Sejarah PT. KAI
-
Upload
irene-taradias -
Category
Documents
-
view
95 -
download
3
description
Transcript of Sejarah PT. KAI
Politeknik Negeri Sriwijaya
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah PT. Kereta Api Indonesia (Persero) [1]
Sejarah kereta api (KA) di Indonesia diawali dengan pembangunan pertama
jalan kereta api di desa Kemijen, Jumat tanggal 17 Juni 1864, oleh Gubernur
Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele. Pembangunan
dipelopori oleh “Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg
Maatschappij” (NV. NISM) yang dipimpin oleh Ir. J.P De Bordes dari Kemijen
menuju desa Tanggung (26 km) dengan lebar sepur 1435 mm. Ruas jalan ini
dibuka untuk angkutan umum pada hari Sabtu, 10 Agustus 1867.
NV. NISM juga membangun jalan KA antara Samarang-Tanggung, yang
kemudian pada tanggal 10 Februari 1870 dapat menghubungkan kota
Semarang – Surakarta (110 km), akhirnya mendorong minat investor untuk
membangun jalan KA di daerah lainnya. Panjang jalan rel antara tahun 1864 –
1900 tumbuh dengan pesat, tahun 1867 baru 25 km, tahun 1870 menjadi 110 km,
tahun 1880 mencapai 405 km, tahun 1890 menjadi 1.427 km dan pada tahun
1900 menjadi 3.338 km.
Gambar 2.1 Pembangunan jembatan rel di wilayah Banyuwangi
(Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_perkeretaapian_di_Indonesia)
[1] https://www.kereta-api.co.id/ (diakses 10 Agustus 2015 Pk.13.00)
4
5
Politeknik Negeri Sriwijaya
Selain di Jawa, pembangunan jalan KA juga dilakukan di Aceh (1874),
Sumatera Utara (1886), Sumatera Barat (1891), Sumatera Selatan (1914), bahkan
tahun 1922 di Sulawasi juga telah dibangun jalan KA sepanjang 47 Km antara
Makasar-Takalar, yang pengoperasiannya dilakukan tanggal 1 Juli 1923, sisanya
Ujungpandang - Maros belum sempat diselesaikan. Sedangkan di Kalimantan,
meskipun belum sempat dibangun, studi jalan KA Pontianak - Sambas (220 Km)
sudah diselesaikan. Demikian juga di pulau Bali dan Lombok, pernah dilakukan
studi pembangunan jalan KA. Sampai dengan tahun 1939, panjang jalan KA di
Indonesia mencapai 6.811 Km. Tetapi, pada tahun 1950 panjangnya berkurang
menjadi 5.910 km, kurang Iebih 901 km hilang karena dibongkar semasa
pendudukan Jepang dan diangkut ke Burma untuk pembangunan jalan KA di
sana.
Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus
1945, karyawan KA yang tergabung dalam Angkatan Moeda Kereta Api
(AMKA) mengambil alih kekuasaan perkeretaapian dari pihak Jepang. Peristiwa
bersejarah tersebut terjadi pada tanggal 28 September 1945. Pembacaan
pernyataan sikap oleh Ismangil dan sejumlah anggota AMKA lainnya,
menegaskan bahwa mulai tanggal 28 September 1945 kekuasaan perkeretaapian
berada di tangan bangsa Indonesia. Orang Jepang tidak diperbolehkan campur
tangan lagi urusan perkeretaapian di Indonesia. Inilah yang melandasi
ditetapkannya 28 September 1945 sebagai Hari Kereta Api di Indonesia, serta
dibentuknya Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI).
Mengenai perkembangan bentuk usaha perkeretaapian di Indonesia dapat
dilihat pada Tabel 2.1
6
Politeknik Negeri Sriwijaya
Tabel 2.1 Perkembangan Bentuk Usaha Perkeretaapian Indonesia
Periode Status Dasar Hukum
Th. 1864 Pertama kali dibangun Jalan Rel
sepanjang 26 km antara Kemijen
Tanggung oleh Pemerintah Hindia
Belanda
1864 s.d
1945
Staat Spoorwegen (SS) Verenigde
Spoorwegenbedrifj (VS) Deli
Spoorwegen Maatschappij (DSM)
IBW
1945 s.d
1950
DKA IBW
1950 s.d
1963
DKA - RI IBW
1963 s.d
1971
PNKA PP. No. 22 Th. 1963
1971
s.d.1991
PJKA PP. No. 61 Th. 1971
1991 s.d
1998
PERUMKA PP. No. 57 Th. 1990
1998 s.d.
2010
PT. KERETA API (Persero) PP. No. 19 Th. 1998
Keppres No. 39 Th.
1999
Akte Notaris Imas
Fatimah
Mei 2010 s.d
sekarang
PT. KERETA API INDONESIA
(PERSERO)
Instruksi Direksi No.
16/OT.203/KA 2010
(Sumber : PT. Kereta Api Indonesia (Persero), 2012)
7
Politeknik Negeri Sriwijaya
2.2 Sejarah Singkat Sub Divisi Regional III.1 Kertapati[2]
Sekitar tahun 1911, transmigran pulau Jawa yang didatangkan Hindia
Belanda ke Lampung pada 1905 berhasil membangun perkebunan kaitsyuk,
tembakau, kopi, karet, kelapa dalam, dan kelapa sawit.
Gubernur Jenderal Hindia Belanda di Batavia lalu menganggap sarana
angkutan hasil-hasil bumi dari Sumatera Selatan ke pulau Jawa jika terlalu
mengandalkan pelayaran laut terlalu banyak memakan biaya dan waktu serta
sulit memasuki pelabuhan di Palembang, Krui, dan Menggala. Maka diputuskan
reduksi biaya transportasi dan waktu pengiriman hasil bumi dengan membangun
rel kereta api dari Palembang ke Tanjungkarang
Adapun rel KA pertama di Pulau Sumatera dibangun di Aceh (1874),
Sumatera Utara (1886), Sumatera Barat (1891), kemudian Sumatera Selatan
(1911). Tahun 1911, pembangunan rel KA dimulai oleh pemerintah Hindia
Belanda dengan mengerahkan ribuan orang di Palembang dan di Tanjungkarang.
Rel KA antara Tanjungkarang dan Palembang banyak melintasi hutan,
perkebunan karet, perkebunan sawit, dan rawa-rawa. Jalur KA ini berbeda
dengan yang ada di Pulau Jawa, di mana rel KA dibangun melintasi
perkampungan-perkampungan. Penyebabnya, rel KA di Pulau Jawa disiapkan
untuk angkutan manusia, sedangkan rel KA di Pulau Sumatera
disiapkan Belanda untuk mengangkut hasil bumi, hasil hutan, dan perkebunan
dari negeri jajahan di Sumatera. Lintasan kereta di Sumatera Selatan pertama kali
dibangun sepanjang 12 kilometer dari Panjang menuju Tanjungkarang,
Lampung. Jalur rel ini mulai dilalui kereta pada tanggal 3 Agustus 1914. Pada
waktu bersamaan dilaksanakan juga pemasangan dan pembangunan lintasan rel
dari Kertapati menuju Kota Prabumulih, Sumatera Selatan.
[2] https://id.wikipedia.org/wiki/Divisi_Regional_III_Sumatera_Selatan_dan_Lampung (diakses
10 Agustus 2015 Pk.13.00)
8
Politeknik Negeri Sriwijaya
Perlahan, jalur rel kemudian dikembangkan untuk pengangkutan batu
bara dari tempat penambangannya di Tanjung Enim. Kemudian dikembangkan
juga jalur ke Lahat. Di Lahat ada sebuah bengkel besar kereta (sekarang
dinamakan Balai Yasa Lahat) yang berfungsi untuk perbaikan dan perawatan
kereta api.
Akhirnya pemerintah Hindia Belanda melalui Zuid Soematera
Spoorwegen (ZSS) tuntas membangun rel kereta api di Lampung dan Sumatera
Selatan hingga 529 km. Seluruhnya merupakan rel selebar 1.067 mm.
Karena wilayah kerja Divre III ini cakupannya cukup luas dibandingkan
kedua divre lain di Sumatera dan meliputi dua provinsi yaitu Sumatera
Selatan dan Lampung, maka dibagilah dua wilayah (subdivre) dengan fungsi
operasional yang serupa dengan Daop KAI di pulau Jawa, namun dengan
tingkatan administratif dalam lingkup KAI yang lebih rendah
daripada Divre maupun Daop. Divre III memiliki dua subdivre sebagai berikut:
- Sub Divre III.1 Kertapati (KPT)
- Sub Divre III.2 Tanjungkarang (TNK)
2.3 Visi, Misi dan Tujuan PT. Kereta Api Indonesia (Persero)[3]
Visi
Menjadi penyedia jasa perkeretaapian terbaik yang fokus pada pelayanan
pelanggan dan memenuhi harapan stakeholders.
Misi
Menyelenggarakan bisnis perkeretaapian dan bisnis usaha penunjangnya,
melalui praktek bisnis dan model organisasi yang baik untuk memberikan nilai-
[3] www.kereta-api.co.id/media/document/annual_report_2014.pdf (diakses 10 Agustus 2015
Pk.13.00)
9
Politeknik Negeri Sriwijaya
tambah yang tinggi bagi stakeholders dan kelestarian lingkungan berdasarkan 4
pilar utama: keselamatan, ketepatan waktu, pelayanan dan kenyamanan.
Tujuan
Melaksanakan dan mendukung kebijaksanaan dan program Pemerintah
dibidang ekonomi dan pembangunan nasional, khususnya dibidang transportasi,
dengan menyediakan barang-jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat
untuk dapat melakukan ekspansi baik di pasar domestik maupun internasional
dibidang perkeretaapian, yang meliputi usaha pengangkutan orang dan barang
dengan KA, kegiatan perawatan dan pengusahaan prasarana perkeretaapian,
pengusahaan bisnis properti secara profesional, serta pengusahaan bisnis
penunjang prasarana dan sarana KA secara efektif untuk kemanfaatan umum.
2.4 Struktur Organisasi PT. Kereta Api (Persero)
Struktur organisasi perusahaan memiliki peran yang penting dalam
memberikan penjelasan mengenai wewenang, fungsi, tugas, dan tanggung jawab
anggota perusahaan untuk mencapai mekanisme yang efektif dan efisien. Adapun
struktur organisasi PT Kereta Api Indonesia (Persero) secara umum berdasarkan
tingkatannya dapat dilihat sebagai berikut:
1. Kereta Api Pusat di Bandung
2. Divisi Sarana Bandung
3. Divisi Usaha Pendukung di Bandung
4. Divisi Pelatihan di Bandung
5. Divisi Angkutan Perkotaan di Bandung
6. Divisi Regional I Sumatera Utara di Medan
7. Divisi Regional II di Padang
8. Divisi Regional III Sumatera Selatan di Palembang
10
Politeknik Negeri Sriwijaya
Daerah Operasional
a. Daerah Operasi 1 di Jakarta
b. Daerah Operasi 2 di Bandung
c. Daerah Operasi 3 di Cirebon
d. Daerah Operasi 4 di Semarang
e. Daerah Operasi 5 di Purwokerto
f. Daerah Operasi 6 di Yogyakarta
g. Daerah Operasi 7 di Madiun
h. Daerah Operasi 8 di Surabaya
i. Daerah Operasi 9 di Jember
Sedangkan Struktur organisasi perusahaan di PT. Kereta Api Indonesia
(Persero) dalam menjalankan operasionalnya secara umum di bagi menjadi 7
seksi, yang masing-masing seksi di kepalai oleh Kepala Seksi. Seksi seksi di PT.
Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai berikut:
1. Seksi Sumber Daya Manusia dan Umum.
2. Seksi Keuangan.
3. Pemeriksaan Kas Daerah.
4. Hubungan Masyarakat Daerah (HUMASDA).
5. Seksi Jalan Rel dan Jembatan.
6. Seksi Operasi dan Pemasaran.
7. Seksi Sinyal, Telekomunikasi dan Listrik.
11
Politeknik Negeri Sriwijaya
Gambar 2.2 Struktur Organisasi SINTELIS Subdivre III.1 Kertapati
(Sumber: PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Subdivre III.1 Kertapati)
MANAGER SINTELIS SUBDIVRE III.1 KPT
DEVI CAHYANA
NIPP. 40984
VICE PRESIDENT SUBDIVRE III.1 KPT
SUJATMIKO
NIPP. 40911
JUNIOR MANAGER INSPECTOR SINTELIS SUBDIVRE III.1.A KPT
DARLAN SIMANJUNTAK
NIPP. 39711
ASSISTANT MANAGER INFORMASI DAN EVALUASI
HADI SURYONO
NIPP. 41117
ASSISTANT MANAGER PERENCANAAN TEKNIK
ABDUL NASHIR
NIPP. 39654
ASSISTANT MANAGER KEGIATAN DAN PEMBIAYAAN
AGENG MULYA
NIPP. 50612
ASSISTANT MANAGER UPT. WORKSHOP SINTELIS III.1 KPT
PROJO SETIANTO
NIPP. 39227
KAUR PERBAIKAN WORKSHOP SINTELIS III.1
KPT
R.A SYAFARDI
NIPP. 38078
PERSONIL
ISMANTO NIPP. 48689
KAUR REKAYASA WORKSHOP SINTELIS III.1 KPT
VONI KATRINA
NIPP. 61685
PERSONIL
ERWAN VINDO NIPP. 57414
TEDI NIPP. 57632
ASSISTANT MANAGER UPT. RESORT SINTELIS III.1 KPT
JANA DJIWAJANA
NIPP. 40687
KAUR PERAWATAN PREFENTIF SINTELIS III.1 KPT
MUHAMMAD MUSLIM ANSYORI
NIPP. 37850
PERSONIL
ACMAD CIKO NIPP. 57322
DEDE KURNIA NIPP. 57377
GIMIN SUTADI NIPP. 52466
WIGUNA WW NIPP. 57551
AKMAL NIPP. 48048
KAUR PERAWATAN PERBAIKAN SINTELIS III.1 KPT
SUJARWO
NIPP. 40738
PERSONIL
DELMIR NIPP. 60156
ARI SATRIO ARDI NIPP. 61548
12
Politeknik Negeri Sriwijaya
2.5 Tugas dan Wewenang Bagian SINTELIS Subdivre III.1 Kertapati
2.5.1 Tugas dan tanggung jawab Senior Manager (SM)/Manager (M)
Tugas Pokok
Merumuskan, menyusun program dan mengevaluasi pelaksanaan
program perawatan Sintelis.
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab
Pelaksanaan tugas SM/Manager, secara umum setidak-tidaknya terdiri
dari kegiatan sbb:
1. Merumuskan penjabaran strategi dan kebijakan berkaitan dengan tugas
dan tanggung jawab yang telah ditetapkan Kantor Pusat, di wilayah
Daop/Divre/Subdivre;
2. Terselenggaranya proses peningkatan kualitas secara berkelanjutan,
mengelola resiko dan terjaminnya safety di bagiannya;
3. Melaksanakan pemantauan, pengawasan, pemeriksaan dan pembinaan
mutu pekerjaan teknis perawatan Sintelis di wilayahnya;
4. Menyusun program kerja dan anggaran kegiatan perawatan peralatan
Sintelis setiap tahun yang dirumuskan dalam Rencana Kerja dan
Anggaran Daerah (RKAD), mengelola pelaksanaan RKAD sesuai
sasaran dan tepat waktu;
5. Memastikan kegiatan administrasi tata usaha, kepegawaian, keuangan,
serta pengendalian terhadap pengadaan barang/jasa dan suku cadang
dan alat kerja perawatan Sintelis dilaksanakan mengikuti aturan yang
berlaku;
6. Memastikan pelaksanaan program kerja perawatan rutin, perbaikan
peralatan serta dokumentasi teknis peralatan Sintelis dikelola dengan
baik;
7. Memastikan pengelolaan data dan informasi Sintelis terdokumentasikan
dengan baik;
13
Politeknik Negeri Sriwijaya
8. Memantau pelaksanaan kegiatan perawatan dan perbaikan peralatan
Sintelis serta menjamin ketersediaan dan kelaikan peralatan Sintelis;
9. Memantau pelaksanaan perbaikan dan rekayasa peralatan untuk
mendukung perawatan Sintelis;
10. Memastikan pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran tepat sasaran,
efektif, dan efisien sesuai target kinerja yang telah ditetapkan;
11. Melakukan evaluasi pelaksanaan RKAD secara periodik dan
memastikan pencapaian kinerja Sintelis tercapai;
12. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap Unit Pelaksana Teknis (UPT)
yang berada di bawah bagian Sintelis;
13. Melakukan koordinasi, konsolidasi, integrasi, sinkronisasi dan
komunikasi antar bagian di lingkungan Daop/Divre/Subdivre dan
dengan satuan organisasi lain di dalam dan luar PT. KERETA API
INDONESIA (Persero);
14. Memimpin, mengarahkan, mengawasi secara melekat (WASKAT),
memberi keteladanan, bimbingan dan pengarahan untuk kelancaran
tugas terhadap bawahan masing-masing;
15. Bertanggung jawab terhadap segala tindakan yang dilaksanakan atas
kepemimpinannya;
16. Berkewajiban untuk selalu mengikuti dan mentaati petunjuk
pelaksanaan teknis, prosedur kerja, regulasi (peraturan dinas)/peraturan
umum yang berlaku, dan selalu menyampaikan laporan kepada atasan
langsung (KADAOP/KADIVRE/KASUBDIVRE) maupun tidak
langsung kepada VP Sintelis secara berkala dan tepat waktu;
17. Berkewajiban menganalisa dan mengolah setiap laporan yang
disampaikan oleh bawahannya. Laporan tersebut digunakan sebagai
bahan untuk memperlancar pelaksanaan tugas, penanganan
14
Politeknik Negeri Sriwijaya
permasalahan, pemberian pengarahan atau petunjuk lebih lanjut,
bimbingan kepada bawahan, serta menyusun laporan kepada atasan.
2.5.2 Tugas dan Tanggung Jawab Junior Manager Inspector Sintelis (JMI)
berlaku untuk keseluruhan area Resor/UPT Workshop
Tugas Pokok
Melaksanakan kegiatan teknis dan administratif berkaitan dengan
pemeriksaan, pengawasan, pemantauan pelaksanaan, peningkatan mutu
perawatan dan keselamatan, serta tugas koordinasi lainnya.
Pelaksanaan Tugas Tanggung Jawab
JMI Sintelis diwajibkan untuk merencanakan, merealisasikan program
kerja mingguan; serta melaporkan THP pada hari Senin setiap minggunya
kepada Senior Manager/Manager Sintelis (SM/M). Data THP mingguan
tersebut harus tersimpan secara baik (dokumen asli di Kantor SM/M dan
Rekaman Dokumen pada JMI); serta wajib dibicarakan pada Rapat
Koordinasi Bulanan SINTELIS guna ditindaklanjuti, bersama-sama
laporan Resor, dan laporan Kepala UPT Workshop. Hasil rapat koordinasi
bulanan beserta tindak lanjut akan menjadi masukan untuk laporan SM/M
ke Kantor Pusat.
Pelaksanaan tugas pengawasan dan pemeriksaan terbagi atas:
1. Pemeriksaan/pengawasan berkala/terjadwal;
2. Pemeriksaan/pengawasan insidentil;
3. Pengamanan dan investigasi pada saat terjadi PLH.
2.5.3 Tugas dan tanggung jawab Junior Manager/Assistant Manager
Perencanaan Teknis Berlaku di Lingkungan SINTELIS
Tugas Pokok
Melaksanakan penyusunan program kerja perawatan rutin,
perencanaan teknis dan jadwal kegiatan perawatan rutin, melaksanakan
15
Politeknik Negeri Sriwijaya
pengelolaan perbaikan peralatan serta dokumentasi teknis peralatan, serta
gambar instalasi peralatan Sintelis.
Pelaksanaan Tugas Tanggung Jawab
1. Membuat program kegiatan perawatan berkala, rekondisi peralatan dan
perbaikan gangguan peralatan;
2. Menginventarisir kesesuaian Reglemen Pengamanan Setempat
(RPS)/Peraturan Dinas Pengamanan Setempat (PDPS) dengan kondisi
lapangan, serta menyusun Perubahan dan Tambahan (P&T) apabila
ditemukan perubahan;
3. Memeriksa kemampuan lintas mengenai peningkatan (optimalisasi)
sumber daya/peralatan/alat kerja yang dimiliki;
4. Memberi pengarahan/petunjuk teknis kepada Kepala Resor mengenai
penggunaan peralatan baru;
5. Membuat dan memperbarui lembar pemeriksaan perawatan perangkat
Sintelis;
6. Membuat standar teknis untuk desain peralatan Sintelis;
7. Memverifikasi usulan resor (RPO) dalam hal spesifikasi, dan gambar
teknis perangkat pengadaan barang/jasa;
8. Menyusun syarat-syarat umum dan spesifikasi teknis dalam pengadaan
barang/jasa;
9. Membuat justifikasi Pengadaan Barang/Jasa;
10. Mengumpulkan dan memperbarui data mengenai kondisi fisik peralatan
Sintelis;
11. Memeriksa kesesuaian kualitas dan kuantitas barang/jasa yang diterima
dari pengadaan barang/jasa;
12. Membuat standar pelaksanaan kegiatan serta metoda perawatan yang
dilakukan oleh Resor;
16
Politeknik Negeri Sriwijaya
13. Mengevaluasi secara terus menerus metode perawatan dan
memperbaruinya sesuai kebutuhan dan perkembangan teknologi;
14. Memeriksa waktu kerja dinasan personil dalam perawatan yang dibuat
oleh Resor;
15. Memeriksa program perawatan (TABLO Perawatan) yang dibuat oleh
Resor;
16. Memberi masukan kepada SM/M SINTELIS tentang permasalahan
yang berkaitan dengan tugasnya.
2.5.4 Tugas dan Tanggung Jawab Junior Manager/Assistant Manager
Kegiatan dan Pembiayaan Berlaku di Lingkungan SINTELIS
Tugas Pokok
Melaksanakan penyusunan program anggaran terhadap kegiatan
perawatan/intalasi/peralatan Sintelis, kepegawaian, keuangan, mengelola
dan melakukan pengendalian terhadap suku cadang peralatan, serta alat
kerja perawatan Sintelis.
Pelaksanaan Tugas Tanggung Jawab
Pelaksanaan tugas JM/AM Kegiatan dan Pembiayaan, secara umum
setidak-tidaknya terdiri dari kegiatan sbb:
1. Mengumpulkan data dan menyusun Rencana Kerja dan Anggaran
(RKA) perawatan Sintelis;
2. Merencanakan pengadaan suku cadang, alat kerja, serta fasilitas/ sarana
pendukung pelaksanaan perawatan;
3. Memverifikasi biaya/RAB Resor serta memeriksa kesesuaian harga
dalam usulan perawatan oleh Resor;
4. Membuat rekapitulasi usulan RAB dan rencana NPD;
5. Mengelola proses Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa;
6. Membuat Jurnal/UMDS;
7. Memeriksa pertanggung jawaban Jurnal/UMDS tiap bulan;
17
Politeknik Negeri Sriwijaya
8. Memeriksa berkas tagihan pembayaran;
9. Mendokumentasikan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan
tatacara keuangan/pengadaan barang/jasa, tatacara pelelangan dan
kepegawaian;
10. Memberikan data-data pelaksanaan/realisasi anggaran secara berkala
kepada JM/AM Informasi dan Evaluasi;
11. Melakukan penjagaan proses pengadaan barang/jasa mulai pengajuan
NPD hingga kontrak pekerjaan ditandatangani oleh yang berwenang;
12. Mengelola kebutuhan sukucadang, alat kerja dan sarana pendukung
pelaksanaan perawatan;
13. Melaksanakan penjagaan dan pemeriksaan terhadap administrasi dan
transaksi Gudang Resor;
14. Mendokumentasi dengan baik berkas data kontrak/SPK;
15. Mengelola administrasi keuangan dan kepegawaian;
16. Membuat usulan mutasi pegawai pelaksana/staf s.d. KAT atas perintah
Senior Manager/Manager. Usulan tersebut diserahkan kepada
Kadaop/Kadivre/Kasubdivre melalui Manager SDM & Umum;
17. Mengelola administrasi pembuatan G.43, emolumen, cuti, lembur;
18. Mengelola administrasi permintaan SAD, SAP, KAD, KBD, O23;
19. Menjaga ketersediaan ATK (Alat Tulis Kantor) di kantor SM/M, UPT
Workshop dan Resor;
20. Mengevaluasi daftar hadir personil di kantor SM/M;
21. Membantu hal-hal yang berhubungan dengan akomodasi dan
administrasi umum;
22. Memberikan masukan kepada SM/M SINTELIS berkaitan mengenai
usulan pelatihan/kursus/workshop/seminar untuk pegawai melalui JMI;
23. Memberi masukan kepada Manager/Senior Manager tentang
permasalahan yang berkaitan dengan tugasnya.
18
Politeknik Negeri Sriwijaya
2.5.5 Tugas dan Tanggung Jawab Junior Manager/Assistant Manager
Informasi dan Evaluasi Berlaku di Lingkungan Sintelis
Tugas Pokok
Melaksanakan pengelolaan data aset peralatan Sintelis,
mendokumentasi dan mendistribusikan regulasi, peraturan dan pemberian
informasi, tertib administrasi tata usaha, serta melaksanakan evaluasi
program kerja perawatan rutin, realisasi anggaran perawatan dan kinerja
peralatan Sintelis.
Pelaksanaan Tugas Tanggung Jawab
Pelaksanaan tugas Junior Manager/Assistant Manager Informasi dan
Evaluasi
1. Mengumpulkan dan menyusun laporan gangguan peralatan Sintelis;
2. Membuat rekapitulasi gangguan beserta pareto sumber masalah
dominan;
3. Mengevaluasi dan menganalisis data gangguan peralatan;
4. Mengumpulkan data dan menyusun laporan realisasi kegiatan
perawatan dan anggaran Sintelis beserta penjagaannya;
5. Melakukan evaluasi pelaksanaan program perawatan;
6. Melakukan evaluasi pelaksanaan kontrak pengadaan barang/jasa secara
periodik;
7. Melakukan analisis pelaksanaan program perawatan, realisasi anggaran
dan kinerja peralatan Sintelis;
8. Membuat kesimpulan hasil perawatan dan saran untuk penyesuaian
program perawatan berikutnya;
9. Mempersiapkan data-data dan informasi tentang Sintelis untuk
keperluan audit internal maupun eksternal, pemeriksaan/pengujian, dan
verifikasi program/ realisasi perawatan Sintelis;
19
Politeknik Negeri Sriwijaya
10. Memberi masukan kepada Senior Manager/Manager tentang
permasalahan yang berkaitan dengan tugasnya.
2.5.6 Tugas dan Tanggung Jawab Assitant Manager UPT Workshop
Berlaku di Lingkungan Sintelis
Tugas Pokok
Menyusun program kerja perbaikan dan rekayasa peralatan serta
kebutuhan komponen dan alat kerja, melakukan analisis gangguan
peralatan Sintelis, melakukan perbaikan terhadap komponen yang
mengalami kerusakan, mengelola dan mendata suku cadang yang rusak,
melakukan rekayasa teknik terhadap komponen-komponen peralatan serta
mengelola dan mendistribusikan hasil rekayasa.
Pelaksanaan Tugas Tanggung Jawab
Pelaksanaan tugas Assistant Manager UPT Workshop terbagi atas:
1. Menginventarisir kerusakan modul/komponen yang rusak;
2. Membuat program/rencana kegiatan perbaikan dan rekayasa teknis
peralatan;
3. Mengelola pelaksanaan perbaikan modul/komponen peralatan yang
mengalami kerusakan dan pendistribusian ke Resor terkait;
4. Membuat penjagaan terhadap pekerjaan perbaikan dan rekayasa
perawatan;
5. Menyusun kebutuhan komponen perbaikan dan alat kerja perbaikan;
6. Berkoordinasi dengan JM/AM KP untuk usulan kebutuhan biaya
perbaikan/ pembelian komponen perbaikan;
7. Memeriksa desain dan spesifikasi teknis peralatan rekayasa;
8. Memeriksa hasil rekayasa teknis peralatan;
9. Memastikan hasil rekayasa sesuai desain dan spesifikasi serta bisa
diaplikasikan di lapangan;
20
Politeknik Negeri Sriwijaya
10. Mengusulkan kepada SM/Manager Sintelis untuk melakukan ujicoba
hasil rekayasa teknis peralatan di wilayah Resor;
11. Memeriksa hasil laporan perbaikan dan rekayasa perawatan;
12. Menyimpan hasil rekayasa teknis di gudang Workshop.
13. Apabila dibutuhkan mengalihkan hasil rekayasa gudang Resor melalui
koordinasi dengan JM/AM KP;
14. Membantu Kares dalam menangani permasalahan/gangguan peralatan
Sintelis.
2.5.7 Tugas dan Tanggung Jawab KAUR PERBAIKAN pada UPT
Workshop Berlaku di Lingkungan Sintelis SubDivre
Tugas Pokok
Melaksanakan perbaikan modul dan peralatan Sintelis serta membuat
laporan hasil perbaikan.
Pelaksanaan Tugas Tanggung Jawab
Pelaksanaan tugas KAUR PERBAIKAN pada UPT Workshop terbagi
atas:
1. Menerima NPK (Nota Permintaan Kerja) dari KAT untuk diverifikasi
oleh Ka UPT Workshop;
2. Menerima fisik barang dan kelengkapan administrasinya dari KAT
untuk rencana perbaikan;
3. Melakukan kegiatan perbaikan modul/peralatan;
4. Membuat laporan hasil perbaikan modul/peralatan.
2.5.8 Tugas dan Tanggung Jawab KAUR REKAYASA PERAWATAN
pada UPT Worksop Berlaku di Lingkungan Sintelis SubDivre
Tugas Pokok
Melaksanakan analisis gangguan peralatan dan rekayasa peralatan
Sintelis untuk mendukung kebutuhan perawatan serta laporan analisis
gangguan dan hasil rekayasa peralatan.
21
Politeknik Negeri Sriwijaya
Pelaksanaan Tugas Tanggung Jawab
Melaksanakan analisis gangguan peralatan dan rekayasa peralatan
SINTELIS untuk mendukung kebutuhan perawatan serta membuat laporan
analisis gangguan dan hasil rekayasa perawatan. Pelaksanaan tugas KAUR
REKAYASA PERAWATAN pada UPT Workshop terbagi atas:
1. Melakukan analisis gangguan peralatan;
2. Membuat desain dan spesifikasi teknis dalam rekayasa peralatan
Sintelis untuk mendukung kebutuhan perawatan;
3. Melaksanakan kegiatan rekayasa peralatan Sintelis untuk mendukung
perawatan;
4. Membuat laporan analisis gangguan dan hasil rekayasa peralatan.
2.5.9 Tugas dan Tanggung Jawab Resor Berlaku untuk Kepala Resor pada
Area yang Menjadi Tanggung Jawabnya
Tugas Pokok
Melaksanakan kegiatan teknis dan administratif meliputi kegiatan
perawatan guna menjamin kelaikan instalasi peralatan sinyal,
telekomunikasi atau Listrik Aliran Atas dalam wilayah kerjanya.
Pelaksanaan Tugas Tanggung Jawab
Sebagai kepala Unit Pelaksana Teknik maka kepala Resor wajib untuk
melakukan penjelasan/briefing dan pembinaan kepada pelaksana/staf
Resor. Briefing dilaksanakan setidak-tidaknya 1 (satu) kali setiap minggu
untuk membahas teknis pelaksanaan perawatan, item-item keamanan dan
kelancaran PERKA, dan masalah-masalah lainnya. Briefing harian tersebut
dicatat dan didokumentasikan dengan baik di kantor Resor. Pelaksanaan
perawatan diatur melalui pengaturan kerja tugas Dinasan (TABLO).
Pengaturan dinasan pagi, siang dan malam diatur merujuk pada waktu
operasi Kereta Api dengan alokasi waktu kerja 40 jam/orang/minggu.
Pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya mengacu pada peraturan-
22
Politeknik Negeri Sriwijaya
peraturan seperti reglemen, instruksi-instruksi penuntun-penuntun, serta
perintah khusus lainnya yaitu :
1. Mengusulkan pengadaaan barang/jasa (RAB) untuk mendukung
pelaksanaan perawatan kepada JM/AM Perencanaan Teknis;
2. Perencanaan pelaksanaan pemeriksaan berkala pelaksana Resor;
3. Memastikan tersedianya barang/bahan/SDM untuk keperluan
perawatan, perbaikan/penggantian peralatan Sintelis;
4. Memimpin dan mengawasi pekerjaan KAT dan pelaksana perawatan
berkala;
5. Merencanakan rekondisi peralatan Sintelis;
6. Memimpin dan mengawasi pelaksanaan pembangunan maupun
rekondisi peralatan Sintelis;
7. Melakukan pemeriksaan terhadap kondisi peralatan Sintelis di area
tanggung jawabnya melalui pemeriksaan secara umum yang dilakukan
sewaktu-waktu (scanning);
8. Melakukan pemeriksaan terhadap kondisi peralatan Sintelis di area
tanggung jawabnya, antara lain:
a. Pemeriksaan ulang hasil pengukuran/check list bila terdapat
ketidaksesuaian/abnormal.
b. Melengkapi plombir-plombir jika tidak lengkap;
c. Mencacat counter/indikator yang ada pada ruang peralatan/meja
pelayanan/Genset;
d. Mengecek Data logger dan Voice Recorder pada ruang peralatan;
e. Kondisi alat komunikasi: Radio lok, WS, dan Telpon T;
f. Memeriksa buku perawatan dan cek permasalahan yang ada
sebelumnya serta tindak lanjutnya;
g. Mengawasi Pelaksanaan pengukuran wesel 3 (tiga) bulanan;
h. Melakukan Negative Check khususnya pada persinyalan mekanik;
23
Politeknik Negeri Sriwijaya
9. Memastikan pelaksanaan perawatan sesuai dengan prosedur dan
kualitas yang disyaratkan, melalui pemeriksaan hasil perawatan
tersebut langsung di lapangan;
10. Memeriksa hasil pelaksanaan pemeriksaan berkala;
11. Menerima laporan gangguan dari unit lain, dan menjadwalkan tindakan
penanganan gangguan;
12. Memastikan penanganan perbaikan peralatan Sintelis berdasarkan
kebutuhan tindak lanjut pemeriksaan berkala maupun laporan
permintaan perbaikan oleh unit/bagian lain serta memastikan hasil
penanganan gangguan sesuai dengan persyaratan yang ditentukan;
13. Memastikan tersedianya barang/bahan untuk keperluan perawatan,
perbaikan/ penggantian peralatan Sintelis;
14. Mengawasi kualitas pelaksanaan pekerjaan oleh mitra
kerja/satker/pihak ke III lainnya;
15. Mengusulkan tindak lanjut perawatan, berupa perbaikan/penggantian
peralatan yang dipandang perlu untuk kelancaran operasi Kereta Api;
16. Mengajukan permintaan sukucadang/alat kerja yang diperlukan untuk
kebutuhan perawatan;
17. Mengadakan pembinaan teknis yang dibutuhkan oleh pegawai
bawahannya;
18. Membuat jadwal perawatan berkala (TABLO);
19. Perencanaan program kerja perawatan termasuk kebutuhan suku
cadang dan alat kerja;
20. Penjagaan keandalan dan ketersediaan peralatan Sintelis;
21. Melaksanakan lokrit setidak-tidaknya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan.
2.5.10 Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Administrasi Teknik (KAT)
Berlaku untuk Lingkup Area Resor yang Menjadi Tanggung
Jawabnya
24
Politeknik Negeri Sriwijaya
Tugas Pokok
Mengkoodinasikan pelaksanaan kegiatan penanganan gangguan
peralatan, mengelola data aset, dokumentasi teknis dan manual perawatan,
membuat laporan kondisi dan kinerja peralatan, sukucadang dan alat kerja
serta laporan SDM.
Pelaksanaan Tugas Tanggung Jawab
Dalam pelaksanaan administratif ada beberapa tugas yang perlu
dijalankan oleh KAT diantaranya:
1. Mengimplementasikan TABLO perawatan sesuai perencanaan yang
dibuat oleh Resor;
2. Mempersiapkan pelaksanaan perawatan berkala berdasarkan TABLO;
3. Menerima laporan gangguan dan mengkoordinasikan pelaksanaan
perbaikan gangguan;
4. Memeriksa laporan hasil pelaksanaan perawatan;
5. Memeriksa laporan pungutan wesel dan negative check persinyalan;
6. Memantau secara terus menerus NPK aktif dan “pending”, serta
memastikan NPK ‘pending’ dapat dilaksanakan dalam waktu yang
tidak terlalu lama;
7. Merencanakan pelaksanaan tindak lanjut apabila dibutuhkan;
8. Melakukan penjagaan terhadap sukucadang, alat-alat inventaris dan alat
kerja;
9. Melakukan administrasi permintaan sukucadang, alat kerja, komponen
pendukung pelaksanaan perawatan;
10. Memeriksa buku inventarisasi data aset peralatan Sintelis; dan
memperbarui data aset peralatan SINTELIS di wilayah kerjanya
11. Memeriksa buku dokumen peralatan Sintelis; dan memastikan
dokumen teknis dan manual seluruh peralatan SINTELIS berada di
kantor RESOR;
25
Politeknik Negeri Sriwijaya
12. Melaksanakan koordinasi dengan workshop untuk perbaikan maupun
rekayasa komponen;
13. Memeriksa buku laporan gangguan peralatan Sintelis, dan membuat
grafik dan tabel gangguan dan parameter kinerja lainnya;
14. Mengawasi daftar hadir staf/pelaksana Resor dan memastikan staf
melaksanakan pekerjaan yang dibebankan kepadanya;
15. Melaksanakan administrasi data kepegawaian Resor;
16. Evaluasi kehadiran pegawai;
17. Administrasi Surat masuk/keluar Resor;
18. Administrasi Bentuk SAP, Administrasi Surat cuti, Administrasi
Bentuk G.43, Administrasi Bentuk mutasi G.124, Administrasi barang
(I3C/SAB, A14/A14A dan A15/A15B), Administrasi Permintaan alat
tulis kantor dan Administrasi Permohonan restitusi (bentuk G.254);
19. Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan perawatan secara harian kepada
KARES
20. Mempersiapkan data-data untuk pelaporan bulanan KARES kepada
Senior Manager/Manager SINTELIS;
21. Sewaktu-waktu melaksanakan pemeriksaan dan perawatan di lapangan.
2.6 Budaya PT. Kereta Api Indonesia (Persero)[4]
2.6.1 INTEGRITAS
PT. Kereta Api Indonesia (Persero) bertindak konsisten sesuai dengan nilai-
nilai kebijakan organisasi dan kode etik perusahaan. Memiliki pemahaman
dan keinginan untuk menyesuaikan diri dengan kebijakan dan etika tersebut
dan bertindak secara konsisten walaupun sulit untuk melakukannya.
[4] https://www.kereta-api.co.id/ (diakses 10 Agustus 2015 Pk.13.00)
2.6.2 PROFESIONAL
26
Politeknik Negeri Sriwijaya
PT. Kereta Api Indonesia (Persero) memiliki kemampuan dan penguasaan
dalam bidang pengetahuan yang terkait dengan pekerjaan, mampu menguasai
untuk menggunakan, mengembangkan, membagikan pengetahuan yang
terkai dengan pekerjaan kepada orang lain.
2.6.3 KESELAMATAN
PT. Kereta Api Indonesia (Persero) memiliki sifat tanpa kompromi dan
konsisten dalam menjalankan atau menciptakan system atau proses kerja
yang mempunyai potensi resiko yang rendah terhadapa terjadinya
kecelakaan dan menjaga asset perusahaan dari kemungkinan terjadinya
kerugian.
2.6.4 INOVASI
PT. Kereta Api Indonesia (Persero) selalu menumbuhkembangkan
gagasan baru melakukan tindakan perbaikan yang berkelanjutan dan
menciptakan lingkungan kondusif untuk berkreasi sehingga memberikan
nilai tambah bagi stakeholder.
2.6.5 PELAYANAN PRIMA
PT. Kereta Api Indonesia (Persero) akan memberikan pelayanan yang
terbaik yang sesuai dengan standar mutu yang memuaskan dan sesuai
harapan atau melebihi harapan pelanggan dengan memenuhi 6 A unsur
pokok: Ability (kemampuan), Attitude (Sikap), Appearance (Penampilan),
Attention (Perhatian), Action (Tindakan), dan Accountability (Tanggung
Jawab).
27
Politeknik Negeri Sriwijaya
Gambar 2.3 Logo PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
(Sumber: http://www.kereta-api.co.id/media/document/annual_report_2014.pdf)
Tiga garis melengkung melambangkan gerakan yang dinamis PT Kereta
Api Indonesia dalam mencapai visi dan misinya. Dua garis warna orange
melambangkan proses Pelayanan Prima (kepuasan pelanggan) yang ditunjukan
kepada pelanggan internal internal dan eksternal. Anak panah berwarna putih
melambangkan nilai Integritas, yang harus dimiliki insan PT. Kereta Api
Indonesia (Persero) dalam mewujudkan Pelayanan Prima. Satu garis lengkung
berwarna biru melambangkan semangat Inovasi yang harus dilakukan dalam
memberikan nilai tambah ke stakeholders. Inovasi dilakukan dengan semangat
sinergi disemua bidang dan dimulai dari hal yang paling kecil sehingga dapat
melesat.