imajinasi penulis dalam bentuk

Page 70: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

gambar. Secara garis besar, visualisasi lima bidadari sangat sederhana. Mereka

memiliki postur tubuh konvensional seperti manusia, bukan seperti peri berukuran

kecil di film kartun atau bidadari berselendang seperti di cerita-cerita legenda.

Untuk mempermudah proses imajinasi, penulis coba membayangkan mereka

dengan wajah yang sama. Yang membedakan hanyalah busana, senjata,

ekspresi wajah, dan sifat-sifatnya.

Lima bidadari sendiri merupakan perwakilan dari spiritual quotient

(kecerdasan spiritual), emotional quotient (kecerdasan emosional), intellectual

quotient (kecerdasan intelektual), body (tubuh), dan soul (jiwa). Untuk mengenal

lebih jauh tentang mereka, pembaca dapat mengakses situs penulis di

www.ramaditya.com. Ada pun halaman depan situs tersebut memuat gambar lima

bidadari.

3.3.3. Pengaruh Negatif

Berikut ini adalah beberapa hal negatif yang muncul pada diri penulis, dan

untuk pertama kalinya penulis berhasil mengidentifikasikan dan merasakan

dampaknya pada usia remaja.

a. Sombong dan angkuh, ini disebabkan tumbuhnya rasa percaya diri yang

terlalu berlebihan, sehingga menyebabkan penulis meremehkan hal-hal yang

sebenarnya penting, mengendurkan semangat belajar karena beranggapan

sudah lebih unggul dari yang lain, bahkan merasa paling hebat dibandingkan

tunanetra-tunanetra lain yang saat itu tidak memperoleh pencapaian seperti

penulis.

Page 71: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

b. Egois, karena merasa paling memahami kehidupan yang penulis jalani,

penulis cenderung tak mau mendengarkan saran dan permintaan dari orang

lain dan memprioritaskan apa yang menurut penulis paling baik.

c. Sedih dan putus asa, ini muncul bukan karena ketunanetraan yang penulis

sandang, tapi dampak dari poin sebelumnya. Ketika penulis mengalami

kegagalan, contohnya saat kelas 3 SMP pernah jatuh ke ranking 25 dari 40

siswa, atau saat ditolak menjadi kekasih wanita yang penulis sukai, maka

penulis pun merasa putus asa dan sedih berlebihan. Hal itu tentu saja membuat

penulis tidak produktif dan membuang-buang waktu.

3.4. Penguasaan Teknologi

Hampir 80% aktivitas sehari-hari penulis berhubungan dengan teknologi

informasi. Berikut ini tahap-tahap pembelajaran TI serta manfaat yang penulis

peroleh dengan menguasainya.

3.4.1. Video Games

Penulis menguasai video games lewat informasi yang penulis peroleh dari

rekan bermain dan orangtua, serta praktek lapangan yang penulis jalani sendiri.

Video games telah membantu penulis dalam proses sosialisasi dan interaksi

dengan lingkungan sekitar, khususnya mereka yang memiliki kegemaran sama

dengan penulis.

Selain itu, video games juga telah membantu mengaktifkan otak kanan

penulis, yang sebenarnya sulit diakses karena tidak adanya informasi visual yang

masuk dari mata, namun lewat video games hal tersebut dapat diatasi, dan sebagai

hasilnya mampu membangkitkan daya khayal serta imajinasi penulis.

Page 72: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

Pada perkembangannya, penulis tidak hanya memanfaatkan teknologi video

games sebagai media bersenang-senang, tapi juga menjadikannya lapangan kerja.

Penulis pernah menjadi composer lepas untuk beberapa pengembang game local

di Indonesia, salah satunya www.divinekids.com. Penulis juga pernah menjadi

kontributor Majalah Hot Game dan mengulas rubrik musik game. Saat ini, penulis

tercatat sebagai salah satu kontributor tetap rubrik video games di situs berita

teknologi online www.detikinet.com.

3.4.2. Komputer

Setelah mengenal komputer melalui perangkat yang tersedia di kantor ayah,

penulis mulai serius mempelajari dan menekuni segala hal yang berhubungan

dengan komputer, baik perangkat lunak maupun perangkat keras.

Di tahun 1990, penulis belajar mengetik 10 jari dengan dibantu seorang

mahasiswi dari Universitas Indonesia (UI) bernama Silvia, yang saat itu tengah

melakukan penelitian di Asrama SLB/A Lebak Bulus. Selanjutnya, seorang

instruktur mesin ketik bernama Ibu Hilma membantu proses belajar dengan

metode pembelajaran yang resmi. Dalam jangka waktu satu bulan, penulis telah

lancar mengetik 10 jari menggunakan mesin ketik.

Tahun 1996, penulis mengikuti kursus komputer bicara yang diselenggarakan

Yayasan Mitra Netra. Saat itulah untuk pertama kalinya penulis mengenal

program pembaca layar, dan memanfaatkannya untuk belajar aplikasi-aplikasi

DOS (Disk Operating System) seperti WordStar, WordPerfect, dan Lotus 123.

Page 73: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

Ada pun instruktur penulis saat itu adalah Bapak Suratim yang juga seorang

tunanetra.

Tahun 1999, penulis membeli seperangkat Personal komputer (PC) pribadi,

namun karena harga aplikasi pembaca layar masih cukup mahal, maka penulis

mengoperasikan komputer dengan cara menghafal perintah-perintah yang dapat

dijalankan dengan keyboard. Saat itu komputer penulis belum menggunakan

system operasi Windows dan masih memakai DOS, sehingga masih dapat dihafal

dan mudah dalam penggunaannya.

Penulis mulai menggunakan pembaca layar JAWS for Windows setelah

membeli perangkat PC yang kedua di tahun 2002. PC ini sudah menggunakan

system operasi Windows XP, dan pembaca layar JAWS for Windows yang penulis

gunakan sudah dapat dipasang. JAWS for Windows sendiri merupakan pembaca

layar yang paling umum digunakan di Indonesia.

Setelah menggunakan PC dengan spesifikasi terkini, penulis mulai

memanfaatkannya untuk aktivitas yang lebih menantang, seperti belajar bahasa

pemrograman dan aplikasi pembuat musik digital. Untuk bahasa pemrograman,

penulis belajar Visual Basic, HTML, dan PHP, sedangkan untuk aransemen musik

penulis menggunakan Cakewalk Sonar, Steinberg Cubase, dan Adobe Audition.

Dalam merakit komputer, penulis banyak belajar secara mandiri, baik dari

majalah komputer maupun internet. Pengetahuan yang penulis dapat kemudian

langsung dipraktekkan dalam aktivitas sehari-hari, mulai dari merakit komputer,

memasang program, bahkan membuka layanan jual beli komputer bagi yang

membutuhkan.

Page 74: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

Pada proses belajar tersebut, tak jarang penulis menemui hambatan, seperti

perangkat keras atau perangkat lunak yang tidak dikenali pembaca layar sehingga

penulis tak dapat membacanya secara mandiri, arus listrik yang sering menyengat

tubuh penulis, atau aplikasi yang membutuhkan pemahaman yang baik untuk

dapat mengoperasikannya. Saat ini penulis sudah menggunakan komputer di

hampir setiap kegiatan penulis, mulai dari mengerjakan tugas, membuat artikel,

membuka internet, mengaransemen musik, presentasi saat pelatihan, bahkan

menyusun karya ilmiyah ini.

3.4.3. Internet

Penulis mulai memanfaatkan jasa Internet pada sekitar tahun 1997, saat itu

melalui jaringan dial-up milik salah seorang rekan sekolah. Mengingat kecepatan

aksesnya yang masih sangat lambat, saat itu penulis hanya memanfaatkannya

untuk belajar memahami cara kerja internet, mengunduh informasi mengenai

internet, dan bertukar file musik sederhana dengan pembuat musik di luar negeri.

Setelah belajar sedikit mengenai pembuatan halaman web, penulis pun

membuat blog pribadi pada tahun 2003. Blog ini beralamat di

www.ramaditya.com, dan merupakan blog pribadi tunanetra pertama di Indonesia.

Adapun konten blog yang disusun bersama rekan penulis Slamet Riyanto ini

menyajikan informasi aktivitas sehari-hari penulis, yang disajikan layaknya buku

harian. Isinya adalah mengenai pengalaman penulis sebagai tunanetra dalam

menekuni berbagai aspek kehidupan, mulai dari pemenuhan kebutuhan,

menikmati kegemaran, proses belajar, hingga cinta.

Page 75: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

Meski blog tersebut milik tunanetra, namun penulis tetap memasukan elemen

visual di dalamnya, seperti foto dan video, sehingga pengunjung tidak hanya

memahami kehidupan penulis lewat teks saja, tapi juga lewat gambar. Tak jarang

foto atau video yang dipasang posisinya terbalik atau terlalu besar ukurannya

sehingga membuat halaman web tidak teratur, namun perbaikan terus dilakukan.

Kegemaran mengelola www.ramaditya.com akhirnya membawa penulis

bekerja sebagai salah satu reporter tunanetra untuk Yayasan Mitra Netra. Tahun

2005, penulis menjadi salah satu dari lima jurnalis tunanetra yang mengisi kanal

Mitra Netra News Online (MNO), yaitu program kerja kolaborasi Yayasan Mitra

Netra dan Samsung untuk mengetengahkan berita-berita seputar penyandang

disabilitas secara online.

Selanjutnya, penulis aktif sebagai kolumnis lepas untuk DetikINET, media

pemberitaan online di Indonesia yang menyajikan berita seputar teknologi

informasi dan komunikasi. Lewat DetikINET, penulis tak hanya memberitakan

seputar video games, tapi juga informasi mengenai teknologi serta

pemanfaatannya bagi penyandang disabilitas. Penulis juga memanfaatkan internet

sebagai sumber informasi utama belajar dan penggalian pengetahuan. Penulis

banyak mengumpulkan eBook yang penulis unduh, serta buku-buku yang telah

diubah ke format audio. Salah satu situs buku audio yang menjadi langganan

penulis berbelanja buku adalah www.audible.com, di mana penulis dapat

memperoleh buku-buku berformat audio dalam berbagai kateori.

Dengan memanfaatkan internet pula penulis dapat membangun jaringan

perkawanan dan komunikasi. Saat ini penulis telah memiliki beberapa akun

Page 76: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

jejaring sosial dan program komunikasi, di antaranya facebook, Twitter, Youtube,

dan Yahoo Messenger. Semuanya dapat diakses melalui www.ramaditya.com.

3.4.5. Gadget

Berikut ini beberapa perangkat teknologi informasi yang penulis gunakan

dalam kehidupan sehari-hari, dan telah banyak menunjang aktivitas penulis.

Perangkat-perangkat tersebut adalah sebagai berikut :

a. Telepon genggam.

Dulunya penulis hanya menggunakan telepon genggam untuk menerima dan

melakukan panggilan saja, dan apabila ada pesan masuk harus dibacakan oleh

orang lain. Sejak memiliki ponsel yang dilengkapi pembaca layar, penggunaan

telepon genggam tidak hanya sebatas komunikasi suara, namun sudah melibatkan

pemanfaatan SMS dan internet.

Saat ini penulis telah memakai telepon genggam dengan system operasi

Android dan antarmuka layar sentuh. Secara umum sekitar 80% fitur telepon

genggam sudah dapat penulis akses.

b. Voice Recorder

Perangkat ini penulis gunakan untuk merekam peristiwa atau kejadian ke

format audio, sehingga dapat penulis gunakan untuk berbagai keperluan. Penulis

memanfaatkan voice recorder saat melakukan wawancara, belajar di kelas dan

kebutuhan dokumentasi lainnya.

c. Multimedia Player

Multimedia player merupakan perangkat yang dapat memainkan file-file

multimedia, baik audio maupun video. Penulis memanfaatkannya sebagai media

Page 77: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

hiburan, karena lebih ringkas dan efektif ketimbang memakai kaset atau CD. Ada

pun perangkat multimedia player yang penulis gunakan adalah iPod Shuffle,

karena sangat mudah digunakan oleh tunanetra

3.5. Semangat Hidup

3.5.1. Faktor Internal

Penulis menempatkan poin-poin di bawah ini sebagai faktor primer yang

mutlak mempengaruhi semangat hidup penulis, diantaranya :

a. Iman pada Allah SWT.

Saat penulis iman kepada Allah, bahwa segala ciptaannya diciptakan dalam

wujud yang paling sempurna dan menurut fungsinya, maka penulis percaya

bahwa kelahiran penulis sebagai tunanetra tentu telah dirancang oleh Allah SWT,

dan Allah SWT tentu akan selalu mendampingi segala ciptaannya, dan Allah

SWT tidak akan membebankan cobaan yang melebihi kemampuan hambanya.

Dengan kata lain, Allah yang telah menciptakan penulis sebagai tunanetra telah

memberikan yang terbaik bagi penulis, dan penulis Insya Allah dapat menjalani

kehidupan dengan baik, karena Allah telah menyesuaikan ujian sesuai

kemampuan penulis.

b. Rasa syukur.

Nilai ini ditanamkan oleh kedua orangtua, namun pada kenyataannya aplikasi

dari rasa syukur ini penulis jalankan dalam diri penulis sendiri. Saat menyadari

bahwa penulis memiliki kekurangan berupa kebutaan, penulis tidak

menganggapnya sebagai cacat yang membedakan derajat penulis dengan orang

Page 78: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

lain. Penulis mencoba memperhatikan orang-orang dengan keterbatasan fisik yang

jauh lebih tidak beruntung dibandingkan penulis, misalnya penyandang bisu tuli

yang meskipun dapat melihat namun tidak dapat mendengar atau berbicara. Meski

demikian, mereka masih dapat berkarya dan hidup dengan baik, artinya penulis

yang memiliki kondisi fisik lebih sempurna seharusnya dapat berkarya dan hidup

lebih baik.

c. Niat dan cita-cita.

Dengan membangun niat dan cita-cita yang positif, maka penulis tidak lagi

terfokus pada masalah yang timbul akibat kebutaan yang penulis alami, tetapi

berusaha mencari solusi bagaimana meneguhkan niat dan mewujudkan cita-cita

yang penulis rencanakan.

d. Kegemaran pribadi.

Meyakini bahwa hidup perlu diisi dengan hal-hal yang menyenangkan juga

turut membantu meningkatkan semangat hidup penulis. Dengan menikmati

kegemaran pribadi, penulis dapat mengantisipasi stress atau tekanan jiwa yang

berlebihan. Salah satu kegemaran pribadi penulis adalah bermain video games,

membaca, menulis, nonton bioskop, koleksi pernak-pernik Star Wars, dan

rekreasi.

3.5.2. Faktor Eksternal

Faktor-faktor di bawah ini penting dimiliki oleh individu berkebutuhan khusus

seperti penulis, namun apabila faktor-faktor ini tidak dimiliki, asalkan memiliki

faktor-faktor internal, semangat hidup masih dapat dicapai.

a. Dukungan keluarga.

Page 79: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

Tak dapat dipungkiri bahwa dukungan orang-orang terdekat, dalam hal ini

keluarga, sangat berperan penting dalam memberikan semangat hidup bagi

penulis. Dengan adanya dukungan baik berupa materi maupun moral, aktivitas

sehari-hari penulis menjadi lebih mudah, karena saat menjalaninya penulis

mendapatkan restu yang sangat dibutuhkan penulis, terutama sebagai

penyemangat hidup apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

b. Penerimaan lingkungan.

Hidup di tengah-tengah masyarakat yang mendukung keberadaan dan aktivitas

penulis merupakan salah satu hal yang dapat memberikan semangat yang cukup

besar, karena penerimaan tersebut dapat menjadi tolok ukur bagi penulis bahwa

penulis adalah salah satu bagian dari masyarakat yang juga berarti dan berguna

tidak hanya untuk diri penulis tapi juga untuk orang lain.

c. Sarana dan prasarana.

Dengan adanya sarana dan prasarana yang memadai, maka penulis akan dapat

lebih mudah menjalani aktivitas sehari-hari. Apbila sarana dan prasarana tersebut

tidak tersedia dengan baik atau dengan kata lain tidak memadai, kemungkinan

tantangan hidup yang penulis hadapi akan lebih sulit. Dengan bertambah

mudahnya tantangan hidup yang penulis hadapi, maka motivasi untuk hidup maju

dan memanfaatkan sarana serta prasarana yang tersedia akan meningkat, sehingga

hasil yang akan penulis peroleh akan jauh lebih baik lagi.

Page 80: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

BAB IV

ANALISA

4.1. Kelemahan Penyandang Tunanetra

Berdasarkan pada landasan teori dan studi lapangan maka didapati beberapa

kelemahan penyandang tunanetra yang akan dijelaskan pada sub-bab berikut.

4.1.1. Kelemahan Fisik

Tunanetra, baik yang lemah penglihatan (low vision) maupun buta total

(totally blind) kehilangan fungsi indera penglihatannya, baik sebagian maupun

seluruhnya. Hal tersebut dapat berdampak pada berbagai aspek kehidupan.

a. Keterbatasan akses informasi

Disfungsi indera penglihatan membuat tunanetra kehilangan akses terhadap

informasi visual yang umumnya ditangkap oleh mata. Dengan kata lain, tunanetra

tidak dapat menerima secara utuh informasi yang diterimanya dari indera

Page 81: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

tubuhnya. Seperti kita ketahui, tunanetra tidak dapat melihat wajahnya sendiri,

tidak dapat memandang bentuk tubuh keluarganya, tidak dapat membaca atau

menulis, tidak dapat mengemudikan kendaraan, tidak dapat menonton TV atau

bioskop, tidak dapat membedakan warna atau karakter, tidak dapat mengukur baik

atau buruk, dan berbagai limitasi akses informasi lainnya.

Hal tersebut dapat menyebabkan kurangnya pengetahuan yang masuk ke

dalam fungsi otak seorang tunanetra, perbedaan pemahaman atas objek-objek di

lingkungan sekitarnya, bahkan kekeliruan dalam menginterpretasikan elemen-

elemen di sekelilingnya. Contoh paling sederhana, karena tak dapat melihat

bagaimana orang berjalan, tersenyum, atau memandang saat berkomunikasi, maka

respon yang diberikan tunanetra kemungkinan akan kaku, mengingat mereka tidak

dapat meniru secara sempurna seperti halnya orang awas.

Kebutaan juga dapat mempengaruhi cara tunanetra berdandan atau

membawakan diri, mengingat mereka tidak memperoleh informasi yang sempurna

mengenai hal-hal tersebut, yang biasanya sangat mudah ditangkap oleh indera

penglihatan. Hilangnya fungsi penglihatan juga dapat menghambat tunanetra

dalam dunia pendidikan, karena tunanetra tidak dapat membaca atau menulis

secara normal, yang merupakan kegiatan utama dalam proses belajar mengajar.

Mereka membutuhkan peralatan atau metode khusus agar dapat mengikuti proses

belajar mengajar dengan baik.

Dalam lapangan pekerjaan, ketunanetraan dapat menghalangi seseorang

untuk memilih jenis pekerjaan secara leluasa. Contohnya, tunanetra tak dapat

bekerja sebagai pilot, pembalap, atau jenis pekerjaan lain yang membutuhkan

Page 82: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

penglihatan.

Untuk mengakses buku cetak atau sumber pengetahuan visual yang lain,

tunanetra membutuhkan metode dan alat khusus, sehingga akses informasi tak

dapat dilakukan secara langsung, dan biaya yang dibutuhkan untuk akses

informasi tersebut masih tergolong mahal.

b. Keterbatasan Mobilitas.

Masalah utama yang dihadapi tunanetra adalah soal mobilitas, di mana

mereka tak dapat bergerak atau berpindah-pindah dengan leluasa seperti halnya

orang awas. Mobilitas paling sederhana adalah ketika tunanetra harus membaca

atau menulis. Jika tunanetra membaca atau menulis menggunakan format Braille,

pergerakan pembacaan maupun penulisan mereka tidak akan secepat orang awas

yang membaca dan menulis dengan normal. Sebagai contoh perbandingan, orang

awas dapat membaca kira-kira 200 kata per menit, sedangkan tunanetra hanya

dapat membaca kurang lebih 100 kata per menit.

Untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain, tunanetra perlu melakukan

identifikasi secara intensif terhadap lingkungan di sekitarnya, sehingga pergerakan

mereka jauh lebih lambat dibanding orang awas yang dapat melakukan

identifikasi melalui penglihatannya. Selain itu, tunanetra tidak dapat

memanfaatkan kendaraan bermotor secara mandiri, sehingga untuk melakukan

pergerakan yang cepat mereka mengandalkan transportasi yang dikemudikan oleh

orang awas.

4.1.2. Kelemahan Mental

Ketunanetraan juga dapat berdampak pada mental individu yang

Page 83: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

menyandangnya. Apabila tidak diberikan motivasi dan pengarahan yang tepat,

maka dampak semacam ini kemungkinan besar akan mudah bermanifestasi.

Berikut ini beberapa dampak yang ditimbulkan oleh kebutaan, antara lain sebagai

berikut :

a. Putus asa. Individu bersangkutan merasa hidup tidak ada gunanya dan sia-sia.

b. Emosional. Individu bersangkutan marah karena mengira penciptaan dirinya

yang tunanetra membuatnya berbeda derajat dengan orang yang diciptakan

dengan fisik sempurna.

c. Minder. Individu bersangkutan tidak memiliki motivasi untuk maju dan

cenderung membandingkan kondisi fisiknya dengan mereka yang berfisik

sempurna. Lebih lanjut, mereka menganggap orang berfisik sempurna lebih

superior dibanding dirinya yang memiliki kekurangan fisik.

d. Egois. Individu bersangkutan merasa paling tahu mengenai dunianya,

termasuk apa saja yang baik dan tidak baik untuknya, sehingga cenderung

tidak memperhatikan dan mendengarkan masukan-masukan dari pihak luar.

e. Sombong. Individu bersangkutan yang berhasil memperoleh pencapaian

hidup di atas rata-rata rekan-rekannya, apabila tidak diarahkan dengan baik,

umumnya tidak mau berbagi dengan rekan-rekannya, dan cenderung tidak

mau belajar lebih giat lagi.

f. Malas. Individu bersangkutan tidak dapat melihat betapa dinamisnya

kehidupan di sekelilingnya. Hal tersebut menyebabkan dirinya enggan

melakukan kegiatan apapun.

Page 84: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

4.2. Kekuatan Penyandang Tunanentra

4.2.1. Kekuatan Dasar

Berikut ini adalah beberapa kekuatan yang dimiliki penyandang tunanetra

sejak lahir. Kekuatan ini umum dijumpai pada tiap individu tunanetra.

a. Daya konsentrasi. Hilangnya fungsi penglihatan membuat tunanetra mampu

berkonsentrasi dan melakukan fokus dengan baik. Ini karena tunanetra tidak

terganggu atau beralih perhatiannya, yang umumnya disebabkan oleh

penglihatan.

b. Daya ingat. Karena sedikitnya informasi visual yang masuk ke dalam otak

tunanetra, maka seorang tunanetra cenderung mampu mengingat informasi

yang masuk melalui pendengaran atau perabaan. Hal tersebut karena variabel

informasi yang diperoleh melalui pendengaran dan perabaan relatif lebih

sedikit dibanding variabel yang terdapat pada informasi visual. Hal tersebut

memudahkan tunanetra dalam mengingat atau menghafal sesuatu.

c. Daya Khayal. Terbatasnya informasi visual yang umum digunakan manusia

sebagai sumber khayal atau imajinasi membuat tunanera leluasa membangun

khayalan atau imajinasi yang bersumber dari pendengaran dan indera tubuh

lainnya. Hal tersebut tercermin dalam diri penulis sendiri yang begitu

menikmati video games dengan cara khayal dan imajinasi yang tidak

melibatkan visual, dan beberapa karya tulis tunanetra seperti Antologi Puisi

Angin Berbisik yang merupakan kumpulan puisi karya Irwan Dwi Kustanto

yang juga tidak melibatkan unsur visual dalam pembuatannya.

Page 85: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

4.2.2. Kekuatan Olahan

Berikut ini adalah kekuatan yang akan muncul pada diri tunanetra apabila

mendapatkan pembinaan serta pengarahan yang tepat. Tidak semua individu

tunanetra memiliki kekuatan ini.

a. Motivasi. Apabila tunanetra melalui proses pembinaan dan pengarahan yang

tepat, serta diberikan nilai-nilai positif dalam kehidupannya, maka motivasi

yang besar untuk membangun niat dan mewujudkan cita-citanya akan

muncul.

b. Determinasi. Setelah motivasi berhasil diciptakan, maka tunanetra akan

memiliki determinasi yang kuat untuk meraih apa yang diinginkannya. Ia

akan memanfaatkan segala fasilitas untuk menunjang aktivitasnya sehari-hari.

c. Pemanfaatan Teknologi Informasi. Seperti tercermin dalam kehidupan

penulis, apabila tunanetra disandingkan dengan teknologi dan informasi,

maka akan membuka peluang serta kesempatan untuk melakukan hal-hal

yang sebelumnya tak dapat diraih karena kebutaan yang disandang.

4.3. Tantangan Penyandang Tunanetra

Dengan kelemahan dan kekuatan yang dimilikinya, tunanetra dihadapkan

pada tantangan hidup di berbagai aspek kehidupan. Hal tersebut tidak hanya

dihadapi oleh individu yang bersangkutan, tapi juga dihadapi lingkungan di

sekitarnya.

Tantangan pertama yang dihadapi tunanetra adalah menjawab pertanyaan,

Page 86: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

bagaimana ia dapat mengalahkan keterbatasannya sendiri. Hal ini dapat diatasi

apabila tunanetra memahami keadilan Allah SWT yang tentunya menciptakan

kebutaan dengan alasan dan maksud baik. Selanjutnya, perlu dipupuk rasa syukur

agar tunanetra dapat berterima kasih dan mencintai pemberian Allah pada dirinya,

baik kelemahan maupun kekuatannya.

Selanjutnya, lingkungan terdekat dari tunanetra, dalam hal ini orangtua dan

keluarga pun mendapat tantangan karena diharuskan menerima dan mengasuh

anggota keluarganya yang berbeda dengan orang kebanyakan. Di sini penting

sekali untuk menjadi roll model yang baik, sehingga tunanetra dapat melalui fase

social learning dan observational learning dengan baik.

Tantangan berikutnya muncul dari lingkungan sosial di sekitarnya, karena

tidak semua lingkungan dapat bersahabat dengan tunanetra. Saat bergaul,

tunanetra masih dikucilkan dan dianggap masyarakat kelas dua, sehingga

keberadaannya kurang dihargai, dan berimbas pada perlakuan diskriminatif yang

diberikan pada tunanetra.

Dalam dunia pendidikan, tunanetra dihadapkan pada tantangan berupa belum

meratanya sistem pembelajaran secara inklusif, sehingga tunanetra harus dapat

beradaptasi dengan lingkungan belajar yang tidak kondusif. Dalam hal ini,

dibutuhkan kerjasama dua belah pihak, baik dari pendidik maupun terdidik, untuk

mengatasi masalah-masalah yang timbul saat tunanetra menjalani proses belajar

mengajar.

Bagi tunanetra yang hendak bekerja, tantangan terbesar adalah meyakinkan

pihak penyedia lapangan kerja bahwa tunanetra memiliki kemampuan dan

Page 87: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

kecakapan yang tidak kalah dengan orang awas. Selain itu, keterbatasan sarana

dan prasarana juga merupakan tantangan yang harus dihadapi tunanetra Indonesia.

Dengan fasilitas seadanya, tunanetra dan pihak terkait dituntut untuk dapat

memaksimalkan produktivitas dan performance, sehingga meski terbatas secara

fisik, namun tunanetra tetap dapat menghasilkan sesuatu yang tidak hanya

berguna bagi dirinya, tapi juga untuk orang di sekitarnya.

4.4. Motivasi dan Teknologi Informasi Sebagai Solusi

Berdasarkan pada pengalaman hidup penulis, dapat kita simpulkan bahwa

keberadaan teknologi informasi sangat berperan penting dalam peningkatan

kualitas hidup penulis sebagai tunanetra. Hal ini juga dirasakan tidak hanya oleh

penulis, tapi juga oleh tunanetra lain yang tersebar di dunia.

Hal tersebut juga didukung dengan adanya motivasi untuk melakukan

sesuatu, di mana motivasi tersebut menjadi motor penggerak bagi penulis untuk

belajar dan berusaha meraih niat dan cita-cita, dengan memanfaatkan TI sebagai

alat bantu dalam proses pencapaian tersebut.

Pada saat penulis masih kecil, kedua orangtua penulis menanamkan motivasi

yang besar di dalam diri penulis, dan mereka berhasil menadi model dalam social

learning dan observational learning yang penulis alami. Dengan kata lain,

motivasi yang ditanamkan orangtua telah berhasil menjadikan mereka model yang

ideal bagi penulis. Pemanfaatan teknologi informasi juga telah membantu di

berbagai bidang kehidupan yang penulis jalani.

Peralatan elektronik seperti radio dan televisi telah membantu penulis

Page 88: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

menyerap informasi, meskipun informasi yang didapat hanya melalui

pendengaran saja. Sedangkan teknologi video games telah membantu penulis

bersosialisasi dengan rekan-rekan sebaya penulis, satu hal yang kemungkinan sulit

dicapai oleh anak-anak seusia penulis. Dalam proses belajar mengajar, keberadaan

tape recorder dan voice recorder sangat membantu penulis dalam proses

dokumentasi, yang sebelumnya begitu sulit dilakukan. Data audio yang berisi

informasi materi akademis dapat penulis olah sebagai media belajar dan pengganti

fungsi mata yang biasanya digunakan untuk membaca buku cetak.

Dengan adanya komputer dan internet, penulis pun mendapatkan lapangan

pekerjaan yang sebelumnya tidak dapat dijalani oleh tunanetra. Komputer

membantu penulis tidak hanya di bidang jurnalistik, tapi juga multimedia dan

hiburan. Sementara internet membantu penulis mendapatkan akses informasi

dengan skala yang sangat luas, dan membantu penulis membangun jaringan

pertemanan yang besar.

Sementara itu, penulis dapat memanfaatkan gadget seperti telepon genggam

atau ponsel pintar – yang sudah dimodifikasi sehingga menjadi aksesibel bagi

tunanetra – telah berhasil membuat penulis melakukan komunikasi secara

mandiri, yang sebelumnya tidak dapat dilakukan oleh penulis karena

membutuhkan orang lain untuk mengoperasikan gadget tersebut.

Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa baik motivasi maupun teknologi

informasi dapat digunakan sebagai media untuk meningkatkan kualitas hidup

penyandang tunanetra.

Page 89: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan merupakan jawaban atas rumusan masalah yang dibaha dalam

karya ilmiyah ini. Ada pun kesimpulan yang dapat ditarik adalah sebagai berikut :

1. Pembentukan pribadi yang baik sangat berperan dalam perkembangan jiwa

tunanetra. Hal ini mencakup proses penumbuhan motivasi, baik dari dalam

diri maupun dari luar diri tunanetra tersebut.

2. Pengaruh motivasi sangat positif dalam usaha tunanetra membangun niat

dan mewujudkan cita-citanya, dan pemanfaatan teknologi informasi

merupakan salah satu langkah yang dapat ditempuh untuk mewujudkan

hal tersebut.

3. Pemanfaatan teknologi informasi dalam kehidupan tunanetra dapat

Page 90: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

mengubah hambatan menjadi peluang. Hal-hal yang sebelumnya mustahil

untuk dapat diwujudkan, kini dapat diraih.

4. Bila motivasi belajar dan teknologi informasi digabungkan, maka

tunanetra akan menjadi sosok yang luar biasa, yang mampu melakukan

berbagai hal bahkan melebihi orang-orang berpenglihatan.

5. Agar hasil yang dicapai maksimal, maka semangat yang dimiliki tunanetra

perlu diimbangi dengan dukungan dari lingkungan sekitarnya, baik secara

materi maupun moral.

5.2 Keterbatasan

Dalam pembuatan karya ilmiyah ini, penulis menyadari bahwa banyak

keterbatasan yang menghambat proses pembuatannya hingga mencapai hasil yang

maksimal. Salah satu hambatannya berasal dari diri penulis sendiri, di mana

ketunanetraan yang penulis sandang menyebabkan penulis tidak dapat mengambil

dan memasukkan sumber-sumber informasi secara lengkap dan terperinci.

Selain itu, luasnya objek pengkajian membutuhkan pengetahuan yang luas

pula untuk mengkajinya, maka penulis memilih untuk menjadikan diri penulis

sebagai objek penelitian, dan diharapkan hal tersebut dapat mewakili validitas dan

realibilitas hasil rumusan masalah yang penulis tuangkan, mengingat hampir

sebagian besar tunanetra di Indonesia yang menjalani pengalaman hidup seperti

penulis juga mendapatkan pencapaian yang tidak jauh berbeda.

Selebihnya, tentu terdapat kekurangan dalam pembuatan karya ilmiah ini,

yang tidak terverifikasi oleh penulis, yang menyebabkan kurang baiknya kualitas

Page 91: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

karya ilmiyah ini. Semoga dapat dimaklumi dan dapat diterima.

5.3 Saran

1) Untuk umum

Kiranya karya ilmiyah ini dapat menjadi salah satu pedoman bagi

masyarakat di Indonesia untuk lebih memberikan perhatian kepada

tunanetra, dan penyandang cacat pada umumnya. Hendaknya selalu dibuka

kesempatan yang seadil-adilnya bagi rekan-rekan penyandang disabilitas

untuk menunjukkan potensi dan kemampuan yang dimilikinya, tanpa

adanya diskriminasi dan pengucilan.

2) Untuk akademis

Kiranya karya ilmiah ini dapat menjadi kontribusi yang mampu

menambah wawasan pengetahuan, dan nantinya dapat disebarkan pada

masyarakat sebagai salah satu wadah berbagi pengetahuan, sehingga akan

lebih banyak lagi pihak-pihak terkait yang dapat mengambil manfaat dari

karya ilmiah ini.

3) Untuk relasi penyandang disabilitas

Kiranya karya ilmiah ini dapat memperkuat niat baik rekan-rekan dalam

membantu rekan-rekan yang berkebutuhan khusus agar mereka dapat

mencapai niat dan cita-cita tertinggi mereka.

Page 92: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Eko Ramaditya Adikara atau lebih akrab dipanggil Rama,

dilahirkan di Semarang, 2 Februari 1981. Penulis merupakan anak pertama dari

dua bersaudara dari pasangan Rahadi Sudarsono dan Emmy Darwati. Penulis

beralamat di Perum Jati Agung 1 Blok B3 No 6 Jatibening Baru.

Page 93: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat

Pendidikan Formal yang pernah ditempuh, Sekolah Dasar SLB/A PTN

Lebak Bulus, Jakarta-Selatan , SMPN 226, Jakarta-Selatan,

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 11, Jakarta-Selatan, S1 Fakultas

Sastra Jurusan Inggris, Universitas Darma Persada, Konsentrasi

Linguistik (Semester Akhir angkatan tahun 2000) dan S1 Jurusan

Administrasi Negara, STIA Yappan, Jakarta Selatan (Angkatan

tahun 2010)

Penulis pernah menjadi Reporter Mitra Netra News Online,

Yayasan Mitra Netra tahun 2004-2005 dan bekerja trainer dan sebagai

Kolumnis DetikInet (www.detikinet.com). Judul skripsi yaitu Pengaruh

Motivasi dan Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Peningkatan Kualitas

Hidup Penyandang Tunanetra.

Page 94: SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA )xa.yimg.com/kq/groups/18253584/1668971815/name/Skri…  · Web view... banyak keluarga yang mempunyai anak ... yang baru lahir untuk dapat