SEJARAH SENI RUPA DAN KEBUDAYAAN INDONESIA A. Sifat ...

37
SEJARAH SENI RUPA DAN KEBUDAYAAN INDONESIA A. Sifat – Sifat Umum Seni Rupa Indonesia 1. Bersifat tradisional/statis Dengan adanya kebudayaan agraris mengarah pada bentuk kesenian yang berpegang pada suatu kaidah yang turun temurun 2. Bersifat Progresif Dengan adanya kebudayaan maritim. Kesenian Indonesia sering dipengaruhi kebudayaan luar yang kemudian di padukan dan dikembangkan sehingga menjadi milik bangsa Indonesia sendiri 3. Bersifat Kebinekaan Indonesia terdiri dari beberapa daerah dengan keadaan lingkungan dan alam yang berbeda, sehingga melahirkan bentuk ungkapan seni yang beraneka ragam 4. Bersifat Seni Kerajinan Dengan kekayaan alam Indonesia yang menghasilkan bermacam – macam bahan untuk membuat kerajinan 5. Bersifat Non Realis Dengan latar belakang agama asli yang primitif berpengaruh pada ungkapan seni yang selalu bersifat perlambangan / simbolisme B. Seni Rupa Prasejarah Indonesia Jaman prasejarah (Prehistory) adalah jaman sebelum ditemukan sumber – sumber atau dokumen – dokumen tertulis mengenai kehidupan manusia. Latar belakang kebudayaannya berasal dari kebudayaan Indonesia yang disebarkan oleh bangsa Melayu Tua dan Melayu Muda. Agama asli pada waktu itu animisme dan dinamisme yang melahirkan bentuk kesenian sebagai media

Transcript of SEJARAH SENI RUPA DAN KEBUDAYAAN INDONESIA A. Sifat ...

Page 1: SEJARAH SENI RUPA DAN KEBUDAYAAN INDONESIA A. Sifat ...

SEJARAH SENI RUPA DAN KEBUDAYAAN INDONESIA

A. Sifat – Sifat Umum Seni Rupa Indonesia

1. Bersifat tradisional/statis

Dengan adanya kebudayaan agraris mengarah pada bentuk kesenian yang berpegang pada suatu kaidah yang turun temurun

2. Bersifat Progresif Dengan adanya kebudayaan maritim. Kesenian Indonesia sering dipengaruhi kebudayaan luar yang kemudian di padukan dan dikembangkan sehingga menjadi milik bangsa Indonesia sendiri

3. Bersifat Kebinekaan Indonesia terdiri dari beberapa daerah dengan keadaan lingkungan dan alam yang berbeda, sehingga melahirkan bentuk ungkapan seni yang beraneka ragam

4. Bersifat Seni Kerajinan Dengan kekayaan alam Indonesia yang menghasilkan bermacam – macam bahan untuk membuat kerajinan

5. Bersifat Non Realis Dengan latar belakang agama asli yang primitif berpengaruh pada ungkapan seni yang selalu bersifat perlambangan / simbolisme B. Seni Rupa Prasejarah Indonesia

Jaman prasejarah (Prehistory)

adalah jaman sebelum ditemukan sumber – sumber atau dokumen – dokumen tertulis mengenai kehidupan manusia. Latar belakang kebudayaannya berasal dari kebudayaan Indonesia yang disebarkan oleh bangsa Melayu Tua dan Melayu Muda. Agama asli pada waktu itu animisme dan dinamisme yang melahirkan bentuk kesenian sebagai media

Page 2: SEJARAH SENI RUPA DAN KEBUDAYAAN INDONESIA A. Sifat ...

upacara (bersifat simbolisme) Jaman prasejarah Indonesia terbagi atas: Jaman Batu dan Jaman Logam 1. Seni Rupa Jaman Batu Jaman batu terbagi lagi menjadi: jaman batu tua (Palaeolithikum), jaman batu menengah (Mesolithikum), Jaman batu muda (Neolithikum), kemudian berkembang kesenian dari batu di jaman logam disebut jaman megalithikum (Batu Besar)

Peninggalan – peninggalannya yaitu:

a. Seni Bangunan Manusia phaleolithikum belum meiliki tempat tinggal tetap, mereka hidup mengembara (nomaden) dan berburu atau mengumpulkan makanan (food gathering) tanda – tanda adanya karya seni rupa dimulai dari jaman Mesolithikum. Mereka sudah memiliki tempat tinggal di goa – goa.Seperti goa yang ditemukan di di Sulawesi Selatan dan Irian Jaya. Juga berupa rumah – rumah panggung di tepi pantai, dengan bukti – bukti seperti yang ditemukan di pantai Sumatera Timur berupa bukit – bukit kerang (Klokkenmodinger) sebagai sisa – sisa sampah dapur para nelayan Kemudian jaman Neolithikum, manusia sudah bisa bercocok tanah dan berternak (food producting) serta bertempat tinggal tinggal di rumah – rumah kayu / bambu Pada jaman megalithikum banyak menghasilkan bangunan – bangunan dari batu yang berukuran besar untuk keperluan upacara agama, seperti punden, dolmen, sarkofaq, meja batu dll

b. Seni Patung Seni patung berkembang pada jaman Neolithikum, berupa patung – patung nenek moyang dan patung penolak bala, bergaya non realistis, terbuat dari kayu atau batu. Kemudian jaman megalithikum banyak itemukan patung – patung berukuran besar bergaya statis monumental dan dinamis piktural

c. Seni Lukis Dari jaman Mesolithikum ditemukan lukisan – lukisan yang dibuat pada dinding gua seperti lukisan goa di Sulawesi Selatan dan Pantai Selatan Irian Jaya. Tujuan lukisan untuk keperluan magis dan ritual, seperti adegang perburuan binatang lambang nenek moyang dan cap jari.

Page 3: SEJARAH SENI RUPA DAN KEBUDAYAAN INDONESIA A. Sifat ...

Kemudian pada jaman neolithikum dan megalithikum, lukisan diterapkan pada bangunan – bangunan dan benda – benda kerajinan sebagai hiasan ornamentik (motif geometris atau motif perlambang) 2. Seni Rupa Jaman Logam Jaman logam di Indonesia dikenal sebagai jaman perunggu, Karena banyak ditemukan benda – benda kerajinan dari bahan perunggu seperti ganderang, kapak, bejana, patung dan perhiasan, karya seni tersebut dibuat dengan teknik mengecor (mencetak) yang dikenal dengan 2 teknik mencetak:

1) Bivalve, ialah teknik mengecor yang bisaa di ualng berulang 2) Acire Perdue, ialah teknim mengecor yang hany satu kali pakai (tidak bisa diulang) C. SENI RUPA INDONESIA HINDU

Kebudayaan Hindu berasal dari India yang menyebar di Indonesia sekitar abad pertama Masehi melalui kegiatan perdagangan, agama dan politik.Pusat perkembangannya di Jawa, Bali dan Sumatra yang kemudian bercampur (akulturasi) dengan kebudayaan asli Indonesia (kebudayaan istana dan feodal). Prose akulturasi kebudayan India dan Indonesia berlangsung secara bertahap dalam kurun waktu yang lama, yaitu dengan proses: a. Proses peniruan (imitasi) b. Proses Penyesuaian (adaptasi) c. Proses Penguasaan (kreasi) 1. Ciri – Ciri Seni rupa Indonesia Hindu

a. Bersifat Peodal, yaitu kesenian berpusat di istana sebagai medi pengabdian Raja (kultus Raja) b. Bersifat Sakral, yaitu kesenian sebagai media upacara agama c. Bersifat Konvensional, yaitu kesenian yang bertolak pada suatu pedoman pada sumber hukum agama (Silfasastra) d. Hasil akulturasi kebudayaan India dengan indonesia 2. Karya Seni Rupa Indonesia Hindu

Page 4: SEJARAH SENI RUPA DAN KEBUDAYAAN INDONESIA A. Sifat ...

a. Seni Bangunan: 1) Bangunan Candi Candi berasala dari kata “Candika” yang berarti nama salah satu Dewa kematian (Dugra). Karenanya candi selalu dihubungkan dengan mnumen untuk memuliakan Raja yang meninggal contohnya candi Kidal untuk memuliakan Raja Anusapati, selain itu candi pula berfungsi sebagai: - Candi Stupa: didirikan sebagai lambang Budha, contoh candi Borobudur - Candi Pintu Gerbang: didirikan sebagai gapura atau pintu masuk, contohnya candi Bajang Ratu - Candi Balai Kambang / Tirta: didirikan didekat / ditengah kolam, contoh candi Belahan - Candi Pertapaan: didirikan di lereng – lereng tempat Raja bertapa, contohnya candi Jalatunda - Candi Vihara: didirikan untuk tempat para pendeta bersemedhi contohnya candi Sari Struktur bangunan candi terdiri dari 3 bagian - Kaki candi adalah bagian dasar sekaligus membentuk denahnya (berbentuk segi empat, ujur sangkar atau segi 20) - Tubuh candi. Terdapat kamar – kamar tempat arca atau patung - Atap candi: berbentuk limas an, bermahkota stupa, lingga, ratna atau amalaka Bangunan candi ada yang berdiri sendiri ada pula yang kelompok. Ada dua system dalam pengelempokan candi, yaitu: - Sistem Konsentris (hasil pengaruh dari India) yaitu induk candi berada di tengah – tengah anak – anak candi, contohnya kelompok candi lorojongrang dan prambanan - System membelakangi (hasil kreasi asli Indonesia )yaitu induk candi berada di belakang anak – anak candi, contohnya candi penataran 2) Bangunan pura Pura adalah bangunan tempat Dewa atau arwah leluhur yang banyak didirikan di Bali. Pura merupakan komplek bangunan yang disusun terdiri dari tiga halaman pengaruh dari candi penataran yaitu: - Halaman depan terdapat balai pertemuan - Halaman tengah terdapat balai saji - Halaman belakang terdapat; meru, padmasana, dan rumah Dewa Seluruh bangunan dikelilingi dinding keliling dengan pintu gerbangnya ada yang berpintu / bertutup (kori agung) ada yang terbuka ( candi bentar) - Pura agung, didirikan di komplek istana - Pura gunung, didirikan di lereng gunung tempat bersemedhi - Pura subak, didirikan di daerah pesawahan

Page 5: SEJARAH SENI RUPA DAN KEBUDAYAAN INDONESIA A. Sifat ...

- Pura laut, didirikan di tepi pantai

3) Bangunan Puri Puri adalah bangunan yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan dan pusat keagamaan. Bangunan – bangunan yang terdapat di komplek puri antara lain: Tempat kepala keluarga (Semanggen), tempat upacara meratakan gigi (Balain Munde) dsb b. Seni patung Hindu Budha Patung dalam agama Hindu merupakan hasil perwujudan dari Raja dengan Dewa penitisnya. Orang Hindu percaya adanya Trimurti: Dewa Brahma Wisnu dan Siwa. Untuk membedakan mereka setiap patung diberi atribut keDewaan (laksana/ciri), misalnya patung Brahma laksananya berkepala empat, bertangan empat dan kendaraanhya (wahana) hangsa). Sedangkan pada patung wisnu laksananya adalah para mahkotanya terdapat bulan sabit, dan tengkorak, kendaraannya lembu, (nadi) dsb Dalam agama Budha bisaa dipatungkan adalah sang Budha, Dhyani Budha, Dhyani Bodhidattwa dan Dewi Tara. Setiap patung Budha memiliki tanda – tanda kesucian, yaitu: - Rambut ikal dan berjenggot (ashnisha) - Diantara keningnya terdapat titik (urna) - Telinganya panjang (lamba-karnapasa) - Terdapat juga kerutan di leher - Memakai jubah sanghati c. Seni hias Hindu Budha Bentuk bangunan candi sebenarnya hasil tiruan dari gunung Mahameru yang dianggap suci sebagai tempatnya para Dewa Oleh sebab itu Candi selalu diberi hiasan sesuai dengan suasana alam pegunungan, yaitu dengan motif flora dan fauna serta mahluk azaib. Bentuk hiasan candi dibedakan menjadi dua macam, yaitu: 1) Hiasan Arsitektural ialah hiasan bersifat 3 dimensional yang membentuk struktur bangunan candi, contohnya: - Hiasan mahkota pada atap candi - Hisana menara sudut pada setiap candi - Hiasan motif kala (Banaspati) pada bagian atas pintu - Hiasan makara, simbar filaster,dll 1) Hiasan bidang ialah hiasan bersifat dua dimensional yang terdapat pada dinding / bidang candi, contohnya - Hiasan dengan cerita, candi Hindu ialah Mahabarata dan Ramayana: sedangkan pada candi Budha adalah Jataka, Lalitapistara

Page 6: SEJARAH SENI RUPA DAN KEBUDAYAAN INDONESIA A. Sifat ...

- Hiasan flora dan fauna - Hiasan pola geometris - Hiasan makhluk khayangan 3. Kronologis Sejarah Seni rupa Hindu Budha a. Seni rupa Jawa Hindu periode Jawa Tengah, terbagi atas: 1) Jaman Wangsa Sanjaya Candi – candi hanya didirikan di daerah pegunungan. Seni patungnya merupakan perwujudan antara manusia dengan binatang (lembu atau garuda) 2) Jaman Wangsa Syailendra Peninggalan candinya : kelompok Candi Prambanan, Kelompok Candi Sewu, Candi Borobudurm, Candi Kalasan, Candi Sari, Candi Mendut Dan Kelompok Candi Plaosan Seni patungnya bersifat Budhis, contohnya patung Budha dan Budhisatwa di Candi Borobudur b. Seni rupa Jawa Hindu periode Jawa Timur, terbagi atas: 1) Jaman Peralihan Pada seni bangunannya sudah meperlihatkan tanda – tanda gaya seni jawa timur seperti tampak pada Candi Belahan yaitu pada perubahan kaki candi yang bertingkat dan atapnya yang makin tinggi. Kemudian pada seni patungnya dudah tidak lagi memperlihatkan tradisi India, tetapi sudah diterapkan proposisi Indonesia seperti pada patung Airlangga 2) Jaman Singasari Pada seni bangunannya sudah benar – benar meperlihatkan gaya seni Jawa Timur baik pada struktur candi maupun pada hiasannya, contohnya: candi singosari, candi kidal, dan candi jago. Seni patungnya bergaya Klasisistis yang bertolak dari gaya seni Jawa Tengah, hanya seni patung singosari lebih lebih halus pahatannya dan lebih kaya dengan hiasan contohnya patung Prajnaparamita, Bhairawa dan Ganesha. 3) Jaman Majapahit Candi – candi Majapahit sebagian besar sudah tidak utuh lagi karena terbuat dari batu bata, perbedaan dengan candi di Jawa Tengah yang terbuat dari batu kali / andhesit peninggalan candinya: kelompok candi Penataran, Candi Bajangratu, candi Surowono, candi Triwulan dll Kemudian pada seni patungnya sudah tidak lagi memperlihatkan gaya klasik Jawa Tengah, melainkan gaya magis monumental yang lebih menonjolkan tradisi Indonesia seperti tampak pada raut muka, pakaian batik dan perhiasan khas Indonesia. Selain patung dari batu juga dikelan patung realistic dari Terakotta (tanah liat) hasil pengaruh darin Campa dan

Page 7: SEJARAH SENI RUPA DAN KEBUDAYAAN INDONESIA A. Sifat ...

China, contohnya patung wajah Gajah Mada c. Seni Rupa Bali Hindu Di Bali jarang ditemukan candi sebab masyarakatnya tidak mengenal Kultus Raja. Seni bangunan utama di Bali adalah Pura dan Puri.Pura sebagai bangunan suci tetapi di dalamnya tidak terdapat patung perwujudan Dewa karena masyarakat Bali tidak mengenal an-Iconis yaitu tidak mengebal patung sebagai objek pemujaan, adapun patung hanya sebagai hiasan saja 4. Perbedaan Gaya Seni Jawa Tengah Dengan Jawa Timur a. Perbedaan struktur bangunan candi - Candi Jateng terbuat dari batu adhesit, sedangkan di Jatim terbuat dari batu bata - Candi Jateng bentuknya tambun, sedangkan di Jatim bentuknya ramping - Kaki candi Jateng tidak berundak sedangkan di Jatim berundak - Atap candi Jateng pendek, sedangkan di Jatim lebih tinggi - Kumpulan candi di Jateng dengan system konsentris, sedangkan di Jatim dengan system membelakangi b. Perbedaan pada seni patungnya - Patung – patung di Jateng hanya sebagai perwujudan Dewa/Raja sedangkan di Jatim ada pula perwujudan manusia bisaa - Seni patung Jateng bergaya simbolis realistis, sedangkan di Jatim jaman Singasari bergaya klasisitis dan jaman Majapahit bergaya magis monumental - Prambandala (lingkaran kesaktian) pada patung Jateng terdapat pada bagian belakang kepala, sedangkan di Jatim terdapat di bagian belakang seluruh tubuh menyerupai lidah api - Pakaian Raja / Dewa pada seni patung Jateng masih dipengaruhi tradisi India, sedangkan di Jatim khas Indonesia seperti pakaian batik, selendang dan ikat kepala c. Perbedaan hiasan candi - Hiasan adegan cerita pada candi Jateng bergala realis, sedangkan di Jatim bergaya Wayang (distorsi) - Adegan cerita pada candi Jateng hanya tentang Mahabarata dan Ramayana, sedangkan di Jatim ada pula adegan cerita asli Indonesia, misalnya cerita Panji - Motif hias pada candi di Jateng bersifat Hindu dan Budha sedangkan di Jatim ada pula hias asli Indonesia sperti motif penawakan dan gunungan serta perlambangan - Hiasan pada candi di Jatim lebih padat dan dipusatkan pada seni Cina

Page 8: SEJARAH SENI RUPA DAN KEBUDAYAAN INDONESIA A. Sifat ...

seperti motif awan dan batu karang D. Seni Rupa Indonesia Islam Agama Islam masuk ke Indonesia sekitar abad ke 7 M oleh para pedagang dari India, Persia dan Cina. Mereka menyebarkan ajaran Islam sekligus memperkenalkan kebudayaannya masing – masing, maka timbul akulturasi kebudayaan Seni rupa Islam juga dikembangkan oleh para empu di istana – istana sebagai media pengabdian kepada para penguasa (Raja/Sultan) kemudian dalam kaitannya dengan penyebaran agama Islam, para walipun berperan dalam mengembangkan seni di masyarakat pedesaan, misalnya da’wah Islam disampaikan dengan media seni wayang 1. Ciri – Ciri Seni Rupa Indonesia Islam a. Bersifat feodal, yaitu kesenian yang bersifat di istana sebagai media pengabdian kepada Raja / sultan b. Bersumber dari kesenian pra Islam (seni prasejarah dan seni Hindu Budha) c. Berperan 2. Karya Seni Rupa Indonesia Islam a. Seni Bangunan 1. Mesjid Pengaruh hindu tampak pada bagian atas mesjid yang berbentuk limas bersusun ganjil (seperti atap Balai Pertemuan Hindu Bali), contohnya atap mesjid Agung Demak dan Mesjid Agung Banten 2. Istana Istana / keraton berfungsi sebagai tempat tinggal Raja, pusat pemerintahan.Pusat kegiatan agama dan budaya. Komplek istana bisaanya didirikan di pusat kota yang dikelilingi oleh dinding keliling dan parit pertahanan. 3. Makam Arsitektur makam orang muslimin di Indonesia merupakan hasil pengaruh dari tradisi non muslim. Pengaruh seni prasejarah tampak pada bentuk makam seperti punden berundak. Sedangkan pengaruh hindu tampak pada nisannya yang diberi hiasan motif gunungan atau motif kala makara. Adapun pengaruh dari Gujarat India yaitu pada makam yang beratap sungkup b. Seni Kaligrafi Seni kaligrafi atau seni khat adalah seni tulisan indah. Dalam kesenian Islam menggunakan bahasa arab. Sebagai bentuk simbolis dari rangkaian

Page 9: SEJARAH SENI RUPA DAN KEBUDAYAAN INDONESIA A. Sifat ...

ayat – ayat suci Al – Qur’an. Berdasarkan fungsinya seni kaligrafi dibedakan menjadi, yaitu: 1) Kaligrafi terapan berfungsi sebagai dekorasi / hiasan 2) Kaligrafi piktural berfungsi sebagai pembentuk gambar 3) Kaligrafi ekspresi berfungsi sebagai media ungkapan perasaan seperti kaligrafi karya AD. Pireus dan Ahmad Sadeli c. Seni Hias Seni hias islam selalu menghindari penggambaran makhluk hidup secara realis, maka untuk penyamarannya dibuatkan stilasinya (digayakan) atau diformasi (disederhanakan) dengan bentuk tumbuh – tumbuhan E. Seni Rupa Indonesi Modern Istilah “modern” dalam seni rupa Indonesia yaitu betuk dan perwujudan seni yang terjadi akibat dari pengaruh kaidah seni Barat / Eropa. Dalam perkembangannya sejalan dengan perjuangan bangsa Indonesia untuk melepaskan diri dari penjajahan 1. Masa Perintis Dimulai dari prestasi Raden Saleh Syarif Bustaman (1807 – 1880), seorang seniman Indonesia yang belajar kesenian di eropa dan sekembalinya di Indonesia ia menyebarkan hasil pendidikannya. Kemudian Raden Saleh dikukuhkan sebagai bapak perintis seni lukisan modern 2. Masa seni lukis Indonesia jelita / moek (1920 – 1938) Ditandai dengan hadirnya sekelompok pelukis barat yaitu Rudolf Bonnet, Walter Spies, Arie Smite, R. Locatelli dan lain – lain. Ada beberapa pelukis Indonesia yang mengikuti kaidah / teknik ini antara lain: Abdulah Sr, Pirngadi, Basuki Abdullah, Wakidi dan Wahid Somantri 3. Masa PERSAGI (1938 – 1942) PERSAGI (Peraturan Ahli Gambar Indonesia) didirikan tahun 1938 di Jakarta yang diketuai oleh Agus Jaya Suminta dan sekreTarisnya S. Sujoyono, seangkan anggotanya Ramli, Abdul Salam, Otto Jaya S, Tutur, Emira Sunarsa (pelukis wanita pertama Indonesia) PERSAGI bertujuan agar para seniman Indonesia dapat menciptakan karya seni yang kreatif dan berkepribadan Indonesia 4. Masa Pendudukan Jepang (1942 – 1945) Pada jaman Jepang para seniman Indonesia disediakan wadah pada balai kebudayaan Keimin Bunka Shidoso. Para seniman yang aktif ialah: Agus Jaya, Otto Jaya, Zaini, Kusnadi dll. Kemudian pada tahun 1945 berdiri lembaga kesenian dibawah naungan POETRA (Pusat tenaga Rakyat) oleh empat Surakarta (HBS) dll 6. Masa Pendidikan Seni Rupa Melalui Pendidikan Formal

Page 10: SEJARAH SENI RUPA DAN KEBUDAYAAN INDONESIA A. Sifat ...

Pada tahun 1950 di Yogyakarta berdiri ASRI (Akademi Seni Rupa Indonesia) yang sekarang namanya menjadi STSRI (Sekolah Tinggi Seni Rupa Indonesia) yang dipelopori oleh RJ. Katamsi, kemudian di Bandung berdiri Perguruan Tinggi Guru Gambar (sekarang menjadi Jurusan Seni Rupa ITB) yang dipelopori oleh Prof. Syafe Sumarja.Selanjutnya LPKJ (Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta) disusul dengan jurusan – jurusan di setiap IKIP Negeri bahkan sekarag pada tingat SLTA 7. Masa Seni Rupa Baru Indonesia Pada tahun 1974 muncul para seniman Muda baik yang berpendidikan formal maupun otodidak, seperti Jim Supangkat, S. Priaka, Harsono, Dede Eri Supria, Munni Ardhi, Nyoman Nuarta, dll F. Aliran – Aliran Seni Lukis Aliran seni lukis muncul di eropa pada abd ke 19 yang dipengaruhi oleh pesatya perkembangan di bidang ilmu dan teknologi. Penemuan teori – teori baru itu kemudian dijadikan kaidah seni yang berlaku dalam ikatan kelompok pendukungnya, maka lahirlah suatu aliran atau faham dalam seni: 1. Kalsisisme, cirinya: Objek lukisan seperti dibuat – buat dekoratif, berkesan indah dan elok. Tokohnya: Watteau, Ringaud, Viee Lebrun, Fragnorad dan Marisot Boucher 2. Neoklasisisme, cirinya objek lukisan sekitar lingungan istana dan tokoh agama, bersifat intelektual dan akademis.Semua bentuk dibatasi dengan garis nyata, berkesan tenang dan agung.Pelopornya Louis Davis kemudian dilanjutkan oleh Ingres 3. Romantisme, cirinya: bertemakan tentang cerita yang dahsyat atau kegemilangan sejarah dan peristiwa yang menggugah perasaan, emosional kaya dengan warna dan kontras cahaya, kesan gerak lebih menonjol bahkan melebihi kejadian sebenarnya. Tokohnya: Teodore Gericault, Delaxroix, Cemille Corot, Rouseau. Millet dll 4. Realisme, cirinya: mengungkapkan kejadian yang sebenarnya dengan objek lukisan tentang rakyat jelata, kemiskinan atau kepahitan hidup, penderitaan dan kesibukan – kesibukan, tokohnya Gustave Courbet dan George Hendrik Breitner 5. Naturalisme, cirinya: melukis objek alam / pemandangan secara visual (forografis) tanpa ada penafsiran lain. Pelukisnya; Rudolf Bonnet, Le Mayeur, R. Locatelli dab Albercth Durer 6. Improsionisme, cirinya: melukis kesan alam secara langsung dan cepat berdasarkan kaidah hukum cahaya, garis kontur / blabar dan kaya dengan warna, pelukisnya : Claude Monet, Degas, Pisarro dll

Page 11: SEJARAH SENI RUPA DAN KEBUDAYAAN INDONESIA A. Sifat ...

7. Pointilisme, cirinya: melukis dengan teknik bintik – bintik kecil untuk menampilkan efek cahaya dan warna, pelukisnya Seurat 8. Ekspresionisme, cirinya : hasil ungkapan emosi dan perasaan objeknya menyimpang dari bentuk alam, spontanitas dan kecepatan dalam melukis dana menggunakan warna secara murni. Pelopornya ialah Vincent, Van Gogh dan para pengikutnya: Emil Nolde, Karl Scmidt dan Mondesohn 9. Kubisme, ada dua jenis yaitu Kubisme Analitis cirinya objek lukisan menyerupai susunan balok / kubus yang berkesan 3 dimensi, dan kubisme sintesis cirinya objek lukisan menyerupai susunan bidang trasparan yang berkesan 2 dimensi. Pelukisnya Pablo Picasso, George Braque, Jan Gris, dan Fernand Leger 10. Futurisme, cirinya: menampilkan kesan gerak pada objek dengan cara pengulangan bentuk yang berubah - rubah arah. Pelukisnya: G. Balla, Severini, dan Carlo Carra 11. Abstrak, cirinya melukis hasil ungkapan batin yang tidak ada identifikasinya di dunia nyata dengan mempergunakan kesatuan garis, bidang, warna dan unsur seni rupa lainnya.Pelukisnya : Wassily Kadinsky, Piet Mondrin dan Malevich 12. Dadaisme, cirinya: lukisan seperti kekanak – kekanakan, nihilistic, naïf, lucu, menolak hukum seni dan keindahan. Pelopornya Paul Klee 13. Surrealisme, cirinya: objek lukisan tampak aneh dan asing seolah – olah hanya terdapat di alam impian , pelukisnya Salvador dali, Marc Ghagall Joan Miro dll. 14. Pop Art, cirinya: berkesan seolah – olah sindiran, karikatur, humor dan apa adanya dari objek aa saja dapat ditampilkan walaupun tidak lajim dalam karya seni, senimannya Tom Waselman, Cristo dan lain – lain 15. Optical Art, cirinya: termasuk seni non objektif dengan menampilkan bentuk – bentuk geometris atau garis – garis yang diulang secara teratur rapih dan terperinci dengan warna – warna cemerlang pelukisnya: Jackson Pollok, William de Kooning dan Andy Warhol

Page 12: SEJARAH SENI RUPA DAN KEBUDAYAAN INDONESIA A. Sifat ...

SEJARAH KEBUDAYAAN INDONESIA

1. Zaman Batu dan Logam

Indonesia adalah bangsa yang besar dengan sejarah kebudayaan yang sangat panjang.Menurut hasil temuan-temuan yang ada kebudayaan Indonesia sudah dimulai dari zaman Zaman batu, kira-kira 1.7 juta tahun yang lalu. Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli prehistoris, zaman batu dibagi menjadi 3, yaitu :

a. Zaman Batu Tua (Paleolitikum)

b. Zaman Batu Pertengahan (Mesolitikum)

c. Zaman Batu Muda (Neolitikum)

a. Zaman Batu Tua (Paleolitikum)

Periode zaman ini adalah antara tahun 50.000 SM - 10.000 SM. Pada zaman ini, manusia hidup secara nomaden dalam kumpulan kecil untuk mencari makanan.Mereka memburu binatang, menangkap ikan dan mengambil hasil hutan sebagai makanan.Mereka belum bisa bercocok tanam.Mereka menggunakan batu, kayu dan tulang binatang untuk membuat peralatan memburu.Mereka membuat pakaian dari kulit binatang tangkapan mereka. Selain itu, mereka telah pandai menggunakan api untuk memasak, memanaskan badan dan mengusir binatang.

b. Zaman Batu Pertengahan (Mesolitikum)

Ketika masa mesolitikum, penduduk Indonesia sudah mulai hidup dengan cara menetap dan sudah mulai bercocok tanam secara sederhana untuk memenuhi kebutuhan makanan mereka, disamping berburu hewan dan menangkap ikan. Tempat tinggal yang mereka pilih umumnya berlokasi di tepi pantai (kjokkenmoddinger) dan goa-goa (abris sous roche).

· Kjokkenmoddinger adalah sampah dapur yang berisi siput, kerang dan barang-barang hasil kebudayaan seperti kapak genggam, ditemukan di sepanjang pantai timur Pulau Sumatera.

Page 13: SEJARAH SENI RUPA DAN KEBUDAYAAN INDONESIA A. Sifat ...

· Abris sous roche adalah goa menyerupai ceruk batu karang yang digunakan manusia sebagai tempat tinggal. Ditemukan didaerah Madiun, Besuki, Timor dan Rote.

c. Zaman Batu Muda (Neolitikum)

Zaman batu muda (Neolitikum) benar-benar membawa revolusi dalam kehidupan manusia.Pada zaman ini, mereka telah hidup menetap, membuat rumah, membentuk kelompok masyarakat desa, bertani dan berternak untuk memenuhi kebutuhan hidup.Sejalan dengan itu revolusi alat-alat penunjang kehidupanpun terjadi.

Setelah masa Neolitikum, kemudian kebudayaan Indonesia berlanjut kemasa zaman logam.Hal ini ditandai dengan dikenalnya tekhnik untuk mengecor / mencairkan logam dari biji besi, dan menuangkan kedalam cetakan-cetakan serta mendinginkannya.Oleh karena itulah mereka mampu membuat aneka ragam senjata berburu dan berperang serta alat-alat lain yang mereka perlukan.

2. Kebudayaan Hindu dan Budha

Berkat hubungan dagang dengan negara-negara tetangga maupun dengan yang lebih jauh seperti India, Tiongkok, dan wilayah Timur tengah, di Indonesia pun mulai berkembang kerajaan-kerajaan Hindu dan Budha. Agama Hindu masuk ke Indonesia diperkirakan pada awal tarikh Masehi (sekitar abad ke 2 sampai abad ke 4), dibawa oleh para musafir dari India antara lain: Maha Resi Agastya, yang di Jawa terkenal dengan sebutan Batara Guru atau Dwipayana dan juga para musafir dari Tiongkok yakni musafir Budha Pahyien.

Agama Budha sendiri mulai masuk ke Indonesia pada sekitar abad ke-5.Agama Budha sendiri dikemudian hari berkembang lebih pesat, dikarenakan dalam agama Budha tidak menghendaki adanya kasta-kasta dalam masyarakat.

Kedua agama tersebut tumbuh dan berkembang secara berdampingan secara damai.Kebudayaan Hindu dan Budha beralkulturasi dengan kebudayaan asli Indonesia yang sebelumnya telah ada.Masa kedua agama tersebut ditandai dengan munculnya banyak kerajaan-kerajaan di Nusantara. Berikut adalah daftar kerajaan-kerajaan Hindu-Budha yang ada di Nusantara :

Page 14: SEJARAH SENI RUPA DAN KEBUDAYAAN INDONESIA A. Sifat ...

· Kerajaan Hindu/Buddha di Kalimantan

a. Kerajaan Kutai

· Kerajaan Hindu/Buddha di Jawa

a. Kerajaan Salakanagara (150-362)

b. Kerajaan Tarumanegara (358-669)

c. Kerajaan Sunda Galuh (669-1482)

d. Kerajaan Kalingga

e. Kerajaan Mataram Hindu

f. Kerajaan Kadiri (1042 - 1222)

g. Kerajaan Singasari (1222-1292)

h. Kerajaan Majapahit (1292-1527)

· Kerajaan Hindu/Buddha di Sumatra

a. Kerajaan Malayu Dharmasraya

b. Kerajaan Sriwijaya

Baik penganut agama Budha dan Hindu sama-sama melahirkan karya-karya budaya yang bernilai tinggi dalam seni bangunan/arsitektur, seni pahat, seni ukir maupun seni sastra, seperti tercermin dalam bangunan/arsitektur, relief-relief yang dibuat dalam dalam candi-candi di Jawa Tengah maupun Jawa Timur. Candi-candi yang dimaksud diantaranya : Borobudur, Mendut, Prambanan, Kalasan (Jawa Tengah), Badut, Kidal, Jago, Singosari (Jawa Timur).

Candi Borobudur sendiri adalah candi terbesar dan termegah di Asia Tenggara.

3. Kebudayaan Islam

Pada abad ke 11, diperkirakan agama Islam telah masuk ke Indonesia, khususnya daerah Jawa dan Sumatra. Hal ini ditandai dengan ditemukannya makam dari seorang wanita islam di kota Gresik. Islam sendiri masuk ke Indonesia melalui jalur perdagangan, di bawa oleh para saudagar-saudagar yang berasal dari Timur Tengah. Karena Islam masuk dengan damai tanpa adanya pemaksaan, Islam pun dengan cepat dapat berkembang di Indonesia.

Page 15: SEJARAH SENI RUPA DAN KEBUDAYAAN INDONESIA A. Sifat ...

Bersamaan dengan makin surutnya kejayaan Majapahit di Nusantara pada abad ke-15, muncullah kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara.Kerajaan-kerajaan yang dimaksud adalah kerajaan Malaka di Semenanjung Malaka, kerajaan Aceh di Ujung Pulau Sumatera, kerajaan Banten di Jawa Barat, kerajaan Demak dipesisir Utara pulau Jawa Tengah.

Persebaran Islam di Indonesia, khususnya di jawa sebagian besar dilakukan oleh wali songo. "Walisongo" berarti sembilan orang wali. Mereka adalah Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Dradjad, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria, dan Sunan Gunung Jati. Mereka tidak hidup pada saat yang persis bersamaan. Namun satu sama lain mempunyai keterkaitan erat, bila tidak dalam ikatan darah juga dalam hubungan guru-murid.

Mereka tinggal di pantai utara Jawa dari awal abad 15 hingga pertengahan abad 16, di tiga wilayah penting. Yakni Surabaya-Gresik-Lamongan di Jawa Timur, Demak-Kudus-Muria di Jawa Tengah, serta Cirebon di Jawa Barat. Mereka adalah para intelektual yang menjadi pembaharu masyarakat pada masanya. Mereka mengenalkan berbagai bentuk peradaban baru: mulai dari kesehatan, bercocok tanam, niaga, kebudayaan dan kesenian, kemasyarakatan hingga pemerintahan.

Era Walisongo adalah era berakhirnya dominasi Hindu-Budha dalam budaya Nusantara untuk digantikan dengan kebudayaan Islam.Mereka adalah simbol penyebaran Islam di Indonesia. Khususnya di Jawa. Tentu banyak tokoh lain yang juga berperan. Namun peranan mereka yang sangat besar dalam mendirikan Kerajaan Islam di Jawa, juga pengaruhnya terhadap kebudayaan masyarakat secara luas serta dakwah secara langsung, membuat "sembilan wali" ini lebih banyak disebut dibanding yang lain.

Sekarang agama islam telah menjadi agama terbesar di Indonesia, dengan persentase sekitar 90% warga Indonesia memeluk agama Islam. Bahkan Indonesia sekarang adalah negara dengan jumlah pemeluk agama Islam di dunia. Tak dapat dipungkiri lagi bahwa kebudayaan islam adalah pemberi saham yang besar dalam perkembangan kebudayaan dan kepribadian bangsa.

4. Kebudayaan Barat

Dimulai dengan kedatangan bangsa Portugis pada tahun 1512 di Ternate, setelah itu disusul oleh Spanyol dan Belanda.Inilah awal dari

Page 16: SEJARAH SENI RUPA DAN KEBUDAYAAN INDONESIA A. Sifat ...

masuknya kebudayaan Barat di Indonesia.Portugis dan Belanda yang akhirnya menjajah nusantara juga menyebarkan agama Nasrani di Indonesia, terutama di wilayah-wilayah yang hampir belum tersentuh agama Islam.

Selama sekitar 350 Indonesia dijajah oleh bangsa asing, selama itu pula Indonesia mendapat masukan kebudayaan dari barat.Setelah Indonesia dikuasai mereka, munculnya budaya-budaya barat, contohnya bangunan-bangunan bergaya arsitektur barat, tradisi-tradisi dari barat seperti acara pesta dansa, dan lain-lain.

5. Kebudayaan dan Kepribadian

Sudah menjadi watak dan kepribadian Timur pada umumnya, serta masyarakat Jawa khususnya, bahwa dalam menerima setiap kebudayaan yang datang dari luar, kebudayaan yang dimilikinya tidaklah diabaikan.Hal ini harus kita pertahankan terus untuk memfilter kebudayaan asing yang tidak sesuai dengan kebudayaan kita.Kita harus menjaga kebudayaan kita dengan baik agar kebudayaan kita berkembang makin baik dan kita tidak kehilangan jati diri kita sebagai bangsa Indonesia.

Budaya Indonesia Dalam 4 Zaman Besar

Oleh Afif Jatijajar

Sudah jelas sekali bukan bahwa antara Budaya dan Sejarah sangat berkaitan erat, salah satunya yang terjadi di negara kita. Untuk itu, saya akan mengulas sejarah Budaya Indonesia yang terbagi dalam 4 zaman besar yaitu zaman pra-sejarah, zaman kuno, madya dan modern. Pada posting kali ini saya baru akan jelaskan garis besarnya terlebih dahulu. Sedangkan untuk yang lebih rinci akan diposting lain waktu. A. Budaya Indonesia Zaman Pra Sejarah Budaya bangsa Indonesia pada zaman ini terbagai dalam beberapa poin

1. Zaman Batu

2. Zaman Logam

3. Zaman Megalithicum

Page 17: SEJARAH SENI RUPA DAN KEBUDAYAAN INDONESIA A. Sifat ...

Sementara keadaan masyarakat Indonesia pada masa ini terbagai dalam 4 poin yaitu :

1. Zaman Paleolithicum

2. Zaman Mesolithicum

3. Zaman Neolithicum, dan

4. Zaman Logam

B. Budaya Indonesia Zaman Kuno Budaya bangsa Indonesia pada zaman Kuno lebih dititikberatkan pada hubungan masyarakat di kawasan sekitar asia, yang secara garis besarnya terbagi menjadi :

1. Hubungan bangsa Indonesia dengan Asia Tenggara

2. Hubungan bangsa Indonesia dengan Asia Selatan

3. Hubungan bangsa Indonesia dengan Asia Timur

Sedangkan perubahan bentuk-bentuk kebudayaan pada masa ini tentu sedikit lebih maju dibandingkan pada masa sebelumnya, yaitu

1. Seni Bangun

2. Seni Rupa

3. Seni Sastra

4. Seni Kriya

C. Budaya Indonesoa pada Zaman Madya Jika pada zaman sebelumnya, interaksi bangsa Indonesia mencakup 3 wilayah Asia, maka di zaman ini bertambah lagi satu kawasan yaitu Asia Barat. Singkatnya, proses terjadinya hubungan budaya Indonesia dengan Asia Barat melalui pelayaran dan perdagangan. Adanya interaksi atau hubungan, tentu saja ada perubahan yang terjadi di antara kedua bangsa terutama Indonesia dan ini termasuk salah satu faktor perubahan budaya atau kebudayaan.. Tapi, mengapa saya katakan 'terutama Indonesia'?.Jelas, meski bangsa kita sudah menjalin hubungan dengan bangsa-bangsa Asia waktu itu, namun bisa dikatakan bahwa perubahan Budaya hanya terjadi di satu pihak saja, yaitu pada masyarakat Indonesia. Sebagai contoh, banyak kebudayaan yang berasal dari

Page 18: SEJARAH SENI RUPA DAN KEBUDAYAAN INDONESIA A. Sifat ...

Tiongkok atau India yang masuk atau mempengaruhi masyarakat kita waktu, namun budaya bangsa Indonesia waktu itu tidak diketahui seberapa besar pengaruhnya bagi kawasan Asia terutama yang sudah menjalin interaksi. Pertanyaannya adalah mengapa hanya bangsa kita yang 'diimpor' budaya dari bangsa lain, sedangkan budaya kita tidak bisa 'meninggalkan jejak' di kawasan Asia. Atau apakah bangsa kita waktu itu sama sekali tidak memiliki kebudayaan atau kesenian sendiri yang khas? atau saya sendiri yang memang kurang wawasan?...hehehe D. Budaya Indonesia pada Zaman Modern Setelah Asia, di awal-awal zaman modern, bangsa Indonesia mulai menjajaki interaksi dengan bangsa-bangsa Eropa yang juga terjadi melalui pelayaran dan perdagangan. Selain mengenal budaya dan kesenian, di zaman ini bangsa Indonesia lebih maju lagi dalam hal pengetahuan, misalnya politik.

aktor-Faktor Perubahan Kebudayaan

Oleh Afif Jatijajar

Jumat, 09 Oktober 2015

Bagikan :

Tweet

Ada dua faktor besar yang berpengaruh pada bentuk perubahan kebudayaan seperti yang sudah diposting beberapa hari lalu, yaitu faktor dari dalam (internal) atau faktor dari luar (eksternal).Faktor internal meliputi discovery, invention (invensi), innovation (inovasi) dan enkulturasi, sedangkan untuk faktor yang datangnya dari luar (eksternal) meliputi difusi, Akulturasi, penetrasi, asimilasi, invasi, hibridisasi.

A. Faktor dari Dalam (internal)

1. Discovery merupakan penemuan dari suatu unsur kebudayaan yang baru, baik yang berupa suatu alat baru, atauapun yang berupa suatu ide baru yang diciptakan oleh seorang individu. Atau bisa juga dikatakan sebagai suatu rangkaian ciptaan-ciptaan dari individu-individu dalam masyarakat yang bersangkutan. Contoh penemuan baru untuk faktor discovery misalnya; mobil, sepeda motor, handphone, tablet dan sebagainya.

Page 19: SEJARAH SENI RUPA DAN KEBUDAYAAN INDONESIA A. Sifat ...

2. Invention (invensi) adalah adanya pengakuan, penerimaan dan penerapan dari suatu masyarakat atas penemuan baru (discovery) tersebut. Hal ini disebabkan karena untuk membuktikan bahwa seorang individu itu telah menemukan suatu yang baru membutuhkan tidak hanya satu individu atau penemu/pencipta saja, akan tetapi harus ada rangkaian-rangkain dari pencipta atau penemu hal yang baru tersebut. Penemuan sebuah mobil misalnya, merupakan suatu rangkaian penemuan dari motor gas pada tahun 1875 sampai pada bentuk mobil yang dapat dipakai sebagai alat pengangkutan pada tahun 1911.

3. Innovation (inovasi) terjadi apabila hasil penemuan baru tersebut, misalnya mobil, disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat sebagai alat angkutan, sedangkan masyarakat juga harus menyesuaikan diri dengan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan oleh sebuah mobil, misalnya ada sopir, bensin, solar, bengkel, onderdil, montir, jalan raya dan sebagainya. Adanya pendorong atau motivasi yang menyebabkan individu-individu untuk mencari penemuan-penemuan baru adalah :

1. Kesadaran akan kekurangan dalam kebudayaan

2. Kualitas dari ahli-ahli dalam suatu kebudayaan

3. Perangsang bagi penciptaan-penciptaan baru

4. Proses Enkulturasi atau "pembudayaan" ini terjadi ketika seorang individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan sistem norma dan peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya. Jadi sejak seorang individu itu masih kecil itu proses enkulturasi sudah dimulai dalam alam pikirannya. Bermula dari keluarganya (pendidikan, kasih sayang dan sebagainya), kemudian berlanjut ke teman-teman sepermainan. Seringkali ia belajar meniru berbagai macam tindakan, setelah perasaan dan nilai budaya yang memberi motivasi akan tindakan meniru itu telah dinternalisasikan dalam kepribadiannya. Dengan berkali-kali meniru maka tindakannya menjadi pola yang tetap, dan norma yang mengatur tindakannya itu "dibudayakan"

B. Faktor-Faktor dari Luar (eksternal)

1. Difusi adalah suatau proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari orang perorangan kepada orang perorangan lainnya, dan dari suatu masyarakat ke masyarakat lain, dari bangsa ke bangsa lain.

Page 20: SEJARAH SENI RUPA DAN KEBUDAYAAN INDONESIA A. Sifat ...

Ada dua tipe difusi, yaitu difusi intra-masyakat (intra society diffusion) dan difusi antar masyarakat (inter society diffusion). (Akan dijelaskan secara detail pada posting berikutnya)

2. Akulturasi atau acculturation atau culture contract adalah mengenai proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertetentu dihadapkan pada unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing itu lambat laun akan diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaan itu sendiri. (untuk selengkapnya akan dibahas pada posting berikutnya)

3. Asimilasi (assimilation) adalah proses yang timbul apabila golongan-golongan manusia dengan latar belakang kebudayaan berbeda-beda saling bergaul langsung secara intensif dan terus menerus dalam jangka waktu yang lama sehingga kebudayaan golongan-golongan tadi, masing-masing berubah sifatnya yang khas dan juga unsur masing-masing kebudayaan berubah wujudnya menjadi unsur-unsur kebudayaan campuran.

4. Penetrasi adalah masuknya unsur-unsur kebudayaan asing dari luar ke suatu daerah. Masuknya unsur-unsur kebudayaan asing tersebut bisa terjadi secara damai ( penetration pacifique) maupun secara paksaan.

5. Invasi adalah penyerangan dari suatu negara atau bangsa ke negara atau bangsa lainnya yang bertujuan untuk menduduki daerah milik bangsa atau negara lain dengan maksud menjalankan penjajahan atas bangsa yang ditaklukannya dengan melenyapkan atau meminimalisir kebudayaan asli suatu bangsa.

6. Hibridisasi adalah perkawinan campuran di antara kelompok ras manusia yang berbeda, yang menghasilkan ciri-ciri ragawi yang bersamaan, yang disebabkan oleh komponen rasial yang bersamaan. Hibridisasi dapat terjadi sejalan dengan migrasi kelompok-kelompok mansuia, misalnya pada zaman berburu tingkat lanjut (zaman Mesolitikum). Pada masa berburu tingkat lanjut ini, tidak saja terdapat pantangan "inces" (perkawinan antar anggota keluarga sedarah), tetapi diduga dalam banyak hal telah berlangsung exogami atau perkawinan yang terjadi di luar klan. Sebagai contoh percampuran antara ras Papua Melanesoide, Europaeide dan Mongoleide yang menghasilkan bangsa Austronesia (nenek moyang bangsa Indonesia) di Asia Tenggara.

Page 21: SEJARAH SENI RUPA DAN KEBUDAYAAN INDONESIA A. Sifat ...

Itulah 2 faktor besar yang datang dari dalam dan dari luar yang berpengaruh pada perubahan kebudayaan. Untuk masing-masing item di atas, akan diposting pada lain hari, InsyaAllah..

SEJARAH SENI RUPA INDONESIA

Diposting oleh Rizki Agung pada 06:17, 31-Jan-13

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Sejara Seni Rupa Indonesia ”. Makalah ini berisikan tentang informasi Pengertian seni rupa, ciri-ciri, unsur, serta fungsi dan tujuan seni. serta membahas seni rupa.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin ya robbal `alamin

Menes, 30 Januari 2013

Page 22: SEJARAH SENI RUPA DAN KEBUDAYAAN INDONESIA A. Sifat ...

Penyusun

I. Seni Rupa Tradisional Indonesia

1. Seni Rupa Prasejarah

Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap oleh mata dan dirasakan dengan rabaan.Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep garis, bidang, bentuk, volulme, warna, tekstur dan pencahayaan dengan acuan estetika.Seni rupa dapat dibedakan menjadi 3 macam yakni Seni rupa murni, seni rupa kriya dan seni rupa design. Seni rupa murni meliputi seni lukis, grafis, patung, instalasi, pertunjukan, keramik, film, koreografi dan fotografi. Seni rupa design kriya meliputi seni arsitektur, design grafis, design interior, design busana dan design produk. Sedangkan seni rupa kriya meliputi tekstil, kayu, keramik dan rotan. Sifat – Sifat Umum Seni Rupa Indonesia

a. Bersifat tradisional/statis Dengan adanya kebudayaan agraris mengarah pada bentuk kesenian yang berpegang pada suatu kaidah yang turun temurun

b. Bersifat Progresif Dengan adanya kebudayaan maritim. Kesenian Indonesia sering dipengaruhi kebudayaan luar yang kemudian di padukan dan dikembangkan sehingga menjadi milik bangsa Indonesia sendiri

c. Bersifat Kebinekaan Indonesia terdiri dari beberapa daerah dengan keadaan lingkungan dan alam yang berbeda, sehingga melahirkan bentuk ungkapan seni yang beraneka ragam

d. Bersifat Seni Kerajinan Dengan kekayaan alam Indonesia yang menghasilkan bermacam – macam bahan untuk membuat kerajinan

e. Bersifat Non Realis Dengan latar belakang agama asli yang primitif berpengaruh pada ungkapan seni yang selalu bersifat perlambangan / simbolisme

A. Perkembangan Seni Rupa Di Indonesia

Page 23: SEJARAH SENI RUPA DAN KEBUDAYAAN INDONESIA A. Sifat ...

1. Seni Rupa Prasejarah Indonesia Jaman prasejarah (Prehistory) adalah jaman sebelum ditemukan sumber – sumber atau dokumen dokumen tertulis mengenai kehidupan manusia. Latar belakang kebudayaannya berasal dari kebudayaan Indonesia yang disebarkan oleh bangsa Melayu Tua dan Melayu Muda.Agama asli pada waktu itu animisme dan dinamisme yang melahirkan bentuk kesenian sebagai media upacara (bersifat simbolisme). Jaman prasejarah Indonesia terbagi atas:

a. Seni Rupa Jaman Batu

Jaman batu terbagi lagi menjadi: jaman batu tua (Paleolitikum), jaman batu menengah (Mesolithikum), Jaman batu muda (Neolithikum), kemudian berkembang kesenian dari batu di jaman logam disebut jaman megalithikum (Batu Besararkofaq), meja batu dll.

Ø Seni Rupa Zaman Poleolitikum( Batu Tua ) Karya peninggalanya : - Kapak gengam ( chopper ) - Batu berwarna ( Chalcedon ) - Lukisan tangan dan babi

Ø Seni Rupa Zaman Meseolitikum (Batu tengah) Karya peninggalannya : - Mata panah - Batu penggiling - Kapak batu

Ø Seni Rupa Zaman Neolitikum (Batu Muda/Dasar Kebudayaan Bangsa Indonesia) Karya peninggalannya : - Kapak persegi - Kapak lonjong - Gelang - Kalung - Cincin dari batu berwarna - Tembikar ( pengaruh masuknya bangsa cina ke Indonesia)

Ø Seni Rupa Zaman Megalitikum( Batu Besar ) Karya peninggalannya : - Menhir- - Dolmen Kubur batu

Page 24: SEJARAH SENI RUPA DAN KEBUDAYAAN INDONESIA A. Sifat ...

- Keranda batu (sarcopagus)

-Punden berundak

- Arca batu

b. Seni Rupa Jaman Logam

Zaman logam di Indonesia dimulai sejak tahun 500 SM, yaitu sejak kebudayaan indo-cina masuk ke Indonesia. Kebudayaan logam di Indonesia hanya mengalami zaman perunggu.disebut zaman perunggu karena banyak ditemukan benda – benda kerajinan dari bahan perunggu seperti ganderang, kapak, bejana, patung dan perhiasan, karya seni tersebut dibuat dengan teknik mengecor (mencetak) yang dikenal dengan 2 teknik mencetak: - Bivalve ialah teknik mengecor yang bisaa di ualng berulang - Acire Perdue ialah teknim mengecor yang hany satu kali pakai (tidak bisa diulang)

B. Seni Rupa Hindu Budha

Masuknya agama Hindu-Budha di Indonesia membawa pengaruh yang kuat bagi susunan masyarakatnya.Agama tersebut lahir ratusan tahun yang sebelum masehi.Ajaran Hindu-Buddha mengajarkan etika hidup layaknua menjadi seorang yang suci yang lepas dari hawa nafsu keduniawian.Agama ini hanya berkembang di negara-negara Asia.Di negara-negara Eropa maupun Amerika agama ini kurang pengaruh bagi masyarakat.Di Indonesia agama inilah yang menjadi pelopor terbentuknya kerajaan tua. Kerajaan tua yang dipengaruhi oleh ajaran Hindu-Buddha adalah Kutai, Tarumanegara,Kalingga, Sriwijaya, Mataram Jawa Tengah, Kahuripan, Kediri, Singosari, Majapahit, Sunda dan Bali. Pengaruh Kebudayaan Hindu-Buddha Terhadap Masyarakat di Indonesia Kebudayaan Hindu-Buddha yang dibawa oleh orang-orang India lambat laun diadopso oleh masyarakat Indonesia.Sudah barang tentu kemudian mempengaruhi tatanan kehidupan masyarakat Indonesia secara umum.Sebelum datangnya orang India Indonesia sebenarnya juga memiliki kebudayaan asli yang berkembang dan tumbuh di kalangan masyarakat.Datangnya orang-orang India ke Indonesia menyebabkan bertemunya dua kebudayaan yang berlatar belakang berbeda.Pertemuan inilah yang disebut dengan akulturasi budaya, yaitu

Page 25: SEJARAH SENI RUPA DAN KEBUDAYAAN INDONESIA A. Sifat ...

bertemunya dua kenudayaan yang kemudian menjadi budaya baru yang dipengaruhi oleh kedua budaya yang bertemu.Bertemunya dua kebudayaan ini menghasilkan unsur-unsur kebudayaan baru yang dianut oleh masyarakat Indonesia. Tetapi pada kenyataannya unsur kebudayaan India lebih mendominasi dari proses akulturasi budaya akibatnya masyarakat Indonesia mulai terpengaruh dengan kebudayaan India dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Adapun hasil akulturasi tersebut dapat dilihat dalam beberapa hal.

a. Bangunan Candi Bangunan candi sering ditemukan di daerah Jawa. Bangunan ini digunakan sebagai tempat untuk melaksanakan peribadahan.Candi adalah istilah yang digunakan untuk menyebut semua banginan peninggalan di Indonesia, terutama di Jawa tengah dan Jawa Timur, yang dipengaruhi oleh arsitektur Hindu-Buddha.Dalam agama Hindu, candi adalah dijadikan sebagai semacam pemujaan dewa belaka.Oleh karena itu, dalam candi Buddha di dalamnya tidak terdapat peti pripih dan arcanya tidak mewujudkan seorang raja.

b. Seni Rupa Seni rupa adalah suatu hasil cipta karya manusia yang bertujuan untuk menghibur masyarakat. Di Indoneisa ada banyak seni yang berkembang, diantaranya adalah seni rupa, seni tari, dan seni teater. Tetapi seni yang dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu-Buddha adalah seni rupa Hindu-Buddha ditampilkan baik secara antropomorfik(pengenaan ciri-ciri manusia pada binatang, tumbuhan, atau benda mati) maupun non-antropomorfik. Motif yang paling umum digunakan adalah “teratai” atau padma, yang banyak dijumpai pada seni patung Hindu-Buddha.

c. Seni Patung Pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha juga terlihat dari seni patung yang terdapat di Indonesia. Peninggalan patung di Indonesia mencerminkan ajaran dari Hindu-Buddha.Peninggalan patung banyak dijumpai di Jawa Tengah dan Jawa Timur.Pada masa ini, pembuatan patung dikaitkan dengan candi.Jadi, patung-patung tersebut digunakan untuk melakukan pemujaan dan mengabdi pada agama Hindu-Buddha.

Page 26: SEJARAH SENI RUPA DAN KEBUDAYAAN INDONESIA A. Sifat ...

d. Seni Sastra Seni sastra adalah seni yang menjadi mendia hiburan bagi masyarakat Indonesia pada masa Hindu-Buddha. Banyak pengaruh ajaran Hindu-Buddha yang mempengaruhi karya sastra Indonesia.

Dalam seni rupa contoh wujud akulturasinya dapat dilihat dari relief dinding candi (gambar timbul), gambar timbul pada candi tersebut banyak menggambarkan suatu kisah/ceritayang berhubungan dengan ajaran agama Hindu ataupun Budha. relief dari candi Borobudur yang menggambarkan Budha sedang digoda oleh Mara yang menari-nari diiringi gendang, hal ini menunjukkan bahwa relief tersebut mengambil kisah dalam riwayat hidup Sang Budha seperti yang terdapat dalam kitab Lalitawistara. Demikian pula di candi-candi Hindu, relief yang juga mengambil kisah yang terdapat dalam kepercayaan Hindu seperti kisah Ramayana.Yang digambarkan melalui relief candi Prambanan ataupun candi Panataran Kesenian klasik merupakan puncak perkembangan kesenian tertentu, yang mana tidak dapat berkembang lagi (mandeg). Karya seni yang dianggap klasik memiliki kriteria sebagai berikut : (1) Kesenian yang telah mencapai puncak (tidak dapat berkembang lagi), (2) merupakan standarisasi dari zaman sebelum dan sesudahnya, dan (3) telah berusia lebih dari setengah abad. Selain dari ketentuan itu, suatu kesenian belum bisa dikategorikan seni klasik. Karya-karya seni klasik dapat dijumpai pada bangunan-bangunan kuno Nusantara pada zaman Hindu-Budha dan bangunan-bangunan kuno di Yunani dan Romawi

Rembesan Seni Rupa Masa Hindu-Budha

Seni rupa pada masa Hindu-Budha berkembang pesat.Seni rupa pada zaman ini mendapat pengaruh kuat dari India.Setidaknya ada beberapa ciri dari seni rupa pada masa ini.Pertama adalah bersifat feodal, yaitu kesenian ini hanya berpusat di istana sebagai media pengabdian raja atau pengkultusan raja.Kedua, bersifat sakral yang artinya kesenian sebagai alat untuk upacara agama.Ketiga, bersifat konvensional, yaitu kesenian tersebut bertolak pada suatu pedoman pada sumber hukum dan agama. Seni rupa dari masa ini terdapat dalam bangunan-bangunan seperti candi, patung-patung dewa atau raja, dan hiasan-hiasan, relief atau ornamen.Ciri bangunannya adalah atapnya yang meninggi seperti kerucut.Terlihat dari

Page 27: SEJARAH SENI RUPA DAN KEBUDAYAAN INDONESIA A. Sifat ...

bangunan candi yang semakin ke atas bentuk bangunannya semakin mengerucut.Pola ini mencirikan bahwa semakin ke atas, tingkatan tertentu ditempati oleh sebagian kecil orang-orang suci.Konsep ini sesuai dengan kepercayaan agama Hindu-Budha yang mengenal konsep Moksa, dan Nirwana.

Menurut Onghokham, ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan kesenian. Pertama, ungkapan kesenian tradisional mempunyai hubungan yang erat dengan alam pikiran penduduk setempat mengenai soal-soal spiritual seperti magis, agama, mistik dan sebagainya.Kedua, seni sangat dipengaruhi oleh organisasi sosial atau politik dari masyarakat tersebut dalam berbagai versinya.Terakhir, pengaruh luar yang mempengaruhinya. Seni rupa dari masa Hindu-Budha pun tentunya mempengaruhi perkembangan seni rupa di Indonesia. Pengaruh seni rupa masa Hindu-Budha terlihat pada masa sesudahnya, yatu masa Islam.Pada masa Islam, bangunan-bangunan ibadah merupakan bangunan yang banyak mengambil filosofi bangunan masa sebelumnya.Seperti mesjid Demak yang memiliki kubah yang arsitekturnya berundak.Konsep berundak ini terdapat seperti pada candi-candi.Juga makam-makam Islam. Dibuatnya nisan dan makam yang di atasnya didirikan bangunan (astana) merupakan konsep perupaan yang terpengaruh dari masa Hindu-Budha.

C. Seni Rupa Islam

Seni Rupa Indonesia Islam Agama Islam masuk ke Indonesia sekitar abad ke 7 M oleh para pedagang dari India, Persia dan Cina.Mereka menyebarkan ajaran Islam sekligus memperkenalkan kebudayaannya masing – masing, maka timbul akulturasi kebudayaan. Seni rupa Islam juga dikembangkan oleh para empu di istana – istana sebagai media pengabdian kepada para penguasa (Raja/Sultan) kemudian dalam kaitannya dengan penyebaran agama Islam, para walipun berperan dalam mengembangkan seni di masyarakat pedesaan, misalnya da’wah Islam disampaikan dengan media seni wayang.

D. Ciri – Ciri Seni Rupa Indonesia Islam

a. Bersifat feodal, yaitu kesenian yang bersifat di istana sebagai media pengabdian kepada Raja / sultan

Page 28: SEJARAH SENI RUPA DAN KEBUDAYAAN INDONESIA A. Sifat ...

b. Bersumber dari kesenian pra Islam (seni prasejarah dan seni Hindu Budha) Karya Seni Rupa Indonesia Islam

a. Seni Bangunan

Ø Mesjid

Pengaruh hindu tampak pada bagian atas mesjid yang berbentuk limas bersusun ganjil (seperti atap Balai Pertemuan Hindu Bali), contohnya atap mesjid Agung Demak dan Mesjid Agung Banten.

Ø Istana Istana / keraton berfungsi sebagai tempat tinggal Raja, pusat pemerintahan.Pusat kegiatan agama dan budaya. Komplek istana bisaanya didirikan di pusat kota yang dikelilingi oleh dinding keliling dan parit pertahanan.

Ø Makam Arsitektur makam orang muslimin di Indonesia merupakan hasil pengaruh dari tradisi non muslim. Pengaruh seni prasejarah tampak pada bentuk makam seperti punden berundak. Sedangkan pengaruh hindu tampak pada nisannya yang diberi hiasan motif gunungan atau motif kala makara. Adapun pengaruh dari Gujarat India yaitu pada makam yang beratap sungkup

b. Seni Kaligrafi

Agama Islam masuk ke Indonesia abad VII Masehi yang dibawa oleh para saudagar Arab yang datang pertama kali di Indonesia lewat pesisir utara Sumatera. Dari sinilah terbentuk cikal bakal komunitas muslim yang ditengarai dengan pendirian Kerajaan Islam pertama di Aceh. Selanjutnya hampir semua corak seni budaya masyarakat Arab mempengaruhi budaya Indonesia, yang mencakup semua aspek bentuk kesenian, seni suara, musik, sastra, lukis, arca, tari, drama, arsitektur dan lain-lain. Seni kaligrafi menduduki posisi yang amat penting.Seni kaligrafi merupakan bentuk seni / budaya Islam yang pertama ditemukan di Indonesia dan menjadi aset budaya Islam terdepan hingga kini.Kaligrafi Islam dibedakan menjadi dua yaitu tulisan dan lukisan.

Lukisan kaligrafi terbagi menjadi dua yaitu murni dan bebas, yang pertama i menggunakan bentuk huruf baku biasanya dibuat oleh lulusan pondok pesantren, sedangkan yang kedua tidak menggunakan huruf baku yang dikerjakan oleh seniman akademik. Aneka bentuk lukisan kaligrafi

Page 29: SEJARAH SENI RUPA DAN KEBUDAYAAN INDONESIA A. Sifat ...

mengandung dua elemen, fisioplastis dan ideoplastis.Elemen fisioplastis berupa penerapan estetis menyangkut unsur-unsur rupa, bentuk, garis, warna, ruang, cahaya dan volume.Elemen ideoplastis meliputi semua masalah langsung/tidak yang berhubungan erat dengan isi atau cita perbahasaan bentuk.

Diangkatnya kaligrafi sebagai tema sentral dalam melukis, menjadi sejarah penting terbentuknya lukisan kaligrafi Indonesia.Lukisan kaligrafi sangat diperhitungkan dalam kancah seni rupa Indonesia ketika muncul pendalaman-pendalaman spiritual, penghayatan, perenungan yang mengarah ke kedalaman kemanusiaan dan keTuhanan.Sadali dan AD Pirous layak dicatat sebagai pelopor lukisan kaligrafi Islam Indonesia tahun 1960-an. Selanjutnya seni lukis kaligrafi berkembang pesat dengan tokoh seni Amri Yahya di Yogya, yang menggunakan medium batik, di Surabaya Amang Rahman menciptakan surealisme dengan mengambil kekuatan kaligrafi Islam.

Momentum penting pameran seni rupa (seni lukis kaligrafi Islam) mulai marak di dalam maupun di luar negeri, antara lain pada tahun 1975 pameran lukisan kaligrafi pertama pada MTQ Nasional XI di Semarang, pameran pada Muktamar pertama media masa Islam sedunia tahun 1980 di senayan Jakarta, pada MTQ Nasional XII di Banda Aceh tahun 1981, kemudian pada pameran kaligrafi Islam Balai Budaya Jakarta tahun Hijriyah 1405 (1984), disusul pada MTQ XVI di Yogyakarta tahun 1991. Sambutan masyarakat yang mayoritas Islam terhadap pameran-pameran itu tak diragukan.Momentum penting lainnya ketika diselenggarakan festifal Istiglal I (1991) dan II (1995) dengan tema utama seni lukis kaligrafi Islam, yang melibatkan para perupa di antaranya AD. Pirous, Amri Yahya, Hendra Buana, Salamun Kaulam, dan Syaiful Adnan. Mereka menampilkan aneka bentuk, gaya dan ragamnya dari tulisan hingga lukisan, dari ekspresi hingga transendensi illahi Seni kaligrafi atau seni khat adalah seni tulisan indah. Dalam kesenian Islam menggunakan bahasa arab. Sebagai bentuk simbolis dari rangkaian ayat – ayat suci Al – Qur’an. Berdasarkan fungsinya seni kaligrafi dibedakan menjadi, yaitu:

1. Kaligrafi terapan berfungsi sebagai dekorasi / hiasan

2. Kaligrafi piktural berfungsi sebagai pembentuk gambar

3. Kaligrafi ekspresi berfungsi sebagai media ungkapan perasaan seperti kaligrafi karya AD. Pireus dan Ahmad Sadeli

Page 30: SEJARAH SENI RUPA DAN KEBUDAYAAN INDONESIA A. Sifat ...

c. Seni Hias Seni hias islam selalu menghindari penggambaran makhluk hidup secara realis, maka untuk penyamarannya dibuatkan stilasinya (digayakan) atau diformasi (disederhanakan) dengan bentuk tumbuh – tumbuhan.

II. Seni Rupa Modern Indonnesia

Seni Rupa Indonesi Modern Istilah “modern” dalam seni rupa Indonesia yaitu betuk dan perwujudan seni yang terjadi akibat dari pengaruh kaidah seni Barat / Eropa.Dalam perkembangannya sejalan dengan perjuangan bangsa Indonesia untuk melepaskan diri dari penjajahan.

a. Masa Perintis

Dimulai dari prestasi Raden Saleh Syarif Bustaman (1807 – 1880), seorang seniman Indonesia yang belajar kesenian di eropa dan sekembalinya di Indonesia ia menyebarkan hasil pendidikannya. Kemudian Raden Saleh dikukuhkan sebagai bapak perintis seni lukisan modern.

b. Masa seni lukis Indonesia jelita / moek (1920 – 1938)

Ditandai dengan hadirnya sekelompok pelukis barat yaitu Rudolf Bonnet, Walter Spies, Arie Smite, R. Locatelli dan lain – lain. Ada beberapa pelukis Indonesia yang mengikuti kaidah / teknik ini antara lain: Abdulah Sr, Pirngadi, Basuki Abdullah, Wakidi dan Wahid Somantri

c. Masa PERSAGI (1938 – 1942)

PERSAGI (Peraturan Ahli Gambar Indonesia) didirikan tahun 1938 di Jakarta yang diketuai oleh Agus Jaya Suminta dan sekretarisnya S. Sujoyono, sedangkan anggotanya Ramli, Abdul Salam, Otto Jaya S, Tutur, Emira Sunarsa (pelukis wanita pertama Indonesia). PERSAGI bertujuan agar para seniman Indonesia dapat menciptakan karya seni yang kreatif dan berkepribadan Indonesia

d. Masa Pendudukan Jepang (1942 – 1945)

Pada jaman Jepang para seniman Indonesia disediakan wadah pada balai kebudayaan Keimin Bunka Shidoso. Para seniman yang aktif ialah: Agus Jaya, Otto Jaya, Zaini, Kusnadi dll. Kemudian pada tahun 1945 berdiri lembaga kesenian dibawah naungan POETRA (Pusat tenaga Rakyat) oleh empat sekawan: Soekarno, Hatta, Ki Hajar Dewantara dan KH. Mansur

e. Masa Sesudah Kemerdekaan (1945 – 1950)

Page 31: SEJARAH SENI RUPA DAN KEBUDAYAAN INDONESIA A. Sifat ...

Pada masa ini seniman banyak teroragisir dalam kelompok – kelompok diantaranya: Sanggar seni rupa masyarakat di Yogyakarta oleh Affandi, Seniman Indonesia Muda (SIM) di Madiun, oleh S. Sujiono, Pusat Tenaga Pelukis Indonesia (PTPI) Djajengasmoro, Himpunan Budaya Surakarta (HBS) dll.

f. Masa Pendidikan Seni Rupa Melalui Pendidikan Formal Pada tahun 1950 di Yogyakarta berdiri ASRI (Akademi Seni Rupa Indonesia) yang sekarang namanya menjadi STSRI (Sekolah Tinggi Seni Rupa Indonesia) yang dipelopori oleh RJ. Katamsi, kemudian di Bandung berdiri Perguruan Tinggi Guru Gambar (sekarang menjadi Jurusan Seni Rupa ITB) yang dipelopori oleh Prof. Syafe Sumarja.Selanjutnya LPKJ (Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta) disusul dengan jurusan – jurusan di setiap IKIP Negeri bahkan sekarag pada tingat SLTA.

g. Masa Seni Rupa Baru Indonesia Pada tahun 1974 muncul para seniman Muda baik yang berpendidikan formal maupun otodidak, seperti Jim Supangkat, S. Priaka, Harsono, Dede Eri Supria, Munni Ardhi, Nyoman Nuarta, dll.

Contoh Seniman :

- Raden Saleh Syarif Bustaman

- Mooi Indi

- Persagi

- Affandi

- Ahmad Sadali

B. Ciri-ciri dan Unsur Modernisme (Desain dan Seni Rupa)

1. Ciri-ciri seni modern (Desain dan Seni Rupa)

- Minimalis

- Rasionalitas/Rationality

- Dominant bentuk-bentuk geometris

- Tidak ada unsur ornament

- Univeesal

- Fungsionalitas diprioritaskan

- Orisinalitas/kemurnian/purity

Page 32: SEJARAH SENI RUPA DAN KEBUDAYAAN INDONESIA A. Sifat ...

- Penguatan dalam konsep

- Kreativitas

- Memutus hubungan dengan sejarah

2. Unsur-unsur Modernisme

- Eksperimen

- Pembaruan (Inovation)

- Kebaruan (Novelty)

- Orisinalitas

C. Fungsi dan Tujuan Seni Modern 1. Memberi warna baru terhadap kebutuhan manusia baik secara fisik maupun psikis

- Fisik :

Munculnya bentuk-bentuk desain arsitektur yang baru dan desain-desain lainnya seperti alat-alat transportasi, fashion dll

- Psikis:

Mengurangi kejenuhan penikmat karya seni, karena muncul berbagai aliran baru seperti pada seni lukis dan cabang seni lainnya.

2. Meningkatkan popularitas para seniman, karena seni modern selalu menyertakan nama

senimannya pada setiap karya yang diciptakan

3. Memberikan kemudahan masyarakat, karena banyak penemuan-penemuan baru dari

hasil eksperimen para seniman modern.

Seniman seni rupa modern Indonesia

1. Raden Saleh (1807 – 1880).

Nama lengkap Raden Saleh yaitu Raden Saleh Syarif Bustaman. Beliau merupakan salah satu seniman modern Indonesia, seni rupa karyanya adalah berupa lukisan. Beliau pernah belajar seni lukis di Belanda. Melihat lukisan Raden Saleh, masyarakat Belanda terperangah. Raden Saleh merupakan seorang pelukis

Page 33: SEJARAH SENI RUPA DAN KEBUDAYAAN INDONESIA A. Sifat ...

muda yangdapatmenguasai teknik dan menangkap watak seni lukis Barat. Oleh karena itu , melihat lukisan Raden Saleh, masyarakat Belanda terperangah. Lukisan-lukisannya yang dibuat Raden Saleh menampilkan ekspresi, ini adalah bukti bahwa Raden Salehadalah seorang romantisis.

Lukisan Raden Saleh yang berjudul “Badai” ini merupakan ungkapan khas karya yang beraliran Romatisme.Dalam aliran ini seniman sebenarnya ingin mengungkapkan gejolak jiwanya yang terombang-ambing antara keinginan menghayati dan menyatakan dunia (imajinasi) ideal dan dunia nyata yang rumit dan terpecah-pecah.Dari petualangan penghayatan itu, seniman cenderung mengungkapkan hal-hal yang dramatis, emosional, misterius, dan imajiner.Namun demikian para seniman romantisme sering kali berkarya berdasarkan pada kenyataan aktual.

Dalam lukisan “Badai” ini, dapat dilihat bagaimana Raden Saleh mengungkapkan perjuangan yang dramatis dua buah kapal dalam hempasan badai dahsyat di tengah lautan.Suasana tampak lebih menekan oleh kegelapan awan tebal dan terkaman ombak-ombak tinggi yang menghancurkan salah satu kapal.Dari sudut atas secercah sinar matahari yang memantul ke gulungan ombak, lebih memberikan tekanan suasana yang dramatis.

Walaupun Raden Saleh berada dalam bingkai romantisisme, tetapi tema-tema lukisannya kaya variasi, dramatis dan mempunyai élan vital yang tinggi.Karya-karya Raden Saleh tidak hanya sebatas pemandangan alam, tetapi juga kehidupan manusia dan binatang yang bergulat dalam tragedi.Sebagai contoh adalah lukisan “Een Boschbrand” (Kebakaran Hutan), dan “Een Overstrooming op Java” (Banjir di Jawa), “Een Jagt op Java” (Berburu di Jawa) atau pada “Gevangenneming van Diponegoro” (Penangkapan Diponegoro).Walaupun Raden Saleh belum sadar berjuang menciptakan seni lukis Indonesia, tetapi dorongan hidup yang diungkapkan tema-temanya sangat inspiratif bagi seluruh lapisan masyarakat, lebih-lebih kaum terpelajar pribumi yang sedang bangkit nasionalismenya.

Noto Soeroto dalam tulisannya “Bi het100” Geboortejaar van Raden Saleh(Peringatan ke 100 tahun kelahiran Raden Saleh), tahu 1913, mengungkapkan bahwa dalam masa kebangkitan nasional, orang Jawa didorong untuk mengerahkan kemampuannya sendiri. Akan tetapi, titik terang dalam bidang kebudayaan (kesenian) tak banyak dijumpai.Untuk itu,

Page 34: SEJARAH SENI RUPA DAN KEBUDAYAAN INDONESIA A. Sifat ...

keberhasilan Raden Saleh diharapkan dapat membangkitkan perhatian orang Jawa pada kesenian nasional.

2. Mooi Indie

Seni Lukis Masa Mooi Indie ( Hindia Molek)

Penjelasan seni lukis karya Mooi Indie diatas :

A. Pengertian : Mazhab atau cara pandang kolonialisme Belanda atas negeri jajahannya yaitu Hindia Belanda ( Indonesia ) yang diasumsikan sebagai alam pedesaan yang damai, adem ayem dan harmonis.

B. Latar Belakang. 1. Munculnya usaha dari pemerintah kolonial Hindia Belanda untuk menciptakan Hindia Belanda yang adem ayem tanpa pemberontakan. 2. Adanya pengaruh penelitian Wallace yang mengatakan nusantara adalah negeri yang tidak cepat berubah. 3. Ketertarikan seniman-seniman eropa pada keindahan alam Indonesia. 4. Adanya usaha dari pemerintah Hindia Belanda dan pelukis-pelukis asing untuk mengeksploitasi keindahan alam nusantara untuk dijual kepada para turis.

C. Tema Seni Lukis Mooi Indie 1. Lanskap / Pemandangan Alam.

D. Ciri-ciri Seni Lukis Mooi Indie 1. Objek lukisan didominasi oleh unsur gunung, sawah, dan pepohonan, kadang juga air. 2. Cahaya dan warna-warni alam dilukis / digambarkan semirip aslinya. 3. Suasana keindahan alam dilebih-lebihkan.

E. Tokoh-tokoh Pelukis Mooi Indie 1. A AJ Payen. 2. Arie Smith. 3. Raden Saleh 4. Van Dick. 5. R. Abdullah Suryosubroto

Page 35: SEJARAH SENI RUPA DAN KEBUDAYAAN INDONESIA A. Sifat ...

6. Mas Pirngadi. 7. Wakidi.

F. Pengaruh Mooi Indie 1. Melahirkan seniman-seniman bercorak naturalis dan realis, seperti : a. R. Basuki Abdullah b. RM Sayid 2. Melahirkan corak lukisan Sokaraja Banyumas. 3. Memperkaya corak seni lukis Bali. 4. Menimbulkan penentangan terhadap Mooi Indie yang di pelopori oleh S.Sudjojono yang pada akhirnya melahirkan PERSAGI ( Persatuan Ahli gambar Indonesia ).

3. PERSAGI

Masa Cita Nasional Bangkitanya kesadaran nasionalyang dipelopori oleh Boedi Oetomo pada Th.1908. Seniman S. Sudjojono, Surono, Abd. Salam, Agus Djajasumita medirikan PERSAGI (Persatuan Ahli Gambar Indonesia).Perkumpulan pertama di Jakarta ini, berupaya mengimbangi lembaga kesenian asing Kunstring yang mampu menghimpun lukisan-lukisan bercorak modern. PERSAGI berupaya mencari dan menggali nilai-nilai yang mencerminkan kepribadian Indonesia yang sebenarnya.Karya-karya seni lukis masa PERSAGI antara lain :

a.) Agus Djajasumita : Barata Yudha, Arjuna Wiwaha, Nirwana, Dalam Taman Nirwana

b.) S. Sudjojono: Djongkatan, Didepan Kelambu Terbuka, Mainan, Cap Go meh.

c.) Otto Djaya: Penggodaan, Wanita Impian

Hasil karya mereka mencerminkan :

d.) Mementingkan nilai-nilai psikologis;

e.) Tema perjuangan rakyat ;

f.) Tidak terikat kepada obyek alam yang nyata;

g.) Memiliki kepribadian Indonesia ;

h.) Didasari oleh semangat dan keberanian;

Page 36: SEJARAH SENI RUPA DAN KEBUDAYAAN INDONESIA A. Sifat ...

1. Affandi

Affandi dilahirkan di Cirebon pada tahun 1907, putra dari R. Koesoema, seorang mantri ukur di pabrik gula di Ciledug, Cirebon. Dari segi pendidikan, ia termasuk seorang yang memiliki pendidikan formal yang cukup tinggi. Bagi orang-orang segenerasinya, memperoleh pendidikan HIS, MULO, dan selanjutnya tamat dari AMS, termasuk pendidikan yang hanya diperoleh oleh segelintir anak negeri.

Namun, bakat seni lukisnya yang sangat kental mengalahkan disiplin ilmu lain dalam kehidupannya, dan memang telah menjadikan namanya tenar sama dengan tokoh atau pemuka bidang lainnya.

Semasa hidupnya, ia telah menghasilkan lebih dari 2.000 karya lukis. Karya-karyanya yang dipamerkan ke berbagai negara di dunia, baik di Asia, Eropa, Amerika maupun Australia selalu memukau pecinta seni lukis dunia. Pelukis yang meraih gelar Doktor Honoris Causa dari University of Singapore tahun 1974 ini dalam mengerjakan lukisannya, lebih sering menumpahkan langsung cairan cat dari tube-nya kemudian menyapu cat itu dengan jari-jarinya, bermain dan mengolah warna untuk mengekspresikan apa yang ia lihat dan rasakan tentang sesuatu.

Dalam perjalanannya berkarya, pemegang gelar Doctor Honoris Causa dari University of Singapore tahun 1974, ini dikenal sebagai seorang pelukis yang menganut aliran ekspresionisme atau abstrak. Sehingga seringkali lukisannya sangat sulit dimengerti oleh orang lain terutama oleh orang yang awam tentang dunia seni lukis jika tanpa penjelasannya. Namun bagi pecinta lukisan hal demikianlah yang menambah daya tariknya.

Kesederhanaan cara berpikirnya terlihat saat suatu kali, Affandi merasa bingung sendiri ketika kritisi Barat menanyakan konsep dan teori lukisannya. Oleh para kritisi Barat, lukisan Affandi dianggap memberikan corak baru aliran ekspresionisme.

Kopi dari lukisan diri yang dibuat oleh pelukis Affandi sendiri.

Saat ini, terdapat sekitar 1.000-an lebih lukisan di Museum Affandi, dan 300-an di antaranya adalah karya Affandi. Lukisan-lukisan Affandi yang dipajang di galeri I adalah karya restropektif yang punya nilai kesejarahan mulai dari awal kariernya hingga selesai, sehingga tidak dijual.

Sedangkan galeri II adalah lukisan teman-teman Affandi, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal seperti Basuki Abdullah, Popo

Page 37: SEJARAH SENI RUPA DAN KEBUDAYAAN INDONESIA A. Sifat ...

Iskandar, Hendra, Rusli,Fajar Sidik, dan lain-lain. Adapun galeri III berisi lukisan-lukisan keluarga Affandi.

Di dalam galeri III yang selesai dibangun tahun 1997, saat ini terpajang lukisan-lukisan terbaru Kartika Affandi yang dibuat pada tahun 1999. Lukisan itu antara lain "Apa yang Harus Kuperbuat" (Januari 99), "Apa Salahku? Mengapa ini Harus Terjadi" (Februari 99), "Tidak Adil" (Juni 99), "Kembali Pada Realita Kehidupan, Semuanya Kuserahkan KepadaNya" (Juli 99), dan lain-lain.Ada pula lukisan Maryati, Rukmini Yusuf, serta Juki Affandi.

2. Achmad Sadali (1924 -1987)

Dilahirkan di Garut Wetan, 29 Juli 1924. Ia menempuh pendidikan seni rupa di ITB, di bawah bimbingan Ries Mulder. Ia kemudian memperoleh beasiswa dari Rockefeller Foundation untuk belajar ke Amerika Serikat.

Lukisan Achmad Sadali, “Gunungan Emas”, 1980 ini merupakan salah satu ungkapan yang mewakili pencapaian nilai religius