Secara etimologis

13
Daya tarik wisata alam yaitu bentukan atau warisan hasil ciptaan tuhan, sedang daya tarik wisata baik bentukannya maupun warisannya, adalah hasil ciptaan manusia. Hasil ciptaan manusia ada dua masam, yaitu yang secara fisik dapat diraba, dan ada pula yang hanya dapat dirasakan secara psikis. Daya tarik wisata walam, sama sekali tidak terancu oleh rekayasa manusia betapa pun kecilnya. Daya tarik wisatanya terletak pada keunikan hukum alam, ekosistem, dan daya dukung yang masih alami (darsoprajitno, 2002 :374) Daya tarik wisata banyak ragamnya, baik yang murni alami ataupun hasil rekayasa manusia, bahan aslinya tetap berasal dari unsur alam yang diolah melalui kemampuan ilmu pengtahuan dan teknologi yang dikuasai manusia. sementara itu daya tarik wisata alam, seluruh keterjadiannya mengacu pada hukum alam termasuk gejala yang mengiringnya seperti ekosistem dan kinerjanya dalam bentuk daya dukung alamiah. Ada kalanya hukung alam dan lainnya, dapat pula dirangsang oleh manusia, tetapi jika tidak diperhitungkan dengan tepat, mungkin timul dampak negatif cukup besar (darsoprajitno, 2002 :375)

description

xxx

Transcript of Secara etimologis

Page 1: Secara etimologis

Daya tarik wisata alam yaitu bentukan atau warisan hasil ciptaan tuhan, sedang daya tarik wisata baik bentukannya maupun warisannya, adalah hasil ciptaan manusia. Hasil ciptaan manusia ada dua masam, yaitu yang secara fisik dapat diraba, dan ada pula yang hanya dapat dirasakan secara psikis.

Daya tarik wisata walam, sama sekali tidak terancu oleh rekayasa manusia betapa pun kecilnya. Daya tarik wisatanya terletak pada keunikan hukum alam, ekosistem, dan daya dukung yang masih alami (darsoprajitno, 2002 :374)

Daya tarik wisata banyak ragamnya, baik yang murni alami ataupun hasil rekayasa manusia, bahan aslinya tetap berasal dari unsur alam yang diolah melalui kemampuan ilmu pengtahuan dan teknologi yang dikuasai manusia. sementara itu daya tarik wisata alam, seluruh keterjadiannya mengacu pada hukum alam termasuk gejala yang mengiringnya seperti ekosistem dan kinerjanya dalam bentuk daya dukung alamiah. Ada kalanya hukung alam dan lainnya, dapat pula dirangsang oleh manusia, tetapi jika tidak diperhitungkan dengan tepat, mungkin timul dampak negatif cukup besar (darsoprajitno, 2002 :375)

Page 2: Secara etimologis

Secara etimologis, pariwisata terdiri dari dua suku kata yaitu pari dan wisata. Pari berarti

banyak, berkali-kali, berputar-putar, lengkap (ingat kata paripurna).

Sedangkan kata wisata, berati perjalan, berpergian yang dalam hal ini sinonim dengan kata

travel dalam bahasa inggris atas dasari itu, maka kata pariwisata seharusnya di artikan

sebagai perjalannan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar, dari suatu tempat ke

tempat lain, yang dalam bahasa inggris di sebut dengan kata tour. Sedangkan untuk

pengertian kepariwisataan dapat di gunakan kata tourisme atau tourism (dede nurdin, 2005)

Kepariwisatann adalah pengertian dari pada perjalan untuk maksud-maksud hiburan,

kesenangan, urusan dagang atau dinas atau alasan-alasan lainnya. Dalam banyak hal, karena

alasan urusan-urusan atau paristiwa-paristiwa tertentu dan kepentingannya, seorang

wisatawan meninggalkan tempat tinggalnya yang tetap hanyalah sementara waktu saja,

dengan ketentuan bahwa dalam perjalannan dinas dikecualikan, termasuk perjalannan yang

teratur ke tempat pekerjaan sehari-hari.

Untuk daerah yang dijadikan objek wisata, maka daerah tersebut harus memiliki kriteria yang

memenuhi kebutuhan para wisatawan, antara lain

A. Daerah tersebut harus mempunyai apa yang disebut sebagai something to see.

Artinya, ditempat tersebut banyak yang dapat dilihat dan disaksikan, harus pula

disediakan fasilitas rekreasi atau amusements yang dapat membuat mereka betah

tinggal lebih lama ditempat itu

B. Didaerah tersebut harus tersedia apa yang disebut dengan istikah something to do.

Artinya di tempat tersebut harus ada objek wisata dan atraksi wisata, yang berbeda

dengan apa yang dimiliki oleh daerah lain. Dengan perkataan lain, daerah itu harus

Page 3: Secara etimologis

mempunyai daya tarik yang khusus. Disamping itu, ia harus mempunyai pula atraksi

wisata yang dapat dijadikan sebagai entertainments bila orang datang kesana

C. Daerah tersebut harus memiliki apa yang disebut dengan istilah something to buy.

Artinya, ditempat tersebut harus tersedia fasilitas untuk berbelanja (shopping)

terutama barang-barang souvenir dan kerajinan rakyat yang khas sebagai oleh-oleh

untuk dibawa pulang ketempat asal masing-masing. Fasilitas untuk berbelanja ini

tidak hanya menyediakan barang-barang yang dapat dibeli, tetapi harus pula tersedia

sarana-sarana pembantu seperti money changer, bank, kantor telepon, dan lain-lain

(Oka A. Yoeti, 1996:178)

yang dimaksud dengan pengembangan pariwisata adalah segala upaya dan kegiantan

yang diarahkan untuk menata obyek-obyek wisata (baik wisata alam maupun budaya),

menyediakan sarana dan prasarana penunjang pariwisata dan mempromosikan obyek-

obyek wisata. Bagi Indonesia, untuk memenuhi kebutuhan dan sasaran nasional seta

pelaksanaan kebijaksanaan umum kepariwisataan, hendaknya kepariwisataan

diorientsikan pada (1) penerimaan devisa yang meningkat, (2) pengembangan ekonomi

yang lebih banyak memberi kesempatan kerja, (3) peningkatan pendapatan nasional

meningkat, peningkatan penerimaan pajak, dan perluasaan prasarana, (4) pendapatan

umum dari luar negri menguntungkan dan terjadinya peningkatan pengertian dari negara-

negara lain mengenai kebijakan di Indonesia, (5) meningkatnya apresiasi masyarakat di

luar negri mengenai hasil dan kontribusi budaya Indonesia, (6) hubungan diplomatik

dengan negara lain terbina baik.

Page 4: Secara etimologis

dalam yoeti 1996

menurut pengertian ini, kata “pariwisata” yang berasal dari bahasa sansekerta,

sesungguhnya bukanlah berarti “tourisme” (bahasa Belanda) atau “tourism” (bahasa

inggris). Kata pariwisata, menurut pengertian ini, sinonim dengan pengertian “tour”.

Pendapat ini berdasarkan pemikiran sebagai berikut : kata pariwisata terdiri dari dua suku

kata yaitu masing-masing kata “pari” dan “wisata”

-pari, berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar, lengkap

-wisata, berarti perjalanan, berergian yang dalam hal ini sinonim dengan kata “travel”

dalam bahasa inggris.

Pariwisata adalah sesuatu perjalanan yang di lakukan untuk sementara waktu,yang di

selenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain,dengan maksud bukan untuk berusaha

(bussines) atau mencari nafkah ditempat yang di kunjungi,tetapi semata-mata untuk

menikmati perjalanan tersebut guna pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi

keinginan beraneka ragam

Ditinjau dari segi ekonomi,pemberian klasifikasi tentang jenis pariwisata itu dianggap

penting,karena dengan cara itu kita akan dapat menentukan beberapa penghasilan defisa

yang di terima dari suatu macam pariwisata yang di kembangkat di suatu tempat atau

daerah tertentu.dilain pihak kepentingannya juga sangat berguna untuk menyusun statistik

kepariwisataan atau untuj mendapatkan data penelitian dalam perencanaan selanjutnya

dimasa yang akan datang.hingga sekarang jenis dan macam pariwisata yang kita kenal

diantaranya ialah:

1.menurut letak geografis,dimana kegiatan pariwisata berkembang:

A. pariwisata lokal (local taurism)

Page 5: Secara etimologis

Yang dimaksudkan dengan jenis pariwisata semacam ini adalah pariwisata setempat,yang

mempunyai ruang lingkup relatip sempit dan terbatas dalam tempat-tempat tertentu

saja.misalnya,kepariwisataan kota bandung atau kepariwisataan di darah DKI jaya saja.

B. pariwisata regional (regional taurism)

Yaitu kegiatan kepariwisataan yang berkembang di suatau tempat atau daerah yang ruang

lingkupnya lebih luas dengan local taurism,tetapi lebih sempit jika dibandingkan dengan

kepariwisataan nasional.contohnya,kepariwisataan sumatera utara,bali dan lain-lain

C.kepariwisataan nasional (national taurism)

Kepariwisataan dalam arti sempit.

Yaitu kegiatan kepariwisataan yang berkembang dalam wilayah suatu negara.pengertian

ini sinonim dengan pengertian “pariwisata dalam negeri” atau domestic taurism,dimana

titik beratnya orang yang melakukan perjalanan wisata adalah warga negara sendiri dan

orang-orang asing yang berdomisili di negara tersebut

Yaitu kegiatan kepariwisataan yang berkembang dalam suatu wilayah suatu negara,selain

kegiatan “domestic tourism” juga dikembangkan “foreign tourism” dimana didalamnya

termasuk “in bound tourism” dan “out going tourism”

Jadi disini,selain adanya lalu lintas wisatawan di dalam negeri sendiri,juga ada lalu lintan

wisatawan dari luar negeri,maupun dari dalam negeri ke luar negeri.

D.regiona-international tourism

Yaitu kegiatan kepariwisataan yang berkembang di suatu wilayah internasional yang

terbatas,tetapi melewati batas-batas lebih dari dua atau tiga negara dalam wilayah

tersebt.misalnya kepariwisataan ASEAN,timur tengah,asia selatan,eropa barat dan lain-

lain

E.international tourism

Page 6: Secara etimologis

Penertian ini sinonim dengan kepariwisataan dunia (world tourism),yaitu kegiatan

kepariwisataan yang berkembang di seluruh negara di dunia,termasuk di dalamnya,slain

regional international tourism juga kegiatan national tourism

Prof. Salah Wahab, dalam bukunya Tourism Management, membagi bentuk pariwisata

sesuai dengan motivasi perjalanan yang dilakukan serta obyek yang dikunungi sebagai

berikut :

1. Menurut jumlah orang yang melakukan perjalanan, yang dapat dibedakan dengan dua

bagian penting, yaitu :

a. Individualtourism

Di sini yang melakukan perjalanan wisata itu adalah seorang wisatawan atau satu

keluarga yang melakukan perjalanan secara bersama.

b. Group tourism

Yaitu jenis pariwisata dimana yang melakukan perjalanan wisata itu sendiri terdiri

dari banyak orang yang bergabung dalam satu rombongan (group) yang biasa

diorganisasikan oleh sekolah, organisasi atau satu Tour Operator/Travel Agent.

Adapun jumlahnya bervariasi, ada yang 15 orang dan ada yang sampai 20 orang

2. Menurut maksud dari perjalanan yang dilakukan, yang dapat dibagi sebagai berikut :

a. Recreational tourism atau leisure tourism

Yaitu sejenis pariwisata yang maksud perjalanannya untuk mengembalikan

kekuatan fisik maupun mental setelah melakukan pekerjaan/tugas rutin sehari-

hari.

b. Cultural tourism

Page 7: Secara etimologis

Yaitu jenis pariwisata yang maksud dan tujuan perjalanannya adalah dalam rangka

memperkaya informasi dan menambah pengetahuan tentang negara-negara lain,

disamping ingin mendapatkan kepuasan, entertainment dari hasil kebudayaan

suatu bangsa, seperti tati-tarian tradisional serta tata cara hidup (the way of life)

dari masyarakat setempat.

c. Health tourism

Yaitu jenis pariwisata yang tujuan perjalanannya adalah dalam ra ngk a pengobat

an atau memulihkan kesehatan di suatu negara atau tempa, seperti mengunjungi :

hot spring, mud-bath, treatment by mineral water, treatment by hot sand dan

sebagainya.

d. Sport tourism

Yaitu jenis pariwisata yang bertujuan memenuhi kepuasan untuk melakukan

kegiatan olahraga yang disenangi, seperti misalnya : fishing, hunting, deep-sea

diving, skiing, hiking, boating, dan olahraga lainnya.

e. Conference tourism

Di Indonesia dikenal dengan istilah Pariwisata Konvensi. Yang dimaksudkan

dengan jenis pariwisata ini, ialah perjalanan yang dilakukan untuk suatu

pertemuan, konperensi, convention, dimana para pesertanya juaga memerlukan

fasilitas kepariwisataan seperti transportasi, akomodasi, pre dan post conference

tour serta pembelian souvenir sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang sebagai

kenang-kenangan.

Page 8: Secara etimologis

141 yoeti

P.W. Ogiliv e, seorang ahli kepariwisataan Inggris yang melihat pariwisata dari

segi business, memberikan batasan sebagai berikut

Wisatawan adalah semua orang yang memenuhi dua syarat, pertama bahwa mereka meninggalkan rumah kediamannya untuk jangka waktu kurang dari satu tahun dan kedua bahwa sementara mereka pergi, mereka mengeluarkan uang di tempat yang mereka kunjungi tidak dengan mencari nafkah di tempat tersebut .

Bila kita perhatikan batasan-batasan yang telah dikemukanan terdahulu, maka kita

dapat memberi ciri tentang seseorang itu dapat disebut sebagai wisatawan, yaitu :

1) Perjalanan itu dilakukan lebih dari 24 jam

2) Perjalanan itu dilakukan untuk sementara waktu.

3) Orang yang melakukannya tidak mencari nafkah di tempat atau di negara yang

dikunjunginnya.