Sejarah Dan Sosiologi Sains

19
Pertumbuhan ilmu pengetahuan, ketika sosiologi dibangun, minat terhadap ilmu pengetahuan (science) memberikan prestasi yang cukup besar. Diantaranya yang sukses adalah bidang fisika, biologi, dan kimia sehingga mendapat terhormat dalam masyarakat. Para sosiologi awal terutama Comte dan Durkhem semula telah berkecimpung dalam sains itu dan banyak menginginkan agar sosiologi dapat meniru kesuksesan, tetapi hal menjadi bahan perdebatan karena sains berpendapat bahwa cirri-ciri kehidupan social yang sangat berbeda dengan cirri-ciri objek studi sains yang akan menimbulkan kesukaran apabila mencontoh studi sains secara utuh. 1 [10] 2) Kekuatan intelektual dan kemunculan teori sosiologi Dalam hal ini adalah tentang kekuatan intelektual yang beperan sentral dalam membentuk teori sosiologi. Berbagai kekuatan intelektual yang menentukan perkembangan teori sosiologi akan dibahas dalam konteks nasional karena dalam kehidupan nasional itulah pengaruhnya terutama dirasakan. a) Abad pencerahan Pencerahan adlah sebuah periode perkembangan intelektual dan pembahasan pemikiran filsafat yang luar biasa. Sejumlah gagasan dan keyakinan lama kebanyakan berkaitan dengan kehidupan social dibuang dan diganti selama periode pencerahan. Pemikir yang paling terkemuka adalah Charle Montesqueu (1689-1755) dan Jean Jacques Rousseu. Pemikir yang berhubugan dengan pencerahan terutama dipengaruhi dua arus, yakni sains dan filsafat. Msa era 1

description

sejarah dan sosiologi sains

Transcript of Sejarah Dan Sosiologi Sains

Page 1: Sejarah Dan Sosiologi Sains

Pertumbuhan ilmu pengetahuan, ketika sosiologi dibangun, minat terhadap ilmu

pengetahuan (science) memberikan prestasi yang cukup besar. Diantaranya yang sukses adalah

bidang fisika, biologi, dan kimia sehingga mendapat terhormat dalam masyarakat. Para sosiologi

awal terutama Comte dan Durkhem semula telah berkecimpung dalam sains itu dan banyak

menginginkan agar sosiologi dapat meniru kesuksesan, tetapi hal menjadi bahan perdebatan

karena sains berpendapat bahwa cirri-ciri kehidupan social yang sangat berbeda dengan cirri-ciri

objek studi sains yang akan menimbulkan kesukaran apabila mencontoh studi sains secara utuh.1

[10]

2)      Kekuatan intelektual dan kemunculan teori sosiologi

Dalam hal ini adalah tentang kekuatan intelektual yang beperan sentral dalam

membentuk teori sosiologi. Berbagai kekuatan intelektual yang menentukan perkembangan teori

sosiologi akan dibahas dalam konteks nasional karena dalam kehidupan nasional itulah

pengaruhnya terutama dirasakan.

a)      Abad pencerahan

Pencerahan adlah sebuah periode perkembangan intelektual dan pembahasan pemikiran

filsafat yang luar biasa. Sejumlah gagasan dan keyakinan lama kebanyakan berkaitan dengan

kehidupan social dibuang dan diganti selama periode pencerahan. Pemikir yang paling

terkemuka adalah Charle Montesqueu (1689-1755) dan Jean Jacques Rousseu. Pemikir yang

berhubugan dengan pencerahan terutama dipengaruhi dua arus, yakni sains dan filsafat. Msa era

pencerahan lebih menekankan pada reaksi konservatifis  dan romantis terhadap pertumbuhan

teori sosiologi.

b)      Reksi konservatif terhadap pencerahan

Sosiologi perancis bersifat rasional, empiris, ilmiah, dan berorientasi perubahan, tetap

tidak sebelum dibentuk oleh seperangkat gagasan yang dikembankan sebagai reaksi dari

pencerahan. Ideology menentang premis moderenisasi dapat menemukan sentiment

antimodernisasi dalam kritik pencerahan. Bentuk oposisi paling ekstrim terhadap gagasan

pencerahan berasal dari pilosofi kontra revosioner katolik perancis seperti tampak pad aide-ide

Louis de Bonald (1754-1840) dan Joseph de Maistre (1753-1821). Zeltin telah menguraikan 10

proposisi yang muncul dari reaksi konservatif dan menyediakan basis bagi perkembangan teori

sosiologi perancis klasik.

1

Page 2: Sejarah Dan Sosiologi Sains

  sebagian pemikiran pencerahan cendrung menekankan pada individu, sedangkan reksi

konservatif mengarahkan perhatian pada sosiologi umum dan menekankan pada masyarakat dan

fenomena.

  masyarakat adalah unit analisi terpenting masyarakat dipandang lebih penting ketimbang

individu.

  individu bahkan tidak dilihat sebagai unsur yang paling mendalammasyarakat, karena masyarakat

terdiri dari komponen seperti pern, posisi, hubungan dll.

  bagian-bagian masyarakat dianggap saling berhubungan dan saling ketergantungan.

  perubahan dipandang bukan hanya sebagai ancaman terhadap masyarakat dan terhadap

komponennya, tetapi juga terhadap invidu dan masyarakat.

  kecendrungan umum adalah melihat berbagai komponen masyarakat berskala luas sebagai

komponen yang berguna, baik bagi masyarakat maupuan bagi individu yang menjadi

anggotannya.

  unit-unit kecil seperti kelompok keluarga, tetangga, keompok kagamaan dan mata pencaharian

dipandang penting bagi individu yang menjadi anggotannya.

  ada kecendrungan memandang berbagai perubahan social modern seperti industrialisasi,

urbanisasi dan birokrasi dapat menimbulkan kekacauan tatanan.

  sementara kebanyakan perubahan menakutkan itu mengarah pada kehidupan masyarakat yang

lebih rasional.

  pemikir konservatif mendukung keberadaan system hirarkis dalam masyarakat.2[11]

Robert k. merton

Merupakan tokoh sosiologi modern yang melakukan rincian lebih lanjut dalam analisis

fungsional dan memperkenalkan konsep fungsi, disfungsi, fungsi laten, dan fungsi manifest.

Pemahaman mengenai berbagai konsep ini perlu, karena menurut merton para tokoh

fungsionalisme sebelumnya hanya menitiberatkan perhatian mereka pada konsep fungsi saja dan

mengabaikan konsep disfungsi dan konsep fumgsi laten.

Model analisa fungsional Merton merupakan hasil perkembangan pengetahuannya yang

menyeluruh tentang ahli-ahli teori klasik. Dia menggunakan penulis-penulis besar seperti Max

Weber,William I. Thomas dan E. Durkheim sebagai dasar karyanya.Karya awal Merton sangat

2

Page 3: Sejarah Dan Sosiologi Sains

dipengaruhi oleh Weber, seperti yang terlihat dalam disertasi doktoralnya yang menganalisa

perkembangan ilmu pada abat ke-17 di Inggris. Di sini Merton meneliti hubungan antara

protestanisme dan perkembangan ilmu, yang dalam banyak hal sama dengan karya klasik Weber

ketika ia menunjukkan kolerasi antara Etika Protestan dan perkembangan kapitalisme.

Merton telah menghabiskan karir sosiologisnya dalam mempersiapkan dasar struktur

fungsional untuk karya-karya sosiologis yang lebih awal dan dalam mengajukan model atau

paradigma bagi analisa structural. Dia menolak postulat-postulat fungsionalisme yang masih

mentah, yang menyebarkan paham “kesatuan masyarakat yang fungsional”, “fungsionalisme

universal”, dan “indispensability”. Merton mengetengahkan konsep disfungsi, serta fungsi

manifes dan laten, yang dirangkainya ke dalam suatu paradigma fungsionalis. Walaupun

kedudukan model ini berada di atas postulat-postulat fungsionalisme yang lebih awal,tetapi

kelemahanya masih tetap ada. Masyarakat dilihat sebagai keseluruhan yang lebih besar dan

berbeda dengan bagian-bagiannya. Individu dilihat dalam kedudukan abstrak,sebagai pemilik

status dan peranan yang merupakan struktur. Konsep abstrak ini memperbesar tuduhan bahwa

paradigma tersebut mustahil untuk diuji.

Merton memulai analisa fungsionalnya dengan menunjukkan perbendaharaan yang tidak

tepat serta beberapa asumsi atau postulat kabur yang terkandung dalam teori fungsionalisme.

Merton mengeluh terhadap kenyataan bahwa “sebuah istilah terlalu sering digunakan untuk

melambangkan konsep-konsep yang berbeda-beda, seperti halnya dengan konsep yang sama

yang digunakan symbol dari istilah-istilah yang berbeda” (Merton 1976: 74). Konsep-konsep

sosiologi seharusnya memiliki batasan-batasan yang jelas bilamana mereka harus berfungsi

sebagai bangunan dasar dari proposisi-proposisi yang dapat diuji. Lebih daripada itu, proposisi-

proposisi harus dinyatakan dengan jelas tanpa berwayuh arti. Model Merton mencoba membuat

batasan beberapa konsep analitis dasar bagi analisa fungsional dan menjelaskan beberapa

ketidakpastian arti yang terdapat di dalam postulat-postulat kaum fungsional.3[17]

Falsafah dan Sains

3

Page 4: Sejarah Dan Sosiologi Sains

PENDAHULUAN

Falsafah merupakan induk atau asas kepada segala ilmu. Para ahli falsafah turut membahagikan

falsafah kepada beberapa cabang ilmu utama iaitu epistemologi juga metafizika yang

merangkumi ilmu ontologi, kosmologi, teologi metafizik dan antropologi. Selain itu, logika,

etika, estetika dan falsafah tentang pelbagai disiplin ilmu juga adalah cabang falsafah yang

ditonjolkan oleh para ahli falsafah.

Dalam mencari hubungan antara falsafah dengan ilmu sains. Terlebih dahulu dapat disimpulkan

bahawa ilmu sains merupakan salah satu bidang yang muncul berlandaskan kepada falsafah

kerana falsafah adalah bersifat menyeluruh dalam kajiannya.

Teori-teori dalam cabang ilmu falsafah iaitu epistemologi seperti teori fenomena, fiksyen,

skeptisme dan realisme membantu menyelesaikan persoalan sains. Dalam huraian selanjutnya,

akan dijelaskan sejauh mana hubungan antara falsafah dengan ilmu sains.

FALSAFAH

Definisi 

Pengertian falsafah dapat dilihat dalam dua bentuk iaitu dalam bentuk pengertiannya dari sudut

bahasa dan istilah. Perkataan ‘falsafah’ berasal daripada perkataan arab. Menurut Al-Farabi yang

merupakan ahli falsafah besar pada zaman Tamadun Islam perkataan arab tersebut berasal

daripada perkataan Yunani yang apabila ditranskripsikan menjadi philosophia hasil gabungan

frasa ‘philo’ dan ‘sophia’. Philosophia bermakna hasil kecitaan kepada kebijaksanaan, atau ilmu

kecitaan kepada kebijaksanaan, atau ilmu kecitaan kepada kebenaran, atau ilmu kecitaan kepada

hikmah.

Dari sudut istilahnya pula, mengikut pendapat Russell (1946), falsafah adalah sebagai sesuatu

fahaman atau pengertian di antara teologi dan sains, Hal ini adalah kerana, seperti teologi,

falsafah mengandungi spekulasi terhadap perkara yang belum tepat dibuktikan. Manakala

Page 5: Sejarah Dan Sosiologi Sains

melalui pendekatan sains, falsafah pula berusaha menggunakan taakulan dan logik untuk

membuktikan fahamannya.

E. D. Miller dalam bukunya Question That Matter (1984), mendefinisikan falsafah sebagai usaha

untuk berfikir secara rasional dan kritis terhadap perkara-perkara yang penting. Ahli falsafah

terkenal Yunani iaitu Plato telah mendefinisikan falsafah sebagai suatu ilmu pengetahuan yang

berusaha meraih kebenaran asli dan murni malahan juga mengatakan bahawa falsafah adalah

penyelidikan tentang sebab-sebab dan asas-asas yang paling akhir daripada segala sesuatu yang

ada.

Pada zaman Tamadun Islam, Al-Farabi (870-950) menegaskan falsafah sebagai ilmu mengenai

kewujudan, yang tidak bercangggah dengan agama bahkan sama-sama memuja kepada

kebenaran, yang bertujuan untuk mengetahui Yang Maha Esa. Ibnu Rusyd (1126-1198)

mendefinisikan falsafah sebagai penyelidikan tentang alam wujud dan memandangnya sebagai

jalan untuk menemui Maha pencipta segala ciptaan.

Cabang-Cabang Ilmu Falsafah

The World University Encyclopedia membahagikan falsafah kepada beberapa cabang-cabang

ilmu seperti sejarah falsafah, metafizika, epistemologi, logika, etika dan estetika. Selain itu,

falsafah juga dapat dibahagikan kepada dua bahagian iaitu falsafah sistematik dan sejarah

falsafah.

Falsafah sistematik adalah bertujuan untuk membentuk dan memberikan landasan kepada

pemikiran. Dalam bahagian ini meliputi gagasan ilmu berbentuk logik, metodologi,

epistemologi, falsafah ilmu, etika, estetika, metafizika, teologi iaitu falsafah ketuhanan, falsafah

manusia dan kelompok falsafah khusus seperti falsafah sejarah, hokum, komunikasi dan

sebagainya.

Manakala sejarah falsafah adalah merupakan bahagian yang berusaha meninjau pemikiran

falsafah sepanjang masa. Sejak dari zaman kuno sehingga zaman moden, bahagian ini meliputi

Page 6: Sejarah Dan Sosiologi Sains

sejarah falsafah Yunani atau Barat, India, Cina dan juga sejarah falsafah Islam. Pada zaman

Tamadun Islam, ahli falsafah Islam seperti Al-Kindi dan Al-Farabi masing-masing mempunyai

pendapat berbeza dalam pembahagian cabang falsafah.

Al-Kindi (796-873) telah membahagikan falsafah kepada tiga cabang iaitu sains fizik yang

merupakan peringkat terendah, sains matematik yang berkedudukan peringkat pertengahan dan

yang terakhir sains ketuhanan yang merupakan peringkat tertinggi. Manakala Al-Farabi (870-

950) membahagikan falsafah kepada dua cabang iaitu teori dan amali. Teori meliputi matematik,

fizik dan metafizik manakala amali merangkumi ilmu akhlak atau etik.

Disamping itu, jika diperhatikan kebanyakan ahli falsafah dan tampak di dalam penulisan-

penulisan mengenai falsafah sering kali membahagikan falsafah kepada lima cabang utama iaitu

logik, epistemologi, etika, estetika dan metafizik. Pembahagian yang dibuat jelas tampakkan

cabang falsafah dari pelbagai sudut.

Logik, adalah cabang falsafah yang menyelidik tentang pemikiran manusia. Logik adalah

merupakan asa-asas yang menentukan pemikiran yang lurus, tepat dan sihat. Dengan

mempelajari kaedah-kaedah logik diharapkan dapat menerapkan asas sehingga dapat membuat

kesimpulan dengan tepat. Dalam pengertian yang sempit, logik ialah kajian terhadap prinsip-

prinsip deduksi, kaedah-kaedah pembuktian dan juga kaedah demonstrasi.

Epistemologi, adalah bahagian falsafah yang membicarakan tentang terjadinya pengetahuan,

sumber pengetahuan, bermulanya pengetahuan, batasan, sifat, metod dan kesahihan terhadap

pengetahuan. Dalam membuat penyelesaian terhadap masalah berkenaan ilmu sains,

epistemologi mengemukakan beberapa teori iaitu teori fenomena, fiksyen, skeptisme dan

realism.

Metafizik, adalah cabang falsafah yang membicarakan tentang yang wujud atau membicarakan

sesuatu di sebaliknya. Persoalan metafizik dibezakan menjadi tiga iaitu ontologi, kosmologi dan

antropologi. Dalam bidang ilmu sains, metafizik menggunakan bahasa untuk menerangkan

gambaran tentang struktur bahan yang dikaji. Teori ini penting dalam menerangkan ujikaji sains.

Page 7: Sejarah Dan Sosiologi Sains

Etika, adalah cabang falsafah yang membicarakan tentang tingkah laku atau perbuatan manusia

dalam hubungannya yang baik atau buruk manakala estetika pula adalah cabang falsafah yang

membicarakan tentang keindahan.

Walaupun banyak perbezaan pendapat mengenai pembahagian cabang ilmu falsafah. Namun

begitu, kebanyakan ahli falsafah dan di dalam penulisan-penulisan mengenai ilmu falsafah,

kebanyakannya membahagikan cabang falsafah kepada logik, epistemologi, etika, estetika dan

metafizik. Jika diperhatikan, Cabang-cabang ilmu falsafah ini banyak membantu kepada

penyelesaian masalah sains.

Ciri-Ciri Falsafah

Menurut Drs. Suyadi MP dan Drs. Sri Suprapto Widodonongrat cirri-ciri falsafah adalah

menyeluruh, mendasar dan spekulatif. Manakala Sunoto menyebutkan ciri-cirinya adalah

deskriptif, kritikal atau analitikal, evaluatif atau normatif, spekulatif dan sistematik.

ILMU SAINS

Definisi

Frasa kata ‘sains’ boleh dilihat sudut pengertiannya dalam dua bentuk iaitu melalui sudut bahasa

dan istilah. Ilmu sains merupakan sebuah proses pengumpulan ilmu atau maklumat dan

penyusunannya. Perkataan ‘sains’ berasal daripada bahasa Latin iaitu ‘scientia’ yang bermaksud

mendapatkan ilmu atau maklumat. Dalam bahasa Melayu dan Indonesia, pada mulanya

perkataan sains tidak begitu digunakan dan sebagai gantinya mereka memakai perkataan ‘ilmu’

sahaja. Sehingga kini dalam bahasa Arab dan Indonesia menggunakan perkataan ilmu dengan

makna sains.

Pengelasan ilmu mengikut tradisi Islam amatlah berbeza daripada tradisi lain. Tidak hairanlah

Rosenthal, mendapati ratusan takrif ilmu mengikut pelbagai mazhab dalam tradisi Islam. Takrif

Page 8: Sejarah Dan Sosiologi Sains

ilmu mengikut perspektif Islam masih mampu menarik perhatian sarjana Islam kontemporari

seperti Syed Muhammmad Naquib Al-Attas yang telah memberi takrifan ilmu yang cukup tajalli

(profound) apabila beliau menyatakan ‘ilmu’ secara espistemologi, dengan bersumberkan kepada

tuhan sebagai sumber asalnya sehingga sampai makna ke dalam diri sendiri. Dengan acuan

kepada diri sendiri sebagai pentafsir dan penerima.

Takrif sains yang popular, pertamanya sains adalah merupakan ilmu pengetahuan yang bersistem

yang berdasarkan kepada cerapan, kajian, pengeksperimenan atau uji kaji dan sebagainya.

Keduanya, sains juga berupa pengetahuan daripada nalaran atau taakulan, naakulan dan mantik

gunaan. Selain itu, juga sains merupakan longgokan teknik, kemahiran, kebolehan berasas

kepada latihan, disiplin dan pengalaman malahan sains juga berupa analisis fenomena secara

bersistem, mantik dan objektif dengan kaedah yang khusus yang dipraktikkan untuk

mewujudkan tumpuan pengetahuan yang boleh dipercayai.

Bidang-Bidang Ilmu Sains

Ilmu Sains terbahagi kepada dua bidang ilmu iaitu ilmu sains sosial dan tulen. Sains Tulen

(Natural Science) adalah merupakan penggunaan kaedah saintifik untuk mengkaji benda-benda

nyata di bumi ini. Bidang ini merangkumi bidang ilmu astronomi, biologi dan perubatan, fizik,

kimia, sains bumi dan juga sains komputer.

Sains Sosial pula adalah merupakan penggunaan kaedah saintifik untuk mengkaji bidang

kemanusiaan di dunia ini. Ia juga dikenali sebagai kajian sosial. Bidang ini merangkumi bidang

ilmu antropologi, ekonomi, ekologi, etimologi, komunikasi, linguistik, psikologi, sosiologi dan

pendidikan.

Hubungan Falsafah dengan Sains

Sains pada pada awalnya merupakan sebahagian daripada cabang falsafah kerana falsafah

merupakan induk bagi segala ilmu pengetahuan yang ada. Falsafah dan sains mengalam

perubahan dimana subjek sains dan falsafah itu telah berkembang dan mempunyai cabang-

Page 9: Sejarah Dan Sosiologi Sains

cabangnya tersendiri.

Oleh sebab itu, sebahagian dari subjek sains telah memisahkan diri daripada falsafah dan berdiri

sebagai satu disiplin ilmu yang tersendiri sepertimana ilmu fizik, ilmu matematik, ilmu kimia

dan ilmu mengenai biologi.

Sains dan falsafah masing-masing berperanan mencari ilmu pengetahuan.akan tetapi ilmu

pengetahuan yang dapat diberi oleh sains terhad kepada fenomena ilmu fizik sahaja, manakala

ilmu falsafah menghuraikan tentang hakikat disebalik alam fizik.

Persamaan Falasafah dan Sains

Falsafah dan sains sama membahaskan tentang suatu hakikat, akan tetapi kedua-dua hakikat itu

adalah berbeza dari makna yang sebenarnya. Selain itu, falsafah dan sains akan menghasilkan

sesuatu natijah dari apa yang dikaji dan kedua-dua tidak terpenagruh oleh mana-mana unsur luar

yang boleh menggugat hasil kajian.

Objek material sains ialah alam dan manusia,objek material bagi falsafah juga perkara yang sama

iaitu alam dan manusia tambah dengan perkara yang lainnya iaitu masalah ketuhanan. Sains

menggunakan kaedah tersendiri mencari kebenaran tentang alam dan manusia serta apa yang ada

didalamnya.

Falsafah juga menggunakn kaedah tersendiri pula hampiri pada kebenaran,baik tentang alam

mahupun tentang manusia ( yang belum/tidak dapat dijawab oleh ahli sains kerana ianya berada

diluar jangkaunya ataupun tentang masalah ketuhanan.

Perbezaan Falsafah dan Sains

Bidang kajian sains tentang alam (al-kawn) dari sudut yang khusus dimana ahli dains mengkaji

satu juzuk alam yang tertentu cabang-cabang tertentu contohnya tentang alam tumbuhan, planet,

langit dan bumi dalam bentuk ilmu-ilmu cabang dari sudut sifatnya sahaja. Sedangkan falsafah

Page 10: Sejarah Dan Sosiologi Sains

membahasakan secra keseluruhan dengan pandangan yang menyeluruh (universal) dan kaiannya

dari sudut pengertian dan maksudnya. 

Pengamatan sains adalah pengamatan dari sudut luaran sahaja iaitu apa yang dapat dirasai dan

disaksikan sahaja. Sedangkan falsafah melihatnya dai sudut luaran hingga lah dari sudut dalaman

zat itu.huraian sampai kepada hakikat yang wujud tersembunyi disebalaik yang zahir misalnya

membicarakan dari sudut estetikanya dan akhlaknya.

Bagi sains, persoalan yang biasa diutarakan ialah “bagaimana/how” satu peristiwa yang berlaku.

Bagi falsafah pula, persoalan yang biasa dikemukan ialah “kenapa/why”. Jawapan ahli falsafah

lebih tinggi kerana menghuraikan sebab kejadiannya.

Sains hanya membicarakan tentang sebab-sebab yang hampir pada persekitarannya sahaja.

Falsafah pula membicarakan tentang sebab ynag utama yang jauh dan menjadi pendorong sebab

yang lain iaitu mengaitkan apa yang berlaku di alam fizik dengan alam metafizik.

Sains mencari kebenaran denagn jalan penyelidikan (research), pengalaman dan percubaan

(experiment). Falsafah hampiri kebenaran dengan mengunakan akal budi secara radikal dan

menyeluruh serta universal serta menggunakan pengamatan akal.

Sains sering membicarakan perkara-perkara yang sudah sedia ada seperti mengkaji penyakit HIV

yang telah sedia ada. Manakala falsafah pula membicarakan perkara-perkara yang sepatutnya

berlaku seperti ilmu mantik, akhlak dan estetika. 

Perkembangan sains terlalu cepat, banyak cabang ilmu dalam bidang sains ditemui serta banyak

penemuan baru dicapai. Perkembangan falsafah amatlah perlahan kerana bebanan falsafah

amatlah berat dan luas sekali bidangnya kerana falsafah adalah induk segala ilmu.

Bidang kajian sains berbeza dengan bidang kajian falsafah kerana bidang sains ialah alam tabi’i

manakala bidang falsafah meliputi sains itu sendiri. Selain itu, kebenaran sains adalah kebenaran

yang bersifat positif, manakala kebenaran falsafah adalah kebenaran yang bersifat spekulatif iaitu

Page 11: Sejarah Dan Sosiologi Sains

dugaan yang tidak dapat di buktikan secara empirik dan eksperimen.

Pendapat Ahli Falsafah Mengenai Hubungan Falsafah dan Ilmu Sains

Walaubagaimanapun sains dan falsafah saling perlu memerlukan antara satu sama lain. Dalam

masalah ini Louis O. Kattsoff menulis antara lain beliau menyebut bahawa bahasa yang

digunakan dalam falsafah dan sains dalam beberapa hal saling melingkupi. Namun begitu,

bahasa yang digunakan dalam falsafah cuba untuk berbicara mengenai ilmu pengetahuan

malahan apa yang harus diperkatakan oleh seorang ahli sains mungkin penting pula bagi seorang

ahli falsafah.

Selain itu, beliau juga mengatakan falsafah dalam usahanya mencari jawapan terhadap

pertanyaan pokok yang kita ajukan adalah harus memperlihatkan hasil-hasil sains. Sains dalam

usaha untuk menemukan rahsia alam kudrat haruslah mengetahui anggapan kefalsafahan.

Falsafah mempersoalkan istilah-istilah pokok daripada sains dengan suatu cara yang berada dari

luar tujuan dan kaedah sains.

Sehubungan itu, Harold H. Titus menerangkan bahawa sains mengisi falsafah dengan sejumlah

benda yang faktual dan deskriptif yang perlu dalam pembinaan falsafah. Sesungguhnya falsafah

pula pada suatu masa yang cenderung untuk mencerminkan tinjaun ilmiah tersebut.

Dalam Islam tidak ada pertentangn antara sains, falsafah dan agama kerana sains dan falsafah

yang benar ialah dari usaha manusia dengan kekuatan akal budinya yang relatif hasil untuk

memahami kenyataan alam iaitu susunan alam. Pembahagian alam, bahagian-bahagian alam dan

hukum (yang berlaku bagi) alam. Al-quran (ayat Al-Quraniyyah) adalah pembukuan segenap

ayat alam semesta (ayat Al-Kauniyyah) dalam satu kitab. Kedua-dua ayat ini saling menafsirkan.

Satu penafsiran terhadap yang lain tidak akan pernah berlawan, kerana ke dua-duanya berasal

daripada Allah s.w.t, yang pertama firman Allah dan yang kedua ciptaan Allah s.w.t.

KESIMPULAN

Page 12: Sejarah Dan Sosiologi Sains

Setelah membuat beberapa kajian tentang hubungan ilmu falsafah dan ilmu sains dari pelbagai

aspek. Jelaslah disini ilmu falsafah tidak boleh dipisahkan dengan ilmu sains. Biarpun ada

beberapa hal yang membezakan, namun ia tidak memberi kesan kepada hubungannya.

Ahli sains mahupun ahli falsafah hendaklah memahami atau mendalami ilmu pengetahuan

tentang kedua-dua bidang ini. Supaya ia tidaklah kelihatan bercanggah apabila membuat suatu

kajian dan supaya ia lebih kelihatan sempurna.

Bagi menyempurnakan lagi suatu kajian itu perlulah dihubungkan dengan agama. Hal ini sangat

penting bagi seorang muslin itu agar tidak terpesong dari pegangan akidah Islam itu seperti telah

diakui oleh Sir James Jeans. Jelaslah bahawa jalan keluar daripada kebuntuan ini ialah dengan

kembali kepada kebenaran dan kepada jalan Islam yang lurus. Tetapi kembali kepada Islam tidak

bermakna kembali kepada Islam popular atau “Islam baka”.

Sejarah telah menunjukkan ada beberapa agama yang mengongkong ilmu pengetahuan dan akal.

Bahkan dunia moden Barat yang lahir dari Renaissance persis adalah hasil perjuangan-

perjuangan pahit menentang teologi Kristen yang menekan dan sempit. Sejarah demikian tidak

boleh dan tidak akan diulang.

Agama Islam yang dimaksudkan adalah agama seperti yang diterangkan dalam ayat-ayat Quran

yang telah disebutkan. Daripada ajaran-ajaran agama seperti inilah kita boleh mengembang dan

menyempurnakan suatu falsafah saintifik yang utuh yang boleh menjadi landasan kuat kepada

perkembangan sains sosial dan malah semua ilmu.

Secara ringkasnya, falsafah adalah merupakan suatu bidang ilmu yang besar dan merupakan

induk kepada segala ilmu. Sekaligus meletakkan ia sebagai ilmu penting bagi semua ilmu.

Kesimpulannya falsafah adalah diperlukan dalam bidang sains dan kedua-dua ilmu ini adalah

saling berhubungan. Jadi hubungan antara falsafah dengan ilmu sains adalah wujud.

Page 13: Sejarah Dan Sosiologi Sains

Dalam konteks perkembangan sains, kemunculan sosiologi telah memisahkannya dengan kajian

antropologi. Revolusi perindustrian telah menyebabkan perubahan dalam cara kehidupan

manusia dan merubah corak masyarkat. Pada zaman moden, perubahan-perubahan yang drastik

dalam masyarakat telah dilihat oleh tokoh-tokoh sosial dan timbul minat mereka untuk

mengkajinya. Ciptaan-ciptaan, teknologi moden, pekerjaan baru, pola pengkhususan dan

sebagainya telah merubah begitu sekali masyarakat hinggakan dalam kemajuan yang pesat itu

telah wujud juga pelbagai masalah.

· Ahli-ahli sains pada peringkat permulaan telah cuba mengkaji masyarakt dengan

membandingkannya dengan kaedah-kaedah sains yang sedia ada. Sebagai contoh mereka mula

memikirkan cara mengatasi masalah sosial moden dengan perbandingan kepada gejala fizikal,

misalnya jika masalah banjir boleh diatasi dengan membina empangan, adakah cara yang

serupa dapat mengawal wabak sosial yang melanda masyarakat?