Sejarah Perkembangan Teknologi Nuklir Indonesia Melalui ...eprints.umm.ac.id/61127/3/BAB...

26
33 BAB II Sejarah Perkembangan Teknologi Nuklir Indonesia Melalui Penggunaan Eenergi Nuklir Untuk Tujuan Damai Bagi Kepentingan Nasional Indonesia 2.1 Sejarah terbentuknya Badan Tenaga Nuklir Nasional Perkembangan riset iptek yang berhuhubungan dengan tenaga atom telah dimulai setelah terjadinya perang dunia kedua, politik internasional dan perkembangan teknologi dunia didominasi oleh negara superpower, yang pada perang dunia kedua menjadi pemenang, yaitu Amerika Serikat (United States) dan Uni Soviet (Union of Soviet Socialist Republic). Pasca perang dunia ke-2 menjadi persaingan antara dua negara superpower ini, dalam ideologi, politik internasional, dan perlombaan kekuatan militer, yang mengakibatkan terjadinya perang dingin. Riset perkembangan senjata nuklir yaitu bom atom menjadi ajang saling unjuk gigi antara US dan USSR, banyak percobaan peledakan senjata nuklir US dilakukan di samudera Pasifik yang paling fenomenal saat itu rangkaian percobaan nuklir di Bikini Atol dan Kepulauan Marshall antara tahun 1947 hingga 1958. Kegiatan uji coba senjata nuklir tersebut membuat Indonesia menjadi Concern terhadap isu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir, pemerintah mulai mencetuskan kebijakan yaitu berupa penyelidikan kemungkinan penyebaran radiokatif di wilayah laut pasifik yang menjadi tempat percobaan bom atom. Pemerintah mulai melakukan kegiatan penyelidikan, dengan membentuk seuatu

Transcript of Sejarah Perkembangan Teknologi Nuklir Indonesia Melalui ...eprints.umm.ac.id/61127/3/BAB...

  • 33

    BAB II

    Sejarah Perkembangan Teknologi Nuklir Indonesia Melalui Penggunaan Eenergi Nuklir Untuk Tujuan Damai Bagi Kepentingan

    Nasional Indonesia

    2.1 Sejarah terbentuknya Badan Tenaga Nuklir Nasional

    Perkembangan riset iptek yang berhuhubungan dengan tenaga atom telah

    dimulai setelah terjadinya perang dunia kedua, politik internasional dan

    perkembangan teknologi dunia didominasi oleh negara superpower, yang pada

    perang dunia kedua menjadi pemenang, yaitu Amerika Serikat (United States) dan

    Uni Soviet (Union of Soviet Socialist Republic). Pasca perang dunia ke-2 menjadi

    persaingan antara dua negara superpower ini, dalam ideologi, politik internasional,

    dan perlombaan kekuatan militer, yang mengakibatkan terjadinya perang dingin.

    Riset perkembangan senjata nuklir yaitu bom atom menjadi ajang saling unjuk gigi

    antara US dan USSR, banyak percobaan peledakan senjata nuklir US dilakukan di

    samudera Pasifik yang paling fenomenal saat itu rangkaian percobaan nuklir di Bikini

    Atol dan Kepulauan Marshall antara tahun 1947 hingga 1958.

    Kegiatan uji coba senjata nuklir tersebut membuat Indonesia menjadi Concern

    terhadap isu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir, pemerintah

    mulai mencetuskan kebijakan yaitu berupa penyelidikan kemungkinan penyebaran

    radiokatif di wilayah laut pasifik yang menjadi tempat percobaan bom atom.

    Pemerintah mulai melakukan kegiatan penyelidikan, dengan membentuk seuatu

  • 34

    panitia untuk kepentingan melindungi Indonesia dari gejolak perlombaan senjata

    nuklir. Wilayah laut pasifik yang berbatasan langsung dengan wilayah Indonesia

    bagian timur menjadi urgensi untuk segara melakukan riset teknologi nuklir.

    Sejarah dimulainya perkembangan riset teknologi nuklir di Indonesia diawali

    pada tahun 1954, dengan pembentukan Panitia Negara untuk penyelidikan

    radioaktivitet. Dengan kewenangan untuk melakukan penyelidikan terhadap

    kemungkinan adanya penyebaran radioaktif akibat uji coba senjata bom atom di

    lautan pasisik, Panitia Negara sekaligus juga memperhatikan perkembangan

    pemanfaatan dan penggunaan energi nuklir bagi kemaslahatan masyarakat, pada

    tanggal 5 Desember 1958 didirikanlah Dewab Tenaga Atom dan Lembaga Tenaga

    Atom (LTA), melalui Peraturan Pemerintah No. 65 tahun 1958, pada tanggal 5

    Desember, merupakan tanggal yang bersejarah bagi perkembangan riset teknologi

    nuklir di Indonesia, yang pada akhirnya diperingati sebagai hari jadi Badan Tenaga

    Nuklir Nasional (BATAN).

    Dalam usaha peningkatan penguasaan dalam bidang teknologi nuklir pada

    tahun 1965, Indonesia telah meresmikan reaktor nuklir pertama untuk perkembangan

    riset atom dan energi nuklir yang berlokasi di Bandung dengan nama reakor Triga

    Mark II. Secara berturut, dibangun beberapa fasilitas untuk keperluan penelitian,

    yaitu Pusat Penelitian Tenaga Atom yang berlokasi di Pasar Jumat Jakarta Selatan,

    pada 1966, dan pembangunan Pusat Penelitian Tenaga Atom GAMA, di Yogyakarta

    pada 1967. Pada masa Orde Baru Indonesia pada 1987 Indonesia telah memiliki

    reaktor riset Reaktor Serba Guna yang berkapasitas 30 Megawatt, terdapat juga

  • 35

    fasilitas pendukungnya seperti fabrikasi dan penelitian bahan bakar, uji keselamatan

    reaktor, pengelolaan limbah radioaktif, fasilitas reaktor tersebut didirikan di Serpong

    Tangerang, yang saat ini menjadi gedung Puspitek BATAN. Dalam melakukan riset

    pemanfaatan teknologi nuklir diperlukan badan pengawas yang pada akhirnya

    diresmikan dengan UU No. 10 Tahun 1997 tentang ketenaganukliran yang mengatur

    pemisahan antara pelaksana kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir dengan penetapan

    Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), dan pelaksana pengawasan, Badan

    Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN).25

    Peraturan Presiden No. 46 Tahun 2013, menjadi ketentuan dasar tugas utama

    BATAN yaitu, melaksanakan kegiatan pengembangan dan pemanfaatan ilmu

    pengetahuan dan teknologi nuklir, dan melaksanakan tugas pemerintahan dalam

    bidang penelitian sesuai dengan ketentuan peraturan perundangudangan.

    Pengembangan, penelitian, pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan

    teknologi nuklir di Indonesia hanya dilakukan untuk tujuan damai dan untuk

    kepentingan kesejahteraan rakyat Indonesia. Tujuan ini telah sesuai Treaty on the

    Non-Proliferation of Nuclear Weapons yang diratifikasi dengan Undang – Undang

    No.8 Tahun 1978, serta kesepakatan Southeast Asia Nuclear Weapon Free Zone yang

    diratifikasi dengan Undang – Undang No.9 Tahun 1997.

    25 Sejarah Badan Teknologi Nuklir Nasional. Diakses dalam http://www.batan.go.id/index.php/id/home/sejarah-batan (30/04/2018, 14.43 WIB)

    http://www.batan.go.id/index.php/id/home/sejarah-batan

  • 36

    Sesuai ketentuan Pasal 3 Peraturan Presiden No 46 Tahun 2013 dalam

    melaksanakan ketentuan tugasnya, BATAN menyelenggarakan fungsi :26

    1. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang penelitian

    pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir;

    2. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BATAN;

    3. Pelaksanaan penelitian, pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan

    dan teknologi nuklir;

    4. Fasilitas dan pengarahan terhadap kegiatan instansi pemerintah dan Lembaga

    lain di bidang penelitian, pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengentahuan

    dan teknologi nuklir ;

    5. Pelaksanaan pembinaan dan pemberian dukungan administarsi kepada seluruh

    unit organisasi di lingkugan BATAN;

    6. Pelaksanaan pengelolaan standarisasi dan jaminan mutu nuklir;

    7. Pembinaan Pendidikan dan pelatihan;

    8. Pengawasan atas pelaksanaan tugas BATAN; dan

    9. Penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidang penelitian,

    pengembangan, dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi nukli

    Visi

    BATAN unggul di tingkat Regional, berperan dalam percepatan kesejahteraan

    Menuju Kemandirian Bangsa.

    26 Profil Badan Teknologi Nuklir Nasional. Diakses dalam http://www.batan.go.id/index.php/id/home/profil-batan (30/04/2018, 15.10 WIB)

    http://www.batan.go.id/index.php/id/home/profil-batan

  • 37

    Misi

    1. Mengeluarkan kebijakan dan strategi nasional ilmu pengetahuan dan

    teknologi nuklir.

    2. Memajukan Iptek nuklir yang mumpuni, berkelanjutan dan memiliki manfaat

    bagi masyarakat.

    3. Meperaktif kontribusi BATAN sebagai pemimpin di tingkat regional, dan

    berperan aktif dalam tingkat internasional.

    4. Melaksanakan layanan prima pemanfaatan iptek nuklir demi kepuasan pihak

    yang berkepentingan.

    5. Melaksanankan diseminasi Iptek nuklit dengan menekankan pada asas

    keamanan, keselamatan, dan kemanfaatan.

    Tujuan

    Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir, memiliki tujuan untuk

    berkontribusi dalam pembangunan nasional dengan melalui

    Meningkatkan hasil litbang energi nuklir, isotop dan radiasi, dan pemanfaatan

    oleh masyarakat dalam menyokong program pembangunan nasional.

    Meningkatkan performa manajemen kelebangaan dan penguatan sistem

    inovasi dalam rangka mendukung penelitian, pengembangan dan penerapan

    energi nuklir, isotop dan radiasi

    Sasaran

    Sasaran pembangunan iptek nuklir yang ingin dicapai adalah :

  • 38

    Meningkatkan hasil litbang holtikultura berupa varietas unggul tananaman

    pangan, tersedianya insfrastruktur dasar pembangunan PLTN, pemahaman

    masyarakat terhadap teknologi nuklir, pemanfaatan aplikasi teknologi isotop

    dan radiasi untuk kesehatan; dan

    Meningkatkan performa manajemen kelembagaan, meliputi kelembangaan

    Iptek, sumber daya Iptek, dan penggunaan jejaring Iptek dalam tujuan

    mendukung pendayagunaan hasil penelitian, pengembangan dan implementasi

    energi nuklir, isotop dan radiasi di masyarakat.

    Prinsip

    Seluruh kegiatan Iptek nuklir dilakukan secara professional untuk tujuan

    damai dengan memprioritaskan prinsip keamanan, keselamatan, dan

    kelesetarian lingkungan hidup.

    Nilai – Nilai

    Seluruh aktivitas nuklir berlandaskan dengan nilai – nilai Accountable,

    Excellent, Innovative, dan Visionary, serta dilandasi dengan Kedisiplinan,

    Kejujuran, Keterbukaan, Kreatif dan Kesetiakawanan, serta Tanggungjawab.

    BATAN selalu menjunjung nilai – nilai pada lima pedoman, Berjiwa pionir,

    Bertradisi Ilmiah, Berorientasi industri, Mengutamakan keselamatan dan

    Komunukatif.

    2.1.1 Perkembangan riset pemanfaatan teknologi nuklir di Indonesia

    Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, nuklir adalah berhubungan atau

  • 39

    dengan menggunakan inti atau energi (atom).27 Tenaga nuklir merupakan tenaga

    dalam bentuk apapun yang dibebaskan dalam proses transformasi inti, termasuk

    tenaga yang berasal dari sumber radiasi pengion.28 Dapat dikatakan bahwa tenaga

    nuklir adalah tenaga yang berasal dari inti atom yang dapat menghasilkan tenaga

    yang sangat besar. Sedangkan ketenaganukliran adalah hal yang berkatian dengan

    pemanfaatan, pengembangan, dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir

    serta pengawasan kegiatan yang berkaitan dengan tenaga nuklir.29 Pemanfaatan

    tenaga nuklir merupakan kegiatan yang berkaitan dengan tenaga nuklir yang meliputi

    penelitian, pengembangan, penambangan, pembuatan, produksi, pengangkutan,

    penyimpanan, pengalihan, ekspor, impor, penggunaan, dekomisioning, dan

    pengolahan limbah radioaktif untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Dari hal-hal

    tersebut dapat diketahui, bahwa pemanfaatan tenaga nuklir mempunyai cakupan yang

    sangat luas dalam hal penggunaannya.

    Pada waktu itu Pemerintah Indonesia sadar akan bahaya radiasi debu

    radioaktif yang terbawa angina ke segala jurusan dari pusat percobaan dan khawatir

    akan jatuh ke wilayah kepulauan Indonesia. Di samping itu para ilmuwan dari

    Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam, Universitas Indonesia (FIPIA-UI) dan Fakultas

    Ilmu Pasti dan Alam, Universitas Gadjah Mada (FIPA-UGM) terdorong untuk ingin

    mengetahui lebih banyak mengenai pengetahuan nuklir sebagai kekuatan baru yang

    27 Definisi nuklir menurut KBBI. Diakses dalam https://kbbi.web.id/nuklir (02/08/2019, 19.50 WIB) 28 UU 1997 No.10 Diakses dalam https://www.kejaksaan.go.id/upldoc/produkhkm/97uu010.pdf(1212).pdf (02/08/2019, 19.55 WIB) 29 Badan Tenaga Nuklir Nasional, Istilah-istilah dalam Bidang Nuklir, Diakses dalam http://www.batan.go.id/prod_hukum/istilah.php (02/08/2019, 20.10 WIB)

    https://kbbi.web.id/nuklirhttps://www.kejaksaan.go.id/upldoc/produkhkm/97uu010.pdf(1212).pdfhttp://www.batan.go.id/prod_hukum/istilah.php

  • 40

    tampaknya tidak saja dapat digunakan untuk tujuan destruktif tetapi juga dapat

    dimanfaatkan untuk maksud damai. Rangkaian peristiwa ini telah mendorong

    pemerintah mengeluarkan Keputusan Presiden RI Nomor 230 Tahun 1954 tentang

    Pembentukan Panitia Negara Untuk Penyelidikan Radioaktivitet. Panitia ini bertugas

    menyelidiki radioaktivitas (sebagai akibat percobaan ledakan nuklir) dan pemakaian

    tenaga atom sebagai energi baru dalam masa pembangunan negara serta memberikan

    penerangan bagi khalayak ramai.30

    Penerapan teknologi nuklir di Indonesia diawali dengan dibentuknya Panitia

    negrara untuk investigasi radioaktivitet, yang bertugas untuk melakukan penyelidikan

    terhadap kemungkinan adanya pencemaran radioaktif dari hasil ujicoba senjata bom

    atom di wilayah lautan Pasifik, aktivitas ini merupakan pengembangan dan

    pengaplikasian teknologi nuklir yang pertama di Indonesia. Dicetuskannya Peraturan

    Pemerintantah No. 65 Tahun 1958, ketentuan ini memperhatikan perkembangan

    pemanfaatan tenaga nuklir demi kesejahteraan rakyat Indonesia, pada tanggal 5

    Desember 1958 didirikanlah Dewan Tenaga Atom dan Lembaga Tenaga Atom

    (LTA), berdasarkan UU No. 31 Tahun 1964 tentang ketentuan – ketentuan pokok

    tenaga atom, LTA dirampungkan menjadi Badan Tenaga Atom Nasional

    Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir di Indonesia diawali

    dengan pembangunan beberapa pusat penelitian, serta pembanguan reaktor nuklir

    untuk tujuan riset penelitian yang akan digunakan sebagai upaya untuk penguasaan di

    30 PTSA BATAN, 2015. Sejarah Batan Jogja 1964 – 2014, Yogyakarta Edisi Pertama. Hal 1. Diakses dalam http://www.batan.go.id/index.php/id/publikasi-2/bukunuklir?download=510:sejarah-batan-jogja-tahun-1961-2014 (02/08/2019, 20.40 WIB)

    http://www.batan.go.id/index.php/id/publikasi-2/bukunuklir?download=510:sejarah-batan-jogja-tahun-1961-2014

  • 41

    bidang iptek nuklir. Pada tahun 1965 diresmikan pengoperasian reaktor atom pertama

    (Triga Mark II) di Bandung. Kemudian berturut-turut, dibangun pula beberapa

    fasilitas litbangyasa yang tersebar di berbagai pusat penelitian, antara lain Pusat

    Penelitian Tenaga Atom Pasar Jumat, Jakarta (1966), Pusat Penelitian Tenaga Atom

    GAMA, Yogyakarta (1967), dan Reaktor Serba Guna 30 MW (1987) disertai fasilitas

    penunjangnya, seperti: fabrikasi dan penelitian bahan bakar, uji keselamatan reaktor,

    pengelolaan limbah radioaktif dan fasilitas nuklir lainnya.

    Pada awalnya BATAN dibentuk berdasarkan UU No 31 Tahun 1964 tentang

    Ketentuan-ketentuan Pokok Tenaga Atom. Berdasarkan undang-undang ini Presiden

    membentuk Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) yang mempunyai tugas untuk

    melaksanakan, mengatur dan mengawasi penelitian serta penggunaan tenaga atom di

    Indonesia demi keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan rakyat Indonesia. Badan

    Tenaga Atom Nasional dipimpin oleh seorang Direktur Jenderal, yang diangkat/

    diberhentikan oleh Presiden.

    Pada tahun 1997 Pemerintah dengan persetujuan DPR-RI mengeluarkan UU

    No 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran menggantikan UU No 31 Tahun 1964

    yang dianggap sudah tidak memadai lagi. Berdasarkan undang-undang tersebut

    Pemerintah membentuk Badan Pelaksana dan Badan Pengawas. Sebagai tindak lanjut

    dari undang-undang tersebut Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden RI No. 197

    Tahun 1998 tentang pembentukan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) sebagai

    badan pelaksana yang bertugas untuk melaksanakan pemanfaatan tenaga nuklir yang

    berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Untuk

  • 42

    melaksanakan tugas ini BATAN menyelenggarakan penelitian dan pengembangan,

    penyelidikan umum, eksplorasi dan eksploitasi bahan galian nuklir, produksi bahan

    baku untuk pembuatan dan produksi bahan bakar nuklir, produksi radioisotope untuk

    keperluan penelitian dan pengembangan, dan pengelolaan limbah radioaktif. 31

    Mulai 1998 Badan Tenaga Atom Nasional berubah menjadi Badan Tenaga

    Nuklir Nasional (BATAN), dan yang sebelumnya dipimpin oleh seorang Direktur

    Jenderal, berdasar Keppres RI yang baru dipimpin oleh seorang Kepala. Kepala

    BATAN merupakan pejabat Eselon I-A yang bertanggung jawab langsung kepada

    Presiden, bukan kepada Menteri. Berdasarkan Keppres tersebut, BATAN adalah

    Lembaga Pemerintah Non-Departemen (LPND), atau sekarang Lembaga Pemerintah

    Non-Kementerian (LPNK), yang setingkat dengan departemen.

    Sementara itu sejalan dengan perkembangannya, kemudian terjadi pergeseran

    pola pikir pada tahun 1997 ditetapkan UU No. 10 Tentang Ketenaganukliran yang

    diantaranya mengatur pemisahan unsur pelaksana kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir

    (BATAN) dengan unsur pengawas tenaga nuklir (BAPETEN), kemudia didukung

    oleh Undang-Undang no. 9 tahun 199732, mengenai pengesahan Traety on the South

    East Asia Nuclear Free Zone (Traktat Kawasan Bebas Senajata Nuklir di Asia

    Tenggara) Memandang hal di atas, pemerintah Indonesia, bersama dengan Dewan

    Perwakilan Rakyat, membuat UU No 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran, yang

    menunjukkan pentingnya energi nuklir bagi kesejahteraan kita dan perlunya

    31 Sejarah Batan Jogja 1964 – 2014, Ibid. Hal 2 32 Lampiran 1 & 2 Undang-Undang No.10 Tahun 1997 mengenai ketenaganukliran

  • 43

    keselamatan dalam penggunaanya. Usaha untuk meningkatkan manfaat dari energi

    nuklir dilaksanakan oleh Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), sedangkan untuk

    tugas pengawasan untuk meminimalisasi resiko yang terkait dengan pemanfaatan

    tenaga nuklir di Indonesia, kewenangan dan tanggung jawab tersebut diberikan

    kepada Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN).

    Undang – Undang Tenaga nuklir tahun 1997 memberikan kewengan kepada

    BAPETEN untuk membuat peraturan, memberika izin, melakukan inspeksi dan

    mengambil langkah penegakan peraturan untuk menjamin kepatuhan pengguna

    tenaga nuklir, terhadap ketentuan dan peraturan keselamatan pemanfaatan energi

    nuklir. Pengawasan pemanfaatan energi nuklir bertujuan untuk menjamin penggunaan

    yang sesuai prosedur, dengan tetap mengikuti pemanfaatan energi nuklir untuk tujuan

    damai, serta memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia dengan

    seluas – luasnya. Pemantauan dan pengawasan pemanfaatan tenaga nuklir menjadi

    sangat penting, dengan semakin berkembangnya pemanfaatan tenaga nuklir di tengah

    masyarakat, pengawasan ditujukan untuk memastikan keamanan dan keselamatan

    masyarakat dan lingkingan. Dengan langkah – langkah pengawasan BAPETEN

    berusaha untuk selalu menjaga pemanfaatan energi nuklir yang aman.33

    2.1.2 Keangotaan Indonesia dalam International Atomic Energy Agency

    International Atomic Energy Agency atau disingkat menjadi IAEA adalah

    organisasi internasional yang domainnya terdapat pada bidang nuklir. IAEA didirikan

    33 Profil Badan Pengawas Tenaga Nuklir. Diakses dalam https://www.bapeten.go.id/berita/profil-bapeten-113414 (02/08/2019, 21.15 WIB)

    https://www.bapeten.go.id/berita/profil-bapeten-113414

  • 44

    sebagai agen dari dan sesuai dengan jargon yang mereka usung yakni The "Atoms for

    Peace Agency. Organisasi ini berdiri pada tanggal 29 Juli 1957 yang tercatat sebagai

    salah satu organisasi PBB. IAEA bekerja dengan negara-negara anggota dan mitra di

    seluruh dunia untuk mempromosikan beberapa teknologi nuklir yang aman, dan

    damai serta penolakan mereka yang tegas tentang pengembangan senjata nuklir.

    Insiden yang disebabkan oleh reaktor nuklir yang meledak di Chernobyl,

    Ukraina menjadi hal yang sangat diantisipasi oleh organisasi ini. Oleh karena itu

    mereka juga mempunyai hubungan yang erat dengan Majelis Umum PBB serta

    Dewan Keamanan PBB guna berkoordinasi atas tugas utama mereka. Sekretariat

    IAEA yang bermarkas di Vienna International Centre di Wina, Austria. Selain itu

    juga IAEA memiliki beberapa kantor penghubung operasional mereka secara

    independen dan juga kantor perwakilan regional di Jenewa, New York, Toronto, dan

    Tokyo. IAEA berjalan atau mendukung pusat-pusat penelitian dan laboratorium

    ilmiah di Wina dan Seibersdorf, Austria, Monako, dan Trieste, Italia.34

    Dalam menjalankan fungsinya,IAEA yang bermarkas di Wina serta kantor

    cabang lainnya,memiliki lebih dari 2300 pegawai yang terdiri atas professional dari

    bidang kompetensi yang berbeda serta staff pendukung yang berasal lebih dari 100

    negara yang berbeda di dunia. Secara umum mereka memiliki kontribusi utama dari

    IAEA dengan mendukung tujuan utama dari organisasi tersebut,yakni, sebagai agen

    yang mengusung misi "atoms for peace" serta mendukung upaya perdamaian

    34 Profil International Atomic Energy Agency. Diakses dalam http://www.iaea.org/About/contact.html. (05/08/2019, 15.00 WIB)

    http://www.iaea.org/About/contact.html

  • 45

    internasional dan pembangunan secara global yang berdasarkan pengelolaan bahan

    nuklir yang aman.

    IAEA hingga pada bulan April tahun 2012 telah tercatat sebanyak 154 negara

    sebagai anggota dari organisasi internasional tersebut. Pada periode kali ini, IAEA

    dipimpin oleh seorang direktur jenderal yang berasal dari Jepang yakni, Yukiya

    Amano. Selain itu juga,organisasi ini memiliki rapat tahunan setiap bulan September

    yang membahs secara umum tentang keberlangsungan serta pembiayaan organisasi

    dan program-program dari misi dan visi organisasi tersebut. Dan pada periode 2012-

    2013 terdapat 35 negara yang menjadi anggota dewan gubernur umum yang salah

    satunya termasuk Indonesia.

    “The IAEA works for the safe, secure and peaceful uses of nuclear science and technology. Its key roles contribute to international peace and security, and to the world's Millennium Goals for social, economic and environmental development”

    Sejak awal pemanfaatan nuklir, Indonesia telah menjalin kerjasama

    internasional dengan berbagai pihak, baik bersifat bilateral, regional, dan multilateral

    yang salah satu fungsinya untuk mewujudkan rintangan teknikal. Dimulai dengan

    disahkannya Statuta Anggaran Dasar IAEA melalui Undang-Undang No. 25 tahun

    1957 tentang persetujuan pemerintah Indonesia terhadap anggaran dasar IAEA,

    secara umum, letentuan-ketentuan dalam statute IAEA akan berlaku ke seluruh

    anggota IAEA tterkait dengan pengembangan nuklir tak terkecuali Indonesia.

    Anggota IAEA dengan kapabilitas energi nuklir, harus berkoordinasi dengan secara

    komprehensif dengan melaporkan kegiatan nuklirnya secara bilateral dengan IAEA.

  • 46

    Traktat Bangkok merupakan salah satu dari sejumlah perjanjian internasional

    di bidang nuklir yang diikuti oleh Indonesia. Traktat Bangkok yang cakupannya lebih

    luas dengan memasukkan. ketentuan-ketentuan keselamatan nuklir dalam

    pemanfaatan tenaga nuklir untuk maksud damai dan menyatakan secara eksplisit

    mengikuti standard dan guidelines yang direkomendasikan IAEA Dengan

    mengikatkan diri pada traktat ini, maka pihak Indonesia tidak boleh berharap

    memperoleh keuntungan politik dari perkembangan persenjataan nuklir. Sedangkan

    untuk perolehan keuntungan ekonomi yang berasal dari pemanfaatan tenaga nuklir

    harus dibicarakan terlebih dahulu dengan masyarakat internasional dalam hal ini

    adalah IAEA.35

    Standard atau guidelines IAEA merupakan aturan, pedoman serta code of

    practice yang berkenaan dengan pengamanan radiasi, pengangkutan ataupun

    pengiriman bahan radioaktif serta pembuangan limbah radioaktif, termasuk juga

    mengadakan Nuclear Safety Standard untuk pemanfaatan PLTN. Namun demikian,

    standards tersebut tidak memiliki kekuatan mengikat atau memaksa anggota IAEA

    untuk mematuhinya. Selain itu. karena sifatnya untuk memenuhi kebutuhan secara

    global, maka standards tersebut bersifat fleksibel dan luas yang membutuhkan

    penegasan apabila akan diterapkan di suatu negara sehingga layak menjadi instrumen

    legal.

    35 Yus Rusdian Akhmad, “Traktat Bangkok Kaitannya Dengan Kemandirian Ketenaganukliran di Indonesia”, Jurnal Pusat Teknologi Pengamanan Bahan Nuklir (PTBN) – BATAN, (Desember, 2003). Hal.106. Diakses dalam http://digilib.batan.go.id/e-prosiding/File%20Prosiding/Lingkungan/Bapeten/artikel/Yus-Rusdian-Akhmad98.pdf (11/09/2019, 19.05 WIB)

    http://digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Lingkungan/Bapeten/artikel/Yus-Rusdian-Akhmad98.pdf

  • 47

    Hal –hal tesebut sesuai dengan Statute of International Atomic Energy Agency

    Art. XII tentang agency safeguards.36 Seluruh tata pengelolan energi nuklir telah

    diatur dalam statute tersebut,oleh kaeran itu,Indonesia sebagai salah satu anggota

    IAEA harus mematuhi seluruh pasal-pasal yang tercantum dalam statuta IAEA

    terebut. Pada dasarnya statute tersebut mengatur penggunaan energi nuklir secara

    aman,bertanggung jawab serta damai atas nama kemanusian.

    Ciri menonjol dari perkembangan ketenaganukliran yaitu dalam hal

    ketersedian regulasi dan kerjasama yang bertaraf internasional. Pencapaian terse but

    merupakan upaya palam rangka memperoleh keuntungan dari praktek

    ketenaganukliran untuk meningkatkan kualitas hidup manusia di satu pihak dan di

    pihak lain mencegah terjadinya kerusakan dari kegiatan nuklir militer atau

    dikarenakan kegagalan praktek fasilitas nuklir.

    Untuk itu masyarakat internasional telah menyediakan rintangan – rintangan

    yang dapat dikelompokkan sebagai rintangan institusional (Institutional barriers) dan

    rintangan teknikal (Technical barriers). Rintangan institusional diwujudkan dalam

    bentuk perjanjian-perjanjian internasional di bawah PBB melalui Badan Tenaga

    Atom Internasional (IAEA). Dengan cara ini kegiatan nuklir tertentu di suatu negara

    harus mematuhi kesepakatan masyarakat internasional karena menyangkut urusan

    keselamatan manusia secara lokal maupun global. Sedangkan rintangan teknikal

    diupayakan melalui kerjasama teknikal yang mencakup masyarakat internasional

    sedemikian rupa diwujudkan suatu jenis produk, misalnya PLTN (, yang rintangan

  • 48

    teknikalnya terus berkembang. Pada saat ini rumpun PLTN telah mencapai gagasan

    Generasi IV dengan ciri-ciri antara lain: tidak membutuhkan evakuasi penduduk

    apabila terjadi kecelakaan, secara ekonomik kompetitif, dan bersifat intrinsic dan

    extrinsic proliferation resistance.37

    2.2 Profil The State Atomic Corporation

    Sejarah Rosatom terkait dengan sejarah industri nuklir di Rusia dan

    pendahulunya, Uni Soviet. Pada tanggal 26 Juni 1953, dengan keputusan Dewan

    Menteri, Direktorat Utama Pertama di bawah Dewan Menteri yang mengawasi

    industri nuklir diubah menjadi Ministry of Medium Machine Building (Minsredmash).

    Selain mengembangkan dan menguji senjata nuklir, kementerian juga menangani

    produksi tenaga nuklir. Pada tahun 1954, pembangkit listrik tenaga nuklir pertama

    yang terhubung dengan jaringan, Obninsk, dibuka dan dioperasikan di bawah arahan

    Igor Kurchatov, seorang ahli fisika nuklir Soviet di Obninsk, Oblast Kaluga. Ketika

    industri nuklir Soviet tumbuh, begitu pula kementerian, dan dari tahun 1970-an

    hingga 1980-an, lebih dari 1,5 juta orang bekerja di organisasi dan perusahaan

    kementerian. Pada tahun 1989, Minsredmash dan Kementerian Energi Atom

    bergabung untuk membentuk Kementerian Rekayasa Nuklir dan Industri Uni

    Soviet.38

    37 Yus Rusdian Akhmad . Ibid, Hal. 100 38 Russia Nuclear Agency History. Diakses dalam https://web.archive.org/web/20141219085025/http://i.rbc.ru/organization/item/rosatom (18/01/2020, 12.07 WIB)

    https://web.archive.org/web/20141219085025/http://i.rbc.ru/organization/item/rosatom

  • 49

    Kementerian Energi Atom Federasi Rusia [(bahasa Rusia: Министерство по

    атомной энергии Российской Федерации, juga dikenal sebagai Minatom (bahasa

    Rusia: Минaтом)] didirikan sebagai bagian dari Departemen Perindustrian di Rusia.

    pada tanggal 29 Januari 1992 setelah pembubaran Uni Soviet.Kementerian yang baru

    dibentuk menerima sekitar 80% dari perusahaan departemen serikat, termasuk 9

    pembangkit listrik tenaga nuklir dengan 28 unit tenaga listrik. Dengan nama ini,

    kementerian ada sampai 9 Maret, 2004, ketika diubah menjadi Badan Federal Energi

    Atom, juga dikenal sebagai Rosatom, sesuai dengan keputusan presiden.Fisikawan

    dan akademisi Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia, pemenang hadiah Negara Uni

    Soviet, dan mantan Menteri Energi Atom Alexander Rumyantsev adalah ditunjuk

    sebagai kepala agensi Pada tanggal 15 November 2005, ia digantikan oleh Sergey

    Kiriyenko. Pada tahun 2006, agensi tersebut diadopsi program target "Pengembangan

    Kompleks Energi Nuklir Rusia untuk 2007-2010 dan untuk Masa Depan hingga

    2015" yang 26 unit tenaga nuklir akan diluncurkan di Rusia sebelum 2020.39

    Pada 1 Desember 2007, Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani

    undang-undang yang diadopsi oleh Majelis Federal di mana Badan Energi Atom

    Federal akan dihapuskan, dan kekuasaan serta asetnya akan ditransfer ke "State

    Atomic Energy Corporation Rosatom yang baru dibuat. " Pada 12 Desember di tahun

    yang sama, agensi berubah menjadi perusahaan negara dengan Sergey Kiriyenko

    39 Ibid

  • 50

    ditunjuk sebagai direktur umum.40 Rosatom yang dibentuk pada 2007 kini sedang

    membangun lebih dari sepertiga reaktor nuklir di seluruh dunia. Pada 2012, Rosatom

    menerima pesanan dari luar negeri dengan nilai mencapai 28,9 miliar dolar AS

    berupa pembangunan reaktor, produksi uranium, ekspor bahan bakar dan kegiatan

    lainya. Beberapa negara yang bekerja sama dengan Rosatom antara lain Iran,

    India, Vietnam, Banglades, Jordania, Mesir, Finlandia, dan Tiongkok. Rusia memiliki

    BUMN dibidang nuklir yang mumpuni dengan penggunaan prosedur teknologi yang

    muktahir, untuk riset pendayagunaan tenaga nuklir serta keselamatan nuklir. Rusia

    menjaga komitmen pemanfaatan energi nuklir untuk tujuan damai dan Nuclear

    Nonproliferation Treaty.41

    Rosatom badan usaha milik Rusia yang bergerak di bidang energi atom telah

    memiliki sepak terjang yang gemilang, dengan mengayomi berbagai perusahaan

    nuklir, institusi riset dan penelitian yang ada di wilayah Federasi Rusia, Rosatom

    merupakan ujung tombak industri nuklir Rusia dengan penguasaan ilmu pengetahuan

    dan teknologi nuklir yang muktahir, seperti kapal pemecah es berdaya nuklir serta

    Rosarom saat ini mengoperasikan 26,3 Gigawatt (GW) yang merupakan total

    kapasitas energi nuklir yang dimiliki rusia dan memiliki proyek kontruksi 35 PLTN,

    29 diantaranya merupakan proyek internasional, yang berlokasi di luar negeri seperti

    di Hungaria, India, Finlandia, Tiongkok, Turki, dan Vietnam.

    40 Rosatom,s History. Diakses dalam https://www.rosatom.ru/en/press-centre/news/vladimir-putin-singed-a-law-on-rosatom-s-powers-in-northern-sea-route-development/ (18/01/2020, 13.23 WIB) 41 ROSATOM’s Profile. Diakses dalam http://www.rosatom.ru/en/about-us/ (17/10/2019, 13.45 WIB)

    http://indeks.kompas.com/tag/iranhttp://indeks.kompas.com/tag/vietnamhttp://indeks.kompas.com/tag/mesirhttp://indeks.kompas.com/tag/chinahttps://www.rosatom.ru/en/press-centre/news/vladimir-putin-singed-a-law-on-rosatom-s-powers-in-northern-sea-route-development/http://www.rosatom.ru/en/about-us/

  • 51

    Gambar 2.1 Daftar kerjasama internasional Rosatom dalam ruang lingkup global42

    42 ROSATOM International relations, rosatom.ru. Diakses dalam https://www.rosatom.ru/en/global-presence/the-international-business-department/ruastom-overseas-sc-moscow/ (18/01/2020, 15.21 WIB)

    https://www.rosatom.ru/en/global-presence/the-international-business-department/ruastom-overseas-sc-moscow/

  • 52

    2.2.1 Kerjasama Rosatom dengan beberapa negara ASEAN dalam

    bidang riset teknologi nuklir

    Keunggulan Rusia dibanding negara – negara yang menggunakan dan

    memanfaatkan energi nuklir yaitu penguasaan teknologi muktahir yang dibarengi

    dengan ketahanan energi Rusia di sektor energi fosil maupun energi terbarukan

    seperti energi nuklir. Di Asia khususnya Asia Timur, kerjasama perusahaan Rosatom

    dengan Korea Selatan telah berjalan dimulai tahun 1989. Kerjasama Rosatom dengan

    perusahaan Korea dimulai pada tahun 1989, ketika kontrak pertama untuk pasokan

    uranium yang diperkaya rendah ditandatangani. Saat ini perusahaan terus

    memberikan pasokan uranium yang diperkaya jangka panjang ke Korea. Pada tahun

    2016, Rosatom menandatangani nota kesepahaman dengan Forum Industri Atom

    Korea (KAIF) untuk meningkatkan kerja sama antara industri tenaga nuklir Rusia dan

    Korea.43

    Vietnam

    Kerjasama Rosatom dengan Vietnam, dimulai dengan melaksanakan proyek

    untuk membangun Pusat Sains dan Teknologi Energi Nuklir (CNEST) di Vietnam.

    Dilengkapi dengan reaktor nuklir penelitian, pusat ini akan menjadi landasan

    pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir tidak hanya untuk Vietnam,

    tetapi untuk semua negara ASEAN. Dengan dukungan Rosatom, hingga saat ini

    43 Sejarah ROSATOM. Diakses dalam https://rosatom-asia.com/rosatom-in-country/history-of-cooperation/ (27/11/2019, 18.05 WIB)

    https://rosatom-asia.com/rosatom-in-country/history-of-cooperation/

  • 53

    sekitar 400 lebih mahasiswa Vietnam, mengikuti studi sains dan teknik nuklir di

    universitas – universitas Rusia.

    Thailand

    Thailand melakukan kerjasama dengan Rosatom melalui anak perusahaannya

    Rusatom Healthcare akan memasok kompleks cyclotron dengan laboratorium

    radiokimia untuk Thailand Institute of Nuclear Technology (TINT). Fasilitas ini akan

    berlokasi di Pusat Penelitian Nuklir Ongkharak di Nakhon Nayok. Dengan luas lebih

    dari 5400 m2, kompleks baru ini akan mengakomodasi siklotron dan beberapa

    laboratorium untuk produksi radiofarmasi untuk kedokteran nuklir dan keperluan

    lainnya, serta berfungsi sebagai platform untuk kegiatan Litbang di bidang teknologi

    dan inovasi radiasi.

    Myanmar

    Myanmar juga melakukan kerjasama Pada 2015 dengan Rosatom, atas nama

    Pemerintah Federasi Rusia, dan Pemerintah Republik Myanmar menandatangani nota

    kesepahaman untuk kerja sama dalam penggunaan energi nuklir secara damai.

    Kamboja

    Kamboja mengawali kerjasama Pada 2015, Rosatom dan Dewan Nasional

    untuk Pembangunan Berkelanjutan Kerajaan Kamboja menandatangani dua

    dokumen: Memorandum tentang Pusat Informasi Energi Nuklir di Kamboja dan

    Memorandum tentang kelompok kerja bersama Kamboja-Rusia tentang penggunaan

    damai energi atom.

    Laos

  • 54

    Laos menandatangani Sebuah nota kerja sama di bidang energi nuklir untuk

    tujuan damai telah ditandatangani oleh Rosatom dan Kementerian Energi dan

    Pertambangan Laos pada tahun 2016.

    2.3 Perkembangan Kerjasama Indonesia – Rusia Dalam Bidang Energi Nuklir

    Perkembangan kerjasama Indonesia – Rusia dibidang energi nuklir, diawali

    dengan perjanjian bilateral pada bidang pengembangan energi atom untuk tujuan

    damai sebagai pertimbangan bahwa kedua negara merupakan anggota IAEA, pada 1

    Desember 2006, kepakatan ini ditandatangani di Moskow, Rusia. Berdasarkan isi

    perjanjian terdapat beberapa ketentuan yang berhasil disepakati pada bidang – bidang

    sebagai berikut:44

    1. Pemanfaatan penelitian dalam bentuk pengembangan model reaktor yang akan

    digunakan untuk keperluan penelitian, dengan melakukan pengembangan

    model reaktor berkapasitas rendah, untuk riset pengoperasian reaktor sebagai

    daya untuk keperluan eksperimental riset penelitian tenaga nuklir;

    2. Model reaktor yang akan digunakan bertujuan untuk kebutuhan industri

    sebagai sumber penghasil listrik;

    3. Membentuk kelompok – kelompok kerja bersma untuk melaksanakan proyek

    di bidang penelitian ilmiah dan pengembangan teknologi melaui pertukaran

    tenaga ahli;

    44 Agreement between the Republic of Indonesia and the Russian Federation on the Cooperation in the Peaceful Uses of Atomic Energy, art. 2, December 1, 2006, Peraturan Presiden R.I. No. 44 Tahun 2011. Diakses dalam http://www.bpkp.go.id/uu/filedownload/5/3/1803.bpkp (11/10/2019, 14.25 WIB)

    http://www.bpkp.go.id/uu/filedownload/5/3/1803.bpkp

  • 55

    4. Memberikan bantuan pelatihan, pelatihan ulang dan pelatihan tingkat lanjut

    untuk personil – personil administrative, ilmiah dan teknis melalui seminar

    dan simposium serta pertukaran informasi ilmiah dan teknis;

    5. Pengembangan manufaktur produksi radioisotope, untuk pemanfaatan di

    sektor industri dan medis;

    6. Penggunaan energi nuklir untuk memurnikan kadar garam air laut (desalinasi)

    air laut;

    7. Pelatihan pengendalian dan pengawasan tingkat nasional mengenai prosedur

    keselamatan nuklir dan radiasi;

    8. Perizinan untuk aktivitas – aktivitas di bidang pemanfaatan energi atom untuk

    tujuan damai;

    BATAN sebagai lembaga riset nuklir Indonesia, berlaku sebagai pihak yang

    akan diberi kewenangan untuk melakukan kerjasama sesuai persetujuan tersebut,

    sementara pihak Rusia dengan Badan Tenaga Atom Federal, yang memiliki

    kewenangan dalam perjanjiang ini, yang pada akhirnya pada tahun 2007 resmi

    berganti nama menjadi Rosatom juga merangkap sengai BUMN Rusia di bidang

    energi nuklir. Perjanjian yang disetujui oleh pihak Indonesia dan Rusia mulai berlaku

    setelah diratifikasi, Pernjajian Indonesia – Rusia dalam pemanfaatan energi atom

    untuk tujuan damai telah diratifikasi melalui Peraturan Presiden RI No.44 Tahun

    2011, selanjutnya kedua belah pihak bisa memulai kerjasama di bidang energi nuklir

    sesuai dengan pasal – pasal perjanjian yang telah disepakati..

  • 56

    Gambar 2.2 BATAN selaku perwakilan dari Indonesia dan Rosatom sebagai BUMN Rusia bidang nuklir, mendatangani MoU dalam ATOM Expo 201545

    Melalui persetujuan kerjasama Indonesia – Rusia yang dimulai sejak 2006

    hingga saat ini, menjadi acuan bagi BATAN sebagai Lembaga riset nuklir Indonesia

    untuk melakukan kerjasama dengan stakeholder bidang nuklir Rusia. Pada 1 – 3 Juni

    2015 BATAN ikut hadir dalam ATOM EXPO 2015 Pada kesempatan ini BATAN

    menyepakati MoU (Memorandum of Understanding) dengan Rosatom, terkait

    pengembangan penggunaan energi nuklir secara damai dengan Perusahaan Energi

    Nuklir Negara Russia Rosatomdalam konferensi ATOMEXPO 2015 di Moskow.46

    BATAN dan Rosatom telah menandatangani nota kesepahaman (MoU). MoU

    45 RI-Rusia Tandatangani Kerjasama Pengembangan Nuklir,Detik finance. Diakses dalam https://finance.detik.com/energi/d-2931666/ri-rusia-tandatangani-kerjasama-pengembangan-nuklir (12/10/2019, 16.04 WIB) 46 Andre Rettinger. 2015, RBTH Indonesia, Indonesia Akan Kembangkan Penggunaan Energi Nuklir Secara Damai Bersama Russia. Diakses dalam, http://indonesia.rbth.com/economics/2015/06/15/indonesia_akan_kembangkan_penggunaan_energi_nuklir_secara_damai_ber_28261 (12/10/2019, 18.44 WIB)

    https://finance.detik.com/energi/d-2931666/ri-rusia-tandatangani-kerjasama-pengembangan-nuklirhttp://indonesia.rbth.com/economics/2015/06/15/indonesia_akan_kembangkan_penggunaan_energi_nuklir_secara_damai_ber_28261

  • 57

    tersebut berisi kesepakatan pengembangan pendidikan dan penelitian untuk

    membangun infrastruktur dan sistem nuklir yang berkesinambungan di Indonesia. Inti

    dari penandatanganan kerjasama ini adalah untuk saling tukar-menukar

    informasi/materi program pelatihan antara Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN)

    dan Rosatom. Penandatanganan ini disaksikan oleh Kepala BATAN Djarot

    Wisnubroto, Sekretaris Utama Falconi Margono.47

    Isu pro – kontra di masyarakat terkait pemanfaatan energi nuklir, Rosatom

    tidak menganggap isu tersebut sebagai penghalang untuk merealisasikan proyek

    PLTN di Indonesia. Pada Kunjungan Wakil Menteri pegembangan ekonomi Russia

    pada 2 – 3 mei 2016 di Jakarta, pihak Rusia menjamin PLTN yang akan dibangun

    Rosatom telah sesuai dengan standar umum keselamatan nuklir, tidak hanya standar

    keamanan dan keselamatan nuklir untuk jangka pendek, tetapi juga untuk jangka

    panjang. Wakil Menteri pengembangan perokonomian Rusia Alexey Likhachev

    menyatakan

    “Saat kita menandatangani kontak kerja sama (pengembangan nuklir secara damai), berarti kita siap membangun industri, membangun reaktor nuklir, membangun infrastruktur penyalur energi, infrastruktur keamanan — termasuk kita juga perlu memperhatikan ancaman terorisme — dan juga kesiapan untuk menggunakan proyek ini di masa depan selama berpuluh-puluh tahun lamanya yang biasaya satu proyek dapat berlangsung selama 40 – 60 tahun, serta tak lupa mengenai persiapan tenaga kerja”48

    47 BATAN. 2015, BATAN dan ROSATOM Lakukan Pertukaran Program Pelatihan. Diakses dalam, http://www.batan.go.id/index.php/id/kedeputian/manajemen/hhk/1139-batan-dan-ROSATOM-lakukan-pertukaran-program-pelatihan (12/10/2019, 19.02 WIB) 48 Fauzan Al – Rasyid, RBTH Indonesia, Russia Pastikan Teknologi Nuklir ROSATOM Aman untuk Indonesia. Diakses dalam http://indonesia.rbth.com/news/2016/05/04/Russia-pastikan-teknologi-nuklir-ROSATOM-aman-untuk-indonesia_590333, (13/10/2019, 22.08 WIB)

    http://www.batan.go.id/index.php/id/kedeputian/manajemen/hhk/1139-batan-dan-rosatom-lakukan-pertukaran-program-pelatihanhttp://indonesia.rbth.com/news/2016/05/04/rusia-pastikan-teknologi-nuklir-rosatom-aman-untuk-indonesia_590333

  • 58

    Hasil dari persetujuan BATAN – Rosatom pada ATOM EXPO 2015,

    ditindaklajunti dengan persetujuan MoU yang dilakukan oleh Kepala Pusat

    Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat – BATAN) Sudi Ariyanto, dengan perwakilan

    Rosatom, Yuri N Seleznev. Pada kesempatan tersebut pihak Rosatom

    mempresentasiikan berbagai program pelatihan yang berlaku di Rosatom berserta

    fasilitas dan infrastrukturnya. Untuk memperkuat kerjasama tersebut Indonesia

    khususnya Lembaga BATAN dapat meningkatkan kompetensi para tenaga ahli dan

    karyawan BATAN, senagai upaya untuk meningkatkan kualitas SDM yang nantinya

    akan mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir dengan mulai

    melakukan riset penilitian membangun reaktor nuklir, sehingga kualitas SDM

    BATAN semakin diakui oleh dunia internasional.49

    49 BATAN, “ Batan dan Rosatom lakukan pertukaran program pelatihan”. Diakses dalam: http://www.batan.go.id/index.php/id/kedeputian/manajemen/hhk/1139-batan-dan-rosatom-lakukanpertukaran-program-pelatihan-program-pelatihan (22/10/2019, 18.28 WIB)

    http://www.batan.go.id/index.php/id/kedeputian/manajemen/hhk/1139-batan-dan-rosatom-lakukanpertukaran-program-pelatihan-program-pelatihan

    _Toc34705292_Toc35979012_Toc35979013_Toc35979014_Toc35979015_Hlk37881194_Toc35979016_Hlk37881288_Hlk37881312_Toc35979017