Sd Logic Full

22
Makalah Manajemen “Service Dominant Logic” Disusun Oleh : 1. NOFITA RAHAYU NINGSIH (F1E115001) 2. RAHMAD ARIF IRWANSYAH (F1E115004) 3. YOGA DWI SANTOSO (F1E115005) 4. EKO NOVRIANTO MALTA (F1E115018) 5. ALFIAN CHANDRA (F1E115029) Dosen Pembimbing: Dedy Setiawan,S.Kom,M.IT PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

description

sd logic

Transcript of Sd Logic Full

Page 1: Sd Logic Full

Makalah Manajemen“Service Dominant Logic”

Disusun Oleh :

1. NOFITA RAHAYU NINGSIH (F1E115001)2. RAHMAD ARIF IRWANSYAH (F1E115004)3. YOGA DWI SANTOSO (F1E115005)4. EKO NOVRIANTO MALTA (F1E115018)5. ALFIAN CHANDRA (F1E115029)

Dosen Pembimbing: Dedy Setiawan,S.Kom,M.IT

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS JAMBI

2015

Page 2: Sd Logic Full

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha Esa atas segala rahmatNya sehingga makalah

ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih kepada

berbagai pihak yang ikut serta dalam pembuatan makalah ini.

Karena keterbatasan kemampuan dan pengalaman kami, Kami yakin masih banyak

sekali kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, Kami sangat mengharapkan saran dan

kritik yang membangun dari pembaca dengan tujuan untuk menyempurnakan isi makalah ini.

Harapan kami, semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan atau wawasan maupun

pengalaman bagi pembaca.

Jambi,21 Maret 2016

Penyusun

Page 3: Sd Logic Full

DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………………………i

Daftar Isi……………………………………………………………………………………ii

Pendahuluan

Latar Belakang……………………………………………………………………………...1

Rumusan Masalah…………………………………………………………………………..1

Tujuan………………………………………………………………………………………2

Landasan Teori

Service Dominant Logic……………………………………………………………………3

Konsep Fundamental SD-Logic……………………………………………………………3

Premis Dasar SD-Logic…………………………………………………………………….4

Perbedaan GD-Logic dengan SD-Logic……………………………………………………5

Pembahasan

Awal Mula Dominant Logic………………………………………………………………..8

Pandangan Terhadap Dominant Logic……………………………………………………..8

SD-Logic dan Sertivization………………………………………………………………...9

Peran Teknologi Terhadap SD-Logic……………………………………………………...9

Penutup

Kesimpulan………………………………………………………………………………..11

Saran………………………………………………………………………………………11

Page 4: Sd Logic Full

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dunia yang semakin terhubung secara global mengakibatkan tingkat persaingan antar

perusahaan tidak hanya dalam skala domestik saja, namun juga menjadi global. Persaingan

tersebut menuntut adanya prespektif yang berbeda baik secara teoritis maupun secara praktis

untuk dapat memberikan yang terbaik bagi konsumennya agar perusahaan dapat tetap eksis

dalam jangka panjang dan tidak mudah untuk ditiru oleh pesaing atau memiliki keunggulan

bersaing. Pemasaran sebagai model pertukaran ekonomi pada awalnya memiliki Dominant

Logic yang mendasarkan pada pertukaran atas produk atau dikenal dengan Goods-Dominant

Logic. Goods-Dominant Logic berfokus pada pemisahan antara produsen dan konsumen dan

hal tersebut masih tetap digunakan. Hal ini bertujuan untuk memaksimalkan pengawasan

produksi, efisiensi, dan maksimalisasi keuntungan. Hal terebut biasanya dicapai dengan

adanya standarisasi produk dan memproduksinya jauh dari pasar.

Vargo dan Lusch (2004) memperkenalkan Dominant Logic baru yang berbeda dengan

Goods-Dominant Logic. Dominant Logic tersebut berfokus pada adanya interaksi antara

produsen, konsumen, dan rekan-rekan di dalam jaringan penawaran serta penciptaan nilai

sebagai pihak-pihak yang ikut menciptakan nilai (Co-Create) melalui adanya proses

kolaborasi.

1.2 Rumusan Masalah1. Apa itu service dominant logic ?

2. Bagaimana awal mula dari Dominant Logic ?

3. Bagaimana Perbedaan antara Goods Dominant Logic (G-D Logic) dengan Service

Dominant Logic (S-D Logic) ?

4. Apa ciri-ciri dari Service Dominant Logic ?

5. Bagaimana konsep dasar dari Service Dominant Logic ?

Page 5: Sd Logic Full

1.3 Tujuan

Tujuan makalah ini adalah untuk menjelaskan evolusi pemikiran pemasaran yang terjadi

dari Goods-Dominant Logic hingga menjadi Service-Dominant Logic, mengapa Service-

Dominant Logic yang dipilih untuk mengatasi masalah yang terjadi, bagaimana Service-

Dominant Logic dapat menjadi dasar koneptual bagi ilmu jasa, serta bagaimana elemen-

elemen kritis dalam Service-Dominant Logic dapat menjadi kekuatan bersaing.

Page 6: Sd Logic Full

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Service-Dominant Logic

Service-dominant Logic merupakan pandangan bahwa sebuah layanan merupakan tujuan fundamental dari adanya aktifitas ekonomi dan pemasaran. Bahwa layanan dipertukarkan dengan layanan lainnya, sementara barang,uang,organisasi, dan networking adalah sebagai perantara atau institusi tambahan dalam proses pertukaran layanan/jasa.

Dimulai pada era 1980 telah hadir Aliran pemikiran dalam literature, yakni pemasaran sebagai proses social dan ekonomi mengenai :

- Orientasi pasar- Pemasaran jasa- Relationship marketing- Manajemen Kualitas- Manajemen rantai nilai dan jaringan pasokan- Resource Management- Analisis Jejaring

Kemunculan pemasaran jasa dinilai sebagai karakteristik kunci sebagai sub-disiplin baru dalam pemasaran. Kemunculan ini dipicu oleh kelemahan dominant logic berbasis pemasaran barang fisik dalam menjelaskan fenomena jasa yang bercirikan intangibility, heterogeneity, inseparability, dan perishability.

2.2 Konsep Fundamental

Fundamental yang berusaha dihadirkan adalah bahwa Dominant Logic mulai berkembang, pemasaran dipandang sebagai proses social dan ekonomi berkesinambungan dengan mengandalkan operant resources. Logika ini memandang hasil financial bukan sebagi hasil akhir, namun lebih sebagai ujian atau hipotesis pasar mengenai proporsi nilai (value proposoyion).

Dalam bukunya “Service,Quality & Satisfaction”, Tjiptono & Chandra (2007) menuliskan bahwa pasar bisa ‘merontokkan’ hipotesis pasar dan memfasilitasi setiap entitias dalam memahami tindakan-tindakannya dalam menemukan cara-cara melayani pelanggan secara lebih baik dan juga meningkatkan kinerja financial.

Paradigma ini memadukan berbagai aliran literature di sejumlah bidang seperti orientasi pelanggan dan pasar, pemasaran jasa, relationship marketing, manajemen kualitas, manajemen rantai nilai, dan jaringan pasokan,resource management, dan analisis jejaring dengan dasar pemikiran berikut:

Page 7: Sd Logic Full

- Keterampilan dan pengetahuan merupakan unit pertukaran dan fundamental- Pertukaran tidak langsung meliputi unit pertukaran fundamental- Barang merupakan mekanisme distribusi bagi penyedia jasa- Pengetahuan merupakan sumber utama keunggulan kompetitif- Semua perekonomian merupakan perkonomian jasa- Pelanggan selalu merupakan co-producer- Perusahaan hanya bisa membuat value propositions, dan- Service-centered view berorintasi pada pelanggan dan relasi.

Dalam S-D Logic, sumber daya diklasifikasikan menjadi dua :1. Operand resource : sumber daya yang menjadi obyek tindakan,operasi, atau

kinerja. Misalnya mein, perangkat computer,aplikasi,asset tanah,kantor,gedung,atau sumber daya alam lainnya.

2. Operant resource : sumber daya yang bertindak atas atau menghasilkan sumber daya lain. Tipe ini meliputi sumber daya manusia (yang berkisar dengan ketrampilan dan pengetahuan karyawan individual), organisasi (control perusahaan, culture company, kompetensi), informasional (pengetahuan tentang segment pasar,pesaing, dan teknologi), dan relasional (contohnya relasi dengan pesaing, pemasok, dan pelanggan).

2.3 Premis Dasar

Terdapat sepuluh premis dasar dari Service Dominant Logic yang ditulis oleh Vargo and Lusch. Mereka menambahkan dua dari delapan premis yang ada sebelumnya antara lain :

1. Jasa merupakan dasar fundamental dari pertukaran2. Pertukaran tidak langsung menyelubungi unit pertukaran fundamental3. Barang merupakan mekanisme distribusi bagi penyedia layanan / jasa4. Operant resources merupakan sumber fundamental dari keuntungan kompetensi5. Semua perekonomian merupakan perekonomian jasa6. Pelanggan selalu berperan sebagai “cocretaor of value”7. Perusahaan tidak hanya menerima nilai tetapi hanya membuat nilai proposisi8. Sebuah pusat jasa melihat orientasi pada pelanggan dan bersifat relasional9. Semua sosial dan pelaku ekonomi merupakan sumber integrasi10. Nilai selalu unik dan fenomena melalui ahli waris

Dalam fakta, terdapat beberapa keterbatasan yang cukup premis. Bermula dengan melihat pandangan akan tujuan yang baik:

1. Jika FP1 adalah benar, pada saat itu FP2, FP3, FP4, FP5 dan FP9 merupakan akibat logika2. Jika FP10 benar, pada saat itu FP6, FP7 dan FP8 merupakan akibat logika3. FP1 rupa-rupanya tidak menyertakan FP10 sebaliknya F10 tidak menyertakan FP1Oleh karena itu FP1 dan FP10 merupakan poros FP lainnya:

Page 8: Sd Logic Full

Struktur logikal dari premis dasar

2.4 Perbedaan antara Goods Dominant Logic (G-D Logic) dengan Service Dominant Logic (S-D Logic)

Berbeda dengan Goods Dominant Logic (G-D Logic) yang menempatkan operand resources sebagai sumber daya krusial yang harus dimiliki setiap organisasi, dalam S-D Logic, operant resource adalah sumber daya utama yang dibutuhkan perusahaan. Perbedaan persepsi mengenai Goods Centered Dominant Logic dengan ServiceCentered Dominant Logic

Atribut Traditional Goods CenteredDominant Logic

Emerging Service CenteredDominant Logic

Unit pokokPertukaran

Peranan barang

Orang menukarkan barang.Barang sebagai komponenutama terjadinya aktivitas

Barang adalah operandresources dan produk akhir Pemasar memberikan utilitasberupa bentuk, tempat, waktu,dan kepemilikan.

Adanya pertukaran karenapelaku ingin mendapatkanmanfaat dan kompetensiterspesialisai (pengetahuandan ketrampilan), atau jasa.Pengetahuan dan ketrampilanmerupakan operant resourcesBarang merupakan perantara

Page 9: Sd Logic Full

operant resource (embeddedknowledge).Barang adalah “produk”antara yang digunakan olehoperant resources lain (pelanggan)sebagai alat dalam prosespenciptaan nilai.

Peranan pelanggan Pelanggan adalah penerimabarang. Pemasaran melakukansesuatu bagi pelanggan.Pemasar mensegmentasikan,mempenetrasi,mendistribusikan produk, danmempromosikankepada pelanggan.Pelanggan merupakan operandresources.

Pelanggan merupakan coprodusenjasa.Pemasaran adalah prosesmelakukan sesuatu melaluiinteraksi dengan pelanggan.Pelanggan menjadi operantresources utama, hanya sesekaliberperan sebagai operandresources.

Penentuan nilai danmakna

Nilai ditentukan oleh produsen.Nilai melekat pada operandresources (barang) dan

Nilai dipersepsikan danditentukan oleh pelangganberdasarkan “value in use”.Nilai dihasilkan dari manfaat

Interaksi antaraperusahaan denganpelanggan

Sumberpertumbuhanekonomi

Pelanggan direspon dalamrangka mewujudkan transaksidengan sumber daya

Kesejahteraan dicapai melaluisurplus sumber daya fisik danbarang

Kesejahteraan dicapai melaluisuplus sumber daya fisik danbarang.

Kesejahteraan terdiri atasmemiliki, mengendalikan, dan

Pelanggan lebih merupakanoperant resourcesPelanggan merupakanpartisipan aktif dalampertukaran relasional dan coproduksi.Kesejahteraan diwujudkanmelalui aplikasi danpertukaranpengetahuan dan keterampilanterspesialisai.Kesejahteraan mencerminkanhak untuk memanfaatkanoperant resouces dimasadatang.

Page 10: Sd Logic Full

memproduksi.

Aktivitas yang tercermin dalam dalam S-D Logic yang menempatkan pemasaran sebagai proses pembelajaran berkesinambungan untuk menyempurnakan operant resources adalah sebagai berikut :a. Mengidentifikasi atau mengembangkan kompetensi inti, yaitu pengetahuan dan ketrampilanfundamental sebuah entitas ekonomi yang berpotensi mejadi sumber keunggulan kompetetitif.b. Mengidentifikasi entitas lainnya (pelanggan potensial) yang berkemungkinan mendapatkanmanfaat dari kompetensi inti tersebut.c. Memperkokoh relasi yang melibatkan para pelanggan dalam proses marancang value proposition ter-customized dalam rangka memenuhi kebutuhan spesifisik.d. Mengumpulkan feedback pasar dengan cara menganalisis kinerja finansial dari pertukaran yang terjadi, dengan maksud mempelajari caracara menyempurnaan penawaran perusahaan bagi pelanggan dan memperbaiki kinerja perusahaan. Dari tulisan organisatoris akan S-D Logic muncul waktu penulisan (Vargo et al.2008) memasukkan tabel berikut:

Page 11: Sd Logic Full
Page 12: Sd Logic Full

BAB III

PEMBAHASAN

A. Awal Mula Adanya Dominant Logic

Apabila dilihat dari kronologis sejarahnya, pemikiran/ paradigma Dominant Logic ini berawal dari periode 1800-1920, yaitu pada aliran ekonomi klasik dan neo-klasik. Perspektif ini memandang aspek nilai (Value) sebagai sesuatu yang melekat atau menyatu pada proses manufaktur (value-added, utilitas, value in-change), dimana barang dipandang sebagai komoditas. Dengan kata lain, nilai dievaluasi berdasarkan UTILITAS (utilitas bentuk, waktu, tempat, dan kepemilikan) yang didapatkan dari produk fisik. Kemudian muncul perkembangan selanjutnya yaitu periode 1900-1950 : Aliran Komoditas; Institusional; Fungsional. Aliran Komoditas menekankan aspek pendistribusian dan pertukaran komoditas. Aliran institusional berfokus pada peranan institusi pemasaran dalam menyediakan barang dan mengatur pengalihan kepemilikan dari produsen ke konsumen. Aliran fungsional berpusat pada fungsi-fungsi yang perlu dijalnakan dalam rangka memfasilitasi pertukaran barang melalui isntitusi pemasaran.

Aliran fungsional bergeser ke aliran manajemen pemasaran yang berfokus pada pembuatan keputusan dalam mengelola fungsi-fungsi pemasaran. Dekade 1980 ditandai dengan munculnya berbagai konsep dan disiplin ilmu seperti Relationship Marketing, Orientasi pasar, majemen rantai nilai dan rantai pasokan, resource management, analisis jejaring dll. Salah satu perkembangan yang dipandang Vargo dan Lusch sebagai karakteristik kunci dalam periode ini adalah munculnya Pemasaran Jasa sebagai sub-disiplin baru dalam pemasaran. Kemunculan tersebut dipicu oleh kelemahan dominant logic berbasis pemasaran barang fisik dalam menjelaskan fenomena jasa yang bercirikan intangibility, inseparability, dan perishability. Berangkat dari hal tersebut, Vargo & Lusch (2004) berusaha merumuskan evolusi pemikiran pemasaran ke dalam sebuah dominant logic baru yang berbasis service (jasa).

B. Perspektif Pandangan Dominant Logic :

1. Thomas Maltus (1798)

Perspektif mengenai Resources . Resources dipandang atau dilihat sebagai “Stuff” yang statis dan digunakan untuk keuntungan. Namun 50 tahun selanjutnya, resources tidak hanya dilihat sebagai Stuff tetapi juga intangible dan dinamic function. Perubahan perspektif mengenai Resources ini membantu terbentuknya Framework untuk memiliki pandangan New Dominant Logic pada marketing.

2. Constantin dan Lusch (1994)

Menjelaskan mengenai Operand Resources & Operant Resources. Operand Resources adalah sumber daya yang menjadi objek tindakan, operasi atau kinerja. Sifatnya tangible dan statis, berupa sumber daya fisik seperti mesin, tanah, bangunan, bahan mentah, sumber daya alam . sedangkan Operant resources sumber daya yang bertindak atas sumber daya lain atau menghasilkan sumber daya baru. Sifatnya invisible dan intangible ; Dinamic

Page 13: Sd Logic Full

dan tidak statis. Contoh dari Operant resources yaitu keterampilan dan pengetahuan, kompetensi. Operant resources adalah resources yang memproduksi atau menghasilkan effect. Service-Centered Dominant Logic mempersepsikan Operant Resources sebagai sumber daya yang yang utama, karena merupakan producers atau penghasil effect.

3. Service Dominant Logic & Servitization

Service Engineering adalah sebuah disiplin ilmu yang membahas pengembangan dan perencanaan sebuah service secara sistematik dan menggunakan model, metode maupun tools yang sesuai. Sedangkan Marketing adalah pencapain dari target perusahaan berdasarkan kesesuaian dengan kebutuhan konsumen, bukan berdasarkan kompetisi dengan competitor. Maka pengertian dari Service engineering and marketing adalah sebuah service systems yang mengkombinasikan  Organizational science, Human performance science, Business science dan Technology understanding sehingga menghasilkan sebuah service atau layanan yang mampu memenuhi kebutuhan konsumen.

setiap perusahaan pasti memiliki tantangan untuk tetap  tetap menjadi pemain utama dalam kompetisi melalui inovasi dan yang mana inovasi tersebut harus memenuhi kebutuhan konsumen. Tentu saja tidak mudah untuk memenuhi itu, pada umumnya struktur organisasi dan proses pada perusahaan tersebut tidak cukup cepat dan tanggap menghadapi tantangan yang ada sehingga membutuhkan perspetif dari engineering dan design. Oleh karena itu Service Engineering dan Marketing sangat dibutuhkan oleh sebuah perusahaan.

Menurut Rathwell, Jasa/Layanan (selanjutnya kita menyebutnnya service) bisa didefiniskan sebagai perbuatan (deeds), proses, effort dan performa (performance). Bagaimana cara membandingkan dengan usaha yang fokus pada barang (selanjutnya kita menyebutnnya goods) ?  Ada beberapa pendekatan yang bisa dilakukan, salah satunya adalah dengan menggunakan IHIP Paradigm,  IHIP paradigm itu sendiri terdiri dari Intangible (tidak berwujud), Heterogeneity, Inseperable production and consumption (Proses produksi dan konsumsi tidak dapat dipisahkan) dan Perishability (Kerusakan). Berikut penjelasannya :

1. Intangible : Service pada umumnya tidak dapat diinventarisir, tidak mudah dipatenkan, tidak dapat langsung ditampilkan dan proses pricing nya cukup sulit.

2. Heterogeneity : Service delivery dan kepuasan pelanggan tergantung pada aktifitas pegawai dan konsumen, kualitas service tergatung pada banyak faktor yang sulit untuk dikontrol.

3. Inseperable production and consumption : Konsumen ikut berpartisipasi dan memberikan dampak pada transaksi, konsumen memberikan dampak kepada yang lain, Karyawan memberikan dampak ke service outcome, Decentralization adalah hal yang penting, Mass production adalah hal yang cukup sulit.

4. Perishability : Sulit untuk menyinkronkan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dengan service, service tidak dapat dikembalikan atau dijual kembali.

Pada umumnya, perusahaan yang fokus pada services adalah tidak menawarkan barang untuk dibeli, tergantung pada performa services yang diberikan karyawannya,

Page 14: Sd Logic Full

konsumen ikut andil dan memberikan dampak pada transaksi. Contoh usaha services saat ini yang cukup booming adalah gojek, uber ataupun DHL.

Adapun ciri-ciri SDL :

1. Pengetahuan dan skill adalah core components,2. Mampu memunbuhkan hubungan antara perusahaan dan konsumen,3. Dapat digunakan untuk mengidentifikasi pelanggan potensial yang dapat memberikan

manfaat dari kompetensi tersebut.4. Lebih diutamakan operant resources (pengetahuan dan skill) daripada operand resource

(sumber daya perusahaan dalam bentuk barang).

SDL secara efektif mampu membalikkan keadaan dimana service lebih diprioritaskan daripada goods(produk), tetapi dengan tetap mempertahankan bahwa 2 hal tersebut merupakan hal penting dalam marketing. SDL marketing juga merubah definisi hubungan antara organisasi dan pelanggan dari a “make-and-sell” strategy ke a “sense-and-respond” strategy. Selain itu SDL juga mengembangkan unified framework  (kerangka terpadu) dari barang dan jasa yang dapat memfasilitasi pengembangan lebih lanjut di bidang pemasaran (marketing).

Meskipun SDL mampu membalikan paradigma, SDL sendiri masih mendapat sorotan dari praktisi, mereka merasa konsep SDL ini masih on-going. Dan SDL itu sendiri membutuhkan konstruksi lebih lanjut, ini dikarenakan :

1. lemahnya action-ability dan kontrol jika dibandingkan dengan konsep 4p (price, product, promotion, and place)

2. Tidak cukup terukur dan memberikan dampak yang rendah pada company’s bottom-line.

Servitation adalah sebuah konsep dimana sebuah inovasi menciptakan value yang saling menguntungkan melalui perubahan konsep menjual produk menjadi product service system (PSS). Terdapat 5 opsi dalam penerapan servitization

1. Integration oriented PSS : kepemilikan dari produk diberikan, downstream melalui vertical integration, melakukan implementasi pada ritel, distribusi, jasa keuangan, jasa konsultasi, properti dan real estate services.2. Product oriented PSS : kepemilikan dari produk diberikan, melakukan design dan development services, installation dan implementation services, maintenance dan support services, outsourcing dan operating services, procurement services3. Service oriented PSS :  kepemilikan dari produk diberikan, additional service diatawarkan sebagai penawaran integral part, contohnya  health monitoring services atau intelligent vehicle health management4. Use oriented PSS : fokus pada service (melalui produk), kepemilikan tetap menjadi milik provider, penjualan fungsi dari produk tersebut melalui sharing, pooling, leasing5. Result oriented PSS : focus on pure service dan selling performance

C. Peran Sistem Informasi terhadap Service Dominant Logic

Page 15: Sd Logic Full

Dalam service dominant (S-D) logic, Vargo & Lusch (2004) menyatakan bahwa inti dari semua interaksi pemasaran adalah service (jasa). Dalam pandangan ini barang menjadi bernilai bagi pelanggan jika berfungsi sebagai penerapan jasa. Pandangan ini melahirkan konsep value in use dan co creation value, dimana nilai tercipta pada saat barang atau jasa digunakan.

Dalam literatur service marketing, dikenal istilah servicescape atau service setting (Bitner, 1992) yang merupakan tempat (place) atau ruang (space) dimana beragam interaksi yang melibatkan pelanggan terjadi. Setting ini sangat berperan pada penciptaan nilai oleh pelanggan. Dalam konteks komunitas di dunia maya, maka space email di internet merupakan bagian dari pengembangan relasi antar pengguna dan melalui ruang ini pelanggan merasakan nilai dari suatu hubungan.

Dalam konteks online yang memiliki ciri kebebasan untuk bergabung atau keluar dari suatu situs kapanpun, maka loyalitas menjadi isu yang sangat krusial. Dalam suatu situs email, keanggotaan dapat dihentikan kapanpun dan tidak ada sangsi atau paksaan yang diterima. Pengguna situs ini akan loyal jika memperoeh nilai (value) melalui situs email tersebut. Penelitian Xia, et al., (2007) menunjukan bahwa semakin tinggi manfaat yang dirasakan maka semakin besar keinginan untuk selalu berbagi di dalam suatu online community. Pengguna email menggunakan akun email tersebut untuk berbagi informasi dengan komunitas yang diikuti. Nilai lebih ini membuat anggota ingin bertahan mengunakan akun email tersebut, dan bahkan menyarankan komunitas/teman/orang lain untuk mengirim email ke alamat tersebut. Berdasarkan argumentasi tersebut, maka hipotesa keenam yang diajukan adalah sebagai berikut. Keinginan terus berbagi informasi disebabkan oleh manfaat yang dirasakan (Xia, Huang, Duan, & Whinston, 2007).

Page 16: Sd Logic Full

BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Service-dominant Logic merupakan pandangan bahwa sebuah layanan merupakan tujuan fundamental dari adanya aktifitas ekonomi dan pemasaran. Goods Dominant Logic (G-D Logic) yang menempatkan operand resources sebagai sumber daya krusial yang harus dimiliki setiap organisasi,berbeda dalam S-D Logic, operant resource adalah sumber daya utama yang dibutuhkan perusahaan ,ciri-ciri S-D Logic : Pengetahuan dan skill adalah core components, Mampu memunbuhkan hubungan antara perusahaan dan konsumen, Dapat digunakan untuk mengidentifikasi pelanggan potensial yang dapat memberikan manfaat dari kompetensi tersebut. Lebih diutamakan operant resources (pengetahuan dan skill) daripada operand resource (sumber daya perusahaan dalam bentuk barang). 4.2 Saran

4.2 Saran

Dalam dunia bisnis sekarang ini diharapkan kita mampu memikirkan strategi apa yang tepat untul dapat kita lakukan ketika berbisnis agar kita tidak kalah dalam persaingan dengan perusahaan-perusahaan lain

Page 17: Sd Logic Full

DAFTAR PUSTAKA

Dakael, Jupiter.2009. Service Dominant Logic Dan E-Commerce Dalam Pemasaran.Jurnal Ekonomi.Vol III No.1.Hal 61-87.23 Februari 2016.Humairoh,Siti Khairunnisa.2009. Arusmedia, Service Dominant Logic dalam Bisnis 2.0.Binus University:Jakarta.Vargo, Stephen L., Robert F. Lush. 2004. Evolving to a New Dominant Logic for Marketing. Journal of Marketing.vol 68.hal 1-17 www.iei.liu.se,23 Februari 2016