SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan...

76
SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM & PELUANG PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI TINGKAT PERDESAAN DI KALIMANTAN TENGAH 2013 Laporan Studi oleh:

Transcript of SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan...

Page 1: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

SEJARAH PEMANFAATAN

SUMBER DAYA ALAM &

PELUANG PEMBANGUNAN

BERKELANJUTAN DI

TINGKAT PERDESAAN DI

KALIMANTAN TENGAH

2013

Laporan Studi oleh:

Page 2: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

i

KATA PENGANTAR

Laporan ini disusun dalam rangka kerjasama antara WWF Indonesia dengan Institute

Sustainable Borneo terkait Program Penyusunan Modul Pembangunan Berkelanjutan

di Tingkat Perdesaan. Program dimaksudkan untuk mendukung dan memperkuat

inisiatif-inisiatif Pembangunan Berkelanjutan di Provinsi Kalimantan Tengah, dimana

Modul yang disusun dimaksudkan agar wacana tentang pembangunan berkelanjutan

dapat dibawakan secara efektif di tingkat tapak di perdesaan.

Untuk keperluan tersebut dihimpun bahan-bahan yang cukup komprehensif tentang

sejarah dan pola pemanfaatan sumber daya alam di Kalimantan Tengah, serta

dampak nyatanya terhadap perekonomian masyarakat setempat. Selain itu juga

dihimpun informasi yang terkait dengan kebijakan-kebijakan pembangunan

berkelanjutan di Indonesia dan di Provinsi Kalimantan Tengah. Data dan informasi

yang terhimpun kemudian digunakan untuk merumuskan rekomendasi-rekomendasi

terkait peluang mewujudkan pembangunan berkelanjutan di Kalimantan Tengah.

Kiranya laporan ini bermanfaat, khususnya untuk menyumbang pada upaya

mewujudkan pembangunan berkelanjutan di Kalimantan Tengah.

Palangka Raya, 17 Agustus 2013

Dr. Marko Mahin, MA

Direktur Institute for Sustainable Borneo

Page 3: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..................................................................................................................................... i

Daftar Isi ................................................................................................................................................. ii

Bab 1. Pendahuluan .......................................................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ................................................................................................................ 1

1.2. Sejarah Pengelolaan Sumber Daya Alam Secara Tradisional ....................... 2

1.3. Pengelolaan Sumber Daya Alam Setelah Kemerdekaan Indonesia ......... 17

1.4. Perkembangan Perekonomian Kalimantan Tengah ...................................... 24

Bab 2. Pembangunan Berkelanjutan: Sejarah & Implementasinya ............................... 28

2.1. Sejarah & Implementasi Pembangunan Berkelanjutan di Dunia .............. 28

2.2. Sejarah & Implementasi Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia ...... 37

2.3. Sejarah & Implementasi Pembangunan Berkelanjutan di Kalimantan

Tengah ............................................................................................................................ 51

Bab 3. Peluang Pembangunan Berkelanjutan di Kalimantan Tengah .......................... 63

Daftar Pustaka ................................................................................................................................... 69

Page 4: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

[1]

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tjilik Riwut, dalam buku Kalimantan Membangun, menulis sebagai berikut .....

"Kalau pembaca naik pesawat terbang di atas Kalimantan, kelak akan nampak

hutan rimba belantara yang luas-luas yang disana tentulah banyak sekali

binatang-binatang yang buas-buas sebagai penghuni hutan tersebut seperti

Macan Dahan (Hangkulih bahasa Dayak), orang hutan (Kahiu Alas), Beruang,

Landak, Ular sawah, yang besar-besar, Buaya di sungai-sungai yang tidak

kurang bahayanya bagi manusia.

....................

Sampai sekarang pulau Kalimantan masih terdiri dari 83% hutan rimba raya,

kayu-kayu yang besar-besar, ada lebih satu meter garis tengahnya,

kesemuanya ini adalah salah satu sumber atau gudang untuk penghasilan

dan kemakmuran rakyat dan Negaranya di masa yang akan datang.

....................

Betul hutannya luas-luas! Tetapi percayalah di situ kelak kekayaan alamnya

akan menjadi Gudang Negara."1

“Gudang Negara”, istilah yang menjanjikan kekayaan alam yang melimpah.

Sebenarnya seberapa besar kekayaan Pulau Kalimantan? Bila memang kaya akan

sumber daya alam, bagaimana pengelolaannya? Bagaimana kemungkinan

pengelolaannya di masa depan, agar sumber daya alam bisa memberi manfaat

secara berkelanjutan bagi kesejahteraan masyarakat di Kalimantan Tengah?

Kajian ini ditujukan untuk mengulas pertanyaan-pertanyaan tersebut, melalui

tinjauan pustaka dan data sekunder. Sumber-sumber sejarah coba digali untuk

1 Tjilik Riwut, Kalimantan Membangun Alam dan Kebudayaan, Tiara Wacana Yogya, 1993, hal. 7.

Buku ini selesai ditulis tahun 1979.

Page 5: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

[2]

melihat pengelolaan sumber daya alam di masa lalu, untuk kemudian dilihat

perkembangannya hingga masa kini. Berbagai sumber statistik dan kebijakan

digunakan untuk menggambarkan pola pengelolaan dari masa ke masa, berikut

impikasinya terhadap kesejahteraan yang dilihat dari sudut pandang perekonomian.

Indeks Pembangunan Manusia juga digunakan untuk melihat kesejahteraan dari

sudut pandang yang lebih luas.

Deskripsi sejarah pengelolaan sumber daya alam kemudian dikembangkan untuk

menjawab tantangan pemanfaatannya di masa depan, khususnya di tingkat

perdesaan. Lokasi perdesaan menjadi fokus kajian ini, mengingat sumber daya alam

pada umumnya berada di wilayah perdesaan dan basis awal pengelolaannya bermula

dari perekonomian masyarakat perdesaan. Ulasan kemudian ditujukan untuk

menjawab peluang-peluang yang mungkin dilakukan, agar sumber daya alam dapat

dikelola secara berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di

perdesaan. Satu langkah praktis ditawarkan sebagai solusi di bagian akhir kajian ini.

1.2. Sejarah Pengelolaan Sumber Daya Alam Secara Tradisional

Hasil penelitian arkeologis di Gua Niah (Sarawak, Malaysia) menunjukkan bahwa

Pulau Kalimantan sudah dihuni oleh manusia sejak sekitar 38.000 tahun Sebelum

Masehi. Saat itu manusia masih menggunakan alat-alat batu yang dikategorikan

sebagai alat batu Paleolitik-Mesolitik.2 Jenis kapak batu dari masa yang sama juga

ditemukan di Awang Bangkal, Kalimantan Selatan. Sedangkan menurut teori, suku

Dayak yang dianggap sebagai penduduk asli Pulau Kalimantan nenek moyangnya

berasal dari Yunnan di Cina Selatan. Secara bertahap kelompok yang disebut dengan

Melayu Proto hijrah ke Kalimantan antara 3000 sampai 1500 tahun Sebelum Masehi.

Kemudian disusul dengan kelompok Melayu Deutro sekitar 500 tahun Sebelum

Masehi.3 Adanya hubungan dengan Cina diperkuat dengan benda-benda kuno yang

menjadi harta warisan keluarga-keluarga Dayak, yakni berupa berbagai jenis keramik

2 Tom Harrisson, The Prehistory of Borneo, Asian Perspectives, XIII, 1970, hal. 20.

3 Mikhail Coomans, Manusia Daya: Dahulu, Sekarang, Masa Depan, Jakarta: Gramedia, 1987, hal. 3-4.

Page 6: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

[3]

Cina. Penggalian arkeologis di Desa Anjir Pulang Pisau menemukan pecahan-

pecahan keramik Cina dari abad ke-10 Masehi.4

Kehidupan masyarakat Dayak pada masa prasejarah diperkirakan terpisah dalam

kelompok-kelompok kecil dengan kehidupan berpindah-pindah (nomaden).

Kelompok-kelompok ini memiliki wilayah kekuasaan untuk menjelajah mencari

sumber bahan makanan seperti ubi-ubian, buah-buahan, daun-daunan, serta

binatang buruan seperti babi, rusa, kancil, burung, ikan dan lain-lain. Biasanya

wilayah kekuasaan ini sudah dipahami ole masing-masing kelompok melalui

berbagai tanda atau simbol di dalam hutan belantara. Namun, tidak jarang terjadi

perselisihan antar kelompok karena masalah wilayah kekuasaan. Kemudian, setelah

budaya Eropa dan Asia mulai masuk, khususnya orang Hindu dan Melayu, pola

pertanian dengan menanam padi dan jenis ubi-ubian (subsisten) mulai diadaptasi

oleh orang Dayak.5

Masuknya pengaruh budaya Hindu terlihat dari prasasti yang dituliskan pada tujuh

buah yüpa (tiang batu), yang ditemukan di Bukit Berubus, Muara Kaman, Kalimantan

Timur. Menurut H. Kern, huruf yang dipahatkan pada prasasti itu adalah huruf

pallawa yang berasal dari awal abad ke-5 Masehi, sedangkan bahasa yang digunakan

adalah bahasa Sansekerta. Semua prasasti dibuat atas titah seorang penguasa daerah

tersebut yang bernama Mulawarman, yang dapat dipastikan adalah orang Indonesia.

Pada satu prasasti disebutkan bahwa kakenya bernama Kundungga, yang belum

terpengaruh nama India.6

Mengenai Kalimantan Tengah, sumber tertulis tertua yang bisa ditemukan saat ini

adalah Negarakertagama, yang ditulis oleh Prapanca pada tahun 1365 Masehi.

Disebutkan bahwa Kütawariñin (Kotawaringin atau Kotaringin) adalah salah satu vasal

Majapahit di Nusa Tanjung Negara (Kalimantan). Oleh Prapanca Kotawaringin

dimasukkan ke dalam kategori negeri-negeri Melayu. Kemudian peta laut Cina

berjudul Shun Feng Hsiang Shung, yang menurut J.V. Mills ditulis sekitar tahun 1500-

an, Kotaringin atau Kotawaringin (tertulis: Kou-to Ling-yin) telah menjadi salah satu

4 Goenadi Nitihaminoto & Bambang Sulistyanto, Permukiman Situs Pulang Pisau Kabupaten Kapuas,

Kalimantan Tengah, Berita Penelitian Arkeologi No. 04, Balai Arkeologi Banjarmasin, 1998/1999, hal. 35. 5 Ahim S. Rusan et.al., Sejarah Kalimantan Tengah, Kerjasama Lembaga Penelitian Universitas

Palangka Raya dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, Program Pengelolaan Kekayaan Budaya Provinsi Kalimantan Tengah, 2006, hal. 21. 6 Nugroho Notosusanto et.al., Sejarah Nasional Indonesia Jilid II, Jakarta: Balai Pustaka, 1993, hal. 35-

36.

Page 7: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

[4]

mata rantai rute maritim Cina di pesisir selatan Kalimantan, bersama pelabuhan Suo-

kou-tan-la (Sukadana), Sami (Sampit), dan Ma-shen (Banjarmasin).7

Orang Eropa yang pertama kali mendatangi pedalaman pulau Kalimantan

kemungkinan adalah Major Georg Müller, yang pada tahun 1825 mencoba

menyeberangi pulau dari Timur ke Barat melalui Sungai Mahakam menuju Sungai

Kapuas (Kalimantan Barat). Namun perjalanannya terhenti ketika dia dibunuh di

Sungai Bungan. Upaya ini dilanjutkan oleh H. von Gaffron, yang kemudian terkenal

dengan eksplorasi dan batubara di Kalimantan. Antara tahun 1843 sampai dengan

1848 seorang gologis, C.A.L.M. Schwaner melakukan dua kali ekspedisi, dimana

menjadi orang pertama berhasil menyeberangi pulau dari Selatan ke Barat. Schwaner

memulai perjalanan mudik Sungai Kahayan, menyeberangi Bukit Raya, dan turun ke

Sungai Kapuas di Sintang untuk meneruskan perjalanan ke Pontianak. Pengetahuan

Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara

pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis yang berkunjung ke daerah

yang sama 50 tahun kemudian memberikan nama Pegunungan Schwaner dan

Pegunungan Muller untuk dua deretan perbukitan yang menjadi batas antara

Kalimantan Tengah dengan Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur.8

Sejarah pemanfaatan sumber daya alam di Kalimantan Tengah secara lebih jelas

ditemukan dari sumber-sumber sejarah di Jaman Belanda. Sampai dengan 1909 hasil

hutan tradisional mendominasi ekspor dari Kalimantan Timur dan Kalimantan

Selatan.9 Data ini merepresentasikan kondisi di Kalimantan Tengah, karena dalam

kenyataannya sebagian besar komoditas perdagangan dari daerah ini sebagian besar

dikumpulkan dan diekspor dari Banjarmasin.

Hasil hutan tradisional yang disebutkan di sini terdiri dari berbagai jenis getah yang

disebut dengan “getah perca” dan rotan. Sebagai gambaran, seorang penduduk di

Kota Waringin pada tahun 1930-an mengirimkan 50 kg getah dan 36 kg rotan setiap

7 Moh. Ali Fadillah & Heddy Surachman, Tembikar Perdagangan di Pesisir Barat Daya Kalimantan:

Kajian Awal Aspek Morfologis, Makalah pada Evaluasi Hasil Penelitian Arkeologi di Cipayung, Bogor, 16-19 Februari 1998, diterbitkan dalam Naditira Widya No. 04/2000, Balai Arkeologi Banjarmasin, hal. 64-65. 8 J. Ph. Poley, Eroïca: The Quest for Oil in Indonesia (1850-1898), Dordrecht: Kluwer Academic

Publishers, 2000, hal. 19-20. 9 J. Thomas Lindblad (berkolaborasi dengan Peter E.F. Verhagen), Antara Dayak dan Belanda: Sejarah

Ekonomi Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan 1880-1942, Penerjemah: Ika Diyah Candra, Editor: Wisnu Subroto, Arya W. Wirayuda, Isye Siti Asyiah, Malang: Lilin Persada Press, Jakarta: KITLV-Jakarta, 2012, hal. 226-227.

Page 8: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

[5]

tahun kepada pedagang.10 Jenis getah yang dikumpulkan dari hutan antara lain

getah nyatu, ketiau, hangkang dan jelutung (pantung). Sedangkan rotan pada masa

itu sudah dibudidayakan di Sampit.11

Getah perca diambil dengan cara menebang pohon dari beberapa jenis dari keluarga

Sapotaceae, antara lain Palaquium Gutta BURCK, Palaquium leiocarpum BOERL

(hangkang), Ganua Motleyana var. latifolia (ketiau) dan masih banyak lagi.12 Data

statistik menunjukkan bahwa ekspor getah perca dari Indonesia pada tahun 1918-

1925 sebagian besar berasal dari Banjarmasin. Sebagian kecil juga diekspor dari

Sukamara, Pangkalan Bun, dan Sampit. Getah ini banyak digunakan untuk melapisi

kabel telegraf di bawah laut13, dan juga untuk menambal gigi yang berlubang14.

Karena untuk mengambil getah harus menebang pohonnya, lama-kelamaan tidak

banyak lagi pohon penghasil getah perca yang tersisa di hutan.

Pada tahun 1904 getah dari pohon jelutung mulai diperdagangkan. Banyak

permintaan dari Eropa, di mana getah jelutung digunakan sebagai bahan pembuatan

piring asbestos dan ubin. Pada awalnya tidak ada pembatasan untuk penyadapan di

hutan, dimana masing-masing eksportir mengirimkan tenaga kerjanya sendiri yang

rata-rata adalah orang Melayu. Namun di tahun 1908 pemerintah Belanda

memberlakukan sistem konsesi, dalam rangka melindungi penyadap pribumi.15

Getah jelutung (pantung) diperoleh dengan cara menyadap dengan membuat

torehan pada kulit pohonnya, tidak dengan cara ditebang seperti jenis getah hutan

lainnya. Berbagai jenis pohon penghasil jelutung dari genus Dyera. Banjarmasin

kembali mendominasi sebagai pelabuhan eksportir getah jelutung dari Indonesia

pada tahun 1918-1925, dimana sebagian kecil juga diekspor dari pelabuhan

Sukamara, Pangkalan Bun, Kumai, dan Sampit.16

Tentang rotan, sebenarnya tidak semua jenisnya dikumpulkan dari hutan. Jenis rotan

sigi (rotan sega atau rotan taman, Calamus caesius BL.) telah dibudidayakan sejak

lama di Buntok. Menurut Kolonial Tijdschrift 1922 halaman 406, rotan telah

10

Lindblad, hal. 99. 11

Lindblad, hal. 100. 12

K. Heyne, Tumbuhan Berguna Indonesia, Penerjemah: Badan Litbang Kehutanan, Jakarta: Yayasan Sarana Wana Jaya, 1987, Jilid III, hal. 1559-1565, Jilid IV, hal. 1877-1878. 13

Heyne, Jilid III, hal. 1559. 14

http://en.wikipedia.org/wiki/Gutta-percha. 15

Lindblad, hal. 19. 16

Heyne, Jilid III, hal. 1630-1634.

Page 9: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

[6]

dibudidayakan di wilayah Dayak-Hilir sekitar tahun 1850 atas anjuran misi.17

Sedangkan rotan yang dikumpulkan dari hutan antara lain dari jenis rotan irit (yang

juga sudah dibudidayakan), rotan ahas, rotan semambu, rotan tantuwu, rotan lilin,

rotan belatung, rotan bajungan, dan lain-lain.18

Hasil hutan lainnya yang juga penting adalah garu (gaharu), tengkawang, damar dan

jerenang. Garu adalah getah berbau harum yang dihasilkan oleh jenis pohon

Aquilaria yang terserang sejenis jamur. Ada banyak jenis garu di kalimantan, antara

lain garu mengkaras, garu ongkaras, garu takaras/tengkaras. Secara umum garu

dipilah dalam dua kategori, yaitu garu bunuh atau garu bunuhan yang diperoleh dari

pohon hidup yang ditebang dan garu rames atau garu rankahan yang diperoleh dari

pohon yang sudah mati. Garu dari pohon-pohon hidup harganya lebih mahal. Data

pabean Jaman Belanda dari tahun 1918-1925 menunjukkan bahwa garu diekspor

dari Pangkalan Bun, Kumai, Sampit, dan Banjarmasin dalam jumlah kecil. Sedangkan

ekspor dalam jumlah besar berasal dari Berau dan Bulungan.19

Tengkawang biasa diekspor dalam bentuk biji, yang diperoleh dari beberapa jenis

pohon marga Shorea. Merupakan bahan baku untuk membuat lilin dan sabun.

Namun oleh penduduk juga digunakan sebagi minyak goreng, yang di Kalimantan

Barat disebut minyak tengkawang sunti. Pelabuhan di Banjarmasin, Pangkalan Bun,

Kumai dan Sampit juga menjadi tempat pemberangkatan ekspor biji tengkawang

pada tahun 1918-1925, namun yang paling banyak diekspor dari Pontianak. Biji

tengkawang kini sudah tidak menjadi komoditas ekspor lagi, karena untuk

menghasilkan panenan yang baik diperlukan musim kemarau yang cukup panjang.

Banyak hujan membuat bunga dan buah muda tengakawang rontok, padahal biji

terbaik untuk ekspor diambil dari buah yang sudah masak.20

Damar juga diekspor dari Kalimantan, pada masa itu terutama dari Pontianak dan

Samarinda. Dari Kalimantan Tengah dan Banjarmasin jumlahnya tidak banyak. Damar

yang terkenal adalah damar mata kucing (nyating mata pusa) yang diperoleh dari

pohon Shorea Koordesii BRANDIS, namun ada juga yang diambil dari pohon Hopea

Sangal KORTH atau kayu cengal.21

17

Heyne, Jilid I, hal. 419. 18

Riwut, hal. 8. 19

Heyne, Jilid III, hal. 1467-1469. 20

Heyne, Jilid III, hal.1416-1419. 21

Heyne, Jilid III, hal. 1408-1416.

Page 10: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

[7]

Jernang, atau seronang, merupakan produk istimewa. Walaupun tidak diekspor dari

Kalimantan, namun merupakan produk penting yang biasanya digunakan sebagai

bahan pewarna kerajinan rotan. warnanya merah dan istimewanya tidak luntur oleh

air maupun terik matahari. Diperoleh dari getah yang menempel pada sisik kulit buah

jenis rotan Daemonorops Draco BL.22

Komoditas perekonomian masyarakat Kalimantan Tengah yang penting, namun

bukan merupakan hasil hutan, adalah karet. Melonjaknya permintaan karet di dunia

dimulai sekitar tahun 1900, dimana pohon penghasil karet (Hevea brasiliensis, yang

berasal dari Amerika Selatan) mulai ditanam di Srilangka dan Semenanjung Malaya.

Tanaman karet masuk ke Kalimantan melalui dua jalur independen. Jalur pertama

dibawa oleh para haji di Pagat (dekat Barabai, Kalimantan Selatan), dan jalur kedua

dibawa oleh administrator perkebunan tembakau di Hulu Sungai. Secara masif

seorang pengusaha Belanda, E.A. Hilckes, menanam karet di Martapura, Tanah Intan,

dan Danau Salak, sehingga di tahun 1907 sudah ada 100.000 tanaman di sana. Berkat

propaganda pegawai pemerintah Belanda dan misionaris, orang-orang Dayak di

sepanjang Sungai Mahakam dan Barito mulai menanam karet pada tahun 1920-an.

Karet mulai diekspor dari kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur pada tahun 1911,

dan kemudian nilai ekspornya mulai melebihi nilai ekspor hasil hutan tradisional

sejak tahun 1920.23

22

Heyne, Jilid I, hal. 407-410. 23

Lindblad, hal. 57, 65, 226-227.

0

10

20

30

40

50

18

80

18

83

18

86

18

89

18

92

18

95

18

98

19

01

19

04

19

07

19

10

19

13

19

16

19

19

19

22

19

25

19

28

19

31

19

34

19

37

19

40

Nila

i Eks

po

r (d

alam

juta

Gu

lde

n)

Mill

ion

s

Hasil Hutan Karet

Page 11: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

[8]

Kayu kalimantan mulai dijual keluar sebagai alternatif kayu jati dari Jawa ketika

terjadi kenaikan permintaan pada tahun 1919-1920. Houtkap-Ordonnantie

(Peraturan Kehutanan) ditetapkan pada tahun 1934 untuk mengatur pemanfaatan

kayu, namun baru diberlakukan di sepanjang Sungai Barito pada tahun 1937.24

Namun sebenarnya ekspor kayu sudah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya.

Menurut laporan konsul Hongkong dalam Handelsberichten 1913, halaman 443,

kayu bilian (ulin, Eusideroxylon Zwageri T. & B.) dari Kalimantan Selatan merupakan

kayu yang digemari di Cina. Selain digunakan untuk balok, kasau dan usuk, ternyata

juga digunakan untuk supit.25

Selain tumbuhan hutan, binatang penghuni hutan juga dimanfaatkan. Carl Lumholtz,

penjelajah dan etnografer dari Norwegia yang mengunjungi Kalimantan pada tahun

1913-1917, bertemu dengan orang-orang Penyabung yang berburu badak di Sungai

Busang. Cula badak dijual kepada pedagang Cina, yang juga membeli batu empedu

kera dan landak untuk dijadikan bahan ramuan obat.26 Orang-orang Penyabung, atau

disebut juga orang Kereho, berasal dari Kalimantan Barat dan disebut sebagai Punan

Keriau. Mereka hidup berpindah-pindah dan sebagian dari mereka memasuki daerah

aliran Sungai Busang sekitar tahun 1880.27 Untuk makanan pokok mereka

mengumpulkan tepung sagu, tetapi juga menanam tembakau. Sekitar delapan tahun

sebelum kedatangan Lumholtz, orang-orang Kereho dihimbau untuk tinggal

menetap di kampung oleh pemerintah Belanda. Walaupun sebagian masih

mengembara, tetapi mereka mendirikan kampung di Sabaoi dan Tamaloe. Kemudian

belajar menanam padi dari orang-orang Saputan yang ikut tinggal di Tamaloe.28

Lumholtz juga mencata bahwa madu juga dikumpulkan oleh orang-orang di

Katingan. Disebutkan bahwa orang di sana melindungi pohon tapang, karena

merupakan tempat lebah membuat sarangnya.29 Tapang adalah sejenis pohon

kempas, dengan nama Latin Koompassia excelsa TAUB atau Abauria Excelsa BECC.30

24

Lindblad, hal. 101-102. 25

Heyne, Jilid II, hal. 810. 26

Carl Lumholtz, Through Central Borneo, Volume I, New York: Charles Scribner’s Sons, 1920, hal. 177, 59. 27

Bernard Sellato, Nomads of the Borneo Rainforest: The Economics, Politics, and Ideology of Settling Down, Translated by Stephanie Morgan, Honolulu: University of Hawaii Press, 1994, hal. 248-250. 28

Lumholtz, Volume I, hal. 174 29

Lumholtz, Volume II, hal. 318. 30

Heyne, Jilid II, hal. 915.

Page 12: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

[9]

Pohon-pohon tempat lebah bersarang dilindungi secara adat. Pasal 92 Hukum Adat

Tumbang Anoi menyebutkan adanya “Hadat Panggul, Sapindang, Tatas lauk, Rintis

Pantung, Tanggiran, Sungai dan Danau (adat-istiadat mengenai macam-macam hak

panggul, sapindang, tatas handel, tatas ikan, rintis jelutung, tanggiran, sungai dan

danau)”.31 Tanggiran adalah sebutan untuk pohon-pohon besar tempat lebah

bersarang. Secara khusus, Pasal 206 hukum adat yang dikembangkan oleh Damang

Saililah di Kapuas menyebutkan adanya sanksi bagi orang lain yang mengambil

madu pada pohon yang sudah dikelola oleh seseorang selama puluhan tahun.32

Basel A. Bangkan, Damang Kepala Adat di Kecamatan Sabangau, Kota Palangka Raya,

menghimpun 74 pasal adat yang terkait dengan pengelolaan sumber daya alam di

Kalimantan Tengah, termasuk dengan sanksi-sanksi adatnya. Pasal-pasal adat yang

dihimpun meliputi pengelolaan sumber daya alam yang ada di daratan maupun di

sungai dan danau.33

Basel juga menguraikan tata ruang tradisional yang biasa dilakukan oleh orang

Dayak di Kalimantan Tengah. Pola tata ruang tradisional tersebut secara garis besar

dapat dibagi dalam dua bagian, yakni bagian tata ruang di daratan dan tata ruang di

perairan.

Istilah-istilah tata ruang tradisional di daratan antara lain adalah:

Lewu: Kampung atau desa, tempat rumah-rumah dibangun memnbentuk

permukiman. Perkampungan biasanya didirikan di sekitar muara (tumbang

dalam Bahsa Dayak Ngaju) anak-anak sungai, karena tanahnya relatif subur

untuk berladang dan juga kemudahan akses untuk masuk ke hutan.

Petak eka malan-manana satiar: Dalam radius kurang lebih 5 km keliling

kampung (kiri dan kanan) sungai tempat permukiman penduduk dijadikan

wilayah tempat bercocok-tanam, berladang, berburu, dan berusaha secara

turun-temurun.

Rintis/jalan pantung, pulau uei himba, pulau kakawang/awang, padang kayu

tatamba: Lokasi menyadap getah pantung (jelutung), memanen rotan hutan,

31

Lembaga Kedemangan dan Hukum Adat Dayak Ngaju di Propinsi Kalimantan Tengah, Biro Pemerintahan Desa, Setwilda Tingkat I Kalimantan Tengah, diperbanyak oleh Panitia Seminar dan Lokakarya Kebudayaan Dayak dan Hukum Adat di Kalimantan Tengah, 1996, hal. 70-71. 32

Hukum Adat Kalimantan Tengah, Damang J. Saililah, Lembaga Bahasa & Seni Budaya Universitas Palangka Raya, 1977, hal. 62. 33

Basel A. Bangkan, Adat dan Hukum Adat Dayak Kalimantan Tengah tentang Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup, belum diterbitkan.

Page 13: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

[10]

mengumpulkan buah tengkawang, dan mengumpulkan tumbuhan obat juga

dilindungi. Orang yang merusak tempat-tempat ini biasanya dikenai sanksi

adat.

Tanggiran: Pohon besar biasanya di bantaran sungai atau di tengah hutan

tertentu tempat kawanan lebah madu bersarang. Penemu tanggiran diakui

dan dilindungi haknya oleh adat sebagai pemilik perorangan, atau jika telah

dikelola secara turun temurun maka mejadi milik bersama ahli waris penemu

terdahulu. Tanah lokasi tanggiran yang telah dikelola turun temurun dalam

radius sampai tiga puluh depa (seluas lebih kurang satu hektar) adalah Tanah

Adat.

Sepan: Mata air yang terdapat di tengah hutan belantara daerah perbukitan

atau bagian hulu sungai yang tidak pernah kering sepanjang tahun. Ada

sepan yang mengeluarkan air hangat dan ada sepan yang mengeluarkan air

asin (garam gunung). Sepan biasanya tempat minum berbagai jenis binatang

liar terutama di musim kemarau, oleh karena itu sepan adalah tempat

berburu yang dikelola secara bersama-sama oleh warga kampung atau

komunitas masyarakat adat dari beberapa kampung terdekat. Kawasan hutan

di sekitar sepan tidak boleh dirambah atau dibuka untuk berkebun atau

berladang, karena diyakini jika hutannya dirambah maka penjaga alam

sekitarnya akan murka, timbul bencana atau mata air (sepan) mengalami

kekeringan pada musim kemarau.

Petak bahu, himba baliung: Bekas ladang yang berasal dari pembukaan hutan

perawan kemudian dibiarkan menjadi semak belukar oleh pemiliknya antara

1-3 tahun berturut-turut.

Kaleka: Bekas pemukiman, perkampungan tempat tinggal, bekas pasah

dukuh, dangau atau bekas ladang, yang ditandai dengan sisa-sisa

tiang/tongkat bangunan, tanaman buah-buahan seperti durian, cempedak,

asam/kuini dan lain-lain, atau sandung, pantar, sapundu di bekas kampung

dan terpelihara secara turun temurun. Ada kaleka yang hanya milik

perorangan jika berupa bekas ladang atau bekas rumah tempat tinggal yang

pemiliknya masih hidup, dan milik bersama jika kaleka itu bekas ladang satu

hamparan atau bekas kampung para leluhur.

Pasahan raung: Komplek pemakaman yang dalam bahasa Dayak Kuno

disebut Lewu Bukit Pasahan Raung, terletak pada suatu areal hutan atau di

kelilingi oleh kebun karet atau buah-buahan yang terpisah dari pemukiman.

Page 14: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

[11]

Pambak: Komplek pemakaman atau tempat meletakkan tulang belulang

orang yang telah meninggal dunia bagi sebagian dari pemeluk agama

Kaharingan, setelah selesai dilaksanakan upacara kematian tingkat terakhir

nyorat (tiwah) yang tidak memakai sandung. Ada komplek kuburan, pambak

umum dan ada juga komplek kuburan, pambak keluarga.

Petak rutas: Tanah di suatu area hutan larangan, yang disebabkan ada orang

meninggal dunia karena tertimpa pohon, diterkam binatang buas, digigit ular

berbisa atau karena pembunuhan. Di area petak rutas biasanya dipasang

hinting pali rutas, tanda larangan masuk atau melakukan kegiatan kepada

semua orang di area tersebut melalui upacara ritual oleh Basir Upu (Tokoh

Agama Kaharingan). Hutan petak rutas tidak boleh dimasuki atau digarap

selama lebih kurang tiga tahun atau sampai selesai seluruh rangkaian upacara

kematian, jika yang meninggal dunia warga pemeluk agama Kaharingan

maka larangan masuk atau menggarap lahan di area tersebut sampai dengan

selesai upacara kematian tingkat terakhir (tiwah).

Tajahan: Tempat yang dikeramatkan adalah suatu areal hutan yang dijadikan

tempat balampah (pertapaan), tempat pemujaan, tempat acara sakral

memanggil roh leluhur atau roh-roh suci untuk memohon petunjuk mencari

tempat pemukiman, tempat berladang, serta nasib peruntungan yang akan

terjadi kedepan atau orang yang akan merantau. Di dalam tajahan biasanya

dibangun Karamat, yaitu miniatur rumah panggung sebagai tempat sesaji

pada saat dilaksanakan upacara sakral untuk roh-roh suci. Ada Tajahan yang

yang khusus tempat memohon petunjuk yang ditandai dengan kehadiran

Antang (burung elang) yang sengaja dipanggil oleh Basir Upu (Tokoh Agama

Kaharingan), sehingga tajahan itu disebut Tajahan Antang. Beberapa Tajahan

yang cukup dikenal oleh mayarakat adat antara lain: Tajahan “Bukit Batu” di

Kecamatan Sabangau Kota Palangka Raya, Tajahan “Teluk Embak” di

Kecamatan Tasik Payawan dan Tajahan “Nyarung Ugang” di Kecamatan

Sanaman Mantikei Kabupaten Katingan, dan Tajahan “Hangki” di Kecamatan

Manuhing Kabupaten Gunung Mas. Di kawasan tajahan, tempat pemujaan

boleh ditanami buah-buahan misalnya durian, cempedak dan lain-lain

dengan tidak membuka lahan. Jika hutan di sekitar tajahan digarap untuk

ladang atau kebun atas kesepakatan melalui musyawarah seluruh warga

kampung atau beberapa kampung terdekat dan atas persetujuan Damang

Kepala Adat dan Tetua Kampung, maka pada bagian tajahan sekurang-

kurangnya 100 x 100 depa (lebih kurang 2,5 hektar) harus ditinggalkan dan

Page 15: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

[12]

dijaga oleh seluruh warga masyarakat agar terhindar dari pengrusakan atau

kebakaran. Bagian yang dijaga ini disebut dengan pukung tajahan.

Pahewan: Areal hutan yang dianggap angker, tempat bersemayam roh-roh

jahat (Nyaring Panyaraya, Bahutai Karungkup, Kamiak, Kalabawai dan

sabagainya).

Tawun Elai: Kawasan hutan yang dijadikan tempat membuang sial, dahiang

(firasat buruk) ketika seseorang atau sekelompok orang akan melakukan

perjalanan jauh, merantau atau setelah dari perantauan. Tawun elai juga

dijadikan tempat melokalisir roh-roh jahat dari kawasan hutan yang dijadikan

pemukiman atau tempat berladang, melalui suatu acara ritual. Kawasan

Pahewan dan tawun elai adalah hutan yang dilindungi, tidak boleh dirambah

atau dirusak, karena keyakinan masyarakat adat jika kawasan ini dirusak maka

roh-roh jahat yang bersemayam di situ akan gentayangan dan mengganggu

kehidupan manusia.

Sedangkan istilah-istilah tata ruang tradisional di perairan antara lain adalah:

Sungei: Sungai besar, baik yang bermuara di laut atau sungai induk yang

lebih besar atau dalam Bahasa Dayak Ngaju disebut batang danum.

Anak sungei: Cabang atau simpang sungai yang agak lebar dan bermuara

pada sungai induk. Anak sungai atau simpang sungai tersebut biasanya

terdapat sumber daya alam (ikan) yang menjadi tempat masyarakat adat

mempertahankan kelangsungan hidup. Setiap anak sungai mempunyai nama

yang diambil dari nama orang pertama yang menemukan atau bermukim

disitu (misalnya Sungei Murad, Sungei Bapa Pulen) dsb, nama tumbuhan

yang dominan (Sungei Bakung, Sungei Rasau, Sungei Kahui) dsb, atau

ditandai dengan suatu benda oleh pengelolanya (misalnya Sungei Timba,

Sungei piring, Sungei Mangkok dsb). Anak sungai atau simpang sungai yang

dikelola oleh seseorang atau sekelompok masyarakat adat, hak

pengelolaanyna diakui dan dilindungi oleh hukum adat Dayak, dan kepada

pengelola baik perorangan maupun kelompok bersama dapat diberikan

keterangan Hak Pengelolaan secara tertulis oleh Damang Kepala Adat atau

Tetua Kampung.

Saka: Anak sungai kecil yang bermuara pada sungai induk atau pada anak

sungai (simpang sungai), biasanya saka dijadikan tempat memasang alat

menangkap ikan tradisional (tukung, buwu, pikat, tampirai, takalak) dsb. Saka

juga mempunyai nama tertentu sama dengan anak sungei.

Page 16: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

[13]

Tatas: Kanal buatan yang dibuat untuk menghubungkan suatu tempat atau

dibuat untuk jalur tranportasi/angkutan hasil bumi dari suatu tempat ke

tempat lain. Pemilik tatas berhak memungut jasa pengelolaan dari setiap

orang yang memanfaatkan tatas sebagai sarana transportasi atau tempat

berusaha. Tatas yang dibuat oleh sesorang yang bermuara pada sungai atau

anak sungai yang dikelola oleh seseorang atau sekelompok orang terdahulu,

maka sepertiga dari jasa hak pengelolaan tatas menjadi hak pengelola sungai

tempat bermuara tatas tersebut. Tatas yang bermuara pada sungai besar

(batang danum), jika ditinggalkan oleh pemiliknya selama tiga tahun

berturut-turut, maka hak pengelolaan atau pemanfaatannya menjadi hak

bersama masyarakat adat setempat. Tatas yang bermuara pada sungai atau

anak sungai seperti tersebut pada pasal 17 ayat (3) dan ayat (4) jika

ditinggalkan oleh pemiliknya selama satu tahun berturut-turut, maka hak

pengelolaan atas tatas tersebut sepenuhnya jatuh kepada pengelola sungai

induknya. Hak pengelolaan tatas hanya terbatas mengelola dan

memanfaatkan tatas saja selama yang pemiliknya melakukan kegiatan usaha

di tatas tersebut, sedangkan tanah atau hutan disekitarnya bukan haknya.

Baruh/talaga: Danau alam kecil yang mengandung potensi sumber daya alam

yang menjadi salah satu sumber kehidupan masyarakat adat. Biasanya

mempunyai nama yang berasal dari nama penemunya yang pertama kali atau

nama tokoh yang turun temurun bermukim di sekitar danau itu, atau dari

nama tumbuhan, dan dari nama jenis ikan yang dominan di baruh/talaga

tersebut.

Tasik: Baruh/talaga yang lebih luas, dalam istilah umum adalah danau di

tengah hutan atau di bantaran sungai yang mempunyai ciri-ciri dan nama-

nama tertentu seperti baruh atau talaga. Ada danau yang dikelola oleh

kelompok ahli waris dan ada juga yang dikelola oleh seluruh warga dari

beberapa kampung terdekat secara bersama-sama, dan turun temurun.

Penguasaan baruh, talaga, tasik (danau) hanya terbatas pada mengelola,

bukan hak milik, tetapi pengelolaan yang telah dilakukan turun temurun

diakui dan dilindungi oleh hukum adat Dayak, dan kepada pengelola dapat

diberikan keterangan hak pengelolaan tertulis oleh Damang Kepala Adat atau

Tetua Kampung. Beberapa talaga, tasik (danau) yang terkenal di Kalimantan

Tengah antara lain; Danau Sanggu di Kabupaten Barito Selatan, Danau (Tasik)

Sembuluh di Kabupaten Seruyan, Danau (Tasik) Payawan, Kamipang,

Page 17: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

[14]

Jalanpangen di Kabupaten Katingan, dan Danau Tundai di Kota Palangka

Raya.

Tata ruang yang diuraikan tersebut di atas menunjukkan pola pengelolaan sumber

daya alam tradisional oleh masyarakat Dayak di Kalimantan Tengah. Tampak bahwa

kehidupan masyarakat Dayak tidak dapat dilepaskan dari sumber daya alam di

sekitarnya, baik berupa lahan tempat berladang, hutan, dan perairan. Pola kehidupan

seperti ini yang disebut dengan nature-based communities. Ciri-cirinya adalah

pemanfaatan lahan hutan secara ekstensif terpencar-pencar satu sama lain untuk

bertani, yang perlu dijaga wilayah dan aksesnya. Masyarakat ini juga memerlukan

integrasi sosial agar kegiatan pertanian dapat diatur pelaksanaannya untuk

pertukaran tenaga antar keluarga, sampai dengan penjagaan tanaman dari serangan

hama. Oleh karena itu, rusaknya keseimbangan (pertanian skala kecil, wilayah yang

aman, jaminan akses, dan integrasi sosial) dapat meruntuhkan masyarakat secara fisik

dan sosial, yang mengakibatkan rusaknya kekuatan sosial Sistem Kalimantan.34

Istilah Sistem Kalimantan digunakan untuk menggambarkan karakteristik lingkungan

alam dan karakteristik sosial di Kalimantan, khususnya di Kalimantan Barat dan

Kalimantan Tengah. Bila karakteristik sosial sudah digambarkan di bagian depan,

maka karakteristik lingkungan alam di Kalimantan Tengah adalah sebagai berikut:35

Lahan yang subur dan datar di hanya sebesar 8% dari luas daerah.

Kawasan yang cocok untuk lahan pertanian intensif, seperti perkebunan,

sangat terbatas hanya 19%.

Lahan yang memerlukan konservasi sangat luas, terdiri dari daerah rawa

gambut, tanah asam sulfat, tanah berpasir dan lahan yang sangat curam.

Kawasan-kawasan tersebut meliputi 59% wilayah.

Kualitas air sungai dan air tanah pada umumnya asam, khususnya di kawasan

pantai dan dataran rendah karena adanya daerah rawa gambut yang sangat

luas.

Sistem alam tiap-tiap daerah aliran sungai didukung oleh berbagai unsur

yang saling berkaitan satu sama lain. Rusaknya sebagian sistem alam tersebut

34

Japan International Cooperation Agency (JICA) & Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, The Development Study on Comprehensive Regional Development Plan for The Western Part of Kalimantan, SCRDP – KALTENGBAR, Final Report Vol. 2, 1999, hal 4 – 3. 35

JICA & Bappenas, hal. 4 – 2.

Page 18: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

[15]

akan menimbulkan kerusakan dan tidak berfungsinya bagian-bagian lain dari

daerah aliran sungai tersebut.

Secara khusus, sumber daya lahan di Kalimantan Tengah dapat dilihat dalam tabel

sebagai berikut:36

Zona Keterangan Ciri-ciri Vegetasi asli Km2 %

1. Lahan subur yang. dpt.

ditanami segala jenis tanaman

Tekstur tanah cukup

lembut, rata

Hutan dipterokarpus

dataran rendah

3.349 2

2. Lahan subur yang. dpt.

ditanami berbagai jenis

tanaman, kecuali padi

Tekstur tanah cukup

lembut, rata

Hutan dipterokarpus

dataran rendah

6.125 4

3. Lahan subur yang. dpt.

ditanami tanaman keras

Tekstur tanah cukup

lembut, landai (9-

25%)

Hutan dipterokarpus

dataran rendah

23.336 15

4. Lahan subur yang. dpt.

ditanami tanaman keras,

cukup cocok untuk

perkebunan kelapa sawit

Curam (16-40%) Hutan dipterokarpus

dataran rendah

17.511 11

5. Lahan subur yang. dpt.

ditanami padi sawah

Tekstur tanah

lembut, endapan

sungai, rata

Hutan rawa air-tawar 8.802 6

6. Lahan gambut Rata Hutan rawa gambut 45.536 30

7. Tanah asam sulfat Sangat asam, rata Hutan bakau 1.657 1

8. Tanah berpasir Asam, tidak subur,

tekstur tanah kasar

Padang belukar

terbuka

18.769 12

9. Lahan dengan kemiringan

terjal

Asam, sangat curam

(> 40%)

Hutan dipterokarpus

dataran rendah

22.908 15

10. Pasir pantai Pasir - 813 1

Subtotal 147.993 96

Sungai 6.114 4

Total 154.107 100

Hubungan kehidupan masyarakat Dayak di Kalimantan Tengah dengan sumber daya

alam juga dapat dilihat dari hasil Ekspedisi LIPI di kawasan Pegunungan Muller, yakni

di Desa Tumbang Naan. Dalam penelitian terungkap bahwa dari 400 jenis tumbuh-

36

JICA & Bappenas, hal. 3 – 11.

Page 19: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

[16]

tumbuhan untuk bahan bangunan, bahan bangunan, bahan pangan, dan bahan baku

untuk membuat peralatan penunjang kehidupan hutan, hanya 50 jenis saja yang

dibudidayakan.37 Artinya, 87,5% jenis tumbuhan yang dimanfaatkan oleh warga Desa

Tumbang Naan diambil dari habitat aslinya di hutan.

Penelitian lain yang dilaksanakan pada tahun 2007 di sebelas desa di Kecamatan

Kamipang dan Mendawai di Kabupaten Katingan mengungkap pemanfaatan 183

jenis tumbuhan oleh masyarakat setempat untuk pengobatan dan perawatan

kesehatan. Dari jumlah tersebut, bahan-bahan obat dari 43% jenis tumbuhan

dikumpulkan dari hutan di sekitar desa. Pengetahuan akan tumbuhan berkhasiat

obat diperoleh secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi lainnya.

Pengobatan tradisional menggunakan tumbuhan obat merupakan pengobatan

alternatif bagi masyarakat karena obat-obatan modern seringkali menimbulkan efek

samping dan belum tentu tersedia di desa. Biaya yang tinggi dari pengobatan

modern juga merupakan faktor penyebab lainnya untuk mempertahankan

penggunaan tumbuhan obat.38

Mengenai pemanfaatan bahan tambang oleh masyarakat di Kalimantan Tengah tidak

banyak referensi yang didapat. Namun, Tjilik Riwut sedikit menggambarkan aktivitas

masyarakat dalam menambang intan dan emas, dua komoditas yang ditambang

secara tradisional sejak jaman dulu. Secara cukup rinci Tjilik menggambarkan proses

penambangan intan dengan menggunakan alat-alat tradisional, seperti penggudau,

linggis, tirak, angkatan, ayakan, dan lingganan. Disebutkan bahwa “jika nasib jelek

intan tidak didapat, tetapi emas pasti didapat yang hasilnya lumayan juga untuk

menutup ognkos membeli rokok untuk bekerja”.39 Kemungkinan penambangan

emas di Kalimantan dipicu oleh pendatang dari Cina yang menambang cebakan

emas aluvial pada abad ke-4 Masehi.40

37

Pegunungan Muller: Warisan Dunia di Jantung Kalimantan, Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor, 2005. 38

Laporan Penelitian Pengobatan dengan Tumbuhan untuk Manusia: Studi dari Sebelas Desa di Taman Nasional Sebangau, Kalimantan Tengah, Bidang Botani Puslit Biologi – LIPI, WWF Indonesia, 2007. 39

Tjilik, hal. 31-32. 40

Sabtanto Joko Suprapto, Tinjauan Tentang Cebakan Emas Aluvial di Indonesia dan Potensi Pengembangan.

Page 20: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

[17]

1.3. Pengelolaan Sumber Daya Alam Setelah Kemerdekaan Indonesia

Era baru dalam pemanfaatan sumber daya alam secara besar-besaran dan modern

perkembangannya dimulai dengan ditetapkannya Undang-Undang Pokok Kehutanan

No. 5 tahun 1967, Undang-Undang No. 1 tahun 1967 mengenai Penanaman Modal

Asing dan Undang-Undang No. 6 tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam

Negeri. Ketiga Undang-Undang itulah yang mendasari dan menjadi landasan bagi

pengelolaan hutan di Kalimantan Tengah khususnya dan Indonesia umumnya, yang

ditandai dengan adanya pemanfaatan hutan dalam bentuk Hak Pengusahaan Hutan

(HPH) dan Hak Pemanfaatan Hasil Hutan (HPHH), serta berkembangnya industri yang

mengolah produk hasil hutan (sawmill, plywood, blackboard, particle board, chipmill,

pulpmill dan sebagainya). Perlu dicatat bahwa industri kayu sudah dimulai pada

tahun 1969, sedangkan Penunjukan Areal Hutan di Wilayah Provinsi Kalimantan

Tengah baru dilakukan melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor

759/Kpts/Um/10/1982. Surat Keputusan ini menetapkan kawasan hutan di

Kalimantan Tengah seluas 15.300.000 hektar (yang kemudian dikenal sebagai Tata

Guna Hutan Kesepakatan tahun 1982), dan hanya menyisakan 0,42% wilayah provinsi

untuk Areal Penggunaan Lain. Dari wilayah yang ditetapkan sebagai kawasan hutan,

90% untuk Hutan Produksi dan sisanya untuk Kawasan Lindung.

Produksi kayu di Kalimantan Tengah mencapai puncaknya di awal Pelita V, yakni

antara tahun 1989 hingga 1990, dimana terdapat 117 perusahaan pemegang HPH

yang beroperasi dan memproduksi 4.830.638 m3 kayu bulat.41 Setelah itu jumlah

perusahaan pemegang HPH terus menurun. Kebanyakan mengikuti berakhirnya

masa produksi izin yang dipegang. Namun produksi kayu tidak menyurut, karena

pembalak liar bergantian masuk ke lokasi-lokasi yang ditinggalkan oleh perusahaan

pemegang HPH. Tahun 1998, ketika krisis moneter melanda, nilai Dollar Amerika

Serikat naik dan mendongkrak harga komoditas ekspor seperti kayu.

41

Sumber data Awal Pelita I – Awal Pelita V dari http://www.kalteng.go.id/INDO/kehutanan_kondisi.htm; sedangkan data tahun 2000 – 2008 dari Statistik Dinas Kehutanan Kalimantan Tengah 2008.

Page 21: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

[18]

Tahun 2000 jumlah HPH sudah menurun tajam. Data kehutanan tahun 2002

menunjukkan adanya sekitar 3,5 juta hektar areal Hutan Produksi dan Hutan Produksi

Terbatas yang telah terbebas dari HPH.42 Areal hutan yang ditinggalkan menjadi

terlantar, statusnya “no man’s land” untuk sementara dan mempermudah masuknya

pembalak liar.

Setelah sekitar tiga tahun beroperasi secara bebas, para pembalak liar kemudian

ditertibkan melalui Instruksi Presiden nomor 5 tahun 2001 tentang Pemberantasan

Penebangan Kayu Illegal (Illegal Logging) dan Peredaran Hasil Hutan Illegal di

Kawasan Ekosistem Leuser Dan Taman Nasional Tanjung Puting. Peraturan yang

muncul karena kritikan terhadap pembiaran penjarahan dua Taman Nasional besar

itu kemudian dikembangkan dan diterapkan secara meluas di Indonesia. Dengan

demikian sudah saatnya hutan yang habis ditebang ini ditinggalkan kembali untuk

kedua kalinya. Pertama oleh perusahan pemegang HPH, dan kini oleh illegal loggers

yang mencoba menikmati sisa-sisa kayu yang masih laku dijual.

Sebagian besar lahan hutan yang menjadi “lahan tidur” ini berada di dataran rendah,

yang merupakan daerah hilir sungai-sungai yang mengalir dari arah utara ke selatan

42

Diolah dari Data dan Informasi Kehutanan Propinsi Kalimantan Tengah, Pusat Inventarisasi dan Statistik Kehutanan, Badan Planologi Kehutanan, Departemen Kehutanan, 2002.

0

1

2

3

4

5

0

20

40

60

80

100

120

Pro

du

ksi K

ayu

Bu

lat

(ju

ta m

3 )

Jum

lah

HP

H

Perkembangan HPH & Produksi Kayu Bulat di Kalimantan Tengah

Jumlah HPH Produksi Kayu Bulat

Page 22: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

[19]

di Kalimantan Tengah. Lahan dataran rendah seperti ini cocok untuk perkebunan,

sehingga perusahaan-perusahaan kemudian meminta izin untuk membuka “lahan

tidur” yang secara resmi status lahannya masih dalam kawasan hutan ini untuk

menjadi perkebunan.

Era produksi kayu mulai surut, dan digantikan dengan era perkebunan. Pelepasan

Kawasan Hutan untuk perkebunan pertama kali di Kalimantan Tengah terjadi pada

tahun 1986. Menteri Kehutanan, waktu itu, melepaskan 5.000 hektar hutan di

perbatasan Kabupaten Barito Utara dan Barito Selatan untuk perkebunan karet (PTP

Nusantara XIII) dengan pola PIR SUS. Untuk BUMN yang sama juga diterbitkan SK

Pelepasan Kawasan Hutan tahun 1987 di Kabupaten Kotawaringin Barat, seluas

25.102 hektar. PT Antang Ganda Utama tercatat sebagai perusahaan swasta yang

pertama kali memperoleh SK Pelepasan Kawasan Hutan, yakni pada tahun 1992

untuk areal perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Barito Utara seluas 17.725 hektar.

Hingga tahun 2008 telah dilepaskan 821.132 hektar kawasan hutan di Kalimantan

Tengah untuk 75 izin perkebunan kelapa sawit (94,7%) dan karet (5,3%).43 Data

terbaru untuk tahun 2013 menunjukkan luas areal perkebunan besar swasta kelapa

sawit sebesar 1.115.824 hektar, sedangkan perkebunan rakyat seluas 188.301,5

hektar. Untuk perkebunan karet yang dikelola perkebunan besar swasta seluas 7.910

hektar, sedangkan perkebunan rakyat luasnya 429.904,1 hektar.44

Ada beberapa jenis perizinan yang diperlukan untuk membuka perkebunan di

kawasan hutan. Biasanya didahului dengan Persetujuan Prinsip Arahan Lokasi,

kemudian Izin Lokasi, Izin Usaha Perkebunan, Pelepasan Kawasan Hutan, dan diakhiri

dengan Hak Guna Usaha. Persetujuan Prinsip Arahan Lokasi (PPAL) adalah semacam

rekomendasi bahwa suatu perusahaan diperbolehkan membuka perkebunan di

wilayah administrasi tertentu. Gubernur Kalimantan Tengah, melalui SK No. 154

tahun 2004 menegaskan perlunya persetujuan prinsip/rekomendasi/arahan lokasi

dari Gubernur atau Bupati/Walikota dan instansi terkait sebagai satu syarat untuk

memperoleh Izin Usaha Perkebunan (Pasal 9 ayat 4). Akumulasi luas Persetujuan

43

Data Perkembangan Pembangunan Perkebunan Besar Provinsi Kalimantan Tengah, Per Desember 2008, Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah, 2009. 44

Statistik Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah Angka Sementara Tahun 2013, Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah, April 2013, hal. 1.

Page 23: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

[20]

Prinsip Arahan Lokasi yang diberikan untuk perkebunan besar swasta, koperasi, dan

kelompok tani hingga tahun 2008 dapat dilihat pada grafik di bawah ini:45

Data pada bulan Desember 2008 menunjukkan adanya 340 izin pada berbagai

tingkat (mulai dari Persetujuan Prinsip Arahan Lokasi hingga Hak Guna Usaha) untuk

331 perkebunan besar swasta, koperasi, dan kelompok tani. Dari data tersebut baru

147 unit perusahaan yang sudah operasional. Jenis-jenis badan usaha yang telah

memperoleh izin sampai dengan tahun 2008 dapat dilihat pada grafik di bawah ini:

45

Data Perkembangan Pembangunan Perkebunan Besar Provinsi Kalimantan Tengah, Per Desember 2008, Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah, 2009.

0

500.000

1.000.000

1.500.000

2.000.000

2.500.000

3.000.000

3.500.000

4.000.000

4.500.000

He

ktar

Akumulasi Persetujuan Prinsip Arahan Lokasi Perkebunan Perusahaan

Besar, Koperasi & Kelompok Tani

Karet Kelapa Sawit

Page 24: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

[21]

Tidak hanya usaha perkebunan yang berkembang setelah usaha perkayuan surut,

namun pertambangan juga berkembang pesat. Sebelum era otonomi daerah, lebih

banyak permohonan izin Kontrak Karya (KK) dan Perjanjian Karya Pengusahaan

Pertambangan Batubara (PKP2B). Sedangkan setelah otonomi diberlakukan,

permohonan izin Kuasa Pertambangan (KP) yang mendominasi.

Izin pertambangan yang pertama di Kalimantan Tengah diberikan kepada PT Indo

Muro Kencana pada tahun 1985, dalam bentuk Kontrak Karya untuk eksplorasi emas.

Sampai dengan tahun 1987 telah dikeluarkan 11 izin Kontrak Karya, dan semuanya

untuk eksplorasi emas. Pada tahun yang sama PKP2B mulai dikeluarkan, yang hingga

tahun 2007 jumlahnya mencapai 18 izin. Sedangkan izin dalam bentuk KP mulai

dikeluarkan tahun 1999, yang sampai dengan tahun 2008 tercatat mencapai jumlah

428 izin.46

46

Semua data pertambangan diolah dari Data Base Perizinan Sektor Ekonomi (Kehutanan, Pertambangan, Perkebunan) Kalimantan Tengah Tahun 2008, Biro Administrasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam, Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Tengah , 2008. Data untuk KP per 15 September 2008, sedangkan data untuk KK dan PKP2B per 15 Agustus 2008.

Perseroan Terbatas; 284;

94%

Koperasi; 16; 5%

Kelompok Tani; 2; 1%

Jenis badan usaha perkebunan tahun 2008

Page 25: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

[22]

Dari tahapan pembangunannya, sampai dengan tahun 2008 sudah ada 21% izin

pertambangan yang melaksanakan produksi (eksploitasi). Sedangkan sebagian besar,

75% masih dalam tahap eksplorasi.

Sedangkan dari jenis perusahaannya, sebagian besar perizinan pertambangan

diberikan kepada perusahaan dalam bentuk Perseroan Terbatas (PT). Namun ada 2%

izin pertambangan yang diberikan kepada koperasi.

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

Akumulasi Izin Perusahaan Tambang di Kalimantan Tengah

KK PKP2B KP

Eksplorasi; 319; 75%

Konstruksi; 6; 2%

Eksploitasi; 91; 21% Pengangkutan & Penjualan; 9; 2%

Perkembangan pembangunan pertambangan tahun 2008

Page 26: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

[23]

Jenis bahan yang menjadi sasaran pertambangan di Kalimantan Tengah pada tahun

2008 sudah sangat beragam. Sebagian besar (57%) menyasar batubara, zircon di

urutan kedua (25%), emas masih menjadi favorit di urutan ketiga (8%), dan bijih besi

di urutan keempat (7%).

Zircon mulai marak ditambang sejak tahun 2005, ketika ada permintaan ekspor ke

Cina. Tadinya, limbah tambang yang biasanya ditemui ketika menambang emas—

dan dalam bahasa lokal disebut puya, dibiarkan saja di bekas-bekas penambangan

emas. Lokasi penambangan puya favorit di Kalimantan Tengah adalah di lokasi bekas

PT; 370; 87%

CV; 48; 11%

Koperasi; 7; 2%

Jenis badan usaha pertambangan tahun 2008

Batu Gamping 0%

Batubara 57%

Batubara & Intan 0%

Batubara & Pasir Kuarsa

0%

Batubara & Zircon 1%

Bijih Besi 7% Emas

8%

Intan 0% Logam

1% Pasir Kuarsa

1%

Zircon 25%

Zircon & Bijih Besi 0%

Zircon & Galena 0%

Jenis bahan yang ditambang tahun 2008

Page 27: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

[24]

tambang PT Ampalit Mas Perdana di dekat Kereng Pangi, Kabupaten Katingan.

Karena luasnya, lokasi ini dapat dilihat dari citra Landsat.

1.4. Perkembangan Perekonomian Kalimantan Tengah

Sumber data perekonomian Kalimantan Tengah yang cukup lengkap ternyata cukup

sulit diperoleh. Data tentang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang tersedia

mulai dari tahun 1996, dan yang terbaru untuk tahun 2010. Produk Domestik

Regional Bruto pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh

seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang

dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi pada suatu daerah.

Sedangkan PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan

jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun berjalan. Dari data yang tersedia

Page 28: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

[25]

terlihat bahwa PDRB Kalimantan Tengah dari tahun ke tahun mengalami peningkatan

yang stabil.47

Bila dilihat dari perkembangannya dari tahun ke tahun, rata-rata sejak tahun 1999

PDRB mengalami peningkatan berkisar antara 0,10% sampai dengan 0,15% setiap

tahunnya. Kenaikan PDRB pernah mencapai lebih dari 0,3% dari tahun 1997 ke 1998.

Kemungkinan akibat devaluasi nilai Rupiah terhadap mata uang asing, sehingga

komoditas ekspor dari Kalimantan Tengah (seperti karet dan kayu) nilainya

meningkat tajam.

Karena PDRB merupakan kontribusi produksi dari berbagai jenis usaha, kontribusi

sektoral terhadap PDRB Kalimantan Tengah perkembangannya dapat dilihat pada

grafik di bawah ini:

47

Diolah dari empat sumber, yakni: (i) Pendapatan Regional Kalimantan Tengah 1993-2000, Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Tengah; (ii) Pendapatan Regional Kalimantan Tengah 2000-2004, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah & Badan Pusat Statistik Provinsi kalimantan Tengah; (iii) Statistik Ekonomi Keuangan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah, Vol. 8 No. 12, Desember 2008, Kelompok Kajian Statistik dan Survei, Bank Indonesia; dan (iv) Produk Domestik Regional Bruto Kalimantan Tengah 2008-2010, Badan Pusat Statistik Indonesia.

0

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

35.000

40.000

45.000

1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Mily

ar R

up

iah

Produk Domestik Regional Bruto Kalimantan Tengah (atas dasar harga berlaku)

Page 29: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

[26]

Sebagaimana dibahas di bagian depan, sektor kehutanan yang menjadi primadona

sampai tahun 1999 cenderung merosot kontribusinya dari tahun ke tahun. Sektor

perdagangan besar dan eceran secara konsisten memberikan kontribusi paling besar

untuk PDRB Kalimantan Tengah. Tanaman perkebunan sempat meningkat tajam

kontribusinya sampai tahun 2002, namun kemudian menurun sejak tahun 2006 dan

mulai naik lagi di tahun 2010. Sedangkan sektor pertambangan non-migas mulai

bangkit sejak tahun 2002 dan terus meningkat. Disayangkan bahwa sektor tanaman

bahan pangan dan perikan cenderung menurun dari tahun ke tahun.

Produk domestik erat kaitannya dengan nilai ekspor, karena sebagian besar

komoditas dari Kalimantan Tengah dijual keluar daerah. Berikut grafik nilai ekspor

dari komoditas utama dari Kalimantan Tengah:48

48

Data diolah dari sumber yang diterbitkan oleh Kelompok Kajian Statistik dan Survei, Bank Indonesia, yakni: (i) Statistik Ekonomi Keuangan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah, Desember 2001; (ii) Statistik Ekonomi Keuangan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah, Desember 2006; (iii) Statistik Ekonomi Keuangan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Vol. 8 No. 12 (Desember 2008); (iv) Statistik Ekonomi Keuangan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah, Vol. 9 No. 10 (Oktober 2009); dan (v) Statistik Ekonomi Keuangan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah (http://www.bi.go.id/sekda/62/62-III02-072013.zip).

Tanaman Perkebunan

Pertambangan Non-Migas

Kehutanan

Perdagangan Besar & Eceran

Jasa Administrasi, Pemerintahan &

Pertahanan

Perikanan

Tanaman Bahan Makanan

0%

5%

10%

15%

20%

25%

1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Kontribusi Beberapa Jenis Usaha Utama dalam PDRB Kalimantan Tengah

Page 30: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

[27]

Senada dengan kontribusi sektoral, kayu hasil kehutanan dan produk dari kayu terus

menurun nilai ekspornya. Batubara menanjak nilai ekspornya sejak tahun 2008.

Produk perkebunan karet sempat menjadi primadona di tahun 2004, namun

kemudian terus menurun. Sedangkan crude palm oil (CPO) sebagai produk

perkebunan kelapa sawit, dan termasuk dalam kategori minyak dan lemak nabati,

menanjak terus nilai ekspornya sejak tahun 2002 tetapi juga menurun sejak tahun

2009.

Barang Kayu & Gabus

Kayu & Gabus

Karet Mentah, Sintetis & Pugaran

Minyak & Lemak Nabati

Batubara, Kokas & Briket

Bijih & Sisa-sisa Logam

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Prosentase Nilai Ekspor Non-Migas Utama Provinsi Kalimantan Tengah

Page 31: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

[28]

BAB 2. PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN:

SEJARAH & IMPLEMENTASINYA

2.1. Sejarah & Implementasi Pembangunan Berkelanjutan di Dunia

Manusia memerlukan berbagai jenis bahan untuk melangsungkan kehidupannya,

mulai dari bahan pangan, bahan untuk membuat pakaian, bahan untuk membuat

bangunan, bahan-bahan untuk membuat peralatan pendukung kehidupannya

(berbagai jenis logam, mineral, getah, kaca, permata, dlsb.), sumber energi (untuk

mengolah makanan, penerangan, menghangatkan atau mendinginkan ruangan,

mengolah peralatan pendukung, dlsb.), dan lahan untuk tempat tinggal, perkantoran,

bertani dan beternak. Semua bahan dasar itu sudah tersedia di alam, tidak ada satu

pun yang diciptakan manusia. Orang hanya perlu mencari, menemukan, dan

mengolahnya menjadi segala sesuatu yang diperlukan untuk menunjang kehidupan,

mempermudah kehidupan, dan juga untuk hiburan. Kebutuhan akan bahan-bahan

alam tidak sama antara satu peradaban dengan peradaban yang lainnya, namun

yang jelas sumber dari bahan-bahan alam sampai saat ini hanya satu, yaitu: bumi.

Mungkin di masa depan orang bisa mengambil bahan-bahan tambang dari bulan

atau planet lain, namun saat ini hanya bumi yang menyediakan segala keperluan

manusia.

Beberapa jenis sumber daya bisa dibudidayakan (seperti bahan makanan, kayu,

bambu, rotan, dlsb.), sehingga bisa terus ada sepanjang manusia mau

membudidayakannya. Sumber daya seperti ini disebut dengan sumber daya

terbarukan. Namun budidaya juga dibatasi dengan lahan yang cocok untuk bertani

dan beternak. Selain itu kesesuaian dan kesuburan lahan menentukan produktivitas

budidaya. Dengan akalnya, manusia menciptakan teknologi yang memungkinkan

untuk melakukan budidaya di tempat yang dulunya tidak mungkin (misalnya di

padang pasir), dan juga untuk meningkatkan produktivitas di lahan yang kurang

sesuai (dengan pupuk, pengairan, dlsb.). Namun, tentunya diperlukan bahan dan

energi tambahan untuk mendukung teknologi yang diperlukan.

Page 32: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

[29]

Kebalikan dari sumber daya terbarukan adalah sumber daya yang tidak terbarukan,

dimana sekali diambil tidak dapat ditumbuhkan lagi. Contohnya adalah logam,

mineral, dan bahan bakar fosil seperti minyak, batubara, dlsb. Bahan bakar fosil

sebenarnya bisa terbentuk lagi, namun memerlukan waktu ribuan tahun dan menjadi

tidak terbarukan dalam skala umur manusia.

Selain menyediakan bahan-bahan keperluan untuk manusia, bumi juga masih

menaggung tugas satu lagi: menyerap, mengolah dan menetralisir limbah hasil

kegiatan manusia. Teknologi untuk membuang limbah ke ruang angkasa masih

terbilang mahal, dan memerlukan banyak bahan bakar. Saat ini tidak ada pilihan lain

kecuali menempatkan limbah tetap di bumi. Secara alamiah beberapa jenis limbah,

terutama yang organik, bisa terurai dan kembali menjadi bahan alam. Namun,

banyak juga limbah yang tidak bisa diolah oleh alam dan berpotensi membahayakan

kehidupan manusia itu sendiri. Misalnya, limbah nuklir dan limbah kimia beracun.

Kembali dengan akal-budinya, manusia bisa mengolah limbah agar tidak

membahayakan hidupnya sendiri dan merusak alam. Namun, sekali lagi, diperlukan

bahan dan energi tambahan untuk mengolah limbah.

Manusia bisa merekayasa, baik dalam bentuk teknologi maupun kebijakan, namun

tidak bisa menciptakan sumber daya alam. Sedangkan kemampuan bumi untuk

menyediakan sumber daya dan menyerap limbah sebenarnya terbatas. William

Godwin adalah orang pertama yang menyadari bahwa ada batasan jumlah manusia

yang bisa didukung oleh bumi. Pada tahun 1820 Godwin menerbitkan artikel Of

Population, dimana disebutkan jumlah 9 milyar orang sebagai batas populasi yang

bisa didukung oleh sumber daya yang ada di bumi. Konsep keterbatasan daya

dukung dalam skala lebih kecil diterapkan di Australia pada abad ke-19, dimana

pemerintah menetapkan tarif sewa dan pajak pada penggembalaan berdasarkan

jumlah ternak yang bisa dipelihara di dalamnya. Artinya diatur keseimbangan antara

persediaan pakan dengan jumlah ternak yang bisa digembalakan secara terus-

menerus di suatu tempat. Pembatasan juga diberlakukan untuk mengatur jumlah

binatang liar yang boleh diburu di Amerika Serikat pada tahun 1920-1930an.49

Secara khusus, pada tahun 1968, Garrett Hardin menyoroti masalah pertumbuhan

populasi manusia, yang kemudian dikaitkan dengan penggunaan sumber daya alam

dan polusi. Hardin menyampaikan bahwa akses bebas dan permintaan tak terbatas

49

Nathan F. Sayre, The Genesis, History, and Limits of Carrying Capacity, Annals of the Association of American Geographers, 98: 1, 2008, hal. 120-134.

Page 33: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

[30]

atas sumber daya yang terbatas akhirnya mengurangi sumber daya melalui

pemanfaatan yang berlebihan, dalam untuk sementara maupun permanen. Hal ini

terjadi karena keuntungan dari pemanfaatan bertambah untuk perorangan atau

kelompok, yang masing-masing termotivasi untuk memaksimalkan pemanfaatan

sumber daya sampai pada keadaan dimana mereka tergantung pada sumber daya

tersebut, sedangkan biaya pemanfaatan ditanggung oleh semua orang kepada siapa

sumber daya tersedia (yang mungkin jumlahnya lebih banyak daripada kelompok

yang memanfaatkannya). Kondisi ini menyebabkan permintaan terhadap sumber

daya tersebut meningkat, yang pada gilirannya memicu pemanfaatan yang lebih

besar lagi hingga sumber dayanya runtuh (bahkan jika sumber dayanya memiliki

kemampuan untuk pulih kembali). Kecepatan deplesi, atau penipisan, sumber daya

dipengaruhi oleh tiga faktor, yakni: jumlah konsumen yang menginginkan sumber

daya yang bersangkutan, tingkat konsumsinya, dan kemampuan sumber daya itu

untuk pulih kembali.50

Pada tahun yang sama dengan terbitnya artikel Hardin, Club of Rome didirikan oleh

Aurelio Peccei dan Alexander King. Dimaksudkan sebagai sekelompok warga dunia

yang berbagi keprihatinan bersama bagi masa depan umat manusia. Kelompok ini,

dengan dukungan dana dari Volkswagen Foundation, mensponsori empat ilmuwan

untuk menulis laporan berjudul Limits to Growth yang diterbitkan tahun 1972.

Tujuannya tidak untuk membuat prediksi spesifik, tapi untuk menggali kemungkinan-

kemungkinan bagaimana pertumbuhan eksponensial berinteraksi dengan sumber

daya yang terbatas. Karena ukuran sumber daya tidak diketahui maka hanya perilaku

umum yang dapat dieksplorasi, yakni: jumlah penduduk dunia, industrialisasi, polusi,

produksi bahan pangan dan penipisan sumber daya. Para penulisnya bermaksud

untuk menjajaki kemungkinan pola umpan balik yang berkelanjutan, dengan

mengubah kecenderungan pertumbuhan di antara lima variabel tersebut di bawah

tiga skenario. Dua skenario menunjukkan runtuhnya sistem global pada paruh kedua

abad ke-21, sedangkan skenario yang ketiga menunjukkan dunia yang stabil.51

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyelenggarakan Konferensi tentang

Lingkungan Manusia di Stockholm tahun 1972. Hasilnya adalah sebuah deklarasi,

yang pada intinya menyatakan bahwa: “semakin banyak bukti yang menunjukkan

50

Garrett Hardin, The Tragedy of the Commons, Science, Vol. 162, 1968, hal. 1243-1248. 51

Donella H. Meadows, Dennis L. Meadows, Jørgen Randers, William W. Behrens III, The Limits to Growth: A Report for The Club of Rome’s Project on the Predicament of Mankind, New York: Universe Books, 1972.

Page 34: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

[31]

kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan manusia di berbagai tempat:

polusi air, udara, tanah, dan makhluk hidup pada tingkat yang berbahaya; gangguan

yang tidak diharapkan terhadap keseimbangan ekologi biosfer; kerusakan dan

penipisan sumber daya yang tidak tergantikan; dan secara umum penurunan kualitas

yang membahayakan kesehatan fisik, mental dan sosial dalam lingkungan buatan

manusia, khususnya di permukiman dan tempat kerja”.52

Selama periode tahun 1970-an, orang-orang di negara maju mulai menjadi lebih

sadar tentang isu-isu lingkungan yang berasal dari industrialisasi dan pertumbuhan.

Negara-negara maju ingin mengurangi dampak lingkungan dari pertumbuhan

mereka. Di sisi lain, negara-negara berkembang berkecil hati karena mereka tidak

bisa mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi seperti yang dimiliki

oleh negara-negara industri. Karena keperluan untuk terus tumbuh, negara-negara

berkembang cenderung menggunakan metode yang murah dengan dampak

lingkungan yang tinggi dan praktek perburuhan yang tidak etis dalam mendorong

industrialisasi. Perserikatan Bangsa-Bangsa melihat perkembangan kebutuhan akan

sebuah lembaga untuk mengatasi tantangan lingkungan yang terkait dengan kondisi

ekonomi dan sosial.

Pada Desember 1983, Sekretaris Jenderal PBB meminta Perdana Menteri Norwegia,

Gro Harlem Brundtland, untuk membentuk sebuah lembaga independen yang

memusatkan perhatian pada masalah dan solusi lingkungan dan pembangunan.

Lembaga baru ini diberi nama World Commission on Environment and Development

(WCED, Komisi Dunia untuk Lingkungan dan Pembangunan), atau biasa disebut

dengan Komisi Brundtland. Emil Salim mewakili Indonesia sebagai anggota komisi

ini. Setelah bekerja selama 900 hari, dalam serangkaian kegiatan internasional untuk

mendaftar, menganalisa dan mensintesakan masukan-masukan tertulis dan

pendapat-pendapat dari perwakilan pemerintah, ilmuwan dan ahli, lembaga

penelitian, industrialis, perwakilan organisasi non-pemerintah dan masyarakat umum

yang dijaring melalui audiensi publik di seluruh dunia, terbitlah dokumen Our

Common Future pada tahun 1987.

Laporan Komisi Brundtland ini mengakui bahwa pengembangan sumber daya

manusia dalam bentuk pengurangan kemiskinan, kesetaraan gender, dan

redistribusi kekayaan sangat penting untuk merumuskan strategi untuk

pelestarian lingkungan, dan juga mengakui adanya batas-lingkungan terhadap

52

Declaration of the United Nations Conference on the Human Environment, 16 Juni 1972.

Page 35: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

[32]

pertumbuhan ekonomi. Dalam laporan tersebut, pembangunan berkelanjutan

didefinisikan sebagai "pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini tanpa

mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan

mereka sendiri".53

Sedangkan dalam pengembangan konsep pembangunan berkelanjutan disebutkan

bahwa:

“Memenuhi kebutuhan pokok sebagian bergantung pada pencapaian potensi

pertumbuhan sepenuhnya, dan pembangunan berkelanjutan jelas

memerlukan pertumbuhan ekonomi di tempat-tempat di mana kebutuhan

tersebut tidak terpenuhi. Di beberapa tempat pemenuhan kebutuhan pokok

bisa konsisten dengan pertumbuhan ekonomi, dimana pertumbuhan

mencerminkan prinsip-prinsip keberlanjutan secara luas dan tidak merugikan

pihak yang lain. Namun pertumbuhan saja tidak cukup. Tingginya

produktivitas dan kemiskinan yang meluas bisa terjadi secara bersamaan, dan

dapat membahayakan lingkungan. Maka pembangunan berkelanjutan

mensyaratkan pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat, yang ditempuh

dengan meningkatkan potensi produksi dan sekaligus memastikan peluang

yang adil bagi semua.”54

Satu tahun setelah terbitnya Our Common Future, tahun 1988 diselenggarakan

World Conference on the Changing Atmosphere di Toronto. Pada konferensi

tersebut para politisi dan ilmuwan menyimpulkan bahwa "manusia sedang

melakukan percobaan yang tidak diinginkan, tidak terkendali, dan meluas secara

global yang konsekuensinya nomor dua setelah perang nuklir global". Konferensi ini

merekomendasikan pengurangan emisi karbon dioksida 20 persen pada tahun 2005

(yang disebut dengan " target Toronto").55

Konferensi Toronto mendorong dibentuknya Intergovernmental Panel on Climate

Change (IPCC), Panel Antar-pemerintah tentang Perubahan Iklim), yang dibentuk

pada tahun yang sama oleh United Nations Environment Program (UNEP) dan World

Meteorological Organization (WMO). Panel ini didirikan sebagai upaya PBB untuk

memberikan pandangan ilmiah yang jelas tentang apa yang terjadi pada iklim dunia

53

Report of the World Commission on Environment and Development, Our Common Future, United Nations, 1987, Chapter 2. 54

Ibid. 55

The Changing Atmosphere: Implications for Global Security, Conference Statement, 1988.

Page 36: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

[33]

kepada pemerintah-pemerintah di dunia. Saat ini sekitar 2.500 ilmuwan dan para ahli

perubahan iklim terkemuka tergabung dalam IPCC, yang diberi mandat untuk secara

ilmiah mengkaji perubahan iklim, mengevaluasi dampaknya dan memunculkan

solusi-solusi yang realistis.

Publikasi Our Common Future dan pekerjaan WCED juga meletakkan dasar bagi

diselenggarakannya Konferensi Tingkat Tinggi Bumi tahun 1992 di Rio de Janeiro.

Konferensi ini menghasilkan Deklarasi Rio, Agenda 21, dan Konvensi Kerangka Kerja

PBB tentang Perubahan Iklim (United Nations Framework Convention on Climate

Change—UNFCC). Deklarasi Rio terdiri dari 27 prinsip yang dimaksudkan untuk

memandu pembangunan berkelanjutan di masa depan di seluruh dunia.56 Agenda 21

adalah rencana aksi PBB berkaitan dengan pembangunan berkelanjutan yang bersifat

sukarela dan tidak mengikat.57 Angka “21” menunjukkan abad ke-21. Sedangkan

UNFCCC adalah perjanjian untuk menstabilkan konsentrasi gas rumah kaca di

atmosfer pada tingkat yang akan mencegah gangguan antropogenik (yang

diakibatkan oleh manusia) terhadap sistem iklim. Perjanjian ini ditandangani oleh

perwakilan dari 154 negara, termasuk Indonesia. Sampai saat ini sudah semua dari

195 anggota PBB meratifikasi UNFCCC.

Tahun 1992 William Rees memunculkan konsep ecological footprint, atau jejak

ekologis, yaitu ukuran berapa banyak lahan produktif secara biologis dan air yang

diperlukan per individu, populasi atau kegiatan untuk memproduksi semua sumber

daya yang dikonsumsinya dan untuk menyerap limbah yang dihasilkannya dengan

menggunakan teknologi dan praktik manajemen sumber daya yang berlaku. Metode

pengukurannya kemudian dikembangkan dalam bentuk disertasi oleh Mathis

Wackernagel antara tahun 1990-1994, dibawah supervisi Rees. Indikator-indikator

yang dikembangkan, dan bagaimana cara menghitung jejak ekologis diuraikan

dalam buku yang ditulis oleh Wackernagel dan Rees pada tahun 1986.58 Wackernagel

kemudian mendirikan Global Footprint Network pada tahun 2003. Jejak ekologis

diukur dalam satuan hektar global, dan sering disebut Footprint saja dalam bentuk

pendek. Untuk melihat kaitan antara jejak ekologis dengan daya dukung bumi, maka

56

Rio Declaration on Environment and Development: Report of the United Nations Conference on Environment and Development, 1992. 57

Dokumen ini terdiri dari 300 halaman yang terbagi dalam 40 bab dan dikelompok dalam 4 bagian. Isi lengkap dokumen dapat dibaca di http://www.unep.org/Documents.Multilingual/Default.asp?documentid=52. 58

Mathis Wackernagel & William Rees, Our Ecological Footprint: Reducing Human Impact on the Earth, New Society Publisher, 1996.

Page 37: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

[34]

perlu satu ukuran lagi yang disebut dengan kapasitas biologis atau biocapacity:

Kapasitas biologis adalah kapasitas ekosistem untuk memproduksi bahan biologis

yang berguna dan untuk menyerap bahan limbah yang dihasilkan oleh manusia,

menggunakan skema manajemen dan teknologi ekstraksi saat ini. "Bahan biologis

yang berguna" didefinisikan sebagai segala jenis bahan yang diperlukan untuk

memenuhi kebutuhan manusia. Oleh karena itu apa yang dianggap "berguna" dapat

berubah dari tahun ke tahun. Biocapacity suatu wilayah dihitung dengan mengalikan

luas fisik yang sebenarnya dengan faktor hasil dan faktor ekuivalen yang sesuai, dan

dinyatakan dalam hektar global.

World Wide Fund for Nature (WWF) International menggunakan metode ini untuk

menyajikan kalkulasi jejak ekologis semua negara di dunia dan diperbandingkan

dengan kapasitas biologis dalam bentuk laporan dengan judul Living Planet Report

(LPR) setiap dua tahun sekali sejak tahun 2000.59 Mathis Wackernagel ikut menyusun

skenario, proyeksi dan pilihan-pilihan kebijakan pada LPR 2002, kemudian sejak LPR

2004 Global Footprint Network terlibat secara kelembagaan. Menurut kalkulasi

dalam LPR, ternyata jejak ekologis manusia sedunia sudah melampaui kapasitas

biologis bumi sejak akhir dekade 1970-an, sebagaimana grafik di bawah ini.60

59

Laporan ini diterbitkan dalam kerjasama dengan berbagai lembaga. Untuk Living Planet Report (LPR) 2000 & 2002 bekerjasama dengan World Conservation Monitoring Centre (WCMC) United Nations Environment Programme (UNEP), Redefining Progress (RP), dan The Centre for Sustainability Studies (CSS); LPR 2004 masih dengan WCMC, RP, dan CSS, ditambah dengan Global Footprint Network (GFN); LPR 2006, 2008, 2010, dan 2012 bekerjasama dengan GFN dan Zoological Society of London (ZSL). 60

Diolah dati data yang diunduh dari situs GFN: http://www.footprintnetwork.org/images/uploads/NFA_2010_Results.xls.

Page 38: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

[35]

Tampak bahwa jejak ekologis menurun sejak tahun 1980, namun kemudian

cenderung meningkat lagi sejak tahun 2000. Kapasitas biologis terus merosot, karena

penurunan jejak ekologis tidak mampu mengimbangi peningkatan jumlah penduduk

dunia yang menjadi dua kali lipat dalam tempo tiga puluh tahun.

Kesadaran bahwa kegiatan manusia sudah melebih kapasitas bumi untuk

mendukungnya semakin menguat ketika IPCC menerbitkan laporannya yang ke-2

pada tahun 1995, dimana disebutkan bahwa “bukti-bukti yang seimbang

menunjukkan pengaruh manusia yang nyata terhadap iklim global”.61 Laporan IPCC

melandasi ditetapkannya Protokol Kyoto pada tahun 1997. Protokol ini mengikat 38

negara industri (disebut negara Annex 1) untuk mengurangi emisi gas rumah kaca

rata-rata sebesar 5,2 persen di bawah tingkat 1990 untuk periode 2008-2012,

bersama dengan apa yang kemudian dikenal sebagai mekanisme Kyoto seperti

perdagangan emisi, mekanisme pembangunan bersih dan implementasi bersama.62

Sebagian besar negara maju dan beberapa negara Eropa Tengah dalam transisi

(yang didefinisikan sebagai negara Annex B) sepakat untuk secara hukum

mengurangi emisi gas rumah kaca rata-rata 6-8% di bawah tingkat emisi tahun 1990.

61

Intergovernmental Panel on Climate Change Second Assessment: Climate Change 1995. 62

Kyoto Protocol to the United Nations Framework Convention on Climate Change, 1998.

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

7,0

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

4,0

1961 1965 1970 1975 1980 1985 1990 1995 2000 2005 2007

mily

ar ji

wa

he

ktar

glo

bal

Perkembangan kapasitas biologis & jejak ekologis per kapita global

Kapasitas Biologis Jejak Ekologis Populasi dunia

Page 39: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

[36]

Namun Amerika Serikat, yang sebenarnya termasuk dalam negara Annex I, hingga

saat ini masih belum meratifikasi Protokol Kyoto.

Tahun 2002 diselenggarakan World Summit on Sustainable Development, atau lebih

dikenal dengan Rio +10, di Johannesburg. Lahirlah yang disebut dengan Deklarasi

Johannesburg, dimana secara khusus dinyatakan komitmen bahwa “menjadi

tanggung jawab bersama untuk memajukan dan memperkuat kesaling-tergantungan

dan saling memperkuat pilar-pilar pembangunan berkelanjutan—pembangunan

ekonomi, pembangunan sosial dan perlindungan lingkungan—di tingkat lokal,

nasional, regional dan global".63

Intergovernmental Panel on Climate Change kembali mengeluarkan laporan kajian

yang ke-4 pada tahun 2007, yang secara tegas menyatakan bahwa "sebagian besar

peningkatan suhu rata-rata global yang diamati sejak pertengahan abad ke-20

kemungkinan besar disebabkan oleh peningkatan konsentrasi gas rumah kaca yang

dihasilkan oleh kegiatan manusia".64 Laporan ini ditanggapi dalam Conference of the

Parties (COP) ke-13 UNFCCC di Bali, dengan mengadopsi Bali Action Plan. Satu

kesepakatan dalam Rencana Aksi Bali adalah “kebutuhan mendesak untuk

mengambil lanjut tindakan yang berarti untuk mengurangi emisi dari deforestasi dan

degradasi hutan", atau yang kemudian dikenal dengan REDD (Reducing Emissions

from Deforestation and Forest Degradation). Sampai dengan COP ke-18 tahun 2012

di Doha REDD baru dalam tahap penguatan kapasitas negara berkembang dalam

implementasinya, sedangkan bagaimana mengukur deforestasi masih perlu

diperjelas lagi. Sementara itu penerapan Protokol Kyoto akan diperpanjang, sehingga

dilakukan beberapa amandemen untuk mneyesuaikan dengan situasi terkini.

Dalam rangka memperingati 20 tahun Deklarasi Rio, di tempat yang sama pada

tahun 2012 kembali diselenggarakan forum serupa dengan tajuk United Nations

Conference on Sustainable Development. Konferensi kali ini menghasilkan dokumen

“The future we want”, dimana komitmen untuk mewujudkan pembangunan

berkelanjutan diperbarui dengan menekankan perlunya pengentasan kemiskinan,

pola produksi dan konsumsi yang berkelanjutan, perlindungan ekonomi berbasis

sumber daya alam, dan pembangunan sosial. Dalam dokumen ini diadopsi istilah

“Green Economy” atau “Ekonomi Hijau” sebagai langkah transisi menuju

pembangunan berkelanjutan. Secara sederhana dapat difenisikan sebagai

63

Paragraf ke-5 Johannesburg Declaration on Sustainable Development, 2002. 64

Climate Change 2007: Synthesis Report.

Page 40: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

[37]

perekonomian yang menghasilkan peningkatan kesejahteraan dan kesetaraan

manusia, sementara secara signifikan mengurangi resiko lingkungan dan dampak

ekologis. Dalam prakteknya ekonomi hijau digambarkan sebagai pertumbuhan

pendapatan dan lapangan kerja yang didorong oleh investasi publik dan swsasta

yang mengurangi polusi dan emisi karbon, meningkatkan efisiensi sumber daya dan

energi, dan mencegah hilangnya keanekaragaman hayati dan jasa ekosistem. Pola

pembangunan seperti ini perlu menjaga, memperkuat, dan jika diperlukan

membangun kembali modal alam sebagai aset perekonomian yang penting,

khususnya bagi masyarakat miskin yang mata pencahariannya sangat bergantung

pada alam.

2.2. Sejarah & Implementasi Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia

Perencanaan pembangunan secara nasional pertama kali dilakukan pada masa

Kabinet Ali Satroamijoyo II, dimana Rencana Pembangunan Lima Tahun (RPLT)

disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat pada tanggal 11 November 1957. Rencana

pembangunan ini untuk dilaksanakan dalam periode 1956-1961, namun tidak

berjalan dengan baik karena: (i) depresi ekonomi di Amerika Serikat dan Eropa Barat

menyebabkan ekspor dan pendapatan negara merosot; (ii) pembebasan Irian Barat

dan nasionalisasi perusahaan-perusahaan Belanda di Indonesia mengeluarkan

banyak biaya; dan (iii) ketegangan antara pusat dan daerah, dimana banyak daerah

melaksanakan kebijakan pembangunannya masing-masing.65

Pembangunan mulai terlaksana pada era Orde Baru, dimana dilaksanakan lima

periode Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) dalam periode 1969 sampai

1994. Kebijakan pembangunan nasional waktu itu bertumpu pada Trilogi

Pembangunan, yang unsur-unsurnya adalah:

1. Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya yang menuju kepada

terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat.

2. Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.

3. Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.

65

Marwati Djoened Poesponegoro et.al., Sejarah Nasional Indonesia VI: Zaman Jepang dan Zaman Republik Indonesia, PT Balai Pustaka, 2008, hal. 337.

Page 41: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

[38]

Pertumbuhan ekonomi menjadi prioritas, karena selama Orde Lama perekonomian

Indonesia sempat hampir runtuh.66 Pembangunan dalam Repelita I diarahkan pada

tiga bidang yang strategis, yakni pertanian, inudstri, dan pertambangan, serta

prasarana. Peningkatan di bidang pertanian ditunjukkan dengan kenaikan produksi

beras rata-rata 4% setahun. Kenaikan produksi terbesar tercatat pada produksi kayu,

khususnya kayu rimba, rata-rata 37,4% setahun.67 Hal ini bersambungan dengan

dimulainya ekstraksi kayu dari hutan di Kalimantan Tengah.

Kesadaran akan perlunya pola pembangunan yang berkelanjutan secara formal

pertama kali tercantum dalam Repelita V 1989/90-1993/94. Dalam Bab 1, yang

menjabarkan Tujuan dan Sasaran-sasaran Pokok Pembangunan disebutkan bahwa:

“..... segala upaya pembangunan di bidang ekonomi seperti yang diuraikan di

atas akan senantiasa dilaksanakan dalam kerangka tercapainya pembangunan

secara berkelanjutan. Untuk itu, pengelolaan sumber alam dan lingkungan

hidup akan diarahkan agar segala usaha pendayagunaannya tetap

memperhatikan keseimbangan lingkungan serta kelestarian fungsi dan

kemampuannya, sehingga di samping dapat memberikan manfaat sebesar-

besarnya bagi pembangunan dan kesejahteraan rakyat, tetap bermanfaat

pula bagi generasi mendatang.”68

Arah kebijakan ini kemudian dijabarkan lagi dalam bentuk program pada Bab 8, yang

khusus menjabarkan Pengelolaan Sumber Alam dan Lingkungan Hidup. Tujuh

program pokok yang terkait adalah:69

1. Program inventarisasi dan evaluasi sumber alam dan lingkungan hidup;

2. Program penyelamatan hutan, tanah dan air;

3. Program pengelolaan sumber alam dan lingkungan hidup;

4. Program pengembangan meteorologi dan geofisika;

5. Program pembinaan daerah pantai;

6. Program pengendalian pencemaran lingkungan hidup; dan

7. Program rehabilitasi hutan tanah kritis.

66

Karena krisis ekonomi dan inflasi yang mencapai 650%, akhir tahun 1965 nilai Rupiah didevaluasi dari Rp 1.000 menjadi Rp 1. Sejarah Nasional VI, hal. 543. 67

Sejarah Nasional VI, hal. 577-580. 68

Lampiran Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1989 tentang Rencana Pembangunan Lima Tahun Kelima (Repelita V), hal. 32. 69

Ibid., hal. 445.

Page 42: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

[39]

Sebelumnya, pada tahun 1982 telah dikeluarkan Undang-undang Nomor 4 tentang

Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup. Pembangunan

berkelanjutan dalam Undang-undang ini disebut dengan istilah “pembangunan yang

berkesinambungan”. Pada bagian Asas dan Tujuan (Pasal 3) tertulis:

“Pengelolaan lingkungan hidup berasaskan pelestarian kemampuan

lingkungan yang serasi dan seimbang untuk menunjang pembangunan yang

berkesinambungan bagi peningkatan kesejahteraan manusia.”

Undang-undang ini juga sudah mengadopsi konsep daya dukung lingkungan

(carrying capacity), yang didefinisikan sebagai “kemampuan lingkungan untuk

mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya” (Pasal 1 ayat 4).

Sudah pula dilengkapi dengan sanksi pidana pada siapa yang dengan sengaja atau

lalai melakukan perbuatan yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup atau

tercemarnya lingkungan hidup (Pasal 22).

Secara formal pembangunan berkelanjutan kembali dimuat dalam Garis-garis Besar

Haluan Negara yang ditetapkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) tahun

1993. Pada bagian Asas Pembangunan Nasional disebutkan:

“Asas Manfaat : bahwa segala usaha dan kegiatan pembangunan nasional

memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemanusiaan, peningkatan

kesejahteraan rakyat, dan pengembangan pribadi warga negara serta

mengutamakan kelestarian nilai-nilai luhur budaya bangsa dan kelestarian

fungsi lingkungan hidup dalam rangka pembangunan yang

berkesinambungan dan berkelanjutan.”70

Titik berat pembangunan masih diletakkan pada bidang ekonomi dan tetap

bertumpu pada Trilogi Pembangunan. Hanya saja dalam arah pembangunan jangka

panjang disebutkan bahwa:

“Pendayagunaan sumber daya alam sebagai pokok-pokok kemakmuran

rakyat dilakukan secara terencana, rasional, optimal, bertanggung jawab dan

sesuai dengan kemampuan daya dukungnya dengan mengutamakan

sebesar-besar kemakmuran rakyat serta memperhatikan kelestarian fungsi

70

Naskah GBHN 1993, BAB II, sub-bab C, butir ke-2.

Page 43: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

[40]

dan keseimbangan lingkungan hidup bagi pembangunan yang

berkelanjutan.”71

dan:

“Pembangunan ekonomi yang mengelola kekayaan bumi Indonesia, seperti

kehutanan dan pertambangan, harus senantiasa memperhatikan bahwa

pengelolaan sumber daya alam, di samping untuk memberi kemanfaatan

masa kini, juga harus menjamin kehidupan masa depan. Sumber daya alam

yang terbarukan harus dikelola sedemikian rupa sehingga fungsinya dapat

selalu terpelihara sepanjang masa. Oleh karena itu, sumber daya alam harus

dijaga agar kemampuannya untuk memperbaharui diri selalu terpelihara.

Sumber daya alam yang tidak terbarukan harus digunakan sehemat mungkin

dan diusahakan habisnya selama mungkin. Pembangunan kehutanan harus

makin diarahkan untuk meningkatkan pemanfaatan hutan bagi industri dalam

negeri sehingga dapat menghasilkan nilai tambah dan menciptakan lapangan

kerja yang sebesar-besarnya. Pembangunan pertambangan diarahkan pula

untuk menghasilkan bahan tambang sebagai bahan baku bagi industri dalam

negeri sehingga dapat menghasilkan nilai tambah yang setinggi-tingginya

dan menciptakan lapangan kerja yang sebesar-besarnya.”72

Garis-garis Besar Haluan Negara, yang sitetapkan oleh MPR untuk jangka waktu lima

tahun sudah tidak berlaku lagi setelah adanya Amandemen Ketiga dilakukan atas

Undang-undang Dasar 1945 pada tahun 2001. Dalam perubahan atas Pasal 3,

kewenangan MPR untuk menetapkan GBHN dihapuskan. Sebagai gantinya, Undang-

undang Nomor 25 Tahun 2004 mengatur tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional, dimana rencana pembangunan dijabarkan dalam bentuk

Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) yang berlaku untuk 20 tahun, yang

kemudian dijabarkan lagi dalam bentuk Rencana Pembangunan Jangka Menengah

(RPJM) untuk periode lima tahunan.

Amandemen UUD 1945 juga kemudian memuat prinsip pembangunan berkelanjutan

secara konstitusional. Pada Amandemen Keempat, yang dilakukan tahun 2002, pada

Pasal 33 ditambah satu ayat (4) yang berbunyi:

71

Ibid., BAB III, sub-bab F, butir ke-7. 72

Ibid., BAB III, sub-bab F, butir ke-8.

Page 44: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

[41]

“Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi

dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan,

berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan

kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.”

Rencana Pembangunan Jangka Panjang pertama pasca-GBHN dikeluarkan melalui

Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang RPJP Nasional Tahun 2005-2025.

Pada bagian Kondisi Umum dokumen ini memuat kritik terhadap pembangunan

ekonomi dalam era sebelumnya. Disebutkan bahwa:

“Pertumbuhan cukup tinggi yang berhasil dipertahankan cukup lama lebih

banyak didorong oleh peningkatan akumulasi modal, tenaga kerja dan

pengurasan sumber daya alam daripada peningkatan dalam produktivitas

perekonomian secara berkelanjutan.”73

dan:

“..... pengelolaan sumber daya alam tersebut masih belum berkelanjutan dan

masih mengabaikan kelestarian fungsi lingkungan hidup sehingga daya

dukung lingkungan menurun dan ketersediaan sumber daya alam menipis.”74

dan:

“Untuk itu, kebijakan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup

secara tepat akan dapat mendorong perilaku masyarakat untuk menerapkan

prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dalam 20 tahun mendatang agar

Indonesia tidak mengalami krisis sumber daya alam, khususnya krisis air, krisis

pangan, dan krisis energi.”75

Sehingga ditetapkan visi pembangunan nasional tahun 2005-2025 adalah:

“Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur”

Delapan misi pembangunan dijabarkan untuk mewujudkan visi pembangunan

nasional, dan salah satu misinya (nomor 6) adalah:

73

Lampiran Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tanun 2005-2025, hal. 7. 74

Ibid., hal. 20. 75

Ibid., hal. 21.

Page 45: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

[42]

“Mewujudkan Indonesia asri dan lestari adalah memperbaiki pengelolaan

pelaksanaan pembangunan yang dapat menjaga keseimbangan antara

pemanfaatan, keberlanjutan, keberadaan, dan kegunaan sumber daya alam

dan lingkungan hidup dengan tetap menjaga fungsi, daya dukung, dan

kenyamanan dalam kehidupan pada masa kini dan masa depan, melalui

pemanfaatan ruang yang serasi antara penggunaan untuk permukiman,

kegiatan sosial ekonomi, dan upaya konservasi; meningkatkan pemanfaatan

ekonomi sumber daya alam dan lingkungan yang berkesinambungan;

memperbaiki pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup untuk

mendukung kualitas kehidupan; memberikan keindahan dan kenyamanan

kehidupan; serta meningkatkan pemeliharaan dan pemanfaatan

keanekaragaman hayati sebagai modal dasar pembangunan.”

Sedangkan sasaran-sasaran pokok dari misi ini adalah sebagai berikut:76

1. Membaiknya pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya alam dan

pelestarian fungsi lingkungan hidup yang dicerminkan oleh tetap terjaganya

fungsi, daya dukung, dan kemampuan pemulihannya dalam mendukung

kualitas kehidupan sosial dan ekonomi secara serasi, seimbang, dan lestari.

2. Terpeliharanya kekayaan keragaman jenis dan kekhasan sumber daya alam

untuk mewujudkan nilai tambah, daya saing bangsa, serta modal

pembangunan nasional.

3. Meningkatnya kesadaran, sikap mental, dan perilaku masyarakat dalam

pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian fungsi lingkungan hidup

untuk menjaga kenyamanan dan kualitas kehidupan.

Sasaran pokok dirinci lagi dalam bentuk Arah Pembangunan Jangka Panjang Tahun

2005-2025. Dalam mewujudkan Indonesia yang asri dan lestari, ditetapkan kegiatan-

kegiatan pembangunan sebagai berikut:77

1. Mendayagunakan Sumber Daya Alam yang Terbarukan.

2. Mengelola Sumber Daya Alam yang Tidak Terbarukan.

3. Menjaga Keamanan Ketersediaan Energi.

4. Menjaga dan Melestarikan Sumber Daya Air.

5. Mengembangkan Potensi Sumber Daya Kelautan.

76

Ibid., hal. 43. 77

Ibid., hal. 70-73.

Page 46: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

[43]

6. Meningkatkan Nilai Tambah atas Pemanfaatan Sumber Daya Alam Tropis

yang Unik dan Khas.

7. Memerhatikan dan Mengelola Keragaman Jenis Sumber Daya Alam yang Ada

di Setiap Wilayah.

8. Mitigasi Bencana Alam Sesuai dengan Kondisi Geologi Indonesia.

9. Mengendalikan Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan.

10. Meningkatkan Kapasitas Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan

Hidup.

11. Meningkatkan Kesadaran Masyarakat untuk Mencintai Lingkungan Hidup.

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 kemudian

dijabarkan lagi ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk

periode lima tahunan. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun

2004-2009 ditetapkan melalui Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005. Bisa

dikatakan bahwa penetapan RPJMN 2004-2009 mendahului penetapan RPJPN 2005-

2025. Namun, secara umum visi dan misinya mengarah pada tujuan-tujuan yang

sama. Misalnya, dari tiga visi yang ditetapkan dalam RPJMN 2004-2009, visi yang

ketiga adalah:

“Terwujudnya perekonomian yang mampu menyediakan kesempatan kerja

dan penghidupan yang layak serta memberikan pondasi yang kokoh bagi

pembangunan yang berkelanjutan.”78

Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2004-2009 ditetapkan dalam bentuk tiga

agenda, yakni: (i) Agenda Mewujudkan Indonesia yang Aman dan Damai; (ii) Agenda

Mewujudkan Indonesia yang Adil dan Demokratis; dan (iii) Agenda Meningkatkan

Kesejahteraan Masyarakat. Untuk agenda yang terakhir ditetapkan lima sasaran,

dimana sasaran yang keempat adalah “membaiknya mutu lingkungan hidup dan

pengelolaan sumber daya alam yang mengarah pada pengarusutamaan

(mainstreaming) prinsip pembangunan berkelanjutan di seluruh sektor dan bidang

pembangunan”.79

78

Lampiran Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004-2009, Bagian I.1 – 1. 79

Ibid., Bagian I.1 – 20.

Page 47: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

[44]

Untuk mencapai sasaran tersebut, prioritas pembangunan diletakkan pada

Perbaikan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Pelestarian Mutu Lingkungan

Hidup dengan kebijakan yang diarahkan untuk:80

1. mengelola sumber daya alam untuk dimanfaatkan secara efisien, adil, dan

berkelanjutan yang didukung dengan kelembagaan yang handal dan

penegakan hukum yang tegas;

2. mencegah terjadinya kerusakan sumber daya alam dan lingkungan hidup

yang lebih parah, sehingga laju kerusakan dan pencemaran semakin

menurun;

3. memulihkan kondisi sumber daya alam dan lingkungan hidup yang rusak;

4. mempertahankan sumber daya alam dan lingkungan hidup yang masih

dalam kondisi baik untuk dimanfaatkan secara berkelanjutan, serta

meningkatkan mutu dan potensinya; serta

5. meningkatkan kualitas lingkungan hidup.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah untuk periode berikutnya (2010-2014)

ditetapkan melalui Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010. Kali ini RPJM sudah

sepenuhnya menjabarkan RPJPN 2005-2025. Sedangkan khusus untuk periode 2010-

2014 ditetapkan visi sebagai berikut:

“Terwujudnya Indonesia yang Sejahtera, Demokratis, dan Berkeadilan”81

Untuk mencapai visi tersebut ditetap tiga misi, dimana misi pertama adalah

“Melanjutkan Pembangunan Menuju Indonesia yang Sejahtera”. Dalam

penjabarannya disebutkan bahwa:

“Pembangunan menuju Indonesia yang sejahtera mengandung pengertian

yang dalam dan luas, mencakup keadaan yang mencukupi dan memiliki

kemampuan bertahan dalam mengatasi gejolak yang terjadi, baik dari luar

maupun dari dalam. Ancaman krisis energi dan pangan yang terjadi pada

periode 2005-2008 dengan harga komoditas pangan dan energi mengalami

gejolak naik dan turun secara amat tajam dalam kurun waktu yang sangat

cepat, telah mengakibatkan banyak rakyat merasa terancam kesejahteraanya

meskipun pemerintah telah berupaya melindungi masyarakat melalui

80

Ibid. 81

Lampiran Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014, I-30.

Page 48: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

[45]

kebijakan subsidi pangan dan energi yang sangat besar. Dengan demikian,

membangun dan mempertahankan ketahanan pangan (food security)

dan ketahanan energi (energy security) secara berkelanjutan merupakan

salah satu elemen penting dalam misi mencapai kesejahteraan rakyat

Indonesia.

Sesuai dengan tantangan perubahan iklim yang semakin nyata,

pembangunan ekonomi Indonesia harus mengarusutamakan masalah

lingkungan di dalam strateginya melalui kebijakan adaptasi dan mitigasi.

Kerusakan lingkungan hidup yang telah terjadi terus diperbaiki, melalui

kebijakan antara lain: rehabilitasi hutan dan lahan, peningkatan pengelolaan

daerah aliran sungai, dan pengembangan energi dan transportasi yang ramah

lingkungan, pengendalian emisi gas rumah kaca (GRK) dan pengendalian

pencemaran dan kerusakan lingkungan.”82

Ketahanan pangan dan ketahanan energi secara berkelanjutan sudah dipandang

sebagai komponen pembangunan yang penting untuk mencapai misi kesejahteraan

rakyat Indonesia. Tampak pula bahwa isu perubahan iklim, sebagaimana dilontarkan

oleh hasil kajian ke-4 dari IPCC mempengaruhi perumusan misi pembangunan di

Indonesia.83

Pada bagian Arah Kebijakan Umum Pembangunan Nasional, untuk periode 2010-

2014 “terjaganya dan terpeliharanya lingkungan hidup secara berkelanjutan”

termuat dalam Arah Kebijakan Umum nomor 1.84 Selanjutnya, dalam melaksanakan

pembangunan yang tertuang dalam RPJMN terdapat prinsip pengarusutamaan yang

menjadi landasan operasional bagi seluruh pelaksanaan pembangunan. Prinsip

pengarusutamaan yang pertama adalah “pengarusutamaan pembangunan

berkelanjutan”; sedangkan yang kedua adalah “pengarusutamaan tata kelola

pemerintahan yang baik”; dan yang ketiga adalah “pengarusutamaan gender”.85

82

Ibid., I-33. 83

Terkait dengan penurunan emisi gas rumah kaca Indonesia pada tahun 2009, dalam pertemuan G 20 di Pitsburgh dan Konvensi Internasional tentang Perubahan Iklim di Copenhagen telah memberikan komitmen mitigasi dampak perubahan iklim berupa penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) pada tahun 2020 sebesar 26% dari kondisi tanpa rencana aksi (business as usual – BAU) dengan usaha sendiri serta penurunan sebesar 41% dengan dukungan internasional. Upaya penurunan emisi GRK tersebut terutama difokuskan pada kegiatan-kegiatan kehutanan, lahan gambut, limbah dan energi yang didukung oleh langkah-langkah kebijakan di berbagai sektor dan kebijakan fiskal. 84

Lampiran Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010, I-49. 85

Ibid., I-62.

Page 49: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

[46]

Secara khusus, MPR mengerluarkan Ketetapan Nomor IX/MPR/2001 tentang

Pembaruan Agraria dan Pengelolaan Sumber Daya Alam. Pertimbangan untuk

dikeluarkannya ketetapan ini antara lain adalah: (i) bahwa sumber daya agraria dan

sumber daya alam sebagai Rahmat Tuhan Yang Maha Esa kepada Bangsa Indonesia,

merupakan kekayaan Nasional yang wajib disyukuri. Oleh karena itu harus dikelola

dan dimanfaatkan secara optimal bagi generasi sekarang dan generasi mendatang

dalam rangka mewujudkan masyarakat adil dan makmur; (ii) bahwa pengelolaan

sumber daya agraria dan sumber daya alam yang berlangsung selama ini telah

menimbulkan penurunan kualitas lingkungan, ketimpangan struktur penguasaan,

pemilikan, penggunaan dan pemanfaatannya serta menimbulkan berbagai konflik;

(iii) bahwa peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pengelolaan

sumber daya agraria dan sumber daya alam saling tumpang tindih dan

bertentangan; dan (iv) bahwa untuk mewujudkan cita-cita luhur bangsa Indonesia

sebagaimana tertuang dalam Mukadimah Undang-Undang Dasar 1945, diperlukan

komitmen politik yang sungguh-sungguh untuk memberikan dasar dan arah bagi

pembaruan agraria dan pengelolaan sumber daya alam yang adil, berkelanjutan dan

ramah lingkungan.86 Selanjutnya pada Pasal 4 ditetapkan prinsip-prinsip pembaruan

agraria dan pengelolaan sumber daya alam, yang pada butir (g) disebutkan:

“memelihara keberlanjutan yang dapat memberi manfaat yang optimal, baik untuk

generasi sekarang maupun generasi mendatang, dengan tetap memperhatikan daya

tampung dan daya dukung lingkungan”; dan pada butir (h) disebutkan:

“melaksanakan fungsi sosial, kelestarian, dan fungsi ekologis sesuai dengan kondisi

sosial budaya setempat”.

Arah kebijakan pembaruan agraria dan kebijakan pengelolaan sumber daya alam

ditetapkan pada Pasal 5, yang pada intinya adalah: mengkaji ulang dan menata

kembali berbagai peraturan perundang-undangan yang terkait; menyelesaikan

konflik-konflik yang berkenaan dengan sumber daya agraria dan pemanfaatan

sumber daya alam; dan menyusun strategi pemanfaatan sumber daya alam di masa

depan. Pada bagian akhir (Pasal 6 dan Pasal 7) diamanahkan kepada Dewan

Perwakilan Rakyat dan Presiden untuk: segera mengatur lebih lanjut pelaksanaan

pembaruan agraria dan pengelolaan sumber daya alam; mencabut, mengubah

dan/atau mengganti semua undang-undang dan peraturan yang tidak sejalan

dengan Ketetapan ini; dan segera melaksanakan Ketetapan MPR ini.

86

Bagian konsideran Ketetapan MPR No. IX/MPR/2001, butir a, c, d, dan f.

Page 50: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

[47]

Kiranya kerangka substansi dan landasan hukum untuk penerapan pembangunan

berkelanjutan di Indonesia sudah cukup kuat dan mapan. Bagaimana kebijakan-

kebijakan terkait pembangunan berkelanjutan ini dilaksanakan di lapangan? Indikasi

yang bisa dilihat adalah pada perimbangan antara jejak ekologis dengan kapasitas

biologis Indonesia, karena pelaksanaan kebijakan pembangunan tentunya

berdampak pada dua indikator tersebut. Berikut adalah grafik perkembangan

kapasitas biologis dan jejak ekologis per kapita di Indonesia tahun 1961-2008:87

Tampak bahwa kapasitas biologis per kapita di Indonesia cenderung menurun,

walaupun penurunannya melandai sejak tahun 2001 (kurang dari 1% penurunannya)

dan pernah meningkat pada tahun 2007 dan 2008. Sementara itu jejak ekologis per

kapita meningkat cukup tajam pada tahun 2007 (4,73%) dan 2008 (3,83%). Neraca

ekologis (= kapasitas biologis dikurangi dengan jejak ekologis) pada tahun 2008

masih bernilai positif, yakni 0,0013 hektar global per kapita. Artinya pada saat itu

kapasitas biologis per kapita Indonesia masih lebih besar daripada jejak ekologis per

kapita. Namun bila melihat kecenderungan yang ditunjukkan pada grafik di atas, bisa

diperkirakan neraca ekologis per kapita Indonesia akan bernilai negatif setelah tahun

2008. Artinya, setelah tahun 2008 di Indonesia sudah terjadi defisit ekologis per

87

Data diperoleh dari Global Footprint Network, yang permintaannya diajukan melalui situs www.footprintnetwork.org.

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

he

ktar

glo

bal

Perkembangan kapasitas biologis & jejak ekologis per kapita Indonesia

Kapasitas biologis Jejak ekologis

Page 51: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

[48]

kapita, dimana jejak ekologis per kapita sudah melampaui kapasitas biologis per

kapita.

Kapasitas biologis secara keluruhan di Indonesia sebenarnya cenderung meningkat

dari tahun ke tahun, sebagaimana digambarkan pada grafik di bawah.88 Bahkan

kapasitas biologis untuk lahan pertanian cenderung cukup pesat peningkatannya.

Hal ini dimungkinkan dari dukungan teknologi (pemupukan, irigasi, dlsb.), sehingga

produktivitas lahan per satuan luas bisa meningkat. Namun, jumlah penduduk

tumbuh dengan kecepatan rata-rata 1,96%/tahun, sedangkan kapasitas biologis

secara keseluruhan hanya bertambah rata-rata 0,48%/tahun. Karena peningkatan

kapasitas biologis secara keseluruhan kalah laju dengan pertumbuhan penduduk,

maka kapasitas biologis bila dihitung per kapita menurun dari tahun ke tahun.

Selanjutnya kita lihat dalam kondisi jejak ekologis per kapita akan melampaui

kapasitas biologis per kapita pada tahun 2008, bagaimana dengan tingkat

kesejahteraan rakyatnya. Sejak tahun 1990 United Nations Development Programme

(UNDP) menerbitkan Human Development Report, yang mana merupakan laporan

independen yang dihasilkan oleh sebuah tim yang terdiri dari ilmuwan-ilmuwan

88

Data kependudukan diunduh dari situs statistik Food and Agriculture Organization PBB: FAOSTAT (http://faostat3.fao.org/home/index.html#DOWNLOAD).

0

50

100

150

200

250

0

50

100

150

200

250

300

350

19

61

19

63

19

65

19

67

19

69

19

71

19

73

19

75

19

77

19

79

19

81

19

83

19

85

19

87

19

89

19

91

19

93

19

95

19

97

19

99

20

01

20

03

20

05

20

07

Jum

lah

pe

nd

ud

uk

(ju

ta ji

wa)

Kap

asit

as b

iolo

gis

(ju

ta h

ekt

ar g

lob

al)

Perkembangan kapasitas biologis & jumlah penduduk Indonesia

Lahan Pertanian Lahan Penggembalaan Hutan

Sumber Perikanan Lahan Bangunan Jumlah Penduduk

Page 52: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

[49]

pilihan. Untuk melihat kemajuan pembangunan di dalam laporan ini digunakan

Human Development Index (Indeks Pembangunan Manusia), yang mengartikan

kesejahteraan secara lebih luas dari sekedar masalah pendapatan. Indeks

Pembangunan Manusia mengukur kesejahteraan dari tiga dimensi, yakni:

Hidup yang panjang dan sehat, yang diukur dari usia harapan hidup;

Pendidikan, yang diukur dari rata-rata masa pendidikan dan harapan lamanya

bersekolah; dan

Standar hidup yang layak, yang diukur dari Pendapatan Nasional Bruto (Gross

National Income—GNI) per kapita yang dihitung dalam Paritas Daya Beli

(Purchasing Power Parity) dalam satuan Dolar Amerika Serikat.

Sebelum tahun 2010 standar hidup yang layak diukur dengan Produk Domestik

Bruto (Gross Domestic Product—GDP). Perbedaannya, Pendapatan Nasional Bruto

(PNB) memperhitungkan cicilan hutan luar negeri dan hasil penjualan sumber daya

ke luar negeri, yang mana tidak dihitung dalam Produk Domestik Bruto (PDB).

Dengan demikian PNB menggambarkan perekonomian yang lebih nyata daripada

PDB.

Bila dilihat perbandingan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia dengan

indeks wilayah di sekitarnya dan dunia, posisinya masih masuk dalam kategori

0

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

0,6

0,7

0,8

1980 1990 2000 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Perbandingan Indeks Pembangunan Manusia Indonesia & Dunia

Low human development Indonesia Medium human development

East Asia & Pacific World

Page 53: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

[50]

medium human development. Sedangkan IPM rata-rata negara-negara di Asia Timur

dan Pasifik sudah di atas rata-rata medium human development. Posisi Indonesia di

antara negara-negara Asia Timur dan Pasifik pada tahun 2012 dapat dilihat pada

grafik di bawah ini.

Tampak bahwa separuh dari negara-negara Asia Timur dan Pasifik sudah di atas

medium human development, dan termasuk ke dalam kategori high human

development. Bahkan dua negara, Palau dan Malaysia, sudah di atas rata-rata high

human development.

Perbandingan ini tidak dimaksudkan untuk melemahkan semangat kita sebagai

warga negara Indonesia. Melalui perbandingan ini kita seharusnya justru tergerak

untuk mengejar ketertinggalan pembangunan kita dari negara-negara tetangga.

Apalagi dengan mempertimbangkan bahwa kapasitas biologis per kapita negara kita

sudah hampir terlampaui oleh jejak ekologis per kapita. Mungkin sudah saatnya

untuk meninjau kembali pola pengelolaan dan pemanfaatan sumber-sumber daya

kita. Apakah di masa depan kita perlu lebih hemat dalam memanfaatkan sumber

0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8

Papua New Guinea

Myanmar

Solomon Islands

Cambodia

Lao PDR

Timor-Leste

Viet Nam

Vanuatu

Indonesia

Kiribati

Medium human dev't

Micronesia

Philippines

Mongolia

Thailand

China

Fiji

Samoa

Tonga

High human dev't

Malaysia

Palau

IPM Indonesia di antara negara Asia Timur & Pasifik 2012

Page 54: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

[51]

daya, atau strategi seperti apa yang perlu dikembangkan agar sumber daya yang ada

bisa dimanfaatkan untuk mencapai tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi.

2.3. Sejarah & Implementasi Pembangunan Berkelanjutan di

Kalimantan Tengah

Sebelum meninjau inisiatif pembangunan berkelanjutan di tingkat daerah, kita coba

melihat dulu apa yang sudah direncanakan di tingkat nasional untuk Kalimantan.

Khusus mengenai pengembangan wilayah Kalimantan, di dalam RPJMN 2010-2014

disebutkan:

“Pembangunan wilayah Kalimantan diarahkan untuk meningkatkan

produktivitas dan nilai tambah perkebunan, peternakan, perikanan, dan

pengolahan hasil hutan; serta meningkatkan nilai tambah hasil

pertambangan dan berfungsi sebagai lumbung energi nasional dengan

tetap memperhatikan keseimbangan ekosistem dan kaidah

pembangunan yang berkelanjutan.”89

Kemudian tujuh butir arah pengembangan wilayah Kalimantan, yang dua butir di

antaranya mendukung implementasi pembangunan berkelanjutan, yakni:

Arah pengembangan nomor (1): “memelihara dan memulihkan kawasan-

kawasan yang berfungsi lindung dan kritis lingkungan dalam rangka

mendukung keberlanjutan pemanfaatan sumber daya kehutanan,

pertambangan, dan pertanian, serta sumberdaya kelautan, pesisir dan pulau-

pulau kecil, serta mengurangi resiko dampak bencana alam”.90

dan:

Arah pengembangan nomor (6): “mengembangkan industri pengolahan yang

berbasis pada sektor kelautan, pertanian, perkebunan, pertambangan, dan

kehutanan secara berkelanjutan, serta industri pariwisata yang berbasis pada

penguatan dan pengembangan ekonomi, sosial dan budaya masyarakat lokal

dan kelestarian lingkungan hidup”.91

89

Lampiran Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010, I-67. 90

Ibid. 91

Ibid. I-67 – I-68.

Page 55: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

[52]

Kemudian berdasarkan arahan pengembangan wilayah Kalimantan ditetapkan

sepuluh tujuan pembangunan wilayah Kalimantan dalam kurun waktu 2010-2014.

Tujuan ke-7 selaras dengan tujuan pembangunan berkelanjutan, yakni

“meningkatkan sinergi dalam pengelolaan sumber daya hutan dan tambang dengan

memperhatikan keseimbangan antara kepentingan dan hak ulayat, perlindungan

masyarakat adat, dan pengembangan usaha”.92

Berdasarkan tujuan, dan sasaran serta mempertimbangkan isu strategis wilayah

Kalimantan, ditetapkan sebelas arah kebijakan dan strategi pengembangan wilayah

Kalimantan dalam kurun waktu 2010-2014. Arah kebijakan ke-7 adalah: “Peningkatan

daya dukung lingkungan untuk menjamin keberlanjutan pembangunan dan

mempertahankan fungsi Kalimantan sebagai paru-paru dunia dengan strategi

pengembangan: (a) meningkatkan konservasi dan rehabilitasi daerah aliran sungai

(DAS), lahan kritis, hutan lindung, dan hutan produksi; dan (b) mengembangkan

sistem mitigasi bencana alam banjir dan kebakaran hutan”. Sedangkan arah

kebijakan ke-9 adalah: “Peningkatan kesejahteraan rakyat melalui pengembangan

ekonomi lokal dengan strategi pengembangan: (a) memperluas dan meningkatkan

sinergi program-program penanggulangan kemiskinan; dan (b) memperluas

kesempatan usaha dan meningkatkan pemberdayaan rumah tangga miskin”.93

Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 juga memberikan amanah adanya RPJP

Daerah, yang mana disusun oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah masing-

masing (Pasal 10-12) dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah (Pasal 13). Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Kalimantan Tengah yang

pertama, yaitu untuk periode tahun 2006-2025, ditetapkan melalui Peraturan Daerah

Nomor 12 Tahun 2005. Dalam RPJPD tersebut disampaikan visi pembangunan

Kalimantan Tengah Tahun 2006-2025 adalah “Kalimantan Tengah yang Maju,

Mandiri dan Adil”.94

Untuk mencapai visi tersebut dijabarkan 12 misi jangka panjang. Misi ke-2 adalah:

“Mewujudkan pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, kehutanan yang

berorientasi agribisnis untuk pengembangan agroindustri dan ketahanan pangan

secara berkelanjutan”. Sedangkan misi ke-11 adalah: “Mewujudkan fungsi sumber

92

Ibid. III.4-17. 93

Ibid. III.4-20. 94

Lampiran Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 12 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2006-2025, Bab 3-1.

Page 56: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

[53]

daya alam dan lingkungan hidup yang serasi dalam mendukung fungsi ekonomi,

sosial dan budaya masyarakat secara berkesinambungan”.95

Misi kemudian dijabarkan lagi dalam bentuk arah kebijakan pembangunan jangka

panjang. Penjabaran arah pembangunan misi ke-2 adalah sebagai berikut:96

1. Terwujudnya pemenuhan akan kebutuhan dan ketahanan pangan.

2. Terwujudnya peningkatan kemampuan menghasilkan, mengolah dan

memasarkan berbagai jenis produk pertanian, perkebunan, perikanan,

peternakan, kehutanan yang mampu berdaya saing nasional dan

internasional.

3. Terjaganya keseimbangan ekosistem sehingga mampu menjaga kelestarian

alam sebagai sumber dari segala sumber daya kehidupan manusia yang

berkelanjutan.

4. Terwujudnya peningkatan kesejahteraan petani dan nelayan.

5. Peningkatan pemanfaatan sumberdaya perikanan dalam mendukung

ekonomi dan tetap menjaga kelestariannya.

6. Terwujudnya pemanfaatan potensi sumber daya hutan secara efisien, optimal,

adil dan terjaganya keseimbangan ekosistem sehingga mampu menjaga

kelestarian alam sebagai sumber dari segala sumber daya kehidupan manusia

yang berkelanjutan.

7. Terwujudnya peningkatan kualitas fasilitas dan sarana fisik untuk

meningkatkan kualitas pelayanan.

Sedangkan misi ke-11 dijabarkan sebagai berikut:97

1. Terwujudnya kapasitas sarana, prasarana dan teknologi yang memadai dalam

pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup.

2. Terwujudnya wadah koordinasi pengendalian lingkungan yang bersifat lintas

sektoral dan lintas pelaku yang berkelanjutan.

3. Terwujudnya kesadaran dan ketaatan terhadap peraturan perundangan-

undangan lingkungan hidup.

4. Terwujudnya pola pemanfaatan sumber daya alam yang aman dan ramah

lingkungan.

95

Ibid., Bab 3-4 – 3-8. 96

Ibid., Bab 4-1 – 4-2. 97

Ibid., Bab 4-6.

Page 57: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

[54]

5. Terwujudnya keberdayaan perusahaan, masyarakat dalam menyeimbangkan

pengelolaan dan pelestarian sumber daya alam secara serasi.

Rencana Pembangunan Jangka Panjang 2006-2025 kemudian diturunkan lagi

menjadi Rencana Jangka Menengah Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2006-

2010. Ditetapkan melalui Peraturan Daerah Provinsi Kallimantan Tengah Nomor 13

Tahun 2005. Visi pembangunan daerah tahun 2006-2010 adalah: “Membuka Isolasi

Menuju Kalimantan Tengah yang Sejahtera dan Bermartabat”. Selanjutnya dijabarkan

bahwa “Pembukaan keterisolasian juga diarahkan untuk penguatan dan peningkatan

keterkaitan ekonomi antar pusat-pusat pertumbuhan yang ada di wilayah Provinsi

Kalimantan Tengah tanpa mengorbankan kemampuan dan kualitas ekosistem dan

lingkungan hidup”.98

Dalam arah kebijakannya diperkuat lagi dengan pernyataan bahwa: “Pembangunan

Kalimantan Tengah yang sangat strategis harus berwawasan lingkungan.

Mewujudkan fungsi sumber daya alam dan lingkungan hidup yang serasi dalam

mendukung fungsi ekonomi, sosial dan budaya masyarakat secara

berkesinambungan serta mengoptimalkan produktivitas pemanfaatan dan

pengendalian tata ruang sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku”.99

Sedangkan dalam strategi dan kebijakan, pada butir ke-3 (C) secara khusus

disebutkan “Keseimbangan ekosistem yang mampu menjaga kelestarian alam”.

Dijelaskan bahwa “Tujuan dari arah pembangunan daerah ini adalah tetap terjaganya

kondisi keseimbangan ekosistem sehingga alam dapat terlindungi kelestariannya dan

pada akhirnya alam tetap mampu menjadi sumber dari segala sumber daya

kehidupan manusia yang berkelanjutan”.100

Terkait dengan misi ke-2 RPJPD, pada butir strategi dan kebijakan yang ke-5 (E)

disebutkan “Pemanfaatan sumber daya perikanan dalam mendukung ekonomi

dengan tetap menjaga kelestariannya”.101 Disambung lagi dengan butir strategi dan

kebijakan yang ke-6 (F), yakni “Pemanfaatan potensi sumber daya hutan secara

efisien, optimal, adil dan menjaga keseimbangan ekosistem”.102 Sedangkan misi ke-

11 dari RPJPD dijabarkan dalam 18 program, mulai dari pengembangan kapasitas

98

Lampiran Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah No. 13 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2006-2010, Bab 3-8. 99

Ibid., Bab 3-10. 100

Ibid., Bab 5-4. 101

Ibid., Bab 5-5. 102

Ibid., Bab 5-6.

Page 58: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

[55]

sarana, prasarana, teknologi dan sumber daya manusia untuk mendukung

pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian lingkungan hidup, sampai dengan

pemenuhan kebutuhan listrik dari sumber-sumber daya terbarukan.103

Implementasi RPJMD periode pertama diwarnai dengan pencanangan kebijakan

Green Goverment Policy, yang disampaikan oleh Gubernur pada COP ke-13 UNFCCC

di Bali akhir tahun 2007. Dalam paparannya Gubernur menyatakan bahwa rusaknya

lingkungan hidup di Provinsi Kalimantan Tengah akibat eksploitasi sumber daya alam

(SDA) yang kurang berwawasan lingkungan dan telah mengakibatkan banjir,

kebakaran hutan. Di sisi lain kondisi masyarakat Kalimantan Tengah yang seharusnya

ikut menikmati hasil dari investasi tersebut ternyata masih dalam kondisi miskin.

Guna mengantisipasi semakin rusaknya lingkungan hidup yang lebih parah,

Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah mengeluarkan kebijakan yang

mengharuskan semua perijinan harus telah memenuhi kebijakan Green Government

Policy atau kebijakan yang berwawasan lingkungan.104

Rencana Pembangunan Jangka Menengah periode kedua, untuk tahun 2010-2015

ditetapkan melalui Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 1 Tahun

2011. Visi untuk periode ini dirumuskan sebagai berikut: “Meneruskan dan

menuntaskan pembangunan Kalimantan Tengah agar rakyat lebih sejahtera dan

bermartabat demi kejayaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)”.105 Terdapat

tujuh misi untuk mencapai visi dalam periode ini, dimana misi pertamanya adalah:

“Sinergi dan Harmonisasi Pembangunan Kewilayahan Kalimantan Tengah melalui

pemantapan Rencana Penataan Ruang Provinsi (RTRWP) secara berkelanjutan

dengan memperhatikan kesejahteraan rakyat dan lingkungan hidup”. Diperkuat lagi

dengan misi ke-5, yakni “Pengembangan dan penguatan ekonomi kerakyatan yang

saling bersinergi dan berkelanjutan”.106 Misi kemudian dijabarkan lagi dalam bentuk

10 strategi, yang dirinci lagi ke dalam 112 program pembangunan.107

Pada RPJMD periode ke-2 diwarnai dengan pencanangan kebijakan yang disebut

dengan Green and Clean Province. Kebijakan tersebut mengutamakan pertimbangan

lingkungan hidup dalam setiap aktivitas pembangunan. Karena itu, semua program,

103

Ibid., Bab 14-4 – 14-15. 104

www.atn-center.org, 10 Desember 2007. 105

Lampiran Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah No. 1 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2010-2014, V-1. 106

Ibid., V-3. 107

Ibid., VI-5 – VII-29.

Page 59: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

[56]

baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota harus memerhatikan pengelolaan

lingkungan hidup dalam rencana pembangunan yang akan dilaksanakan. Guna

mewujudkan program tersebut, beberapa langkah prioritas ditetapkan. Salah satunya

rencana tata ruang wilayah provinsi (RTRWP), sebab pembangunan membutuhkan

kepastian hukum dalam pengembangan wilayah. Sedangkan prioritas lain adalah

rehabilitasi lahan gambut, penerapan Gerakan Bersama Memanfaatkan Lahan

Telantar (Geber MLT), Program Sertifikasi Tanah, dan Program Heart of Borneo

(HoB).108

Pada tahun 2010 Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, bekerjasama dengan

Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI), melakukan kajian yang menghasilkan

laporan bertajuk “Menciptakan Kesejahteraan Rendah Karbon di Kalimantan Tengah”.

Pada intinya, laporan ini mengemukakan tujuh prioritas ekonomi rendah karbon

yang bisa dilaksanakan di Kalimantan Tengah, yakni:109

1. Perkebunan di lahan non-hutan;

2. Kehutanan berkelanjutan;

3. Pertambangan yang bertanggungjawab;

4. Tanaman pangan di lahan non-hutan;

5. Perikanan;

6. Jasa keuangan; dan

7. Ekowisata.

Kebijakan untuk mengedepankan pertimbangan-pertimbangan kelestarian sumber

daya alam dan lingkungan hidup dalam pembangunan membuat Kalimantan Tengah

terpilih untuk menjadi lokasi percontohan pelaksanaan Pengurangan Emisi dari

Deforestasi dan Degradasi Hutan (Reducing Emissions from Deforestation and Forest

Degradation—REDD+) di Indonesia. Program REDD+ diterapkan di Indonesia

sebagai salah satu pelaksanaan kemitraan antara Indonesia dengan Norwegia di

bidang kehutanan, dimana Letter of Intent ditandatangani pada bulan Mei 2010.

Keputusan ini tentunya membanggakan, karena Kalimantan Tengah menyisihkan

delapan provinsi lain.110 Ketua Satuan Tugas Persiapan Pembentukan Kelembagaan

REDD+ menjelaskan, bahwa Presiden memilih Kalimantan Tengah berdasarkan

108

Harian Umum Tabengan, 23 November 2010. 109

Menciptakan Kesejahteraan Rendah Karbon di Kalimantan Tengah, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah & Dewan Nasional Perubahan Iklim, 2010, hal. 25-29. 110

Aceh, Jambi, Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Papua, dan Papua Barat.

Page 60: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

[57]

kombinasi dari penilaian aspek kuantitatif dan kualitatif. Hasil penilaian menunjukkan

bahwa Kalimantan Tengah adalah provinsi dengan tutupan hutan dan lahan gambut

yang cukup luas, dengan ancaman deforestasi yang nyata. Tingkat kesiapan dan

komitmen dari Gubernur untuk melaksanakan REDD+ juga dinilai menjanjikan

keberhasilan Kalimantan Tengah.111

Komitmen sudah menuai kepercayaan. Lantas bagaimana dampak dari pelaksanaan

semua kebijakan-kebijakan yang, pada beberapa bagian, mengarah untuk menuju

pembangunan berkelanjutan di Kalimantan Tengah?

Bila dilihat dari pertumbuhan PDRB, sebagaimana dibahas dalam Bab 1,

pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Tengah stabil meningkat terus. Sedangkan

dilihat dari Indeks Pembangunan Manusia, Kalimantan Tengah berada di urutan ke-7

dari 33 provinsi yang ada di Indonesia pada tahun 2011, dan cukup jauh di atas rata-

rata nasional.112

111

ANTARA News, 30 Desember 2010. 112

Data diunduh dari situs Badan Pusat Statistik: http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=26&notab=2.

Page 61: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

[58]

Sedangkan bila diperbandingkan dengan provinsi-provinsi tetang di Pulau

Kalimantan, IPM Kalimantan Tengah bersaing dengan IPM Kalimantan Timur yang

sama-sama lebih tinggi daripada rata-rata nasional.

60 65 70 75 80

Papua

Nusa Tenggara Barat

Nusa Tenggara Timur

Maluku Utara

Irian Jaya Barat

Kalimantan Barat

Sulawesi Barat

Kalimantan Selatan

Sulawesi Tenggara

Gorontalo

Banten

Sulawesi Tengah

Maluku

Lampung

Sulawesi Selatan

Aceh

Jawa Timur

Jawa Barat

Indonesia

Bali

Jawa Tengah

Jambi

Bangka Belitung

Bengkulu

Sumatera Selatan

Sumatera Barat

Sumatera Utara

Kalimantan Tengah

Kepulauan Riau

Kalimantan Timur

Yogyakarta

Riau

Sulawesi Utara

DKI Jakarta

Perbandingan Indeks Pembangunan Manusia Antar Provinsi

Page 62: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

[59]

Tingkat kemiskinan di Provinsi Kalimantan Tengah juga terbilang rendah. Pada tahun

2012 bila dilihat prosentase penduduknya yang miskin, peringkatnya masih di atas

rata-rata nasional.

50

60

70

80

1996 1999 2002 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Perbandingan Indeks Pembangunan Manusia di Kalimantan

Indonesia

Kalimantan Barat

Kalimantan Tengah

Kalimantan Selatan

Kalimantan Timur

0 5 10 15 20 25 30 35

Papua

Maluku

Aceh

Bengkulu

DI Yogyakarta

Jawa Tengah

Sumatera Selatan

Sulawesi Tenggara

Indonesia

Jawa Barat

Jambi

Riau

Kalimantan Barat

Kepulauan Riau

Kalimantan Tengah

Bangka Belitung

Bali

Prosentase Penduduk Miskin 2012

Perbandingan Prosentase Penduduk Miskin Antar Provinsi

Page 63: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

[60]

Bila dilihat lebih dalam, jumlah penduduk miskin di wilayah perdesaan Kalimantan

Tengah terus menurun. Sedangkan yang di wilayah perkotaan justru ada

peningkatan dari tahun 2011 ke tahun 2012. 113

Secara umum perkembangan perekonomian dalam keadaan stabil dan tingkat

kemiskinannya terus menurun. Namun, ternyata ada kenyataan yang tidak bisa

dilihat dari data statistik. Sejak tahun 2006 hingga akhir tahun 2012, Perkumpulan

untuk Pembaharuan Hukum Berbasis Masyarakat dan Ekologis (HuMa)

mendokumentasikan 232 konflik sumber daya alam dan agraria di Indonesia. Tidak

semua provinsi terliput, dan data tersebut hanya mewakili 98 kabupaten/kota di 22

provinsi. Dari data yang ada, tujuh provinsi menjadi lokasi konflik terbanyak dan

Kalimantan Tengah berada di urutan teratas, sebagaimana tabel di bawah ini.114

No. Provinsi Jumlah Kasus Luas Lahan

Konflik (hektar)

1. Kalimantan Tengah 67 254.671

113

Data diunduh dari situs Badan Pusat Statistik: http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=1&tabel=1&daftar=1&id_subyek=23&notab=1. 114

Widiyanto et.al., Outlook Konflik Sumberdaya Alam dan Agraria 2012, Pusat Database dan Informasi - HuMa, diluncurkan tanggal 15 Februari 2013.

0

2

4

6

8

10

12

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Perbandingan Prosentase Penduduk Miskin di Kota & di Desa Kalimantan Tengah

Kota

Desa

Page 64: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

[61]

No. Provinsi Jumlah Kasus Luas Lahan

Konflik (hektar)

2. Jawa Tengah 36 9.043

3. Sumatera Utara 16 114.385

4. Banten 14 8.207

5. Jawa Barat 12 4.422

6. Kalimantan Barat 11 551.073

7. Aceh 10 28.522

Kalimantan Tengah menjadi provinsi yang paling banyak konflik, dimana 13 dari 14

kabupaten dan kotanya memendam masalah klaim atas sumber daya alam dan

agraria. Artinya, konflik berlangsung merata di wilayah administratif provinsi tersebut.

Sebanyak 85% dari kasus di Kalimantan Tengah terjadi di sektor perkebunan,

sedangkan 10% merupakan konflik di sektor kehutanan. Sisanya adalah konflik

pertambangan dan konflik lainnya. Menurut HuMa, tipologi konflik di Kalimantan

adalah klaim komunitas lokal atau masyarakat adat dengan negara dan perusahaan.

Tentang siapa saja yang terlibat di dalam konflik, dari data konflik di 22 provinsi

diperoleh gambaran sebagaimana grafik di bawah ini:

Perusahaan/ Korporasi

35%

Komunitas Lokal 34%

Petani 9%

Masyarakat Adat 7%

Perhutani 7%

Taman Nasional/ Kemenhut

4% PTPN

2% Pemerintah Daerah

2%

Instansi lain 0,4%

Pihak yang terlibat dalam konflik di 22 provinsi

Page 65: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

[62]

Dalam menentukan kategori, masyarakat adat dibedakan dengan komunitas lokal

untuk menjelaskan perbedaan klaim historis atas lahan konflik. Sedangkan kelompok

tani diidentifikasi sebagai pihak yang terkait dengan relasi kontraktual dengan

perusahaan.115

Ternyata pertumbuhan ekonomi yang stabil dan Indeks Pembangunan Manusia yang

tinggi bukan merupakan jaminan dari kehidupan sosial yang bebas konflik. Padahal

pembangunan berkelanjutan hanya akan terwujud bila pembangunan ekonomi

seimbang dengan pembangunan sosial dan pembangunan lingkungan hidup. Bila

pembangunan berkelanjutan hendak sungguh-sungguh dilaksanakan di Kalimantan

Tengah, ketiga pilar pembangunan berkelanjutan (ekonomi, sosial, dan lingkungan

hidup) senantiasa perlu diseimbangkan.

115

Ibid.

Page 66: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

[63]

BAB 3. PELUANG PEMBANGUNAN

BERKELANJUTAN DI KALIMANTAN TENGAH

Pembangunan bersifat dinamis, tergantung pada aspirasi di jamannya masing-

masing. Satu hal yang jelas dituju dengan pembangunan adalah kondisi yang lebih

baik, yang lebih sejahtera dari ketika pembangunan itu direncanakan. Lantas

bagaimana kondisi yang lebih baik, atau kesejahteraan, diukur? Kerangka sistem

perencanaan pembangunan di Indonesia sudah cukup mapan. Undang-undang

Nomor 25 Tahun 2004 mengamanahkan agar perencanaan pembangunan dipilah

dalam kerangka waktu jangka panjang (RPJP) untuk periode 20 tahun, jangka

menengah (RPJM) untuk periode 5 tahun, dan untuk periode 1 tahun disebut dengan

Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Rencana Pembangunan Jangka Panjang

dimaksudkan untuk melihat tujuan-tujuan besar dari pembangunan jauh ke depan,

cita-cita tentang kondisi yang lebih baik yang diharapkan terwujud dalam jangka

panjang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah untuk memantau apakah kinerja

pembangunan masih dalam jalur yang diharapkan untuk mencapai cita-cita jangka

panjang, yang kadang sulit diukur dan dilihat dampaknya dalam tempo satu tahun

pembangunan saja. Sedangkan RKP adalah jabaran program pembangunan yang

harus dilakukan untuk mencapai cita-cita jangka panjang.

Kehendak untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan, yang visinya sangat jauh

ke depan dimana pencapaian kesejahteraan masyarakat di masa kini menjamin

kesejahteraan masyarakat di masa depan, sudah cukup kuat landasan formalnya—

baik di tingkat nasional maupun di tingkat Provinsi Kalimantan Tengah. Lantas

bagaimana peluang untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan, khususnya di

Kalimantan Tengah?

Setelah meninjau kesiapan niat dan kondisi sesungguhnya yang terjadi dalam

bagian-bagian sebelumnya, berikut disampaikan gagasan-gagasan yang diharapkan

memberikan sumbangan bagi terwujudnya pembangunan berkelanjutan di

Kalimantan Tengah:

Page 67: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

[64]

1. Berbagi ruang antara ruang budidaya tradisional dengan ruang industri

dan budidaya skala besar

Pertumbuhan ekonomi, yang secara konvensional dicapai melalui

pengembangan industri dan budidaya skala besar, masih diperlukan untuk

pemenuhan kebutuhan pokok dan peningkatan kesejahteraan. Namun,

belum tentu masyarakat dapat mengikuti langkah perusahaan-perusahaan

besar yang bergerak cepat didukung oleh modal keuangan yang kuat.

Apalagi bagi masyarakat Kalimantan Tengah yang hingga akhir abad ke-20

masih diidentifikasi sebagai nature based communities. Sekali-kali tidak

direkomendasikan untuk menghambat masyarakat mengikuti kemajuan

jaman, dan membuat mereka hidup dalam museum terbuka. Setidaknya ada

pilihan-pilihan. Bagi yang sumber dayanya mencukupi bisa mengikuti pola

produksi industri dan budidaya skala besar. Tetapi bagi yang belum mampu,

atau investasinya dalam budidaya tradisional sudah cukup besar (dalam

kebun karet, kebun rotan, atau budidaya perikanan, misalnya), perlu diberi

ruang untuk berkembang juga. Mereka perlu dibantu untuk mengembangkan

produktivitas lahan dan perairan melalui cara-cara yang ramah lingkungan,

dibantu untuk memperoleh harga jual yang adil, dan menumbuhkan

kebanggaan sebagai produsen bahan-bahan yang diperlukan oleh orang

kota. Kiranya tidak banyak ruang yang diperlukan untuk budidaya tradisional.

Secara faktual, dan yang mana sudah diatur secara adat, ruang budidaya

tradisional masyarakat jarang yang lebih jauh dari jarak 5 kilometer di kiri-

kanan sungai-sungai besar. Selebihnya silahkan dibudiayakan oleh

perusahaan. Konsep berbagi ruang ini tentunya juga bersambungan dengan

falsafah “Huma Betang”, yang masih diyakini oleh sebagian besar warga

Kalimantan Tengah.

2. Corporate Social Responsibility (tanggung-jawab sosial perusahaan):

mengembangkan pola produksi yang menyatu dengan perekonomian

setempat

Corporate Social Responsibility (CSR) adalah proses dengan tujuan untuk

menerima tanggung jawab atas tindakan perusahaan dan mendorong

dampak positif dari kegiatan-kegiatannya terhadap lingkungan, konsumen,

karyawan, masyarakat, dan semua bagian dari publik yang juga dapat

dianggap sebagai pemangku kepentingan. Istilah CSR mulai digunakan pada

akhir tahun 1960-an, ketika perusahaan-perusahaan multinasional mulai

Page 68: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

[65]

menyadari bahwa mereka mempunyai tanggungjawab tidak ahnya kepada

para pemegang saham, namun juga kepada pemangku kepentingan yang

lebih luas. Dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia,

tanggungjawab perusahaan mulai muncul dengan diterbitkannya Undang-

undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Pasal 74 dari

Undang-undang ini mengatur bahwa: “Perseroan yang menjalankan kegiatan

usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib

melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan, yang dianggarkan

dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan

dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran”. Regulasi ini sudah mulai

dijalankan, hanya saja dalam pelaksanaannya seringkali diterjemahkan

sebagai bantuan-bantuan sosial kepada masyarakat di sekitar perusahan

bekerja. Dalam rangka mewujudkan pembangunan berkelanjutan,

seyogyanya CSR memberikan dampak positif lebih besar dari sekedar

kegiatan yang bersifat charity. Dalam kerangka perekonomian lokal

setidaknya perusahaan bisa melibatkan masyarakat di sekitarnya dalam mata

rantai usaha yang dilaksanakan. Misalnya, membina masyarakat sekitarnya

untuk memasok kemasan produk yang dihasilkan perusahaan, menyediakan

jasa angkutan, menyediakan bahan makanan atau makanan siap saji untuk

karyawan perusahaan, dlsb. Dalam kerangka sosial perusahan bisa

berkontribusi dalam meningkatkan sumber daya manusia setempat. Tidak

sekedar merekrut pekerja lokal untuk pekerjaan-pekerjaan kasar

(pembersihan lahan, pembibitan, penanaman), namun juga meningkatkan

kapasitas karyawan lokal agar nantinya bisa menduduki posisi-posisi

manajerial dalam perusahaan. Bila perusahaan menerapkan kebijakan

budidaya inti-plasma, petani sebaiknya dibina agar di masa depan menjadi

petani yang mandiri dan tidak seumur hidup tergantung kepada perusahaan

(walaupun senantiasa ada pilihan untuk yang mau menggantungkan

hidupnya terus-menerus kepada perusahaan). Dalam kerangka lingkungan,

setidaknya kegiatan perusahaan dijaga agar tidak menimbulkan kerusakan

atau pencemaran lingkungan setempat dan dlingkungan di bagian hilirnya.

Lebih baik lagi bila perusahaan berbagi ruang budidaya dengan masyarakat

di sekitarnya. Artinya tidak melanggar hak-hak atas lahan dan akses terhadap

sumber daya yang diperlukan oleh masyarakat di sekitarnya untuk

mengembangkan penghidupannya.

Page 69: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

[66]

3. Mengamankan sumber pangan

Hasil dari kajian JICA dan Bappenas di tahun 1998 menunjukkan bahwa

ternyata hanya sedikit lahan subur di Kalimantan Tengah yang cocok untuk

budidaya tanaman pangan. Lahan-lahan subur yang tidak banyak ini

sebaiknya dijaga untuk tetap sebagai lahan produksi bahan pangan, tidak

dikonversi untuk keperluan industri atau budidaya lainnya. Bahan pangan

yang dimaksud di sini adalah bahan pangan yang langsung dapat

dikonsumsi, seperti beras, sayuran dan buah-buahan. Kadang ada pihak yang

menyebutkan bahwa kelapa sawit adalah bahan pangan juga, yaitu untuk

bahan pembuat minyak nabati. Benar, namun agar untuk bisa dikonsumsi

memerlukan proses pengolahan yang hingga saat ini masih belum bisa

dilakukan oleh masyarakat secara mandiri. Selain bahan pangan dari vegetasi,

sumber protein seperti perikanan juga perlu dijaga. Sehingga kawasan

perairan perlu dijaga produktivitasnya sebagai sumber perikanan, baik untuk

perikanan tangkap maupun untuk budidaya perikanan.

4. Adopsi kearifan tradisional

Nature based communities yang disebutkan oleh peneliti JICA dan Bappenas

telah membuktikan keberadaan dan gaya hidupnya hingga akhir abad ke-20,

dan di banyak tempat masih ada hingga kini. Tentunya masyarakat seperti ini

mempunyai strategi kehidupan yang harmonis dengan lingkungan alam di

sekitarnya hingga bisa bertahan hidup selama ini. Satu hal yang masih ada

adalah aturan-aturan adat yang mengatur tata kelola lingkungan dan sumber

daya alam, demi keberlangsungan kehidupan dan kesejahteraan bersama.

Bentuk-bentuk kearifan tradisional, yang sudah teruji turun-temurun, seperti

ini selayaknya diadopsi sebagai satu strategi untuk mewujudkan

pembangunan berkelanjutan di Kalimantan Tengah.

5. Perencanaan pembangunan berkelanjutan di tingkat perdesaan

Demi mengejar kemajuan (dalam bidang pendidikan, perekonomian, status

sosial, dlsb.), senantiasa ada kecenderungan perpindahan penduduk dari desa

ke kota. Food and Agriculture Organization memperoyeksikan kependudkan

Indonesia sebagaimana grafik di bawah ini:116

116

Sumber: http://faostat3.fao.org/.

Page 70: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

[67]

Segencar apapun arus urbanisasi, tetap akan ada penduduk yang tinggal di

desa. Lagipula desa adalah basis penghasil bahan-bahan kebutuhan pokok

untuk menunjang kehidupan semua orang, baik dalam bentuk bahan pangan,

bahan-bahan untuk membuat pakaian dan bangunan, dan juga bahan-bahan

untuk membuat barang-barang konsumsi lainnya (karet untuk membuat ban,

rotan untuk membuat mebel, dlsb.). Kehidupan perdesaan sangat dekat

dengan pengelolaan sumber daya alam, apalagi tipologi masyarakat di

Kalimantan Tengah masih berbasis pada sumber daya alam (nature based

communities). Menjadi sesuatu yang logis bila pembangunan berkelanjutan

dimulai dari perdesaan. Sudah saatnya para pakar membantu masyarakat

perdesaan untuk merencanakan pembangunan yang berkelanjutan di tingkat

perdesaan, karena masyarakat desa telah membantu para pakar (yang

notabene adalah orang kota) dengan menyediakan bahan-bahan kebutuhan

pokok. Tantangannya adalah bagaimana menerjemahkan konsep

pembangunan berkelanjutan ke dalam bahasa yang mudah dipahami dan

dikerjakan di desa. Pendekatan-pendekatan partisipatif perlu diadopsi dalam

proses perencanaan pembangunan berkelanjutan, agar rencana yang

dihasilkan sepenuhnya adalah milik orang desa. Orang kota hanya membantu

prosesnya saja. Kepemilikan menjadi penting agar pembangunan

0

50.000.000

100.000.000

150.000.000

200.000.000

250.000.000

300.000.000

19

61

19

64

19

67

19

70

19

73

19

76

19

79

19

82

19

85

19

88

19

91

19

94

19

97

20

00

20

03

20

06

20

09

20

12

20

15

20

18

20

21

20

24

20

27

20

30

20

33

20

36

20

39

20

42

20

45

20

48

Proyeksi Kependudukan Indonesia

Populasi Perdesaan Populasi Perkotaan

Page 71: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

[68]

berkelanjutan tidak hanya sekedar proyek sesaat, namun menjadi gaya hidup,

gaya pembangunan yang yang menyatu dengan kehidupan sehari-hari

masyarakat perdesaan.

6. Keselarasan kepentingan lokal dengan kepentingan global

Seringkali konsep-konsep baru, atau gagasan-gagasan baru diwaspadai

sebagai intervensi dari luar, sebagaimana konsep pembangunan

berkelanjutan. Namun, khususnya untuk pembangunan berkelanjutan,

sebenarnya bisa ditilik kepentingannya dari sudut pandang dan praktek-

praktek lokal. Seperti yang sudah dibahas mengenai kearifan tradisional,

sebenarnya ada titik-titik temu antara konsep global dengan konsep lokal.

Selanjutnya adalah bagaimana menyelaraskan kepentingan-kepentingan,

yang satu dari sudut pandang kepentingan masyarakat lokal, dan satunya lagi

dari sudut pandang kepentingan insan sedunia. Dua ruang ini hanya berbeda

skala, namun ada bagian-bagian kepentingan yang bisa disinergikan agar

saling menguntungkan dan saling memperkuat.

Akhirnya, pembangunan berkelanjutan pada dasarnya adalah menjaga keberlanjutan

kehidupan dan mengupayakan kesejahteraan kita semua, termasuk anak-cucu yang

belum dilahirkan. Niat besar ukuran global bisa diterjemahkan ke dalam niat dan

kepentingan lokal. Sebaliknya niat dan kepentingan lokal mewarnai kehidupan secara

global, karena bagaimanapun juga bahan-bahan kebutuhan pokok manusia sedunia

diproduksi secara lokal.

Page 72: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

[69]

DAFTAR PUSTAKA

Ahim S. Rusan et.al., Sejarah Kalimantan Tengah, Kerjasama Lembaga Penelitian

Universitas Palangka Raya dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah,

Program Pengelolaan Kekayaan Budaya Provinsi Kalimantan Tengah, 2006

ANTARA News, 30 Desember 2010

Basel A. Bangkan, Adat dan Hukum Adat Dayak Kalimantan Tengah tentang

Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup, belum diterbitkan

Bernard Sellato, Nomads of the Borneo Rainforest: The Economics, Politics, and

Ideology of Settling Down, Translated by Stephanie Morgan, Honolulu:

University of Hawaii Press, 1994

Carl Lumholtz, Through Central Borneo, Volume I, New York: Charles Scribner’s Sons,

1920

Climate Change 2007: Synthesis Report, Intergovernmental Panel on Climate Change

Data Base Perizinan Sektor Ekonomi (Kehutanan, Pertambangan, Perkebunan)

Kalimantan Tengah Tahun 2008, Biro Administrasi Perekonomian dan Sumber

Daya Alam, Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Tengah , 2008

Data dan Informasi Kehutanan Propinsi Kalimantan Tengah, Pusat Inventarisasi dan

Statistik Kehutanan, Badan Planologi Kehutanan, Departemen Kehutanan, 2002

Data Perkembangan Pembangunan Perkebunan Besar Provinsi Kalimantan Tengah,

Per Desember 2008, Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah, 2009

Declaration of the United Nations Conference on the Human Environment, 1972

Donella H. Meadows, Dennis L. Meadows, Jørgen Randers, William W. Behrens III, The

Limits to Growth: A Report for The Club of Rome’s Project on the Predicament

of Mankind, New York: Universe Books, 1972

Garrett Hardin, The Tragedy of the Commons, Science, Vol. 162, 1968

Page 73: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

[70]

Goenadi Nitihaminoto & Bambang Sulistyanto, Permukiman Situs Pulang Pisau

Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, Berita Penelitian Arkeologi No. 04,

Balai Arkeologi Banjarmasin, 1998/1999

Harian Umum Tabengan, 23 November 2010

Intergovernmental Panel on Climate Change Second Assessment: Climate Change

1995

Japan International Cooperation Agency (JICA) & Badan Perencanaan Pembangunan

Nasional, The Development Study on Comprehensive Regional Development

Plan for The Western Part of Kalimantan, SCRDP – KALTENGBAR, Final Report

Vol. 2, 1999

Johannesburg Declaration on Sustainable Development, 2002

J. Ph. Poley, Eroïca: The Quest for Oil in Indonesia (1850-1898), Dordrecht: Kluwer

Academic Publishers, 2000

J. Saililah, Damang, Hukum Adat Kalimantan Tengah, Lembaga Bahasa & Seni Budaya

Universitas Palangka Raya, 1977

J. Thomas Lindblad & Peter E.F. Verhagen), Antara Dayak dan Belanda: Sejarah

Ekonomi Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan 1880-1942, Penerjemah: Ika

Diyah Candra, Editor: Wisnu Subroto, Arya W. Wirayuda, Isye Siti Asyiah,

Malang: Lilin Persada Press, Jakarta: KITLV-Jakarta, 2012

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1989 tentang Rencana

Pembangunan Lima Tahun Kelima (Repelita V)

Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat No. IX/MPR/2001 tentang Pembaruan

Agraria dan Pengelolaan Sumber Daya Alam

K. Heyne, Tumbuhan Berguna Indonesia, Penerjemah: Badan Litbang Kehutanan, Jilid

I – IV, Jakarta: Yayasan Sarana Wana Jaya, 1987

Kyoto Protocol to the United Nations Framework Convention on Climate Change,

1998

Page 74: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

[71]

Laporan Penelitian Pengobatan dengan Tumbuhan untuk Manusia: Studi dari Sebelas

Desa di Taman Nasional Sebangau, Kalimantan Tengah, Bidang Botani Puslit

Biologi – LIPI, WWF Indonesia, 2007

Marwati Djoened Poesponegoro et.al., Sejarah Nasional Indonesia VI: Zaman Jepang

dan Zaman Republik Indonesia, PT Balai Pustaka, 2008

Mathis Wackernagel & William Rees, Our Ecological Footprint: Reducing Human

Impact on the Earth, New Society Publisher, 1996

Menciptakan Kesejahteraan Rendah Karbon di Kalimantan Tengah, Pemerintah

Provinsi Kalimantan Tengah & Dewan Nasional Perubahan Iklim, 2010

Mikhail Coomans, Manusia Daya: Dahulu, Sekarang, Masa Depan, Jakarta: Gramedia,

1987

Moh. Ali Fadillah & Heddy Surachman, Tembikar Perdagangan di Pesisir Barat Daya

Kalimantan: Kajian Awal Aspek Morfologis, Makalah pada Evaluasi Hasil

Penelitian Arkeologi di Cipayung, Bogor, 16-19 Februari 1998, diterbitkan

dalam Naditira Widya No. 04/2000, Balai Arkeologi Banjarmasin, 2000

Naskah Garis Besar Haluan Negara 1993

Nathan F. Sayre, The Genesis, History, and Limits of Carrying Capacity, Annals of the

Association of American Geographers, 98: 1, 2008

Nugroho Notosusanto et.al., Sejarah Nasional Indonesia Jilid II, Jakarta: Balai Pustaka,

1993

Pegunungan Muller: Warisan Dunia di Jantung Kalimantan, Pusat Konservasi

Tumbuhan Kebun Raya Bogor, 2005

Pendapatan Regional Kalimantan Tengah 1993-2000, Badan Pusat Statistik Provinsi

Kalimantan Tengah

Pendapatan Regional Kalimantan Tengah 2000-2004, Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah & Badan Pusat Statistik Provinsi kalimantan Tengah

Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 1 Tahun 2011 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun

2010-2014

Page 75: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

[72]

Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 12 Tahun 2005 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Kalimantan Tengah

Tahun 2006-2025

Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 13 Tahun 2005 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Kalimantan Tengah

Tahun 2006-2010

Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional Tahun 2010-2014

Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional Tahun 2004-2009

Produk Domestik Regional Bruto Kalimantan Tengah 2008-2010, Badan Pusat

Statistik Indonesia

Report of the World Commission on Environment and Development, Our Common

Future, United Nations, 1987

Rio Declaration on Environment and Development: Report of the United Nations

Conference on Environment and Development, 1992

Sabtanto Joko Suprapto, Tinjauan Tentang Cebakan Emas Aluvial di Indonesia dan

Potensi Pengembangan

Sekretariat Wilayah Daerah Tingkat I Kalimantan Tengah, Lembaga Kedemangan dan

Hukum Adat Dayak Ngaju di Propinsi Kalimantan Tengah, Biro Pemerintahan

Desa, diperbanyak oleh Panitia Seminar dan Lokakarya Kebudayaan Dayak dan

Hukum Adat di Kalimantan Tengah, 1996

Statistik Ekonomi Keuangan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah, Desember 2001,

Kelompok Kajian Statistik dan Survei, Bank Indonesia

Statistik Ekonomi Keuangan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah, Desember 2006,

Kelompok Kajian Statistik dan Survei, Bank Indonesia

Statistik Ekonomi Keuangan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah, Vol. 8 No. 12,

Desember 2008, Kelompok Kajian Statistik dan Survei, Bank Indonesia

Page 76: SEJARAH PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PELUANG … · Schwaner tentang geologi Kalimantan digunakan untuk kegiatan eksplorasi batubara pada tahun-tahun berikutnya. Mollengraaff, geologis

[73]

Statistik Ekonomi Keuangan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Vol. 9 No. 10,

Kelompok Kajian Statistik dan Survei, Bank Indonesia

Statistik Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah Angka Sementara Tahun 2013,

Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah, April 2013

The Changing Atmosphere: Implications for Global Security, Conference Statement,

1988

Tjilik Riwut, Kalimantan Membangun Alam dan Kebudayaan, Tiara Wacana Yogya,

1993

Tom Harrisson, The Prehistory of Borneo, Asian Perspectives, XIII, 1970

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tanun 2005-2025

Widiyanto et.al., Outlook Konflik Sumberdaya Alam dan Agraria 2012, Pusat Database

dan Informasi - HuMa, diluncurkan tanggal 15 Februari 2013