Sejarah an Akuntansi Nu Kapake
Transcript of Sejarah an Akuntansi Nu Kapake
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari tanpa kita sadari, sesungguhnya kita telah
menggunakan jasa akuntansi. Ketika seorang pemilik warung mencatat
pembelian barang dagangannya, mencatat siapa saja yang berhutang da
warungnya, memisahkan kotak antara uang yang masuk dari hasil penjualan
dengan kotak uang yang dialokasikan untuk belanja kebutuhan barang
dagangan dan kebutuhan operasional di warungnya. Maka, pada dasarnya
pemilik warung tadi telah menerpkan teknik akuntansi. Penerapan
pengetahuan di bidang akuntansi tentu semakin luas dan kompleks jika
dihadapkan pada bisnis dengan skala yang lebih besar.
Akuntansi merupakan suatu ilmu yang di dalamnya berisi bagaimana
manusia berfikir sehingga menghasilkan suatu kerangka pemikiran
konseptual tentang prinsip, standar, asumsi, teknik, serta prosedur yang ada
dijadikan landasan dalam pelaporan keuangan. Pelaporan keuangan tersebut
harus berisi informasi-informasi yang berguna dalam memantu pengambilan
keputusan bagi para pemakainya.
Seperti ilmu-ilmu lainya, ilmu akuntansi juga berkembang sesuai
perkembangan teknologi dan peradaban manusia. Selain itu, faktor kebutuhan
juga ikut serta dalam perkembangan akuntansi itu sendiri. Akan tetapi, baik
akuntansi maupun ilmu-ilmu lain tidak berkembang dengan sendirinya tanpa
adanya hal yang cukup berarti yang dapat mendorong akuntansi tersebut
berkembang dan bertahan hingga sekarang.
Berdasarkan pada uraian-uraian di atas, maka penulis tertarik untuk
membuat sebuah makalah dengan judul “Sejarah Perkembangan
Akuntansi”.
1.2. Rumusan Masalah
1
Berdasarkan pada uraian latar belakang di atas, penulis dapat
mengangkat permasalahan dalam makalah ini dan agar pembahasan atau isi
makalah tidak lari dari permasalahan yang semestinya, maka penulis
menyingkatnya dalam beberapa pertanyaan berikut:
1. Apakah Pengertian akuntansi
2. Bagaimana sejarah perkembangan ilmu akuntansi dari pertama kali muncul
hingga sekarang?
Selain itu ada tiga pernyataan mendasar. Ketiga pernyataan itu perlu
kita pikirkan bersama, hingga sampai pada puncak kesimpulan, tentang benar
tidakkah bahwa Islam sejak kemunculannya telah membuat sebuah konsep
tentang akuntansi. Ketiga pernyataan itu adalah sebagai berikut:
1. Apakah produk akuntansi yang diterjemahkan dan diajarkan dari barat itu
tidak Islami? Jika demikian, bagaimana konsep Islam dalam proses
pencatatan setiap kegiatan yang terjadi.
2. Terjadi dikotomi potensi kemanusiaan antara non Islam dan orang Islam
itu sendiri.
3. Ekonomi Islam adalah ekonomi konvensional yang diberikan makna dan
dilandasi dengan normative nash.
1.3. Tujuan Makalah
Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis merasa perlu
mencantumkan tujuan dalam penulisannya agar penulisan makalah ini lebih
terarah pada sasaran yang akan dicapai. Tujuan penulisan tersebut yakni
untuk mendapatkan gambaran yang pasti tentang sejarah perkembangan ilmu
akuntansi dari sejak dahulu hingga sekarang.
1.4. Manfaat Makalah
Ada beberapa manfaat yang penulis harapkan dalam penulisan makalah
ini yaitu sebagai berikut.
1. Meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang seluk beluk ilmu
akuntansi.
2
2. Meningkatkan rasa disiplin dan tanggung jawab dalam menyelesaikan
suatu masalah atau pekerjaan yang dibebankan orang lain kepada penulis.
3. Sebagai bahan bacaan dan acuan bagi diri sendiri, rekan-rekan, serta
generasi yang akan datang.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Akuntansi
Menurut Accounting Principle Board Statement No. 4 mendefinisikan
akuntansi sebagai suatu kegiatan jasa yang berfungsi untuk memberikan
informasi kuantitatif, umumnya dalam ukuran uang, mengenai suatu badan
ekonomi yang dimaksudkan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan
ekonomi, yang digunakan dalam memilih di antara beberapa alternatif.
Warren dkk (2005:10) menjelaskan bahwa: “secara umum, akuntansi
dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan laporan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan
kondisi perusahaan”.
Menurut Weygant (dalam Yadiati & Wahyudi, 2007) akuntansi adalah
suatu sistem informasi yang mengidentifikasi, mencatat, dan
mengkomunikasikan kejadian ekonomi dari suatu organisasi kepada pihak
yang berkepentingan.
Sedangkan menurut Meigs (dalam wikipedia.com, 2008) akuntansi
adalah pengukuran, penjabaran, atau pemberian kepastian mengenai
informasi yang akan membantu manajer, investor, otoritas pajak dan pembuat
keputusan lain untuk membuat alokasi sumber daya keputusan di dalam
perusahaan, organisasi, dan lembaga pemerintah. Akuntansi adalah seni
dalam mengukur, berkomunikasi dan menginterpretasikan aktivitas keuangan.
Secara luas, akuntansi juga dikenal sebagai “bahasa bisnis”.
Dengan demikian, secara singkat akuntansi berarti rekening atau
perkiraan. Interpretasi akuntansi terdiri dari tiga bagian yaitu: (1)
pengidentifikasian, mengenalai aatu memilah peristiwa-peristiwa ekonomi
yang merupakan laporan keuangan/transaksi; (2) mencatat, pencatatan
dilakukan secara sistematis, kemudian pencatatan ini diklasifikasi dan
diringkas; (3) pengukuran, menetapkan nilai dari peristiwa yang dipilih
4
tersebut dalam satuan uang; dan (4) pengkomunikasian, menyajikan informasi
berdasarkan transaksi yang sedang atau sudah berlangsung.
2.2 Sejarah Perkembangan Akuntansi Konvensional
2.2.1. Sejarah Perkembangan Akuntansi Konvensional di Dunia
Pada awalnya, pencatatan transaksi perdagangan dilakukan dengan cara
sederhana, pada saat itu hanya sekedar untuk mengetahui sumber-sumber
keuangan kerajaan. Sehingga belum ada suatu sistem akuntansi yang
sistematis untuk satu unit tertentu (hanya untuk sebagian transaksi saja)
yaitu dicatat menggunakan calamos reed (sejenis kulit). Selain itu dikenal
pula dua macam teknik akuntansi, yaitu dengan koin (dalam amplop) dan
token. Catatan tertua yang berhasil ditemukan sampai saat ini masih
tersimpan, yaitu berasal dari Babilonia pada 3600 SM. Penemuan yang
sama juga diperoleh di Mesir dan Yunani kuno. Pencatatan itu belum
dilakukan secara sistematis dan sering tidak lengkap. Pencatatan yang lebih
lengkap dikembangkan di Italia setelah dikenal angka-angka desimal arab
dan semakin berkembangnya dunia usaha pada waktu itu.
Perkembangan akuntansi sejalan dengan perkembangan organisasi dan
kegiatan suatu usaha, karena kehadirannya memerlukan pencatatan sehingga
seluruh kegiatan akan tergambar di dalamnya. Pada abad ke-15 tepatnya
pada tahun 1494 seorang ahli Matematika berkebangsaan Italia Luca
Paciolo telah menyusun buku tentang akuntansi dengan judul “Tractatus de
Cumputis at Scritorio” buku ini berorientasi pada pembukuan berpasangan.
Pembukuan berpasangan (double entry bookkeeping) mencatat kedua aspek
transaksi sedemikian rupa yang membentuk suatu pemikiran yang
berimbang. Praktek pencatatan akuntansi dalam arti pencatatan kejadian
yang berhubungan dengan bisnis sudah dimulai sejak adanya kejadian
dalam double entry bookkeeping. sistem double-entry¬ mulai dikenal
setelahnya sebagai sistem akuntansi modern, yaitu harta sama dengan
hutang ditambah dengan modal Lucas Pacioli mengklaim dirinya sebagai
penemu pertamadari sistem akuntansi modern ini.
5
Namun setelah adanya pengakuan atau pengklaiman diri oleh Luca
Pacioli bahwa dirinyalah penemu pertama Double entry accounting system,
tidak sedikit yang meragukannya seperti beberapa artikel yang telah dikutip
di bawah ini
Menurut pendapat Mattessich (dalam Harahap, 1997), bahwa double entry sudah ada sejak 5000 tahun yang lalu. Sedangkan selama ini kita kenal bahwa penemu sistem tata buku berpasangan ini maka dapat dikemukakan sebagai berikut. Double entry accounting system telah disepakati para ahli mula-mula diterbitkan oleh Luca Pacioli dalam bukunya yang berisi 36 bab yang terbit pada tahun 1949 di Florence, Italia dengan judul “Summa de Arithmatica, Geometrica, Proportioni et Proportionalita” yang berisi tentang palajaran ilmu pasti.”
Inoue (dalam Harahap, 1997) menyebutkan “Orang yang pertama-
tama “menulis” (bukan menerbitkan seperti Pacioli) tentang double entry bookkeeping system adalah Bonedetto Cotrugli pada 1458, 36 tahun sebelum terbitnya buku Pacioli. Namun buku Benedetto Cotrugli ini baru terbit pada tahun 1573 atau 89 tahun setelah buku Pacioli terbit. Dengan demikian penjelasan ini maka pertentangan sebenarnya tidak ada.”
Namun sebelumnya telah ada beberapa temuan double-entry system,
yaitu berasal dari kawasan Timur Tengah. Kaum Muslimin berandil besar
dalam perkembangan akuntansi dasar waktu itu. Setelah itu, bangsa Eropa
mulai berdatangan untuk mengupas secara mendalam tentang akuntansi
versi Timur Tengah tersebut. Jika kita kaji sejarah terutama sejarah Islam,
sebenarnya pada awal pertumbuhannya sudah ada sistem akuntansi. Akan
tetapi, sayangnya literatur belum banyak menganalisis bagaimana rupa
eksistensi akuntansi pada zaman itu (± 570 Masehi).
Seperti yang dikemukakan oleh Russel (dalam Rosjidi, 1999) “Sebenarnya orang-orang Italia dalam abad ke-14 baru menerapkan sistem pembukuan berpasangan lengkap setelah terlebih dahulu digunakan oleh saudagar-saudagar Moslem (Moslem Merchants).”
Glautier (1973) membagi perkembangan sejarah akuntansi menjasi
lima, yaitu:
1. Periode Prakapitalis
2. Kapitalis Nascent
6
3. Merkantilis
4. Revolusi dan Industrialisasi
5. Perkembangan pesat bidang akuntansi secara terus- menerus.
Revolusi indusrti di Inggris pada tahun 1776 juga menimbulkan efek
positif terhadap perkembangan akuntansi. Salah satu yang menonjol ialah
perubahaan cara memproduksi barang dari kerajinan tangan ke pabrikasi.
Hal ini menyebabkan spesialisasi dalam Akuntansi Biaya meningkat pesat
untuk memenuhi kebutuhan analisis biaya dan teknik pencatatannya.
Akuntansi diperlukan untuk menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan
yang berjalan sangat cepat, berkembangnya kegiatan ekonomi, dan masalah
perbandingan pelaporan keuangan antar perusahaan. Pada tahun 1845
undang-undang perusahaan yang pertama di Inggris dikeluarkan untuk
mengatur tentang organisasi dan status perusahaan. Dalam undang-undang
tersebut, diatur tentang kemungkinan perusahaan meminjam uang,
mengeluarkan saham, membayar hutang, dan dapat bertindak sebagaimana
halnya perorangan. Keadaaan-keadaaan inilah yang menimbulkan perlunya
laporan baik sebagai informasi maupun sebagai pertanggungjawaban.
Dalam artikelnya, Herbert (dalam Harahap, 1997) menjelaskan
perkembangan akuntansi sebagai berikut.
Tahun 1775: pada tahun ini mulai diperkenalkan pembukuan baik yang
single entry maupun double entry.
Tahun 1800: masyarakat menjadikan neraca sebagai laporan yang utama
digunakan dalam perusahaan.
Tahun 1825 : mulai dikenalkan pemeriksaaan keuangan (financial auditing).
Tahun 1850: laporan laba/rugi menggantikan posisi neraca sebagai laporan
yang dianggap lebih penting.
Tahun 1900 : di USA mulai diperkenalkan sertifikasi profesi yang dilakukan
melalui ujian yang dilaksanakan secara nasional.
Tahun 1925: banyak perkembangan yang terjadi tahun ini, antara lain:
7
1. Mulai diperkenalkan teknik-teknik analisis biaya, akuntansi untuk
perpajakan, akuntansi pemerintahan, serta pengawasan dana
pemerintah;
2. Laporan keuangan mulai diseragamkan;
3. Norma pemeriksaaan akuntan juga mulai dirumuskan; dan
4. Sistem akuntansi yang manual beralih ke sistem EDP dengan mulai
dikenalkannya “punch card record”.
Tahun 1950 s/d 1975 : Pada tahun ini banyak yang dapat dicatat dalam
perkembangan akuntansi, yaitu sebagai berikut.
1. Pada periode ini akunansi sudah menggunakan computer untuk
pengolahan data.
2. Sudah dilakukan Perumusan Prinsip Akuntansi (GAAP).
3. Analisis Cost Revenue semakin dikenal.
4. Jasa-jasa perpajakan seperti kunsultan pajak dan perencanaan pajak
mulai ditawarkan profesi akuntan.
5. Management accounting sebagai bidang akuntan yang khusus untuk
kepentingan manajemen mulai dikenal dan berkembang cepat.
6. Muncul jasa-jasa manajemen seperti system perencanaan dan
pengawasan.
7. Perencanaan manajemen serta management auditing mulai
diperkenalkan.
Tahun 1975 : mulai periode ini akuntansi semakin berkembang dan meliputi
bidang-bidang lainnya, perkembangan itu antara lain:
1. Timbulnya management science yang mencakup analisis proses
manajemen dan usaha-usaha menemukan dan menyempurnakan
kekurangan-kekurangannya;
2. Sistem informasi semakin canggih yang mencakup perkembangan
model-model organisasi, perencanaan organisasi, teori pengambilan
keputusan, dan analisis cost benefit;
8
3. Metode permintaan yang menggunakan computer dalam teori
cybernetics;
4. Total system review yang merupakan metode pemeriksaan efektif
mulai dikenal; dan
5. Social accounting manjadi isu yang membahas pencatatan setiap
transaksi perusahaan yang mempengaruhi lingkungan masyarakat.
2.2.2. Sejarah Perkembangan Akuntansi Konvensional di Indonesia
Di Indonesia, akuntansi mulai diterapkan sejak 1642, tetapi jejak yang
jelas baru ditemui pada pembukuan Amphion Society yang berdiri di Jakarta
sejak tahun 1747. Perkembangan akuntansi yang mencolok baru muncul
setelah undang-undang mangenai tanam paksa dihapuskan tahun 1870.
Dengan dihapuskannya tanam paksa, kaum pengusaha Belanda banyak
bermunculan di Indonesia untuk menanamkan modalnya. Sistem yang
dianut oleh pengusaha Belanda ini adalah seperti yang diajarkan oleh Luca
Pacioli.
Pada Zaman penjajahan Belanda, perusahaan-perusahaan di Indonesia
menggunakan tata buku. Akuntansi tidak sama dengan tata buku walaupun
asalnya sama-sama dari pembukuan berpasangan. Akuntansi sangat luas
ruang lingkupnya, diantaranya teknik pembukuan. Setelah tahun 1960,
akuntansi cara Amerika (Anglo-Saxon) mulai diperkenalkan di Indonesia.
Jadi, sistem pembukuan yang dipakai di Indonesia berubah dari sistem
Eropa (Kontinental) ke sistem Amerika (Anglo-Saxon).
9
Fungsi pemeriksaan (auditing) mulai dikenalkan di Indonesia tahun
1907, yaitu sejak seorang anggota NIVA, Van Schagen, menyusun dan
mengontrol pembukuan perusaan. Pengiriman Van Schagen ini merupakan
cikal bakal dibukanya Jawatan Akuntan Negara (GAD – Government
Accountant Dients) yang resmi didirikan pada tahun 1915. Akuntan public
pertama adalah Frese & Hogeweg, yang mendirikan kantornya di Indonesia
tahun 1918.
Dalam masa pendudukan Jepang, Indonesia sangat kekurangan tenaga
di bidang akuntansi. Jabatan-jabatan pimpinan dib Jawatan Keuangan yang
90% dipegang oleh bangsa belanda, menjadi kosong. Dalam masa ini, atas
prakarsa Mr. Slamet, didirikan kusus-kursus untuk mengisi kekosongan
jabatab tadi dengan tenaga-tenaga Indonesia. Pada tahun 1874, hanya ada
seorang akuntan berbangsa Indonesia, yaitu Prof. Dr. Abutari. Di Indonesia,
pendidikan akuntansi mulai dirintis dengan dibukanya jurusan akuntansi di
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia tahun 1952. Pembukaan ini
10
kemudian diikuti Institut Ilmu Keuangan (sekarang Sekolah Tinggi
Akuntansi Negara) tahun 1960 dan Fakultas-fakultas Ekonomi di
Universitas Padjadjaran (1961), Universitas Sumatera Utara (1964),
universitas Airlangga (1962), dan universitas Gadjah Mada (1964).
Organisasi profesi yang menghimpun para akuntan Indonesia bediri 23
Desember 1957. Organisasi ini diberi nama Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
dengan pendiri lima orang akuntan Indonesia.profesi akuntan mulai
berkembang dengan pesat sejak tahun 1967. Pada tahun itu juga
dikeluarjannya undang-undang modal asing yang kemudian disusul dengan
undang-undang penanaman modal dalam negeri tahun 1968 yang
merupakan pendorong berkembangnya profesi akuntansi. Setelah krisis
ekonomi Indonesia tahun 1997, peran profesi akuntan diakui semakin
signifikan mengingat profesi ini memiliki peranan strategis di dalam
menciptakan iklim transparansi di Indonesia.
2.3. Sejarah Perkembangan Akuntansi Islam
Akuntansi dikenal sebagai sistem pembukuan "double entry".
Menurut sejarah yang diketahui awam dan terdapat dalam berbagai buku
"Teori Akuntansi", disebutkan muncul di Italia pada abad ke-13 yang lahir
dari tangan seorang Pendeta Italia bernama Luca Pacioli. Beliau menulis
buku "Summa de Arithmatica Geometria et Propotionalita" dengan memuat
satu bab mengenai "Double Entry Accounting System". Padahal Sebenarnya
akuntansi telah tercatat dengan jelas dan tegas dalam firman Alloh Swt.
Secara tegas. Allah mewajibakan tentang pencatatan dalam mengantisipasi
keburukan dan mudharat di kemudian hari. Allah berfirman:
“Hai, orang-orang yang beriman apabila kamu bermuamalah tidak
secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya.
Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan
benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah
telah mengajarkannya, maka hendaklah dia menulis, dan hendaklah orang
yang berutang itu mengimlakan (apa yang ditulis itu), dan hendaklah ia
11
bertakwa kepada Allah Tuhan-nya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun
dari utangnya…”
Ayat tersebut menjelaskan kepada kita tentang fungsi-fungsi dan
pentingnya pencatatan transaksi, dasar-dasarnya, dan manfaat-manfaatnya,
dimana hal tersebut merupakan inti dari Akuntansi. Sejak zaman Rasulullah
SAW hingga zaman Khulafaur Rasyidin telah menerapkan undang-undang
akuntansi antara lain untuk perorangan, perserikatan (syarikah) atau
perusahaan, akuntansi wakaf, hak-hak pelarangan penggunaan harta (hijr)
dan anggaran negara. Selain itu pada zaman tersebut juga telah dikenal
profesi akuntan yang disebut “hafazhatul amwal”(pengawas keuangan).
Dengan demikian, dapat kita saksikan dari sejarah, bahwa ternyata
Islam lebih dahulu mengenal system akuntansi, karena Al Quran telah
diturunkan pada tahun 610 M, yakni 800 tahun lebih dahulu dari Luca
Pacioli yang menerbitkan bukunya pada tahun 1494.
Dari sisi ilmu pengetahuan, Akuntansi adalah ilmu informasi yang
mencoba mengkonversi bukti dan data menjadi informasi dengan cara
melakukan pengukuran atas berbagai transaksi dan akibatnya yang
dikelompokkan dalam account, perkiraan atau pos keuangan seperti aktiva,
utang, modal, hasil, biaya, dan laba. Dalam Al Quran disampaikan bahwa
kita harus mengukur secara adil, jangan dilebihkan dan jangan dikurangi.
Kita dilarang untuk menuntut keadilan ukuran dan timbangan bagi
kita, sedangkan bagi orang lain kita menguranginya. Dalam hal ini, Al
Quran menyatakan dalam berbagai ayat, antara lain dalam surah Asy-
Syu'ara ayat 181-184 yang berbunyi:"Sempurnakanlah takaran dan
janganlah kamu termasuk orang-orang yang merugikan dan timbanglah
dengan timbangan yang lurus. Dan janganlah kamu merugikan manusia
pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan
membuat kerusakan dan bertakwalah kepada Allah yang telah menciptakan
kamu dan umat-umat yang dahulu."
Kebenaran dan keadilan dalam mengukur (menakar) tersebut, menurut
Umer Chapra juga menyangkut pengukuran kekayaan, utang, modal
12
pendapatan, biaya, dan laba perusahaan, sehingga seorang Akuntan wajib
mengukur kekayaan secara benar dan adil. Seorang Akuntan akan
menyajikan sebuah laporan keuangan yang disusun dari bukti-bukti yang
ada dalam sebuah organisasi yang dijalankan oleh sebuah manajemen yang
diangkat atau ditunjuk sebelumnya. Manajemen bisa melakukan apa saja
dalam menyajikan laporan sesuai dengan motivasi dan kepentingannya,
sehingga secara logis dikhawatirkan dia akan membonceng kepentingannya.
Untuk itu diperlukan Akuntan Independen yang melakukan pemeriksaaan
atas laporan beserta bukti-buktinya. Metode, teknik, dan strategi
pemeriksaan ini dipelajari dan dijelaskan dalam Ilmu Auditing.
Dalam Islam, fungsi Auditing ini disebut "tabayyun" sebagaimana
yang dijelaskan dalam Surah Al-Hujuraat ayat 6 yang berbunyi: "Hai orang-
orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu
berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu
musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang
menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu."
Kemudian, sesuai dengan perintah Allah dalam Al Quran, kita harus
menyempurnakan pengukuran di atas dalam bentuk pos-pos yang disajikan
dalam Neraca, sebagaimana digambarkan dalam Surah Al-Israa' ayat 35
yang berbunyi: "Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan
timbanglah dengan neraca yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu)
dan lebih baik akibatnya."
Dengan mendengar kata "Akuntansi Syariah" atau "Akuntansi Islam",
mungkin awam akan mengernyitkan dahi seraya berpikir bahwa hal itu
sangat mengada-ada.
Perlu kiranya kajian lebih lanjut, tentang sejarah akuntansi syariah.
Beberapa hal akan memperjelas, dan membuat simulasi-simulasi untuk lebih
meyakinkan. Hingga kita akan berpikir secara universal tentang akuntansi
syariah sebagai sebuah proses panjang tahapan dalam rangka kemaslahatan
umat Islam.
13
Bukti Sejarah
1. Rasulullah saw
Pada masa Rasulullah saw, sebenarnya telah ada akuntansi syariah
secara riil. Ini dapat kita lihat dari dipercayanya Muhammad saw saat muda
dipercayakan untuk menjualkan barang-barang dagangan milik Khadijah.
Saat itu, tentu telah ada pencatatan-pencatatan secara jelas, karena
Rasulullah saw terkenal jujur dan tidak pernah bohong dalam setiap
kehidupannya.
Hal ini juga dapat kita lihat bahwa Rasulullah saw. menjadi sebuah
bank bagi kaum kafir Quraisy. Kenapa? Setiap orang di Mekkah sudah tidak
lagi memperhitungkan kejujuran Muhammad saw. Mereka beramai-ramai,
menyimpan uangnya pada Nabi saw, karena dijamin keamanannya.
Rasulullah pun dengan senang hati menampung keuangan itu, dan juga
membantu orang-orang yang miskin untuk menggunakan dana tersebut,
digulirkan untuk bekerja, sehingga kemiskinan mulai mendapat perhatian
untuk dapat diatasi. Inilah awal mula, Rasulullah saw menggunakan
pencatatan-pencatatan.
2. Pemikiran Umar bin Khattab ra.
Fakta sejarah itu sesungguhnya menunjukkan bahwa Islam merupakan
sistem kehidupan yang bersifat komprehensif, yang mengatur semua aspek
baik dalam sosial, ekonomi dan politik maupun kehidupan yang bersifat
spiritual. Islam juga merupakan adalah agama sempurna yang mempunyai
sistem tersendiri dalam menghadapi permasalahan kehidupan baik yang
bersifat materiil maupun non materiil.
Karena itu ekonomi sebagai aspek kehidupan juga sudah diatur dalam
Islam.
Ilmu ekonomi lahir sebagai sebuah disiplin ilmiah setelah berpisahnya
aktifitas produksi dan konsumsi. Ekonomi merupakan aktifitas yang boleh
dikatakan sama halnya dengan keberadaan manusia di muka bumi ini,
sehingga kemudian timbul motif ekonomi, yaitu keinginan seseorang untuk
14
memenuhi kebutuhan hidupnya. Prinsip ekonomi adalah langkah yang
dilakukan manusia dalam memenuhi kebutuhannya dengan pengorbanan
tertentu untuk memperoleh hasil yang maksimal.
Kebijakan lainnya yang juga sangat membanggakan adalah Umar
Radhiyallahu Anhu menghitung kekayaan para pejabat di awal dan di akhir
jabatannya. Bila terdapat kenaikan yang tidak wajar, yang bersangkutan
secara langsung diminta membuktikan bahwa kekayaan yang dimilikinya itu
didapat dengan cara yang halal. Bila gagal, Umar memerintahkan pejabat itu
menyerahkan kelebihan harta dari jumlah yang wajar kepada Baitul Mal,
atau membagi dua kekayaan itu separuh untuk yang bersangkutan dan
sisanya untuk negara.
Fiqh ekonomi Umar Bin Khattab juga terkait dengan dasar-dasar
penting kegiatan ekonomi diantaranya produksi dan konsumsi. Dalam fiqh
ekonomi Umar ini banyak riwayat yang menjelaskan tentang urgensi semua
aktivitas barang dan jasa (produksi) yang dilakukan seorang muslim untuk
memperbaiki apa yang dimilikinya baik sumber alam dan harta serta mampu
dipersiapkan untuk dimanfaatkan orang lain.
Dalam bidang konsumsi pun terdapat bukti-bukti yang menunjukkan
perhatian diantaranya beliau sangat antusias dalam memenuhi tingkat
konsumsi yang layak bagi setiap individu rakyatnya contohnya terlihat
ketika beliau pergi ke Syam dan mengetahui kondisi sebagian orang miskin
yang tidak memiliki kebutuhan dasar yang mencukupi, maka beliau
memerintahkan untuk ditetapkannya kebutuhan dasarnya yang mencukupi
dan diberikan kepada mereka setiap bulan.
Secara garis besar, dua hal di atas hanyalah sebagai awalan. Karena
kita melihat Imam Ibnu Taimiyah rahimallah, Ibnu Khaldun rahimallah,
serta sebagian besar ulama yang awal dahulu, sudah memperbincangkan
tentang pentingnya pencatatan dalam sebuah transaksi yang dilakukan oleh
manusia.
Dari paparan di atas, dapat kita tarik kesimpulan, bahwa kaidah
Akuntansi dalam konsep Syariah Islam dapat didefinisikan sebagai
15
kumpulan dasar-dasar hukum yang baku dan permanen, yang disimpulkan
dari sumber-sumber Syariah Islam dan dipergunakan sebagai aturan oleh
seorang Akuntan dalam pekerjaannya, baik dalam pembukuan, analisis,
pengukuran, pemaparan, maupun penjelasan, dan menjadi pijakan dalam
menjelaskan suatu kejadian atau peristiwa.
Dasar hukum dalam Akuntansi Syariah bersumber dari Al Quran,
Sunah Nabwiyyah, Ijma (kespakatan para ulama), Qiyas (persamaan suatu
peristiwa tertentu, dan ‘Uruf (adat kebiasaan) yang tidak bertentangan
dengan Syariah Islam. Kaidah-kaidah Akuntansi Syariah, memiliki
karakteristik khusus yang membedakan dari kaidah Akuntansi
Konvensional.
Kaidah-kaidah Akuntansi Syariah sesuai dengan norma-norma
masyarakat islami, dan termasuk disiplin ilmu sosial yang berfungsi sebagai
pelayan masyarakat pada tempat penerapan Akuntansi tersebut. Persamaan
kaidah Akuntansi Syariah dengan Akuntansi Konvensional terdapat pada
hal-hal sebagai berikut:
1.Prinsip pemisahan jaminan keuangan dengan prinsip unit ekonomi;
2.Prinsip penahunan (hauliyah) dengan prinsip periode waktu atau tahun
pembukuan keuangan;
3.Prinsip pembukuan langsung dengan pencatatan bertanggal;
4.Prinsip kesaksian dalam pembukuan dengan prinsip penentuan barang;
5.Prinsip perbandingan (muqabalah) dengan prinsip perbandingan income
dengan biaya.
6.Prinsip kontinuitas (istimrariah) dengan kesinambungan perusahaan;
7.Prinsip keterangan (idhah) dengan penjelasan atau pemberitahuan.
2.4. Pengembangan Bidang-bidang Akuntansi
1. Akuntansi Keuangan (Financial Accounting)
2. Pemeriksaan Akuntan (Auditing)
3. Akuntansi Manajemen (Management Accounting)
4. Akuntansi Biaya (Cost Accounting)
16
5. Akuntansi Perpajakan (Tax Accounting)
6. System Informasi (Information System)
7. Anggaran (Budgeting)
8. Akuntansi Pemerintahan (Govermental Accounting)
9. Akrual Basis dan Kas Basis
10. Akuntan Internal dan Akuntan Eksternal
11. Akuntansi Proyek (Project Accounting)
2.5. Hubungan Akuntansi dengan Bidang Lain
Pentingnya pemahaman akuntansi tidaklah terbatas hanya pada dunia
usaha semata. Banyak karyawan yang pendidikannya bukan dalam bidang
bisnis juga menggunakan data akuntansi dan mereka itu perlu mengetahui
prinsip-prinsip serta terminologi akuntansi. Semua orang akan berhubungan
dengan transaksi usaha sehingga harus memperhatikan aspek keuangan yang
terdapat dalam dirinya sendiri. Dalam dunia bisnis yang semakin modern,
akuntansi memainkan peranan penting, dan dalam arti luas semua warga
Negara akan berhubungan dengan dunia akuntansi pada kesempatan tertentu.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa dasar- dasar Akuntansi telah tertulis dalam Al-qur’an
dan telah di contohkan oleh Rasullulloh Saw, Diikuti oleh sahabat-sahabatnya
dan berkembang pesat setelah digunakan saudagar- saudagar timur tengah.
Walaupun menurut para ahli orang yang pertama kali menulis buku
tentang double entry bookkeeping system adalah Bonedetto Cotrugli dan
orang yang pertama kali menerbitkan buku tentang double entry bookkeeping
system adalah Luca Pacioli pada tahun 1949. Sedangkan di Indonesia,
akuntansi mulai diterapkan sejak 1642, tetapi jejak yang jelas baru ditemui
pada pembukuan Amphion Society yang berdiri di Jakarta sejak tahun 1747.
Akuntansi sangat berhubungan dengan bidang-bidang lain meskipun
hal itu tidak selalu berhubungan, terutama di zaman modern ini yang
pertarungan bisnis dan perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin pesat
menuntut semua kegiatan menggunakan ilmu akuntansi meskipun terkadang
tidak dilakukan persis sesuai dengan aturan.
3.2 Saran Penulis mengharapkan kepada semua pihak yang terutama pihak yang
terkait dengan langsung agar dapat menggunakan akuntansi sebagaimana
mestinya. Lebih dari itu, penulis mengharapkan agar tidak melupakan serta
dapat mempertahankan dan mengembangkan akuntansi itu sendiri, terlebih di
zaman yang semakin maju ini.
18
DAFTAR PUSTAKA
Belkaoui, Ahmed Riahi. (2001). Teori Akuntansi. Edisi Keempat. Jakarta: Salemba Empat.
Divisi Litbang Madcoms. (2005). Seri Panduan Lengkap Myob Accounting, Yogyakarta : Andi
Harahap, Sofyan Syafri. (1997). Teori Akuntansi, Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada
Hendriksen. (2000). Accounting Theory. 9th Edition
Rosjidi. (1999). Teori Akuntansi. Tujuan, Konsep, dan Struktur, Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Yadiati, Winwin & Ilham Wahyudi. (2007). Pengantar Akuntansi, Jakarta : Kencana
19