sejarah akuntansi manajemen

16
 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Akuntansi manajerial/akuntansi manajemen berintikan akuntansi biaya yang dikembangkan di USA mulai akhir abad ke 19 dan permulaan abad 20. Pada tahap awal perkembangannya (sampai dengan tahun 191!" akuntansi manajemen  ber#rientasi pada penentuan $#st pr#duk dengan p enelusuran pr#%itabilitas pr#duk se$ara indi&idual dan penggunaan in%#rmasi tersebut untuk pengambilan keputusan strategik bagi pemimpin perusahaan dan pemakai intern lainnya. 'ulai tahun 192" dengan dikembangkannya pasar m#dal di USA" hampir semua usaha akuntansi manajemen untuk menghasilkan in%#rmasi bagi pemakai intern kemudian dihentikan dan digantikan dengan penentuan $#st sediaan (in&ent#ry $#sting!. Perubahan #rientasi akuntansi manajemen dari penyediaan in%#rmasi bagi  pemakai intern (untuk kepentingan peng ambilan keputusan strategik! ke penyediaan in%#rmasi keuangan bagi pihak luar perusahaan berlangsung terus sampai awal tahun 90)an. Pelap#ran keuangan kepada pihak luar menjadi pend#r#ng utama dalam  peran$angan sistem akuntansi biaya sejak pasar m#dal dikembangkkan di US A. 'anajer perusahaan bersedia untuk menerima in%#rmasi biaya rata)rata pr#duk yang kasar. *enyataannya pada saat itu" in%#rmasi biaya pr#duk se$ara indi&idual yang lebih rin$i dan teliti tidak diperlukan. Selama perusahaan memiliki pr#duk yang h#m#gen" yang mengk#nsumsi sumber daya dengan pr#p#rsi yang sama" in%#rmasi yang disediakan #leh sistem akuntansi biaya yang lebih ber#rientasi ke penyediaan in%#rmasi keuangan bagi pemakai luar adalah $ukup baik dan memadai. +agi kebanyakan perusahaan" biaya untuk menjalankan sistem akuntansi biaya lebih rin$i" kenyataannya melebihi man%aat yang diper#leh. ,alam tahun 190)an dan 19-0)an" telah dilakukan beberapa usaha untuk memperbaiki man%aat sistem akuntansi biaya k#n&ensi#nal untuk kepentingan manajemen. Usaha untuk memperbaiki akuntansi biaya pada saat itu" pada hakikatnya hanya terpusat pada bagaimana membuat in%#rmasi akuntansi keuangan lebih berman%aat bagi pe makai luar" dan tidak ditujukan untuk menghasilkan in%#rmasi akuntansi yang khusus diperuntukan bagi kepentingan manaje men. 1

description

akuntansi manajemen

Transcript of sejarah akuntansi manajemen

BAB IPENDAHULUAN

I.1Latar BelakangAkuntansi manajerial/akuntansi manajemen berintikan akuntansi biaya yang dikembangkan di USA mulai akhir abad ke 19 dan permulaan abad 20. Pada tahap awal perkembangannya (sampai dengan tahun 1914), akuntansi manajemen berorientasi pada penentuan cost produk dengan penelusuran profitabilitas produk secara individual dan penggunaan informasi tersebut untuk pengambilan keputusan strategik bagi pemimpin perusahaan dan pemakai intern lainnya.Mulai tahun 1925, dengan dikembangkannya pasar modal di USA, hampir semua usaha akuntansi manajemen untuk menghasilkan informasi bagi pemakai intern kemudian dihentikan dan digantikan dengan penentuan cost sediaan (inventory costing). Perubahan orientasi akuntansi manajemen dari penyediaan informasi bagi pemakai intern (untuk kepentingan pengambilan keputusan strategik) ke penyediaan informasi keuangan bagi pihak luar perusahaan berlangsung terus sampai awal tahun 90-an.Pelaporan keuangan kepada pihak luar menjadi pendorong utama dalam perancangan sistem akuntansi biaya sejak pasar modal dikembangkkan di USA. Manajer perusahaan bersedia untuk menerima informasi biaya rata-rata produk yang kasar. Kenyataannya pada saat itu, informasi biaya produk secara individual yang lebih rinci dan teliti tidak diperlukan. Selama perusahaan memiliki produk yang homogen, yang mengkonsumsi sumber daya dengan proporsi yang sama, informasi yang disediakan oleh sistem akuntansi biaya yang lebih berorientasi ke penyediaan informasi keuangan bagi pemakai luar adalah cukup baik dan memadai. Bagi kebanyakan perusahaan, biaya untuk menjalankan sistem akuntansi biaya lebih rinci, kenyataannya melebihi manfaat yang diperoleh.Dalam tahun 1950-an dan 1960-an, telah dilakukan beberapa usaha untuk memperbaiki manfaat sistem akuntansi biaya konvensional untuk kepentingan manajemen. Usaha untuk memperbaiki akuntansi biaya pada saat itu, pada hakikatnya hanya terpusat pada bagaimana membuat informasi akuntansi keuangan lebih bermanfaat bagi pemakai luar, dan tidak ditujukan untuk menghasilkan informasi akuntansi yang khusus diperuntukan bagi kepentingan manajemen.Pada tahun 1980-an dan 1990-an, praktik-praktik akuntansi manajemen tradisional yang sudah tidak mampu lagi melayani kebutuhan manajerial, banyak ditemukan. Beberapa pihak menyatakan sistem akuntansi manajemen yang ada sudah usang dan tidak berguna karena perkembangan lingkungan ekonomi yang berkembang pesat, sehingga dibutuhkan pengembangan praktik-praktik informasi akuntansi manajemen yang inovatif dan relevan.

I.2Rumusan Masalah1. Apa solusi dan manfaat yang diberikan dari Akuntansi Manajemen?2. Apa kendala yang dihadapi oleh Akuntansi Manajemen?3. Bagaimana perbedaan Akuntansi Manajemen disetiap tahapan perkembangannya menuju akuntansi modern?4. Bagaimana pendapat Anda tentang Akuntansi Manajemen Kini?

I.3Tujuan Penulisan1. Mahasiswa dapat memahami tentang solusi dan manfaat yang diberikan dari Akuntansi Manajemen2. Mahasiswa dapat mengetahui tentang kendala yang dihadapi oleh Akuntansi Manajemen3. Mahasiswa dapat mengetahui tentang perbedaan Akuntansi Manajemen di setiap tahapan perkembangannya menuju akuntansi modern 4. Mahasiswa dapat mengetahui tentang Akuntansi Manajemen Kini

I.4Sistematika PenulisanDalam penyusunan makalah ini, secara sistematika kami membaginya menjadi 3 BAB yang berhubungan dengan makalah, yang dapat diuraikan sebagai berikut:Bab I Pendahuluan terdiri dari: Latar Belakang, Rumusan Masalah, SistematikaPenulisan, dan Tujuan Penulisan.Bab II Pembahasan terdiri dari solusi dan manfaat yang diberikan dari AkuntansiManajemen, kendala yang dihadapi oleh Akuntansi Manajemen, perbedaan Akuntansi Manajemen di setiap tahapan perkembangannya menuju akuntansimodern, Akuntansi Manajemen KiniBab III Penutup terdiri dari: Kesimpulan Daftar PustakaBAB IIPEMBAHASAN

II.1Solusi dan Manfaat yang Diberikana. Solusi yang Diberikan Akuntansi ManajemenKebutuhan informasi manajer dan pengguna lainnya sangat diperlukan untuk memenuhi tujuan manajemen tersebut. Para manajer, eksekutif, dan pekerja membutuhkan sebuah sistem informasi yang bisa mengidentifikasi berbagai masalah, seperti kemungkinan kelebihan beban biaya atau berbagai manfaat, seperti kemampuan seorang manajer di suatu subunit untuk berinovasi dan meningkatkan efisiensi. Setelah masalah diketahui, tindakan untuk mengidentifikasi dan mengimplementasikan solusinya dapat diambil.Untuk memenuhi kebutuhan manajemen akan informasi akuntansi didalam perusahaan-perusahaan yang menggunakan teknologi informasi maju, akuntansi manajemen melakukan berbagai perubahan yang sifatnya mendasar sebagai berikut : Akuntansi manajemen melepaskan dominasi akuntansi keuangan dengan memfokuskan perekayasaan informasi akuntansi untuk memenuhi kebutuhan manajemen. Akuntansi manajemen memanfaatkan teknologi komputer untuk merekayasa informasi biaya produk yang lebih cermat. Akuntansi manajemen berusaha mencerminkan konsumsi sumber daya dalam setiap aktivitas untuk menghasilkan produk dengan menerapkan activity-based cost system Akuntansi manajemen menciptakan target costing untuk memungkinkan manajemen menerapkan market-driven strategy dalam memasuki pasar dunia Akuntansi manajemen menyajikan informasi product life cycle cost untuk memungkinkan manajemen melakukan strategic cost analysis.

b. Manfaat Informasi Akuntansi ManajemenInformasi akuntansi manajemen dapat membantu mereka mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah, serta mengevaluasi kinerja. Informasi akuntansi digunakan dalam semua tahap manajemen, termasuk perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Informasi akuntansi manajemen mengacu pada proses perbaikan nilai secara terus menerus untuk menambah nilai produk atau jasa yang berkaitan dengan rencana, desain, sistem informasi financial dan nonfinancial yang membimbing, mengarahkan tindakan manajemen, memotivasi perilaku, dan mendukung serta menciptakan nilai budaya yang diperlukan untuk mencapai sasaran organisasi. Manfaat informasi akuntansi manajemen tersebut, yaitu:-Informasi Akuntansi PenuhInformasi akuntansi penuh mencakup informasi masa lalu maupun informasi masa yang akan datang. Informasi akuntansi penuh yang berisi informasi masa lalu bermanfaat untuk: pelaporan informasi keuangan kepada manajemen puncak dan pihak luar perusahaan, analisis kemampuan menghasilkan laba, pemberian jawaban atas pertanyaan berapa biaya yang telah dikeluarkan untuk sesuatu, dan penentuan harga jual dalam cost type contract.Informasi akuntansi penuh yang berisi informasi masa yang akan datang bermanfaat untuk: penyusunan program, penentuan harga jual normal, penentuan harga transfer, dan penentuan harga jual yang diatur oleh pemerintah.-Informasi Akuntansi DiferensialInformasi akuntansi diferensial merupakan taksiran perbedaan aktiva, pendapatan, dan/atau biaya dalam alternatif tindakan yang lain.Informasi akuntansi diferensial mempunyai dua unsur pokok: merupakan informasi masa yang akan datang dan berbeda di antara alternatif yang dihadapi oleh pengambil keputusan. Informasi akuntansi diferensial yang hanya bersangkutan dengan biaya disebut biaya diferensial (differentialcosts), yang hanya bersangkutan dengan pendapatan disebut dengan pendapatan diferensial (differential revenue), dan yang bersangkutan dengan aktiva disebut aktiva diferensial (differential assets).-Informasi Akuntansi PertanggungjawabanInformasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi aktiva, pendapatan, dan/atau biaya yang dihubungkan dengan manajer yang bertanggungjawab atas pusat pertanggungjawaban tertentu. Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi yang penting dalam proses pengendalian manajemen karena informasi tersebut menenkankan hubungan antara informasi keuangan dengan manajer yang bertanggungjawab terhadap perencanaan dan pelaksanaannya. Informasi akuntansi pertanggungjawaban dengan demikian merupakan dasar untuk menganalisis kinerja manajer dan sekaligus untuk memotivasi para manajer dalam melaksanakan rencana mereka yang dituangkan dalam anggaran mereka masing-masing.

II.2Kendala yang Dihadapi Oleh Akuntansi ManajemenMenurut Bob Eiler dan Tom Cucuzza dapat disimpulkan krisis yang terjadi pada akuntansi manajemen adalah :

1. Dari Faktor PenggunaannyaDalam akuntansi manajemen tradisional hanya berfokus pada penyediaan kepada pengguna internal seperti pabrik, divisi, atau lingkungan internal perusahaan dan tidak mengikuti perluasan ekonomi perusahaan, terutama pada bagian eksternal dari bisnis yang terdiri dari persediaan, joint venture, dan tujuan khusus perusahaan yang lain. Seiring dengan tuntutan global lebih diperhatikan focus pada kemampuan akuntansi manajemen untuk mengukur dan mengevaluasi secara internal dan eksternal bidang-bidang dalam perusahaan guna mengoptimalisasikan keputusan yang akan diambil oleh pihak eksternal. Pihak-pihak tersebut adalah : Pihak internalPihak internal adalah pihak yang berada dalam struktur organisasi. Manajemen adalah pihak yang paling membutuhkan laporan akuntansi yang tepat dan akurat untuk mengambil keputusan yang baik dan benar. Contohnya seperti manajer yang melihat posisi keuangan perusahaan untuk memutuskan apakah akan membeli gedung untuk kantor cabang baru atau tidak.

Pihak eksternala. Investor Investor membutuhkan informasi keuangan perusahaan untuk menentukan apakah akan menanamkan modalnya atau tidak. Jika dalam prediksi investor akan memberikan keuntungan yang baik, maka investor akan menyetorkan modal ke perusahaan, dan begitu juga sebaliknya.b. Pemegang saham / pemilik perusahaanPara pemilik perusahaan yang mempunyai bagian saham perusahaan membutuhkan informasi keuangan perusahaan untuk dapat mengetahui sejauh mana kemajuan atau kemunduran yang dialami perusahaan. Pemegang saham akan mendapatkan keuntungan dari dividen yang akan semakin besar jika perusahaan untung besar.c. PemerintahBesarnya pajak yang harus dibayarkan perusahaan atau organisasi kepada pemerintah sebagaian besar berdasarkan atas informasi pada laporan keuangan perusahaan.d. KrediturJika perusahaan sedang terdesak dan membutuhkan dana segar perusahaan mungkin akan meminjam uang pada kreditor seperti meminjam uang di bank, berhutang barang pada supplyer / pemasok. Kreditur akan memberikan dana jika perusahaan memiliki kondisi keuangan yang baik dan tidak akan memiliki potensi yang besar untuk merugi.e. Pihak lainnyaSebenarnya masih banyak pihak lain dari luar perusahaan perusahaan yang mungkin saja akan menggunakan laporan / informasi akuntansi suatu organisasi seperti para karyawan, serikat pekerja, auditor akuntan publik, polisi, pelajar / mahasiswa, wartawan, dan banyak lagi lainnya.

2. Dari Faktor Pembatasan Pada Masukan dan ProsesAkuntansi manajemen tidak tergantung pada prinsip-prinsip akuntansi. SEC dan FASB menetapkan prosedur akuntansi yang harus di dikuti untuk laporan keuangan.masukan dan prosess dari akuntansi keuangan harus jelas dan terbatas. Hanya kegiatan-kegiatan ekonomi tertentu yang memenuhi kualifikasi sebagai masukan dan proses, harus mengikuti metode yang di terima oleh umum. Tidak seperti akuntansi keuangan, akuntansi manajemen tidak mempunyai lembaga khusus yang mengatur format, isi, aturan dalam memilih masukan serta proses, dan penyusunan laporan keuangan. Manajer bebas memilih informasi yang apa pun yang mereka inginkan-penyediaanya dapat di benarkan atas dasar analisis biaya-mamfaat (cost-benefit analysis).Dewasa ini pembebanan biaya secara konvensional sudah mulai ditinggalkan dan beralih ke pembebanan biaya berdasarkan aktivitas/activity based costing system (ABC-system). Dalam perkembangan akuntansi manajemen banyak sekali isu kontemporer dalam teknik-teknik manajemen mulai diterapkan, seperti metode just in time (JIT), total quality management (TQM), target costing, dan orientasi pelanggan.Penilaian kinerja manajer saat ini sudah mulai mengalami pergeseran. Jika dahulu menilai kinerja seorang manajer cukup hanya dari perspektif keuangan, tetapi sekarang untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif harus dari dua perspektif yang dikenal dengan istilah balanced scorecard. Penilaian kinerja akan dilakukan dari dua sisi, yaitu keuangan (financial) dan non financial seperti penilaian pelanggan/ customer, pertumbuhan dan pembelajaran, serta proses bisnis internal.Balanced scorecard merupakan isu-isu terbaru dalam akuntansi manajemen. Balanced scorecard merupakan suatu sistem manajemen strategic yang menjabarkan misi dan strategi suatu organisasi ke dalam tujuan operasional dan tolak ukur kinerja untuk empat perspektif yang berbeda, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan.

Kesenjangan yang dihadapi antara teori dan praktik akuntansi manajemen dapat digolongkan menjadi (1) kesenjangan dalam pengembangan pendekatan ekonomi, (2) kesenjangan dalam pengembangan teknik-teknik, (3) kemampuan beradaptasi pada teknologi dan lingkungan yang baru, dan (4) memperhatikan pengendalian dan kreativitas perilaku sosial (5) krtikik dan kebijakan (Supriyono, 1997: 1823). Masalah-masalah tersebut dapat diuraikan sebagai berikut, yaitu:1) Pengembangan pendekatan ekonomi Timbulnya kesenjangan antara teori dan praktik akuntansi manajemen telah mendorong dilakukannya perubahan terhadap riset akuntansi manajemen berbasis ekonomi. Riset normatif telah menghasilkan berbagai model-model pembuatan keputusan untuk membantu manajemen dalam membuat keputusan yang optimal (sinonim dengan maksimumisasi kemakmuran pemilik). Penggunaan model-model maksimumisasi tersebut, banyak orang menganggap bahwa aturan-aturan keputusan yang tepat telah diidentifikasikan, selanjutnya para karyawan tanpa mempertanyakan dan tanpa mempertimbangkan kepentingan dirinya, mereka akan mengimplementasikan keputusan tersebut. Dalam praktik, terdapat berbagai rintangan sosial dan ekonomi untuk mencapai persaingan sempurna. Seringkali pengetahuan yang terbatas terhadap organisasi industri dan perdagangan mengakibatkan kelambanan dan ketidakefisienan. Dalam analisis "principle-agent" (PAA), didasarkan anggapan bahwa para karyawan dimotivasi oleh kepentingannya sendiri daripada sikap mementingkan kepentingan orang lain. Oleh karena itu, para karyawan berusaha untuk mencapai tujuannya sendiri daripada untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam kondisi ini, alat untuk melindungi organisasi dari penurunan semangat kebersamaan untuk mencapai tujuan organisasi atau bahkan timbulnya anarki adalah membuat ikatan perjanjian. Demikian juga dalam alokasi biaya terdapat perdebatan sejak pertengahan abad 19 sampai sekarang. Sebagian pakar berpendapat bahwa dalam mengalokasikan biaya harus menggunakan konsep dan metode yang diturunkan dari ilmu atau teori ekonomi. Namun, dalam praktik, selain dipengaruhi oleh teori ekonomi, alokasi biaya juga dipengaruhi faktor hukum, politik, dan sosial. Konsekuensinya para periset harus peka terhadap keadaan organisasi dan sosial untuk digunakan dalam pengalokasian biaya. 2) Pengembangan teknik-teknik Kemajuan teknologi (komputer) mempunyai dampak besar pada analisis yang dilakukan oleh para manajer. Program-program (spreadsheet) memungkinkan untuk menyusun skenario alternatif pilihan dengan cepat dan program- program klasik yang terstruktur dapat digunakan untuk menghadapi ketidakpastian masa depan dengan lebih baik. Kesulitan dalam menggunakan program untuk mengidentifikasikan keputusan optimal karena program tidak menunjukkan apakah keputusan yang optimal tersebut dapat dicapai. Seringkali alternatif keputusan nampak terlalu memberi harapan. Namun, jika solusi yang optimal telah diketahui dengan menggunakan program (linear, analisis sensitivitas) parametrik yang optimal dipertahankan jika pertanyaan "what if" terjawab. Komputer dapat digunakan oleh manajemen dalam membantu menyusun peramalan masa depan, namun peramalan hanya memberi manfaat yang kecil jika tidak dimodifikasi sehingga dapat digunakan untuk bertindak. Oleh karena itu ha- rus mempertimbangkan akurasi peramalan dan konsekuensi terjadinya kesalahan. Dalam menyusun peramalan memerlukan keputusan ekonomik tertentu dalam kondisi organisasi yang nyata. Dalam organisasi nyata, terdapat pertimbangan subyektif, bias, dan kepentingan pribadi, termasuk peramal yang sudah mempero- leh pelatihan matematika yang obyektif. 3) Adaptasi teknologi dan lingkungan baru Seringkali anggaran yang disusun terlalu mencerminkan masa lalu dan menekankan pada pemantauan kinerja dengan mendasarkan umpan balik antara sesungguhnya dibandingkan anggaran. Anggaran lebih memperhatikan masalah internal daripada eksternal, lebih berorientasi masa lalu daripada masa depan. Hal ini dikarenakan akuntansi manajemen tidak terintegrasi dengan perusahaan dengan perumusan strategi dan pemasaran. Akuntansi manajemen (tradisional) cenderung mengarah pada tingkat operasional, padahal strategi merupakan faktor kunci sukses. Oleh karena itu, manajemen memerlukan sistem akuntansi manajemen strategik untuk meninjau organisasi secara tepat dan mengetahui posisi persaingannya. Sistem tersebut harus dapat digunakan untuk meninjau dan memeriksa ke dalam dan ke luar organisasi, pangsa pasar relatif produk yang ada, posisi daur hidup produk, prospek pasar, bauran produk yang diproduksi, dan menyusun laporan harga pokok produk dalam satuan kurva beberapa periode. Oleh karena itu analisis yang dilakukan tidak hanya didasarkan pada organisasi secara individual, namun harus didasarkan pada keunggulan relatif dibandingkan dengan pesaingnya. Dengan demikian akuntansi manajemen harus dapat digunakan untuk menganalisis biaya, kinerja pasar, dan pilihan strategi para pesaing perusahaan di masa lalu maupun di masa depan. Berdasarkan kondisi tersebut, menunjukkan bahwa saat ini memerlukan akuntansi manajemen strategik daripada hanya informasi untuk pembuatan keputusan jangka pendek. Meskipun implikasi dan dampak perubahan dalam proses pemanufakturan terotomasi terhadap sistem akuntansi manajemen belum dapat dipahami sepenuhnya, namun jelas menimbulkan tantangan dan masalah bagi para manajer dan para akuntan manajemen.

4) Pengendalian dan kreativitas, perilaku sosial Metode-metode manajemen Jepang yang dinilai berhasil saat ini mendorong banyak negara untuk mengadakan riset mengenai relevansi perilaku dalam akuntansi manajemen. Isu-isu mengenai faktor sosial, kelompok, budaya, dan sistem balas jasa berdampak kinerja mulai memperoleh perhatian yang besar dari para peneliti. Penelitian sebelumnya banyak yang mendasarkan sistem pengendalian, sistem pemberian balas jasa pada para karyawan dan para manajer, dan sistem motivasi berdasar moneter dianggap relatif terlalu sederhana. Teori motivasi alternatif perlu dikembangkan. Teori tersebut seharusnya menghubungkan antara sistem pengendalian akuntansi, sistem penilaian kinerja, dan sistem pemberian balas jasa. Sistem akuntansi tersebut hendaknya merupakan bagian integral penilaian kinerja, dapat membantu menentukan peran dan harapan berbagai tingkat kinerja, dan melaporkan pencapaian kinerja pada tingkat manajemen yang lebih tinggi. Kinerja dipengaruhi oleh motivasi, banyak teori motivasi yang mempengaruhi sistem akuntansi misalnya teori penghargaan, teori ekuitas, dan teori penentuan tujuan. Dalam merancang sistem akuntansi harus merupakan bagian integral dan dihubungkan dengan isu-isu dalam perencanaan organisasi. 5) Kritik dan kebijakan Salah satu bagian kesenjangan yang dirasakan antara teori dan praktik dan kekurangan-kekurangan dari akuntansi manajemen, khususnya yang berkaitan dengan teknologi pemanufakturan baru, peningkatan perhatian pada sejarah akuntansi manajemen, yang hingga saat ini secara relatif diabaikan. Untuk memahami kondisi yang terjadi sekarang kita memerlukan pemahaman yang lebih baik tentang kondisi masa lalu, dan beralasan bahwa pemecahan kontroversi teori saat ini dapat dibantu melalui studi historis. Nilai pekerjaan historis dapat membantu pertanyaan kita tentang asumsi-asumsi peran dan sifat-sifat akuntansi manajemen selama ini, oleh karena itu perlu- asan wawasan kita tentang bagaimana pengendalian dapat dilaksanakan, tidak hanya dari perspektif corporate tetapi juga dari perspektif perhatian publik. Sebagaimana perhatian pusat kepada diskusi-diskusi contemporer dalam introduksi teknik-teknik dan filosofi-filosofi akuntansi manajemen kepada sektor publik. Humphrey dan Olson menunjukkan bagaimana akuntansi mengukur efisiensi dan efektivitas secara keseluruhan dan mereka berargumentasi bahwa budaya perusahaan yang didasarkan pada individualistik dalam filosofi market-based dapat mengurangi kekuatan organisasi sektor publik dan memperlemah komitmen pada hubungan kolega dan jasa. Metode akuntansi baru yang digunakan dalam sektor publik secara teknik tidak memadai, contoh : penekanan pada pengukuran efisiensi financial yang dikaitkan dengan input dari pada output tidak dapat memenuhi kriteria efektivitas yang dikehendaki, dan oleh karena itu menghasilkan perilaku yang menyimpang.II.3Perbedaan Akuntansi Manajemen Di setiap Tahapan Perkembangannya Menuju Akuntansi Manajemen ModernTerdapat Empat Tahapan Perkembangan Akuntansi Manajemen yang sesuai dengan konsep International federation of Accountants - IFAC (1998), praktek akuntansi manajemen yang dijalankan organisasi sejak tahun 1950-an sampai dengan sekarang yaitu : Cost Determination and Financial Control (CDFC) Sebelum Tahun 1950Tahap pertama sampai tahun 1940-an merupakan era Revolusi industri Plus didominasi oleh produksi massal, tekanannya pada pengendalian biaya dalam bentuk biaya standard. Ada dua issue utama dalam kurun waktu itu yaitu penetapan biaya per unit standard serta penetapan laba yang diinginkan. Information for Management Planning Tahun 1965Tahap kedua mulai tahun 1940-an hingga tahun 1980-an dengan dua issue utama adalah penetapan biaya variabel dan biaya tetap. Pemisahan biaya ini sangat membantu manajemen dalam proses pengambilan keputusan jangka pendek maupun strategis. Reduction of Resource Waste in Business Processes (RWR) Tahun 1985Tahap ketiga tahun 1980-an hingga tahun 1990-an ditandai dengan munculnya kebutuhan untuk menetapkan harga pokok secara lebih akurat. Muncullah konsep ABC suatu penetapan harga pokok dengan dasar aktivitas yang dikonsumsi oleh produk atau output. Creation of Value Through Effective Resources Use Tahun 1995Tahap keempat terjadi perkembangan akuntansi manajemen yang revolusioner akibat persaingan bisnis yang makin ketat. Kekuatan pasar mengarahkan paradigma berpikir dan bekerja, sehingga perusahaan dipaksa untuk menjalankan berbagai inovasi agar tetap dapat menjaga keberlangsungannya.Sejarah akuntansi manajemen sesungguhnya dimulai pada awai abad ke 20 dan pada awal perkembangannya masih fokus pada tema akuntansi biaya dan dikenal sebagai akuntansi manajemen tradisional.

II.4Akuntansi Manajemen KiniMemahami akuntansi manajemen masa lalu sangatlah berarti, hal ini karena mungkin mempunyai relevansi pada akuntansi manajemen masa kini. Akuntansi manajemen masa kini mungkin mempunyai relevansi pada akuntansi manajemen di masa yang akan datang. Adanya pemahaman terhadap akuntansi manajemen masa lalu dan masa kini memungkinkan untuk memprediksikan akuntansi manajemen yang diperlukan di masa yang akan datang. Tanpa adanya pemahaman terhadap perkembangan akuntansi manajemen masa lalu dan hanya memahami akuntansi manajemen masa kini mengakibatkan akuntansi manajemen lebih bersifat reaktif tidak proaktif terhadap permasalahan yang dihadapi oleh dunia bisnis. Kurangnya kesadaran terhadap pemahaman atas masa lalu, maka sejarah dianggapnya sebagai sesuatu peristiwa yang mendahului saja. Supriyono (1997) mengatakan bahwa pemahaman yang relatif rendah terhadap sejarah akuntansi manajemen dikarenakan banyak orang berpendapat bahwa masa lalu hanyalah peristiwa yang mendahului masa kini, maka orang-orang tersebut memandang sejarah sebagai "debu" yang tidak mempunyai relevansi dengan teori dan praktik saat ini. Saat ini, khususnya di Amerika Serikat, sejarah akuntansi manajemen telah banyak didiskusikan dan diperdebatkan, khususnya sejak Johnson dan Kaplan dalam tahun 1987 secara proaktif mempublikasikan bukunya yang berjudul Relevance Lost: The Rise and Fall of Management Accounting (Anne Loft, 1991: 17). Setelah membahas secara rinci mengenai sejarah akuntansi manajemen di Amerika Serikat, mereka menyimpulkan bahwa sistem yang efisien bagi pembuatan keputusan dan pengendalian manajemen sesungguhnya telah dikembangkan dalam abad ke-19 sampai abad ke-20. Namun, sistem tersebut telah terdistorsi, salah guna, dan terlalu sederhana sehingga "kehilangan relevansi"nya (Supriyono, 1997: 6). Alasan mengapa buku Johnson dan Kaplan secara serius membahas perkembangan dekade yang lalu adalah karena sukses industri Jepang mempunyai kesamaan dengan industri di Amerika yaitu perkembangan teknologi maju di Amerika tidak diikuti oleh komitmen yang besar dari akuntansi manajemen. Dengan perubahan tersebut, para manajer dan para akademisi terkejut karena mereka masih menganggap bahwa akuntansi manajemen konvensional masih diperlukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup bisnis. Buku tersebut menganjurkan agar akuntansi manajemen didasarkan atas budaya tertentu, oleh karena itu budaya Jepang perlu segera diteliti dengan cermat dalam usaha untuk mengidentifikasikan mengapa Jepang lebih sukses dengan menggunakan akuntansi manaje- men yang relatif kurang mendalam (Supriyono, 1997: 7). Akuntansi manajemen yang digunakan untuk mengukur kinerja manajemen, maka akuntansi manajemen perlu memperhatikan aspek perilaku manusia dalam organisasi dalam pengolahan informasi keuangan (Mulyadi, 1993: 7). Inilah perlunya aspek budaya suatu negara perlu mendapat perhatian oleh para akuntan manajemen, sehingga akan memiliki perkembangan yang mampu menyediakan informasi yang diperlukanPada tahun-tahun terakhir ini, lingkungan bisnis yang diwarnai dengan persaingan tingkat dunia yang tajam telah mengubah sifat ekonomi USA, dan telah menimbulkan respon dari banyak perusahaan manufaktur di USA, yang secara dramatis mengubah cara perusahaan-perusahaan tersebut menjalankan bisnis mereka. Dengan perubahan ini, sistem akuntansi manajemen tradisional tidak berlaku lagi. Oleh karena itu, sistem akuntansi manajemen yang baru, kemudian muncul. Trend yang menyebabkan perubahan akuntansi manajemen, adalah : Kemajuan teknologi informasiDengan teknologi informasi pada tingkat perkembangannya sekarang, manajemen mampu memproduksi produk yang tidak terbayangkan sebelumnya, dan dengan mudah dapat memperoleh informasi yang diperlukan untuk menjalankan bisnis mereka. Dilain pihak, akuntan manajemen mampu melakukan rekayasa informasi yang sebelumnya tidak mungkin dilaksanakan dengan cara manual. Implementasi just-in time (JIT) manufacturingMelalui implementasi filosofi ini, perusahaan hanya memproduksi atas dasar permintaan,tanpa memanfaatkan tersedianya sediaan dan tanpa menanggung biaya sediaan. Setiap operasi hanya memproduksi untuk memenuhi permintaan dari operasi berikutnya. Oleh karena itu, JIT merupakan usaha untuk mengurangi waktu penyimpanan, serta mempunyai dampak signifikan terhadap tingkat sediaan, tata letak pabrik dan penyediaan jasa pendukung. Meningkatnya tuntutan mutuJIT manufacturing menuntut ketepatan waktu produksi dan penyerahan produk akhir kepada customer maupun produk antara dari satu tahap produksi ke tahap produksi berikutnya. Untuk menghasilkan produk sesuai dengan spesifikasi mutu yang dijanjikan kepada customer dibutuhkan pengendalian menyeluruh atau Total Quality Control(TQC). TQC merupakan konsep pengendalian yang meletakan tanggung jawab pengendalian dipundak setiap karyawan yang terlibat dalam proses pembuatan produk, sejak desain sampai proses produksi, sampai produk mencapai pembeli. Meningkatnya diversifikasi dan kompleksitas produk, serta semakin pendeknya daur hidup produkBanyak perusahaan yang memproduksi berbagai macam kelompok produk yang masing-masing produk mengkonsumsi sumber daya dengan tingkat yang sangat berbeda satu sama lain, sehingga pembebanan biayaoverhead pabrik tidak mencerminkan keterserapan produk tersebut. Pemanfaatan komputer untuk memudahkan desain dan pengetesan hasil desain produk menyebabkan inovasi produk sangat pesat, sehingga daur hidup produk (product life cycle) menjadi semakin pendek. Diperkenalkannya computer-integrated manufacturing (CIM)Dengan digunakannya CIM dalam pabrik, perusahaan mampu memproduksi produk berdasarkan order, bukan atas dasar prakiraan. CIM mampu memperpendek lead time dan mengurangi sediaan secara besar-besaran. CIM juga mengurangi secara signifikan penggunaan sumber daya manusia dalam proses pengolahan produk.

Lingkungan ekonomi telah mensyaratkan pengembangan praktik-praktik akuntansi manajemen yang inovatif dan relevan. Konsekuensinya, sistem akuntansi manajemen berdasarkan aktivitas (Activity-Based Management) banyak dikembangkan dan diimplementasikan oleh organisasi dengan fokus yang telah diperluas agar memungkinkan melayani kebutuhan pelanggan dan mengelola rantai nilai perusahaan. Penekanan waktu, kualitas dan efisiensi untuk mengamankan dan mempertahankan keunggulan bersaing perlu dilakukan. Sebagai tambahan, manajer harus memutuskan posisi strategis perusahaan. Posisi yang dipilih dapat mempengaruhi sifat sistem informasi akuntansi manajemen.Manajemen berdasarkan aktivitas (Activity-Based Management) adalah respon yang inovatif terhadap kebutuhan atas informasi akuntansi manajemen yang lebih akurat dan relevan. Manajemen berdasarkan aktivitas menekankan pada perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (activity based costing - ABC). Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas dapat meningkatkan keakuratan pengalokasian biaya, yaitu pertama-tama dengan menelusuri biaya berbagai aktivitas, kemudian produk atau pelanggan yang menggunakan berbagai aktivitas tersebut (Hansen, 2009:13).

BAB IIIPENUTUP

Kesimpulan

Akuntansi manajemen merupakan salah satu bagian dari ilmu akuntansi yang menitikberatkan permasalahannya pada organisasi serta informasi yang dibutuhkan organisasi tersebut. Laporan dari bagian akuntansi dalam perusahaan dapat membantu manajer mengambil keputusan dengan lebih bijak dan terarah, setelah keputusan diambil biasanya bagian akuntansi akan menilai apakah keputusan itu efektif dan efisien.Sesuai dengan konsep International federation of Accountants - IFAC (1998), praktek akuntansi manajemen yang dijalankan organisasi sejak tahun 1950-an sampai dengan sekarang menyangkut 4 tingkatan perkembangan saling berkaitan yaitu: Cost Determination and Financial Control (CDFC) Sebelum Tahun 1950, Information for Management Planning Tahun 1965, Reduction of Resource Waste in Business Processes (RWR) Tahun 1985, Creation of Value Through Effective Resources Use Tahun 1995Akuntansi manajemen masa kini mungkin mempunyai relevansi pada akuntansi manajemen di masa yang akan datang. Adanya pemahaman terhadap akuntansi manajemen masa lalu dan masa kini memungkinkan untuk memprediksikan akuntansi manajemen yang diperlukan di masa yang akan datang. Tanpa adanya pemahaman terhadap perkembangan akuntansi manajemen masa lalu dan hanya memahami akuntansi manajemen masa kini mengakibatkan akuntansi manajemen lebih bersifat reaktif tidak proaktif terhadap permasalahan yang dihadapi oleh dunia bisnis. Kurangnya kesadaran terhadap pemahaman atas masa lalu, maka sejarah dianggapnya sebagai sesuatu peristiwa yang mendahului saja.16