SEJARAH BATIK - gelora45.comgelora45.com/news/SejarahBatik.pdf · terutama di daerah Surakarta...

12
1 SEJARAH BATIK Oleh: Djulianto Susantio Bulan September tahun 2009, UNESCO memberikan pengakuan internasional kepada batik Indonesia ke dalam Daftar Representatif sebagai Budaya Tak Benda Warisan Manusia. Pengakuan ini dilakukan secara resmi pada sidang UNESCO di Abu Dhabi. Sebagai ungkapan rasa bahagia, maka setiap tanggal 2 Oktober ditetapkan sebagai Hari Batik. Batik Indonesia dinilai sarat teknik, simbol, dan budaya yang terkait dengan kehidupan masyarakat. Hal ini tentu saja membanggakan kita karena sebelumnya batik juga diklaim oleh negara lain sebagai warisan nenek moyang mereka. Memang sejak lama ada berbagai pengaruh luar yang terdapat pada batik. Namun, akulturasi atau adaptasi budaya tersebut tidak mungkin dihindarkan. Contohnya saja Candi Borobudur. Berbagai pengaruh budaya India, tampak jelas dari keagamaan yang diwakili atau relief cerita yang terpahat pada dinding candi. Namun Candi Borobudur tetap diakui sebagai karya agung bangsa Indonesia sampai sekarang. Asli Indonesia Sebenarnya wacana tentang batik sebagai karya adiluhur mulai terlontar pada abad ke-19. Ketika itu pakar budaya Hindia Belanda, JLA Brandes mengatakan bahwa batik merupakan peninggalan asli milik bangsa Indonesia. Menurutnya, segala unsur dalam batik itu tidak dipengaruhi kebudayaan India, baik yang bercirikan Hinduisme maupun Buddhisme. Pada awalnya pendapat Brandes itu mendapat tentangan dari sejumlah pakar budaya lain, di antaranya NJ Krom. Dia mengatakan bahwa batik sudah lama dikenal di India. Contohnya adalah seni batik yang berkembang di pantai Koromandel. Dari India, menurut Krom, seni itu dibawa ke Indonesia melalui jalur perdagangan. Ada sebuah mitos bahwa pada abad ke-7 seorang pangeran dari pantai timur Jenggala bernama Lembu Amiluhur memperisteri seorang puteri bangsawan dari Koromandel. Puteri itu lalu mengajari seni membatik, menenun, dan mewarnai kain kepada para dayangnya. Maka dari itu orang-orang Jawa memiliki kemampuan membatik.

Transcript of SEJARAH BATIK - gelora45.comgelora45.com/news/SejarahBatik.pdf · terutama di daerah Surakarta...

Page 1: SEJARAH BATIK - gelora45.comgelora45.com/news/SejarahBatik.pdf · terutama di daerah Surakarta (Solo) ... Maka dikenallah nama Batik ... Di sejumlah daerah penyebarluasan seni batik

1

SEJARAH BATIK

Oleh: Djulianto Susantio

Bulan September tahun 2009, UNESCO memberikan pengakuan internasional kepada batik

Indonesia ke dalam Daftar Representatif sebagai Budaya Tak Benda Warisan Manusia.

Pengakuan ini dilakukan secara resmi pada sidang UNESCO di Abu Dhabi. Sebagai

ungkapan rasa bahagia, maka setiap tanggal 2 Oktober ditetapkan sebagai Hari Batik.

Batik Indonesia dinilai sarat teknik, simbol, dan budaya yang terkait dengan kehidupan

masyarakat. Hal ini tentu saja membanggakan kita karena sebelumnya batik juga diklaim

oleh negara lain sebagai warisan nenek moyang mereka.

Memang sejak lama ada berbagai pengaruh luar yang terdapat pada batik. Namun,

akulturasi atau adaptasi budaya tersebut tidak mungkin dihindarkan. Contohnya saja Candi

Borobudur. Berbagai pengaruh budaya India, tampak jelas dari keagamaan yang diwakili

atau relief cerita yang terpahat pada dinding candi. Namun Candi Borobudur tetap diakui

sebagai karya agung bangsa Indonesia sampai sekarang.

Asli Indonesia

Sebenarnya wacana tentang batik sebagai karya adiluhur mulai terlontar pada abad ke-19.

Ketika itu pakar budaya Hindia Belanda, JLA Brandes mengatakan bahwa batik merupakan

peninggalan asli milik bangsa Indonesia. Menurutnya, segala unsur dalam batik itu tidak

dipengaruhi kebudayaan India, baik yang bercirikan Hinduisme maupun Buddhisme.

Pada awalnya pendapat Brandes itu mendapat tentangan dari sejumlah pakar budaya lain,

di antaranya NJ Krom. Dia mengatakan bahwa batik sudah lama dikenal di India. Contohnya

adalah seni batik yang berkembang di pantai Koromandel. Dari India, menurut Krom, seni itu

dibawa ke Indonesia melalui jalur perdagangan.

Ada sebuah mitos bahwa pada abad ke-7 seorang pangeran dari pantai timur Jenggala

bernama Lembu Amiluhur memperisteri seorang puteri bangsawan dari Koromandel. Puteri

itu lalu mengajari seni membatik, menenun, dan mewarnai kain kepada para dayangnya.

Maka dari itu orang-orang Jawa memiliki kemampuan membatik.

Page 2: SEJARAH BATIK - gelora45.comgelora45.com/news/SejarahBatik.pdf · terutama di daerah Surakarta (Solo) ... Maka dikenallah nama Batik ... Di sejumlah daerah penyebarluasan seni batik

2

Pakar lain mengungkapkan, kemungkinan batik mulai diperkenalkan pada abad ke-7 hingga

ke-8 oleh masyarakat Cina. Awalnya, pada abad-abad itu sejumlah kerajaan kuno di

Indonesia mengirimkan misi diplomatik dan perdagangan ke Cina.

Sebagai negara penghasil keramik terbesar, konon di Cina didapati semacam motif batik

pada keramik zaman dinasti Tang. Bahkan keramik tersebut juga dibuat dengan sistem

batik, yakni bejana keramik diolesi malam (sejenis lilin) terlebih dulu, sebelum dilapisi

dengan glasir. Pecahan keramik Cina tiga warna yang mirip batik seperti itu, banyak

ditemukan pada situs-situs arkeologi di sekitar Candi Prambanan (Satyawati Suleiman,

1986:161). Temuan-temuan itulah yang rupanya mendasari teori bahwa batik berasal dari

Cina.

Sebagian besar pakar sepakat bahwa asal-muasal batik adalah dari Indonesia.

Kemungkinan, motif batik terinspirasi dari pola anyaman pada tembikar yang berasal dari

masa prasejarah. Karena pada masa itu bahan pakaian dibuat dari kulit kayu dan serat

tumbuh-tumbuhan, maka motif batik masih sangat primitif. Demikian pula pewarnaannya

masih menggunakan manambul, yakni bahan pewarna alami yang menghasilkan warna

gelap atau hitam, sebagaimana disebutkan dalam Prasasti Alasantan dari masa abad ke-10

Masehi.

Sebagian pakar menduga, batik memang berasal dari Cina dan/atau India. Namun, dengan

teknologi tradisional, batik dikembangkan oleh masyarakat Jawa dengan segala filosofinya.

Diperkirakan, tradisi batik berawal di sekitar abad-abad ke-10, meskipun sulit melacak

pastinya. Apalagi kata batik tidak ditemukan dalam bahasa Sansekerta atau Jawa kuno,

bahasa mayoritas waktu itu. Ada dugaan kata batik berasal dari kata Melayu kuno tik yang

berarti titik. Kain batik pada awalnya memang adalah kain yang dihiasi dengan gambar yang

dibuat dari garis-garis dan titik-titik.

Pendapat lain mengatakan, kata batik berasal dari bahasa Jawa amba (menulis) dan titik,

lalu diambil suku kata belakangnya saja: ba dan tik. Memang, pembuatan kain batik

menggunakan canting yang ujungnya kecil, sehingga memberi kesan “orang sedang

menulis titik-titik”. Dalam bahasa Jawa krama, batik disebut seratan, sementara dalam

bahasa Jawa ngoko disebut tulis. Yang dimaksud adalah menulis dengan lilin.

Industri batik dalam bentuknya yang paling sederhana, diperkirakan mulai dikembangkan

pada abad ke-10 itu juga ketika Jawa banyak mengimpor kain putih (kain mori) dari India

sebagaimana diungkapkan berbagai sumber kuno. Bisa jadi lebih berkembang pada abad

Page 3: SEJARAH BATIK - gelora45.comgelora45.com/news/SejarahBatik.pdf · terutama di daerah Surakarta (Solo) ... Maka dikenallah nama Batik ... Di sejumlah daerah penyebarluasan seni batik

3

ke-11, saat sebuah prasasti menyebutkan kata “tulis” yang berkonotasi menorehkan desain

batik dengan sejenis alat (canting).

Selain sumber tertulis berupa prasasti, motif-motif seperti batik bisa ditelusuri lewat

sejumlah relief cerita di Candi Borobudur. Hanya penafsirannya masih memerlukan bahan

pembanding lebih banyak. Persoalannya adalah batu-batu candi itu sudah agak aus,

sehingga detail gambar kurang terlihat nyata.

Arca

Informasi yang lebih akurat tentang batik ditafsirkan dari berbagai kain yang dikenakan oleh

sejumlah arca batu. Terutama pada arca-arca yang berukuran relatif besar dari zaman

Majapahit. Konon arca Kertarajasa yang merefleksikan pendiri Majapahit, Raden Wijaya,

dalam perwujudannya sebagai Harihara, memakai motif batik kawung. Karena itu kemudian

batik kawung dianggap sebagai batiknya para raja atau bangsawan di Jawa.

Begitu pula pada arca Prajnaparamita yang terdapat di Candi Gumpung, Muara Jambi. Arca

Harihara dan Prajnaparamita diperkirakan berasal dari abad ke-13. Jika motif pada arca

tersebut boleh disebut sebagai batik, maka penciptaan batik merupakan perjalanan panjang

cipta karsa peradaban manusia Nusantara sejak berabad sebelumnya.

Tafsiran lain mengatakan pola ceplok yang merupakan pola-pola batik kuno terdapat pada

berbagai hiasan arca di candi-candi Hindu dan Buddha. Bentuknya adalah kotak, lingkaran,

binatang, bentuk tertutup, dan garis-garis miring. Dasar pola ceplok paling nyata terdapat

pada arca Buddha Mahadewa dari Tumpang dan arca Berkuti dari Candi Jago.

Perkembangan Batik

Seni membatik mulai membudaya pada abad ke-12. Mula-mula berkembang di Pulau Jawa,

terutama di daerah Surakarta (Solo) dan Yogyakarta. Diperkirakan batik mulai dikenal luas

pada abad ke-17. Semula batik ditulis dan dilukis pada daun lontar, dengan dominasi bentuk

binatang dan tanaman. Namun lambat laun muncul motif abstrak yang menyerupai awan,

relief candi, wayang beber, dan sebagainya. Sebuah catatan tertulis menyebutkan batik

baru muncul pada 1518 di wilayah Galuh, sekitar Barat Laut Jawa di masa pra-Islam.

Jenis dan corak batik tradisional sendiri tergolong amat banyak. Corak dan variasinya

Page 4: SEJARAH BATIK - gelora45.comgelora45.com/news/SejarahBatik.pdf · terutama di daerah Surakarta (Solo) ... Maka dikenallah nama Batik ... Di sejumlah daerah penyebarluasan seni batik

4

disesuaikan dengan filosofi dan budaya masing-masing daerah yang memiliki kebudayaan

atau tradisi batik.

Sejarah batik di Indonesia sangat boleh jadi berkaitan dengan Kerajaan Mataram Hindu

(abad ke-9 hingga ke-10) dan Kerajaan Majapahit (abad ke-13 dan seterusnya).

Pengembangan batik kemudian banyak dilakukan pada masa-masa Kerajaan Mataram

Islam, diteruskan pada masa Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta.

Pada awalnya, batik merupakan kesenian gambar di atas kain yang dikhususkan untuk

pakaian keluarga para raja Jawa dan para pengikutnya. Karena itu batik hanya dikerjakan

terbatas dalam lingkungan keraton. Namun karena banyak pengikut raja bertempat tinggal

di luar keraton, maka kesenian batik ini dibawa ke luar keraton dan dikerjakan di rumah

masing-masing abdi dalem.

Selanjutnya kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan meluas menjadi pekerjaan

rumah tangga kaum wanita untuk mengisi waktu senggang. Maka, batik yang tadinya hanya

pakaian keluarga istana, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari oleh wanita dan

pria dari segala golongan ataupun umur.

Majapahit

Batik semakin berkembang setelah akhir abad ke-18, paling tidak awal abad ke-19. Batik

yang dihasilkan mulanya adalah batik tulis sampai awal abad ke-20. Batik cap baru dikenal

seusai Perang Dunia I atau sekitar tahun 1920.

Batik yang telah menjadi kebudayaan di Kerajaan Majapahit, konon jejak-jejaknya masih

dapat ditelusuri di daerah Mojokerto, Tulung Agung, dan Jombang. Sampai akhir abad

ke-19 kerajinan batik masih populer di Mojokerto.

Tersebarnya batik ke berbagai wilayah, salah satunya karena dampak Perang Diponegoro

(1825-1830). Ketika itu pasukan-pasukan Kiai Maja mengundurkan diri ke arah timur yang

sekarang bernama Majan. Maka dikenallah nama Batik Majan yang muncul seusai Perang

Diponegoro itu.

Di sejumlah daerah penyebarluasan seni batik dilakukan oleh putri keraton Solo yang

menikah dengan Kiai Hasan Basri. Di antaranya dibawa ke Tegalsari dan Ponorogo, yang

memang tidak jauh dari Solo. Yang pertama dikenal adalah batik tulis. Pembuatan batik cap

Page 5: SEJARAH BATIK - gelora45.comgelora45.com/news/SejarahBatik.pdf · terutama di daerah Surakarta (Solo) ... Maka dikenallah nama Batik ... Di sejumlah daerah penyebarluasan seni batik

5

di Ponorogo baru dikenal setelah Perang Dunia I, dibawa oleh seorang Cina bernama Kwee

Seng dari Banyumas.

Dari kerajaan-kerajaan di Solo dan Yogyakarta, batik kemudian menyebar ke berbagai

daerah, khususnya di wilayah Pulau Jawa. Kalau pada awalnya batik hanya sekadar hobi

dari para keluarga raja di dalam berhias lewat pakaian, maka pada masa-masa selanjutnya

batik dikembangkan menjadi komoditi perdagangan. Selama bertahun-tahun Batik Solo

sangat disukai kalangan ningrat karena corak dan pola tradisionalnya sangat khas, misalnya

Batik Sidamukti dan Sidaluhur.

Di Yogyakarta batik mulai dikenal pada masa Kerajaan Mataram Islam dengan rajanya

Panembahan Senopati. Daerah pembatikan pertama adalah di desa Plered. Pembatikan

pada masa itu terbatas dalam lingkungan keluarga keraton yang dikerjakan oleh

wanita-wanita pembantu ratu. Oleh karena warga masyarakat tertarik pada pakaian-pakaian

yang dikenakan oleh keluarga keraton, maka mereka menirunya. Akhirnya meluaslah

pembatikan keluar dari tembok keraton.

Akibat dari peperangan antara keluarga raja-raja maupun dengan tentara Belanda dahulu,

maka banyak keluarga raja yang mengungsi dan menetap di daerah-daerah baru, antara

lain ke Banyumas, Pekalongan, Ponorogo, dan Tulungagung. Mereka ikut mengembangkan

pembatikan ke seluruh pelosok pulau Jawa.

Tarumanagara

Dilihat dari peninggalan-peninggalan yang ada sekarang dan cerita-cerita turun-temurun,

diperkirakan di daerah Tasikmalaya batik dikenal sejak zaman Kerajaan Tarumanagara.

Kemungkinan pohon tarum yang banyak terdapat di sana dimanfaatkan untuk pembuatan

batik kala itu.

Ke luar Jawa pun batik berkembang, termasuk ke Sumatera Barat. Sumatera Barat

termasuk daerah konsumen batik sejak zaman sebelum Perang Dunia I, terutama

batik-batik produksi Pekalongan, Solo, dan Yogyakarta. Meskipun di Sumatera Barat telah

berkembang terlebih dahulu industri tenun tangan “tenun Silungkang” dan “tenun plekat”,

namun batik tetap digemari masyarakat setempat.

Pembatikan mulai berkembang di Padang setelah pendudukan Jepang. Pengembangannya

terjadi secara tidak disengaja. Ketika itu akibat blokade Belanda, perdagangan batik

Page 6: SEJARAH BATIK - gelora45.comgelora45.com/news/SejarahBatik.pdf · terutama di daerah Surakarta (Solo) ... Maka dikenallah nama Batik ... Di sejumlah daerah penyebarluasan seni batik

6

menjadi lesu. Karenanya pedagang-pedagang batik yang biasa berhubungan dengan pulau

Jawa mencari jalan untuk membuat batik sendiri. Ciri khas dari Batik Padang adalah

kebanyakan berwarna hitam, kuning, dan merah ungu dengan pola Banyumasan,

Indramayuan, Solo, dan Yogyakarta.

Di antara berjenis-jenis batik, tidak dimungkiri kalau yang paling populer sampai sekarang

adalah Batik Pekalongan. Perjumpaan masyarakat Pekalongan dengan berbagai bangsa

seperti Cina, Belanda, Arab, India, Melayu, dan Jepang pada zaman lampau telah mewarnai

dinamika pada motif dan tata warna seni batik. Ada beberapa jenis motif batik hasil

pengaruh dari berbagai negara tersebut yang kemudian dikenal sebagai jati diri Batik

Pekalongan. Motif Jlamprang, umpamanya, merupakan ilham dari India dan Arab. Lalu Batik

Encim dan Klengenan, dipengaruhi oleh peranakan Cina. Batik Belanda (disebut juga Batik

VOC atau Batik Kompeni), Batik Pagi Sore, dan Batik Hokokai, tumbuh pesat sejak

pendudukan Jepang.

Sebagai pakaian adat yang dulu banyak dipakai kalangan keraton, tentu saja batik sudah

mempunyai motif baku yang penuh filosofi. Pada dasarnya ragam hias batik yang bercirikan

tradisional adalah pola geometrik (ceplokan, pola hias kawung, nitik, lereng, parang, dll) dan

pola non-geometrik (sidaluhur, sidamukti, semen rama, dll).

Dulu, pakaian batik menunjukkan status sosial. Selain itu banyak dipakai untuk upacara

daur hidup. Namun dalam perkembangan selanjutnya batik berubah menjadi kain hiasan,

artinya tidak digunakan semata-mata untuk pakaian tetapi juga untuk seprei, taplak meja,

sarung kursi, dan sebagainya.

Patut dipertanyakan, apakah kita sudah bangga dengan ditetapkannya batik sebagai ikon

warisan budaya asal Indonesia yang bertaraf internasional? Bagaimana dengan upaya

pelestarian batik, yang semakin tahun semakin sedikit pendukungnya?

Pada pertengahan 2009 Departemen Arkeologi UI diundang oleh Walikota Pekalongan

untuk berkunjung ke Museum Batik di sana. Maksudnya agar Tim Arkeologi UI bisa

memberikan masukan untuk pengembangan batik di museum tersebut.

Di antara kegiatan itu tim UI sempat mengunjungi pengrajin batik terkenal di masa lalu,

yakni seorang pioner batik peranakan. Ironisnya, saat ini tinggal cucunya seorang diri yang

mengembangkan batik tersebut. Lainnya sudah gulung tikar atau alih profesi. Cucunya ini

masih bertahan hanya karena ingin mempertahankan kehidupan para pengrajin yang sudah

lama ikut dengan kakeknya dulu.

Page 7: SEJARAH BATIK - gelora45.comgelora45.com/news/SejarahBatik.pdf · terutama di daerah Surakarta (Solo) ... Maka dikenallah nama Batik ... Di sejumlah daerah penyebarluasan seni batik

7

Hal ini tentu sangat dilematis, mau di kemanakan bila usaha ini tutup. “Sebagai jalan keluar

Departemen Arkeologi sekarang ikut membantu memasarkan batik ini agar pengrajin

terbantu, sementara batik peranakan tetap lestari,” kata Dr. Heriyanti, salah seorang dosen

di Departemen Arkeologi UI.

Pada dasarnya batik dibedakan atas dua macam berdasarkan lokasinya, yakni batik

pesisiran dan batik pedalaman. Batik pesisiran lebih berkembang karena banyak mendapat

pengaruh dari luar. Dari teknik pembuatannya dikenal beberapa jenis batik, yaitu batik

simbut, batik tulis, batik cap, batik printing, batik prada, dan batik campuran.

Batik Pengaruh Cina

Budaya Cina banyak memengaruhi ragam hias batik di Jawa, terlebih pada daerah pesisir

utara Jawa. Corak hias naga, burung hong, bunga peony, dan rumpun bambu sering

dijumpai pada batik-batik tersebut. Misalnya saja pada Batik Cirebon, Batik Lasem, dan

Batik Pekalongan. Begitu juga di Rembang, Juwana, dan Pati. Di ketiga daerah ini batik

gaya Cinanya disebut Lok Can.

Lok Can adalah salah satu jenis batik sutera yang paling populer, arti sebenarnya adalah

sutera kebiru-biruan. Dulu batik Lok Can dipasok ke Bali, Nusa Tenggara, dan Sumatera.

Bahkan diekspor ke Shanghai dan Hongkong.

Di daerah Cirebon dan Lasem berkembang Batik Bang-bangan. Batik ini menggunakan

warna merah (Jawa, abang) pada proses pencelupannya, di atas warna dasar coklat

sehingga menghasilkan warna merah bata yang unik.

Batik biru putih disebut Batik Kelengan, banyak ditemukan di daerah Ciledug, Cirebon. Batik

ini dibuat dari bahan dasar kain katun dengan proses pewarnaan dan bahan-bahan alami

(Buku Pengantar Pameran Tekstil dan Busana Indonesia yang Dipengaruhi Budaya Cina,

2005)

Pengaruh Cina tampak pula pada Batik Tiga Negeri. Dinamakan demikian karena proses

pencelupan dan pelilinan berlangsung di tiga sentra batik yang berbeda, yakni Lasem,

Pekalongan, dan Solo.

Salah satu corak batik pesisiran yang lumayan populer adalah Batik Buketan, dari bahasa

Page 8: SEJARAH BATIK - gelora45.comgelora45.com/news/SejarahBatik.pdf · terutama di daerah Surakarta (Solo) ... Maka dikenallah nama Batik ... Di sejumlah daerah penyebarluasan seni batik

8

Inggris bouquet. Batik ini sering diperkaya dengan ragam hias berupa kumpulan karangan

bunga.

Penggolongan Batik

Penciptaan batik tidak terjadi begitu saja. Batik membutuhkan kain, kain membutuhkan

keterampilan memintal. Memintal juga membutuhkan keterampilan memilih bahan yang

tepat untuk kemudian diolah menjadi benang dan dirangkai menjadi pintalan.

Di beberapa wilayah di Indonesia, banyak dijumpai bahan-bahan pembuatan batik dari

bahan alami, seperti kayu pohon mengkudu, kunyit, tinggi, soga, dan nila. Juga bahan soda

yang dibuat dari soda abu serta garam yang dibuat dari tanah lumpur.

Kain batik memiliki nilai sejarah yang tak ternilai, karena pada kain batik terdapat makna

suatu peristiwa, identitas, penjelasan strata sosial, bahasa kebudayaan, spiritualitas

manusia, penemuan teknologi, dan perjalanan suatu peradaban.

Batik merupakan seni melukis yang dilakukan di atas kain. Dalam pengerjaannya, pembatik

menggunakan lilin atau malam untuk mendapatkan ragam hias atau pola di atas kain yang

dibatik dengan menggunakan alat yang dinamakan canting.

Indonesia memiki banyak karya budaya. Batik merupakan salah satu warisan budaya

Indonesia yang telah diwariskan secara turun-temurun dari nenek moyang. Dibandingkan

peninggalan budaya lainnya, seni batik memiliki kelebihan tersendiri. Nilai pada batik

Indonesia bukan hanya semata-mata pada keindahan visual. Lebih jauh, batik memiliki nilai

filosofi yang tinggi serta sarat akan pengalaman transendenitas. Nilai inilah yang mendasari

visualisasi akhir yang muncul dalam komposisi batik itu.

Kegiatan membatik merupakan sebuah proses yang membutuhkan ketelatenan, keuletan,

kesungguhan, dan konsistensi yang tinggi. Hal ini dapat dilihat dari serangkaian proses,

mulai dari mempersiapkan kain, membuat pola, membuat isian, hingga pengeringan.

Batik dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu proses pembatikan, kualitas pembatikan, motif,

dan warna batik. Beberapa orang ada yang memperhitungkan makna atau nilai yang

terkandung dalam selembar kain batik.

Secara visual, batik mempunyai sejumlah pakem yang mesti diterapkan dalam

Page 9: SEJARAH BATIK - gelora45.comgelora45.com/news/SejarahBatik.pdf · terutama di daerah Surakarta (Solo) ... Maka dikenallah nama Batik ... Di sejumlah daerah penyebarluasan seni batik

9

penggunaannya. Baik dalam pakem pembuatan pola maupun pakem penggunan motif

tersebut beserta acara atau upacara ritual yang akan diselenggarakan. Tidak sembarang

orang boleh menggunakan pola tertentu. Pola Parang Rusak, misalnya, hanya boleh

digunakan oleh Pangeran atau Pola Truntum yang diperuntukkan bagi pasangan pengantin.

Warna yang digunakan pada batik keraton terbatas pada pewarna alami. Ini karena pada

masa itu belum ditemukan pewarna sintesis. Berdasarkan kosmologi Jawa, penerapan

warna seperti hitam, merah, putih atau coklat mengacu pada pakem yang berlaku. Semua

tata aturan tersebut bertujuan untuk penyelarasan dan harmonisasi. Penyelarasan dan

harmonisasi itu sendiri merupakan suatu tujuan utama dari kearifan lokal dalam penciptaan

karya seni, dalam hal ini adalah batik. Penciptaan tersebut merupakan suatu bagian dari

kehidupan sehari-hari. Hal ini kiranya sesuai dengan adagium “seni sebagai seni”, bukan

seni untuk sebatas harta.

Desain Batik

Pada umumnya ada dua jenis desain batik, yaitu geometris dan non-geometris. Desain

geometris terdiri atas (1) motif parang dan diagonal, (2) persegi/persegi panjang, silang atau

motif ceplok dan kawung, dan (3) motif bergelombang (limar). Sementara desain

non-geometris terdiri atas (1) semen [motif semen terdiri atas flora, fauna, gunung (meru),

dan sayap yang dirangkai secara harmonis], (2) buketan, dan (3) lunglungan.

Ditinjau dari jenisnya, kita mengenal batik keraton, yakni batik dari Surakarta (Solo) dan

Yogyakarta (Yogya). Batik keraton memiliki beberapa motif dan filosofi. Motif Ceplokan

Kasatrian digunakan oleh masyarakat kelas menengah ke bawah, orang yang

mengenakannya akan terlihat gagah dan kepribadian yang berani; Motif Parang Rusak

Barong (parang berarti senjata) menunjukkan kekuatan, kekuasaan, dan pergerakan yang

gesit, ksatria yang mengenakan batik ini terlihat gagah dan cekatan; Motif Kawung

digunakan oleh para Raja dan keluarga kerajaan, sebagai sebuah simbol kekuasaan dan

keadilan; Motif Truntum (truntum berarti membimbing), mengandung makna bahwa

diharapkan orang yang memakainya dapat memperoleh dan memberi kebaikan.

Jenis lainnya adalah batik pesisir, yakni batik yang dibuat di luar daerah Solo dan

Yogyakarta. Beberapa contohnya Motif Megamendung dari Cirebon, Motif Paksinagaliman

dari Cirebon, Motif Merak Ngibing dari Indramayu, dan Motif Sawat Gunting, juga dari

Indramayu.

Page 10: SEJARAH BATIK - gelora45.comgelora45.com/news/SejarahBatik.pdf · terutama di daerah Surakarta (Solo) ... Maka dikenallah nama Batik ... Di sejumlah daerah penyebarluasan seni batik

10

Batik harus benar-benar kita lestarikan. Pengalaman yang lalu-lalu menunjukkan pelestarian

berbagai peninggalan masa lampau hampir selalu terabaikan karena masalah dana. Nah,

mulailah membuka mata, perjuangan keras agar batik tidak diklaim negara lain sudah

berhasil, kini upaya pelestarian harus benar-benar dipikirkan.

Sejarah Teknik Batik

Seni pewarnaan kain dengan teknik pencegahan pewarnaan menggunakan malam adalah

salah satu bentuk seni kuno. Penemuan di Mesir menunjukkan bahwa teknik ini telah

dikenal sejak abad ke-4 SM, dengan ditemukannya kain pembungkus mumi yang juga

dilapisi malam untuk membentuk pola. Di Asia, teknik serupa batik juga diterapkan di Cina,

semasa Dinasti T’ang (618-907) serta di India dan Jepang semasa Periode Nara (645-794).

Di Afrika, teknik seperti batik dikenal oleh Suku Yoruba di Nigeria, serta Suku Soninke dan

Wolof di Senegal. Di Indonesia, batik dipercaya sudah ada semenjak zaman Majapahit, dan

menjadi sangat populer akhir abad XVIII atau awal abad XIX. Batik yang dihasilkan ialah

semuanya batik tulis sampai awal abad XX. Batik cap baru dikenal setelah Perang Dunia I

atau sekitar tahun 1920-an.

Walaupun kata “batik” berasal dari bahasa Jawa, kehadiran batik di Jawa sendiri tidak

tercatat. G.P. Rouffaer berpendapat bahwa teknik batik ini kemungkinan diperkenalkan dari

India atau Srilangka pada abad ke-6 atau ke-7.

Di sisi lain, J.L.A. Brandes dan F.A. Sutjipto percaya bahwa tradisi batik adalah asli dari

daerah seperti Toraja, Flores, Halmahera, dan Papua. Perlu dicatat bahwa wilayah tersebut

bukanlah area yang dipengaruhi oleh Hinduisme tetapi diketahui memiliki tradisi kuna

membuat batik.

G.P. Rouffaer juga melaporkan bahwa pola gringsing sudah dikenal sejak abad ke-12 di

Kediri, Jawa Timur. Dia menyimpulkan bahwa pola seperti ini hanya bisa dibentuk dengan

menggunakan alat canting, sehingga ia berpendapat bahwa canting ditemukan di Jawa

pada masa sekitar itu.

Legenda dalam literatur Melayu abad ke-17, Sulalatus Salatin menceritakan Laksamana

Hang Nadim yang diperintahkan oleh Sultan Mahmud untuk berlayar ke India agar

mendapatkan 140 lembar kain serasah dengan pola 40 jenis bunga pada setiap lembarnya.

Karena tidak mampu memenuhi perintah itu, dia membuat sendiri kain-kain itu. Namun

sayangnya kapalnya karam dalam perjalanan pulang dan hanya mampu membawa empat

Page 11: SEJARAH BATIK - gelora45.comgelora45.com/news/SejarahBatik.pdf · terutama di daerah Surakarta (Solo) ... Maka dikenallah nama Batik ... Di sejumlah daerah penyebarluasan seni batik

11

lembar sehingga membuat sang Sultan kecewa. Serasah itu ditafsirkan sebagai batik.

Dalam literatur Eropa, teknik batik ini pertama kali diceritakan dalam buku History of Java

(London, 1817) tulisan Sir Thomas Stamford Raffles. Ia pernah menjadi Gubernur Inggris di

Jawa semasa Napoleon menduduki Belanda.

Pada 1873 seorang saudagar Belanda Van Rijekevorsel memberikan selembar batik yang

diperolehnya saat berkunjung ke Indonesia ke Museum Etnik di Rotterdam dan pada awal

abad ke-19 itulah batik mulai mencapai masa keemasannya. Sewaktu dipamerkan di

Exposition Universelle di Paris pada tahun 1900, batik Indonesia memukau publik dan

seniman.

Sejak industrialisasi dan globalisasi, yang memperkenalkan teknik otomatisasi, batik jenis

baru muncul. Dikenal sebagai batik cap dan batik cetak, sementara batik tradisional yang

diproduksi dengan teknik tulisan tangan menggunakan canting dan malam disebut batik tulis.

Pada saat yang sama imigran dari Indonesia ke Persekutuan Malaya juga membawa batik

bersama mereka.

Budaya Batik

Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya

Indonesia, khususnya Jawa, sejak lama. Perempuan-perempuan Jawa di masa lampau

menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga di

masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai

ditemukannya “Batik Cap” yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini. Ada

beberapa pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin

seperti yang bisa dilihat pada corak “Mega Mendung”, dimana di beberapa daerah pesisir

pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki.

Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun-temurun, sehingga kadang

kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik

dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik

tadisional hanya dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta.

Batik merupakan warisan nenek moyang Indonesia yang sampai saat ini masih ada. Batik

pertama kali diperkenalkan kepada dunia oleh Presiden Soeharto, yang pada waktu itu

memakai batik pada Konferensi PBB.

Page 12: SEJARAH BATIK - gelora45.comgelora45.com/news/SejarahBatik.pdf · terutama di daerah Surakarta (Solo) ... Maka dikenallah nama Batik ... Di sejumlah daerah penyebarluasan seni batik

12

Corak Batik

Ragam corak dan warna batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya, batik

memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak hanya boleh dipakai

oleh kalangan tertentu. Namun batik pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para

pedagang asing dan juga pada akhirnya, para penjajah. Warna-warna cerah seperti merah

dipopulerkan oleh Tionghoa, yang juga mempopulerkan corak phoenix. Bangsa penjajah

Eropa juga mengambil minat kepada batik, dan hasilnya adalah corak bebungaan yang

sebelumnya tidak dikenal (seperti bunga tulip) dan juga benda-benda yang dibawa oleh

penjajah (gedung atau kereta kuda), termasuk juga warna-warna kesukaan mereka seperti

warna biru. Batik tradisonal tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai dalam

upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing corak memiliki perlambangan

masing-masing.

Pada awalnya baju batik kerap dikenakan pada acara acara resmi untuk menggantikan jas.

Tetapi dalam perkembangannya pada masa Orde Baru baju batik juga dipakai sebagai

pakaian resmi siswa sekolah dan pegawai negeri (batik Korpri) setiap hari Jumat.

Perkembangan selanjutnya batik mulai bergeser menjadi pakaian sehari-hari terutama

digunakan oleh kaum wanita. Pegawai swasta biasanya memakai batik pada hari Kamis

atau Jumat.

Di Malaysia setiap Kamis, semua pegawai negeri lelaki diharuskan memakai baju batik

Malaysia mulai 17 Januari 2008. Ketua Pengarah Jabatan Perkhidmatan Awam Tan Sri

Ismail Adam telah membagikan kepada semua jabatan kerajaan. Sebelum ini peraturan

memakai baju batik hanya pada Sabtu saja. Kemudian diubah kepada hari ke-1 dan hari

ke-15 setiap bulan. Tetapi banyak yang melupakannya.

--