Sejarah Pengeboran Minyak Di Dunia
-
Upload
adina-effendi -
Category
Documents
-
view
42 -
download
3
description
Transcript of Sejarah Pengeboran Minyak Di Dunia
A. Sejarah Pengeboran Minyak di Dunia
Minyak Bumi telah digunakan oleh manusia sejak zaman kuno, dan
sampai saat ini masih merupakan komoditas yang penting. Pada tahun 347,
minyak diproduksi dari sumur yang digali dengan bambu di China.
Sumur minyak komersial pertama di dunia yang digali terletak
di Polandia pada tahun 1853. Pengeboran minyak kemudian berkembang sangat
cepat di banyak belahan dunia lainnya, terutama saat Kerajaan Rusia berkuasa.
Perusahaan Branobel yang berpusat di Azerbaizan menguasai produksi minyak
dunia pada akhir abad ke-19.
Pengeboran sumur minyak pertamakali dilakukan oleh Kolonel Edwin L. Drake di dekat Titusville, Pennsylvania, Amerika Serikat pada tanggal 22 Agustus 1859 dengan menggunakan metode pengeboran yang masih sangat sederhana sekali yaitu pengeboran tumbuk, sampai kedalaman 21 meter dan menghasilkan 2000 bbl oil.
B. Sejarah Pengeboran Minyak di Indonesia
Di indonesia pengeboran sumur minyak pertamakali dilakukan oleh insinyur Belanda P. Vandjik pada tahun 1870 dipurwodadi semarang, orang belanda yang bernama Jan Reerink. Reerink melakukan pemboran pertamakali di Cibodas Tangat, kecamatan Majalengka, Jawa barat, pada tahun 1871. Karena kurangnya pengalaman, pengetahuan, dan peralatan, usaha Reerink hanya mencapai 33 meter. Dan berhadapan dengan longsoran-longsoran tanah, sehingga pemboran pertamanya ini dihentikan pada tahun 1872. Pengeboran yang kedua dilakukan tetapi jaraknya hanya setengah meter dari lubang bor yang pertama dan hanya mencapai kedalaman 22 meter dan terjadi longsoran tanah. Karena tidak komersial makasumur tersebut akhirnya ditinggalkan. Pengalaman pengeboran sebelumnya yang belum berhasil itu telah menyadarkan Reerink bahwa ia harus melakukan persiapan peralatan dan pengetahuan yang lebih matang. Setelah belajar di Amerika Serikat dan juga membawa seorang ahli dari AS dengan peralatan pemboran yang baru, Reerink melakukan pengeboran pada tahun 1874 di daerah Cirebon, setelah berulang-ulang gagal pekerjaan itupun dihentikan pada 16 Desember 1874 . Demikianlah usaha pencarian minyak pertama kali di bumi nusantara ini belum berujung pada keberhasilan. Sampai pada tahun 1881 tak terdengar lagi kegiatan lain dalam pancarian minyak bumi di Hindia Belanda.
Jika pengeboran minyak bumi di indonesia pertama kali dilakukan di jawa barat, tetapi keberhasilan penemuan minyak bumi secara komersial adalah di daerah Langkat, Sumatra Utara. Adalah Aeiko Janszoon Zijlker, seorang pemimpin perkebunan tembakau Belanda yang rupanya memiliki bakat dan semangat wirausaha. Setelah berjuang beberapa tahun, akhirnya berhasil dengan sumur Telaga Tunggal 1, disusul sumur-sumur lainnya di Telaga Said, Sumatera Utara.
Pada saat ini opersi pengeboran yang mengalami perkembangan adalah pengeboran putar (Rotary Drilling) yang dimulai pada tahun 1863 oleh Leschot seorang insinyur sipil Prancis.
c. Dialy Rig Cost 2012 – 2013
Rig Type Dialy Cost 2012-2013
Land Rig 200 US$
Swamp Barge Rig 233 US$
Jack Up Rig 163 US$
Semi -
Submersible
436 US$
Drill Ship 422 US$
Refrensi : https://www.rigzone.com/data/dayrates
A. Sistem Tenaga ( Power System )
Terdiri dari power supply equipments, yang dihasilkan oleh mesin – mesin
besar yang dikenal dengan nama “prime mover” dan distribution equipments.
Berfungsi untuk mendukung jalannya kegiatan pengeboran. Penggunaan prime
mover ditentukan oleh besarnya tenaga pada sumur yang didasarkan pada casing
program dan kedalaman sumur.
Gambar : Prime mover
B. Sistem Angkat ( Hoisting System )
Fungsi utama dari sistem ini adalah memberikan ruang kerja yang cukup
untuk pengangkatan dan penurunan rangkaian pipa bor dan peralatan lainnya.
Sistem angkat terdiri dari dua bagian utama, yaitu :
1. Supporting Structure ( Rig )
Merupakan konstruksi menara yang ditempatkan di atas titik bor. Fungsi
utamanya sebagai penyangga peralatan – peralatan pengeboran dan memberi
ruang yang cukup untuk operasi pengeboran. Terdiri dari drilling tower, sub
structure, dan rig floor. Drilling tower berfungsi untuk mendapatkan ruang
vertikal yang cukup untuk menaikkan dan menurunkan rangkaian pipa bor dan
casing ke dalam lubang bor selama operasi pengeborang berlangsung.
2. Hoisting Equipments, terdiri dari :
a. Drawwork
Merupakan otak dari derrick atau suatu unit pengeboran, dimana seorang
driller melakukan dan mengatur operasi pengeboran. Drawwork biasanya
dihubungkan dengan prime mover dan diletakkan didekat meja putar.
b. Overhead Tools
Merupakan rangkaian sekumpulan peralatan yang terdiri dari crown block,
traveling block, hook, dan elevator
c. Drilling Line
Terdiri dari dead line, fast line, drilling line, supply, dan dead line anchor.
Digunakan untuk menahan beban pada hook. Terbuat dari kawat baja yang kecil
dan diatur menjadi sebuah lilitan. Lilitan ini terdiri dari enam kumpulan dan satu
bagian tengah “core”. Biasanya drilling line ini digunakan kurang dari enam puluh
jam, jika lebih dari itu dikhawatirkan drilling line akan putus dan menyebabkan
kecelakaan
Gambar : Supporting Structure.
Gambar : Drawwork.
C. Sistem Sirkulasi ( Circulation System )
Tersusun oleh empat sub komponen utama, yaitu :
a. Drilling Fluid ( Lumpur Pengeboran )
Lumpur pengeboran pada mulanya berfungsi sebagai pembawa cutting dari dasar
lubang bor ke permukaan. Lumpur pengeboran mempunyai fungsi penting dalam
operasi pengeboran, antara lain :
Mengangkat cutting ke permukaan
Mengontrol tekanan formasi
Mendinginkan dan melumasi bit dan drill string
Memberi dinding pada lubang bor dengan mud cake
Menahan cutting saat sirkulasi dihentikan
Mengurangi sebagian berat rangkaian pipa bor
Melepas cutting dan pasir di permukaan
Mendapatkan informasi ( mud logging, sample log )
Sebagai media logging
b. Preparation Area
Ditempatkan pada tempat dimulainya sirkulasi lumpur, yaitu di dekat pompa
lumpur, terdiri dari peralatan – peralatan yang diatur untuk memberikan fasilitas
persiapan atau treatment lumpur bor yang meliputi mud house, steel mud pits,
mixing hopper, chemical mixing barrel, water tanks, dan reserve pit.
c. Circulating Equipment
Berfungsi mengalirkan lumpur dari mud pit ke rangkaian pipa bor dan nail
ke annulus membawa serbuk bor ke permukaan menuju ke solid control
equipments, sebelum kembali ke mud pits untuk disirkulasikan kembali.
Peralatannya terdiri dari mud pit, mud pump, pump discharge and return line,
stand pipe, dan rotary hose.
d. Solid Control Equipment
Ditempatkan didekat rig. Terdiri dari peralatan – peralatan khusus yang
digunakan untuk ”clean up” lumpur bor setelah keluar dari lubang bor. Fungsi
utamanya adalah memisahkan lumpur dari cutting dan gas yang terikut.
Gambar : Solid Control Equipment.
D. Sistem Putar ( Rotary System )Fungsi utamanya adalah untuk memutar rangkaian pipa bor dan juga
memberikan beratan di atas pahat untuk member suatu formasi. Terdiri dari:
a. Rotary Table
Dipasang pada lantai bor dengan posisi tegak lurus traveling block, bagian
tengahnya terdapat lubang tempat master bushing dipasang.
b. Master Bushing
Disebut juga bantalan dan didalamnya terdapat bowl.
c. Kelly Bushing
Menyatukan master bushing dengan pin drive. Saat Kelly bushing berada
di atas master bushing, pin drive masuk ke dalam pin hole.
d. Kelly
Merupakan rangkaian pipa bor yang paling atas dimana bentuk luarnya dapat
berbentuk segi empat, segi tiga, dan segi enam. Hal ini untuk memudahkan rotary
table memutar Kelly. Kelly dapat dimasukkan ke dalam Kelly bushing.
e. Swivel
Ujung teratas rangkaian pipa bor. Berfungsi untuk memberikan kebebasan
pada pipa bor untuk berputar, memberikan perpaduan gerak vertikal dengan gerak
berputar dapat bekerja bersama – sama, penghubung rotary hose dengan Kelly.
f. Drill Pipe
Drill pipe merupakan rangkaian pipa bor terpanjang ( jumlah paling
banyak dalam satu rangkaian pipa bor ), fungsinya untuk menghubungkan Kelly
dengan drill collar dan mata bor di dasar lubang bor, memberikan rangkaian
panjang pipa bor, memungkinkan naik turunnya mata bor, meneruskan putaran
dari meja putar ke meja bor, meneruskan aliran lumpur bor dari swivel ke mata
bor.
g. Drill Collar
Berbentuk seperti drill pipe tetapi diameter dalamnya lebih kecil dan
diameter luarnya sama dengan diameter luar “tool joint” DP. Sehingga dinding
DC lebih tebal dari DP. Ditempatkan pada rangkaian pipa bor bagian bawah diatas
mata bor. Fungsi utamanya sebagai pemberat, membuat putaran rangkaian pipa
bor stabil, memperkuat bagian bawah dari rangkaian pipa bor.
h. Mata Bor
Merupakan ujung dari rangkaian pipa bor yang langsung menyentuh
formasi dengan fungsi menghancurkan dan menembus formasi.
Gambar : Rangkaian sistem putar.
E. Blow out preventerPencegahan semburan liar (psl)Peralatan yang dipasang di kepala sumur untuk tujuan mengendalikan tekanan di anulus antara pipa selubang dan pipa bor
– komponen Blow Out Preventer (BOP) system terdiri dari :
1. BOP Stack
BOP stack (peralatan dengan valve bertekanan tinggi yang didesain untuk
menahan tekanan lubang bor bila terjadi kick) meliputi :
Annular Preventer
Ditempatkan paling atas dari susunan BOP stack. Berisi rubber packing
element yang dapat menutup annulus baik lubang dalam keadaan kosong
atau ada rangkaian bor.
Pipe Ram Preventer
Menutup lubang bor pada waktu rangkaian pipa bor berada pada lubang.
Pipe ram preventer memiliki tiga jenis yang berbeda, yaitu :
a) Pipe Ram (menutup sumur jika ada pipa ukuran tertentu).
b) Blind Ram (menutup sumur jika tidak ada pipa didalamnya).
c) Shear Ram (menutup sumur apabila terjadi kick dengan
memotong pipa yang ada di dalamnya).
2. Accumulator
Ditempatkan pada jarak sekitar seratus meter dari rig, bekerja pada BOP
stack dengan high pressure hydraulis. Pada saat terjadi kick, crew dapat
dengan cepat menutup blow out preventer dengan menghidupkan kontrol
pada accumulator atau remote pada panel yang terletak di lantai bor. Unit
ini dijalankan pada saat crew sudah meninggalkan lantai bor.
3. Supporting System
Selain kedua hal diatas, terdapat supporting system untuk blow out, yaitu :
Choke Manifold
Bekerja pada BOP stack dengan high pressure line disebut choke line.
Membantu menjaga back pressure dalam lubang bor untuk mencegah
terjadinya intrusi fluida formasi.
Kill Line
Bekerja dengan BOP stack, lumpur berat dipompakan melalui kill line
kedalam lumpur bor sampai tekanan hidrostatik lumpur dapat
mengimbangi formasi.
Gambar : BOP Stack.
Gambar : Accumulator.
Gambar : Choke Manifold.
http://debriadiharset.wordpress.com/2013/02/15/sistem-pemboran/