Sejarah datum di Indonesia

download Sejarah datum di Indonesia

of 4

description

Menjelaskan tentang sejarah datum-datum yang pernah digunakan sebagai referensi di Indonesia

Transcript of Sejarah datum di Indonesia

  • TUGAS 2

    Responsi Sistem Referensi Geometrik

    Sejarah Datum di Indonesia

    Eka Fitriani

    15112093

    Asisten :

    Riko Maiyudi

    Angga Trysa

    Dianlisa Ekaputri

    Nabila Sofia E. P.

    TEKNIK GEODESI DAN GEOMATIKA

    FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN

    INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    2014

  • PENDAHULUAN

    Datum adalah sekumpulan parameter yang mendefinisikan suatu sistem koordinat dan

    menyatakan posisinya terhadap permukaan Bumi. Datum geodesi diukur menggunakan

    metode manual hingga yang lebih akurat lagi mengunakan satelit. Tanpa datum, koordinat

    titik-titik batas tersebut sebenarnya sulit untuk ditentukan lokasinya di lapangan. Jika Negara

    yang bertetangga mengasumsikan datum geodetik yang berbeda untuk nilai koordinat titik-

    titik batas, tentunya akan diperoleh dua lokasi yang berbeda untuk suatu titik yang sama.

    Dalam perjalanannya, Indonesia pernah mempunyai beberapa datum sebagai sistem referensi

    pemetaan. Di makalah ini, akan dijelaskan tentang datum apa saja yang pernah digunakan di

    Indonesia.

    ISI

    Sejak tahun 1870 (oleh Pemerintahan Kolonial Belanda) sampai dengan tahun 1974, datum

    geodetik yang digunakan adalah ellipsoid Bessel 1841 (a = 6.377.563 m, f = 1/299,3) dengan

    sistem koordinat relatif dan posisi ellipsoid bermacam-macam. Berikut ini, adalah beberapa

    datum yang pernah digunakan di Indonesia.

    - Datum Genoek (a = 6.377.397, f = 1/298.15)

    Pada tahun (1862-1880), Indonesia telah melakukan penentuan posisi di Pulau Jawa dengan

    metode triangulasi. Penentuan posisi ini menggunakan ellipsoid Bessel 1841 sebagai ellipsoid

    referensi, dan meridian Jakarta sebagai meridian nol, dan titik awal beserta sudut azimuthnya

    diambil dari titik triangulasi di puncak Gunung Genoek.

    - Datum Moncong Lowe (a = 6.377.397, f = 1/298.15)

    Pada tahun 1911 pengukuran jarring triangulasi di Pulau Sulawesi dimulai. Ellipsoid yang

    digunakan adalah Bessel 1841, meridian yang melalui Kota Makassar dianggap sebagai

    meridian nol, dan titik awal beserta sudut azimutnya ditentukan dari titik triangulasi di

    puncak Gunung Moncong Lowe.

    - Datum Bukit Rimpah (a = 6.377.397, f = 1/298.15)

  • Digunakan untuk kepulauan Bangka Belitung dan sekitarnya. Datum ini menggunakan sistem

    referensi ellipsoid Bessel 1841 dan meridian utama Greenwich. Bukit Rimpah adalah datum

    geodetik untuk pemetaan topografi.

    - Datum Gunung Serindung (a = 6.377.397, f = 1/298.15)

    Digunakan sebagai datum untuk pemetaan wilayah Kalimantan Barat. Pengukuran triangulasi

    dimulai pada sekitar tahun 1958-1959. Seperti halnya Datum Genoek dan Datum Bukit

    Rimpah, pada Datum Gunung Serindung ini ditetapkan bahwa ellipsoid referensi berhimpit

    dengan geoid di titik datum.

    - Datum Gunung Segara (a = 6.377.397, f = 1/298.15)

    Datum ini digunakan untuk pemetaan wilayah Kalimantan Timur. Pengukuran triangulasi

    dilaksanakan sekitar tahun 1937. Titik datum ditetapkan di Gunung Segara. Pada titik datum

    ditetapkan bahwa ellipsoid berimpit dengan datum. Ellipsoid referensi yang digunakan adalah

    Bessel 1841.

    - Datum T21 Sorong (a = 6.378.388, f = 1/297)

    - Datum Indonesia 1974 atau ID-74 (a = 6.378.160, f = 1/298.247)

    Seiring perkembangan teknologi dan ditemukannya teknologi pengukuran berbasis satelit

    (satelit Doppler), maka wilayah-wilayah yang tersebar di Indonesia dapat dipersatukan.

    Untuk menunjang sistem pemetaan tunggal di Indonesia, tahun 1975 Bakosurtanal

    menetapkan penggunaan GRS 1967 sebagai ellipsoid referensi di Indonesia yang, mencakup

    seluruh wilayah Indonesia dalam satu sistem sehingga tercipta sistem referensi tunggal, yang

    bernama Sferoid Nasional Indonesia (SNI). Kemudian, SNI dihimpitkan dengan ellipsoid

    NWL-9D (sistem referensi teknologi Doppler) di titik eksentris (Stasiun Doppler BP-A 1884)

    di Padang. Dengan demikian, stasiun Doppler ini dianggap sebagai datum tunggal geodesi di

    Indonesia, yang diberi nama Datum Indonesia 1974 oleh Bakosurtanal.

    - Datum Geodesi Nasional 1995 atau DGN-95 (a = 6.378.137, f = 1/298.257223563)

    Dengan kemajuan teknologi satelit, khususnya Satelit Global Positioning System (GPS),

    penentuan posisi yang lebih akurat dapat dicapai setiap saat dan tepat. Agar peta-peta

    Indonesia tetap bisa digunakan, maka perlu mengubah datum yang digunakan dari ID-74 ke

    datum yang sesuai dengan sistem GPS. Datum baru ini dinamakan Datum Geodesi Nasional

  • 1995 (DGN-95) yang geosentrik. Datum ini ditentukan menggunakan pengamatan GPS dan

    menggunakan ellipsoid referensi WGS-84. Datum ini mengadopsi sistem datum geodetik

    absolut dengan mengatur pusat ellipsoid referensi berimpit dengan pusat massa bumi.

    - Sistem Referensi Geometrik Indonesia 2013 (SRGI 2013)

    SRGI 2013, yaitu suatu sistem koordinat nasional yang konsisten dan kompatibel dengan

    sistem koordinat global. SRGI 2013 digunakan sebagai referensi tunggal dalam

    penyelenggaraan IG nasional. Berbeda dengan datum geodesi sebelumnya, SRGI 2013

    memperhitungkan aspek pergerakan lempeng tektonik dan deformasi kerak bumi. SRGI 2013

    terdiri dari sistem referensi koordinat, kerangka referensi koordinat, datum geometrik, sistem

    referensi tinggi, perubahan nilai koordinat terhadap fungsi waktu, dan sistem dan layanan

    untuk mengakses SRGI 2013.

    PENUTUP

    Wilayah NKRI yang terletak di antara pertemuan beberapa lempeng tektonik yang sangat

    dinamis dan aktif membuat perubahan nilai koordinat terhadap waktu perlu diperhitungkan

    dalam mendefinisikan sistem referensi geospasial untuk wilayah Indonesia. Hal inilah yang

    menyebabkan seluruh objek-objek geospasial yang ada di atasnya termasuk titik-titik kontrol

    geodesi yang membentuk Jaringan Kontrol Geodesi Nasional juga bergerak akibat

    pergerakan lempeng tektonik dan deformasi kerak bumi. Oleh karena itu, tidak mungkin

    hanya menggunakan satu datum dalam jangka waktu yang sangat lama. Seiring dengan

    perkembangan teknologi serta penentuan posisi berbasis satelit yang semakin teliti

    memungkinkan ternjadinya pemutakhiran sistem referensi geospasial atau datum geodesi.

    Inilah yang mendasari perubahan datum geodesi di Indonesia.

    SUMBER REFERENSI

    Abidin, H.Z. (2001). Geodesi Satelit. PT Pradnya Paramita, Jakarta

    Abidin, H.Z. Slide kuliah Geodesi Satelit

    http://www.bakosurtanal.go.id