sda.pu.go.idsda.pu.go.id/sihmalut/uploads/menu/FILE_201907075408.pdfsda.pu.go.id
Transcript of sda.pu.go.idsda.pu.go.id/sihmalut/uploads/menu/FILE_201907075408.pdfsda.pu.go.id
Prosedur dan Instruksi Kerja Survei Penempatan dan Pembangunan Pos Hidrologi
NO . : QA/HDR/01/2009
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR
Jl. Pattimura No.20, Kebayoran Baru, Jakarta – Telp. 7396616, Fax. 7208285
2
PROSEDUR DAN INSTRUKSI KERJA SURVEI PENEMPATAN DAN PEMBANGUNAN
POS HIDROLOGI
1. Tujuan : Sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan survei penempatan dan pembangunan pos hidrologi (pos hujan, pos duga air dan stasiun klimatologi serta pos pemantauan kualitas air) agar diperoleh lokasi pos hidrologi yang memenuhi persyaratan teknis sehingga diperoleh data yang akurat.
2. Ruang Lingkup : Dokumen ini dibuat dan untuk diterapkan di lingkungan
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air guna memberikan acuan teknis dalam pelaksanaan kegiatan survei penempatan dan pembangunan pos hidrologi (pos hujan, pos duga air dan stasiun klimatologi serta pos pemantauan kualitas air).
3. Definisi : 3.1. Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah
daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau kelaut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairannya yang masih terpengaruh aktivitas daratan.
3.2. Sungai adalah torehan di permukaan bumi yang
merupakan wadah dan penyalur aliran air dari hulu ke bagian hilir dan dapat bermuara ke sungai lain, ke danau atau ke laut.
3.3. Pos hujan adalah pos pengamatan yang difungsikan
untuk pengamatan/pencatatan parameter hujan baik manual, digital maupun grafik.
3.4. Pos duga air adalah pos pengamatan yang difungsikan
untuk mengamati/pencatatan parameter tinggi muka air sungai baik manual, digital maupun grafik.
3.5. Stasiun iklim adalah stasiun pengamatan yang
difungsikan untuk mengamati/pencatatan karakteristik parameter iklim baik manual, digital maupun grafik.
3.6. Pos pemantauan kualitas air adalah pos pengamatan
yang difungsikan untuk mengamati/pengambilan sampel air dalam rangka pencatatan parameter mutu air sungai/buangan hasil pemanfaatan air.
3
4. Refferensi : 4.1. Standar World Meteorological Organization (WMO).
4.2. Peraturan Kepala BMG No. 37/KT.104/KB/BMG-06
tentang Tata Cara Tetap Pelaksanaan Pengamatan dan Pelaporan Data Hidrometeorologi.
4.3. SNI 03-1724-1989 - Rev 2004 tentang Tata Cara
Perencanaan Hidrologi dan Hidraulik untuk Bangunan Sungai.
4.4. SNI 03-2526-1991 tentang Tata Cara Pemilihan Pos
Duga Air di Sungai. 4.5. SNI 03-7016-2004 tentang Tata Cara Pengambilan
Contoh Air dalam Rangka Pemantauan Kualitas Air pada Suatu Daerah Aliran Sungai.
4.6. SNI No. 06-2412-1991 Metode Pengambilan Contoh Uji
Kualias Air. 4.7. Pedoman Teknis Puslitbang Sumber Daya Air No. Pd.
T-23-2004-A tentang Prakiraan dan Peringatan Dini Banjir.
5. Ketentuan Umum : 5.1. Peralatan untuk menunjang kegiatan survei (lapangan)
harus sudah dikalibrasi. Peralatan yang dibutuhkan : a. peta topografi/foto udara skala 1:50.000. b. kompas. c. GPS. d. meteran & alat ukur geodesi.
5.2. Penentuan lokasi harus memperhatikan kriteria-kriteria,
sebagai berikut : a. Kriteria umum :
a) memperhatikan hasil evaluasi kerapatan jaringan pos hidrologi yang telah ada.
b) didasarkan pada hasil kajian kebutuhan rehab / penambahan / pembangunan pos berdasarkan tingkat akurasi yang telah ditetapkan dengan mempertimbangkan pendanaan dan sumber daya manusia yang tersedia serta rencana pengembangan sumber daya air.
c) penentuan jenis pos hidrologi (alat biasa/ otomatik/telemetri) perlu memperhatikan tujuan, ketelitian data yang diinginkan dan rencana pengembangan sumber daya air.
d) telah ada kesepakatan dengan pemilik tanah/lahan yang akan digunakan sebagai lokasi pos hidrologi (status tanah tidak dalam sengketa).
4
e) lokasi pos diusahakan dekat dengan permukiman penjaga pos/penduduk dan mudah jangkauannya (untuk tujuan keamanan dan kemudahan dalam pelaksanaan pencatatan/inspeksi pos).
f) tidak membangun pos hidrologi pada lokasi yang sama/berdekatan dengan pos hidrologi milik instansi lain.
g) ada lahan tambahan untuk membangun pos jaga yang berfungsi sebagai ruang kerja penjaga pos dalam menjalankan tugas-tugasnya (khusus pos klimatologi).
h) untuk pos berbasis Global Standard for Mobile Communications (GSM), lokasi yang dipilih harus mempertimbangkan kekuatan signal provider yang akan digunakan.
i) pos/stasiun hidrologi yang dibangun agar dilengkapi : - bangunan pos hidrologi; - pagar pengaman; - papan informasi pos; - patok bench mark (BM).
b. Kriteria khusus :
a) Pos hujan dan iklim : - lokasi pos dapat mewakili gambaran distribusi
hujan DAS. - ada ruang terbuka di atas lokasi pos sebesar
45o yang diukur dari garis tengah pos. - jarak pos dengan pohon/bangunan terdekat
minimal sama dengan tinggi pohon/bangunan tersebut.
- diusahakan berada pada lahan datar.
b) Pos Duga air : - lokasi pos pada saat banjir air sungai tidak
melimpah. - pada lokasi pos tidak terpengaruh
pengempangan (arus balik), pasang surut atau aliran lahar.
- tersedia penampang kendali (section control). - terletak pada alur sungai lurus sepanjang 4 kali
lebar sungai rata-rata pada saat banjir. - penampang melintang sungai yang uniform
sehingga penyebaran aliran merata dalam satu palung sungai
- penampang sungai mempunyai struktur geologi yang stabil.
- tersedia lokasi pengukuran debit dan muka air pada saat air rendah sampai dengan muka air tinggi.
5
- tersedia lokasi untuk pemasangan sarana pengukuran debit, misalnya untuk cable way dan kereta gantung.
- memungkinkan untuk ditingkatkan menjadi pos telemetri.
c) Pos pemantauan kualitas air : Penentuan dan pemilihan lokasi pos pemantauan kualitas air perlu mempertimbangkan : - kegunaan data yang akan dipantau (tujuan dari
pemeriksaan). - pemanfaatan sumber-sumber air. - lokasi sumber pencemar baik yang sumber titik
(point sources) maupun tersebar (non points sources) untuk sumber pencemar dari kegiatan permukiman, industri, pertanian dan kehutanan.
- bangunan air yang sudah ada / sarana pengambilan contoh air (misalnya adanya jembatan, pos duga air dan bendung).
- pemilihan lokasi pemantauan kualitas air minimal ada yang mewakili sebagai baseline station (lokasi pos pemantauan yang terletak pada daerah yang belum terpengaruh aktivitas manusia), impact station (lokasi pos pemantuan yang terletak pada daerah yang belum terpengaruh aktivitas manusia dan pemanfaatan sumber air) dan lokasi pemantauan khusus untuk sumber pencemar zat-zat berbahaya.
5.3. Pemilihan tipe bangunan khusus untuk pos duga
air ditetapkan berdasarkan ketentuan sbb: a. Tipe konsol : tebing sungai mudah dicapai,
curam, stabil dan terdiri dari batuan keras.
b. Tipe pembilas : tebing sungai landai, tidak terdiri dari batuan keras dan air sungai tidak berkadar sedimen tinggi.
c. Tipe kerangka : tebing sungai landai dan alirannya tidak membawa sampah.
Cara pemasangan dan gambar/sket tipe bangunan pos hidrologi selanjutnya dapat dilihat pada Lampiran 2A dan Lampiran 2B.
6
6. Kegiatan dan Tanggung Jawab : 6.1. Prosedur pengerjaannya selanjutnya dapat dilihat pada
bagan alir sebagaimana terlampir (Lampiran 1). Untuk rincian kegiatan setiap tahapan, diuraikan sbb : a. Tahapan survei
a) tahap persiapan - evaluasi jaringan pos hidrologi yang telah ada
(eksisting) berdasarkan hasil rasionalisasi pos hidrologi atau program pembangunan pos baru.
- susun program kegiatan dan tentukan petugas pelaksananya.
- plotkan semua lokasi rencana penempatan pos hidrologi.
- siapkan pelaksanaan survei lapangan. - lakukan kalibrasi peralatan survei.
b) tahap pengumpulan dan evaluasi data
- lakukan survei ke rencana lokasi penempatan pos hidrologi.
- lakukan kegiatan dokumentasi di lokasi pos tersebut dengan mengisi kartu survei dan membuat sket dan pengukuran detail.
- lakukan evaluasi dan tentukan jenis alat, tipe dan ukuran bangunan pos hidrologi serta sarana penunjangnya yang akan dibangun berdasarkan data yang dihasilkan selama survei, kemudian diplotkan kedalam peta topografi atau foto udara.
c) tahap penyusunan detail desain dan RAB.
- susun rencana detail desain dan rencana anggaran biayanya.
- Pengesahan rencana detail desain dan RAB pembangunan pos hidrologi.
b. Tahapan pembangunan/rehab/peningkatan pos
hidrologi, a) susun program kegiatan dan tentukan petugas
pelaksananya. b) lakukan persiapan proses pengadaan alat dan
jasa pembangunan pos hidrologi. c) laksanakan proses pengadaan alat dan jasa
pembangunan pos hidrologi. d) laksanakan pembangunannya. e) periksa hasil pembangunan pos hidrologinya. f) penerimaan hasil pembangunan posnya dan
buat laporan dengan dilengkapi foto lokasi pos.
7
6.2. Tanggung jawab : a. Tahapan survei
a) Koordinator melaksanakan : - mengevaluasi jaringan pos hidrologi
eksisting/hasil studi rasionalisasi pos hidrologi. - menyusun program dan usulan petugas
pelaksananya. - mempersiapkan pembiayaan pelaksanaan
survei. - memeriksa hasil survei dan hasil detail desain
serta RAB.
b) Kabid/Kasi Perencanaan & OP melaksanakan : - memeriksa dan menetapkan usulan
pelaksanaan survei. - pengesahan detail desain dan RAB. - memprogramkan ke tahun anggaran
berikutnya.
c) Petugas melaksanakan : - memploting semua lokasi rencana penempatan
pos ke peta. - mempersiapkan peralatan, kartu survei dan
sarana transportasi. - mengkalibrasi peralatan survei. - melakukan survei lapangan dan dokumentasi - melakukan evaluasi data lapangan hasil survei. - menentukan jenis, tipe alat dan pos serta
menyusun detail desain berikut RAB.
b. Tahapan pembangunan/rehab/peningkatan pos a) Koordinator melaksanakan :
- menyusun rencana pelaksanaan pembangunan/rehab/peningkatan pos hidrologi.
- memeriksa hasil pelaksanaan pembangunan/rehab/peningkatan pos hidrologi.
b) Kabid/Kasi perencanaan dan OP melaksanakan : - memeriksa dan menetapkan rencana
pelaksanaan pembangunan/rehab/peningkatan pos hidrologi.
- menerima hasil pelaksanaan pembangunan/rehab/peningkatan pos hidrologi.
c) Petugas melaksanakan : - melakukan persiapan pengadaan dan
pembangunan/rehab/peningkatan pos hidrologi.
- melaksanakan pengadaan alat
8
- melaksanakan pembangunan / mengawasi pelaksanaan pembangunan.
7. Kondisi Khusus : 7.1. Sistem gelembung (bubble gauge) atau sensor
elektronik dapat direncanakan untuk pos duga air dengan kondisi alur sungai bertebing landai.
7.2. Bangunan pos duga air yang berada pada sungai
dengan lebar alur ≤ 2 m, bangunan pos tidak boleh mengganggu aliran dan konstruksi bangunan harus dibuat sederhana.
7.3. Penentuan ukuran dan ketahanan bangunan pos duga
air harus memperhatikan hal sbb: a) elevasi muka air tertinggi dan terendah. b) geometri sungai dari muka air terendah s/d 2 m
diatas muka air tertinggi yang pernah terjadi. c) faktor geoteknik yaitu daya dukung tanah dan tahan
terhadap gaya geser, guling, serta gempa. d) elevasi maksimum papan duga air harus lebih tinggi
1 m dari muka air tertinggi dan elevasi terendah adalah 25 cm dibawah muka air terendah yang pernah terjadi. Elevasi titik nol dari papan duga harus diikatkan terhadap titik tetap.
e) faktor perubahan lingkungan, hidraulik (aliran air) dan angkutan/sedimen.
8. Rekaman : 8.1. Isian kartu survei termasuk nama petugas dan penanggung jawabnya (koordinator pelaksana).
8.2. Data gambar/sketsa :
a. situasi alur, palung / lembah sungai, penampang melintang sungai lengkap dengan ukurannya.
b. rencana bangunan pos hidrologi lengkap dengan ukurannya dan alamat/katalog pos.
8.3. Saran teknis pelaksanaan pembangunan pos hidrologi
dan jenis alat yang akan digunakan.
8.4. Peta lokasi dan uraian menuju rencana lokasi pos duga air.
9. Lampiran : 9.1. Bagan alir pelaksanaan survei penempatan dan
pembangunan pos.
9.2. Syarat dan tata cara pembangunan pos hidrologi.
9.3. Contoh kartu survei
9
Lampiran 1
Bagan Alir Survei Penempatan dan Pembangunan Pos Hidrologi A. Kegiatan Survei Penempatan Pos Hidrologi
No. Uraian Kegiatan Kabid/Kasi
Perencanaan & OP Koordinator Pelaksana
Petugas Target Pelaksanaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Mengevaluasi jaringan pos hidrologi eksisting berdasarkan hasil rasionalisasi atau program pembangunan pos baru. Menyusunan program kegiatan dan usulan petugas pelaksanannya Memeriksaan dan menetapkan program kegiatan. Memplotkan lokasi rencana pembangunan pos hidrologi ke atas peta/foto udara. Mempersiapkan pelaksanaan survei. Mengkalibrasi peralatan survei. Memeriksa kesiapan sarana & prasarana untuk survei Melakukan survei ke rencana lokasi pos hidrologi. Melakukan dokumentasi atas lokasi rencana penempatan pos hidrologi. Melakukan evaluasi berdasarkan data rencana lokasi pos hidrologi. Memeriksa hasil evaluasi rencana lokasi pos hidrologi.
3 hari
2 hari
1 hari
1 hari
1 hari
2 hari
1 hari
5 hari
2 hari
1 hari
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Mulai
Penyusunan Program dan usulan
petugas pelaksananya
Disetujui ?
Memerikasa Program
Mempersiapkan pelaksanaan survei.
(pembiayaan)
Evaluasi jaringan pos hidrologi eksisting
Mempersipakan pelaksanaan survei.
(peralatan, kartu survei dan sarana transportasi)
Plotting sumua lokasi rencana penempatan pos
Kalibrasi peralatan survei
Survei ke rencana lokasi pos hidrologi
Sesuai kriteria pos?
Dokumentasikan dengan : 1. Isi kartu survei 2. Sket alur, palung/lembah
sungai, penampang melintang lengkap dgn ukurannya
3. Uraian menuju lokasi.
Evaluasi atas data lokasi pos yg diinjau
Periksa hasil evaluasi
Memerikasa kesiapan sarana & prasarana
survei
Lengkap ?
10
No. Uraian Kegiatan Kabid/Kasi Perencanaan & OP
Koordinator Pelaksana
Petugas Target Pelaksanaan
12.
13.
14.
Menentukan jenis & tipe alat dan pos serta buat detail desain pos beserta RAB. Memeriksa dokumen detail desain pos dan usulan biaya/RAB pembelian alat, pembangunan pos dan biaya OP pos hidrologi. Pengesahan dokumen detail desain dan RAB untuk diusulkan dalam RKAKL/AWP tahun yang akan datang.
5 hari
1 hari
1 hari
Ya
Tidak
Tentukan jenis & tipe alat dan pos serta buat detail desain pos beserta RAB
Periksa Detail Desain Pos dan Usulan RAB (termasuk biaya OP)
Disetujui?
Pengesahan Detail Desain dan Usulan pembiayaan untuk
masuk dalam RKAKL/AWP
Selesai
11
B. Kegiatan Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Pos Hidrologi No. Uraian Kegiatan Kabid/Kasi
Perencanaan & OP Koordinator Pelaksana
Petugas Target Pelaksanaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Menyusun program pengadaan dan rencana pembangunan / rehabilitasi / peningkatan pos. Memeriksa program pengadaan dan pembangunan / rehabilitasi / peningkatan pos. Melakukan kegiatan persiapan untuk proses pengadaan alat dan rekanan pembangunan / rehabilitasi / peningkatan pos. Melaksanakan pengadaan alat dan jasa pembangunan / rehabilitasi / peningkatan pos. Melaksanakan pembangunan / rehabilitasi / peningkatan pos. Memeriksa hasil pembangunan / rehabilitasi / peningkatan pos. Menerima hasil pembangunan / rehabilitasi / peningkatan pos.
1 hari
1 hari
5 hari
30 hari
60 hari
1 hari
1 hari
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Mulai
Penyusunan Program pengadaan
dan rencana pembangunan pos
Memerikasa Program
Disetujui?
Melakukan persiapan pengadaan alat &
pembangunan pos
Pelaksanaan pengadaan
Pelaksanaan pembangunan pos
Pemeriksaan hasil Pembangunan Pos
Disetujui?
Penerimaan Hasil Pembangunan Pos
Selesai
12
Lampiran 2
Syarat dan Tata Cara Pembangunan Pos Hidrologi A. Cara pemasangan pos hujan dan stasiun klimatologi B. Pemasangan pos hujan biasa/manual
0,30 m
0,15 m
1,5 m
0,3 m
0,3 m
0,5 m 1 m 1 m
2 m
45o
10 meter atau lebih
10 meter atau lebih
Titik tengah pos/stasiun
Keterangan : 1. Tinggi pagar pos 1,75 meter. 2. Pagar terbuat dari besi dan kawat
harmonika. 3. Pintu pos diberi gembok. 4. Corong penampung air hujan dengan
luas penampang 100 cm2. 5. Leher penakar hujan (diameter 13 cm),
terbuat dari seng/paralon. 6. Alat dilengkapi tabung penampung air
hujan 3 liter terbuat dari seng/paralon dan kran pembuang air.
7. Buat dan pasang papan keterangan pos.
1,75 m
Nama Pos : …….. No. Reg. …… Desa : ………………………… Kec./Kab : ………………………… Propinsi : ………………………… Geografis : ………LU/LS………BT Elevasi : ………dpal. Dibangun :oleh ………; ….- …- …
Logo Nama Instansi Pengelola
DILARANG MENGGANGGU/MERUSAK BANGUNAN MILIK NEGARA
13
C. Pos hujan biasa dan otomatis
0,30 m
0,15 m
1,5 m
30 cm
30 cm
50 cm
135 cm
70 cm
70 cm
50 cm
115 cm
70 cm
AB 3 m
3 m
1,75 m
Keterangan : A. Pondasi penakar hujan otomatis. B. Pondasi penakar hujan
biasa/manual. Pagar pos hujan : 1. Panjang 3 m, lebar 3 m dan
tinggi 1,2 m dari permukaan tanah.
2. Tinggi pemancang dari plat siku ukuran 2 inch, panjang 150 cm dan 35 cm masuk dalam pondasi.
3. Pondasi beton dengan campuran 1 bagian semen, 2 bagian pasir dan 3 bagian kerikil.
4. Pagar dari kawat harmonika. 5. Pintu denan rangka besi plat siku
dan kawat harmonika. 6. Pintu pos diberi gembok. 7. Pintu rumah alat penakar hujan
otomatis diberi gembok
Nama Pos : …….. No. Reg. …… Desa : ………………………… Kec./Kab : ………………………… Propinsi : ………………………… Geografis : ………LU/LS………BT Elevasi : ………dpal. Dibangun :oleh ………; ….- …- …
Logo Nama Instansi Pengelola
DILARANG MENGGANGGU/MERUSAK BANGUNAN MILIK NEGARA
14
D. Pemasangan stasiun klimatologi
6 m
0,30 m
0,15 m
1,75 m
1,5 m
10 m
Alat pencatat sinar matahari
Tangki penyimpan air 1 m
3 m
1,5 m
1,5 m1,5 m 1,5 m1 m
0,8 m 2,5 m
1,5 m
2 m 2 m
Panci Penguapan
Anemometer mangkok
Penakar hujan otomatis
Penakar hujan biasa/manual
Rumah alat dengan pintu menghadap utara
Alat pengukur radiasi matahari
Keterangan : Pagar stasiun klimatologi : 1. Panjang 10 m, lebar 6 m dan tinggi 1,2 m dari permukaan
tanah. 2. Tinggi pemancang dari plat siku ukuran 2 inch, panjang 150
cm dan 35 cm masuk dalam pondasi. 3. Pondasi beton dengan campuran 1 bagian semen, 2 bagian
pasir dan 3 bagian kerikil. 4. Pagar dari kawat harmonika. 5. Pintu dengan rangka besi plat siku dan kawat harmonika. 6. Pintu stasiun diberi gembok. 7. Pintu rumah alat /salter diberi gebok.
Nama Sta. : …….. No. Reg. …… Desa : ………………………… Kec./Kab : ………………………… Propinsi : ………………………… Geografis : ………LU/LS………BT Elevasi : ………dpal. Dibangun :oleh ………; ….- …- …
Logo Nama Instansi Pengelola
DILARANG MENGGANGGU/MERUSAK BANGUNAN MILIK NEGARA
15
E. Pemasangan pos duga air
Contoh sket penampang melintang sungai dan rencana PDAO
Contoh sket melintang rencana pos duga air biasa (PDAB)
Contoh sket situasi dan penampang memanjang sungai
16
Contoh sket melintang pos duga air tipe konsol
Contoh sket melintang pos duga air tipe pembilas (flushing)
Contoh sket melintang pos duga air tipe rangka baja
17
Contoh sket melintang pos duga air tipe gelebung
18
LAMPIRAN 3 Contoh Formulir Isian
KARTU SURVEI A. Rencana lokasi pos hujan/stasiun klimatologi Dusun/Desa : ……………………………… Kec./Kab. : ……………………………… Propinsi : ……………………………… Wilayah Sungai : ……………………………… 1. Umum
c. Tanggal survei : ………………………………………………… d. Petugas : 1. ……………………………………………..
2. …………………………………………….. 3. …………………………………………….. 4. ……………………………………………..
e. Peta yang digunakan : skala ………………………………………. lembar ……………………………………….
f. Koordinat lokasi : ………………..LU/LS …………………….BT g. Ketinggian dari muka laut : …………………………………………………
2. Detail lokasi
a. Kepemilikan lahan : status lahan :..………………………………..
nama pemilik : ………………………………. (agar dilengkapi surat pernyataan tidak keberatan untuk dibangun pos)
b. Jarak dengan pohon/ : …………meter. bagunan terdekat c. Bukaan diatas lokasi : 45o / (tulis berapa derajad ………………….) d. Kemiringan lokasi : datar / miring. e. Kedekatan dengan : ………… meter atau kilometer. permukiman f. Rencana penjaga pos :
Nama : ………………………………… No. KTP : ……………………(Copy KTP) Dusun : ………………………………… Desa : ………………………………… Kecamatan : …………………………………
3. Rencana pos
a. Pos hujan biasa/manual b. Pos hujan biasa dan otomatis c. Stasiun iklim
19
4. Keadaan daerah aliran sungai a. Keadaan vegetasi : lebat . sedang / gundul b. Jenis vegetasi : tanaman keras / perkebunan / tanaman pangan /
lading / lainnya sebutkan ……………………… c. Topografi : datar / bergunung / berbukit / lainnya sebutkan
…………………………………………………… d. Cuaca : banyak hutan / jarang.
5. Uraian perjalanan menuju lokasi
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
6. Kesimpulan …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
7. Catatan :
a. Apakah ada pos hujan disekitar lokasi ? Ada / tidak ada Jika ada, Nama instansi pengelola : …………………………… Dibangun tahun : …………………………… Periode pencatatan : …………………………… Keadaan : berfungsi / rusak
b. Apakah ada stasiun klimatologi disekitar lokasi ? Ada / tidak ada Jika ada, Nama instansi pengelola : ……………………………
Dibangun tahun : …………………………… Periode pencatatan : …………………………… Keadaan : berfungsi / rusak
Survei dilakukan oleh :
Nama Tanda Tangan Tanggal 1. 2. 3. 4.
……………………………………………. ……………………………………………. ……………………………………………. …………………………………………….
…………………………… …………………………… …………………………… ……………………………
……………………………… ……………………………… ……………………………… ………………………………
Diperiksa oleh :
Nama Tanda Tangan Tanggal 1. 2.
……………………………………………. …………………………………………….
…………………………… ……………………………
……………………………… ………………………………
Mengetahui / menyetujui :
Nama Tanda Tangan Tanggal …………………………………………….
……………………………
………………………………
20
B. Rencana lokasi pos duga air
Sungai : ……………………………… Wilayah Sungai : ……………………………… Dusun/Desa : ……………………………… Kec./Kab. : ……………………………… Propinsi : ……………………………… 1. Umum
a. Tanggal survei : ………………………………………………… b. Petugas : 1. ……………………………………………..
2. …………………………………………….. 3. …………………………………………….. 4. ……………………………………………..
c. Peta yang digunakan : skala ………………………………………. lembar ……………………………………….
d. Koordinat lokasi : ………………..LU/LS …………………….BT e. Ketinggian dari muka laut : …………………………………………………
2. Detail lokasi
a. Penampang kendali : ada / tidak ada b. Jarak antara penampang : ………………………………………………….
kendali dgn PDAO/B c. Material dasar sungai : pasir/kerikil/boulder/batuan kompak/lempung/
lainnya sebutkan ……………………………… d. Material tebing sungai : pasir/kerikil/boulder/batuan kompak/lempung/
lainnya sebutkan ……………………………… e. Distribusi kecepatan : …………………………………………………... f. Jarak lurus sungai : di hulu sungai PDAO/B : …………meter.
di hilir sungai PDAO/B : ………… meter. g. Keadaan aliran pada
Aliran rendah : ………………………………………………….. Aliran sedang : ………………………………………………….. Aliran tinggi : melimpah / tidak
jika melimpah, jelaskan detail lengkap dengan periode ulang.
…………………………………………………… …………………………………………………… …………………………………………………… …………………………………………………… ……………………………………………………
h. Penentuan muka air ekstrim Air terendah : pengamatan / perkiraan / laporan penduduk Air tertinggi : pengamatan / perkiraan / laporan penduduk
i. Kepemilikan lahan : …………………………………………………. j. Kedekatan dengan : ………… meter atau kilometer. Permukiman
21
k. Rencana penjaga pos : Nama : ………………………………… No. KTP : ………………………………… Dusun : ………………………………… Desa : ………………………………… Kecamatan : …………………………………
3. Rencana pos (pilih salah satu)
a. Tipe konsol b. Tipe pembilas c. Tipe lainnya sebutkan …………………………………
4. Keadaan daerah aliran sungai a. Keadaan vegetasi : lebat . sedang / gundul b. Jenis vegetasi : tanaman keras / perkebunan / tanaman pangan /
lading / lainnya sebutkan ……………………… c. Topografi : datar / bergunung / berbukit / lainnya sebutkan
….. d. Cuaca : banyak hutan / jarang.
5. Uraian perjalanan menuju lokasi
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
6. Kesimpulan ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
7. Catatan :
a. Apakah ada pos duga disekitar lokasi ? Ada / tidak ada Jika ada, Nama instansi pengelola : …………………………… Dibangun tahun : …………………………… Periode pencatatan : …………………………… Keadaan : berfungsi / rusak
b. Apakah ada pos hujan disekitar lokasi ? Ada / tidak ada Jika ada, Nama instansi pengelola : ……………………………
Dibangun tahun : …………………………… Periode pencatatan : …………………………… Keadaan : berfungsi / rusak
22
Survei dilakukan oleh :
Nama Tanda Tangan Tanggal 1. 2. 3. 4.
……………………………………………. ……………………………………………. ……………………………………………. …………………………………………….
…………………………… …………………………… …………………………… ……………………………
……………………………… ……………………………… ……………………………… ………………………………
Diperiksa oleh :
Nama Tanda Tangan Tanggal 1. 2.
……………………………………………. …………………………………………….
…………………………… ……………………………
……………………………… ………………………………
Mengetahui / menyetujui :
Nama Tanda Tangan Tanggal …………………………………………….
……………………………
………………………………
23
C. Rencana lokasi pos pemantauan kualitas air Sungai : ……………………………… Wilayah Sungai : ……………………………… Dusun/Desa : ……………………………… Kec./Kab. : ……………………………… Propinsi : ……………………………… 1. Umum
a. Tanggal survei : ………………………………………………… b. Petugas : 1. ……………………………………………..
2. …………………………………………….. 3. …………………………………………….. 4. ……………………………………………..
c. Peta yang digunakan : skala ………………………………………. lembar ……………………………………….
d. Koordinat lokasi : ………………..LU/LS …………………….BT e. Ketinggian dari muka laut : …………………………………………………
2. Detail lokasi
a. Kedekatan degan sumber : ……………..meter. Sebutkan
……………………….. pencemar / pemanfaat SDA b. Kedekatan dengan pos : …………….. meter. Sebutkan nama posnya
……….. duga air : ……………………………………………………………. c. Keadaan aliran pada
Aliran rendah : ………………………………………………….. Aliran sedang : ………………………………………………….. Aliran tinggi : melimpah / tidak.
d. Penentuan muka air ekstrim Air terendah : pengamatan / perkiraan / laporan penduduk Air tertinggi : pengamatan / perkiraan / laporan penduduk
e. Kepemilikan lahan : …………………………………………………. f. Kedekatan dengan : ………… meter atau kilometer. Permukiman g. Rencana penjaga pos :
Nama : ………………………………… No. KTP : ………………………………… Dusun : ………………………………… Desa : ………………………………… Kecamatan : …………………………………
24
3. Keadaan daerah aliran sungai a. Keadaan vegetasi : lebat . sedang / gundul b. Jenis vegetasi : tanaman keras / perkebunan / tanaman pangan /
lading / lainnya sebutkan ……………………… c. Topografi : datar / bergunung / berbukit / lainnya sebutkan
….. d. Cuaca : banyak hutan / jarang.
4. Uraian perjalanan menuju lokasi
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
5. Kesimpulan …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
6. Catatan :
a. Apakah ada pos pemantauan kualitas air disekitar lokasi ? Ada / tidak ada Jika ada, Nama instansi pengelola : …………………………… Dibangun tahun : …………………………… Periode pencatatan : …………………………… Keadaan : berfungsi / rusak
b. Apakah ada pos duga air disekitar lokasi ? Ada / tidak ada Jika ada, Nama instansi pengelola : ……………………………
Dibangun tahun : …………………………… Periode pencatatan : …………………………… Keadaan : berfungsi / rusak
Survei dilakukan oleh :
Nama Tanda Tangan Tanggal 1. 2. 3. 4.
……………………………………………. ……………………………………………. ……………………………………………. …………………………………………….
…………………………… …………………………… …………………………… ……………………………
……………………………… ……………………………… ……………………………… ………………………………
Diperiksa oleh :
Nama Tanda Tangan Tanggal 1. 2.
……………………………………………. …………………………………………….
…………………………… ……………………………
……………………………… ………………………………
Mengetahui / menyetujui :
Nama Tanda Tangan Tanggal …………………………………………….
……………………………
………………………………
25
Prosedur dan Instruksi Kerja Pengamatan, Pencatatan dan Pelaporan Data Hidrologi
NO . : QA/HDR/02/2009
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR
Jl. Pattimura No.20, Kebayoran Baru, Jakarta – Telp. 7396616, Fax. 7208285
2
PROSEDUR DAN INSTRUKSI KERJA PENGAMATAN, PENCATATAN DAN PELAPORAN
DATA HIDROLOGI
1. Tujuan : Sebagai pedoman dalam pelaksanaan pengamatan, pencatatan dan pelaporan data hidrologi (data hujan, duga air dan iklim) guna meningkatkan kualitas, ketepatan, dan kesinambungan data.
2. Ruang Lingkup : Dokumen ini dibuat dan untuk diterapkan di lingkungan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air guna memberikan acuan teknis dalam pelaksanaan kegiatan pengamatan, pencatatan dan pelaporan pada pos hujan, pos duga air dan pos klimatologi.
3. Definisi : 3.1. Pos hujan biasa/manual adalah pos pengamatan yang
difungsikan untuk pengamatan/pencatatan parameter hujan (jumlah) selama 24 jam.
3.2. Pos hujan otomatis adalah pos pengamatan yang
difungsikan untuk pengamatan/pencatatan parameter hujan (jumlah, durasi dan intensitas) baik digital maupun grafik.
3.3. Stasiun iklim adalah stasiun pengamatan yang
difungsikan untuk mengamati/pencatatan parameter iklim baik manual, digital maupun grafik.
3.4. Pos duga air adalah pos pengamatan yang difungsikan
untuk mengamati/pencatatan parameter tinggi muka air sungai baik manual, digital maupun grafik.
4. Refferensi : 4.1. Peraturan Kepala BMG No. 37/KT.104/KB/BMG-06
tentang Tata Cara Tetap Pelaksanaan Pengamatan dan Pelaporan Data Hidrometeorologi.
4.2. Keputusan Menteri Kimpraswil No. 404/KPTS/M/2002
tentang Pedoman Monitoring dan Pengawasan Hidrologi.
4.3. Pedoman BWRM tentang Pengelolaan Hidrologi.
5. Ketentuan
Umum : 5.1. Dalam pelaksanaan pengamatan dan pencatatan data hidrologi, penjaga pos perlu menyiapkan bahan dan peralatan pendukungnya. Bahan dan peralatan yang
3
diperlukan untuk pengamatan dan pencatatan data hidrologi adalah sebagai berikut: a. Formulir/blangko pencatatan data. b. Formulir/blangko absensi atau catatan harian
penjaga pos. c. Formulir/blangko catatan kejadian penting. d. Formulir/blangko catatan kondisi alat. e. Formulir/blangko rehabilitasi pos. f. Formulir/buku tamu. g. Alat tulis. h. Jam/pencatat waktu. i. Gelas ukur. j. Laptop dan flashdisk. k. Peralatan pemeliharaan. l. Bahan peralatan pencatat data khusus untuk alat
otomatis, misalnya : kertas grafik, pena, baterai dan lain-lain.
5.2. Waktu pencatatan dan petugas pelaksananya:
a. Pos hujan :
a) pos hujan biasa/manual, diukur dan dicatat oleh penjaga pos setiap hari
pada jam 07.00 pagi waktu setempat. b) pos hujan otomatis/Automatic Rainfall Recorder
(ARR), diambil dan diganti kertas grafik oleh penjaga pos
sesuai jenis alatnya yang terpasang (setiap hari, mingguan atau bulanan)
c) pos hujan otomatis (logger), diunduh (download) data digitalnya oleh petugas
pengelola hidrologi setiap 2 atau 3 bulan sekali bersamaan dengan melaksanakan kegiatan inspeksi pos.
d) pos hujan otomatis (logger+GSM), dikumpulkan dan diatur data digitalnya dari server
data pengelola hidrologi oleh petugas pengolah data setiap 1 bulan sekali.
b. Pos duga air :
a) pos duga air manual (peilschaal), diukur dan dicatat oleh penjaga pos setiap hari
pada jam 07.00, jam 12.00 dan jam 17.00 waktu setempat.
b) pos duga air otomatis/Automatic Water Level Recorder (AWLR), diambil dan diganti kertas grafik oleh penjaga pos sesuai jenis alatnya yang terpasang (setiap hari, mingguan atau 3-4 bulan sekali)
4
c) pos duga air otomatis (logger), diunduh (download) data digitalnya oleh petugas
pengelola hidrologi setiap 2 atau 3 bulan sekali bersamaan dengan melaksanakan kegiatan inspeksi pos/pengukuran aliran.
d) pos duga air otomatis (logger+GSM), dikumpulkan dan diatur data digitalnya dari server
data pengelola hidrologi oleh petugas pengolah data setiap 1 bulan sekali.
e) bendung, dibaca dan dikonversi oleh petugas setiap hari
pada jam 07.00 pagi waktu setempat. f) data iklim di pos klimatologi
diukur dan dicatat oleh penjaga pos setiap hari pada jam 07.00 dan jam 17.00 waktu setempat tergantung dari alat yang diukur.
5.3. Jenis pelaporan Jenis pelaporan yang disampaikan dari penjaga pos kepada instansi pengelola hidrologi, meliputi: a. Hasil pengisian formulir/blangko pencatatan data b. Hasil pengisian kondisi peralatan. c. Hasil pengisian formulir/blangko absensi atau catatan
harian penjaga pos. d. Hasil pengisian formulir/blangko catatan kejadian
penting. e. Hasil pengisian formulir/blangko rehabilitasi pos. f. Hasil pengisian formulir/buku tamu.
5.4. Penyampaian laporan
Laporan disampaikan secara rutin oleh penjaga pos kepada pengelola hidrologi maksimal 3 (tiga) bulan sekali dapat melalui pos atau diambil oleh petugas dari pengelola hidrologi bersamaan dengan kegiatan inspeksi pos/pengukuran aliran.
6. Kegiatan dan Tanggung Jawab : 6.1. Prosedur pengamatan, pencatatan dan pelaporan data
hidrologi, selanjutnya dapat dilihat pada Lampiran 1A s/d Lampiran 1B.
a. Pos hujan biasa/manual :
a) penjaga pos sudah harus tiba di lokasi pos sebelum jam 07.00 pagi waktu setempat.
b) ukur jumlah air hujan dengan cara : - tuang air hujan yang tertampung dalam
penampungan yang ada dalam alat penakar hujan ke gelas ukur dan jangan sampai tumpah.
- baca tinggi air pada skala gelas ukur sejajar mata.
5
c) catat hasil pengukuran tadi ke dalam formulir/blangko pencatatan data dan pastikan pada formulir/blangko tersebut sudah tertulis nama pos dan nama lokasi (desa, kecamatan dan kabupaten).
d) isi formulir/blangko kondisi alat, apabila ada kerusakan atau kehilangan alat, maka : - catat kerusakan atau kehilangan alatnya. - apabila hanya kerusakan ringan dan masih
dapat diperbaiki oleh penjaga pos, maka dapat segera dilakukan perbaikan tersebut dengan tujuan agar data hujan yang dikumpulan tidak terputus (berkesinambungan).
- apabila kerusakannya tidak dapat ditangani oleh penjaga pos atau alat hilang maka perlu segera melaporkan kepada petugas pengelola hidrologi agar dapat diperbaiki/mengganti secepatnya.
e) catat kejadian penting apabila ada (misalnya terjadi hujan lebat) ke dalam formulir/blangko kejadian penting dan pada kolom keterangan di formulir/blangko pencatatan data.
f) bersihkan secara rutin lingkungan pos termasuk jalan menuju posnya.
g) lakukan instruksi-instruksi dari petugas pengelola hidrologi apabila ada.
h) isi formulir/buku tamu apabila ada kunjungan dari petugas atau tamu dari instansi lainnya.
i) isi formulir/blangko catatan harian dengan aktivitas yang dilakukan oleh penjaga pos pada hari tersebut (ini akan menjadi bukti kehadiran penjaga pos dalam menjalankan tugasnya).
j) tandatangani semua isian formulir/blangko pada akhir bulan pencatatan.
k) simpan semua hasil isian formulir/blangko yang telah ditetapkan pada butir 5.1.a s/d 5.1.f beserta data grafiknya serta kirimkan lewat pos atau hingga diambil oleh petugas pengelola hidrologi.
b. Pos hujan otomatis (ARR)
a) penjaga pos sudah harus tiba di lokasi pos sebelum jam 07.00 pagi waktu setempat.
b) apabila pos hujan otomatis ini didampingi alat penakar hujan biasa/manual maka ukur jumlah air hujan dengan cara : - tuang air hujan yang tertampung dalam
penampungan yang ada dalam alat penakar hujan ke gelas ukur dan jangan sampai tumpah.
- baca tinggi air pada skala gelas ukur sejajar mata.
6
c) catat hasil pengukuran tadi ke dalam formulir/blangko pencatatan data dan pastikan pada formulir/blangko tersebut sudah tertulis nama pos dan nama lokasi (desa, kecamatan dan kabupaten).
d) ganti kertas grafik (sesuai dengan tipe alat, misalnya setiap hari, mingguan, bulanan) pada alat penakar hujan otomatis (ARR) dengan menulis status pemasangan (nama pos, tanggal, jam).
e) isi formulir/blangko kondisi alat, apabila ada kerusakan atau kehilangan alat, maka : - catat kerusakan atau kehilangan alatnya. - apabila hanya kerusakan ringan dan masih
dapat diperbaiki oleh penjaga pos, maka dapat segera dilakukan perbaikan tersebut dengan tujuan agar data hujan yang dikumpulan tidak terputus (berkesinambungan).
- apabila kerusakannya tidak dapat ditangani oleh penjaga pos atau hilang alatnya maka perlu segera melaporkan kepada petugas pengelola hidrologi agar dapat diperbaiki/mengganti secepatnya.
f) catat kejadian penting apabila ada (misalnya terjadi hujan lebat) ke dalam formulir/blangko kejadian penting.
g) bersihkan lingkungan pos termasuk jalan menuju pos secara rutin.
h) lakukan instruksi-instruksi dari petugas pengelola hidrologi apabila ada.
i) isi formulir/buku tamu apabila ada kunjungan dari petugas atau tamu dari instansi lainnya.
j) isi formulir/blangko catatan harian dengan aktivitas yang dilakukan oleh penjaga pos pada hari tersebut (ini akan menjadi bukti kehadiran penjaga pos dalam menjalankan tugasnya).
k) tandatangani semua isian formulir/blangko pada akhir bulan pencatatan.
l) simpan semua hasil isian formulir/blangko yang telah ditetapkan pada butir 5.1.a s/d 5.1.f dan hasil pencatatan datanya (data grafik) serta kirimkan lewat pos atau hingga diambil oleh petugas pengelola hidrologi.
c. Pos hujan otomatis (logger), yang dilakukan oleh
penjaga pos : a) harus tiba di lokasi pos sebelum jam 07.00 pagi
waktu setempat. b) apabila pos hujan otomatis ini didampingi alat
penakar hujan biasa/manual maka ukur jumlah air hujan dengan cara :
7
- tuang air hujan yang tertampung dalam penampungan yang ada dalam alat penakar hujan ke gelas ukur dan jangan sampai tumpah.
- baca tinggi air pada skala gelas ukur sejajar mata.
c) catat hasil pengukuran tadi ke dalam formulir/blangko pencatatan data dan pastikan pada formulir/blangko tersebut sudah tertulis nama pos dan nama lokasi (desa, kecamatan dan kabupaten).
d) isi formulir/blangko kondisi alat, apabila ada kerusakan atau kehilangan alat, maka : - catat kerusakan atau kehilangan alatnya. - apabila hanya kerusakan ringan dan masih
dapat diperbaiki oleh penjaga pos, maka dapat segera dilakukan perbaikan tersebut dengan tujuan agar data hujan yang dikumpulan tidak terputus (berkesinambungan).
- apabila kerusakannya tidak dapat ditangani oleh penjaga pos atau alat hilang maka perlu segera melaporkan kepada petugas pengelola hidrologi agar dapat diperbaiki/mengganti secepatnya.
e) catat kejadian penting apabila ada (misalnya terjadi hujan lebat) ke dalam formulir/blangko kejadian penting.
f) bersihkan secara rutin lingkungan pos termasuk jalan menuju pos.
g) lakukan instruksi-instruksi dari petugas pengelola hidrologi apabila ada.
h) isi formulir/buku tamu apabila ada kunjungan dari petugas atau tamu dari instansi lainnya.
i) isi formulir/blangko catatan harian dengan aktivitas yang dilakukan oleh penjaga pos pada hari tersebut (ini akan menjadi bukti kehadiran penjaga pos dalam menjalankan tugasnya).
j) tandatangani semua isian formulir/blangko pada akhir bulan pencatatan.
k) simpan semua hasil isian formulir/blangko yang telah ditetapkan pada butir 5.1a s/d 5.1.f serta kirimkan lewat pos atau hingga diambil oleh petugas pengelola hidrologi.
d. Pos hujan otomatis (logger), yang dilakukan oleh petugas pengelola hidrologi : a) siapkan peralatan untuk mengunduh (download)
file data. b) ambil alat penyimpan data (memory card) dari
alat penakar hujan. c) unduh (download) data filenya dari alat
penyimpan data.
8
d) pastikan file yang diunduh sudah masuk dalam direktori pos yang sama.
e) berikan nama file hasil unduhan tersebut dengan nama pos, nomor register pos dan alamat pos (desa, kecamatan dan kabupaten) serta tanggal pelaksanaan unduh (download) file data tersebut.
f) hapus data yang sudah diunduh dari penyimpan data (memory card).
g) kembalikan ketempat semula alat penyimpan data ke alat penakar hujan dan pastikan alat penakar hujan sudah bisa bekerja kembali.
h) catat jenis kerusakannya, apabila ada dan segera diperbaiki apabila bisa atau diprogramkan perbaikannya.
i) ambil hasil isian formulir/blangko yang telah dilaksanakan oleh penjaga pos.
j) berikan instruksi pembinaan kepada penjaga pos.
e. Pos hujan otomatis (logger dan sistem GSM), yang
dilakukan oleh petugas pengelola hidrologi : a) unduh (download) data filenya dari peralatan
yang dilapangan ke server data pengelola hidrologi.
b) pastikan file yang diunduh sudah masuk dalam direktori pos yang sama.
c) berikan nama file hasil unduhan tersebut dengan nama pos, nomor register pos dan alamat pos (desa, kecamatan dan kabupaten) serta tanggal pelaksanaan unduh (download) file data tersebut.
d) hapus data yang sudah diunduh dari penyimpan data (memory card) lapangan dari server.
e) catat jenis kerusakannya, apabila ada dan segera diperbaiki apabila bisa atau diprogramkan perbaikannya.
f. Pos duga air biasa/manual (peilshcaal).
a) penjaga pos sudah harus tiba di lokasi pos sebelum waktu yang ditentukan : - untuk pengamatan pagi sebelum jam 07.00 - untuk pengamatan siang sebelum jam 12.00 - untuk pengamatan sore sebelum jam 17.00
b) catat hasil pengamatan tinggi muka air pada papan duga biasa/manual (peilschaal) ke dalam formulir/blangko pencatatan data dan pastikan pada formulir/blangko tersebut sudah tertulis nama pos dan nama lokasi (desa, kecamatan dan kabupaten).
9
c) isi formulir/blangko kondisi alat, apabila ada kerusakan atau kehilangan alat, maka : - catat kerusakan atau kehilangan alatnya. - apabila hanya kerusakan ringan dan masih
dapat diperbaiki oleh penjaga pos, maka dapat segera dilakukan perbaikan tersebut dengan tujuan agar data tinggi muka air yang dikumpulan tidak terputus (berkesinambungan).
- apabila kerusakannya tidak dapat ditangani oleh penjaga pos atau alat hilang maka perlu segera melaporkan kepada petugas pengelola hidrologi agar dapat diperbaiki/mengganti secepatnya.
d) catat kejadian penting apabila ada (misalnya terjadi banjir ekstrim) ke dalam formulir/blangko kejadian penting dan pada kolom keterangan di formulir/blangko pencatatan data.
e) bersihkan secara rutin lingkungan pos termasuk jalan menuju posnya serta sedimen maupun sampah-sampah di sekitar alat.
f) lakukan instruksi-instruksi dari petugas pengelola hidrologi apabila ada.
g) isi formulir/buku tamu apabila ada kunjungan dari petugas atau tamu dari instansi lainnya.
h) isi formulir/blangko catatan harian dengan aktivitas yang dilakukan oleh penjaga pos pada hari tersebut (ini akan menjadi bukti kehadiran penjaga pos dalam menjalankan tugasnya).
i) tandatangani semua isian formulir/blangko pada akhir bulan pencatatan.
j) simpan semua hasil isian formulir/blangko yang telah ditetapkan pada butir 5.1.a s/d 5.1.f beserta data grafiknya serta kirimkan lewat pos atau hingga diambil oleh petugas pengelola hidrologi.
g. Pos duga air otomatis (AWLR).
a) penjaga pos sudah harus tiba di lokasi pos sebelum waktu yang ditentukan untuk mencatat tinggi muka air pada papan duga biasa/manual (peilschaal): - untuk pengamatan pagi sebelum jam 07.00 - untuk pengamatan siang sebelum jam 12.00 - untuk pengamatan sore sebelum jam 17.00
b) catat hasil pengamatan tinggi muka air pada papan duga air biasa/manual (peilshcaal) ke dalam formulir/blangko pencatatan data dan pastikan pada formulir/blangko tersebut sudah tertulis nama pos dan nama lokasi (desa, kecamatan dan kabupaten).
10
c) ganti kertas grafik (sesuai dengan tipe alat, misalnya setiap hari, mingguan, 3-4 bulanan) pada alat duga air otomatis (AWLR) dengan menulis status pemasangan (nama pos, tanggal, jam, tinggi muka air saat itu) pada kertas grafik yang baru akan dipasang maupun yang akan diambil atau diganti.
d) isi formulir/blangko kondisi alat, apabila ada kerusakan atau kehilangan alat baik pada alat duga air biasa/manual maupun otmatisnya, maka: - catat kerusakan atau kehilangan alatnya. - apabila hanya kerusakan ringan dan masih
dapat diperbaiki oleh penjaga pos, maka dapat segera dilakukan perbaikan tersebut dengan tujuan agar data tinggi muka air yang dikumpulan tidak terputus (berkesinambungan).
- apabila kerusakannya tidak dapat ditangani oleh penjaga pos atau alat hilang maka perlu segera melaporkan kepada petugas pengelola hidrologi agar dapat diperbaiki/mengganti secepatnya.
e) catat kejadian penting apabila ada (misalnya terjadi banjir ekstrim) ke dalam formulir/blangko kejadian penting dan pada kolom keterangan di formulir/blangko pencatatan data.
f) bersihkan secara rutin lingkungan pos termasuk jalan menuju posnya serta sedimen maupun sampah-sampah di sekitar alat.
g) lakukan instruksi-instruksi dari petugas pengelola hidrologi apabila ada.
h) isi formulir/buku tamu apabila ada kunjungan dari petugas atau tamu dari instansi lainnya.
i) isi formulir/blangko catatan harian dengan aktivitas yang dilakukan oleh penjaga pos pada hari tersebut (ini akan menjadi bukti kehadiran penjaga pos dalam menjalankan tugasnya).
j) tandatangani semua isian formulir/blangko pada akhir bulan pencatatan.
k) simpan semua hasil isian formulir/blangko yang telah ditetapkan pada butir 5.1. s/d 5.1.f beserta data grafiknya serta kirimkan lewat pos atau hingga diambil oleh petugas pengelola hidrologi.
h. Pos duga air otomatis (logger), yang dilakukan oleh
penjaga pos : a) penjaga pos sudah harus tiba di lokasi pos
sebelum waktu yang ditentukan untuk mencatat tinggi muka air pada papan duga biasa/manual (peilschaal): - untuk pengamatan pagi sebelum jam 07.00
11
- untuk pengamatan siang sebelum jam 12.00 - untuk pengamatan sore sebelum jam 17.00
b) catat hasil pengamatan tinggi muka air pada papan duga air biasa/manual (peilshcaal) ke dalam formulir/blangko pencatatan data dan pastikan pada formulir/blangko tersebut sudah tertulis nama pos dan nama lokasi (desa, kecamatan dan kabupaten).
c) isi formulir/blangko kondisi alat, apabila ada kerusakan atau kehilangan alat, maka : - catat kerusakan atau kehilangan alatnya. - apabila hanya kerusakan ringan dan masih
dapat diperbaiki oleh penjaga pos, maka dapat segera dilakukan perbaikan tersebut dengan tujuan agar data tinggi muka air yang dikumpulan tidak terputus (berkesinambungan).
- apabila kerusakannya tidak dapat ditangani oleh penjaga pos atau alat hilang maka perlu segera melaporkan kepada petugas pengelola hidrologi agar dapat diperbaiki/mengganti secepatnya.
d) catat kejadian penting apabila ada (misalnya terjadi banjir ekstrim) ke dalam formulir/blangko kejadian penting.
e) bersihkan secara rutin lingkungan pos termasuk jalan menuju posnya serta sedimen maupun sampah-sampah di sekitar alat.
f) lakukan instruksi-instruksi dari petugas pengelola hidrologi apabila ada.
g) isi formulir/buku tamu apabila ada kunjungan dari petugas atau tamu dari instansi lainnya.
h) isi formulir/blangko catatan harian dengan aktivitas yang dilakukan oleh penjaga pos pada hari tersebut (ini akan menjadi bukti kehadiran penjaga pos dalam menjalankan tugasnya).
i) tandatangani semua isian formulir/blangko pada akhir bulan pencatatan.
i. Pos duga air otomatis (logger), yang dilakukan oleh petugas pengelola hidrologi : a) siapkan peralatan untuk mengunduh (download)
file data. b) ambil alat penyimpan data (memory card) dari
alat duga air. c) unduh (download) data filenya dari alat
penyimpan data. d) pastikan file yang diunduh sudah masuk dalam
direktori pos yang sama. e) berikan nama file hasil unduhan tersebut dengan
nama pos, nomor register pos dan alamat pos (desa, kecamatan dan kabupaten) serta tanggal
12
pelaksanaan unduh (download) file data tersebut.
f) hapus data yang sudah diunduh dari penyimpan data (memory card).
g) kembalikan ketempat semula alat penyimpan data ke alat duga air dan pastikan alat duga air sudah bisa bekerja kembali.
h) catat jenis kerusakannya, apabila ada dan segera diperbaiki apabila bisa atau diprogramkan perbaikannya.
i) ambil hasil isian formulir/blangko yang telah dilaksanakan oleh penjaga pos.
j) berikan instruksi pembinaan kepada penjaga pos.
j. Pos duga air otomatis (logger dan sistem GSM),
yang dilakukan oleh petugas pengelola hidrologi : a) unduh (download) data filenya dari peralatan
yang di lapangan ke server data pengelola hidrologi.
b) pastikan file yang diunduh sudah masuk dalam direktori pos yang sama.
c) berikan nama file hasil unduhan tersebut dengan nama pos, nomor register pos dan alamat pos (desa, kecamatan dan kabupaten) serta tanggal pelaksanaan unduh (download) file data tersebut.
d) hapus data yang sudah diunduh dari penyimpan data (memory card) lapangan dari server.
e) catat jenis kerusakannya, apabila ada dan segera diperbaiki apabila bisa atau diprogramkan perbaikannya.
k. Pos klimatologi.
a) penjaga sudah harus tiba di pos klimatologi sesuai dengan waktu yang ditentukan (sesuai dengan jadual pengamatan masing-masing alat).
b) ganti kertas grafik untuk alat penakar hujan otomatis, alat thermohigrograf, acthinograf dan ganti kertas pias untuk alat sunshine recorder serta pastikan sudah dituliskan status pemasangannya pada kertas grafik/pias (nama pos, tanggal, jam).
c) Isi formulir/blangko pencatatan data, dengan hasil pengukuran dan pencatatan data sbb: - ukur curah hujan (alat penakar hujan
biasa/manual). - catat angka speedometer untuk alat
anemometer dan arah angin. - catat penambahan/pengurangan air dalam
panci evaporasi.
13
- catat temperatur maksimum-minimum dan temperatur bola basah dan bola kering.
d) isi formulir/blangko kondisi alat, apabila ada kerusakan atau kehilangan alat baik pada alat-alat pemantau iklim, maka : - catat kerusakan atau kehilangan alatnya. - apabila hanya kerusakkan ringan dan masih
dapat diperbaiki oleh penjaga pos, maka dapat segera dilakukan perbaikan tersebut dengan tujuan agar data klimatologi yang dikumpulan tidak terputus (berkesinambungan).
- apabila kerusakkannya tidak dapat ditangani oleh penjaga pos atau alat hilang maka perlu segera melaporkan kepada petugas pengelola hidrologi agar dapat diperbaiki/mengganti secepatnya.
e) catat kejadian penting apabila ada (misalnya terjadi hujan lebat) ke dalam formulir/blangko kejadian penting.
f) bersihkan secara rutin lingkungan pos termasuk jalan menuju posnya.
g) lakukan instruksi-instruksi dari petugas pengelola hidrologi apabila ada.
h) isi formulir/buku tamu apabila ada kunjungan dari petugas atau tamu dari instansi lainnya.
i) isi formulir/blangko catatan harian dengan aktivitas yang dilakukan oleh penjaga pos pada hari tersebut (ini akan menjadi bukti kehadiran penjaga pos dalam menjalankan tugasnya).
j) tandatangani semua isian formulir/blangko pada akhir bulan pencatatan.
k) simpan semua hasil isian formulir/blangko yang telah ditetapkan pada butir 5.1 beserta data grafiknya serta kirimkan lewat pos atau hingga diambil oleh petugas pengelola hidrologi.
6.2. Tanggung Jawab :
a. Pos hidrologi biasa/manual dan otomatis (basis
mekanik) a) Penjaga pos
- melakukan persiapan bahan dan formulir-formulir yang diperlukan dalam pencatatan data.
- melakukan pencatatan data. - melakukan penggantian grafik dan pengisian
formulir kondisi alat, kejadian penting & kujungan tamu (apabila ada), dan catatan harian serta pembersihan lingkungan pos.
- menyimpan dan mengirimkan hasil pencatatan data dan pengisian formulir.
14
b) Petugas pengelola hidrologi - memverifikasi data. - melakukan pembinaan pada penjaga pos. - memberikan kepada petugas pengolah data.
c) Petugas/staf pengolah data - mengumpulkan dan mengelompokkan data.
b. Pos hidrologi otomatis (basis logger dan Logger + GSM) a) Penjaga pos
- Melakukan pencatatan data pos biasa/manual.
- melakukan pengisian formulir kondisi alat, kejadian penting & kujungan tamu (apabila ada), dan catatan harian serta pembersihan lingkungan pos.
- menyimpan dan menyerahkan hasil pencatatan data dan pengisian formulir.
b) Petugas pengelola hidrologi - mengunduh data dari logger. - memverifikasi data. - menyimpan dan mengelompokkan data.
c) Petugas/staf pengolah data - mengumpulkan dan mengelompokkan data.
7. Kondisi Khusus : 7.1. Apabila terjadi kejadian ekstrim, misalnya banjir besar,
hujan lebat, angin topan, dll) agar dicatat oleh penjaga pos ke dalam formulir/blangko kejadian penting maupun di kolom keterengan pada formulir pencatatan data.
7.2. Semua data yang dicatat dalam bentuk angka numerik dengan 1 (satu) angka dibelakang koma, dan apabila penjaga pos tidak hadir dalam melakukan tugas pencatatan data, antara lain disebabkan misalnya sakit, mempunyai hajat, dll, maka pada formulir pencatatan data agar dituliskan (“TH”) pada hari bersangkutan dan berikan alasannya pada kolom keterangan.
7.3. Untuk pencatatan hujan dari pos hujan biasa/manual, jumlah hujan hariannya ≥ 0,5 mm agar ditulis sesuai datanya, tetapi apabila tidak ada hujan atau jumlah hujan hariannya < 0,5 mm agar dituliskan 0 dan apabila tidak ada hujan dituliskan strip (“-“).
8. Rekaman : 8.1. Isian formulir/blangko
8.2. Data grafik / file data dari data logger.
9. Lampiran : 9.1. Bagan alir pelaksanaan pengamatan, pencatatan dan
pelaporan data hidrologi.
9.2. Contoh formulir/blangko pengamatan, pencatatan, dan pelaporan data hidrologi.
15
Lampiran 1
Bagan Alir Pengamatan, Pencatatan dan Pelaporan Data Hidrologi
A. Pada Pos Hidrologi Manual/Biasa dan Otomatis (Basis Mekanik)
No. Uraian Kegiatan Petugas/Staf
Pengolah Data Petugas
Pengelola Hidrologi Penjaga Pos Target
Pelaksanaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Melaksanakan kegiatan persiapan bahan (formulir) dan perlatan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pengamatan dan pencatatan data. Melaksanakan pengamatan dan pencatatan dengan mengikuti prosedur baku dalam buku ini. Melaksanakan penggantian grafik & pias untuk alat-alat pengamatan otomatis (berbasis mekanik) dan pembersihan lingkungan pos serta pengisian formulir/blangko. Melaksananakan penyimpanan dan pengiriman / pengambilan hasil pengamatan, pencatatan data serta hasil isian formulir/blangko yang telah dilakukan oleh penjaga pos. Menerima dan memverifikasi hasil pengamatan dan pencatatan data dari penjaga pos. Melaksanakan pembinaan pada penjaga pos untuk peningkatan mutu kinerja. Pengumpulan dan pengelompokan data.
Ya
Tidak
Mulai
Persiapan bahan dan peralatan
untuk pencatatan data
Melakukan kegiatan pengamatan dan pencatatan
data hidrologi
Penggantian grafik dan pias pada alat pengamatan otomatis dan pembersihan lingkungan pos serta pengisian formulir/blangko : - kejadian penting - kondisi alat - buku tamu - catatan harian / absen
Menyimpan dan mengirimkan hasil pencatatan dan
pengisian formulir/blangko sesuai waktu yang ditentukan
Memverifikasi hasil pengamatan dan pencatatan
data
Data baik ?
Pengumpulan dan pengelompokan data
Selesai
Pembinaan pada penjaga pos
1 hari
1 hari
1 hari
16
B. Pada Pos Hidrologi Otamatis (Berbasis Logger atau Logger + GSM)
No. Uraian Kegiatan Petugas/StafPengolah Data
Petugas Pengelola Hidrologi
Penjaga Pos Target Pelaksanaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Melaksanakan persiapan untuk unduh (download) data. Melaksanakan pengamatan dan unduh data dengan mengikuti prosedur baku dalam buku ini dengan disesuaikan menurut jenis pos yang diamati. Penyimpanan dan pengelompokan data. Mencatat jenis kerusakan alat/sistem looger dan GSM nya, apabila ada dan segera melakukan perbaikan ringan atau catat pada formulir kerusakan alat. Menerima laporan pelaksanaan tugas penjaga pos a.l : hasil pencatatan alat manual dan isian formulir/blangko dan melaksanakan pembinaan pada penjaga pos (apabila perlu). Menyerahkan data ke staf pengolah data. Pengumpulan dan pengelompokan data.
Ya
Tidak
Melakukan kegiatan unduh (download) data
Mulai
Persiapan peralatanuntuk unduh data
Penyerahan formulir/blangko: - kejadian penting - kondisi alat - buku tamu - catatan harian / absen
Melaksanakan pembinaan pada penjaga pos
Penyerahan data ke bagian pengolahan data
Selesai
Identifikasi kerusakan alat/sistem logger + GSM
dan pelaksanaan perbaikan/catat pada
formulir kerusakan alat.
Data baik ?
Simpan dan kelompokan data
Pengumpulan dan pengelompokan data
1 hari
1 – 2 hari
1 hari
17
Lampiran 2.
Contoh formulir/blangko pengamatan, pencatatan dan pelaporan data hidrologi
A. Formulir/blangko pembacaan data pos hujan biasa/manual
Pembacaan Pos Hujan Biasa/Manual
Bulan : ……………………Tahun……………….
Nama pos : ……………………………………………………………………………………… No. register pos : ……………………………………………………………………………………… Desa : ……………………………………………………………………………………… Kec./Kab. : ………………………………………………………………………………………
Tanggal Pembacaan
Keterangan Pagi Jam 07.00
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Dikerjakan oleh : …………………………………………
Tanggal : …………………………………………..
Diperiksa oleh
:
…………………………………………
Tanggal
:
…………………………………………..
18
B. Formulir/blangko pembacaan data pos duga air biasa/manual
Pembacaan Pos Duga Air Biasa/Manual (Peilshcaal)
Bulan : ……………………Tahun………………. Nama sungai : ……………………………………………………………………………………… Nama pos : ……………………………………………………………………………………… No. register pos : ……………………………………………………………………………………… Desa : ……………………………………………………………………………………… Kec./Kab. : ………………………………………………………………………………………
Tanggal Pembacaan Rerata *)
TMA Tertinggi
Keterangan Pagi
Jam 07.00 Siang
Jam 12.00 Sore
Jam 17.00
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
TMA Tertinggi : …………………………………………
Tanggal : …………………………………………..
TMA Terendah : ………………………………………… Tanggal : ………………………………………….. TMA : TINGGI MUKA AIR *) : Penjaga pos tidak diperkenankan untuk mengisi nilai dalam kolom tersebut (nilai rerata)
Dikerjakan oleh : …………………………………………
Tanggal : …………………………………………..
Diperiksa oleh
:
…………………………………………
Tanggal
:
…………………………………………..
19
C. Formulir/blangko pembacaan stasiun klimatologi
Pembacaan Stasiun Klimatologi
Bulan : ……………………Tahun………………. Nama stasiun : ……………………………………………………………………………………… No. register stasiun : ……………………………………………………………………………………… Desa : ……………………………………………………………………………………… Kec./Kab. : ………………………………………………………………………………………
Tgl.
Thermometer Psychrometer standar Thermometer Apung Penguapan Anemometer Hujan Ket
Max Min Rata2 *)
Bola kering
Bola Basah
Depresi *)
RH *)
Max Min Rata2 *)
Air Ditamb
Air Dibuang
Juml *)
Angin Km/hari *)
Manual Otomatis *)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
*) : Penjaga stasiun tidak diperkenankan untuk mengisi nilai dalam kolom-kolom tersebut.
Dikerjakan oleh : …………………………………………
Tanggal : …………………………………………..
Diperiksa oleh
:
…………………………………………
Tanggal
:
…………………………………………..
20
D. Formulir/blangko kondisi pos penakar hujan
Laporan Kondisi Peralatan
Pos hujan : ……………………………….
1. Paralatan
• ARR / Logger : Baik/Jam mati/Jam tidak cocok/Jalan pena tidak normal/lainnya sebutkan ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
• MRG : Baik/Hilang/Rusak ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
2. Perlengkapan lain
• Gelas pengukur : Baik/Pecah/Rusak/Skala tidak terbaca • Kran : Baik/Rusak • Tabung/pipa : Baik/Rusak
3. Blangko-Blangko dan Bahan • Kertas grafik ARR : sisa ……………………………………lembar • Formulir/blangko MRG : sisa ……………………………………lembar • Formulir/blangko kondisi alat : sisa …………………………………....lembar • Formulir/blangko kejadian penting : sisa ………………………………..…..lembar • Formulir/blangko catatan harian : sisa ………………………………..…..lembar • Formulir/buku tamu : sisa ………………………………..…..lembar
4. Keterangan lain
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… Kerusakan-kerusaka tersebut terhitung mulai tanggal ………………………………….
Dilaporkan pada tanggal : ……………………………… Penjaga pos hujan (………………………………………..)
21
E. Formulir/blangko kondisi pos duga air
Laporan Kondisi Peralatan
Pos duga air : ……………………………….
1. Paralatan
• AWLR / Logger : Baik/Jam mati/Jam tidak cocok/Jalan pena tidak normal/lainnya sebutkan ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
• Papan Duga Air (Pielshcaal) : Baik/Hilang/Rusak ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
2. Perlengkapan lain
• Pelampung : Baik/Rusak/Hilang • Tali pelampung : Baik/Rusak/Putus • Persediaan tinta/pena : Ada/Habis/Sisa ………….buah
3. Blangko-Blangko dan Bahan • Kertas grafik AWLR : sisa ……………………………………lembar • Formulir/blangko pembacaan peilshcaal : sisa ……………………………………lembar • Formulir/blangko kondisi alat : sisa …………………………………....lembar • Formulir/blangko kejadian penting : sisa ………………………………..…..lembar • Formulir/blangko catatan harian : sisa ………………………………..…..lembar • Formulir/buku tamu : sisa ………………………………..…..lembar
4. Keterangan lain
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… Kerusakan-kerusaka tersebut terhitung mulai tanggal ………………………………….
Dilaporkan pada tanggal : ……………………………… Penjaga pos duga air (………………………………………..)
22
F. Formulir/blangko kondisi stasiun klimatologi
Laporan Kondisi Peralatan
Stasiun klimatologi : ……………………………….
1. Paralatan
• Psychometer standar : Baik/rusak ringan/rusak berat/hilang • Tangki penguapan tipe A : Baik/rusak ringan/rusak berat/hilang • Anemometer : Baik/rusak ringan/rusak berat/hilang • Penakar hujan biasa : Baik/rusak ringan/rusak berat/hilang • Penakar hujan otomatis : Baik/rusak ringan/rusak berat/hilang • Campble stokes recorder : Baik/rusak ringan/rusak berat/hilang • Pengukur radiasi matahari : Baik/rusak ringan/rusak berat/hilang • Thermohygrograph : Baik/rusak ringan/rusak berat/hilang • Lainnya ……. : Baik/rusak ringan/rusak berat/hilang
2. Perlengkapan Jenis perlengkapan : …………………………………………………………………… • Baik/rusak ringan/rusak berat/hilang
3. Blangko-Blangko dan Bahan • Kertas grafik hujan otomatis : sisa ……………………………………lembar • Kertas grafik thermohygrograph : sisa ……………………………………lembar • Kertas pias : sisa ……………………………………lembar • Formulir/blangko pembacaan peilshcaal : sisa ……………………………………lembar • Formulir/blangko kondisi alat : sisa …………………………………....lembar • Formulir/blangko kejadian penting : sisa ………………………………..…..lembar • Formulir/blangko catatan harian : sisa ………………………………..…..lembar • Formulir/buku tamu : sisa ………………………………..…..lembar
4. Keterangan lain
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… Kerusakan-kerusaka tersebut terhitung mulai tanggal ………………………………….
Dilaporkan pada tanggal : ……………………………… Penjaga stasiun klimatologi (………………………………………..)
23
G. Formulir/blangko catatan harian
Catatan harian penjaga pos (diisi rutin setiap hari oleh penjaga pos/stasiun dengan rincian aktivitas yang dilakukan pada saat
pengamatan dan pencatatan data)
No. Tanggal Uraian Kegiatan Harian Tanda Tangan
24
H. Formulir/blangko kejadian penting
Catatan Kejadian Penting
(diisi penjaga pos/stasiun untuk mencatat kejadian-kejadian penting misalnya hujan lebat, banjir besar, kehilangan alat, kerusakan alat dan lain sebagainya)
No. Tanggal Jam Uraian Kejadian Penting Keterangan
25
I. Formulir/buku tamu Catatan Kunjungan Tamu
(diisi tamu yang berkunjung ke pos/stasiun hidrologi) No. Tanggal Nama Instansi Asal Tamu Maksud Tanda Tangan
Prosedur dan Instruksi Kerja Pengukuran Debit Sungai dan Saluran Terbuka
NO . : QA/HDR/03/2009
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR
Jl. Pattimura No.20, Kebayoran Baru, Jakarta – Telp. 7396616, Fax. 7208285
2
PROSEDUR DAN INSTRUKSI KERJA PENGUKURAN DEBIT SUNGAI DAN SALURAN TERBUKA
1. Tujuan : Sebagai pedoman dalam pelaksanaan pengukuran debit sungai dan atau saluran terbuka.
2. Ruang Lingkup : Dokumen ini dibuat dan untuk diterapkan di lingkungan
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air guna memberikan acuan teknis dalam pelaksanaan kegiatan pengukuran debit sungai ataupun saluran terbuka.
3. Definisi : 3.1. Aliran air adalah pergerakan air di alur sungai/saluran
terbuka.
3.2. Debit adalah volume air yang mengalir melalui suatu penampang melintang sungai/saluran persatuan waktu.
3.3. Jalur vertikal adalah jalur kearah vertikal pada suatu
penampang melintang.
3.4. Kedalaman adalah jarak yang diukur ke arah vertikal dari muka air ke dasar sungai/saluran terbuka.
3.5. Pelampung permukaan adalah bahan yang dapat
terapung di permukaan air, tidak berubah sifat dan bentuknya, dengan ukuran antara 10 cm sampai 30 cm, bagian yang tenggelam maksimum 25% dari kedalaman aliran dan bagian yang tidak tenggelam berkisar antara 3 sampai dengan 10 cm.
3.6. Penampang basah adalah penampang melintang
sungai/saluran terbuka yang dibatasi oleh dasar sungai/saluran terbuka dan muka air.
3.7. Pengukuran debit adalah proses pengukuran dan
perhitungan kecepatan, kedalaman dan lebar aliran serta perhitungan luas penampang basah untuk menghitung debit di sungai dan saluran terbuka.
3.8. Sungai adalah tempat dan wadah serta jaringan
pengaliran air mulai dari sumber air sampai muara dengan dibatasi kanan dan kirinya sepanjang pengalirannya oleh garis sempadan, yaitu garis luar pengaman.
3
3.9. Rai adalah jarak antara suatu titik di tepi sungai dengan jalur vertikal pada suatu penampang melintang sungai/saluran terbuka.
3.10. Titik vertikal adalah suatu titik kedalaman dari
permukaan air pada suatu jalur vertikal.
4. Referensi : 4.1. Revisi SNI 03-2414-1991, tata cara pengukuran debit sungai dan saluran terbuka menggunakan alat ukur arus dan pelampung.
4.2. SNI 03-3413-1994, metode pengukuran debit puncak
dengan cara tidak langsung.
4.3. SNI 03-2822-1992, metode pembuatan lengkung debit dan tabel sungai / saluran terbuka dengan analisis grafis.
4.4. Pedoman BWRM tentang pengelolaan hidrologi.
5. Ketentuan
Umum : 5.1. Pemilihan lokasi pengukuran debit dengan mempertimbangkan faktor-faktor, sbb: a. berada tepat atau di sekitar lokasi pos duga air,
dimana tidak ada perubahan bentuk penampang atau debit yang menyolok.
b. alur sungai harus lurus sepanjang minimal 3 kali lebar sungai pada saat banjir/muka air tertinggi.
c. distribusi aliran merata dan tidak ada aliran yang memutar.
d. aliran tidak terganggu sampah maupun tanaman air dan tidak terganggu oleh adanya bangunan air lainnya (misalnya pilar jembatan), tidak terpengaruh peninggian muka air, pasang surut dan aliran lahar.
e. penampang melintang pengukuran diupayakan tegak lurus terhadap alur sungai.
f. kedalaman pengukuran minimal 3 s/d 5 kali diameter baling-baling alat ukur arus yang digunakan.
g. apabila dilakukan di lokasi bendung, harus dilakukan di sebelah hilir atau di hulu bendung pada lokasi yang tidak ada pengaruh pengempangan (arus balik).
5.2. Lama dan periode pelaksanaan
a. pada saat aliran rendah pengukuran debit dilaksanakan dua (2) kali dalam periode waktu pengukuran (bolak-balik di penampang basah yang sama).
4
b. pada saat banjir pengukuran debit dilaksanakan satu (1) kali dalam periode waktu pengukuran.
c. periode pelaksanaan pengukuran debit minimal 3 kali untuk satu (1) pos duga air yang mewakili kondisi musim kemarau dan musim penghujan.
5.3. Pengukuran penampang basah
a. pengukuran kedalaman harus tegak lurus terhadap permukaan air.
b. jarak maksimum antara dua jalur vertikal adalah: a) 1/15 lebar sungai/saluran terbuka apabila
dasarnya teratur. b) 1/20 lebar sungai/saluran terbuka apabila
dasarnya tidak teratur. c. jarak minimum antara dua jalur vertikal adalah 2 kali
diameter baling-baling (propeller) yang digunakan.
5.4. Pengukuran kecepatan aliran Pengukuran kecepatan aliran dapat dilakukan dengan menggunakan peralatan diantaranya current meter tipe baling-baling dan pelampung. a. pengukuran kecepatan aliran dengan alat ukur arus
dapat dilaksanakan dengan cara sbb : a) merawas, b) menggunakan perahu, c) menggunakan jembatan d) menggunakan kereta gantung e) menggunakan winch cable way f) Radio current meter
b. posisi dan jumlah titik pengukuran tergantung dari kedalaman air (d) dengan ketentuan sebagai berikut: a) untuk kedalaman air ≤ 0,75 m, atau ≤ 6 kali
diameter baling-baling yang digunakan (besar, kecil, sedang), pengukuran dilakukan dengan menggunakan metode satu titik, yaitu pada titik vertikal 0,6d yang diukur dari permukaan air.
b) untuk kedalaman air > 0,75 m, pengukuran dilakukan dengan menggunakan metode dua titik, yaitu pada titik vertikal 0,2d dan 0,8d atau menggunakan metode tiga (3) titik atau lebih, yaitu pada titik vertikal 0,2d, 0,6d dan 0,8d.
5.5. Pengukuran kecepatan aliran menggunakan pelampung
dihitung dari jarak lintasan pelampung dibagi waktu tempuh, dan kecepatan rata-rata yang diperoleh harus dikalikan koefisien pelampung.
6. Kegiatan
Tanggung Jawab : 6.1. Prosedur tata cara pengukuran aliran, selanjutnya dapat dilihat pada Lampiran 1.
5
a. Kegiatan persiapan : a) susun dan tetapkan jadual pengukuran debit atas
semua pos duga air yang dikelola. b) siapkan peralatan termasuk pelaksanaan
kalibrasinya dan prasarana pendukungnya.
b. Pelaksanaan pengukuran debit : a) pengukuran dengan alat ukur current meter tipe
baling-baling : - bentangkan tali/kabel pada penampang
melintang yang telah ditetapkan sebagai lokasi untuk pengukuran debit.
- ukur lebar penampang basah dan tetapkan jarak antar jalur vertikal sesuai dengan ketentuan yang disyaratkan.
- rakit (stel) alat ukur. - catat tinggi muka air (TMA) pada pos duga air
sebelum dan setelah selesainya pekerjaan pengukuran pada kartu pengukuran yang telah disiapkan. • bila perbedaan TMA pada saat permulaan
dan akhir pengukuran kurang dari 10 cm, dipakai formula :
Ha + Hz
Hrata2 = --------------- ……………………(1) 2
• bila perbedaan TMA pada saat permulaan
dan akhir pengukuran lebih besar dari 10 cm, dipakai formula :
q1h1 + q2h2 + …+qnhn
Hrata2 = ------------------------------- ………(2) Q
keterangan : Hrata2 = rata-rata TMA pengukuran, m. Ha = TMA saat mulai pengukuran, m. Hz = TMA saat akhir pengukuran, m. qn = debit interval waktu ke n, m3/dt. hn = TMA rerata interval waktu ke n, m. Q = debit seluruh penampang m3/dt.
- catat waktu mulai pengukuran dan waktu
selesai pengukuran serta kejadian-kejadian (seperti hujan dan perubahan muka air yang menyolok) selama pengukuran berlangsung.
- ukur kedalaman air dan tempatkan posisi alat ukur kecepatan pada titik kedalaman sesuai dengan ketentuan yang disyaratkan.
6
- Tentukan waktu (lamanya) putaran baling-baling.
- catat pada kartu pengukuran : • jumlah putaran baling-baling pada tiap-tiap
titik pengukuran, • kedalaman air pada masing-masing jalur
vertikal, • jarak antar jalur vertikal.
- bilamana kedalaman air > 3 meter dan kabel penggantung alat membentuk sudut terhadap garis vertikal maka kedalaman air perlu dikoreksi sesuai tabel terlampir (Lampiran 2).
- hitung luas penampang basah pada tiap-tiap vertikal. Perhitungan luas penampang basah secara keseluruhan dihitung dari penjumlahan hasil perkalian antara kedalaman air dan lebar sungai pada setiap jalur vertikal. Rumus yang digunakan adalah, sbb :
b(x+1) + b(x-1)
ax = ------------------ dx ………….…….…..(3) 2
A = (a1 + a2 + a3 + ……+an) …….……....(4)
keterangan : ax = luas penampang basah pada bagian
ke x, (m2) b(x+1) = jarak titik vertikal sesudah titik vertikal
ke x dari titik tetap, (m) b(x-1) = jarak titik vertikal sebelum titik vertikal
ke x dari titik tetap, (m) dx = kedalaman pada titik vertikal ke x, (m) A = luas seluruh penampang basah, (m2).
- hitung kecepatan aliran rata-rata pada tiap-tiap jalur vertikal. • metode satu titik
Vrata2 = V0,6 ………………..……………….(5)
• metode dua titik
V0,2 + V0,8 Vrata2 = --------------- ………..……..……….(6)
2
• metode tiga titik
V0,2 + V0,8 1 Vrata2 = [(---------------)+ V0,6] x ---- ……….(7)
2 2
7
keterangan : Vrata2 = kecepatan aliran rata-rata pada
suatu vertikal, m/dt. V0,2 = kecepatan aliran pada titik 0,2 d,
m/dt. V0,6 = kecepatan aliran pada titik 0,6 d,
m/dt. V0,8 = kecepatan aliran pada titik 0,8 d,
m/dt.
- hitung besar debit setiap bagian penampang, dengan rumus :
qn = vn x ax ..............................................(8)
keterangan : qn = debit pada rai ke n, m3/dt. vn = kecepatan aliran pada rai ke n, m/dt. ax = luas penampang pada rai ke n, m2.
- jumlahkan debit seluruh bagian penampang
untuk memperoleh debit total.
Q = q1 + q2 + q3 + ……+ qn ….…………..(9)
keterangan : Q = debit total yang melewati penampang
yang diukur, m3/dt. qn = debit pada rai ke n, m3/dt.
- bersihkan dan simpan kembali ke dalam kotak
penyimpanan alat ukur dan semua peralatan lapangan setelah selesai pengukuran.
b) Pengukuran dengan alat ukur pelampung
- siapkan pelampung dan peralatan penyipat ruang dan alat penyipat datar serta perlengkapan lainnya untuk mengukur penampang melintang dan jarak antara dua penampang melintang (lintasan pelampung).
- siapkan peralatan pemberi aba-aba (seperti bendera, peluit) dan rambu-rambu, serta pencatat waktu.
- siapkan formulir (terlampir) untuk pencatatan pengukuran penampang basah dan pengukuran kecepatan aliran, serta alat tulis.
- siapkan kertas millimeter dan peralatan gambar yang dibutuhkan serta formulir perhitungan debit, terlampir (lihat Lampiran 3).
8
- lakukan pengukuran penampang basah pada penampang bagian hulu, tengah (lurus dengan pos duga air) dan hilir serta ukur jarak antar penampang melintang.
- baca tinggi muka air pada papan duga air biasa/manual (peilshcaal) pada saat mulai pengukuran.
- letakan alat penyipat ruang kurang lebih di tengah-tengah antara dua penampang melintang.
- ukur jarak antara penampang melintang dengan alat penyipat datar.
- lepaskan pelampung lebih kurang 10 m di sebelah hulu dari penampang bagian hulu.
- ukur sudut azimut posisi lintasan pelampung pada penampang hulu, tengah dan hilir dengan alat penyipat ruang.
- catat lama waktu lintasan pelampung dari bagian penampang hulu sampai hilir.
- ulangi pekerjaan (mulai dari pelepasan pelampung s/d catat lama waktu lintasan) hingga semua titik lintasan pelampung (minimum 3 lintasan) yang telah ditentukan selesai diukur.
- lakukan pembacaan tinggi muka air pada papan duga air segera setelah pengukuran kecepatan aliran selesai.
- gambarkan penampang basah bagian hulu, tengah dan hilir.
- gambarkan posisi lintasan pelampung. - hitung kecepatan aliran permukaan setiap
lintasan pelampung dengan cara membagi panjang lintasan dengan lama waktu lintasan.
- tentukan nilai koefisien kecepatan aliran permukaan rata-rata untuk setiap bagian penampang basah.
- hitung kecepatan aliran pada setiap lintasan pelampung dengan cara mengalikan koefisien pelampung dengan hasil dari pembagian antara panjang lintasan dengan waktu tempuh pelampung dari hulu ke hilir lintasan.Rumus yang digunakan :
L
vp = kp x ---- ………………….…………. (10) t
kp = 1 – 0,116 {(1 - α)0,5 - 0,1)} ………...(11)
9
d α = ------- ……………….……………….(12)
h
- hitung kecepatan aliran rata-rata dengan cara menjumlahkan seluruh kecepatan lintasan pelampung dibagi dengan jumlah lintasan. Rumus yang digunakan :
Vp1 + Vp2 + …..+Vpn
Vp rata2 = -------------------------------............…(13) n
keterangan : vp = kecepatan aliran, m3/dt. Vp rata2 = kecepatan aliran rata-rata, m3/dt kp = koefisien pelampung. d = tinggi pelampung yang tenggelam
dalam air, m. h = kedalaman muka air dari dasar
sungai, m. - hitung luas setiap bagian penampang basah. - hitung debit untuk setiap bagian penampang
basah dengan cara mengalikan luas penampang basah dengan kecepatan aliran rata-rata pada tiap penampang.
- hitung debit total dengan cara menjumlahkan debit pada setiap bagian penampang basah dan hitung tinggi muka air rata-ratanya.
6.4. Tanggung Jawab :
a. Koordinator pelaksana : a) menyusun jadual dan petugas pelaksananya. b) menyiapkan prasarana dan biaya pengukuran
debit. c) memeriksa persiapan pelaksanaan pengukuran
debit. d) memeriksa hasil pengukuran debit.
b. Petugas : a) menyiapkan sarana dan kalibrasi peralatan yang
akan dipakai dalam pengukuran debit. b) menyiapkan pelaksanaan pengukuran debit. c) melaksanakan pengukuran debit.
c. Kabid/Kasi Perencanaan dan OP : a) mengesahkan jadual dan petugas pelaksana
pengukuran debit. b) mengesahkan hasil pengukuran debit.
10
7. Kondisi khusus : Pengukuran debit sungai pada saat banjir atau pengukuran aliran berubah sangat cepat, sbb : a. pada saat banjir, pengukuran debit hendaknya dilakukan
pada saat banjir telah melampaui puncak dan berada pada sisi surut.
b. lama pengukuran dengan alat ukur aliran untuk setiap titik vertikal cukup 30 detik.
c. lakukan satu titik pengukuran pada kedalaman 0,5 d pada tiap bidang vertikal.
d. kecepatan aliran rata-rata untuk setiap bidang vertikal adalah : Vrata2 = 0,96 V0,5d …………………………………….…(13)
e. catat tinggi muka air untuk setiap titik pengukuran. f. debit aliran dihitung dengan rumus penampang tengah
(mid section), seperti yang diuraikan di atas. g. jika muka air berubah >5%, selama pengukuran, debit
dihitung berdasarkan kedalaman aliran untuk masing-masing vertikal.
8. Rekaman : 8.1. Hasil pengukuran debit (kartu pengukuran).
8.2. Gambar penampang melintang.
9. Lampiran : 9.1. Bagan alir pelaksanaan pengukuran debit sungai dan
saluran terbuka.
9.2. Koreksi panjang juntaian penggantung (untuk menentukan kedalaman muka air sungai).
9.3. Formulir pengukuran debit.
11
Lampiran 1
Bagan Alir Pengukuran Debit Sungai dan Saluran Terbuka
No. Uraian Kegiatan Kabid/Kasi Perencanaan & OP
Koordinator Pelaksana
Petugas Target Pelaksanaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Menyusun jadual pengukuran debit dan usulan petugas pelaksananya. Memeriksa dan menetapkan jadual pengukuran debit dan usulan petugas pelaksananya. Menyiapkan sarana dan prasarana pengukuran debit termasuk kegiatan kalibrasi alat. Memeriksa persiapan sarana dan prasarana pengukuran debit. Persiapan pengukuran debit a.l : membuat rai, mengukur kedalaman, dst. Memeriksa persiapan pengukuran debit. Pelaksanaan pengukuran debit. Memeriksa hasil pengukuran debit. Pengesahan hasil pengukuran debit.
1 hari
1 hari
2 hari
4 hari
1 hari
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Tidak
Mulai
Penyusunan Jadual updating dan
usulan petugas pelaksananya
Memerikasa jadual updating dan usulan
petugas
Disetujui ?
Ya
Penyiapan prasarana pengukuran dan biaya
Penyiapan peralatan dan blangko serta kalibrasi
Lengkap /sesuai ?
Persiapan pengukuran debit
Sesuai kriteria?
Pelaksanaan pengukuran debit dan lakukan perhitungan debit
Memeriksa hasil pengukuran debit
Benar ?
Pengesahan hasil pengukuran debit
Selesai
Pemeriksaan persiapan pengukuran, mis. metode,
jumlah rai, dll
Memeriksa persiapan
12
Lampiran 2
Tabel Koreksi Pengukuran
Koreksi panjang juntaian penggantung di atas dan di dalam air
Sudut juntaian penggantung (αo) Koreksi juntaian di atas air (%) Koreksi juntaian di dalam air (%)
10 1,54 0,50
12 2,23 0,72
14 3,06 0,98
16 4,03 1,28
18 5,15 1,64
20 6,42 2,04
22 7,85 2,48
24 9,46 2,96
26 11,26 3,50
28 13,26 4,08
30 15,47 4,72
Contoh penerapannya : Dalam suatu pengukuran aliran diperoleh data sebagai berikut : • Jarak antara titik penggantung s/d muka air (ab) = 18 m • Kedalaman aliran terukur (ce) = 8 m • Sudut penggantung s/d garis vertikal (α) = 20o Hasil perhitungan : a. koreksi juntaian di atas muka air untuk α = 20o = 6,42% = 0,0642 b. nilai panjang koreksi = 18 x 0,0642
= 1,16 m
c. panjang juntaian tali di dalam air = 8 – 1,16 = 6,84 m
d. koreksi juntaian didalam air untuk α = 20o = 2,04% = 0,0204 e. panjang juntaian sesungguhnya = 6,84 – 6,84 x 0,0204
= 6,70 m
Dasar sungai
Arah aliran
Permukaan air b
Lantai jembatan
dc
ef
a Sudut antara juntaian penggantung dengan garis vertical, maksimal yang diijinkan adalah 30o
Juntaian penggantung
ab : panjang garis di atas air. cd : koreksi panjang juntaian
penggantung di atas air. ce : kedalaman terukur de : panjang juntaian penggantung di
dalam air. df : kedalaman air yang sebenarnya.
13
Lampiran 3 A. Formulir pengukuran debit dengan alat ukur arus
Kartu Pengukuran Debit
Sungai, WS : …………………………………………………………………………………….. Tempat : …………………………………………………………………………………….. Pos duga air : …………………………………………………………………………………….. Tanggal : …………………………………………………………………………………….. Lebar sungai : ………………… Luas penampang : ……………………………………… Muka air : mulai …………. Selesai : …………………………. Waktu : mulai …………. Selesai : …………………………. Kondisi alat : Baik / Rusak Nomor register alat : …………………………………………………………………………………….. Nomor pengukuran : ..................................................................................................................... Nama pengukur : …………………………………………………………………………………….. Kecepatan rata-rata : …………………………………………………………………………………….. Debit : ……………………………………………………………………………………..
Rumus alat : ………………………………………………………….. …………………………………………………………..
Data Pengukuran Debit
Rai (m)
Lebar (m)
Dalam (m)
Dalam Kincir
(m)
Jumlah Putaran
Waktu (det)
Kecepatan Luas (m2)
Debit (m3/det) Pd Titik Rata-rata
Diperiksa oleh : Koordinator pelaksana : (………………………………) (………………………………)
14
B. Formulir pengukuran debit dengan pelampung
Kartu Pengukuran Debit Sungai, WS : …………………………………………………………………………………….. Tempat : …………………………………………………………………………………….. Pos duga air : …………………………………………………………………………………….. Nomor register alat : …………………………………………………………………………………….. Kondisi alat : Baik / Rusak Tanggal : …………………………………………………………………………………….. Muka air : mulai …………. Selesai : …………………………. Waktu : mulai …………. Selesai : …………………………. Nomor pengukuran : …………………………………………………………………………………….. Nama pengukur : ……………………………………………………………………………………..
Data Pengukuran Debit
Panjang hulu Penampang hilir Jarak dari tepi
(m) Kedalaman
(m) Jarak dari tepi
(m) Kedalaman
(m)
Pelampung No
Jarak (m) Waktu (menit) Koef. Kecepatan
(m/dt) L α L’
Diperiksa oleh : Koordinator pelaksana : (………………………………) (………………………………)
Prosedur dan Instruksi Kerja Pembuatan Lengkung Debit (Rating Curve)
NO . : QA/HDR/04/2009
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR
Jl. Pattimura No.20, Kebayoran Baru, Jakarta – Telp. 7396616, Fax. 7208285
2
PROSEDUR DAN INSTRUKSI KERJA PEMBUATAN LENGKUNG DEBIT (RATING CURVE)
1. Tujuan : Sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembuatan lengkung debit (rating curve).
2. Ruang Lingkup : Dokumen ini dibuat dan untuk diterapkan di lingkungan
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air guna memberikan acuan teknis dalam penyusunan lengkung debit (rating curve), perpanjangan lengkung debit dan pembuatan tabel aliran.
3. Definisi : 3.1. Debit pengukuran adalah debit yang langsung diukur di
sungai/saluran terbuka.
3.2. Lengkung debit adalah suatu kurva yang menggambarkan hubungan antara tinggi muka air dan debit sungai/saluran terbuka pada suatu penampang melintang tertentu.
3.3. Pengukuran debit adalah proses pengukuran dan
perhitungan kecepatan, kedalaman, dan lebar aliran serta perhitungan luas penampang basah, untuk menghitung debit di sungai/saluran terbuka.
3.4. Tabel debit adalah tabel yang menyajikan data tinggi
muka air dan debit hasil pembacaan lengkung debit dengan interval tinggi muka air 1 cm dan 10 cm.
4. Referensi : 4.1. SNI 03-2822-1992, metode pembuatan lengkung debit
dan tabel sungai / saluran terbuka dengan analisis grafis.
4.2. Pedoman BWRM tentang pengelolaan hidrologi.
5. Ketentuan Umum : 5.1. Persyaratan membuat lengkung debit.
a. Data dan informasi : a) pembacaan tinggi muka air (TMA) pada saat
pengukuran harus dilakukan di pos duga air. b) tersedia data TMA tertinggi sampai dengan
terendah yang pernah terjadi selama pengamatan.
c) tersedia data TMA pada saat debit sama dengan nol (zero flow).
3
d) gambar penampang (profil) melintang pada lokasi pengukuran yang dapat menunjukan TMA tertinggi, terendah dan melimpah (apabila terjadi limpahan debit)
e) tersedia informasi penggerusan dan pengendapan dasar sungai/saluran terbuka di lokasi pengukuran debit.
f) tersedia minimal 10 buah data pengukuran yang meliputi keadaan debit muka air rendah sampai dengan muka air tinggi.
b. Peralatan
a) kertas blangko lengkung debit (kertas millimeter) dengan kuran 45 x 56 cm2.
b) mistar lengkung jenis K 38, K40, K46 dan K48. c) mistar dengan panjang minimal 30 cm atau
disesuaikan dengan kebutuhan. d) perangkat lunak (software) apabila
pembuatannya tidak dilakukan secara manual.
5.2. Syarat - syarat yang harus dipenuhi dalam penggambaran lengkung debit, sbb: a. minimum menggunakan satu mistar lengkung debit. b. arah lengkung ditentukan berdasarkan
keseimbangan sebaran dan urutan kronologis data pengukuran dengan memperhatikan proses pengendapan atau penggerusan yang terjadi.
c. lengkung debit ditentukan mulai dari skala gambar lengkung debit untuk muka air rendah, sedang dan tinggi.
d. agar memudahkan pembacaan lengkung debit, dianjurkan agar lengkung debit dapat diklasifikasikan ke dalam 3 kategori, yaitu muka air rendah, sedang dan tinggi.
e. kemiringan lengkung debit antara 30o – 45o. f. persamaan lengkung debit seharusnya mengikuti
metoda Logaritmik, yaitu : Q = A (H - Ho)B Dimana : Q = debit (m3/dt) H = tinggi muka air (m)
Ho = tinggi muka air pada saat aliran sama dengan nol A,B = konstanta
4
5.3. Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam perpanjangan lengkung debit, sbb : a. perpanjangan lengkung debit untuk muka air tinggi
dilakukan bila pengukuran debit telah mencapai minimum 70% dari muka air tertinggi,
b. debit tidak melimpah. c. lebar aliran sungai/saluran terbuka relatif tidak
bertambah secara drastis antara muka air rendah dan muka air tinggi.
d. perpanjangan lengkung debit untuk muka air rendah hanya dilakukan bilamana telah diketahui tinggi aliran nol (zero flow).
6. Kegiatan dan
Tanggung Jawab : 6.1. Prosedur pembuatan lengkung debit, selanjutnya dapat dilihat pada Lampiran 1. Dengan rincian tahapan, sbb:
a. Kegiatan persiapan :
a) susun dan tetapkan jadual updating lengkung debit.
b) kumpulkan dan lakukan pemeriksaan perhitungan hasil pengukuran debit, serta siapkan peralatan/perangkat lunak yang diperlukan yang akan digunakan untuk menyusun lengkung debit.
b. Tahap pembuatan lengkung debit :
a) isilah kertas blangko lengkung debit (kertas millimeter) dengan informasi : nama sungai, tempat (lokasi pos), nomor register pos duga air, tahun, nomor pengukuran, muka air tertingi, muka air terendah, nama petugas pembuat dan pemeriksa.
b) tentukan skala vertikal dan horizontal agar lengkung debit membentuk sudut 30o - 45°.
c) pilih skala dengan kelipatan 5, 10, 25, 50, 100 dan seterusnya.
d) ploting data pengukuran debit dengan tinggi muka air (m) sebagai ordinat dan debit (m3/det) sebagai absis.
e) tentukan posisi TMA pada saat debit sama dengan nol (zero flow) serta debit pada muka air tertinggi dengan kondisi air tidak melimpah, kemudian lakukan perpanjangan lengkungnya.
f) gambarkan lengkung debit dan tetapkan masa berlakunya berdasarkan data hasil pengukuran debit.
5
c. Tahap pembuatan tabel aliran/debit a) baca debit pada lengkung debit setiap tinggi
muka air 10 cm dimulai dari muka air terendah sampai muka air tertinggi.
b) tentukan harga perbedaan debit setiap tinggi muka air 10 cm.
c) koreksi hasil pembacaan debit pada langkah 1 dan sesuaikan dengan harga perbedaan debit pada langkah 2.
d) hitung debit setiap perbedaan tinggi muka air 1 cm.
d. Tahap perhitungan koreksi debit dan tinggi muka air
a) hitung besarnya koreksi debit, dengan rumus : Qc - Qm DQ = ----------------- x 100% ……………….…(1) Qc
keterangan : DQ = besarnya koreksi debit, (%) Qc = debit dari hasil pembacaan lengkung
debit, (m3/dt). Qm = debit dari hasil pengukuran, (m3/dt).
apabila hasilnya lebih besar dari 10% maka tidak perlu dilakukan koreksi tinggi muka airnya.
b) hitung besarnya koreksi tinggi muka air dengan :
DH = Hc – Hm ………………………………….(2)
Keterangan : DH = besarnya koreksi tinggi muka air, (m). Hc = tinggi muka air yang ditunjukkan pada
lengkung debit, (m). Hm = tinggi muka air pada saat pengukuran
debit, (m).
6.2. Tanggung Jawab a. Koordinator pelaksana :
a) menyusun jadual updating lengkung debit. b) memeriksa hasil pengecekan data pengukuran
yang telah dilakukan petugas. c) melakukan validasi lengkung debit. d) melakukan validasi perpanjangan lengkung
debit.
b. Petugas a) melakukan pengecekan data pengukuran. b) membuat lengkung debit.
6
c) memperpanjang lengkung debit dan membuat tabel debit serta penentuan masa berlaku lengkung debitnya.
c. Kabid/Kasi perencanaan dan OP melaksanakan : a) Pengesahan lengkung debit.
7. Kondisi Khusus : 7.1. Tahapan perpanjangan lengkung debit untuk muka air
rendah, dengan cara memperpanjang lengkung debit yang telah dibuat sampai dengan zero flow.
7.2. Tahap perpanjangan lengkung debit untuk muka air
tinggi dengan cara sbb: a) gambarkan lengkung hubungan antara tinggi muka
air dan luas penampang basah b) gambarkan lengkung hubungan antara tinggi muka
air dengan kecepatan rata-rata c) tentukan debit perkiraan berdasarkan hasil perkalian
antara luas penampang basah dengan kecepatan rata-rata pada tinggi muka air yang pernah terjadi.
8. Rekaman : 8.1. Gambar grafik lengkung debit.
8.2. Tabel debit.
9. Lampiran : 9.1. Bagan alir pembuatan lengkung debit (rating curve).
7
Lampiran 1
Bagan Alir Pembuatan Lengkung Aliran (Rating Curve)
No. Uraian Kegiatan Kabid/Kasi Perencanaan & OP
Koordinator Pelaksana
Petugas Target Pelaksanaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Menyusun jadual updating lengkung debit dan usulan petugas pelaksananya. Memeriksa dan menetapkan jadual updating lengkung debit dan usulan petugas pelaksananya. Melakukan pengumpulan dan pemeriksaan data pengukuran serta menyiapkan peralaan yang dibutuhkan dalam pembuatan lengkung debit. Memeriksa hasil pengecekan data pengukuran dan kesiapan dalam pembuatan lengkung debit. Membuat lengkung debit. Melakukan pemeriksaan / validasi atas hasil pembuatan lengkung debit. Membuat perpanjangan lengkung debit Membuat tabel debit dan melaksanakan perhitungan koreksi serta penetapan masa berlakunya lengkung debit. Pemeriksaan/validasi perpanjangan lengkung debit Pengesahan lengkung debit.
1 hari
1 hari
2 hari
1 hari
1 hari
2 hari
2 hari
1 hari
1 hari
1 hari
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Mulai
Penyusunan Jadual updating dan
usulan petugas pelaksananya
Memerikasa jadual updating dan usulan
petugas
Disetujui ?
Melakukan pengumpulan dan pemeriksaan data
pengukuran serta penyiapan peralatan
Memeriksa hasil pengecekan data
pengukuran dan persiapan yang dilakukan
Sesuai ketentuan ?
Pembuatan lengkung debit
Pemeriksaan/validasi atas hasil pembuatan
lengkung debit.
Sesuai ketentuan ?
Melengkapi ketentuan yang belum terpenuhi
Perpanjangan lengkung debit
Membuat tabel debit dan perhitungan koreksi dan penetapan masa berlaku
lengkung debit
Selesai
Pemeriksaan/validasi perpanjangan lengkung
debit.
Sesuai ketentuan ?
Pengesahan lengkung debit
8
Prosedur dan Instruksi Kerja Pengambilan Contoh Uji dalam Rangka Pemantauan Kualitas Air
NO . : QA/HDR/05/2009
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR
Jl. Pattimura No.20, Kebayoran Baru, Jakarta – Telp. 7396616, Fax. 7208285
2
PROSEDUR DAN INSTRUKSI KERJA PENGAMBILAN CONTOH UJI
DALAM RANGKA PEMANTAUAN KUALITAS AIR
1. Tujuan : Sebagai pedoman untuk pengambilan contoh uji dalam rangka pemantauan kualitas air.
2. Ruang Lingkup : Dokumen ini dibuat dan untuk diterapkan di lingkungan
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air guna memberikan acuan teknis dalam pelaksanaan pengambilan contoh uji, untuk keperluan pemeriksaan kualitas air yang mencakup pemeriksaan sifat fisik, kimia, mikrobiologi dan biologi.
3. Definisi : 3.1. Kualitas air adalah sifat-sifat yang ditunjukkan dengan
nilai dan atau kadar mahluk hidup, zat, energi, termasuk bahan pencemaran dan atau komponen lain yang ada dan atau terkandung di dalam air.
3.2. Pemantauan kualitas air adalah pemeriksaan kualitas air
yang dilakukan secara periodik pada lokasi tertentu. 3.3. Contoh uji adalah contoh air untuk keperluan
pemeriksaan kualitas air. 3.4. Contoh sesaat (grap sample) adalah contoh air yang
diambil sesaat pada suatu lokasi tertentu. 3.5. Contoh gabungan waktu (composite samples) adalah
campuran contoh-contoh sesaat yang diambil dari satu lokasi pada waktu yang berbeda.
3.6. Contoh gabungan tempat (integrated sample) adalah
campuran contoh-contoh sesaat yang diambil dari lokasi/tempat yang berbeda pada waktu yang sama.
3.7. Sedimen layang adalah zat padat yang terdiri atas
bahan anorganik dan organik yang melayang dalam air. 3.8. Muatan sedimen melayang adalah berat atau volume
partikel-partikel halus per satuan waktu yang bergerak melayang di dalam air sungai.
3.9. Integrasi kedalaman adalah cara pengambilan muatan
sedimen melayang mulai dari permukaan sampai hampir ke dasar sungai tertentu.
3
4. Referensi : 4.1. SNI 03-7016-2004, tata cara pengambilan contoh dalam rangka pemantauan kualitas air pada suatu daerah pengaliran.
4.2. SNI 06-2412-1991, metode pengambilan contoh uji
kualitas air. 4.3. SNI 6989.57-2008, metode pengambilan contoh uji air
permukaan. 4.4. SNI 6989.59-2008, metode pengambilan contoh uji air
limbah. 4.5. SNI 03-3414-1994, metode pengambilan contoh
muatan sedimen melayang di sungai dengan cara integrasi kedalaman berdasarkan pembagian debit.
5. Ketentuan Umum : 5.1. Penentuan dan pemilihan lokasi pengambilan contoh
uji, mengacu pada prosedur dan instruksi kerja survei penempatan dan pembangunan pos hidrologi.
5.2. Frekuensi pengambilan contoh uji, terdiri dari : a. rutin, tergantung pada jenis penggunaan sumber air,
musim (kemarau dan hujan) dan debit air yang dapat dilakukan minimal 1 bulan sekali.
b. khusus, tergantung pada perubahan kualitas air atau dugaan pencemaran sumber air.
5.3. Untuk sumber air seperti sungai dalam, danau, waduk,
situ dan rawa pengambilan contoh uji dilakukan dengan mempertimbangkan kedalaman sumber air yang bersangkutan.
5.4. Peralatan pengambilan contoh uji dan peralatan penguji
parameter lapangan yang akan digunakan harus dipastikan dalam kondisi bersih/tidak terkontaminasi dan terkalibrasi sebelum dibawa ke lapangan.
5.5. Bahan kimia yang digunakan harus memenuhi
persyaratan bahan kimia untuk analisis dan tidak mengganggu atau mengubah kadar zat yang akan diuji.
5.6. Pemilihan tempat penyimpanan contoh uji perlu
mempertimbangkan: penyerapan zat kimia dari bahan wadah/botol maupun oleh contoh atau terjadi reaksi langsung antara wadah/botol dengan contoh uji.
5.7. Wadah/botol yang digunakan untuk menyimpan dan
volume contoh uji harus memenuhi persyaratan seperti yang tercantum dalam Lampiran 2.
4
5.8. Pengambilan contoh uji dapat dilakukan secara manual
atau otomatis tergantung dari keperluan dan fasilitas yang ada.
5.9. Peralatan dan prasarana yang harus disiapkan,
meliputi: a. alat pengambil contoh uji, khusus untuk alat untuk
pengambil contoh sedimen USDH 48 dan USDH 59. b. wadah/botol contoh uji. c. kotak pengangkut contoh uji dari lapangan ke
laboratorium. d. alat penguji parameter lapangan. e. alat ukur lebar sungai, waktu dan debit. f. perahu (apabila perlu) dan pelampung. g. label-label contoh uji.
5.10. Pemeriksaan parameter kualitas air di lapangan
mencakup warna, suhu, pH, DHL, DO (oksigen terlarut), alkaliniti, asiditi, kekeruhan dan sisa chlor.
5.11. Perlakuan contoh uji dilakukan bilamana memerlukan
penyaringan (untuk pemeriksaan logam terlarut, silika dan phosfor terlarut) dan ekstraksi (untuk pemeriksaan pestisida, minyak dan lemak).
5.12. Pengawetan contoh terhadap reaksi biologi, kimia,
fisika yaitu dengan cara pendinginan, pengawetan secara kimia.
6. Kegiatan dan Tanggung Jawab : 6.1. Prosedur pengambilan contih uji, selanjutnya dapat
dilihat pada Lampiran 1. Untuk rincian kegiatan setiap tahapan, diuraikan sbb :
a. Kegiatan persiapan :
a) lakukan kajian pendahuluan dan koordinasi dengan instansi terkait untuk mengetahui jumlah titik pemantauan eksisting (yang sudah ada), informasi sumber air yang tercemar, parameter fisik air (warna, bau dan suhu) yang melebihi batas kriteria dan kondisi biota air (ikan dan tumbuhan) guna penetapan lokasi dan frekuensi pengambilan contoh uji.
b) susun dan tetapkan program pemantauan kualitas air termasuk tim pelaksananya.
c) siapkan peralatan (termasuk lakukan kalibrasi alat), bahan dan prasarana untuk pelaksanaan pengambilan contoh uji di lapangan.
5
b. Pengambilan dan pengiriman contoh uji a) lakukan pencatatan data kondisi lingkungan,
dengan mengunakan formulir yang telah tersedia (Lampiran 3).
b) lakukan pengambilan dan pemeriksaan contoh uji parameter fisik lapangan serta lakukan pencatatan hasil pengukuran tersebut.
c) lakukan pengukuran debit, dengan mengacu pada prosedur dan instruksi kerja pengukuran debit sungai dan saluran terbuka.
d) lakukan pengambilan, pengawetan dan pemberian label contoh uji untuk pemeriksaan laboratorium (termasuk pengambilan contoh uji sedimen melayang apabila diprogramkan). Label yang diberikan, mencakup data nomor contoh uji, nama lokasi pengambilan contoh, tanggal, waktu, tinggi muka air, pengawet yang ditambahkan, nama petugas yang mengambil contoh uji serta pastikan wadah/botol contoh uji harus tertutup rapat.
e) lakukan pengiriman contoh uji ke laboratorium.
6.2. Tanggung jawab : a. Koordinator pelaksana :
a) menyusun program termasuk jadual, penentuan titik lokasi pengambilan contoh uji dan petugas pelaksana serta laboratorium pengujinya.
b) mempersiapkan prasarana dan biaya lapangan. c) memeriksa kesiapan sarana & prasarana untuk
pengambilan contoh uji. d) memeriksa hasil pengambilan contoh uji dan
kesiapan untuk pengiriman ke laboratorium
b. Petugas : a) menyiapkan sarana termasuk peralatan dan
melakukan kalibrasi. b) melakukan pengukuran debit dan pengambilan
contoh uji. c) mendokumentasikan pelaksanaan pengambilan
contoh uji (mengisi formulir-formulir) d) menyiapkan dan mengirimkan contoh uji ke
laboratorium.
c. Kabid/Kasi Perencanaan & OP : a) mengesahkan hasil pengambilan contoh uji.
7. Kondisi khusus : 7.1. Untuk pelaksanaan pemantauan kualitas air yang
sekaligus dilakukan pengambilan contoh uji sedimen melayang, maka prosedur penggunaan alat yang harus dilakukan adalah sbb :
6
a. alat yang digunakan disesuaikan dengan kedalaman dan kecepatan aliran pada lokasi pengambilan contoh uji.
b. kecepatan menurunkan dan menaikan alat mulai dari permukaan hingga dasar sungai harus sama. (metode integrasi kedalaman/depth integration method)
c. pada saat pengambilan contoh uji, alat tidak boleh menyentuh dasar sungai, lubang pengambilan harus 10 cm di atas dasar sungai.
d. volume yang tertampung dalam alat pengambilan maksimum 400 ml dan minimum 350 ml.
7.2. Prosedur pengambilan contoh uji sedimen melayang
dilakukan dengan : a. siapkan formulir pengambilan contoh uji sedimen
melayang (Lampiran 4) b. lakukan pengukuran penampang melintang dan
debit pada lokasi pengambilan contoh uji sedimen dengan mengacu pada prosedur pengukuran debit.
c. tentukan lama waktu pengambilan dari grafik sebagaimana terlampir pada Lampiran 5.
d. lakukan pengambilan contoh uji sedimen melayang, pada setiap rai/bagian penampang (section) yang diambil tepat di tengah-tengah setiap bagian penampang tersebut dengan mengacu pada ketentuan butir 7.1.
e. masukan contoh uji muatan sedimen ke dalam botol yang telah disediakan dan berikan tanda label.
f. Lakukan ntuk lokasi titik pengambilan contoh uji lainnya hingga semua selesai.
g. kemas cotoh uji tersebut untuk siap dianalisis di laboratorium.
8. Rekaman : 8.1. Isian formulir kondisi lingkungan.
8.2. Isian blangko pengukuran debit.
8.3. Isian blangko sedimen.
9. Lampiran : 9.1. Bagan alir tata cara pengambilan contoh dalam rangka pemantauan kualitas air.
9.2. Cara pembersihan wadah/botol dan pengawetan serta
penyimpanan contoh uji.
9.3. Formulir kondisi lingkungan.
7
9.4. Parameter kualitas air.
9.5. Formulir pengambilan contoh uji sedimen melayang.
9.6. Grafik lama waktu pengambilan muatan sedimen.
8
Lampiran 1
Bagan Alir Pengambilan Contoh Uji dalam Rangka Pemantauan Kualitas Air
No. Uraian Kegiatan Kabid/Kasi Perencanaan & OP
Koordinator Pelaksana
Petugas Target Pelaksanaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Menyusun program dan usulan petugas pelaksananya termasuk penentuan laboratorium penguji. Memeriksa usulan program pengambilan contoh uji. Mempersiapkan sarana dan prasarana termasuk kalibrasi dan penyucian botol contoh uji serta pembiayaannya. Memeriksa kesiapan pengambilan contoh uji. Melaksanakan pengukuran debit dan pengambilan contoh uji. Membuat dokumentasi a.l : memberi label pada contoh uji, mengisi formulir lapangan, dan pengambaran penampang sungai. Memeriksa hasil pelaksanaan pengambilan contoh uji. Memasukan contoh uji ke dalam kotak. Melakukan pengiriman contoh uji ke laboratorium yang telah ditetapkan. Mengesahkan hasil pengambilan contoh uji.
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Mulai
Penyusunan Program dan usulan
petugas pelaksananya
Memerikasa Program
Disetujui ?
Mempersiapkan prasarana & pembiayaan
Mempersipakan peralatan, formulir serta kalibrasi
Memerikasa kesiapan pengambilan contoh uji
Lengkap ?
Pengambilan contoh uji
Dokumentasikan dengan : 1. Pemberian label. 2. Isi formulir. 3. Gambar penampang
sungainya.
Memerikasa hasil pengambilan contoh uji
Sesuai kriteriia ?
Memasukan ke kotak siap untuk dikirim ke laboratorium
Mengesahkan hasil pengambilan contoh uji
Pengiriman contoh uji ke laboratorium yg ditunjuk
Selesai
1 hari
1 hari
2 hari
2 hari
3 hari
0.5 hari
0.5 hari
0.5 hari
1 hari
1 hari
9
Lampiran 2
A. Tata cara pembersihan wadah/botol contoh uji
Parameter Tipe Botol Prosedur Pencucian Botol
Ammonium Nitrat Nitrit Total nitrogen
Polyethylene Lakukan pencucian dengan urutan tahapan sbb : 1. cuci tiga kali dengan air ledeng, 2. cuci kembali dengan satu kali
asam kromat, 3. bilas/cuci kembali dengan air
suling sebanyak tiga kali. Tatal phospat Dissolved phospast
Gelas Lakukan pencucian dengan urutan tahapan sbb : 1. cuci tiga kali dengan air ledeng, 2. cuci kembali dengan satu kali
asam kromat, 3. bilas/cuci kembali dengan air
suling sebanyak tiga kali. Suspended solid Volatile suspended solid Permanganate value COD pH DHL
Polyethylene Lakukan pencucian dengan urutan tahapan sbb : 1. cuci tiga kali dengan air ledeng, 2. cuci kembali dengan satu kali
asam kromat, 3. bilas/cuci kembali dengan air
ledeng sebanyak tiga kali, 4. cuci lagi dengan Asam Nitrat, 5. bilas/cuci kembali dengan air
suling tiga kali. Calcium Chlorida Fluorida Sulphate Natrium Kalium Magnesium Silica Boron Arsen
Polyethylene Lakukan pencucian dengan urutan tahapan sbb : 1. cuci tiga kali dengan air ledeng, 2. cuci kembali dengan satu kali
asam kromat, 3. bilas/cuci kembali dengan air
ledeng sebanyak tiga kali, 4. cuci lagi dengan Asam Nitrat, 5. bilas/cuci kembali dengan air
suling tiga kali.
Timah hitam Seng Tembaga Chromium Besi Mangan
Polyethylene Lakukan pencucian dengan urutan tahapan sbb : 1. cuci tiga kali dengan air ledeng, 2. cuci kembali dengan satu kali
asam kromat, 3. bilas/cuci kembali dengan air
ledeng sebanyak tiga kali, 4. cuci lagi dengan Asam Nitrat, 5. bilas/cuci kembali dengan air
suling tiga kali. Air raksa Gelas Lakukan pencucian dengan urutan
tahapan sbb : 1. cuci tiga kali dengan air ledeng, 2. cuci kembali dengan satu kali
asam kromat, 3. bilas/cuci kembali dengan air
ledeng sebanyak tiga kali, 4. cuci lagi dengan Asam Nitrat, 5. bilas/cuci kembali dengan air
suling tiga kali.
10
Parameter Tipe Botol Prosedur Pencucian Botol
Perak Polyethylene Lakukan pencucian dengan urutan tahapan sbb :
1. cuci tiga kali dengan air ledeng, 2. cuci kembali dengan satu kali asam kromat, 3. bilas/cuci kembali dengan air ledeng sebanyak tiga kali, 4. cuci lagi dengan Asam Nitrat, 5. bilas/cuci kembali dengan air suling tiga kali.
BOD Polyethylene Lakukan pencucian dengan urutan tahapan sbb : 1. cuci tiga kali dengan air ledeng, 2. cuci kembali dengan satu kali asam kromat, 3. bilas/cuci kembali dengan air ledeng sebanyak tiga kali, 4. cuci lagi dengan Asam Nitrat, 5. bilas/cuci kembali dengan air suling tiga kali.
11
B. Tata cara pengawetan dan penyimpanan contoh uji
No. Parameter Wadah Penyimpanan
Minimum jumlah
contoh yang diperlukan
(mL)
Pengawetan Lama penyimpanan
maksimum yang
dianjurkan
Lama penympanan
maksmum menurut EPA
1 Asiditas P,G (B) 100 Pendinginan 24 jam 14 hari
2 Alkalinitas P,G 200 Pendinginan 24 jam 14 hari
3 BOD P,G 1000 Pendinginan 6 jam 2 hari
4 Boron P 100 Tambahkan HNO3 sampai pH < 2, didinginkan
28 hari 6 bulan
5 Total Organik Karbon
G 100 Pendinginan dan ditambahkan HCl sampai pH < 2
7 hari 28 hari
6 Karbon dioksida
P,G 100 Langsung dianalisa - -
7 COD P,G 100 Analisa secepatnya atau tambahkan H2SO4 sampai pH < 2, dinginkan.
7 hari 28 hari
8 Minyak dan Lemak
G, Bermulut lebar dan dikalibrasi
1000 Tambahankan H2SO4 sampai pH < 2, dinginkan
28 hari 28 hari
9 Bromida P,G - Tanpa diawetkan 28 hari 28 hari
10 Sisa Klor P,G 500 Segera dianalisa 0,5 jam 0,5 jam
11 Klorofil P,G 500 Ditempat gelap 30 hari 30 hari
12 Total Sianida P,G 500 Ditambahkan NaOH sampai pH > 12, dinginkan di tempat gelap
24 jam 14 hari (24jam jika terdapat sulfide didalam contoh)
13 Fluorida P 300 Tanpa diawetkan 28 hari 28 hari
14 Iodin P,G 500 Segera dianalisa 0,5 jam 0,5 jam
15 Logam (secara umum) Kromium VI Air raksa
P (A), G (A) P (A), G (A) P (A), G (A)
- 300 500
Untuk logam-logam terlarut contoh air segera disaring, tambahkan HNO3 sampai pH < 2, dinginkan. Tambahkan HNO3 sampai pH < 2 dinginkan.
6 bulan 24 jam 28 hari
6 bulan 1 hari 28 hari
16 Amonia-Nitrogen
P,G 500 Analisa secepatnya atau tambahkan H2SO4 sampai pH < 2, dinginkan
7 hari 28 hari
17 Nitrat – Nitrogen
P,G 100 Analisa secepatnya atau didinginkan.
48 jam 2 hari (28 hari jika contoh air diklorisasi)
18 Nitrat+Nitrit P,G 200 Tambahkan H2SO4 sampai pH < 2, dinginkan
- 28 hari
19 Nitrogen Organik, Kjedal
P,G 500 Dinginkan; H2SO4 sampai pH < 2
7 hari 28 hari
20 Nitrit+Nitrogen P,G 100 Analisa secepatnya atau dinginkan
- 2 hari
21 Phenol P,G 500 Dinginkan; H2SO4 sampai pH < 2
- 28 hari
12
No. Parameter Wadah
Penyimpanan Minimum
jumlah contoh yang diperlukan
(mL)
Pengawetan Lama penyimpanan
maksimum yang
dianjurkan
Lama penympanan
maksmum menurut EPA
22 Oksigen Terlarut Dengan elektroda Metoda Winkler
G Botol BOD 300 Langsung dianalisa Titrasi dapat ditunda setelah contoh diasamkan
- 8 jam
0,25 jam 8 jam
23 Ozon G 1000 Segera dianalisa 0,5 jam 0,5 jam
24 pH P,G - Segera dianalisa 2 jam 2 jam
25 Phospat G (A) 100 Untuk Phospat terlarut segera disaring dinginkan
48 jam
26 Salinitas P - Dinginkan, jangan dibekukan
- 6 bulan
27 Sulfat P,G - Dnginkan 28 hari 28 hari
28 Sulfida P,G 100 Dinginkan tambahkan 4 tetes 2 N seng asetat / 100 mL contoh; tambahkan NaOH sampai pH > 9
28 hari 7 hari
29 Pestisida G (S) - Dinginkan tambahkan 1000 mg asam askorbat per liter contoh jika terdapat khlorin
7 hari 7 hari untuk ekstraksi; 40 hari setelah ekstaksi
30 VOC G, Teflon line cap
40 Dinginkan pada suhu 4o C ± 2oC, 0,008% Na2S2O3 disesuaikan
14 hari
31 Senyawa aromatic dan akrolin danakrilonitril
G 1000 Dinginkan pada suhu 4oC ± 2o C
3 hari 24 jam
Keterangan ; Didinginkan pada suhu 4oC ± 2o C P : plastic (polyethylene atau sejenisnya) G(A) : gelas dicuci dengan 1 + 1 HNO3 P(A) : plastik dicuci dengan 1 + 1 HNO3 G(S) : gelas dicuci dengan pelarut organik
13
Lampiran 3
Formulir Kondisi Lingkungan A. Data rinci stasiun 1. Nama petugas :
a.
b.
c.
d.
e.
2. Nama sungai/WS : /
3. Nama stasiun :
4. Nomor Kode stasiun :
5. Tanggal :
6. Waktu pengambilan :
B. Data fisik pengamatan
1. Koordinat GPS : BT / LS/LU
2. Cuaca : Cerah Mendung Hujan
3. Bahan hanyutan : Tidak ada Sedikit Banyak
4. Warna : Bening Coklat Hijau
5. Kekeruhan : Jernih Cukup Keruh
6. Sedimen : Tidak ada Sedikit Banyak
7. Bau : Tidak bau Sedikit bau Busuk
8. Kotoran minyak : Tidak ada ada
9. Lumut : Tidak ada ada
10. Vegetasi air : Tidak ada ada
11. Kedalaman air sungai : m, Bacaan papan duga air m
12. Pengukuran debit : m3/dt
13. Komentar keadaan sungai :
14
C. Parameter pengamatan lapangan
1. Temperatur (oC) :
2. Konduktivitas/DHL (uS/cm):
3. Kedalaman pengambilan :
4. Turbuditas (NTU) :
5. DO (mg/l) :
6. pH :
D. Data peralatan
Kondisi alat Detail hasil kalibrasi
1. DO meter model :
2. pH meter :
3. Conductivity meter :
4. Turbidi meter :
5. Alat lain-lain :
6. Komentar :
E. Prosedur pengambilan contoh uji
1. Alat yang digunakan :
2. Tipe contoh :
3. Detail pengambilan :
F. Penyimpanan dan pengawetan contoh
Parameter Material Kontainer Volume Contoh Uji (mL)
Pengawetan
15
G. Pengiriman contoh ke laboratorium 1. Nama Laboratorium :
2. Moda transportasi :
16
Lampiran 4 A. Pemilihan parameter kualitas air untuk evaluasi penggunaan air
Jenis Kegiatan Penggunaan Air
Parameter Monitoring Sungai Perikanan Sumber Water Front City Irigasi PeternakanDan Aquatic Air Minum Rekreasi Dan Olah Raga Air
Variabel UmumTemperatur √√√ √√√ √Warna √√ √√ √√Bau √√ √√SS(Suspended Solids) √√√ √√√ √√√ √√√Turbidity / Kekeruhan √ √√ √√ √√Conductivity √√ √ √ √TDS(Total Dissolved Solids) √ √ √√√ √pH √√√ √√ √ √ √√DO(Dissolved Oxygen) √√√ √√√ √ √Hardness √ √√Chlorophyl a/Alga √ √√ √√ √√
NutrientAmmonia √ √√√ √Nitrat/Nitrit √√ √ √√√ √√Komponen Phospat √√
Bahan OrganikTOC(Total Organic Carbon) √√ √ √COD(Chemical Oxygen Demand) √√ √√BOD(Biiological Oxygen Demand √√√ √√√ √√
Mayor IonsNatrium √ √ √√√Kalium √Calcium √ √ √Magnesium √√ √Chorida √√ √ √√√ √Sulphate √ √
Variabel An Organik Yang LainFluorida √√ √ √Boron √√ √Cyanida √ √
Unsur MikroLogam Berat √ √√ √√√√ √ √Arsen √√ √√ √ √Selenium √√ √√ √ √
Kontaminan OrganikMinyak dan Hidrocarbon √ √√ √√ √ √Pelarut Organik √ √√√ √Phenols √ √√ √Pestisida √√ √√ √Surfactans √ √ √ √ √
Indikator MicrobiologiE Coli √√√ √√√ √√√Total Coliform √√√ √√√ √Phatogens √√√ √√√ √ √√Keterangan :√√√ : Sangat Penting√√ : Penting√ :Tidak Begitu Penting
17
B. Pemilihan parameter kualitas air guna evaluasi penggunaan air untuk industri
Jenis Kegiatan Industri Yang Menggunakan AirParameter Pemanasan Pendinginan Tenaga Besi dan Pulp dan Petroleum Pengolahan
Baja Kertas Makanan
Variabel UmumTemperatur √√√ √√√ √√√ √Warna √ √ √√Bau √√√SS(Suspended Solids) √√√ √√√ √√ √√ √ √√√ √√Turbidity/Kekeruhan √√ √√ √√Conductivitas √ √TDS(Total Dissolved Solids) √√ √√ √√√ √√ √√√ √ √√√pH √ √√√ √√√ √√ √√ √√√ √√√DO(Dissolved Oxygen) √√√ √ √√√ √ √√√Hardness √√√ √√ √√√ √√ √√√ √√√ √√√
NutrientAmonia √√√ √ √Nitrat √ √√Phospat √
Bahan OrganikCOD(Chemical Oxygen Demand) √ √√
Mayor IonsCalsium √√√ √√√ √ √√√ √Magnesium √ √ √√√ √Carbonate Component √√ √√√ √√√ √ √Chlorida √ √ √√ √√ √ √√√ √√√Sulphate √ √√√ √√√ √√ √ √√√
Variablel An Organik Yang LainHydrogen Sulfida √√√ √ √√Silica √√ √√ √ √ √ √Fluorida √ √√
Unsur MicroAluminium √ √ √Tembaga √ √Besi √√ √ √ √ √ √√Mangan √√ √ √ √ √√Seng √
Kontaminan OrganikMinyak dan Hydrocarbon √ √ √ √ √Pelarut Organik √Phenols √Pesticida √Surfactans √ √ √ √
Indicator MicrobiologPhatogen √√√Keterangan :√√√ : Sangat Penting√√ : Penting√ :Tidak Begitu Penting
18
C. Pemilihan parameter kualitas air guna evaluasi penggunaan air untuk non industri
Polusi DomestikParameter WWTP Urban Lahan TPA TPA Pengaruh
Run Off Pertanian B3 Atmosfer
General VariabelTemperatur √ √ √Warna √ √ √ √Bau √ √ √Residu √ √ √√√ √√√ √√Suspended Solids √√√ √√√ √√√ √√ √√Conductivity √√ √√ √√ √√√ √√√ √√√Alkalinity √√√pH √ √ √ √√√ √√√Eh √ √ √DO (Dissolved Oxygen) √√√ √√√ √√√ √√√ √√√Hardnes √ √ √ √ √
NutrientAmonia √√√ √√ √√√ √√Nitrat / Nitrit √√√ √√ √√√ √√ √√√Nitrogen Organik √√√ √√ √√√ √√Phospor √√√ √√ √√√ √ √
Bahan OrganikTOC (Total Organic Carbon) √ √ √COD (Chemical Oxygen Demand) √√ √√ √ √√√ √√√BOD (Biological Oxygen Demand) √√√ √√√ √√√ √√√ √√
Mayor IonsNatrium √√ √√ √√Kalium √ √ √Calsium √ √ √Magnesium √ √ √Carbonate Komponen √Chlorida √√√ √√ √√√ √√ √√Sulphate √ √ √ √√√
Bahan An Organik Yang LainSulphida √√ √√ √ √Silica √ √Fluorida √ √Boron √
Unsur MikroAluminium √√Cadmium √ √√√ √√√ √Chromium √ √√√ √√ √Tembaga √ √ √√ √√√ √√ √Besi √√ √√ √√√ √√ √Timah Hitam √√ √√√ √√√ √√ √√Air Raksa √ √ √√√ √√√ √√√Seng √ √√ √√√ √√ √Arsen √ √√√ √√ √√√ √Selenium √ √√√ √ √
Kontaminan OrganikLemak √ √ √√Minyak dan Hydrocarbon √√ √√√ √√√ √Pelarut Organik √ √ √√√ √√√Methane √√Phenol √ √√ √√Pestisida √ √√√ √√√ √√√Surfactants √√ √ √
MicrobiologiE Coli √√√ √√ √√ √√√Keterangan :√√√ : Sangat Penting√√ : Penting√ :Tidak Begitu Penting
19
Lampiran 5
Formulir pengambilan contoh uji sedimen melayang
1. Lokasi pengambilan : ……………………………………………………… 2. Nama sungai : ……………………………………………………… 3. Nama Sungai Induk / WS : ……………………………………………………… 4. Tanggal : ……………………………………………………… 5. Waktu/pukul : ……………………………………………………… 6. Tinggi muka air : ……...m 7. Jenis alat : ……………………………………………………… 8. Diameter Nozel : ……………………………………………………… 9. Nama Petugas : ………………………………………………………
……………………………………………………… ……………………………………………………… ……………………………………………………… ………………………………………………………
No. Nomor Contoh Uji Jarak dari Titik
Awal (m)
Kecepatan pada Vertikal (m3/dt)
Lama Pengambilan
(detik)
Besar Kenaikan Debit
(m3/dt)
Koordinator pelaksana : Nama : …………………………… Tanda Tangan : ……………………………
20
Lampiran 6
Grafik Lama Pengambilan Contoh Uji Sedimen Melayang
Prosedur dan Instruksi Kerja Pengolahan Data Dasar Hidrologi
NO . : QA/HDR/06/2009
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR
Jl. Pattimura No.20, Kebayoran Baru, Jakarta – Telp. 7396616, Fax. 7208285
2
PROSEDUR DAN INSTRUKSI KERJA PENGOLAHAN DATA DASAR HIDROLOGI
1. Tujuan : Sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan pengolahan data dasar.
2. Ruang Lingkup : Dokumen ini dibuat dan untuk diterapkan di lingkungan
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air guna memberikan acuan teknis dalam pelaksanaan pengolahan data dasar yang mencakup data debit harian, data hujan, data klimatologi dan data kualitas air.
3. Definisi : 3.1. Pengolahan data dasar adalah kegiatan dan pekerjaan
teknik yang memproses hasil pencatatan grafik/file dan pembacaan alat dirubah menjadi numerik.
3.2. Debit harian adalah debit rata-rata yang terjadi selama
satu hari. 3.3. Debit harian rata-rata sebulan adalah debit rata-rata
yang terjadi selama satu bulan. 3.4. Debit sungai adalah volume air yang mengalir melalui
suatu penampang melintang sungai persatuan waktu. 3.5. Debit spesifik adalah debit persatuan luas. 3.6. Debit spesifik harian rata-rata sebulan adalah debit
spesifik rata-rata harian yang terjadi selama satu bulan. 3.7. Lengkung debit adalah suatu kurva yang
menggambarkan hubungan antara tinggi muka air dan debit sungai atau saluran terbuka.
3.8. Tinggi aliran adalah tebal aliran pada suatu daerah
pengaliran sungai. 3.9. Volume aliran bulanan adalah volume air sungai selama
satu bulan. 3.10. Debit maksimum sesaat tahunan (debit ekstrim) adalah
debit banjir terbesar sesaat yang terjadi dalam periode satu tahun.
3.11. Debit minimum sesaat tahunan (debit ekstrim) adalah
debit minimum sesaat yang terjadi dalam periode satu tahun.
3
3.12. Debit ekstrim banjir absolut adalah debit banjir terbesar sesaat yang terjadi selama periode pengamatan.
3.13. Debit ekstrim minimum absolut adalah debit minimum
sesaat yang terjadi selama periode pengamatan. 3.14. Potong dan isi (cut and fill) adalah cara menghitung
tinggi muka air berdasarkan keseimbangan luas bagian grafik hidrograf tinggi muka air.
3.15. Hujan harian adalah jumlah hujan yang terjadi selama
satu hari. 3.16. Intensitas hujan adalah tebal hujan dibagi dengan
durasi waktu terjadinya, yang dinyatakan dengan mm/jam.
3.17. Data klimatologi adalah tabulasi nilai-nilai parameter
klimatologi rata-rata yang terjadi selama satu hari. 3.18. Data kualitas air adalah tabulasi nilai-nilai parameter
kualitas air pada suatu titik stasiun dan waktu tertentu.
4. Referensi : 4.1. Revisi SNI No. 03-2414-1991, tata cara pengukuran
debit sungai dan saluran terbuka.
4.2. SNI No. 03-2822-1992, metode pembuatan lengkung debit (rating curve).
4.3. SNI 03-3412-1994, tata cara pengolahan data debit
harian. 4.4. Pd. M-18-1995-03, metode pengolahan data
klimatologi. 4.5. Pd. T-19-2004-A, pengawasan dan penyimpanan serta
pemanfaatan data kualitas air.
5. Ketentuan Umum : 5.1. Pengolahan data debit harian.
a. Data yang harus tersedia adalah : a) data muka air yang lengkap, akurat dan
berkesinambungan baik yang yang dikumpulkan dari alat pencatat data manual ataupun otomatis.
b) lengkung dan tabel aliran yang mencakup kondisi muka air terendah sampai dengan kondisi muka air tertinggi.
c) data pengukuran debit yang mewakili kondisi muka air terendah sampai dengan kondisi muka air tertinggi pada tahun bersangkutan.
4
b. Apabila data muka air harian dicatat secara manual maka tinggi muka air rata-rata dihitung dengan cara rata-rata hitung (rata-rata aritmatik).
c. Apabila muka air dicatat secara otomatis dalam bentuk hidrograf, tinggi muka air harian rata-rata dihitung dengan cara potong dan isi (cut and fill). - Debit ditentukan berdasarkan tinggi muka air yang
sudah dikoreksi. - Pada periode banjir debit ditentukan berdasarkan
tinggi muka air tiap jam.
5.2. Pengolahan data hujan dan klimatologi. a. Data yang harus tersedia adalah data hujan dan
klimatologi yang lengkap, akurat dan berkesinambungan baik yang yang dikumpulkan dari alat pencatat data manual ataupun otomatis.
b. Apabila hujan dicatat secara biasa/manual, hujan harian adalah jumlah tebal hujan yang dicatat oleh penjaga pos mulai jam 07.00 pagi ke jam 07.00 pagi hari berikutnya.
c. Apabila hujan dicatat secara otomatis dalam bentuk grafik, hujan harian dihitung dengan menjumlahkan hujan yang tercatat selama periode 24 jam mulai dari pencatatan jam 07.00 pagi ke jam 07.00 pagi hari berikutnya.
5.3. Pengolahan data kualitas air.
Data yang harus tersedia adalah nilai-nilai parameter kualitas air dari hasil pengujian laboratorium, dan isian formulir kondisi lingkungan serta isian formulir pengambilan contoh uji sedimen yang lengkap, akurat dan berkesinambungan.
5.4. Pengolahan data dasar dapat dilakukan secara manual maupun dengan menggunakan perangkat lunak.
6. Kegiatan dan Tanggung Jawab : 6.1. Prosedur pengolahan data dasar, selanjutnya dapat
dilihat pada Lampiran 1. Untuk rincian kegiatan setiap tahapan, diuraikan sbb :
a. Pengolahan data debit
a) Kegiatan persiapan : - susun dan tetapkan jadual serta personil yang
terlibat dalam pelaksanaan pengolahan data. - siapkan data, meliputi : • data tinggi muka air, • data pos (katalog pos), • data lengkung debit/tabel debit serta nilai
besarnya penyimpangan tinggi muka air pada setiap pengukuran debit.
5
b) Pengolahan data debit. - tentukan distribusi penyimpangan/koreksi tinggi
muka air dengan menggunakan formula :
• distribusi fungsi waktu : DHt = DH1 + R (t – t1) ………………………(1) Dimana R adalah : DH2 – DH1 R = -------------------- t1 – t2 Keterangan : DHt = besarnya koreksi tinggi muka air pada
waktu t (m) DH1 = besarnya koreksi tinggi muka air pada
waktu t = t1 (m). DH2 = besarnya koreksi tinggi muka air pada
waktu t = t2 (m). R = konstanta.
• distribusi fungsi tinggi muka air karena penggerusan:
Hx (i) - Hmin DHx (i) = DH1 + ----------------- x (DH2 – DH1) ……. (2) Hmax - Hmin Keterangan : Hmin = tinggi muka air terendah selama periode
antara dua pengukuran debit (m). Hmax = tinggi muka air tertinggi selama periode
antara dua pengukuran debit (m). i = terjadinya banjir ke 1, ke 2 dan seterusnya. Hx (i) = tinggi muka air banjir pada waktu t yang ke
i (m). DHx(i) = besarnya koreksi penyimpangan tinggi
muka air pada waktu t yang ke i (m).
• distribusi fungsi tinggi muka air karena pengendapan :
Hx (i) - Hmin DHx (i) = DH2 + ----------------- x (DH2 – DH1) ……. (3) Hmax - Hmin
6
- tentukan tinggi muka air hasil koreksi. - lakukan perhitungan debit harian berdasarkan
data tinggi muka air yang telah dikoreksi dan mengkonversikan ketinggian muka air ke dalam debit dengan menggunakan tabel/lengkung debit.
- lakukan perhitungan : • debit harian rata-rata sebulan, dengan
rumus : QHT QM = ------------ …………………………………(4) HM Ketarangan : QM = debit harian rata-rata sebulan (m3/dt), QHT = jumlah debit harian selama satu bulan (m3/dt), HM = jumlah hari dalam satu bulan.
Debit harian rata-rata sebulan dihitung apabila debit harian lengkap dalam satu bulan.
• debit spesifik harian rata-rata sebulan,
dengan rumus : QM x 1000 QSM = ------------------- ………………………….(5) A Keterangan : QSM = debit spesifik harian rata - rata sebulan
(l/detik/km2) A = luas daerah aliran sungai (km2).
Debit spesifik harian rata-rata sebulan dihitung apabila debit harian sebulan lengkap.
• tinggi aliran bulanan, dengan rumus :
QHT DM = 86,4 ------------ ………………….…….(6) A Keterangan : DM = tinggi aliran bulanan (mm)
Tinggi aliran bulanan dihitung apabila debit harian lengkap dalam satu bulan.
7
• volume aliran bulanan, dengan rumus :
VM = 0,0864 x QHT ……………………….......(7) Keterangan : VM = volume aliran bulanan (m3)
Volume aliran bulanan dihitung apabila debit harian lengkap dalam satu bulan.
• debit harian rata-rata setahun, dengan
rumus :
12 Σ QM 1 QY = ----------------- …………………………….(8) 12 Keterangan : QY = debit harian rata-rata setahun (m3/dt)
Debit harian rata-rata setahun dihitung apabila debit harian rata-rata bulanan lengkap dalam satu tahun.
• debit spesifik harian rata-rata setahun,
dengan rumus : 12 Σ QSM 1 QSY = ----------------- …………………………….(9) 12 Keterangan : QSY = debit spesifik harian rata-rata setahun
(l/dt/km2)
Debit spesifik harian rata-rata setahun dihitung apabila debit spesifik harian rata-rata bulanan lengkap dalam satu tahun.
• tinggi aliran tahunan, dengan rumus :
12 Σ DM 1 DY = ----------------- ……………………………(10) 12
8
Keterangan : DY = tinggi aliran tahunan tahunan (mm)
Tinggi aliran tahunan dihitung apabila debit bulanan lengkap dalam satu tahun.
• volume aliran tahunan, dengan rumus :
12 VY = Σ VM …………………………………….(11) 1
Keterangan : VY = volume aliran tahunan (m3)
Volume aliran tahunan dihitung apabila volume bulanan lengkap dalam satu tahun.
- tentukan debit maksimum dan debit minimum
dalam setahun. Syaratnya adalah apabila data tinggi muka air pada tahun bersangkutan lengkap.
- tentukan debit maksimum dan minimum sesaat tahunan (debit ekstrim), Debit ekstrim banjir dan minimum absolut.
- tabulasikan ke dalam formulir yang telah ditentukan dan buat grafik hidrografnya serta lengkung durasinya . (Lampiran 2A)
b. Pengolahan data hujan dan klimatologi.
a) Kegiatan persiapan : - susun dan tetapkan jadual serta personil yang
terlibat dalam pelaksanaan pengolahan data. - siapkan data, meliputi :
• data hujan dan klimatologi, • data pos (katalog pos),
b) Pengolahan data hujan dan klimatologi - lakukan perhitungan hujan rata-rata harian,
sbb: • alat manual/biasa, pindahkan hasil
pencatatan lapangan (data hujan rata-rata harian), ke dalam tabel tabulasi (Lampiran 2B) untuk publikasi data hujan dan hitung banyaknya hujan selama satu bulan dengan cara menjumlahkan banyaknya hujan harian dalam satu bulan (satuan mm).
• alat otomatis, lakukan pembacaan grafik/file dan tabulasikan (Lampiran 2C) banyaknya hujan (tebal hujan) setiap jam dalam 1 (satu) hari dan jumlahkan untuk menjadi hujan harian serta hitung banyaknya hujan dalam satu bulan dengan prosedur di atas.
9
- lakukan perhitungan data iklim dan tabulasikan dengan menggunakan tabel publikasi data iklim (Lampiran 2D). Tahapan perhitungannya adalah sbb: • hujan rata-rata harian dan bulanan, dihitung
dengan mengunakan prosedur di atas, dan tabulasikan.
• suhu udara : o suhu udara rata-rata harian, dengan
rumus : Tmax + Tmin Tr = ------------------ …………...……………(12) 2 Keterangan : Tr = suhu udara rata-rata harian (oC) Tmax = suhu udara maksimum harian (oC) Tmin = suhu udara minimum harian (oC)
o suhu udara harian dalam satu bulan, dengan rumus :
n TB = Σ Trata-rata ……………………………(13) 1 Keterangan : TB = suhu udara rata-rata harian dalam satu
bulan (oC) n = jumlah hari dalam satu bulan.
• kelembaban, dengan rumus : o hitung depresi untuk menentukan nilai
RHmax dan RHmin melalui Tabel 1 (Lampiran 3A). Rumus untuk menghitung depresi adalah :
D = Tbk – Tbb ……………………………..…(14) Keterangan : D = depresi (oC) Tbk = temperature bola kering (oC) Tbb = temperature bola basah (oC)
o kelembaban harian, dengan rumus : RHmax + RHmin RHr = --------------------- ……………………….(15) 2
10
Keterangan : RHr = kelembaban udara relatif rata-rata harian
(%). RHmax = kelembaban udara relatif maximum harian
(%). RHmin = kelembaban udara relatif minimum harian
(%).
o kelembaban rata-rata harian selama satu bulan, dengan rumus :
n Σ RHr 1 RHB = ---------------- …………………………….(16) n
Keterangan : RHB = kelembaban udara relatif harian selama
satu bulan (%). n = jumlah hari dalam satu bulan yang
dihitung.
• suhu air dan penguapan, dengan rumus : o suhu air rata-rata harian :
Tamax + Tamin Tar = ------------------------- ……………………(17) 2 Keterangan : Tar = suhu air panci penguapan rata-rata harian
(oC) Tamax = suhu air maximum panci penguapan
harian (oC) Tamin = suhu air minimum panci penguapan
harian (oC)
o suhu air rata-rata harian dalam satu bulan :
n Σ Tar 1
TaB = --------------- ……………………………(18) n
Keterangan : TaB = suhu air panic penguapan rata-rata harian
dalam satu bulan (oC) n = jumlah hari dalam bulan yang dihitung.
11
o penguapan air harian : Ep = HB + At atau Ep = HB – Ak ………………………(19) Keterangan : Ep = penguapan air dalam panci (mm) HB = hujan (mm) At = penambahan air ke dalam panci (mm) Ak = pengurangan air dari dalam panci (mm)
o penguapan air harian dalam satu bulan :
n Σ Epr 1
EpB = --------------- ……………………………(20) n
Keterangan : EpB = penguapan air panci rata-rata harian
dalam satu bulan (mm) n = jumlah hari dalam bulan yang dihitung.
• kecepatan angin :
o kecepatan angin rata-rata harian, dengan rumus:
k1 Va = (SP2 – SP1) x ----- …………………..(21) k2 Keterangan : Va = kecepatan angin (km/hari) SP1 = pembacaan spidometer ke 1 (pembacaan
hari sebelumnya) SP2 = pembacaan spidometer ke 2 (pembacaan
pada saat pengamatan) k1 = koefisien yang ditetapkan pada alat. k2 = konversi dari satuan yang tertera pada
alat kesatuan lainnya, untuk meter ke kilometer adalah 1000.
o kecepatan angin rata-rata harian dalam
satu bulan dengan rumus: n Σ Va 1
VaB = --------------- ……………………………(20) n
12
Keterangan : VaB = kecepatan angin rata-rata harian dalam
satu bulan (km/hari) n = jumlah hari dalam bulan yang dihitung.
• radiasi matahari harian : o data harian, dengan rumus:
m
RAh = Σ K x 1,5 x C …………………………(21) 1
Keterangan : RAh = radiasi matahari harian (cal/cm2/hari). Σ K = jumlah kotak. C = koefisien alat.
o data mingguan, dengan rumus; m
RAm = Σ K x 6 x C …………………………(22) 1
Keterangan : RAm = radiasi matahari harian (cal/cm2/hari). Σ K = jumlah kotak. C = koefisien alat.
o Radiasi matahari rata-rata harian dalam satu bulan, dengan rumus:
n Σ RAh 1
RAB = --------------- ……………………………(23) n
Keterangan : RAB = energi radiasi matahari rata-rata harian
dalam satu bulan (cal/cm2/hari) n = jumlah hari dalam bulan yang dihitung.
• lama penyinaran matahari :
o lama penyinaran matahari rata-rata harian, dengan rumus :
LPM = n/N x 100% …………………………….(24)
13
keterangan : LPM = lama penyinaran matahari (%) n = lama penyinaran matahari (jam) N = kemungkinan maksimum lama penyinaran
matahari (jam), lihat Lampiran 3B.
o lama penyinaran matahari rata-rata harian dalam satu bulan, dengan rumus :
n Σ LPM 1
LPMB = --------------- ……………………………(25) n
keterangan : LPMB = lama penyinaran matahari rata-rata harian
dalam satu bulan (%) n = jumlah hari dalam bulan yang dihitung.
c. Tahap pengolahan data kualitas air. a) Kegiatan persiapan :
- susun dan tetapkan jadual serta personil yang terlibat dalam pelaksanaan pengolahan data.
- siapkan data, meliputi : • data kualitas air dan sediman, • data pos (katalog pos),
- tabulasikan hasil pemeriksaan laboratorium kualitas air ke dalam tabel tabulasi publikasi, lihat Lampiran 2F.
- lakukan perhitungan : • konsentrasi/kadar sedimen melayang,
dengan rumus : a - b C = ---------- x 106 ………………..……………(26)
v
Keterangan : C = konsentrasi/kadar sedimen layang (mg/lt). a = berat kering cawan berisi sedimen (gr). b = berat cawan kosong (gr) v = volume air (lt)
• konsentrasi/kadar sedimen melayang rata-
rata dalam suatu penampang basah, dengan rumus :
14
n Σ Ci x qi 1 Crata2 = ---------------- …………………………….(27)
n Σ qi
1
Keterangan : Crata2 = Konsentrasi/kadar sedimen layang rata-
rata seluruh penampang (mg/lt). Ci = Konsentrasi/kadar sedimen layang pada
bagian penampang ke i (mg/lt). qi = debit aliran pada bagian penampang ke i
(m3/dt).
• hitung debit sedimen melayang, dengan rumus :
Qs = 0,0864 x Crata2 x Q ……………………(28) Keterangan : Qs = debit sedimen melayang (ton/hari) Q = debit (m3/dt)
• buat lengkung debit sedimen melayang, dengan rumus :
Qs = a Qb ……………………………………(29)
Keterangan : a = koefiesien b = eksponen
• hitung debit sedimen melayang, dengan mentranformasikan dengan lengkung sedimen melayang tersebut.
• Tabulasikan hasil tranformasi tersebut kedalam tabel yang telah ditentukan (Lampiran 2G)
6.2. Tanggung jawab : a. Koordinator pengolah data :
a) menyusun program dan usulan petugas pelaksananya.
b) memeriksa kelengkapan data dalam menunjang pelaksanaan pengolahan data dasar hidrologi.
c) memeriksa hasil pengolahan data dasar hidrologi.
d) memeriksa hasil tabulasi data dasar hidrologi.
15
b. Petugas a) mengumpulkan dan merekapitulasi data hasil
pencatatan dan pengukuran lapangan. b) mengolah data c) mentabulasikan hasil pengolahan data dalam
format publikasi. c. Kabid/Kasi Perencanaan & OP
a) mengesahkan hasil tabulasi pengolahan data dasar hidologi.
7. Kondisi khusus : 7.1. Apabila pada saat pengolahan data debit harian ditemui
kondisi sbb : - apabila data tinggi muka air harian yang terletak di
antara dua pengukuran debit mempunyai penyimpangan lebih besar dari 10%, tinggi muka air harus dikoreksi (ditambah/;dikurangi dengan suatu harga) sehingga tinggi muka air pengukuran sama dengan tinggi muka air pada tabel (lengkung debit)
- koreksi tinggi muka air dianggap nol apabila penyimpangan debit lebih kecil dari 10%.
- besarnya selisih koreksi antara dua pengukuran akibat penggerusan dan pengendapan didistribusikan dalam selang waktu dua periode pengukuran dengan pendekatan : • by time, apabila di antara dua pengukuran tidak
terjadi banjir. Distribusi koreksi dilakukan dengan membagi selisih koreksi dengan selang waktu diantara dua pengukuran.
• by peak, apabila di antara dua pengukuran hanya terjadi satu kali banjir. Distribus koreksi dilakukan pada saat banjir sampai dengan pengukuran berikutnya.
• by stage, apabila di antara dua pengukuran terjadi lebih dari satu kejadian banjir. Distribusi koreksi dilakukan pada setiap kejadian banjir yang besarnya sebanding dengan banjir yang bersangkutan dikalikan dengan selisih koreksi antara dua pengukuran dibagi total besarnya kejadian banjir. Distribusi koreksi pada selang waktu antara dua banjir dilakukan dengan metode by time.
8. Rekaman : 8.1. Tabulasi koreksi data.
8.2. Tabulasi publikasi data hidrologi.
9. Lampiran : 9.1. Bagan alir pelaksanaan pengolahan data dasar.
9.2. Contoh formulir publikasi data dasar. 9.3. Tabel depresi dan lama penyinaran matahari.
16
Lampiran 1
Bagan Alir Pengolahan Data Dasar Hidrologi
No. Uraian Kegiatan Kabid/Kasi Perencanaan & OP
Koordinator Pengolah Data
Petugas Target Pelaksanaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Menyusun program dan usulan petugas pelaksana. Memeriksa usulan program. Mengumpulkan data hasil pencatatan yang dilakukan penjaga pos & hasil pengukuran. Merekapitulasi hasil pengukuran (debit, debit sedimen) Memeriksa kelengkapan data untuk menunjang pengolahan data dasar hidrologi. Melakukan pengolahan data dasar hidrologi Memeriksa hasil pengolahan data dasar hidrologi. Mentabulasikan data hasil pengolahan data dasar hidrologi. Memeriksa hasil tabulasi data (format publikasi). Pengesahan hasil pengolahan data dasar hidrologi.
1 hari
1 hari
3 hari
4 hari
1 hari
15 hari
2 hari
4 hari
2 hari
1 hari
Mulai
Penyusunan Program dan usulan
petugas pelaksananya
Memerikasa Program
Disetujui ?
Tidak
Ya
Mengumpulkan data dari hasil pengukuran lapangan dan pencatatan penjaga pos
Merekapitulasi hasil pengukuran (debit, debit
sedimen)
Memeriksa kelengkapan data untuk pengolahan
data dasar
Lengkap ?
Mengolahan data : 1. Hujan / iklim. 2. Debit. 3. Kualitas air dan sedimen.
Memeriksa hasil pengolahan data
hidrologi
Sesuai kriteria ?
Mentabulasikan data
Memeriksa hasil tabulasi data hidrologi
Benar ?
Pengesahan hasil pengolahan data dasar hidrologi
Selesai
17
Lampiran 2 Contoh Formulir Publikasi Data Dasar
A. Formulir Publikasi Data Tinggi Muka Air dan Debit.
DATA TINGGI MUKA AIR SUNGAI
S. ......(diisi nama sungai) No. ……(diisi register pos) Tahun ……… Induk Sungai : S. ………………………………………………………………………………………………………….. Data Geografis : xxo xx’ xx”.LU xxo xx’ xx”.BT Lokasi : Propinsi …………………, Kab. ………………, Kec. ………………….Ds. ………………………… ………………………………………(diisi pencapaiannya dan pos berada di kanan/kiri aliran) Luas daerah aliran sungai : …………Km2; Elevasi PDA : …………M Keterangan mengenai Pos Duga Air Didirikan : Tanggal ……- ……- …… oleh ……………………………(diisi instansi yang membangun) Periode pencatatan : Tanggal ……- ……- …… s/d Tanggal ……- ……- ……... Jenis alat : Pesawat Otomatis ………/Papan duga biasa atau manual dibaca ……kali sehari. Ringkasan Data Aliran Ekstrim Aliran terbesar : MA. = ………………………..M ; Tanggal ……- ……-…….. Aliran terkecil : MA. = ………………………..M ; Tanggal ……- ……-…….. Aliran Ekstrim yang Pernah Terjadi sampai dengan Tahun Ini Aliran terbesar : MA. = ………………………..M ; Tanggal ……- ……-…….. Aliran terkecil : MA. = ………………………..M ; Tanggal ……- ……-…….. Catatan : ………………………………air tertinggi pernah diukur pada ……M tanggal …..- …..- …… Pelaksana : ……………………………..(diisi instansi pelaksana pengola data).
Tabel Tinggi Muka Air Harian (m)
Tanggal Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
11 12 13 14 15
16 17 18 19 20
21 22 23 24 25
26 27 28 29 30
31
Rata-rata (m)
Data Tahunan : Rata-rata ………………m. Keterangan :
* = Tanggal pengukuran K = TMA perkiraan berdasarkan hidrograf
E = TMA ekstrapolasi
18
DATA DEBIT SUNGAI
S. ......(diisi nama sungai) No. ……(diisi register pos) Tahun ……… Induk Sungai : S. ………………………………………………………………………………………………………….. Data Geografis : xxo xx’ xx”.LU xxo xx’ xx”.BT Lokasi : Propinsi …………………, Kab. ………………, Kec. ………………….Ds. ………………………… ………………………………………(diisi pencapaiannya dan pos berada di kanan/kiri aliran) Luas daerah aliran sungai : …………Km2; Elevasi PDA : …………M Keterangan mengenai Pos Duga Air Didirikan : Tanggal ……- ……- …… oleh ……………………………(diisi instansi yang membangun) Periode pencatatan : Tanggal ……- ……- …… s/d Tanggal ……- ……- ……... Jenis alat : Pesawat Otomatis ………/Papan duga biasa atau manual dibaca ……kali sehari. Ringkasan Data Aliran Ekstrim Aliran terbesar : MA. = ………………………..M ; Q = ………………..m3/dt ; Tanggal ……- ……-…….. Aliran terkecil : MA. = ………………………..M ; Q = ………………..m3/dt ; Tanggal ……- ……-…….. Aliran Ekstrim yang Pernah Terjadi sampai dengan Tahun Ini Aliran terbesar : MA. = ………………………..M ; Q = ………………..m3/dt ; Tanggal ……- ……-…….. Aliran terkecil : MA. = ………………………..M ; Q = ………………..m3/dt ; Tanggal ……- ……-…….. Penentuan besarnya aliran : Besarnya aliran ditentukan berdasarkan rumus Q = ………………, yang dibuat menurut data pengukuran
aliran dari tahun ……s/d tahun …….. Catatan : ………………………………(diisi apabila data pengukuran aliran yang digunakan untuk pembuatan rating
curve kurang), air tertinggi pernah diukur pada ……M dengan Q = ……m3/dt tanggal …..- …..- …… Pelaksana : ……………………………..(diisi instansi pelaksana pengola data).
Tabel Besarnya Aliran Harian (m3/dt)
Tanggal Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
11 12 13 14 15
16 17 18 19 20
21 22 23 24 25
26 27 28 29 30
31
Rata-rata (m3/dt) Aliran/Km2 (l/dt)
Tinggi Aliran (mm) Volume (Juta m3
Data Tahunan : Rata-rata ………………m3/dt ; Aliran/km2 ……………….l/dt. Tinggi aliran ……………….mm ; Total aliran ……………….Juta m3 Keterangan :
* = Tanggal pengukuran K = Debit perkiraan berdasarkan hidrograf E = Debit ekstrapolasi
19
B. Formulir Publikasi Data Pengukuran dan Rating Curve.
Tabel Rangkuman Hasil Pengukuran Debit
No. Tanggal Tinggi Muka Air(m)
Debit(m3/dt)
Keterangan
Sungai Tumpa - Toraut 05.05.03 PDAO Pengukuran aliran periode 2005 s/d 2007 WS. Dumoga-Sungkup
BWS Sulawesi I 10 – 02 - 2008 Gambar 1
Q = A (H ± Ho)B
20
C. Formulir Publikasi Data Hujan Biasa/Manual.
DATA HUJAN HARIAN
Nama Pos : Pos hujan ……………. No. ……(diisi register pos) Tahun ……………. Daerah aliran sungai : …………………………………. Tahun pendirian : ………………………………… Wilayah sungai : …………………………………. Elevasi pos : ……………….m dpal. Lokasi pos : …………………………………. Dibangun oleh : ………………………………… Data geografis : xxo xx’ xx”.LU xxo xx’ xx”.BT Propinsi : ………………………………… Kab./Kec : ………………./ ………………. Pelaksana : …………(disi instansi pengelola).
Tabel Hujan Harian (mm)
Tanggal Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
11 12 13 14 15
16 17 18 19 20
21 22 23 24 25
26 27 28 29 30
31
Jumlah (mm)
Jumlah hari hujan (hari) Rata-rata (mm)
Max (mm) Keterangan : “-“ tidak ada data
21
D. Formulir Publikasi Data Hujan Otomatis.
DATA HUJAN OTOMATIS
Nama Pos : Pos hujan ……………. No. ……(diisi register pos) Tahun …………….
Daerah aliran sungai : …………………………………. Data geografis : xxo xx’ xx”.LU xxo xx’ xx”.BT Tahun pendirian : ………………………………… Wilayah sungai : …………………………………. Propinsi : ………………………………… Elevasi pos : ……………….m dpal. Lokasi pos : …………………………………. Kab./Kec : ………………./ ………………. Dibangun oleh : ………………………………… Pelaksana : …………(disi instansi pengelola)
Tabel Hujan Jam-Jam-an (mm)
Tgl. HB HO 7-8 8-9 9-10 10-11 11-12 12-13 13-14 14-15 15-16 16-17 17-18 18-19 19-20 20-21 21-22 22-23 23-24 24-1 1-2 2-3 3-4 4-5 5-6 6-7
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Jml. Keterangan : Rata2 HB : Hujan Biasa/Manual “-“ Tidak ada data Max HO : Hujan Otomatis
22
E. Formulir Publikasi Data Iklim.
DATA KLIMATOLOGI
Nama Stasiun : Sta. Iklim ……………. No. ……(diisi register pos) Tahun ……………. Daerah aliran sungai : …………………………………. Tahun pendirian : ………………………………… Wilayah sungai : …………………………………. Elevasi pos : ……………….m dpal. Lokasi pos : …………………………………. Dibangun oleh : ………………………………… Data geografis : xxo xx’ xx”.LU xxo xx’ xx”.BT Propinsi : ………………………………… Kab./Kec : ………………./ ………………. Pelaksana : …………(disi instansi pengelola).
Tanggal R.H Temp. Air Penguapan Kec. Angin Radiasi Lama Penyinaran HujanMax Min Rata-Rata dlm Pan "C" (Panci " A) Matahari Matahari
( % ) (oC) (mm) (Km/hari) (Cal/Cm2/hari) ( % ) (mm)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Jumlah
Rata-Rata
Maksimum
Minimum
Keterangan : - = Tidak ada data
Temperatur oC
= Tidak usah diisi.
23
F. Formulir Publikasi Data Kualitas Air.
DATA KUALITAS AIR G.
Daerah aliran sungai : …………………………………. Elevasi pos pengamatan : ……………….m dpal. Wilayah sungai : …………………………………. Pelaksana : …………(disi instansi pengelola). Propinsi : ………………………………… Laboratorium penguji : …………………………………… Kab./Kec : ………………./ ……………….
Baku Mutu Berdasarkan …………………………………..Sungai BakuLokasi Titik Pengamatan (Desa) Mutu
Tanggal KelasJamParameter Satuan
1 Temperatur oC2 DHL umhos3 Zat Terlarut / TDS mg/l4 Salinity %5 Kekeruhan (Turbudity) mg/l6 pH -7 Alkalinity mg/l CaCO38 Acidity mg/l CO29 Oksigen Terlarut (DO) mg/l10 COD mg/l11 BOD mg/l12 Clorida (Cl) mg/l13 Nitrat (NO3) mg/l14 Nitrit (NO2) mg/l15 Sulfat (SO4) mg/l16 Besi Terlarut (Fe) mg/l17 Tembaga Terlarut (Cu) mg/l18 Total Coli Koloni/100ml19 Zat Tersuspensi / TSS mg/l20 Kesadahan mg/l21 Calsium (Ca) mg/l22 Magnesium (Mg) mg/l23 Permanganat (KMnO4) mg/l24 Orto Phospat mg/l25 Amonium (NH4) mg/l26 Minyak dan Lemak mg/l27 Fenol mg/l28 Warna mg/l29 Kromium Terlarut (Cr) mg/l30 Timbal Terlarut (Pb) mg/l31 Cianida mg/l32 Nikel Terlarut (Ni) mg/l33 Seng Terlarut (Zn) mg/l34 Kadmium Terlarut (Cd) mg/l35 Mangan (Mn) mg/l36 Selenium (Se) mg/l37 Barium (Ba) mg/l38 Cobalt (Co) mg/l39 Mercury (Hg) mg/l40 Total Phospat mg/l41 Muka Air cm42 Debit m3/dt
(Posisi Geografis - Lintang - Bujur)
24
H. Formulir Publikasi Data Sedimen.
DATA DEBIT SEDIMEN MELAYANG
S. ......(diisi nama sungai) Tahun ……… Induk Sungai : S. ………………………………………………………………………………………………………….. Data Geografis : xxo xx’ xx”.LU xxo xx’ xx”.BT Lokasi : Propinsi …………………, Kab. ………………, Kec. ………………….Ds. ………………………… ………………………………………(diisi pencapaiannya) Luas daerah aliran sungai : …………Km2; Elevasi : …………M Keterangan mengenai Pos Pengukuran Sedimen Melayang Periode pencatatan : Tanggal ……- ……- …… s/d Tanggal ……- ……- ……... Jenis alat yang digunakan : ………………….. Ukuran Nozel : ……………………….. Penentuan besarnya sedimen : Besarnya sedimen ditentukan berdasarkan rumus Qs = ………………, yang dibuat menurut data pengukuran
sedimen dari tahun ……s/d tahun …….. Catatan : ………………………………(diisi apabila data pengukuran sedimen yang digunakan untuk pembuatan rating
curve sedimen kurang). Pelaksana : ……………………………..(diisi instansi pelaksana pengola data).
Tabel Besarnya Debit Sedimen Melayang (ton/hari)
Tanggal Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
11 12 13 14 15
16 17 18 19 20
21 22 23 24 25
26 27 28 29 30
31
Rata-rata (ton/hari)
Sedimen/Km2 (ton/hari/km2)
Data Tahunan : Rata-rata ………………ton/hari ; Sedimen/km2 ……………….ton/hari/km2.
25
Lampiran 3 Tabel Depresi dan Lama Penyinaran Matahari
A. Tabel Depresi
26
B. Tabel Lama Penyinaran Matahari
27
28
Prosedur dan Instruksi Kerja Validasi Data Hidrologi
NO . : QA/HDR/07/2009
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR
Jl. Pattimura No.20, Kebayoran Baru, Jakarta – Telp. 7396616, Fax. 7208285
2
PROSEDUR DAN INSTRUKSI KERJA VALIDASI DATA HIDROLOGI
1. Tujuan : Sebagai pedoman dalam pelaksanaan validasi data hidrologi, yang dilakukan sebelum data dimasukan (input) ke dalam basis data.
2. Ruang Lingkup : Dokumen ini dibuat dan untuk diterapkan di lingkungan
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air guna memberikan acuan teknis dalam pelaksanaan kegiatan validasi data hidrologi.
3. Definisi : 3.1. Data hidrologi adalah besaran hasil pengukuran dan
pencatatan yang meliputi hidrometeorologi (curah hujan dan iklim), hidrometri (tinggi muka air dan debit) dan hidrogeologi (air tanah) yang tergantung pada ruang dan waktu mencakup kuantitas dan kualitas.
3.2. Validasi data adalah langkah pemeriksaan untuk
memastikan bahwa data tersebut telah sesuai kriteria yang ditetapkan dengan tujuan untuk memastikan bahwa data yang akan dimasukkan ke dalam basis data telah diketahui dan dapat dijelaskan sumber dan kebenaran datanya.
3.3. Uji konsistensi (consistency test) adalah proses
pengujian data pada suatu pos pengamatan hidrologi guna mengetahui bahwa dalam kurun rentang waktu tertentu tidak mengalami perubahan secara signifikan yang antara lain diakibatkan adanya perpindahan pos, naturalisasi sistem air, dampak perubahan landuse, kesalahan pencatatan oleh penjaga pos, perubahan titik referensi (kontrol), penggantian alat/gelas ukur dan lain-lain.
3.4. Uji keseragaman (homogeneity test) adalah proses
pengujian data secara keseluruhan/sebagian, untuk mengetahui data tersebut berasal dari satu populasi data yang sama atau tidak.
4. Referensi : 4.1. Revisi SNI No. 03-2414-1991, tata cara pengukuran debit sungai dan saluran terbuka.
4.2. SNI No. 03-2822-1992, metode pembuatan lengkung
debit (rating curve). 4.3. SNI 03-3412-1994, tata cara pengolahan data debit
harian.
3
4.4. Pd. M-18-1995-03, metode pengolahan data
klimatologi. 4.5. Pd. T-19-2004-A, pengawasan dan penyimpanan serta
pemanfaatan data kualitas air.
4.6. Pedoman teknis Puslitbang SDA No. Pd. T-22-2004-A, pengisian data kosong.
5. Ketentuan
Umum : 5.1. Tahapan validasi data perlu dilakukan sebelum data hidrologi dimasukan dalam basis data (database) dan dipublikasikan.
5.2. Tahap validasi data yang harus dilakukan adalah uji konsistensi (consistency test) dan uji keseragaman jenis (homogeneity test).
6. Kegiatan
Tanggung Jawab : 6.1. Prosedur pelaksanaan validasi data hidrologi, selanjutnya dapat dilihat pada Lampiran 1. Untuk rincian kegiatan setiap tahapan, diuraikan sbb :
a. Kegiatan persiapan :
a) susun dan tetapkan jadual serta personil yang terlibat dalam pelaksanaan validasi data.
b) siapkan data informasi (katalog) pos, data yang akan diuji dan data historis serta data pos di sekitarnya.
c) lakukan uji konsistensi dan uji keseragaman jenis, dengan : - uji konsistensi, dapat dilakukan dengan dua
cara :
• analisa grafis (Lampiran 2A), dilakukan dengan membuat grafik hidrograf runtut waktu dari data historis ditambah dengan data hidrologi pada tahun yang diuji. Apabila data berindikasi tidak konsisten dan tidak seragam, maka lakukan prosedur sesuai butir 7.1.
• analisa statistik, dengan langkah-langkah, sbb : o lakukan uji konsistensi varian (uji F)
hitung variabel data. buatlah tabel dengan membagi data
menjadi dua. hitunglah rata-rata dan standar deviasi
masing-masing kelompok data.
4
hitung nilai F, dengan :
{N1 x (S12) x (N2 – 1)}
Fhit = ----------------------------- .........................(1) {N2 x (S2
2) x (N1 – 1)} tentukan nilai Ftabel (Lampiran 2B) dan
derajat kebebasannya (dk) dengan derajat kepercayaan (α) 5% ditolak (95% diterima), dengan :
dk1 = N1 – 1 dk2 = N2 – 1 .................................................(2)
simpulkan data konsisten atau tidak,
dengan : Ho : diterima, apabila Fhitung < Ftabel
atau data dalam kondisi konsisten (varian stabil).
H1 : diterima, apabila Fhitung ≥ Ftabel atau data dalam kondisi tidak konsisten (varian tidak stabil).
o uji konsistensi rata-rata (uji t) hitung variabel data. buat tabel dengan membagi data
menjadi dua. hitung rata-rata dan standar deviasi
masing-masing kelompok data. hitung nilai α dan T, dengan :
I X1r – X2r I t = ------------------------------ ..........................(3)
{∝ [(1/N1) + (1/N2)]0,5} {(N1 x (S1
2) + (N2 x (S22)}
α = [ ----------------------------------- ]0,5...........(4) (N1 + N2 – 2)
Keterangan : N1 = jumlah data kelompok 1. N2 = jumlah data kelompok 2. S1 = standar deviasi data kelompok 1. S2 = standar deviasi data kelompok 2. X1r = rata-rata data kelompok 1.
X2r = rata-rata data kelompok 2.
tentukan nilai ttabel (Lampiran 2C) dan derajat kebebasannya (dk) dengan derajat kepercayaan (α) 5% ditolak (95% diterima), dengan :
5
dk = N1 + N2 – 2.............................................(5)
simpulkan data konsisten atau tidak,
dengan : Ho : diterima, apabila thitung < ttabel atau
data dalam kondisi konsisten. H1 : diterima, apabila thitung ≥ ttabel atau
data dalam kondisi tidak konsisten.
o uji kesamaan jenis, dilakukan dengan
menggunakan metode Mann Whitney, sbb : hitung variabel data. buat tabel dengan membagi data
menjadi dua. berilah peringkat besaran data
tersebut (data paling besar peringkat 1 dan peringkat paling besar merupakan nilai data yang paling kecil).
jumlahkan kolom peringkatnya. hitung U1 ; U2 dan Z, dengan :
{U1 – ((N1 x N2)/2)} Zhit = -----------------------------------------....................(6) {(1/12) x (N1 x N2 x (N1+N2+1))}0,5 dimana : U1 = N1 x N2 + (N1/2) x (N1 + 1) – Rm U2 = N1 x N2 – U1
Keterangan : Rm = jumlah peringkat data maksimum. N1 = jumlah data kelompok 1. N2 = jumlah data kelompok 2.
tentukan nilai ttabel (Lampiran 2D) dengan derajat kepercayaan (α) 5% ditolak (95% diterima).
simpulkan data konsisten atau tidak, dengan : Ho : diterima, apabila ttabel atas<thitung<ttabel bawah
atau data dalam kondisi konsisten.
H1 : diterima, apabila ttabel atas>thitung>ttabel bawah
atau data dalam kondisi tidak konsisten.
6
d) lakukan langkah-langkah prosedur yang ada pada butir 7.1 apabila hasil validasi data diindikasikan ada perubahan.
e) lakukan koreksi/pengisian data kosong apabila diperlukan, lihat Pedoman teknis Puslitbang SDA No. Pd. T-22-2004-A.
f) tabulasikan kembali ke dalam format publikasi dan data siap untuk dimasukkan ke dalam basis data.
6.2. Tanggung jawab : a. Koordinator pelaksana :
a) menyusun program dan usulan pelaksana validasi data.
b) memeriksa kegiatan penyiapan data. c) memeriksa hasil pelaksanaan validasi data d) memeriksa hasil rangkuman dan kesimpulan
validasi data e) memeriksa pelaksanaan dan hasil koreksi data
apabila data yang diuji dihasilkan tidak valid.
b. Petugas a) menyiapkan data yang diperlukan dalam uji
validasi data. b) melaksanakan validasi data c) merangkum dan menyimpulkan hasil validasi d) mencari penyebab data tidak valid dan
melakukan koreksi data
c. Kabid./Kasi Perencanaan dan OP a) mengesahkan data untuk disiapkan dalam
proses input ke dalam basis data.
7. Kondisi khusus : 7.1. Apabila pada hasil validasi (uji konsistensi dan uji keseragaman jenis) mengindikasikan adanya perubahan, maka perlu dilakukan tahapan lanjutan yang terdiri dari : a. pemeriksaan ulang atas proses pengolahan dan
updating basis data (termasuk pemeriksaan atas updating rating curve khusus untuk data debit)
b. pemeriksaan dokumen pencatatan/pelaporan dari petugas lapangan/penjaga pos.
c. pembandingkan data yang diuji (dalam bentuk grafik) dengan data pada pos hidrologi di sekitarnya. Khusus untuk data debit dapat dibandingkan dengan pos yang ada di hulu dan hilirnya.
d. pengecekan lapangan, guna mengetahui pelaksanaan operasi peralatan, cara pengambilan data dan pengecekan lokasi titik kontrol pada pos yang datanya sedang diuji.
7
7.2. Untuk validasi data kualitas air hasil uji laboratorium dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan pengecekan rentang validasi nilai parameter kualitas airnya, sbb : a. Parameter BOD dan COD :
Biasanya nilai parameter COD > BOD, apabila terjadi kondisi sebaliknya perlu dilakukan klarifikasi dengan pihak laboratorium uji.
b. Parameter pH : Nilai parameter pH berkisar antara 0 s/d 14.
c. Parameter suhu air : Nilai parameter suhu air di daerah tropis berkisar antara 10oC s/d 30oC
d. Parameter DO (oksigen terlarut) : Nilai parameter DO terlarut jenuh berkisar antara 1,7 s/d 19 mg/l.
8. Rekaman : 8.1. Hasil pelaksanaan uji.
8.2. Tabulasi publikasi data hidrologi hasil validasi.
9. Lampiran : 9.1. Bagan alir pelaksanaan validasi data hidrologi.
9.2. Tabel nilai F, t dan Z. 9.3. Tabel Nilai Limit Deteksi untuk Parameter Kualitas Air.
8
Lampiran 1 Bagan Alir Pelaksanaan Validasi Data Hidrologi
No. Uraian Kegiatan Kabid/Kasi Perencanaan & OP
Koordinator Pengolah Data
Petugas Target Pelaksanaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
8.
Penyusunan program dan usulan petugas pelaksananya. Memeriksa usulan program kegiatan validasi data hidrologi. Menyiapakan data yang akan divalidasi. Jenis datanya : a. data hujan b. data iklim c. data debit d. data kualitas air Panjang data yang disiapkan, baik untuk rentang data tahun yang diuji, dan termasuk data historisnya. Melaksanakan uji validasi. Memeriksa proses pelaksanaan uji validasi. Merangkum dan menyimpulkan hasil akhir uji validasi. Memeriksa hasil uji validasi data. Apabila data tidak valid, temukan penyebabnya dan lakukan koreksi dengan mengacu pada prosedur pada butir 7.1. Mengesahkan data hidrologi, yang siap untuk dimasukkan dalam basis data hidrologi
1 hari
1 hari
2 hari
5 hari
1 hari
2 hari
3 hari
1 hari
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Mulai
Penyusunan Program dan usulan
petugas pelaksananya
Memerikasa Program
Disetujui ?
Penyiapan data yang akan divalidasi
Lengkap ?
Pelaksanaan uji validasi data
Sesuai?
Hasil uji validasi data
Data valid ?
Temukan Penyebabnya
Koreksi data
Benar ?
Benar ?
Pengesahan data hidrologi
Selesai
Memeriksa kesiapan data
Memeriksa hasil uji validasi data
Memeriksa pelaksanaan uji validasi data
Memeriksa penyebab data tidak valid
Memeriksa hasilKoreksi data
9
Lampiran 2
Tabel Nilai F, t dan Z
A. Contoh Data Tidak Konsisten (Metode Grafis) Gambar di atas menunjukkan data aliran bulanan tahun 2000 tidak dapat dipertanggung jawabkan/kemungkinan ada kesalahan, karena data tahun 2000 tersebut tidak konsisten dengan data tahun sebelumnya.
B. Nilai kritis F untuk α = 0,05 dk2 = V2 dk1 = V1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 40 60
120 Inf
161,40 18,51 10,13 7,71 6,61 5,99 5,59 5,32 5,12 4,49 4,84 4,75 4,67 4,60 4,54 4,49 4,45 4,41 4,38 4,35 4,32 4,30 4,28 4,26 4,24 4,23 4,21 4,20 4,18 4,17 4,08 4,00 3,92 3,84
199,50 19,00 9,55 6,94 5,79 5,14 4,74 4,46 4,26 4,10 3,98 3,89 3,81 3,74 3,68 3,63 3,59 3,55 3,52 3,49 3,47 3,44 3,42 3,40 3,39 3,37 3,35 3,34 3,33 3,32 3,23 3,15 3,07 3,00
215,70 19,16
9,28 6,59 5,41 4,76 4,35 4,07 3,86 3,71 3,59 3,49 3,41 3,34 3,29 3,24 3,20 3,16 3,13 3,10 3,07 3,05 3,03 3,01 2,99 2,98 2,96 2,95 2,93 2,92 2,84 2,76 2,68 2,60
224,60 19,25 9,12 6,39 5,19 4,53 4,12 3,84 3,63 3,48 3,36 3,26 3,18 3,11 3,06 3,01 2,96 2,93 2,90 2,87 2,84 2,82 2,80 2,78 2,76 2,74 2,73 2,71 2,70 2,69 2,61 2,53 2,45 2,37
230,20 19,30 9,01 6,26 5,05 4,39 3,97 3,69 3,48 3,33 3,20 3,11 3,03 2,96 2,90 2,85 2,81 2,77 2,74 2,71 2,68 2,66 2,64 2,62 2,60 2,59 2,57 2,56 2,55 2,53 2,45 2,37 2,29 2,21
234,00 19,30 9,01 6,26 5,05 4,39 3,97 3,69 3,48 3,33 3,20 3,11 3,03 2,96 2,90 2,85 2,81 2,77 2,74 2,71 2,68 2,66 2,64 2,62 2,60 2,59 2,57 2,56 2,55 2,53 2,45 2,37 2,29 2,21
236,80 19,35 8,89 6,09 4,88 4,21 3,79 3,50 3,29 3,14 3,01 2,91 2,83 2,76 2,71 2,66 2,61 2,58 2,54 2,51 2,49 2,46 2,44 2,42 2,40 2,39 2,37 2,36 2,35 2,33 2,25 2,17 2,09 2,01
238,90 19,37 8,85 6,04 4,82 4,15 3,37 3,44 3,23 3,07 2,95 2,85 2,77 2,70 2,64 2,59 2,55 2,51 2,48 2,45 2,42 2,40 2,37 2,36 2,34 2,32 2,31 2,29 2,28 2,27 2,18 2,10 2,20 1,94
240,50 19,38 8,81 6,00 4,77 4,10 3,68 3,39 3,18 3,02 2,90 2,80 2,71 2,65 2,59 2,54 2,49 2,46 2,42 2,39 2,37 2,34 2,32 2,30 2,28 2,27 2,25 2,24 2,22 2,21 2,12 2,04 1,96 1,88
0
200
400
600
800
1000
1200
1973 1975 1977 1979 1981 1983 1985 1987 1989 1991 1993 1995 1997 1999
Debi
t (m
3 /dt)
10
dk2 = V2 dk1 = V1
10 12 15 20 24 30 40 60 ∞ 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 40 60
120 Inf
241,90 19,40 8,79 5,96 4,74 4,06 3,64 3,35 3,14 2,98 2,85 2,75 2,67 2,60 2,54 2,49 2,45 2,41 2,38 2,35 2,32 2,30 2,27 2,25 2,24 2,22 2,20 2,19 2,18 2,16 2,08 1,99 1,91 1,83
243,90 19,41 8,74 5,91 4,68 4,00 3,57 3,28 3,07 2,91 2,79 2,69 2,60 2,53 2,48 2,42 2,38 2,43 2,31 2,28 2,25 2,23 2,20 2,18 2,16 2,15 2,13 2,12 2,10 2,09 2,00 1,92 1,83 1,75
245,9019,43
8,70 5,86 4,62 3,94 3,51 3,22 3,01 2,85 2,72 2,62 2,53 2,46 2,40 2,35 2,31 2,27 2,23 2,20 2,18 2,15 2,13 2,11 2,09 2,07 2,06 2,04 2,03 2,01 1,92 1,84 1,75 1,67
248,0019,45 8,66 5,80 4,56 3,87 3,44 3,15 2,94 2,77 2,65 2,54 2,46 2,39 2,33 2,28 2,23 2,19 2,16 2,12 2,10 2,07 2,05 2,03 2,01 1,99 1,97 1,96 1,94 1,93 1,84 1,75 1,66 1,57
249,1019,45 8,64 5,77 4,53 3,84 3,41 3,12 2,90 2,74 2,61 2,51 2,42 2,35 2,29 2,24 2,19 2,15 2,11 2,08 2,05 2,03 2,01 1,98 1,96 1,95 1,93 1,91 1,90 1,89 1,79 1,70 1,61 1,52
250,1019,46 8,62 5,75 4,50 3,81 3,38 3,08 2,86 2,70 2,57 2,47 2,38 2,31 2,25 2,19 2,15 2,11 2,07 2,04 2,01 1,98 1,96 1,94 1,92 1,90 1,88 1,87 1,85 1,84 1,74 1,65 1,55 1,46
251,10 19,47 8,59 5,72 4,46 3,77 3,34 3,04 2,83 2,66 2,53 2,43 2,34 2,27 2,20 2,15 2,10 2,06 2,03 1,99 1,96 1,94 1,91 1,89 1,87 1,85 1,84 1,82 1,81 1,79 1,69 1,59 1,50 1,39
252,20 19,48 8,57 5,69 4,43 3,74 3,30 3,01 2,79 2,62 2,49 2,38 2,30 2,22 2,16 2,11 2,06 2,20 1,98 1,95 1,92 1,89 1,86 1,84 1,82 1,80 1,79 1,77 1,75 1,74 1,64 1,53 1,43 1,32
254,3019,50 8,53 5,63 4,36 3,67 3,23 2,93 2,71 2,54 2,40 2,30 2,21 2,13 2,07 2,01 1,96 1,92 1,88 1,84 1,81 1,78 1,76 1,73 1,71 1,69 1,67 1,65 1,64 1,62 1,51 1,39 1,25 1,00
C. Nilai t untuk distribudi dua sisi.
dk α = 0,05 dk α = 0,05 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11 12 13 14 15
6,314 2,920 2,353 2,132 2,015
1,943 1,895 1,860 1,833 1,812
1,796 1,782 1,771 1,761 1,753
16 17 18 19 20
21 22 23 24 25
26 27 28 29 Inf
1,746 1,740 1,734 1,729 1,725
1,721 1,717 1,714 1,711 1,708
1,706 1,703 1,701 1,699 1,645
D. Nilai Z untuk Pengujian Distribusi Normal
Derajat Kepercayaaan
(α) 0,05
-1,96 Uji dua sisi atau +1,96
Prosedur dan Instruksi Kerja Updating Basis Data dan Publikasi Data Dasar Hidrologi
NO . : QA/HDR/08/2009
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR
Jl. Pattimura No.20, Kebayoran Baru, Jakarta – Telp. 7396616, Fax. 7208285
2
PROSEDUR DAN INSTRUKSI KERJA UPDATING BASIS DATA DAN PUBLIKASI DATA DASAR HIDROLOGI
1. Tujuan : Sebagai pedoman dalam pelaksanaan updating basis data dan publikasi data dasar hidrologi.
2. Ruang Lingkup : Dokumen ini dibuat dan untuk diterapkan di lingkungan
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air guna memberikan acuan teknis dalam pelaksanaan updating basis data dan publikasi data dasar hidrologi.
3. Definisi : 3.1. Data hidrologi adalah besaran hasil pengukuran dan
pencatatan yang meliputi hidrometeorologi (curah hujan dan iklim), hidrometri (tinggi muka air dan debit) dan hidrogeologi (air tanah) yang tergantung pada ruang dan waktu mencakup kuantitas dan kualitas.
3.2. Basis data adalah kumpulan data atau record
terstruktur yang tersimpan dalam sebuah sistem komputer.
3.3. Geographic Information System (GIS) adalah suatu sistem informasi menyangkut keberadaan obyek di permukaan bumi berikut informasi yang terkandung di dalamnya yang mempunyai keterkaitan secara geografis dengan obyek lainnya.
3.4. Sistem Informasi Manajemen adalah suatu sistem yang
terdiri dari orang, prosedur, proses dan basis data yang berbasis komputer guna mengumpulkan, memilah, menganalisa, mengevaluasi, dan sekaligus mendistribusikan data dan informasi baik secara kuantitatif maupun kualitatif dengan akurat dan tepat waktu sesuai dengan yang diperlukan bagi keperluan pengambilan sebuah keputusan.
3.2. Konversi data adalah langkah untuk merubah format data tertentu ke dalam format lain untuk sehingga dapat dibaca dan dikenali oleh program aplikasi basis data.
3.3. Validasi data adalah langkah pemeriksaan untuk memastikan bahwa data tersebut telah sesuai kriteria yang ditetapkan dengan tujuan untuk memastikan bahwa data yang akan dimasukkan ke dalam basis data telah diketahui dan dapat dijelaskan sumber dan kebenaran datanya.
3
4. Referensi : 4.1. Revisi SNI No. 03-2414-1991, tata cara pengukuran debit sungai dan saluran terbuka.
4.2. Module Pelatihan Manajemen Database Menggunakan
MS ACCESS , Proyek Peningkatan Irigasi dan Pengelolaan Sumber Daya Air Di Jawa , Komponen Pengelolaan Sumber Daya Air (Basin Water Recources Management – BWRM II) PT. Virama Karya dan Asosiasi , Mei 2000.
4.3. Tata Cara Pengelolaan GIS/Database , Proyek Peningkatan Irigasi dan Pengelolaan Sumber Daya Air Di Jawa , Komponen Pengelolaan Sumber Daya Air (Basin Water Recources Management – BWRM II) PT. Virama Karya dan Asosiasi , Desember 2002.
4.4. Petunjuk Pelaksanaan GIS Menggunakan MapInfo ,
Proyek Peningkatan Irigasi dan Pengelolaan Sumber Daya Air Di Jawa , Komponen Pengelolaan Sumber Daya Air (Basin Water Recources Management – BWRM II) , PT. Virama Karya dan Asosiasi , Agustus 2000.
4.5. Modul Pelatihan Pelaksanaan Sistem Informasi
Geografis ( GIS ) untuk Balai PSDA , Proyek Peningkatan Irigasi dan Pengelolaan Sumber Daya Air Di Jawa , Komponen Pengelolaan Sumber Daya Air ( Basin Water Recources Management – BWRM II ) PT. Virama Karya dan Asosiasi , , December 2001.
4.6. Modul GIS/MapInfo , Proyek Peningkatan Irigasi dan
Pengelolaan Sumber Daya Air Di Jawa , Komponen Pengelolaan Sumber Daya Air ( Basin Water Recources Management – BWRM II ) PT. Virama Karya dan Asosiasi , September 2002.
4.7. Panduan Manajemen Data dan Prosedur Back Up Pada
Operasi Window XP , Konsultan BWRM II Extension 2 Makasar , PT Virama Karya , Oktober 2002.
5. Ketentuan
Umum : 5.1. Persyaratan data : a. akurat, berarti data dan informasi sudah harus
bebas dari kesalahan/tervalidasi. b. tepat waktu, berarti data dan informasi yang akan
dimasukkan ke dalam basis data sesuai dengan jadual yang ditetapkan, sehingga dapat digunakan oleh para pengguna (user) tepat waktu dan data tidak usang.
4
5.2. Aplikasi program basis data : a. untuk basis data hidrologi, aplikasi program yang
digunakan adalah aplikasi Pengolah Data Sumber Daya Air (PDSDA).
b. untuk basis data kualitas air masih pada tahap pengembangan untuk digabungkan ke dalam aplikasi PDSDA. Sebelum interface kualitas air di aplikasi PDSDA dapat digunakan, aplikasi yang dapat digunakan adalah MS Access/Excel, guna menyimpan hasil monitoring kualitas air.
5.3. Pemasukan /updating data : a. data yang akan dimasukan harus sudah melalui
tahap validasi dan konversi satuan maupun format (apabila diperlukan) untuk menyesuaikan satuan atau format yang sudah ditetapkan dalam aplikasi PDSDA.
b. semua data disiapkan dalam bentuk format yang telah ditetapkan dalam aplikasi PDSDA.
c. data yang telah dimasukkan ke dalam program aplikasi harus diarsip (untuk hardcopy maupun softcopy) sehingga dapat dilakukan pemeriksaan (checking) oleh pihak lain selain operator data entry.
5.4. Publikasi data dasar : a. Data dasar hidrologi yang dipublikasikan, meliputi
data pengukuran & lengkung debit, data debit rata-rata harian-hidrograf aliran & lengkung durasi, data hujan jam-jaman, data hujan rata-rata harian, data klimatologi, data kualitas air, dan data sedimen rata-rata harian.
b. Publikasi data dasar hidrologi, dihasilkan dari hasil print out dari data yang sudah tersimpan dalam basis data hidrologi, dengan format yang telah ditetapkan, lihat Lampiran 2.
6. Kegiatan Tanggung Jawab : 6.1. Prosedur pelaksanaan updating data dan publikasi data
dasar hidrologi, selanjutnya dapat dilihat pada Lampiran 1. Untuk rincian kegiatan setiap tahapan, diuraikan sbb :
a. Kegiatan persiapan :
a) susun dan tetapkan jadual serta personil yang terlibat dalam pelaksanaan updating dan publikasi data dasar hidrologi.
b) kumpulkan dan siapkan data hidrologi yang sudah melalui proses pengolahan data dan validasi serta konversi data.
5
b. Kegiatan memasukan data ke dalam aplikasi basis data : a) lakukan proses pemasukkan data ke dalam basis
data. b) lakukan pemeriksaan ulang untuk masing-
masing jenis data dengan membandingkan data input dengan data yang sudah masuk dalam basis data.
c. Kegiatan penyusunan publikasi data dasar : a) lakukan penyusunan publikasi data dasar
hidrologi, dengan mencetak (print) dari dalam basis data, kemudian susun berdasarkan jenis masing-masing data.
b) copy file data guna integrasi data secara nasional dan backup data.
c) legalisasikan hasil penyusunan publikasi data dasar hidrologi dan basis data yang sudah terupdating.
d) kirimkan file basis data hasil updating untuk diintegrasikan dengan sistem data base secara nasional, dengan mekanisme sesuai Lampiran 3.
e) sebarluaskan publikasi hidrologi ke instansi-instansi terkait.
6.2. Tanggung jawab :
a. Koordinator pelaksana : a) menyusun program dan usulan personil
pelaksana kegiatan upadating dan publikasi data dasar hidrologi.
b) memeriksa pelaksanaan pengumpulan data hasil pengolahan, validasi serta konversi data.
c) memeriksa hasil pemasukkan data dan pembandingan data input dengan data yang sudah dimasukkan dalam basis data.
d) memeriksa hasil penyusunan publikasi data. e) memeriksa hasil penyiapan data untuk integrasi
dengan secara nasional.
b. Petugas : a) mengumpulkan dan mengelompokkan data hasil
pengolahan dan validasi serta konversi data. b) melakukan pemasukkan data ke dalam basis
data. c) menyusun perbandingan antara data input dan
data yang sudah masuk dalam basis data. d) mencetak dalam format publikasi data dan
mengelompokkan sesuai dengan jenis datanya.
6
e) menyusun publikasi data dasar hidrologi dan menyiapkan proses legalisasinya.
f) menyiapkan file basis data guna keperluan integrasi data secara nasional.
g) mengirimkan file basis data dan penyebarluasan publikasi data dasar hidrologi.
c. Kabid/Kasi Perencanaan dan OP :
a) menyetujui untuk siap disahkan oleh kepala Balai WS/Dinas.
d. Kepala Balai WS / Dinas :
a) mengesahkan hasil publikasi data dasar hidrologi.
7. Kondisi khusus : 7.1. Apabila setelah dilakukan pemasukkan data ke dalam baisi data, terdapat perbedaan dengan data input, maka perlu dilakukan : a. pemeriksaan ulang atas proses pemasukkan (input)
datanya. b. lakukan koreksi/pemasukkan ulang (apabila
diperlukan).
8. Rekaman : 8.1. Hasil pemeriksaan dalam proses pemasukkan data.
8.2. File basis data untuk integrasi data secara nasional.
8.3. Publikasi data dasar hidrologi
9. Lampiran : 9.1. Bagan alir pelaksanaan updating dan publikasi data dasar hidrologi.
9.2. Format publikasi data dasar hidrologi. 9.3. Mekanisme integrasi data hidrologi secara nasional.
7
Lampiran 1
Bagan Alir Updating dan Publikasi Data Dasar Hidrologi
No. Uraian Kegiatan Kepala Balai / Dinas
Kabid/Kasi Perencanaan & OP
Koordinator Pelaksana
Petugas Target Pelaksanaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Penyusunan program dan usulan petugas pelaksanannya. Memeriksa usulan program updating dan publikasi data dasar hidrologi. Pengumpulan hasil pengolahan dan validasi data. Melakukan konversi data (format, satuan, dll). Memeriksa kelengkapan dan kesiapan data untuk di masukkan dalam basis data. Melakukan pemasukkan data ke dalam basis data. Memeriksa hasil input data. (bandingkan dengan data input). Cetak publikasi data dasar hidrologi. Menyiapkan file data guna keperluan ntegrasi data secara nasional dan backup data. Memeriksa kelengkapan jenis data yang dipublikasikan dan kesiapan file data guna integrasi data secara nasional. Memberikan persetujuan, untuk siap disahkan. Mengesahkan publkasi data dasar hidrologi. Penyebarluasan data dan pengiriman file data untuk integrasi dengan secara nasional.
1 hari
1 hari
2 hari
3 hari
7 – 15 hari
2 hari
1 hari
1 hari
1 hari
1 hari
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Ya
Ya
Tidak
Mulai
Penyusunan Program dan usulan
petugas pelaksananya
Memerikasa Program
Disetujui ?
Pengumpulan data hasil pengolahan dan validasi data
Sesuai ?
Konversi data (apabila diperlukan)
Pemasukkan (input) data
Cetak publikasi data dasar hidrologi
Benar ?
Lengkap ?
Siapkan db. file untuk integrasi data
Persetujuan untuk siap disahkan oleh Ka.
Balai/Dinas.
Pengesahan Publikasi data dasar hidrologi.
Penyebarluasan Publikasi dan
pengiriman file data.
Selesai
Memeriksa hasil pengumpulan data
Memeriksa hasil pemasukan data
Memeriksa hasil cetak publikasi dan integrasi data
8
Lampiran 2 Format Publikasi Data Dasar Hidrologi
A. Formulir Publikasi Data Tinggi Muka Air dan Debit.
DATA TINGGI MUKA AIR SUNGAI
S. ......(diisi nama sungai) No. ……(diisi register pos) Tahun ……… Induk Sungai : S. ………………………………………………………………………………………………………….. Data Geografis : xxo xx’ xx”.LU xxo xx’ xx”.BT Lokasi : Propinsi …………………, Kab. ………………, Kec. ………………….Ds. ………………………… ………………………………………(diisi pencapaiannya dan pos berada di kanan/kiri aliran) Luas daerah aliran sungai : …………Km2; Elevasi PDA : …………M Keterangan mengenai Pos Duga Air Didirikan : Tanggal ……- ……- …… oleh ……………………………(diisi instansi yang membangun) Periode pencatatan : Tanggal ……- ……- …… s/d Tanggal ……- ……- ……... Jenis alat : Pesawat Otomatis ………/Papan duga biasa atau manual dibaca ……kali sehari. Ringkasan Data Aliran Ekstrim Aliran terbesar : MA. = ………………………..M ; Tanggal ……- ……-…….. Aliran terkecil : MA. = ………………………..M ; Tanggal ……- ……-…….. Aliran Ekstrim yang Pernah Terjadi sampai dengan Tahun Ini Aliran terbesar : MA. = ………………………..M ; Tanggal ……- ……-…….. Aliran terkecil : MA. = ………………………..M ; Tanggal ……- ……-…….. Catatan : ………………………………air tertinggi pernah diukur pada ……M tanggal …..- …..- …… Pelaksana : ……………………………..(diisi instansi pelaksana pengola data).
Tabel Tinggi Muka Air Harian (m)
Tanggal Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
11 12 13 14 15
16 17 18 19 20
21 22 23 24 25
26 27 28 29 30
31
Rata-rata (m)
Data Tahunan : Rata-rata ………………m. Keterangan :
* = Tanggal pengukuran K = TMA perkiraan berdasarkan hidrograf E = TMA ekstrapolasi
9
DATA DEBIT SUNGAI
S. ......(diisi nama sungai) No. ……(diisi register pos) Tahun ……… Induk Sungai : S. ………………………………………………………………………………………………………….. Data Geografis : xxo xx’ xx”.LU xxo xx’ xx”.BT Lokasi : Propinsi …………………, Kab. ………………, Kec. ………………….Ds. ………………………… ………………………………………(diisi pencapaiannya dan pos berada di kanan/kiri aliran) Luas daerah aliran sungai : …………Km2; Elevasi PDA : …………M Keterangan mengenai Pos Duga Air Didirikan : Tanggal ……- ……- …… oleh ……………………………(diisi instansi yang membangun) Periode pencatatan : Tanggal ……- ……- …… s/d Tanggal ……- ……- ……... Jenis alat : Pesawat Otomatis ………/Papan duga biasa atau manual dibaca ……kali sehari. Ringkasan Data Aliran Ekstrim Aliran terbesar : MA. = ………………………..M ; Q = ………………..m3/dt ; Tanggal ……- ……-…….. Aliran terkecil : MA. = ………………………..M ; Q = ………………..m3/dt ; Tanggal ……- ……-…….. Aliran Ekstrim yang Pernah Terjadi sampai dengan Tahun Ini Aliran terbesar : MA. = ………………………..M ; Q = ………………..m3/dt ; Tanggal ……- ……-…….. Aliran terkecil : MA. = ………………………..M ; Q = ………………..m3/dt ; Tanggal ……- ……-…….. Penentuan besarnya aliran : Besarnya aliran ditentukan berdasarkan rumus Q = ………………, yang dibuat menurut data pengukuran
aliran dari tahun ……s/d tahun …….. Catatan : ………………………………(diisi apabila data pengukuran aliran yang digunakan untuk pembuatan rating
curve kurang), air tertinggi pernah diukur pada ……M dengan Q = ……m3/dt tanggal …..- …..- …… Pelaksana : ……………………………..(diisi instansi pelaksana pengola data).
Tabel Besarnya Aliran Harian (m3/dt)
Tanggal Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
11 12 13 14 15
16 17 18 19 20
21 22 23 24 25
26 27 28 29 30
31
Rata-rata (m3/dt) Aliran/Km2 (l/dt)
Tinggi Aliran (mm) Volume (Juta m3
Data Tahunan : Rata-rata ………………m3/dt ; Aliran/km2 ……………….l/dt. Tinggi aliran ……………….mm ; Total aliran ……………….Juta m3 Keterangan :
* = Tanggal pengukuran K = Debit perkiraan berdasarkan hidrograf E = Debit ekstrapolasi
10
B. Formulir Publikasi Data Pengukuran dan Rating Curve.
Tabel Rangkuman Hasil Pengukuran Debit
No. Tanggal Tinggi Muka Air(m)
Debit(m3/dt)
Keterangan
Sungai Tumpa - Toraut 05.05.03 PDAO Pengukuran aliran periode 2005 s/d 2007 WS. Dumoga-Sungkup
BWS Sulawesi I 10 – 02 - 2008 Gambar 1
Q = A (H ± Ho)B
11
C. Formulir Publikasi Data Hujan Biasa/Manual.
DATA HUJAN HARIAN
Nama Pos : Pos hujan ……………. No. ……(diisi register pos) Tahun ……………. Daerah aliran sungai : …………………………………. Tahun pendirian : ………………………………… Wilayah sungai : …………………………………. Elevasi pos : ……………….m dpal. Lokasi pos : …………………………………. Dibangun oleh : ………………………………… Data geografis : xxo xx’ xx”.LU xxo xx’ xx”.BT Propinsi : ………………………………… Kab./Kec : ………………./ ………………. Pelaksana : …………(disi instansi pengelola).
Tabel Hujan Harian (mm)
Tanggal Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
11 12 13 14 15
16 17 18 19 20
21 22 23 24 25
26 27 28 29 30
31
Jumlah (mm)
Jumlah hari hujan (hari) Rata-rata (mm)
Max (mm) Keterangan : “-“ tidak ada data
12
D. Formulir Publikasi Data Hujan Otomatis.
DATA HUJAN OTOMATIS
Nama Pos : Pos hujan ……………. No. ……(diisi register pos) Tahun …………….
Daerah aliran sungai : …………………………………. Data geografis : xxo xx’ xx”.LU xxo xx’ xx”.BT Tahun pendirian : ………………………………… Wilayah sungai : …………………………………. Propinsi : ………………………………… Elevasi pos : ……………….m dpal. Lokasi pos : …………………………………. Kab./Kec : ………………./ ………………. Dibangun oleh : ………………………………… Pelaksana : …………(disi instansi pengelola)
Tabel Hujan Jam-Jam-an (mm)
Tgl. HB HO 7-8 8-9 9-10 10-11 11-12 12-13 13-14 14-15 15-16 16-17 17-18 18-19 19-20 20-21 21-22 22-23 23-24 24-1 1-2 2-3 3-4 4-5 5-6 6-7
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Jml. Keterangan : Rata2 HB : Hujan Biasa/Manual “-“ Tidak ada data Max HO : Hujan Otomatis
13
E. Formulir Publikasi Data Iklim.
DATA KLIMATOLOGI
Nama Stasiun : Sta. Iklim ……………. No. ……(diisi register pos) Tahun ……………. Daerah aliran sungai : …………………………………. Tahun pendirian : ………………………………… Wilayah sungai : …………………………………. Elevasi pos : ……………….m dpal. Lokasi pos : …………………………………. Dibangun oleh : ………………………………… Data geografis : xxo xx’ xx”.LU xxo xx’ xx”.BT Propinsi : ………………………………… Kab./Kec : ………………./ ………………. Pelaksana : …………(disi instansi pengelola).
Tanggal R.H Temp. Air Penguapan Kec. Angin Radiasi Lama Penyinaran HujanMax Min Rata-Rata dlm Pan "C" (Panci " A) Matahari Matahari
( % ) (oC) (mm) (Km/hari) (Cal/Cm2/hari) ( % ) (mm)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Jumlah
Rata-Rata
Maksimum
Minimum
Keterangan : - = Tidak ada data
Temperatur oC
= Tidak usah diisi.
14
F. Formulir Publikasi Data Kualitas Air.
DATA KUALITAS AIR G.
Daerah aliran sungai : …………………………………. Elevasi pos pengamatan : ……………….m dpal. Wilayah sungai : …………………………………. Pelaksana : …………(disi instansi pengelola). Propinsi : ………………………………… Laboratorium penguji : …………………………………… Kab./Kec : ………………./ ……………….
Baku Mutu Berdasarkan …………………………………..Sungai BakuLokasi Titik Pengamatan (Desa) Mutu
Tanggal KelasJamParameter Satuan
1 Temperatur oC2 DHL umhos3 Zat Terlarut / TDS mg/l4 Salinity %5 Kekeruhan (Turbudity) mg/l6 pH -7 Alkalinity mg/l CaCO38 Acidity mg/l CO29 Oksigen Terlarut (DO) mg/l10 COD mg/l11 BOD mg/l12 Clorida (Cl) mg/l13 Nitrat (NO3) mg/l14 Nitrit (NO2) mg/l15 Sulfat (SO4) mg/l16 Besi Terlarut (Fe) mg/l17 Tembaga Terlarut (Cu) mg/l18 Total Coli Koloni/100ml19 Zat Tersuspensi / TSS mg/l20 Kesadahan mg/l21 Calsium (Ca) mg/l22 Magnesium (Mg) mg/l23 Permanganat (KMnO4) mg/l24 Orto Phospat mg/l25 Amonium (NH4) mg/l26 Minyak dan Lemak mg/l27 Fenol mg/l28 Warna mg/l29 Kromium Terlarut (Cr) mg/l30 Timbal Terlarut (Pb) mg/l31 Cianida mg/l32 Nikel Terlarut (Ni) mg/l33 Seng Terlarut (Zn) mg/l34 Kadmium Terlarut (Cd) mg/l35 Mangan (Mn) mg/l36 Selenium (Se) mg/l37 Barium (Ba) mg/l38 Cobalt (Co) mg/l39 Mercury (Hg) mg/l40 Total Phospat mg/l41 Muka Air cm42 Debit m3/dt
(Posisi Geografis - Lintang - Bujur)
15
H. Formulir Publikasi Data Sedimen.
DATA DEBIT SEDIMEN MELAYANG
S. ......(diisi nama sungai) Tahun ……… Induk Sungai : S. ………………………………………………………………………………………………………….. Data Geografis : xxo xx’ xx”.LU xxo xx’ xx”.BT Lokasi : Propinsi …………………, Kab. ………………, Kec. ………………….Ds. ………………………… ………………………………………(diisi pencapaiannya) Luas daerah aliran sungai : …………Km2; Elevasi : …………M Keterangan mengenai Pos Pengukuran Sedimen Melayang Periode pencatatan : Tanggal ……- ……- …… s/d Tanggal ……- ……- ……... Jenis alat yang digunakan : ………………….. Ukuran Nozel : ……………………….. Penentuan besarnya sedimen : Besarnya sedimen ditentukan berdasarkan rumus Qs = ………………, yang dibuat menurut data pengukuran
sedimen dari tahun ……s/d tahun …….. Catatan : ………………………………(diisi apabila data pengukuran sedimen yang digunakan untuk pembuatan rating
curve sedimen kurang). Pelaksana : ……………………………..(diisi instansi pelaksana pengola data).
Tabel Besarnya Debit Sedimen Melayang (ton/hari)
Tanggal Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
11 12 13 14 15
16 17 18 19 20
21 22 23 24 25
26 27 28 29 30
31
Rata-rata (ton/hari)
Sedimen/Km2 (ton/hari/km2)
Data Tahunan : Rata-rata ………………ton/hari ; Sedimen/km2 ……………….ton/hari/km2.
16
Lampiran 3
Aliran Penyebarluasan Publikasi Data dan Integrasi Basis Data Secara Nasional
Ditjen. SDA
Dinas Propinsi
Dinas Kab./Kota
Pengelola WS
WS dalam 1 Kab./Kota
WS dalam 1 Kab./Kota
Strategis Nasional
WS lintas Kab./Kota
WS lintas Kab./Kota Strategis Nasional
WS lintas Propinsi
WS lintas Negara
Keterangan : : aliran laporan/publikasi langsung. : aliran publikasi (tembusan). WS : Wilayah Sungai
Prosedur dan Instruksi Kerja Pemeliharaan Peralatan dan Pos Hidrologi
NO . : QA/HDR/09/2009
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR
Jl. Pattimura No.20, Kebayoran Baru, Jakarta – Telp. 7396616, Fax. 7208285
2
PROSEDUR DAN INSTRUKSI KERJA PEMELIHARAAN PERALATAN DAN POS HIDROLOGI
1. Tujuan : Sebagai pedoman dalam pelaksanaan pemeliharaan peralatan dan pos hidrologi.
2. Ruang Lingkup : Dokumen ini dibuat dan untuk diterapkan di lingkungan
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air guna memberikan acuan teknis dalam pelaksanaan pemeliharaan peralatan dan pos hidrologi.
3. Definisi : 3.1. Pos/stasiun hidrologi adalah suatu tempat/lokasi
beserta peralatannya yang ditetapkan melalui tahapan survei dan perencanaan jaringan hidrologi yang difungsikan sebagai pemantau kareteristik hidrologi.
3.2. Pemeliharaan adalah serangkaian kegiatan yang
ditujukan untuk mempertahankan fungsi dari obyek (dalam hal ini peralatan dan pos hidrologi) yang dipelihara.
4. Referensi : 4.1. Standar World Meteorological Organization (WMO).
4.2. Pedoman BWRM tentang hidrologi.
5. Ketentuan Umum : 5.1. Pemeliharaan peralatan lapangan :
a. peralatan lapangan apabila tidak digunakan agar disimpan di tempat yang terhindar dari debu (gudang atau almari).
b. sehabis digunakan, agar dibersihkan dahulu sebelum diisimpan kembali. Prosedur pemeliharaan untuk masing-masing alat lihat pada Lampiran 2.
c. kalibrasi agar dilakukan secara berkala atau lakukan perbaikan apabila diperlukan.
5.2. Pos/stasiun hidrologi :
Pemeliharaan pos/stasiun hidrologi agar didasarkan pada hasil inspeksi mutu atau inspeksi pos serta laporan dari penjaga pos.
5.3. Peralatan pengolah dan penyimpan data : Untuk menjaga kinerja peralatan dan penyimpan data agar tetap optimal, maka secara rutin untuk dilakukan : a. disk cleanup, adalah proses yang diperlukan untuk
memelihara komputer yang merupakan salah satu utility operating system Microsoft Windows termasuk digunakan untuk membuat ruang hard disk menjadi
3
lega dari sisa-sisa file terdahulu yang tidak terpakai atau telah dihapus sebelumnya.
b. defragment, adalah suatu proses untuk mengurangi jumlah fragmentasi sistem file.
c. scan anti virus, adalah proses untuk mendeteksi adanya virus dan menghapus virus dari sistem komputer.
d. backup data, dimaksudkan untuk membuat salinan data sehingga salinan data tambahan ini dapat digunakan untuk memulihkan data ke dalam bentuk aslinya jika terdapat kejadian yang menyebabkan data rusak atau hilang.
6. Kegiatan Tanggung Jawab : 6.1. Prosedur pelaksanaan pemeliharaan peralatan dan pos
hidrologi, selanjutnya dapat dilihat pada Lampiran 1. Untuk rincian kegiatan setiap tahapan, diuraikan sbb :
a. Kegiatan persiapan :
a) siapkan data hasil inspeksi mutu/pos atau laporan penjaga pos untuk mengetahui status terakhir kondisi peralatan dan pos hidrologi.
b) susun dan tetapkan program serta personil yang terlibat dalam pelaksanaan pemeliharaan pos hidrologi.
b. Kegiatan pemeliharaan dan penyusunan laporan. a) laksanakan pemeliharaan peralatan dan
pos/stasiun hidrologi. b) susun laporan hasil pemeliharan pos/stasiun
hidrologi. 7. Kondisi khusus : 7.1. Apabila terdapat banyak peralatan dan pos/stasiun
hidrologi yang perlu dilakukan pemeliharaan, maka perlu adanya penyusunan skala prioritas yang didasarkan pada : a. Untuk peralatan lapangan, didasarkan pada :
a) peralatan utama penghasil data, misalkan current meter, alat duga air, alat pencatat hujan dan iklim, dll.
b) peralatan pendukung penghasil data, misalnya : crane, perahu, dan lain-lainnya.
b. Untuk pos hidrologi, didasarkan pada kategori pos, yaitu : a) skala prioritas 1, untuk pos primer atau key
station. b) skala prioritas 2, untuk pos sekunder.
4
c. Untuk peralatan basis data, didasarkan pada : a) peralatan penyimpan data, misalnya : komputer,
server, external hard disk, dan lain-lainnya. b) peralatan pendukung penyimpan data, misalnya
anti virus, stabilizer, dan lain-lainnya.
8. Rekaman : 8.1. Dokumentasi hasil pelaksanaan pemeliharaan alat.
8.2. Laporan pemeliharaan pos/stasiun hidrologi.
9. Lampiran : 9.1. Bagan alir pelaksanaan pemeliharaan pos hidrologi.
9.2. Tata cara pemeliharaan peralatan lapangan.
9.3. Contoh kartu/stiker kalibarasi.
5
Lampiran 1
Bagan Alir Pemeliharaan Peralatan dan Pos Hidrologi
No. Uraian Kegiatan Kabid/Kasi Perencanaan & OP
Koordinator Pelaksana
Petugas Target Pelaksanaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Penyusunan program pemeliharaan dengan didasarkan pada status kondisi peralatan dan pos hidrologi terakhir hasil inspeksi mutu. Memeriksa usulan program pemeliharaan peralatan dan pos hidrologi. Mempersiapkan pelaksanaan pemeliharaan peralatan dan pos hidrologi, meliputi bahan, alat dan SDM. Memeriksa persiapan pelaksanaan pemeliharaan. Melaksanakan pemeliharaan peralatan dan pos hidrologi. Memeriksa hasil pelaksanaan pemeliharaan peralatan dan pos hidrologi. Penyusunan konsep laporan hasil pelaksanaan pemeliharaan peralatan dan pos hidrologi. Memeriksa konsep laporan pemeliharaan peralatan dan pos hidrologi. Mengesahkan laporan hasil pelaksanaan pemeliharan peralatan dan pos hidrologi.
1 hari
1 hari
3 hari
1 hari
3 – 8 hari
1 hari
2 hari
1 hari
1 hari
Ya
Ya
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Mulai
Penyusunan program pemeliharaan dan
usulan petugas pelaksananya
Memerikasa program pemeliharaannya
Disetujui ?
Persiapan pelaksanaan pemeliharaan
Memeriksa persiapan pelaksanaan pemeliharaan
lengkap ?
Pelaksanaan pemeliharan
Memeriksa hasil pelaksanaan pemeliharaan
Sesuia ?
Penyusunan konsep laporan pemeliharaan
Memeriksa hasil pelaksanaan pemeliharaan
Setuju ?
Pengesahan laporan pelaksanaan pemeliharaan
pos
Selesai
6
Lampiran 2
Tata Cara Pemeliharaan Peralatan Lapangan
No. Jenis Peralatan Cara Penyimpanan Cara Pemeliharaan 1. Mobil operasional Di dalam garasi - Ganti oli setiap 5000 km
- Servis secara berkala. 2. Current meter (alat
pengukur kecepatan arus)
- Simpan alat ini yang terdiri dari body current meter, propeller (baling baling), kabel kontak dan counter ke dalam kotak alat.
- Simpan kotak alat di dalam almari / gudang.
- Alat jangan sampai terjatuh. - Dibersihkan dulu sebelum dimasukkan
dalam kotak alat, dengan cara : • semua bagian alat dicuci dengan air
bersih. • tangkai as tempat kedudukkan pelor
dilepas dari rumah baling-baling lalu dicuci dengan bensin, lalu bilas dengan air bersih.
• ganti minyak pelumas di dalam rumah baling-baling dengan pelumas baru.
- Kalibrasikan secara berkala setiap pemakaian telah mencapai 100 kali atau putaran baling-baling sudah tidak halus lagi.
3. Papan duga air biasa/manual
Simpan didalam gudang / tempat yang tidak lembab.
1. Alat yang ada di gudang Dibersihkan secara berkala.
2. Alat yang terpasang di lapangan. Bersihkan papan duga air dari kotoran yang menyangkut, terutama setelah banjir dan lakukan pengecatan ulang apabila tanda dan ukuran tinggi yang tertulis di papan duga sudah tidak terbaca/hilang.
4. Duga air otomatis Simpan didalam gudang / tempat yang tidak lembab.
1. Alat yang ada di gudang. - tutup alat, agar tidak terkena debu. - berikan silica gel.
2. Alat yang terpasang di lapangan. - secara berkala bersihkan alat dengan
kuas. - alat jangan terkena air. - pada alat duga air otomatis (basis
mekanik), hindarkan cara memutar jam secara maksimal dan berikan pelumas (singer oil) pada alur tempat jalannya pena serta pemutar pelampung.
- pada alat duga air otomatis (basis logger dan GSM), bersihkan sensornya dari kotoran khususnya setelah terjadi banjir.
- lobang sumuran agar dibersihkan dari sedimen secara berkala dan setelah terjadi banjir.
- kalibrasi/serviskan secara berkala (5 tahun sekali) atau apabila setiap terjadi penyimpangan dalam pencatatannya.
5. Penakar hujan biasa/manual
Simpan didalam gudang / tempat yang tidak lembab dan usahakan jangan di taruh ditempat yang tinggi.
1. Alat yang ada di gudang. - tutup alat, agar tidak terkena debu. - berikan silica gel.
7
2. Alat yang terpasang di lapangan.
- bersihkan lubang corong dan penampung serta kran secara rutin.
6. Penakar hujan otomatis.
Simpan didalam gudang / tempat yang tidak lembab.
1. Alat yang ada di gudang. - tutup alat, agar tidak terkena debu. - berikan silica gel.
2. Alat yang terpasang di lapangan. - secara berkala bersihkan alat dengan
kuas. - bersihkan lubang corong secara rutin. - pada alat penakar hujan otomatis
(basis mekanik), hindarkan cara memutar jam secara maksimal dan berikan pelumas (singer oil) pada alur tempat jalannya pena serta bersihkan kerak dalam siphon.
- kalibrasi/serviskan secara berkala (3 tahun sekali) atau apabila terjadi penyimpangan dalam pencatatannya.
7. Alat pengukur lama penyinaran matahari
Simpan di dalam almari alat dan hindarkan pada lokasi yang lembab.
1. Alat yang ada di gudang. - tutup alat, agar tidak terkena debu. - berikan silica gel.
2. Alat yang terpasang di lapangan. Bersihkan alur tempat kartu/pias menggunakan kuas secara rutin.
8. Alat pengukur radiasi matahari (aktinograf)
Simpan di dalam almari alat dan hindarkan pada lokasi yang lembab.
1. Alat yang ada di gudang. - tutup alat, agar tidak terkena debu. - berikan silica gel.
2. Alat yang terpasang di lapangan. - secara berkala bersihkan alat dengan
kuas. - bersihkan plat penangkap panas dari
kotoran/debu. - Silica gel harus selalu ada. - Kalibrasikan secara berkala (5 tahun
sekali).
9. Alat pengukur kecepatan angin (anemometer)
Simpan di dalam almari alat dan hindarkan pada lokasi yang lembab.
1. Alat yang ada di gudang. - tutup alat, agar tidak terkena debu. - berikan silica gel. - jaga agar tidak terjatuh.
2. Alat yang terpasang di lapangan. - Bersihkan mangkuk penangkap angin
dengan kuas. - ganti karet sill di bawah baling-baling
apabila sudah aus. - kalibrasikan secara berkala (5 tahun
sekali). 10. Alat pengukur
penguapan (Pan Evaporasi)
Simpan di dalam gudang alat dan hindarkan pada lokasi yang lembab.
1. Alat yang ada di gudang. - jaga jangan sampai terbentur, - bersihkan secara berkala.
2. Alat yang terpasang di lapangan. - bersihkan secara rutin dari kotoran /
lumut didalam panic pengupan. 11. Thermohygrograph Simpan di dalam almari alat
dan hindarkan pada lokasi yang lembab.
1. Alat yang ada di gudang. - tutup alat, agar tidak terkena debu. - berikan silica gel. - jaga agar tidak terjatuh. - bersihkan dari debu secara berkala.
8
2. Alat yang terpasang di lapangan. - bersihkan dari kotoran/debu secara
rutin. - usahakan sensor metal harus kering
agar tidak berkarat. - silica gel harus selalu ada.
12. Termometer maks-minimum, bola basah dan bola kering
Dimasukan dalam tabung plastik dan simpan di dalam almari alat dan hindarkan pada lokasi yang lembab.
1. Alat yang ada di gudang. - jaga agar tidak terjatuh. - bersihkan secara berkala.
2. Alat yang terpasang di lapangan. - bersihkan dari kotoran/debu secara
rutin baik alat maupun rumah alat/selternya.
9
Lampiran 3
Kartu/Stiker Kalibrasi
Nama Pos
Jenis Alat
:
:
……………………………………………….
……………………………………………….
Dikalibrasi Pada
Masa Kalibrasi
Instansi Pelaksana Kalibrasi
:
:
:
……………………………………………….
s/d ………………………………………….
……………………………………………….
Logo Instansi
Kalibrasi
Prosedur dan Instruksi Kerja Inspeksi Mutu Pengelolaan Hidrologi
NO . : QA/HDR/10/2009
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR
Jl. Pattimura No.20, Kebayoran Baru, Jakarta – Telp. 7396616, Fax. 7208285
2
PROSEDUR DAN INSTRUKSI KERJA INSPEKSI MUTU PENGELOLAAN HIDROLOGI
1. Tujuan : Sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan inspeksi mutu pengelolaan hidrologi.
2. Ruang Lingkup : Dokumen ini dibuat dan untuk diterapkan di lingkungan
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air guna memberikan acuan teknis dalam pelaksanaan kegiatan inspeksi mutu pengelolaan hidrologi.
3. Definisi : 3.1. Pengelolaan hidrologi adalah upaya merencanakan,
melaksanakan, memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan hidrologi.
3.2. Inspeksi mutu selanjutnya disebut inspeksi adalah
pemeriksaan atas aspek kelembagaan, sumber daya manusia, jaringan pos hidrologi (hidrometeorologi, hidrologi, dan hidrogeologi), operasional dan pemeliharaan pos hidrologi yang dilakukan oleh tim inspeksi pusat dan atau pengelola hidrologi.
3.3. Tim inspeksi pusat adalah tim yang dibentuk oleh
pembina pengelola hidrologi yang terdiri dari unsur Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, dan Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum.
3.4. Pengelola hidrologi adalah Unit Pelaksana Teknis Pusat
dan Unit Pelaksana Teknis Daerah, institusi berbadan hukum dan organisasi yang mengelola hidrologi.
4. Referensi : 4.1. Keputusan Menteri Kimpraswil No. 509/KPTS/M/2001 tentang Pengelolaan Hidrologi.
4.2. Keputusan Menteri Kimpraswil No. 404/KPTS/M/2002
tentang Pedoman Monitoring dan Pengawasan Hidrologi.
4.3. Pedoman BWRM tentang Hidrologi.
5. Ketentuan Umum : 5.1. Pelaksanaan inspeksi mutu dimaksudkan untuk
memeriksa kinerja pengelolaan hidrologi agar sesuai dengan jaminan mutu hidrologi.
3
5.2. Objek pelaksanaan inspeksi mutu adalah pengelola hidrologi untuk tingkat wilayah sungai maupun propinsi dan kabupaten.
5.3. Aspek yang dinilai dalam pelaksanaan inspeksi mutu
meliputi : a. kinerja pos hidrologi; b. kinerja kelembagaan pengelola hidrologi; c. jumlah dan kualitas serta kompetensi sumber daya
manusia; d. pelaksanaan operasi dan pemeliharaan dalam
pengelolaan hidrologi (pencatatan, pengukuran, pengumpulan, verifikasi, pengolahan, validasi data, penyimpanan data serta publikasi data) sesuai pedoman jaminan mutu pengelolaan hidrologi.
5.4. Tahapan dalam pelaksanaan inspeksi, terdiri dari :
a. identifikasi permasalahan; b. evaluasi terhadap aspek pada butir 5.3; c. penyusunan laporan; d. penilaian kinerja.
5.5. Inspeksi mutu pengelolaan hidrologi dilakukan dengan
cara : a. Inspeksi rutin dilakukan sedikitnya 2 (dua) kali dalam
setahun guna melakukan penilaian pada aspek butir 5.3 a dan 5.3 d.
b. Inspeksi besar dilakukan sedikitnya 5 (lima) tahun sekali guna melakukan penilaian pada aspek butir 5.3 a,b,c,d.
c. Inspeksi luar biasa dilakukan segera sesudah terjadinya bencana alam (banjir, longsor, tsunami, gempa bumi, angin topan dan lain-lain) guna melakukan penilaian aspek butir 5.3 a dan 5.3 d.
5.6. Pelaksanaan inspeksi mutu pengelolaan hidrologi
dilakukan oleh : a. Inspeksi rutin dilaksanakan oleh tim yang dibentuk
oleh pengelola hidrologi; b. Inspeksi besar dilaksanakan oleh tim inspeksi pusat
yang dibentuk oleh pembina pengelola hidrologi: c. Inspeksi luar biasa dilaksanakan oleh tim inspeksi
pusat dengan melibatkan pengelola hidrologi.
5.7. Anggota tim pelaksana inspeksi mutu harus berjumlah ganjil dengan minimal terdiri dari 5 (Lima) orang.
5.8. Keanggotaan tim pelaksana inspeksi rutin, perlu melibatkan unsur dari pelaksana hidrologi, pembina hidrologi, Balitbang Pekerjaan Umum, dan core team quality assurance Balai/Dinas.
4
5.9. Pelaksana inspeksi besar, perlu melibatkan unsur dari Pembina hidrologi, Unit Jaminan Mutu Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, dan Balitbang Pekerjaan Umum.
5.10. Tim inspeksi melakukan pemeriksaan, evaluasi, dan
pelaporan yang mencakup penilaian dan rekomendasi kinerja pengelolaan hidrologi.
5.11. Laporan inspeksi mutu minimal memuat :
a. identifikasi permasalahan; b. evaluasi terhadap aspek pada butir 5.3.; c. penilaian kinerja.
dengan disusun sesuai sistematika, sbb : a. Bab I, berisi pengantar mengenai uraian latar
belakang dan perlunya dilakukan inspeksi, waktu pelaksanaan inspeksi, petugas inspeksi, sumber dana dan tahun anggaran pelaksanaan inspeksi.
b. Bab II, berisi kondisi kinerja kelembagaan, sumber daya manusia, pos hidrologi dan operasi dan pemeliharaan hidrologi pada saat dilaksanakan inspeksi.
c. Bab III, berisi uraian tentang evaluasi. d. Bab IV, berisi kesimpulan dan rekomendasi. e. Lampiran-lampiran (daftar simak dan dokumentasi).
5.12. Pembina pengelola hidrologi memberikan status kinerja pengelola hidrologi berdasarkan rekomendasi dari tim inspeksi.
6. Kegiatan dan Tanggung Jawab : 6.1. Prosedur pelaksanaan inspeksi mutu pengelolaan
hidrologi selanjutnya dapat dilihat pada Lampiran 1. Untuk rincian kegiatan setiap tahapan, diuraikan sbb :
a. Tahap persiapan.
a) susun dan tetapkan jadual serta personil yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan inspeksi mutu.
b) lakukan persiapan kegiatan pemeriksaan, meliputi penyiapan prasarana dan daftar simak inspeksi.
b. Tahapan pemeriksaan (inspeksi mutu)
a) lakukan pemeriksaan untuk identifikasi pemasalahan atas semua aspek mutu pengelolaan hidrologi termasuk aspek kerusakan yang terjadi pada alat-alat hidrologi.
b) catat hasil pemeriksaannya dalam daftar simak Lampiran 2.
c. Tahap evaluasi dan penyusunan laporan a) lakukan evaluasi atas hasil pemeriksaan.
5
b) susun laporan hasil evaluasi beserta kesimpulan dan rekomendasi perbaikannya.
d. Tahap penetapan status kinerja
a) tetapkan status kinerja pengelolaan hidrologi.
6.2. Tanggung Jawab : a. Ketua tim inspeksi
a) menyiapkan program inspeksi mutu pengelolaan hidrologi.
b) memeriksa persiapan pelaksanaan inspeksi mutu. c) memeriksa hasil pelaksanaan inspeksi. d) memeriksa hasil evaluasi dan konsep laporan
inspeksi mutu.
b. Anggota tim inspeksi a) menyiapkan sarana dan prasarana dan daftar
simak inspeksi mutu. b) melaksanakan inspeksi mutu. c) menyusun evaluasi dan konsep laporan.
c. Pembina / Ka. Balai/ Ka. Dinas
a) mengesahkan laporan inspeksi mutu b) menetapkan status kinerja pengelolaan hidrologi.
7. Kondisi khusus : 7.1. Apabila terjadi bencana, perlu segera dilakukan
inspeksi (inspeksi luar biasa) yang dilakukan oleh tim inspeksi pusat dan pengelola hidrologi guna menilai aspek pada butir 5.3 a dan 5.3 d.
8. Rekaman : 8.1. Isian daftar simak inspeksi mutu pengelolaan hidrologi.
8.2. Laporan hasil inspeksi mutu.
9. Lampiran : 9.1. Bagan alir pelaksanaan inspeksi mutu pengelolaan
hidrologi.
9.2. Daftar simak inspeksi mutu pengelolaan hidrologi.
6
Lampiran 1
Bagan Alir Pelaksanaan Inspeksi Mutu Pengelolaan Hidrologi
No. Uraian Kegiatan Pembina/Ka. Balai/ Ka. Dinas
Ketua Tim Inspeksi Anggota Tim Inspeksi
Target Pelaksanaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Menyusun program pelaksanaan inspeksi mutu pengelolaan hidrologi. Memeriksa usulan program inspeksi mutu pengelolaan hidrologi. Menyiapkan sarana dan prasarana serta daftar simak pelaksanaan inspeksi mutu. Memeriksa kesiapan pelaksanaan inspeksi mutu. Melaksanakan inspeksi mutu pengelolaan hidrologi. Memeriksa hasil pelaksanaan inspeksi mutu. Melaksanakan tahapan evaluasi dan penyusunan laporan inspeksi mutu. Memeriksa hasil evaluasi dan konsep laporan inspeksi mutu. Pengesahan laporan hasil inspeksi mutu. Penetapan status kinerja pengelolaan hidrologi.
1 hari
1 hari
2 hari
1 hari
5 hari
1 hari
3 hari
1 hari
1 hari
1 hari
Ya
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Tidak
Mulai
Penyusunan Program
Memerikasa Program
Disetujui ?
Menyiapkan prasarana dan daftar
simak
Memeriksa kesiapan pelaksanaan inspeksi
Lengkap ?
Pelaksanaan inspeksi mutu
Memeriksa hasil pelaksanaan inspeksi
Sesuai Kriteria ?
Pelaksanaan evaluasi dan penyusunan
laporan
Memeriksa hasil evaluasi dan konsep
laporan
benar ?
Pengesahan laporan hasil inspeksi mutu
Penetapan status kinerja pengelolaan hidrologi
Selesai
7
Lampiran 2
CONTOH DAFTAR SIMAK INSPEKSI PENGELOLAAN HIDROLOGI
KINERJA KELEMBAGAAN PENGELOLAAN HIDROLOGI
I. KELEMBAGAAN ............... (Nilai 10)
1. Nama Institusi Pengelola : …………………………… 2. Landasan hukum) pembentukannya : ....................................... 3. Lokasi (Kab./Kota) : …………………………… 4. Unit yang Menangani Hidrologi : Ada / Tidak
: Jika ada, sebutkan .......................................................
II. RUANGAN DAN PIRANTI PELENGKAP ............... (Nilai 5)
1. Ruangan : Ada / Tidak Luas .................m2. 2. Kondisi Ruangan/Bangunan : Layak / Tidak Layak 3. Meja & kursi : Cukup/Tidak Cukup 4. Almari penyimpanan data : Cukup/Tidak Cukup 5. Gudang suku cadang : Ada / Tidak Luas .................m2
III. SUMBER DAYA MANUSIA ............. (Nilai 25)
1. Jumlah personil hidrologi : ....................... Orang. IV. PERALATAN .................. (Nilai 20)
A. Peralatan Pengolah Data
1. Komputer (desktop) : Ada / Tidak (.........buah) Kondisi : Baik / Rusak 2. Laptop : Ada / Tidak (.........buah) Kondisi : Baik / Rusak 3. Printer hitam / putih : Ada / Tidak (.........buah) Kondisi : Baik / Rusak 4. Printer warna : Ada / Tidak (.........buah) Kondisi : Baik / Rusak 5. Scanner : Ada / Tidak (.........buah) Kondisi : Baik / Rusak 6. Digitizer : Ada / Tidak (.........buah) Kondisi : Baik / Rusak 7. Software : Ada / Tidak (Sebutkan : .................................................................) 8. LAN/Internet : Ada / Tidak Kondisi : Baik / Rusak 9. Telepon : Ada / Tidak (.........buah) Kondisi : Baik / Rusak
B. Jaringan Pos 1. Jumlah Pos yg dikelola : ........ pos hujan
: ........ pos duga air : ........ pos iklim C. Peralatan Pengukuran
1. Current meter : Ada / Tidak (..........buah) Kondisi : Baik / Rusak 2. GPS : Ada / Tidak (..........buah) Kondisi : Baik / Rusak 3. Kendaraan operasional : Ada / Tidak Pengadaaan th ... ........... Kondisi : Baik / Rusak 4. Alat bantu pengukuran : - Perahu : Ada / Tidak Kondisi : Baik / Rusak - Crane : Ada / Tidak Kondisi : Baik / Rusak - Winch : Ada / Tidak Kondisi : Baik / Rusak - Sounding Reel : Ada / Tidak Kondisi : Baik / Rusak 5. Water Sample - Sedimen : Ada / Tidak Kondisi : Baik / Rusak - Kualitas Air : Ada / Tidak Kondisi : Baik / Rusak
V. DATA BASE / BASIS DATA ..................... (Nilai 10)
1. Data base kondisi pos : Ada / Tidak (Update Tahun ..................)
8
2. Data base hidrologi : Ada / Tidak (Sebutkan software yg digunakan ...............................) 3. Data base spatial : Ada / Tidak (Sebutkan jumlah layer peta ....................buah)
VI. PENDANAAN DAN PEMPROGRAMAN ………………. (Nilai 20)
A. Dana Operasional dan Pemeliharaan Pos Hidrologi
1. Dana operasional hidrologi : Cukup/Tidak Cukup 2. Keberadaan dana : (sebutkan nama Satkernya ...............................) 3. Sumber Dana : ................................... 4. Besar dana O&P : ..........................juta / milyar (tahun berjalan)
: ..........................juta / milyar (tahun sebelumnya) B. Dana Beli Alat / Rehab Pos Hidrologi
1. Dana Beli alat / Rehab pos : Cukup/Tidak Cukup 2. Keberadaan dana : (sebutkan nama Satkernya ...............................) 3. Besar dana beli alat / rehab pos : ..........................juta / milyar (tahun berjalan) : ..........................juta / milyar (tahun sebelumnya)
C. Pemprograman 1. Rolling Plan Hidrologi : Ada / Tidak 2. Program Tahun Depan : Ada / Tidak Jumlah pos yang dipublikasi : ........ pos 3. Program Pelaks. Operasional Hidrologi : Ada / Tidak (Pengukuran, pengumpulan dan pengo- lahan data serta publikasi)
VII. PROSEDUR DAN PELAPORAN ................ (Nilai 10)
1. Prosedur pengelolaan hidrologi : Ada / Tidak 2. Laporan pelaks. jaminan mutu hidrologi : Ada / Tidak 3. Laporan pelaks. Inspeksi pos : Ada / Tidak 4. Laporan pelaks. validasi data : Ada / Tidak 5. Publikasi Data Hidrologi : Ada / Tidak 6. Publikasi Informasi Hidrologi : Ada / Tidak
Penjelasaan lain (Keterangan lainnya dapat ditulis pada kertas terpisah)
Dapat ditempel foto
Penilaian keseluruhan : (nilai maksimum 100)
Penilaian dibuat oleh Tim Inspeksi Mutu Ketua Anggota 1 Anggota 2 Anggota 3 Anggota 4 Anggota 5 dst.
: : : : : : : : :
....................................................... ....................................................... ....................................................... ....................................................... ....................................................... ....................................................... .......................................................
9
DAFTAR SIMAK INSPEKSI PENGELOLAAN HIDROLOGI
KOMPETENSI DAN KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA
I. JUMLAH DAN KOMPETENSI ................... (NILAI 60)
1. Jumlah Personil : ........................ Orang 2. Kualifikasi personil :
: SLTA : ......... Orang : D3 : ......... Orang
: S1 : ......... Orang : S2/S3 : ......... Orang
3. Personil yang mendapat pelatihan : - Tingkat dasar : ...................... Orang - Tingkat pengolah data : ...................... Orang - Tingkat mahir : ...................... Orang
II. PENUGASAN PERSONIL …………….. (Nilai 40)
1. Penjaga Pos : ........................ orang 2. Petugas pengukur : ........................ orang 3. Pengolah data : ........................ orang 4. Penganalisa data : ........................ orang 5. Pengirim data : ........................ orang 6. Penyimpan data : ........................ orang
No. Nama Usia Lama Kerja
pada Bidang
Hidrologi Pendidikan Pelatihan
Petu
gas
Pos Tugas
Skor
Petu
gas
peng
ukur
Peng
olah
da
ta
Peng
anal
isa
data
Peng
irim
dat
a
Peny
impa
n da
ta
10
Penjelasaan lain (Keterangan lainnya dapat ditulis pada kertas terpisah) Penilaian Keseluruhan : (nilai maksimum 100)
Penilaian dibuat oleh Tim Inspeksi Mutu Ketua Anggota 1 Anggota 2 Anggota 3 Anggota 4 Anggota 5 dst.
: : : : : : : : :
....................................................... ....................................................... ....................................................... ....................................................... ....................................................... ....................................................... .......................................................
11
DAFTAR SIMAK INSPEKSI PENGELOLAAN HIDROLOGI
KINERJA POS HIDROLOGI
I. KONDISI KESELURUHAN POS ................ (Nilai 40)
1. Jumlah pos yg dikelola :
a. pos hujan manual .......... pos automatic .......... pos b. pos duga air manual .......... pos Automatic .......... pos c. stasiun iklim ................ stasiun
2. Jumlah pos yang ada di wilayah sungai ybs (termasuk yg dikelola/milik instansi lainnya)
a. pos hujan manual .......... pos automatic .......... pos b. pos duga air manual .......... pos automatic .......... pos c. stasiun iklim ................ stasiun
Sebutkan rincian pos-pos yg dikelola oleh instansi lainnya (sebagai lampiran daftar simak ini)
3. Inventarisasi kondisi pos : Lengkap / Tidak
4. Katalog pos : Lengkap / Tidak
II. KONDISI POS (NILAI 60)
A. Pos Duga Air Informasi umum Nama pos : .......................................................................... Letak : Kampung/Desa/Kec./Kabupaten/ Propinsi ........................................... Nomor Pos : .......................................................................... Sungai : .......................................................................... Induk Sungai : .......................................................................... Letak Geografis : .......................................................................... Elevasi : .......................................................................... Luas DAS : .......................................................................... Dibangun tanggal : .......................................................................... Dibangun oleh : .......................................................................... Jenis alat : .......................................................................... Nomor register alat : .......................................................................... Petugas : .......................................................................... Kelengkapan pos Papan keterangan pos : Ada / Tidak Patok BM : Ada / Tidak Jalan akses ke pos : Terpelihara / Tidak Bangunan pos : Ada / Tidak Alat : Ada / Tidak Tipe alat : AWLR / Peilscal / Logger / GSM / Satelit Sistem pengaman : Ada / Tidak sebutkan ..................... Lingkungan pos : Terpelihara / Tidak Buku catatan pos : Ada / Tidak Kondisi
A. Kondisi Rejim Sungai
- Lurus/Daerah Tikungan - Kondisi sedimentasi sungai - Stabilitas dasar sungai - Kondisi Aliran - Ada tidaknya bangunan pengairan - Bentuk penampang sungai - Keberadaan pos terdekat - Ada tidaknya peralatan bantu pengukuran debit - Section control
12
B. Kondisi papan keterangan pos
- Miring - Tulisannya terbaca jelas - Tertempel pada bangunan. - Pondasi rusak - Tulisannya tidak terbaca. - Terpancang tersendiri. - ..............(kondisi lainnya disebutkan)
C. Kondisi Patok BM
- elevasi lokal/referensi nasional - Baik - Permanen - Terbaca ketinggiannya - Rusak - Tidak permanen - Tidak terbaca ketinggiannya - .....................(kondisi lainnya disebutkan) -
D. Kondisi jalan akses pos
- Banyak rumput - Curam - Jalan tanah - Becek - Landai - Jalan diperkeras - .....................(kondisi lainnya disebutkan)
E. Kondisi bangunan pos
- Pondasi : baik / retak / pecah / hilang / hanyut. - Bangunan : retak / pecah / hanyut - Rumah pos : baik/rusak - Sumuran/Flushing : - baik - pipa penghubung : mengantung/tidak - tersumbat (sedimen / sampah) - bocor / lubang - salah pasang - pipa dan bak flushing - Tipe Konsol : - pipa pelindung
- Kondisi jembatan/tangga - .....................(kondisi lainnya disebutkan)
E. Kondisi alat E.1. Duga air manual (peilschaal)
- Angka tidak terbaca - posisi salah - menggantung - Angka terbaca - posisi mudah di baca - kurang panjang - .....................(kondisi lainnya disebutkan)
E.2. Duga air otomatis (AWLR / logger / GSM / Satelit) - Jam mati / rusak - kertas habis - mekanik tidak bekerja baik - Battrey / accu habis - space memori habis - Tinta habis - Arm sensor - tower - Solar cell - antena - .....................(kondisi lainnya disebutkan)
F. Kondisi lingkungan pos
- Di lingkungan perumahan - tidak berpagar - jauh dari rumah penjaga - Terganggu pepohonan - tidak berkunci - banyak rumput - .....................(kondisi lainnya disebutkan)
Keterangan : 1. Untuk diskripsi kondisi pos dapat dipilih / disebutkan lebih dari satu. 2. Copy daftar simak ini untuk penilaian kinerja pos yang lainnya.
13
B. Pos Curah hujan Informasi umum
Nama pos : .......................................................................... Letak : Kampung/Desa/Kec./Kabupaten/ Propinsi ........................................... Nomor Pos : .......................................................................... DAS : .......................................................................... Induk Sungai : .......................................................................... Letak Geografis : .......................................................................... Elevasi : .......................................................................... Dibangun tanggal : .......................................................................... Dibangun oleh : .......................................................................... Jenis alat : .......................................................................... Nomor register alat : .......................................................................... Petugas : .......................................................................... Instansi pengelola : ..........................................................................
Kelengkapan pos Papan keterangan pos : Ada / Tidak Jalan akses ke pos : Terpelihara / Tidak Patok BM : Ada / Tidak Alat : Ada / Tidak Tipe alat : Manual / ARR / Logger / GSM / Satelit Sistem pengaman : Ada / Tidak sebutkan ..................... Lingkungan pos : Terpelihara / Tidak Buku catatan pos : Ada / Tidak Kondisi
A. Kondisi Papan Keterangan Pos
- Miring - Tulisannya terbaca jelas - Tertempel pada pagar. - Pondasi rusak - Tulisannya tidak terbaca. - Terpancang tersendiri. - ..............(kondisi lainnya disebutkan)
B. Kondisi Patok BM
- Baik - Permanen - Terbaca ketinggiannya - Rusak - Tidak permanen - Tidak terbaca ketinggiannya - .....................(kondisi lainnya disebutkan)
C. Kondisi Jalan Akses Pos
- Banyak rumput - Curam - Jalan tanah - Becek - Landai - Jalan diperkeras - .....................(kondisi lainnya disebutkan)
D. Kondisi Alat
D.1. Manual (MRG)
- Lobang / korosi - Kran rusak - Gelas ukur tdk sesui diameter corong - Tdk ada penampung - Tdk ada gelas ukur - Skala gelas ukur tidak terbaca - .....................(kondisi lainnya disebutkan)
D.2. Otomatis (ARR / logger / GSM / Satelit) - Jam mati / rusak - kertas habis - mekanik tidak bekerja baik - Tipping Bucket (baik/rusak) - Syphon (tersumbat/tidak) - magnetic switch (baik/rusak) - Bak penampung (baik/bocor) - Battrey / accu habis - space memori habis - Tinta habis - .....................(kondisi lainnya disebutkan)
14
E. Kondisi Lingkungan Pos
- Di lingkungan perumahan - tidak berpagar - jauh dari rumah penjaga - Terganggu pepohonan - tidak berkunci - banyak rumput - Ketinggian pos - .....................(kondisi lainnya disebutkan)
Keterangan : 1. Untuk diskripsi kondisi pos dapat dipilih / disebutkan lebih dari satu. 2. Copy daftar simak ini untuk penilaian kinerja pos yang lainnya.
15
C. Stasiun Iklim Informasi umum
Nama pos : .......................................................................... Letak : Kampung/Desa/Kec./Kabupaten/ Propinsi ........................................... Nomor Pos : .......................................................................... Sungai : .......................................................................... Induk Sungai : .......................................................................... Letak Geografis : .......................................................................... Elevasi : .......................................................................... Dibangun tanggal : .......................................................................... Dibangun oleh : .......................................................................... Jenis alat : .......................................................................... Nomor alat : .......................................................................... Petugas : .......................................................................... Kelengkapan pos Papan keterangan pos : Ada / Tidak Jalan akses ke pos : Terpelihara / Tidak Patok BM : Ada / Tidak Alat : Ada / Tidak Sistem pengaman : Ada / Tidak sebutkan ..................... Lingkungan pos : Terpelihara / Tidak Kondisi
A. Kondisi papan keterangan pos
- Miring - Tulisannya terbaca jelas - Tertempel pada pagar. - Pondasi rusak - Tulisannya tidak terbaca. - Terpancang tersendiri. - ..............(kondisi lainnya disebutkan)
B. Kondisi Patok BM
- Baik - Permanen - Terbaca ketinggiannya - Rusak - Tidak permanen - Tidak terbaca ketinggiannya - .....................(kondisi lainnya disebutkan)
C. Kondisi Jalan Akses Pos
- Banyak rumput - Curam - Jalan tanah - Becek - Landai - Jalan diperkeras - .....................(kondisi lainnya disebutkan)
D. Kondisi Alat
Jenis alat - Psycometer : (sebutkan kondisinya ..................................................) - Pan A & Hook gauge : (sebutkan kondisinya ..................................................) - Anemometer : (sebutkan kondisinya ..................................................) - Penakar hujan : (sebutkan kondisinya ..................................................) - Sunshine recorder : (sebutkan kondisinya ..................................................) - Thermohydrograph : (sebutkan kondisinya ..................................................) - Actinograph : (sebutkan kondisinya ..................................................) - Thermometer minimum/maksimum : - Thermometer basah/kering - Thermometer apung
E. Kondisi Lingkungan Pos
- Dilingkungan perumahan - tidak berpagar - jauh dari rumah penjaga - Terganggu pepohonan - tidak berkunci - banyak rumput - .....................(kondisi lainnya disebutkan)
Keterangan : 1. Untuk diskripsi kondisi pos dapat dipilih / disebutkan lebih dari satu. 2. Copy daftar simak ini untuk penilaian kinerja pos yang lainnya.
16
Penjelasaan lain (Keterangan lainnya dapat ditulis pada kertas terpisah) Penilaian Keseluruhan : (nilai maksimum 10)
Penilaian dibuat oleh Tim Inspeksi Mutu Ketua Anggota 1 Anggota 2 Anggota 3 Anggota 4 Anggota 5 dst.
: : : : : : : : :
....................................................... ....................................................... ....................................................... ....................................................... ....................................................... ....................................................... .......................................................
17
DAFTAR SIMAK INSPEKSI PENGELOLAAN HIDROLOGI
KINERJA OPERASI DAN PEMELIHARAAN HIDROLOGI
I. Operasi
1. Pengumpulan data - Kegiatan pengumpulan data : Ada / Tidak - Pengumpulan data untuk berapa pos : (sebutkan .......................................)
- Pengumpulan data : 1 bln / 2 bln / 3 bln / ....bln sekali. - Pelaksanaan : Dijemput / diantar oleh penjaga pos - Pengukuran aliran ; Ada / Tidak - Pelaksanaan pengukuran aliran : (sebutkan untuk tahun berjalan .................................) : sebutkan untuk tahun sebelumnya .................................) 2. Pengolahan dan validasi data
- Kegiatan pengolahan & validasi data : Ada / Tidak - Pelaksanaan : Dilakukan oleh Pengelola sendiri / diberikan pihak ke – 2
3. Data base dan Publikasi
- Kegiatan updating data base : Ada / Tidak - Updating data base : - data base kondisi pos : Ada / Tidak - data base data hidrologi (berapa pos sebutkan .......) (panjang data ....................) - data base spatial : Ada / Tidak - Penyusunan Publikasi data : Ada / Tidak - Pelaksanaan : Dilakukan oleh Pengelola sendiri / diberikan pihak ke – 2
4. Analisis data dan Penyusunan Informasi Hidrologi
- Kegiatan analisis data : Ada / Tidak - Jenis informasi hidrologi yg disusun : (sebutkan ..................................................) II. Pemeliharaan
1. Alat - Kalibrasi current meter : Pernah / belum Kalibrasi terakhir ........... - Kalibrasi pencatat hujan : Pernah / belum (sebutkan .............................................) - Kalibrasi pencatat TMA : Pernah / belum (sebutkan .............................................) - Kalibrasi pencatat iklim : Pernah / belum (sebutkan .............................................) 2. Bangunan
- Pemeliharaan bangunan : Ada / Tidak - Berapa pos : (sebutkan untuk tahun berjalan ......................) : (sebutkan untuk tahun-tahun sebelumnya .......................................)
3. Sumber Daya Manusia (SDM)
- Program pelatihan : Ada / Tidak - Berapa orang : (sebutkan untuk tahun berjalan ......................)
: (sebutkan untuk tahun-tahun sebelumnya .......................................)
18
Penjelasaan lain (Keterangan lainnya dapat ditulis pada kertas terpisah) Penilaian Keseluruhan : (nilai maksimum 10)
Penilaian dibuat oleh Tim Inspeksi Mutu Ketua Anggota 1 Anggota 2 Anggota 3 Anggota 4 Anggota 5 dst.
: : : : : : : : :
....................................................... ....................................................... ....................................................... ....................................................... ....................................................... ....................................................... .......................................................
Prosedur dan Instruksi Kerja Pelatihan Hidrologi
NO . : QA/HDR/11/2009
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR
Jl. Pattimura No.20, Kebayoran Baru, Jakarta – Telp. 7396616, Fax. 7208285
2
PROSEDUR DAN INSTRUKSI KERJA PELATIHAN HIDROLOGI
1. Tujuan : Sebagai pedoman dalam menyelenggarakan pelatihan hidrologi termasuk pelatihan kualitas air.
2. Ruang Lingkup : Dokumen ini dibuat dan untuk diterapkan di lingkungan
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air guna memberikan acuan teknis dalam menyelenggarakan pelatihan hidrologi dan kualitas air.
3. Definisi : 3.1. Pelatihan adalah salah satu upaya guna meningkatkan
kapasitas sumber daya manusia agar dicapai suatu mutu yang telah ditetapkan.
3.2. Modul adalah bahan ajar/materi yang digunakan untuk
acara pelatihan.
3.3. Silabus adalah suatu dokumen yang berisikan tentang tujuan, sasaran, mata ajar, target group, nara sumber dan waktu pelaksanaan pelatihan, guna mengontrol pencapaian maksud dari pelaksanan pelatihan tersebut.
4. Referensi : 4.1. Pedoman BWRM tentang Hidrologi.
4.2. Kumpulan modul pelatihan hidrologi.
5. Ketentuan
Umum : 5.1. Pelatihan hidrologi dapat dilakukan secara berkala, guna meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di bidang hidrologi dan kualitas air.
5.2. Pelatihan hidrologi, dibagi dalam beberapa tingkatan : a. tingkat penjaga pos. b. tingkat dasar. c. tingkat terapan. d. tingkat managerial.
5.3. Setiap penyelenggaraan pelatihan di daerah agar
dikoordinasikan dengan pembina hidrologi (Subdit Hidrologi dan Kualitas Air, Dit. Bina PSDA), guna penentuan : a. target group pelatihan. b. nara sumber / instruktur. c. penggunaan modul ajar.
3
5.4. Sertifikat pelatihan akan diterbitkan oleh Pembina hidrologi.
5.5. Penyelenggaraan pelatihan hidrologi, dilakukan dengan mengacu, kriteria di bawah ini :
No. Tingkat Pelatihan Target Group Materi Penyelenggara Metode
Pelatihan 1 Tingkat penjaga pos Penjaga pos - O&P alat.
- Pencatatan data.
Daerah Workshop
2 Tingkat dasar Semua staf pengelola hidrologi dan pengolah data.
- Pengenalan siklus hidrologi.
- Pengenalan alat. - Pengukuran dan
pengambilan contoh uji.
- Pengolahan data. - Validasi data.
Daerah/Pusat - Klasikal - OJT
3. Tingkat terapan Pengolah data Staff teknik Balai
- Analisis lanjutan, mis. analisis banjir, kekeringan, dll.
- Aplikasi basis data hidrologi
Pusat - Klasikal - OJT
4. Tingkat managerial Kepala UPT/Kabid/Kasi
- Penyusunan program hidrologi.
- Manfaat hidrologi. - ISO
Pusat Klasikal
Keterangan : OJT = on the job training.
6. Kegiatan Tanggung Jawab : 6.1. Prosedur penyelenggaraan pelatihan hidrologi,
selanjutnya dapat dilihat pada Lampiran 1. Untuk rincian kegiatan setiap tahapan, diuraikan sbb :
a. Kegiatan persiapan :
a) susun dan tetapkan program termasuk jadual dan silabus pelatihan hidrologi.
b) tetapkan tempat pelaksanaan pelatihan. c) siapkan dan sebarkan undangan untuk para
peserta dan nara sumber. d) siapkan modul pelatihannya.
b. Kegiatan pelaksanaan pelatihan
a) lakukan pelaksanaan pelatihan hidrologi. b) lakukan dokumentasi selama pelatihan. c) catat dan tulis masukkan dan hal-hal yang perlu
ditindaklanjuti khususnya hal-hal yang terkait dengan upaya peningkatan pengelolaan hidrologi ke depan.
4
c. Pembuatan laporan a) susun laporan dan evaluasi pelaksanaan
pelatihan hidrologi.
6.2. Tanggung jawab : a. Koordinator pelaksana :
a) menyusun program pelaksanaan pelatihan dan silabus.
b) memeriksa kesiapan pelaksanaan pelatihan. c) memeriksa konsep laporan pelaksanaan
pelatihan.
b. Petugas a) melakukan persiapan pelaksanaan pelatihan
termasuk penyusunan undangan peserta, nara sumber dan penyiapan modul pelatihan.
b) menyelenggarakan dan mendokumentasikan pelaksanaan pelatihan.
c) menyusun konsep laporan hasil pelaksanaan pelatihan.
c. Kasubdit. Hidrologi/Kabid./Kasi Perencanaan dan OP : a) menyetujui konsep laporan pelatihan.
d. Direktur / Kapala Balai/Dinas
a) mengesahkan laporan pelatihan.
7. Kondisi khusus : 7.1. Apabila pengelola hidrologi daerah telah memprioritaskan untuk pelaksanaan pelatihan tingkat terapan, maka pelatihan dapat dilaksanakan di daerah.
8. Rekaman : 8.1. Dokumentasi pelatihan hidrologi.
8.2. Laporan pelaksanaan pelatihan hidrologi.
9. Lampiran : 9.1. Bagan alir tata cara penyelenggaraan pelatihan hidrologi.
5
Lampiran 1
Bagan Alir Penyelenggaraan Pelatihan Hidrologi
No. Uraian Kegiatan Direktur/Ka. Balai/Dinas
Kasubdit. Hidrologi/Kabid/Kasi Perencanaan & OP
Koordinator Pelaksana
Petugas Target Pelaksanaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9
Penyusunan program dan jadual termasuk penyusunan silabus dan personil pelaksana pelatihan. Pemeriksaan usulan program dan jadual pelaksanaan pelatihan. Melaksanakan kegiatan persiapan pelaksanaan pelatihan. Memeriksa kesiapan dan kepelengkapan pelaksanaan pelatihan. Melaksanakan pelatihan Penyusunan laporan dan evalusi. Memeriksa konsep laporan pelatihan. Menyetujui konsep laporan pelatihan. Mengesahkan laporan pelatihan.
1 hari
1 hari
7 hari
3 – 5 hari
3 hari
1 hari
1 hari
1 hari
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Mulai
Penyusunan Program dan Jadual
Pelaksanaan Pelatihan
Memeriksa Program
Disetujui ?
Persiapan pelaksanaan
Disetujui ?
Memeriksa kesiapan persiapan
Pelaksanaan Pelatihan
Penyusunan Laporan
Memeriksa Konsep Laporan Pelatihan
Sesuia ?
Menyetujui konsep laporan
Disetujui ?
Mengesahkan laporan pelatihan
Selesai
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL SUMBER DAYA AIR NOMOR : ……../KPTS/2009
TENTANG
PENGESAHAN KUMPULAN PROSEDUR MUTU PENGELOLAAN HIDROLOGI
Direktur Jenderal Sumber Daya Air,
Menimbang : a. bahwa untuk lebih meningkatkan mutu pekerjaan bidang
hidrologi agar keluaran data dan informasi hidrologi yang dihasilkan akurat, tepat waktu dan berkesinambungan, perlu pengesahan Kumpulan Prosedur Mutu Pengelolaan Hidrologi.
b. bahwa untuk maksud tersebut, perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal Sumber Daya Air.
Mengingat : 1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah, serta perubahan-perubahannya yang ditetapkan dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 95 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketujuh atas Keputusan Presiden Nomor 80 tahun 2003;
2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 43/PRT/M/2007 tentang Standard an Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi;
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 04/PRT/M/2009
tentang Sistem Manajemen Mutu Departemen Pekerjaan Umum;
4. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah
Nomor : 427/KPTS/M/2001 tentang Pedoman Teknik Penyusunan Peraturan Daerah Pengelolaan Hidrologi;
5. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah
Nomor : 509/KPTS/M/2001 tentang Pengelolaan Hidrologi;
6. Keputusan Menteri Kimpraswil Nomor 404/KPTS/M/2002 tentang Pedoman Monitoring dan Pengawasan Pos Hidrologi;
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR
Jl. Pattimura No.20, Kebayoran Baru, Jakarta – Telp. 7396616, Fax. 7208285
7. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 67/KPTS/M/1998 tentang Jaminan/Kepastian Mutu;
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 01/PRT/M/2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pekerjaan Umum.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL SUMBER DAYA AIR TENTANG PENGESAHAN KUMPULAN PROSEDUR MUTU PENGELOLAAN HIDROLOGI.
KESATU :
Mengesahkan Kumpulan Prosedur Mutu Pengelolaan Hidrologi yang terdiri dari :
a. Prosedur dan Instruksi Kerja Survei Penempatan dan Pembangunan Pos Hidrologi.
b. Prosedur dan Instruksi Kerja Pengamatan, Pencatatan dan Pelaporan Data Hidrologi.
c. Prosedur dan Instruksi Kerja Pengukuran Debit Sungai dan Saluran Terbuka.
d. Prosedur dan Instruksi Kerja Pembuatan Lengkung Debit (Raing Curve).
e. Prosedur dan Instruksi Kerja Pengambilan Contoh Uji dalam Rangka Pemantauan Kualitas Air.
f. Prosedur dan Instruksi Kerja Pengolahan Data Dasar Hidrologi.
g. Prosedur dan Instruksi Kerja Validasi Data. h. Prosedur dan Instruksi Kerja Updating Basis Data dan
Publikasi Data Dasar Hidrologi. i. Prosedur dan Instruksi Kerja Pemeliharaan Peralatan dan
Pos Hidrologi. j. Prosedur dan Instruksi Kerja Inspeksi Mutu Pengelolaan
Hidrologi. k. Prosedur dan Instruksi Kerja Pelatihan Hidrologi.
KEDUA :
Semua pihak yang melaksanakan kegiatan pengelolaan hidrologi di lingkungan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air di seluruh Indonesia, wajib menerapkan pedoman-pedoman dimaksud pada diktum KESATU dan pedoman-pedoman pelaksanaan penerapan jaminan mutu (quality assurance) lainnya yang bersifat manajerial yang telah ditetapkan dalam Keputusan Direktur Jenderal Sumber Daya Air Nomor 177/KPTS/D/2003, yang terdiri dari : 1. Prosedur Tindakan Preventif;
2. Prosedur Pengendalian Produk Cacat; 3. Prosdur Aksi Koreksi; 4. Prosedur Pengendalian Catatan Mutu; 5. Prosedur Kaji Ulang Manajemen.
KETIGA :
Menugaskan kepada Direktur Bina Pengelolaan Sumber Daya Air dan Kepala Unit Jaminan Mutu Direkorat Jenderal Sumber Daya Air, untuk menyebarluaskan, mengawasi dan menampung saran penyempurnaan pedoman-pedoman dimaksud pada diktum KESATU dan KEDUA.
KEEMPAT :
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam Keputusan ini, akan diadakan pembetulan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 2009
DIREKTUR JENDERAL SUMBER DAYA AIR,
IWAN NURSYIRWAN
Tembusan Keputusan ini disampaikan kepada Yth. : 1. Sekretaris Jenderal Dep. Pekerjaan Umum; 2. Sekretaris Direktur Jenderal Sumber Daya Air; 3. Para Direktur di lingkungan Direktorat Sumber Daya Air; 4. Para Kepala Balai/Balai Besar Wilayah Sungai; 5. Kepala Unit Jaminan Mutu Direktorat Sumber Daya Air; 6. Pertinggal.
Kumpulan Prosedur Mutu Pengelolaan Hidrologi
NO . : QA/HDR/MPH/2009
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR
Jl. Pattimura No.20, Kebayoran Baru, Jakarta – Telp. 7396616, Fax. 7208285
2
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar belakang Ketersediaan data dan informasi hidrologi yang memadai, akurat, tepat waktu dan berkesinambungan sudah menjadi tuntutan mendesak untuk dapat segera diwujudkan, sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Sumber Daya Air No. 7 Tahun 2004. Namun kenyataannya hingga saat ini kualitas data hidrologi yang ada, dapat dikatakan secara umum masih rendah. Sehingga untuk mewujudkan cita-cita tersebut harus didukung usaha pengelolaan hidrologi yang lebih professional mulai dari tingkat Pusat hingga Daerah.
Pengelolaan hidrologi merupakan kegiatan yang mencakup perencanaan, inventarisasi, pengolahan, pemanfaatan, pemeliharaan dan pengawasan baik data dan informasi hidrologi, pos/bangunan hidrologi, termasuk peralatan hidrologi sebagai bagian dari pengelolaan sumber daya air.
Kegiatan hidrologi di Indonesia saat ini dikelola oleh 13 (tiga belas) lembaga, baik Pemerintah, swasta dan perguruan tinggi. Lembaga tersebut antara lain adalah Departemen Pekerjaan Umum, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Departemen Pertanian, Departemen Kehutanan, Pemda Propinsi dan Kab./Kota, LIPI, BPPT, Bakosurtanal, TNI, Batan, Perguruan Tinggi dan Masyarakat Hidrologi Indonesia. Banyak keterlibatan lembaga tersebut dengan berbagai kepentingan masing-masing menyebabkan pengelolaan hidrologi di Indonesia menjadi tidak efisien dan kurang terkoordinasi secara baik.
Berdasarkan hasil pemantauan, banyak ditemui lokasi pos di suatu tempat yang sangat rapat dan dimiliki oleh beberapa lembaga. Hal ini menjadi salah satu bukti, bahwa pengelolaan hidrologi yang dilakukan saat ini belum terkoordinasi dengan baik, yang akan berdampak pada pengeluaran anggaran negara untuk pengelolaan hidrologi menjadi tidak efisien, karena beberapa lembaga melakukan kegiatan yang serupa.
Berdasarkan data yang ada sampai dengan saat ini, kondisi pos / alat hidrologi yang ada/ terpasang sangat memprihatinkan, banyak yang telah mengalami kerusakan atau hilang serta sangat tergantung pada produksi luar negeri. Selain permasalahan tersebut, yang tidak kalah penting untuk mendapatkan perhatian adalah kondisi sumber daya manusia (SDM) para pengelola hidrologi, yang relatif sedikit dari sisi jumlah maupun kompetensinya, sarana prasarana penunjang serta ketersediaan dana operasi dan pemeliharaan yang sangat terbatas sehingga akan berdampak secara langsung pada mutu dan kesinambungan data hidrologi yang dihasilkan.
1.2 Maksud dan tujuan 1.2.1 Maksud
Terwujudnya pedoman pelaksanaan dalam pengelolaan hidrologi yang memenuhi standar mutu sehingga dapat diperoleh data yang memadai, akurat dan mudah diakses, lebih optimal dalam pemanfaatan waktu dan sumber daya, lebih jelas wewenang dan tanggung jawabnya.
3
1.2.2 Tujuan
Tersedianya data hidrologi yang memadai, akurat, tepat waktu, berkesinambungan dan dikelola dengan efektif dan efisien serta dapat dipercaya dalam pengelolaan sumber daya air, baik secara nasional maupun internasional.
Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan upaya-upaya sebagai berikut : a. mewujudkan koordinasi dan sinkronisasi program dan kegiatan di tingkat pusat dan
daerah. b. mewujudkan standar mutu dan sertifikasi bagi pelaksanaan pengelolaan hidrologi. c. mewujudkan ketersediaan pendanaan yang cukup bagi pelaksanaan pengelolaan
hidrologi. d. mendorong produksi dan penggunaan peralatan hidrologi nasional.
1.3 Ruang lingkup a. Sumber daya manusia. b. Pengadaan peralatan hidrologi dan lahan. c. Standar minimal kelangkapan peralatan hidrologi. d. Kegiatan pengelolaan hidrologi.
a. Perencanaan jaringan pengamatan hidrologi. b. Survei penempatan dan pembangunan pos. c. Pencatatan data. d. Pengukuran debit & pembuatan lengkung debit (rating curve). e. Pengambilan sampel dan uji laboratorium. f. Pengolahan data dasar. g. Penyajian data. h. Analisis data. i. Pembuatan basis data (data base) dan sistem informasi. j. Publikasi data. k. Pemeliharaan bangunan dan peralatan. l. Inspeksi mutu. m. Pembinaan & pelatihan. n. Kalibrasi dan sertifikasi peralatan.
e. Kelembagaan dan pembiayaan pengelolaan hidrologi.
1.4 Pengertian Dalam pedoman ini yang dimaksud dengan:
a. Pemerintah adalah perangkat Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas Presiden beserta para menteri. b. Manajemen mutu adalah upaya sistematis melalui fungsi perencanaan, pelaksanaan, pengendalian serta tindak lanjut terhadap semua aspek internal maupun eksternal dalam suatu unit kerja, yang meliputi seluruh sumber daya, guna merealisasikan komitmen, kebijakan dan sasaran mutu yang telah ditetapkan dalam rangka memberikan kepuasan pelanggan untuk masa sekarang dan masa yang akan datang. c. Komitmen mutu adalah suatu tekad yang diprakarsai dan digalang oleh pimpinan unit kerja beserta seluruh jajarannya untuk melaksanakan kebijakan mutu secara konsisten dan berkelanjutan dalam rangka mewujudkan mutu dan kepuasan pelanggan.
4
d. Kebijakan mutu adalah pernyataan resmi dan terdokumentasi dari pimpinan unit kerja yang menegaskan komitmen mutu dan menetapkan arah serta tujuan unit kerja tersebut dalam rangka merealisasikan komitmen mutu dan sasaran yang telah ditetapkan. e. Mutu adalah kesesuaian terhadap persyaratan yang telah ditetapkan. f. Pelanggan adalah proses berikutnya yang menerima atau menggunakan jasa atau produk dari proses sebelumnya. g. Pengendalian adalah kegiatan yang berorientasi pada pencapaian tujuan, mencegah penyimpangan dan melakukan tindakan koreksi untuk menjaga agar supaya kegiatan tersebut tetap berada pada tujuan serta berada dalam batas toleransi persyaratan atau kriteria yang ditetapkan. h. Pengendalian Proses adalah upaya menjaga agar suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan tetap berada pada tujuan yang telah ditetapkan serta berada dalam batas toleransi persyaratan atau kriteria yang telah ditetapkan dan melakukan tindakan koreksi bila terjadi penyimpangan. i. Proses adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang merubah masukan (input) menjadi keluaran (output). j. Prosedur Mutu adalah dokumen yang merupakan bagian dari Sistem Manajemen Mutu yang isinya menjelaskan mekanisme tentang bagaimana suatu proses atau kegiatan yang melibatkan lebih dari satu bagian, dilaksanakan secara terkendali dan konsisten dalam upaya mencapai tujuan yang direncanakan. k. Instruksi Kerja adalah petunjuk kerja terdokumentasi yang dibuat secara rinci, spesifik dan bersifat instruktif, yang dipergunakan oleh petugas sebagai acuan dalam melaksanakan suatu pekerjaan yang spesifik untuk dapat mencapai hasil kerja yang sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan. l. Air adalah semua air yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan dan air laut yang berada di darat. m. Hidrologi adalah hal-hal yang berhubungan dengan air di bumi, yang terkait dengan terjadinya, peredarannya, sifat-sifat kimia, fisika dan interaksinya dengan lingkungan. n. Klimatologi adalah hal-hal yang terkait tentang fenomena iklim pada suatu tempat atau wilayah. o. Pengelolaan hidrologi adalah upaya merencanakan, melaksanakan, memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan kegiatan hidrologi. p. Hidrologi air hujan (hidrometeorologi) adalah semua aspek pengelolaan yang berkaitan dengan air hujan yang terdapat di atmosfer dan interaksinya dengan air permukaan. q. Hidrologi air permukaan (hidrologi) adalah semua aspek pengelolaan yang berkaitan dengan air yang terdapat pada dan/atau mengalir dipermukaan tanah dan interaksinya dengan air hujan dan air tanah.
5
r. Hidrologi air tanah (hidrogeologi) adalah semua aspek pengelolaan yang berkaitan dengan air yang berada di bawah permukaan tanah pada lajur / zona jenuh dan interaksinya dengan air permukaan. s. Pos pengamatan adalah suatu tempat/lokasi yang ditetapkan melalui tahapan survei dan perencanaan jaringan hidrologi yang difungsikan sebagai pemantau kareteristik hidrologi. t. Stasiun pengamatan adalah pos atau kumpulan dari beberapa pos pengamatan yang terdiri dari peralatan pemantau karakteristik hidrologi yang lebih dari satu jenis.
6
BAB II Sumber Daya Manusia
2.1 Kualifikasi dan tugas 2.1.1 Penjaga pos 2.1.1.1 Persyaratan menjadi penjaga pos Syarat untuk menjadi penjaga adalah sehat jasmani-rohani, dapat mempunyai pekerjaan lain, minimal dapat baca-tulis (kecuali jika keadaan tidak memungkinkan), tempat tinggal dekat pos, dan mempunyai dedikasi tinggi serta bersertifikat pelatihan operasi dan pemeliharaan peralatan pencatat data hidrologi. Usia maksimal 60 tahun apabila mungkin dapat dibuktikan dengan surat kelahiran. Dalam keadaan penjaga pos tidak dapat baca-tulis, maka penjaga yang ditugaskan dapat menunjuk petugas lain membantu dalam pelaksanaan pembacaan dan pencatatan hasil rekaman alat. Tugas penjaga pos adalah sebagai berikut : a. menjaga dan memelihara bangunan dan seluruh peralatan yang ada dengan melakukan
pengecekan rutin, termasuk menjaga keamanan alat dari kehilangan dan kebersihan lingkungan.
b. mengganti dan memasang kertas grafik untuk pos otomatik, serta membaca dan mencatat data dari alat-alat pencatat data hidrologi biasa/manual sesuai dengan pedoman dan waktu yang telah ditentukan.
c. mencatat kejadian-kejadian istimewa yang terjadi di lokasi pos pada formulir yang telah ditentukan, misalnya banjir besar, hujan lebat, bencana alam, kerusakan pos, kehilangan alat dan lain-lainnya serta melaporkan dengan segera kepada instansi pengelola pos hidrologi.
d. melakasnakan perbaikan-perbaikan ringan dan darurat seperlunya untuk menjaga agar peralatan dapat berfungsi dengan baik.
e. melaksanakan tugas/pesan yang diberikan oleh petugas dari pengelola hidrologi. 2.1.1.2 Evaluasi kehadiran penjaga pos Kehadiran penjaga pos dalam melaksanakan tugas penjagaan pos dan pencatatan data, dievaluasi dengan melihat kelengkapan daftar kehadiran yang diverifikasi melalui cara : a. melakukan uji konsistensi data hidrologi dan membandingkan hasil pemantauan pos dan
membandingkan antara hasil pencatatan data manual dengan otomatis atau b. memakai alat perekam kehadiran (apabila memungkinkan). 2.1.2 Pengukur debit dan pengambil contoh uji Berpendidikan minimal setara SLTA, sehat jasmani-rohani, memiliki keterampilan dan bersertifikat untuk melaksanakan pengukuran debit dan pengambil contoh uji (sampel air) dalam kondisi aliran dan penampang sungai yang beragam.
7
Tugas pengukur debit dan pengambil contoh uji adalah sebagai berikut : a. melakukan pengukuran debit, pengambilan contoh uji dan muatan sedimen dasar pada
kondisi muka air tinggi, sedang dan rendah antara 3 s/d 6 kali setahun per pos duga air. b. mencatat, menghitung dan melaporkan hasil pengukuran debit, c. mengemas dan memberikan label serta mengirimkan sampel air dan muatan sedimen ke
laboratorium.
2.1.3 Pengkalibrasi alat Berpendidikan minimal setara D3, sehat jasmani-rohani, memiliki keahlian yang dibuktikan dengan memiliki sertifikat dari instansi yang berwenang (instansi yang mempunyai laboratorium kalibrasi yang sudah terakreditasi antara lain KIM-LIPI atau Litbang SDA dalam mengkalibrasi peralatan hidrologi. Tugas pengkalibrasi alat adalah sebagai berikut : a. melakukan kalibrasi peralatan hidrologi (alat pemantau muka air, hujan, iklim dan alat
pengukuran debit) sesuai prosedur yang telah ditetapkan. b. melakukan perbaikan peralatan yang akan dikalibrasi. c. membuat rumus baru pada alat pengukur debit berdasarkan hasil kalibrasi. d. membuat konsep sertifikat hasil kalibrasi. 2.1.4 Pengolah data Berpendidikan minimal setara D3, sehat jasmani-rohani dan memiliki keahlian yang dibuktikan dengan memiliki sertifikat pengolahan data baik secara manual maupun dengan menggunakan perangkat lunak atau minimal pernah memperoleh pelatihan hidrologi dasar dalam bidang pengolahan data. Tugas pengolah data adalah sebagai berikut : a. melakukan pengolahan terhadap data hidrologi hasil pemantauan lapangan ke dalam
format tabulasi. b. membuat hidrograf aliran dan kurva durasi aliran. c. menyerahkan hasil pengolahan kepada tim penganalisa data. d. menyiapkan konsep publikasi setelah dilakukan validasi data.
2.1.5 Penganalisa data Berpendidikan minimal setara S1, sehat jasmani-rohani dan memiliki keahlian yang dibuktikan dengan memiliki sertifikat dalam analisa data baik manual maupun memakai perangkat lunak. Tugas penganalisa data adalah sebagai berikut : a. melakukan analisa data dasar untuk kebutuhan publikasi. b. melakukan updating rating curve (kurva debit). c. menetapkan penggunaan rating curve dalam pengolahan data muka air menjadi data
debit. d. melakukan perhitungan koreksi dan penyimpangan pengukuran. e. melakukan analisa lanjutan untuk menghasilkan informasi hidrologi seperti ketersediaan
air, kebutuhan air, neraca air, debit banjir, kekeringan, sedimentasi dan kualitas air. 2.1.6 Pemvalidasi data Berpendidikan minimal setara S1, sehat jasmani-rohani dan memiliki keahlian yang dibuktikan dengan memiliki sertifikat dalam validasi data.
8
Tugas pemvalidasi data adalah sebagai berikut : a. melakukan validasi data. b. melaksanakan pengecekan terhadap penyimpangan data c. membuat laporan hasil validasi. 2.1.7 Pengirim dan penyimpan data Berpendidikan minimal setara SLTA / SMK (elektronika), sehat jasmani-rohani dan memiliki keahlian yang dibuktikan dengan memiliki sertifikat dalam Teknologi Informasi dan Komunikasi (minimal e-mail) serta bidang kearsipannya. Tugas pengirim dan penyimpan Data a. melakukan pengumpulan dan menyimpan data hasil pemantauan di lapangan. b. melakukan pengiriman hasil publikasi (hardcopy maupun softcopy dalam bentuk PDSDA
file) kepada Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Cq. Direktur Bina Pengelolaan Sumber Daya Air dan Puslitbang Sumber Daya Air.
2.1.8 Tenaga pendamping Untuk mengatasi kendala kekurangan sumber daya manusia baik dari sisi kualitas maupun kuantitas, perlu diadakan tenaga pendamping. Berpendidikan minimal setara S1, sehat jasmani-rohani dan memiliki keahlian yang dibuktikan dengan memiliki sertifikat keahlian dalam bidang hidrologi. Pendampingan dilakukan oleh tenaga ahli yang berasal dari institusi pemerintah / badan hukum (termasuk perguruan tinggi) / swasta / perorangan, dengan syarat : a. bersertifikat keahlian dalam bidang hidrologi. b. berdedikasi tinggi. c. diutamakan pendamping berdomisili di wilayah sungai setempat, atau pada saat
bertugas berdomisili di wilayah sungai bersangkutan. Tugas pendamping adalah sebagai berikut : a. mendampingi pelaksanaan pembinaan dan pelatihan yang berkaitan dengan
pengelolaan hidrologi terhadap staf pengelola hidrologi yang dilakukan oleh pembina/pengelola hidrologi.
b. memberikan advis teknis bidang hidrologi. 2.2 Pengadaan sumber daya manusia 2.2.1 Petugas baru Pengadaan sumber daya manusia untuk petugas baru dilaksanakan melalui seleksi sesuai dengan peraturan yang ada. 2.2.2 Petugas yang sudah ada Untuk petugas yang sudah ada, perlu dilakukan pembinaan dan pelatihan untuk mencapai ketrampilan yang dipersyaratkan sesuai dengan bidang masing-masing.
9
2.2.3 Pengikatan dan pemutusan hubungan kerja petugas hidrologi 2.2.3.1 Perikatan kerja petugas hidrologi Pengikatan kerja petugas hidrologi dilakukan dengan kesepakatan kerja tertulis antara pengelola hidrologi dengan petugas hidrologi. Kesepakatan kerja ini diperbaharui setiap tahun. 2.2.3.2 Pemutusan kerja petugas hidrologi Pemutusan kesepakatan kerja dapat dilakukan secara sepihak oleh pemberi tugas untuk beberapa kondisi sebagai berikut: a. petugas tidak melaksanakan instruksi kerja yang telah ditetapkan. b. kondisi kesehatan petugas secara fisik dan mental tidak mampu melaksanakan instruksi
kerja. c. pos dan peralatan sudah tidak difungsikan lagi. d. petugas meninggal dunia.
Tata cara pemutusan hubungan kerja mengikuti perjanjian kerja yang telah disepakati. 2.3 Asuransi jiwa Dalam melakukan kegiatan pengukuran aliran, pengambilan sampel air dan muatan sedimen dasar yang dipertimbangkan mempunyai resiko bagi keselamatan, para petugas pengukur harus diasuransikan.
10
BAB III Pengadaan Peralatan Hidrologi dan Lahan
3.1 Pengadaan peralatan hidrologi Untuk menjaga fungsi, keamanan dan pengamanan pasca pengadaan, serta tumbuhnya produksi peralatan hidrologi buatan dalam negeri, serta guna menjamin kesinambungan pencatatan data hidrologi, maka pengadaan peralatan hidrologi dilaksanakan dengan syarat-syarat : a. memenuhi persyaratan teknis dan spesifikasi yang dibutuhkan. b. mengutamakan produksi dalam negeri dari produsen yang terakreditasi. c. produsen harus dapat mencantumkan :
a) serial number, dan b) nomor registrasi dengan dicetak timbul atau tenggelam/takik atau lubang. c) rumus penggunaan alat (khususnya current meter).
d. peralatan dilengkapi dengan sistem peringatan (alarm anti pencurian). e. bersertifikat kalibrasi dari lembaga yang berwenang. f. bukti penyerahan barang dilengkapi dengan bukti garansi dan lisensi dari produsen
bukan dari distributor. 3.2 Pengadaan lahan 3.2.1 Lokasi pembangunan pos Didasarkan pada kebutuhan, rekomendasi hasil survei dan perencanaan jaringan pos hidrologi atau hasil studi rasionalisasi. 3.2.2 Kebutuhan lahan a. Luas lahan untuk peletakan peralatan, rumah jaga dan lingkungan pos hujan dan iklim
mengacu pada Keputusan Kepala BMG No. SK. 37/KT.104/KB/BMG-2006 dan Pedoman Teknis Puslitbang Sumber Daya Air No. Pd. T-23-2004-A.
b. Luas lahan untuk peletakan peralatan, rumah jaga dan lingkungan pos duga air mengacu pada SNI No. 03-1724-1989 dan SNI No. 03-2526-1991.
c. Lahan yang digunakan untuk penempatan peralatan hidrologi dan penunjangnya (cable way, cable car, telemetry tower) harus dimiliki dan disertifikatkan atas nama instansi pengelola hidrologi.
11
BAB IV Standar Minimal Kelengkapan Peralatan Hidrologi
4.1 Pos hidrologi Kelengkapan minimal yang harus ada / tersedia pada setiap pos hidrologi antara lain : a. bangunan pos hidrologi. b. pagar pengaman dan papan informasi pos. c. peralatan pencatatan parameter hidrologi manual dan/atau otomatik. d. patok BM (bench mark). e. sistem alarm untuk keamanan peralatan. f. rumah jaga dan 1 (satu) set meja-kursi kerja. g. kecukupan blangko dan bahan / kertas grafik, tinta, battery. h. kecukupan suku cadang, misalnya peilschaal, gelas ukur, penampung air, ember
penambah air, dan lain-lain. 4.2 Laboratorium kalibrasi 4.2.1 Laboratorium kalibrasi alat pengukur aliran dan pencatat muka air Kelengkapan minimal yang harus ada antara lain: a. alat kalibrasi untuk peralatan pengukuran aliran (current meter), calibration flume. b. alat perbaikan jam AWLR dan pencatat TMA untuk logger. c. ruangan dengan luas sesuai kebutuhan dan peralatan yang memadai. 4.2.2 Laboratorium kalibrasi alat pencatat hujan dan iklim Kelengkapan minimal yang harus ada antara lain: a. alat kalibrasi untuk peralatan pencatat hujan. b. alat kalibrasi untuk peralatan pencatat iklim (suhu, anemometer, aktinograf,
thermohigrograf). c. ruangan dengan luas sesuai kebutuhan dan peralatan yang memadai. 4.3 Prasarana operasional pengelola hidrologi 4.3.1 Ruang pengelolaan data Kelengkapan minimal yang harus ada antara lain: a. ruangan kerja dengan luas minimal 30 m2. b. gudang penyimpanan suku cadang peralatan dan peralatan pengukuran hidrologi. c. meja dan kursi kerja sesuai dengan jumlah staf. d. peralatan pengolah dan penyimpan data (software dan hardware). e. peralatan komunikasi (fax, telepon, LAN, internet dan lain-lain).
12
f. formulir dan peralatan penunjang lainnya. g. lemari penyimpan data, backup data, peta dan laporan publikasi.
3.3.2. Prasarana pengukuran Kelengkapan minimal yang harus ada antara lain: a. kendaraan operasional hidrologi 1 unit. b. alat pengukur aliran sungai (current meter), dengan ketentuan 1 unit current meter
lengkap untuk 20 buah pos duga air. c. alat bantu pengukuran (perahu, bridge crane, sounding reel, water sampler, pelampung,
dll)
13
BAB V Kegiatan Pengelolaan Hidrologi
5.1 Perencanaan jaringan pengamatan hidrologi 5.1.1 Jenis Untuk menunjang pemantauan kondisi karakteristik hidrologi dalam Daerah Aliran Sungai (DAS), diperlukan pemasangan peralatan hidrologi (manual dan/atau otomatik), yang meliputi: a. pos hujan, b. pos klimatologi (thermometer bola basah bola kering, thermometer maksimum minimum,
thermometer apung, thermohygrograph, actinograph, anemometer, sunshine recorder, pan-A dan hook gauges , pos hujan manual-otomatik, psychrometer standard).
c. pos duga muka air permukaan, d. pos pemantauan kualitas air. 5.1.2 Kategori pos hidrologi Pos hidrologi dalam suatu DAS dikelompokkan menjadi: a. pos primer, dioperasikan dalam jangka waktu tidak terbatas untuk semua sektor bagi
keperluan prakiraan dan analisis sumber daya air, b. pos sekunder, dioperasikan sesuai kebutuhan dengan tujuan menambah ketelitian untuk
keperluan tertentu, c. pos khusus, dibangun untuk keperluan jangka pendek, guna perencanaan konservasi,
pendayagunaan dan pengendalian daya rusak serta dapat ditingkatkan menjadi pos sekunder.
5.1.3 Kriteria penyebaran pos dan jumlah pos Kriteria penyebaran dan jumlah pos, didasarkan pada kebutuhan dan akurasi yang diinginkan dengan mengacu pada hasil studi rasionalisasi melalui tahap evaluasi agar dicapai jaringan hidrologi yang memadai dengan mempertimbangkan: a. kerapatan pos hidrologi yang sudah ada pada DAS, b. kondisi geografis dalam suatu DAS (hulu, tengah dan hilir) yang digunakan untuk
keperluan konservasi, pendayagunaan dan pengendalian daya rusak, c. kondisi perubahan iklim, d. rencana pengembangan dan perubahan penggunaan lahan (landuse) di DAS, e. keberadaan bangunan prasarana sumber daya air, f. kemudahan dalam pengelolaan, g. keamanan pos, h. kemampuan pembiayaan untuk operasi dan pemeliharaan.
14
5.2 Survei penempatan dan pembangunan pos Penentuan lokasi, jenis pos dan bangunan pelengkap lainnya didasarkan pada hasil survei. Pembangunan setiap jenis pos hidrologi harus memenuhi persyaratan dari masing-masing jenis pos dan standar keamanan yang diperlukan, dengan mengacu standar sebagai berikut: a. Keputusan Kepala BMG No. SK.32/TL.202/KB/BMG-2006 dan Pedoman Teknis
Puslitbang SDA No. Pd. T-23-2004-A untuk survei penempatan dan pembangunan pos hujan dan klimatologi,
b. SNI No. 03-2526-1991, SNI 03-1724-1989 - Rev 2004 dan Pedoman Teknis Puslitbang SDA No. Pd. T-23-2004-A untuk survei penempatan dan pembangunan pos duga muka air,
c. SNI No. 03-7016-2004 dan SNI No. 06-2412-1991 untuk survei penempatan dan pembangunan pos pemantauan kualitas air.
Untuk melengkapi standar keamanan pos yang tercantum dalam SNI dimaksud, pos hidrologi perlu dilengkapi dengan pos jaga. 5.3 Pencatatan data 5.3.1 Peralatan hidrologi Untuk penggantian dan pengadaan peralatan pencatatan hidrologi, diutamakan dengan menggunakan produksi dalam negeri sesuai peraturan perundangan. 5.3.2 Pencatatan data hidrologi Cara mencatat data hidrologi mengacu pada standar, sebagai berikut : a. Keputusan Kepala BMG No.SK.37/KT.104/KB/BMG-2006 untuk petunjuk pencatatan
data hujan dan klimatologi. b. Keputusan Menteri Kimpraswil No. 404/KPTS/M/2002 untuk petunjuk pencatatan data
duga muka air. c. Untuk petunjuk pencatatan data hasil pemantauan kualitas air dapat dirujuk pada acuan
yang tertera pada sub bab 5.5 butir c.
5.4 Pengukuran debit dan pembuatan lengkung debit (rating curve) Metoda pengukuran debit sungai mengacu pada standar, sebagi berikut : a. Revisi SNI No. 03-2414 -1991 untuk pengukuran debit sungai dan saluran terbuka. b. SNI No. 03-3413-1994 untuk pengukuran debit puncak sungai dengan cara tidak
langsung (slope area method). c. SNI 03-2822-1992 untuk pembuatan lengkung debit (rating curve). 5.5 Pengambilan contoh uji dan pengujian laboratorium Pengambilan sampel dan uji laboratorium dilakukan untuk pengukuran sedimen dan kualitas air. Metoda pengambilan sampel mengacu pada standar, sebagai berikut : a. SNI 03-3414-1994 untuk tata cara dan petunjuk pengambilan contoh muatan sedimen
melayang di sungai dengan cara integrasi kedalaman berdasarkan pembagian debit. b. SNI 03-7016-2004 dan SNI 06-2412-1991 untuk tata cara dan petunjuk pengambilan
contoh kualitas air.
15
c. Pedoman teknis dan petunjuk teknis Puslitbang Sumber Daya Air No. Pd. T-07-2003 dan No. AB-K/OP/MU/002/98 untuk tata cara uji laboratorium guna mengetahui konsentrasi sedimen dan nilai parameter kualitas air untuk berbagai keperluan (air minum, air irigasi, air industri).
5.6 Pengolahan data dasar 5.6.1 Pengujian data Tujuan pengujian data adalah untuk memastikan nilai data yang diduga tidak sahih karena ditemui ketidakwajaran dengan melihat data yang diterima dari lapangan. 5.6.2 Klarifikasi dan validasi data Tujuan klarifikasi dan validasi data adalah untuk menguji kesahihan dan mengoreksi data. Tata cara dan pelaksanaannya dapat mengacu pada prosedur validasi data sebagaimana terlampir pada surat keputusan ini.
5.6.3 Pengisian data kosong Tujuan pengisian data kosong adalah untuk melengkapi data hasil pengamatan yang tidak lengkap. Data hasil pengisian tersebut harus diberikan tanda khusus. Tujuannya adalah untuk membedakan antara data hasil observasi dengan data hasil hitungan. Cara pengisian data kosong dapat dilakukan dengan mengacu standar/metode, sebagai berikut :
a. interpolasi. b. simulasi. c. korelasi (Pedoman Teknis Puslitbang SDA No. Pd. T-22-2004-A). d. pembandingan dan pembobotan (rasional). 5.7 Penyajian data Penyajian data adalah rangkaian kegiatan untuk menghasilkan data yang dapat dipublikasikan sesuai dengan format terlampir, meliputi :
a. data hujan. b. data iklim. c. data muka air sungai. d. data debit sungai. e. data sedimen sungai. f. data kualitas air. 5.8 Analisis data Analisis data dilakukan untuk menghasilkan informasi mengenai : a. karakteristik hujan yang meliputi rata-rata curah hujan, intensitas, Intensity Duration
Frequency (IDF), Probable Maximum Precipitation (PMP), distribusi hujan, dan hujan rencana (design rainfall) mengacu SNI 03-2415-1991.
b. kebutuhan air mengacu Pedoman Teknis Puslitbang Sumber Daya Air No. AB-K/RE-RI/TC/005/98 dan Pedoman Penyusunan Perencanaan Wilayah Sungai Direktorat Jenderal Sumber Daya tahun 2004.
c. potensi dan ketersediaan air untuk DAS yang memiliki data hidrologi dapat mengacu SNI No. 19-6738-2002 dan Pedoman Teknis Puslitbang SDA No. Pd-06-2004-A, sedangkan
16
untuk DAS yang tidak memiliki data hidrologi perlu dilakukan pembangkitan data terlebih dahulu dengan menggunakan pendekatan analisa regional.
d. neraca air mengacu Pedoman Penyusunan Perencanaan Wilayah Sungai tahun 2004 dan pedoman teknis Puslitbang SDA No. AB-K/RE-RI/TC/001/98.
e. KRS (Koefisien Regime Sungai) ditentukan berdasarkan pada Qmax dan Qmin yang mengacu pada Pedoman Teknis Puslitbang Sumber Daya Air No. PT-06-2004.
f. perhitungan indeks kekeringan mengacu pada Pedoman Teknis Puslitbang SDA No. Pd. T-02-2004-A.
g. debit banjir rencana dan analisa hidrograf banjir mengacu pada Revisi SNI No. 03-2415-1991.
h. laju sedimentasi mengacu pada SNI No. 03-3961-1995 dan SNI No. 03-6737-2002. i. kualitas air mengacu Pedoman Teknis Puslitbang Sumber Daya Air No. Pd. T-19-2004-A. 5.9 Pembuatan basis data (data base) dan sistem informasi 5.9.1 Basis data Pengelolaan data dilakukan dengan membangun sistem basis data dengan format mengikuti pada sub bab 5.7 penyajian data dan berbasis sistem informasi geografi (GIS). 5.9.2 Sistem informasi hidrologi Sistem informasi hidrologi harus mutakhir dan dapat diakses oleh pemangku kepentingan melalui website. 5.10 Publikasi data a. publikasi data hujan, klimatologi, muka air & debit (debit harian dan banjir) serta data
kualitas air mengacu prosedur format publikasi yang dikeluarkan oleh Departemen PU sebagaimana yang telah disebutkan dalam sub bab 5.7 penyajian data.
b. publikasi peta rawan banjir mengacu pada format publikasi yang dikeluarkan oleh BMG- BAKOSURTANAL-Departemen Pekerjaan Umum (terlampir).
5.11 Pemeliharaan bangunan dan peralatan Tujuannya adalah untuk menjaga, melindungi, mempertahankan fungsi bangunan dan keakuratan kinerja peralatan hidrologi. Tata caranya mengacu pada standar, sebagai berikut:
a. Keputusan Menteri Kimpraswil No. 404/KPTS/M/2002 untuk tata cara pemeliharaan bangunan dan peralatan pos hujan dan klimatologi serta duga air.
b. SNI No. 03-7016-2004 untuk tata cara pemeliharaan bangunan dan peralatan pos pemantauan kualitas air.
5.12 Inspeksi mutu Tujuan pelaksanaan inspeksi mutu adalah agar kegiatan hidrologi dapat dijalankan secara konsisten dalam kerangka jaminan mutu hidrologi. Untuk pelaksanaannya dapat mengacu pada prosedur inspeksi mutu pengelolaan hidrologi sebagaiman terlampir pada surat keputusan ini. 5.13 Pembinaan dan pelatihan
Untuk mendapatkan sumber daya manusia (SDM) yang handal dalam pengelolaan hidrologi maka perlu dilakukan pembinaan dan pelatihan terhadap pengelola hidrologi secara
17
berkesinambungan dengan mengacu pada materi / modul yang telah disusun oleh pembina pengelola hidrologi. a. kewenangan pembinaan pengelola pos hujan dan klimatologi berada pada instansi yang
membidangi pengelolaan hidrologi air hujan (Badan Meteorologi dan Geofisika dan Departemen Pekerjaan Umum).
b. kewenangan pembinaan pengelola pos duga muka air berada pada instansi yang membidangi pengelolaan hidrologi air permukaan (Departemen Pekerjaan Umum).
c. kewenangan pembinaan dan pelatihan untuk pengelola pos pemantauan kualitas air dilaksanakan oleh instansi yang membidangi pengelolaan kualitas air (Kemeterian Lingkungan Hidup dan Departemen Pekerjaan Umum).
Khusus pelatihan untuk penjaga pos dan penjaga pengganti dapat dilakukan dengan mengikutsertakan alim ulama/rohaniwan/tokoh masyarakat untuk pendidikan moral serta penyadaran terhadap arti penting keberadaan peralatan hidrologi dalam menunjang pengelolaan sumber daya air. 5.14 Kalibrasi dan sertifikasi peralatan Untuk menjamin kesiapan alat dalam memantau data hidrologi secara akurat maka perlu dilakukan kalibrasi dan sertifikasi peralatan hidrologi secara periodik yang dilakukan oleh institusi yang terakreditasi sesuai kewenangannya : a. kalibrasi dan sertifikasi peralatan pencatat hujan dan klimatologi dilaksanakan oleh
instansi yang membidangi pengelolaan hidrologi air hujan (Badan Meteorologi dan Geofisika dan Departemen Pekerjaan Umum).
b. kalibrasi dan sertifikasi peralatan duga muka air permukaan dilaksanakan oleh instansi yang membidangi pengelolaan hidrologi air permukaan (Departemen Pekerjaan Umum).
c. kalibrasi dan sertifikasi peralatan pemantauan kualitas air dilaksanakan oleh instansi yang membidangi pengelolaan kualitas air (Instansi Pengelola Lingkungan dan BMG khusus untuk kualitas air hujan).
18
BAB VI Kelembagaan dan Pembiayaan
Pengelolaan Hidrologi 6.1 Kelembagaan pengelola hidrologi Penyelenggara pengelolaan hidrologi di tingkat wilayah sungai, dilaksanakan sesuai kewenangannya : a. WS kewenangan pusat dilaksanakan oleh UPT Pusat (BBWS/BWS). b. WS kewenangan daerah dilaksanakan oleh Dinas Propinsi, Kab./Kota dan/atau UPTD. UPT/BBWS/BWS dengan Dinas PU/PSDA/Kimpraswil/Balai PSDA yang wilayah kerjanya berhimpit, dapat dilakukan kerjasama pengelolaan atas jaringan dan OP hidrologi, dengan tujuan untuk mendapatkan kemanfaatan pada daerah/masyarakat dan pengelolaan hidrologi yang optimal. Pelaksanaan kerjasama ini, didahului dengan penyusunan nota kesepahaman dan kerjasama pengelolaan hidrologi, dengan mengacu pada petunjuk penyusunan nota kesepahaman pengelolaan SDA wilayah sungai. Pada tingkatan operasional, setiap pengelola hidrologi, diwajibkan untuk membentuk unit hidrologi dan kualitas air. Unit ini dibentuk berdasarkan SK Kepala Balai Besar / Balai Wilayah Sungai atau SK. Kepala Dinas / Ka. Balai PSDA dengan rincian tugas, sbb : a. menyiapkan program 5 tahunan untuk pengelolaan hidrologi dan pemantauan kualitas
air. b. merencanakan pembangunan, rehab & pemeliharaan jaringan pos hidrologi tingkat WS. c. membuat rencana kerja kegiatan OP hidrologi dan pemantauan kualitas air tahunan. d. melaksanakan pemeliharaan jaringan hidrologi dan kualitas air. e. mengumpulkan pengukuran, mengolah, validasi, menyimpan data hidrologi dan kualitas
air. f. menyiapkan konsep publikasi data dasar dan informasi hidrologi termasuk kualitas air
dalam rangka penyebarluasan data informasi hidrologi. g. menganalisa data hidrologi dan kualitas air guna keperluan pengelolaan SDA; a.l.
ketersediaan air, debit banjir, alokasi air, monitoring kekeringan & banjir, kualitas air pada sumber air.
h. melaksanakan pengelolaan basis data (data base) hidrologi dan kualitas air (input, koreksi, dan updating data) pada program PDSDA.
i. melaksanakan peningkatan kapasitas sumber daya manusia hidrologi melalui kegiatan pelatihan, on the job tranning, workshop dan lainnya.
Keanggotaan Unit hidrologi dan kualitas air adalah sebagai berikut : Pengarah : Kepala Balai Besar/Balai Wilayah Sungai atau Kepala Dinas /
Ka. Balai PSDA Penanggung jawab : Kabid / Kasi OP pada BBWS/BWS atau Ka.Subdin
PSDA/Kasi hidrologi di Balai PSDA.
19
1. Kepala Unit : Setara dengan Kepala Urusan Hidrologi. 2. Sekretaris : Staf pelaksana hidrologi 3. Anggota : (min. 6 Staf, khusus Staf senior hidrologi termasuk
pengemudi). - Staf 1 : Urusan Hidrologi - Staf 2 : Urusan Hidrologi - Staf 3 : Urusan Hidrologi - Staf 4 : Urusan Hidrologi - Staf 5 : Urusan Hidrologi - Staf 6 : Urusan Hidrologi - Pengemudi Untuk terselenggaranya jaminan mutu pengelolaan hidrologi pada tingkat pusat, wilayah sungai, propinsi, kabupaten/kota, lembaga pengelola hidrologi perlu untuk disertifikasi atas rekomendasi oleh Pembina pengelola hidrologi dan Unit Jaminan Mutu Ditjen. Sumber Daya Air atau tim inspeksi mutu. 6.2 Pembiayaan pengelolaan hidrologi Masing-masing pengelola hidrologi diwajibkan mengalokasikan dana untuk kegiatan, sesuai kewenangannya, untuk pembiayaan kegiatan sebagai berikut : a. penyiapan manual dan prosedur. b. penyiapan sumber daya manusia (SDM), yang terdiri dari :
a) kegiatan pengadaan, b) kegiatan pelatihan, c) kegiatan pembinaan.
c. pengadaan, rehabilitasi / peningkatan peralatan (software dan hardware) hidrologi. d. operasi dan pemeliharaan jaringan pos hidrologi. e. inspeksi mutu pengelolaan hidrologi. f. pelaporan, publikasi, data base dan sistem informasi. g. penelitian dan pengkajian. Sumber dana untuk pengelolaan hidrologi dapat berupa : a. Anggaran Pemerintah. b. Hasil penerimaan biaya jasa informasi.
Prosedur dan Instruksi Kerja Survei Penempatan dan Pembangunan Pos Hidrologi
NO . : QA/HDR/01/2009
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR
Jl. Pattimura No.20, Kebayoran Baru, Jakarta – Telp. 7396616, Fax. 7208285
2
PROSEDUR DAN INSTRUKSI KERJA SURVEI PENEMPATAN DAN PEMBANGUNAN
POS HIDROLOGI
1. Tujuan : Sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan survei penempatan dan pembangunan pos hidrologi (pos hujan, pos duga air dan stasiun klimatologi serta pos pemantauan kualitas air) agar diperoleh lokasi pos hidrologi yang memenuhi persyaratan teknis sehingga diperoleh data yang akurat.
2. Ruang Lingkup : Dokumen ini dibuat dan untuk diterapkan di lingkungan
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air guna memberikan acuan teknis dalam pelaksanaan kegiatan survei penempatan dan pembangunan pos hidrologi (pos hujan, pos duga air dan stasiun klimatologi serta pos pemantauan kualitas air).
3. Definisi : 3.1. Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah
daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau kelaut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairannya yang masih terpengaruh aktivitas daratan.
3.2. Sungai adalah torehan di permukaan bumi yang
merupakan wadah dan penyalur aliran air dari hulu ke bagian hilir dan dapat bermuara ke sungai lain, ke danau atau ke laut.
3.3. Pos hujan adalah pos pengamatan yang difungsikan
untuk pengamatan/pencatatan parameter hujan baik manual, digital maupun grafik.
3.4. Pos duga air adalah pos pengamatan yang difungsikan
untuk mengamati/pencatatan parameter tinggi muka air sungai baik manual, digital maupun grafik.
3.5. Stasiun iklim adalah stasiun pengamatan yang
difungsikan untuk mengamati/pencatatan karakteristik parameter iklim baik manual, digital maupun grafik.
3.6. Pos pemantauan kualitas air adalah pos pengamatan
yang difungsikan untuk mengamati/pengambilan sampel air dalam rangka pencatatan parameter mutu air sungai/buangan hasil pemanfaatan air.
3
4. Refferensi : 4.1. Standar World Meteorological Organization (WMO).
4.2. Peraturan Kepala BMG No. 37/KT.104/KB/BMG-06
tentang Tata Cara Tetap Pelaksanaan Pengamatan dan Pelaporan Data Hidrometeorologi.
4.3. SNI 03-1724-1989 - Rev 2004 tentang Tata Cara
Perencanaan Hidrologi dan Hidraulik untuk Bangunan Sungai.
4.4. SNI 03-2526-1991 tentang Tata Cara Pemilihan Pos
Duga Air di Sungai. 4.5. SNI 03-7016-2004 tentang Tata Cara Pengambilan
Contoh Air dalam Rangka Pemantauan Kualitas Air pada Suatu Daerah Aliran Sungai.
4.6. SNI No. 06-2412-1991 Metode Pengambilan Contoh Uji
Kualias Air. 4.7. Pedoman Teknis Puslitbang Sumber Daya Air No. Pd.
T-23-2004-A tentang Prakiraan dan Peringatan Dini Banjir.
5. Ketentuan Umum : 5.1. Peralatan untuk menunjang kegiatan survei (lapangan)
harus sudah dikalibrasi. Peralatan yang dibutuhkan : a. peta topografi/foto udara skala 1:50.000. b. kompas. c. GPS. d. meteran & alat ukur geodesi.
5.2. Penentuan lokasi harus memperhatikan kriteria-kriteria,
sebagai berikut : a. Kriteria umum :
a) memperhatikan hasil evaluasi kerapatan jaringan pos hidrologi yang telah ada.
b) didasarkan pada hasil kajian kebutuhan rehab / penambahan / pembangunan pos berdasarkan tingkat akurasi yang telah ditetapkan dengan mempertimbangkan pendanaan dan sumber daya manusia yang tersedia serta rencana pengembangan sumber daya air.
c) penentuan jenis pos hidrologi (alat biasa/ otomatik/telemetri) perlu memperhatikan tujuan, ketelitian data yang diinginkan dan rencana pengembangan sumber daya air.
d) telah ada kesepakatan dengan pemilik tanah/lahan yang akan digunakan sebagai lokasi pos hidrologi (status tanah tidak dalam sengketa).
4
e) lokasi pos diusahakan dekat dengan permukiman penjaga pos/penduduk dan mudah jangkauannya (untuk tujuan keamanan dan kemudahan dalam pelaksanaan pencatatan/inspeksi pos).
f) tidak membangun pos hidrologi pada lokasi yang sama/berdekatan dengan pos hidrologi milik instansi lain.
g) ada lahan tambahan untuk membangun pos jaga yang berfungsi sebagai ruang kerja penjaga pos dalam menjalankan tugas-tugasnya (khusus pos klimatologi).
h) untuk pos berbasis Global Standard for Mobile Communications (GSM), lokasi yang dipilih harus mempertimbangkan kekuatan signal provider yang akan digunakan.
i) pos/stasiun hidrologi yang dibangun agar dilengkapi : - bangunan pos hidrologi; - pagar pengaman; - papan informasi pos; - patok bench mark (BM).
b. Kriteria khusus :
a) Pos hujan dan iklim : - lokasi pos dapat mewakili gambaran distribusi
hujan DAS. - ada ruang terbuka di atas lokasi pos sebesar
45o yang diukur dari garis tengah pos. - jarak pos dengan pohon/bangunan terdekat
minimal sama dengan tinggi pohon/bangunan tersebut.
- diusahakan berada pada lahan datar.
b) Pos Duga air : - lokasi pos pada saat banjir air sungai tidak
melimpah. - pada lokasi pos tidak terpengaruh
pengempangan (arus balik), pasang surut atau aliran lahar.
- tersedia penampang kendali (section control). - terletak pada alur sungai lurus sepanjang 4 kali
lebar sungai rata-rata pada saat banjir. - penampang melintang sungai yang uniform
sehingga penyebaran aliran merata dalam satu palung sungai
- penampang sungai mempunyai struktur geologi yang stabil.
- tersedia lokasi pengukuran debit dan muka air pada saat air rendah sampai dengan muka air tinggi.
5
- tersedia lokasi untuk pemasangan sarana pengukuran debit, misalnya untuk cable way dan kereta gantung.
- memungkinkan untuk ditingkatkan menjadi pos telemetri.
c) Pos pemantauan kualitas air : Penentuan dan pemilihan lokasi pos pemantauan kualitas air perlu mempertimbangkan : - kegunaan data yang akan dipantau (tujuan dari
pemeriksaan). - pemanfaatan sumber-sumber air. - lokasi sumber pencemar baik yang sumber titik
(point sources) maupun tersebar (non points sources) untuk sumber pencemar dari kegiatan permukiman, industri, pertanian dan kehutanan.
- bangunan air yang sudah ada / sarana pengambilan contoh air (misalnya adanya jembatan, pos duga air dan bendung).
- pemilihan lokasi pemantauan kualitas air minimal ada yang mewakili sebagai baseline station (lokasi pos pemantauan yang terletak pada daerah yang belum terpengaruh aktivitas manusia), impact station (lokasi pos pemantuan yang terletak pada daerah yang belum terpengaruh aktivitas manusia dan pemanfaatan sumber air) dan lokasi pemantauan khusus untuk sumber pencemar zat-zat berbahaya.
5.3. Pemilihan tipe bangunan khusus untuk pos duga
air ditetapkan berdasarkan ketentuan sbb: a. Tipe konsol : tebing sungai mudah dicapai,
curam, stabil dan terdiri dari batuan keras.
b. Tipe pembilas : tebing sungai landai, tidak terdiri dari batuan keras dan air sungai tidak berkadar sedimen tinggi.
c. Tipe kerangka : tebing sungai landai dan alirannya tidak membawa sampah.
Cara pemasangan dan gambar/sket tipe bangunan pos hidrologi selanjutnya dapat dilihat pada Lampiran 2A dan Lampiran 2B.
6
6. Kegiatan dan Tanggung Jawab : 6.1. Prosedur pengerjaannya selanjutnya dapat dilihat pada
bagan alir sebagaimana terlampir (Lampiran 1). Untuk rincian kegiatan setiap tahapan, diuraikan sbb : a. Tahapan survei
a) tahap persiapan - evaluasi jaringan pos hidrologi yang telah ada
(eksisting) berdasarkan hasil rasionalisasi pos hidrologi atau program pembangunan pos baru.
- susun program kegiatan dan tentukan petugas pelaksananya.
- plotkan semua lokasi rencana penempatan pos hidrologi.
- siapkan pelaksanaan survei lapangan. - lakukan kalibrasi peralatan survei.
b) tahap pengumpulan dan evaluasi data
- lakukan survei ke rencana lokasi penempatan pos hidrologi.
- lakukan kegiatan dokumentasi di lokasi pos tersebut dengan mengisi kartu survei dan membuat sket dan pengukuran detail.
- lakukan evaluasi dan tentukan jenis alat, tipe dan ukuran bangunan pos hidrologi serta sarana penunjangnya yang akan dibangun berdasarkan data yang dihasilkan selama survei, kemudian diplotkan kedalam peta topografi atau foto udara.
c) tahap penyusunan detail desain dan RAB.
- susun rencana detail desain dan rencana anggaran biayanya.
- Pengesahan rencana detail desain dan RAB pembangunan pos hidrologi.
b. Tahapan pembangunan/rehab/peningkatan pos
hidrologi, a) susun program kegiatan dan tentukan petugas
pelaksananya. b) lakukan persiapan proses pengadaan alat dan
jasa pembangunan pos hidrologi. c) laksanakan proses pengadaan alat dan jasa
pembangunan pos hidrologi. d) laksanakan pembangunannya. e) periksa hasil pembangunan pos hidrologinya. f) penerimaan hasil pembangunan posnya dan
buat laporan dengan dilengkapi foto lokasi pos.
7
6.2. Tanggung jawab : a. Tahapan survei
a) Koordinator melaksanakan : - mengevaluasi jaringan pos hidrologi
eksisting/hasil studi rasionalisasi pos hidrologi. - menyusun program dan usulan petugas
pelaksananya. - mempersiapkan pembiayaan pelaksanaan
survei. - memeriksa hasil survei dan hasil detail desain
serta RAB.
b) Kabid/Kasi Perencanaan & OP melaksanakan : - memeriksa dan menetapkan usulan
pelaksanaan survei. - pengesahan detail desain dan RAB. - memprogramkan ke tahun anggaran
berikutnya.
c) Petugas melaksanakan : - memploting semua lokasi rencana penempatan
pos ke peta. - mempersiapkan peralatan, kartu survei dan
sarana transportasi. - mengkalibrasi peralatan survei. - melakukan survei lapangan dan dokumentasi - melakukan evaluasi data lapangan hasil survei. - menentukan jenis, tipe alat dan pos serta
menyusun detail desain berikut RAB.
b. Tahapan pembangunan/rehab/peningkatan pos a) Koordinator melaksanakan :
- menyusun rencana pelaksanaan pembangunan/rehab/peningkatan pos hidrologi.
- memeriksa hasil pelaksanaan pembangunan/rehab/peningkatan pos hidrologi.
b) Kabid/Kasi perencanaan dan OP melaksanakan : - memeriksa dan menetapkan rencana
pelaksanaan pembangunan/rehab/peningkatan pos hidrologi.
- menerima hasil pelaksanaan pembangunan/rehab/peningkatan pos hidrologi.
c) Petugas melaksanakan : - melakukan persiapan pengadaan dan
pembangunan/rehab/peningkatan pos hidrologi.
- melaksanakan pengadaan alat
8
- melaksanakan pembangunan / mengawasi pelaksanaan pembangunan.
7. Kondisi Khusus : 7.1. Sistem gelembung (bubble gauge) atau sensor
elektronik dapat direncanakan untuk pos duga air dengan kondisi alur sungai bertebing landai.
7.2. Bangunan pos duga air yang berada pada sungai
dengan lebar alur ≤ 2 m, bangunan pos tidak boleh mengganggu aliran dan konstruksi bangunan harus dibuat sederhana.
7.3. Penentuan ukuran dan ketahanan bangunan pos duga
air harus memperhatikan hal sbb: a) elevasi muka air tertinggi dan terendah. b) geometri sungai dari muka air terendah s/d 2 m
diatas muka air tertinggi yang pernah terjadi. c) faktor geoteknik yaitu daya dukung tanah dan tahan
terhadap gaya geser, guling, serta gempa. d) elevasi maksimum papan duga air harus lebih tinggi
1 m dari muka air tertinggi dan elevasi terendah adalah 25 cm dibawah muka air terendah yang pernah terjadi. Elevasi titik nol dari papan duga harus diikatkan terhadap titik tetap.
e) faktor perubahan lingkungan, hidraulik (aliran air) dan angkutan/sedimen.
8. Rekaman : 8.1. Isian kartu survei termasuk nama petugas dan penanggung jawabnya (koordinator pelaksana).
8.2. Data gambar/sketsa :
a. situasi alur, palung / lembah sungai, penampang melintang sungai lengkap dengan ukurannya.
b. rencana bangunan pos hidrologi lengkap dengan ukurannya dan alamat/katalog pos.
8.3. Saran teknis pelaksanaan pembangunan pos hidrologi
dan jenis alat yang akan digunakan.
8.4. Peta lokasi dan uraian menuju rencana lokasi pos duga air.
9. Lampiran : 9.1. Bagan alir pelaksanaan survei penempatan dan
pembangunan pos.
9.2. Syarat dan tata cara pembangunan pos hidrologi.
9.3. Contoh kartu survei
9
Lampiran 1
Bagan Alir Survei Penempatan dan Pembangunan Pos Hidrologi A. Kegiatan Survei Penempatan Pos Hidrologi
No. Uraian Kegiatan Kabid/Kasi
Perencanaan & OP Koordinator Pelaksana
Petugas Target Pelaksanaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Mengevaluasi jaringan pos hidrologi eksisting berdasarkan hasil rasionalisasi atau program pembangunan pos baru. Menyusunan program kegiatan dan usulan petugas pelaksanannya Memeriksaan dan menetapkan program kegiatan. Memplotkan lokasi rencana pembangunan pos hidrologi ke atas peta/foto udara. Mempersiapkan pelaksanaan survei. Mengkalibrasi peralatan survei. Memeriksa kesiapan sarana & prasarana untuk survei Melakukan survei ke rencana lokasi pos hidrologi. Melakukan dokumentasi atas lokasi rencana penempatan pos hidrologi. Melakukan evaluasi berdasarkan data rencana lokasi pos hidrologi. Memeriksa hasil evaluasi rencana lokasi pos hidrologi.
3 hari
2 hari
1 hari
1 hari
1 hari
2 hari
1 hari
5 hari
2 hari
1 hari
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Mulai
Penyusunan Program dan usulan
petugas pelaksananya
Disetujui ?
Memerikasa Program
Mempersiapkan pelaksanaan survei.
(pembiayaan)
Evaluasi jaringan pos hidrologi eksisting
Mempersipakan pelaksanaan survei.
(peralatan, kartu survei dan sarana transportasi)
Plotting sumua lokasi rencana penempatan pos
Kalibrasi peralatan survei
Survei ke rencana lokasi pos hidrologi
Sesuai kriteria pos?
Dokumentasikan dengan : 1. Isi kartu survei 2. Sket alur, palung/lembah
sungai, penampang melintang lengkap dgn ukurannya
3. Uraian menuju lokasi.
Evaluasi atas data lokasi pos yg diinjau
Periksa hasil evaluasi
Memerikasa kesiapan sarana & prasarana
survei
Lengkap ?
10
No. Uraian Kegiatan Kabid/Kasi Perencanaan & OP
Koordinator Pelaksana
Petugas Target Pelaksanaan
12.
13.
14.
Menentukan jenis & tipe alat dan pos serta buat detail desain pos beserta RAB. Memeriksa dokumen detail desain pos dan usulan biaya/RAB pembelian alat, pembangunan pos dan biaya OP pos hidrologi. Pengesahan dokumen detail desain dan RAB untuk diusulkan dalam RKAKL/AWP tahun yang akan datang.
5 hari
1 hari
1 hari
Ya
Tidak
Tentukan jenis & tipe alat dan pos serta buat detail desain pos beserta RAB
Periksa Detail Desain Pos dan Usulan RAB (termasuk biaya OP)
Disetujui?
Pengesahan Detail Desain dan Usulan pembiayaan untuk
masuk dalam RKAKL/AWP
Selesai
11
B. Kegiatan Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Pos Hidrologi No. Uraian Kegiatan Kabid/Kasi
Perencanaan & OP Koordinator Pelaksana
Petugas Target Pelaksanaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Menyusun program pengadaan dan rencana pembangunan / rehabilitasi / peningkatan pos. Memeriksa program pengadaan dan pembangunan / rehabilitasi / peningkatan pos. Melakukan kegiatan persiapan untuk proses pengadaan alat dan rekanan pembangunan / rehabilitasi / peningkatan pos. Melaksanakan pengadaan alat dan jasa pembangunan / rehabilitasi / peningkatan pos. Melaksanakan pembangunan / rehabilitasi / peningkatan pos. Memeriksa hasil pembangunan / rehabilitasi / peningkatan pos. Menerima hasil pembangunan / rehabilitasi / peningkatan pos.
1 hari
1 hari
5 hari
30 hari
60 hari
1 hari
1 hari
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Mulai
Penyusunan Program pengadaan
dan rencana pembangunan pos
Memerikasa Program
Disetujui?
Melakukan persiapan pengadaan alat &
pembangunan pos
Pelaksanaan pengadaan
Pelaksanaan pembangunan pos
Pemeriksaan hasil Pembangunan Pos
Disetujui?
Penerimaan Hasil Pembangunan Pos
Selesai
12
Lampiran 2
Syarat dan Tata Cara Pembangunan Pos Hidrologi A. Cara pemasangan pos hujan dan stasiun klimatologi B. Pemasangan pos hujan biasa/manual
0,30 m
0,15 m
1,5 m
0,3 m
0,3 m
0,5 m 1 m 1 m
2 m
45o
10 meter atau lebih
10 meter atau lebih
Titik tengah pos/stasiun
Keterangan : 1. Tinggi pagar pos 1,75 meter. 2. Pagar terbuat dari besi dan kawat
harmonika. 3. Pintu pos diberi gembok. 4. Corong penampung air hujan dengan
luas penampang 100 cm2. 5. Leher penakar hujan (diameter 13 cm),
terbuat dari seng/paralon. 6. Alat dilengkapi tabung penampung air
hujan 3 liter terbuat dari seng/paralon dan kran pembuang air.
7. Buat dan pasang papan keterangan pos.
1,75 m
Nama Pos : …….. No. Reg. …… Desa : ………………………… Kec./Kab : ………………………… Propinsi : ………………………… Geografis : ………LU/LS………BT Elevasi : ………dpal. Dibangun :oleh ………; ….- …- …
Logo Nama Instansi Pengelola
DILARANG MENGGANGGU/MERUSAK BANGUNAN MILIK NEGARA
13
C. Pos hujan biasa dan otomatis
0,30 m
0,15 m
1,5 m
30 cm
30 cm
50 cm
135 cm
70 cm
70 cm
50 cm
115 cm
70 cm
AB 3 m
3 m
1,75 m
Keterangan : A. Pondasi penakar hujan otomatis. B. Pondasi penakar hujan
biasa/manual. Pagar pos hujan : 1. Panjang 3 m, lebar 3 m dan
tinggi 1,2 m dari permukaan tanah.
2. Tinggi pemancang dari plat siku ukuran 2 inch, panjang 150 cm dan 35 cm masuk dalam pondasi.
3. Pondasi beton dengan campuran 1 bagian semen, 2 bagian pasir dan 3 bagian kerikil.
4. Pagar dari kawat harmonika. 5. Pintu denan rangka besi plat siku
dan kawat harmonika. 6. Pintu pos diberi gembok. 7. Pintu rumah alat penakar hujan
otomatis diberi gembok
Nama Pos : …….. No. Reg. …… Desa : ………………………… Kec./Kab : ………………………… Propinsi : ………………………… Geografis : ………LU/LS………BT Elevasi : ………dpal. Dibangun :oleh ………; ….- …- …
Logo Nama Instansi Pengelola
DILARANG MENGGANGGU/MERUSAK BANGUNAN MILIK NEGARA
14
D. Pemasangan stasiun klimatologi
6 m
0,30 m
0,15 m
1,75 m
1,5 m
10 m
Alat pencatat sinar matahari
Tangki penyimpan air 1 m
3 m
1,5 m
1,5 m1,5 m 1,5 m1 m
0,8 m 2,5 m
1,5 m
2 m 2 m
Panci Penguapan
Anemometer mangkok
Penakar hujan otomatis
Penakar hujan biasa/manual
Rumah alat dengan pintu menghadap utara
Alat pengukur radiasi matahari
Keterangan : Pagar stasiun klimatologi : 1. Panjang 10 m, lebar 6 m dan tinggi 1,2 m dari permukaan
tanah. 2. Tinggi pemancang dari plat siku ukuran 2 inch, panjang 150
cm dan 35 cm masuk dalam pondasi. 3. Pondasi beton dengan campuran 1 bagian semen, 2 bagian
pasir dan 3 bagian kerikil. 4. Pagar dari kawat harmonika. 5. Pintu dengan rangka besi plat siku dan kawat harmonika. 6. Pintu stasiun diberi gembok. 7. Pintu rumah alat /salter diberi gebok.
Nama Sta. : …….. No. Reg. …… Desa : ………………………… Kec./Kab : ………………………… Propinsi : ………………………… Geografis : ………LU/LS………BT Elevasi : ………dpal. Dibangun :oleh ………; ….- …- …
Logo Nama Instansi Pengelola
DILARANG MENGGANGGU/MERUSAK BANGUNAN MILIK NEGARA
15
E. Pemasangan pos duga air
Contoh sket penampang melintang sungai dan rencana PDAO
Contoh sket melintang rencana pos duga air biasa (PDAB)
Contoh sket situasi dan penampang memanjang sungai
16
Contoh sket melintang pos duga air tipe konsol
Contoh sket melintang pos duga air tipe pembilas (flushing)
Contoh sket melintang pos duga air tipe rangka baja
17
Contoh sket melintang pos duga air tipe gelebung
18
LAMPIRAN 3 Contoh Formulir Isian
KARTU SURVEI A. Rencana lokasi pos hujan/stasiun klimatologi Dusun/Desa : ……………………………… Kec./Kab. : ……………………………… Propinsi : ……………………………… Wilayah Sungai : ……………………………… 1. Umum
c. Tanggal survei : ………………………………………………… d. Petugas : 1. ……………………………………………..
2. …………………………………………….. 3. …………………………………………….. 4. ……………………………………………..
e. Peta yang digunakan : skala ………………………………………. lembar ……………………………………….
f. Koordinat lokasi : ………………..LU/LS …………………….BT g. Ketinggian dari muka laut : …………………………………………………
2. Detail lokasi
a. Kepemilikan lahan : status lahan :..………………………………..
nama pemilik : ………………………………. (agar dilengkapi surat pernyataan tidak keberatan untuk dibangun pos)
b. Jarak dengan pohon/ : …………meter. bagunan terdekat c. Bukaan diatas lokasi : 45o / (tulis berapa derajad ………………….) d. Kemiringan lokasi : datar / miring. e. Kedekatan dengan : ………… meter atau kilometer. permukiman f. Rencana penjaga pos :
Nama : ………………………………… No. KTP : ……………………(Copy KTP) Dusun : ………………………………… Desa : ………………………………… Kecamatan : …………………………………
3. Rencana pos
a. Pos hujan biasa/manual b. Pos hujan biasa dan otomatis c. Stasiun iklim
19
4. Keadaan daerah aliran sungai a. Keadaan vegetasi : lebat . sedang / gundul b. Jenis vegetasi : tanaman keras / perkebunan / tanaman pangan /
lading / lainnya sebutkan ……………………… c. Topografi : datar / bergunung / berbukit / lainnya sebutkan
…………………………………………………… d. Cuaca : banyak hutan / jarang.
5. Uraian perjalanan menuju lokasi
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
6. Kesimpulan …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
7. Catatan :
a. Apakah ada pos hujan disekitar lokasi ? Ada / tidak ada Jika ada, Nama instansi pengelola : …………………………… Dibangun tahun : …………………………… Periode pencatatan : …………………………… Keadaan : berfungsi / rusak
b. Apakah ada stasiun klimatologi disekitar lokasi ? Ada / tidak ada Jika ada, Nama instansi pengelola : ……………………………
Dibangun tahun : …………………………… Periode pencatatan : …………………………… Keadaan : berfungsi / rusak
Survei dilakukan oleh :
Nama Tanda Tangan Tanggal 1. 2. 3. 4.
……………………………………………. ……………………………………………. ……………………………………………. …………………………………………….
…………………………… …………………………… …………………………… ……………………………
……………………………… ……………………………… ……………………………… ………………………………
Diperiksa oleh :
Nama Tanda Tangan Tanggal 1. 2.
……………………………………………. …………………………………………….
…………………………… ……………………………
……………………………… ………………………………
Mengetahui / menyetujui :
Nama Tanda Tangan Tanggal …………………………………………….
……………………………
………………………………
20
B. Rencana lokasi pos duga air
Sungai : ……………………………… Wilayah Sungai : ……………………………… Dusun/Desa : ……………………………… Kec./Kab. : ……………………………… Propinsi : ……………………………… 1. Umum
a. Tanggal survei : ………………………………………………… b. Petugas : 1. ……………………………………………..
2. …………………………………………….. 3. …………………………………………….. 4. ……………………………………………..
c. Peta yang digunakan : skala ………………………………………. lembar ……………………………………….
d. Koordinat lokasi : ………………..LU/LS …………………….BT e. Ketinggian dari muka laut : …………………………………………………
2. Detail lokasi
a. Penampang kendali : ada / tidak ada b. Jarak antara penampang : ………………………………………………….
kendali dgn PDAO/B c. Material dasar sungai : pasir/kerikil/boulder/batuan kompak/lempung/
lainnya sebutkan ……………………………… d. Material tebing sungai : pasir/kerikil/boulder/batuan kompak/lempung/
lainnya sebutkan ……………………………… e. Distribusi kecepatan : …………………………………………………... f. Jarak lurus sungai : di hulu sungai PDAO/B : …………meter.
di hilir sungai PDAO/B : ………… meter. g. Keadaan aliran pada
Aliran rendah : ………………………………………………….. Aliran sedang : ………………………………………………….. Aliran tinggi : melimpah / tidak
jika melimpah, jelaskan detail lengkap dengan periode ulang.
…………………………………………………… …………………………………………………… …………………………………………………… …………………………………………………… ……………………………………………………
h. Penentuan muka air ekstrim Air terendah : pengamatan / perkiraan / laporan penduduk Air tertinggi : pengamatan / perkiraan / laporan penduduk
i. Kepemilikan lahan : …………………………………………………. j. Kedekatan dengan : ………… meter atau kilometer. Permukiman
21
k. Rencana penjaga pos : Nama : ………………………………… No. KTP : ………………………………… Dusun : ………………………………… Desa : ………………………………… Kecamatan : …………………………………
3. Rencana pos (pilih salah satu)
a. Tipe konsol b. Tipe pembilas c. Tipe lainnya sebutkan …………………………………
4. Keadaan daerah aliran sungai a. Keadaan vegetasi : lebat . sedang / gundul b. Jenis vegetasi : tanaman keras / perkebunan / tanaman pangan /
lading / lainnya sebutkan ……………………… c. Topografi : datar / bergunung / berbukit / lainnya sebutkan
….. d. Cuaca : banyak hutan / jarang.
5. Uraian perjalanan menuju lokasi
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
6. Kesimpulan ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
7. Catatan :
a. Apakah ada pos duga disekitar lokasi ? Ada / tidak ada Jika ada, Nama instansi pengelola : …………………………… Dibangun tahun : …………………………… Periode pencatatan : …………………………… Keadaan : berfungsi / rusak
b. Apakah ada pos hujan disekitar lokasi ? Ada / tidak ada Jika ada, Nama instansi pengelola : ……………………………
Dibangun tahun : …………………………… Periode pencatatan : …………………………… Keadaan : berfungsi / rusak
22
Survei dilakukan oleh :
Nama Tanda Tangan Tanggal 1. 2. 3. 4.
……………………………………………. ……………………………………………. ……………………………………………. …………………………………………….
…………………………… …………………………… …………………………… ……………………………
……………………………… ……………………………… ……………………………… ………………………………
Diperiksa oleh :
Nama Tanda Tangan Tanggal 1. 2.
……………………………………………. …………………………………………….
…………………………… ……………………………
……………………………… ………………………………
Mengetahui / menyetujui :
Nama Tanda Tangan Tanggal …………………………………………….
……………………………
………………………………
23
C. Rencana lokasi pos pemantauan kualitas air Sungai : ……………………………… Wilayah Sungai : ……………………………… Dusun/Desa : ……………………………… Kec./Kab. : ……………………………… Propinsi : ……………………………… 1. Umum
a. Tanggal survei : ………………………………………………… b. Petugas : 1. ……………………………………………..
2. …………………………………………….. 3. …………………………………………….. 4. ……………………………………………..
c. Peta yang digunakan : skala ………………………………………. lembar ……………………………………….
d. Koordinat lokasi : ………………..LU/LS …………………….BT e. Ketinggian dari muka laut : …………………………………………………
2. Detail lokasi
a. Kedekatan degan sumber : ……………..meter. Sebutkan
……………………….. pencemar / pemanfaat SDA b. Kedekatan dengan pos : …………….. meter. Sebutkan nama posnya
……….. duga air : ……………………………………………………………. c. Keadaan aliran pada
Aliran rendah : ………………………………………………….. Aliran sedang : ………………………………………………….. Aliran tinggi : melimpah / tidak.
d. Penentuan muka air ekstrim Air terendah : pengamatan / perkiraan / laporan penduduk Air tertinggi : pengamatan / perkiraan / laporan penduduk
e. Kepemilikan lahan : …………………………………………………. f. Kedekatan dengan : ………… meter atau kilometer. Permukiman g. Rencana penjaga pos :
Nama : ………………………………… No. KTP : ………………………………… Dusun : ………………………………… Desa : ………………………………… Kecamatan : …………………………………
24
3. Keadaan daerah aliran sungai a. Keadaan vegetasi : lebat . sedang / gundul b. Jenis vegetasi : tanaman keras / perkebunan / tanaman pangan /
lading / lainnya sebutkan ……………………… c. Topografi : datar / bergunung / berbukit / lainnya sebutkan
….. d. Cuaca : banyak hutan / jarang.
4. Uraian perjalanan menuju lokasi
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
5. Kesimpulan …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
6. Catatan :
a. Apakah ada pos pemantauan kualitas air disekitar lokasi ? Ada / tidak ada Jika ada, Nama instansi pengelola : …………………………… Dibangun tahun : …………………………… Periode pencatatan : …………………………… Keadaan : berfungsi / rusak
b. Apakah ada pos duga air disekitar lokasi ? Ada / tidak ada Jika ada, Nama instansi pengelola : ……………………………
Dibangun tahun : …………………………… Periode pencatatan : …………………………… Keadaan : berfungsi / rusak
Survei dilakukan oleh :
Nama Tanda Tangan Tanggal 1. 2. 3. 4.
……………………………………………. ……………………………………………. ……………………………………………. …………………………………………….
…………………………… …………………………… …………………………… ……………………………
……………………………… ……………………………… ……………………………… ………………………………
Diperiksa oleh :
Nama Tanda Tangan Tanggal 1. 2.
……………………………………………. …………………………………………….
…………………………… ……………………………
……………………………… ………………………………
Mengetahui / menyetujui :
Nama Tanda Tangan Tanggal …………………………………………….
……………………………
………………………………
25
Prosedur dan Instruksi Kerja Inspeksi Mutu Pengelolaan Hidrologi
NO . : QA/HDR/10/2009
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR
Jl. Pattimura No.20, Kebayoran Baru, Jakarta – Telp. 7396616, Fax. 7208285
2
PROSEDUR DAN INSTRUKSI KERJA INSPEKSI MUTU PENGELOLAAN HIDROLOGI
1. Tujuan : Sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan inspeksi mutu pengelolaan hidrologi.
2. Ruang Lingkup : Dokumen ini dibuat dan untuk diterapkan di lingkungan
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air guna memberikan acuan teknis dalam pelaksanaan kegiatan inspeksi mutu pengelolaan hidrologi.
3. Definisi : 3.1. Pengelolaan hidrologi adalah upaya merencanakan,
melaksanakan, memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan hidrologi.
3.2. Inspeksi mutu selanjutnya disebut inspeksi adalah
pemeriksaan atas aspek kelembagaan, sumber daya manusia, jaringan pos hidrologi (hidrometeorologi, hidrologi, dan hidrogeologi), operasional dan pemeliharaan pos hidrologi yang dilakukan oleh tim inspeksi pusat dan atau pengelola hidrologi.
3.3. Tim inspeksi pusat adalah tim yang dibentuk oleh
pembina pengelola hidrologi yang terdiri dari unsur Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, dan Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum.
3.4. Pengelola hidrologi adalah Unit Pelaksana Teknis Pusat
dan Unit Pelaksana Teknis Daerah, institusi berbadan hukum dan organisasi yang mengelola hidrologi.
4. Referensi : 4.1. Keputusan Menteri Kimpraswil No. 509/KPTS/M/2001 tentang Pengelolaan Hidrologi.
4.2. Keputusan Menteri Kimpraswil No. 404/KPTS/M/2002
tentang Pedoman Monitoring dan Pengawasan Hidrologi.
4.3. Pedoman BWRM tentang Hidrologi.
5. Ketentuan Umum : 5.1. Pelaksanaan inspeksi mutu dimaksudkan untuk
memeriksa kinerja pengelolaan hidrologi agar sesuai dengan jaminan mutu hidrologi.
3
5.2. Objek pelaksanaan inspeksi mutu adalah pengelola hidrologi untuk tingkat wilayah sungai maupun propinsi dan kabupaten.
5.3. Aspek yang dinilai dalam pelaksanaan inspeksi mutu
meliputi : a. kinerja pos hidrologi; b. kinerja kelembagaan pengelola hidrologi; c. jumlah dan kualitas serta kompetensi sumber daya
manusia; d. pelaksanaan operasi dan pemeliharaan dalam
pengelolaan hidrologi (pencatatan, pengukuran, pengumpulan, verifikasi, pengolahan, validasi data, penyimpanan data serta publikasi data) sesuai pedoman jaminan mutu pengelolaan hidrologi.
5.4. Tahapan dalam pelaksanaan inspeksi, terdiri dari :
a. identifikasi permasalahan; b. evaluasi terhadap aspek pada butir 5.3; c. penyusunan laporan; d. penilaian kinerja.
5.5. Inspeksi mutu pengelolaan hidrologi dilakukan dengan
cara : a. Inspeksi rutin dilakukan sedikitnya 2 (dua) kali dalam
setahun guna melakukan penilaian pada aspek butir 5.3 a dan 5.3 d.
b. Inspeksi besar dilakukan sedikitnya 5 (lima) tahun sekali guna melakukan penilaian pada aspek butir 5.3 a,b,c,d.
c. Inspeksi luar biasa dilakukan segera sesudah terjadinya bencana alam (banjir, longsor, tsunami, gempa bumi, angin topan dan lain-lain) guna melakukan penilaian aspek butir 5.3 a dan 5.3 d.
5.6. Pelaksanaan inspeksi mutu pengelolaan hidrologi
dilakukan oleh : a. Inspeksi rutin dilaksanakan oleh tim yang dibentuk
oleh pengelola hidrologi; b. Inspeksi besar dilaksanakan oleh tim inspeksi pusat
yang dibentuk oleh pembina pengelola hidrologi: c. Inspeksi luar biasa dilaksanakan oleh tim inspeksi
pusat dengan melibatkan pengelola hidrologi.
5.7. Anggota tim pelaksana inspeksi mutu harus berjumlah ganjil dengan minimal terdiri dari 5 (Lima) orang.
5.8. Keanggotaan tim pelaksana inspeksi rutin, perlu melibatkan unsur dari pelaksana hidrologi, pembina hidrologi, Balitbang Pekerjaan Umum, dan core team quality assurance Balai/Dinas.
4
5.9. Pelaksana inspeksi besar, perlu melibatkan unsur dari Pembina hidrologi, Unit Jaminan Mutu Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, dan Balitbang Pekerjaan Umum.
5.10. Tim inspeksi melakukan pemeriksaan, evaluasi, dan
pelaporan yang mencakup penilaian dan rekomendasi kinerja pengelolaan hidrologi.
5.11. Laporan inspeksi mutu minimal memuat :
a. identifikasi permasalahan; b. evaluasi terhadap aspek pada butir 5.3.; c. penilaian kinerja.
dengan disusun sesuai sistematika, sbb : a. Bab I, berisi pengantar mengenai uraian latar
belakang dan perlunya dilakukan inspeksi, waktu pelaksanaan inspeksi, petugas inspeksi, sumber dana dan tahun anggaran pelaksanaan inspeksi.
b. Bab II, berisi kondisi kinerja kelembagaan, sumber daya manusia, pos hidrologi dan operasi dan pemeliharaan hidrologi pada saat dilaksanakan inspeksi.
c. Bab III, berisi uraian tentang evaluasi. d. Bab IV, berisi kesimpulan dan rekomendasi. e. Lampiran-lampiran (daftar simak dan dokumentasi).
5.12. Pembina pengelola hidrologi memberikan status kinerja pengelola hidrologi berdasarkan rekomendasi dari tim inspeksi.
6. Kegiatan dan Tanggung Jawab : 6.1. Prosedur pelaksanaan inspeksi mutu pengelolaan
hidrologi selanjutnya dapat dilihat pada Lampiran 1. Untuk rincian kegiatan setiap tahapan, diuraikan sbb :
a. Tahap persiapan.
a) susun dan tetapkan jadual serta personil yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan inspeksi mutu.
b) lakukan persiapan kegiatan pemeriksaan, meliputi penyiapan prasarana dan daftar simak inspeksi.
b. Tahapan pemeriksaan (inspeksi mutu)
a) lakukan pemeriksaan untuk identifikasi pemasalahan atas semua aspek mutu pengelolaan hidrologi termasuk aspek kerusakan yang terjadi pada alat-alat hidrologi.
b) catat hasil pemeriksaannya dalam daftar simak Lampiran 2.
c. Tahap evaluasi dan penyusunan laporan a) lakukan evaluasi atas hasil pemeriksaan.
5
b) susun laporan hasil evaluasi beserta kesimpulan dan rekomendasi perbaikannya.
d. Tahap penetapan status kinerja
a) tetapkan status kinerja pengelolaan hidrologi.
6.2. Tanggung Jawab : a. Ketua tim inspeksi
a) menyiapkan program inspeksi mutu pengelolaan hidrologi.
b) memeriksa persiapan pelaksanaan inspeksi mutu. c) memeriksa hasil pelaksanaan inspeksi. d) memeriksa hasil evaluasi dan konsep laporan
inspeksi mutu.
b. Anggota tim inspeksi a) menyiapkan sarana dan prasarana dan daftar
simak inspeksi mutu. b) melaksanakan inspeksi mutu. c) menyusun evaluasi dan konsep laporan.
c. Pembina / Ka. Balai/ Ka. Dinas
a) mengesahkan laporan inspeksi mutu b) menetapkan status kinerja pengelolaan hidrologi.
7. Kondisi khusus : 7.1. Apabila terjadi bencana, perlu segera dilakukan
inspeksi (inspeksi luar biasa) yang dilakukan oleh tim inspeksi pusat dan pengelola hidrologi guna menilai aspek pada butir 5.3 a dan 5.3 d.
8. Rekaman : 8.1. Isian daftar simak inspeksi mutu pengelolaan hidrologi.
8.2. Laporan hasil inspeksi mutu.
9. Lampiran : 9.1. Bagan alir pelaksanaan inspeksi mutu pengelolaan
hidrologi.
9.2. Daftar simak inspeksi mutu pengelolaan hidrologi.
6
Lampiran 1
Bagan Alir Pelaksanaan Inspeksi Mutu Pengelolaan Hidrologi
No. Uraian Kegiatan Pembina/Ka. Balai/ Ka. Dinas
Ketua Tim Inspeksi Anggota Tim Inspeksi
Target Pelaksanaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Menyusun program pelaksanaan inspeksi mutu pengelolaan hidrologi. Memeriksa usulan program inspeksi mutu pengelolaan hidrologi. Menyiapkan sarana dan prasarana serta daftar simak pelaksanaan inspeksi mutu. Memeriksa kesiapan pelaksanaan inspeksi mutu. Melaksanakan inspeksi mutu pengelolaan hidrologi. Memeriksa hasil pelaksanaan inspeksi mutu. Melaksanakan tahapan evaluasi dan penyusunan laporan inspeksi mutu. Memeriksa hasil evaluasi dan konsep laporan inspeksi mutu. Pengesahan laporan hasil inspeksi mutu. Penetapan status kinerja pengelolaan hidrologi.
1 hari
1 hari
2 hari
1 hari
5 hari
1 hari
3 hari
1 hari
1 hari
1 hari
Ya
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Tidak
Mulai
Penyusunan Program
Memerikasa Program
Disetujui ?
Menyiapkan prasarana dan daftar
simak
Memeriksa kesiapan pelaksanaan inspeksi
Lengkap ?
Pelaksanaan inspeksi mutu
Memeriksa hasil pelaksanaan inspeksi
Sesuai Kriteria ?
Pelaksanaan evaluasi dan penyusunan
laporan
Memeriksa hasil evaluasi dan konsep
laporan
benar ?
Pengesahan laporan hasil inspeksi mutu
Penetapan status kinerja pengelolaan hidrologi
Selesai
7
Lampiran 2
CONTOH DAFTAR SIMAK INSPEKSI PENGELOLAAN HIDROLOGI
KINERJA KELEMBAGAAN PENGELOLAAN HIDROLOGI
I. KELEMBAGAAN ............... (Nilai 10)
1. Nama Institusi Pengelola : …………………………… 2. Landasan hukum) pembentukannya : ....................................... 3. Lokasi (Kab./Kota) : …………………………… 4. Unit yang Menangani Hidrologi : Ada / Tidak
: Jika ada, sebutkan .......................................................
II. RUANGAN DAN PIRANTI PELENGKAP ............... (Nilai 5)
1. Ruangan : Ada / Tidak Luas .................m2. 2. Kondisi Ruangan/Bangunan : Layak / Tidak Layak 3. Meja & kursi : Cukup/Tidak Cukup 4. Almari penyimpanan data : Cukup/Tidak Cukup 5. Gudang suku cadang : Ada / Tidak Luas .................m2
III. SUMBER DAYA MANUSIA ............. (Nilai 25)
1. Jumlah personil hidrologi : ....................... Orang. IV. PERALATAN .................. (Nilai 20)
A. Peralatan Pengolah Data
1. Komputer (desktop) : Ada / Tidak (.........buah) Kondisi : Baik / Rusak 2. Laptop : Ada / Tidak (.........buah) Kondisi : Baik / Rusak 3. Printer hitam / putih : Ada / Tidak (.........buah) Kondisi : Baik / Rusak 4. Printer warna : Ada / Tidak (.........buah) Kondisi : Baik / Rusak 5. Scanner : Ada / Tidak (.........buah) Kondisi : Baik / Rusak 6. Digitizer : Ada / Tidak (.........buah) Kondisi : Baik / Rusak 7. Software : Ada / Tidak (Sebutkan : .................................................................) 8. LAN/Internet : Ada / Tidak Kondisi : Baik / Rusak 9. Telepon : Ada / Tidak (.........buah) Kondisi : Baik / Rusak
B. Jaringan Pos 1. Jumlah Pos yg dikelola : ........ pos hujan
: ........ pos duga air : ........ pos iklim C. Peralatan Pengukuran
1. Current meter : Ada / Tidak (..........buah) Kondisi : Baik / Rusak 2. GPS : Ada / Tidak (..........buah) Kondisi : Baik / Rusak 3. Kendaraan operasional : Ada / Tidak Pengadaaan th ... ........... Kondisi : Baik / Rusak 4. Alat bantu pengukuran : - Perahu : Ada / Tidak Kondisi : Baik / Rusak - Crane : Ada / Tidak Kondisi : Baik / Rusak - Winch : Ada / Tidak Kondisi : Baik / Rusak - Sounding Reel : Ada / Tidak Kondisi : Baik / Rusak 5. Water Sample - Sedimen : Ada / Tidak Kondisi : Baik / Rusak - Kualitas Air : Ada / Tidak Kondisi : Baik / Rusak
V. DATA BASE / BASIS DATA ..................... (Nilai 10)
1. Data base kondisi pos : Ada / Tidak (Update Tahun ..................)
8
2. Data base hidrologi : Ada / Tidak (Sebutkan software yg digunakan ...............................) 3. Data base spatial : Ada / Tidak (Sebutkan jumlah layer peta ....................buah)
VI. PENDANAAN DAN PEMPROGRAMAN ………………. (Nilai 20)
A. Dana Operasional dan Pemeliharaan Pos Hidrologi
1. Dana operasional hidrologi : Cukup/Tidak Cukup 2. Keberadaan dana : (sebutkan nama Satkernya ...............................) 3. Sumber Dana : ................................... 4. Besar dana O&P : ..........................juta / milyar (tahun berjalan)
: ..........................juta / milyar (tahun sebelumnya) B. Dana Beli Alat / Rehab Pos Hidrologi
1. Dana Beli alat / Rehab pos : Cukup/Tidak Cukup 2. Keberadaan dana : (sebutkan nama Satkernya ...............................) 3. Besar dana beli alat / rehab pos : ..........................juta / milyar (tahun berjalan) : ..........................juta / milyar (tahun sebelumnya)
C. Pemprograman 1. Rolling Plan Hidrologi : Ada / Tidak 2. Program Tahun Depan : Ada / Tidak Jumlah pos yang dipublikasi : ........ pos 3. Program Pelaks. Operasional Hidrologi : Ada / Tidak (Pengukuran, pengumpulan dan pengo- lahan data serta publikasi)
VII. PROSEDUR DAN PELAPORAN ................ (Nilai 10)
1. Prosedur pengelolaan hidrologi : Ada / Tidak 2. Laporan pelaks. jaminan mutu hidrologi : Ada / Tidak 3. Laporan pelaks. Inspeksi pos : Ada / Tidak 4. Laporan pelaks. validasi data : Ada / Tidak 5. Publikasi Data Hidrologi : Ada / Tidak 6. Publikasi Informasi Hidrologi : Ada / Tidak
Penjelasaan lain (Keterangan lainnya dapat ditulis pada kertas terpisah)
Dapat ditempel foto
Penilaian keseluruhan : (nilai maksimum 100)
Penilaian dibuat oleh Tim Inspeksi Mutu Ketua Anggota 1 Anggota 2 Anggota 3 Anggota 4 Anggota 5 dst.
: : : : : : : : :
....................................................... ....................................................... ....................................................... ....................................................... ....................................................... ....................................................... .......................................................
9
DAFTAR SIMAK INSPEKSI PENGELOLAAN HIDROLOGI
KOMPETENSI DAN KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA
I. JUMLAH DAN KOMPETENSI ................... (NILAI 60)
1. Jumlah Personil : ........................ Orang 2. Kualifikasi personil :
: SLTA : ......... Orang : D3 : ......... Orang
: S1 : ......... Orang : S2/S3 : ......... Orang
3. Personil yang mendapat pelatihan : - Tingkat dasar : ...................... Orang - Tingkat pengolah data : ...................... Orang - Tingkat mahir : ...................... Orang
II. PENUGASAN PERSONIL …………….. (Nilai 40)
1. Penjaga Pos : ........................ orang 2. Petugas pengukur : ........................ orang 3. Pengolah data : ........................ orang 4. Penganalisa data : ........................ orang 5. Pengirim data : ........................ orang 6. Penyimpan data : ........................ orang
No. Nama Usia Lama Kerja
pada Bidang
Hidrologi Pendidikan Pelatihan
Petu
gas
Pos Tugas
Skor
Petu
gas
peng
ukur
Peng
olah
da
ta
Peng
anal
isa
data
Peng
irim
dat
a
Peny
impa
n da
ta
10
Penjelasaan lain (Keterangan lainnya dapat ditulis pada kertas terpisah) Penilaian Keseluruhan : (nilai maksimum 100)
Penilaian dibuat oleh Tim Inspeksi Mutu Ketua Anggota 1 Anggota 2 Anggota 3 Anggota 4 Anggota 5 dst.
: : : : : : : : :
....................................................... ....................................................... ....................................................... ....................................................... ....................................................... ....................................................... .......................................................
11
DAFTAR SIMAK INSPEKSI PENGELOLAAN HIDROLOGI
KINERJA POS HIDROLOGI
I. KONDISI KESELURUHAN POS ................ (Nilai 40)
1. Jumlah pos yg dikelola :
a. pos hujan manual .......... pos automatic .......... pos b. pos duga air manual .......... pos Automatic .......... pos c. stasiun iklim ................ stasiun
2. Jumlah pos yang ada di wilayah sungai ybs (termasuk yg dikelola/milik instansi lainnya)
a. pos hujan manual .......... pos automatic .......... pos b. pos duga air manual .......... pos automatic .......... pos c. stasiun iklim ................ stasiun
Sebutkan rincian pos-pos yg dikelola oleh instansi lainnya (sebagai lampiran daftar simak ini)
3. Inventarisasi kondisi pos : Lengkap / Tidak
4. Katalog pos : Lengkap / Tidak
II. KONDISI POS (NILAI 60)
A. Pos Duga Air Informasi umum Nama pos : .......................................................................... Letak : Kampung/Desa/Kec./Kabupaten/ Propinsi ........................................... Nomor Pos : .......................................................................... Sungai : .......................................................................... Induk Sungai : .......................................................................... Letak Geografis : .......................................................................... Elevasi : .......................................................................... Luas DAS : .......................................................................... Dibangun tanggal : .......................................................................... Dibangun oleh : .......................................................................... Jenis alat : .......................................................................... Nomor register alat : .......................................................................... Petugas : .......................................................................... Kelengkapan pos Papan keterangan pos : Ada / Tidak Patok BM : Ada / Tidak Jalan akses ke pos : Terpelihara / Tidak Bangunan pos : Ada / Tidak Alat : Ada / Tidak Tipe alat : AWLR / Peilscal / Logger / GSM / Satelit Sistem pengaman : Ada / Tidak sebutkan ..................... Lingkungan pos : Terpelihara / Tidak Buku catatan pos : Ada / Tidak Kondisi
A. Kondisi Rejim Sungai
- Lurus/Daerah Tikungan - Kondisi sedimentasi sungai - Stabilitas dasar sungai - Kondisi Aliran - Ada tidaknya bangunan pengairan - Bentuk penampang sungai - Keberadaan pos terdekat - Ada tidaknya peralatan bantu pengukuran debit - Section control
12
B. Kondisi papan keterangan pos
- Miring - Tulisannya terbaca jelas - Tertempel pada bangunan. - Pondasi rusak - Tulisannya tidak terbaca. - Terpancang tersendiri. - ..............(kondisi lainnya disebutkan)
C. Kondisi Patok BM
- elevasi lokal/referensi nasional - Baik - Permanen - Terbaca ketinggiannya - Rusak - Tidak permanen - Tidak terbaca ketinggiannya - .....................(kondisi lainnya disebutkan) -
D. Kondisi jalan akses pos
- Banyak rumput - Curam - Jalan tanah - Becek - Landai - Jalan diperkeras - .....................(kondisi lainnya disebutkan)
E. Kondisi bangunan pos
- Pondasi : baik / retak / pecah / hilang / hanyut. - Bangunan : retak / pecah / hanyut - Rumah pos : baik/rusak - Sumuran/Flushing : - baik - pipa penghubung : mengantung/tidak - tersumbat (sedimen / sampah) - bocor / lubang - salah pasang - pipa dan bak flushing - Tipe Konsol : - pipa pelindung
- Kondisi jembatan/tangga - .....................(kondisi lainnya disebutkan)
E. Kondisi alat E.1. Duga air manual (peilschaal)
- Angka tidak terbaca - posisi salah - menggantung - Angka terbaca - posisi mudah di baca - kurang panjang - .....................(kondisi lainnya disebutkan)
E.2. Duga air otomatis (AWLR / logger / GSM / Satelit) - Jam mati / rusak - kertas habis - mekanik tidak bekerja baik - Battrey / accu habis - space memori habis - Tinta habis - Arm sensor - tower - Solar cell - antena - .....................(kondisi lainnya disebutkan)
F. Kondisi lingkungan pos
- Di lingkungan perumahan - tidak berpagar - jauh dari rumah penjaga - Terganggu pepohonan - tidak berkunci - banyak rumput - .....................(kondisi lainnya disebutkan)
Keterangan : 1. Untuk diskripsi kondisi pos dapat dipilih / disebutkan lebih dari satu. 2. Copy daftar simak ini untuk penilaian kinerja pos yang lainnya.
13
B. Pos Curah hujan Informasi umum
Nama pos : .......................................................................... Letak : Kampung/Desa/Kec./Kabupaten/ Propinsi ........................................... Nomor Pos : .......................................................................... DAS : .......................................................................... Induk Sungai : .......................................................................... Letak Geografis : .......................................................................... Elevasi : .......................................................................... Dibangun tanggal : .......................................................................... Dibangun oleh : .......................................................................... Jenis alat : .......................................................................... Nomor register alat : .......................................................................... Petugas : .......................................................................... Instansi pengelola : ..........................................................................
Kelengkapan pos Papan keterangan pos : Ada / Tidak Jalan akses ke pos : Terpelihara / Tidak Patok BM : Ada / Tidak Alat : Ada / Tidak Tipe alat : Manual / ARR / Logger / GSM / Satelit Sistem pengaman : Ada / Tidak sebutkan ..................... Lingkungan pos : Terpelihara / Tidak Buku catatan pos : Ada / Tidak Kondisi
A. Kondisi Papan Keterangan Pos
- Miring - Tulisannya terbaca jelas - Tertempel pada pagar. - Pondasi rusak - Tulisannya tidak terbaca. - Terpancang tersendiri. - ..............(kondisi lainnya disebutkan)
B. Kondisi Patok BM
- Baik - Permanen - Terbaca ketinggiannya - Rusak - Tidak permanen - Tidak terbaca ketinggiannya - .....................(kondisi lainnya disebutkan)
C. Kondisi Jalan Akses Pos
- Banyak rumput - Curam - Jalan tanah - Becek - Landai - Jalan diperkeras - .....................(kondisi lainnya disebutkan)
D. Kondisi Alat
D.1. Manual (MRG)
- Lobang / korosi - Kran rusak - Gelas ukur tdk sesui diameter corong - Tdk ada penampung - Tdk ada gelas ukur - Skala gelas ukur tidak terbaca - .....................(kondisi lainnya disebutkan)
D.2. Otomatis (ARR / logger / GSM / Satelit) - Jam mati / rusak - kertas habis - mekanik tidak bekerja baik - Tipping Bucket (baik/rusak) - Syphon (tersumbat/tidak) - magnetic switch (baik/rusak) - Bak penampung (baik/bocor) - Battrey / accu habis - space memori habis - Tinta habis - .....................(kondisi lainnya disebutkan)
14
E. Kondisi Lingkungan Pos
- Di lingkungan perumahan - tidak berpagar - jauh dari rumah penjaga - Terganggu pepohonan - tidak berkunci - banyak rumput - Ketinggian pos - .....................(kondisi lainnya disebutkan)
Keterangan : 1. Untuk diskripsi kondisi pos dapat dipilih / disebutkan lebih dari satu. 2. Copy daftar simak ini untuk penilaian kinerja pos yang lainnya.
15
C. Stasiun Iklim Informasi umum
Nama pos : .......................................................................... Letak : Kampung/Desa/Kec./Kabupaten/ Propinsi ........................................... Nomor Pos : .......................................................................... Sungai : .......................................................................... Induk Sungai : .......................................................................... Letak Geografis : .......................................................................... Elevasi : .......................................................................... Dibangun tanggal : .......................................................................... Dibangun oleh : .......................................................................... Jenis alat : .......................................................................... Nomor alat : .......................................................................... Petugas : .......................................................................... Kelengkapan pos Papan keterangan pos : Ada / Tidak Jalan akses ke pos : Terpelihara / Tidak Patok BM : Ada / Tidak Alat : Ada / Tidak Sistem pengaman : Ada / Tidak sebutkan ..................... Lingkungan pos : Terpelihara / Tidak Kondisi
A. Kondisi papan keterangan pos
- Miring - Tulisannya terbaca jelas - Tertempel pada pagar. - Pondasi rusak - Tulisannya tidak terbaca. - Terpancang tersendiri. - ..............(kondisi lainnya disebutkan)
B. Kondisi Patok BM
- Baik - Permanen - Terbaca ketinggiannya - Rusak - Tidak permanen - Tidak terbaca ketinggiannya - .....................(kondisi lainnya disebutkan)
C. Kondisi Jalan Akses Pos
- Banyak rumput - Curam - Jalan tanah - Becek - Landai - Jalan diperkeras - .....................(kondisi lainnya disebutkan)
D. Kondisi Alat
Jenis alat - Psycometer : (sebutkan kondisinya ..................................................) - Pan A & Hook gauge : (sebutkan kondisinya ..................................................) - Anemometer : (sebutkan kondisinya ..................................................) - Penakar hujan : (sebutkan kondisinya ..................................................) - Sunshine recorder : (sebutkan kondisinya ..................................................) - Thermohydrograph : (sebutkan kondisinya ..................................................) - Actinograph : (sebutkan kondisinya ..................................................) - Thermometer minimum/maksimum : - Thermometer basah/kering - Thermometer apung
E. Kondisi Lingkungan Pos
- Dilingkungan perumahan - tidak berpagar - jauh dari rumah penjaga - Terganggu pepohonan - tidak berkunci - banyak rumput - .....................(kondisi lainnya disebutkan)
Keterangan : 1. Untuk diskripsi kondisi pos dapat dipilih / disebutkan lebih dari satu. 2. Copy daftar simak ini untuk penilaian kinerja pos yang lainnya.
16
Penjelasaan lain (Keterangan lainnya dapat ditulis pada kertas terpisah) Penilaian Keseluruhan : (nilai maksimum 10)
Penilaian dibuat oleh Tim Inspeksi Mutu Ketua Anggota 1 Anggota 2 Anggota 3 Anggota 4 Anggota 5 dst.
: : : : : : : : :
....................................................... ....................................................... ....................................................... ....................................................... ....................................................... ....................................................... .......................................................
17
DAFTAR SIMAK INSPEKSI PENGELOLAAN HIDROLOGI
KINERJA OPERASI DAN PEMELIHARAAN HIDROLOGI
I. Operasi
1. Pengumpulan data - Kegiatan pengumpulan data : Ada / Tidak - Pengumpulan data untuk berapa pos : (sebutkan .......................................)
- Pengumpulan data : 1 bln / 2 bln / 3 bln / ....bln sekali. - Pelaksanaan : Dijemput / diantar oleh penjaga pos - Pengukuran aliran ; Ada / Tidak - Pelaksanaan pengukuran aliran : (sebutkan untuk tahun berjalan .................................) : sebutkan untuk tahun sebelumnya .................................) 2. Pengolahan dan validasi data
- Kegiatan pengolahan & validasi data : Ada / Tidak - Pelaksanaan : Dilakukan oleh Pengelola sendiri / diberikan pihak ke – 2
3. Data base dan Publikasi
- Kegiatan updating data base : Ada / Tidak - Updating data base : - data base kondisi pos : Ada / Tidak - data base data hidrologi (berapa pos sebutkan .......) (panjang data ....................) - data base spatial : Ada / Tidak - Penyusunan Publikasi data : Ada / Tidak - Pelaksanaan : Dilakukan oleh Pengelola sendiri / diberikan pihak ke – 2
4. Analisis data dan Penyusunan Informasi Hidrologi
- Kegiatan analisis data : Ada / Tidak - Jenis informasi hidrologi yg disusun : (sebutkan ..................................................) II. Pemeliharaan
1. Alat - Kalibrasi current meter : Pernah / belum Kalibrasi terakhir ........... - Kalibrasi pencatat hujan : Pernah / belum (sebutkan .............................................) - Kalibrasi pencatat TMA : Pernah / belum (sebutkan .............................................) - Kalibrasi pencatat iklim : Pernah / belum (sebutkan .............................................) 2. Bangunan
- Pemeliharaan bangunan : Ada / Tidak - Berapa pos : (sebutkan untuk tahun berjalan ......................) : (sebutkan untuk tahun-tahun sebelumnya .......................................)
3. Sumber Daya Manusia (SDM)
- Program pelatihan : Ada / Tidak - Berapa orang : (sebutkan untuk tahun berjalan ......................)
: (sebutkan untuk tahun-tahun sebelumnya .......................................)
18
Penjelasaan lain (Keterangan lainnya dapat ditulis pada kertas terpisah) Penilaian Keseluruhan : (nilai maksimum 10)
Penilaian dibuat oleh Tim Inspeksi Mutu Ketua Anggota 1 Anggota 2 Anggota 3 Anggota 4 Anggota 5 dst.
: : : : : : : : :
....................................................... ....................................................... ....................................................... ....................................................... ....................................................... ....................................................... .......................................................
Prosedur dan Instruksi Kerja Pelatihan Hidrologi
NO . : QA/HDR/11/2009
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR
Jl. Pattimura No.20, Kebayoran Baru, Jakarta – Telp. 7396616, Fax. 7208285
2
PROSEDUR DAN INSTRUKSI KERJA PELATIHAN HIDROLOGI
1. Tujuan : Sebagai pedoman dalam menyelenggarakan pelatihan hidrologi termasuk pelatihan kualitas air.
2. Ruang Lingkup : Dokumen ini dibuat dan untuk diterapkan di lingkungan
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air guna memberikan acuan teknis dalam menyelenggarakan pelatihan hidrologi dan kualitas air.
3. Definisi : 3.1. Pelatihan adalah salah satu upaya guna meningkatkan
kapasitas sumber daya manusia agar dicapai suatu mutu yang telah ditetapkan.
3.2. Modul adalah bahan ajar/materi yang digunakan untuk
acara pelatihan.
3.3. Silabus adalah suatu dokumen yang berisikan tentang tujuan, sasaran, mata ajar, target group, nara sumber dan waktu pelaksanaan pelatihan, guna mengontrol pencapaian maksud dari pelaksanan pelatihan tersebut.
4. Referensi : 4.1. Pedoman BWRM tentang Hidrologi.
4.2. Kumpulan modul pelatihan hidrologi.
5. Ketentuan
Umum : 5.1. Pelatihan hidrologi dapat dilakukan secara berkala, guna meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di bidang hidrologi dan kualitas air.
5.2. Pelatihan hidrologi, dibagi dalam beberapa tingkatan : a. tingkat penjaga pos. b. tingkat dasar. c. tingkat terapan. d. tingkat managerial.
5.3. Setiap penyelenggaraan pelatihan di daerah agar
dikoordinasikan dengan pembina hidrologi (Subdit Hidrologi dan Kualitas Air, Dit. Bina PSDA), guna penentuan : a. target group pelatihan. b. nara sumber / instruktur. c. penggunaan modul ajar.
3
5.4. Sertifikat pelatihan akan diterbitkan oleh Pembina hidrologi.
5.5. Penyelenggaraan pelatihan hidrologi, dilakukan dengan mengacu, kriteria di bawah ini :
No. Tingkat Pelatihan Target Group Materi Penyelenggara Metode
Pelatihan 1 Tingkat penjaga pos Penjaga pos - O&P alat.
- Pencatatan data.
Daerah Workshop
2 Tingkat dasar Semua staf pengelola hidrologi dan pengolah data.
- Pengenalan siklus hidrologi.
- Pengenalan alat. - Pengukuran dan
pengambilan contoh uji.
- Pengolahan data. - Validasi data.
Daerah/Pusat - Klasikal - OJT
3. Tingkat terapan Pengolah data Staff teknik Balai
- Analisis lanjutan, mis. analisis banjir, kekeringan, dll.
- Aplikasi basis data hidrologi
Pusat - Klasikal - OJT
4. Tingkat managerial Kepala UPT/Kabid/Kasi
- Penyusunan program hidrologi.
- Manfaat hidrologi. - ISO
Pusat Klasikal
Keterangan : OJT = on the job training.
6. Kegiatan Tanggung Jawab : 6.1. Prosedur penyelenggaraan pelatihan hidrologi,
selanjutnya dapat dilihat pada Lampiran 1. Untuk rincian kegiatan setiap tahapan, diuraikan sbb :
a. Kegiatan persiapan :
a) susun dan tetapkan program termasuk jadual dan silabus pelatihan hidrologi.
b) tetapkan tempat pelaksanaan pelatihan. c) siapkan dan sebarkan undangan untuk para
peserta dan nara sumber. d) siapkan modul pelatihannya.
b. Kegiatan pelaksanaan pelatihan
a) lakukan pelaksanaan pelatihan hidrologi. b) lakukan dokumentasi selama pelatihan. c) catat dan tulis masukkan dan hal-hal yang perlu
ditindaklanjuti khususnya hal-hal yang terkait dengan upaya peningkatan pengelolaan hidrologi ke depan.
4
c. Pembuatan laporan a) susun laporan dan evaluasi pelaksanaan
pelatihan hidrologi.
6.2. Tanggung jawab : a. Koordinator pelaksana :
a) menyusun program pelaksanaan pelatihan dan silabus.
b) memeriksa kesiapan pelaksanaan pelatihan. c) memeriksa konsep laporan pelaksanaan
pelatihan.
b. Petugas a) melakukan persiapan pelaksanaan pelatihan
termasuk penyusunan undangan peserta, nara sumber dan penyiapan modul pelatihan.
b) menyelenggarakan dan mendokumentasikan pelaksanaan pelatihan.
c) menyusun konsep laporan hasil pelaksanaan pelatihan.
c. Kasubdit. Hidrologi/Kabid./Kasi Perencanaan dan OP : a) menyetujui konsep laporan pelatihan.
d. Direktur / Kapala Balai/Dinas
a) mengesahkan laporan pelatihan.
7. Kondisi khusus : 7.1. Apabila pengelola hidrologi daerah telah memprioritaskan untuk pelaksanaan pelatihan tingkat terapan, maka pelatihan dapat dilaksanakan di daerah.
8. Rekaman : 8.1. Dokumentasi pelatihan hidrologi.
8.2. Laporan pelaksanaan pelatihan hidrologi.
9. Lampiran : 9.1. Bagan alir tata cara penyelenggaraan pelatihan hidrologi.
5
Lampiran 1
Bagan Alir Penyelenggaraan Pelatihan Hidrologi
No. Uraian Kegiatan Direktur/Ka. Balai/Dinas
Kasubdit. Hidrologi/Kabid/Kasi Perencanaan & OP
Koordinator Pelaksana
Petugas Target Pelaksanaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9
Penyusunan program dan jadual termasuk penyusunan silabus dan personil pelaksana pelatihan. Pemeriksaan usulan program dan jadual pelaksanaan pelatihan. Melaksanakan kegiatan persiapan pelaksanaan pelatihan. Memeriksa kesiapan dan kepelengkapan pelaksanaan pelatihan. Melaksanakan pelatihan Penyusunan laporan dan evalusi. Memeriksa konsep laporan pelatihan. Menyetujui konsep laporan pelatihan. Mengesahkan laporan pelatihan.
1 hari
1 hari
7 hari
3 – 5 hari
3 hari
1 hari
1 hari
1 hari
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Mulai
Penyusunan Program dan Jadual
Pelaksanaan Pelatihan
Memeriksa Program
Disetujui ?
Persiapan pelaksanaan
Disetujui ?
Memeriksa kesiapan persiapan
Pelaksanaan Pelatihan
Penyusunan Laporan
Memeriksa Konsep Laporan Pelatihan
Sesuia ?
Menyetujui konsep laporan
Disetujui ?
Mengesahkan laporan pelatihan
Selesai
Prosedur dan Instruksi Kerja Pengamatan, Pencatatan dan Pelaporan Data Hidrologi
NO . : QA/HDR/02/2009
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR
Jl. Pattimura No.20, Kebayoran Baru, Jakarta – Telp. 7396616, Fax. 7208285
2
PROSEDUR DAN INSTRUKSI KERJA PENGAMATAN, PENCATATAN DAN PELAPORAN
DATA HIDROLOGI
1. Tujuan : Sebagai pedoman dalam pelaksanaan pengamatan, pencatatan dan pelaporan data hidrologi (data hujan, duga air dan iklim) guna meningkatkan kualitas, ketepatan, dan kesinambungan data.
2. Ruang Lingkup : Dokumen ini dibuat dan untuk diterapkan di lingkungan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air guna memberikan acuan teknis dalam pelaksanaan kegiatan pengamatan, pencatatan dan pelaporan pada pos hujan, pos duga air dan pos klimatologi.
3. Definisi : 3.1. Pos hujan biasa/manual adalah pos pengamatan yang
difungsikan untuk pengamatan/pencatatan parameter hujan (jumlah) selama 24 jam.
3.2. Pos hujan otomatis adalah pos pengamatan yang
difungsikan untuk pengamatan/pencatatan parameter hujan (jumlah, durasi dan intensitas) baik digital maupun grafik.
3.3. Stasiun iklim adalah stasiun pengamatan yang
difungsikan untuk mengamati/pencatatan parameter iklim baik manual, digital maupun grafik.
3.4. Pos duga air adalah pos pengamatan yang difungsikan
untuk mengamati/pencatatan parameter tinggi muka air sungai baik manual, digital maupun grafik.
4. Refferensi : 4.1. Peraturan Kepala BMG No. 37/KT.104/KB/BMG-06
tentang Tata Cara Tetap Pelaksanaan Pengamatan dan Pelaporan Data Hidrometeorologi.
4.2. Keputusan Menteri Kimpraswil No. 404/KPTS/M/2002
tentang Pedoman Monitoring dan Pengawasan Hidrologi.
4.3. Pedoman BWRM tentang Pengelolaan Hidrologi.
5. Ketentuan
Umum : 5.1. Dalam pelaksanaan pengamatan dan pencatatan data hidrologi, penjaga pos perlu menyiapkan bahan dan peralatan pendukungnya. Bahan dan peralatan yang
3
diperlukan untuk pengamatan dan pencatatan data hidrologi adalah sebagai berikut: a. Formulir/blangko pencatatan data. b. Formulir/blangko absensi atau catatan harian
penjaga pos. c. Formulir/blangko catatan kejadian penting. d. Formulir/blangko catatan kondisi alat. e. Formulir/blangko rehabilitasi pos. f. Formulir/buku tamu. g. Alat tulis. h. Jam/pencatat waktu. i. Gelas ukur. j. Laptop dan flashdisk. k. Peralatan pemeliharaan. l. Bahan peralatan pencatat data khusus untuk alat
otomatis, misalnya : kertas grafik, pena, baterai dan lain-lain.
5.2. Waktu pencatatan dan petugas pelaksananya:
a. Pos hujan :
a) pos hujan biasa/manual, diukur dan dicatat oleh penjaga pos setiap hari
pada jam 07.00 pagi waktu setempat. b) pos hujan otomatis/Automatic Rainfall Recorder
(ARR), diambil dan diganti kertas grafik oleh penjaga pos
sesuai jenis alatnya yang terpasang (setiap hari, mingguan atau bulanan)
c) pos hujan otomatis (logger), diunduh (download) data digitalnya oleh petugas
pengelola hidrologi setiap 2 atau 3 bulan sekali bersamaan dengan melaksanakan kegiatan inspeksi pos.
d) pos hujan otomatis (logger+GSM), dikumpulkan dan diatur data digitalnya dari server
data pengelola hidrologi oleh petugas pengolah data setiap 1 bulan sekali.
b. Pos duga air :
a) pos duga air manual (peilschaal), diukur dan dicatat oleh penjaga pos setiap hari
pada jam 07.00, jam 12.00 dan jam 17.00 waktu setempat.
b) pos duga air otomatis/Automatic Water Level Recorder (AWLR), diambil dan diganti kertas grafik oleh penjaga pos sesuai jenis alatnya yang terpasang (setiap hari, mingguan atau 3-4 bulan sekali)
4
c) pos duga air otomatis (logger), diunduh (download) data digitalnya oleh petugas
pengelola hidrologi setiap 2 atau 3 bulan sekali bersamaan dengan melaksanakan kegiatan inspeksi pos/pengukuran aliran.
d) pos duga air otomatis (logger+GSM), dikumpulkan dan diatur data digitalnya dari server
data pengelola hidrologi oleh petugas pengolah data setiap 1 bulan sekali.
e) bendung, dibaca dan dikonversi oleh petugas setiap hari
pada jam 07.00 pagi waktu setempat. f) data iklim di pos klimatologi
diukur dan dicatat oleh penjaga pos setiap hari pada jam 07.00 dan jam 17.00 waktu setempat tergantung dari alat yang diukur.
5.3. Jenis pelaporan Jenis pelaporan yang disampaikan dari penjaga pos kepada instansi pengelola hidrologi, meliputi: a. Hasil pengisian formulir/blangko pencatatan data b. Hasil pengisian kondisi peralatan. c. Hasil pengisian formulir/blangko absensi atau catatan
harian penjaga pos. d. Hasil pengisian formulir/blangko catatan kejadian
penting. e. Hasil pengisian formulir/blangko rehabilitasi pos. f. Hasil pengisian formulir/buku tamu.
5.4. Penyampaian laporan
Laporan disampaikan secara rutin oleh penjaga pos kepada pengelola hidrologi maksimal 3 (tiga) bulan sekali dapat melalui pos atau diambil oleh petugas dari pengelola hidrologi bersamaan dengan kegiatan inspeksi pos/pengukuran aliran.
6. Kegiatan dan Tanggung Jawab : 6.1. Prosedur pengamatan, pencatatan dan pelaporan data
hidrologi, selanjutnya dapat dilihat pada Lampiran 1A s/d Lampiran 1B.
a. Pos hujan biasa/manual :
a) penjaga pos sudah harus tiba di lokasi pos sebelum jam 07.00 pagi waktu setempat.
b) ukur jumlah air hujan dengan cara : - tuang air hujan yang tertampung dalam
penampungan yang ada dalam alat penakar hujan ke gelas ukur dan jangan sampai tumpah.
- baca tinggi air pada skala gelas ukur sejajar mata.
5
c) catat hasil pengukuran tadi ke dalam formulir/blangko pencatatan data dan pastikan pada formulir/blangko tersebut sudah tertulis nama pos dan nama lokasi (desa, kecamatan dan kabupaten).
d) isi formulir/blangko kondisi alat, apabila ada kerusakan atau kehilangan alat, maka : - catat kerusakan atau kehilangan alatnya. - apabila hanya kerusakan ringan dan masih
dapat diperbaiki oleh penjaga pos, maka dapat segera dilakukan perbaikan tersebut dengan tujuan agar data hujan yang dikumpulan tidak terputus (berkesinambungan).
- apabila kerusakannya tidak dapat ditangani oleh penjaga pos atau alat hilang maka perlu segera melaporkan kepada petugas pengelola hidrologi agar dapat diperbaiki/mengganti secepatnya.
e) catat kejadian penting apabila ada (misalnya terjadi hujan lebat) ke dalam formulir/blangko kejadian penting dan pada kolom keterangan di formulir/blangko pencatatan data.
f) bersihkan secara rutin lingkungan pos termasuk jalan menuju posnya.
g) lakukan instruksi-instruksi dari petugas pengelola hidrologi apabila ada.
h) isi formulir/buku tamu apabila ada kunjungan dari petugas atau tamu dari instansi lainnya.
i) isi formulir/blangko catatan harian dengan aktivitas yang dilakukan oleh penjaga pos pada hari tersebut (ini akan menjadi bukti kehadiran penjaga pos dalam menjalankan tugasnya).
j) tandatangani semua isian formulir/blangko pada akhir bulan pencatatan.
k) simpan semua hasil isian formulir/blangko yang telah ditetapkan pada butir 5.1.a s/d 5.1.f beserta data grafiknya serta kirimkan lewat pos atau hingga diambil oleh petugas pengelola hidrologi.
b. Pos hujan otomatis (ARR)
a) penjaga pos sudah harus tiba di lokasi pos sebelum jam 07.00 pagi waktu setempat.
b) apabila pos hujan otomatis ini didampingi alat penakar hujan biasa/manual maka ukur jumlah air hujan dengan cara : - tuang air hujan yang tertampung dalam
penampungan yang ada dalam alat penakar hujan ke gelas ukur dan jangan sampai tumpah.
- baca tinggi air pada skala gelas ukur sejajar mata.
6
c) catat hasil pengukuran tadi ke dalam formulir/blangko pencatatan data dan pastikan pada formulir/blangko tersebut sudah tertulis nama pos dan nama lokasi (desa, kecamatan dan kabupaten).
d) ganti kertas grafik (sesuai dengan tipe alat, misalnya setiap hari, mingguan, bulanan) pada alat penakar hujan otomatis (ARR) dengan menulis status pemasangan (nama pos, tanggal, jam).
e) isi formulir/blangko kondisi alat, apabila ada kerusakan atau kehilangan alat, maka : - catat kerusakan atau kehilangan alatnya. - apabila hanya kerusakan ringan dan masih
dapat diperbaiki oleh penjaga pos, maka dapat segera dilakukan perbaikan tersebut dengan tujuan agar data hujan yang dikumpulan tidak terputus (berkesinambungan).
- apabila kerusakannya tidak dapat ditangani oleh penjaga pos atau hilang alatnya maka perlu segera melaporkan kepada petugas pengelola hidrologi agar dapat diperbaiki/mengganti secepatnya.
f) catat kejadian penting apabila ada (misalnya terjadi hujan lebat) ke dalam formulir/blangko kejadian penting.
g) bersihkan lingkungan pos termasuk jalan menuju pos secara rutin.
h) lakukan instruksi-instruksi dari petugas pengelola hidrologi apabila ada.
i) isi formulir/buku tamu apabila ada kunjungan dari petugas atau tamu dari instansi lainnya.
j) isi formulir/blangko catatan harian dengan aktivitas yang dilakukan oleh penjaga pos pada hari tersebut (ini akan menjadi bukti kehadiran penjaga pos dalam menjalankan tugasnya).
k) tandatangani semua isian formulir/blangko pada akhir bulan pencatatan.
l) simpan semua hasil isian formulir/blangko yang telah ditetapkan pada butir 5.1.a s/d 5.1.f dan hasil pencatatan datanya (data grafik) serta kirimkan lewat pos atau hingga diambil oleh petugas pengelola hidrologi.
c. Pos hujan otomatis (logger), yang dilakukan oleh
penjaga pos : a) harus tiba di lokasi pos sebelum jam 07.00 pagi
waktu setempat. b) apabila pos hujan otomatis ini didampingi alat
penakar hujan biasa/manual maka ukur jumlah air hujan dengan cara :
7
- tuang air hujan yang tertampung dalam penampungan yang ada dalam alat penakar hujan ke gelas ukur dan jangan sampai tumpah.
- baca tinggi air pada skala gelas ukur sejajar mata.
c) catat hasil pengukuran tadi ke dalam formulir/blangko pencatatan data dan pastikan pada formulir/blangko tersebut sudah tertulis nama pos dan nama lokasi (desa, kecamatan dan kabupaten).
d) isi formulir/blangko kondisi alat, apabila ada kerusakan atau kehilangan alat, maka : - catat kerusakan atau kehilangan alatnya. - apabila hanya kerusakan ringan dan masih
dapat diperbaiki oleh penjaga pos, maka dapat segera dilakukan perbaikan tersebut dengan tujuan agar data hujan yang dikumpulan tidak terputus (berkesinambungan).
- apabila kerusakannya tidak dapat ditangani oleh penjaga pos atau alat hilang maka perlu segera melaporkan kepada petugas pengelola hidrologi agar dapat diperbaiki/mengganti secepatnya.
e) catat kejadian penting apabila ada (misalnya terjadi hujan lebat) ke dalam formulir/blangko kejadian penting.
f) bersihkan secara rutin lingkungan pos termasuk jalan menuju pos.
g) lakukan instruksi-instruksi dari petugas pengelola hidrologi apabila ada.
h) isi formulir/buku tamu apabila ada kunjungan dari petugas atau tamu dari instansi lainnya.
i) isi formulir/blangko catatan harian dengan aktivitas yang dilakukan oleh penjaga pos pada hari tersebut (ini akan menjadi bukti kehadiran penjaga pos dalam menjalankan tugasnya).
j) tandatangani semua isian formulir/blangko pada akhir bulan pencatatan.
k) simpan semua hasil isian formulir/blangko yang telah ditetapkan pada butir 5.1a s/d 5.1.f serta kirimkan lewat pos atau hingga diambil oleh petugas pengelola hidrologi.
d. Pos hujan otomatis (logger), yang dilakukan oleh petugas pengelola hidrologi : a) siapkan peralatan untuk mengunduh (download)
file data. b) ambil alat penyimpan data (memory card) dari
alat penakar hujan. c) unduh (download) data filenya dari alat
penyimpan data.
8
d) pastikan file yang diunduh sudah masuk dalam direktori pos yang sama.
e) berikan nama file hasil unduhan tersebut dengan nama pos, nomor register pos dan alamat pos (desa, kecamatan dan kabupaten) serta tanggal pelaksanaan unduh (download) file data tersebut.
f) hapus data yang sudah diunduh dari penyimpan data (memory card).
g) kembalikan ketempat semula alat penyimpan data ke alat penakar hujan dan pastikan alat penakar hujan sudah bisa bekerja kembali.
h) catat jenis kerusakannya, apabila ada dan segera diperbaiki apabila bisa atau diprogramkan perbaikannya.
i) ambil hasil isian formulir/blangko yang telah dilaksanakan oleh penjaga pos.
j) berikan instruksi pembinaan kepada penjaga pos.
e. Pos hujan otomatis (logger dan sistem GSM), yang
dilakukan oleh petugas pengelola hidrologi : a) unduh (download) data filenya dari peralatan
yang dilapangan ke server data pengelola hidrologi.
b) pastikan file yang diunduh sudah masuk dalam direktori pos yang sama.
c) berikan nama file hasil unduhan tersebut dengan nama pos, nomor register pos dan alamat pos (desa, kecamatan dan kabupaten) serta tanggal pelaksanaan unduh (download) file data tersebut.
d) hapus data yang sudah diunduh dari penyimpan data (memory card) lapangan dari server.
e) catat jenis kerusakannya, apabila ada dan segera diperbaiki apabila bisa atau diprogramkan perbaikannya.
f. Pos duga air biasa/manual (peilshcaal).
a) penjaga pos sudah harus tiba di lokasi pos sebelum waktu yang ditentukan : - untuk pengamatan pagi sebelum jam 07.00 - untuk pengamatan siang sebelum jam 12.00 - untuk pengamatan sore sebelum jam 17.00
b) catat hasil pengamatan tinggi muka air pada papan duga biasa/manual (peilschaal) ke dalam formulir/blangko pencatatan data dan pastikan pada formulir/blangko tersebut sudah tertulis nama pos dan nama lokasi (desa, kecamatan dan kabupaten).
9
c) isi formulir/blangko kondisi alat, apabila ada kerusakan atau kehilangan alat, maka : - catat kerusakan atau kehilangan alatnya. - apabila hanya kerusakan ringan dan masih
dapat diperbaiki oleh penjaga pos, maka dapat segera dilakukan perbaikan tersebut dengan tujuan agar data tinggi muka air yang dikumpulan tidak terputus (berkesinambungan).
- apabila kerusakannya tidak dapat ditangani oleh penjaga pos atau alat hilang maka perlu segera melaporkan kepada petugas pengelola hidrologi agar dapat diperbaiki/mengganti secepatnya.
d) catat kejadian penting apabila ada (misalnya terjadi banjir ekstrim) ke dalam formulir/blangko kejadian penting dan pada kolom keterangan di formulir/blangko pencatatan data.
e) bersihkan secara rutin lingkungan pos termasuk jalan menuju posnya serta sedimen maupun sampah-sampah di sekitar alat.
f) lakukan instruksi-instruksi dari petugas pengelola hidrologi apabila ada.
g) isi formulir/buku tamu apabila ada kunjungan dari petugas atau tamu dari instansi lainnya.
h) isi formulir/blangko catatan harian dengan aktivitas yang dilakukan oleh penjaga pos pada hari tersebut (ini akan menjadi bukti kehadiran penjaga pos dalam menjalankan tugasnya).
i) tandatangani semua isian formulir/blangko pada akhir bulan pencatatan.
j) simpan semua hasil isian formulir/blangko yang telah ditetapkan pada butir 5.1.a s/d 5.1.f beserta data grafiknya serta kirimkan lewat pos atau hingga diambil oleh petugas pengelola hidrologi.
g. Pos duga air otomatis (AWLR).
a) penjaga pos sudah harus tiba di lokasi pos sebelum waktu yang ditentukan untuk mencatat tinggi muka air pada papan duga biasa/manual (peilschaal): - untuk pengamatan pagi sebelum jam 07.00 - untuk pengamatan siang sebelum jam 12.00 - untuk pengamatan sore sebelum jam 17.00
b) catat hasil pengamatan tinggi muka air pada papan duga air biasa/manual (peilshcaal) ke dalam formulir/blangko pencatatan data dan pastikan pada formulir/blangko tersebut sudah tertulis nama pos dan nama lokasi (desa, kecamatan dan kabupaten).
10
c) ganti kertas grafik (sesuai dengan tipe alat, misalnya setiap hari, mingguan, 3-4 bulanan) pada alat duga air otomatis (AWLR) dengan menulis status pemasangan (nama pos, tanggal, jam, tinggi muka air saat itu) pada kertas grafik yang baru akan dipasang maupun yang akan diambil atau diganti.
d) isi formulir/blangko kondisi alat, apabila ada kerusakan atau kehilangan alat baik pada alat duga air biasa/manual maupun otmatisnya, maka: - catat kerusakan atau kehilangan alatnya. - apabila hanya kerusakan ringan dan masih
dapat diperbaiki oleh penjaga pos, maka dapat segera dilakukan perbaikan tersebut dengan tujuan agar data tinggi muka air yang dikumpulan tidak terputus (berkesinambungan).
- apabila kerusakannya tidak dapat ditangani oleh penjaga pos atau alat hilang maka perlu segera melaporkan kepada petugas pengelola hidrologi agar dapat diperbaiki/mengganti secepatnya.
e) catat kejadian penting apabila ada (misalnya terjadi banjir ekstrim) ke dalam formulir/blangko kejadian penting dan pada kolom keterangan di formulir/blangko pencatatan data.
f) bersihkan secara rutin lingkungan pos termasuk jalan menuju posnya serta sedimen maupun sampah-sampah di sekitar alat.
g) lakukan instruksi-instruksi dari petugas pengelola hidrologi apabila ada.
h) isi formulir/buku tamu apabila ada kunjungan dari petugas atau tamu dari instansi lainnya.
i) isi formulir/blangko catatan harian dengan aktivitas yang dilakukan oleh penjaga pos pada hari tersebut (ini akan menjadi bukti kehadiran penjaga pos dalam menjalankan tugasnya).
j) tandatangani semua isian formulir/blangko pada akhir bulan pencatatan.
k) simpan semua hasil isian formulir/blangko yang telah ditetapkan pada butir 5.1. s/d 5.1.f beserta data grafiknya serta kirimkan lewat pos atau hingga diambil oleh petugas pengelola hidrologi.
h. Pos duga air otomatis (logger), yang dilakukan oleh
penjaga pos : a) penjaga pos sudah harus tiba di lokasi pos
sebelum waktu yang ditentukan untuk mencatat tinggi muka air pada papan duga biasa/manual (peilschaal): - untuk pengamatan pagi sebelum jam 07.00
11
- untuk pengamatan siang sebelum jam 12.00 - untuk pengamatan sore sebelum jam 17.00
b) catat hasil pengamatan tinggi muka air pada papan duga air biasa/manual (peilshcaal) ke dalam formulir/blangko pencatatan data dan pastikan pada formulir/blangko tersebut sudah tertulis nama pos dan nama lokasi (desa, kecamatan dan kabupaten).
c) isi formulir/blangko kondisi alat, apabila ada kerusakan atau kehilangan alat, maka : - catat kerusakan atau kehilangan alatnya. - apabila hanya kerusakan ringan dan masih
dapat diperbaiki oleh penjaga pos, maka dapat segera dilakukan perbaikan tersebut dengan tujuan agar data tinggi muka air yang dikumpulan tidak terputus (berkesinambungan).
- apabila kerusakannya tidak dapat ditangani oleh penjaga pos atau alat hilang maka perlu segera melaporkan kepada petugas pengelola hidrologi agar dapat diperbaiki/mengganti secepatnya.
d) catat kejadian penting apabila ada (misalnya terjadi banjir ekstrim) ke dalam formulir/blangko kejadian penting.
e) bersihkan secara rutin lingkungan pos termasuk jalan menuju posnya serta sedimen maupun sampah-sampah di sekitar alat.
f) lakukan instruksi-instruksi dari petugas pengelola hidrologi apabila ada.
g) isi formulir/buku tamu apabila ada kunjungan dari petugas atau tamu dari instansi lainnya.
h) isi formulir/blangko catatan harian dengan aktivitas yang dilakukan oleh penjaga pos pada hari tersebut (ini akan menjadi bukti kehadiran penjaga pos dalam menjalankan tugasnya).
i) tandatangani semua isian formulir/blangko pada akhir bulan pencatatan.
i. Pos duga air otomatis (logger), yang dilakukan oleh petugas pengelola hidrologi : a) siapkan peralatan untuk mengunduh (download)
file data. b) ambil alat penyimpan data (memory card) dari
alat duga air. c) unduh (download) data filenya dari alat
penyimpan data. d) pastikan file yang diunduh sudah masuk dalam
direktori pos yang sama. e) berikan nama file hasil unduhan tersebut dengan
nama pos, nomor register pos dan alamat pos (desa, kecamatan dan kabupaten) serta tanggal
12
pelaksanaan unduh (download) file data tersebut.
f) hapus data yang sudah diunduh dari penyimpan data (memory card).
g) kembalikan ketempat semula alat penyimpan data ke alat duga air dan pastikan alat duga air sudah bisa bekerja kembali.
h) catat jenis kerusakannya, apabila ada dan segera diperbaiki apabila bisa atau diprogramkan perbaikannya.
i) ambil hasil isian formulir/blangko yang telah dilaksanakan oleh penjaga pos.
j) berikan instruksi pembinaan kepada penjaga pos.
j. Pos duga air otomatis (logger dan sistem GSM),
yang dilakukan oleh petugas pengelola hidrologi : a) unduh (download) data filenya dari peralatan
yang di lapangan ke server data pengelola hidrologi.
b) pastikan file yang diunduh sudah masuk dalam direktori pos yang sama.
c) berikan nama file hasil unduhan tersebut dengan nama pos, nomor register pos dan alamat pos (desa, kecamatan dan kabupaten) serta tanggal pelaksanaan unduh (download) file data tersebut.
d) hapus data yang sudah diunduh dari penyimpan data (memory card) lapangan dari server.
e) catat jenis kerusakannya, apabila ada dan segera diperbaiki apabila bisa atau diprogramkan perbaikannya.
k. Pos klimatologi.
a) penjaga sudah harus tiba di pos klimatologi sesuai dengan waktu yang ditentukan (sesuai dengan jadual pengamatan masing-masing alat).
b) ganti kertas grafik untuk alat penakar hujan otomatis, alat thermohigrograf, acthinograf dan ganti kertas pias untuk alat sunshine recorder serta pastikan sudah dituliskan status pemasangannya pada kertas grafik/pias (nama pos, tanggal, jam).
c) Isi formulir/blangko pencatatan data, dengan hasil pengukuran dan pencatatan data sbb: - ukur curah hujan (alat penakar hujan
biasa/manual). - catat angka speedometer untuk alat
anemometer dan arah angin. - catat penambahan/pengurangan air dalam
panci evaporasi.
13
- catat temperatur maksimum-minimum dan temperatur bola basah dan bola kering.
d) isi formulir/blangko kondisi alat, apabila ada kerusakan atau kehilangan alat baik pada alat-alat pemantau iklim, maka : - catat kerusakan atau kehilangan alatnya. - apabila hanya kerusakkan ringan dan masih
dapat diperbaiki oleh penjaga pos, maka dapat segera dilakukan perbaikan tersebut dengan tujuan agar data klimatologi yang dikumpulan tidak terputus (berkesinambungan).
- apabila kerusakkannya tidak dapat ditangani oleh penjaga pos atau alat hilang maka perlu segera melaporkan kepada petugas pengelola hidrologi agar dapat diperbaiki/mengganti secepatnya.
e) catat kejadian penting apabila ada (misalnya terjadi hujan lebat) ke dalam formulir/blangko kejadian penting.
f) bersihkan secara rutin lingkungan pos termasuk jalan menuju posnya.
g) lakukan instruksi-instruksi dari petugas pengelola hidrologi apabila ada.
h) isi formulir/buku tamu apabila ada kunjungan dari petugas atau tamu dari instansi lainnya.
i) isi formulir/blangko catatan harian dengan aktivitas yang dilakukan oleh penjaga pos pada hari tersebut (ini akan menjadi bukti kehadiran penjaga pos dalam menjalankan tugasnya).
j) tandatangani semua isian formulir/blangko pada akhir bulan pencatatan.
k) simpan semua hasil isian formulir/blangko yang telah ditetapkan pada butir 5.1 beserta data grafiknya serta kirimkan lewat pos atau hingga diambil oleh petugas pengelola hidrologi.
6.2. Tanggung Jawab :
a. Pos hidrologi biasa/manual dan otomatis (basis
mekanik) a) Penjaga pos
- melakukan persiapan bahan dan formulir-formulir yang diperlukan dalam pencatatan data.
- melakukan pencatatan data. - melakukan penggantian grafik dan pengisian
formulir kondisi alat, kejadian penting & kujungan tamu (apabila ada), dan catatan harian serta pembersihan lingkungan pos.
- menyimpan dan mengirimkan hasil pencatatan data dan pengisian formulir.
14
b) Petugas pengelola hidrologi - memverifikasi data. - melakukan pembinaan pada penjaga pos. - memberikan kepada petugas pengolah data.
c) Petugas/staf pengolah data - mengumpulkan dan mengelompokkan data.
b. Pos hidrologi otomatis (basis logger dan Logger + GSM) a) Penjaga pos
- Melakukan pencatatan data pos biasa/manual.
- melakukan pengisian formulir kondisi alat, kejadian penting & kujungan tamu (apabila ada), dan catatan harian serta pembersihan lingkungan pos.
- menyimpan dan menyerahkan hasil pencatatan data dan pengisian formulir.
b) Petugas pengelola hidrologi - mengunduh data dari logger. - memverifikasi data. - menyimpan dan mengelompokkan data.
c) Petugas/staf pengolah data - mengumpulkan dan mengelompokkan data.
7. Kondisi Khusus : 7.1. Apabila terjadi kejadian ekstrim, misalnya banjir besar,
hujan lebat, angin topan, dll) agar dicatat oleh penjaga pos ke dalam formulir/blangko kejadian penting maupun di kolom keterengan pada formulir pencatatan data.
7.2. Semua data yang dicatat dalam bentuk angka numerik dengan 1 (satu) angka dibelakang koma, dan apabila penjaga pos tidak hadir dalam melakukan tugas pencatatan data, antara lain disebabkan misalnya sakit, mempunyai hajat, dll, maka pada formulir pencatatan data agar dituliskan (“TH”) pada hari bersangkutan dan berikan alasannya pada kolom keterangan.
7.3. Untuk pencatatan hujan dari pos hujan biasa/manual, jumlah hujan hariannya ≥ 0,5 mm agar ditulis sesuai datanya, tetapi apabila tidak ada hujan atau jumlah hujan hariannya < 0,5 mm agar dituliskan 0 dan apabila tidak ada hujan dituliskan strip (“-“).
8. Rekaman : 8.1. Isian formulir/blangko
8.2. Data grafik / file data dari data logger.
9. Lampiran : 9.1. Bagan alir pelaksanaan pengamatan, pencatatan dan
pelaporan data hidrologi.
9.2. Contoh formulir/blangko pengamatan, pencatatan, dan pelaporan data hidrologi.
15
Lampiran 1
Bagan Alir Pengamatan, Pencatatan dan Pelaporan Data Hidrologi
A. Pada Pos Hidrologi Manual/Biasa dan Otomatis (Basis Mekanik)
No. Uraian Kegiatan Petugas/Staf
Pengolah Data Petugas
Pengelola Hidrologi Penjaga Pos Target
Pelaksanaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Melaksanakan kegiatan persiapan bahan (formulir) dan perlatan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pengamatan dan pencatatan data. Melaksanakan pengamatan dan pencatatan dengan mengikuti prosedur baku dalam buku ini. Melaksanakan penggantian grafik & pias untuk alat-alat pengamatan otomatis (berbasis mekanik) dan pembersihan lingkungan pos serta pengisian formulir/blangko. Melaksananakan penyimpanan dan pengiriman / pengambilan hasil pengamatan, pencatatan data serta hasil isian formulir/blangko yang telah dilakukan oleh penjaga pos. Menerima dan memverifikasi hasil pengamatan dan pencatatan data dari penjaga pos. Melaksanakan pembinaan pada penjaga pos untuk peningkatan mutu kinerja. Pengumpulan dan pengelompokan data.
Ya
Tidak
Mulai
Persiapan bahan dan peralatan
untuk pencatatan data
Melakukan kegiatan pengamatan dan pencatatan
data hidrologi
Penggantian grafik dan pias pada alat pengamatan otomatis dan pembersihan lingkungan pos serta pengisian formulir/blangko : - kejadian penting - kondisi alat - buku tamu - catatan harian / absen
Menyimpan dan mengirimkan hasil pencatatan dan
pengisian formulir/blangko sesuai waktu yang ditentukan
Memverifikasi hasil pengamatan dan pencatatan
data
Data baik ?
Pengumpulan dan pengelompokan data
Selesai
Pembinaan pada penjaga pos
1 hari
1 hari
1 hari
16
B. Pada Pos Hidrologi Otamatis (Berbasis Logger atau Logger + GSM)
No. Uraian Kegiatan Petugas/StafPengolah Data
Petugas Pengelola Hidrologi
Penjaga Pos Target Pelaksanaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Melaksanakan persiapan untuk unduh (download) data. Melaksanakan pengamatan dan unduh data dengan mengikuti prosedur baku dalam buku ini dengan disesuaikan menurut jenis pos yang diamati. Penyimpanan dan pengelompokan data. Mencatat jenis kerusakan alat/sistem looger dan GSM nya, apabila ada dan segera melakukan perbaikan ringan atau catat pada formulir kerusakan alat. Menerima laporan pelaksanaan tugas penjaga pos a.l : hasil pencatatan alat manual dan isian formulir/blangko dan melaksanakan pembinaan pada penjaga pos (apabila perlu). Menyerahkan data ke staf pengolah data. Pengumpulan dan pengelompokan data.
Ya
Tidak
Melakukan kegiatan unduh (download) data
Mulai
Persiapan peralatanuntuk unduh data
Penyerahan formulir/blangko: - kejadian penting - kondisi alat - buku tamu - catatan harian / absen
Melaksanakan pembinaan pada penjaga pos
Penyerahan data ke bagian pengolahan data
Selesai
Identifikasi kerusakan alat/sistem logger + GSM
dan pelaksanaan perbaikan/catat pada
formulir kerusakan alat.
Data baik ?
Simpan dan kelompokan data
Pengumpulan dan pengelompokan data
1 hari
1 – 2 hari
1 hari
17
Lampiran 2.
Contoh formulir/blangko pengamatan, pencatatan dan pelaporan data hidrologi
A. Formulir/blangko pembacaan data pos hujan biasa/manual
Pembacaan Pos Hujan Biasa/Manual
Bulan : ……………………Tahun……………….
Nama pos : ……………………………………………………………………………………… No. register pos : ……………………………………………………………………………………… Desa : ……………………………………………………………………………………… Kec./Kab. : ………………………………………………………………………………………
Tanggal Pembacaan
Keterangan Pagi Jam 07.00
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Dikerjakan oleh : …………………………………………
Tanggal : …………………………………………..
Diperiksa oleh
:
…………………………………………
Tanggal
:
…………………………………………..
18
B. Formulir/blangko pembacaan data pos duga air biasa/manual
Pembacaan Pos Duga Air Biasa/Manual (Peilshcaal)
Bulan : ……………………Tahun………………. Nama sungai : ……………………………………………………………………………………… Nama pos : ……………………………………………………………………………………… No. register pos : ……………………………………………………………………………………… Desa : ……………………………………………………………………………………… Kec./Kab. : ………………………………………………………………………………………
Tanggal Pembacaan Rerata *)
TMA Tertinggi
Keterangan Pagi
Jam 07.00 Siang
Jam 12.00 Sore
Jam 17.00
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
TMA Tertinggi : …………………………………………
Tanggal : …………………………………………..
TMA Terendah : ………………………………………… Tanggal : ………………………………………….. TMA : TINGGI MUKA AIR *) : Penjaga pos tidak diperkenankan untuk mengisi nilai dalam kolom tersebut (nilai rerata)
Dikerjakan oleh : …………………………………………
Tanggal : …………………………………………..
Diperiksa oleh
:
…………………………………………
Tanggal
:
…………………………………………..
19
C. Formulir/blangko pembacaan stasiun klimatologi
Pembacaan Stasiun Klimatologi
Bulan : ……………………Tahun………………. Nama stasiun : ……………………………………………………………………………………… No. register stasiun : ……………………………………………………………………………………… Desa : ……………………………………………………………………………………… Kec./Kab. : ………………………………………………………………………………………
Tgl.
Thermometer Psychrometer standar Thermometer Apung Penguapan Anemometer Hujan Ket
Max Min Rata2 *)
Bola kering
Bola Basah
Depresi *)
RH *)
Max Min Rata2 *)
Air Ditamb
Air Dibuang
Juml *)
Angin Km/hari *)
Manual Otomatis *)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
*) : Penjaga stasiun tidak diperkenankan untuk mengisi nilai dalam kolom-kolom tersebut.
Dikerjakan oleh : …………………………………………
Tanggal : …………………………………………..
Diperiksa oleh
:
…………………………………………
Tanggal
:
…………………………………………..
20
D. Formulir/blangko kondisi pos penakar hujan
Laporan Kondisi Peralatan
Pos hujan : ……………………………….
1. Paralatan
• ARR / Logger : Baik/Jam mati/Jam tidak cocok/Jalan pena tidak normal/lainnya sebutkan ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
• MRG : Baik/Hilang/Rusak ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
2. Perlengkapan lain
• Gelas pengukur : Baik/Pecah/Rusak/Skala tidak terbaca • Kran : Baik/Rusak • Tabung/pipa : Baik/Rusak
3. Blangko-Blangko dan Bahan • Kertas grafik ARR : sisa ……………………………………lembar • Formulir/blangko MRG : sisa ……………………………………lembar • Formulir/blangko kondisi alat : sisa …………………………………....lembar • Formulir/blangko kejadian penting : sisa ………………………………..…..lembar • Formulir/blangko catatan harian : sisa ………………………………..…..lembar • Formulir/buku tamu : sisa ………………………………..…..lembar
4. Keterangan lain
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… Kerusakan-kerusaka tersebut terhitung mulai tanggal ………………………………….
Dilaporkan pada tanggal : ……………………………… Penjaga pos hujan (………………………………………..)
21
E. Formulir/blangko kondisi pos duga air
Laporan Kondisi Peralatan
Pos duga air : ……………………………….
1. Paralatan
• AWLR / Logger : Baik/Jam mati/Jam tidak cocok/Jalan pena tidak normal/lainnya sebutkan ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
• Papan Duga Air (Pielshcaal) : Baik/Hilang/Rusak ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
2. Perlengkapan lain
• Pelampung : Baik/Rusak/Hilang • Tali pelampung : Baik/Rusak/Putus • Persediaan tinta/pena : Ada/Habis/Sisa ………….buah
3. Blangko-Blangko dan Bahan • Kertas grafik AWLR : sisa ……………………………………lembar • Formulir/blangko pembacaan peilshcaal : sisa ……………………………………lembar • Formulir/blangko kondisi alat : sisa …………………………………....lembar • Formulir/blangko kejadian penting : sisa ………………………………..…..lembar • Formulir/blangko catatan harian : sisa ………………………………..…..lembar • Formulir/buku tamu : sisa ………………………………..…..lembar
4. Keterangan lain
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… Kerusakan-kerusaka tersebut terhitung mulai tanggal ………………………………….
Dilaporkan pada tanggal : ……………………………… Penjaga pos duga air (………………………………………..)
22
F. Formulir/blangko kondisi stasiun klimatologi
Laporan Kondisi Peralatan
Stasiun klimatologi : ……………………………….
1. Paralatan
• Psychometer standar : Baik/rusak ringan/rusak berat/hilang • Tangki penguapan tipe A : Baik/rusak ringan/rusak berat/hilang • Anemometer : Baik/rusak ringan/rusak berat/hilang • Penakar hujan biasa : Baik/rusak ringan/rusak berat/hilang • Penakar hujan otomatis : Baik/rusak ringan/rusak berat/hilang • Campble stokes recorder : Baik/rusak ringan/rusak berat/hilang • Pengukur radiasi matahari : Baik/rusak ringan/rusak berat/hilang • Thermohygrograph : Baik/rusak ringan/rusak berat/hilang • Lainnya ……. : Baik/rusak ringan/rusak berat/hilang
2. Perlengkapan Jenis perlengkapan : …………………………………………………………………… • Baik/rusak ringan/rusak berat/hilang
3. Blangko-Blangko dan Bahan • Kertas grafik hujan otomatis : sisa ……………………………………lembar • Kertas grafik thermohygrograph : sisa ……………………………………lembar • Kertas pias : sisa ……………………………………lembar • Formulir/blangko pembacaan peilshcaal : sisa ……………………………………lembar • Formulir/blangko kondisi alat : sisa …………………………………....lembar • Formulir/blangko kejadian penting : sisa ………………………………..…..lembar • Formulir/blangko catatan harian : sisa ………………………………..…..lembar • Formulir/buku tamu : sisa ………………………………..…..lembar
4. Keterangan lain
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… Kerusakan-kerusaka tersebut terhitung mulai tanggal ………………………………….
Dilaporkan pada tanggal : ……………………………… Penjaga stasiun klimatologi (………………………………………..)
23
G. Formulir/blangko catatan harian
Catatan harian penjaga pos (diisi rutin setiap hari oleh penjaga pos/stasiun dengan rincian aktivitas yang dilakukan pada saat
pengamatan dan pencatatan data)
No. Tanggal Uraian Kegiatan Harian Tanda Tangan
24
H. Formulir/blangko kejadian penting
Catatan Kejadian Penting
(diisi penjaga pos/stasiun untuk mencatat kejadian-kejadian penting misalnya hujan lebat, banjir besar, kehilangan alat, kerusakan alat dan lain sebagainya)
No. Tanggal Jam Uraian Kejadian Penting Keterangan
25
I. Formulir/buku tamu Catatan Kunjungan Tamu
(diisi tamu yang berkunjung ke pos/stasiun hidrologi) No. Tanggal Nama Instansi Asal Tamu Maksud Tanda Tangan
Prosedur dan Instruksi Kerja Pengukuran Debit Sungai dan Saluran Terbuka
NO . : QA/HDR/03/2009
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR
Jl. Pattimura No.20, Kebayoran Baru, Jakarta – Telp. 7396616, Fax. 7208285
2
PROSEDUR DAN INSTRUKSI KERJA PENGUKURAN DEBIT SUNGAI DAN SALURAN TERBUKA
1. Tujuan : Sebagai pedoman dalam pelaksanaan pengukuran debit sungai dan atau saluran terbuka.
2. Ruang Lingkup : Dokumen ini dibuat dan untuk diterapkan di lingkungan
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air guna memberikan acuan teknis dalam pelaksanaan kegiatan pengukuran debit sungai ataupun saluran terbuka.
3. Definisi : 3.1. Aliran air adalah pergerakan air di alur sungai/saluran
terbuka.
3.2. Debit adalah volume air yang mengalir melalui suatu penampang melintang sungai/saluran persatuan waktu.
3.3. Jalur vertikal adalah jalur kearah vertikal pada suatu
penampang melintang.
3.4. Kedalaman adalah jarak yang diukur ke arah vertikal dari muka air ke dasar sungai/saluran terbuka.
3.5. Pelampung permukaan adalah bahan yang dapat
terapung di permukaan air, tidak berubah sifat dan bentuknya, dengan ukuran antara 10 cm sampai 30 cm, bagian yang tenggelam maksimum 25% dari kedalaman aliran dan bagian yang tidak tenggelam berkisar antara 3 sampai dengan 10 cm.
3.6. Penampang basah adalah penampang melintang
sungai/saluran terbuka yang dibatasi oleh dasar sungai/saluran terbuka dan muka air.
3.7. Pengukuran debit adalah proses pengukuran dan
perhitungan kecepatan, kedalaman dan lebar aliran serta perhitungan luas penampang basah untuk menghitung debit di sungai dan saluran terbuka.
3.8. Sungai adalah tempat dan wadah serta jaringan
pengaliran air mulai dari sumber air sampai muara dengan dibatasi kanan dan kirinya sepanjang pengalirannya oleh garis sempadan, yaitu garis luar pengaman.
3
3.9. Rai adalah jarak antara suatu titik di tepi sungai dengan jalur vertikal pada suatu penampang melintang sungai/saluran terbuka.
3.10. Titik vertikal adalah suatu titik kedalaman dari
permukaan air pada suatu jalur vertikal.
4. Referensi : 4.1. Revisi SNI 03-2414-1991, tata cara pengukuran debit sungai dan saluran terbuka menggunakan alat ukur arus dan pelampung.
4.2. SNI 03-3413-1994, metode pengukuran debit puncak
dengan cara tidak langsung.
4.3. SNI 03-2822-1992, metode pembuatan lengkung debit dan tabel sungai / saluran terbuka dengan analisis grafis.
4.4. Pedoman BWRM tentang pengelolaan hidrologi.
5. Ketentuan
Umum : 5.1. Pemilihan lokasi pengukuran debit dengan mempertimbangkan faktor-faktor, sbb: a. berada tepat atau di sekitar lokasi pos duga air,
dimana tidak ada perubahan bentuk penampang atau debit yang menyolok.
b. alur sungai harus lurus sepanjang minimal 3 kali lebar sungai pada saat banjir/muka air tertinggi.
c. distribusi aliran merata dan tidak ada aliran yang memutar.
d. aliran tidak terganggu sampah maupun tanaman air dan tidak terganggu oleh adanya bangunan air lainnya (misalnya pilar jembatan), tidak terpengaruh peninggian muka air, pasang surut dan aliran lahar.
e. penampang melintang pengukuran diupayakan tegak lurus terhadap alur sungai.
f. kedalaman pengukuran minimal 3 s/d 5 kali diameter baling-baling alat ukur arus yang digunakan.
g. apabila dilakukan di lokasi bendung, harus dilakukan di sebelah hilir atau di hulu bendung pada lokasi yang tidak ada pengaruh pengempangan (arus balik).
5.2. Lama dan periode pelaksanaan
a. pada saat aliran rendah pengukuran debit dilaksanakan dua (2) kali dalam periode waktu pengukuran (bolak-balik di penampang basah yang sama).
4
b. pada saat banjir pengukuran debit dilaksanakan satu (1) kali dalam periode waktu pengukuran.
c. periode pelaksanaan pengukuran debit minimal 3 kali untuk satu (1) pos duga air yang mewakili kondisi musim kemarau dan musim penghujan.
5.3. Pengukuran penampang basah
a. pengukuran kedalaman harus tegak lurus terhadap permukaan air.
b. jarak maksimum antara dua jalur vertikal adalah: a) 1/15 lebar sungai/saluran terbuka apabila
dasarnya teratur. b) 1/20 lebar sungai/saluran terbuka apabila
dasarnya tidak teratur. c. jarak minimum antara dua jalur vertikal adalah 2 kali
diameter baling-baling (propeller) yang digunakan.
5.4. Pengukuran kecepatan aliran Pengukuran kecepatan aliran dapat dilakukan dengan menggunakan peralatan diantaranya current meter tipe baling-baling dan pelampung. a. pengukuran kecepatan aliran dengan alat ukur arus
dapat dilaksanakan dengan cara sbb : a) merawas, b) menggunakan perahu, c) menggunakan jembatan d) menggunakan kereta gantung e) menggunakan winch cable way f) Radio current meter
b. posisi dan jumlah titik pengukuran tergantung dari kedalaman air (d) dengan ketentuan sebagai berikut: a) untuk kedalaman air ≤ 0,75 m, atau ≤ 6 kali
diameter baling-baling yang digunakan (besar, kecil, sedang), pengukuran dilakukan dengan menggunakan metode satu titik, yaitu pada titik vertikal 0,6d yang diukur dari permukaan air.
b) untuk kedalaman air > 0,75 m, pengukuran dilakukan dengan menggunakan metode dua titik, yaitu pada titik vertikal 0,2d dan 0,8d atau menggunakan metode tiga (3) titik atau lebih, yaitu pada titik vertikal 0,2d, 0,6d dan 0,8d.
5.5. Pengukuran kecepatan aliran menggunakan pelampung
dihitung dari jarak lintasan pelampung dibagi waktu tempuh, dan kecepatan rata-rata yang diperoleh harus dikalikan koefisien pelampung.
6. Kegiatan
Tanggung Jawab : 6.1. Prosedur tata cara pengukuran aliran, selanjutnya dapat dilihat pada Lampiran 1.
5
a. Kegiatan persiapan : a) susun dan tetapkan jadual pengukuran debit atas
semua pos duga air yang dikelola. b) siapkan peralatan termasuk pelaksanaan
kalibrasinya dan prasarana pendukungnya.
b. Pelaksanaan pengukuran debit : a) pengukuran dengan alat ukur current meter tipe
baling-baling : - bentangkan tali/kabel pada penampang
melintang yang telah ditetapkan sebagai lokasi untuk pengukuran debit.
- ukur lebar penampang basah dan tetapkan jarak antar jalur vertikal sesuai dengan ketentuan yang disyaratkan.
- rakit (stel) alat ukur. - catat tinggi muka air (TMA) pada pos duga air
sebelum dan setelah selesainya pekerjaan pengukuran pada kartu pengukuran yang telah disiapkan. • bila perbedaan TMA pada saat permulaan
dan akhir pengukuran kurang dari 10 cm, dipakai formula :
Ha + Hz
Hrata2 = --------------- ……………………(1) 2
• bila perbedaan TMA pada saat permulaan
dan akhir pengukuran lebih besar dari 10 cm, dipakai formula :
q1h1 + q2h2 + …+qnhn
Hrata2 = ------------------------------- ………(2) Q
keterangan : Hrata2 = rata-rata TMA pengukuran, m. Ha = TMA saat mulai pengukuran, m. Hz = TMA saat akhir pengukuran, m. qn = debit interval waktu ke n, m3/dt. hn = TMA rerata interval waktu ke n, m. Q = debit seluruh penampang m3/dt.
- catat waktu mulai pengukuran dan waktu
selesai pengukuran serta kejadian-kejadian (seperti hujan dan perubahan muka air yang menyolok) selama pengukuran berlangsung.
- ukur kedalaman air dan tempatkan posisi alat ukur kecepatan pada titik kedalaman sesuai dengan ketentuan yang disyaratkan.
6
- Tentukan waktu (lamanya) putaran baling-baling.
- catat pada kartu pengukuran : • jumlah putaran baling-baling pada tiap-tiap
titik pengukuran, • kedalaman air pada masing-masing jalur
vertikal, • jarak antar jalur vertikal.
- bilamana kedalaman air > 3 meter dan kabel penggantung alat membentuk sudut terhadap garis vertikal maka kedalaman air perlu dikoreksi sesuai tabel terlampir (Lampiran 2).
- hitung luas penampang basah pada tiap-tiap vertikal. Perhitungan luas penampang basah secara keseluruhan dihitung dari penjumlahan hasil perkalian antara kedalaman air dan lebar sungai pada setiap jalur vertikal. Rumus yang digunakan adalah, sbb :
b(x+1) + b(x-1)
ax = ------------------ dx ………….…….…..(3) 2
A = (a1 + a2 + a3 + ……+an) …….……....(4)
keterangan : ax = luas penampang basah pada bagian
ke x, (m2) b(x+1) = jarak titik vertikal sesudah titik vertikal
ke x dari titik tetap, (m) b(x-1) = jarak titik vertikal sebelum titik vertikal
ke x dari titik tetap, (m) dx = kedalaman pada titik vertikal ke x, (m) A = luas seluruh penampang basah, (m2).
- hitung kecepatan aliran rata-rata pada tiap-tiap jalur vertikal. • metode satu titik
Vrata2 = V0,6 ………………..……………….(5)
• metode dua titik
V0,2 + V0,8 Vrata2 = --------------- ………..……..……….(6)
2
• metode tiga titik
V0,2 + V0,8 1 Vrata2 = [(---------------)+ V0,6] x ---- ……….(7)
2 2
7
keterangan : Vrata2 = kecepatan aliran rata-rata pada
suatu vertikal, m/dt. V0,2 = kecepatan aliran pada titik 0,2 d,
m/dt. V0,6 = kecepatan aliran pada titik 0,6 d,
m/dt. V0,8 = kecepatan aliran pada titik 0,8 d,
m/dt.
- hitung besar debit setiap bagian penampang, dengan rumus :
qn = vn x ax ..............................................(8)
keterangan : qn = debit pada rai ke n, m3/dt. vn = kecepatan aliran pada rai ke n, m/dt. ax = luas penampang pada rai ke n, m2.
- jumlahkan debit seluruh bagian penampang
untuk memperoleh debit total.
Q = q1 + q2 + q3 + ……+ qn ….…………..(9)
keterangan : Q = debit total yang melewati penampang
yang diukur, m3/dt. qn = debit pada rai ke n, m3/dt.
- bersihkan dan simpan kembali ke dalam kotak
penyimpanan alat ukur dan semua peralatan lapangan setelah selesai pengukuran.
b) Pengukuran dengan alat ukur pelampung
- siapkan pelampung dan peralatan penyipat ruang dan alat penyipat datar serta perlengkapan lainnya untuk mengukur penampang melintang dan jarak antara dua penampang melintang (lintasan pelampung).
- siapkan peralatan pemberi aba-aba (seperti bendera, peluit) dan rambu-rambu, serta pencatat waktu.
- siapkan formulir (terlampir) untuk pencatatan pengukuran penampang basah dan pengukuran kecepatan aliran, serta alat tulis.
- siapkan kertas millimeter dan peralatan gambar yang dibutuhkan serta formulir perhitungan debit, terlampir (lihat Lampiran 3).
8
- lakukan pengukuran penampang basah pada penampang bagian hulu, tengah (lurus dengan pos duga air) dan hilir serta ukur jarak antar penampang melintang.
- baca tinggi muka air pada papan duga air biasa/manual (peilshcaal) pada saat mulai pengukuran.
- letakan alat penyipat ruang kurang lebih di tengah-tengah antara dua penampang melintang.
- ukur jarak antara penampang melintang dengan alat penyipat datar.
- lepaskan pelampung lebih kurang 10 m di sebelah hulu dari penampang bagian hulu.
- ukur sudut azimut posisi lintasan pelampung pada penampang hulu, tengah dan hilir dengan alat penyipat ruang.
- catat lama waktu lintasan pelampung dari bagian penampang hulu sampai hilir.
- ulangi pekerjaan (mulai dari pelepasan pelampung s/d catat lama waktu lintasan) hingga semua titik lintasan pelampung (minimum 3 lintasan) yang telah ditentukan selesai diukur.
- lakukan pembacaan tinggi muka air pada papan duga air segera setelah pengukuran kecepatan aliran selesai.
- gambarkan penampang basah bagian hulu, tengah dan hilir.
- gambarkan posisi lintasan pelampung. - hitung kecepatan aliran permukaan setiap
lintasan pelampung dengan cara membagi panjang lintasan dengan lama waktu lintasan.
- tentukan nilai koefisien kecepatan aliran permukaan rata-rata untuk setiap bagian penampang basah.
- hitung kecepatan aliran pada setiap lintasan pelampung dengan cara mengalikan koefisien pelampung dengan hasil dari pembagian antara panjang lintasan dengan waktu tempuh pelampung dari hulu ke hilir lintasan.Rumus yang digunakan :
L
vp = kp x ---- ………………….…………. (10) t
kp = 1 – 0,116 {(1 - α)0,5 - 0,1)} ………...(11)
9
d α = ------- ……………….……………….(12)
h
- hitung kecepatan aliran rata-rata dengan cara menjumlahkan seluruh kecepatan lintasan pelampung dibagi dengan jumlah lintasan. Rumus yang digunakan :
Vp1 + Vp2 + …..+Vpn
Vp rata2 = -------------------------------............…(13) n
keterangan : vp = kecepatan aliran, m3/dt. Vp rata2 = kecepatan aliran rata-rata, m3/dt kp = koefisien pelampung. d = tinggi pelampung yang tenggelam
dalam air, m. h = kedalaman muka air dari dasar
sungai, m. - hitung luas setiap bagian penampang basah. - hitung debit untuk setiap bagian penampang
basah dengan cara mengalikan luas penampang basah dengan kecepatan aliran rata-rata pada tiap penampang.
- hitung debit total dengan cara menjumlahkan debit pada setiap bagian penampang basah dan hitung tinggi muka air rata-ratanya.
6.4. Tanggung Jawab :
a. Koordinator pelaksana : a) menyusun jadual dan petugas pelaksananya. b) menyiapkan prasarana dan biaya pengukuran
debit. c) memeriksa persiapan pelaksanaan pengukuran
debit. d) memeriksa hasil pengukuran debit.
b. Petugas : a) menyiapkan sarana dan kalibrasi peralatan yang
akan dipakai dalam pengukuran debit. b) menyiapkan pelaksanaan pengukuran debit. c) melaksanakan pengukuran debit.
c. Kabid/Kasi Perencanaan dan OP : a) mengesahkan jadual dan petugas pelaksana
pengukuran debit. b) mengesahkan hasil pengukuran debit.
10
7. Kondisi khusus : Pengukuran debit sungai pada saat banjir atau pengukuran aliran berubah sangat cepat, sbb : a. pada saat banjir, pengukuran debit hendaknya dilakukan
pada saat banjir telah melampaui puncak dan berada pada sisi surut.
b. lama pengukuran dengan alat ukur aliran untuk setiap titik vertikal cukup 30 detik.
c. lakukan satu titik pengukuran pada kedalaman 0,5 d pada tiap bidang vertikal.
d. kecepatan aliran rata-rata untuk setiap bidang vertikal adalah : Vrata2 = 0,96 V0,5d …………………………………….…(13)
e. catat tinggi muka air untuk setiap titik pengukuran. f. debit aliran dihitung dengan rumus penampang tengah
(mid section), seperti yang diuraikan di atas. g. jika muka air berubah >5%, selama pengukuran, debit
dihitung berdasarkan kedalaman aliran untuk masing-masing vertikal.
8. Rekaman : 8.1. Hasil pengukuran debit (kartu pengukuran).
8.2. Gambar penampang melintang.
9. Lampiran : 9.1. Bagan alir pelaksanaan pengukuran debit sungai dan
saluran terbuka.
9.2. Koreksi panjang juntaian penggantung (untuk menentukan kedalaman muka air sungai).
9.3. Formulir pengukuran debit.
11
Lampiran 1
Bagan Alir Pengukuran Debit Sungai dan Saluran Terbuka
No. Uraian Kegiatan Kabid/Kasi Perencanaan & OP
Koordinator Pelaksana
Petugas Target Pelaksanaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Menyusun jadual pengukuran debit dan usulan petugas pelaksananya. Memeriksa dan menetapkan jadual pengukuran debit dan usulan petugas pelaksananya. Menyiapkan sarana dan prasarana pengukuran debit termasuk kegiatan kalibrasi alat. Memeriksa persiapan sarana dan prasarana pengukuran debit. Persiapan pengukuran debit a.l : membuat rai, mengukur kedalaman, dst. Memeriksa persiapan pengukuran debit. Pelaksanaan pengukuran debit. Memeriksa hasil pengukuran debit. Pengesahan hasil pengukuran debit.
1 hari
1 hari
2 hari
4 hari
1 hari
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Tidak
Mulai
Penyusunan Jadual updating dan
usulan petugas pelaksananya
Memerikasa jadual updating dan usulan
petugas
Disetujui ?
Ya
Penyiapan prasarana pengukuran dan biaya
Penyiapan peralatan dan blangko serta kalibrasi
Lengkap /sesuai ?
Persiapan pengukuran debit
Sesuai kriteria?
Pelaksanaan pengukuran debit dan lakukan perhitungan debit
Memeriksa hasil pengukuran debit
Benar ?
Pengesahan hasil pengukuran debit
Selesai
Pemeriksaan persiapan pengukuran, mis. metode,
jumlah rai, dll
Memeriksa persiapan
12
Lampiran 2
Tabel Koreksi Pengukuran
Koreksi panjang juntaian penggantung di atas dan di dalam air
Sudut juntaian penggantung (αo) Koreksi juntaian di atas air (%) Koreksi juntaian di dalam air (%)
10 1,54 0,50
12 2,23 0,72
14 3,06 0,98
16 4,03 1,28
18 5,15 1,64
20 6,42 2,04
22 7,85 2,48
24 9,46 2,96
26 11,26 3,50
28 13,26 4,08
30 15,47 4,72
Contoh penerapannya : Dalam suatu pengukuran aliran diperoleh data sebagai berikut : • Jarak antara titik penggantung s/d muka air (ab) = 18 m • Kedalaman aliran terukur (ce) = 8 m • Sudut penggantung s/d garis vertikal (α) = 20o Hasil perhitungan : a. koreksi juntaian di atas muka air untuk α = 20o = 6,42% = 0,0642 b. nilai panjang koreksi = 18 x 0,0642
= 1,16 m
c. panjang juntaian tali di dalam air = 8 – 1,16 = 6,84 m
d. koreksi juntaian didalam air untuk α = 20o = 2,04% = 0,0204 e. panjang juntaian sesungguhnya = 6,84 – 6,84 x 0,0204
= 6,70 m
Dasar sungai
Arah aliran
Permukaan air b
Lantai jembatan
dc
ef
a Sudut antara juntaian penggantung dengan garis vertical, maksimal yang diijinkan adalah 30o
Juntaian penggantung
ab : panjang garis di atas air. cd : koreksi panjang juntaian
penggantung di atas air. ce : kedalaman terukur de : panjang juntaian penggantung di
dalam air. df : kedalaman air yang sebenarnya.
13
Lampiran 3 A. Formulir pengukuran debit dengan alat ukur arus
Kartu Pengukuran Debit
Sungai, WS : …………………………………………………………………………………….. Tempat : …………………………………………………………………………………….. Pos duga air : …………………………………………………………………………………….. Tanggal : …………………………………………………………………………………….. Lebar sungai : ………………… Luas penampang : ……………………………………… Muka air : mulai …………. Selesai : …………………………. Waktu : mulai …………. Selesai : …………………………. Kondisi alat : Baik / Rusak Nomor register alat : …………………………………………………………………………………….. Nomor pengukuran : ..................................................................................................................... Nama pengukur : …………………………………………………………………………………….. Kecepatan rata-rata : …………………………………………………………………………………….. Debit : ……………………………………………………………………………………..
Rumus alat : ………………………………………………………….. …………………………………………………………..
Data Pengukuran Debit
Rai (m)
Lebar (m)
Dalam (m)
Dalam Kincir
(m)
Jumlah Putaran
Waktu (det)
Kecepatan Luas (m2)
Debit (m3/det) Pd Titik Rata-rata
Diperiksa oleh : Koordinator pelaksana : (………………………………) (………………………………)
14
B. Formulir pengukuran debit dengan pelampung
Kartu Pengukuran Debit Sungai, WS : …………………………………………………………………………………….. Tempat : …………………………………………………………………………………….. Pos duga air : …………………………………………………………………………………….. Nomor register alat : …………………………………………………………………………………….. Kondisi alat : Baik / Rusak Tanggal : …………………………………………………………………………………….. Muka air : mulai …………. Selesai : …………………………. Waktu : mulai …………. Selesai : …………………………. Nomor pengukuran : …………………………………………………………………………………….. Nama pengukur : ……………………………………………………………………………………..
Data Pengukuran Debit
Panjang hulu Penampang hilir Jarak dari tepi
(m) Kedalaman
(m) Jarak dari tepi
(m) Kedalaman
(m)
Pelampung No
Jarak (m) Waktu (menit) Koef. Kecepatan
(m/dt) L α L’
Diperiksa oleh : Koordinator pelaksana : (………………………………) (………………………………)
Prosedur dan Instruksi Kerja Pembuatan Lengkung Debit (Rating Curve)
NO . : QA/HDR/04/2009
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR
Jl. Pattimura No.20, Kebayoran Baru, Jakarta – Telp. 7396616, Fax. 7208285
2
PROSEDUR DAN INSTRUKSI KERJA PEMBUATAN LENGKUNG DEBIT (RATING CURVE)
1. Tujuan : Sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembuatan lengkung debit (rating curve).
2. Ruang Lingkup : Dokumen ini dibuat dan untuk diterapkan di lingkungan
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air guna memberikan acuan teknis dalam penyusunan lengkung debit (rating curve), perpanjangan lengkung debit dan pembuatan tabel aliran.
3. Definisi : 3.1. Debit pengukuran adalah debit yang langsung diukur di
sungai/saluran terbuka.
3.2. Lengkung debit adalah suatu kurva yang menggambarkan hubungan antara tinggi muka air dan debit sungai/saluran terbuka pada suatu penampang melintang tertentu.
3.3. Pengukuran debit adalah proses pengukuran dan
perhitungan kecepatan, kedalaman, dan lebar aliran serta perhitungan luas penampang basah, untuk menghitung debit di sungai/saluran terbuka.
3.4. Tabel debit adalah tabel yang menyajikan data tinggi
muka air dan debit hasil pembacaan lengkung debit dengan interval tinggi muka air 1 cm dan 10 cm.
4. Referensi : 4.1. SNI 03-2822-1992, metode pembuatan lengkung debit
dan tabel sungai / saluran terbuka dengan analisis grafis.
4.2. Pedoman BWRM tentang pengelolaan hidrologi.
5. Ketentuan Umum : 5.1. Persyaratan membuat lengkung debit.
a. Data dan informasi : a) pembacaan tinggi muka air (TMA) pada saat
pengukuran harus dilakukan di pos duga air. b) tersedia data TMA tertinggi sampai dengan
terendah yang pernah terjadi selama pengamatan.
c) tersedia data TMA pada saat debit sama dengan nol (zero flow).
3
d) gambar penampang (profil) melintang pada lokasi pengukuran yang dapat menunjukan TMA tertinggi, terendah dan melimpah (apabila terjadi limpahan debit)
e) tersedia informasi penggerusan dan pengendapan dasar sungai/saluran terbuka di lokasi pengukuran debit.
f) tersedia minimal 10 buah data pengukuran yang meliputi keadaan debit muka air rendah sampai dengan muka air tinggi.
b. Peralatan
a) kertas blangko lengkung debit (kertas millimeter) dengan kuran 45 x 56 cm2.
b) mistar lengkung jenis K 38, K40, K46 dan K48. c) mistar dengan panjang minimal 30 cm atau
disesuaikan dengan kebutuhan. d) perangkat lunak (software) apabila
pembuatannya tidak dilakukan secara manual.
5.2. Syarat - syarat yang harus dipenuhi dalam penggambaran lengkung debit, sbb: a. minimum menggunakan satu mistar lengkung debit. b. arah lengkung ditentukan berdasarkan
keseimbangan sebaran dan urutan kronologis data pengukuran dengan memperhatikan proses pengendapan atau penggerusan yang terjadi.
c. lengkung debit ditentukan mulai dari skala gambar lengkung debit untuk muka air rendah, sedang dan tinggi.
d. agar memudahkan pembacaan lengkung debit, dianjurkan agar lengkung debit dapat diklasifikasikan ke dalam 3 kategori, yaitu muka air rendah, sedang dan tinggi.
e. kemiringan lengkung debit antara 30o – 45o. f. persamaan lengkung debit seharusnya mengikuti
metoda Logaritmik, yaitu : Q = A (H - Ho)B Dimana : Q = debit (m3/dt) H = tinggi muka air (m)
Ho = tinggi muka air pada saat aliran sama dengan nol A,B = konstanta
4
5.3. Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam perpanjangan lengkung debit, sbb : a. perpanjangan lengkung debit untuk muka air tinggi
dilakukan bila pengukuran debit telah mencapai minimum 70% dari muka air tertinggi,
b. debit tidak melimpah. c. lebar aliran sungai/saluran terbuka relatif tidak
bertambah secara drastis antara muka air rendah dan muka air tinggi.
d. perpanjangan lengkung debit untuk muka air rendah hanya dilakukan bilamana telah diketahui tinggi aliran nol (zero flow).
6. Kegiatan dan
Tanggung Jawab : 6.1. Prosedur pembuatan lengkung debit, selanjutnya dapat dilihat pada Lampiran 1. Dengan rincian tahapan, sbb:
a. Kegiatan persiapan :
a) susun dan tetapkan jadual updating lengkung debit.
b) kumpulkan dan lakukan pemeriksaan perhitungan hasil pengukuran debit, serta siapkan peralatan/perangkat lunak yang diperlukan yang akan digunakan untuk menyusun lengkung debit.
b. Tahap pembuatan lengkung debit :
a) isilah kertas blangko lengkung debit (kertas millimeter) dengan informasi : nama sungai, tempat (lokasi pos), nomor register pos duga air, tahun, nomor pengukuran, muka air tertingi, muka air terendah, nama petugas pembuat dan pemeriksa.
b) tentukan skala vertikal dan horizontal agar lengkung debit membentuk sudut 30o - 45°.
c) pilih skala dengan kelipatan 5, 10, 25, 50, 100 dan seterusnya.
d) ploting data pengukuran debit dengan tinggi muka air (m) sebagai ordinat dan debit (m3/det) sebagai absis.
e) tentukan posisi TMA pada saat debit sama dengan nol (zero flow) serta debit pada muka air tertinggi dengan kondisi air tidak melimpah, kemudian lakukan perpanjangan lengkungnya.
f) gambarkan lengkung debit dan tetapkan masa berlakunya berdasarkan data hasil pengukuran debit.
5
c. Tahap pembuatan tabel aliran/debit a) baca debit pada lengkung debit setiap tinggi
muka air 10 cm dimulai dari muka air terendah sampai muka air tertinggi.
b) tentukan harga perbedaan debit setiap tinggi muka air 10 cm.
c) koreksi hasil pembacaan debit pada langkah 1 dan sesuaikan dengan harga perbedaan debit pada langkah 2.
d) hitung debit setiap perbedaan tinggi muka air 1 cm.
d. Tahap perhitungan koreksi debit dan tinggi muka air
a) hitung besarnya koreksi debit, dengan rumus : Qc - Qm DQ = ----------------- x 100% ……………….…(1) Qc
keterangan : DQ = besarnya koreksi debit, (%) Qc = debit dari hasil pembacaan lengkung
debit, (m3/dt). Qm = debit dari hasil pengukuran, (m3/dt).
apabila hasilnya lebih besar dari 10% maka tidak perlu dilakukan koreksi tinggi muka airnya.
b) hitung besarnya koreksi tinggi muka air dengan :
DH = Hc – Hm ………………………………….(2)
Keterangan : DH = besarnya koreksi tinggi muka air, (m). Hc = tinggi muka air yang ditunjukkan pada
lengkung debit, (m). Hm = tinggi muka air pada saat pengukuran
debit, (m).
6.2. Tanggung Jawab a. Koordinator pelaksana :
a) menyusun jadual updating lengkung debit. b) memeriksa hasil pengecekan data pengukuran
yang telah dilakukan petugas. c) melakukan validasi lengkung debit. d) melakukan validasi perpanjangan lengkung
debit.
b. Petugas a) melakukan pengecekan data pengukuran. b) membuat lengkung debit.
6
c) memperpanjang lengkung debit dan membuat tabel debit serta penentuan masa berlaku lengkung debitnya.
c. Kabid/Kasi perencanaan dan OP melaksanakan : a) Pengesahan lengkung debit.
7. Kondisi Khusus : 7.1. Tahapan perpanjangan lengkung debit untuk muka air
rendah, dengan cara memperpanjang lengkung debit yang telah dibuat sampai dengan zero flow.
7.2. Tahap perpanjangan lengkung debit untuk muka air
tinggi dengan cara sbb: a) gambarkan lengkung hubungan antara tinggi muka
air dan luas penampang basah b) gambarkan lengkung hubungan antara tinggi muka
air dengan kecepatan rata-rata c) tentukan debit perkiraan berdasarkan hasil perkalian
antara luas penampang basah dengan kecepatan rata-rata pada tinggi muka air yang pernah terjadi.
8. Rekaman : 8.1. Gambar grafik lengkung debit.
8.2. Tabel debit.
9. Lampiran : 9.1. Bagan alir pembuatan lengkung debit (rating curve).
7
Lampiran 1
Bagan Alir Pembuatan Lengkung Aliran (Rating Curve)
No. Uraian Kegiatan Kabid/Kasi Perencanaan & OP
Koordinator Pelaksana
Petugas Target Pelaksanaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Menyusun jadual updating lengkung debit dan usulan petugas pelaksananya. Memeriksa dan menetapkan jadual updating lengkung debit dan usulan petugas pelaksananya. Melakukan pengumpulan dan pemeriksaan data pengukuran serta menyiapkan peralaan yang dibutuhkan dalam pembuatan lengkung debit. Memeriksa hasil pengecekan data pengukuran dan kesiapan dalam pembuatan lengkung debit. Membuat lengkung debit. Melakukan pemeriksaan / validasi atas hasil pembuatan lengkung debit. Membuat perpanjangan lengkung debit Membuat tabel debit dan melaksanakan perhitungan koreksi serta penetapan masa berlakunya lengkung debit. Pemeriksaan/validasi perpanjangan lengkung debit Pengesahan lengkung debit.
1 hari
1 hari
2 hari
1 hari
1 hari
2 hari
2 hari
1 hari
1 hari
1 hari
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Mulai
Penyusunan Jadual updating dan
usulan petugas pelaksananya
Memerikasa jadual updating dan usulan
petugas
Disetujui ?
Melakukan pengumpulan dan pemeriksaan data
pengukuran serta penyiapan peralatan
Memeriksa hasil pengecekan data
pengukuran dan persiapan yang dilakukan
Sesuai ketentuan ?
Pembuatan lengkung debit
Pemeriksaan/validasi atas hasil pembuatan
lengkung debit.
Sesuai ketentuan ?
Melengkapi ketentuan yang belum terpenuhi
Perpanjangan lengkung debit
Membuat tabel debit dan perhitungan koreksi dan penetapan masa berlaku
lengkung debit
Selesai
Pemeriksaan/validasi perpanjangan lengkung
debit.
Sesuai ketentuan ?
Pengesahan lengkung debit
8
Prosedur dan Instruksi Kerja Pengambilan Contoh Uji dalam Rangka Pemantauan Kualitas Air
NO . : QA/HDR/05/2009
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR
Jl. Pattimura No.20, Kebayoran Baru, Jakarta – Telp. 7396616, Fax. 7208285
2
PROSEDUR DAN INSTRUKSI KERJA PENGAMBILAN CONTOH UJI
DALAM RANGKA PEMANTAUAN KUALITAS AIR
1. Tujuan : Sebagai pedoman untuk pengambilan contoh uji dalam rangka pemantauan kualitas air.
2. Ruang Lingkup : Dokumen ini dibuat dan untuk diterapkan di lingkungan
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air guna memberikan acuan teknis dalam pelaksanaan pengambilan contoh uji, untuk keperluan pemeriksaan kualitas air yang mencakup pemeriksaan sifat fisik, kimia, mikrobiologi dan biologi.
3. Definisi : 3.1. Kualitas air adalah sifat-sifat yang ditunjukkan dengan
nilai dan atau kadar mahluk hidup, zat, energi, termasuk bahan pencemaran dan atau komponen lain yang ada dan atau terkandung di dalam air.
3.2. Pemantauan kualitas air adalah pemeriksaan kualitas air
yang dilakukan secara periodik pada lokasi tertentu. 3.3. Contoh uji adalah contoh air untuk keperluan
pemeriksaan kualitas air. 3.4. Contoh sesaat (grap sample) adalah contoh air yang
diambil sesaat pada suatu lokasi tertentu. 3.5. Contoh gabungan waktu (composite samples) adalah
campuran contoh-contoh sesaat yang diambil dari satu lokasi pada waktu yang berbeda.
3.6. Contoh gabungan tempat (integrated sample) adalah
campuran contoh-contoh sesaat yang diambil dari lokasi/tempat yang berbeda pada waktu yang sama.
3.7. Sedimen layang adalah zat padat yang terdiri atas
bahan anorganik dan organik yang melayang dalam air. 3.8. Muatan sedimen melayang adalah berat atau volume
partikel-partikel halus per satuan waktu yang bergerak melayang di dalam air sungai.
3.9. Integrasi kedalaman adalah cara pengambilan muatan
sedimen melayang mulai dari permukaan sampai hampir ke dasar sungai tertentu.
3
4. Referensi : 4.1. SNI 03-7016-2004, tata cara pengambilan contoh dalam rangka pemantauan kualitas air pada suatu daerah pengaliran.
4.2. SNI 06-2412-1991, metode pengambilan contoh uji
kualitas air. 4.3. SNI 6989.57-2008, metode pengambilan contoh uji air
permukaan. 4.4. SNI 6989.59-2008, metode pengambilan contoh uji air
limbah. 4.5. SNI 03-3414-1994, metode pengambilan contoh
muatan sedimen melayang di sungai dengan cara integrasi kedalaman berdasarkan pembagian debit.
5. Ketentuan Umum : 5.1. Penentuan dan pemilihan lokasi pengambilan contoh
uji, mengacu pada prosedur dan instruksi kerja survei penempatan dan pembangunan pos hidrologi.
5.2. Frekuensi pengambilan contoh uji, terdiri dari : a. rutin, tergantung pada jenis penggunaan sumber air,
musim (kemarau dan hujan) dan debit air yang dapat dilakukan minimal 1 bulan sekali.
b. khusus, tergantung pada perubahan kualitas air atau dugaan pencemaran sumber air.
5.3. Untuk sumber air seperti sungai dalam, danau, waduk,
situ dan rawa pengambilan contoh uji dilakukan dengan mempertimbangkan kedalaman sumber air yang bersangkutan.
5.4. Peralatan pengambilan contoh uji dan peralatan penguji
parameter lapangan yang akan digunakan harus dipastikan dalam kondisi bersih/tidak terkontaminasi dan terkalibrasi sebelum dibawa ke lapangan.
5.5. Bahan kimia yang digunakan harus memenuhi
persyaratan bahan kimia untuk analisis dan tidak mengganggu atau mengubah kadar zat yang akan diuji.
5.6. Pemilihan tempat penyimpanan contoh uji perlu
mempertimbangkan: penyerapan zat kimia dari bahan wadah/botol maupun oleh contoh atau terjadi reaksi langsung antara wadah/botol dengan contoh uji.
5.7. Wadah/botol yang digunakan untuk menyimpan dan
volume contoh uji harus memenuhi persyaratan seperti yang tercantum dalam Lampiran 2.
4
5.8. Pengambilan contoh uji dapat dilakukan secara manual
atau otomatis tergantung dari keperluan dan fasilitas yang ada.
5.9. Peralatan dan prasarana yang harus disiapkan,
meliputi: a. alat pengambil contoh uji, khusus untuk alat untuk
pengambil contoh sedimen USDH 48 dan USDH 59. b. wadah/botol contoh uji. c. kotak pengangkut contoh uji dari lapangan ke
laboratorium. d. alat penguji parameter lapangan. e. alat ukur lebar sungai, waktu dan debit. f. perahu (apabila perlu) dan pelampung. g. label-label contoh uji.
5.10. Pemeriksaan parameter kualitas air di lapangan
mencakup warna, suhu, pH, DHL, DO (oksigen terlarut), alkaliniti, asiditi, kekeruhan dan sisa chlor.
5.11. Perlakuan contoh uji dilakukan bilamana memerlukan
penyaringan (untuk pemeriksaan logam terlarut, silika dan phosfor terlarut) dan ekstraksi (untuk pemeriksaan pestisida, minyak dan lemak).
5.12. Pengawetan contoh terhadap reaksi biologi, kimia,
fisika yaitu dengan cara pendinginan, pengawetan secara kimia.
6. Kegiatan dan Tanggung Jawab : 6.1. Prosedur pengambilan contih uji, selanjutnya dapat
dilihat pada Lampiran 1. Untuk rincian kegiatan setiap tahapan, diuraikan sbb :
a. Kegiatan persiapan :
a) lakukan kajian pendahuluan dan koordinasi dengan instansi terkait untuk mengetahui jumlah titik pemantauan eksisting (yang sudah ada), informasi sumber air yang tercemar, parameter fisik air (warna, bau dan suhu) yang melebihi batas kriteria dan kondisi biota air (ikan dan tumbuhan) guna penetapan lokasi dan frekuensi pengambilan contoh uji.
b) susun dan tetapkan program pemantauan kualitas air termasuk tim pelaksananya.
c) siapkan peralatan (termasuk lakukan kalibrasi alat), bahan dan prasarana untuk pelaksanaan pengambilan contoh uji di lapangan.
5
b. Pengambilan dan pengiriman contoh uji a) lakukan pencatatan data kondisi lingkungan,
dengan mengunakan formulir yang telah tersedia (Lampiran 3).
b) lakukan pengambilan dan pemeriksaan contoh uji parameter fisik lapangan serta lakukan pencatatan hasil pengukuran tersebut.
c) lakukan pengukuran debit, dengan mengacu pada prosedur dan instruksi kerja pengukuran debit sungai dan saluran terbuka.
d) lakukan pengambilan, pengawetan dan pemberian label contoh uji untuk pemeriksaan laboratorium (termasuk pengambilan contoh uji sedimen melayang apabila diprogramkan). Label yang diberikan, mencakup data nomor contoh uji, nama lokasi pengambilan contoh, tanggal, waktu, tinggi muka air, pengawet yang ditambahkan, nama petugas yang mengambil contoh uji serta pastikan wadah/botol contoh uji harus tertutup rapat.
e) lakukan pengiriman contoh uji ke laboratorium.
6.2. Tanggung jawab : a. Koordinator pelaksana :
a) menyusun program termasuk jadual, penentuan titik lokasi pengambilan contoh uji dan petugas pelaksana serta laboratorium pengujinya.
b) mempersiapkan prasarana dan biaya lapangan. c) memeriksa kesiapan sarana & prasarana untuk
pengambilan contoh uji. d) memeriksa hasil pengambilan contoh uji dan
kesiapan untuk pengiriman ke laboratorium
b. Petugas : a) menyiapkan sarana termasuk peralatan dan
melakukan kalibrasi. b) melakukan pengukuran debit dan pengambilan
contoh uji. c) mendokumentasikan pelaksanaan pengambilan
contoh uji (mengisi formulir-formulir) d) menyiapkan dan mengirimkan contoh uji ke
laboratorium.
c. Kabid/Kasi Perencanaan & OP : a) mengesahkan hasil pengambilan contoh uji.
7. Kondisi khusus : 7.1. Untuk pelaksanaan pemantauan kualitas air yang
sekaligus dilakukan pengambilan contoh uji sedimen melayang, maka prosedur penggunaan alat yang harus dilakukan adalah sbb :
6
a. alat yang digunakan disesuaikan dengan kedalaman dan kecepatan aliran pada lokasi pengambilan contoh uji.
b. kecepatan menurunkan dan menaikan alat mulai dari permukaan hingga dasar sungai harus sama. (metode integrasi kedalaman/depth integration method)
c. pada saat pengambilan contoh uji, alat tidak boleh menyentuh dasar sungai, lubang pengambilan harus 10 cm di atas dasar sungai.
d. volume yang tertampung dalam alat pengambilan maksimum 400 ml dan minimum 350 ml.
7.2. Prosedur pengambilan contoh uji sedimen melayang
dilakukan dengan : a. siapkan formulir pengambilan contoh uji sedimen
melayang (Lampiran 4) b. lakukan pengukuran penampang melintang dan
debit pada lokasi pengambilan contoh uji sedimen dengan mengacu pada prosedur pengukuran debit.
c. tentukan lama waktu pengambilan dari grafik sebagaimana terlampir pada Lampiran 5.
d. lakukan pengambilan contoh uji sedimen melayang, pada setiap rai/bagian penampang (section) yang diambil tepat di tengah-tengah setiap bagian penampang tersebut dengan mengacu pada ketentuan butir 7.1.
e. masukan contoh uji muatan sedimen ke dalam botol yang telah disediakan dan berikan tanda label.
f. Lakukan ntuk lokasi titik pengambilan contoh uji lainnya hingga semua selesai.
g. kemas cotoh uji tersebut untuk siap dianalisis di laboratorium.
8. Rekaman : 8.1. Isian formulir kondisi lingkungan.
8.2. Isian blangko pengukuran debit.
8.3. Isian blangko sedimen.
9. Lampiran : 9.1. Bagan alir tata cara pengambilan contoh dalam rangka pemantauan kualitas air.
9.2. Cara pembersihan wadah/botol dan pengawetan serta
penyimpanan contoh uji.
9.3. Formulir kondisi lingkungan.
7
9.4. Parameter kualitas air.
9.5. Formulir pengambilan contoh uji sedimen melayang.
9.6. Grafik lama waktu pengambilan muatan sedimen.
8
Lampiran 1
Bagan Alir Pengambilan Contoh Uji dalam Rangka Pemantauan Kualitas Air
No. Uraian Kegiatan Kabid/Kasi Perencanaan & OP
Koordinator Pelaksana
Petugas Target Pelaksanaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Menyusun program dan usulan petugas pelaksananya termasuk penentuan laboratorium penguji. Memeriksa usulan program pengambilan contoh uji. Mempersiapkan sarana dan prasarana termasuk kalibrasi dan penyucian botol contoh uji serta pembiayaannya. Memeriksa kesiapan pengambilan contoh uji. Melaksanakan pengukuran debit dan pengambilan contoh uji. Membuat dokumentasi a.l : memberi label pada contoh uji, mengisi formulir lapangan, dan pengambaran penampang sungai. Memeriksa hasil pelaksanaan pengambilan contoh uji. Memasukan contoh uji ke dalam kotak. Melakukan pengiriman contoh uji ke laboratorium yang telah ditetapkan. Mengesahkan hasil pengambilan contoh uji.
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Mulai
Penyusunan Program dan usulan
petugas pelaksananya
Memerikasa Program
Disetujui ?
Mempersiapkan prasarana & pembiayaan
Mempersipakan peralatan, formulir serta kalibrasi
Memerikasa kesiapan pengambilan contoh uji
Lengkap ?
Pengambilan contoh uji
Dokumentasikan dengan : 1. Pemberian label. 2. Isi formulir. 3. Gambar penampang
sungainya.
Memerikasa hasil pengambilan contoh uji
Sesuai kriteriia ?
Memasukan ke kotak siap untuk dikirim ke laboratorium
Mengesahkan hasil pengambilan contoh uji
Pengiriman contoh uji ke laboratorium yg ditunjuk
Selesai
1 hari
1 hari
2 hari
2 hari
3 hari
0.5 hari
0.5 hari
0.5 hari
1 hari
1 hari
9
Lampiran 2
A. Tata cara pembersihan wadah/botol contoh uji
Parameter Tipe Botol Prosedur Pencucian Botol
Ammonium Nitrat Nitrit Total nitrogen
Polyethylene Lakukan pencucian dengan urutan tahapan sbb : 1. cuci tiga kali dengan air ledeng, 2. cuci kembali dengan satu kali
asam kromat, 3. bilas/cuci kembali dengan air
suling sebanyak tiga kali. Tatal phospat Dissolved phospast
Gelas Lakukan pencucian dengan urutan tahapan sbb : 1. cuci tiga kali dengan air ledeng, 2. cuci kembali dengan satu kali
asam kromat, 3. bilas/cuci kembali dengan air
suling sebanyak tiga kali. Suspended solid Volatile suspended solid Permanganate value COD pH DHL
Polyethylene Lakukan pencucian dengan urutan tahapan sbb : 1. cuci tiga kali dengan air ledeng, 2. cuci kembali dengan satu kali
asam kromat, 3. bilas/cuci kembali dengan air
ledeng sebanyak tiga kali, 4. cuci lagi dengan Asam Nitrat, 5. bilas/cuci kembali dengan air
suling tiga kali. Calcium Chlorida Fluorida Sulphate Natrium Kalium Magnesium Silica Boron Arsen
Polyethylene Lakukan pencucian dengan urutan tahapan sbb : 1. cuci tiga kali dengan air ledeng, 2. cuci kembali dengan satu kali
asam kromat, 3. bilas/cuci kembali dengan air
ledeng sebanyak tiga kali, 4. cuci lagi dengan Asam Nitrat, 5. bilas/cuci kembali dengan air
suling tiga kali.
Timah hitam Seng Tembaga Chromium Besi Mangan
Polyethylene Lakukan pencucian dengan urutan tahapan sbb : 1. cuci tiga kali dengan air ledeng, 2. cuci kembali dengan satu kali
asam kromat, 3. bilas/cuci kembali dengan air
ledeng sebanyak tiga kali, 4. cuci lagi dengan Asam Nitrat, 5. bilas/cuci kembali dengan air
suling tiga kali. Air raksa Gelas Lakukan pencucian dengan urutan
tahapan sbb : 1. cuci tiga kali dengan air ledeng, 2. cuci kembali dengan satu kali
asam kromat, 3. bilas/cuci kembali dengan air
ledeng sebanyak tiga kali, 4. cuci lagi dengan Asam Nitrat, 5. bilas/cuci kembali dengan air
suling tiga kali.
10
Parameter Tipe Botol Prosedur Pencucian Botol
Perak Polyethylene Lakukan pencucian dengan urutan tahapan sbb :
1. cuci tiga kali dengan air ledeng, 2. cuci kembali dengan satu kali asam kromat, 3. bilas/cuci kembali dengan air ledeng sebanyak tiga kali, 4. cuci lagi dengan Asam Nitrat, 5. bilas/cuci kembali dengan air suling tiga kali.
BOD Polyethylene Lakukan pencucian dengan urutan tahapan sbb : 1. cuci tiga kali dengan air ledeng, 2. cuci kembali dengan satu kali asam kromat, 3. bilas/cuci kembali dengan air ledeng sebanyak tiga kali, 4. cuci lagi dengan Asam Nitrat, 5. bilas/cuci kembali dengan air suling tiga kali.
11
B. Tata cara pengawetan dan penyimpanan contoh uji
No. Parameter Wadah Penyimpanan
Minimum jumlah
contoh yang diperlukan
(mL)
Pengawetan Lama penyimpanan
maksimum yang
dianjurkan
Lama penympanan
maksmum menurut EPA
1 Asiditas P,G (B) 100 Pendinginan 24 jam 14 hari
2 Alkalinitas P,G 200 Pendinginan 24 jam 14 hari
3 BOD P,G 1000 Pendinginan 6 jam 2 hari
4 Boron P 100 Tambahkan HNO3 sampai pH < 2, didinginkan
28 hari 6 bulan
5 Total Organik Karbon
G 100 Pendinginan dan ditambahkan HCl sampai pH < 2
7 hari 28 hari
6 Karbon dioksida
P,G 100 Langsung dianalisa - -
7 COD P,G 100 Analisa secepatnya atau tambahkan H2SO4 sampai pH < 2, dinginkan.
7 hari 28 hari
8 Minyak dan Lemak
G, Bermulut lebar dan dikalibrasi
1000 Tambahankan H2SO4 sampai pH < 2, dinginkan
28 hari 28 hari
9 Bromida P,G - Tanpa diawetkan 28 hari 28 hari
10 Sisa Klor P,G 500 Segera dianalisa 0,5 jam 0,5 jam
11 Klorofil P,G 500 Ditempat gelap 30 hari 30 hari
12 Total Sianida P,G 500 Ditambahkan NaOH sampai pH > 12, dinginkan di tempat gelap
24 jam 14 hari (24jam jika terdapat sulfide didalam contoh)
13 Fluorida P 300 Tanpa diawetkan 28 hari 28 hari
14 Iodin P,G 500 Segera dianalisa 0,5 jam 0,5 jam
15 Logam (secara umum) Kromium VI Air raksa
P (A), G (A) P (A), G (A) P (A), G (A)
- 300 500
Untuk logam-logam terlarut contoh air segera disaring, tambahkan HNO3 sampai pH < 2, dinginkan. Tambahkan HNO3 sampai pH < 2 dinginkan.
6 bulan 24 jam 28 hari
6 bulan 1 hari 28 hari
16 Amonia-Nitrogen
P,G 500 Analisa secepatnya atau tambahkan H2SO4 sampai pH < 2, dinginkan
7 hari 28 hari
17 Nitrat – Nitrogen
P,G 100 Analisa secepatnya atau didinginkan.
48 jam 2 hari (28 hari jika contoh air diklorisasi)
18 Nitrat+Nitrit P,G 200 Tambahkan H2SO4 sampai pH < 2, dinginkan
- 28 hari
19 Nitrogen Organik, Kjedal
P,G 500 Dinginkan; H2SO4 sampai pH < 2
7 hari 28 hari
20 Nitrit+Nitrogen P,G 100 Analisa secepatnya atau dinginkan
- 2 hari
21 Phenol P,G 500 Dinginkan; H2SO4 sampai pH < 2
- 28 hari
12
No. Parameter Wadah
Penyimpanan Minimum
jumlah contoh yang diperlukan
(mL)
Pengawetan Lama penyimpanan
maksimum yang
dianjurkan
Lama penympanan
maksmum menurut EPA
22 Oksigen Terlarut Dengan elektroda Metoda Winkler
G Botol BOD 300 Langsung dianalisa Titrasi dapat ditunda setelah contoh diasamkan
- 8 jam
0,25 jam 8 jam
23 Ozon G 1000 Segera dianalisa 0,5 jam 0,5 jam
24 pH P,G - Segera dianalisa 2 jam 2 jam
25 Phospat G (A) 100 Untuk Phospat terlarut segera disaring dinginkan
48 jam
26 Salinitas P - Dinginkan, jangan dibekukan
- 6 bulan
27 Sulfat P,G - Dnginkan 28 hari 28 hari
28 Sulfida P,G 100 Dinginkan tambahkan 4 tetes 2 N seng asetat / 100 mL contoh; tambahkan NaOH sampai pH > 9
28 hari 7 hari
29 Pestisida G (S) - Dinginkan tambahkan 1000 mg asam askorbat per liter contoh jika terdapat khlorin
7 hari 7 hari untuk ekstraksi; 40 hari setelah ekstaksi
30 VOC G, Teflon line cap
40 Dinginkan pada suhu 4o C ± 2oC, 0,008% Na2S2O3 disesuaikan
14 hari
31 Senyawa aromatic dan akrolin danakrilonitril
G 1000 Dinginkan pada suhu 4oC ± 2o C
3 hari 24 jam
Keterangan ; Didinginkan pada suhu 4oC ± 2o C P : plastic (polyethylene atau sejenisnya) G(A) : gelas dicuci dengan 1 + 1 HNO3 P(A) : plastik dicuci dengan 1 + 1 HNO3 G(S) : gelas dicuci dengan pelarut organik
13
Lampiran 3
Formulir Kondisi Lingkungan A. Data rinci stasiun 1. Nama petugas :
a.
b.
c.
d.
e.
2. Nama sungai/WS : /
3. Nama stasiun :
4. Nomor Kode stasiun :
5. Tanggal :
6. Waktu pengambilan :
B. Data fisik pengamatan
1. Koordinat GPS : BT / LS/LU
2. Cuaca : Cerah Mendung Hujan
3. Bahan hanyutan : Tidak ada Sedikit Banyak
4. Warna : Bening Coklat Hijau
5. Kekeruhan : Jernih Cukup Keruh
6. Sedimen : Tidak ada Sedikit Banyak
7. Bau : Tidak bau Sedikit bau Busuk
8. Kotoran minyak : Tidak ada ada
9. Lumut : Tidak ada ada
10. Vegetasi air : Tidak ada ada
11. Kedalaman air sungai : m, Bacaan papan duga air m
12. Pengukuran debit : m3/dt
13. Komentar keadaan sungai :
14
C. Parameter pengamatan lapangan
1. Temperatur (oC) :
2. Konduktivitas/DHL (uS/cm):
3. Kedalaman pengambilan :
4. Turbuditas (NTU) :
5. DO (mg/l) :
6. pH :
D. Data peralatan
Kondisi alat Detail hasil kalibrasi
1. DO meter model :
2. pH meter :
3. Conductivity meter :
4. Turbidi meter :
5. Alat lain-lain :
6. Komentar :
E. Prosedur pengambilan contoh uji
1. Alat yang digunakan :
2. Tipe contoh :
3. Detail pengambilan :
F. Penyimpanan dan pengawetan contoh
Parameter Material Kontainer Volume Contoh Uji (mL)
Pengawetan
15
G. Pengiriman contoh ke laboratorium 1. Nama Laboratorium :
2. Moda transportasi :
16
Lampiran 4 A. Pemilihan parameter kualitas air untuk evaluasi penggunaan air
Jenis Kegiatan Penggunaan Air
Parameter Monitoring Sungai Perikanan Sumber Water Front City Irigasi PeternakanDan Aquatic Air Minum Rekreasi Dan Olah Raga Air
Variabel UmumTemperatur √√√ √√√ √Warna √√ √√ √√Bau √√ √√SS(Suspended Solids) √√√ √√√ √√√ √√√Turbidity / Kekeruhan √ √√ √√ √√Conductivity √√ √ √ √TDS(Total Dissolved Solids) √ √ √√√ √pH √√√ √√ √ √ √√DO(Dissolved Oxygen) √√√ √√√ √ √Hardness √ √√Chlorophyl a/Alga √ √√ √√ √√
NutrientAmmonia √ √√√ √Nitrat/Nitrit √√ √ √√√ √√Komponen Phospat √√
Bahan OrganikTOC(Total Organic Carbon) √√ √ √COD(Chemical Oxygen Demand) √√ √√BOD(Biiological Oxygen Demand √√√ √√√ √√
Mayor IonsNatrium √ √ √√√Kalium √Calcium √ √ √Magnesium √√ √Chorida √√ √ √√√ √Sulphate √ √
Variabel An Organik Yang LainFluorida √√ √ √Boron √√ √Cyanida √ √
Unsur MikroLogam Berat √ √√ √√√√ √ √Arsen √√ √√ √ √Selenium √√ √√ √ √
Kontaminan OrganikMinyak dan Hidrocarbon √ √√ √√ √ √Pelarut Organik √ √√√ √Phenols √ √√ √Pestisida √√ √√ √Surfactans √ √ √ √ √
Indikator MicrobiologiE Coli √√√ √√√ √√√Total Coliform √√√ √√√ √Phatogens √√√ √√√ √ √√Keterangan :√√√ : Sangat Penting√√ : Penting√ :Tidak Begitu Penting
17
B. Pemilihan parameter kualitas air guna evaluasi penggunaan air untuk industri
Jenis Kegiatan Industri Yang Menggunakan AirParameter Pemanasan Pendinginan Tenaga Besi dan Pulp dan Petroleum Pengolahan
Baja Kertas Makanan
Variabel UmumTemperatur √√√ √√√ √√√ √Warna √ √ √√Bau √√√SS(Suspended Solids) √√√ √√√ √√ √√ √ √√√ √√Turbidity/Kekeruhan √√ √√ √√Conductivitas √ √TDS(Total Dissolved Solids) √√ √√ √√√ √√ √√√ √ √√√pH √ √√√ √√√ √√ √√ √√√ √√√DO(Dissolved Oxygen) √√√ √ √√√ √ √√√Hardness √√√ √√ √√√ √√ √√√ √√√ √√√
NutrientAmonia √√√ √ √Nitrat √ √√Phospat √
Bahan OrganikCOD(Chemical Oxygen Demand) √ √√
Mayor IonsCalsium √√√ √√√ √ √√√ √Magnesium √ √ √√√ √Carbonate Component √√ √√√ √√√ √ √Chlorida √ √ √√ √√ √ √√√ √√√Sulphate √ √√√ √√√ √√ √ √√√
Variablel An Organik Yang LainHydrogen Sulfida √√√ √ √√Silica √√ √√ √ √ √ √Fluorida √ √√
Unsur MicroAluminium √ √ √Tembaga √ √Besi √√ √ √ √ √ √√Mangan √√ √ √ √ √√Seng √
Kontaminan OrganikMinyak dan Hydrocarbon √ √ √ √ √Pelarut Organik √Phenols √Pesticida √Surfactans √ √ √ √
Indicator MicrobiologPhatogen √√√Keterangan :√√√ : Sangat Penting√√ : Penting√ :Tidak Begitu Penting
18
C. Pemilihan parameter kualitas air guna evaluasi penggunaan air untuk non industri
Polusi DomestikParameter WWTP Urban Lahan TPA TPA Pengaruh
Run Off Pertanian B3 Atmosfer
General VariabelTemperatur √ √ √Warna √ √ √ √Bau √ √ √Residu √ √ √√√ √√√ √√Suspended Solids √√√ √√√ √√√ √√ √√Conductivity √√ √√ √√ √√√ √√√ √√√Alkalinity √√√pH √ √ √ √√√ √√√Eh √ √ √DO (Dissolved Oxygen) √√√ √√√ √√√ √√√ √√√Hardnes √ √ √ √ √
NutrientAmonia √√√ √√ √√√ √√Nitrat / Nitrit √√√ √√ √√√ √√ √√√Nitrogen Organik √√√ √√ √√√ √√Phospor √√√ √√ √√√ √ √
Bahan OrganikTOC (Total Organic Carbon) √ √ √COD (Chemical Oxygen Demand) √√ √√ √ √√√ √√√BOD (Biological Oxygen Demand) √√√ √√√ √√√ √√√ √√
Mayor IonsNatrium √√ √√ √√Kalium √ √ √Calsium √ √ √Magnesium √ √ √Carbonate Komponen √Chlorida √√√ √√ √√√ √√ √√Sulphate √ √ √ √√√
Bahan An Organik Yang LainSulphida √√ √√ √ √Silica √ √Fluorida √ √Boron √
Unsur MikroAluminium √√Cadmium √ √√√ √√√ √Chromium √ √√√ √√ √Tembaga √ √ √√ √√√ √√ √Besi √√ √√ √√√ √√ √Timah Hitam √√ √√√ √√√ √√ √√Air Raksa √ √ √√√ √√√ √√√Seng √ √√ √√√ √√ √Arsen √ √√√ √√ √√√ √Selenium √ √√√ √ √
Kontaminan OrganikLemak √ √ √√Minyak dan Hydrocarbon √√ √√√ √√√ √Pelarut Organik √ √ √√√ √√√Methane √√Phenol √ √√ √√Pestisida √ √√√ √√√ √√√Surfactants √√ √ √
MicrobiologiE Coli √√√ √√ √√ √√√Keterangan :√√√ : Sangat Penting√√ : Penting√ :Tidak Begitu Penting
19
Lampiran 5
Formulir pengambilan contoh uji sedimen melayang
1. Lokasi pengambilan : ……………………………………………………… 2. Nama sungai : ……………………………………………………… 3. Nama Sungai Induk / WS : ……………………………………………………… 4. Tanggal : ……………………………………………………… 5. Waktu/pukul : ……………………………………………………… 6. Tinggi muka air : ……...m 7. Jenis alat : ……………………………………………………… 8. Diameter Nozel : ……………………………………………………… 9. Nama Petugas : ………………………………………………………
……………………………………………………… ……………………………………………………… ……………………………………………………… ………………………………………………………
No. Nomor Contoh Uji Jarak dari Titik
Awal (m)
Kecepatan pada Vertikal (m3/dt)
Lama Pengambilan
(detik)
Besar Kenaikan Debit
(m3/dt)
Koordinator pelaksana : Nama : …………………………… Tanda Tangan : ……………………………
20
Lampiran 6
Grafik Lama Pengambilan Contoh Uji Sedimen Melayang
Prosedur dan Instruksi Kerja Pengolahan Data Dasar Hidrologi
NO . : QA/HDR/06/2009
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR
Jl. Pattimura No.20, Kebayoran Baru, Jakarta – Telp. 7396616, Fax. 7208285
2
PROSEDUR DAN INSTRUKSI KERJA PENGOLAHAN DATA DASAR HIDROLOGI
1. Tujuan : Sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan pengolahan data dasar.
2. Ruang Lingkup : Dokumen ini dibuat dan untuk diterapkan di lingkungan
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air guna memberikan acuan teknis dalam pelaksanaan pengolahan data dasar yang mencakup data debit harian, data hujan, data klimatologi dan data kualitas air.
3. Definisi : 3.1. Pengolahan data dasar adalah kegiatan dan pekerjaan
teknik yang memproses hasil pencatatan grafik/file dan pembacaan alat dirubah menjadi numerik.
3.2. Debit harian adalah debit rata-rata yang terjadi selama
satu hari. 3.3. Debit harian rata-rata sebulan adalah debit rata-rata
yang terjadi selama satu bulan. 3.4. Debit sungai adalah volume air yang mengalir melalui
suatu penampang melintang sungai persatuan waktu. 3.5. Debit spesifik adalah debit persatuan luas. 3.6. Debit spesifik harian rata-rata sebulan adalah debit
spesifik rata-rata harian yang terjadi selama satu bulan. 3.7. Lengkung debit adalah suatu kurva yang
menggambarkan hubungan antara tinggi muka air dan debit sungai atau saluran terbuka.
3.8. Tinggi aliran adalah tebal aliran pada suatu daerah
pengaliran sungai. 3.9. Volume aliran bulanan adalah volume air sungai selama
satu bulan. 3.10. Debit maksimum sesaat tahunan (debit ekstrim) adalah
debit banjir terbesar sesaat yang terjadi dalam periode satu tahun.
3.11. Debit minimum sesaat tahunan (debit ekstrim) adalah
debit minimum sesaat yang terjadi dalam periode satu tahun.
3
3.12. Debit ekstrim banjir absolut adalah debit banjir terbesar sesaat yang terjadi selama periode pengamatan.
3.13. Debit ekstrim minimum absolut adalah debit minimum
sesaat yang terjadi selama periode pengamatan. 3.14. Potong dan isi (cut and fill) adalah cara menghitung
tinggi muka air berdasarkan keseimbangan luas bagian grafik hidrograf tinggi muka air.
3.15. Hujan harian adalah jumlah hujan yang terjadi selama
satu hari. 3.16. Intensitas hujan adalah tebal hujan dibagi dengan
durasi waktu terjadinya, yang dinyatakan dengan mm/jam.
3.17. Data klimatologi adalah tabulasi nilai-nilai parameter
klimatologi rata-rata yang terjadi selama satu hari. 3.18. Data kualitas air adalah tabulasi nilai-nilai parameter
kualitas air pada suatu titik stasiun dan waktu tertentu.
4. Referensi : 4.1. Revisi SNI No. 03-2414-1991, tata cara pengukuran
debit sungai dan saluran terbuka.
4.2. SNI No. 03-2822-1992, metode pembuatan lengkung debit (rating curve).
4.3. SNI 03-3412-1994, tata cara pengolahan data debit
harian. 4.4. Pd. M-18-1995-03, metode pengolahan data
klimatologi. 4.5. Pd. T-19-2004-A, pengawasan dan penyimpanan serta
pemanfaatan data kualitas air.
5. Ketentuan Umum : 5.1. Pengolahan data debit harian.
a. Data yang harus tersedia adalah : a) data muka air yang lengkap, akurat dan
berkesinambungan baik yang yang dikumpulkan dari alat pencatat data manual ataupun otomatis.
b) lengkung dan tabel aliran yang mencakup kondisi muka air terendah sampai dengan kondisi muka air tertinggi.
c) data pengukuran debit yang mewakili kondisi muka air terendah sampai dengan kondisi muka air tertinggi pada tahun bersangkutan.
4
b. Apabila data muka air harian dicatat secara manual maka tinggi muka air rata-rata dihitung dengan cara rata-rata hitung (rata-rata aritmatik).
c. Apabila muka air dicatat secara otomatis dalam bentuk hidrograf, tinggi muka air harian rata-rata dihitung dengan cara potong dan isi (cut and fill). - Debit ditentukan berdasarkan tinggi muka air yang
sudah dikoreksi. - Pada periode banjir debit ditentukan berdasarkan
tinggi muka air tiap jam.
5.2. Pengolahan data hujan dan klimatologi. a. Data yang harus tersedia adalah data hujan dan
klimatologi yang lengkap, akurat dan berkesinambungan baik yang yang dikumpulkan dari alat pencatat data manual ataupun otomatis.
b. Apabila hujan dicatat secara biasa/manual, hujan harian adalah jumlah tebal hujan yang dicatat oleh penjaga pos mulai jam 07.00 pagi ke jam 07.00 pagi hari berikutnya.
c. Apabila hujan dicatat secara otomatis dalam bentuk grafik, hujan harian dihitung dengan menjumlahkan hujan yang tercatat selama periode 24 jam mulai dari pencatatan jam 07.00 pagi ke jam 07.00 pagi hari berikutnya.
5.3. Pengolahan data kualitas air.
Data yang harus tersedia adalah nilai-nilai parameter kualitas air dari hasil pengujian laboratorium, dan isian formulir kondisi lingkungan serta isian formulir pengambilan contoh uji sedimen yang lengkap, akurat dan berkesinambungan.
5.4. Pengolahan data dasar dapat dilakukan secara manual maupun dengan menggunakan perangkat lunak.
6. Kegiatan dan Tanggung Jawab : 6.1. Prosedur pengolahan data dasar, selanjutnya dapat
dilihat pada Lampiran 1. Untuk rincian kegiatan setiap tahapan, diuraikan sbb :
a. Pengolahan data debit
a) Kegiatan persiapan : - susun dan tetapkan jadual serta personil yang
terlibat dalam pelaksanaan pengolahan data. - siapkan data, meliputi : • data tinggi muka air, • data pos (katalog pos), • data lengkung debit/tabel debit serta nilai
besarnya penyimpangan tinggi muka air pada setiap pengukuran debit.
5
b) Pengolahan data debit. - tentukan distribusi penyimpangan/koreksi tinggi
muka air dengan menggunakan formula :
• distribusi fungsi waktu : DHt = DH1 + R (t – t1) ………………………(1) Dimana R adalah : DH2 – DH1 R = -------------------- t1 – t2 Keterangan : DHt = besarnya koreksi tinggi muka air pada
waktu t (m) DH1 = besarnya koreksi tinggi muka air pada
waktu t = t1 (m). DH2 = besarnya koreksi tinggi muka air pada
waktu t = t2 (m). R = konstanta.
• distribusi fungsi tinggi muka air karena penggerusan:
Hx (i) - Hmin DHx (i) = DH1 + ----------------- x (DH2 – DH1) ……. (2) Hmax - Hmin Keterangan : Hmin = tinggi muka air terendah selama periode
antara dua pengukuran debit (m). Hmax = tinggi muka air tertinggi selama periode
antara dua pengukuran debit (m). i = terjadinya banjir ke 1, ke 2 dan seterusnya. Hx (i) = tinggi muka air banjir pada waktu t yang ke
i (m). DHx(i) = besarnya koreksi penyimpangan tinggi
muka air pada waktu t yang ke i (m).
• distribusi fungsi tinggi muka air karena pengendapan :
Hx (i) - Hmin DHx (i) = DH2 + ----------------- x (DH2 – DH1) ……. (3) Hmax - Hmin
6
- tentukan tinggi muka air hasil koreksi. - lakukan perhitungan debit harian berdasarkan
data tinggi muka air yang telah dikoreksi dan mengkonversikan ketinggian muka air ke dalam debit dengan menggunakan tabel/lengkung debit.
- lakukan perhitungan : • debit harian rata-rata sebulan, dengan
rumus : QHT QM = ------------ …………………………………(4) HM Ketarangan : QM = debit harian rata-rata sebulan (m3/dt), QHT = jumlah debit harian selama satu bulan (m3/dt), HM = jumlah hari dalam satu bulan.
Debit harian rata-rata sebulan dihitung apabila debit harian lengkap dalam satu bulan.
• debit spesifik harian rata-rata sebulan,
dengan rumus : QM x 1000 QSM = ------------------- ………………………….(5) A Keterangan : QSM = debit spesifik harian rata - rata sebulan
(l/detik/km2) A = luas daerah aliran sungai (km2).
Debit spesifik harian rata-rata sebulan dihitung apabila debit harian sebulan lengkap.
• tinggi aliran bulanan, dengan rumus :
QHT DM = 86,4 ------------ ………………….…….(6) A Keterangan : DM = tinggi aliran bulanan (mm)
Tinggi aliran bulanan dihitung apabila debit harian lengkap dalam satu bulan.
7
• volume aliran bulanan, dengan rumus :
VM = 0,0864 x QHT ……………………….......(7) Keterangan : VM = volume aliran bulanan (m3)
Volume aliran bulanan dihitung apabila debit harian lengkap dalam satu bulan.
• debit harian rata-rata setahun, dengan
rumus :
12 Σ QM 1 QY = ----------------- …………………………….(8) 12 Keterangan : QY = debit harian rata-rata setahun (m3/dt)
Debit harian rata-rata setahun dihitung apabila debit harian rata-rata bulanan lengkap dalam satu tahun.
• debit spesifik harian rata-rata setahun,
dengan rumus : 12 Σ QSM 1 QSY = ----------------- …………………………….(9) 12 Keterangan : QSY = debit spesifik harian rata-rata setahun
(l/dt/km2)
Debit spesifik harian rata-rata setahun dihitung apabila debit spesifik harian rata-rata bulanan lengkap dalam satu tahun.
• tinggi aliran tahunan, dengan rumus :
12 Σ DM 1 DY = ----------------- ……………………………(10) 12
8
Keterangan : DY = tinggi aliran tahunan tahunan (mm)
Tinggi aliran tahunan dihitung apabila debit bulanan lengkap dalam satu tahun.
• volume aliran tahunan, dengan rumus :
12 VY = Σ VM …………………………………….(11) 1
Keterangan : VY = volume aliran tahunan (m3)
Volume aliran tahunan dihitung apabila volume bulanan lengkap dalam satu tahun.
- tentukan debit maksimum dan debit minimum
dalam setahun. Syaratnya adalah apabila data tinggi muka air pada tahun bersangkutan lengkap.
- tentukan debit maksimum dan minimum sesaat tahunan (debit ekstrim), Debit ekstrim banjir dan minimum absolut.
- tabulasikan ke dalam formulir yang telah ditentukan dan buat grafik hidrografnya serta lengkung durasinya . (Lampiran 2A)
b. Pengolahan data hujan dan klimatologi.
a) Kegiatan persiapan : - susun dan tetapkan jadual serta personil yang
terlibat dalam pelaksanaan pengolahan data. - siapkan data, meliputi :
• data hujan dan klimatologi, • data pos (katalog pos),
b) Pengolahan data hujan dan klimatologi - lakukan perhitungan hujan rata-rata harian,
sbb: • alat manual/biasa, pindahkan hasil
pencatatan lapangan (data hujan rata-rata harian), ke dalam tabel tabulasi (Lampiran 2B) untuk publikasi data hujan dan hitung banyaknya hujan selama satu bulan dengan cara menjumlahkan banyaknya hujan harian dalam satu bulan (satuan mm).
• alat otomatis, lakukan pembacaan grafik/file dan tabulasikan (Lampiran 2C) banyaknya hujan (tebal hujan) setiap jam dalam 1 (satu) hari dan jumlahkan untuk menjadi hujan harian serta hitung banyaknya hujan dalam satu bulan dengan prosedur di atas.
9
- lakukan perhitungan data iklim dan tabulasikan dengan menggunakan tabel publikasi data iklim (Lampiran 2D). Tahapan perhitungannya adalah sbb: • hujan rata-rata harian dan bulanan, dihitung
dengan mengunakan prosedur di atas, dan tabulasikan.
• suhu udara : o suhu udara rata-rata harian, dengan
rumus : Tmax + Tmin Tr = ------------------ …………...……………(12) 2 Keterangan : Tr = suhu udara rata-rata harian (oC) Tmax = suhu udara maksimum harian (oC) Tmin = suhu udara minimum harian (oC)
o suhu udara harian dalam satu bulan, dengan rumus :
n TB = Σ Trata-rata ……………………………(13) 1 Keterangan : TB = suhu udara rata-rata harian dalam satu
bulan (oC) n = jumlah hari dalam satu bulan.
• kelembaban, dengan rumus : o hitung depresi untuk menentukan nilai
RHmax dan RHmin melalui Tabel 1 (Lampiran 3A). Rumus untuk menghitung depresi adalah :
D = Tbk – Tbb ……………………………..…(14) Keterangan : D = depresi (oC) Tbk = temperature bola kering (oC) Tbb = temperature bola basah (oC)
o kelembaban harian, dengan rumus : RHmax + RHmin RHr = --------------------- ……………………….(15) 2
10
Keterangan : RHr = kelembaban udara relatif rata-rata harian
(%). RHmax = kelembaban udara relatif maximum harian
(%). RHmin = kelembaban udara relatif minimum harian
(%).
o kelembaban rata-rata harian selama satu bulan, dengan rumus :
n Σ RHr 1 RHB = ---------------- …………………………….(16) n
Keterangan : RHB = kelembaban udara relatif harian selama
satu bulan (%). n = jumlah hari dalam satu bulan yang
dihitung.
• suhu air dan penguapan, dengan rumus : o suhu air rata-rata harian :
Tamax + Tamin Tar = ------------------------- ……………………(17) 2 Keterangan : Tar = suhu air panci penguapan rata-rata harian
(oC) Tamax = suhu air maximum panci penguapan
harian (oC) Tamin = suhu air minimum panci penguapan
harian (oC)
o suhu air rata-rata harian dalam satu bulan :
n Σ Tar 1
TaB = --------------- ……………………………(18) n
Keterangan : TaB = suhu air panic penguapan rata-rata harian
dalam satu bulan (oC) n = jumlah hari dalam bulan yang dihitung.
11
o penguapan air harian : Ep = HB + At atau Ep = HB – Ak ………………………(19) Keterangan : Ep = penguapan air dalam panci (mm) HB = hujan (mm) At = penambahan air ke dalam panci (mm) Ak = pengurangan air dari dalam panci (mm)
o penguapan air harian dalam satu bulan :
n Σ Epr 1
EpB = --------------- ……………………………(20) n
Keterangan : EpB = penguapan air panci rata-rata harian
dalam satu bulan (mm) n = jumlah hari dalam bulan yang dihitung.
• kecepatan angin :
o kecepatan angin rata-rata harian, dengan rumus:
k1 Va = (SP2 – SP1) x ----- …………………..(21) k2 Keterangan : Va = kecepatan angin (km/hari) SP1 = pembacaan spidometer ke 1 (pembacaan
hari sebelumnya) SP2 = pembacaan spidometer ke 2 (pembacaan
pada saat pengamatan) k1 = koefisien yang ditetapkan pada alat. k2 = konversi dari satuan yang tertera pada
alat kesatuan lainnya, untuk meter ke kilometer adalah 1000.
o kecepatan angin rata-rata harian dalam
satu bulan dengan rumus: n Σ Va 1
VaB = --------------- ……………………………(20) n
12
Keterangan : VaB = kecepatan angin rata-rata harian dalam
satu bulan (km/hari) n = jumlah hari dalam bulan yang dihitung.
• radiasi matahari harian : o data harian, dengan rumus:
m
RAh = Σ K x 1,5 x C …………………………(21) 1
Keterangan : RAh = radiasi matahari harian (cal/cm2/hari). Σ K = jumlah kotak. C = koefisien alat.
o data mingguan, dengan rumus; m
RAm = Σ K x 6 x C …………………………(22) 1
Keterangan : RAm = radiasi matahari harian (cal/cm2/hari). Σ K = jumlah kotak. C = koefisien alat.
o Radiasi matahari rata-rata harian dalam satu bulan, dengan rumus:
n Σ RAh 1
RAB = --------------- ……………………………(23) n
Keterangan : RAB = energi radiasi matahari rata-rata harian
dalam satu bulan (cal/cm2/hari) n = jumlah hari dalam bulan yang dihitung.
• lama penyinaran matahari :
o lama penyinaran matahari rata-rata harian, dengan rumus :
LPM = n/N x 100% …………………………….(24)
13
keterangan : LPM = lama penyinaran matahari (%) n = lama penyinaran matahari (jam) N = kemungkinan maksimum lama penyinaran
matahari (jam), lihat Lampiran 3B.
o lama penyinaran matahari rata-rata harian dalam satu bulan, dengan rumus :
n Σ LPM 1
LPMB = --------------- ……………………………(25) n
keterangan : LPMB = lama penyinaran matahari rata-rata harian
dalam satu bulan (%) n = jumlah hari dalam bulan yang dihitung.
c. Tahap pengolahan data kualitas air. a) Kegiatan persiapan :
- susun dan tetapkan jadual serta personil yang terlibat dalam pelaksanaan pengolahan data.
- siapkan data, meliputi : • data kualitas air dan sediman, • data pos (katalog pos),
- tabulasikan hasil pemeriksaan laboratorium kualitas air ke dalam tabel tabulasi publikasi, lihat Lampiran 2F.
- lakukan perhitungan : • konsentrasi/kadar sedimen melayang,
dengan rumus : a - b C = ---------- x 106 ………………..……………(26)
v
Keterangan : C = konsentrasi/kadar sedimen layang (mg/lt). a = berat kering cawan berisi sedimen (gr). b = berat cawan kosong (gr) v = volume air (lt)
• konsentrasi/kadar sedimen melayang rata-
rata dalam suatu penampang basah, dengan rumus :
14
n Σ Ci x qi 1 Crata2 = ---------------- …………………………….(27)
n Σ qi
1
Keterangan : Crata2 = Konsentrasi/kadar sedimen layang rata-
rata seluruh penampang (mg/lt). Ci = Konsentrasi/kadar sedimen layang pada
bagian penampang ke i (mg/lt). qi = debit aliran pada bagian penampang ke i
(m3/dt).
• hitung debit sedimen melayang, dengan rumus :
Qs = 0,0864 x Crata2 x Q ……………………(28) Keterangan : Qs = debit sedimen melayang (ton/hari) Q = debit (m3/dt)
• buat lengkung debit sedimen melayang, dengan rumus :
Qs = a Qb ……………………………………(29)
Keterangan : a = koefiesien b = eksponen
• hitung debit sedimen melayang, dengan mentranformasikan dengan lengkung sedimen melayang tersebut.
• Tabulasikan hasil tranformasi tersebut kedalam tabel yang telah ditentukan (Lampiran 2G)
6.2. Tanggung jawab : a. Koordinator pengolah data :
a) menyusun program dan usulan petugas pelaksananya.
b) memeriksa kelengkapan data dalam menunjang pelaksanaan pengolahan data dasar hidrologi.
c) memeriksa hasil pengolahan data dasar hidrologi.
d) memeriksa hasil tabulasi data dasar hidrologi.
15
b. Petugas a) mengumpulkan dan merekapitulasi data hasil
pencatatan dan pengukuran lapangan. b) mengolah data c) mentabulasikan hasil pengolahan data dalam
format publikasi. c. Kabid/Kasi Perencanaan & OP
a) mengesahkan hasil tabulasi pengolahan data dasar hidologi.
7. Kondisi khusus : 7.1. Apabila pada saat pengolahan data debit harian ditemui
kondisi sbb : - apabila data tinggi muka air harian yang terletak di
antara dua pengukuran debit mempunyai penyimpangan lebih besar dari 10%, tinggi muka air harus dikoreksi (ditambah/;dikurangi dengan suatu harga) sehingga tinggi muka air pengukuran sama dengan tinggi muka air pada tabel (lengkung debit)
- koreksi tinggi muka air dianggap nol apabila penyimpangan debit lebih kecil dari 10%.
- besarnya selisih koreksi antara dua pengukuran akibat penggerusan dan pengendapan didistribusikan dalam selang waktu dua periode pengukuran dengan pendekatan : • by time, apabila di antara dua pengukuran tidak
terjadi banjir. Distribusi koreksi dilakukan dengan membagi selisih koreksi dengan selang waktu diantara dua pengukuran.
• by peak, apabila di antara dua pengukuran hanya terjadi satu kali banjir. Distribus koreksi dilakukan pada saat banjir sampai dengan pengukuran berikutnya.
• by stage, apabila di antara dua pengukuran terjadi lebih dari satu kejadian banjir. Distribusi koreksi dilakukan pada setiap kejadian banjir yang besarnya sebanding dengan banjir yang bersangkutan dikalikan dengan selisih koreksi antara dua pengukuran dibagi total besarnya kejadian banjir. Distribusi koreksi pada selang waktu antara dua banjir dilakukan dengan metode by time.
8. Rekaman : 8.1. Tabulasi koreksi data.
8.2. Tabulasi publikasi data hidrologi.
9. Lampiran : 9.1. Bagan alir pelaksanaan pengolahan data dasar.
9.2. Contoh formulir publikasi data dasar. 9.3. Tabel depresi dan lama penyinaran matahari.
16
Lampiran 1
Bagan Alir Pengolahan Data Dasar Hidrologi
No. Uraian Kegiatan Kabid/Kasi Perencanaan & OP
Koordinator Pengolah Data
Petugas Target Pelaksanaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Menyusun program dan usulan petugas pelaksana. Memeriksa usulan program. Mengumpulkan data hasil pencatatan yang dilakukan penjaga pos & hasil pengukuran. Merekapitulasi hasil pengukuran (debit, debit sedimen) Memeriksa kelengkapan data untuk menunjang pengolahan data dasar hidrologi. Melakukan pengolahan data dasar hidrologi Memeriksa hasil pengolahan data dasar hidrologi. Mentabulasikan data hasil pengolahan data dasar hidrologi. Memeriksa hasil tabulasi data (format publikasi). Pengesahan hasil pengolahan data dasar hidrologi.
1 hari
1 hari
3 hari
4 hari
1 hari
15 hari
2 hari
4 hari
2 hari
1 hari
Mulai
Penyusunan Program dan usulan
petugas pelaksananya
Memerikasa Program
Disetujui ?
Tidak
Ya
Mengumpulkan data dari hasil pengukuran lapangan dan pencatatan penjaga pos
Merekapitulasi hasil pengukuran (debit, debit
sedimen)
Memeriksa kelengkapan data untuk pengolahan
data dasar
Lengkap ?
Mengolahan data : 1. Hujan / iklim. 2. Debit. 3. Kualitas air dan sedimen.
Memeriksa hasil pengolahan data
hidrologi
Sesuai kriteria ?
Mentabulasikan data
Memeriksa hasil tabulasi data hidrologi
Benar ?
Pengesahan hasil pengolahan data dasar hidrologi
Selesai
17
Lampiran 2 Contoh Formulir Publikasi Data Dasar
A. Formulir Publikasi Data Tinggi Muka Air dan Debit.
DATA TINGGI MUKA AIR SUNGAI
S. ......(diisi nama sungai) No. ……(diisi register pos) Tahun ……… Induk Sungai : S. ………………………………………………………………………………………………………….. Data Geografis : xxo xx’ xx”.LU xxo xx’ xx”.BT Lokasi : Propinsi …………………, Kab. ………………, Kec. ………………….Ds. ………………………… ………………………………………(diisi pencapaiannya dan pos berada di kanan/kiri aliran) Luas daerah aliran sungai : …………Km2; Elevasi PDA : …………M Keterangan mengenai Pos Duga Air Didirikan : Tanggal ……- ……- …… oleh ……………………………(diisi instansi yang membangun) Periode pencatatan : Tanggal ……- ……- …… s/d Tanggal ……- ……- ……... Jenis alat : Pesawat Otomatis ………/Papan duga biasa atau manual dibaca ……kali sehari. Ringkasan Data Aliran Ekstrim Aliran terbesar : MA. = ………………………..M ; Tanggal ……- ……-…….. Aliran terkecil : MA. = ………………………..M ; Tanggal ……- ……-…….. Aliran Ekstrim yang Pernah Terjadi sampai dengan Tahun Ini Aliran terbesar : MA. = ………………………..M ; Tanggal ……- ……-…….. Aliran terkecil : MA. = ………………………..M ; Tanggal ……- ……-…….. Catatan : ………………………………air tertinggi pernah diukur pada ……M tanggal …..- …..- …… Pelaksana : ……………………………..(diisi instansi pelaksana pengola data).
Tabel Tinggi Muka Air Harian (m)
Tanggal Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
11 12 13 14 15
16 17 18 19 20
21 22 23 24 25
26 27 28 29 30
31
Rata-rata (m)
Data Tahunan : Rata-rata ………………m. Keterangan :
* = Tanggal pengukuran K = TMA perkiraan berdasarkan hidrograf
E = TMA ekstrapolasi
18
DATA DEBIT SUNGAI
S. ......(diisi nama sungai) No. ……(diisi register pos) Tahun ……… Induk Sungai : S. ………………………………………………………………………………………………………….. Data Geografis : xxo xx’ xx”.LU xxo xx’ xx”.BT Lokasi : Propinsi …………………, Kab. ………………, Kec. ………………….Ds. ………………………… ………………………………………(diisi pencapaiannya dan pos berada di kanan/kiri aliran) Luas daerah aliran sungai : …………Km2; Elevasi PDA : …………M Keterangan mengenai Pos Duga Air Didirikan : Tanggal ……- ……- …… oleh ……………………………(diisi instansi yang membangun) Periode pencatatan : Tanggal ……- ……- …… s/d Tanggal ……- ……- ……... Jenis alat : Pesawat Otomatis ………/Papan duga biasa atau manual dibaca ……kali sehari. Ringkasan Data Aliran Ekstrim Aliran terbesar : MA. = ………………………..M ; Q = ………………..m3/dt ; Tanggal ……- ……-…….. Aliran terkecil : MA. = ………………………..M ; Q = ………………..m3/dt ; Tanggal ……- ……-…….. Aliran Ekstrim yang Pernah Terjadi sampai dengan Tahun Ini Aliran terbesar : MA. = ………………………..M ; Q = ………………..m3/dt ; Tanggal ……- ……-…….. Aliran terkecil : MA. = ………………………..M ; Q = ………………..m3/dt ; Tanggal ……- ……-…….. Penentuan besarnya aliran : Besarnya aliran ditentukan berdasarkan rumus Q = ………………, yang dibuat menurut data pengukuran
aliran dari tahun ……s/d tahun …….. Catatan : ………………………………(diisi apabila data pengukuran aliran yang digunakan untuk pembuatan rating
curve kurang), air tertinggi pernah diukur pada ……M dengan Q = ……m3/dt tanggal …..- …..- …… Pelaksana : ……………………………..(diisi instansi pelaksana pengola data).
Tabel Besarnya Aliran Harian (m3/dt)
Tanggal Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
11 12 13 14 15
16 17 18 19 20
21 22 23 24 25
26 27 28 29 30
31
Rata-rata (m3/dt) Aliran/Km2 (l/dt)
Tinggi Aliran (mm) Volume (Juta m3
Data Tahunan : Rata-rata ………………m3/dt ; Aliran/km2 ……………….l/dt. Tinggi aliran ……………….mm ; Total aliran ……………….Juta m3 Keterangan :
* = Tanggal pengukuran K = Debit perkiraan berdasarkan hidrograf E = Debit ekstrapolasi
19
B. Formulir Publikasi Data Pengukuran dan Rating Curve.
Tabel Rangkuman Hasil Pengukuran Debit
No. Tanggal Tinggi Muka Air(m)
Debit(m3/dt)
Keterangan
Sungai Tumpa - Toraut 05.05.03 PDAO Pengukuran aliran periode 2005 s/d 2007 WS. Dumoga-Sungkup
BWS Sulawesi I 10 – 02 - 2008 Gambar 1
Q = A (H ± Ho)B
20
C. Formulir Publikasi Data Hujan Biasa/Manual.
DATA HUJAN HARIAN
Nama Pos : Pos hujan ……………. No. ……(diisi register pos) Tahun ……………. Daerah aliran sungai : …………………………………. Tahun pendirian : ………………………………… Wilayah sungai : …………………………………. Elevasi pos : ……………….m dpal. Lokasi pos : …………………………………. Dibangun oleh : ………………………………… Data geografis : xxo xx’ xx”.LU xxo xx’ xx”.BT Propinsi : ………………………………… Kab./Kec : ………………./ ………………. Pelaksana : …………(disi instansi pengelola).
Tabel Hujan Harian (mm)
Tanggal Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
11 12 13 14 15
16 17 18 19 20
21 22 23 24 25
26 27 28 29 30
31
Jumlah (mm)
Jumlah hari hujan (hari) Rata-rata (mm)
Max (mm) Keterangan : “-“ tidak ada data
21
D. Formulir Publikasi Data Hujan Otomatis.
DATA HUJAN OTOMATIS
Nama Pos : Pos hujan ……………. No. ……(diisi register pos) Tahun …………….
Daerah aliran sungai : …………………………………. Data geografis : xxo xx’ xx”.LU xxo xx’ xx”.BT Tahun pendirian : ………………………………… Wilayah sungai : …………………………………. Propinsi : ………………………………… Elevasi pos : ……………….m dpal. Lokasi pos : …………………………………. Kab./Kec : ………………./ ………………. Dibangun oleh : ………………………………… Pelaksana : …………(disi instansi pengelola)
Tabel Hujan Jam-Jam-an (mm)
Tgl. HB HO 7-8 8-9 9-10 10-11 11-12 12-13 13-14 14-15 15-16 16-17 17-18 18-19 19-20 20-21 21-22 22-23 23-24 24-1 1-2 2-3 3-4 4-5 5-6 6-7
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Jml. Keterangan : Rata2 HB : Hujan Biasa/Manual “-“ Tidak ada data Max HO : Hujan Otomatis
22
E. Formulir Publikasi Data Iklim.
DATA KLIMATOLOGI
Nama Stasiun : Sta. Iklim ……………. No. ……(diisi register pos) Tahun ……………. Daerah aliran sungai : …………………………………. Tahun pendirian : ………………………………… Wilayah sungai : …………………………………. Elevasi pos : ……………….m dpal. Lokasi pos : …………………………………. Dibangun oleh : ………………………………… Data geografis : xxo xx’ xx”.LU xxo xx’ xx”.BT Propinsi : ………………………………… Kab./Kec : ………………./ ………………. Pelaksana : …………(disi instansi pengelola).
Tanggal R.H Temp. Air Penguapan Kec. Angin Radiasi Lama Penyinaran HujanMax Min Rata-Rata dlm Pan "C" (Panci " A) Matahari Matahari
( % ) (oC) (mm) (Km/hari) (Cal/Cm2/hari) ( % ) (mm)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Jumlah
Rata-Rata
Maksimum
Minimum
Keterangan : - = Tidak ada data
Temperatur oC
= Tidak usah diisi.
23
F. Formulir Publikasi Data Kualitas Air.
DATA KUALITAS AIR G.
Daerah aliran sungai : …………………………………. Elevasi pos pengamatan : ……………….m dpal. Wilayah sungai : …………………………………. Pelaksana : …………(disi instansi pengelola). Propinsi : ………………………………… Laboratorium penguji : …………………………………… Kab./Kec : ………………./ ……………….
Baku Mutu Berdasarkan …………………………………..Sungai BakuLokasi Titik Pengamatan (Desa) Mutu
Tanggal KelasJamParameter Satuan
1 Temperatur oC2 DHL umhos3 Zat Terlarut / TDS mg/l4 Salinity %5 Kekeruhan (Turbudity) mg/l6 pH -7 Alkalinity mg/l CaCO38 Acidity mg/l CO29 Oksigen Terlarut (DO) mg/l10 COD mg/l11 BOD mg/l12 Clorida (Cl) mg/l13 Nitrat (NO3) mg/l14 Nitrit (NO2) mg/l15 Sulfat (SO4) mg/l16 Besi Terlarut (Fe) mg/l17 Tembaga Terlarut (Cu) mg/l18 Total Coli Koloni/100ml19 Zat Tersuspensi / TSS mg/l20 Kesadahan mg/l21 Calsium (Ca) mg/l22 Magnesium (Mg) mg/l23 Permanganat (KMnO4) mg/l24 Orto Phospat mg/l25 Amonium (NH4) mg/l26 Minyak dan Lemak mg/l27 Fenol mg/l28 Warna mg/l29 Kromium Terlarut (Cr) mg/l30 Timbal Terlarut (Pb) mg/l31 Cianida mg/l32 Nikel Terlarut (Ni) mg/l33 Seng Terlarut (Zn) mg/l34 Kadmium Terlarut (Cd) mg/l35 Mangan (Mn) mg/l36 Selenium (Se) mg/l37 Barium (Ba) mg/l38 Cobalt (Co) mg/l39 Mercury (Hg) mg/l40 Total Phospat mg/l41 Muka Air cm42 Debit m3/dt
(Posisi Geografis - Lintang - Bujur)
24
H. Formulir Publikasi Data Sedimen.
DATA DEBIT SEDIMEN MELAYANG
S. ......(diisi nama sungai) Tahun ……… Induk Sungai : S. ………………………………………………………………………………………………………….. Data Geografis : xxo xx’ xx”.LU xxo xx’ xx”.BT Lokasi : Propinsi …………………, Kab. ………………, Kec. ………………….Ds. ………………………… ………………………………………(diisi pencapaiannya) Luas daerah aliran sungai : …………Km2; Elevasi : …………M Keterangan mengenai Pos Pengukuran Sedimen Melayang Periode pencatatan : Tanggal ……- ……- …… s/d Tanggal ……- ……- ……... Jenis alat yang digunakan : ………………….. Ukuran Nozel : ……………………….. Penentuan besarnya sedimen : Besarnya sedimen ditentukan berdasarkan rumus Qs = ………………, yang dibuat menurut data pengukuran
sedimen dari tahun ……s/d tahun …….. Catatan : ………………………………(diisi apabila data pengukuran sedimen yang digunakan untuk pembuatan rating
curve sedimen kurang). Pelaksana : ……………………………..(diisi instansi pelaksana pengola data).
Tabel Besarnya Debit Sedimen Melayang (ton/hari)
Tanggal Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
11 12 13 14 15
16 17 18 19 20
21 22 23 24 25
26 27 28 29 30
31
Rata-rata (ton/hari)
Sedimen/Km2 (ton/hari/km2)
Data Tahunan : Rata-rata ………………ton/hari ; Sedimen/km2 ……………….ton/hari/km2.
25
Lampiran 3 Tabel Depresi dan Lama Penyinaran Matahari
A. Tabel Depresi
26
B. Tabel Lama Penyinaran Matahari
27
28
Prosedur dan Instruksi Kerja Validasi Data Hidrologi
NO . : QA/HDR/07/2009
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR
Jl. Pattimura No.20, Kebayoran Baru, Jakarta – Telp. 7396616, Fax. 7208285
2
PROSEDUR DAN INSTRUKSI KERJA VALIDASI DATA HIDROLOGI
1. Tujuan : Sebagai pedoman dalam pelaksanaan validasi data hidrologi, yang dilakukan sebelum data dimasukan (input) ke dalam basis data.
2. Ruang Lingkup : Dokumen ini dibuat dan untuk diterapkan di lingkungan
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air guna memberikan acuan teknis dalam pelaksanaan kegiatan validasi data hidrologi.
3. Definisi : 3.1. Data hidrologi adalah besaran hasil pengukuran dan
pencatatan yang meliputi hidrometeorologi (curah hujan dan iklim), hidrometri (tinggi muka air dan debit) dan hidrogeologi (air tanah) yang tergantung pada ruang dan waktu mencakup kuantitas dan kualitas.
3.2. Validasi data adalah langkah pemeriksaan untuk
memastikan bahwa data tersebut telah sesuai kriteria yang ditetapkan dengan tujuan untuk memastikan bahwa data yang akan dimasukkan ke dalam basis data telah diketahui dan dapat dijelaskan sumber dan kebenaran datanya.
3.3. Uji konsistensi (consistency test) adalah proses
pengujian data pada suatu pos pengamatan hidrologi guna mengetahui bahwa dalam kurun rentang waktu tertentu tidak mengalami perubahan secara signifikan yang antara lain diakibatkan adanya perpindahan pos, naturalisasi sistem air, dampak perubahan landuse, kesalahan pencatatan oleh penjaga pos, perubahan titik referensi (kontrol), penggantian alat/gelas ukur dan lain-lain.
3.4. Uji keseragaman (homogeneity test) adalah proses
pengujian data secara keseluruhan/sebagian, untuk mengetahui data tersebut berasal dari satu populasi data yang sama atau tidak.
4. Referensi : 4.1. Revisi SNI No. 03-2414-1991, tata cara pengukuran debit sungai dan saluran terbuka.
4.2. SNI No. 03-2822-1992, metode pembuatan lengkung
debit (rating curve). 4.3. SNI 03-3412-1994, tata cara pengolahan data debit
harian.
3
4.4. Pd. M-18-1995-03, metode pengolahan data
klimatologi. 4.5. Pd. T-19-2004-A, pengawasan dan penyimpanan serta
pemanfaatan data kualitas air.
4.6. Pedoman teknis Puslitbang SDA No. Pd. T-22-2004-A, pengisian data kosong.
5. Ketentuan
Umum : 5.1. Tahapan validasi data perlu dilakukan sebelum data hidrologi dimasukan dalam basis data (database) dan dipublikasikan.
5.2. Tahap validasi data yang harus dilakukan adalah uji konsistensi (consistency test) dan uji keseragaman jenis (homogeneity test).
6. Kegiatan
Tanggung Jawab : 6.1. Prosedur pelaksanaan validasi data hidrologi, selanjutnya dapat dilihat pada Lampiran 1. Untuk rincian kegiatan setiap tahapan, diuraikan sbb :
a. Kegiatan persiapan :
a) susun dan tetapkan jadual serta personil yang terlibat dalam pelaksanaan validasi data.
b) siapkan data informasi (katalog) pos, data yang akan diuji dan data historis serta data pos di sekitarnya.
c) lakukan uji konsistensi dan uji keseragaman jenis, dengan : - uji konsistensi, dapat dilakukan dengan dua
cara :
• analisa grafis (Lampiran 2A), dilakukan dengan membuat grafik hidrograf runtut waktu dari data historis ditambah dengan data hidrologi pada tahun yang diuji. Apabila data berindikasi tidak konsisten dan tidak seragam, maka lakukan prosedur sesuai butir 7.1.
• analisa statistik, dengan langkah-langkah, sbb : o lakukan uji konsistensi varian (uji F)
hitung variabel data. buatlah tabel dengan membagi data
menjadi dua. hitunglah rata-rata dan standar deviasi
masing-masing kelompok data.
4
hitung nilai F, dengan :
{N1 x (S12) x (N2 – 1)}
Fhit = ----------------------------- .........................(1) {N2 x (S2
2) x (N1 – 1)} tentukan nilai Ftabel (Lampiran 2B) dan
derajat kebebasannya (dk) dengan derajat kepercayaan (α) 5% ditolak (95% diterima), dengan :
dk1 = N1 – 1 dk2 = N2 – 1 .................................................(2)
simpulkan data konsisten atau tidak,
dengan : Ho : diterima, apabila Fhitung < Ftabel
atau data dalam kondisi konsisten (varian stabil).
H1 : diterima, apabila Fhitung ≥ Ftabel atau data dalam kondisi tidak konsisten (varian tidak stabil).
o uji konsistensi rata-rata (uji t) hitung variabel data. buat tabel dengan membagi data
menjadi dua. hitung rata-rata dan standar deviasi
masing-masing kelompok data. hitung nilai α dan T, dengan :
I X1r – X2r I t = ------------------------------ ..........................(3)
{∝ [(1/N1) + (1/N2)]0,5} {(N1 x (S1
2) + (N2 x (S22)}
α = [ ----------------------------------- ]0,5...........(4) (N1 + N2 – 2)
Keterangan : N1 = jumlah data kelompok 1. N2 = jumlah data kelompok 2. S1 = standar deviasi data kelompok 1. S2 = standar deviasi data kelompok 2. X1r = rata-rata data kelompok 1.
X2r = rata-rata data kelompok 2.
tentukan nilai ttabel (Lampiran 2C) dan derajat kebebasannya (dk) dengan derajat kepercayaan (α) 5% ditolak (95% diterima), dengan :
5
dk = N1 + N2 – 2.............................................(5)
simpulkan data konsisten atau tidak,
dengan : Ho : diterima, apabila thitung < ttabel atau
data dalam kondisi konsisten. H1 : diterima, apabila thitung ≥ ttabel atau
data dalam kondisi tidak konsisten.
o uji kesamaan jenis, dilakukan dengan
menggunakan metode Mann Whitney, sbb : hitung variabel data. buat tabel dengan membagi data
menjadi dua. berilah peringkat besaran data
tersebut (data paling besar peringkat 1 dan peringkat paling besar merupakan nilai data yang paling kecil).
jumlahkan kolom peringkatnya. hitung U1 ; U2 dan Z, dengan :
{U1 – ((N1 x N2)/2)} Zhit = -----------------------------------------....................(6) {(1/12) x (N1 x N2 x (N1+N2+1))}0,5 dimana : U1 = N1 x N2 + (N1/2) x (N1 + 1) – Rm U2 = N1 x N2 – U1
Keterangan : Rm = jumlah peringkat data maksimum. N1 = jumlah data kelompok 1. N2 = jumlah data kelompok 2.
tentukan nilai ttabel (Lampiran 2D) dengan derajat kepercayaan (α) 5% ditolak (95% diterima).
simpulkan data konsisten atau tidak, dengan : Ho : diterima, apabila ttabel atas<thitung<ttabel bawah
atau data dalam kondisi konsisten.
H1 : diterima, apabila ttabel atas>thitung>ttabel bawah
atau data dalam kondisi tidak konsisten.
6
d) lakukan langkah-langkah prosedur yang ada pada butir 7.1 apabila hasil validasi data diindikasikan ada perubahan.
e) lakukan koreksi/pengisian data kosong apabila diperlukan, lihat Pedoman teknis Puslitbang SDA No. Pd. T-22-2004-A.
f) tabulasikan kembali ke dalam format publikasi dan data siap untuk dimasukkan ke dalam basis data.
6.2. Tanggung jawab : a. Koordinator pelaksana :
a) menyusun program dan usulan pelaksana validasi data.
b) memeriksa kegiatan penyiapan data. c) memeriksa hasil pelaksanaan validasi data d) memeriksa hasil rangkuman dan kesimpulan
validasi data e) memeriksa pelaksanaan dan hasil koreksi data
apabila data yang diuji dihasilkan tidak valid.
b. Petugas a) menyiapkan data yang diperlukan dalam uji
validasi data. b) melaksanakan validasi data c) merangkum dan menyimpulkan hasil validasi d) mencari penyebab data tidak valid dan
melakukan koreksi data
c. Kabid./Kasi Perencanaan dan OP a) mengesahkan data untuk disiapkan dalam
proses input ke dalam basis data.
7. Kondisi khusus : 7.1. Apabila pada hasil validasi (uji konsistensi dan uji keseragaman jenis) mengindikasikan adanya perubahan, maka perlu dilakukan tahapan lanjutan yang terdiri dari : a. pemeriksaan ulang atas proses pengolahan dan
updating basis data (termasuk pemeriksaan atas updating rating curve khusus untuk data debit)
b. pemeriksaan dokumen pencatatan/pelaporan dari petugas lapangan/penjaga pos.
c. pembandingkan data yang diuji (dalam bentuk grafik) dengan data pada pos hidrologi di sekitarnya. Khusus untuk data debit dapat dibandingkan dengan pos yang ada di hulu dan hilirnya.
d. pengecekan lapangan, guna mengetahui pelaksanaan operasi peralatan, cara pengambilan data dan pengecekan lokasi titik kontrol pada pos yang datanya sedang diuji.
7
7.2. Untuk validasi data kualitas air hasil uji laboratorium dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan pengecekan rentang validasi nilai parameter kualitas airnya, sbb : a. Parameter BOD dan COD :
Biasanya nilai parameter COD > BOD, apabila terjadi kondisi sebaliknya perlu dilakukan klarifikasi dengan pihak laboratorium uji.
b. Parameter pH : Nilai parameter pH berkisar antara 0 s/d 14.
c. Parameter suhu air : Nilai parameter suhu air di daerah tropis berkisar antara 10oC s/d 30oC
d. Parameter DO (oksigen terlarut) : Nilai parameter DO terlarut jenuh berkisar antara 1,7 s/d 19 mg/l.
8. Rekaman : 8.1. Hasil pelaksanaan uji.
8.2. Tabulasi publikasi data hidrologi hasil validasi.
9. Lampiran : 9.1. Bagan alir pelaksanaan validasi data hidrologi.
9.2. Tabel nilai F, t dan Z. 9.3. Tabel Nilai Limit Deteksi untuk Parameter Kualitas Air.
8
Lampiran 1 Bagan Alir Pelaksanaan Validasi Data Hidrologi
No. Uraian Kegiatan Kabid/Kasi Perencanaan & OP
Koordinator Pengolah Data
Petugas Target Pelaksanaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
8.
Penyusunan program dan usulan petugas pelaksananya. Memeriksa usulan program kegiatan validasi data hidrologi. Menyiapakan data yang akan divalidasi. Jenis datanya : a. data hujan b. data iklim c. data debit d. data kualitas air Panjang data yang disiapkan, baik untuk rentang data tahun yang diuji, dan termasuk data historisnya. Melaksanakan uji validasi. Memeriksa proses pelaksanaan uji validasi. Merangkum dan menyimpulkan hasil akhir uji validasi. Memeriksa hasil uji validasi data. Apabila data tidak valid, temukan penyebabnya dan lakukan koreksi dengan mengacu pada prosedur pada butir 7.1. Mengesahkan data hidrologi, yang siap untuk dimasukkan dalam basis data hidrologi
1 hari
1 hari
2 hari
5 hari
1 hari
2 hari
3 hari
1 hari
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Mulai
Penyusunan Program dan usulan
petugas pelaksananya
Memerikasa Program
Disetujui ?
Penyiapan data yang akan divalidasi
Lengkap ?
Pelaksanaan uji validasi data
Sesuai?
Hasil uji validasi data
Data valid ?
Temukan Penyebabnya
Koreksi data
Benar ?
Benar ?
Pengesahan data hidrologi
Selesai
Memeriksa kesiapan data
Memeriksa hasil uji validasi data
Memeriksa pelaksanaan uji validasi data
Memeriksa penyebab data tidak valid
Memeriksa hasilKoreksi data
9
Lampiran 2
Tabel Nilai F, t dan Z
A. Contoh Data Tidak Konsisten (Metode Grafis) Gambar di atas menunjukkan data aliran bulanan tahun 2000 tidak dapat dipertanggung jawabkan/kemungkinan ada kesalahan, karena data tahun 2000 tersebut tidak konsisten dengan data tahun sebelumnya.
B. Nilai kritis F untuk α = 0,05 dk2 = V2 dk1 = V1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 40 60
120 Inf
161,40 18,51 10,13 7,71 6,61 5,99 5,59 5,32 5,12 4,49 4,84 4,75 4,67 4,60 4,54 4,49 4,45 4,41 4,38 4,35 4,32 4,30 4,28 4,26 4,24 4,23 4,21 4,20 4,18 4,17 4,08 4,00 3,92 3,84
199,50 19,00 9,55 6,94 5,79 5,14 4,74 4,46 4,26 4,10 3,98 3,89 3,81 3,74 3,68 3,63 3,59 3,55 3,52 3,49 3,47 3,44 3,42 3,40 3,39 3,37 3,35 3,34 3,33 3,32 3,23 3,15 3,07 3,00
215,70 19,16
9,28 6,59 5,41 4,76 4,35 4,07 3,86 3,71 3,59 3,49 3,41 3,34 3,29 3,24 3,20 3,16 3,13 3,10 3,07 3,05 3,03 3,01 2,99 2,98 2,96 2,95 2,93 2,92 2,84 2,76 2,68 2,60
224,60 19,25 9,12 6,39 5,19 4,53 4,12 3,84 3,63 3,48 3,36 3,26 3,18 3,11 3,06 3,01 2,96 2,93 2,90 2,87 2,84 2,82 2,80 2,78 2,76 2,74 2,73 2,71 2,70 2,69 2,61 2,53 2,45 2,37
230,20 19,30 9,01 6,26 5,05 4,39 3,97 3,69 3,48 3,33 3,20 3,11 3,03 2,96 2,90 2,85 2,81 2,77 2,74 2,71 2,68 2,66 2,64 2,62 2,60 2,59 2,57 2,56 2,55 2,53 2,45 2,37 2,29 2,21
234,00 19,30 9,01 6,26 5,05 4,39 3,97 3,69 3,48 3,33 3,20 3,11 3,03 2,96 2,90 2,85 2,81 2,77 2,74 2,71 2,68 2,66 2,64 2,62 2,60 2,59 2,57 2,56 2,55 2,53 2,45 2,37 2,29 2,21
236,80 19,35 8,89 6,09 4,88 4,21 3,79 3,50 3,29 3,14 3,01 2,91 2,83 2,76 2,71 2,66 2,61 2,58 2,54 2,51 2,49 2,46 2,44 2,42 2,40 2,39 2,37 2,36 2,35 2,33 2,25 2,17 2,09 2,01
238,90 19,37 8,85 6,04 4,82 4,15 3,37 3,44 3,23 3,07 2,95 2,85 2,77 2,70 2,64 2,59 2,55 2,51 2,48 2,45 2,42 2,40 2,37 2,36 2,34 2,32 2,31 2,29 2,28 2,27 2,18 2,10 2,20 1,94
240,50 19,38 8,81 6,00 4,77 4,10 3,68 3,39 3,18 3,02 2,90 2,80 2,71 2,65 2,59 2,54 2,49 2,46 2,42 2,39 2,37 2,34 2,32 2,30 2,28 2,27 2,25 2,24 2,22 2,21 2,12 2,04 1,96 1,88
0
200
400
600
800
1000
1200
1973 1975 1977 1979 1981 1983 1985 1987 1989 1991 1993 1995 1997 1999
Debi
t (m
3 /dt)
10
dk2 = V2 dk1 = V1
10 12 15 20 24 30 40 60 ∞ 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 40 60
120 Inf
241,90 19,40 8,79 5,96 4,74 4,06 3,64 3,35 3,14 2,98 2,85 2,75 2,67 2,60 2,54 2,49 2,45 2,41 2,38 2,35 2,32 2,30 2,27 2,25 2,24 2,22 2,20 2,19 2,18 2,16 2,08 1,99 1,91 1,83
243,90 19,41 8,74 5,91 4,68 4,00 3,57 3,28 3,07 2,91 2,79 2,69 2,60 2,53 2,48 2,42 2,38 2,43 2,31 2,28 2,25 2,23 2,20 2,18 2,16 2,15 2,13 2,12 2,10 2,09 2,00 1,92 1,83 1,75
245,9019,43
8,70 5,86 4,62 3,94 3,51 3,22 3,01 2,85 2,72 2,62 2,53 2,46 2,40 2,35 2,31 2,27 2,23 2,20 2,18 2,15 2,13 2,11 2,09 2,07 2,06 2,04 2,03 2,01 1,92 1,84 1,75 1,67
248,0019,45 8,66 5,80 4,56 3,87 3,44 3,15 2,94 2,77 2,65 2,54 2,46 2,39 2,33 2,28 2,23 2,19 2,16 2,12 2,10 2,07 2,05 2,03 2,01 1,99 1,97 1,96 1,94 1,93 1,84 1,75 1,66 1,57
249,1019,45 8,64 5,77 4,53 3,84 3,41 3,12 2,90 2,74 2,61 2,51 2,42 2,35 2,29 2,24 2,19 2,15 2,11 2,08 2,05 2,03 2,01 1,98 1,96 1,95 1,93 1,91 1,90 1,89 1,79 1,70 1,61 1,52
250,1019,46 8,62 5,75 4,50 3,81 3,38 3,08 2,86 2,70 2,57 2,47 2,38 2,31 2,25 2,19 2,15 2,11 2,07 2,04 2,01 1,98 1,96 1,94 1,92 1,90 1,88 1,87 1,85 1,84 1,74 1,65 1,55 1,46
251,10 19,47 8,59 5,72 4,46 3,77 3,34 3,04 2,83 2,66 2,53 2,43 2,34 2,27 2,20 2,15 2,10 2,06 2,03 1,99 1,96 1,94 1,91 1,89 1,87 1,85 1,84 1,82 1,81 1,79 1,69 1,59 1,50 1,39
252,20 19,48 8,57 5,69 4,43 3,74 3,30 3,01 2,79 2,62 2,49 2,38 2,30 2,22 2,16 2,11 2,06 2,20 1,98 1,95 1,92 1,89 1,86 1,84 1,82 1,80 1,79 1,77 1,75 1,74 1,64 1,53 1,43 1,32
254,3019,50 8,53 5,63 4,36 3,67 3,23 2,93 2,71 2,54 2,40 2,30 2,21 2,13 2,07 2,01 1,96 1,92 1,88 1,84 1,81 1,78 1,76 1,73 1,71 1,69 1,67 1,65 1,64 1,62 1,51 1,39 1,25 1,00
C. Nilai t untuk distribudi dua sisi.
dk α = 0,05 dk α = 0,05 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11 12 13 14 15
6,314 2,920 2,353 2,132 2,015
1,943 1,895 1,860 1,833 1,812
1,796 1,782 1,771 1,761 1,753
16 17 18 19 20
21 22 23 24 25
26 27 28 29 Inf
1,746 1,740 1,734 1,729 1,725
1,721 1,717 1,714 1,711 1,708
1,706 1,703 1,701 1,699 1,645
D. Nilai Z untuk Pengujian Distribusi Normal
Derajat Kepercayaaan
(α) 0,05
-1,96 Uji dua sisi atau +1,96
Prosedur dan Instruksi Kerja Updating Basis Data dan Publikasi Data Dasar Hidrologi
NO . : QA/HDR/08/2009
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR
Jl. Pattimura No.20, Kebayoran Baru, Jakarta – Telp. 7396616, Fax. 7208285
2
PROSEDUR DAN INSTRUKSI KERJA UPDATING BASIS DATA DAN PUBLIKASI DATA DASAR HIDROLOGI
1. Tujuan : Sebagai pedoman dalam pelaksanaan updating basis data dan publikasi data dasar hidrologi.
2. Ruang Lingkup : Dokumen ini dibuat dan untuk diterapkan di lingkungan
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air guna memberikan acuan teknis dalam pelaksanaan updating basis data dan publikasi data dasar hidrologi.
3. Definisi : 3.1. Data hidrologi adalah besaran hasil pengukuran dan
pencatatan yang meliputi hidrometeorologi (curah hujan dan iklim), hidrometri (tinggi muka air dan debit) dan hidrogeologi (air tanah) yang tergantung pada ruang dan waktu mencakup kuantitas dan kualitas.
3.2. Basis data adalah kumpulan data atau record
terstruktur yang tersimpan dalam sebuah sistem komputer.
3.3. Geographic Information System (GIS) adalah suatu sistem informasi menyangkut keberadaan obyek di permukaan bumi berikut informasi yang terkandung di dalamnya yang mempunyai keterkaitan secara geografis dengan obyek lainnya.
3.4. Sistem Informasi Manajemen adalah suatu sistem yang
terdiri dari orang, prosedur, proses dan basis data yang berbasis komputer guna mengumpulkan, memilah, menganalisa, mengevaluasi, dan sekaligus mendistribusikan data dan informasi baik secara kuantitatif maupun kualitatif dengan akurat dan tepat waktu sesuai dengan yang diperlukan bagi keperluan pengambilan sebuah keputusan.
3.2. Konversi data adalah langkah untuk merubah format data tertentu ke dalam format lain untuk sehingga dapat dibaca dan dikenali oleh program aplikasi basis data.
3.3. Validasi data adalah langkah pemeriksaan untuk memastikan bahwa data tersebut telah sesuai kriteria yang ditetapkan dengan tujuan untuk memastikan bahwa data yang akan dimasukkan ke dalam basis data telah diketahui dan dapat dijelaskan sumber dan kebenaran datanya.
3
4. Referensi : 4.1. Revisi SNI No. 03-2414-1991, tata cara pengukuran debit sungai dan saluran terbuka.
4.2. Module Pelatihan Manajemen Database Menggunakan
MS ACCESS , Proyek Peningkatan Irigasi dan Pengelolaan Sumber Daya Air Di Jawa , Komponen Pengelolaan Sumber Daya Air (Basin Water Recources Management – BWRM II) PT. Virama Karya dan Asosiasi , Mei 2000.
4.3. Tata Cara Pengelolaan GIS/Database , Proyek Peningkatan Irigasi dan Pengelolaan Sumber Daya Air Di Jawa , Komponen Pengelolaan Sumber Daya Air (Basin Water Recources Management – BWRM II) PT. Virama Karya dan Asosiasi , Desember 2002.
4.4. Petunjuk Pelaksanaan GIS Menggunakan MapInfo ,
Proyek Peningkatan Irigasi dan Pengelolaan Sumber Daya Air Di Jawa , Komponen Pengelolaan Sumber Daya Air (Basin Water Recources Management – BWRM II) , PT. Virama Karya dan Asosiasi , Agustus 2000.
4.5. Modul Pelatihan Pelaksanaan Sistem Informasi
Geografis ( GIS ) untuk Balai PSDA , Proyek Peningkatan Irigasi dan Pengelolaan Sumber Daya Air Di Jawa , Komponen Pengelolaan Sumber Daya Air ( Basin Water Recources Management – BWRM II ) PT. Virama Karya dan Asosiasi , , December 2001.
4.6. Modul GIS/MapInfo , Proyek Peningkatan Irigasi dan
Pengelolaan Sumber Daya Air Di Jawa , Komponen Pengelolaan Sumber Daya Air ( Basin Water Recources Management – BWRM II ) PT. Virama Karya dan Asosiasi , September 2002.
4.7. Panduan Manajemen Data dan Prosedur Back Up Pada
Operasi Window XP , Konsultan BWRM II Extension 2 Makasar , PT Virama Karya , Oktober 2002.
5. Ketentuan
Umum : 5.1. Persyaratan data : a. akurat, berarti data dan informasi sudah harus
bebas dari kesalahan/tervalidasi. b. tepat waktu, berarti data dan informasi yang akan
dimasukkan ke dalam basis data sesuai dengan jadual yang ditetapkan, sehingga dapat digunakan oleh para pengguna (user) tepat waktu dan data tidak usang.
4
5.2. Aplikasi program basis data : a. untuk basis data hidrologi, aplikasi program yang
digunakan adalah aplikasi Pengolah Data Sumber Daya Air (PDSDA).
b. untuk basis data kualitas air masih pada tahap pengembangan untuk digabungkan ke dalam aplikasi PDSDA. Sebelum interface kualitas air di aplikasi PDSDA dapat digunakan, aplikasi yang dapat digunakan adalah MS Access/Excel, guna menyimpan hasil monitoring kualitas air.
5.3. Pemasukan /updating data : a. data yang akan dimasukan harus sudah melalui
tahap validasi dan konversi satuan maupun format (apabila diperlukan) untuk menyesuaikan satuan atau format yang sudah ditetapkan dalam aplikasi PDSDA.
b. semua data disiapkan dalam bentuk format yang telah ditetapkan dalam aplikasi PDSDA.
c. data yang telah dimasukkan ke dalam program aplikasi harus diarsip (untuk hardcopy maupun softcopy) sehingga dapat dilakukan pemeriksaan (checking) oleh pihak lain selain operator data entry.
5.4. Publikasi data dasar : a. Data dasar hidrologi yang dipublikasikan, meliputi
data pengukuran & lengkung debit, data debit rata-rata harian-hidrograf aliran & lengkung durasi, data hujan jam-jaman, data hujan rata-rata harian, data klimatologi, data kualitas air, dan data sedimen rata-rata harian.
b. Publikasi data dasar hidrologi, dihasilkan dari hasil print out dari data yang sudah tersimpan dalam basis data hidrologi, dengan format yang telah ditetapkan, lihat Lampiran 2.
6. Kegiatan Tanggung Jawab : 6.1. Prosedur pelaksanaan updating data dan publikasi data
dasar hidrologi, selanjutnya dapat dilihat pada Lampiran 1. Untuk rincian kegiatan setiap tahapan, diuraikan sbb :
a. Kegiatan persiapan :
a) susun dan tetapkan jadual serta personil yang terlibat dalam pelaksanaan updating dan publikasi data dasar hidrologi.
b) kumpulkan dan siapkan data hidrologi yang sudah melalui proses pengolahan data dan validasi serta konversi data.
5
b. Kegiatan memasukan data ke dalam aplikasi basis data : a) lakukan proses pemasukkan data ke dalam basis
data. b) lakukan pemeriksaan ulang untuk masing-
masing jenis data dengan membandingkan data input dengan data yang sudah masuk dalam basis data.
c. Kegiatan penyusunan publikasi data dasar : a) lakukan penyusunan publikasi data dasar
hidrologi, dengan mencetak (print) dari dalam basis data, kemudian susun berdasarkan jenis masing-masing data.
b) copy file data guna integrasi data secara nasional dan backup data.
c) legalisasikan hasil penyusunan publikasi data dasar hidrologi dan basis data yang sudah terupdating.
d) kirimkan file basis data hasil updating untuk diintegrasikan dengan sistem data base secara nasional, dengan mekanisme sesuai Lampiran 3.
e) sebarluaskan publikasi hidrologi ke instansi-instansi terkait.
6.2. Tanggung jawab :
a. Koordinator pelaksana : a) menyusun program dan usulan personil
pelaksana kegiatan upadating dan publikasi data dasar hidrologi.
b) memeriksa pelaksanaan pengumpulan data hasil pengolahan, validasi serta konversi data.
c) memeriksa hasil pemasukkan data dan pembandingan data input dengan data yang sudah dimasukkan dalam basis data.
d) memeriksa hasil penyusunan publikasi data. e) memeriksa hasil penyiapan data untuk integrasi
dengan secara nasional.
b. Petugas : a) mengumpulkan dan mengelompokkan data hasil
pengolahan dan validasi serta konversi data. b) melakukan pemasukkan data ke dalam basis
data. c) menyusun perbandingan antara data input dan
data yang sudah masuk dalam basis data. d) mencetak dalam format publikasi data dan
mengelompokkan sesuai dengan jenis datanya.
6
e) menyusun publikasi data dasar hidrologi dan menyiapkan proses legalisasinya.
f) menyiapkan file basis data guna keperluan integrasi data secara nasional.
g) mengirimkan file basis data dan penyebarluasan publikasi data dasar hidrologi.
c. Kabid/Kasi Perencanaan dan OP :
a) menyetujui untuk siap disahkan oleh kepala Balai WS/Dinas.
d. Kepala Balai WS / Dinas :
a) mengesahkan hasil publikasi data dasar hidrologi.
7. Kondisi khusus : 7.1. Apabila setelah dilakukan pemasukkan data ke dalam baisi data, terdapat perbedaan dengan data input, maka perlu dilakukan : a. pemeriksaan ulang atas proses pemasukkan (input)
datanya. b. lakukan koreksi/pemasukkan ulang (apabila
diperlukan).
8. Rekaman : 8.1. Hasil pemeriksaan dalam proses pemasukkan data.
8.2. File basis data untuk integrasi data secara nasional.
8.3. Publikasi data dasar hidrologi
9. Lampiran : 9.1. Bagan alir pelaksanaan updating dan publikasi data dasar hidrologi.
9.2. Format publikasi data dasar hidrologi. 9.3. Mekanisme integrasi data hidrologi secara nasional.
7
Lampiran 1
Bagan Alir Updating dan Publikasi Data Dasar Hidrologi
No. Uraian Kegiatan Kepala Balai / Dinas
Kabid/Kasi Perencanaan & OP
Koordinator Pelaksana
Petugas Target Pelaksanaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Penyusunan program dan usulan petugas pelaksanannya. Memeriksa usulan program updating dan publikasi data dasar hidrologi. Pengumpulan hasil pengolahan dan validasi data. Melakukan konversi data (format, satuan, dll). Memeriksa kelengkapan dan kesiapan data untuk di masukkan dalam basis data. Melakukan pemasukkan data ke dalam basis data. Memeriksa hasil input data. (bandingkan dengan data input). Cetak publikasi data dasar hidrologi. Menyiapkan file data guna keperluan ntegrasi data secara nasional dan backup data. Memeriksa kelengkapan jenis data yang dipublikasikan dan kesiapan file data guna integrasi data secara nasional. Memberikan persetujuan, untuk siap disahkan. Mengesahkan publkasi data dasar hidrologi. Penyebarluasan data dan pengiriman file data untuk integrasi dengan secara nasional.
1 hari
1 hari
2 hari
3 hari
7 – 15 hari
2 hari
1 hari
1 hari
1 hari
1 hari
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Ya
Ya
Tidak
Mulai
Penyusunan Program dan usulan
petugas pelaksananya
Memerikasa Program
Disetujui ?
Pengumpulan data hasil pengolahan dan validasi data
Sesuai ?
Konversi data (apabila diperlukan)
Pemasukkan (input) data
Cetak publikasi data dasar hidrologi
Benar ?
Lengkap ?
Siapkan db. file untuk integrasi data
Persetujuan untuk siap disahkan oleh Ka.
Balai/Dinas.
Pengesahan Publikasi data dasar hidrologi.
Penyebarluasan Publikasi dan
pengiriman file data.
Selesai
Memeriksa hasil pengumpulan data
Memeriksa hasil pemasukan data
Memeriksa hasil cetak publikasi dan integrasi data
8
Lampiran 2 Format Publikasi Data Dasar Hidrologi
A. Formulir Publikasi Data Tinggi Muka Air dan Debit.
DATA TINGGI MUKA AIR SUNGAI
S. ......(diisi nama sungai) No. ……(diisi register pos) Tahun ……… Induk Sungai : S. ………………………………………………………………………………………………………….. Data Geografis : xxo xx’ xx”.LU xxo xx’ xx”.BT Lokasi : Propinsi …………………, Kab. ………………, Kec. ………………….Ds. ………………………… ………………………………………(diisi pencapaiannya dan pos berada di kanan/kiri aliran) Luas daerah aliran sungai : …………Km2; Elevasi PDA : …………M Keterangan mengenai Pos Duga Air Didirikan : Tanggal ……- ……- …… oleh ……………………………(diisi instansi yang membangun) Periode pencatatan : Tanggal ……- ……- …… s/d Tanggal ……- ……- ……... Jenis alat : Pesawat Otomatis ………/Papan duga biasa atau manual dibaca ……kali sehari. Ringkasan Data Aliran Ekstrim Aliran terbesar : MA. = ………………………..M ; Tanggal ……- ……-…….. Aliran terkecil : MA. = ………………………..M ; Tanggal ……- ……-…….. Aliran Ekstrim yang Pernah Terjadi sampai dengan Tahun Ini Aliran terbesar : MA. = ………………………..M ; Tanggal ……- ……-…….. Aliran terkecil : MA. = ………………………..M ; Tanggal ……- ……-…….. Catatan : ………………………………air tertinggi pernah diukur pada ……M tanggal …..- …..- …… Pelaksana : ……………………………..(diisi instansi pelaksana pengola data).
Tabel Tinggi Muka Air Harian (m)
Tanggal Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
11 12 13 14 15
16 17 18 19 20
21 22 23 24 25
26 27 28 29 30
31
Rata-rata (m)
Data Tahunan : Rata-rata ………………m. Keterangan :
* = Tanggal pengukuran K = TMA perkiraan berdasarkan hidrograf E = TMA ekstrapolasi
9
DATA DEBIT SUNGAI
S. ......(diisi nama sungai) No. ……(diisi register pos) Tahun ……… Induk Sungai : S. ………………………………………………………………………………………………………….. Data Geografis : xxo xx’ xx”.LU xxo xx’ xx”.BT Lokasi : Propinsi …………………, Kab. ………………, Kec. ………………….Ds. ………………………… ………………………………………(diisi pencapaiannya dan pos berada di kanan/kiri aliran) Luas daerah aliran sungai : …………Km2; Elevasi PDA : …………M Keterangan mengenai Pos Duga Air Didirikan : Tanggal ……- ……- …… oleh ……………………………(diisi instansi yang membangun) Periode pencatatan : Tanggal ……- ……- …… s/d Tanggal ……- ……- ……... Jenis alat : Pesawat Otomatis ………/Papan duga biasa atau manual dibaca ……kali sehari. Ringkasan Data Aliran Ekstrim Aliran terbesar : MA. = ………………………..M ; Q = ………………..m3/dt ; Tanggal ……- ……-…….. Aliran terkecil : MA. = ………………………..M ; Q = ………………..m3/dt ; Tanggal ……- ……-…….. Aliran Ekstrim yang Pernah Terjadi sampai dengan Tahun Ini Aliran terbesar : MA. = ………………………..M ; Q = ………………..m3/dt ; Tanggal ……- ……-…….. Aliran terkecil : MA. = ………………………..M ; Q = ………………..m3/dt ; Tanggal ……- ……-…….. Penentuan besarnya aliran : Besarnya aliran ditentukan berdasarkan rumus Q = ………………, yang dibuat menurut data pengukuran
aliran dari tahun ……s/d tahun …….. Catatan : ………………………………(diisi apabila data pengukuran aliran yang digunakan untuk pembuatan rating
curve kurang), air tertinggi pernah diukur pada ……M dengan Q = ……m3/dt tanggal …..- …..- …… Pelaksana : ……………………………..(diisi instansi pelaksana pengola data).
Tabel Besarnya Aliran Harian (m3/dt)
Tanggal Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
11 12 13 14 15
16 17 18 19 20
21 22 23 24 25
26 27 28 29 30
31
Rata-rata (m3/dt) Aliran/Km2 (l/dt)
Tinggi Aliran (mm) Volume (Juta m3
Data Tahunan : Rata-rata ………………m3/dt ; Aliran/km2 ……………….l/dt. Tinggi aliran ……………….mm ; Total aliran ……………….Juta m3 Keterangan :
* = Tanggal pengukuran K = Debit perkiraan berdasarkan hidrograf E = Debit ekstrapolasi
10
B. Formulir Publikasi Data Pengukuran dan Rating Curve.
Tabel Rangkuman Hasil Pengukuran Debit
No. Tanggal Tinggi Muka Air(m)
Debit(m3/dt)
Keterangan
Sungai Tumpa - Toraut 05.05.03 PDAO Pengukuran aliran periode 2005 s/d 2007 WS. Dumoga-Sungkup
BWS Sulawesi I 10 – 02 - 2008 Gambar 1
Q = A (H ± Ho)B
11
C. Formulir Publikasi Data Hujan Biasa/Manual.
DATA HUJAN HARIAN
Nama Pos : Pos hujan ……………. No. ……(diisi register pos) Tahun ……………. Daerah aliran sungai : …………………………………. Tahun pendirian : ………………………………… Wilayah sungai : …………………………………. Elevasi pos : ……………….m dpal. Lokasi pos : …………………………………. Dibangun oleh : ………………………………… Data geografis : xxo xx’ xx”.LU xxo xx’ xx”.BT Propinsi : ………………………………… Kab./Kec : ………………./ ………………. Pelaksana : …………(disi instansi pengelola).
Tabel Hujan Harian (mm)
Tanggal Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
11 12 13 14 15
16 17 18 19 20
21 22 23 24 25
26 27 28 29 30
31
Jumlah (mm)
Jumlah hari hujan (hari) Rata-rata (mm)
Max (mm) Keterangan : “-“ tidak ada data
12
D. Formulir Publikasi Data Hujan Otomatis.
DATA HUJAN OTOMATIS
Nama Pos : Pos hujan ……………. No. ……(diisi register pos) Tahun …………….
Daerah aliran sungai : …………………………………. Data geografis : xxo xx’ xx”.LU xxo xx’ xx”.BT Tahun pendirian : ………………………………… Wilayah sungai : …………………………………. Propinsi : ………………………………… Elevasi pos : ……………….m dpal. Lokasi pos : …………………………………. Kab./Kec : ………………./ ………………. Dibangun oleh : ………………………………… Pelaksana : …………(disi instansi pengelola)
Tabel Hujan Jam-Jam-an (mm)
Tgl. HB HO 7-8 8-9 9-10 10-11 11-12 12-13 13-14 14-15 15-16 16-17 17-18 18-19 19-20 20-21 21-22 22-23 23-24 24-1 1-2 2-3 3-4 4-5 5-6 6-7
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Jml. Keterangan : Rata2 HB : Hujan Biasa/Manual “-“ Tidak ada data Max HO : Hujan Otomatis
13
E. Formulir Publikasi Data Iklim.
DATA KLIMATOLOGI
Nama Stasiun : Sta. Iklim ……………. No. ……(diisi register pos) Tahun ……………. Daerah aliran sungai : …………………………………. Tahun pendirian : ………………………………… Wilayah sungai : …………………………………. Elevasi pos : ……………….m dpal. Lokasi pos : …………………………………. Dibangun oleh : ………………………………… Data geografis : xxo xx’ xx”.LU xxo xx’ xx”.BT Propinsi : ………………………………… Kab./Kec : ………………./ ………………. Pelaksana : …………(disi instansi pengelola).
Tanggal R.H Temp. Air Penguapan Kec. Angin Radiasi Lama Penyinaran HujanMax Min Rata-Rata dlm Pan "C" (Panci " A) Matahari Matahari
( % ) (oC) (mm) (Km/hari) (Cal/Cm2/hari) ( % ) (mm)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Jumlah
Rata-Rata
Maksimum
Minimum
Keterangan : - = Tidak ada data
Temperatur oC
= Tidak usah diisi.
14
F. Formulir Publikasi Data Kualitas Air.
DATA KUALITAS AIR G.
Daerah aliran sungai : …………………………………. Elevasi pos pengamatan : ……………….m dpal. Wilayah sungai : …………………………………. Pelaksana : …………(disi instansi pengelola). Propinsi : ………………………………… Laboratorium penguji : …………………………………… Kab./Kec : ………………./ ……………….
Baku Mutu Berdasarkan …………………………………..Sungai BakuLokasi Titik Pengamatan (Desa) Mutu
Tanggal KelasJamParameter Satuan
1 Temperatur oC2 DHL umhos3 Zat Terlarut / TDS mg/l4 Salinity %5 Kekeruhan (Turbudity) mg/l6 pH -7 Alkalinity mg/l CaCO38 Acidity mg/l CO29 Oksigen Terlarut (DO) mg/l10 COD mg/l11 BOD mg/l12 Clorida (Cl) mg/l13 Nitrat (NO3) mg/l14 Nitrit (NO2) mg/l15 Sulfat (SO4) mg/l16 Besi Terlarut (Fe) mg/l17 Tembaga Terlarut (Cu) mg/l18 Total Coli Koloni/100ml19 Zat Tersuspensi / TSS mg/l20 Kesadahan mg/l21 Calsium (Ca) mg/l22 Magnesium (Mg) mg/l23 Permanganat (KMnO4) mg/l24 Orto Phospat mg/l25 Amonium (NH4) mg/l26 Minyak dan Lemak mg/l27 Fenol mg/l28 Warna mg/l29 Kromium Terlarut (Cr) mg/l30 Timbal Terlarut (Pb) mg/l31 Cianida mg/l32 Nikel Terlarut (Ni) mg/l33 Seng Terlarut (Zn) mg/l34 Kadmium Terlarut (Cd) mg/l35 Mangan (Mn) mg/l36 Selenium (Se) mg/l37 Barium (Ba) mg/l38 Cobalt (Co) mg/l39 Mercury (Hg) mg/l40 Total Phospat mg/l41 Muka Air cm42 Debit m3/dt
(Posisi Geografis - Lintang - Bujur)
15
H. Formulir Publikasi Data Sedimen.
DATA DEBIT SEDIMEN MELAYANG
S. ......(diisi nama sungai) Tahun ……… Induk Sungai : S. ………………………………………………………………………………………………………….. Data Geografis : xxo xx’ xx”.LU xxo xx’ xx”.BT Lokasi : Propinsi …………………, Kab. ………………, Kec. ………………….Ds. ………………………… ………………………………………(diisi pencapaiannya) Luas daerah aliran sungai : …………Km2; Elevasi : …………M Keterangan mengenai Pos Pengukuran Sedimen Melayang Periode pencatatan : Tanggal ……- ……- …… s/d Tanggal ……- ……- ……... Jenis alat yang digunakan : ………………….. Ukuran Nozel : ……………………….. Penentuan besarnya sedimen : Besarnya sedimen ditentukan berdasarkan rumus Qs = ………………, yang dibuat menurut data pengukuran
sedimen dari tahun ……s/d tahun …….. Catatan : ………………………………(diisi apabila data pengukuran sedimen yang digunakan untuk pembuatan rating
curve sedimen kurang). Pelaksana : ……………………………..(diisi instansi pelaksana pengola data).
Tabel Besarnya Debit Sedimen Melayang (ton/hari)
Tanggal Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
11 12 13 14 15
16 17 18 19 20
21 22 23 24 25
26 27 28 29 30
31
Rata-rata (ton/hari)
Sedimen/Km2 (ton/hari/km2)
Data Tahunan : Rata-rata ………………ton/hari ; Sedimen/km2 ……………….ton/hari/km2.
16
Lampiran 3
Aliran Penyebarluasan Publikasi Data dan Integrasi Basis Data Secara Nasional
Ditjen. SDA
Dinas Propinsi
Dinas Kab./Kota
Pengelola WS
WS dalam 1 Kab./Kota
WS dalam 1 Kab./Kota
Strategis Nasional
WS lintas Kab./Kota
WS lintas Kab./Kota Strategis Nasional
WS lintas Propinsi
WS lintas Negara
Keterangan : : aliran laporan/publikasi langsung. : aliran publikasi (tembusan). WS : Wilayah Sungai
Prosedur dan Instruksi Kerja Pemeliharaan Peralatan dan Pos Hidrologi
NO . : QA/HDR/09/2009
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR
Jl. Pattimura No.20, Kebayoran Baru, Jakarta – Telp. 7396616, Fax. 7208285
2
PROSEDUR DAN INSTRUKSI KERJA PEMELIHARAAN PERALATAN DAN POS HIDROLOGI
1. Tujuan : Sebagai pedoman dalam pelaksanaan pemeliharaan peralatan dan pos hidrologi.
2. Ruang Lingkup : Dokumen ini dibuat dan untuk diterapkan di lingkungan
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air guna memberikan acuan teknis dalam pelaksanaan pemeliharaan peralatan dan pos hidrologi.
3. Definisi : 3.1. Pos/stasiun hidrologi adalah suatu tempat/lokasi
beserta peralatannya yang ditetapkan melalui tahapan survei dan perencanaan jaringan hidrologi yang difungsikan sebagai pemantau kareteristik hidrologi.
3.2. Pemeliharaan adalah serangkaian kegiatan yang
ditujukan untuk mempertahankan fungsi dari obyek (dalam hal ini peralatan dan pos hidrologi) yang dipelihara.
4. Referensi : 4.1. Standar World Meteorological Organization (WMO).
4.2. Pedoman BWRM tentang hidrologi.
5. Ketentuan Umum : 5.1. Pemeliharaan peralatan lapangan :
a. peralatan lapangan apabila tidak digunakan agar disimpan di tempat yang terhindar dari debu (gudang atau almari).
b. sehabis digunakan, agar dibersihkan dahulu sebelum diisimpan kembali. Prosedur pemeliharaan untuk masing-masing alat lihat pada Lampiran 2.
c. kalibrasi agar dilakukan secara berkala atau lakukan perbaikan apabila diperlukan.
5.2. Pos/stasiun hidrologi :
Pemeliharaan pos/stasiun hidrologi agar didasarkan pada hasil inspeksi mutu atau inspeksi pos serta laporan dari penjaga pos.
5.3. Peralatan pengolah dan penyimpan data : Untuk menjaga kinerja peralatan dan penyimpan data agar tetap optimal, maka secara rutin untuk dilakukan : a. disk cleanup, adalah proses yang diperlukan untuk
memelihara komputer yang merupakan salah satu utility operating system Microsoft Windows termasuk digunakan untuk membuat ruang hard disk menjadi
3
lega dari sisa-sisa file terdahulu yang tidak terpakai atau telah dihapus sebelumnya.
b. defragment, adalah suatu proses untuk mengurangi jumlah fragmentasi sistem file.
c. scan anti virus, adalah proses untuk mendeteksi adanya virus dan menghapus virus dari sistem komputer.
d. backup data, dimaksudkan untuk membuat salinan data sehingga salinan data tambahan ini dapat digunakan untuk memulihkan data ke dalam bentuk aslinya jika terdapat kejadian yang menyebabkan data rusak atau hilang.
6. Kegiatan Tanggung Jawab : 6.1. Prosedur pelaksanaan pemeliharaan peralatan dan pos
hidrologi, selanjutnya dapat dilihat pada Lampiran 1. Untuk rincian kegiatan setiap tahapan, diuraikan sbb :
a. Kegiatan persiapan :
a) siapkan data hasil inspeksi mutu/pos atau laporan penjaga pos untuk mengetahui status terakhir kondisi peralatan dan pos hidrologi.
b) susun dan tetapkan program serta personil yang terlibat dalam pelaksanaan pemeliharaan pos hidrologi.
b. Kegiatan pemeliharaan dan penyusunan laporan. a) laksanakan pemeliharaan peralatan dan
pos/stasiun hidrologi. b) susun laporan hasil pemeliharan pos/stasiun
hidrologi. 7. Kondisi khusus : 7.1. Apabila terdapat banyak peralatan dan pos/stasiun
hidrologi yang perlu dilakukan pemeliharaan, maka perlu adanya penyusunan skala prioritas yang didasarkan pada : a. Untuk peralatan lapangan, didasarkan pada :
a) peralatan utama penghasil data, misalkan current meter, alat duga air, alat pencatat hujan dan iklim, dll.
b) peralatan pendukung penghasil data, misalnya : crane, perahu, dan lain-lainnya.
b. Untuk pos hidrologi, didasarkan pada kategori pos, yaitu : a) skala prioritas 1, untuk pos primer atau key
station. b) skala prioritas 2, untuk pos sekunder.
4
c. Untuk peralatan basis data, didasarkan pada : a) peralatan penyimpan data, misalnya : komputer,
server, external hard disk, dan lain-lainnya. b) peralatan pendukung penyimpan data, misalnya
anti virus, stabilizer, dan lain-lainnya.
8. Rekaman : 8.1. Dokumentasi hasil pelaksanaan pemeliharaan alat.
8.2. Laporan pemeliharaan pos/stasiun hidrologi.
9. Lampiran : 9.1. Bagan alir pelaksanaan pemeliharaan pos hidrologi.
9.2. Tata cara pemeliharaan peralatan lapangan.
9.3. Contoh kartu/stiker kalibarasi.
5
Lampiran 1
Bagan Alir Pemeliharaan Peralatan dan Pos Hidrologi
No. Uraian Kegiatan Kabid/Kasi Perencanaan & OP
Koordinator Pelaksana
Petugas Target Pelaksanaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Penyusunan program pemeliharaan dengan didasarkan pada status kondisi peralatan dan pos hidrologi terakhir hasil inspeksi mutu. Memeriksa usulan program pemeliharaan peralatan dan pos hidrologi. Mempersiapkan pelaksanaan pemeliharaan peralatan dan pos hidrologi, meliputi bahan, alat dan SDM. Memeriksa persiapan pelaksanaan pemeliharaan. Melaksanakan pemeliharaan peralatan dan pos hidrologi. Memeriksa hasil pelaksanaan pemeliharaan peralatan dan pos hidrologi. Penyusunan konsep laporan hasil pelaksanaan pemeliharaan peralatan dan pos hidrologi. Memeriksa konsep laporan pemeliharaan peralatan dan pos hidrologi. Mengesahkan laporan hasil pelaksanaan pemeliharan peralatan dan pos hidrologi.
1 hari
1 hari
3 hari
1 hari
3 – 8 hari
1 hari
2 hari
1 hari
1 hari
Ya
Ya
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Mulai
Penyusunan program pemeliharaan dan
usulan petugas pelaksananya
Memerikasa program pemeliharaannya
Disetujui ?
Persiapan pelaksanaan pemeliharaan
Memeriksa persiapan pelaksanaan pemeliharaan
lengkap ?
Pelaksanaan pemeliharan
Memeriksa hasil pelaksanaan pemeliharaan
Sesuia ?
Penyusunan konsep laporan pemeliharaan
Memeriksa hasil pelaksanaan pemeliharaan
Setuju ?
Pengesahan laporan pelaksanaan pemeliharaan
pos
Selesai
6
Lampiran 2
Tata Cara Pemeliharaan Peralatan Lapangan
No. Jenis Peralatan Cara Penyimpanan Cara Pemeliharaan 1. Mobil operasional Di dalam garasi - Ganti oli setiap 5000 km
- Servis secara berkala. 2. Current meter (alat
pengukur kecepatan arus)
- Simpan alat ini yang terdiri dari body current meter, propeller (baling baling), kabel kontak dan counter ke dalam kotak alat.
- Simpan kotak alat di dalam almari / gudang.
- Alat jangan sampai terjatuh. - Dibersihkan dulu sebelum dimasukkan
dalam kotak alat, dengan cara : • semua bagian alat dicuci dengan air
bersih. • tangkai as tempat kedudukkan pelor
dilepas dari rumah baling-baling lalu dicuci dengan bensin, lalu bilas dengan air bersih.
• ganti minyak pelumas di dalam rumah baling-baling dengan pelumas baru.
- Kalibrasikan secara berkala setiap pemakaian telah mencapai 100 kali atau putaran baling-baling sudah tidak halus lagi.
3. Papan duga air biasa/manual
Simpan didalam gudang / tempat yang tidak lembab.
1. Alat yang ada di gudang Dibersihkan secara berkala.
2. Alat yang terpasang di lapangan. Bersihkan papan duga air dari kotoran yang menyangkut, terutama setelah banjir dan lakukan pengecatan ulang apabila tanda dan ukuran tinggi yang tertulis di papan duga sudah tidak terbaca/hilang.
4. Duga air otomatis Simpan didalam gudang / tempat yang tidak lembab.
1. Alat yang ada di gudang. - tutup alat, agar tidak terkena debu. - berikan silica gel.
2. Alat yang terpasang di lapangan. - secara berkala bersihkan alat dengan
kuas. - alat jangan terkena air. - pada alat duga air otomatis (basis
mekanik), hindarkan cara memutar jam secara maksimal dan berikan pelumas (singer oil) pada alur tempat jalannya pena serta pemutar pelampung.
- pada alat duga air otomatis (basis logger dan GSM), bersihkan sensornya dari kotoran khususnya setelah terjadi banjir.
- lobang sumuran agar dibersihkan dari sedimen secara berkala dan setelah terjadi banjir.
- kalibrasi/serviskan secara berkala (5 tahun sekali) atau apabila setiap terjadi penyimpangan dalam pencatatannya.
5. Penakar hujan biasa/manual
Simpan didalam gudang / tempat yang tidak lembab dan usahakan jangan di taruh ditempat yang tinggi.
1. Alat yang ada di gudang. - tutup alat, agar tidak terkena debu. - berikan silica gel.
7
2. Alat yang terpasang di lapangan.
- bersihkan lubang corong dan penampung serta kran secara rutin.
6. Penakar hujan otomatis.
Simpan didalam gudang / tempat yang tidak lembab.
1. Alat yang ada di gudang. - tutup alat, agar tidak terkena debu. - berikan silica gel.
2. Alat yang terpasang di lapangan. - secara berkala bersihkan alat dengan
kuas. - bersihkan lubang corong secara rutin. - pada alat penakar hujan otomatis
(basis mekanik), hindarkan cara memutar jam secara maksimal dan berikan pelumas (singer oil) pada alur tempat jalannya pena serta bersihkan kerak dalam siphon.
- kalibrasi/serviskan secara berkala (3 tahun sekali) atau apabila terjadi penyimpangan dalam pencatatannya.
7. Alat pengukur lama penyinaran matahari
Simpan di dalam almari alat dan hindarkan pada lokasi yang lembab.
1. Alat yang ada di gudang. - tutup alat, agar tidak terkena debu. - berikan silica gel.
2. Alat yang terpasang di lapangan. Bersihkan alur tempat kartu/pias menggunakan kuas secara rutin.
8. Alat pengukur radiasi matahari (aktinograf)
Simpan di dalam almari alat dan hindarkan pada lokasi yang lembab.
1. Alat yang ada di gudang. - tutup alat, agar tidak terkena debu. - berikan silica gel.
2. Alat yang terpasang di lapangan. - secara berkala bersihkan alat dengan
kuas. - bersihkan plat penangkap panas dari
kotoran/debu. - Silica gel harus selalu ada. - Kalibrasikan secara berkala (5 tahun
sekali).
9. Alat pengukur kecepatan angin (anemometer)
Simpan di dalam almari alat dan hindarkan pada lokasi yang lembab.
1. Alat yang ada di gudang. - tutup alat, agar tidak terkena debu. - berikan silica gel. - jaga agar tidak terjatuh.
2. Alat yang terpasang di lapangan. - Bersihkan mangkuk penangkap angin
dengan kuas. - ganti karet sill di bawah baling-baling
apabila sudah aus. - kalibrasikan secara berkala (5 tahun
sekali). 10. Alat pengukur
penguapan (Pan Evaporasi)
Simpan di dalam gudang alat dan hindarkan pada lokasi yang lembab.
1. Alat yang ada di gudang. - jaga jangan sampai terbentur, - bersihkan secara berkala.
2. Alat yang terpasang di lapangan. - bersihkan secara rutin dari kotoran /
lumut didalam panic pengupan. 11. Thermohygrograph Simpan di dalam almari alat
dan hindarkan pada lokasi yang lembab.
1. Alat yang ada di gudang. - tutup alat, agar tidak terkena debu. - berikan silica gel. - jaga agar tidak terjatuh. - bersihkan dari debu secara berkala.
8
2. Alat yang terpasang di lapangan. - bersihkan dari kotoran/debu secara
rutin. - usahakan sensor metal harus kering
agar tidak berkarat. - silica gel harus selalu ada.
12. Termometer maks-minimum, bola basah dan bola kering
Dimasukan dalam tabung plastik dan simpan di dalam almari alat dan hindarkan pada lokasi yang lembab.
1. Alat yang ada di gudang. - jaga agar tidak terjatuh. - bersihkan secara berkala.
2. Alat yang terpasang di lapangan. - bersihkan dari kotoran/debu secara
rutin baik alat maupun rumah alat/selternya.
9
Lampiran 3
Kartu/Stiker Kalibrasi
Nama Pos
Jenis Alat
:
:
……………………………………………….
……………………………………………….
Dikalibrasi Pada
Masa Kalibrasi
Instansi Pelaksana Kalibrasi
:
:
:
……………………………………………….
s/d ………………………………………….
……………………………………………….
Logo Instansi
Kalibrasi
Prosedur dan Instruksi Kerja Inspeksi Mutu Pengelolaan Hidrologi
NO . : QA/HDR/10/2009
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR
Jl. Pattimura No.20, Kebayoran Baru, Jakarta – Telp. 7396616, Fax. 7208285
2
PROSEDUR DAN INSTRUKSI KERJA INSPEKSI MUTU PENGELOLAAN HIDROLOGI
1. Tujuan : Sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan inspeksi mutu pengelolaan hidrologi.
2. Ruang Lingkup : Dokumen ini dibuat dan untuk diterapkan di lingkungan
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air guna memberikan acuan teknis dalam pelaksanaan kegiatan inspeksi mutu pengelolaan hidrologi.
3. Definisi : 3.1. Pengelolaan hidrologi adalah upaya merencanakan,
melaksanakan, memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan hidrologi.
3.2. Inspeksi mutu selanjutnya disebut inspeksi adalah
pemeriksaan atas aspek kelembagaan, sumber daya manusia, jaringan pos hidrologi (hidrometeorologi, hidrologi, dan hidrogeologi), operasional dan pemeliharaan pos hidrologi yang dilakukan oleh tim inspeksi pusat dan atau pengelola hidrologi.
3.3. Tim inspeksi pusat adalah tim yang dibentuk oleh
pembina pengelola hidrologi yang terdiri dari unsur Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, dan Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum.
3.4. Pengelola hidrologi adalah Unit Pelaksana Teknis Pusat
dan Unit Pelaksana Teknis Daerah, institusi berbadan hukum dan organisasi yang mengelola hidrologi.
4. Referensi : 4.1. Keputusan Menteri Kimpraswil No. 509/KPTS/M/2001 tentang Pengelolaan Hidrologi.
4.2. Keputusan Menteri Kimpraswil No. 404/KPTS/M/2002
tentang Pedoman Monitoring dan Pengawasan Hidrologi.
4.3. Pedoman BWRM tentang Hidrologi.
5. Ketentuan Umum : 5.1. Pelaksanaan inspeksi mutu dimaksudkan untuk
memeriksa kinerja pengelolaan hidrologi agar sesuai dengan jaminan mutu hidrologi.
3
5.2. Objek pelaksanaan inspeksi mutu adalah pengelola hidrologi untuk tingkat wilayah sungai maupun propinsi dan kabupaten.
5.3. Aspek yang dinilai dalam pelaksanaan inspeksi mutu
meliputi : a. kinerja pos hidrologi; b. kinerja kelembagaan pengelola hidrologi; c. jumlah dan kualitas serta kompetensi sumber daya
manusia; d. pelaksanaan operasi dan pemeliharaan dalam
pengelolaan hidrologi (pencatatan, pengukuran, pengumpulan, verifikasi, pengolahan, validasi data, penyimpanan data serta publikasi data) sesuai pedoman jaminan mutu pengelolaan hidrologi.
5.4. Tahapan dalam pelaksanaan inspeksi, terdiri dari :
a. identifikasi permasalahan; b. evaluasi terhadap aspek pada butir 5.3; c. penyusunan laporan; d. penilaian kinerja.
5.5. Inspeksi mutu pengelolaan hidrologi dilakukan dengan
cara : a. Inspeksi rutin dilakukan sedikitnya 2 (dua) kali dalam
setahun guna melakukan penilaian pada aspek butir 5.3 a dan 5.3 d.
b. Inspeksi besar dilakukan sedikitnya 5 (lima) tahun sekali guna melakukan penilaian pada aspek butir 5.3 a,b,c,d.
c. Inspeksi luar biasa dilakukan segera sesudah terjadinya bencana alam (banjir, longsor, tsunami, gempa bumi, angin topan dan lain-lain) guna melakukan penilaian aspek butir 5.3 a dan 5.3 d.
5.6. Pelaksanaan inspeksi mutu pengelolaan hidrologi
dilakukan oleh : a. Inspeksi rutin dilaksanakan oleh tim yang dibentuk
oleh pengelola hidrologi; b. Inspeksi besar dilaksanakan oleh tim inspeksi pusat
yang dibentuk oleh pembina pengelola hidrologi: c. Inspeksi luar biasa dilaksanakan oleh tim inspeksi
pusat dengan melibatkan pengelola hidrologi.
5.7. Anggota tim pelaksana inspeksi mutu harus berjumlah ganjil dengan minimal terdiri dari 5 (Lima) orang.
5.8. Keanggotaan tim pelaksana inspeksi rutin, perlu melibatkan unsur dari pelaksana hidrologi, pembina hidrologi, Balitbang Pekerjaan Umum, dan core team quality assurance Balai/Dinas.
4
5.9. Pelaksana inspeksi besar, perlu melibatkan unsur dari Pembina hidrologi, Unit Jaminan Mutu Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, dan Balitbang Pekerjaan Umum.
5.10. Tim inspeksi melakukan pemeriksaan, evaluasi, dan
pelaporan yang mencakup penilaian dan rekomendasi kinerja pengelolaan hidrologi.
5.11. Laporan inspeksi mutu minimal memuat :
a. identifikasi permasalahan; b. evaluasi terhadap aspek pada butir 5.3.; c. penilaian kinerja.
dengan disusun sesuai sistematika, sbb : a. Bab I, berisi pengantar mengenai uraian latar
belakang dan perlunya dilakukan inspeksi, waktu pelaksanaan inspeksi, petugas inspeksi, sumber dana dan tahun anggaran pelaksanaan inspeksi.
b. Bab II, berisi kondisi kinerja kelembagaan, sumber daya manusia, pos hidrologi dan operasi dan pemeliharaan hidrologi pada saat dilaksanakan inspeksi.
c. Bab III, berisi uraian tentang evaluasi. d. Bab IV, berisi kesimpulan dan rekomendasi. e. Lampiran-lampiran (daftar simak dan dokumentasi).
5.12. Pembina pengelola hidrologi memberikan status kinerja pengelola hidrologi berdasarkan rekomendasi dari tim inspeksi.
6. Kegiatan dan Tanggung Jawab : 6.1. Prosedur pelaksanaan inspeksi mutu pengelolaan
hidrologi selanjutnya dapat dilihat pada Lampiran 1. Untuk rincian kegiatan setiap tahapan, diuraikan sbb :
a. Tahap persiapan.
a) susun dan tetapkan jadual serta personil yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan inspeksi mutu.
b) lakukan persiapan kegiatan pemeriksaan, meliputi penyiapan prasarana dan daftar simak inspeksi.
b. Tahapan pemeriksaan (inspeksi mutu)
a) lakukan pemeriksaan untuk identifikasi pemasalahan atas semua aspek mutu pengelolaan hidrologi termasuk aspek kerusakan yang terjadi pada alat-alat hidrologi.
b) catat hasil pemeriksaannya dalam daftar simak Lampiran 2.
c. Tahap evaluasi dan penyusunan laporan a) lakukan evaluasi atas hasil pemeriksaan.
5
b) susun laporan hasil evaluasi beserta kesimpulan dan rekomendasi perbaikannya.
d. Tahap penetapan status kinerja
a) tetapkan status kinerja pengelolaan hidrologi.
6.2. Tanggung Jawab : a. Ketua tim inspeksi
a) menyiapkan program inspeksi mutu pengelolaan hidrologi.
b) memeriksa persiapan pelaksanaan inspeksi mutu. c) memeriksa hasil pelaksanaan inspeksi. d) memeriksa hasil evaluasi dan konsep laporan
inspeksi mutu.
b. Anggota tim inspeksi a) menyiapkan sarana dan prasarana dan daftar
simak inspeksi mutu. b) melaksanakan inspeksi mutu. c) menyusun evaluasi dan konsep laporan.
c. Pembina / Ka. Balai/ Ka. Dinas
a) mengesahkan laporan inspeksi mutu b) menetapkan status kinerja pengelolaan hidrologi.
7. Kondisi khusus : 7.1. Apabila terjadi bencana, perlu segera dilakukan
inspeksi (inspeksi luar biasa) yang dilakukan oleh tim inspeksi pusat dan pengelola hidrologi guna menilai aspek pada butir 5.3 a dan 5.3 d.
8. Rekaman : 8.1. Isian daftar simak inspeksi mutu pengelolaan hidrologi.
8.2. Laporan hasil inspeksi mutu.
9. Lampiran : 9.1. Bagan alir pelaksanaan inspeksi mutu pengelolaan
hidrologi.
9.2. Daftar simak inspeksi mutu pengelolaan hidrologi.
6
Lampiran 1
Bagan Alir Pelaksanaan Inspeksi Mutu Pengelolaan Hidrologi
No. Uraian Kegiatan Pembina/Ka. Balai/ Ka. Dinas
Ketua Tim Inspeksi Anggota Tim Inspeksi
Target Pelaksanaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Menyusun program pelaksanaan inspeksi mutu pengelolaan hidrologi. Memeriksa usulan program inspeksi mutu pengelolaan hidrologi. Menyiapkan sarana dan prasarana serta daftar simak pelaksanaan inspeksi mutu. Memeriksa kesiapan pelaksanaan inspeksi mutu. Melaksanakan inspeksi mutu pengelolaan hidrologi. Memeriksa hasil pelaksanaan inspeksi mutu. Melaksanakan tahapan evaluasi dan penyusunan laporan inspeksi mutu. Memeriksa hasil evaluasi dan konsep laporan inspeksi mutu. Pengesahan laporan hasil inspeksi mutu. Penetapan status kinerja pengelolaan hidrologi.
1 hari
1 hari
2 hari
1 hari
5 hari
1 hari
3 hari
1 hari
1 hari
1 hari
Ya
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Tidak
Mulai
Penyusunan Program
Memerikasa Program
Disetujui ?
Menyiapkan prasarana dan daftar
simak
Memeriksa kesiapan pelaksanaan inspeksi
Lengkap ?
Pelaksanaan inspeksi mutu
Memeriksa hasil pelaksanaan inspeksi
Sesuai Kriteria ?
Pelaksanaan evaluasi dan penyusunan
laporan
Memeriksa hasil evaluasi dan konsep
laporan
benar ?
Pengesahan laporan hasil inspeksi mutu
Penetapan status kinerja pengelolaan hidrologi
Selesai
7
Lampiran 2
CONTOH DAFTAR SIMAK INSPEKSI PENGELOLAAN HIDROLOGI
KINERJA KELEMBAGAAN PENGELOLAAN HIDROLOGI
I. KELEMBAGAAN ............... (Nilai 10)
1. Nama Institusi Pengelola : …………………………… 2. Landasan hukum) pembentukannya : ....................................... 3. Lokasi (Kab./Kota) : …………………………… 4. Unit yang Menangani Hidrologi : Ada / Tidak
: Jika ada, sebutkan .......................................................
II. RUANGAN DAN PIRANTI PELENGKAP ............... (Nilai 5)
1. Ruangan : Ada / Tidak Luas .................m2. 2. Kondisi Ruangan/Bangunan : Layak / Tidak Layak 3. Meja & kursi : Cukup/Tidak Cukup 4. Almari penyimpanan data : Cukup/Tidak Cukup 5. Gudang suku cadang : Ada / Tidak Luas .................m2
III. SUMBER DAYA MANUSIA ............. (Nilai 25)
1. Jumlah personil hidrologi : ....................... Orang. IV. PERALATAN .................. (Nilai 20)
A. Peralatan Pengolah Data
1. Komputer (desktop) : Ada / Tidak (.........buah) Kondisi : Baik / Rusak 2. Laptop : Ada / Tidak (.........buah) Kondisi : Baik / Rusak 3. Printer hitam / putih : Ada / Tidak (.........buah) Kondisi : Baik / Rusak 4. Printer warna : Ada / Tidak (.........buah) Kondisi : Baik / Rusak 5. Scanner : Ada / Tidak (.........buah) Kondisi : Baik / Rusak 6. Digitizer : Ada / Tidak (.........buah) Kondisi : Baik / Rusak 7. Software : Ada / Tidak (Sebutkan : .................................................................) 8. LAN/Internet : Ada / Tidak Kondisi : Baik / Rusak 9. Telepon : Ada / Tidak (.........buah) Kondisi : Baik / Rusak
B. Jaringan Pos 1. Jumlah Pos yg dikelola : ........ pos hujan
: ........ pos duga air : ........ pos iklim C. Peralatan Pengukuran
1. Current meter : Ada / Tidak (..........buah) Kondisi : Baik / Rusak 2. GPS : Ada / Tidak (..........buah) Kondisi : Baik / Rusak 3. Kendaraan operasional : Ada / Tidak Pengadaaan th ... ........... Kondisi : Baik / Rusak 4. Alat bantu pengukuran : - Perahu : Ada / Tidak Kondisi : Baik / Rusak - Crane : Ada / Tidak Kondisi : Baik / Rusak - Winch : Ada / Tidak Kondisi : Baik / Rusak - Sounding Reel : Ada / Tidak Kondisi : Baik / Rusak 5. Water Sample - Sedimen : Ada / Tidak Kondisi : Baik / Rusak - Kualitas Air : Ada / Tidak Kondisi : Baik / Rusak
V. DATA BASE / BASIS DATA ..................... (Nilai 10)
1. Data base kondisi pos : Ada / Tidak (Update Tahun ..................)
8
2. Data base hidrologi : Ada / Tidak (Sebutkan software yg digunakan ...............................) 3. Data base spatial : Ada / Tidak (Sebutkan jumlah layer peta ....................buah)
VI. PENDANAAN DAN PEMPROGRAMAN ………………. (Nilai 20)
A. Dana Operasional dan Pemeliharaan Pos Hidrologi
1. Dana operasional hidrologi : Cukup/Tidak Cukup 2. Keberadaan dana : (sebutkan nama Satkernya ...............................) 3. Sumber Dana : ................................... 4. Besar dana O&P : ..........................juta / milyar (tahun berjalan)
: ..........................juta / milyar (tahun sebelumnya) B. Dana Beli Alat / Rehab Pos Hidrologi
1. Dana Beli alat / Rehab pos : Cukup/Tidak Cukup 2. Keberadaan dana : (sebutkan nama Satkernya ...............................) 3. Besar dana beli alat / rehab pos : ..........................juta / milyar (tahun berjalan) : ..........................juta / milyar (tahun sebelumnya)
C. Pemprograman 1. Rolling Plan Hidrologi : Ada / Tidak 2. Program Tahun Depan : Ada / Tidak Jumlah pos yang dipublikasi : ........ pos 3. Program Pelaks. Operasional Hidrologi : Ada / Tidak (Pengukuran, pengumpulan dan pengo- lahan data serta publikasi)
VII. PROSEDUR DAN PELAPORAN ................ (Nilai 10)
1. Prosedur pengelolaan hidrologi : Ada / Tidak 2. Laporan pelaks. jaminan mutu hidrologi : Ada / Tidak 3. Laporan pelaks. Inspeksi pos : Ada / Tidak 4. Laporan pelaks. validasi data : Ada / Tidak 5. Publikasi Data Hidrologi : Ada / Tidak 6. Publikasi Informasi Hidrologi : Ada / Tidak
Penjelasaan lain (Keterangan lainnya dapat ditulis pada kertas terpisah)
Dapat ditempel foto
Penilaian keseluruhan : (nilai maksimum 100)
Penilaian dibuat oleh Tim Inspeksi Mutu Ketua Anggota 1 Anggota 2 Anggota 3 Anggota 4 Anggota 5 dst.
: : : : : : : : :
....................................................... ....................................................... ....................................................... ....................................................... ....................................................... ....................................................... .......................................................
9
DAFTAR SIMAK INSPEKSI PENGELOLAAN HIDROLOGI
KOMPETENSI DAN KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA
I. JUMLAH DAN KOMPETENSI ................... (NILAI 60)
1. Jumlah Personil : ........................ Orang 2. Kualifikasi personil :
: SLTA : ......... Orang : D3 : ......... Orang
: S1 : ......... Orang : S2/S3 : ......... Orang
3. Personil yang mendapat pelatihan : - Tingkat dasar : ...................... Orang - Tingkat pengolah data : ...................... Orang - Tingkat mahir : ...................... Orang
II. PENUGASAN PERSONIL …………….. (Nilai 40)
1. Penjaga Pos : ........................ orang 2. Petugas pengukur : ........................ orang 3. Pengolah data : ........................ orang 4. Penganalisa data : ........................ orang 5. Pengirim data : ........................ orang 6. Penyimpan data : ........................ orang
No. Nama Usia Lama Kerja
pada Bidang
Hidrologi Pendidikan Pelatihan
Petu
gas
Pos Tugas
Skor
Petu
gas
peng
ukur
Peng
olah
da
ta
Peng
anal
isa
data
Peng
irim
dat
a
Peny
impa
n da
ta
10
Penjelasaan lain (Keterangan lainnya dapat ditulis pada kertas terpisah) Penilaian Keseluruhan : (nilai maksimum 100)
Penilaian dibuat oleh Tim Inspeksi Mutu Ketua Anggota 1 Anggota 2 Anggota 3 Anggota 4 Anggota 5 dst.
: : : : : : : : :
....................................................... ....................................................... ....................................................... ....................................................... ....................................................... ....................................................... .......................................................
11
DAFTAR SIMAK INSPEKSI PENGELOLAAN HIDROLOGI
KINERJA POS HIDROLOGI
I. KONDISI KESELURUHAN POS ................ (Nilai 40)
1. Jumlah pos yg dikelola :
a. pos hujan manual .......... pos automatic .......... pos b. pos duga air manual .......... pos Automatic .......... pos c. stasiun iklim ................ stasiun
2. Jumlah pos yang ada di wilayah sungai ybs (termasuk yg dikelola/milik instansi lainnya)
a. pos hujan manual .......... pos automatic .......... pos b. pos duga air manual .......... pos automatic .......... pos c. stasiun iklim ................ stasiun
Sebutkan rincian pos-pos yg dikelola oleh instansi lainnya (sebagai lampiran daftar simak ini)
3. Inventarisasi kondisi pos : Lengkap / Tidak
4. Katalog pos : Lengkap / Tidak
II. KONDISI POS (NILAI 60)
A. Pos Duga Air Informasi umum Nama pos : .......................................................................... Letak : Kampung/Desa/Kec./Kabupaten/ Propinsi ........................................... Nomor Pos : .......................................................................... Sungai : .......................................................................... Induk Sungai : .......................................................................... Letak Geografis : .......................................................................... Elevasi : .......................................................................... Luas DAS : .......................................................................... Dibangun tanggal : .......................................................................... Dibangun oleh : .......................................................................... Jenis alat : .......................................................................... Nomor register alat : .......................................................................... Petugas : .......................................................................... Kelengkapan pos Papan keterangan pos : Ada / Tidak Patok BM : Ada / Tidak Jalan akses ke pos : Terpelihara / Tidak Bangunan pos : Ada / Tidak Alat : Ada / Tidak Tipe alat : AWLR / Peilscal / Logger / GSM / Satelit Sistem pengaman : Ada / Tidak sebutkan ..................... Lingkungan pos : Terpelihara / Tidak Buku catatan pos : Ada / Tidak Kondisi
A. Kondisi Rejim Sungai
- Lurus/Daerah Tikungan - Kondisi sedimentasi sungai - Stabilitas dasar sungai - Kondisi Aliran - Ada tidaknya bangunan pengairan - Bentuk penampang sungai - Keberadaan pos terdekat - Ada tidaknya peralatan bantu pengukuran debit - Section control
12
B. Kondisi papan keterangan pos
- Miring - Tulisannya terbaca jelas - Tertempel pada bangunan. - Pondasi rusak - Tulisannya tidak terbaca. - Terpancang tersendiri. - ..............(kondisi lainnya disebutkan)
C. Kondisi Patok BM
- elevasi lokal/referensi nasional - Baik - Permanen - Terbaca ketinggiannya - Rusak - Tidak permanen - Tidak terbaca ketinggiannya - .....................(kondisi lainnya disebutkan) -
D. Kondisi jalan akses pos
- Banyak rumput - Curam - Jalan tanah - Becek - Landai - Jalan diperkeras - .....................(kondisi lainnya disebutkan)
E. Kondisi bangunan pos
- Pondasi : baik / retak / pecah / hilang / hanyut. - Bangunan : retak / pecah / hanyut - Rumah pos : baik/rusak - Sumuran/Flushing : - baik - pipa penghubung : mengantung/tidak - tersumbat (sedimen / sampah) - bocor / lubang - salah pasang - pipa dan bak flushing - Tipe Konsol : - pipa pelindung
- Kondisi jembatan/tangga - .....................(kondisi lainnya disebutkan)
E. Kondisi alat E.1. Duga air manual (peilschaal)
- Angka tidak terbaca - posisi salah - menggantung - Angka terbaca - posisi mudah di baca - kurang panjang - .....................(kondisi lainnya disebutkan)
E.2. Duga air otomatis (AWLR / logger / GSM / Satelit) - Jam mati / rusak - kertas habis - mekanik tidak bekerja baik - Battrey / accu habis - space memori habis - Tinta habis - Arm sensor - tower - Solar cell - antena - .....................(kondisi lainnya disebutkan)
F. Kondisi lingkungan pos
- Di lingkungan perumahan - tidak berpagar - jauh dari rumah penjaga - Terganggu pepohonan - tidak berkunci - banyak rumput - .....................(kondisi lainnya disebutkan)
Keterangan : 1. Untuk diskripsi kondisi pos dapat dipilih / disebutkan lebih dari satu. 2. Copy daftar simak ini untuk penilaian kinerja pos yang lainnya.
13
B. Pos Curah hujan Informasi umum
Nama pos : .......................................................................... Letak : Kampung/Desa/Kec./Kabupaten/ Propinsi ........................................... Nomor Pos : .......................................................................... DAS : .......................................................................... Induk Sungai : .......................................................................... Letak Geografis : .......................................................................... Elevasi : .......................................................................... Dibangun tanggal : .......................................................................... Dibangun oleh : .......................................................................... Jenis alat : .......................................................................... Nomor register alat : .......................................................................... Petugas : .......................................................................... Instansi pengelola : ..........................................................................
Kelengkapan pos Papan keterangan pos : Ada / Tidak Jalan akses ke pos : Terpelihara / Tidak Patok BM : Ada / Tidak Alat : Ada / Tidak Tipe alat : Manual / ARR / Logger / GSM / Satelit Sistem pengaman : Ada / Tidak sebutkan ..................... Lingkungan pos : Terpelihara / Tidak Buku catatan pos : Ada / Tidak Kondisi
A. Kondisi Papan Keterangan Pos
- Miring - Tulisannya terbaca jelas - Tertempel pada pagar. - Pondasi rusak - Tulisannya tidak terbaca. - Terpancang tersendiri. - ..............(kondisi lainnya disebutkan)
B. Kondisi Patok BM
- Baik - Permanen - Terbaca ketinggiannya - Rusak - Tidak permanen - Tidak terbaca ketinggiannya - .....................(kondisi lainnya disebutkan)
C. Kondisi Jalan Akses Pos
- Banyak rumput - Curam - Jalan tanah - Becek - Landai - Jalan diperkeras - .....................(kondisi lainnya disebutkan)
D. Kondisi Alat
D.1. Manual (MRG)
- Lobang / korosi - Kran rusak - Gelas ukur tdk sesui diameter corong - Tdk ada penampung - Tdk ada gelas ukur - Skala gelas ukur tidak terbaca - .....................(kondisi lainnya disebutkan)
D.2. Otomatis (ARR / logger / GSM / Satelit) - Jam mati / rusak - kertas habis - mekanik tidak bekerja baik - Tipping Bucket (baik/rusak) - Syphon (tersumbat/tidak) - magnetic switch (baik/rusak) - Bak penampung (baik/bocor) - Battrey / accu habis - space memori habis - Tinta habis - .....................(kondisi lainnya disebutkan)
14
E. Kondisi Lingkungan Pos
- Di lingkungan perumahan - tidak berpagar - jauh dari rumah penjaga - Terganggu pepohonan - tidak berkunci - banyak rumput - Ketinggian pos - .....................(kondisi lainnya disebutkan)
Keterangan : 1. Untuk diskripsi kondisi pos dapat dipilih / disebutkan lebih dari satu. 2. Copy daftar simak ini untuk penilaian kinerja pos yang lainnya.
15
C. Stasiun Iklim Informasi umum
Nama pos : .......................................................................... Letak : Kampung/Desa/Kec./Kabupaten/ Propinsi ........................................... Nomor Pos : .......................................................................... Sungai : .......................................................................... Induk Sungai : .......................................................................... Letak Geografis : .......................................................................... Elevasi : .......................................................................... Dibangun tanggal : .......................................................................... Dibangun oleh : .......................................................................... Jenis alat : .......................................................................... Nomor alat : .......................................................................... Petugas : .......................................................................... Kelengkapan pos Papan keterangan pos : Ada / Tidak Jalan akses ke pos : Terpelihara / Tidak Patok BM : Ada / Tidak Alat : Ada / Tidak Sistem pengaman : Ada / Tidak sebutkan ..................... Lingkungan pos : Terpelihara / Tidak Kondisi
A. Kondisi papan keterangan pos
- Miring - Tulisannya terbaca jelas - Tertempel pada pagar. - Pondasi rusak - Tulisannya tidak terbaca. - Terpancang tersendiri. - ..............(kondisi lainnya disebutkan)
B. Kondisi Patok BM
- Baik - Permanen - Terbaca ketinggiannya - Rusak - Tidak permanen - Tidak terbaca ketinggiannya - .....................(kondisi lainnya disebutkan)
C. Kondisi Jalan Akses Pos
- Banyak rumput - Curam - Jalan tanah - Becek - Landai - Jalan diperkeras - .....................(kondisi lainnya disebutkan)
D. Kondisi Alat
Jenis alat - Psycometer : (sebutkan kondisinya ..................................................) - Pan A & Hook gauge : (sebutkan kondisinya ..................................................) - Anemometer : (sebutkan kondisinya ..................................................) - Penakar hujan : (sebutkan kondisinya ..................................................) - Sunshine recorder : (sebutkan kondisinya ..................................................) - Thermohydrograph : (sebutkan kondisinya ..................................................) - Actinograph : (sebutkan kondisinya ..................................................) - Thermometer minimum/maksimum : - Thermometer basah/kering - Thermometer apung
E. Kondisi Lingkungan Pos
- Dilingkungan perumahan - tidak berpagar - jauh dari rumah penjaga - Terganggu pepohonan - tidak berkunci - banyak rumput - .....................(kondisi lainnya disebutkan)
Keterangan : 1. Untuk diskripsi kondisi pos dapat dipilih / disebutkan lebih dari satu. 2. Copy daftar simak ini untuk penilaian kinerja pos yang lainnya.
16
Penjelasaan lain (Keterangan lainnya dapat ditulis pada kertas terpisah) Penilaian Keseluruhan : (nilai maksimum 10)
Penilaian dibuat oleh Tim Inspeksi Mutu Ketua Anggota 1 Anggota 2 Anggota 3 Anggota 4 Anggota 5 dst.
: : : : : : : : :
....................................................... ....................................................... ....................................................... ....................................................... ....................................................... ....................................................... .......................................................
17
DAFTAR SIMAK INSPEKSI PENGELOLAAN HIDROLOGI
KINERJA OPERASI DAN PEMELIHARAAN HIDROLOGI
I. Operasi
1. Pengumpulan data - Kegiatan pengumpulan data : Ada / Tidak - Pengumpulan data untuk berapa pos : (sebutkan .......................................)
- Pengumpulan data : 1 bln / 2 bln / 3 bln / ....bln sekali. - Pelaksanaan : Dijemput / diantar oleh penjaga pos - Pengukuran aliran ; Ada / Tidak - Pelaksanaan pengukuran aliran : (sebutkan untuk tahun berjalan .................................) : sebutkan untuk tahun sebelumnya .................................) 2. Pengolahan dan validasi data
- Kegiatan pengolahan & validasi data : Ada / Tidak - Pelaksanaan : Dilakukan oleh Pengelola sendiri / diberikan pihak ke – 2
3. Data base dan Publikasi
- Kegiatan updating data base : Ada / Tidak - Updating data base : - data base kondisi pos : Ada / Tidak - data base data hidrologi (berapa pos sebutkan .......) (panjang data ....................) - data base spatial : Ada / Tidak - Penyusunan Publikasi data : Ada / Tidak - Pelaksanaan : Dilakukan oleh Pengelola sendiri / diberikan pihak ke – 2
4. Analisis data dan Penyusunan Informasi Hidrologi
- Kegiatan analisis data : Ada / Tidak - Jenis informasi hidrologi yg disusun : (sebutkan ..................................................) II. Pemeliharaan
1. Alat - Kalibrasi current meter : Pernah / belum Kalibrasi terakhir ........... - Kalibrasi pencatat hujan : Pernah / belum (sebutkan .............................................) - Kalibrasi pencatat TMA : Pernah / belum (sebutkan .............................................) - Kalibrasi pencatat iklim : Pernah / belum (sebutkan .............................................) 2. Bangunan
- Pemeliharaan bangunan : Ada / Tidak - Berapa pos : (sebutkan untuk tahun berjalan ......................) : (sebutkan untuk tahun-tahun sebelumnya .......................................)
3. Sumber Daya Manusia (SDM)
- Program pelatihan : Ada / Tidak - Berapa orang : (sebutkan untuk tahun berjalan ......................)
: (sebutkan untuk tahun-tahun sebelumnya .......................................)
18
Penjelasaan lain (Keterangan lainnya dapat ditulis pada kertas terpisah) Penilaian Keseluruhan : (nilai maksimum 10)
Penilaian dibuat oleh Tim Inspeksi Mutu Ketua Anggota 1 Anggota 2 Anggota 3 Anggota 4 Anggota 5 dst.
: : : : : : : : :
....................................................... ....................................................... ....................................................... ....................................................... ....................................................... ....................................................... .......................................................
Prosedur dan Instruksi Kerja Pelatihan Hidrologi
NO . : QA/HDR/11/2009
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR
Jl. Pattimura No.20, Kebayoran Baru, Jakarta – Telp. 7396616, Fax. 7208285
2
PROSEDUR DAN INSTRUKSI KERJA PELATIHAN HIDROLOGI
1. Tujuan : Sebagai pedoman dalam menyelenggarakan pelatihan hidrologi termasuk pelatihan kualitas air.
2. Ruang Lingkup : Dokumen ini dibuat dan untuk diterapkan di lingkungan
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air guna memberikan acuan teknis dalam menyelenggarakan pelatihan hidrologi dan kualitas air.
3. Definisi : 3.1. Pelatihan adalah salah satu upaya guna meningkatkan
kapasitas sumber daya manusia agar dicapai suatu mutu yang telah ditetapkan.
3.2. Modul adalah bahan ajar/materi yang digunakan untuk
acara pelatihan.
3.3. Silabus adalah suatu dokumen yang berisikan tentang tujuan, sasaran, mata ajar, target group, nara sumber dan waktu pelaksanaan pelatihan, guna mengontrol pencapaian maksud dari pelaksanan pelatihan tersebut.
4. Referensi : 4.1. Pedoman BWRM tentang Hidrologi.
4.2. Kumpulan modul pelatihan hidrologi.
5. Ketentuan
Umum : 5.1. Pelatihan hidrologi dapat dilakukan secara berkala, guna meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di bidang hidrologi dan kualitas air.
5.2. Pelatihan hidrologi, dibagi dalam beberapa tingkatan : a. tingkat penjaga pos. b. tingkat dasar. c. tingkat terapan. d. tingkat managerial.
5.3. Setiap penyelenggaraan pelatihan di daerah agar
dikoordinasikan dengan pembina hidrologi (Subdit Hidrologi dan Kualitas Air, Dit. Bina PSDA), guna penentuan : a. target group pelatihan. b. nara sumber / instruktur. c. penggunaan modul ajar.
3
5.4. Sertifikat pelatihan akan diterbitkan oleh Pembina hidrologi.
5.5. Penyelenggaraan pelatihan hidrologi, dilakukan dengan mengacu, kriteria di bawah ini :
No. Tingkat Pelatihan Target Group Materi Penyelenggara Metode
Pelatihan 1 Tingkat penjaga pos Penjaga pos - O&P alat.
- Pencatatan data.
Daerah Workshop
2 Tingkat dasar Semua staf pengelola hidrologi dan pengolah data.
- Pengenalan siklus hidrologi.
- Pengenalan alat. - Pengukuran dan
pengambilan contoh uji.
- Pengolahan data. - Validasi data.
Daerah/Pusat - Klasikal - OJT
3. Tingkat terapan Pengolah data Staff teknik Balai
- Analisis lanjutan, mis. analisis banjir, kekeringan, dll.
- Aplikasi basis data hidrologi
Pusat - Klasikal - OJT
4. Tingkat managerial Kepala UPT/Kabid/Kasi
- Penyusunan program hidrologi.
- Manfaat hidrologi. - ISO
Pusat Klasikal
Keterangan : OJT = on the job training.
6. Kegiatan Tanggung Jawab : 6.1. Prosedur penyelenggaraan pelatihan hidrologi,
selanjutnya dapat dilihat pada Lampiran 1. Untuk rincian kegiatan setiap tahapan, diuraikan sbb :
a. Kegiatan persiapan :
a) susun dan tetapkan program termasuk jadual dan silabus pelatihan hidrologi.
b) tetapkan tempat pelaksanaan pelatihan. c) siapkan dan sebarkan undangan untuk para
peserta dan nara sumber. d) siapkan modul pelatihannya.
b. Kegiatan pelaksanaan pelatihan
a) lakukan pelaksanaan pelatihan hidrologi. b) lakukan dokumentasi selama pelatihan. c) catat dan tulis masukkan dan hal-hal yang perlu
ditindaklanjuti khususnya hal-hal yang terkait dengan upaya peningkatan pengelolaan hidrologi ke depan.
4
c. Pembuatan laporan a) susun laporan dan evaluasi pelaksanaan
pelatihan hidrologi.
6.2. Tanggung jawab : a. Koordinator pelaksana :
a) menyusun program pelaksanaan pelatihan dan silabus.
b) memeriksa kesiapan pelaksanaan pelatihan. c) memeriksa konsep laporan pelaksanaan
pelatihan.
b. Petugas a) melakukan persiapan pelaksanaan pelatihan
termasuk penyusunan undangan peserta, nara sumber dan penyiapan modul pelatihan.
b) menyelenggarakan dan mendokumentasikan pelaksanaan pelatihan.
c) menyusun konsep laporan hasil pelaksanaan pelatihan.
c. Kasubdit. Hidrologi/Kabid./Kasi Perencanaan dan OP : a) menyetujui konsep laporan pelatihan.
d. Direktur / Kapala Balai/Dinas
a) mengesahkan laporan pelatihan.
7. Kondisi khusus : 7.1. Apabila pengelola hidrologi daerah telah memprioritaskan untuk pelaksanaan pelatihan tingkat terapan, maka pelatihan dapat dilaksanakan di daerah.
8. Rekaman : 8.1. Dokumentasi pelatihan hidrologi.
8.2. Laporan pelaksanaan pelatihan hidrologi.
9. Lampiran : 9.1. Bagan alir tata cara penyelenggaraan pelatihan hidrologi.
5
Lampiran 1
Bagan Alir Penyelenggaraan Pelatihan Hidrologi
No. Uraian Kegiatan Direktur/Ka. Balai/Dinas
Kasubdit. Hidrologi/Kabid/Kasi Perencanaan & OP
Koordinator Pelaksana
Petugas Target Pelaksanaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9
Penyusunan program dan jadual termasuk penyusunan silabus dan personil pelaksana pelatihan. Pemeriksaan usulan program dan jadual pelaksanaan pelatihan. Melaksanakan kegiatan persiapan pelaksanaan pelatihan. Memeriksa kesiapan dan kepelengkapan pelaksanaan pelatihan. Melaksanakan pelatihan Penyusunan laporan dan evalusi. Memeriksa konsep laporan pelatihan. Menyetujui konsep laporan pelatihan. Mengesahkan laporan pelatihan.
1 hari
1 hari
7 hari
3 – 5 hari
3 hari
1 hari
1 hari
1 hari
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Mulai
Penyusunan Program dan Jadual
Pelaksanaan Pelatihan
Memeriksa Program
Disetujui ?
Persiapan pelaksanaan
Disetujui ?
Memeriksa kesiapan persiapan
Pelaksanaan Pelatihan
Penyusunan Laporan
Memeriksa Konsep Laporan Pelatihan
Sesuia ?
Menyetujui konsep laporan
Disetujui ?
Mengesahkan laporan pelatihan
Selesai