Sejarah an Akuntansi Nu Kapake

28
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari tanpa kita sadari, sesungguhnya kita telah menggunakan jasa akuntansi. Ketika seorang pemilik warung mencatat pembelian barang dagangannya, mencatat siapa saja yang berhutang da warungnya, memisahkan kotak antara uang yang masuk dari hasil penjualan dengan kotak uang yang dialokasikan untuk belanja kebutuhan barang dagangan dan kebutuhan operasional di warungnya. Maka, pada dasarnya pemilik warung tadi telah menerpkan teknik akuntansi. Penerapan pengetahuan di bidang akuntansi tentu semakin luas dan kompleks jika dihadapkan pada bisnis dengan skala yang lebih besar. Akuntansi merupakan suatu ilmu yang di dalamnya berisi bagaimana manusia berfikir sehingga menghasilkan suatu kerangka pemikiran konseptual tentang prinsip, standar, asumsi, teknik, serta prosedur yang ada dijadikan landasan dalam pelaporan keuangan. Pelaporan keuangan tersebut harus berisi informasi-informasi yang berguna dalam memantu pengambilan keputusan bagi para pemakainya. Seperti ilmu-ilmu lainya, ilmu akuntansi juga berkembang sesuai perkembangan teknologi dan 1

Transcript of Sejarah an Akuntansi Nu Kapake

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari tanpa kita sadari, sesungguhnya kita telah

menggunakan jasa akuntansi. Ketika seorang pemilik warung mencatat

pembelian barang dagangannya, mencatat siapa saja yang berhutang da

warungnya, memisahkan kotak antara uang yang masuk dari hasil penjualan

dengan kotak uang yang dialokasikan untuk belanja kebutuhan barang

dagangan dan kebutuhan operasional di warungnya. Maka, pada dasarnya

pemilik warung tadi telah menerpkan teknik akuntansi. Penerapan

pengetahuan di bidang akuntansi tentu semakin luas dan kompleks jika

dihadapkan pada bisnis dengan skala yang lebih besar.

Akuntansi merupakan suatu ilmu yang di dalamnya berisi bagaimana

manusia berfikir sehingga menghasilkan suatu kerangka pemikiran

konseptual tentang prinsip, standar, asumsi, teknik, serta prosedur yang ada

dijadikan landasan dalam pelaporan keuangan. Pelaporan keuangan tersebut

harus berisi informasi-informasi yang berguna dalam memantu pengambilan

keputusan bagi para pemakainya.

Seperti ilmu-ilmu lainya, ilmu akuntansi juga berkembang sesuai

perkembangan teknologi dan peradaban manusia. Selain itu, faktor kebutuhan

juga ikut serta dalam perkembangan akuntansi itu sendiri. Akan tetapi, baik

akuntansi maupun ilmu-ilmu lain tidak berkembang dengan sendirinya tanpa

adanya hal yang cukup berarti yang dapat mendorong akuntansi tersebut

berkembang dan bertahan hingga sekarang.

Berdasarkan pada uraian-uraian di atas, maka penulis tertarik untuk

membuat sebuah makalah dengan judul “Sejarah Perkembangan

Akuntansi”.

1.2. Rumusan Masalah

1

Berdasarkan pada uraian latar belakang di atas, penulis dapat

mengangkat permasalahan dalam makalah ini dan agar pembahasan atau isi

makalah tidak lari dari permasalahan yang semestinya, maka penulis

menyingkatnya dalam beberapa pertanyaan berikut:

1. Apakah Pengertian akuntansi

2. Bagaimana sejarah perkembangan ilmu akuntansi dari pertama kali muncul

hingga sekarang?

Selain itu ada tiga pernyataan mendasar. Ketiga pernyataan itu perlu

kita pikirkan bersama, hingga sampai pada puncak kesimpulan, tentang benar

tidakkah bahwa Islam sejak kemunculannya telah membuat sebuah konsep

tentang akuntansi. Ketiga pernyataan itu adalah sebagai berikut:

1.   Apakah produk akuntansi yang diterjemahkan dan diajarkan dari barat itu

tidak Islami? Jika demikian, bagaimana konsep Islam dalam proses

pencatatan setiap kegiatan yang terjadi.

2.   Terjadi dikotomi potensi kemanusiaan antara non Islam dan orang Islam

itu sendiri.

3.   Ekonomi Islam adalah ekonomi konvensional yang diberikan makna dan

dilandasi dengan normative nash.

1.3. Tujuan Makalah

Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis merasa perlu

mencantumkan tujuan dalam penulisannya agar penulisan makalah ini lebih

terarah pada sasaran yang akan dicapai. Tujuan penulisan tersebut yakni

untuk mendapatkan gambaran yang pasti tentang sejarah perkembangan ilmu

akuntansi dari sejak dahulu hingga sekarang.

1.4. Manfaat Makalah

Ada beberapa manfaat yang penulis harapkan dalam penulisan makalah

ini yaitu sebagai berikut.

1. Meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang seluk beluk ilmu

akuntansi.

2

2. Meningkatkan rasa disiplin dan tanggung jawab dalam menyelesaikan

suatu masalah atau pekerjaan yang dibebankan orang lain kepada penulis.

3. Sebagai bahan bacaan dan acuan bagi diri sendiri, rekan-rekan, serta

generasi yang akan datang.

3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Akuntansi

Menurut Accounting Principle Board Statement No. 4 mendefinisikan

akuntansi sebagai suatu kegiatan jasa yang berfungsi untuk memberikan

informasi kuantitatif, umumnya dalam ukuran uang, mengenai suatu badan

ekonomi yang dimaksudkan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan

ekonomi, yang digunakan dalam memilih di antara beberapa alternatif.

Warren dkk (2005:10) menjelaskan bahwa: “secara umum, akuntansi

dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan laporan

kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan

kondisi perusahaan”.

Menurut Weygant (dalam Yadiati & Wahyudi, 2007) akuntansi adalah

suatu sistem informasi yang mengidentifikasi, mencatat, dan

mengkomunikasikan kejadian ekonomi dari suatu organisasi kepada pihak

yang berkepentingan.

Sedangkan menurut Meigs (dalam wikipedia.com, 2008) akuntansi

adalah pengukuran, penjabaran, atau pemberian kepastian mengenai

informasi yang akan membantu manajer, investor, otoritas pajak dan pembuat

keputusan lain untuk membuat alokasi sumber daya keputusan di dalam

perusahaan, organisasi, dan lembaga pemerintah. Akuntansi adalah seni

dalam mengukur, berkomunikasi dan menginterpretasikan aktivitas keuangan.

Secara luas, akuntansi juga dikenal sebagai “bahasa bisnis”.

Dengan demikian, secara singkat akuntansi berarti rekening atau

perkiraan. Interpretasi akuntansi terdiri dari tiga bagian yaitu: (1)

pengidentifikasian, mengenalai aatu memilah peristiwa-peristiwa ekonomi

yang merupakan laporan keuangan/transaksi; (2) mencatat, pencatatan

dilakukan secara sistematis, kemudian pencatatan ini diklasifikasi dan

diringkas; (3) pengukuran, menetapkan nilai dari peristiwa yang dipilih

4

tersebut dalam satuan uang; dan (4) pengkomunikasian, menyajikan informasi

berdasarkan transaksi yang sedang atau sudah berlangsung.

2.2 Sejarah Perkembangan Akuntansi Konvensional

2.2.1. Sejarah Perkembangan Akuntansi Konvensional di Dunia

Pada awalnya, pencatatan transaksi perdagangan dilakukan dengan cara

sederhana, pada saat itu hanya sekedar untuk mengetahui sumber-sumber

keuangan kerajaan. Sehingga belum ada suatu sistem akuntansi yang

sistematis untuk satu unit tertentu (hanya untuk sebagian transaksi saja)

yaitu dicatat menggunakan calamos reed (sejenis kulit). Selain itu dikenal

pula dua macam teknik akuntansi, yaitu dengan koin (dalam amplop) dan

token. Catatan tertua yang berhasil ditemukan sampai saat ini masih

tersimpan, yaitu berasal dari Babilonia pada 3600 SM. Penemuan yang

sama juga diperoleh di Mesir dan Yunani kuno. Pencatatan itu belum

dilakukan secara sistematis dan sering tidak lengkap. Pencatatan yang lebih

lengkap dikembangkan di Italia setelah dikenal angka-angka desimal arab

dan semakin berkembangnya dunia usaha pada waktu itu.

Perkembangan akuntansi sejalan dengan perkembangan organisasi dan

kegiatan suatu usaha, karena kehadirannya memerlukan pencatatan sehingga

seluruh kegiatan akan tergambar di dalamnya. Pada abad ke-15 tepatnya

pada tahun 1494 seorang ahli Matematika berkebangsaan Italia Luca

Paciolo telah menyusun buku tentang akuntansi dengan judul “Tractatus de

Cumputis at Scritorio” buku ini berorientasi pada pembukuan berpasangan.

Pembukuan berpasangan (double entry bookkeeping) mencatat kedua aspek

transaksi sedemikian rupa yang membentuk suatu pemikiran yang

berimbang. Praktek pencatatan akuntansi dalam arti pencatatan kejadian

yang berhubungan dengan bisnis sudah dimulai sejak adanya kejadian

dalam double entry bookkeeping. sistem double-entry¬ mulai dikenal

setelahnya sebagai sistem akuntansi modern, yaitu harta sama dengan

hutang ditambah dengan modal Lucas Pacioli mengklaim dirinya sebagai

penemu pertamadari sistem akuntansi modern ini.

5

Namun setelah adanya pengakuan atau pengklaiman diri oleh Luca

Pacioli bahwa dirinyalah penemu pertama Double entry accounting system,

tidak sedikit yang meragukannya seperti beberapa artikel yang telah dikutip

di bawah ini

Menurut pendapat Mattessich (dalam Harahap, 1997), bahwa double entry sudah ada sejak 5000 tahun yang lalu. Sedangkan selama ini kita kenal bahwa penemu sistem tata buku berpasangan ini maka dapat dikemukakan sebagai berikut. Double entry accounting system telah disepakati para ahli mula-mula diterbitkan oleh Luca Pacioli dalam bukunya yang berisi 36 bab yang terbit pada tahun 1949 di Florence, Italia dengan judul “Summa de Arithmatica, Geometrica, Proportioni et Proportionalita” yang berisi tentang palajaran ilmu pasti.”

Inoue (dalam Harahap, 1997) menyebutkan “Orang yang pertama-

tama “menulis” (bukan menerbitkan seperti Pacioli) tentang double entry bookkeeping system adalah Bonedetto Cotrugli pada 1458, 36 tahun sebelum terbitnya buku Pacioli. Namun buku Benedetto Cotrugli ini baru terbit pada tahun 1573 atau 89 tahun setelah buku Pacioli terbit. Dengan demikian penjelasan ini maka pertentangan sebenarnya tidak ada.”

Namun sebelumnya telah ada beberapa temuan double-entry system,

yaitu berasal dari kawasan Timur Tengah. Kaum Muslimin berandil besar

dalam perkembangan akuntansi dasar waktu itu. Setelah itu, bangsa Eropa

mulai berdatangan untuk mengupas secara mendalam tentang akuntansi

versi Timur Tengah tersebut. Jika kita kaji sejarah terutama sejarah Islam,

sebenarnya pada awal pertumbuhannya sudah ada sistem akuntansi. Akan

tetapi, sayangnya literatur belum banyak menganalisis bagaimana rupa

eksistensi akuntansi pada zaman itu (± 570 Masehi).

Seperti yang dikemukakan oleh Russel (dalam Rosjidi, 1999) “Sebenarnya orang-orang Italia dalam abad ke-14 baru menerapkan sistem pembukuan berpasangan lengkap setelah terlebih dahulu digunakan oleh saudagar-saudagar Moslem (Moslem Merchants).”

Glautier (1973) membagi perkembangan sejarah akuntansi menjasi

lima, yaitu:

1. Periode Prakapitalis

2. Kapitalis Nascent

6

3. Merkantilis

4. Revolusi dan Industrialisasi

5. Perkembangan pesat bidang akuntansi secara terus- menerus.

Revolusi indusrti di Inggris pada tahun 1776 juga menimbulkan efek

positif terhadap perkembangan akuntansi. Salah satu yang menonjol ialah

perubahaan cara memproduksi barang dari kerajinan tangan ke pabrikasi.

Hal ini menyebabkan spesialisasi dalam Akuntansi Biaya meningkat pesat

untuk memenuhi kebutuhan analisis biaya dan teknik pencatatannya.

Akuntansi diperlukan untuk menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan

yang berjalan sangat cepat, berkembangnya kegiatan ekonomi, dan masalah

perbandingan pelaporan keuangan antar perusahaan. Pada tahun 1845

undang-undang perusahaan yang pertama di Inggris dikeluarkan untuk

mengatur tentang organisasi dan status perusahaan. Dalam undang-undang

tersebut, diatur tentang kemungkinan perusahaan meminjam uang,

mengeluarkan saham, membayar hutang, dan dapat bertindak sebagaimana

halnya perorangan. Keadaaan-keadaaan inilah yang menimbulkan perlunya

laporan baik sebagai informasi maupun sebagai pertanggungjawaban.

Dalam artikelnya, Herbert (dalam Harahap, 1997) menjelaskan

perkembangan akuntansi sebagai berikut.

Tahun 1775: pada tahun ini mulai diperkenalkan pembukuan baik yang

single entry maupun double entry.

Tahun 1800: masyarakat menjadikan neraca sebagai laporan yang utama

digunakan dalam perusahaan.

Tahun 1825 : mulai dikenalkan pemeriksaaan keuangan (financial auditing).

Tahun 1850: laporan laba/rugi menggantikan posisi neraca sebagai laporan

yang dianggap lebih penting.

Tahun 1900 : di USA mulai diperkenalkan sertifikasi profesi yang dilakukan

melalui ujian yang dilaksanakan secara nasional.

Tahun 1925: banyak perkembangan yang terjadi tahun ini, antara lain:

7

1. Mulai diperkenalkan teknik-teknik analisis biaya, akuntansi untuk

perpajakan, akuntansi pemerintahan, serta pengawasan dana

pemerintah;

2. Laporan keuangan mulai diseragamkan;

3. Norma pemeriksaaan akuntan juga mulai dirumuskan; dan

4. Sistem akuntansi yang manual beralih ke sistem EDP dengan mulai

dikenalkannya “punch card record”.

Tahun 1950 s/d 1975 : Pada tahun ini banyak yang dapat dicatat dalam

perkembangan akuntansi, yaitu sebagai berikut.

1. Pada periode ini akunansi sudah menggunakan computer untuk

pengolahan data.

2. Sudah dilakukan Perumusan Prinsip Akuntansi (GAAP).

3. Analisis Cost Revenue semakin dikenal.

4. Jasa-jasa perpajakan seperti kunsultan pajak dan perencanaan pajak

mulai ditawarkan profesi akuntan.

5. Management accounting sebagai bidang akuntan yang khusus untuk

kepentingan manajemen mulai dikenal dan berkembang cepat.

6. Muncul jasa-jasa manajemen seperti system perencanaan dan

pengawasan.

7. Perencanaan manajemen serta management auditing mulai

diperkenalkan.

Tahun 1975 : mulai periode ini akuntansi semakin berkembang dan meliputi

bidang-bidang lainnya, perkembangan itu antara lain:

1. Timbulnya management science yang mencakup analisis proses

manajemen dan usaha-usaha menemukan dan menyempurnakan

kekurangan-kekurangannya;

2. Sistem informasi semakin canggih yang mencakup perkembangan

model-model organisasi, perencanaan organisasi, teori pengambilan

keputusan, dan analisis cost benefit;

8

3. Metode permintaan yang menggunakan computer dalam teori

cybernetics;

4. Total system review yang merupakan metode pemeriksaan efektif

mulai dikenal; dan

5. Social accounting manjadi isu yang membahas pencatatan setiap

transaksi perusahaan yang mempengaruhi lingkungan masyarakat.

2.2.2. Sejarah Perkembangan Akuntansi Konvensional di Indonesia

Di Indonesia, akuntansi mulai diterapkan sejak 1642, tetapi jejak yang

jelas baru ditemui pada pembukuan Amphion Society yang berdiri di Jakarta

sejak tahun 1747. Perkembangan akuntansi yang mencolok baru muncul

setelah undang-undang mangenai tanam paksa dihapuskan tahun 1870.

Dengan dihapuskannya tanam paksa, kaum pengusaha Belanda banyak

bermunculan di Indonesia untuk menanamkan modalnya. Sistem yang

dianut oleh pengusaha Belanda ini adalah seperti yang diajarkan oleh Luca

Pacioli.

Pada Zaman penjajahan Belanda, perusahaan-perusahaan di Indonesia

menggunakan tata buku. Akuntansi tidak sama dengan tata buku walaupun

asalnya sama-sama dari pembukuan berpasangan. Akuntansi sangat luas

ruang lingkupnya, diantaranya  teknik pembukuan. Setelah tahun 1960,

akuntansi cara Amerika (Anglo-Saxon) mulai diperkenalkan di Indonesia.

Jadi, sistem pembukuan yang dipakai di Indonesia berubah dari sistem

Eropa (Kontinental) ke sistem Amerika (Anglo-Saxon).

9

Fungsi pemeriksaan (auditing) mulai dikenalkan di Indonesia tahun

1907, yaitu sejak seorang anggota NIVA, Van Schagen, menyusun dan

mengontrol pembukuan perusaan. Pengiriman Van Schagen ini merupakan

cikal bakal dibukanya Jawatan Akuntan Negara (GAD – Government

Accountant Dients) yang resmi didirikan pada tahun 1915. Akuntan public

pertama adalah Frese & Hogeweg, yang mendirikan kantornya di Indonesia

tahun 1918.

Dalam masa pendudukan Jepang, Indonesia sangat kekurangan tenaga

di bidang akuntansi. Jabatan-jabatan pimpinan dib Jawatan Keuangan yang

90% dipegang oleh bangsa belanda, menjadi kosong. Dalam masa ini, atas

prakarsa Mr. Slamet, didirikan kusus-kursus untuk mengisi kekosongan

jabatab tadi dengan tenaga-tenaga Indonesia. Pada tahun 1874, hanya ada

seorang akuntan berbangsa Indonesia, yaitu Prof. Dr. Abutari. Di Indonesia,

pendidikan akuntansi mulai dirintis dengan dibukanya jurusan akuntansi di

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia tahun 1952. Pembukaan ini

10

kemudian diikuti Institut Ilmu Keuangan (sekarang Sekolah Tinggi

Akuntansi Negara) tahun 1960 dan Fakultas-fakultas Ekonomi di

Universitas Padjadjaran (1961), Universitas Sumatera Utara (1964),

universitas Airlangga (1962), dan universitas Gadjah Mada (1964).

Organisasi profesi yang menghimpun para akuntan Indonesia bediri 23

Desember 1957. Organisasi ini diberi nama Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)

dengan pendiri lima orang akuntan Indonesia.profesi akuntan mulai

berkembang dengan pesat sejak tahun 1967. Pada tahun itu juga

dikeluarjannya undang-undang modal asing yang kemudian disusul dengan

undang-undang penanaman modal dalam negeri tahun 1968 yang

merupakan pendorong berkembangnya profesi akuntansi. Setelah krisis

ekonomi Indonesia tahun 1997, peran profesi akuntan diakui semakin

signifikan mengingat profesi ini memiliki peranan strategis di dalam

menciptakan iklim transparansi di Indonesia.

2.3. Sejarah Perkembangan Akuntansi Islam

Akuntansi dikenal sebagai sistem pembukuan "double entry".

Menurut sejarah yang diketahui awam dan terdapat dalam berbagai buku

"Teori Akuntansi", disebutkan muncul di Italia pada abad ke-13 yang lahir

dari tangan seorang Pendeta Italia bernama Luca Pacioli. Beliau menulis

buku "Summa de Arithmatica Geometria et Propotionalita" dengan memuat

satu bab mengenai "Double Entry Accounting System". Padahal Sebenarnya

akuntansi telah tercatat dengan jelas dan tegas dalam firman Alloh Swt.

Secara tegas. Allah mewajibakan tentang pencatatan dalam mengantisipasi

keburukan dan mudharat di kemudian hari. Allah berfirman:

“Hai, orang-orang yang beriman apabila kamu bermuamalah tidak

secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya.

Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan

benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah

telah mengajarkannya, maka hendaklah dia menulis, dan hendaklah orang

yang berutang itu mengimlakan (apa yang ditulis itu), dan hendaklah ia

11

bertakwa kepada Allah Tuhan-nya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun

dari utangnya…”

Ayat tersebut menjelaskan kepada kita tentang fungsi-fungsi dan

pentingnya pencatatan transaksi, dasar-dasarnya, dan manfaat-manfaatnya,

dimana hal tersebut merupakan inti dari Akuntansi. Sejak zaman Rasulullah

SAW hingga zaman Khulafaur Rasyidin telah menerapkan undang-undang

akuntansi antara lain untuk perorangan, perserikatan (syarikah) atau

perusahaan, akuntansi wakaf, hak-hak pelarangan penggunaan harta (hijr)

dan anggaran negara.  Selain itu pada zaman tersebut juga telah dikenal

profesi akuntan yang disebut “hafazhatul amwal”(pengawas keuangan).

Dengan demikian, dapat kita saksikan dari sejarah, bahwa ternyata

Islam lebih dahulu mengenal system akuntansi, karena Al Quran telah

diturunkan pada tahun 610 M, yakni 800 tahun lebih dahulu dari Luca

Pacioli yang menerbitkan bukunya pada tahun 1494.

Dari sisi ilmu pengetahuan, Akuntansi adalah ilmu informasi yang

mencoba mengkonversi bukti dan data menjadi informasi dengan cara

melakukan pengukuran atas berbagai transaksi dan akibatnya yang

dikelompokkan dalam account, perkiraan atau pos keuangan seperti aktiva,

utang, modal, hasil, biaya, dan laba. Dalam Al Quran disampaikan bahwa

kita harus mengukur secara adil, jangan dilebihkan dan jangan dikurangi.

Kita dilarang untuk menuntut keadilan ukuran dan timbangan bagi

kita, sedangkan bagi orang lain kita menguranginya. Dalam hal ini, Al

Quran menyatakan dalam berbagai ayat, antara lain dalam surah Asy-

Syu'ara ayat 181-184 yang berbunyi:"Sempurnakanlah takaran dan

janganlah kamu termasuk orang-orang yang merugikan dan timbanglah

dengan timbangan yang lurus. Dan janganlah kamu merugikan manusia

pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan

membuat kerusakan dan bertakwalah kepada Allah yang telah menciptakan

kamu dan umat-umat yang dahulu."

Kebenaran dan keadilan dalam mengukur (menakar) tersebut, menurut

Umer Chapra juga menyangkut pengukuran kekayaan, utang, modal

12

pendapatan, biaya, dan laba perusahaan, sehingga seorang Akuntan wajib

mengukur kekayaan secara benar dan adil. Seorang Akuntan akan

menyajikan sebuah laporan keuangan yang disusun dari bukti-bukti yang

ada dalam sebuah organisasi yang dijalankan oleh sebuah manajemen yang

diangkat atau ditunjuk sebelumnya. Manajemen bisa melakukan apa saja

dalam menyajikan laporan sesuai dengan motivasi dan kepentingannya,

sehingga secara logis dikhawatirkan dia akan membonceng kepentingannya.

Untuk itu diperlukan Akuntan Independen yang melakukan pemeriksaaan

atas laporan beserta bukti-buktinya. Metode, teknik, dan strategi

pemeriksaan ini dipelajari dan dijelaskan dalam Ilmu Auditing.

Dalam Islam, fungsi Auditing ini disebut "tabayyun" sebagaimana

yang dijelaskan dalam Surah Al-Hujuraat ayat 6 yang berbunyi: "Hai orang-

orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu

berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu

musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang

menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu."

Kemudian, sesuai dengan perintah Allah dalam Al Quran, kita harus

menyempurnakan pengukuran di atas dalam bentuk pos-pos yang disajikan

dalam Neraca, sebagaimana digambarkan dalam Surah Al-Israa' ayat 35

yang berbunyi: "Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan

timbanglah dengan neraca yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu)

dan lebih baik akibatnya."

Dengan mendengar kata "Akuntansi Syariah" atau "Akuntansi Islam",

mungkin awam akan mengernyitkan dahi seraya berpikir bahwa hal itu

sangat mengada-ada.

Perlu kiranya kajian lebih lanjut, tentang sejarah akuntansi syariah.

Beberapa hal akan memperjelas, dan membuat simulasi-simulasi untuk lebih

meyakinkan. Hingga kita akan berpikir secara universal tentang akuntansi

syariah sebagai sebuah proses panjang tahapan dalam rangka kemaslahatan

umat Islam.

13

Bukti Sejarah

1. Rasulullah saw

Pada masa Rasulullah saw, sebenarnya telah ada akuntansi syariah

secara riil. Ini dapat kita lihat dari dipercayanya Muhammad saw saat muda

dipercayakan untuk menjualkan barang-barang dagangan milik Khadijah.

Saat itu, tentu telah ada pencatatan-pencatatan secara jelas, karena

Rasulullah saw terkenal jujur dan tidak pernah bohong dalam setiap

kehidupannya.

Hal ini juga dapat kita lihat bahwa Rasulullah saw. menjadi sebuah

bank bagi kaum kafir Quraisy. Kenapa? Setiap orang di Mekkah sudah tidak

lagi memperhitungkan kejujuran Muhammad saw. Mereka beramai-ramai,

menyimpan uangnya pada Nabi saw, karena dijamin keamanannya.

Rasulullah pun dengan senang hati menampung keuangan itu, dan juga

membantu orang-orang yang miskin untuk menggunakan dana tersebut,

digulirkan untuk bekerja, sehingga kemiskinan mulai mendapat perhatian

untuk dapat diatasi. Inilah awal mula, Rasulullah saw menggunakan

pencatatan-pencatatan.

2. Pemikiran Umar bin Khattab ra.

Fakta sejarah itu sesungguhnya menunjukkan bahwa Islam merupakan

sistem kehidupan yang bersifat komprehensif, yang mengatur semua aspek

baik dalam sosial, ekonomi dan politik maupun kehidupan yang bersifat

spiritual. Islam juga merupakan adalah agama sempurna yang mempunyai

sistem tersendiri dalam menghadapi permasalahan kehidupan baik yang

bersifat materiil maupun non materiil.

Karena itu ekonomi sebagai aspek kehidupan juga sudah diatur dalam

Islam.

Ilmu ekonomi lahir sebagai sebuah disiplin ilmiah setelah berpisahnya

aktifitas produksi dan konsumsi. Ekonomi merupakan aktifitas yang boleh

dikatakan sama halnya dengan keberadaan manusia di muka bumi ini,

sehingga kemudian timbul motif ekonomi, yaitu keinginan seseorang untuk

14

memenuhi kebutuhan hidupnya. Prinsip ekonomi adalah langkah yang

dilakukan manusia dalam memenuhi kebutuhannya dengan pengorbanan

tertentu untuk memperoleh hasil yang maksimal.

Kebijakan lainnya yang juga sangat membanggakan adalah Umar

Radhiyallahu Anhu menghitung kekayaan para pejabat di awal dan di akhir

jabatannya. Bila terdapat kenaikan yang tidak wajar, yang bersangkutan

secara langsung diminta membuktikan bahwa kekayaan yang dimilikinya itu

didapat dengan cara yang halal. Bila gagal, Umar memerintahkan pejabat itu

menyerahkan kelebihan harta dari jumlah yang wajar kepada Baitul Mal,

atau membagi dua kekayaan itu separuh untuk yang bersangkutan dan

sisanya untuk negara.

Fiqh ekonomi Umar Bin Khattab juga terkait dengan dasar-dasar

penting kegiatan ekonomi diantaranya produksi dan konsumsi. Dalam fiqh

ekonomi Umar ini banyak riwayat yang menjelaskan tentang urgensi semua

aktivitas barang dan jasa (produksi) yang dilakukan seorang muslim untuk

memperbaiki apa yang dimilikinya baik sumber alam dan harta serta mampu

dipersiapkan untuk dimanfaatkan orang lain.

Dalam bidang konsumsi pun terdapat bukti-bukti yang menunjukkan

perhatian diantaranya beliau sangat antusias dalam memenuhi tingkat

konsumsi yang layak bagi setiap individu rakyatnya contohnya terlihat

ketika beliau pergi ke Syam dan mengetahui kondisi sebagian orang miskin

yang tidak memiliki kebutuhan dasar yang mencukupi, maka beliau

memerintahkan untuk ditetapkannya kebutuhan dasarnya yang mencukupi

dan diberikan kepada mereka setiap bulan.

Secara garis besar, dua hal di atas hanyalah sebagai awalan. Karena

kita melihat Imam Ibnu Taimiyah rahimallah, Ibnu Khaldun rahimallah,

serta sebagian besar ulama yang awal dahulu, sudah memperbincangkan

tentang pentingnya pencatatan dalam sebuah transaksi yang dilakukan oleh

manusia.

Dari paparan di atas, dapat kita tarik kesimpulan, bahwa kaidah

Akuntansi dalam konsep Syariah Islam dapat didefinisikan sebagai

15

kumpulan dasar-dasar hukum yang baku dan permanen, yang disimpulkan

dari sumber-sumber Syariah Islam dan dipergunakan sebagai aturan oleh

seorang Akuntan dalam pekerjaannya, baik dalam pembukuan, analisis,

pengukuran, pemaparan, maupun penjelasan, dan menjadi pijakan dalam

menjelaskan suatu kejadian atau peristiwa.

Dasar hukum dalam Akuntansi Syariah bersumber dari Al Quran,

Sunah Nabwiyyah, Ijma (kespakatan para ulama), Qiyas (persamaan suatu

peristiwa tertentu, dan ‘Uruf (adat kebiasaan) yang tidak bertentangan

dengan Syariah Islam. Kaidah-kaidah Akuntansi Syariah, memiliki

karakteristik khusus yang membedakan dari kaidah Akuntansi

Konvensional.

Kaidah-kaidah Akuntansi Syariah sesuai dengan norma-norma

masyarakat islami, dan termasuk disiplin ilmu sosial yang berfungsi sebagai

pelayan masyarakat pada tempat penerapan Akuntansi tersebut. Persamaan

kaidah Akuntansi Syariah dengan Akuntansi Konvensional terdapat pada

hal-hal sebagai berikut:

1.Prinsip pemisahan jaminan keuangan dengan prinsip unit ekonomi;

2.Prinsip penahunan (hauliyah) dengan prinsip periode waktu atau tahun

pembukuan keuangan;

3.Prinsip pembukuan langsung dengan pencatatan bertanggal;

4.Prinsip kesaksian dalam pembukuan dengan prinsip penentuan barang;

5.Prinsip perbandingan (muqabalah) dengan prinsip perbandingan income

dengan biaya.

6.Prinsip kontinuitas (istimrariah) dengan kesinambungan perusahaan;

7.Prinsip keterangan (idhah) dengan penjelasan atau pemberitahuan.

2.4. Pengembangan Bidang-bidang Akuntansi

1. Akuntansi Keuangan (Financial Accounting)

2. Pemeriksaan Akuntan (Auditing)

3. Akuntansi Manajemen (Management Accounting)

4. Akuntansi Biaya (Cost Accounting)

16

5. Akuntansi Perpajakan (Tax Accounting)

6. System Informasi (Information System)

7. Anggaran (Budgeting)

8. Akuntansi Pemerintahan (Govermental Accounting)

9. Akrual Basis dan Kas Basis

10. Akuntan Internal dan Akuntan Eksternal

11. Akuntansi Proyek (Project Accounting)

2.5. Hubungan Akuntansi dengan Bidang Lain

Pentingnya pemahaman akuntansi tidaklah terbatas hanya pada dunia

usaha semata. Banyak karyawan yang pendidikannya bukan dalam bidang

bisnis juga menggunakan data akuntansi dan mereka itu perlu mengetahui

prinsip-prinsip serta terminologi akuntansi. Semua orang akan berhubungan

dengan transaksi usaha sehingga harus memperhatikan aspek keuangan yang

terdapat dalam dirinya sendiri. Dalam dunia bisnis yang semakin modern,

akuntansi memainkan peranan penting, dan dalam arti luas semua warga

Negara akan berhubungan dengan dunia akuntansi pada kesempatan tertentu.

17

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat

menyimpulkan bahwa dasar- dasar Akuntansi telah tertulis dalam Al-qur’an

dan telah di contohkan oleh Rasullulloh Saw, Diikuti oleh sahabat-sahabatnya

dan berkembang pesat setelah digunakan saudagar- saudagar timur tengah.

Walaupun menurut para ahli orang yang pertama kali menulis buku

tentang double entry bookkeeping system adalah Bonedetto Cotrugli dan

orang yang pertama kali menerbitkan buku tentang double entry bookkeeping

system adalah Luca Pacioli pada tahun 1949. Sedangkan di Indonesia,

akuntansi mulai diterapkan sejak 1642, tetapi jejak yang jelas baru ditemui

pada pembukuan Amphion Society yang berdiri di Jakarta sejak tahun 1747.

Akuntansi sangat berhubungan dengan bidang-bidang lain meskipun

hal itu tidak selalu berhubungan, terutama di zaman modern ini yang

pertarungan bisnis dan perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin pesat

menuntut semua kegiatan menggunakan ilmu akuntansi meskipun terkadang

tidak dilakukan persis sesuai dengan aturan.

3.2 Saran Penulis mengharapkan kepada semua pihak yang terutama pihak yang

terkait dengan langsung agar dapat menggunakan akuntansi sebagaimana

mestinya. Lebih dari itu, penulis mengharapkan agar tidak melupakan serta

dapat mempertahankan dan mengembangkan akuntansi itu sendiri, terlebih di

zaman yang semakin maju ini.

18

DAFTAR PUSTAKA

Belkaoui, Ahmed Riahi. (2001). Teori Akuntansi. Edisi Keempat. Jakarta: Salemba Empat.

Divisi Litbang Madcoms. (2005). Seri Panduan Lengkap Myob Accounting, Yogyakarta : Andi

Harahap, Sofyan Syafri. (1997). Teori Akuntansi, Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada

Hendriksen. (2000). Accounting Theory. 9th Edition

Rosjidi. (1999). Teori Akuntansi. Tujuan, Konsep, dan Struktur, Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Yadiati, Winwin & Ilham Wahyudi. (2007). Pengantar Akuntansi, Jakarta : Kencana

19