Sekenario 1 F1

23
Faktor yang Menyebabkan Tinea Cruris dan Penatalaksanaannya Kelompok F1 Zefanyamerryani 102012308 - Ronaldisusilo 102012459 - CaeciliaAyuPutriWulandari102013028 - Angela tiana 102013143 - Bayu Putra Killa 102013235 - Felisia Varian Wibowo 102013324 - Cicilia Desynta 102013400 - Gerrit Yefta Fanuel 102013447 - Ain Nur Abu Bakar 102013514

description

makalah pleno

Transcript of Sekenario 1 F1

  • Faktor yang Menyebabkan Tinea Cruris dan PenatalaksanaannyaKelompok F1 Zefanyamerryani 102012308 - Ronaldisusilo 102012459 - CaeciliaAyuPutriWulandari102013028 - Angela tiana 102013143 - Bayu Putra Killa 102013235 - Felisia Varian Wibowo 102013324 - Cicilia Desynta 102013400 - Gerrit Yefta Fanuel 102013447 - Ain Nur Abu Bakar 102013514

  • Skenario 1Laki-laki berusia 30 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan bercak coklat pada kedua lipatan paha yang terasa gatal sejak 4 minggu yang lalu. Gatal terutama dirasakan saat cuaca panas atau saat berkeringat banyak. Pasien mengobati sendiri dengan salep hidrokortison tetapi tidak terdapat perbaikan dan kelainan kulit meluas.

  • Rumusan MasalahLaki-laki dengan keluhan bercak coklat pada kedua lipatan paha terasa gatal sejak 4 minggu saat cuaca panas atau saat berkeringat banyak

  • Analisis Masalah

  • AnamnesisDiambil dari autoanamnesis, Sistematika Anamnesis:Identitas Pasien : laki-laki berusia 30 tahunKeluhan utama ; bercak coklat pada kedua lipatan paha yang terasa gatal sejak 4 minggu yang laluRiwayat Penyakit SekarangRiwayat Pemakaian Obat : HidrokortisonRiwayat Penyakit DahuluRiwayat Penyakit KeluargaRiwayat Kebiasaan/sosial

  • Pemeriksaan FisikUmum - tanda-tanda vital, suhu, denyut nadi, tekanan darahInspeksi ( lokalisasi, warna, bentuk, ukuran, penyebaran, batas & effloresensi yang khusus)Palpasi - tanda-tanda radang akut (dolor, kalor, rubor, tumor, & fungtio laesa)- ada/ tidaknya indurasi, fluktuasi & pembesaran kelenjar regional maupun generalisata

  • Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan mikroskopikPemeriksaan kultur ( Agar Dextrosa Sabouraud)Punch BiopsiPenggunaan Lampu Wood

  • Pemeriksaan MikologiKerokan lesi kulit yang sebelumnya dibersihkan dengan spiritus 70%

    - Sediaan langsung dengan KOH 10-20% dibawah mikroskop- Biakan medium buatan agar Sebouraud

  • Makrospora Epidermophyton floccosum (kiri) dan Biakan Agar Sabouraud Tricophyton rubrum (kanan)

  • Diagnosis KerjaTinea kruris Sinonim : Eczema marginatum, jockey itch- Lesi berbatas tegas- Tepi meninggi, polimorfi- Bila menahun hiperpigmentasi, likenifikasi, skuama

  • Diagnosis BandingPsoriasis InversaKandidiasis Eritrasma Dermatitis seboroik

  • NamaCandidiasis IntertiginosaEritrasmaPsoriasisDermatitis SeboroikDermatitis IntertriginosaEtiologiJamur spesies CandidaBakteri Corynebacterium minitussismumAutoimunAktifitas kelenjar seboroikFaktor eksogen &/ endogenEfloresensi Lesibercak berbatas tegas, bersisik, basah, eritematosa. Lesi satelit berupa vesikel / pustul / bula pecah erosiferitema merah membara, skuama halusbercak-bercak eritema berbatas tegas dengan skuama kasar, berlapis-lapis dan transparanEritema, skuama berminyak, agak kekuningan, batasnya agak kurang tegaspoliformik, berupa eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi, dan menyebabkan keluhan gatalTempat Predileksilipat ketiak, lipat paha, intergluteal, lipat payudara, antar jari tangan / kaki, glans penis, umbilikusketiak, lipat pahalipat ketiak, lipat paha, intergluteal, lipat payudara, antar jari tangan / kaki, glans penis, umbilikus

  • EtiologiSpesies dari Trichophyton (Trichophyton rubrum), Epidermophyton floccusumLaki-laki > wanita Faktor pendukung seperti temperatur lingkungan yang tinggi, keringat berlebihan, pakaian ketat dan kegemukan, disertai higienitas yang kurang

  • EtiopatogenesisAgen penyebab menghasilkan keratinase enzim yang bersifat toksin invasi ke dalam lapisan tanduk pada epidermis respon imun menghalang invasi lebih dalam os merasa gatal dan panas peradangan dan iritasi

  • Lanjutan. . .Infeksi dermatofita melibatkan 3 langkah utama:1. Perlekatan ke keratinosit2. Penetrasi melalui ataupun di antara sel setelah terjadi perlekatan spora harus berkembang dan menembus stratum korneum penetrasi dibantu oleh sekresi proteinase lipase dan enzim mucinolitik (nutrisi untuk jamur) trauma dan maserasi juga membantu penetrasi3. Perkembangan respon host reaksi hipersensitivitas tipe IV / Delayed Type Hypersensitivity (DHT)

  • EpidemiologiDi seluruh dunia & paling banyak di daerah tropisAngka kejadian lebih sering pada dewasa, laki-laki > perempuanPenularan lebih mudah terjadi pada lingkungan padat / pemakaian fasilitas bersama

  • Manifestasi Klinis1. Makula eritematus dengan central healing di lipatan inguinal, distal lipat paha, dan proksimal dari abdomen bawah2. Daerah bersisik3. Pada infeksi akut bercak-bercak mungkin basah dan eksudatif4. Pada infeksi kronis makula hiperpigmentasi + skuama + likenifikasi5. Area sentral (hiperpigmentasi) : papula eritematus + skuama

  • PenatalaksanaanMedika Mentosa Pengobatan sistemik- Griseofulvin oral 500mg sehari (3-4 minggu)- Ketokonazol

    Pengobatan topikal- Salep Whitfield- Tolnaftat- Tolsiklat- Haloprogin- Derivat azol- Naftifin HCl- Imidazol (lesi berat)- Golongan azol (klotrimazol, ketokonazol, mikonazol)- Alilamin (terbinafin, naftifin)- Ciclopirox - Butenafin- Haloprogin

    Pasien immunocompromised : flukonazol, itrakonazol, atau terbinafin dapat diberikan per oral

  • Non Medika Mentosa- Bedak antijamur- Sabun Benzoil peroksida- Menjaga kebersihan dan kelembapan kulit

  • Edukasi- Bila gatal, jangan digaruk karena garukan dapat menyebabkan infeksi- Jaga kebersihan kulit dan kaki, bila berkeringat keringkan dengan handuk dan mengganti pakaian yang lembab- Gunakan pakaian yang terbuat dari bahan yang dapat menyerap keringat seperti katun, tidakketat dan ganti setiap hari- Untuk menghindari penularan penyakit, pakaian dan handuk yang digunakan penderita harus segera dicuci dan direndam air panas- Menghilangkan fokal infeksi ditempat lain misalnya di kuku atau di kaki- Meningkatkan hygiene lingkungan & perorangan

  • KomplikasiKomplikasi klinis jarang terjadiSuperinfeksi area oleh bakteri penyebab selulitisInfeksi sekunder tinea cruris oleh candida atau bakteri yang lainPada infeksi kronis terjadi likenifikasi dan hiperpigmentasi

  • PrognosisPrognosis penyakit ini baik

  • KesimpulanDengan memperhatikan gejala-gejala yang dialami pasien berusia 30 tahun ini, dapat disimpulkan bahwa ia menderita tinea kruris karena ia mempunyai beberapa gejala klinis yang tampak seperti bercak eritematosa yang gatal dan meluas ke tepi pada lipatan paha (central healing). Pada tinea kruris, lesi membentuk bercak berbatas tegas, tidak teratur dan bilateral dengan bagian tengah hiperpigmentasi dan berskuamaHIPOTESIS DITERIMA