Sekilas Konservasi Lukisan · PDF filetidak diterangkan dalam kelompok ini, pembuktian secara...
Transcript of Sekilas Konservasi Lukisan · PDF filetidak diterangkan dalam kelompok ini, pembuktian secara...
SekilasKonservasi Lukisan
Puji Yosep Subagiyo
Primastoria StudioTaman Alamanda Blok BB2 No. 55-59, Bekasi 17510, Indonesia
Web: primastoria.net Email: [email protected]
S TORiAPRiMA
R
Kata PengantarKonservator adalah orang yang mampu melakukan pengamatan (kajian), berpikir analitik,
dan melaksanakan konservasi karya seni, artefak, relik, dan benda lain dengan menggunakan metode atau teknik yang benar. Sehingga seorang konservator harus memiliki pengetahuan cukup tentang metode dan teknik konservasi; serta dapat memilih dan menerapkan bahan (materials) atau alat dalam proses konservasi dengan baik. Nantinya, mereka dapat pula mengkhususkan diri pada satu atau lebih bidang konservasi, seperti: batu, logam, kayu, tekstil, lukisan, karya seni bermedia kertas, buku, (pita) film, pita perekam suara, foto, atau benda lain bermedia komplek (campuran). Pengertian konservasi itu sendiri adalah suatu tindakan yang bersifat kuratif – restoratif (penghambatan proses kerusakan dan perbaikannya) dan tindakan yang bersifat preventif (pencegahan dari kemungkinan proses kerusakan).
Warisan budaya termasuk di dalamnya benda seni dan budaya di galeri atau museum yang integral dengan sumber daya pengelolanya merupakan aset yang penting. Kekayaan tersebut telah menjadi sasaran pokok pengelolaan (manajemen) dan objek utama yang melahirkan kegiatan penting. Kegiatan penting itu adalah salah satunya pelestarian; baik melalui pendataan (studi koleksi, dll.) yang menghasilkan artefaktual dokumen sebagai objek penelitian lanjutan, atau konservasi fisik aktuil yang mengupayakan kondisi fisik benda koleksi tetap lestari.
“Sekilas Konservasi Lukisan” ini disusun berdasarkan pengalaman penulis lebih dari 30 tahun dalam bidang konservasi, yang akan menjelaskan tentang: uraian tugas konservator, 10 faktor kerusakan (pada manajemen resiko), observasi, analisis, identifikasi, uji (lab) bahan, proses terjadinya kerusakan, dan cara menanganinya. Tertib kelola dalam penyimpanan dan pameran lukisan juga ditunjukkan melalui kertas kerja yang berkaitan dengan pendataan benda (Lembar Inventaris), survai kondisi benda (Lembar Kondisi Lukisan) dan pengamatan benda secara teknis (Lembar Pengamatan Lukisan).
Semoga dengan mengenal dan memahami dari uraian dalam “Sekilas Konservasi Lukisan” ini akan mendapatkan pengetahuan dan gambaran tentang pekerjaan konservasi lukisan secara
utuh, sistematis dan terukur.
Bekasi, Juli 2017
Puji Yosep Subagiyo
[01]
1. Kemampuan Dasar : Asisten Konservator dan Konservator 1 - 4.Definisi: Lingkup pekerjaan pada posisi kelompok ini meliputi konservasi karya seni (works of art), artifak, relik (benda peninggalan), dan benda lain yang merupakan bagian dari koleksi, dibawah pengawasan institusi (lembaga) konservasi. Ini meliputi penelitian dan pemberian saran bagi pengembangan standar (landasan) konservasi karya seni, artifak, relik, dan benda koleksi lain. Ini juga termasuk pengawasan (supervisi) bagi karyawan yang terlibat (dipekerjakan) dalam lingkup tugas kerja konservasi.
Gambaran: Pekerjaan konservator meliputi pengamatan karya seni, relik, atau benda lain untuk maksud pencegahan dari suatu proses kerusakan dan perlakuannya, serta perbaikannya (jika perlu). Konservator mengamati benda ini untuk ditempatkan pada ruang pamer dan penyimpanan dengan kondisi yang benar; serta perlindungan terhadap kemungkinan serangan serangga dan jamur. Konservator juga bertanggung jawab bagi pemasangan alat-alat yang standar bagi kebutuhan ruang pamer dan penyimpanan koleksi. Ia dituntut untuk memberikan jaminan secara maksimal pada pemeliharaan dan penanganan karya seni, relik, dan benda lain dalam proses peminjaman atau dalam pameran keliling (benda dalam perjalanan). Disamping ia juga memberikan saran kepada kurator dan desainer pameran (untuk menjaga kondisi ruangan yang benar), berikut pemasangan alat-alat bagi kebutuhan suatu pameran. Walaupun kualifikasi pemberian kewenangan (mandat) tidak diterangkan dalam kelompok ini, pembuktian secara teori(tis) dan pengetahuan praktis untuk konservasi sangat diperlukan. Secara umum ini diperlukan bahwa pembuktian akan dapat ditunjukkan bagi yang memiliki kualifikasi tingkat ketiga (tertier), yang setara dengan disiplin ilmu yang terkait, seperti: sains konservasi, senirupa, atau ilmu bahan (materials science). Konservator dengan kualifikasi tingkat terampil (mahir) sangat diperlukan untuk pekerjaan yang menuntut tingkat kesulitan tinggi. Tetapi pengetahuan teoritis dan praktis yang diperlukan bagi pekerjaan konservasi ini dapat juga diperoleh melalui kursus, diklat atau pelatihan dengan bimbingan khusus. Pekerjaan konservator juga memerlukan wawasan (apresiasi) terhadap nilai kultural (budaya) untuk karya seni, relik dan benda lain yang akan dikonservasi. Konservator juga diharapkan mengetahui kapan suatu benda tertentu tidak dapat dikonservasi secara layak dalam suatu laboratorium konservasi lembaga yang memiliki benda yang akan dikonservasi; dan menganjurkan bagaimana sebaiknya benda tersebut ditangani. Beberapa aspek kerja konservasi dapat memerlukan pengetahuan khusus dalam tahap analisis dan perlakuan pada kelompok benda tertentu, seperti: lukisan, tekstil, keramik, kaca, logam, kayu, buku, karya seni bermedia kertas, kertas lain pada umumnya, foto, dan pita perekam suara (tape magnetik).
Istilah-istilah yang digunakan: Analisis adalah pengamatan suatu benda, barang, atau bahan untuk digunakan dalam perawatan atau perlakuan pada suatu benda, untuk mempertimbangkan komposisi dan/ atau kondisi pada bahan (materials) pembentuknya. Konservasi meliputi identifikasi, pencegahan, penghambatan, penahanan (pemberhentian?) dan mengembalikan pengaruh- pengaruh kerusakan fisik pada (bahan pembentuk) karya seni, artifak, relik, dan benda koleksi lain; serta mencakup semua
aspek pemeliharaan benda, yang meliputi: perbaikan, merekondisi, atau membuat kondisi yang sesuai terhadap benda rusak mendekati aslinya. Lembaga Konservasi adalah sebuah lembaga atau badan yang memiliki tanggung-jawab dalam menangani, mengawasi, dan melaksanakan konservasi benda yang merupakan bagian daripada koleksi nasional secara profesional; atau yang memiliki tanggung-jawab lain dalam kaitannya dengan konservasi benda, seperti: pemberian saran dan asistansi (bantuan) tenaga ahli kepada badan/ lembaga- lembaga dalam pelaksanaan konservasi. Koleksi nasional meliputi koleksi senirupa, sejarah, teknologi, etnografi, arkeologi, benda (dalam kajian ilmu) alam, perpustakaan dan arsip.
2. Kemampuan Khusus : a. Asisten Konservator.
Definisi: Di bawah supervisi yang terus-menerus melaksanakan konservasi karya seni, artifak, relik dan benda koleksi lain dalam (pengawasan) sebuah lembaga konservasi.Gambaran: Konservator pada tingkat ini, meliputi orang-orang yang hanya dengan bekal pengetahuan dan pengalaman yang terbatas. Pada awalnya, pekerjaan mereka diawasi secara ketat, tetapi dalam perkembangannya tingkat pengawasan- nya menjadi berkurang seiring dengan pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh. Mereka juga membantu staf konservasi lain dalam melaksanakan pekerjaan konservasi, dan jika memungkinkan juga membantu dalam pelaksanaan analisis dan penelitian (riset).Uraian Tugas: Uraian tugas yang disebutkan dibawah ini merupakan ciri dari Asisten Konservator. Melaksanakan pekerjaan konservasi secara terus- menerus pada karya seni, artifak, relik, dan benda koleksi lain dalam (pengawasan) lembaga konservasi, seperti:• Pencucian, pelepasan bahan penguat (support/ back-up)
yang sudah tidak memenuhi syarat, dan menggantinya dengan bahan lain yang lebih cocok, seperti: perekat berupa film atau (cello) tape magnetik;
• Memperbaiki sobekan pada barang sablonan (prints), gambaran (drawing), dan dokumen arsip/ naskah (archival documents), perlakuan penjilidan buku (book bindings), melaksanakan prosedur penjilidan; dan penguatan kertas yang rusak dan rapuh;
• Penggandaan film dan bahan (pita) perekam suara ke standar arsip;
• Perlakuan benda logam dengan teknik stabilisasi, seperti: elektrolisis; dan
• Perlakuan konsolidasi (permukaan benda), perlakuan atau pengecatan ulang atau “tusir” (repainting/ inpainting) benda etnografi dan artifak.
• Pengawasan terhadap staf bawahan (asisten).• Memberikan instruksi dalam penanganan dan pemelihara-
an benda koleksi.• Membantu program kerja pelatihan staf dalam pekerjaan
konservasi, termasuk pengawasan siswa, peserta kursus/ diklat konservasi tingkat lanjut (mahir).
• Menyiapkan dan melengkapi catatan kondisi benda, (usulan) perlakuan konservasi, dan catatan teknis lain.
b. Konservator 1.Definisi: Di bawah pengawasan yang tidak begitu ketat, orang ini mampu melaksanakan penelitian dan analisis; serta melakukan konservasi karya seni, artifak, relik, dan benda lain dalam (pengawasan) sebuah institusi konservasi dengan menggunakan metode/ teknik yang benar.Gambaran: Seseorang yang memiliki pengetahuan cukup tentang metode dan teknik konservasi; serta mampu memilih dan menerapkan bahan (materials) dalam proses konservasi secara benar. Mereka dapat pula mengkhususkan diri pada satu atau lebih bidang konservasi, seperti: lukisan jagrag (easel painting), karya seni bermedia kertas, buku, (pita) film, pita perekam suara, foto, logam, tekstil, atau benda lain bermedia komplek (campuran). Konservator pada tingkat ini dapat diminta untuk mengawasi staf konservasi bawahan.Uraian Tugas:Uraian tugas yang disebutkan dibawah ini merupakan ciri dari Konservator 1. Melaksanakan penelitian dan analisis karya seni, artifak, relik, dan benda koleksi lain dalam (pengawasan) sebuah institusi konservasi untuk mempertimbangkan keadaan dan kebutuhan konservasinya. Melaksanakan konservasi karya seni, artifak, relik, dan benda koleksi lain dalam (pengawasan) sebuah institusi konservasi dengan menggunakan metode dan teknik yang memadai; dan melaporkan pekerjaan konservasi yang di- lakukannya, seperti:• Pembersihan (permukaan) lukisan; melaksanakan penguatan
(supports); “tusir” (inpainting); dan konsolidasi terhadap cat yang terangkat (cracking) pada lukisan;
• Memperbaiki sobekan pada barang sablonan (prints), gambaran (drawing), dan dokumen arsip/ naskah (archival documents), perlakuan penjilidan buku (book bindings), melaksanakan prosedur penjilidan; dan penguatan kertas yang rusak dan rapuh;
• Penggandaan film dan bahan (pita) perekam suara ke standar arsip;
• Perlakuan benda logam dengan teknik stabilisasi, seperti: elektrolisis; dan
• Perlakuan konsolidasi (permukaan benda), perlakuan atau pengecatan ulang atau “tusir” (repainting/ inpainting) benda etnografi dan artifak.
• Pengawasan terhadap staf bawahan (pembantu).• Memberikan instruksi didalam penanganan dan pe-
meliharaan benda koleksi.• Membantu program kerja pelatihan staf dalam pekerjaan
konservasi, termasuk pengawasan siswa, peserta kursus/ diklat konservasi tingkat lanjut (mahir).
• Menyiapkan dan melengkapi lembar kondisi benda, (usulan) perlakuan konservasi, dan catatan teknis lain.
c. Konservator 2.Definisi: Di bawah pengawasan yang terbatas, orang ini mampu mengarahkan pekerjaan kelompok yang diemban dalam pelaksanaan konservasi khusus karya seni, artifak, relik dan benda koleksi lain di laboratorium konservasi. Dalam kondisi yang sama, orang ini juga mampu melaksanakan penelitian
dan analisis; serta melakukan konservasi tingkat lanjut terhadap karya seni, artifak, relik, dan benda lain dalam (pengawasan) sebuah institusi konservasi dengan meng- gunakan metode/ teknik yang benar.
Gambaran: Seseoramg yang memiliki pengetahuan, pengalaman dan kecakapan yang cukup, serta mampu menampilkan metode dan teknik konservasi. Disamping ia telah menunjuk- kan kompetensi kerja konservasi dan konsisten dengan tidak berpindah-pindah pekerjaan. Mereka secara umum dapat diminta untuk mengawasi staf bawahan/ asisten. Konservator pada tingkat ini juga mampu mengarahkan pekerjaan kelompok staf. Mereka dapat juga melaksanakan penelitian dan analisis; serta melaksanakan pekerjaan konservasi.
Uraian Tugas:Uraian tugas yang disebutkan dibawah ini merupakan ciri dari Konservator 2.• Merancang sebuah program kerja konservasi untuk sebuah
kelompok;• Mempertimbangkan peralatan dan permintaan sumber daya
baru; serta pengonsepan rekomendasi bagi staf senior;• Menjamin penggunaan peralatan secara optimal;• Mengalokasikan tenaga didalam kelompok;• (Bilamana perlu) membantu staf bawahan/ asisten; dan
menunjukkan saran bagi staf pada institusi konservasi lain dalam aspek teknis konservasi;
Melaksanakan konservasi tingkat lanjut pada karya seni, artifak, relik, dan benda lain dalam (pengawasan) sebuah institusi konservasi, meliputi: pengembangan dan/ atau adaptasi metode atau teknik yang lebih baik. Sebagai contoh:• Memperbaiki kerusakan pada kertas yang sangat rapuh;• Mengkonsolidasi secara ekstensif terhadap kerusakan atau
pengelupasan cat (cracking) pada lukisan;• Melaksanakan kerja konservasi secara ekstensif atau
pekerjaan “tusir” (inpainting) yang rumit pada lukisan;• Memperbaiki atau merestorasi koleksi yang sangat rentan
dan rumit, seperti: kelim renda (lace) dan peta kuno yang sangat rapuh;
• Perlakuan terhadap benda etnografi yang rapuh;• Merestorasi/ penjilidan buku; dan• Memperbaiki tatakan (inlays) yang terbuat dari kayu, kulit
[binatang] (leather), atau logam.* Melaksanakan penelitian masalah konservasi, dan bilamana
mungkin menerapkan hasil penelitian itu;* Melaksanakan survai dan laporan bagi kebutuhan
konservasi benda koleksi;* Melatih staf dalam pekerjaan konservasi, termasuk
supervisi terhadap siswa dari suatu program kursus atau diklat konservasi tingkat lanjut;
* Memberikan saran yang berkenaan dengan aktifitas kurasi (pengelolaan koleksi) dan staf lain yang berhubungan dengan penyimpanan, pemindahan koleksi, dan kebutuhan pada sebuah pameran koleksi;
* Memberikan saran dalam perawatan, perbaikan, dan re- habilitasi benda koleksi yang rusak dalam keadaan darurat, seperti: bencana banjir, kebakaran, gempa, dll.
* Melaksanakan atau mengatur analisis instrumental komplek dan interpretasinya;
* Mengarahkan program restorasi yang berhubungan dengan bidang kegitan konservasi..................................................................................................................................................................................
Sumber : Prof. Dr. Colin Pearson (1990): “Establishment of A Conservator Classification Structure in Australia”, Los Angeles, Getty Conservation Institute (GCI). Diterjemahkan oleh: Puji Yosep Subagiyo.
Uraian Tugas Konservator [Kemampuan Dasar & Khusus, As. Konservator - Konservator 1 - 4]................................................................................................................................................................................. c. Konservator 3.
Definisi: Di bawah pengawasan yang terbatas, konservator pada tingkatan ini mampu mengarahkan pekerjaan sebuah seksi konservasi pada laboratorium konservasi. Orang ini juga mampu melaksanakan penelitian dan analisis tingkat lanjut; serta melaksanakan konservasi terhadap karya seni, artifak, relik, dan benda lain dalam (pengawasan) sebuah institusi konservasi yang memerlukan tingkat inovasi dan kemahiran (skill) yang tinggi.Gambaran: Orang-orang pada tingkat ini memiliki pengalaman yang begitu memadai dalam bidang konservasi, dan karena pengetahuan konservasi yang sangat ditekuninya, maka orang ini dapat dikualifikasikan sebagai ahli dalam bidang konservasi. Bagi orang yang memiliki pengetahuan mendekati kualifikasi tingkat lanjut (mahir) dalam disiplin ilmu yang berhubungan, seperti: sains konservasi, seni rupa, atau ilmu bahan (materials science) cukup berpengaruh pada unjuk-kerja konservasi pada tingkat ini. Orang-orang ini dapat mengarahkan sebuah seksi, serta mampu melaksanakan penelitian, analisis; dan melaksana- kan pekerjaan konservasi.Uraian Tugas:Uraian tugas yang disebutkan dibawah ini merupakan ciri dari Konservator 3.• Merancang sebuah program kerja konservasi bagi seksi
yang bersangkutan;• Menjamin penggunaan sumber daya yang ada secara
optimal;• Mengakses dan membuat rekomendasi bagi kebutuhan
peralatan baru dan sumber daya yang diperlukan;• Mengalokasikan tenaga-kerja dalam seksi yang relevan;• Membantu (membina) staf bawahannya, bilamana perlu
dan• Memberikan saran kepada staf institusi konservasi lain
dalam aspek teknis konservasi, yang meliputi: konservasi, penyimpanan, pemindahan (transport), dan kebutuhan bagi pameran benda koleksi;
* Melaksanakan konservasi karya seni, artifak, relik, dan benda koleksi lain dalam (pengawasan) sebuah institusi konservasi yang memerlukan tingkat inovasi dan kemahiran yang tinggi, seperti: dengan melengkapi dan mengawasi penyelidikan masalah yang belum diketahui cara mengatasinya.
* Melaksanakan penelitian tingkat lanjut terhadap masalah konservasi yang lebih rumit; dan mengembangkan metode dan/ atau teknik baru, yang kemudian hasilnya dapat diterapkan.
Mengembangkan strategi kebijaksanaan untuk mengatasi bencana, seperti:• Memberikan masukan pada masalah yang ada hubungan-
nya dengan perawatan, perbaikan (recovery), dan re- habilitasi benda dalam bencana yang tak terduga, seperti: kebanjiran, kebakaran, gempa, dll.
• Pelatihan staf dalam teknik-teknik pengelolaan koleksi (kurasi) yang rusak.
d. Konservator 4.Definisi: Dalam keterbatasan kebijaksanaan yang diberikan, konservator tingkat ini masih mampu merumuskan, meng- arahkan, dan mengendalikan program konservasi pada sebuah institusi/ lembaga yang besar.
Gambaran: Ada gambaran umum pada “Catatan” di bawah, hanya satu kedudukan (jabatan) dalam sebuah institusi yang besar. Orang pada tingkatan ini mampu memberikan saran dalam masalah konservasi kepada kepala (pimpinan tertinggi) pada lembaga yang bersangkutan. Mereka memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam bidang konservasi lebih dari cukup memadai; dan dapat dikualifikasikan sebagai ahli konservasi. Orang yang memiliki pengetahuan mendekati kualifikasi tingkat ahli dari disiplin ilmu yang relevan (linier), seperti: sains konservasi, seni rupa, dan ilmu bahan (materials science) sangat mempengaruhi dalam memberikan unjuk- kerja konservator pada tingkat ini.Uraian Tugas:Uraian tugas yang disebutkan dibawah ini merupakan ciri dari Konservator 4.* Memberikan saran kepada kepala (pimpinan tertinggi
lembaga yang bersangkutan) dan staf lembaga; bilamana perlu bagi lembaga atau badan-badan lain dalam kebutuhan konservasi benda koleksi.
* Merumuskan, mengarahkan, dan mengendalikan program konservasi pada sebuah lembaga besar.
* Memperlengkapi dan mengarahkan berbagai perangkat bagi program pengembangan staf konservasi.
Catatan: Pada keadaan tertentu, sebuah kedudukan/ jabatan dapat diputuskan pada tingkatan ini, yang mana tidak harus bertanggung-jawab terhadap program konservasi pada sebuah institusi yang besar. Tetapi lingkup pekerjaan konservasi yang diberikan tetap merupakan sebuah kontribusi penting dan unik bagi program yang diemban oleh seorang ahli konservasi berkualifikasi dan cukup dikenal secara internasional.
[02]
1. Kemampuan Dasar : Asisten Konservator dan Konservator 1 - 4.Definisi: Lingkup pekerjaan pada posisi kelompok ini meliputi konservasi karya seni (works of art), artifak, relik (benda peninggalan), dan benda lain yang merupakan bagian dari koleksi, dibawah pengawasan institusi (lembaga) konservasi. Ini meliputi penelitian dan pemberian saran bagi pengembangan standar (landasan) konservasi karya seni, artifak, relik, dan benda koleksi lain. Ini juga termasuk pengawasan (supervisi) bagi karyawan yang terlibat (dipekerjakan) dalam lingkup tugas kerja konservasi.
Gambaran: Pekerjaan konservator meliputi pengamatan karya seni, relik, atau benda lain untuk maksud pencegahan dari suatu proses kerusakan dan perlakuannya, serta perbaikannya (jika perlu). Konservator mengamati benda ini untuk ditempatkan pada ruang pamer dan penyimpanan dengan kondisi yang benar; serta perlindungan terhadap kemungkinan serangan serangga dan jamur. Konservator juga bertanggung jawab bagi pemasangan alat-alat yang standar bagi kebutuhan ruang pamer dan penyimpanan koleksi. Ia dituntut untuk memberikan jaminan secara maksimal pada pemeliharaan dan penanganan karya seni, relik, dan benda lain dalam proses peminjaman atau dalam pameran keliling (benda dalam perjalanan). Disamping ia juga memberikan saran kepada kurator dan desainer pameran (untuk menjaga kondisi ruangan yang benar), berikut pemasangan alat-alat bagi kebutuhan suatu pameran. Walaupun kualifikasi pemberian kewenangan (mandat) tidak diterangkan dalam kelompok ini, pembuktian secara teori(tis) dan pengetahuan praktis untuk konservasi sangat diperlukan. Secara umum ini diperlukan bahwa pembuktian akan dapat ditunjukkan bagi yang memiliki kualifikasi tingkat ketiga (tertier), yang setara dengan disiplin ilmu yang terkait, seperti: sains konservasi, senirupa, atau ilmu bahan (materials science). Konservator dengan kualifikasi tingkat terampil (mahir) sangat diperlukan untuk pekerjaan yang menuntut tingkat kesulitan tinggi. Tetapi pengetahuan teoritis dan praktis yang diperlukan bagi pekerjaan konservasi ini dapat juga diperoleh melalui kursus, diklat atau pelatihan dengan bimbingan khusus. Pekerjaan konservator juga memerlukan wawasan (apresiasi) terhadap nilai kultural (budaya) untuk karya seni, relik dan benda lain yang akan dikonservasi. Konservator juga diharapkan mengetahui kapan suatu benda tertentu tidak dapat dikonservasi secara layak dalam suatu laboratorium konservasi lembaga yang memiliki benda yang akan dikonservasi; dan menganjurkan bagaimana sebaiknya benda tersebut ditangani. Beberapa aspek kerja konservasi dapat memerlukan pengetahuan khusus dalam tahap analisis dan perlakuan pada kelompok benda tertentu, seperti: lukisan, tekstil, keramik, kaca, logam, kayu, buku, karya seni bermedia kertas, kertas lain pada umumnya, foto, dan pita perekam suara (tape magnetik).
Istilah-istilah yang digunakan: Analisis adalah pengamatan suatu benda, barang, atau bahan untuk digunakan dalam perawatan atau perlakuan pada suatu benda, untuk mempertimbangkan komposisi dan/ atau kondisi pada bahan (materials) pembentuknya. Konservasi meliputi identifikasi, pencegahan, penghambatan, penahanan (pemberhentian?) dan mengembalikan pengaruh- pengaruh kerusakan fisik pada (bahan pembentuk) karya seni, artifak, relik, dan benda koleksi lain; serta mencakup semua
aspek pemeliharaan benda, yang meliputi: perbaikan, merekondisi, atau membuat kondisi yang sesuai terhadap benda rusak mendekati aslinya. Lembaga Konservasi adalah sebuah lembaga atau badan yang memiliki tanggung-jawab dalam menangani, mengawasi, dan melaksanakan konservasi benda yang merupakan bagian daripada koleksi nasional secara profesional; atau yang memiliki tanggung-jawab lain dalam kaitannya dengan konservasi benda, seperti: pemberian saran dan asistansi (bantuan) tenaga ahli kepada badan/ lembaga- lembaga dalam pelaksanaan konservasi. Koleksi nasional meliputi koleksi senirupa, sejarah, teknologi, etnografi, arkeologi, benda (dalam kajian ilmu) alam, perpustakaan dan arsip.
2. Kemampuan Khusus : a. Asisten Konservator.
Definisi: Di bawah supervisi yang terus-menerus melaksanakan konservasi karya seni, artifak, relik dan benda koleksi lain dalam (pengawasan) sebuah lembaga konservasi.Gambaran: Konservator pada tingkat ini, meliputi orang-orang yang hanya dengan bekal pengetahuan dan pengalaman yang terbatas. Pada awalnya, pekerjaan mereka diawasi secara ketat, tetapi dalam perkembangannya tingkat pengawasan- nya menjadi berkurang seiring dengan pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh. Mereka juga membantu staf konservasi lain dalam melaksanakan pekerjaan konservasi, dan jika memungkinkan juga membantu dalam pelaksanaan analisis dan penelitian (riset).Uraian Tugas: Uraian tugas yang disebutkan dibawah ini merupakan ciri dari Asisten Konservator. Melaksanakan pekerjaan konservasi secara terus- menerus pada karya seni, artifak, relik, dan benda koleksi lain dalam (pengawasan) lembaga konservasi, seperti:• Pencucian, pelepasan bahan penguat (support/ back-up)
yang sudah tidak memenuhi syarat, dan menggantinya dengan bahan lain yang lebih cocok, seperti: perekat berupa film atau (cello) tape magnetik;
• Memperbaiki sobekan pada barang sablonan (prints), gambaran (drawing), dan dokumen arsip/ naskah (archival documents), perlakuan penjilidan buku (book bindings), melaksanakan prosedur penjilidan; dan penguatan kertas yang rusak dan rapuh;
• Penggandaan film dan bahan (pita) perekam suara ke standar arsip;
• Perlakuan benda logam dengan teknik stabilisasi, seperti: elektrolisis; dan
• Perlakuan konsolidasi (permukaan benda), perlakuan atau pengecatan ulang atau “tusir” (repainting/ inpainting) benda etnografi dan artifak.
• Pengawasan terhadap staf bawahan (asisten).• Memberikan instruksi dalam penanganan dan pemelihara-
an benda koleksi.• Membantu program kerja pelatihan staf dalam pekerjaan
konservasi, termasuk pengawasan siswa, peserta kursus/ diklat konservasi tingkat lanjut (mahir).
• Menyiapkan dan melengkapi catatan kondisi benda, (usulan) perlakuan konservasi, dan catatan teknis lain.
b. Konservator 1.Definisi: Di bawah pengawasan yang tidak begitu ketat, orang ini mampu melaksanakan penelitian dan analisis; serta melakukan konservasi karya seni, artifak, relik, dan benda lain dalam (pengawasan) sebuah institusi konservasi dengan menggunakan metode/ teknik yang benar.Gambaran: Seseorang yang memiliki pengetahuan cukup tentang metode dan teknik konservasi; serta mampu memilih dan menerapkan bahan (materials) dalam proses konservasi secara benar. Mereka dapat pula mengkhususkan diri pada satu atau lebih bidang konservasi, seperti: lukisan jagrag (easel painting), karya seni bermedia kertas, buku, (pita) film, pita perekam suara, foto, logam, tekstil, atau benda lain bermedia komplek (campuran). Konservator pada tingkat ini dapat diminta untuk mengawasi staf konservasi bawahan.Uraian Tugas:Uraian tugas yang disebutkan dibawah ini merupakan ciri dari Konservator 1. Melaksanakan penelitian dan analisis karya seni, artifak, relik, dan benda koleksi lain dalam (pengawasan) sebuah institusi konservasi untuk mempertimbangkan keadaan dan kebutuhan konservasinya. Melaksanakan konservasi karya seni, artifak, relik, dan benda koleksi lain dalam (pengawasan) sebuah institusi konservasi dengan menggunakan metode dan teknik yang memadai; dan melaporkan pekerjaan konservasi yang di- lakukannya, seperti:• Pembersihan (permukaan) lukisan; melaksanakan penguatan
(supports); “tusir” (inpainting); dan konsolidasi terhadap cat yang terangkat (cracking) pada lukisan;
• Memperbaiki sobekan pada barang sablonan (prints), gambaran (drawing), dan dokumen arsip/ naskah (archival documents), perlakuan penjilidan buku (book bindings), melaksanakan prosedur penjilidan; dan penguatan kertas yang rusak dan rapuh;
• Penggandaan film dan bahan (pita) perekam suara ke standar arsip;
• Perlakuan benda logam dengan teknik stabilisasi, seperti: elektrolisis; dan
• Perlakuan konsolidasi (permukaan benda), perlakuan atau pengecatan ulang atau “tusir” (repainting/ inpainting) benda etnografi dan artifak.
• Pengawasan terhadap staf bawahan (pembantu).• Memberikan instruksi didalam penanganan dan pe-
meliharaan benda koleksi.• Membantu program kerja pelatihan staf dalam pekerjaan
konservasi, termasuk pengawasan siswa, peserta kursus/ diklat konservasi tingkat lanjut (mahir).
• Menyiapkan dan melengkapi lembar kondisi benda, (usulan) perlakuan konservasi, dan catatan teknis lain.
c. Konservator 2.Definisi: Di bawah pengawasan yang terbatas, orang ini mampu mengarahkan pekerjaan kelompok yang diemban dalam pelaksanaan konservasi khusus karya seni, artifak, relik dan benda koleksi lain di laboratorium konservasi. Dalam kondisi yang sama, orang ini juga mampu melaksanakan penelitian
dan analisis; serta melakukan konservasi tingkat lanjut terhadap karya seni, artifak, relik, dan benda lain dalam (pengawasan) sebuah institusi konservasi dengan meng- gunakan metode/ teknik yang benar.
Gambaran: Seseoramg yang memiliki pengetahuan, pengalaman dan kecakapan yang cukup, serta mampu menampilkan metode dan teknik konservasi. Disamping ia telah menunjuk- kan kompetensi kerja konservasi dan konsisten dengan tidak berpindah-pindah pekerjaan. Mereka secara umum dapat diminta untuk mengawasi staf bawahan/ asisten. Konservator pada tingkat ini juga mampu mengarahkan pekerjaan kelompok staf. Mereka dapat juga melaksanakan penelitian dan analisis; serta melaksanakan pekerjaan konservasi.
Uraian Tugas:Uraian tugas yang disebutkan dibawah ini merupakan ciri dari Konservator 2.• Merancang sebuah program kerja konservasi untuk sebuah
kelompok;• Mempertimbangkan peralatan dan permintaan sumber daya
baru; serta pengonsepan rekomendasi bagi staf senior;• Menjamin penggunaan peralatan secara optimal;• Mengalokasikan tenaga didalam kelompok;• (Bilamana perlu) membantu staf bawahan/ asisten; dan
menunjukkan saran bagi staf pada institusi konservasi lain dalam aspek teknis konservasi;
Melaksanakan konservasi tingkat lanjut pada karya seni, artifak, relik, dan benda lain dalam (pengawasan) sebuah institusi konservasi, meliputi: pengembangan dan/ atau adaptasi metode atau teknik yang lebih baik. Sebagai contoh:• Memperbaiki kerusakan pada kertas yang sangat rapuh;• Mengkonsolidasi secara ekstensif terhadap kerusakan atau
pengelupasan cat (cracking) pada lukisan;• Melaksanakan kerja konservasi secara ekstensif atau
pekerjaan “tusir” (inpainting) yang rumit pada lukisan;• Memperbaiki atau merestorasi koleksi yang sangat rentan
dan rumit, seperti: kelim renda (lace) dan peta kuno yang sangat rapuh;
• Perlakuan terhadap benda etnografi yang rapuh;• Merestorasi/ penjilidan buku; dan• Memperbaiki tatakan (inlays) yang terbuat dari kayu, kulit
[binatang] (leather), atau logam.* Melaksanakan penelitian masalah konservasi, dan bilamana
mungkin menerapkan hasil penelitian itu;* Melaksanakan survai dan laporan bagi kebutuhan
konservasi benda koleksi;* Melatih staf dalam pekerjaan konservasi, termasuk
supervisi terhadap siswa dari suatu program kursus atau diklat konservasi tingkat lanjut;
* Memberikan saran yang berkenaan dengan aktifitas kurasi (pengelolaan koleksi) dan staf lain yang berhubungan dengan penyimpanan, pemindahan koleksi, dan kebutuhan pada sebuah pameran koleksi;
* Memberikan saran dalam perawatan, perbaikan, dan re- habilitasi benda koleksi yang rusak dalam keadaan darurat, seperti: bencana banjir, kebakaran, gempa, dll.
* Melaksanakan atau mengatur analisis instrumental komplek dan interpretasinya;
* Mengarahkan program restorasi yang berhubungan dengan bidang kegitan konservasi.
c. Konservator 3.Definisi: Di bawah pengawasan yang terbatas, konservator pada tingkatan ini mampu mengarahkan pekerjaan sebuah seksi konservasi pada laboratorium konservasi. Orang ini juga mampu melaksanakan penelitian dan analisis tingkat lanjut; serta melaksanakan konservasi terhadap karya seni, artifak, relik, dan benda lain dalam (pengawasan) sebuah institusi konservasi yang memerlukan tingkat inovasi dan kemahiran (skill) yang tinggi.Gambaran: Orang-orang pada tingkat ini memiliki pengalaman yang begitu memadai dalam bidang konservasi, dan karena pengetahuan konservasi yang sangat ditekuninya, maka orang ini dapat dikualifikasikan sebagai ahli dalam bidang konservasi. Bagi orang yang memiliki pengetahuan mendekati kualifikasi tingkat lanjut (mahir) dalam disiplin ilmu yang berhubungan, seperti: sains konservasi, seni rupa, atau ilmu bahan (materials science) cukup berpengaruh pada unjuk-kerja konservasi pada tingkat ini. Orang-orang ini dapat mengarahkan sebuah seksi, serta mampu melaksanakan penelitian, analisis; dan melaksana- kan pekerjaan konservasi.Uraian Tugas:Uraian tugas yang disebutkan dibawah ini merupakan ciri dari Konservator 3.• Merancang sebuah program kerja konservasi bagi seksi
yang bersangkutan;• Menjamin penggunaan sumber daya yang ada secara
optimal;• Mengakses dan membuat rekomendasi bagi kebutuhan
peralatan baru dan sumber daya yang diperlukan;• Mengalokasikan tenaga-kerja dalam seksi yang relevan;• Membantu (membina) staf bawahannya, bilamana perlu
dan• Memberikan saran kepada staf institusi konservasi lain
dalam aspek teknis konservasi, yang meliputi: konservasi, penyimpanan, pemindahan (transport), dan kebutuhan bagi pameran benda koleksi;
* Melaksanakan konservasi karya seni, artifak, relik, dan benda koleksi lain dalam (pengawasan) sebuah institusi konservasi yang memerlukan tingkat inovasi dan kemahiran yang tinggi, seperti: dengan melengkapi dan mengawasi penyelidikan masalah yang belum diketahui cara mengatasinya.
* Melaksanakan penelitian tingkat lanjut terhadap masalah konservasi yang lebih rumit; dan mengembangkan metode dan/ atau teknik baru, yang kemudian hasilnya dapat diterapkan.
Mengembangkan strategi kebijaksanaan untuk mengatasi bencana, seperti:• Memberikan masukan pada masalah yang ada hubungan-
nya dengan perawatan, perbaikan (recovery), dan re- habilitasi benda dalam bencana yang tak terduga, seperti: kebanjiran, kebakaran, gempa, dll.
• Pelatihan staf dalam teknik-teknik pengelolaan koleksi (kurasi) yang rusak.
d. Konservator 4.Definisi: Dalam keterbatasan kebijaksanaan yang diberikan, konservator tingkat ini masih mampu merumuskan, meng- arahkan, dan mengendalikan program konservasi pada sebuah institusi/ lembaga yang besar.
Gambaran: Ada gambaran umum pada “Catatan” di bawah, hanya satu kedudukan (jabatan) dalam sebuah institusi yang besar. Orang pada tingkatan ini mampu memberikan saran dalam masalah konservasi kepada kepala (pimpinan tertinggi) pada lembaga yang bersangkutan. Mereka memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam bidang konservasi lebih dari cukup memadai; dan dapat dikualifikasikan sebagai ahli konservasi. Orang yang memiliki pengetahuan mendekati kualifikasi tingkat ahli dari disiplin ilmu yang relevan (linier), seperti: sains konservasi, seni rupa, dan ilmu bahan (materials science) sangat mempengaruhi dalam memberikan unjuk- kerja konservator pada tingkat ini.Uraian Tugas:Uraian tugas yang disebutkan dibawah ini merupakan ciri dari Konservator 4.* Memberikan saran kepada kepala (pimpinan tertinggi
lembaga yang bersangkutan) dan staf lembaga; bilamana perlu bagi lembaga atau badan-badan lain dalam kebutuhan konservasi benda koleksi.
* Merumuskan, mengarahkan, dan mengendalikan program konservasi pada sebuah lembaga besar.
* Memperlengkapi dan mengarahkan berbagai perangkat bagi program pengembangan staf konservasi.
Catatan: Pada keadaan tertentu, sebuah kedudukan/ jabatan dapat diputuskan pada tingkatan ini, yang mana tidak harus bertanggung-jawab terhadap program konservasi pada sebuah institusi yang besar. Tetapi lingkup pekerjaan konservasi yang diberikan tetap merupakan sebuah kontribusi penting dan unik bagi program yang diemban oleh seorang ahli konservasi berkualifikasi dan cukup dikenal secara internasional.
[03]
1. Kemampuan Dasar : Asisten Konservator dan Konservator 1 - 4.Definisi: Lingkup pekerjaan pada posisi kelompok ini meliputi konservasi karya seni (works of art), artifak, relik (benda peninggalan), dan benda lain yang merupakan bagian dari koleksi, dibawah pengawasan institusi (lembaga) konservasi. Ini meliputi penelitian dan pemberian saran bagi pengembangan standar (landasan) konservasi karya seni, artifak, relik, dan benda koleksi lain. Ini juga termasuk pengawasan (supervisi) bagi karyawan yang terlibat (dipekerjakan) dalam lingkup tugas kerja konservasi.
Gambaran: Pekerjaan konservator meliputi pengamatan karya seni, relik, atau benda lain untuk maksud pencegahan dari suatu proses kerusakan dan perlakuannya, serta perbaikannya (jika perlu). Konservator mengamati benda ini untuk ditempatkan pada ruang pamer dan penyimpanan dengan kondisi yang benar; serta perlindungan terhadap kemungkinan serangan serangga dan jamur. Konservator juga bertanggung jawab bagi pemasangan alat-alat yang standar bagi kebutuhan ruang pamer dan penyimpanan koleksi. Ia dituntut untuk memberikan jaminan secara maksimal pada pemeliharaan dan penanganan karya seni, relik, dan benda lain dalam proses peminjaman atau dalam pameran keliling (benda dalam perjalanan). Disamping ia juga memberikan saran kepada kurator dan desainer pameran (untuk menjaga kondisi ruangan yang benar), berikut pemasangan alat-alat bagi kebutuhan suatu pameran. Walaupun kualifikasi pemberian kewenangan (mandat) tidak diterangkan dalam kelompok ini, pembuktian secara teori(tis) dan pengetahuan praktis untuk konservasi sangat diperlukan. Secara umum ini diperlukan bahwa pembuktian akan dapat ditunjukkan bagi yang memiliki kualifikasi tingkat ketiga (tertier), yang setara dengan disiplin ilmu yang terkait, seperti: sains konservasi, senirupa, atau ilmu bahan (materials science). Konservator dengan kualifikasi tingkat terampil (mahir) sangat diperlukan untuk pekerjaan yang menuntut tingkat kesulitan tinggi. Tetapi pengetahuan teoritis dan praktis yang diperlukan bagi pekerjaan konservasi ini dapat juga diperoleh melalui kursus, diklat atau pelatihan dengan bimbingan khusus. Pekerjaan konservator juga memerlukan wawasan (apresiasi) terhadap nilai kultural (budaya) untuk karya seni, relik dan benda lain yang akan dikonservasi. Konservator juga diharapkan mengetahui kapan suatu benda tertentu tidak dapat dikonservasi secara layak dalam suatu laboratorium konservasi lembaga yang memiliki benda yang akan dikonservasi; dan menganjurkan bagaimana sebaiknya benda tersebut ditangani. Beberapa aspek kerja konservasi dapat memerlukan pengetahuan khusus dalam tahap analisis dan perlakuan pada kelompok benda tertentu, seperti: lukisan, tekstil, keramik, kaca, logam, kayu, buku, karya seni bermedia kertas, kertas lain pada umumnya, foto, dan pita perekam suara (tape magnetik).
Istilah-istilah yang digunakan: Analisis adalah pengamatan suatu benda, barang, atau bahan untuk digunakan dalam perawatan atau perlakuan pada suatu benda, untuk mempertimbangkan komposisi dan/ atau kondisi pada bahan (materials) pembentuknya. Konservasi meliputi identifikasi, pencegahan, penghambatan, penahanan (pemberhentian?) dan mengembalikan pengaruh- pengaruh kerusakan fisik pada (bahan pembentuk) karya seni, artifak, relik, dan benda koleksi lain; serta mencakup semua
aspek pemeliharaan benda, yang meliputi: perbaikan, merekondisi, atau membuat kondisi yang sesuai terhadap benda rusak mendekati aslinya. Lembaga Konservasi adalah sebuah lembaga atau badan yang memiliki tanggung-jawab dalam menangani, mengawasi, dan melaksanakan konservasi benda yang merupakan bagian daripada koleksi nasional secara profesional; atau yang memiliki tanggung-jawab lain dalam kaitannya dengan konservasi benda, seperti: pemberian saran dan asistansi (bantuan) tenaga ahli kepada badan/ lembaga- lembaga dalam pelaksanaan konservasi. Koleksi nasional meliputi koleksi senirupa, sejarah, teknologi, etnografi, arkeologi, benda (dalam kajian ilmu) alam, perpustakaan dan arsip.
2. Kemampuan Khusus : a. Asisten Konservator.
Definisi: Di bawah supervisi yang terus-menerus melaksanakan konservasi karya seni, artifak, relik dan benda koleksi lain dalam (pengawasan) sebuah lembaga konservasi.Gambaran: Konservator pada tingkat ini, meliputi orang-orang yang hanya dengan bekal pengetahuan dan pengalaman yang terbatas. Pada awalnya, pekerjaan mereka diawasi secara ketat, tetapi dalam perkembangannya tingkat pengawasan- nya menjadi berkurang seiring dengan pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh. Mereka juga membantu staf konservasi lain dalam melaksanakan pekerjaan konservasi, dan jika memungkinkan juga membantu dalam pelaksanaan analisis dan penelitian (riset).Uraian Tugas: Uraian tugas yang disebutkan dibawah ini merupakan ciri dari Asisten Konservator. Melaksanakan pekerjaan konservasi secara terus- menerus pada karya seni, artifak, relik, dan benda koleksi lain dalam (pengawasan) lembaga konservasi, seperti:• Pencucian, pelepasan bahan penguat (support/ back-up)
yang sudah tidak memenuhi syarat, dan menggantinya dengan bahan lain yang lebih cocok, seperti: perekat berupa film atau (cello) tape magnetik;
• Memperbaiki sobekan pada barang sablonan (prints), gambaran (drawing), dan dokumen arsip/ naskah (archival documents), perlakuan penjilidan buku (book bindings), melaksanakan prosedur penjilidan; dan penguatan kertas yang rusak dan rapuh;
• Penggandaan film dan bahan (pita) perekam suara ke standar arsip;
• Perlakuan benda logam dengan teknik stabilisasi, seperti: elektrolisis; dan
• Perlakuan konsolidasi (permukaan benda), perlakuan atau pengecatan ulang atau “tusir” (repainting/ inpainting) benda etnografi dan artifak.
• Pengawasan terhadap staf bawahan (asisten).• Memberikan instruksi dalam penanganan dan pemelihara-
an benda koleksi.• Membantu program kerja pelatihan staf dalam pekerjaan
konservasi, termasuk pengawasan siswa, peserta kursus/ diklat konservasi tingkat lanjut (mahir).
• Menyiapkan dan melengkapi catatan kondisi benda, (usulan) perlakuan konservasi, dan catatan teknis lain.
b. Konservator 1.Definisi: Di bawah pengawasan yang tidak begitu ketat, orang ini mampu melaksanakan penelitian dan analisis; serta melakukan konservasi karya seni, artifak, relik, dan benda lain dalam (pengawasan) sebuah institusi konservasi dengan menggunakan metode/ teknik yang benar.Gambaran: Seseorang yang memiliki pengetahuan cukup tentang metode dan teknik konservasi; serta mampu memilih dan menerapkan bahan (materials) dalam proses konservasi secara benar. Mereka dapat pula mengkhususkan diri pada satu atau lebih bidang konservasi, seperti: lukisan jagrag (easel painting), karya seni bermedia kertas, buku, (pita) film, pita perekam suara, foto, logam, tekstil, atau benda lain bermedia komplek (campuran). Konservator pada tingkat ini dapat diminta untuk mengawasi staf konservasi bawahan.Uraian Tugas:Uraian tugas yang disebutkan dibawah ini merupakan ciri dari Konservator 1. Melaksanakan penelitian dan analisis karya seni, artifak, relik, dan benda koleksi lain dalam (pengawasan) sebuah institusi konservasi untuk mempertimbangkan keadaan dan kebutuhan konservasinya. Melaksanakan konservasi karya seni, artifak, relik, dan benda koleksi lain dalam (pengawasan) sebuah institusi konservasi dengan menggunakan metode dan teknik yang memadai; dan melaporkan pekerjaan konservasi yang di- lakukannya, seperti:• Pembersihan (permukaan) lukisan; melaksanakan penguatan
(supports); “tusir” (inpainting); dan konsolidasi terhadap cat yang terangkat (cracking) pada lukisan;
• Memperbaiki sobekan pada barang sablonan (prints), gambaran (drawing), dan dokumen arsip/ naskah (archival documents), perlakuan penjilidan buku (book bindings), melaksanakan prosedur penjilidan; dan penguatan kertas yang rusak dan rapuh;
• Penggandaan film dan bahan (pita) perekam suara ke standar arsip;
• Perlakuan benda logam dengan teknik stabilisasi, seperti: elektrolisis; dan
• Perlakuan konsolidasi (permukaan benda), perlakuan atau pengecatan ulang atau “tusir” (repainting/ inpainting) benda etnografi dan artifak.
• Pengawasan terhadap staf bawahan (pembantu).• Memberikan instruksi didalam penanganan dan pe-
meliharaan benda koleksi.• Membantu program kerja pelatihan staf dalam pekerjaan
konservasi, termasuk pengawasan siswa, peserta kursus/ diklat konservasi tingkat lanjut (mahir).
• Menyiapkan dan melengkapi lembar kondisi benda, (usulan) perlakuan konservasi, dan catatan teknis lain.
c. Konservator 2.Definisi: Di bawah pengawasan yang terbatas, orang ini mampu mengarahkan pekerjaan kelompok yang diemban dalam pelaksanaan konservasi khusus karya seni, artifak, relik dan benda koleksi lain di laboratorium konservasi. Dalam kondisi yang sama, orang ini juga mampu melaksanakan penelitian
dan analisis; serta melakukan konservasi tingkat lanjut terhadap karya seni, artifak, relik, dan benda lain dalam (pengawasan) sebuah institusi konservasi dengan meng- gunakan metode/ teknik yang benar.
Gambaran: Seseoramg yang memiliki pengetahuan, pengalaman dan kecakapan yang cukup, serta mampu menampilkan metode dan teknik konservasi. Disamping ia telah menunjuk- kan kompetensi kerja konservasi dan konsisten dengan tidak berpindah-pindah pekerjaan. Mereka secara umum dapat diminta untuk mengawasi staf bawahan/ asisten. Konservator pada tingkat ini juga mampu mengarahkan pekerjaan kelompok staf. Mereka dapat juga melaksanakan penelitian dan analisis; serta melaksanakan pekerjaan konservasi.
Uraian Tugas:Uraian tugas yang disebutkan dibawah ini merupakan ciri dari Konservator 2.• Merancang sebuah program kerja konservasi untuk sebuah
kelompok;• Mempertimbangkan peralatan dan permintaan sumber daya
baru; serta pengonsepan rekomendasi bagi staf senior;• Menjamin penggunaan peralatan secara optimal;• Mengalokasikan tenaga didalam kelompok;• (Bilamana perlu) membantu staf bawahan/ asisten; dan
menunjukkan saran bagi staf pada institusi konservasi lain dalam aspek teknis konservasi;
Melaksanakan konservasi tingkat lanjut pada karya seni, artifak, relik, dan benda lain dalam (pengawasan) sebuah institusi konservasi, meliputi: pengembangan dan/ atau adaptasi metode atau teknik yang lebih baik. Sebagai contoh:• Memperbaiki kerusakan pada kertas yang sangat rapuh;• Mengkonsolidasi secara ekstensif terhadap kerusakan atau
pengelupasan cat (cracking) pada lukisan;• Melaksanakan kerja konservasi secara ekstensif atau
pekerjaan “tusir” (inpainting) yang rumit pada lukisan;• Memperbaiki atau merestorasi koleksi yang sangat rentan
dan rumit, seperti: kelim renda (lace) dan peta kuno yang sangat rapuh;
• Perlakuan terhadap benda etnografi yang rapuh;• Merestorasi/ penjilidan buku; dan• Memperbaiki tatakan (inlays) yang terbuat dari kayu, kulit
[binatang] (leather), atau logam.* Melaksanakan penelitian masalah konservasi, dan bilamana
mungkin menerapkan hasil penelitian itu;* Melaksanakan survai dan laporan bagi kebutuhan
konservasi benda koleksi;* Melatih staf dalam pekerjaan konservasi, termasuk
supervisi terhadap siswa dari suatu program kursus atau diklat konservasi tingkat lanjut;
* Memberikan saran yang berkenaan dengan aktifitas kurasi (pengelolaan koleksi) dan staf lain yang berhubungan dengan penyimpanan, pemindahan koleksi, dan kebutuhan pada sebuah pameran koleksi;
* Memberikan saran dalam perawatan, perbaikan, dan re- habilitasi benda koleksi yang rusak dalam keadaan darurat, seperti: bencana banjir, kebakaran, gempa, dll.
* Melaksanakan atau mengatur analisis instrumental komplek dan interpretasinya;
* Mengarahkan program restorasi yang berhubungan dengan bidang kegitan konservasi.
c. Konservator 3.Definisi: Di bawah pengawasan yang terbatas, konservator pada tingkatan ini mampu mengarahkan pekerjaan sebuah seksi konservasi pada laboratorium konservasi. Orang ini juga mampu melaksanakan penelitian dan analisis tingkat lanjut; serta melaksanakan konservasi terhadap karya seni, artifak, relik, dan benda lain dalam (pengawasan) sebuah institusi konservasi yang memerlukan tingkat inovasi dan kemahiran (skill) yang tinggi.Gambaran: Orang-orang pada tingkat ini memiliki pengalaman yang begitu memadai dalam bidang konservasi, dan karena pengetahuan konservasi yang sangat ditekuninya, maka orang ini dapat dikualifikasikan sebagai ahli dalam bidang konservasi. Bagi orang yang memiliki pengetahuan mendekati kualifikasi tingkat lanjut (mahir) dalam disiplin ilmu yang berhubungan, seperti: sains konservasi, seni rupa, atau ilmu bahan (materials science) cukup berpengaruh pada unjuk-kerja konservasi pada tingkat ini. Orang-orang ini dapat mengarahkan sebuah seksi, serta mampu melaksanakan penelitian, analisis; dan melaksana- kan pekerjaan konservasi.Uraian Tugas:Uraian tugas yang disebutkan dibawah ini merupakan ciri dari Konservator 3.• Merancang sebuah program kerja konservasi bagi seksi
yang bersangkutan;• Menjamin penggunaan sumber daya yang ada secara
optimal;• Mengakses dan membuat rekomendasi bagi kebutuhan
peralatan baru dan sumber daya yang diperlukan;• Mengalokasikan tenaga-kerja dalam seksi yang relevan;• Membantu (membina) staf bawahannya, bilamana perlu
dan• Memberikan saran kepada staf institusi konservasi lain
dalam aspek teknis konservasi, yang meliputi: konservasi, penyimpanan, pemindahan (transport), dan kebutuhan bagi pameran benda koleksi;
* Melaksanakan konservasi karya seni, artifak, relik, dan benda koleksi lain dalam (pengawasan) sebuah institusi konservasi yang memerlukan tingkat inovasi dan kemahiran yang tinggi, seperti: dengan melengkapi dan mengawasi penyelidikan masalah yang belum diketahui cara mengatasinya.
* Melaksanakan penelitian tingkat lanjut terhadap masalah konservasi yang lebih rumit; dan mengembangkan metode dan/ atau teknik baru, yang kemudian hasilnya dapat diterapkan.
Mengembangkan strategi kebijaksanaan untuk mengatasi bencana, seperti:• Memberikan masukan pada masalah yang ada hubungan-
nya dengan perawatan, perbaikan (recovery), dan re- habilitasi benda dalam bencana yang tak terduga, seperti: kebanjiran, kebakaran, gempa, dll.
• Pelatihan staf dalam teknik-teknik pengelolaan koleksi (kurasi) yang rusak.
d. Konservator 4.Definisi: Dalam keterbatasan kebijaksanaan yang diberikan, konservator tingkat ini masih mampu merumuskan, meng- arahkan, dan mengendalikan program konservasi pada sebuah institusi/ lembaga yang besar.
Gambaran: Ada gambaran umum pada “Catatan” di bawah, hanya satu kedudukan (jabatan) dalam sebuah institusi yang besar. Orang pada tingkatan ini mampu memberikan saran dalam masalah konservasi kepada kepala (pimpinan tertinggi) pada lembaga yang bersangkutan. Mereka memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam bidang konservasi lebih dari cukup memadai; dan dapat dikualifikasikan sebagai ahli konservasi. Orang yang memiliki pengetahuan mendekati kualifikasi tingkat ahli dari disiplin ilmu yang relevan (linier), seperti: sains konservasi, seni rupa, dan ilmu bahan (materials science) sangat mempengaruhi dalam memberikan unjuk- kerja konservator pada tingkat ini.Uraian Tugas:Uraian tugas yang disebutkan dibawah ini merupakan ciri dari Konservator 4.* Memberikan saran kepada kepala (pimpinan tertinggi
lembaga yang bersangkutan) dan staf lembaga; bilamana perlu bagi lembaga atau badan-badan lain dalam kebutuhan konservasi benda koleksi.
* Merumuskan, mengarahkan, dan mengendalikan program konservasi pada sebuah lembaga besar.
* Memperlengkapi dan mengarahkan berbagai perangkat bagi program pengembangan staf konservasi.
Catatan: Pada keadaan tertentu, sebuah kedudukan/ jabatan dapat diputuskan pada tingkatan ini, yang mana tidak harus bertanggung-jawab terhadap program konservasi pada sebuah institusi yang besar. Tetapi lingkup pekerjaan konservasi yang diberikan tetap merupakan sebuah kontribusi penting dan unik bagi program yang diemban oleh seorang ahli konservasi berkualifikasi dan cukup dikenal secara internasional.
1. UU CAGAR BUDAYA (UU No. 11 Tahun 2010);2. PP No. 66 Tahun 2015 tentang MUSEUM;3. KAMUS JABATAN FUNGSIONAL PNS
(Perka BKN No. 3 Tahun 2013);4. ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMDIKBUD
(Permendikbud RI No. 01 Tahun 2012);5. ORGANISASI & TATA KERJA MUSEUM NASIONAL
(Permendikbud RI No. 48 Tahun 2012);6. RINCIAN TUGAS MUSEUM NASIONAL
(Permendikbud RI No. 27 Tahun 2013);7. URAIAN JABATAN DI LINGKUNGAN KEMDIKBUD
(Permendikbud RI No. 8 Tahun 2015).
Landasan/ Dasar Hukum Konservasi :
[04]
Menganalisis data dan mengidentifikasi masalah kondisi koleksi serta melakukan observasi, perawatan dan pengawetan koleksi benda bernilai budaya berskala nasional sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku dalam rangka pelestarian koleksi di ........................................
A. Ikhtisar Jabatan Konservator
Per = Perencanaan; BK = Berpikir Konseptual; BA = Berpikir Analitis; BpK = Berorientasi pada Kualitas; PI = Pencarian Informasi; KtO = Komitmen terhadap Organisasi.
Penjelasan Kode Identi�kasi Kompetensi [Key Performance Indicators (KPI)]
1. Menyiapkan bahan rencana kerja seksi sesuai dengan program kerja Bidang Perawatan dan Pengawetan dan hasil evaluasi pelaksanaan tugas tahun sebelumnya sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
2. Menyusun instrumen pengumpulan dan pengolahan data observasi, perawatan dan pengawetan koleksi benda bernilai budaya berskala nasional sesuai dengan program kerja Bidang Perawatan dan Pengawetan sebagai panduan pelaksanaan tugas;
3. Menganalisis data hasil kegiatan observasi, perawatan dan pengawetan sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku untuk mengetahui permasalahan;
4. Mengidentifikasi masalah kondisi koleksi benda bernilai budaya berskala nasional sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku untuk mengetahui pemecahannya;
5. Menyiapkan bahan dalam pembuatan konsep penanganan masalah kondisi koleksi benda bernilai budaya berskala nasional sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku untuk memecahkan masalah dan peningkatan kinerja;
6. Menyiapkan bahan dalam pembuatan materi/ naskah pengkajian perawatan dan pengawetan koleksi benda bernilai budaya berskala nasional sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku dalam rangka penetapan perawatan dan pengawetan koleksi;
7. Melakukan uji laboratorium tentang jenis dan proses kerusakan/ pelapukan koleksi benda bernilai budaya berskala nasional sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku untuk mengetahui karakteristik benda bernilai budaya berskala nasional;
8. Melakukan pembersihan, perbaikan dan restorasi koleksi benda bernilai budaya berskala nasional sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku untuk merawat koleksi agar tetap lestari;
9. Melakukan rekonstruksi koleksi benda bernilai budaya berskala nasional sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku dalam rangka penelusuran bentuk;
10. Melakukan konsolidasi, penguatan, pelapisan, dan bentuk pengawetan lainnya koleksi benda bernilai budaya berskala nasional sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku untuk mencegah kerusakan koleksi lebih lanjut;
11. Melakukan fumigasi pada koleksi benda bernilai budaya berskala nasional sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku untuk melindungi koleksi organik dari faktor penyebab kerusakan berupa hama;
12. Melakukan kegiatan pemantauan dan pengendalian lingkungan mikro koleksi benda bernilai budaya berskala nasional sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku untuk mencegah kerusakan koleksi lebih lanjut;
13. Menyiapkan bahan materi pemberian bantuan teknis dan layanan konsultasi di bidang observasi, perawatan dan pengawetan koleksi benda bernilai budaya berskala nasional sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku sebagai bagian dari pelayanan;
14. Menyusun laporan pelaksanaan tugas sesuai dengan hasil yang telah dicapai sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan tugas;
15. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.
B. Uraian Tugas Konservator
[KtO]
[PI]
[BpK]
[BpK]
[BpK]
[BpK]
[PI]
[PI]
[BA]
[BA]
[BK]
[Per]
[BpK]
[BpK]
[BpK]
IDENTIFIKASIKOMPETENSIKPI
Penjelasan Permendikbud No. 8 Tahun 2015Ikhtisar Jabatan dan Uraian Tugas Konservator [KJ : E.125]
Identi�kasi Kompetensi (Manajerial, Teknis & Tambahan)
Catatan: 1). Yang dimaksud dengan “instrumen pengumpulan dan pengolahan data” lihat hal. 13, 14; 10 dan 11.2). Yang dimaksud dengan “sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku” lihat semua isi dan penjelasan tulisan ini.
[05]
meteran
Ruang Kerja Konservasi
Struktur Organisasi:Kewenangan danKompetensi
DIRECTOR
DEPUTY DIRECTOR(COLLECTION)
OR CHIEF CURATOR
DEPUTY DIRECTOR(PROGRAMMES)
DEPUTY DIRECTOR(ADMINISTRATION)
SECRETARY
Curators Registrar Librarian
Collection Secretary
ConservationTechnicianCataloguer Data Entry
ClerkPhotographer
CuratorialAssistants
LibraryTechnician Conservation
Scientist Conservator
Archivist Chief Conservator
E.068E.223
E.122
E.125E.126E.473
Sumber :
Skema Proses Konservasi
digital thermohygro-barometer solid semi-solid pH meter
moisture meter
OPTIVISOR
Gail D. Lord & B. Lord (1997): The Manual of Museum Management, London, The Stationery Office, pp. 13-37.
a.
b.
c.
1). 2). 3).
Perawatan dan Pengawetan[Proses Konservasi]
Analisis
Observasi
BendaPenyebab Kerusakan
Kerusakan2A2C
4
1
3BUji Lab3A
Persiapan 2
2B
[Lingkungan Mikro, dll.]
A [46,3 %]
D [12 %]
B [38,9 %]
C [1,4 %]
E [1,4 %]
[06]
digital thermohygro-barometer
solid semi-solid pH meter
moisture meter
OPTIVISORmeteran
Ultra Violet [A/B] Light Meter
Konservasi adalah suatu tindakan yang bersifat kuratif – restoratif (penghentian atau penghambatan proses kerusakan dan perbaikannya) dan tindakan yang bersifat preventif (pencegahan dari kemungkinan proses kerusakan). Konservator adalah orang yang mampu melakukan pengamatan (kajian), berpikir analitik, dan melaksanakan konservasi karya seni, artefak, relik, dan benda lain dengan menggunakan metode atau teknik yang benar. Konservator harus memiliki pengetahuan cukup tentang metode dan teknik konservasi; serta dapat memilih dan menerapkan bahan (materials) atau alat dalam proses konservasi dengan baik. Mereka dapat pula mengkhususkan diri pada satu atau lebih bidang konservasi, seperti: batu, logam, kayu, tekstil, lukisan, karya seni bermedia kertas, buku, (pita) film, pita perekam suara, foto, atau benda lain bermedia komplek (campuran).
Skema Proses ObservasiB.Gambar 02.
Perawatan dan Pengawetan[Proses Konservasi]
Analisis
Observasi
BendaPenyebab Kerusakan
Kerusakan2A2C
4
1
3BUji Lab3A
Persiapan 2
2B
[Lingkungan Mikro, dll.]
10 Faktor Kerusakan Pada Manajemen ResikoA.Gambar 01.
01. Hama; 02. Polutan; 03. Cahaya dan UV; 04. Kesalahan Suhu;
05. Kesalahan RH [Air].
[Debu, asap, dan gas berbahaya lain]
[Tikus, kelelawar, kecoa, kumbang, silver-fish, dsb.]
10 Agen (Faktor)
Deteriorasi
?
[RH terlalu tinggi/ rendah/ fluktuatif, dsb.]
[Tumpukan yang berlebihan, penggantungan tanpa backup, dsb.]
08. Kesalahan Suhu
01. Tekanan Fisik
07. Cahaya dan UV
06. Polutan
05. Hama [Pest]
03. Api
[Suhu terlalu tinggi/ rendah/ fluktuatif, dsb.]
[Penerangan & Radiasi UV tinggi, dsb.]
[Terjadi kebocoran, banjir, dsb.]
[Kebakaran, dsb.]
[Pencurian, vandalisme, dsb.]
[Mishandling; Mis- interpretasi Nilai (Historis, Ilmiah & Artistik); Kompetensi SDM, Pensiun; dsb.]
10. Disosiasi
04. Air
09. Kesalahan RH
02. Kriminal
0
Memiliki nilai atau manfaat yang sangat besar, tetapi mungkin bernilai 243X lebih dari yang Skala 1. Skor ini menunjukkan nilai maksimal dari semua komponen aset.
13
Skala untuk menilai tingkatan :
9
2781
243
Memiliki nilai atau manfaat yang agak besar, tetapi mungkin bernilai 27X lebih dari yang Skala 1.
Memiliki nilai atau manfaat yang besar, tetapi mungkin bernilai 81X lebih dari yang Skala 1.
Memiliki nilai atau manfaat yang sedang, tetapi mungkin bernilai 9X lebih dari yang Skala 1.
Memiliki nilai atau manfaat yang kecil, tetapi mungkin bernilai 3X lebih dari yang Skala 1.
Memiliki nilai atau manfaat yang sangat kecil.
Tidak punya nilai atau manfaat.
Nilai Aset per SubKelompok Koleksi
15Nilai Historis [Berhubungan
langsung dan berkontribusi dalam cara untuk memahami dan menghargai sejarah bangsa selama periode tertentu dan daerah tertentu.]
51
Nilai atau manfaat, de�nisi dan bobotnya :
Nilai Ilmiah/ Ilmu Penge- tahuan [Memuat informasi atau data yang (mungkin) penting untuk penelitian ilmiah dan ilmu pengetahuan.]
Nilai Artistik [Menampilkan keindahan/ artistik dan ber- desain khas, mewakili seniman, gaya dan masa tertentu.]
Penghitungan Nilai Aset per Sub Kelompok dan Satuan Koleksi :Historis Ilmiah Artistik
ABCDE
243 x 581 x 53 x 59 x 53 x 5
3 X 127 X 12 X 13 X 10 X 1
243 x 15243 x 15
9 x 1581 x 159 x 15
S.Klp Jml. Nilai4.8634.077
1511.263
15010.504Jumlah Keseluruhan
Persentase Nilai / S.Klp4.863 / 10.504 = 46,3%4.077 / 10.504 = 38,9%
151 / 10.504 = 1,4%1.263 / 10.504 = 12%
150 / 10.504 = 1,4%100%
Jml. Koleksi Persentase Nilai / Koleksi2.2209.800
148120
5.62017.908
46,3% / 2.220 = 0,021%38,9% / 9.800 = 0,0040%
1,4% / 148 = 0,012%12% / 120 = 0,081%
1,4% / 5.620 = 0,00025%
The 10 Agents of Deterioration. Pengelompokkan 10 penyebab (agents) ini mungkin telah mewakili semua hal yang berbahaya terhadap benda sebagai aset warisan budaya. Namun kita tetap diper- silahkan untuk memikirkan bagaimana maksud bahaya ini dan tentang warisan budaya itu sendiri. Pengelompokkan yang telah dikembangkan pada tahun 1981 (Michalski 1990) dan dibuat untuk desain poster CCI, dipublikasikan tahun 1994 sebagai “Rencanakerja Pelestarian Koleksi Warisan Budaya”.
Pemutusan atau pemisahan sesuatu dari sesuatu yang lain
[07]
kanvas
spanram
[asli /dobelan]
[asli / replika]
Emulsi MEK + perekat thermosetting
12 Langkah
Varnis menguning,kotor, cat rapuh,overpaint (SebelumPembersihan).
SesudahPembersihan
Keterangan Treatmen :
1. Kondisi :Kotor debuKanvas kendorVarnis menguningVarnis cacatCat rapuh/ keringCat kelupasSobekJamur-Insek-HamaNoda
AktifBaikCukupRusakParah
9 Masalah
2. Rekomendasi Konservasi :Light cleaningChemical cleaningFraming/ reframingRestretchingInpaintingRepaintingRetouchingVarnishingStrippingMendingConsolidationBio Control
1. Light cleaning = pembersihan ringan dengan kwas atau penyedot debu; 2. Chemical cleaning = pembersihan kotoran yang sudah berkerak, mengangkat varnis lama yang sudah menguning/ teroksidasi dengan bahan pelarut, seperti: white spirits, turpentine, dietoxy-ethanol, diacetone alcohol, MEK (methyl-ethyl-ketone), dll.; 3. Framing/ reframing = bongkar/ pasang kanvas dari spanram (dan pigura) karena kanvas kendor, mengganti paku yang berkarat, dll.; 4. Restretching = mengencangkan kanvas yang kendor atau reshaping kanvas yang bergelombang; 5. Inpaint- ing = tusir warna bagian cat yang terkelupas; 6. Repainting = lukis ulang pada bagian cat yang hilang karena cleaning atau inpainting yang salah; 7. Retouching = pembuatan efek khusus dengan cat/ varnis; 8. Varnishing = varnis untuk retouching atau proteksi; 9. Stripping = proses meng- angkat atau melunturkan cat, yang biasanya ditujukan untuk mengangkat cat pelapis (overpainting) yang bukan aslinya, cat tusiran warna yang tidak sesuai (warna atau bentuknya). Setelah proses stripping adakalanya dilanjuti dengan proses repainting (melukis ulang).; 10. Mending = penyam- bungan kanvas sobek dengan Perekat LocTite - Gel Control (PLT-GC).; 11. Consolidation = penguatan cat dengan perekat thermosetting atau lainnya, termasuk penguatan kanvas rapuh dengan cara pendobelan kanvas atau lainnya; 12. Bio Control = kontrol kerusakan biotis, termasuk fumigasi dengan thymol, atau mematikan penyebab kerusakan biotis dengan teknik lain, misalnya: Freezing, pengaturan RH/T.
air distilasiwhite-spiritsturpentinemethyl-ethyl-ketone2-ethoxy ethanol
2-aceton alcohol
5. 6. 7. 8.
1. 2. 3. 4.
tolueneacetone
XX
X
Proses Konservasi Lukisan.CGambar 01.
Dullah (1919 - 1996)
Detail penjelasan “Proses Konservasi” dapat dilihat di Handbook Hal.14-15.
pigura
Lukisan
SebelumKonservasi
pas-parto - linen
lis1
SesudahKonservasi2
Fume HoodPortabel
Bahan Rujukan : 1. Alan Phenix and Sue Ann
Chui (2009): Facing the Challenges of Panel Paintings Conservation: Trends, Treatments, and Training, Los Angeles, The Getty Conservation Institute, 234 pages.
2. Arie Wallert, Erma Hermens, and Marja Peek. (1995): Historical Painting Techniques, Materials, and Studio Practice; Art History Institute of the University of Leiden, Central Research Laboratory for Objects of Art and Science, Amsterdam), Los Angeles, The Getty Conservation Institute, 241 pages.
3. Francesca Caterina Izzo (2009-2010): 20th Century Artists’ Oil Paints: A Chemical-Physical Survey, Università Ca’ Foscari Venezia, 234 pages.
4. Kathleen Dardes and Andrea Rothe (1995): The Structural Conservation of Panel Paintings, Los Angeles, The Getty Conservation Institute, 582 pages.
5. Marion F. Mecklenburg, A. Elena Charola, and Robert J. Koestler (2013): New Insights into the Cleaning of Paintings, Washington D.C., Smithsonian Institution, 256 pages.
6. Patricia Sherwin Garland (1983): Josef Albers: His Paintings, Their Materials, Technique, And Treatment, JAIC 1983, Volume 22, Number 2, Article 2 (pp. 62 - 67).
7. Sheldon Keck (1984): Some Picture Cleaning Controversies: Past And Present, JAIC 1984, Volume 23, Number 2, Article 1 (pp. 73 - 87).
8. Konservasi Lukisan [primastoria.net].
9. Identi�kasi Kanvas Lukisan [primastoria.net].
10. Sekilas Konservasi Lukisan [primastoria.net].
11. ABC Method in Risk Management [CCI-ICCROM: 2016; 163 pages];
12. Guide to Risk Management [CCI - ICCROM: 2016; 118 pages].
CCI = Canadian Conservation Institute;ICCROM = International Centre for the
Study of the Preservation and Restoration of Cultural Property.
[08]Created by Puji Y. Subagiyo 2016
Detai
l & Pe
njelas
an Pr
oses
Obs
ervas
iSkema Proses Observasi
Obse
rvasi
Keru
saka
n
1. Rapuh2. Kotor3. Lemak4. Kelupas5. Gores6. Retak7. Patah
1. Lapuk2. Pudar3. Korosi4. Oksidasi5. Bau6. Noda7. Kristal garam
1. Jamur (Fungi)2. Serangga (Insect)3. Ganggang (Algae)4. Lumut (Moss)5. Lumut-kerak (Lichens)
[ ....... %][ ....... %]
[ ....... %][ ....... %]
[ ...... %]
Fisik Kimiawi Biotis
Identifikasi dan Klasifikasi Kerusakan
A. Intensitas Cahaya (Lux)B. Radiasi UV (μW/cm2) --C. Suhu Udara (0C) --------D. Suhu Permukaan (0C) --E. Kelembaban Udara (%) -- F. Kandungan Air (%) -----G. Keasaman (pH) ---------H. ORP (mili Volts) --------
= ......... (........)= ......... (........)= ......... (........)= ......... (........)= ......... (........)= ......... (........)= ......... (........)= ......... (........)
I. Catatan: ..............................................
Identifikasi dan Klasifikasi Penyebab Kerusakan
ORP = Oxidation - Reduction Potential (Potensial Redoks),
diukur dalam mili Volts). Semakin nilai negatifnya
kuat - semakin baik kondisi tersebut menekan oksidasi.
Pera
wata
n da
n Pen
gawe
tan
Cat
MediaPigura
1. Kayu.2. Kulit.3. Bambu.4. Rotan. Se
lulos
e
Prot
ein
1. Kulit2. Bulu3. 4. Lain
Sutera
Organik Anorganik Campuran
Luki
san
* C. A
ir * C
. miny
ak.
Kera
mik
Patu
ng
Bentuk(Konstruksi)
Bahan(Komposisi)
TulangKerangPigmen/ CatManik-manik
BatuKacaKeramikPlester
EmasPerak
TimahPerunggu
1. 2. 3. 4. Lo
gam
Non
Loga
m
1. 2. 3. 4.
1. 2. 3. 4.
Komposisi, Identifikasi dan Klasifikasi Bahan(Mengenal Sifat - Interaksi Bahan)
Konstruksi (Pertimbangan Restorasi)
2A2B
2C
4
1
2A
2B
2C
Anali
sis3B
Uji L
ab3A
Persi
apan
2
Bend
a
Perawatan dan Pengawetan
Analisis
Observasi
Benda Kerusakan2A2C
4
1
3BUji Lab3A
Persiapan 2
2BPenyebab Kerusakan[Lingkungan Mikro, dll.]
Peny
ebab
Keru
saka
n[Li
ngku
ngan
Mikr
o, dl
l.]
[09]
PENJELASAN TEKNIS
V. USULAN UJI LAB (BAHAN) DAN TAMBAHAN :.........................................................................................................................................
AN
ALI
SIS
Iden
tifika
si da
n Kl
asifi
kasi
Baha
n da
n M
enge
nal S
ifat -
Inte
raks
i Bah
an
Identifikasi dan Klasifikasi Kerusakan
Identifikasi dan Klasifikasi Penyebab Kerusakan
Identitas dan Lokasi Benda
BANTUAN TEKNIS
Identifikasi Serat, Pigmen, dll.
Teknis Penguatan Kain Rapuh, Penetralan Keasaman, perhitungan Equilibrium Moisture Content (EMC),
EMC/RH isotherm bahan organik (kapas, linen, kertas, kayu, dsb.); kapasitas buffering (MH), rekondisi silicagel, dll.
menelaah hubunganiklim mikro-makro,
tekanan barometrik, dll.
Analisis (mempelajari, menelaah atau mengkaji) hubungan antara jenis kerusakan, bahan dan iklim (mikro/ makro)
Rek
om
end
asi
LEMBAR KONDISI LUKISANData Iklim Makro
Lokasi A: JAKARTA.Temperatur (°C)
Min. Ave. Max. 26 28 29
Kelembaban (%) Min. Ave. Max.44 50 59
Lokasi B: BOGOR.Temperatur (°C)
Min. Ave. Max. 27 28 28,5
Kelembaban (%) Min. Ave. Max.60 66 75
Beresiko ~Bahaya1Ideal ~Cukup3
Cukup ~Beresiko2
Keterangan :
Lokasi C: CIPANAS.Temperatur (°C)
Min. Ave. Max. 22 24 26,5
Kelembaban (%) Min. Ave. Max.60 66 99
Lokasi D: YOGYA.Temperatur (°C)
Min. Ave. Max. 28,5 29 29,5
Kelembaban (%) Min. Ave. Max.72 74 76
Lokasi E: BALI.Temperatur (°C)
Min. Ave. Max. 26 27 28
Kelembaban (%) Min. Ave. Max.76 78 99
Catatan : 1. Pemeriksaan atau uji laboratorium adalah suatu tindakan dan prosedur pemeriksaan khusus dengan mengambil sampel atau on the spot dari objek yang
akan diamati (diobservasi) untuk “mengetahui (jenis) kerusakan dan cara penanganannya (perawatan dan pengawetan)”. Pemeriksaan dapat dilakukan secara fisik (perangkat optik/ mikroskop), secara radiologis (penerapan sinar-X) atau kimiawi (analisa kimia mikro), dll. Penggunaan mikroskop hanya sebatas mengenali jenis serat (kapas, linen, sutera, dst.) disebut sebagai “identifikasi”, tetapi jika ditindaklanjuti dengan mengukur derajat keasaman (pH dan atau ORP) dan uji-coba menetralkan keasaman disebut sebagai “uji lab”.
2. Iklim mikro adalah kondisi suhu, kelembaban, cahaya dan sejenisnya yang ada disekitar benda atau koleksi, dan biasanya dicatat di Lembar Kondisi. Kalau koleksi ditempatkan dalam lemari simpan berarti iklim mikro sama dengan yang ada didalam lemari simpan. Sedangkan yang iklim makro adalah kondisi suhu, kelembaban, cahaya dan sejenisnya yang ada diluar iklim mikro. Data iklim makro biasanya dicatat terpisah. Perhatikan hubungan kerusakan berbagai jenis lukisan dan iklim pada hal. 10, dan menunjukkan kenapa cat minyak diatas kanvas (oils on canvas) paling banyak mengalami kerusakan (terutama yang mengandung Timbal, Mangan dan Kobal). Weintraub (2002) menjelaskan pengertian dan perhitungan Equilibrium Moisture Content (EMC) dan EMC/RH isotherm bahan organik (kapas, linen, kertas, kayu, dsb.); serta kapasitas buffering (MH) dan rekondisi silicagel.
UJI LABORATORIUM
III. LINGKUNGAN MIKRO DAN LAINNYA :A. Intensitas Cahaya (Lux)B. Radiasi UV (μW/cm2) -C. Suhu Udara (0C) --------D. Suhu Permukaan (0C) --E. Kelembaban Udara (%)
F. Kandungan Air (%) --G. Keasaman (pH) ------H. ORP (mili Volts) ------
= ........ (.......)= ........ (.......)= ........ (.......)= ........ (.......)= ........ (.......)
= ........ (.......)= ........ (.......)= ........ (.......)
I. Polusi Udara ---------- = ........ (.......)Catatan : ORP = Potensial Redoks.
KotorLemakDepositRapuhPatahRetakDistorsi
GelombangGoresSobekKelupasLubangBasah
JamurSerangga
Busuk
KaratKristalOksidasiPudar
LapukBauNoda
FISIK:
BIOTIS:
LAIN:
KIMIAWI:
No Foto :
Lain-lain
Lain-lain
Lain-lain
BaikCukupRusak
KONDISI SPANRAM:
BaikCukupRusak
KONDISI PIGURA:
C.
B.
A. D.
E.
F.
G.
II. KONDISI SAAT PENGAMATAN : Baik Cukup Rusak
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
8. 9.
10. 11. 12. 13. 14.
1. 2.
3. 4.
1. 2. 3. 4.
5. 6. 7. 8.
1. 2. 3.
1. 2. 3.
.........................................................
X
XX X
X
X
X XX parah
sobekan di 3 tempat
kendor
BAHANPEMBENTUKBENDA
C.minyakCat airTintaAkrilikPastelKrayon
KanvasKertasKayuKacaLogam
C.minyakAquarelPastelGuaseTemperaLitografiBatik
Lain-lain
Lain-lain
Lain-lain
JENIS CAT
JENIS MEDIA(SUBSTRAT)
TEKNIK
I.
A.
B.
C. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
1. 2. 3. 4. 5. 6.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Catatan :
X
X
X
Oils on Canvas laid on Canvas (No Adhesive).
isidnoKNama SenimanJudul Karya.vnI .oNNo. Ukuran dan Tahun
Lokasi: Prioritas Tindakan : A . Segera C. RendahB. Sedang98 x 145,5 cm, 1956Pahlawan Teuku Umar Hendra Gunawan
X002
Penguatan dan Konsolidasipenguatan cat dengan ............................penguatan kanvas/ substrat ...................perbaikan kanvas/ substrat.perbaikan/ konsolidasi cat, dll.
Pembersihan ringan (kwas, vacuum, dll.)
airwhite-spiritturpentinair sabun (amonia)
2-ethoxy ethanol
2-aceton alcoholPenyempurnaan (finishing treatment)
isolating (varnish)inpainting (+mixing varnish)dressing/ retouching (varnish)(re)varnishing
Perlakuan biotis (fumigasi, dsb.)
Perlakuan lain.
CATATAN:
REKOMENDASI PERAWATAN DAN PENGAWETAN :
Pembersihan lemak, varnis, dsb.dengan pelarut:
IV.
................................................................................................................
5. 6. 7. 8.
A. B.
C.
D. E.
F.
G.
1. 2. 3. 4.
1. 2. 3. 4.
1. 2. 3. 4.
tolueneacetone
X
XXX
XX
emulsi MEK
X
X
X
sambung sobekan, dobel kanvas tanpa lem
bongkar pasang spanram dan mengencangkan kanvas
Created by Puji Y. Subagiyo 2016
0
10
20
30
40
50
60
KayuTripleksHard boardKanvas
A.485 B.448 C.221 D.389 E.151
001
[0,7
%]
1 [0
,7%
]
00 00
2 [0
,5%
]
2 [1
%]
5 [1
%]
1 [0
,5%
]
4 [1
,8%
]
2 [0
,4%
]
5 [1
%]
1 [0
,3%
]
56 [1
1,5%
]
45 [ 2
0,4
%]
42 [
9,3%
]
39 [1
0%]
Lokasi, Jumlah Koleksi dan Media
Jum
lah
Ke
rusa
kan
[10]
Gambar 1. Perbandingan Jumlah Kerusakan Lukisanterhadap Lokasi dan Kondisi [Total: 1.694]
Perbandingan Jumlah Kerusakan Lukisan terhadap Teknik Lukisan.
Gambar 2.
Jum
lah
Teknik dan Jumlah Per Jenis Lukisan
0
200
400
600
800
1000
PastelCat minyakCat airBatikAkrilik133 74 1.153254 36
115
(86%
)7
(5%
)11
(8%
)
66 (8
9%)
2 (3
%)
6 (8
%)
227
(89%
)4
(2%
)23
(9%
)
48 (4
%)
2 (6
%)
2 (6
%)
32 (8
9%)
21
1 (1
8%
)
894
(78%
) BaikSedangRusak
Kondisi dan Lokasi
0
100
200
300
400
500
600
Jum
lah
(Per
seba
ran
& Pe
rsen
tase
Kon
disi)
A B C D E
408
(84%
)6
(1,2
%)
12 (5
%) 70
(32%
)
9 (2
%)
12 (
8%)
16 (1
1%)
Jumlah
BaikSedangRusak
Per Lokasi& Persebaran
Kon
disi
389
(23%
)33
3 (8
6%)
123
(81%
)
151
(9%
)
47 (1
2%)
139
(62%
)221
(13%
)
371
(82%
)
52 (1
2%)
25 (6
%)71
(15%
)
485
(29%
)
448
(26%
)
Catatan: Pembandingan persentase kerusakan dikaitkan dengan kondisi suhu dan kelembaban pada setiap ruang (A, B, C, D dan E) dianggap sebagai Analisa Kualitatif, sedangkan pembandingan jumlah (bukan persentase) kerusakan pada setiap ruang (A, B, C, D dan E) dianggap sebagai Analisa Kuantitatif.
Perbandingan Jumlah Kerusakan Lukisan Cat-minyak terhadap Lokasi dan Media.
Gambar 3.
Catatan NJB: Bahan selulose (kulit kayu, kapas, linen, serat nanas, dan sejenisnya) memiliki angka 40 (warna hijau); untuk bahan protein (sutera, wool, kulit binatang, dan sejenisnya) memiliki angka 50 (warna kuning); untuk bahan logam memiliki angka 5 (warna merah); untuk kombinasi selulose dan logam memiliki angka 45 (warna hijau tua) dan untuk bahan kombinasi protein dan logam memiliki angka 55 (warna kuning tua).Catatan TKB: 10 berarti berkondisi Baik (warna hijau, prioritas konservasi: 5); 15 berarti berkondisi Cukup (warna kuning, prioritas: 4); 20 berarti berkondisi Rusak (warna merah muda, prioritas: 3); 25 berarti berkondisi Hancur (warna merah tua, prioritas: 2); 30 berarti berkondisi fisik benda bisa Baik, Cukup, Rusak atau Hancur tetapi jenis kerusakannya aktif, seperti indikasi serangan mikroorganisme atau insek, dan kondisi keasamannya/ pH pada saat pengamatan terlalu tinggi (warna merah tua sekali, prioritas: 1). Bilamana kita tidak mengetahui tahun pembuatan koleksi maka perlu dilakukan Tafsir Usia Relatif Benda (TURB) untuk mendapatkan URB [= hasil pengurangan tanggal sekarang (Today) dan Tanggal Perolehan Benda (TPB)].
[11]
Wadah Tertutup(Kedap)
TigaPlatLogam
Sampel(Bahan yangakan diuji)
AirDistilasi
Gambar 2.: Ilustrasi “Oddy Test 3 in 1”
suhu 60 oCselama 28 hari
tembaga perak timbal
Uji (Lab) Bahan Untuk Konservasi Tes ini digunakan untuk pengujian sampel yang harus ditempatkan dalam wadah kedap udara dengan tiga plat logam yang berbeda — perak (Ag), timbal (Pb) dan tembaga (Cu) — yang tidak menyentuh satu sama lain atau sample bahan yang akan diuji. Wadah disegel dengan sedikit air distilasi untuk menjaga kelembaban yang tinggi, kemudian dipanaskan pada suhu 60 oC selama 28 hari. Wadah yang identik dengan tiga plat logam, yang bertindak sebagai kontrol. Jika plat logam menunjukkan tidak adanya tanda-tanda korosi, maka bahan yang diuji dianggap cocok untuk ditempatkan di sekitar benda seni atau budaya. Tes Oddy bukanlah tes kontak, tetapi hanya untuk pengujian gas (uap). Setiap logam mendeteksi kumpulan zat korosif. Perak adalah untuk mendeteksi senyawa belerang dan sul�da karbonil. Timbal untuk mendeteksi asam organik, aldehida dan gas asam. Tembaga untuk mendeteksi klorida, oksida dan senyawa belerang. Ada banyak jenis bahan pengujian untuk tujuan lain, termasuk pengujian kimiawi dan �sik.
Keterangan TKB => 10 : Baik; 15 : Cukup; 20 : Rusak; 25 : Hancur; 30 : Aktif.
Keterangan NJB => 40 : Selulose; 45 : Selulose + Logam; 50 : Protein; 55 : Protein + Logam; 90 : Selulose + Protein; 95 : Selulose + Protein + Logam.
773
743
782
783
784
123
124
157
159
170
313
314
808
839
840
843
907
926
949
950
952
345
901
346
357
358
KNI (Kode Nomor Inventaris)
10
0
20
40
60
80
100
120
140
160
15
2530
9095
5045
55
Bes
aran
UR
B, N
JB d
an T
KB
URB
TKBNJB
Gambar 1: Hubungan Antara Usia, Bahan dan Tingkat Kerusakan
Grafik ini menunjukkan bahwa koleksi yang berumur semakin tua bukan berarti semakin rusak, atau sebaliknya.
URB = Usia Relatif Benda; NJB = Notasi Jenis Bahan; TKB = Tingkat Kerusakan Benda.
[12]
Kondisi Bagus
Foto Tahun 1994
kondisi kain kuat, masih utuh & tidak ada lubang
1858
1938
80 ta
hun
1994
56 ta
hun
2016
22 ta
hun
136 t
ahun
78 ta
hun
158 t
ahun
TAHUNPEMBUATAN
TAHUNPEROLEHAN
(REGISTRASI)
TAHUNOBSERVASI
KONDISI 1
TAHUNOBSERVASI
KONDISI 2
Masa Depan(Kapan ?)
USIA
REL
ATIF
BEN
DA (U
RB)
22 ta
hun
Sedikitnya ada 8 (delapan) kain dodot diperoleh di tahun ini.Lihat dodot no inv. : 23144,
23145, 23146, 23147, 23148, 23149, 23150, dan
23334.
Kondisi RusakFoto Tahun 2016
Foto Tahun 2016, Foto-foto detail & Mikro tersimpan.
pudar
lipatan
lubang
lubang
lubang
lubang
Kondisi Bagus
Foto Tahun 1994, Kondisi Tahun 1858 Bisa Lebih Bagus.
pudar
lipatan
Observasi & Indikator Keterawatan : Menelaah Kerusakan Dulu - Kini - Akan Datang
Kain dodot ini memiliki tengahan biru berbentuk belah ketupat. Bentuk tengahan ini lazim disebut sebagai "sidangan". Dodot yang berwarna biru, biru gelap (tua) dan coklat ini dihiasi dengan gambar-gambar gunung, burung, dan pohon yang sebagian dalam warna emas (prada). Salah satu sudut tertulis "Ping 1 Maulud Dal 1839" (Tanggal 1 Maulud Dal 1839 atau 17 November 1858) dalam huruf keemasan. Warisan Tuan J.W Van Dapperen yang wafat di Baturaden pada 1 Oktober 1937, Diterima di Museum Nasional tahun 1938.
23147: Kain Dodot dari Yogya, 360 x 210 cm, 1938.
Analisis Kerusakan : Hasil kajian menunjukkan bahwa kerusakan koleksi tekstil bisa disebabkan oleh kondisi koleksi (faktor internal) dan kondisi lingkungan (faktor eksternal). Faktor internal meliputi: garam logam komplek (mordan), logam pemberat sutera, dan benang logam yang dapat mengalami oksidasi; unsur-unsur belerang (yang biasa terikat dengan mordan alum) akan membentuk asam kuat. Selanjutnya hasil oksidasi (korosi) dan asam kuat yang terbentuk akan melapukkan serat (pemecahan rantai molekul). Penyimpanan koleksi yang dibungkus kertas minyak dalam kotak kayu (yang bersifat bu�ering) terbukti menyelamatkan koleksi. Korosi adalah reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tak dikehendaki. Reaksi oksidasi adalah reaksi pelepasan elektron oleh sebuah molekul, atom, atau ion. Reaksi reduksi adalah reaksi penambahan elektron oleh sebuah molekul, atom, atau ion. Oksidator yang biasa digunakan adalah natrium hipoklorit (NaOCl) dan hidrogen peroksida (H2O2). Cek pH (dengan pH meter) dan Potensial Redoks (dengan ORP meter dalam satuan miliVolts) untuk mengatasi pelapukan kain ini.
kurangterawat
cukupterawat
[13]
LEMBAR KONDISI KOLEKSI
No. No. Inv. Nama Benda Ukuran KondisiKeterangan
I. BAHAN :
A. Non Logam1. Batu2. Kaca3. Keramik4. Plester5. Semen6. Lain
B. Logam1. Emas2. Perak3. Timah4.
Tembaga5. Besi6. Lain
C. Selulose1. Kayu2. Kulit3. Bambu4. Rotan5. Anyaman6. 7. Lain
D. Protein1. Kulit2. Bulu3. 4. Lain
E. Lain-lain1. Tulang2. Kerang3. Pigmen/ Cat4. Manik-manik5. Resin6. Lain
ORG
ANIK
ANO
RGAN
IK
II. KONDISI SAAT PENGAMATAN :A. Fisik
1. Rapuh2. Kotor3. Lemak4. Kelupas5. Gores6. Retak7. Patah8. Hilang9. Basah
10. Kering11. Lain
B. Kimiawi1. Lapuk2. Pudar3. Korosi4. Oksidasi garam
8. Lain
5. Bau6. Noda7. Kristal
C. 1. Jamur (Fungi)2. Serangga (Insect)3. Ganggang (Algae)4. Lumut (Moss)5. Lumut-kerak (Lichens)6. Hama Lain
[ ....... %][ ....... %]
[ ....... %][ ....... %]
[ ...... %]
No. Foto:
D. Catatan: .................................................................................................................
III. LINGKUNGAN MIKRO DAN LAINNYA :A. Intensitas Cahaya (Lux)B. Radiasi UV (μW/Lmn) -C. Suhu Udara (0C) --------D. Suhu Permukaan (0C) --
E. Kelembaban Udara (%) F. Kandungan Air (%) ---G. Keasaman (pH) ------H. ORP (mili Volts) -------
I. Catatan: ..................................................................................................................... ................................
= ......... (........)= ......... (........)= ......... (........)= ......... (........)
= ......... (........)= ......... (........)= ......... (........)= ......... (........)
IV. REKOMENDASI PERAWATAN DAN PENGAWETAN :
V. USULAN UJI LAB (BAHAN) DAN TAMBAHAN :.........................................................................................................................................
VI. TEKNIK PENGAMATANA. Mata biasa (tanpa-alat)B. Kaca PembesarC. Mikroskop. ................ XD. .......................................E. .......................................F. ........................................
VII. TANGGAL PENGAMATAN
TandatanganObservator,
Konservator,dll.
Nama : ..............................................
(DD/MM/YYYY) ............................................
..........................
..........................
F. Catatan
Prioritas Tindakan :Lokasi Benda : A . Segera C. RendahB. Sedang
Biotis
Tekstil
Tekstil
Baik Cukup Rusak..........................Hancur Aktif
7.
Perunggu
A. Pembersihan1. kotoran/ debu dengan:
2.
karat, noda, dll. dengan cara:3.
4.
B. Penguatan/ konsolidasi1. Perlakuan benda rapuh dengan:
2. Penguatan benda rapuh dengan:
3.
C. Restorasi1. Pengembalian bentuk/ warna
(pendempulan, araldite, tusir warna, dll)2. Perbaikan fungsi / mekanis benda
(reparasi mekanis, penggantian bahan, dll)3. Lain
D. Pengawetan1. Stabilisasi karat (menghambat, menghentikan
proses korosi, dll.)2.
3.
4.
5. LainE. Treatmen Tambahan dan Catatan
............................................................
............................................................
Mematikan jamur, insek dengan:
Mematikan ganggang, lumut, jamur kerak dg.:larutan 1% Hivar XL, atau ...................Coating/ laminasi dengan:
Lain
lemak/ minyak dengan:
Lain
a. kwas b. vacuum c. pelarut aird. pelarut kimia e. mekanisf. lain .........................................
a. mekanis b. kimia c. elektrolisisd. lain ..........................................
a. air + deterjen b. etanol + deterjenc. pelarut kimia d. lain .................
............................................
b. konsolidan (penyemprotan perekat, dll.)
a. penguatan konstruksi (mounting, pendobelan kain, dll.)
c. lain ......................................................................................
............................................
a. fumigasi b. pendinginan (freezing)c. lain .......................................
a. lilin mikrokristalinb. Paraloid B72 (...... % w/v in ...........)c. lain ........................................
a. uap air b. minyakd. lain ............................................
c. meratakan
..........................
..........................
........................
.............................
................................................
.....................
.......................
E.
ORP = Oxidation-Reduction Potential, diukur dalam miliVolts).
..........................
Tekanan Udara = mb.
[14]
2
Kotor debuKanvas kendorVarnis menguning
Varnis cacatCat rapuh/ keringCat kelupas
Jamur/ Insek/ HamaSobekNoda
KotorLemakDepositRapuhPatahRetakDistorsi
GelombangGoresSobekKelupasLubangBasahKering
JamurSerangga
BusukOther...
KaratKristalOksidasiPudar
LapukBauNoda
:SITOIB:KISIF
Pembersihan ringan (kwas, vacuum, dll.)Pembersihan dengan pelarut :
airwhite-spiritturpentinair sabun (amonia)
2-ethoxy ethanolpetroliumalkohol2-aceton alcohol
Penguatan dan Konsolidasipenguatan cat dengan perekat: lilin, dsb.penguatan kanvas/ substrat dg. perekat.perbaikan kanvas/ substrat.perbaikan/ konsolidasi cat, dll.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Penyempurnaan (finishing treatment)isolating (varnish)inpainting (+mixing varnish)dressing/ retouching (varnish)(re)varnishing
Perlakuan biotis (fumigasi, dsb.)
Perlakuan lain.
CATATAN:
0019 Potret Megawati Soekarnoputri
BAHANPEMBENTUKBENDA
Jenis Cat
Jenis Substrat
Teknik
C.minyakCat airTintaAkrilikPastelKrayonLain-lain
KanvasKertasHardboardTripleksKayuKacaLogamLain-lain
C.minyakAquarelPastelTemperaLitografiBatikKolaseLain-lain
KIMIAWI:
01
KONDISI BENDA SAAT PENGAMATAN
REKOMENDASI PERAWATAN DAN PENGAWETAN
No Foto : DSCN3090
Moisture Meter
Hama lain
Sebelum Konservasi
LEMBAR KONDISI LUKISAN
Pembuatan spanram baru, catkelupas parah
CATATAN:
BaikCukup
RusakParah
KONDISI SPANRAM:
BaikCukup
RusakParah
KONDISI PIGURA:
0,3
Light cleaningChemical cleaningFraming/ reframingRestretchingInpaintingRepainting
RetouchingVarnishingStrippingMendingConsolidationBio Control
Aktif
Aktif
Aktif
12 Langkah
9 Masalah
Prioritas
Rusak2977 Lee Man-fong
( )( )
( )( )
( )
Mata biasaKaca pembesarMikroskopLain-lain
Teknik Pengamatan: 24 Januari 2017Tanggal Pengamatan:
Tanda tanganKonservator:
Konservator:
XLux Meter, UV light meter,Thermohygrometer and
Intensitas Cahaya (Lux)
Suhu Udara (0C)Suhu Permukaan (0C)
Kelembaban Udara (%)
Kandungan Air (%)Keasaman (pH)Polusi Udara.............. :
... ::
.. :
30
( )
( )........... :
........ :
:
.. :7
( )
( )
LINGKUNGAN MIKRO DAN LAINNYA
ORP = Potensial Redoks.
Radiasi UV ( W/cm )2
CATATAN:
ORP (mili Volt) ........ :
500,420
10 - 257 - 10
≤ 20050
Puji Yosep Subagiyo
66
67
Lokasi :
No Inv./ Regis. Tahun KondisiJudul Karya Nama Seniman145 x 0871964
Ukuran (cm)
Tekanan Udara = mb.
[15]
Struktur Benda, Bahan & Kerusakan LukisanD.Gambar 02. Struktur Lukisan [Pengamatan Stratigra�s]
c
F
E
DC
B
G
A
12
H
Support[kayu, dll.]
Kanvas
PrimingGESSO
CatDasaran
CatLukisan
VARNIS
Kotoran,Debu, dll.
D1 = G. Grosso & D2 = G. Sottile
b
serat benang pakan
KANV
AS}benang lungsi
PRIMING
rongga}
GESS
OC
AT
retakan
cat dasarancat lukisan
cat detail
}
retakan
gesso sottile
VARNIS
gesso grosso
a
MCI Imaging StudioPerb. 25X
1
2
Gambar 03.: a. Pengamatan lukisan secara visual dengan sinar tampak (day light); b. Pengamatan lukisan secara visual dengan sinar ultra-violet (UV light), menampakkan bagian permukaan lukisan yang pernah ditusir (restorasi) dan bagian cat berpendar (glowing). Cat luminous atau phosphorescent paint yaitu cat yang dapat menyerap/ menyimpan sinar pada saat lukisan tersebut didisplai di ruangan yang berintensitas cahaya cukup (terang), dan akan memantulkan cahaya kebiruan atau kehijauan pada saat lukisannya dibawa di ruang gelap. Cat �uoresensi atau �uorescent paint yaitu cat yang mampu memancarkan efek pijar (glowing e�ect) saat disinari dengan lampu ultraviolet, Mayer, Ralp (1991: 148-150).
Gambar 01.: a. Seluruh permukaan kotor, warna tidak keluar, sebagian cat terkelupas dan kanvas sobek.b. Setelah pembersihan kotoran dan varnis lama, penyambungan kanvas sobek (bukan tambal), priming (pendempulan), tusir warna (inpainting) dan varnis.
+
Emulsi MEK
+
Hendra Gunawan (1918 - 1983)
Sebelum Konservasi
Sesudah Konservasi
a. b.
a.
b.
Flexible Agent
Gel Control Adhesive
sobeksobek
Makovsky, K. E. (1839 -1915)
glowing e�ect
darkening e�ect
darkening e�ect
glowing e�ect
[16]
Handheld XRF SpectrometerAlat Identi�kasi Unsur/ Elemen Logam
Tabby 1/1, 16/22, Z Tabby 2/2, 24/24, Z Twill 2/2, 20/24, Z
NOTASI PENULISAN TEKNIK TENUN & KERAPATAN KANVAS
{{{
CA
T
GESS
OPR
IMIN
GKA
NVAS
gesso grossogesso sottile
cat dasarancat lukisancat detail
reta
kan VARNIS
priming
{{{
Binder
CAT = Pigmen + Binder
Pigmen
WARNA CAT
Pigmen
CAT
Cat Minyak, Cat Air,Akrilik, Tinta, Guase, Dll.
Lead Carbonate
Varnis
Gesso
Priming
VarnisSpray
PENGENALAN BAHAN LUKISANKANVAS, CAT, VARNIS dan PIGMEN
CA
TCreated by Puji Y. Subagiyo 2016
Chroma Meter (Konica-Minolta R-410)Alat Perekam Data Warna
Crea
ted b
y Puj
i Y. S
ubag
iyo 20
16
[17]
China Clay = Kaolin [Aluminum Silika Hidrat, Al2O3.2SiO2.2H2O]; English Kaolin [SiO, Al2O3, Fe2O3, CaO, MgO, K2O]; Flake White [2PbCO3.Pb(OH)2]; Barytes [98% BaS04 + Silica, Iron Oxide, Alumina]; Gypsum = Kalsium Sulfat Hidrat [CaSO4.1/2H2O]; Leaded Zinc Oxide [PbSO4+Cd, Fe & Zn Oxide+Cl]; Zinc White = Zinc Oxide [ZnO]; Titanium White [25% TiO2 + 75% BaS04].
Catatan:
1. Mayer 1991:142-1442. Remington & Francis 1954:53-613. Remington & Francis 1954:67-714. Remington & Francis 1954:36-395. Mayer 1991:308-310,488-4896. Mayer 1991:290-2917. Mayer 1991:114
REFERENSI (Library Research) : 8. Mayer 1991:116 9. Mayer 1991:11510. Mayer 1991:5011. Mayer 1991:52,116,45212. Mayer 1991:38-3913. Mayer 1991:44,60,67,82,22914. Mayer 1991:148-9
{{{
CA
TGE
SSO
PRIM
ING
KANV
AS
gesso grossogesso sottile
cat dasarancat lukisancat detail
reta
kan
VARN
IS
priming
Kaolin [Aluminum Silika Hidrat, Al2O3.2SiO2.2H2O]
Barytes [98% BaS04 + Silica, Iron Oxide, Alumina]
English Kaolin [SiO, Al2O3, Fe2O3, CaO, MgO, K2O]
Flake White [2PbCO3.Pb(OH)2] Timbal (Pb)
Kalsium Sulfat [CaSO4.1/2H2O] Kalsium (Ca)
Leaded Zinc Oxide [PbSO4+Cd, Fe & Zn Oxide+Cl]
Mg (Magnesium, Magnesium Carbonate)
Ni (Nickel, Nickel Titanium Yellow)
Si (Silikon, Silikon Dioksida [SiO2])
Sr (Strontium, Strontium White)
Titanium White [25% TiO2 + 75% BaS04]
Zn (Zinc, Zinc White = Zinc Oxide [ZnO])
Cu (Copper), Prussian Blue?
P (Phosphorus), “cat luminous”
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
2
3
7
8
9
2
10
12
11
13
14
5
1
Hasil Interpretasi Data Spektroskopi Fluoresensi Sinar-XTabel 2.
Skema Interpretasi Data UnsurGambar 1.
Hasil Analisa Spektroskopi Fluoresensi Sinar-XTabel 1.
Senyawa Mayor/Minor, Unsur Ikutan dan KegunaannyaNo. Sampel
Basuki A. 07Hendra G. 17Srihadi S. 20Sudibyo 26Sudjojono 31Sudjojono 35Sunarto 42Sunarto 43Sunarto 45
Kaolin?Kaolin?Flake White, E. KaolinKaolin?Flake WhiteKaolin?E. Kaolin?Kaolin?E. Kaolin?
+++ Kalsium Sulfat, + Titanium White + Kalsium Sulfat, ++ Zinc White (+ Barytes)+ Kalsium Sulfat,+++ Leaded Zinc White (++ Barytes)+ Kalsium Sulfat, ++ Zinc White (++ Barytes)++ Kalsium Sulfat, - Titanium White, + Leaded Zinc Oxide (+ Barytes)+ Kalsium Sulfat, - Titanium White, ++ Zinc White (++ Barytes)++ Kalsium Sulfat, +++ Titanium White, - Zinc White++ Kalsium Sulfat, ++ Titanium White, - Zinc White+++ Kalsium Sulfat, + Titanium White, - Zinc White
Fe (2), K (2), P (0,2)Fe (2), K (1), Cu (3), Sr (2)Fe (1), K (7), Sr (1), Pb (4)Fe (3), K (1), Sr (1), P (0,4)Fe (8), K (3), P (1) Fe (4), K (5), Sr (1), P (1)Fe (10), K (9), P (1)Fe (9), K (5), P (2), Ni (0,3)Fe (2), K (4), Mg (2), Pb (1)
Priming Gesso (Grosso/ Sottile), Cat Dasaran, Campuran Unsur Ikutan
Unsur-unsur Terdeteksi dengan XRF (%/w)No. Sampel
Mg Al Si P S Cl K Ca Ti Fe Ni Cu Zn Sr Ba Pb
-
-
-
-
-
-
-
-
2
3
4
-
6
9
4
2
10
1
6
9
3
12
23
7
8
25
2
0,2
-
-
0,4
1
1
1
2
-
8
13
5
4
7
10
6
6
6
6
-
-
-
-
-
-
-
17
2
1
7
1
3
5
9
5
4
50
14
4
7
20
10
14
19
56
15
-
-
-
2
3
52
24
7
2
2
1
3
8
4
10
9
2
-
-
-
-
-
-
-
0,3
-
-
3
-
-
-
-
-
-
-
8
37
44
36
10
36
1
2
1
-
2
1
1
-
1
-
-
-
-
16
32
29
3
21
-
-
-
-
-
4
-
14
-
-
1
Basuki A. 07
Hendra G. 17
Srihadi S. 20
Sudibyo 26
Sudjojono 31
Sudjojono 35
Sunarto 42
Sunarto 43
Sunarto 45
Crea
ted b
y Puj
i Y. S
ubag
iyo 20
161. Mayer, Ralp (1991): The Artist’s Handbook of Materials and Techniques, 5th edn., London, Faber and Faber.2. Remington, J.S. and W. Francis (1954): Pigments, Their Manufacture, Properties and Uses, London, Leonard Hill Ltd.
4
6
[18]
Bagus Cukup Rusak Lain-lain8. Kondisi:
0020
C.minyakCat air
TintaAkrilik
PastelKrayon
Lain-lain
KanvasKertas
HardboardTripleks
KayuKaca
LogamLain-lain
C.minyakAquarelPastel
TemperaLitografiBatik
KolaseLain-lain
A. KETERANGAN POKOK
LEMBAR PENGAMATAN LUKISANB. SAMPLING
1. Nomor Inv.:
D. KETERANGAN TEKNIS (Media Kanvas)
2. Judul :
3. Seniman:
4. Tahun:
5. Bahan:
6. Teknik:
7. Ukuran:
Tema:
Aliran Seniman:
Hutan Wataturi Irian
1. Jenis Tenunan : Tabby 2/2
2. Kerapatan Tenunan: Agak longgar, regular
3. Jumlah Benang: 28/24
4. Arah Pilinan: Z
5. Kuat Pilinan:
6. Jenis Serat:
7. Keterangan Kanvas:
per 1 cm2
Srihadi Soedarsono
1975
Cat
Media
C. FOTO
No. Sample: 008
Tempat Sampel
No. Foto: 0020
E. KETERANGAN TAMBAHAN1. Catatan Pengamatan Visual:
2. Catatan Pengamatan Teknis:
Bagian atas noda ada goresan
Periode/ Angkatan:
92 x 142 cm
DET
AIL
MED
IAFO
TO D
EPA
ND
etai
l Obj
ek /
Luki
san
Bel
akan
g
[Hasil Identifikasi XRF: SiO2 (5%); S (4%); K2O (7%); CaO (4%); Fe2O3 (1%): ZnO (44%); SrO (1%); BaO (30%); PbO (3%)]
Regular
a. Kanvas lukisan ini kemungkinan telah dipriming CaSO4.1/2H2O (Kalsium Sulfat, dikenal sebagai Gesso Sottile), Barium Sulphate, dan diberi dasaran cat warna putih dengan nama Zinc White (Pigment White 4).
b. Silicon Dioxide (SiO2), Strontium White, dan Flake White (Pigment White 1) juga teridenti�kasi, walaupun persentasenya kecil. Flake White dikenal juga sebagai White Lead [basic lead carbonate, 2PbCO3. Pb(OH)2]. Perlu diketahui pula bahwa beberapa logam, seperti Timbal, Mangan, dan Kobal dalam bentuk garam logam difungsikan sebagai bahan pengering pada cat dan varnis [Mayer (1991: 244-245)]. Pigmen jenis ini pula yang banyak dianggap sebagai penyebab keretakan lapisan cat.
c. Sebagai rujukan, perlu dipahami pula beberapa bahan lain yang berfungsi sebagai bahan pengisi cat (inert �ller for paints), seperti Whiting, Gypsum, China Clay dan Silica. Whiting adalah bahan campuran terdiri dari Calcium Carbonate (98%) dengan Magnesium Carbonate (0,1%), Silica (1%), Alumina (0,4%) dan Iron Oxide (Nil). Gypsum atau Hydrated Calcium Sulphate yang biasanya adalah bahan campuran antara Calcium Oxide (32 ~ 60%), Sulphur Trioxide (46 ~ 50%) dan Air (20 ~ 90%). China Clay atau Kaolin kualitas baik adalah dalam bentuk Hydrated Silicate of Alumina (Al2O3.2SiO2.2H2O). Silica atau Kuarsa biasa terbentuk dari Silicon antara 46 ~ 47% dan Oxygen antara 53 ~ 33% (Remington & Francis, op. cit.: 63-71; Mayer, op. cit.: 142-144). Disini Barium terdeteksi 16% dan Belerang (S) terdeteksi 13%. Secara teori, komposisi Barium Sulfat adalah Barium Oxide (BaO) antara 65 sampai 70% dan Sulphur Trioxide (SO3) antara 34 sampai 30%. Barites kualitas baik hanya terdapat 99% Barium Sulphate dan sisanya campuran bahan seperti Silica, Iron Oxide dan Alumina (Remington & Francis, op. cit.: 58-62).
2 Januari 2007Tgl. Pengamatan:
Tanda tanganKonservator
Konservator:
Penjelasan :
Puji Yosep Subagiyo
[substrat]
Pemandangan (Hubungan Manusia Dengan Alam Sekitar)
Naturalisme
[Lokasi Sampel]
[19]
Gambar 02. Karya Abdullah Sr. (1878 - 1941)
Seniman & Kondisi LukisanE. Gambar 01. [Riwayat, Ciri Karya & Sifat Bahan]
Ambron, Emilio (1905 - 1996)Covarrubias, Miguel (1904 - 1957) Dooijeward, Willem (1892 - 1990)Friend, Donald (1915 - 1989)Israel, Isaac (1865 - 1934)Mooijen, P. A. J. (1879 - 1955)Meier, Theo (1908 -1982)Smit, Arie (1956 - 2016)Sonnega, Auke C. (1910 - 1963)Sten, John (1910 - ?)
Pelukis Asing(di Bali, dari 1904 - 1967)
1904 > W. O. J. Nieuwenkamp (1874 - 1950)
1938 > Maria Hofker (1902 - 1999)
1927 > Walter Spies (1895 - 1942)
1941 > Lee Man-fong (1913 - 1988)
1935 > Adrien Jean Le Mayeur de Merpes (1880 - 1958) 1928 > Rudolf Bonnet (1895-1978)
1922 > Rolland Strasser (1895 -1974)1915 > Carel Lodewijk Dake Jr. (1886 -1946)
1952 > Antonia Blanco (1912 - 1999)
1990
1980
1970
1960
1950
1940194119421943194419451946194719481949
195119521953195419551956195719581959
196119621963196419651966196719681969
197119721973197419751976197719781979
198119821983198419851986198719881989
1900
1800
1904
Masa Pendudukan Jepang (1942 - 1945)
Masa Raden Saleh (1814 - 1880)
Persatuan Ahli Gambar Indonesia (PERSAGI), 1938 - 1942:Agus Djaya, S. Sudjojono, Emiria Sunassa, Sukirno, Otto Djaya
Poesat Tenaga Rakyat (POETERA), 1942 - 1944:Affandi, K. Yudhokusumo, Ny. Ngendon, Basuki Abdullah
W. Spies & Gde A. Sukowati PITA MAHA (1935)
Keimin Bunka Shidoso (1944)Otto Djaya, Henk Ngantung, Dullah, Hendra Gunawan.
Pusat Tenaga Pelukis Indonesia (PTPI) Yogya, 1945:Djajengasmoro, Sindusisworo, Indrosughondo, Prawito.
Angkatan Seni Rupa Indonesia (ASRI) Medan, 1945:Ismail Daulay, Nasjah Djamin, Hasan Djafar, Husein.
Dr. Moerdowo Himpunan Budaya Surakarta (1945)
Sanggar Pelukis Rakyat (1947)
Seniman Indonesia Muda (SIM),1946di Yogyakarta: Affandi, Hendra, Trubus, Dullah, Soedarso,
Suromo, Surono, Kartono Yudhokusumo, Basuki Resobowo,Rusli, Harijadi S., Abdul Salam, D. Joes, Zaini.
SIM pindah dari Yogya ke Solo (1948), anggota tambahTrisno Sumarjo, Oesman Effendi, Sasongko, Suparto,
Mardian, Wakijan, Srihadi S.
Gabungan Pelukis Indonesia (1948):Affandi, Sutiksna, Nasyah Djamin, Handriyo, Zaini,
Sjahri, Nashar, Oesman Effendi, Trisno Sumardjo.
Sularko Pelangi di Surakarta (1947 - 1949)
Seniman Muda Indonesia (SEMI), 1946:di Bukittinggi: Zetka, A.A. Navis, Zanain.
Masa Terisolir dari Negara Luar:Kanvas dibuat dari blaco/ kertas dan satu tube cat
minyak harus bergantian dengan seniman lain.
Masa Abdullah Sr. (1878 - 1941)Wakidi (1889 - 1979), M. Pirngadie (1875 - 1936)
1
2
3
4
Akademi Senirupa Indonesia di Yogya (1950)G. Sidharta, Widayat, Edi Sunarso, Rulijati, Muljadi W., Sjahwil,
Sunarto Pr., Wardojo, Danarto, Arief Sudarsono.
Lembaga Kebudayaan Rakyat (LEKRA), 1950-1965mempolitikkan kesenian
Pameran ASRI - ITB (>1950)
REVOLUSI FISIK (1945 - 1949)Pelukis Asing
Giovanetti, G. (1906 - 1973)Imandt, W. J. Frederic (1882-1967)Kinsen, Mori K. (1888 -1959)Li Shuji (1943 - ?)Locatelli, Romualdo Batista
Federico (1905 -1943)Makovsky, Konstantin Egorovick
(1839 -1915)Renato, Cristiano (1926 - ?)Simonetti, Enrico (1924 - 1978)Snel, Han (1925 - 1998)Talwinski, Igor (1907 -1983)
(Lukisan Ada Di Indonesia)
Abdullah Sr. (1878 - 1941)A�andi (1907 - 1990)Agus Djaya (1913 - 1994)Bagong Kussudiardjo (1928 - 2004)Dullah (1919 - 1996)Ernest Dezentje (1884 - 1972)Harijadi S. (1919 - 1997)Hendra Gunawan (1918 - 1983)Henk Ngantung (1921 - 1990)Itji Tarmizi (1935? - 2001)Lim Wasim (1929 - 2004)Nashar (1928 -1994)Popo Iskandar (1927 - 2000)Sudjojono (1913 - 1985)Trubus S. (1926 - 1966?)
7
6
Pelukis Koleksi Istana, dll. 5
Fadjar Sidik, Widayat, A. Sadali, Srihadi S., Popo Iskandar, AbasAlibasyah, G. Sidharta, Edhi Sunarso, But Muchtar, Pirous, Sunarso,
Yusuf Affendi, Muljadi, Arief Sudarsono, Mudjita, Irsam, Danarto,Aming Prayitno, Budiani, Bagong Kussudiardjo, Amri Yahya,
Harijadi S., Sutanto, Adi Munardi.
Lukisan Dinding Guadi Maros - Sulawesiberusia 40.000 tahun
Created by Puji Y. Subagiyo 2016
Willem G. Hofker (1902 - 1981)
Gambar 03: a. Kanvas asli lukisan, Perb. 30X [Tabby 2/2 : 16/19]b. Kanvas dobelan lukisan. Perb. 30X [Tabby 1/1 : 20/19]
Sebagai rujukan lihat Identifikasi Kanvas: Pencarian Identitas dan Penyebab Kerusakan (Subagiyo: 2006).
Sudjojono, Affandi, Hendra, Soedarso,Sudiardjo, Trubus,Sasongko, Kusnadi, Sudjono Kerton, Rustamadji, Sumitro,
Sajono, Saptoto, C.J. Ali, Juski, Permadi, Itji Tarmizi?.
1. Pada awal abad ke-19, kanvas halus memiliki konstruksi tenun diagonal atau menerapkan teknik tenun kepar (twill weave), dan umumnya dipakai untuk melukis potret. Kebiasaan penggunaan kanvas yang khusus sering pula diidentikkan dengan pelukis Amerika tertentu (Mayer 1991:290). Di pasaran dapat dijumpai kanvas yang memiliki priming tunggal (single-priming) atau priming ganda (double-priming). Namun demikian, kanvas dengan priming tunggal lebih disukai karena memiliki sifat yang lentur dan elastis (suppleness). Jenis serat yang umum dipakai untuk kanvas lukisan adalah linen dan kapas. Benang pada kain kanvas yang terbuat dari serat linen cenderung tidak teratur (irregular) dibandingkan dengan benang yang terbuat dari serat kapas. Ada dua jenis kanvas (Corbman 1985:574), yakni: 1). Kanvas yang memiliki tenunan tidak rapat (open mesh canvas) dari benang yang dipilin kuat (hard-twisted yarns). Kanvas Jawa sangat dikenal dalam kategori ini; 2). Kanvas yang memiliki tenunan rapat dari benang yang dipilin kuat tetapi tidak beraturan (irregular hard-twisted yarns), yang memiliki jumlah pilinan antara 2 sampai 14 (from 2 to 14 ply) dalam konstruksi silang polos.
2. Pengetahuan adalah informasi yang telah dikombinasikan dengan pemahaman dan potensi untuk menindaki; yang lantas melekat di benak seseorang. Pada umumnya, pengetahuan memiliki kemampuan prediktif terhadap sesuatu sebagai hasil pengenalan atas suatu pola. Manakala informasi dan data sekadar untuk memberitahukan atau bahkan menimbulkan kebingungan, maka pengetahuan berkemampuan untuk mengarahkan tindakan. Ini lah yang disebut potensi untuk menindaki. Teknik adalah : 1). cara (kepandaian dan sebagainya) membuat atau melakukan sesuatu yang berhubungan dengan seni; atau 2). metode atau sistem mengerjakan sesuatu. Administrasi diartikan sebagai : 1). kegiatan yang meliputi: catat-mencatat, surat-menyurat, pembukuan ringan, ketik-mengetik, agenda, dan sebagainya yang bersifat teknis ketatausahaan; 2). seluruh proses kerja sama antara dua orang atau lebih dalam mencapai tujuan dengan memanfaatkan sarana prasarana tertentu secara berdaya guna dan berhasil guna; 3). usaha dan kegiatan yang berkenaan dengan penyelenggaraan kebijaksanaan untuk mencapai tujuan; atau 4). cabang ilmu manajemen yang berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan perkantoran secara e�sien, kapan, dan di mana pekerjaan itu harus dilakukan.
Tema: Pemandangan (gambar gunung, sawah, pohon sesuai dengan kondisi aslinya), dengan warna dominan biru dan hijau, sapuan kwas: halus.
Catatan :
5.000 μm = 5 mm = 0,5 cm 1.000 μm = 1 mm
a. b.
[20]
KRONOLOGI dan KONDISI88 Lukisan Le Mayeur
Created by Puji Y. Subagiyo 2016
3 buah lukisan pastel diatas kertas [2R/1C]
4 buah lukisan cat-minyak diatas kanvas [4C]
3 buah lukisan cat-minyak diatas hard-board [3C]
27 buah lukisan: 5 cm/knv, 2 cm/tripleks, 18 cm/h.board, 2 cm/kayu. [5R/10C/13B]
Le Mayeur (52) ketemu & menikahi Ni Pollok (18).
3 buah lukisan pastel diatas kertas [1R/2C]
13 buah lukisan: 1pastel/kertas, 8 cm/knv, 3 cm/kayu, 1 cm/tripleks [1R/6C/6B]
23 buah lukisan: 22 cat-TB/ bagor, 1 cm/hard-board [14R/7C/2B]
1 buah lukisan cm/knv [1R]
10 buah lukisan cat-minyak diatas kanvas [6R/3C/1B]
MLMB052
MLMB015
MLMB082MLMB021
MLMB035
MLMB012
MLMB075
MLMB045
MLMB084
1957
1945
1942
1938
1937
1935
1928
1921
1927
1929
[21]
..................................................................................................................
.....................................................................................................................................................................................
Prof. KRHT H. Srihadi Soedarsono Adhikoesoemo, MA. lahir di
2. Kelompok Koleksi:
4. Nama Pembuat/ Seniman:
a. Bentuk/ Tema (Karya):
c. Ukuran (Lukisan):
d. Bahan:e. Warna:
b. Aliran Seniman (Lukisan):
f. Teknik Pembuatan:g. Lain-lain:
b. Asal (Benda/Pembuat/Seniman):c. Riwayat (Benda/Pembuat/Seniman):
a. Tahun Pembuatan:
d. Tahun Perolehan:
BeliTemuan
Hadiah/ HibahTransaksi lain
e. Cara Perolehan:
Periode Pembuatan:
9. Kondisi:
10. Keterangan:
Mata biasaKaca pembesarMikroskopLain-lain
11. Teknik Pengamatan: Tanggal Pengamatan:
Tanda tanganKurator:
Nama Kurator:
5. Tempat Penyimpanan:
1. Nomor Inv.:Nomor Reg.:
(lama) (baru)
X
7. Visualisasi Benda:Foto DigitalFoto CetakSlideVideo
3. Nama/ Judul:
6. Deskripsi Benda:
8. Riwayat Benda:
Baik (kondisi fisik kuat, utuh, tanpa/ sedikit kerusakan).Cukup (kondisi fisik cukup kuat/ sedikit utuh, sedikit/ tanpa kerusakan).Rusak (kondisi fisik tidak kuat/ rapuh, sedikit/ tidak utuh, banyak kerusakan).Lain-lain
Lain-lain
(Pigura):
............................................................
..................................................................................
...................................
.............................................................................................
..................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................................
............................................. ....................................................
LEMBAR INVENTARIS KOLEKSI
.....................................................................................................................................................................................
.............................................................................
..................................................................................................
..................................................................................................
......................................................................
.................................................................
...........................................................................
....................................................................
............................................................................................
................................
.................................. ..................................
...............................................................................
...............................................................................
...............................................................................................................
................................................
............................................................
..................................
.....................................
.........................................................................................................................
Lukisan Keramik Patung LainSub Kelompok Koleksi: ..........................................................................
0020
Hutan Wataturi Irian
Hubungan Manusia Dengan Alam Sekitar
Srihadi Soedarsono
1975
0020
Bagian atas noda ada goresan
92 x 142 cm
2 Januari 2007
Puji Yosep Subagiyo
X
Cat-minyak, kanvas.
X
X
Naturalisme
Cat-minyak dengan sapuan kuas.
Hijau, biru, coklat, hitam, krem (putih).
Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia.
X
Surakarta (Jawa Tengah) pada 4 Desember 1931. Pada tahun 1952 ia mulai memasuki pendidikan seni di Balai Pendidikan Universiter Guru Gambar Fakultas Teknik Universitas Indonesia Bandung (sekarang Fakultas Seni Rupa Institut Teknologi Bandung). Pada tahun 1955, ia juga menciptakan logo Keluarga Mahasiswa Seni Rupa (KMSR). Logo berbentuk sebuah palette dengan kata-kata "SENI RUPA BANDUNG" dengan lambang Universitas Indonesia. Setelah Maret 1959, bentuk Ganesha menggantikan logo UI di palette tersebut.
[22]
Detail Sesudah Penguatan Cat,Sesudah Pembersihan.
Detail
Anonim?, 1968?Sesudah Penguatan Cat,
Sebelum Pembersihan.
Cat terangkat
Cat terkupas
Gambar 01. Basoeki Abdullah (1915 - 1993), Bung Karno Di Hari Proklamasi; 109 x 75 cm.Sesudah KonservasiSebelum Konservasi
ba
Cat Setelah Stripping [Asli] Harijadi S. (1919 - 1997)
Cat Sebelum Stripping [Overpaint]
Gambar 02.: Penguatan & Pembentukan Cat dengan Perekat ThermosettingWRA (Wax Resin Adhesive) adalah salah satu bahan yang biasa dipakai untuk perekatan thermo- setting. Penggunaan perekat (lem) dengan cara dipanaskan (soldering) ini dapat dibuka kembali dengan cara yang sama (pemanasan lagi). Sifatnya yang reversibel ini sesuai dengan prinsip konservasi [Mayer 1991: 242, 502-505; Organ 1968: 454-455; Plenderleith 1969: 167-169].
Sebelum Penguatan Cat,Sebelum Pembersihan.
Sesudah Penguatan Cat,Sesudah Pembersihan.
glowing e�ectSesudah
Stripping
SebelumStripping
Gambar 03.: Ilustrasi Stripping (mengangkat) OverpaintingKondisi lukisan dalam proses stripping. Stripping dilakukan setelah memahami struktur cat, karakter dan gaya melukis seniman, serta dibantu dengan penyinaran ultra-violet. Kondisi asli lukisan setelah proses stripping dan sebelum repainting. Harus ada kajian mendalam untuk proses stripping (memutuskan apakah ada kesalahan overpainting); atau pemahaman sebagaimana diilustrasikan pada gambar 06, 07, 08 dan 16.
a
b
cd
b da c
[23]
b
c
a
Serat lapukSerat lapuk
Spora jamurSpora jamur
Gambar 02.: a. Jamur tumbuh hampir pada seluruh per- mukaan lukisan; b. Pengamatan dengan Scanning Electron Microscope (SEM) untuk mengetahui tingkat kerusakan kanvas/ kain; c. Pengamatan dengan SEM untuk mengetahui pertumbuhan dan jenis jamur.
Jamur
Jamur
Sebelum Konservasi
Sesudah Konservasi
b
a
Li Shuji (1943 - ?)
Gambar 03.: Gambaran Analisis Benda
Gambar 01. Romualdo Locatelli (1905 - 1943), Menggaru Sawah Di Jawa; 100 x 270 cm.
Sumber : Identifikasi Kanvas: Pencarian Identitas dan Penyebab Kerusakan (Subagiyo: 2006) dan Tekstil Tradisional: Pengenalan Bahan dan Teknik (Subagiyo: 2008).
KONTEKS KULTURAL(benda dalam konteksnya)
INTERPRETASI(benda ke-konteksnya)
PROSES KURASI(benda hilang konteksnya)
ANALISAKOMPARATIF
3
4
1
Skema Proses Kurasi
ABC-PQRRUMUS
Susan M. Pearce, edit. (1989:99)
2Age = Umur; Beauty = Keindahan; Condition = Kondisi;
Provenance = Riwayat;Quality = Kualitas;
Rarity = Kelangkaan
a
1. Kemahiran membedakankarya seni (museum seni,pasar seni, dll.)
2. Sejarah dan Cerita Rakyat(museum etnografi, bendabudaya, kerajinan, dll.)
ADIKARYA(masterpiece) ARTEFAKTA
(Artefact)
Bukan Seni:reproduksi, komersial.
Bukan Budaya:baru, tidak umum.
Seni:asli, tunggal. tradisional,
kolektif.
ASLI(authentic)
TIDAK ASLI(non-authentic)
bSistem PerujukanBarang Seni-Budaya
3. Temuan Baru (museum teknologi, seni kriya, barang bukan seni, dll.)
Ref.: James Clifford (1988:224) Susan M. Pearce (1994:263)
Budaya:
4. Seni-turis, komoditi,souvenir, dll.
PERFORMANS (tatalaku)(distribusi, kegunaan, tekno-
fungsi, sosio-fungsi, dsb.)
STRUKTUR (mikro & makro)(atribut formal, atribut stilistik
dan tipologi)
SIFAT-SIFAT
PROSES MANUFAKTURAL(seleksi bahan, sintesis bahan,
prosesing bahan, desain, manufaktur)
PengetahuanEmpiris
PengetahuanIlmiah
(fisik & kimiawi)
Ref.: Lawrence van Vlack (1985); Pamela B.Vandiver, et.al. (1990).
cGambaran Ilmu dan
Teknologi Bahan
[24]
(MATERIALS)BAHANA. Organik: dari Mamalia, Burung, Ikan,
Serangga dan Reptil
pelapis kayu bermotif belat/ eplat kayukayu keraskayu lunakresin untuk varniskayu merambatbambugoni rami rotan(serat) sisal
rami halus linenminyak biji ramikapas/ katunkertasbubur kertas getah percatempurung (kelapa)resin fosil karet(perekat) kanji
emasperaktembagabesi (iron)aluminiumtimbal timah sengperunggu
kuningantimah+timbaltimah+tembaga+antimonytembaga+timah/ emas tiruan lempengan emas lempengan perak lempengan imitasi/ sintetisnikel (nickel)
kaca porselain terakota keramikplastersemen biru batu pualam putih batu granitbatu marmerbatu mutiara
kerang lautpermata tulen batu pasircinnabar (sulfida merkuri
bahan komposisi (dekorasi bingkai)
pigmenmicatalek/ gip
catvarnislakpapan hardboard permikaseluloit
(plastik) bakelit poliestervinilepoksinilon
gading beruang lautgading gajahtulang ikan paustempurung/ kulit kura-kurakulit kasar/ bersisik (dari
ikan pari, hiu, anjing laut)
kulit ular(resin) laka/ shellacgelatin
ancur 2/ animal gluetempera/ kuning telurkasein (pospoprotein)lilin/ malam
perkamen/ kertas kulitkulit mentahkulit berpenyamak sebagiankulit berpenyamakkulit berbulurambutrambut kaku/ kasarbulu ayambulu burung halus(liur ulat) suterawoollakan (wool, rambut)tulangangga/ tanduk bercabangtandukgading/ taring ikan paus
B. Organik: dari Pohon, Perdu, Tumbuhan, Rumputan
C. Anorganik: Logam dan Campurannya
D. Anorganik: Buatan dan Yang Terjadi Secara Alami
E. Bahan Buatan Lain
A. Organic: from Mamals, Birds, Fish, Insects and Reptils
parchmentraw hidesemi-tanned leathertanned leather pelts/ fur hairbristlequill feathers/ downsilk wool felt (wool, fur, hair)bone*antler*hornwhale ivory
walrus ivory*elephant ivory* baleen*tortoise shellshagreen (ray, seal,
shark skin)
snake skinshellacgelatin
animal glueegg temperacaseinwaxes
B. Organic: from Trees, Shrubs, Plants, Grasses
decorative wood veneersoak/ ash splintshard woodssoft woodsresin for varnishwillowbambojute (burlap)hemprattansisal
linenlinsed oilcottonpaperpapier-macheguttaperchavegetable ivory (palm nut)amberrubberstarch adhesive
C. Inorganic: Metals and Their Alloysgoldsilvercooperironaluminumleadtinzincbronze
brasspewterBritannia metalormolugold leafsilver leafimmitation leafnickel
D. Inorganic: Man-made and Naturally Occuring
glassporcelain
ceramicsplasterportland cement alabaster granitemarblemother-of-pearl
marine shellgem stone sand stonecinnabar (red mercuric
sulphide)composition (frame
decoration)pigmentsmicasoap stone
E. Other Man-made MaterialspaintsvarnisheslacquerMasoniteFormicacelluloid
Bakelitepolyestervinylepoxiesnylon
* These materials also have an inorganic component; besides the organic protein collagen, the inorganic calcium phosphate (hydroxy apatite) is present.
Ref.: Bachmann, K., Edit. (1992:131-133)
unfired clay
flax
fish glue (isinglass)ancur 1/ fish glue
merah)
Tabel 1.Penjelasan Identifikasi dan Klasifikasi Bahan
[25]
Pengenalan Sifat Bahan dan Kondisi Yang MempengaruhinyaTabel 1. Bahan Sensitif Terhadap Kelembaban Tinggi
(Materials Sensitive to High Relative Humidity)
Tabel 2. Bahan Sensitif Terhadap Kelembaban Rendah(Materials Sensitive to Low Relative Humidity)
mengkerut (checks/ dries out)pelapukan, lapuh, kering (embrittlement)mengkerut, rapuh (shrinkage, embrittlement)rapuh (embrittlement)rapuh (embrittlement)
kering, merapuh (dries out, weakens)retak, melengkung (cracks, warps)retak, melengkung (splits, warps)lepas, melengkung (detachments,
warps)
50 - 55% RH, constant/ stable45 - 55% RH
50 - 55% RH, constant
45 - 55% RH, constant60 - 65% RH, constant
50 - 55% RH, constant
45 - 55% RH, constant
50 - 55% RH, constant
50 - 55% RH, constant
kayu (wood)kulit mentah, kulit olahan (rawhide, leather skins)perkamen (parchment)
bulu ayam (quill)serat keranjang
ancur, lem nabati (animal glue)
kulit kura-kura (tortoise shell)
semua gading (all ivory)
permukaan tatakan (inlaid surface)
Bahan(Materials)
Kondisi yang direkomendasi(Recommended Condition)
Akibatnya(Result)
Bahan(Materials)
40% RH, or lower45 - 55% RH45 - 55% RH50 - 55% RH, constant/ stable
50 - 55% RH, constant40% RH, or lower
50 - 55% RH, constant
50 - 55% RH, constant50 - 55% RH, constant
45 - 55% RH, constant60 - 65% RH, constant
50 - 55% RH, constant
Kondisi yang direkomendasi(Recommended Condition)
Akibatnya(Result)
logam (metal)kertas (paper)tekstil (textile)kayu (wood)
kayu bercat (painted wood)logam bercat (painted metal)
tatakan, pelapis kayu (inlay, veneer)bahan penyempurna perkamen, gading (parchment, ivory)bubur kertas (papier-mache)bahan keranjang/ anyaman (basket materials)kolase kertas (decoupage surface)
korosi/ karat (corrosion)berjamur, noda (mold, stains)berjamur, noda (mold, stains)berjamur, melengkung (fungal attack, warping)cat mengelupaskorosi/ karat, cat mengelupas
lepas/ copot bagian-bagiannya (detachment)berjamur/ noda (mold, stains)melengkung/ gelombang, jamur (warping, mold)berjamur/ noda (mold, stains)berjamur (mold)
lepas/ copot, berjamur (detachment, mold)
(finishes)
(flaking paint)
(corrosion, flaking paint)
(basket fibers)
beludru (velvet)tekstil (textile)serat alam kayu (wood)kertas (paper)
perekat kanji (starch)gelatin (gelatin)tempera telor (egg tempera)
kulit (leather, skins)kulit berbulu (felts, furs)bulu ayam (feathers)sutera (silk)wol (wool)
Tabel 3. Bahan Yang Sering Dirusak Oleh Serangga dan Binatang Pengerat(Materials Commonly Damaged by Insects and Rodents)
(natural fibers)
Crea
ted b
y Puj
i Y. S
ubag
iyo 20
16
[26]
Tabel 4. Rekomendasi Penyinaran & Suhu Udara (Recommendations for Light & Temperature)
rapuh, gelap (embrittlement, darkening)persenyawaan, gelap
(crosslinking, darkening)mengeras, kering (hardening,
drying)rapuh, pucat/ pudar (embrittle- ment, fading)rapuh, pucat (embrittlement,
fading)pudar/ pucat (fading)
pucat, kerusakan struktural (fading, structural damage)buram, pucat (develops haze, fading)pucat/ pudar (fading)
pucat/ pudar (fading)
hancur (deterioration crumbles)
rapuh, pucat (embrittlement, fading)pucat (fading)
kertas (paper)
media cat (paint media)
ancur/ lem nabati (animal glue)
kulit berbulu, bulu, rambut (furs, feather, hair)kulit, kulit olahan (skins, leather)pigmen, bahan celup
(pigment, dyes)sutera, beludru (silk, velvet)
permukaan lak (lacquered surface)permukaan cat (painted surface)bahan dicelup warna (dyed materials)karet (rubber)
serat alam kayu (wood)
50 luxs [75 μW/Lumen], 180C
50 luxs [75 μW/Lumen], 180C
50 luxs [75 μW/Lumen], 180C
50 luxs [75 μW/Lumen], 180C
50 luxs [75 μW/Lumen], 180C
50 luxs [75 μW/Lumen], 180C
50 luxs [75 μW/Lumen], 180C
50 luxs [75 μW/Lumen], 180C
50 luxs [75 μW/Lumen], 180C
50 luxs [75 μW/Lumen], 180C
50 luxs [75 μW/Lumen], 180C
50 luxs [75 μW/Lumen], 180C
50 luxs [75 μW/Lumen], 180C
Bahan(Materials)
Kondisi yang direkomendasi(Recommended Condition)
Akibatnya(Result)
(natural fibers)
perubahan ukuran, regang, patah
kertas menjadi rapuh, gelap, noda
tekstil ternoda, rapuh
logam menjadi berkarat
serat menjadi lemah, putus
saat kayu mengembang, cat mengelupas
terjadi reaksi elektrokimia (efek galvanis, korosi)
logam berkarat, kain ternoda
logam berkarat, kertas ternoda
logam berkarat, cat mengelupas
tanin (bahan penyamak) pada kulit menyebabkan karat pada logam
Kombinasi Bahan(Materials Combination)
Masalah Konservasi(Conservation Problems)
(wood/wood)
(wood/paper)
(wood/textile)
(wood/metal)
(wood/paint)
(metal/metal)
(metal/cloth)
(metal/paper)
(metal/paint)
(metal/leather)
(dimensional changes, stress, breaks)
(paper becames brittle, dark, stained)
(textile became stained, brittle)
(metal corrodes in contact with wood)
(possible electrochemical corrosion)
(metal corrodes, cloth becames stained)
(metal corrodes, paper becames stained)
(tannins in leather can corrode metals)
kayu/ kayu
kayu/ kertas
kayu/ tekstil
kayu/ logam
kayu/ serat alam
kayu/ cat
logam/ logam
logam/ kain
logam/ kertas
logam/ cat
logam/ kulit
logam/ ancur ancur (lem nabati) sedikit bersifat asam, higroskopis & menyebabkan karat logam.(glue slightly acidic, hydroscopic, can corrode certain metals)(metals/animal glue)
Tabel 5. Bahan-bahan Reaktif (Reactive Materials)
(wood/natural fibers) (fibers become weak, break)
(wood expand and contracts, paint flakes)
(metal corrodes, paint flakes)
Crea
ted b
y Puj
i Y. S
ubag
iyo 20
16
Jika kita ambil patokan 50 lux pada 75 μW/Lumen untuk benda sensitif, dan 200 lux pada 75 μW/Lumen untuk benda kurang sensitif, maka kita akan mendapatkan batas maksimum UV : 0.375 μW/cm2 (3.75 mW/m2) dan 1.5 μW/cm2 (15 mW/m2). Jika jam buka museum/ galeri: 7 jam dalam sehari, 6 hari dalam seminggu, 52 minggu per tahun (2.184 jam per tahun), maka kita akan mendapatkan dosis maksimum UV per tahun: 3 Joules/cm2 untuk koleksi sensitif, dan 12 Joules/cm2 untuk koleksi kurang sensitif. [Dr. Barry Knight (2001:1); Subagiyo, P.Y. (2015:30)]
Pengenalan Sifat Bahan dan Kondisi Yang Mempengaruhinya
[27]
whi
te s
pirit
s
turp
entin
e
tolu
ene
& a
ceto
ne
2-ac
eton
alc
ohol
2-et
hoxy
eth
anol
pict
ure
clea
ner
Gel
Glu
e “L
ocT
ite”
3. Bahan Kimia
1. Peralatan Tukang
2. Peralatan Lukis
Easel
Palu
Obeng 2
Obe
ng 1
Obeng 3
Meteran
Staple Gun
Tarikan KanvasSolder Lukisan
Pinset, Tweezer, dll.
Berbagai model dan ukuran kwas
Kwas tusir warna Pisau palet
Papan palet
Set Cat Minyak, dll.Tempat cuci kwas
PRIMING
Varnis
Varnis Terpentin
Tang
Created by Puji Y. Subagiyo 2016
Optivisor
Mengenal Bahan dan Alat Konservasi
[28]
a b
Infrared ThermometerGambar 08.:
Alat ini ideal untuk mengukur suhu
permukaan benda (non-kontak), perekat
thermosetting, dan inspeksi lampu,
rangkaian listrik, dll.
Handheld XRF SpectrometerAlat Identi�kasi Unsur/ Elemen Logam
Gambar 06.:
Moisture MeterAlat Pengukur Kadar Air
Gambar 04.:
Gambaran Sarana - Peralatan Observasi, Konservasi, Simpan dan Pamer Lukisan
Chroma Meter (Konica-Minolta R-410)Alat Perekam Data Warna
Gambar 05.:
Fume Hood Portabel
Gambar 01a. Gambar 01b. Gambar 01c.
Gambar 03.: pH ORP Meter Alat Pengukur Keasamandan Potensial Redoks
Ultra Violet [A/B] Light MeterGambar 07.:
Gambar 02.:
μW/cm2Lux11.8305.640
650140
561230
88
LuarDp PtRuangTL 40
Lokasi
0.375 μW/cm2 (sensitif);1.5 μW/cm2 (kurang sensitif).
a
b
Alat pengukur radiasi ultra violet A [320-360 nm] dan ulltra violet
B [290-320 nm]. [UV sensor spectrum: 290~390 nm]
Batas Atas & Bawah :
sol
id &
sem
i-sol
id p
H m
eter
Ryer, Alexander D. (1997): Light Measurement Handbook, International Light, Newburyport, MA 01950
Created by Puji Y. Subagiyo 2016
[29]
Pengenalan Alat Ukur Klimatologi
Mode/ pengatur besarnya sinar yang terbaca.Displai/ monitor harga
hasil pengamatan.
Sensor/ cell penangkap sinar.
Lux Meter(Alat pengukur intensitas cahaya)
1. Kuat Penerangan (Illumination, E)
E =F (Fluks)A (Luas) =
Lumenm2 = Lux.
2. Dosis Kuat Penerangan = Lux x jam = Joule.
3. Fluks Cahaya (F) = Energi (Joule/m2)
Waktu (Jam)JT =
4. Kuat Cahaya (I) = E.R2
Cos Q= Lumen.m = Candela
Kuat penerangan (lux): Penerangan pada permukaan benda secara merata seluas 1 m2, berjarak 1 m dari titik sumber cahaya berkekuatan 1 kandela.Kuat cahaya (foot candle): Banyaknya (jumlah) sinar yang jatuh pada permukaan benda seluas 1 kaki persegi (=0,0029 m2) dari sumber cahaya yang berjarak 1 kaki (=0,3048 m = 12 inci).
Sensor suhu dankelembaban udara
Sensor radiasi UV dan Intensitas cahaya.
-
Ultra Violet Monitor (4 in 1)(Alat pengukur radiasi ultra violet, kuat cahaya, suhu dan kelembaban)
KONVERSI ENERGI :1 Joule = 107 erg.
Kelembaban Udara (RH) = %Suhu Udara (T) = 0CKuat Penerangan (E) = LuxKuat Radiasi UV (UVR) = μW/Lumen
1 kwh = 3.600.000 J.1 Kalori = 4,1868 J.KONVERSI DAYA:1 watt = 1 Joule/ detik.1 HP = 0,746 wattEnergi = kekuatan untuk melakukan usaha.Daya = kekuatan tenaga. Lampu TL UV, National, 100 volt/ 50 Hz., Type FL 205, λ = 263 nm. E= 2 μW/cm2.
Tombol untuk suhu, kelembaban udara, kuat cahaya dan radiasi ultra violet.
CATATAN :E = kuat penerangan, bersatuan Lux; F = fluks cahaya, bersatuan Lumen; A = luas bidang, bersatuan m2; J = energi, bersatuan Joule/m2; T = waktu, bersatuan jam; R = jarak sumber penerangan dan benda,
bersatuan m; Q = menyatakan besarnya sudut antara
sumber cahaya dan titik benda yang diterangi, tetapi jika sudutnya tegak lurus maka Q = 0 dan harga Cos Q dapat diabaikan.
Satuan Ukuran ELSEC 4 in 1 Monitor:
Gambar 09.:
Gambar 10.:
Crea
ted b
y Puj
i Y. S
ubag
iyo 20
16
Catatan :1 Watt/cm2 = 683 Lumen/cm2
1 Watt = 75 Lumen; 1 Lux = 1 Lumen/m2
1 Lux = 0,0079 W/cm2 atau 683 Lux = 1 W/cm2
1 μ (mikro) = 1 / 1.000.000 atau 10-6
1 n (nano) = 1 / 1.000.000.000 atau 10-9
λ dibaca “ lambda” = panjang gelombang. 1 lux = 1.464128843338 x 10-7 watt/cm2 (at 555 nm). http://www.easyunitconverter.com/
Panel monitor menunjukkanbesaran angka dan satuan
[30]
KELEMBABAN DAN SUHU UDARA
RH = kelembaban absolut suatu udarakelembaban absolut udara jenuh
pada suhu sama
x 100%
2. Satuan-satuan Satuan Suhu (T)Celcius (C) ===> F = {(C x 9/5) + 32}Reamur (R)Fahrenheit (F) => C = {(F-32) x 5/9}Kelvin (K) ===> C = (K-273)
Satuan Kelembaban Relatif (RH) = Persen (%)
1. Pengertian/ Definisi
Alat ini dipakai untuk mengukur tekanan, suhu dan kelembaban udara pada suatu ruangan.
Jumlah uap air pada volume tertentu sering disebut sebagai “kelembaban absolut” (absolute humidity/ AH), yang jumlah maksimumnya tergantung dari suhu udaranya. Kejenuhan dari uap ini disebut sebagai titik embun (dew point/ DP)-nya. Jika suhu diturunkan, suatu ruang dapat menampung lebih banyak uap air (dalam volume tetap). Tetapi jika suhu dinaikkan akan terjadi pengembunan. Jika pada udara tidak jenuh tanpa terdapat penambahan air, maka besarnya kelembaban absolut akan tetap/ konstan, selama perubahan suhu sampai suhu udara diturunkan ke titik embun.Kelembaban relatif (relatif humidity/ RH) pada suhu tertentu adalah perbandingan kelembaban absolut aktual dengan kelembaban absolut potensial pada titik jenuhnya.
Contoh:Satu meter kubik udara pada suatu wadah tertutup (kedap) pada suhu 20 oC dapat menampung sampai 17 ml uap air. Tetapi jika di wadah tersebut ada hanya 8.5 ml. uap air, maka kelembaban relatifnya = 8.5/17 x 100 = 50%.Jika suhu udara dinaikkan menjadi 25 oC pada wadah dan volume yang sama, maka uap air yang dapat ditampung menjadi 23 ml. Apabila uap air yang ada cuma 8.5 ml., maka RH = 8.5/23 x 100% = 37%. Contoh tersebut menunjukkan “mengapa jika suatu ruangan tertutup dipanaskan menjadi kering”. Jika suhu udara diturunkan menjadi 5 oC pada wadah dan volume yang sama, maka uap air yang dapat ditampung menjadi 8.5 ml. Apabila uap air yang ada sama, yaitu 8.5 ml., maka RH = 8.5/ 8.5 x 100% = 100%. Ini menunjukkan “mengapa kondensasi terjadi”.
Pengenalan & Petunjuk Operasional Alat Ukur Klimatologi
Gambar 11.:
Climate DataloggerGambar 12.:
Alat ini dapat merekam data kelembaban dan suhu per hari,
minggu atau bulan.
Crea
ted b
y Puj
i Y. S
ubag
iyo 20
16
Digital thermohygro-barometer
[31]
Wet & Dry Bulb Psychrometer
Alat Pengukur Suhu dan Kelembaban Udara
Banyak digunakan untuk kalibrasi alat-alat pengukur RH & T jenis lain.
INAKURASI + 2%
Kain selalu bersih dan harus dengan air distilasi/ deionisasi
selis
ih h
arga
“Wet & Dry Psychrometer”sangat cocok digunakan untuk kalibrasi, spot reading dan pendataan data klimatologi harian.Kita dapat mengetahui besarnya suhu udara secara langsung pada bagian thermometer yang kering (kiri). Sedangkan RH-nya dapat dicari dengan merujuk selisih harga dengan thermometer yang basah (kanan). Selanjutnya besar- nya RH dapat dicari pada Tabel RH yang biasa disertakan pada saat pembelian alat tersebut.
Maintenans Alat:Kain yang digunakan untuk melembabi (dengan air distilasi) thermometer merkuri diusahakan selalu bersih, dan air yang diguna- kan selalu air distilasi.
Sling PsychrometerAlat ini menyerupai Wet & Dry Psychrometer, tetapi badan yang ditempeli thermometer (baik yang dry ataupun wet) dapat diputar, guna melewatkan udara pada thermometer. Sekarang perangkat ini telah dimodifikasi dengan tenaga baterai untuk memutar kipas angin yang melewatkan udara yang akan diukur suhu ataupun kelembabannya.
Thermohygrometer
Hasil pengukuran dari alat ini dapat dilihat/ dibaca langsung.
Hasil pengukuran dari alat ini dapat dilihat/ dibaca langsung.
Besarmya RH merujuk pada “perubahan ukuran benda/ bahan higroskopis”, seperti: rambut, polymer atau garam kristal.
Tanganan pemegang pena pencatat
Tabung berputar menurut waktu (1, 7 atau 31 hari
Pena pencatat RH dan T
Mengalami “shock” perubahan RH dan T yang sangat mencolok.
INAKURASI (INACCURACY):+ 2 ~ 4% (sering dikalibrasi)+ 30 ~ 60% (jarang/ tidak dikalibrasi)
Referensi:Bachmann (1992:15-22)Thermohygrograph
Kertas grafis
Besarnya RH dan T yang tertulis pada kertas grafis tidak sinkron dengan waktu yang tertera. Waktu sesungguhnya terlambat (dikurangi) sekitar 30 menit.
Catatan:Satu orang yang sedang istirahat selama satu jam setara dengan 60 ml air, dan menghasil- kan panas setara dengan 100 watt lampu pijar.
Gambar 13.:
Gambar 14.:
Gambar 15.:
Crea
ted b
y Puj
i Y. S
ubag
iyo 20
16
[32]
Bak Penampungan Air Distilasi
Control PanelTempat Keluarnya uap air
Tempat masuknya
uap air
Bak Penampungan (Uap) Air
Weather StationGambar 16.:
(Alat Penyerap Uap Air)Keterangan “Control Panel”(1)(2)
(3)(4)(5)(6)(7)
Tombol Operasi (Power)Tombol pengoperasian(RH 60 ~ 65%)Pengoperasian non-stopTombol “Humidity”Tombol “Defrost”Lampu indikator HumidityLampu indikator Defrost
Control PanelDehumidifier
Kelembaban tidak dapat diturunkan dibawah 40%. Efektif untuk 40 ~ 50%.
CATATAN:
Efektif untuk luas ruangan = 10 ~ 16 meter kubik. Suhu ruangan berkisarantara 1 ~ 35 derajat celcius.
Gambar 17.:
(Alat Pelembab Udara)Humidifier
Gambar 18a.:
(Alat Portabel u/ Pelembab Benda)Moisturizer
Gambar 18b.:
Alat Kontrol Kelembaban UdaraRuangan dan Koleksi di Museum
Mesin pembuat air alkali yang
bermanfaat untuk penetralan keasaman
suatu benda. Air ini untuk mengisi
Humidifier atau Moisturizer.
Hydrogen water
ionizer
Gambar 19.:
BLUEAIRAir Purifieralat pembersih udara
Gambar 20.
TOBI Steamer
Alat pemantau kelembaban, suhu, tekanan udara dan arah angin dengan sistem nir-kabel
(wireless).
Crea
ted b
y Puj
i Y. S
ubag
iyo 20
16
[33]
Positive Material Identi�cationMining & Exploration
Environmental & Soil ScreeningArt & ArcheometryResearch and TeachingMore HHXRF applications
Handheld XRF SpectrometerA non-destructive elemental analysis technique for quanti�cation of nearly any element from Magnesium to Uranium.
Handheld X-ray �uorescent (XRF) analyzers have the capability to quantify or qualify nearly any element from Magnesium to Uranium, depending on speci�c instrument con�gurations.
Portable XRF spectrometers allow you to take the battery operated analyzer to the sample rather than bringing the sample into the lab. This is especially useful when the test specimen is large or heavy. Contact our applications team to learn how XRF can help solve your material identi�cation needs.Handheld XRF Industries and applications are very diverse; some examples include:
Metal AnalysisScrap Sorting
As technology continues to improve in price, user-friendliness, and data reliability, archeological science will continue to expand and stands to signi�cantly supplement already existing and traditional methods in archaeological investigation. One important and widely used archaeometric technique is handheld XRF (x-ray �uorescence), an elemental analysis technique that quickly and easily provides data regarding the elemental composition of an archaeological sample from magnesium (Mg) to uranium (U).
Handheld XRF for Archeological Investigation: The Purpose-Built Bruker Tracer XRF AnalyzersHandheld XRF can now be found in universities and archeological research institutions—as well as in the �eld—in every part of
the world, providing researchers with information from soil composition at an excavation site to no-longer-visible pigment composition on ceramics. The Bruker Tracer family of XRF analyzers is the de facto standard for XRF as applied archeological science with a presence in over 500 universities worldwide. Bruker workshops prepare hundreds of scientists, archeologists, and conservators annually to properly collect, interpret, and use XRF data, you can count on being able to compare data sets with colleagues when using the Tracer.
While new archaeometric XRF applications are developed constantly, here are just a few of the applications in which the Tracer handheld XRF instrument is being used for 100% non-destructive elemental analysis all over the world:
Archeological soil analysis for evidence of human activitySourcing/source separation of obsidian and other lithicsCeramics analysis and sourcingPigment analysis (including analysis of faded/ no-longer-visible pigments on porous materials; paint on canvas; textile
dyes; etc.)Analysis of glazes, varnishes, lacquers, and patinasAnalysis of objects in museum contexts for treatment with toxic heavy metal pesticides (As, Hg, Pb) as part of NAGPRA
complianceGlass analysisAnalysis of archeological metals and alloys
Sumber : http://www.bruker.com/products/x-ray-di�raction-and-elemental-analysis/handheld-xrf/ archaeometry.html
Archaeometry, Archaelogical Science with XRF
Archaeometry—also known as archaeological science—is the application of scienti�c methods and techniques to archeological investigation. The �eld of archaeometry has been quickly expanding and adopting new methodology over the last several decades, as the sophistication and availability of technology and instrumentation grow, while the cost of scienti�c analysis has been slowly but surely dropping. Many scienti�c instruments that produce data such as molecular or elemental composition, chromatography, carbon dating, etc. have become smaller, more portable, faster, and have a lower cost per sample.
[34]
Pemegang Unesco Fellowship Award dari tahun 1989 sampai 1992 ini mendapatkan pendidikan sains konservasi di Tokyo National Research Institute for Cultural Properties (TNRICP), Jepang dari 1989-1990; pernah mengikuti kursus “spotting” di International Fabricare Institute (IFI) di Maryland - Amerika Serikat; serta mengikuti berbagai kursus analisis konservasi di Museum Conservation Institute (MCI) of the Smithsonian Institution di Washington D.C., Amerika Serikat (1991-1992).
Selama periode magang di Smithsonian Institution, Subagiyo telah mengadakan kunjungan observasi di laboratorium-laboratorium museum dan lembaga penelitian di kota New York, Harrisburg, dan Washington D.C. Ia pernah ambil bagian dalam pengamatan kerusakan pakaian astronout di National Air and Space Museum (NASA) di Washington D.C. dan demo pencelupan warna di Carnegie Mellon College,
Maryland. Pada akhir tahun 2013, Subagiyo melakukan kunjungan observasi di Museum Nasional Tokyo dan Museum Joshibi University of Art and Design, Kanagawa - Jepang.
Puji Yosep Subagiyo lahir di Purworejo, Jawa Tengah. Ia adalah seorang konservator senior berserti�kasi internasional, dari tahun 1986 sampai 2016 bekerja di Museum Nasional, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Subagiyo yang telah memiliki pendidikan lebih dari 4.500 jam dan 30 tahun berpengalaman di bidang konservasi, banyak melakukan penelitian aneka bahan - teknik pembuatan tekstil tradisional dan lukisan, penulisan, rancang-bangun database konservasi dan kurasi, mengikuti dan pembicara pada berbagai seminar
internasional. Sejak Januari 2017, Puji Yosep Subagiyo menjadi Direktur PT Primastoria Network Group yang membawahi Studio Primastoria (yang sudah berdiri sejak 1994). Melalui Studio ini Subagiyo melayani jasa konsultasi
dan konservasi tekstil, lukisan, logam, dan aneka benda etnogra�.
Pro�l dan Riwayat
5. Sebagai nara sumber Bimtek Permuseuman - Konservasi (1996, Dinas Museum dan Sejarah DKI Jakarta); Bimtek Konservasi Tekstil (2000, Museum Tekstil Jakarta); Bimtek Permuseuman - Konservasi (2002, Asdep Kesenian - Kembudpar); survai kondisi lukisan, rancang-bangun database dan penyusunan rencana induk preservasi (2002 - 2003, Istana Kepresidenan di Jakarta - Bogor - Cipanas - Yogya - Bali).
6. Pembicara Seminar Nasional tentang Warna Alami (1999, Yogyakarta) dan Konservasi Lukisan (2002, Jakarta).7. Sebagai nara sumber kajian Batik Pantai Utara Jawa dan Madura (1994, ISI Yogya - Univ. Tokyo - Yayasan Toyota) dan kajian kanvas
lukisan (2006, Pencarian Penyebab Kerusakan dan Identitas Lukisan, Balai Konservasi - Jakarta).8. Rancang-bangun database koleksi museum (2012, Museum Nasional - Jakarta).9. Menyusun kompilasi naskah yang berhubungan dengan tekstil, konservasi dan analisis bahan (Primastoria Studio,
2013).10. Menyusun laporan hasil Observasi Tekstil di Museum Nasional (Primastoria Studio, 2014-15).11. Sebagai narasumber Seminar atau Workshop Konservasi di Borobudur - Magelang, Bogor - Jawa Barat
dan TMII Jakarta (2015); Museum Basuki Abdullah dan Museum Senirupa & Keramik (2016); 12. Konservasi lukisan di Istana Presiden R.I. (2016 - 2017).
1. Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan konservasi tekstil dan lukisan :* Survai kondisi (identi�kasi bahan dan kerusakan, membuat usulan tindakan konservasi, pembuatan dokumentasi, kalkulasi waktu dan
biaya).* Pelaksanaan pekerjaan konservasi.
2. Penguasaan sains komputer (kalkulasi matematis, pemrograman database, 3D modelling, illustration, dsb.) untuk aplikasi sistem perencanaan dan pengembangan konservasi yang berbasis sains konservasi (penerapan sifat �sik - kimiawi bahan, pengaruh jasad hidup/ biotis, faktor iklim, dan interpretasi alat ukur digital/ manual):* Rancang-bangun database untuk survai kondisi keterawatan dan kondisi klimatologi untuk evaluasi teknis konservasi dan uji kompetensi
tenaga konservasi.* Rancang-bangun sistem/ model untuk simulasi tata letak (mapping) gedung, ruang, lemari, koleksi berikut kalkulasi ukuran dimensi (objek)
dan kalkulasi kebutuhan serta efek alat penunjang displai-storage-konservasi (konsumsi daya listrik, konversi energi semua jenis lampu, hubungan �uktuasi - tekanan barometrik, kebutuhan alat-bahan-biaya, dsb.), serta aplikasi computerized-optical-microscope untuk mengukur objek skala mikro meter, aplikasi weather probe (station), RFID (Radio Frequency Identi�cation), dsb. [1 mikro = 1 per sejuta].
* Pembuatan paket pelatihan elektronis (e-Learning Pack) untuk konservasi & kurasi.3. Penguasaan sains komputer untuk membantu perencanaan dan pengembangan kurasi, registrasi, dokumentasi, serta pemantauan dan evaluasi
kinerja pegawai [Key Performance Indicators (KPI)] :* Rancang-bangun database koleksi museum dan galeri yang memiliki �tur untuk memudahkan pencarian, validasi tata-letak,
validasi syarat minimum entri data, map-tracking asal koleksi/ seniman, penanggalan relatif, coding tingkat kerusakan - jenis bahan (konversi data teks ke numerik), dsb.
4. Kajian teknis dan bahan koleksi untuk dokumentasi, konservasi, kurasi, registrasi dan kajian tingkat lanjut.
Prestasi dan Penghargaan1. Pemegang Unesco Fellowship Award dari tahun 1989 sampai 1992.2. Penulisan artikel tentang tekstil, konservasi dan manajemen koleksi museum (1993 - 1995, Majalah Museogra� dan Majalah
Kebudayaan, Depdikbud - Jakarta).3. Sebagai Editor dan Anotator untuk terjemahan Buku Seni Batik dari Bahasa Belanda ke Bahasa Indonesia (1994-5, ISI Yogya - Yayasan
Toyota).4. Pembicara Seminar Internasional tentang Tekstil Tradisional tahun 1994 (Jakarta), 1996 (Jambi), 1999 (Denpasar) dan 2000 (Tokyo
University - Toyota Foundation).Catatan:Makalah berjudul “The Classi�cation of Indonesian Textiles Based on Structural, Material and Technical Analyses (1994)” menjadi rujukan Prof. Basavaraj S. Anami dan Prof. Mahantesh C. Elemmi dalam International Journal of Signal Processing, Image Processing and Pattern Recognition (Judul Tulisan: “A Rule Based Approach for Classi�cation of Shades of Basic Colors of Fabric Images” ), Vol. 8, No. 2 (2015), pp. 389-400.
S TORiAPRiMA
R
Pro�l dan Sekilas PengalamanPUJI YOSEP SUBAGIYO
Spesialisasi & Kompetensi
Taman Alamanda Blok BB2 No. 55-59, Bekasi 17510, Indonesia.Web: primastoria.net Email: [email protected] : (021) 2210 2913 Mobile | Line | WA : 0812 8360 495
PT Primastoria Network Group
www.primastoria.net Juli 2017
S TORiAPRiMA
R
Taman Alamanda, Blok BB2 No. 55-59, Bekasi 17510, Indonesia.Phone | Line | WA : 0812 8360 495 | Email.: [email protected] Primastoria Network Group