Sejarah Berdirinya Candi Prambanan0001
Transcript of Sejarah Berdirinya Candi Prambanan0001
SEJARAH BERDIRINYA CANDI PRAMBANAN
Tragedi
Pada awal tahun 1990-an pemerintah memindahkan pasar dan kampung yang merebak
secara liar di sekitar candi, menggusur kawasan perkampungan dan sawah di sekitar
candi, dan memugarnya menjadi taman purbakala. Taman purbakala ini meliputi wilayah
yang luas di tepi jalan raya Yogyakarta-Solo di sisi selatannya, meliputi seluruh
kompleks candi Prambanan, termasuk Candi Lumbung, Candi Bubrah, dan Candi Sewu
di sebelah utaranya. Pada tahun 1992 Pemerintah Indonesia Perusahaan milik negara,
Persero PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko. Badan usaha
ini bertugas mengelola taman wisata purbakala di Borobudur, Prambanan, Ratu Boko,
serta kawasan sekitarnya. Prambanan adalah salah satu daya tarik wisata terkenal di
Indonesia yang banyak dikunjungi wisatawan dalam negeri ataupun wisatwan
mancanegara.
tragedi candi prambanan
Tepat di seberang sungai Opak dibangun kompleks panggung dan gedung pertunjukan
Trimurti yang secara rutin menggelar pertunjukan Sendratari Ramayana. Panggung
terbuka Trimurti tepat terletak di seberang candi di tepi Barat sungai Opak dengan latar
belakang Candi Prambanan yang disoroti cahaya lampu. Panggung terbuka ini hanya
digunakan pada musim kemarau, sedangkan pada musim penghujan, pertunjukan
1
dipindahkan di panggung tertutup. Tari Jawa Wayang orang Ramayana ini adalah tradisi
adiluhung keraton Jawa yang telah berusia ratusan tahun, biasanya dipertunjukkan di
keraton dan mulai dipertunjukkan di Prambanan pada saat bulan purnama sejak tahun
1960-an. Sejak saat itu Prambanan telah menjadi daya tarik wisata budaya dan purbakala
utama di Indonesia.
Setelah pemugaran besar-besaran tahun 1990-an, Prambanan juga kembali menjadi pusat
ibadah agama Hindu di Jawa. Kebangkitan kembali nilai keagamaan Prambanan adalah
karena terdapat cukup banyak masyarakat penganut Hindu, baik pendatang dari Bali atau
warga Jawa yang kembali menganut Hindu yang bermukim di Yogyakarta, Klaten dan
sekitarnya. Tiap tahun warga Hindu dari provinsi Jawa Tengah dan Yogyakarta
berkumpul di candi Prambanan untuk menggelar upacara pada hari suci Galungan, Tawur
Kesanga, dan Nyepi.[7][8]
Pada 27 Mei 2006 gempa bumi dengan kekuatan 5,9 pada skala Richter (sementara
United States Geological Survey melaporkan kekuatan gempa 6,2 pada skala Richter)
menghantam daerah Bantul dan sekitarnya. Gempa ini menyebabkan kerusakan hebat
terhadap banyak bangunan dan kematian pada penduduk sekitar. Gempa ini berpusat
pada patahan tektonik Opak yang patahannya sesuai arah lembah sungai Opak dekat
Prambanan. Salah satu bangunan yang rusak parah adalah kompleks Candi Prambanan,
khususnya Candi Brahma. Foto awal menunjukkan bahwa meskipun kompleks bangunan
tetap utuh, kerusakan cukup signifikan. Pecahan batu besar, termasuk panil-panil ukiran,
dan kemuncak wajra berjatuhan dan berserakan di atas tanah. Candi-candi ini sempat
ditutup dari kunjungan wisatawan hingga kerusakan dan bahaya keruntuhan dapat
diperhitungkan. Balai arkeologi Yogyakarta menyatakan bahwa diperlukan waktu
berbulan-bulan untuk mengetahui sejauh mana kerusakan yang diakibatkan gempa ini.[9]
[10] Beberapa minggu kemudian, pada tahun 2006 situs ini kembali dibuka untuk
kunjungan wisata. Pada tahun 2008, tercatat sejumlah 856.029 wisatawan Indonesia dan
114.951 wisatawan mancanegara mengunjungi Prambanan. Pada 6 Januari 2009
pemugaran candi Nandi selesai.[11] Pada tahun 2009, ruang dalam candi utama tertutup
dari kunjungan wisatawan atas alasan keamanan.
2
PENEMUAN KEMBALI
Reruntuhan Candi Prambanan Segera Setelah Ditemukan.
reruntuhan candi prambanan
Penduduk lokal warga Jawa di sekitar candi sudah mengetahui keberadaan candi ini.
Akan tetapi mereka tidak tahu latar belakang sejarah sesungguhnya, siapakah raja dan
kerajaan apa yang telah membangun monumen ini. Sebagai hasil imajinasi, rakyat
setempat menciptakan dongeng lokal untuk menjelaskan asal-mula keberadaan candi-
candi ini; diwarnai dengan kisah fantastis mengenai raja raksasa, ribuan candi yang
dibangun oleh makhluk halus jin dan dedemit hanya dalam tempo satu malam, serta putri
cantik yang dikutuk menjadi arca. Legenda mengenai candi Prambanan dikenal sebagai
kisah Rara Jonggrang.
Pada tahun 1733, candi ini ditemukan oleh CA. Lons seorang berkebangsaan Belanda.
Candi ini menarik perhatian dunia ketika pada masa pendudukan Britania atas Jawa.
Ketika itu Colin Mackenzie, seorang surveyor bawahan Sir Thomas Stamford Raffles,
menemukan candi ini. Meskipun Sir Thomas kemudian memerintahkan penyelidikan
lebih lanjut, reruntuhan candi ini tetap terlantar hingga berpuluh-puluh tahun. Penggalian
tak serius dilakukan sepanjang 1880-an yang sayangnya malah menyuburkan praktek
penjarahan ukiran dan batu candi. Kemudian pada tahun 1855 Jan Willem IJzerman
mulai membersihkan dan memindahkan beberapa batu dan tanah dari bilik candi.
Beberapa saat kemudian Isaäc Groneman melakukan pembongkaran besar-besaran dan
batu-batu candi tersebut ditumpuk secara sembarangan di sepanjang Sungai Opak. Arca-
arca dan relief candi diambil oleh warga Belanda dan dijadikan hiasan taman, sementara
warga pribumi menggunakan batu candi untuk bahan bangunan dan pondasi rumah.
3
Pemugaran
Pemugaran dimulai pada tahun 1918, akan tetapi upaya serius yang sesungguhnya
dimulai pada tahun 1930-an. Pada tahun 1902-1903, Theodoor van Erp memelihara
bagian yang rawan runtuh. Pada tahun 1918-1926, dilanjutkan oleh Jawatan Purbakala
(Oudheidkundige Dienst) di bawah P.J. Perquin dengan cara yang lebih sistematis sesuai
kaidah arkeologi. Sebagaimana diketahui para pendahulunya melakukan pemindahan dan
pembongkaran beribu-ribu batu secara sembarangan tanpa memikirkan adanya usaha
pemugaran kembali. Pada tahun 1926 dilanjutkan De Haan hingga akhir hayatnya pada
tahun 1930. Pada tahun 1931 digantikan oleh Ir. V.R. van Romondt hingga pada tahun
1942 dan kemudian diserahkan kepemimpinan renovasi itu kepada putra Indonesia dan
itu berlanjut hingga tahun 1993 [6].
Upaya renovasi terus menerus dilakukan bahkan hingga kini. Pemugaran candi Siwa
yaitu candi utama kompleks ini dirampungkan pada tahun 1953 dan diresmikan oleh
Presiden pertama Republik Indonesia Sukarno. Banyak bagian candi yang direnovasi,
menggunakan batu baru, karena batu-batu asli banyak yang dicuri atau dipakai ulang di
tempat lain. Sebuah candi hanya akan direnovasi apabila minimal 75% batu asli masih
ada. Oleh karena itu, banyak candi-candi kecil yang tak dibangun ulang dan hanya
tampak fondasinya saja.
Kini, candi ini termasuk dalam Situs Warisan Dunia yang dilindungi oleh UNESCO,
status ini diberikan UNESCO pada tahun 1991. Kini, beberapa bagian candi Prambanan
tengah direnovasi untuk memperbaiki kerusakan akibat gempa Yogyakarta 2006. Gempa
ini telah merusak sejumlah bangunan dan patung.
4