Sejarah Sound Recording Di Indonesia (1)

5
Sejarah Sound Recording di Indonesia Alat perekam suara (Sound recording) yang pertama yakni Phonoautograph yang ditemukan oleh Thomas Alfa Ediso n. P ada awalnya penciptaan piringan hitam yang dikeluarkan oleh Charles Cros yang berasal dari Perancis, namun tidak berkembang alat itu karena media (piringan hitam tersebut) berbahan sangat tebal dan berat, lalu disempurnakan dengan Thomas A. Edison mengeluarkan piringan hitam, namun Emile Berliner berusaha untuk menyempurnakan dan mengeluarkan piringan hitam yang kualitasnya lebih baik daripada sebelumnya, dengan kemunculan piringan hitam Emile Berliner, banyak label yang berlomba untuk memproduksi piringan hitam. Di Indonesia sendiri, piringan hitam mulai di pada tahun 1957, dan piringan hitam di ciptakan di Indonesia pertama kali oleh perusahaan rekaman Lokananta, yang merupakan perusahaan produksi piringan hitam tertua di Indonesia, namun piringan hitam di Indonesia tidak sepopuler di Luar negeri karena harganya yang mahal. Adanya piringan hitam tergeser oleh kaset yang sudah ada sejak tahun 1964, namun di Indonesia pada tahun 1970 produksi piringan hitam dikalahkan oleh kaset, banyak perusahaan rekaman di Indonesia yang mengeluhkan dengan adanya kaset

description

sejarah sound recording di Indonesia, materi perkuliahan Sejarah

Transcript of Sejarah Sound Recording Di Indonesia (1)

Page 1: Sejarah Sound Recording Di Indonesia (1)

Sejarah Sound Recording di Indonesia

Alat perekam suara (Sound recording) yang pertama yakni Phonoautograph yang

ditemukan oleh Thomas Alfa Edison. Pada awalnya penciptaan piringan hitam yang

dikeluarkan oleh Charles Cros yang berasal dari Perancis, namun tidak berkembang alat itu

karena media (piringan hitam tersebut) berbahan sangat tebal dan berat, lalu disempurnakan

dengan Thomas A. Edison mengeluarkan piringan hitam, namun Emile Berliner berusaha

untuk menyempurnakan dan mengeluarkan piringan hitam yang kualitasnya lebih baik

daripada sebelumnya, dengan kemunculan piringan hitam Emile Berliner, banyak label

yang berlomba untuk memproduksi piringan hitam. Di Indonesia sendiri, piringan hitam

mulai di pada tahun 1957, dan piringan hitam di ciptakan di Indonesia pertama kali oleh

perusahaan rekaman Lokananta, yang merupakan perusahaan produksi piringan hitam

tertua di Indonesia, namun piringan hitam di Indonesia tidak sepopuler di Luar negeri

karena harganya yang mahal.

Adanya piringan hitam tergeser oleh kaset yang sudah ada sejak tahun 1964, namun

di Indonesia pada tahun 1970 produksi piringan hitam dikalahkan oleh kaset, banyak

perusahaan rekaman di Indonesia yang mengeluhkan dengan adanya kaset karena mereka

yang sebelumnya memproduksi suara dengan piringan hitam dapat dibajak dengan kaset.

Contohnya, pada Era 70-an dimana Indonesia sedang demam Koes Ploes, kesempatan kaset

untuk melakukan perbajakan sangat besar,sebagai contoh lagi salah satu studio di Indonesia

yakni “Remaco” pernah mendapatkan kerugian karena hasil rekaman piringan hitam yang

banyak di produksi berhasil dibajak oleh kaset. Namun di Indonesia kaset sempat meledak

dimana-mana.

Seiring berkembangnya tekhnologi di dunia, Indonesia pun ikut mendapatkan

dampak dari modernisasi tersebut, kaset yang bisa dibilang bermateri “ribet” membuat

produksi kaset beralih pada CD (Compact Disk) atau bisa disebut “Cakram Padat”. CD

muncul sekitar tahun 1982. CD memasuki Indonesia karena dinilai lebih praktis dan dapat

Page 2: Sejarah Sound Recording Di Indonesia (1)

memuat suara yang lebih banyak dibanding kaset, CD masih dipakai untuk merekam

sampai saat ini karena memiliki kemampuan rekam hingga 700 mega byte dan cukup

mudah dalam perawatan serta mudah dibawa kemana-mana dengan ukuran yang tidak

seberat piringan hitam dan kase, harganya pun terjangkau sehingga CD lebih di minati di

ndonesia. Pada Era tahun-2000 kaset mulai tergeser oleh CD, dan perusahaan rekaman di

Indonesia mulai beralih ke CD untuk perekaman suara/musik.

Modernisasi terus beranjak, mempengaruhi perkembangan sound recording, tak

terkecuali di Indonesia, dengan adanya modernisasi tersebut, perkembangan tekhnologi

sound recording tidak hanya berhenti pada CD (Compact Disk) namun terus berkembang

dengan tekhnologi yang lebih canggih, yakni kemunculan MP3 mempengaruhi pasar

rekaman di Indonesia, MP3 mulai ada di Indonesia sejak tahun 1999. Bentuknya lebih

praktis daripada CD, MP3 memiliki kemampuan rekam dan pemuatan suara/lagu hingga

berjumlah ratusan, membuat pasaran MP3 pada saat itu melonjak di Indonesia, namun saat

itu harga MP3 dipasaran masih tergolong mahal karena kemunculannya yang baru dan

memiliki perbedaan drastis yang jauh lebih menguntungkan bagi masyarakat, walau begitu

masih banyak masyarakat yang meminati untuk membeli, berbeda dengan sekarang harga

MP3 bisa jauh lebih murah karena perusahaan yang memproduksi MP3 sudah lebih banyak

daripada dulu.

Dalam menciptakan suatu produk alat perekam, Steve Job memperkenalkan Ipod ke

pasaran melalui perusahaannya “Apple”. Ipod generasi pertama memiliki kapasitas simpan

hingga 1000 lagu ,pada tanggal 23 oktober 2001 Steve Job mulai memperkenalkan Ipod

hingga pemasaran Ipod masuk ke Indonesia. Ipod yang diluncurkan di Indonesia berhasil

menembus target pasar, hingga saat ini ipod masih sangat diminati masyarakat Indonesia,

dan masih diluncurkan hingga generasi terbaru. Setelah peluncuran Ipod, pada tahun 2005

pasar produk alat perekam diwarnai dengan adanya Dual disk, namun di Indonesia dual

disk ini kurang diminati oleh masyarakat walaupun memiliki kelebihan dapat merekam

Page 3: Sejarah Sound Recording Di Indonesia (1)

dengan multifungsi, namun masyarakat Indonesia lebih memilih Ipod/MP3 daripada dual

disk, Karen memiliki kelebihan dapat didengar dimanapun berada dengan bentuk yang

praktis, kapasitas yang lebih terjangkau dengan harga yang terjangkau pula. Modernisasi di

dunia mempengaruhi perkembangan munculnya alat-alat sound recording , seperti halnya

di Indonesia, juga terkena imbas dari perkembangan sound recording tersebut. Seiring

berkembangnya zaman, inovasi sound recording yang masuk ke Indonesia terus berlanjut

dan berkembang memenuhi kebutuhan masyarakat.

Referensi :

PPT kelompok sound Recording

http://id.wikipedia.org/wiki/Perekam_suara

http://gitapratiwie.wordpress.com/2009/05/07/sejarah-rekaman-dan-alat-perekam/

http://rumahrekam.com/recording-pedia/sejarah-rekaman-dunia/

http://id.wikipedia.org/wiki/Perekam_suara

http://id.wikipedia.org/wiki/Audio_digital

Annisa Widoastiti

11/312338/SP/24533