Sejarah Kerajinan Karya Seni Rupa Batik.pdf
Click here to load reader
-
Upload
sang-pemantik -
Category
Documents
-
view
137 -
download
1
Transcript of Sejarah Kerajinan Karya Seni Rupa Batik.pdf
Sejarah Kerajinan Karya Seni Rupa Batik
Kelas: XI Kayu B
Aggota kelompok: Khatamsi (16)
Nur hidayat (17)
Rizki Dwi Putra (18)
Romadhon Bekti S (19)
Ruli Mahardani (20)
BATIK
Batik adalah salah satu cara pembuatan bahan pakaian. Selain itu batik bisa
mengacu pada dua hal. Yang pertama adalah teknik pewarnaan kain dengan menggunakan
malam untuk mencegah pewarnaan sebagian dari kain. Dalam literatur internasional,
teknik ini dikenal sebagai wax-resist dyeing. Pengertian kedua adalah kain atau busana
yang dibuat dengan teknik tersebut, termasuk penggunaan motif-motif tertentu yang
memiliki kekhasan. Batik Indonesia, sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta
pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai
Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi
1. Etimologi Kata "batik" berasal dari gabungan dua kata bahasa Jawa: "amba", yang bermakna
"menulis" dan "titik" yang bermakna "titik". Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni
tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama.
Perempuan-perempuan Jawa di masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam
membatik sebagai mata pencaharian, sehingga di masa lalu pekerjaan membatik adalah
pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya "Batik Cap" yang memungkinkan
masuknya laki-laki ke dalam bidang ini. Ada beberapa pengecualian bagi fenomena ini,
yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak "Mega
Mendung", dimana di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum
lelaki. Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga
kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif
batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik
tadisional hanya dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta. Batik
merupakan warisan nenek moyang Indonesia ( Jawa ) yang sampai saat ini masih ada. Batik
juga pertama kali diperkenalkan kepada dunia oleh Presiden Soeharto, yang pada waktu itu
memakai batik pada Konferensi PBB. Batik dipakai untuk membungkus seluruh tubuh oleh
penari Tari Bedhoyo Ketawang di keraton jawa.
2. Corak batik Ragam corak dan warna Batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya,
batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak hanya boleh
dipakai oleh kalangan tertentu. Namun batik pesisir menyerap berbagai pengaruh luar,
seperti para pedagang asing dan juga pada akhirnya, para penjajah. Warna-warna cerah
seperti merah dipopulerkan oleh Tionghoa, yang juga mempopulerkan corak phoenix.
Bangsa penjajah Eropa juga mengambil minat kepada batik, dan hasilnya adalah corak
bebungaan yang sebelumnya tidak dikenal (seperti bunga tulip) dan juga benda-benda
yang dibawa oleh penjajah (gedung atau kereta kuda), termasuk juga warna-warna
kesukaan mereka seperti warna biru. Batik tradisonal tetap mempertahankan coraknya,
dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing corak
memiliki perlambangan masing-masing.
3. Baju Batik di Indonesia
Pada awalnya baju batik kerap dikenakan pada acara acara resmi untuk
menggantikan jas. Tetapi dalam perkembangannya apda masa Orde Baru baju batik juga
dipakai sebagai pakaian resmi siswa sekolah dan pegawai negeri (batik Korpri) yang
menggunakan seragam batik pada hari Jumat. Perkembangan selanjutnya batik mulai
bergeser menjadi pakaian sehari-hari terutama digunakan oleh kaum wanita. Pegawai
swasta biasanya memakai batik pada hari kamis atau jumat.
4. Cara pembuatan Semula batik dibuat di atas bahan dengan warna putih yang terbuat dari kapas
yang dinamakan kain mori. Dewasa ini batik juga dibuat di atas bahan lain seperti sutera,
poliester, rayon dan bahan sintetis lainnya. Motif batik dibentuk dengan cairan lilin dengan
menggunakan alat yang dinamakan canting untuk motif halus, atau kuas untuk motif
berukuran besar, sehingga cairan lilin meresap ke dalam serat kain. Kain yang telah dilukis
dengan lilin kemudian dicelup dengan warna yang diinginkan, biasanya dimulai dari
warna-warna muda. Pencelupan kemudian dilakukan untuk motif lain dengan warna lebih
tua atau gelap. Setelah beberapa kali proses pewarnaan, kain yang telah dibatik dicelupkan
ke dalam bahan kimia untuk melarutkan lilin.
5. Jenis batik 1. Menurut teknik : a. Batik tulis adalah kain yang dihias dengan tekstur dan corak batik menggunakan tangan.
Pembuatan batik jenis ini memakan waktu kurang lebih 2-3 bulan. b. Batik cap adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik yang dibentuk dengan
cap ( biasanya terbuat dari tembaga). Proses pembuatan batik jenis ini membutuhkan
waktu kurang lebih 2-3 hari. c. batik saring, d. batik celup, e. batik terap.
2. Menurut asal pembuatan
Batik Jawa adalah sebuah warisan kesenian budaya orang Indonesia, khususnya
daerah Jawa yang dikuasai orang Jawa dari turun temurun. Batik Jawa mempunya motif-
motif yang berbeda-beda. Perbedaan motif ini biasa terjadi dikarnakan motif-motif itu
mempunyai makna, maksudnya bukan hanya sebuah gambar akan tetapi mengandung
makna yang mereka dapat dari leluhur mereka, yaitu penganut agama animisme,
dinamisme atau Hindu dan Buddha. Batik jawa banyak berkembang di daerah Solo atau
yang biasa disebut dengan batik Solo.
6. Komponen Batik 1. Warna
Warna adalah spektrum tertentu yang terdapat di dalam suatu cahaya sempurna
(berwarna putih). Identitas suatu warna ditentukan panjang gelombang cahaya tersebut.
Sebagai contoh warna biru memiliki panjang gelombang 460 nanometer. Panjang
gelombang warna yang masih bisa ditangkap mata manusia berkisar antara 380-780
nanometer. Dalam peralatan optis, warna bisa pula berarti interpretasi otak terhadap
campuran tiga warna primer cahaya: merah, hijau, biru yang digabungkan dalam komposisi
tertentu. Misalnya pencampuran 100% merah, 0% hijau, dan 100% biru akan
menghasilkan interpretasi warna magenta. Dalam seni rupa, warna bisa berarti pantulan
tertentu dari cahaya yang dipengaruhi oleh pigmen yang terdapat di permukaan benda.
Misalnya pencampuran pigmen magenta dan cyan dengan proporsi tepat dan disinari
cahaya putih sempurna akan menghasilkan sensasi mirip warna merah. Setiap warna
mampu memberikan kesan dan identitas tertentu sesuai kondisi sosial pengamatnya.
Misalnya warna putih akan memberi kesan suci dan dingin di daerah Barat karena
berasosiasi dengan salju. Sementara di kebanyakan negara Timur warna putih memberi
kesan kematian dan sangat menakutkan karena berasosiasi dengan kain kafan (meskipun
secara teoritis sebenarnya putih bukanlah warna). Di dalam ilmu warna, hitam dianggap
sebagai ketidakhadiran seluruh jenis gelombang warna. Sementara putih dianggap sebagai
representasi kehadiran seluruh gelombang warna dengan proporsi seimbang. Secara
ilmiah, keduanya bukanlah warna, meskipun bisa dihadirkan dalam bentuk pigmen. Pengelompokan Warna
Warna netral, adalah warna-warna yang tidak lagi memiliki kemurnian warna atau
dengan kata lain bukan merupakan warna primer maupun sekunder. Warna ini merupakan
campuran ketiga komponen warna sekaligus, tetapi tidak dalam komposisi tepat sama. Warna kontras, adalah warna yang berkesan berlawanan satu dengan lainnya.
Warna kontras bisa didapatkan dari warna yang berseberangan (memotong titik tengah
segitiga) terdiri atas warna primer dan warna sekunder. Tetapi tidak menutup
kemungkinan pula membentuk kontras warna dengan menolah nilai ataupun kemurnian
warna. Contoh warna kontras adalah merah dengan hijau, kuning dengan ungu dan biru
dengan jingga. Warna panas, adalah kelompok warna dalam rentang setengah lingkaran di dalam
lingkaran warna mulai dari merah hingga kuning. Warna ini menjadi simbol, riang,
semangat, marah dsb. Warna panas mengesankan jarak yang dekat. Warna dingin, adalah kelompok warna dalam rentang setengah lingkaran di dalam
lingkaran warna mulai dari hijau hingga ungu. Warna ini menjadi simbol kelembutan,
sejuk, nyaman dsb. Warna sejuk mengesankan jarak yang jauh. 2. Garis
Garis adalah suatu hasil goresan di atas permukaan benda/bidang gambar.
Menurut bentuknya garis dapat dibedakan sebagai berikut: Garis lurus (tegak lurus, horizontal, dan condong) Garis lengkung Garis putus-putus Garis gelombang Garis Zig-Zag
Garis Imaginatif
7. Perlengkapan Membatik Perlengkapan orang membatik tidak banyak mengalami perubahan dari dahulu
sampai sekarang. Dilihat dari peralatan dan cara mengerjakannya membatik dapat
digolongkan sebagai suatu kerja yang bersifat tradisionil. 1. Gawangan
Gawangan adalah perkakas untuk menyangkutkan dan membentangkan mori sewaktu
dibatik. Gawangan dibuat dari bahan kayu, atau bamboo. Gawangan harus dibuat
sedemikian rupa, sehingga mudah dipindah-pindah, tetapi harus kuat dan ringan. 2. Bandul
Bandul dibuat dari timah, atau kayu, atau batu yang dikantongi. Fungsi pokok bandul
adalah untuk menahan mori yang baru dibatik agar tidak mudah tergesar tertiup angin,
atau tarikan si pembantik secara tidak sengaja. 3. Wajan
Wajan ialah perkakas untuk mencairkan “malam”. Wajan dibuat dari logam baja, atau tanah
liat. Wajan sebaiknya bertangkai supaya mudah diangkat dan diturunkan dari perapian
tanpa menggunakan alat lain. 4. Kompor
Kompor adalah alat untuk membuat api. Kompor yang biasa digunakanadalah kompor
dengan bahan bakar minyak. 5. Taplak
Taplak ialah kain untuk menutup paha si pembantik supaya tidak kena tetesan “malam”
panas sewaktu canting ditiup, atau waktu membatik. 6. Saringan “malam”
Saringan ialah alat untuk menyaring “malam” panas yang banyak kotorannya. Jika “malam”
disaring, maka kotoran dapat dibuang sehingga tidak mengganggu jalannya “malam” pada
cucuk canting sewaktu dipergunakan untuk membatik. 7. Canting
Canting adalah alat yang dipakai untuk memindahkan atau mengambil cairan. Canting
untuk membatik adalah alat kecil yang terbuat dari tembaga dan bambu sebagai
pegangannya. Canting ini dipakai untuk menuliskan pola batik dengan cairan lilin. Sebelum
bahan plastik banyak dipakai sebagai perlengkapan rumah tangga, canting yang terbuat
dari tempurung kelapa banyak dipakai sebagai salah satu perlengkapan dapur sebagai
gayung. Dewasa ini canting tempurung kelapa sudah jarang terlihat lagi karena digantikan
bahan lain seperti plastik. Canting untuk membatikpun perlahan digantikan dengan teflon. 8. Mori
Mori adalah bahan baku batik dari katun. Kwalitet mori bermacam-macam, dan jenisnya
sangat menentukan baik buruknya kain batik yang dihasilkan. Mori yang dibutuhkan
sesuai dengan panjang pendeknya kain yang dikehendaki. Ukuran panjang pendeknya mori
biasanya tidak menurut standar yang pasti, tetapi dengan ukuran tradisionil. Ukuran
tradisionil tersebut dinamakan “kacu”. Kacu ialah sapu tangan, biasanya berbentuk bujur
sangkar. Maka yang disebut “sekacu” ialah ukuran perseginya mori, diambil dari ukuran
lebar mori tersebut. Jadi panjang sekacu dari suatu jenis mori akan berbeda dengan
panjang sekacu dari mori jenis lain. 9. Lilin (“Malam”)
Lilin atau “malam” ialah bahan yang dipergunakan untuk membatik. Sebenarnya “malam”
tidak habis (hilang), karena akhirnya diambil kembali pada proses mbabar, proses
pengerjaan dari membatik sampai batikan menjadi kain. “malam” yang dipergunakan
untuk membatik berbeda dengan malam atau lilin biasa. Malam untuk membatik bersifat
cepat menyerap pada kain tetapi dapat dengan mudah lepas ketika proses pelorotan. 10. Pola
Pola ialah suatu motif batik dalam mori ukuran tertentu sebagai contoh motif batik yang
akan dibuat. Ukuran pola ada dua macam. Pola A ialah pola yang panjangnya selebar mori.
Pola B ialah pola yang panjangnya sepertiga mori, atau sepertiga panjang pola A. jika pola A
1/4 kacu, ola B 1/12 kacu; Pola A ½ kacu, pola B 1/6 kacu. Yang dimaksud pola ¼, ½ atau
1/3 kacu ialah lebar pola 1/4, ½, atau 1/3 ukuran sebuah sisi sekacu mori. Tetapi ukuran
pola A dan B sering tidak seperti yang dikatakan di atas, karena masing-masing tidak
digunakan dalam selembar mori, atau karena ukuran lebar mori tidak selalu sama.
8. Cara pembuatan batik Untuk membuat batik, peralatan yang diperlukan adalah : kain mori (bisa terbuat
dari sutra, katun atau campuran kain polyester), pensil untuk membuat desain batik,
canting yang terbuat dari bambu, berkepala tembaga serta bercerat atau bermulut, canting ini berfungsi seperti sebuah pulpen. Canting dipakai untuk menyendok lilin cair yang panas,
yang dipakai sebagai bahan penutup atau pelindung terhadap zat warna. gawangan
(tempat untuk menyampirkan kain), lilin, panci dan kompor kecil untuk memanaskan Langkah – langkah pembuatan batik adalah sebagai berikut :
1. Langkah pertama kita membuat desain batik diatas kain mori dengan pensil atau biasa
disebut molani. Dalam penentuan motif, biasanya tiap orang memiliki selera berbeda-beda.
Ada yang lebih suka untuk membuat motif sendiri, namun yang lain lebih memilih untuk
mengikuti motif-motif umum yang telah ada. 2. Langkah kedua adalah menggunakan canting yang telah berisi lilin cair untuk melapisi
motif yang diinginkan. Tujuannya adalah supaya saat pencelupan bahan kedalam larutan
pewarna, bagian yang diberi lapisan lilin tidak terkena. Setelah lilin cukup kering, celupkan
kain ke dalam larutan pewarna. 3. Proses terakhir adalah nglorot, dimana kain yang telah berubah warna direbus dengan air
panas. Tujuannya adalah untuk menghilangkan lapisan lilin, sehingga motif yang telah
digambar sebelumnya terlihat jelas. Anda tidak perlu kuatir, pencelupan ini tidak akan
membuat motif yang telah Anda gambar terkena warna, karena bagian atas kain tersebut
masih diselimuti lapisan tipis (lilin tidak sepenuhnya luntur). Maka hasilnya adalah kain
batik yang dikenal dengan kain batik tulis. Penamaan itu diberikan, karena disamping batik
tulis, ada juga batik cap, batik printing, batik painting dan sablon.
9. Jenis-Jenis Batik
a. Batik Pecinan / Cina Bangsa Cina sudah lama dikenal sebagai Bangsa perantau. Mereka juga dikenal teguh
dalam melestarikan adat budaya leluhurnya. Biasanya di negeri perantauan mereka
memadukan budaya mereka dengan budaya lokal sebagai bentuk akulturasi budaya. Begitu
juga yang terjadi di Indonesia khususnya pada Batik. Keturunan dari para perantau Cina di
Indonesia biasanya memproduksi Batik untuk komunitas sendiri atau juga
diperdagangkan. Batik produksi mereka yang disebut Batik Pecinan memiliki ciri khas
warnanya cukup variatif dan cerah, dalam selembar kain banyak menampilkan bermacam
warna. Motif yang digunakan banyak memasukkan unsur budaya Cina seperti motif burung
Hong atau merak, dan Naga. Biasanya pola batik Pecinan lebih rumit dan halus. Pada jaman
dahulu Batik Pecinan yang berbentuk sarung dipadukan dengan Kebaya Encim sebagai
busana khas para wanita keturunan Cina di Indonesia. Di Pekalongan yang terkenal
memproduksi Batik Pecinan salah satunya ialah Tan Tjie Hou. b. Batik Belanda
Pada zaman penjajahan Belanda tentunya banyak warga Belanda yang tinggal dan
menetap di Indonesia. Mereka ternyata tertarik juga dengan budaya lokal. Sama seperti
warga keturunan Cina, warga keturunan Belanda banyak juga yang membuat dan
memproduksi batik. Batik yang dihasilkan warga keturunan Belanda ini mempunyai ciri
khas tersendiri. Motif yang digunakan kebanyakan bunga-bunga yang banyak terdapat di
Eropa seperti Tulip dan motif tokoh-tokoh cerita dongeng terkenal di sana. Batik model ini
sangat disukai di Eropa. Tokoh yang terkenal membuat Batik Belanda di Pekalongan yaitu
Van Zuylen dan J.Jans. Karya-karya mereka mendominasi pada abad 20 silam. c. Batik Rifa’iyah
Batik jenis ini mendapat pengaruh Islam yang kuat. Dalam budaya Islam motif – motif
yang berhubungan dengan benda bernyawa tidak boleh digambarkan sama persis sesuai
aslinya. Sesuai hal itu corak dalam batik rifa’iyah terutama yang mengenai motif hewan
terlihat kepalanya terpotong. Karena dalam ajaran Islam semua wujud binatang
sembelihan yang dihalalkan harus dipotong kepalanya. Biasanya warga keturunan Arab
memproduksi batik jenis ini. d. Batik Pengaruh Kraton
Pembuat batik di Pekalongan sering membuat batik yang motifnya merupakan ciri
khas dari Batik Kraton Yogyakarta ataupun Surakarta. Motif gaya kraton yang biasanya di
pakai yaitu semen, cuwiri, parang dll. Walaupun bermotif pengaruh kraton tetapi teknik
pembuatan dan pewarnaanya dengan gaya Pekalongan. Sehingga lebih unik dan menarik.
Perlu diketahui gaya Pekalongan adalah gaya Pesisiran jadi lebih bebas dan banyak
mendapat berbagai pengaruh dari luar e. Batik Belanda
Pada zaman penjajahan Belanda tentunya banyak warga Belanda yang tinggal dan
menetap di Indonesia. Mereka ternyata tertarik juga dengan budaya lokal. Sama seperti
warga keturunan Cina, warga keturunan Belanda banyak juga yang membuat dan
memproduksi batik. Batik yang dihasilkan warga keturunan Belanda ini mempunyai ciri
khas tersendiri. Motif yang digunakan kebanyakan bunga-bunga yang banyak terdapat di
Eropa seperti Tulip dan motif tokoh-tokoh cerita dongeng terkenal di sana. Batik model ini
sangat disukai di Eropa. Tokoh yang terkenal membuat Batik Belanda di Pekalongan yaitu
Van Zuylen dan J.Jans. Karya-karya mereka mendominasi pada abad 20 silam. f. Batik Rifa’iyah
Batik jenis ini mendapat pengaruh Islam yang kuat. Dalam budaya Islam motif – motif
yang berhubungan dengan benda bernyawa tidak boleh digambarkan sama persis sesuai
aslinya. Sesuai hal itu corak dalam batik rifa’iyah terutama yang mengenai motif hewan
terlihat kepalanya terpotong. Karena dalam ajaran Islam semua wujud binatang
sembelihan yang dihalalkan harus dipotong kepalanya. Biasanya warga keturunan Arab
memproduksi batik jenis ini. g. Batik Pengaruh Kraton
Pembuat batik di Pekalongan sering membuat batik yang motifnya merupakan ciri
khas dari Batik Kraton Yogyakarta ataupun Surakarta. Motif gaya kraton yang biasanya di
pakai yaitu semen, cuwiri, parang dll. Walaupun bermotif pengaruh kraton tetapi teknik
pembuatan dan pewarnaanya dengan gaya Pekalongan. Sehingga lebih unik dan menarik.
Perlu diketahui gaya Pekalongan adalah gaya Pesisiran jadi lebih bebas dan banyak
mendapat berbagai pengaruh dari luar. h. Batik Jawa Baru
Di produksi sesudah era batik Jawa Hokokay. Dalam Batik Jawa Baru motif dan warna
yang ada pada era batik Jawa Hokokay lebih disederhanakan, tetapi masih berciri khas pagi
sore tanpa tumpal. Kebanyakan menggunakan motif rangkaian bunga dan lung – lungan. i. Batik Jlamprang
Motif – motif Jlamprang atau di Yogyakarta dengan nama Nitik adalah salah satu batik
yang cukup popular diproduksi di daerah Krapyak Pekalongan. Batik ini merupakan
pengembangan dari motif kain Potola dari India yang berbentuk geometris kadang
berbentuk bintang atau mata angin dan menggunakan ranting yang ujungnya berbentuk
segi empat. Batik Jlamprang ini diabadikan menjadi salah satu jalan di Pekalongan. j. Batik Terang Bulan
Suatu desain batik dimana ornamennya hanya di bagian bawah saja baik itu berupa
lung – lungan atau berupa ornamen pasung atasnya kosong atau berupa titik – titik, Batik
Terang Bulan ini disebut juga Gedong atau Ram – raman. k. Batik Cap Kombinasi Tulis
Batik kombinasi tulis sebenarnya batik cap di mana proses kedua atau sebelum
disoga direntes atau dirining oleh pembatik tulis sehingga batik kelihatan seperti ditulis.
Hal ini dilakukan untuk mempercepat produksi batik dan keseragaman. l. Batik Tiga Negeri Pekalongan
Seperti halnya batik – batik negara lain dimana dalam satu kain terdapat warna
merah biru soga yang semua dibuat di Pekalongan terkadang warna biru diganti ungu dan
hijau. m. Sogan Pekalongan
Batik dengan proses dua kali dimana proses pertama latar putih kadang ada coletan,
dan untuk proses kedua batik ditanahi penuh atau ornamen plataran berupa titik halus
baru setelah itu disoga. Batik Soga terlihat klasik n. Tribusana
Merupakan batik gaya baru dimana cara pembuatan proses kedua direntas atau
riningan dan kebanyakan motif – motif nya lung – lungan lanjuran. Batik Tribusana ini ada
yang tahunan dan polos. o. Batik Pangan / Petani
Batik yang dibuat sebagai selingan kegiatan ibu rumah tangga di rumah dikala tidak
pergi ke sawah atau saat waktu senggang. Biasanya batik ini kasar dan kagok serta tidak
halus. Motifnya turun temurun sesuai daerah masing –masing dan batik ini dikerjakan
secara tidak professional karena hanya sebagai sambilan. Untuk pewarnaan pun diikutkan
ke saudagar. p. Coletan
Dimana dalam suatu kain batik pewarnaan di sebagian tempat menggunakan sistem
colet dengan kuas dan untuk pencelupan hanya sekali kecuali warna soga, warna –warna
lain menggunakan colet. q. Batik Kemodelan
Adalah batik – batik klasik baik itu dari gaya Yogya maupun Solo, dibuat dengan
komposisi baru dengan pewarnaan Pekalongan dan kelihatan modern. Hal ini sangat
popular di era zaman Soekarno untuk membuat batik Yogya dan Solo untuk ditambahi
warna. r. Batik Osdekan
Dalam suatu kain batik akan timbul satu warna akan dibatik lagi terus ditimpa
dengan warna lagi baik itu berupa warna tua muda atau warna lain, hal ini membuat warna
batik lebih hidup dan seperti ada baying –bayang. s. Batik Modern
Batik yang dalam prosesnya terutama dalam pewarnaan menggunakan sistem baru
yang biasanya dalam pencelupan sekarang menggunakan sistem lain baik tu berupa
gradasi, urat kayu maupun rintang broklat. Motif –motif ini adalah motif baru yang
berhubungan dengan estetika. Komposisi gaya bebas batik ini popular di era tahun 80 an. t. Batik Kontemporer
Suatu batik yang tidak lazim kelihatan batik, tetapi masih menggunakan proses
pembuatannya sama seperti membuat batik. u. Batik Cap.
Batik yang pembuatannya menggunakan alat beebentuk cap atau stamp baik itu
proses coletan maupun keliran Teknik membatik antara lain sebagai berikut:
a. Batik celup ikat, adalah pembuatan batik tanpa menggunakan malam sebagaia bahan
penghalang, akan tetapi menggunakan tali untuk menghalangi masuknya warna ke dalam
serat kain. Membatik dengan proses ini disebut batik jumputan. b. Batik tulis adalah batik yang dibuat melalui cara memberikan malam dengan
menggunakan canting pada motif yang telah digambar pada kain. c. Batik cap, adalah batik yang dibuat menggunakan alat cap (stempel yang umumnya terbuat
dari tembaga) sebagai alat untuk membuat motif sehingga kain tidak perlu digambar
terlebih dahulu. d. Batik lukis, adalah batik yang dibuat dengan cara melukis. Pada teknik ini seniman bebas
menggunakan alat untuk mendapatkan efek-efek tertentu. Seniman batik lukis yang
terkenal di Indonesia antara lain Amri Yahya. e. Batik modern, adalah batik yang cara pembuatannya bebas, tidak terikat oleh aturan
teknik yang ada. Hal tersebut termasuk pemilihan motif dan warna, oleh karena itu pada
hasil akhirnya tidak ada motif, bentuk, komposisi, dan pewarnaan yang sama di setiap
produknya. f. Batik printing, adalah kain yang motifnya seperti batik. Proses pembuatan batik ini tidak
menggunakan teknik batik, tetapi dengan teknik sablon (screen printing). Jenis kain ini
banyak dipakai untuk kain seragam sekolah.