Sejarah Geologi Zaman Karbon Permian

17
CARBONIFEROUS - PERMIAN PERIOD 1 BAB I PENDAHULUAN Zaman Karbon adalah suatu periode dalam skala waktu geologi yang berlangsung sejak akhir periode Devon sekitar 359,2 ± 2,5 juta tahun yang lalu hingga awal periode Perm sekitar 299,0 ± 0,8 juta tahun yang lalu. Selain itu, karbon berasal dari kata Latin untuk batubara, carbo. Karbon berarti "batubara-bantalan". Tempat tidur batubara banyak mengandung bola batubara yang ditetapkan secara global selama periode ini, maka nama itu. Karbon sering diperlakukan bukan sebagai dua periode geologi, sebelumnya Mississippi dan kemudian Pennsylvania , khususnya di Amerika Utara. Kata “karbon” berasal dari bahasa latin yaitu Carbonium yang berarti arang. Selama zaman ini diendapkan sistem karbon. Nama karbon diambil adri sifat sistem tersebut yakni timbulnya sejumlah besar karbon bebas. Sistem karbon untuk pertama kalinya dikenal di Eropa Barat yaitu di Prancis yang oleh Omalius d’Halloy seorang ahli geologi Prancis telah disebut pula sebagai Terrain Houller yang berarti daerah arang. Oleh sebab itu maka terminologi zaman karbon digunakan di Eropa. Lain halnya dengan di Amerika, Karbon Bawah dan Karbon Atas dianggap sebagai 2 buah sistem tersendiri, masing-masing: Mississippian untuk Karbon Bawah dan Pensylvanian untuk Karbon Atas. Nama Mississippian diambil dari daerah tipenya, yaitu di cekungan Mississipi dan pertama kali diusulkan pada tahun 1869 oleh Alexander Winchell, seorang ahli geologi Amerika, sedang Pensylvanian diambil dari nama daerah tipenya yaitu di Pensylvanian dan pertama kali diusulkan pada tahun 1891 oleh H.S. Williams, seorang ahli geologi Amerika. Sesudah zaman Karbon menyusul zaman Permian. Selama zaman ini diendapkan sistem Perm. Nama Perm berasal dari nama daerah tipenya yaitu Provinsi Perm di Rusia. Nama zaman Perm untuk pertama kalinya diusulkan pada tahun 1841 oleh Murchison, seorang ahli Stratigrafi dan Paleontologi berkebangsaan Inggris.

description

zaman karbon

Transcript of Sejarah Geologi Zaman Karbon Permian

CARBONIFEROUS - PERMIAN PERIOD

1

BAB I

PENDAHULUAN

Zaman Karbon adalah suatu periode dalam skala waktu geologi yang berlangsung

sejak akhir periode Devon sekitar 359,2 ± 2,5 juta tahun yang lalu hingga awal periode Perm

sekitar 299,0 ± 0,8 juta tahun yang lalu. Selain itu, karbon berasal dari kata Latin untuk

batubara, carbo. Karbon berarti "batubara-bantalan". Tempat tidur batubara banyak

mengandung bola batubara yang ditetapkan secara global selama periode ini, maka nama itu.

Karbon sering diperlakukan bukan sebagai dua periode geologi, sebelumnya Mississippi dan

kemudian Pennsylvania , khususnya di Amerika Utara.

Kata “karbon” berasal dari bahasa latin yaitu Carbonium yang berarti arang. Selama

zaman ini diendapkan sistem karbon. Nama karbon diambil adri sifat sistem tersebut yakni

timbulnya sejumlah besar karbon bebas. Sistem karbon untuk pertama kalinya dikenal di

Eropa Barat yaitu di Prancis yang oleh Omalius d’Halloy seorang ahli geologi Prancis telah

disebut pula sebagai Terrain Houller yang berarti daerah arang. Oleh sebab itu maka

terminologi zaman karbon digunakan di Eropa.

Lain halnya dengan di Amerika, Karbon Bawah dan Karbon Atas dianggap sebagai 2

buah sistem tersendiri, masing-masing: Mississippian untuk Karbon Bawah dan Pensylvanian

untuk Karbon Atas. Nama Mississippian diambil dari daerah tipenya, yaitu di cekungan

Mississipi dan pertama kali diusulkan pada tahun 1869 oleh Alexander Winchell, seorang ahli

geologi Amerika, sedang Pensylvanian diambil dari nama daerah tipenya yaitu di

Pensylvanian dan pertama kali diusulkan pada tahun 1891 oleh H.S. Williams, seorang ahli

geologi Amerika.

Sesudah zaman Karbon menyusul zaman Permian. Selama zaman ini diendapkan

sistem Perm. Nama Perm berasal dari nama daerah tipenya yaitu Provinsi Perm di Rusia.

Nama zaman Perm untuk pertama kalinya diusulkan pada tahun 1841 oleh Murchison,

seorang ahli Stratigrafi dan Paleontologi berkebangsaan Inggris.

CARBONIFEROUS - PERMIAN PERIOD

2

BAB II

PEMBAHASAN

1. PEMBENTUKAN KONTINENTAL DAN TEKTONIK

1.1 Zaman Karbon

Zaman Karbon ditandai dengan pembentukan progresif dari Pangea super. Belahan

bumi utara daratan hari ini bergerak menuju khatulistiwa untuk membentuk Laurasia dan

untuk bergabung dengan besar belahan bumi Selatan daratan Gondwana. Tabrakan antara

Siberia dan Eropa Timur menciptakan Pegunungan Ural, dan Cina dibentuk dengan beberapa

tabrakan microcontinents dan Siberia. Tabrakan antara Gondwana dan Laurasia menyebabkan

pembentukan sabuk Appalachian di Amerika Utara dan Pegunungan Hercynian di Eropa.

Gondwana juga bergeser ke arah khatulistiwa sementara benua bergerak dari timur ke

barat. Hubungan massa tanah yang berbeda, seperti lokasi dari masing-masing benua hari ini

relatif satu sama lain ditentukan oleh perbandingan kutub magnet kuno dan interpretasi dari

zona kuno aktivitas tektonik. Batu magnet ini didasarkan pada kenyataan bahwa beberapa

jenis batuan dapat mengandung mineral yang sedikit magnetik dan sehingga posisi diri

mereka dengan cara tertentu bila terkena medan magnet. Ketika batu pertama diletakkan,

seperti selama ledakan gunung berapi, mineral ini bebas untuk mengorientasikan diri mereka

dalam cara apapun yang mereka inginkan, dan mereka kemudian terjebak dalam posisi itu

ketika batu mengeras, sehingga merekam posisi medan magnet Bumi pada saat itu. Daratan

ditempatkan dekat satu sama lain akan mengalami medan magnet yang sama sehingga

mineral dalam batuan akan berorientasi dalam arah yang sama.

Jumlah lahan yang terkena udara meningkat selama Karbon. Peningkatan ini mungkin

karena lempeng tektonik dan penebalan kerak. Ini kecenderungan peningkatan elevasi daratan

dapat dilihat oleh berbagai jenis deposito batu yang ditemukan di lokasi yang berbeda.

Periode Mississippian ditandai dengan deposito laut yang mengarah ke kesimpulan bahwa

laut dangkal meliputi wilayah yang luas, tetapi dengan Periode Pennsylvania, ada

kecenderungan tidak merata tetapi progresif terhadap ketinggian daratan dan laut marjinal dan

lingkungan benua menjadi dominan. Pembatasan lautan ke pinggiran benua dan laut tingkat

CARBONIFEROUS - PERMIAN PERIOD

3

berfluktuasi menyebabkan ketidakselarasan dari strata yang terkait dengan periode Karbon.

Perubahan ini ke lingkungan yang kurang laut menyebabkan radiasi terestrial yang dimulai

pada Karbon. Radiasi terestrial juga terjadi karena tren pengeringan yang merupakan hasil

dari gletser besar, sebagian besar yang berasal di Kutub Selatan saat itu.

1.2 Zaman Perm

Pada zaman Permian, seluruh benua bergabung mejadi satu superkontinen yang

selanjutnya disebut sebagai Pangea. Super kontinen tersebut berkumpul di garis ekuator

kemudian bergerak perlahan ke arah kutub (selatan dan utara). Pergerakan ini disebabkan

pula oleh arus samudra tunggal pada waktu itu (Panthalassa). Selanjutnya terbentuklah

samudera Paleo- Tethys yang terletak diantara pecahan Pangea yakni Gondwana dan

Laurasia. Benua Cimmeria juga bergerak menjauh dari gondwana menuju Laurasia yang

disebabkan oleh penyusutan samudera Paleo-Thetys. Lalu akibat dari kejadian tersebut

samudera baru terbentuk samudera tersebut bernama Samudera Tethys, samudera ini lah

yang mendominasi kejadian-kejadian pada Era Mesozoikum. Ukuran Kontinental yang sangat

besar menyebabkan perubahan iklim yag bervariasi, mulai dari dingin hingga panas. Gurun-

Gurun pasir mulai terbentuk di bagian utara bumi, sedangkan bagian selatan bumi (Amerika

Selatan, Antartika, Australia, Afrika)di selimuti oleh es yang kemudian terjadi transgresi –

regresi.

2. STRATIGRAFI DAN SEDIMENTOLOGI

2.1 Zaman Karbon

Di Amerika Utara, Karbon dibagi menjadi dua subsistem: Mississippi (Karbon awal

354-323 mya) dan Pennsylvania (Karbon akhir 323-290 mya). Nomenklatur ini berbeda di

Eropa dan Cina, di mana nama yang berbeda dan divisi telah dibuat ke Karbon. Subdivisi

Atas dan Bawah digunakan untuk memisahkan langkah-langkah batubara yang berasal dari

Karbon akhir dari strata kapur dari Karbon awal. Di Eropa, Karbon Bawah disebut Dinantian

dan Karbon Atas dan Tengah bersama-sama disebut Silesia. Batas antara subdivisi Hulu dan

Hilir di Eropa diketahui berada di bawah batas antara Pennsylvania dan subsistem Mississippi

di Amerika Utara. Dalam subsistem ini terdapat subdivisi lebih lanjut berdasarkan suksesi

evolusi kelompok-kelompok fosil. Seri yang digunakan di Eropa Timur, dan yang Amerika

Serikat Geological Survey berikut, adalah (dari awal sampai akhir) Tournaisian, Visean,

CARBONIFEROUS - PERMIAN PERIOD

4

Serpukhovian, Bashkirian, Moscovian, Kasimovian, dan Gzelian. Serangkaian alternatif

kadang-kadang digunakan di Amerika Serikat adalah Kinderhookian, Osagean, Meramecian,

Chesterian, Morrowan, Atokan, Desmoinesian, Missourian, dan Virgilian. Stratigrafi dari

Karbon Bawah dibedakan oleh air-dangkal batugamping. Batugamping ini terdiri dari bagian-

bagian dari organisme, sebagian besar sisa-sisa crinoid . Ini berkembang di laut dangkal

Karbon Bawah. Batugamping lainnya termasuk mudstones kapur dan batugamping oolithic.

Mudstones kapur terdiri dari lumpur karbonat yang dihasilkan oleh ganggang hijau . Oolithic

batugamping terdiri dari kalsium karbonat dalam bola konsentris yang dihasilkan oleh energi

gelombang tinggi. Batupasir (batuan sedimen terdiri dari pasir kuarsa dan disemen oleh silika

atau kalsium karbonat) dan siltstones (batu terdiri dari lumpur yang mengeras) juga

ditemukan pada lapisan Karbon Bawah, meskipun tidak sebagai kelimpahan yang besar dari

batugamping.

Di Eropa Barat sistem karbon baik pada bagian atas maupun pada bagian bawah

dibatasi oleh lapisan batupasir merah. Pada bagian bawahnya sistem karbon terletak tidak

selaras Batupasir Merah Tua dari sistem Devon, sedang pada bagian atasnya ditutupi oleh

lapisan Batupasir Merah Muda dari sistem Perm. Adanya batupasir berwarna merah tersebut

menunjukan bahwa baik sebelum zaman karbon maupun sesudahnya terjadi suatu

pembentukan pegunungan yaitu sebelum zaman karbon sebagai akibat Orogenesa Calcedonia

dan sesudahnya akibat Orogenesa Variscia. Keduanya mengakibatkan pengangkatan daratan,

suatu susut laut dan pengendapan hasil rombakan pegunungan yang telah terbentuk. Dengan

demikian maka zaman karbon terjepit diantara waktu-waktu pengangkatan, dimana hal

tersebut kejadiannya tidak lama baik waktu dan intensitasnya. Hal itulah antara lain yang

menyebabkan sistem karbon mudah dikenal dengan nyata. Terjadinya batubara yang

mempunyai arti penting sangat erat hubungannya dengan pengangkatan dan pembentukan

pegunungan.

Selama zaman karbon sedimentasi dalam geosinklin yang sudah terjadi dalam zaman

Devon masih berlangsung terus. Geosinklin tersebut ialah Geosinklin Variscia yang

melampar dari pantai Atlantik di Eropa Barat hingga Rusia dan Polandia, Geosinklin Ural

yang memisahkan Rusia dan Siberia, Geosinklin Mediterania yang terdapat hingga jauh di

Asia (Tibet dan Mongolia), geosinklin Tasmania di Australia Timur, Geosinklin Appalachia

di Amerika Utara bagian timur dan Geosinklin Rocky Mountains di Amerika Utara bagian

barat. Kecuali pada geosinklin-geosinklin tersebut dijumpai pula endapan karbon diluar

CARBONIFEROUS - PERMIAN PERIOD

5

cekungan-cekungan tadi sebagai penutup tipis pada perisai-perisai tua atau dalam

parageosinklin-parageosinklin yang terjadi di daerah yang terlipat pada fase Orogenesa

Calcedonia. Endapan Epikontinen di benua-benua sebelah utara khatulistiwa yaitu Eurasia,

Amerika Utara untuk sebagian besar merupakan endapan laut, sedang dibenua Gondwana

yaitu Afrika, India, Australia, Amerika selatan terutama terbentuk endapan darat.

Ternyata bahwa tidak semua endapan karbon tersebut mengandung batubara,

walaupun sifat karbon itu dipergunakan sebagai nama zaman tersebut. Cekungan dimana

terjadi sedimentasi dengan pembentukan batubara dapat digolongkan menjadi cekungan

batubara geosinklin, cekungan batubara epikontinen dan parageosinklin serta cekungan-

cekungan kecil yang terbentuk pada rantai pegunungan lipatan.

Hal yang mencirikan cekungan batuan geosinklin ialah perlipatan perlapisan yang

hebat, kadar hidrokarbon dalam batubara yang rendah, sehingga terutama dijumpai antrasit

dan batubara keras. Ciri batubara yang terbentuk dalam cekungan epikontinen ialah kadar gas

yang tinggi sehingga sering disebut sebagai batubara gas atau batubara nyala.

Cekungan yang menghasilkan batubara antara lain Geosinklin Variscia, Geosinklin

Appalachia di Amerika Utara, cekungan Michigan di bagian utara daerah Midwest, cekungan

Interior Basin, cekungan Texas-Arkansas dan juga cekungan Appalachia di samping sebagai

penghasil batubara juga menghasilkan minyak bumi yang didapatkan didaerah Kansas dan

Oklahoma.

Cekungan paparan dan parageosinklin yang menghasilkan batubara antara lain di

Inggris (cekungan Midlands), Rusia (cekungan Moskow), Amerika (cekungan Barat tengah),

Tiongkok Utara dan Siberia serta Korea Utara. Cekungan antar gunung sebagai penghassil

batubara antara lain Cekungan Saar, Cekungan Central Plateau di Prancis, Cekungan Silesia

Bawah di Jerman dan Cekungan Bohemia di Cekoslowakia. Sedangkan daerah geosinklin

yang bukan penghasil batubara antara lain Geosinklin Ural, Geosinklin Altai-Himalaya yang

terus ke Geosinklin Tasmania Australia melalui Indonesia (Sumatera, Kalimantan Barat),

Kemudian Geosinklin Rocky Mountain-Andes dan Geosinklin Lingkar Pasifik serta

Geosinklin Cordillera di Amerika Utara.

CARBONIFEROUS - PERMIAN PERIOD

6

2.1.1 Zaman Karbon Periode Bawah

Dalam Karbon Bawah atau Mississippi, periode, perendaman pada beberapa

kesempatan dari interior Amerika Utara di bawah laut dangkal mengakibatkan pembentukan

batukapur, serpih, dan batupasir. Di wilayah Appalachian, terutama di Pennsylvania,

pengendapan besar batu pasir dan serpih yang ditetapkan oleh produk erosi dari pantai timur

dataran tinggi. Di Mt barat Rocky. wilayah ditutupi oleh laut dangkal yang diendapkan

batugamping yang Madison dan Redwall dari Grand Canyon. Zaman Karbon rendah di Eropa

adalah periode perendaman dan aktivitas gunung berapi besar. E dari Rhine, serpih, batupasir,

dan konglomerat yang disimpan, dan di Rusia, Batubara Tindakan terbentuk. Penutupan

Karbon Bawah ditandai dengan membangun gunung di New Brunswick, Nova Scotia, S

wilayah Appalachian, SW Amerika Serikat, dan Eropa.

2.1.2 Zaman Karbon Periode Atas

Dalam Karbon Atas atau Pennsylvania, periode, ada setidaknya satu perendaman

besar. Di Amerika Serikat E delta besar sedimen, sekarang diwakili oleh konglomerat

Pottsville, terbentuk selama awal Pennsylvania. Di Kansas, Nebraska, Arkansas, dan Texas,

tempat tidur Pennsylvania yang terutama serpih, batupasir, dan batubara; atas wilayah (Rocky

Mountain) Cordilleran, laut kapur, dengan sedikit batubara; di pantai Pasifik dari California

ke Alaska, batu kapur dan serpih . Tingkat laut juga terombang-ambing selama periode dan

menyebabkan pembentukan rawa-rawa besar dengan vegetasi yang luas yang kemudian

berubah menjadi batubara, dengan strata Pennsylvania yang mengandung deposit batubara

terbesar AS. Bidang batubara Pennsylvania Amerika Utara termasuk bidang antrasit E

Pennsylvania; bidang Appalachian, dari Pennsylvania ke Alabama; bidang Michigan; bidang

interior timur, di Indiana, Illinois, dan Kentucky, interior barat dan barat daya lapangan,

membentang dari Iowa ke Texas, Rhode Island lapangan; dan bidang Acadian SE Kanada.

Dalam Karbon Upper Eropa Barat, Grit Millstone (setara dengan konglomerat Pottsville)

diikuti oleh Tindakan Batubara, yang meliputi Basin Welsh, Inggris, Belgia, Westphalia, dan

Saar bidang. Di daerah Mediterania dan sebagian Asia, lingkungan Karbon Atas menyerupai

W Amerika Utara. Para Karbon Atas merupakan periode yang ditandai gangguan yang

disebabkan oleh tabrakan lempeng kerak. Gondwanaland, superbenua berisi benua Afrika dan

S Amerika, telah dibentuk; Euramerica, bagian dari Eropa dan N Amerika, telah menyatu ke

dalam benua ke utara, dan Angara, hari ini di Asia, juga di utara Gondwanaland. Di Eropa

CARBONIFEROUS - PERMIAN PERIOD

7

Pegunungan Alpen Paleozoikum disodorkan up, di Asia, Altai dan Tian Shan; di Amerika

Utara, Arbuckle dan Wichita mts. dan S leluhur Rockies. Semenanjung India menjadi sebuah

situs aktif deposisi, dalam geosyncline Himalaya dan banyak dari Cina, membangun gunung

yang dominan. Gerakan kerak di geosyncline Andes Amerika Selatan mempengaruhi pola

sedimentasi di banyak benua.

2.2. Zaman Perm

Di Eropa, sebagai tempat dimana sistem ini terbentukuntuk pertama kalinya

ditemukan, dicirikan dengan letak lapisan yang diskordan (tidak selaras) diatas sistem Karbon

yang mengandung batubara, pada bagian atas Sistem Perm mudah dibedakan dengan sistem

ang lebih muda yaitu Sistem Trias, yaitu dengan ditemukannya fosil-fosil yang telah

terkhususkan. Sistem Perm dicirikan oleh sisa kehidupan yang hampir semuanya bersifat

Paleozoikum, sedangkan Sistem Trias dicirikan dengan sisa kehidupan yang hampir

semuanya bersifat Mesozoikum. Sistem Perm yang berkembang sedimen laut agak sulit

ditemukan. Sedangkan yang berkembang sebagai endapan darat dijumpai didaerah yang

relatif luas. Dengan demikian, apabila Sistem Karbon di suatu tempat berkembang sebagai

endapan laut, maka Sistem Perm di tempat lain juga berkembang sebagai endapan laut. Hal

ini mudah dibedakan berdasarkan atas perbedaan kandungan fosilnya. Tetapi apabila sistem

karbon disatu pihak berkembang sebagai endapan darat dan sistem Perm di pihak lain juga

berkembang sebagai endapan darat. Maka hal ini akan lebih sulit untuk dibedakan. Dalam hal

yang demikian maka timbullah istilah Permokarbon. Dalam keadaan yang sama mungkin pula

akan terjadi perkembangan antara Sistem Perm disatu pihak dan sistem trias di pihak yang

lainnya. Dalam hal ini pula timbul istilah Permotrias.

Di daerah-daerah lainnya di Eropa, perkembangan sistem Perm dipengaruhi oleh

Orogenesa Variscia. Karena proses orogenesa ini pula Perancis, Jerman, Inggris, Amerika,

Daerah Alpin, Ural, Australia timur terjadi rantai pegunungan lipatan yang sangat besar., yang

pada waktu itu rusak akibat erosi. Sebagai akibatnya, daerah sekitarnya membentuk sedimen-

sedimen klastik terutama yang terjadi di daratan dan kebanyakan berwarna merah. Sistem

Perm terletak diatas sistem Devon yang diendapkan didaratan (pada waktu itu) seperti Inggris,

Perancis Utara dan jerman ang kemudian dinamakan sebagai batupasir merahmuda. Ditempat

tersebut pula endapan ini dipisahkan dari batupasir merah tuaoleh Karbon laut atau karbon

produktif.

CARBONIFEROUS - PERMIAN PERIOD

8

Di Amerika Utara perkembangan sistem Perm menunjukkan kesamaan dengan

perkembangan sistem Perm di Eropa. Selama zaman Perm, ditempat ini juga mengalami

orogenesa. Pada waktu itu, disekitar Appalachia diendapkan batupasir yang tebal dalam

cekungan yang menurun dan berbatasan dengan ini terdapan sebuah cekungan yang tergenang

oleh laut dan berkembanglah batugamping terumbu. Pada Perm atas, hubungan yang sempit

dengan samudera yang tertutup oleh perkembangan terumbu, sehingga karena iklimnya yang

kering maka terbentuklah endapan evaporit seperti gipsum, halit, dan lain sebagainya.

Endapan evaporit tersebut menjadi sangat tebal hingga mencapai 5000 m di New

Mexico dan Texas Barat. Pada cekungan yang dikenal sebagai Cekungan Guadalupe ini,

sistem Perm berkembang dalam 3 fasies kearah samping. Cekungan yang terbuka dan kaya

akan fauna laut, terumbu yang mengandung banyak dauna tetapi telah terkhususkan, endapan

evaporit dan akhirnya menjadi endapan darat yang berwarna merah. Karena dijumpai banyak

fosil maka tempat ini dibedakan menjadi empat jenjang yang dari atas ke bawah adalah

Jenjang Ochoa, Jenang Guadalupe, Jenjang Leonard, dan Jenjang Wolfcamp. Di Amerika

Barat pengendapan laut pada Geosinklin Cordilerra dan daerah paparan yang mengelilinginya

masih berlangsung terus. Sedangkan di Grand Canyon, endapan ini dikenal sebagai

batugamping Kaibab.

Adapun daerah sedimentasi Perm yang berada diluar pengaruh pegunungan Variscia.

Ditempat ini telah terjadi penggenangan daerah yang luas diantara Ural dan Moskow oleh

genangan laut yang dangkal. Ditempat ini sistem Perm dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu :

Perm Bawah (Artinskien), Perm Tengah (Koungourien) dan Perm Atas (Kanzanien).

Artinskien terdiri dari batupasir dan batulempung yang mengandung Brachiopoda

terutama Productus dan Chonetes. Semakin ketengah cekungan, semakin berkembang

menjadi gampingan dengan fosil Fusulina, Koral dan Brachiopoda. Koungourien terdiri dari

batugamping dan dolomit dengan sedikit fauna (sebagai akibat dari peningktatan salinitas).

Sedangkan pada Kanzanien terdapat lapisan berwarna merah dengan sisipan serpih yang

diendapkan didarat. Semakin ke arah barat fosil Brachiopoda semakin melimpah.

CARBONIFEROUS - PERMIAN PERIOD

9

3. MUNCULNYA KEHIDUPAN

3.1 Kehidupan Zaman Karbon

Karbon umumnya memiliki iklim yang lebih seragam, tropis, dan lembab sepanjang

tahun daripada ada hari ini. Musim jika ada yang tidak jelas. Pengamatan ini didasarkan pada

membandingkan morfologi dari tanaman yang ada dalam catatan fosil dengan tanaman yang

hadir hari ini. Morfologi tanaman Karbon menyerupai tanaman yang hidup di daerah beriklim

tropis dan ringan saat ini. Banyak dari mereka tidak memiliki lingkaran pertumbuhan,

menunjukkan iklim yang seragam. Hal ini keseragaman dalam iklim mungkin telah hasil dari

hamparan laut besar yang menutupi seluruh Permukaan dunia kecuali bagian, kecil lokal di

mana Pangea, superbenua besar yang ada selama akhir Paleozoikum dan awal Trias , adalah

membentuk selama Karbon. Dangkal, hangat, perairan laut sering membanjiri benua.

Terlampir menyaring pengumpan seperti bryozoa , khususnya fenestellids, yang berlimpah

dalam lingkungan ini, dan dasar laut didominasi oleh Brachiopoda . Trilobita yang semakin

langka, sementara foraminifers yang berlimpah. Ikan berat lapis baja dari Devon punah,

digantikan dengan fauna ikan yang terlihat lebih modern. Menjelang akhir Mississippi,

pengangkatan dan erosi dari benua terjadi, menyebabkan peningkatan jumlah dataran banjir

dan delta hadir. Lingkungan delta mendukung karang lebih sedikit, crinoid , blastoids,

cryozoans, dan bryzoans, yang sebelumnya melimpah di Karbon. Kerang air tawar pertama

kali muncul bersama dengan peningkatan gastropoda, ikan bertulang , dan hiu keragaman.

Pada pandangan pertama, mungkin tampak bahwa habitat laut telah berkembang

memungkinkan keragaman kehidupan laut meningkat, tetapi dalam kenyataannya, pergerakan

benua untuk membentuk satu massa benua yang besar menurun daerah pantai laut. Jumlah

ruang yang tersedia untuk kehidupan laut menurun, dan tingkat laut di seluruh dunia

berfluktuasi karena adanya dua lapisan es besar di kutub selatan yang menyedot sejumlah

besar air dan menguncinya jauh dari siklus air es. Karena air begitu banyak yang diambil dari

siklus air, Permukaan air laut turun menuju kepunahan massal dari invertebrata laut dangkal,

penurunan gradual dari rawa-rawa, dan peningkatan di habitat terestrial.

3.1.1 Kemunculan Flora dan Fauna

Zaman karbon tidak hanya dipisahkan dengan nyata dari zaman-zaman yang lain oleh

pembentukan pegunungannya tetapi juga oleh adanya perkembangan flora dan faunanya.

CARBONIFEROUS - PERMIAN PERIOD

10

Selama zaman kabon golongan vertebrata antara lain Reptilia dan Amphibia

berkembang dengan baik. Mereka muncul untuk pertama kalinya pada zaman Devon dan pada

zaman Karbon mengalami perkembangan pesat.

Beberapa dari anggota filum Antropoda yang sebagian sudah punah tetapi beberapa

jenis dapat bertahan hingga zaman Perm. Eurypterida yang telah dijumpai sejak zaman Silur

sebagai Eurypterus dalam bentuk raksasa, dalam zaman karbon masih tetap bertahan. Selain

itu perkembangan serangga, laba-laba dan lipan sangat terkhususkan. Sebagai contoh bentuk

yang menyerupai capung dapat mencapai ukuran dengan bentangan sayap selebar 75 cm.

Pada garis besarnya binatang-binatang laut menunjukan keadaan yang serupa seperti

zaman Devon. Golongan Tetracorral, Trilobita, Nautiliuidea, Ammonite dan Brachiopoda

merupakan kelompok yang memegang peranan penting. Jenis Crinoida dan Blastoida yang

tidak dikenal sebelumnya mengalami perkembangan yang luas. Disamping kelompok

binatang yang baru muncul yaitu Fusulinoida yang termassuk filum Protozoa. Selain itu

anggota dari Bryozoa berkembang sangat baik sehingga dibeberapa tempat membentuk

lapisan batugamping.

Jenis tumbuh-tumbuhan memegang peranan penting selama zaman karbon. Hal ini

disebabkan tumbuh-tumbuhan adalah sebagai pembentuk batubara yang mempunyai arti

penting. Dengan demikian jelaslah bahwa pada zaman karbon terlihat perkembangan dari

flora yang sangat pesat, disamping telah pula menunjukan adanya macam-macam jenis, antara

lain: Lepidodendron, Sigillria, Neoropteris, Glossopteris, Gangamopteris, Cordates,

Calamites yang semua itu merupakan pembentukan batubara yang merupakan salah satu

penciri untuk zaman karbon.

3.1.2. Fosil Zaman Karbon

Di bawah ini terdapat beberapa jenis fosil yang terdapat pada zaman karbon, yaitu :

Aviculopecten subcardiformis, Aviculopecten subcardiformis, Schizodus medinaensis,

Schizodus medinaensis, Syringothyris, Syringothyris, Palaeophycus, Palaeophycus,

Helminthopsis, Helminthopsis, Palaeocapulus acutirostre, Palaeocapulus acutirostre,

Conulariid, Conulariid, Syringoporid dan Syringoporid

CARBONIFEROUS - PERMIAN PERIOD

11

3.2. Zaman Perm

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa Periode Permian merupakan periode

terakhir dari Era Paleozoikum. Peralihan antara era Paleozoikum dan Mesozoikum terjadi

pada akhir era Permian sebagai pengakuan atas kepunahan massal terbesar yang tercatat

dalam sejarah kehidupan di Bumi. Hal ini mempengaruhi banyak kelompok organisme dalam

lingkungan yang berbeda dan sangat berpengaruh kepada masyarakat laut yang menyebabkan

kepunahan sebagian besar invertebrata laut dari waktu. Beberapa kelompok yang selamat dari

kepunahan Permian sangat sedikit, tetapi mereka tidak pernah lagi mencapai dominasi

ekologis yang pernah mereka miliki, membuka jalan bagi kelompok lain kehidupan laut. Di

darat, kepunahan yang relatif lebih kecil dari diapsids dan synapsids membersihkan jalan bagi

bentuk-bentuk lain untuk mendominasi, dan menyebabkan apa yang disebut "Zaman

Dinosaurus". Selain itu, hutan besar tanaman pakis seperti bergeser ke gymnosperma,

tanaman dengan keturunan mereka ditutupi di dalam benih. Tumbuhan runjung modern, yaitu

gymnosperma yang paling akrab saat ini, pertama kali muncul dalam catatan fosil dari periode

Permian. Secara keseluruhan, Permian adalah waktu yang terakhir untuk beberapa organisme

dan merupakan titik penting bagi organisme lain, dan kehidupan di bumi tidak pernah sama

lagi.

3.2.1. Kemunculan Flora dan Fauna

Sistem Perm dicirikan oleh kumpulan kehidupan Paleozoikum yang terakhir seperti

kelompok trilobata , tetracoral, Fusulina, tabulata, blastoida dan chepalopoda. Kelompok

binatang tersebut telah lenyap pada akhir zaman Perm.

Didaerah yang terus menerus mengalami pengendapan pada lingkungan marine,

endapan Perm dicirikan dengan penghabisan kelompok fosil Paleozoikum. Beberapa

kelompok tersebut termasuk kedalam anggota Fusulina, chepalopoda, Brachiopoda, trilobita

tabulata. Disamping itu didarat mulai tampak lebih maju pertumbuhan dari jenis vertebrata

dan insecta serta jenis flora.

Jenis Fusulina yang mencirikan endapan Perm antaralain Pseudoschwagerina uddeni,

Parafusulina wordensis, untuk golongan chepalopoda adalah Medlicottia whitneyi,

Gastriceras roadense, Waagenoceras dieneri, Perrinites vidriensis. Untuk Brachiopoda

CARBONIFEROUS - PERMIAN PERIOD

12

adalah Paranteletes latesinuatus, Aulosteges medlicottianus, Horridonia horrida, Scachinella

gigantes, Dielasma angulatum, Hustedia meekana, dan Leptodis amerikanus.

Golongan Vertebrata khususna reptilia memegang peranan penting. Selama zaman ini

berkembang jenis Edaphosaurus, Dimetrodon, Sphenacodoc dan Araeoscellis. Sedangkan

golongan amphibia yang mulai berkembang adalah Varanops, Limnoscelis, Endhotiodon,

Theriodon, dan Eryops. Adapun Golongan Insecta sederhana pada zaman ini yaitu

Dunbaria, dan Megatypus. Serta jenis tumbuhan pada Zaman Perm yakni Lepidodenron dan

Sigillaria.

3.2.2. Fosil Zaman Perm

Di bawah ini terdapat beberapa jenis fosil yang terdapat pada zaman Perm, yaitu

Clarkina meishanensis, Merrillina ultima, Hindeodus changxingensis, Hindeodus praeparvus

dan Hindeodus eurypyge.

4. PERKEMBANGAN ENDAPAN ZAMAN KARBON-PERM DI INDONESIA

4.1 Zaman Karbon

Perkembangan endapan karbon di Indonesia relatif tidak luas dan hanya diketahui di

daerah Sumatra, Kalimantan dan Irian. Dalam beberapa hal sangat sulit dibedakan antara

endapan yang berumur karbon dan Permian. Dalam hal demikian digunakan istilah

Permokarbon.

Perkembangan endapan Permokarbon di Sumatra khusunya di Jambi sangat baik. Di

tempat ini bagian bawah dari Permokarbon yang dikenal sebagai formasi kering terdiri dari

serpih, batupasir, tufa, konglomerat, batugamping yang mengandung fosil Fusulina dan flora

karbon. Bagian tengah yang dikenal sebagai formasi Salamuku terdiri dari batuan klastik

kasar antara lain breksi, konglomerat, batugamping yang mengandung fosil Fusulina dan

batuan vulkanik diantaranya dasit, andesit, liparit, dan tufa. Bagian atas yang dikenal sebagai

formasi air kuning terdiri dari batuan volkanik seperti tufa, lava, tufa dasitik, batupasir,

batugamping yang mengandung fosil Fusulina dan fosil flora.

CARBONIFEROUS - PERMIAN PERIOD

13

Di Kalimantan endapan Permokarbon dikelompokkan menjadi fasies volkanik dan

fasies sedimen. Fasies volkanik terdiri dari batuan efusiv basa sedangkan fasies sedimen

terdiri dari jasper, rijang, batu sabak, pilit, batulempung, napal, batugamping, dan marmer.

Dalam batugamping terutama terdapat fosil Fusulina yang menunjukan umur Permokarbon,

sedangkan flora Zaman Karbon antara lain Calamites dan Pecopteries yang juga menunjukkan

umur Karbon.

Di Irian endapan Karbon dijumpai di Pegunungan Jayawijaya. Terdapat endapan

karbon atas. Batuannya terdiri dari Batupasir gampingan yang mengandung mika dengan fosil

chonetes dan Proetes, Batugamping dengan fosil Martina dan Subulites serta serpih yang

mengandung flora Cathaysia. Selain itu didapatkan pula batuan yang bersifat lempungan dan

pasiran serta konglomerat yang mengandung fosil Brachiopoda.

4.2. Zaman Perm

Perkembangan Geosinklin selama Zaman Perm umumnya tidak seberapa. Barulah

pada zaman Trias daeran geosinklin yang baru makin terlihat jelas. Oleh sebab itu, endapan

Perm yang berkembang dilaut agak jarang terdapat dana biasanya hanya dijumpai sepanjang

geosinklin Tethys yaitu didaerah Silica, Salt Range, Kamboja dan Indonesia.

Endapan Perm di Indonesia tersebar di beberapa tempat. Di Sumatera, Endapan perm

dapat dilihat dai sekitar Bukit Barisan, Danau Singkarak. Dibagian bawahnya berkembang

sebagai endapan yang berfasies volkanik, sedangkan bagian atasnya berkembang fasies laut

dengan pembentukan batugamping Fusulina yang mengandung fosil Verboekina verbeeki,

Pseudofusulina, Sumatrina, Parafusulina yang menunjukkan umur Perm Tengah hingga Perm

atas. Tidak seperti pada Danau Singkarak, Endapan di daerah Jambi berkembang sebagai

sistem Permokarbon dengan bagian bawahnya berupa fasies volkanik dan bagian atasnya

berkembang sebagai fasies laut. Didaerah antara Danau Singkarak dan Danau Toba, endapan

yang diperkirakan berumur Permokarbon tersebar dibanak tempat dan dikenal dengan nama

Formasi Batusabak tua yang terdiri dari batuan yang terlipat kuat dan mengalami sedikit

metamorfisme seperti Kuarsit serpih, serpih fillitik, diabas, Porfiri, batugamping lokal dengan

struktur bioherm. Adapun fosil yang dijumpai yakni Lophophillydium veriforme, Zaphrentis,

Amplexus, Fenestella dan Stromatopora. Sedangkan di Irian Jaya, Endapan Perm berkembang

sebagai batugamping yang mengandung fosil Lonsdaleia fliegeli, selain di Irian, Endapan ini

CARBONIFEROUS - PERMIAN PERIOD

14

juga berkembang baik di Timor dan paling kaya fosil yang tersimpan baik pada sedimennya.

Tidak hanya terbaik di Indonesia, tapi jugaterbaik diSeluruh dunia, hal ini disebabkan karena

Setting tektoniknya yang komplek.

Berdasarkan journal yang berjudul RESPONSE OF LATE CARBONIFEROUS AND

EARLY PERMIAN PLANT COMMUNITIES TO CLIMATE CHANGE (Dampak

Pertumbuhan Tanaman pada Karbon Akhir hingga Permian Awal terhadap Perubahan Iklim) .

Urutan batuan dari Zaman Karbon Akhir dan Permian Awal merupakan rekaman peralihan

dari perselingan iklim dingin dalam sejarah bumi, hal ini ditandai dengan adanya

pengulangan periode glasial dan deglasial pada kutub selatan, hingga berubah lagi menjadi

iklim hangat. Sehingga, periode waktu ini merupakan yang paling baik untuk digunakan

dalam mempelajari pola respon vegetasi, terhadap periode glasial hingga interglasial dan

iklim hangat. Ekosistem karbon ditandai oleh banyaknya dataran/benua yang mengandung

banyak air, hal ini menyebabkan Karbon didominasi oleh produksi spora tanaman yang

kemudian menjadi awal bibit tanaman gymnospermae. Perubahan iklim global, terutama

pemanasan, terjadi akibat perubahan bibit tanaman-mendominasi dunia, awalnya dimulai pada

garis lintang atas selama Karbon, hingga mencapai tropis dekat batas Karbon-Perm.

Perubahan pada vegetasi yang dominan pada umumnya berlangsung cepat, dan menunjukkan

ambang batas dari perselingan lingkungan, dan terlibat adanya sedikit pencampuran dari

unsur-unsur flora darat dan air.

Berdasarkan jurnal yang berjudul KONTROL BIOSTRATIGRAFI CONDONT

PADA BATAS SEKUEN PERM – TRIAS DI ZONA TRANSISI LAUT DAN DARAT

DAERAH YUNNAN – GUIZHOU, CHINA (Conodont biostratigraphic control on

transitional marine to non-marine Permian–Triassic boundary sequencesin Yunnan–Guizhou,

China) Penemuan kembali dari asosiasi Conodont dengan magnetostratigrafi dan ash bed pada

Penampang Zhongzai, dekat Langdai, Liuzhi, Provinsi Guizhou menunjukkan kontrol yang

sangan tepat pada batas posisi dari Perm hingga Trias di fasies marin – non marine Guizhou

barat dan Yunan timur, Provinsi baratdaya China. Pada Penampang ZhongZhai, batas interval

menunjukkan batugamping rendah dengan ketebalan 20cm yang mengandung fragmen

Hindeodus sp. Dan Clarikna sp. Batas ini dilapisi oleh Black Shale dengan ketebalan50 cm

denga kandungan brachiopodanya. Diatasnya terdapat batugampin lagi dengan ketebalan 23

cm yang mengandung Clarkina meishanensis, Merrillina ultima, Hindeodus changxingensis,

H. praeparvus and H. Eurypyge. Selaras dengan batugamping ini terdapat 5cm ash bed dan

CARBONIFEROUS - PERMIAN PERIOD

15

dilanjutkan oleh black shale lagi dengan ketebalan 10 cm, dimana pada bagian atas dari

lapisan ini mengandung fauna Condont yang kerdil (dwarf). Batas antara Perm – Trias

tersebut terletak pada lapisan blackshale diantara dua ash bed

Selain itu menurut journal AN ICHNOFOSSIL ASSEMBLAGE FROM THE

LOWER CARBONIFEROUS SNOWY PLAINS FORMATION, MANSFIELD BASIN,

AUSTRALIA (Kumpulan Ichnofosil dari Zaman Karbon Bawah Formasi Snowy Plains,

Cekungan Mansfield, Australia). Urutan benua dari Anggota lingkunga batupasir Formasi

Plains Snowy dari kelompok Mansfield, Avon Supergrup, Cekungan Mansfield di Victoria,

Australia, mengandung beragam fosil jejak dan berlimpah, termasuk domichnia, fodinichnia,

pascichnia, dan repichnia. Ichna ditemukan di dasar satuan kira-kira tebal sekitar 28 meter

disebut Fish Hill, ketebalan 250 – 500 meter pada Anggota lingkungan batupasir. Bagian

dasarnya terdiri dari laminasi perselingan batulempung dan batulanau, ripple tebal ada pada

batupasir laminasi, dan tebal batupasir masif dengan laminasi bergelombang tidak menerus,

struktur cross-bedding bergelombang dan dalam skala kecil struktur cross-bedding sejajar,

ditafsirkan sebagai endapan sungai berkelok-kelok. Kumpulan fosil jejak termasuk

Rusophycus, Cruziana, Palaeophycus, dan Sagittichnus, merupakan ichnospecies baru

Fuersichnus dan Margaritichnus, dan merupakan ichnotaxon Platicytes lioparadus baru.

Geologi dan Geografi banyak ichnotaxa diperluas penyebarannya. Contoh yang sangat baik

yang digambarkan oleh komponen alami dari Cruziana dan Rusophycus. Ichnotaxa yang

disini dikelompokkan menjadi Rusophycus, Margaritichnus, dan Cruziana ichnocoenoses,

masing-masing diidentifikasi sesuai dengan paleoenvironment kejadiannya. Hal ini

merupakan deskripsi secara rinci pertama kali pada laporan ichnofossils dari Fish Hill, yang

terpenting dari informasi Palaeoenvironment dan palaeoecological yang sebelumnya diketahui

fosil vertebrata berasal dari batuan dasar.

CARBONIFEROUS - PERMIAN PERIOD

16

BAB III

KESIMPULAN

1. Zaman Karbon dicirikan dengan dijumpainya sejumlah karbon bebas dan evolusi

besar-besaran tumbuhan laut menuju ke darat. Selain kejadian tersebut, pengangkatan

dan orogenesa juga terjadi di zaman ini sehingga memungkinkan terjadinya

pembentukan batubara secara besar-besaran pula. Namun tidak semua endapan karbon

tersebut mengandung batubara. Karena proses pembentukan batubara membutuhkan

cekungan dimana terjadi sedimentasi sehingga dapat digolongkan menjadi cekungan

batubara geosinklin, cekungan batubara epikontinen dan parageosinklin serta

cekungan-cekungan kecil yang terbentuk pada rantai pegunungan lipatan. Reptilia dan

Amphibia berkembang dengan baik dan pesat. Dan tumbuhan seperti Lepidodendron,

Sigillria, Neoropteris, Glossopteris, Gangamopteris, Cordates, Calamite merupakan

salah satu faktor pembentuk batubara pada zaman karbon. Adapun kandungan fosil

pada lapisan Karbon yaitu Aviculopecten subcardiformis, Aviculopecten

subcardiformis, Schizodus medinaensis.

2. Zaman Perm dicirikan oleh terbentuknya pangea sebagai satu superkontinen, perm

memiliki endapan yang terletak secara diskordan diatas batuan Karbon. Zaman ini

juga dicirikan oleh kumpulan kehidupan Paleozoikum yang terakhir seperti kelompok

trilobata , tetracoral, Fusulina, tabulata, blastoida dan chepalopoda.sedangkan

tumbuhan yang berkembang adalah Lepidodenron dan Sigillaria. Juga ditemukan fosil

berupa Clarkina meishanensis, Merrillina ultima, Hindeodus changxingensis,

Hindeodus praeparvus dan Hindeodus eurypyge. Secara keseluruhan, Permian adalah

waktu yang terakhir untuk beberapa organisme dan merupakan titik penting bagi

organisme lain, dan kehidupan di bumi tidak pernah sama lagi.

CARBONIFEROUS - PERMIAN PERIOD

17

DAFTAR PUSTAKA

DiMichele W.A& Gastaldo R.A., 2001,Response of Late Carboniferous and Early Permian

Plant Communities to Climate Change, Colby College, USA

Garvey J.M & Hasiotis. S.T, 2007, An Ichnofossil Assemblage from the Lower Carboniferus

Snowy Plain Formation Mansfield Basin Australia, Australia, Elsevier B.V.

Katili. J. A & Mark . P., 1963, Geologi, Departemen Urusan Research Nasional, Jakarta

Marshak. Stephen., 1955, Essentials of Geology, W. W Norton & Company Inc , USA

Metcalfe I & Nicoll R.S., 2007, Conodont Biostratigraphy Control on Transisional Marine to

Non-Marine Permian – Triassic Boundary Sequences in Yunnan – Guizhou

China, Australia, Elsevier B.V

Stokes. W. L., 1964, Essentials of Earth History, Prentice Hall Inc., Engelwood Cliffs,

Newyork

Sukmandarrumidi., 1992, Geologi Sejarah, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta

Sumberlain :

http://dodosearchcore.blogspot.com/2012/07/zaman-karbon.html